• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA - DOCRPIJM b4e9b96188 BAB VBAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA - DOCRPIJM b4e9b96188 BAB VBAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V - 1

BAB V

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

KOTA

5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam

Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang, kabupaten/kota wajib menyusun Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah

Kabupaten/kota. Dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya,

beberapa yang perlu diperhatikan dari RTRW Kabupaten/Kota adalah

sebagai berikut:

a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari

sudut kepentingan:

i. Pertahanan keamanan

ii. Ekonomi

iii. Lingkungan hidup

iv. Sosial budaya

v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi

b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang

mencakup:

i. Arahan pengembangan pola ruang:

a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya

seperti pengembangan RTH.

ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan

seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah,

(2)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V - 2 c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta

Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umumperaturan

zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya,sistem perkotaan,

dan jaringan prasarana.

d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang

danstruktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) diperlukan sebagai

dasarpembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.Pada

pembangunaninfrastruktur skala kawasan, pembangunan infrastruktur

Bidang CiptaKarya diarahkan pada lokasi KSK, dan diharapkan

keterpaduanpembangunan dapat terwujud.Tabel 5.1 memaparkan

identifikasiarahan RTRW Kabupaten/Kota untuk Bidang Cipta Karya,

Tabel 5.2memaparkan identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten/Kota

(KSK),serta Tabel 5.3 memaparkan identifikasi indikasi program khusus

untuk Bidang Cipta Karya.

Tabel 5.1

Arahan RTRW Kabupaten/Kota untuk Bidang Cipta Karya

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

(1) (2)

Pola ruang wilayah Kota Batam

dikembangkan secara serasi,

selaras dan terpadu dengan

struktur ruang wilayah kota,

mencakup kawasan-kawasan

lindung dan kawasan-kawasan

budidaya untuk mendukung

kegiatan sosial-ekonomi dan

Sistem pusat-pusat kegiatan

pelayanan perkotaan di Kota

Batam sebagai komponen

pembentuk struktur ruang wilayah

kota dikembangkan dengan basis

PKN dan PKSN, yang melayani

tidak hanya internal Kota Batam

(3)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V - 3 kelestarian lingkungan hidup di

wilayah darat dan laut;

juga lingkup regional, nasional,

dan internasional sesuai arahan

RTRWN dan penetapan Batam

sebagai Kawasan Perdagangan

Bebas dan Pelabuhan Bebas.

Mengembangkan ragam Ruang

Terbuka Hijau Kota (hutan lindung,

hutan kota, jalur hijau, taman

median jalan, tamankota, taman

lingkungan, bumi perkemahan dll)

dalam rangka mewujudkan tutupan

hijau minimal 30 % dari luas

wilayah darat kota, untuk

meningkatkan fungsi lindung

wilayah kota, peresapan air,

pengaturan iklim mikro, dan estetika

kota;

Sistem pusat-pusat kegiatan

pelayanan perkotaan di Kota Batam

yang dilandaskan pada layanan

langsung kebutuhan masyarakat

dan layanan pendukung

pengembangan kegiatan-kegiatan

usaha produktif, berdasarkan hirarki

dan skala pelayanannya dibedakan

atas :

 Pusat Pelayanan Primer

(Primary Services Center),

yang merupakan pusat

pelayanan hirarki ke 1 (satu)

untuk pelayanan lokal seluruh

kota, regional, nasional, dan

internasional;

 Pusat Pelayanan Sekunder

(Secondary Services Center),

yang merupakan pusat

pelayanan hirarki ke 2 (dua)

untuk pelayanan lokal

setingkat wilayah kecamatan;

dan

 Pusat Pelayanan Lingkungan

(4)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V - 4

Services Center), yang

merupakan pusat pelayanan

hirarki ke 3 (tiga) untuk

pelayanan lokal setingkat

wilayah kelurahan atau

setingkat satuan lingkungan

permukiman (neighbourhood

unit).

