• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian Tingkat Teknologi Industri Susu Pasteurisasi Koperasi Susu SAE Pujon Dengan Metode Technometric.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penilaian Tingkat Teknologi Industri Susu Pasteurisasi Koperasi Susu SAE Pujon Dengan Metode Technometric."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

Penilaian Tingkat Teknologi Industri Susu Pasteurisasi Koperasi Susu “SAE” Pujon

Dengan Metode Technometric.

Evaluation of Pasteurized Milk Industry Technology Level in SAE Pujon Cooperative of

Dairy Farms using Technometric Method

Muhammad Ridhwan A.1)* , Retno Astuti2) , Beauty Suestining Diyah Dewanti2)

1) Jurusan Teknologi Industri Pertanian – FTP – Universtas Brawijaya Jl. Veteran – Malang 65145 2)Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian – FTP – Universitas Brawijaya Jl. Veteran – Malang 65145

*

muhammadridhwan24@yahoo.com

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat teknologi di Koperasi Susu SAE, Pujon, Kabupaten Malang berdasarkan komponen teknologi. Komponen teknologi tersebut adalah technoware, humanware, infoware, dan orgaware. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan nilai kontribusi dari komponen-komponen teknologi. Komponen teknologi Technoware sebesar 0,532, komponen Humanware sebesar 0,529, komponen Infoware sebesar 0,672 dan komponen Orgaware sebesar 0,364. Nilai TCC yang dihasilkan dari perhitungan TCC sebesar 0,53. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengembangan teknologi mulai dari komponen Infoware yang memiliki nilai kontribusi tertinggi yang berarti merupakan komponen yang terpenting dalam menambah nilai tambah produk susu pasteurisasi koperasi susu SAE Pujon, kemudian Technoware, Humanware dan Infoware, sehingga kontribusi tiap komponen dapat meningkat dan merata.

Kata kunci : KUD SAE, Susu Pasteurisasi, Technometric.

Abstract

The purpose of this reseacrh was to determine the level of technology at the SAE Pujon Cooperative Dairy Farm, Pujon, Malang based on component technology. Component technology is technoware, humanware, infoware, and orgaware. From the research that has been done obtained values the contribution of the technology components. The research result showed the contribution values of technology components, i.e: component of Technoware was 0.532, component of Humanware components was 0.529, component of Infoware was 0.672 and 0.364 for orgaware components. The value of components contribution that have been obtained were used to determine the value of the TCC which was 0.53. The priority of technology development was infoware which has the highest contribution which means the most important component in adding value of pasteurized milk product in SAE Pujon. The development then were done on Technoware, Humanware and Infoware, so that the contribution of each component can be developed evenly.

(2)

1 PENDAHULUAN

Susu merupakan bahan sumber makanan yang memiliki banyak zat-zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Bahan makanan ini memiliki sifat-sifat yang sangat rentan dengan kerusakan yang diakibatkan oleh mikrobiologi maupun tindakan fisik. Menurut Sudono, dkk (2003), air susu segar merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung zat-zat yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Pemasakan bahan makanan ini mengharuskan menggunakan metode dan cara yang tepat agar hasil dari pemasakan tersebut menghasilkan produk yang baik. Pemasakan yang kurang baik akan mengakibatkan kerusakan pada kandungan serta mutu dari hasil produksi tersebut. Produksi dalam skala yang besar membutuhkan alat-alat yang memiliki tingkat kecanggihan yang lebih agar dalam kegiatan produksi susu olahan dapat menghasilkan susu yang baik serta menjaga mutu dari produk susu itu sendiri.

KUD SAE Pujon merupakan salah satu industri pengolah susu yang mengolah susu menggunakan teknologi pasteurisasi. Produk dari hasil olahan ini adalah susu pasteurisasi. Susu pasteurisasi adalah produk susu yang telah melalui proses pemasakan dalam suhu dibawah titik didih. Menurut Pangkalan Ide (2008), susu pasteurisasi yang dipanaskan pada suhu 63 -75°C selama 15 detik bertujuan untuk membunuh sebagian besar mikroorganisme yang terdapat dalam susu dan sifatnya sementara. Produk susu ini juga cepat rusak, sehingga umur simpan maksimal susu pasteurisasi adalah selama 14 hari. Karakteristik khasnya adalah produk ini merupakan barang yang tidak tahan lama (non durable goods) yang hanya mampu bertahan melalui penyimpanan di lemari es maksimum selama lima hari pada susu 4°C. Dalam pembuatan susu pasteurisasi membutuhkan metode dan alat-alat yang dapat menjaga dan mempertahankan mutu.

