1
1.1. Latar Belakang
1.1.1. Latar Belakang Formal
Pertumbuhan penduduk semakin lama semakin bertambah, seiring dengan hal itu, tingkat kebutuhan primer pun ikut bertambah baik pangan, sandang dan papan. Bahkan seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi kebutuhan sekunderpun ikut meningkat. Kepuasan dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder merupakan hal yang sangat mendominasi dari minat masyarakat untuk memperoleh hidup yang layak dan nyaman serta untuk melindungi diri dan keluarga dari berbagai gangguan alami dan melangsungkan kehidupan sosialnya.
Manusia sebagai makhluk berbudaya, mempunyai budi dan daya untuk selalu mengubah dan mencari bentuk baru atas tempat tinggalnya (Kuswartojo, 2005). Kenginan memperoleh memiliki rumah dengan harga murah dan fasilitas yang mewah. Faktor lingkungan pun berpengaruh terhadap pemilihan dimana manusia tinggal. Ketenangan, dekat dengan kota dan fasilitas atau infrastruktur baik pemerintah maupun swasta, menjadi pilihan yang dominan. Selain kondisi lingkungan yang nyaman, tetangga yang ramah dan bersahabat, juga menjadi pilihan.
Perumahan merupakan salah satu bentuk sarana pemenuhan kebutuhan akan tempat tinggal. Perumahan dianggap sebagai unsur utama dari pemukiman. Perumahan diartikan sebagai wadah fisiknya sedangkan pemukiman dibayangkan sebagai panduan antara wadah dengan isinya, yaitu manusia yang hidup
bermasyarakat dan berbudaya (Kuswartojo, 2005). Perumahan bukan hanya lindungan, tetapi merupakan bagian dari kehidupan komunitas dan keseluruhan lingkungan sosial. Perumahan sesungguhnya berkaitan dengan industrialisasi, aktivitas ekonomi dan pembangunan (Abrams, 1964). Keberadaan perumahan juga ditentukan oleh perubahan sosial, ketidakmatangan sarana hukum, politik dan administratif serta berkaitan dengan kebutuhan akan pendidikan.
Pembangunan perumahan di Indonesia semakin berkembang pesat. Perkembangan perumahan tersebut tentunya akan mempengaruhi perkembangan wilayah dimana perumahan tersebut dibangun. Perkembangan perumahan yang pesat akan mendukung pertumbuhan pembangunan suatu wilayah, namun perlu diperhatikan dalam penataan pembangunan perumahan tersebut (Asteriani, 2011). Kalau pembangunan perumahan tidak diatur, akan menimbulkan kesemrawutan, sehingga pembangunan wilayah tersebut tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dalam pembangunan perumahan, agar pembangunan wilayah dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan.
Kebijakan dalam pembangunan perumahan menjadi salah satu fungsi dari pemerintah yang tercermin dalam program pembangunan nasional. Pemerintah Indonesia menjalankan beberapa peranan sekaligus dalam pembangunan perumahan dan pemukiman. Pemerintah, dalam suatu kondisi bertindak sebagai pembangun dan penyedia perumahan, dalam kondisi yang lain bertindak sebagai pemberi kemudahan (fasilitator) dan penopang masyarakat agar mampu melakukan pembangunan perumahannya sendiri (Kuswartojo, 2005). Pembangunan perumahan pada awalnya dilaksanakan oleh pemerintah, secara implisit
menetapkan kebijakan pembangunan perumahan berdasarkan pelapisan tingkat pendapatan (income bracket) masyarakat. Kebutuhan perumahan masyarakat dengan pendapatan sedang sampai tinggi tidak difasilitasi dan pemenuhan kebutuhan rumah diserahkan pada mekanisme pasar. Pemenuhan kebutuhan masyarakat dengan pendapatan rendah dan sedang difasilitasi dengan kredit pemilikan rumah dalam rangka program perumahan rakyat. Sementara masyarakat dengan pendapatan paling rendah difasilitasi dengan program perbaikan kampung (Kuswartojo, 2005).
