• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - ATIKHOH PANJI PRATIWI BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - ATIKHOH PANJI PRATIWI BAB I"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes mellitus merupakan penyakit tidak menular yang tidak dapat disembuhkan dan membutuhkan pengelolaan seusia hidup dalam mengontrol kadar gula darahnya agar dapat meningkatkan kualitas hidup penderita (Arisman, 2013). Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes mellitus, cedera dan penyakit obstruksi kronik serta penyakit kronik lainnya merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa per tahun (WHO, 2010). Menurut Dinkes Kesehatan Jawa Tengah 2014, penyakit Hipertensi masih menempati proporsi terbesar dari seluruh PTM yang dilaporkan, yaitu sebesar 57,89%, sedangkan urutan kedua terbanyak adalah Diabees Mellitus sebesar 16,53%. Dua penyakit tersebut menjadi prioritas pengendalian PTM di Jawa Tengah.

(2)

sebagai negara yang penduduknya menyandang penyakit DM terbanyak (IDF, 2013).Menurut Riskesdas tahun 2013 proporsi terbesar di wilayah Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Timur sebesar 2,1% sedangkan jumlah terbesar penderita DM terdapat di Jawa Barat dengan jumlah 32.162.328 kasus.

Menurut Dinkes Jawa Tengah 2013 jumlah kasus Diabetes Melitus tergantung insulin atau DM tipe I di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 9.376 kasus, lebih rendah dibanding tahun 2012 (19.493). Kasus tertinggi di Kabupaten Brebes dan Kota Semarang (1.095 kasus). Sedangkan Jumlah kasus DM tidak tergantung insulin lebih dikenal dengan DM tipe II, mengalami penurunan dari 181.543 kasus menjadi 142.925 kasus.Kasus DM tidak tergantung insulin tertinggi di Kota Surakarta (22.534 kasus).

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2015 didapatkan angka kejadian kasus Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) sebanyak 1.542 kasus, sedangkan tipe Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) sebanyak 563 kasus.

(3)

mencapai 30,1%, serebrovaskuler 6,8%, nefropathy 10,7%, lesi okuler 14,8% dan masalah kaki 0,8%. Soewondo,dkk (2010), terdapat 1785 penderita DM di Indonesia yang mengalami komplikasi yakni 16% komplikasi makrovaskuler, 27,6% komplikasi mikrovaskuler, 63,5% neuropati, 42% retinopati diabetes dan 7,3% nefropati. The Diabcare dalam Sitompul (2011) menjelaskan jumlah kejadian komplikasi kebutaan pada penderita DM di Indonesia diperkirakan 6,4% dari 64% penderita yang mengalami komplikasi.

Sacket dalam Niven (2005), menyatakan untuk mendapatkan status kesehatan lebih baik, penderita DM dianjurkan untuk patuh melaksanakan penatalaksanaan DM. Kepatuhan merupakan kondisi dimana penderita DM bersedia dan melakukan anjuran terapi yang dilakukan (Kaplan, 2007). Hasil penelitian oleh Hidayat (2013), di Bogor menjelaskan bahwa masih terdapat 45,5% responden yang tidak patuh dalam melakukan penatalaksanaan DM. Menurut Stein dalam Niven (2005) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan penderita termasuk kepatuhan dalam melaksanakan penatalaksanaan DM yaitu pemahaman tentang instruksi, kualitas interaksi, dukungan sosial keluarga, serta keyakinan, sikap dan kepribadian penderita.

(4)

mengatakan bahwa makanan yang dikonsumsi sehari-hari adalah nasi, 4 responden mengatakan minum es teh manis lebih dari 3 gelas besar setiap hari sedangkan 3 responden mengatakan tidak mengkonsumsi es teh manis setiap hari. Hal tersebut memiliki tingkat kepatuhan yang buruk dilihat dari pola makan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Hubungan Faktor Demografi Terhadap

Kepatuhan Pengendalian Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus di Wilayah Puskesmas Cilongok 1 Banyumas.

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian Anggit

Yatama (2016) dengan judul “Hubungan Dukungan Keluarga Penderita

Dengan Kepatuhan Pengendalian Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Wilayah Puskesmas Rakit 2 Banjarnegara Tahun 2016”.

(5)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Faktor Demografi (usia, jenis kelamin, tingkat pengetahuan dan tingkat sosioekonomi) Pada Penderita Diabetes Mellius Terhadap Kepatuhan Pengendalian Gula Darah Di Wilayah Puskesmas Cilongok 1.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

a. Tingkat kepatuhan pengendalian gula darah pada penderita diabetes mellitus di wilayah Puskesmas 1 Cilongok.

b. Hubungan usia terhadap kepatuhan pengendalian gula darah di wilayah Puskesmas 1 Cilongok.

c. Hubungan jenis kelamin terhadap kepatuhan pengendalian gula darah di wilayah Puskesmas 1 Cilongok.

d. Hubungan tingkat pendidikan terhadap kepatuhan pengendalian gula darah di wilayah Puskesmas 1 Cilongok.