Teknologi merupakan aspek yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Hal ini ditunjukan dengan peran teknologi sebagai

basis untuk meningkatkan daya kompetensi perusahaan dan salah satu strategi kunci dalam menjamin keberlanjutan perusahaan. Maskus (2003) telah memperluas konsep teknologi yaitu teknologi didefinisikan sebagai informasi yang diperlukan untuk mencapai hasil produksi tertentu dari cara tertentu menggabungkan atau pengolahan input yang dipilih yang meliputi proses produksi, intra-perusahaan struktur organisasi, teknik manajemen, dan sarana keuangan, metode pemasaran atau apapun dari kombinasinya.

Menurut Daim, et al (2011), penilaian teknologi membantu industri dalam menentukan keputusan bagi industri untuk mengembangkan industrinya dengan memperhatikan faktor ekonomi, politik, dan budaya dari lingkungan industrinya. Oleh karena itu penilaian teknologi perlu dilakukan oleh sebuah industri untuk mengembangkan usahanya menjadi besar.

Metode yang digunakan dalam penilaian teknologi adalah metode teknometrik.

Technometric telah digunakan dalam banyak analisis untuk pengukuran aspek-aspek teknologi. Keempat komponen dasar teknologi adalah technoware, humanware, inforware dan

orgaware adalah mengubah input menjadi output yang mempunyai variasi dan tingkat kompleksitas yang berbeda-beda (Susihono, 2012). Dengan memperhatikan keempat komponen tersebut maka suatu teknologi yang diterapkan pada industri tersebut akan dapat di analisis yang kemudian akan dapat digunakan untuk pengembangan industri.

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Susu “SAE” Pujon, Kabupaten Malang dan dilaksanakan pada bulan Mei 2014 sampai selesai, mulai dari pengambilan data sampai pengolahan data. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Manajemen Agroindustri, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.

(3)

3 Batasan Masalah

Batasan masalah yang dilakukan untuk menyederhanakan ruang lingkup masalah yang diteliti adalah: (1) Objek yang diteliti adalah teknologi yang digunakan oleh perusahaan untuk melakukan proses produksi susu pasteurisasi; (2) Produk yang dihasilkan oleh teknologi yang digunakan adalah susu pasteurisasi; (3) Sumber yang digunakan dalam wawancara adalah manajer dan karyawan tetap yang bekerja di Unit Pengolahan Susu Pasteurisasi Koperasi Susu “SAE” Pujon Metode Penelitian

Data yang akan digunakan dalam analisis diperoleh dari penialaian dari manajer dan karyawan, wawancara dengan manajer dan karyawan serta kunjungan lapang di Koperasi Susu SAE Pujon. Data yang diperoleh akan digunakan untuk menganalisis tingkat teknologi di Koperasi Susu SAE Pujon dengan menggunakan pendekatan Technometric

(Susihono, 2012). Penilaian tingkat teknologi diperoleh dari perhitungan kontribusi total dari kontribusi komponen teknologi. Komponen teknologi yang dimaksud adalah Technoware, Humanware, Infoware, dan Orgaware.

perhitungan kontribusi total atau Technology Coefficient Contribution (TCC) menggunakan rumus berikut:

Dimana T, H, I, O merupakan kontribusi dari komponen teknologi Technoware, Humanware, Infoware dan Orgaware. Sedangkan βh, βh, βi, βo merupakan intensitas kontribusi komponen teknologi. Langkah-langkah perhitungan TCC yaitu :

1. Mengestimasi Derajat Kecanggihan

2. Penilaian State Of The Art. Penilaian state of the art diperoleh dari penilaian kuesioner oleh manajer dan karyawan. Penghitungan nilai SOTA menggunakan persamaan berikut :

(1)

k = jumlah kriteria komponen technoware

= nilai kriteria ke-i dari technoware, i = 1,2,3...,k

(2)

l = jumlah kriteria komponen humanware = nilai kriteria ke-i dari humanware, i = 1,2,3...,l

(3)

m = jumlah kriteria komponen infoware = nilai kriteria ke-m dari infoware, i = 1,2,3...,m

(4)

n = jumlah kriteria komponen orgaware

= nilai kriteria ke-n dari orgaware, i = 1,2,3...,n

3. Perhitungan Kontribusi Tiap Komponen Teknologi. Perhitungan kontribusi kompoen teknologi menggunakan persamaan :

(5) (6) (7) (8)

Dimana ST, SH, SI, SO merupakan nilai kontribusi komponen teknologi sedangkan

UT,LT,UH,LH,UI,LI,UO,LO adalah batas atas (Upper) dan batas bawah (Lower) skala derajat kecanggihan yang diperoleh dari pengamatan kualitatif komponen teknologi.