Perkembangan perumahan, dipengaruhi juga oleh aktor pelakunya, yaitu pengembang dan penghuni perumahan itu sendiri. Penghuni perumahan tentunya mempunyai faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi perumahan yang akan ditinggali. Perumahan adalah suatu kompleksitas yang ditunjukkan dengan keterkaitan antara perumahan dengan tanah, jalan, transportasi, air bersih, sanitasi, energi, pengelolaan sampah, dan berbagai fasilitas kehidupan yang lain seperti bangunan sekolah, pasar dan lain sebagainya (Kuswartojo, 2005). Berbagai hal yang berkaitan tersebut akan menjadi salah satu atau beberapa faktor penentu bagi masyarakat dalam memilih sebuah perumahan menjadi lokasi untuk bertempat tinggal.
1.1.2. Latar Belakang Material
Kota Yogyakarta telah mangalami perkembangan, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan modernisasi, baik secara fisik maupun non fisik. Perkembangan kota secara fisiknya mengakibatkan kota berkembang cepat dan meluas hingga mencapai daerah pinggiran kota. Hal inilah yang menjadi maknet
bagi penduduk untuk datang memenuhinya. Pertumbuhan penduduk kota akan menimbukan tekanan-tekanan diantaranya semakin mahalnya harga lahan di pusat kota, peningkatan kebutuhan perumahan, penurunan mutu lingkungan, banjir, kemacetan lalulintas dan lain-lain (Siregar, 2010). Kebutuhan akan tempat tinggal meningkat berbanding lurus dengan jumlah penduduk yang memenuhi kota. Kota Yogyakarta, dengan keterbatasan areanya (luas wilayah 32,5 km2), membuat masyarakat, baik penduduk lokal maupun pendatang, yang ingin mendirikan rumah atau tempat tinggal menjadi kesulitan. Alternatif untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal, masyarakat akan beralih ke apartemen atau kondominium hotel (kondotel). Alternatif lain adalah mencari lahan di sekitar Kota Yogyakarta dengan harga terjangkau dan lebih murah dari harga lahan di Kota Yogyakarta. Alternatif ini dimanfaatkan oleh masyakarat atau pengembang perumahan untuk berinvestasi dengan mendirikan perumahan atau permukiman baru di pinggiran Kota Yogyakarta.
Perkembangan Kota Yogyakarta dan sekitarnya, akan menjadi preferensi bagi bermukim bagi masyarakat. Inilah yang menyebabkan permukiman atau perumahan di sekitar Kota Yogyakarta mampu berkembang pesat. Salah satunya adalah Desa Ngestiharjo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Desa Ngertiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul berada di sebelah barat Kota Yogyakarta. Perkembangan perumahan di Desa Ngestiharjo sejak Tahun 1980 – 2014, tercatat ada 36 perumahan yang tersebar di dua belas dusun (Tabel 1.1).
Tabel 1.1. Perumahan di Desa Ngertiharjo Tahun 2014. NO PEDUKUHAN RT NAMA PERUMAHAN DIBANGUN
TAHUN
JUMLAH UNIT
1. Tambak 3 Tambak Indah 2007 18
6 Pondok Permai I 2007 27
6 Tambak Griya Indah 1990 105
4,5 Green Garden 1988 109
2 Griya Indah Blok F1-F6 1990 6
2. Sumberan 2,3 Griya Indah 1990 60
5,7 Tambak Mas 1983 100
4 Harmoni Pondok Permai II 2008 16 2 Harmoni Pondok Permai 2008 20
3. Soragan Sinar Soto Sawah 2003 30
Pondok Soragan 2005 17
7 Pondok Harmoni Permata 2007 13 Pondok Soragan Indah 2008 9
7 Nirwana 2012 11
4. Cungkuk 10 Gebang Mardani 2008 11
5. Kadipiro 1 Sumberland 2013 33
6. Sonosewu 8 Pondok Harmoni 2009 60
10 Perum Nitipuran 2009 30
Sarwindah 2009 9
10 Gerbang Mardani 2009 25
11 Sonosewu Baru 1982 66
5 Yusan Nindya Krasa 2014 20 7. Jomegatan 1 Ngesti Elok Gemilang 2007 23
Pesona Bugisan 2008 16
Bugisan Indah 2009 17
8. Janten 6 Janten Indah 2002 12
7 Gerbang Madani 2011 13
9. Sonopakis Lor Griya Alvita 1985 85
SGPLB 1980 75
Sarwindah 2009 15
Bayeman Permai 1985 20
10. Sonopakis Kidul Sonopakis 2009 33
11. Onggobayan Onggobayan 1980 31
Bayeman Permai 1982 72