(6)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah 1. Bagi Peneliti

Sebagai sarana belajar dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan dan dipelajari di instansi pendidikan serta sebagai pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam menambah wawasan dalam melakukan penelitian secara nyata.

2. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk membuat protokol/aturan tentang penatalaksanaan pada penderita DM khususunya di Puskesmas Cilongok 1 Banyumas untuk dapat mengantisipasi komplikasi yang terjadi pada penderita DM.

3. Bagi Penderita

Menjadi motivasi bagi penderita DM agar mengetahui dampak yang diakibatkan jika tidak patuh dalam melakukan penatalaksanaan DM. Memberikan gambaran secara nyata hal-hal minimal yang dapat dilakukan penderita DM di rumah.

4. Bagi Keluarga dan Masyarakat

(7)

Tanpa adanya dukungan dan support keluarga penderita DM akan merasakan kejenuhan karena penyakitnya yang melelahkan.

E. Penelitian terkait

1. Yatama, Anggit (2016) tentang Hubungan Dukungan Keluarga Penderita Dengan Kepatuhan Pengendalian Gula Darah Pada Penderita Diabettes Mellitus Di Wilayah Puskesmas Rakit 2 Banjarnegara. Penelitian ini merupakan merupakan penelitian survey analitik dengan study korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil penelitian Sebagian besar dukungan keluarga adalah mendukung sebanyak 28 responden (56%), sebagian besar kepatuhan responden adalah tidak patuh sebanyak 27 responden (54%) dan ada hubungan dukungan keluarga penderita dengan kepatuhan pengendalian gula darah pada penderita diabetes mellitus di Wilayah Puskesmas Rakit 2 Banjarnegara Tahun 2016 dengan nilai p value < α

(0,011 < 0,05).

Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang diabtes mellitus. Sedangkan perbedaan penelitian ini yaitu meneliti faktor demografi dengan kepatuhan pengendalian gula darah pada penderita diabetes mellitus..

(8)

control. Responden kelompok kasus ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan HbA1c yang tergolong tinggi atau status glikemi tak terkendali (HbA1c > 6,5%). Sedangkan penentuan kelompok kontrol adalah yang hasil pemeriksaan HbA1c-nya tergolong baik (HbA1c ≤ 6,5%). Besar sampel untuk kasus 30 orang dan kontrol 30 orang. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dari keempat hipotesis. Pengetahuan tentang pengelolaan DM tidak berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan pengelolaan DM tipe 2 (P = 0.26), kepatuhan minum obat secara teratur tidak memberikan hasil yang signifikan secara statistik (P = 0.05). Pola makan tidak berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan pengelolaan DM tipe 2 (P = 0.46). Sebaliknya, keteraturan berolah raga berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan pengelolaan DM tipe 2 (P = 0.00).

Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang diabetes mellitus. Sedangkan perbedaan penelitian ni adalah meneliti tentang kepatuhan pengendalian gula darah penderita diabetes mellitus. 3. Mohamad Judha (2016), tentang Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan,

(9)

penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan metode retrospektif yaitu penelitian yang berusaha melihat ke belakang (backward looking) . Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling yaitu acidental sampling Jumlah sampel dalam penelitian ini di sebanyak 50 responden. Hasil penelitian ada hubungan tingkat pengetahuan dengan ketaatan kontrol gula darah pada penderita DM di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai χ2 sebesar 10,528 dengan p value sebesar 0,005 (p<0,05). Ada hubungan tingkat pendidikan dengan ketaatan kontrol gula darah pada penderita DM di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Didukung hasil uji Chi-Square diperoleh nilai χ2 sebesar 6,727 dengan p value sebesar 0,035 (p<0,05). Ada hubungan status ekonomi dengan ketaatan kontrol gula darah pada penderita DM di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Didukung hasil uji Chi-Square diperoleh nilai χ2 sebesar 8,742 dengan p value sebesar 0,013 (p<0,05).

Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang pengendalian gula darah pada penderita diabetes mellitus. Sedangkan perbedaan pada penelitian ini adalah meneliti tentang faktor demografi selain itu metode yang digunakan adalah survey analitik.