4. Penilaian Intensitas Kotribusi. Penilaian intensitas kontribusi komponen teknologi diperoleh menggunakan metode perbandingan berpasangan (pairwise comparison) dengan consistensy ratio < 0,1 yang berarti hasil yang diperoleh konsisten. 5. Perhitungan TCC. Perhitungan TCC atau

(4)

4 dilakukan untuk memperoleh nilai kontribusi gabungan dari keempat komponen teknologi tersebut. Nilai dari perhitungan TCC dapat digolongkan berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2

Tabel 1. Penilaian kualitatif berdasarkan selang TCC Nilai TCC Klasifikasi 0<TCC≤0,1 Sangat rendah 0,1<TCC≤0,3 Rendah 0,3<TCC≤0,5 Wajar 0,5<TCC≤0,7 Baik 0,7<TCC≤0,9 Sangat baik 0,9<TCC≤1,0 Kecanggihan mutakhir

Tabel 2. Tingkat Teknologi Berdasarkan Selang TCC

Nilai TCC Tingkat teknologi

0<TCC≤0,3 Tradisional

0,3<TCC≤0,7 Semi modern

0,7<TCC≤1,0 Modern

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Perusahaan

Koperasi SAE Pujon merupakan koperasi unit desa yang menampung susu dari peternak yang ada di daerah kecamatan Pujon. Koperasi ini menampung, mengelola dan memasarkan produksi susu sapi anggota koperasi yang tersebar di 31 pos penampungan susu. Dengan populasi sapi perah yang ada di daerah kecamatan Pujon yang mencapai 20.013 ekor sapi, populasi sapi tersebut dapat memproduksi air susu rata-rata 92.000 liter per harinya.

Koperasi SAE Pujon memiliki visi untuk mewujudkan pelayanan yang optimal untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota. Misi pada Koperasi “SAE” Pujon yaitu: (1) Melakukan kerja sama usaha dengan pihak lain dan membuka Unit usaha baru yang saling menguntungkan dalam pengembangan usaha koperasi; (2) Menerapkan teknologi peternakan sapi perah untuk meningkatkan

produktivitas dan kualitas air susu segar; (3) Mempertahankan serta menjunjung tinggi jati diri dan azas – azas koperasi

2. Proses Produksi

Tahapan proses pengolahan susu pasteurisasi sebagai berikut:

1. Penstabilan Suhu

Proses penstabilan susu dalam hal ini berguna untuk mempertahankan suhu pada susu yang telah didinginkan sebelum proses selanjutnya dilakukan. Alat yang digunakan untuk penstabilan susu ini adalah cooling stock.

Disini memiliki 1 unit cooling stock yang mampu menampung susu segar dingin sebanyak 40-160 liter.

2. Pasteurisasi

Setelah proses penstabilan suhu proses selanjutnya yaitu pasteurisasi, pada tahap ini alat yang digunakan adalah Plate Heat Exchanger (PHE) dan pasteurizer. Proses pateurisasi ini berlangsung dengan cara susu yang berada di cooling stock dialirkan menuju alat penampang yang terdapat pada pasteurizer melalui Plate Heat Exchanger. Pada Plate Heat Exchangger ini terdiri dari 3 saluran yaitu saluran untuk uap panas, saluran untuk air dan saluran untuk susu. Pada alat pasteurizer susu diberi perlakukan suhu panas sebesar 70-80oC selama 15 detik yang dikenal dengan metode HTST (High Temperatre Short Time). Namun sebelum susu dipanaskan, air didalam pasteurizer dipanaskan hingga 1000C selama 30 menit.

3. Penambahan gula

Proses selanjutnya adalah penambahan gula. Proses ini dilakukan di reservoir sementara. Hal ini dilakukan pada saat setelah pemanasan susu yang pertama dengan tujuan gula yang ditambhakan akan dapat tercampur dengan baik sehingga gula tidak meninggalkan sisa.