Vila Bumi Indah 2008 20
12. Sidorejo Sidorejo Bumi Indah 1994 109
Sidorejo 1980 137
Dari tabel tersebut, Perumahan Sidorejo memiliki unit rumah terbanyak yaitu 137 unit, yang telah dibangun tahun 1980. Perumahan Sidorejo merupakan perumahan lama yang berada di Pedukuhan Sidorejo Desa Ngestiharjo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Jarak Perumahan Sidorejo dengan Kota Yogyakarta kurang lebih 4,5 Km. Penghuni Perumahan Sidorejo sebagian besar masih merupakan penghuni lama yang semenjak Perumahan Sidorejo dibangun yaitu tahun 1980. Perumahan Sidorejo pada awalnya meupakan perumahan yang diperuntukan bagi pegawai dari Yayasan Pendidikan Guru Sekolah Luar Biasa (PGSLB). Namun seiring waktu perumahan tersebut terisi oleh penghuni dari luar Yayasan PGSLB.
1.2. Perumusan Masalah
Rumah atau tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan primer bagi sebuah keluarga untuk bernaung, membina rumah tangga yang lebih baik, berlindung dari panas dan dingin. Pemilihan rumah atau tempat tinggal tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor – faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan rumah sebagai tempat tinggal dipengaruhi oleh kondisi keluarga tersebut. Baik dari jumlah keluarganya, penghasilan kepala keluarga, pendidikan keluarga, lokasi tempat kerja, lokasi sekolah atau pusat pendidikan, kedekatan dengan pasar atau pusat perbelanjaan, dan sarana prasarana lainnya.
Pemenuhan kebutuhan akan rumah atau tempat tinggal tentunya membutuhkan lokasi dimana rumah tersebut akan dibangun. Bagi sebagian keluarga akan memilih sebuah perumahan sebagai tempat tinggal dengan alasan tidak perlu repot untuk membangun sendiri sudah ada pengembang yang
membangunkan rumah. Pemilihan perumahan oleh keluarga yang akan menempati dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan kondisi bangunan perumahan, lokasi perumahan, kedekatan dengan tempat kerja, kedekatan dengan pasar atau pusat perbelanjaan, kedekatan dengan pusat kota, fasilitas perumahan, kemudahan dalam mendapatkan kredit rumah dan lain sebagainya. Faktor – faktor itulah yang akan menjadi pertimbangan bagi keluarga atau calon penghuni perumahan dalam memilih suatu perumahan sebagai tempat tinggal.
Perumahan Sidorejo, merupakan salah satu perumahan yang berkembang di Dukuh Sidorejo, Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Perumahan Sidorejo memiliki 137 unit rumah dan terbanyak dari perumahan yang terdapat di Desa Ngestiharjo. Pembangunan Perumahan Sidorejo diawali pada tahun 1980 oleh PT Jakarta Housing yang diperuntukkan bagi para pegawai Yayasan Pendidikan Guru Sekolah Luar Biasa yang ada di Kasihan Bantul. Dalam proses pembangunannya tidak langsung berdiri beberapa rumah, namun hanya di buat petak-petak tanah yang akan dibangunkan rumah apabila sudah ada yang membeli tanah dan membangun rumah. Penghuni Perumahan Sidorejo pada awalnya adalah pegawai Yayasan PGSLB Kasihan Bantul, namun seiring waktu berjalan Perumahan Sidorejo dihuni oleh pemukim dari luar pegawai Yayasan PGSLB Kasihan Bantul. Dari hasil observasi awal, Perumahan terus berkembang sampai dengan 137 unit rumah, dan penghuni rata-rata adalah penghuni lama. Hal ini menarik untuk diteliti berkaitan dengan:
a. Bagaimana karakteristik pemukim Perumahan Sidorejo Desa Ngestiharjo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul ?
b. Apakah preferensi pemukim Perumahan Sidorejo terhadap pemilihan lokasi tempat tinggal di Desa Ngestiharjo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pada penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui karakteristik pemukim Perumahan Sidorejo Desa Ngestiharjo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul.