(10)

-sectional dalam sampel dari 5532 Na Xi, Li Su, Dai dan Jing Po etnis minoritas. Pemodelan multilevel digunakan untuk memperkirakan rasio odds (OR) dan interval keyakinan 95% (CI) untuk prevalensi diabetes, serta hasil lainnya. Hasil dari penelitian ini diperoleh tingkat pendidikan individu yang lebih tinggi dihubungkan dengan tingkat kesadaran yang lebih tinggi, pengobatan, kepatuhan terhadap obat-obatan dan monitor glukosa darah (OR = 1,87, 4,89, 4,83, 6,45; 95% CI: 1,26-2,77, 1,87-12,7, 1.95- 11,9, 2,23-18,6, masing-masing). responden diabetes dengan aset rumah tangga yang lebih baik cenderung untuk menerima perawatan lebih (OR = 2,81, 95% CI: 1,11-7,12) dan untuk memantau glukosa darah mereka (OR = 3,29, 95% CI: 1,48-7,30). penderita diabetes dengan akses yang lebih baik ke pelayanan medis lebih mungkin untuk mengobati (OR = 7.09, 95% CI: 2,46-20,4) dan mematuhi pengobatan (OR = 4,14, 95% CI: 1,46-11,7). Pendapatan di tingkat kontekstual secara signifikan berkorelasi dengan prevalensi diabetes, pengobatan dan glukosa darah pemantauan (OR = 1,84, 3,04, 4,34; 95% CI: 1,20-2,83, 1,20-7,73, 1,45-13,0, masing-masing).

Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang diabetes mellitus, metode yang digunakan survey cross sectional . Sedangkan perbedaan penelitian ini adalah meneliti tentang faktor demografi (usia, jenis kelamin, pendidikan dan sosio ekonomi).

(11)

in a lower middle income setting”. Metode yang digunakan deskriptif dengan study cross sectional pada sampel acak bertingkat dari 1.300 individu dilakukan dengan kuesioner pewawancara diberikan, pemeriksaan klinis dan investigasi darah. Hasil dari penelitian ini yaitu ada 202 (14,7%) dengan diabetes mellitus. kontrol yang buruk terlihat pada 130 (90,7%) sedangkan 71 (49,6%) yang tidak pada perawatan rutin. Proporsi tertinggi kontrol miskin dan tidak pengobatan biasa diamati pada sektor real, kategori status sosial miskin dan wilayah geografis termiskin. Komplikasi mikrovaskuler retinopati, neuropati dan mikro albuminuria diamati pada 11,1%, 79,3% dan 54,5% masing-masing. Di antara penyakit makrovaskular, angina, penyakit jantung iskemik dan penyakit arteri perifer terlihat di 15,5%, 15,7% dan 5,5% masing-masing.

Persamaan penelitian ini adaalah sama-sama meneliti tentang tingkat sosioekonomi dan diabetes. Sedangkan perbedaan penelitian ini yaitu metode yang digunakan adalah survey analitik, peneliti juga meneliti tentang usia, jenis kelamin dan pengetahuan.

6. Fatma Al-Maskari, dkk (2013) dengan judul “Knowledge, Attitude and Practices of Diabetic Patients in the United Arab Emirates”. Metode yng

(12)

Michigan Diabetes Research instrumen pusat. Hasil dari penelitian ini adalah tiga puluh satu persen penderita memiliki pengetahuan yang buruk diabetes. Tujuh puluh dua memiliki sikap negatif terhadap memiliki penyakit dan 57% memiliki tingkat HbA1c mencerminkan kontrol glikemik yang buruk. Hanya tujuh belas persen dilaporkan memiliki kontrol gula darah yang memadai, sementara 10% mengaku non-kepatuhan dengan obat mereka. Pengetahuan, praktik dan sikap skor semua statistik signifikan positif, melainkan lemah, terkait, namun tidak satupun dari skor tersebut secara signifikan berkorelasi dengan HbA1c.

Referensi

Dokumen terkait

Terima kasih kepada teman-teman angkatan 2013 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta atas semua

Barulah pada tanggal 29 September, tampaknya ada sesuatu yang dapat dianggap lebih konkret, dengan munculnya Brigjen Mustafa Sjarif Soepardjo melaporkan kepada

Sesuai dengan hasil penelitian Adil, Syamsum, dan Najib (2016) mengenai pengaruh dari kualitas pelayanan yang diberikan dan biaya pengobatan terhadap tingkat

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), dan Financial Leverage (DER) terhadap Praktik Perataan Laba

Penulis meneliti televisi dalam hal ini adalah program musik Dahsyat yang merupakan program musikunggulan diantara program music di stasiun televisi lainnya,

Masukan data yang digunakan pada program perubahan garis pantai terdiri dari data garis pantai awal yang diperoleh dari citra satelit tahun 2000 (Lampiran 8), hasil refraksi

Keluarkan contoh tanah dari Mold dengan “Sample Extruder”, kemudian belah menjadi 2 dalam arah vertical dan ambil ± 100 gram untuk pemeriksaan kadar airnya dari salah satu

Pada usia dua tahun. saya suka membelikan mainan edukatif. Seperti bentuk-bentuk angka, huruf dan gambar. Saya sebenarnya tidak bermaksud mengajari membaca. Tapi