4. Pasteurisasi

Proses pasteurisasi kedua ini dilakukan dengan menggunakan metode HTST (High Temperature Short Time). Pada proses pasteurisasi kedua ini menggukan suhu 70-80oC selama 15 detik. Proses ini bertunujan untuk membunuh mikroorganisme patogen yang

(5)

5 dimungkinkan masih ada pada susu. Alat yang digunakan pada proes ini sama dengan alat yang dipergunakan dalam proses pasteurisasi yang pertama yaitu PHE (Plate Heat Exchanger) dan pasteurizer.

5. Pendinginan Susu Pasteurisasi

Proses setelah pasteurisasi kedua adalah pendinginan dari suhu ± 80oC menjadi 6oC. Pada proses pendinginan ini cara yang digunakan yaitu mengalirkan air susu pada

plate cooler yang akan menurunkan suhu susu. Suhu susu harus didinginkan dengan cepat sesudah dipanaskan untuk mencegah timbulnya bakteri yang masih dapat hidup dalam susu yang sudah dipasteurisasi sehingga dapat meningkatkan daya simpan.

6. Pencampuran

Penambahan flavour dilakukan di dalam

mixing flavour tank. Penambahan bahan tersebut diaduk secara terus-menerus dengan agigator sampai tercampur rata. Fungsi penambahan bahan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki warna produk, bentuk produk, cita rasa produk, tekstur produk, memperpanjang umur simpan, dan meningkatkan mutu susu pasteurisasi.

7. Pengemasan

Setelah dilakukan proses pencampuran, maka susu pasteurisasi tersebut dituang pada cup yang ada pada alat cup sealer untuk dikemas. Mesin ini berkerja secara otomatis dimana setelah dilakukan pengisian susu ke dalam cup gelas dan proses sealer untuk menutup cup-cup tersebut. Setelah susu dikemas dilakukan penyiraman dan pengecekan susu kemasan. Pencelupan ke bak air dilakukan dengan air bersih untuk membersihkan susu yang mengenai kemasan luar. Pengecekan susu yang telah dikemas dilakukan untuk mengetahui kerapatan dalam pengemasan agar kehigienisan tetap terjaga dan memperpanjang daya simpan produk.

8. Penyimpanan

Susu yang telah dikemas kemudian dimasukkan kedalam freezer dengan suhu di 3-4ºC. Proses penyimpanan bertujuan untuk mempertahankan kualitas produk dan daya simpan yang lebih lama sehingga susu tidak rusak sebelum dijual. Pengangkutan susu

pasteurisasi ke freezer dilakukan secara manual. Susu pasteurisasi disimpan dalam freezer selama semalam sebelum dijual atau dikirim.

3. Tingkat Teknologi di Koperasi Susu SAE Pujon

Tingkat teknologi diperoleh dari penilaian karyawan dan manajer dengan memberikan nilai pada kuesioner sebelumnya.

Penilaian terhadap komponen teknologi

technoware disajikan pada Tabel 3. Nilai tertinggi terdapat pada kriteria tipe operasi yang diterapkan dengan nilai skor 10. Hal ini menunjukkan bahwa Koperasi Susu SAE Pujon menyelenggarakan semua proses yang dibutuhkan untuk memproduksi susu pasteurisasi yang terdiri atas pemasakan susu, penambahan rasa, pengemasan dan penyimpanan produk. Nilai terendah terdapat pada kriteria tipe mesin yang digunakan dengan skor 5. Hal ini dikarenakan masih banyak alat dan mesin yang belum bekerja secara otomatis sehingga proses produksi susu pasteurisasi masih membutuhkan energi manusia. Rata-rata penilaian skor pada komponen teknologi

Technoware yaitu 7,58.

Peningkatan skor atau nilai dapat dilakukan dengan mengganti alat-alat mekanik dengan alat yang sudah otomatis yang sesuai dengan kebutuhan. Penggantian ini dapat meningkatkan efisiensi produksi pada unit pasteurisasi yang bertujuan untk memaksimalkan produktivitas unit pasteurisasi.