2. Untuk mengetahui preferensi pemukim Perumahan Sidorejo terhadap lokasi tempat tinggal di Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Ilmiah
Manfaat ilmiah adalah penelitian ini memberikan keragaman dalam studi permukiman, dalam hal preferensi pemilihan lokasi untuk bertempat tinggal, terutama di pinggiran kota atau wilayah perkembangan kota.
2. Manfaat Pragmatis Praktis
Manfaat pragmatis praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan informasi bagi Desa Ngestiharjo berkaitan dengan beberapa pertimbangan masyarakat dalam memilih perumahan. Hal ini diharapkan, pembangunan perumahan tidak hanya berdasarkan atas ketersediaan lahan yang kosong saja, namum perlu mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung lainnya dan memperhatikan daya dukung wilayahnya.
1.5. Keaslian Penelitian
Preferensi bermukim pernah dilakukan oleh Endaryono (2001), tentang pengaruh eksternal pemukiman terhadap harga lahan dan preferensi bermukim di Kabupaten Sidoarjo. Penelitian tersebut bermaksud untuk mengetahui faktor eksternal pemukiman dan lokasi pemukiman terhadap referensi bermukim dan pengaruhnya dengan harga lahan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei, dengan teknik pengambilan sampel adalah stratified ramdom sampling. Sedangkan teknis analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif. Hasil atau temuan dari penelitian adalah bahwa kecenderungan preferensi bermukim adalah tidak sama antar responden dan variabel yang secara signifikan berpengaruh terhadap harga tanah adalah jarak ke pintu gerbang, lebar jalan permukiman, jarak jalan utama dan kemananan pemukiman.
Syafiatun Siregar (2010), melakukan penenelitian tentang kajian preferensi bermukim di daerah perbatasan kota. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei dengan teknik pengambilan sampel adalah cluster sampling. Analisis data secara deskriptif dan analisa chi-square dan crosstab. Hasil dari penelitiannya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi bermukim adalah kondisi permukiman, tersedianya sarana dan prasarana serta kondisi sosial.
Penelitian Febby Asteriani (2011), tentang preferensi penghuni perumahan di Kota Pekanbaru dalam menentukan lokasi perumahan. Penelitian tersebut merupakan penelitian survei dengan teknik pengambilan sampelnya adalah simple random sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif, yang menghasilkan temuan bahwa kajian tentang faktor-faktor pemilihan lokasi
perumahan yang terdapat pada landasan teori merupakan faktor-faktor yang dianggap menentukan oleh penghuni perumahan, namun tidak semua sub faktor dianggap menentukan.
Penelitian Asrin Rante Tasak (2011), tentang preferensi masyarakat Papua dalam memilih Perumahan Perkotaan di Kota Jayapura. Penelitian tersebut merupakan penelitian survei dengan teknik pengambilan sampelnya adalah proportional sampling. Tekniks analisis data menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif yang menghasilkan temuan, bahwa masyarakat Papua secara umum mempunyai preferensi yang sama terhadap pemilihan perumahan.
Deny Kurniadi S. (2013), pernah melakukan penelitian tentang preferensi konsumen dalam membeli rumah tipe menengah di Kabupaten Bantul. Penelitian tersebut merupakan penelitian survei dengan teknik pengambilan sampelnya adalah purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif. Penelitian tersebut menghasilkan temuan yaitu atribut utama preferensi konsumen adalah faktor keamanan. Atribut kedua adalah lokasi dan atribut selanjutnya adalah fasilitas. Kategori demografi yang paling mempengaruhi konsumen adalah pendidikan, jenis kelamin, umur dan pendapatan.