Tabel 3. Hasil Penilaian Komponen Teknologi

Technoware No. Kriteria Komponen Technoware Keterangan Skor 1. Tipe mesin yang digunakan Mekanik 5 2. Tipe proses yang diterapkan Kombinasi lebih dari satu operasi yang diselenggarakan 9,5 3. Tipe operasi yang diselenggarakan Pemasakan, penambahan rasa , Pengemasan, Penyimpanan 10

(6)

6 4. Rata-rata kesalahan yang terjadi saat produksi susu pasteurisasi Kesalahan yang terjadi <1% 8 5. Frekuensi untuk perawatan mesin Sering tetapi tidak terjadwal 6 6. Keahlian teknis operator yang dibutuhkan untuk mengoperasika n mesin Tenaga kerja yang terlatih 7 Jumlah 45,5 Rata-rata 7,58 SOTA 0,758

Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa kriteria kedisiplinan dan tanggung jawab dan kriteria keasadaran bekerja dalam kelompok memiliki nilai tertinggi yaitu 8. Hal ini menunjukkan karyawan di Unit Produksi Susu Pasteurisasi memiliki kedisiplinan serta tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaanya, selain itu karyawan di Unit Produksi Susu Pasteurisasi memiliki kesadaran bekerja dalam kelompok yang tinggi yang ditunjukkan adanya pembagian tugas seperti pembagian tugas untuk personil yang melakukan pemasakan susu dan personil yang mengurusi proses packaging dalam kegiatan produksi susu pasteurisasi sehingga kegiatan produksi berjalan dengan lancar. Nilai terendah terdapat pada kriteria kemampuan untuk memenuhi target. Hal ini terjadi karena terdapat kerusakkan mesin yang membutuhkan kemampuan khusus atau spesifik untuk memperbaikinya, tenaga kerja yang ada di unit tidak memiliki keahlian untuk mereparasi kerusakkan tersebut sehingga dibutuhkan tenaga ahli yang didatangkan dari luar. Kegiatan mendatangkan tenaga ahli dari luar unit ini membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga kegiatan produksi juga terhambat karena kerusakkan mesin belum dapat diperbaiki hingga tenaga ahli yang dibutuhkan datang. Peningkatan kemampuan tenaga kerja dengan kemampuan spesifik untuk mengatasi kerusakkan mesin yang terjadi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan untuk mencapai

target oleh karyawan unit pasteurisasi koperasi susu SAE Pujon.

Menurut Ivancevich (2007), kinerja individu merupakan pondasi kinerja organisasi, faktor penting dalam keberhasilan suatu organisasi adalah adanya karyawan yang mampu dan terampil serta mempunyai semangat kerja yang tinggi, sehingga dapat diharapkan suatu hasil kerja yang memuaskan. Peningkatan kemampuan karyawan tersebut dapat melalui workshop maupun seminar-seminar.

Peningkatan kemampuan karyawan menurut Tangkilisan (2005) pengembangan atau peningkatan kemampuan sumber daya manusia dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan (formal dan informal) yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan organisasi, baik untuk memenuhi kebutuhan saat ini maupun dimasa mendatang. Dengan adanya pengembangan sumber daya manusia maka masalah pencapaian target, pemecahan masalah perusahaan dan kemampuan kepemimpinan dari karyawan unit produksi susu pasteurisasi koperasi SAE Pujon dapat teratasi.

Tabel 4. Hasil Penilaian Komponen Teknologi

Humanware No. Kriteria Komponen Humanware Keterangan Skor 1. Kesadaran dalam tugas Cukup Tinggi 7 2. Kesadaran kedisiplinan dan tanggung jawab Tinggi 8 3. Kreativitas dan inovasi dalam menyelesaikan masalah Cukup tinggi 6 4. Kemampuan memelihara fasilitas produksi Rata-rata 5 5. Kesadaran bekerja dalam kelompok Tinggi 8 6. Kemampuan untuk memenuhi <50% 2

(7)

7 target 7. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah perusahaan Rata-rata 5 8. Kemampuan bekerja sama Cukup tinggi 7 9. Kepemimpinan Rata-rata 5 Jumlah 53 Rata-rata 5,89 Sota 0,589

Tabel 5 menunjukkan hasil skoring terhadap komponen teknologi infoware dengan kriteria prosedur untuk komunikasi antar anggota perusahaan mendapat skor tertinggi yaitu 10. Hal ini dikarenakan prosedur yang diterapkan untuk berkomunikasi antar anggota perusahaan mudah dan transparan yang artinya perusahaan selalu menginformasikan informasi-informasi yang berhubungan dengan perusahaan kepada anggota perusahaanya.

Kriteria bentang informasi manajemen mendapat nilai terendah yaitu 5. Hal ini dikarenakan Unit Produksi Susu Pasteurisasi merupakan unit usaha yang berada dibawah manajemen Koperasi Susu SAE Pujon sehingga semua kebijakan manajemen harus melewati struktur organisasi seperti yang dijelaskan oleh Sari E. K. dan Simanunsong A. (2007) bahwa berdasarkan pasal 21 UUK 1992 koperasi memiliki struktur organisasi yakni rapat anggota, pengurus dan pengawas. Sebagian informasi seperti informasi biaya utilitas dan informasi-informasi yang bersifat administrasi yang ada di Koperasi Susu SAE Pujon juga tidak diketahui oleh pihak unit produksi susu pasteurisasi.

Tabel 5. Hasil Penilaian Komponen Teknologi

Infoware

No. Kriteria Komponen

Infoware Keterangan Skor 1. Bentang informasi manajemen Informasi Sebagian 5 2. Perusahaan menginformasikan masalah dan kondisi internal dengan segera pada karyawan di dalam perusahaan Kadang-kadang 6 3. Jaringan informasi di dalam perusahaan Keduanya 6 4. Prosedur untuk komunikasi antara anggota di perusahaan Mudah dan transparan 0 5. Sistem informasi perusahaan untuk mendukung aktivitas perusahaan Nasional dan Global 8 6. Penyimpanan dan pengambilan informasi kembali Penyimpan menggunakan komputer dan arsip 8 Jumlah 43 Rata-rata 7,17 SOTA 0,717

Nilai rata-rata untuk komponen teknologi

infoware yaitu sebesar 7,17. Nilai ini termasuk cukup tinggi dikarenakan prosedur untuk komunikasi antara anggota di perusahaan mudah dan transparan, sistem informasi perusahaan untuk mendukung aktivitas perusahaan menggunakan akses nasional dan global serta penyimpanan dan pengambilan informasi kembali telah menggunakan komputer walaupun masih sederhana tanpa menggunakan sisitem database.

Menurut Mulyadi (2007), peningkatan kecanggihan teknologi informasi dapat mengatasi berbagai masalah bisnis, antara lain mengatasi hambatan waktu, mengatasi hambatan geografis, mengatasi hambatan biaya dan mengatasi kesenjangan pengetahuan dan ketrampilan personel dalam perusahaan. Sri Maharsi (2008) menambahkan penggunaan teknologi informasi pada aktivitas perusahaan seperti pada value chain dapat menghasilkan beberapa keuntungan, seperti penghematan biaya, percepatan waktu operasi, peningkatan produktivitas, percepatan waktu pengiriman barang dan jasa kepada pelanggan, serta

(8)

8 peningkatan nilai barang dan jasa yang tinggi pada pelanggan.

Tabel 6 menunjukkan penilaian terhadap komponen teknologi Orgaware yang diberikan oleh manajer dan karyawan koperasi susu SAE Pujon. Kriteria yang mendapatkan nilai tertinggi di komponen orgaware yaitu pada kriteria visi perusahaan. Hal ini dikarenakan unit produksi susu pasteurisasi merupakan bagian dari Koperasi Susu “SAE” yang visi dan misinya juga mengikuti perusahaan induk yaitu memperbaiki ekonomi masyarakat Pujon. Visi ini menunjukkan bahwa unit produksi susu pasteurisasi Koperasi Susu SAE Pujon berorientasi masa depan untuk memperbaiki perekonomian masyarakat Pujon dan pada khususnya anggota koperasi. Kriteria yang mendapat skor terendah adalah kriteria otonomi perusahaan yang memiliki nilai 0. Hal ini karena unit produksi susu pasteurisasi merupakan sebuah unit usaha dari koperasi susu SAE Pujon, sehingga kontrol terhadap unit

produksi susu pasteurisasi dipegang secara penuh oleh koperasi susu SAE Pujon.

Otonomi yang dilakukan untuk unit produksi masih tergantung dengan induk perusahaan yaitu koperasi SAE Pujon. Hal ini menyebabkan unit produksi tidak dapat berkembang dengan keinginan sendiri melainkan harus sesuai dengan keputusan koperasi SAE Pujon. Dengan tidak adanya otonomi sendiri dalam unit menjadikan

pengambilan keputusan dalam unit baik untuk mengembangkan produk maupun jumlah produksi harus berdasarkan keputusan koperasi yang diambil dalam rapat anggota koperasi.