Tabel 1.2. Beberapa Penelitian Tentang Preferensi
No. Peneliti dan Judul Penelitian
Tujuan Penelitian Metode
Penelitian Hasil/Temuan Penelitian 1. Endaryono (Pengaruh faktor eksternal pemukiman terhadap harga tanah dan preferensi bermukim: studi kasus kawasan pemukiman di Kabupaten Sidoarjo)
- Untuk mengetahui faktor eksternal pemukiman dan lokasi pemukiman terhadap kecenderungan preferensi bermukim. - Mengetahui faktor-faktor eksternal pemukiman yang relevan mempengaruhi harga tanah dan seberapa besar pengaruhnya. - Penelitian survei - stratified random sampling - Analisis kuantitatif. - Kecenderungan preferensi bermukim adalah tidak sama. - Variabel yang secara
signifikan berpengaruh terhadap harga tanah adalah jarak ke pintu gerbang tol, lebar jalan pemukiman, jarak ke jalan utama dan keamanan pemukiman. 2. Syafiatun Siregar dkk. (2010). “Kajian Preferensi Bermukim di Daerah Perbatasan Kota” Mengetahui faktor-faktor lingkungan yang menjadi bahan pertimbangan dalam memilih lokasi tempat tinggal. - Penelitian Survei - Cluster Sampling - Analisis deskriptif dan Analisis Chi-square dan Crosstab. Faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi bermukim adalah kondisi permukiman, tersedianya sarana dan prasarana serta kondisi sosial. 3. Febby Asteriani (2011) “Preferensi Penghuni Perumahan di Kota Pekanbaru dalam menentukan Lokasi Perumahan” - Mengkonfirmasi faktor-faktor teoritis tentang pemilihan lokasi perumahan, - Mengetahui faktor-faktor yang dianggap menentukan/tidak dalam pemilihan lokasi. - Penelitian Survei - Simple random Sampling - Analisis kuantitatif.
Semua kajian tentang faktor-faktor pemilihan lokasi perumahan yang terdapat pada landasan teori merupakan faktor-faktor yang dianggap menentukan oleh penghuni perumahan, namun tidak semua sub faktor dianggap menentukan.
4. Asrin Rante Tasak (2011). “Preferensi Masyarakat Papua dalam Memilih Perumahan Perkotaan di Kota Jayapura. (Studi Kasus:Perumahan Taman Puri Kencana, Hedam Ganda Griya dan Perumnas IV”.
- Untuk mengetahui preferensi masyarakat Papua dalam memilih perumahan perkotaan yang dibangun oleh pemerintah maupun swasta di Kota Jayapura serta mengidentifikasi karakter/variabel yang mempengaruhi preferensi masyarakat Papua dalam memilih perumahan perkotaan tersebut. - Penelitian Survei - Proportional sampling - Analisis kuantitatif dan kualitatif.
Masyarakat Papua secara umum mempunyai preferensi yang sama terhadap pemilihan perumahan.
Lanjutan Tabel 1.2.
No. Peneliti dan Judul Penelitian
Tujuan Penelitian Metode
Penelitian Hasil/Temuan Penelitian 5. Deny Kurniadi S. (2013) “Preferensi Konsumen dalam Membeli Rumah Tipe Menengah di Kabupaten Bantul (Studi pada Perumahan di Kecamatan Banguntapan dan Kasihan).
- Menganalisis atribut yang menjadi preferensi utama konsumen dalam membeli rumah.
- Menganalisis perbedaan preferensi konsumen pada kategori demografi - Penelitian survei - Purposive sampling - Analisis kuantitatif.
Atribut utama preferensi konsumen adalah faktor keamanan, atribut kedua adalah lokasi dan atribut selanjutnya adalah fasilitas. Kategori demografi yang paling mempengaruhi konsumen adalah pendidikan. Variabel lain yang berpengaruh adalah jenis kelamin, umur, dan pendapatan. Variabel demografi yang tidak berpengaruh terhadap preferensi konsumen adalah anak. 6. Eko Rosyid Nopiyanto (2014) “Preferensi Pemukim Perumahan Sidorejo terhadap Lokasi tempat tinggal di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul” - Mengetahui karakteristik pemukim di Perumahan Sidorejo - Mengetahui preferensi pemukim Perumahan Sidorejo terhadap Lokasi tempat tinggal. - Penelitian Survei - Simple Random sampling - Analisis Tabel Frekuensi
Hasil yang diharapkan adalah:
- Karakteristik pemukim Perumahan Sidorejo. - Faktor-faktor yang
menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi perumahan oleh pemukim Perumahan Sidorejo.