Apabila unit memiliki otonomi sendiri maka unit dapat menentukan kebijakan-kebijakan seperti peningkatan jumlah bahan baku yang diperlukan untuk meningkatkan jumlah produksi, pengadaan mesin-mesin baru yang lebih canggih sehingga dapat memperbaiki kualitas serta kuantitas hasil produksi. Dengan demikian unit dapat

Tabel 6. Hasil Penilaian Komponen Teknologi Orgaware

No. Kriteria Komponen Orgaware Keterangan Skor 1. Otonomi perusahaan Kontrol dari

perusahaan induk

0 2. Visi perusahaan Mengorientasi masa

depan

10 3. Kemampuan perusahaan dalam

menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan produktivitas

Tinggi 8

4. Kemampuan perusahaan untuk memotivasi karyawan dengan kepemimpinan yang efektif

Tinggi 8

5. Kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis yang berubah dan permintaan eksternal

Sedang 5

6. Kemampuan perusahaan untuk bekerjasama dengan supplier

Cukup tinggi 6

7. Kemampuan perusahaan untuk memelihara hubungan dengan pelanggan

Cukup tinggi 7

8. Kemampuan perusahaan untuk mendapat dukungan sumberdaya dari luar

Cukup tinggi 7

Jumlah 51

Rata-rata 6,38

(9)

9 meningkatkan pendapatan serta mengembangkan unit usaha menjadi lebih besar. Untuk berdiri sendiri unit produksi harus memperhitungkan modal yang dibutuhkan jumlah kebutuhan dan penyedia bahan baku, kebutuhan tenaga baik tenaga listrik, air maupun tenaga kerja yang dibutuhkan karena selama ini yang mengatur aspek bahan baku dan bahan-bahan penunjang masih dilakukan berdasarkan koperasi SAE Pujon.

4. Perhitungan TCC

Perhitungan TCC merupakan perhitungan tahap berikutnya untuk mengetahui nilai

technology coeficient contribution dari teknologi yang diterapkan di unit produksi susu pasteurisasi koperasi Pujon. perhitungan kontribusi komponen diperoleh dari persamaan sebelumnya dengan melibatkan derajat kecanggihan dan nilai SOTA. Derajat kecanggihan komponen teknologi dapat diberikan sebagai berikut pada Tabel 7.

Tabel 7. Derajat Kecanggihan Komponen Teknologi Koperasi Susu SAE Pujon.

Komponen Limit Lower Upper Technoware 1 6 Humanware 3 6 Infoware 3 7 Orgaware 2 4

Perhitungan kontribusi gabungan komponen teknologi (TCC) diperoleh menggunakan rumus sebelumnya dengan memasukkan hasil perhitungan kontribusi tiap komponen dan intensitas kontribusi komponen seperti yang disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Nilai Kontribusi dan Intensitas Kontribusi Komponen Teknologi di Koperasi Susu SAE Pujon.

Komponen Kontribusi Intensitas TCC

Technoware 0,532 0,227

0,525596 Humanware 0,529 0,597

Infoware 0,672 0,095 Orgaware 0,364 0,081

Hasil perhitungan TCC menghasilkan nilai sebesar 0,53. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat teknologi dari unit produksi susu pasteurisasi koperasi susu SAE Pujon tergolong baik berdasarkan Tabel 1. Bedasarkan Tabel 2 tingkat teknologi di unit produksi susu pasteurisasi koperasi susu SAE Pujon tergolong pada tingkat teknologi semi modern.

Diagram THIO menunjukkan bahwa komponen teknologi infoware memiliki kontribusi terbesar dalam memberika nilai tambah terhadap produk susu pasteurisasi koperasi susu SAE Pujon. diagram tersebut juga menunjukkan bahwa unit pateurisasi kopersai susu SAE Piujon memiliki tingkat teknologi semi modern. Hal ini ditunjukkan dengan titik-titik nilai kontribusi komponen menjauhi pusat. Semakin menjauh maka tingkat teknologi suatu industri semakin canggih, namun apabila titik-titik nilai kontribusi komponen mendekat ke tengah maka tingkat teknologi suatu industri masih tradisional.

KESIMPULAN

Nilai kontribusi komponen teknologi di unit produksi susu pasteurisasi koperasi SAE Pujon dapat diurutkan yaitu infoware sebesar 0,672; technoware sebesar 0,532; humanware

sebesar 0,529 dan kontribusi terendah diberikan oleh komponen orgaware sebesar 0,364. Peningkatan perbaikan komponen teknologi dapat dimulai dari komponen dengan nilai kontribusi tertinggi karena komponen tersebut berkontribusi terpenting dalam memberikan nilai tambah pada produk susu pasteurisasi dan

(10)

10 teknologi yang ada di unit produksi susu pasteurisasi koperasi SAE Pujon. Dari nilai kontribusi komponen tersebut dapat dihitung nilai TCC sebesar 0,526.

Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 nilai ini menunjukkan bahwa teknologi yang ada di unit produksi susu pasteurisasi koperasi SAE Pujon termasuk baik dan tingkat teknologinya tergolong dalam tingkat teknologi semi modern.

SARAN

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah penyusunan kriteria yang akan digunakan lebih terperinci sesuai dengan keadaan objek penelitian. Pemberian skor dapat menggunakan metode fuzzy dan pemberian rentang antar skor diperkecil agar dalam penilaian dapat diperoleh hasil yang lebih objektif.

DAFTAR PUSTAKA

Daim, T. U. et al. 2011. Technology

Assessment: Forecasting Future

Adoption of Emerging Technologies. Erich Schmidt Verlag GmbH & Co. Berlin

Ivancevich M, John dkk. 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi Edisi Ketujuh. Erlangga. Jakarta

Maharsi, S. 2008. Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap Bidang Akuntansi Manajemen. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2. Hal. 127-137

Maskus, K. E. 2003. Encouraging International Technology Transfer.

UNCTAD/ICTSD Capacity Building Project. Intellectual Property Rights and Sustainable Development.

Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Pangkalan Ide. 2008. Health Secreat of Kefir. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Sari, E. K. Simanunsong, A. 2007. Hukum

Dalam Ekonomi. Gramesia Widiasarana Indonesia. Jakarta

Sudono.A; Fina Rosdiana dan Budi Setiawa. 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif. Agromedia Pustaka: Jakarta Susihono, W. 2012. Penilaian Teknologi

Untuk Menentukan Posisi Industri Pesaing. Jurnal Teknik Industri Vol. 7, No. 2, Mei 2012. Universitas Diponegoro.

Tangkilisan, H. N. S. 2007. Manajemen Publik. PT Grasindo. Jakarta

Gambar

Tabel 1. Penilaian kualitatif berdasarkan selang  TCC  Nilai TCC  Klasifikasi  0&lt;TCC≤0,1  Sangat rendah  0,1&lt;TCC≤0,3  Rendah  0,3&lt;TCC≤0,5  Wajar  0,5&lt;TCC≤0,7  Baik  0,7&lt;TCC≤0,9  Sangat baik  0,9&lt;TCC≤1,0  Kecanggihan mutakhir
Tabel  3.  Hasil Penilaian Komponen Teknologi  Technoware  No.   Kriteria  Komponen  Technoware  Keterangan   Skor   1
Tabel  4.  Hasil Penilaian Komponen Teknologi  Humanware  No.   Kriteria  Komponen  Humanware  Keterangan   Skor   1
Tabel  5  menunjukkan  hasil  skoring  terhadap  komponen  teknologi  infoware  dengan  kriteria  prosedur  untuk  komunikasi  antar  anggota  perusahaan  mendapat  skor  tertinggi  yaitu  10
+3

Referensi

Dokumen terkait

Untuk genset G3508, aturlah 2301A LSSC untuk bisa bekerja secara isochronous dengan memutar potensio Droop, Load Gain, dan menutup terminal Open For Droop pada frekwensi kerja

Penerapan metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST) untuk peramalan permintaan susu pasteurisasi Kop SAE Pujon dengan menggunakan model jaringan Backpropagation, menghasilkan

Sampel susu pasteurisasi yang diteliti berasal dari koperasi susu, cafe susu dan pedagang kaki lima yang terdapat di Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Bila R² sama dengan 0 maka garis regresi tidak dapat digunakan untuk membuat ramalan variabel dependen, sebab variabel-variabel yang dimasukkan ke dalam persamaan regresi

turun dari jumlah penjualan tertentu dimana CV. Randu Sari Satu belum mengalami rugi atau dalam keadaan break even. Dapat dikatakan, angka margin of safety memberikan

Pada tahun 2020, baik jumlah penduduk miskin, persentase penduduk miskin, maupun tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan meningkat dibandingkan tahun

Data Dinas Kesehatan Kota Bandung menunjukkan bahwa masalah kesehatan tertinggi remaja kota Bandung adalah rokok (63%), diikuti oleh masalah gizi/anemia (26%),

Tahap pelaksanaan tindakan merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk melaksanakan semua perencanaan yang telah disusun, yakni dengan penerapan metode GIST