Mengembangkan

kawasan-kawasan budidaya sesuai kondisi,

potensi, serta karakteristik sumber

daya alam dan lahan berdasarkan

kriteria lokasi kegiatan dan standar

teknik pemanfaatan ruang menurut

ketentuan perundang-undangan

Dalam jangka menengah, untuk

Pusat Pelayanan Primer masih

mengandalkan pada pusat-pusat

pelayanan yang sudah ada dan

berkembang di P. Batam, namun

untuk selanjutnya s.d. tahun 2028

Pusat-pusat Pelayanan Primer juga

dikembangkan di P. Rempang dan

P. Galang sejalan dengan progres

penyelesaian masalah status

hukum kawasan.

Memanfaatkan secara optimal areal

lahan yang diserahkan

pengembang kepada Pemerintah

Kota untuk peningkatan fasilitas

pelayanan umum dan bangunan

pemerintah, secara serasi dan

selaras dengan pengembangan

pusat-pusat kegiatan pelayanan

perkotaan dan ruang terbuka hijau

kota;

Pada Pusat-pusat Pelayanan

Primer dialokasikan

kegiatan-kegiatan pelayanan perkotaan untuk

mendukung pengembangan

fungsi-fungsi utama wilayah Kota Batam

(pemerintahan, perdagangan dan

jasa, industri, alih muat angkutan

laut, pariwisata dll) serta

kegiatan-kegiatan pelayanan tertentu terkait

dengan Kawasan Perdagangan

(5)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V - 5 Batam.

Mengintensifkan pemanfatan ruang

pada kawasan-kawasan budidaya

yang memiliki nilai ekonomi tinggi di

P. Batam, P. Rempang dan

pulau-pulau yang lain dengan

mengarahkan pembangunan

secara vertikal;

Untuk memperkuat orientasi dan

pergerakan eksternal Kota Batam di

era persaingan global, struktur

ruang wilayah kota dimantapkan

melalui peningkatan kualitas

layanan dan pengembangan

simpul-simpul (outlet) transportasi

berupa bandara, pelabuhan laut,

dan pelabuhan penyeberangan

untuk menciptakan akses regional,

nasional, dan internasional yang

lebih berdayaguna, berhasilguna,

dan berdaya saing.

Mengendalikan kegiatan reklamasi

di kawasan-kawasan

pengembangan pantai untuk

mengurangi tekanan dan tingkat

kerusakan kawasan bukit dan

perbukitan di P. Batam, dan

melakukan subtitusi bahan timbun

dengan pasir darat dan/atau pasir

laut; dan

Arahan RTRWN untuk

pengembanganPelabuhan

Internasional Batam sesuai kondisi

realistik setempat diterjemahkan

sebagai sebuah sistem pelabuhan

bebas berskala pelayanan nasional

dan internasional dengan dermaga

outlet di Pelabuhan Batu Ampar

dan Pelabuhan Kabil, yang untuk

ke masa depan ditingkatkan

hirarkinya menjadi “pelabuhan

internasional hub” (hub

(6)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V - 6

pesisir untuk meningkatkan

keserasian, keselarasan, dan untuk

menghindarkan dampak negatif tak

diinginkan terhadap lingkungan laut.

akan dilayani oleh pelabuhan

nasional dan internasional yang ada

di P. Batam, namun untuk

selanjutnya akan dikembangkan

pelabuhan baru pada lokasi yang

strategis di P. Rempang dan/atau

Galang.

Untuk menciptakan

aksesibilitasyang tinggi antar

Pusat-pusat Pelayanan Primer dan

dengan Pusat-pusat Pelayanan

Sekunder, dan ke/dari

simpul-simpul (outlet) utama transportasi

(Kawasan Primer), serta ke/dari

Kawasan-kawasan Sekunder

(Kawasan Industri, Kawasan Pusat

Pemerintahan, Kawasan

Perdagangan dan Jasa dll)

dikembangkan jalan tol, jalan lintas

atas (flyover), simpang susun

(interchange), jalan lintas bawah

(underpass), dan jaringan

transportasi massal (MRT/LRT)

yang dapat berada di atas dan/atau

di bawah permukaan tanah air.

Untuk menunjang berbagai kegiatan

penghidupan dan kehidupan kota,

selain sistem jaringan transportasi

juga ditingkatkan pengembangan

sistem jaringan prasarana dan

(7)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V - 7 Tabel 5.2

Identifikasi Kawasan Strategis Kota (KSK) berdasarkan RTRW Kota Batam

KAWASAN

STRATEGIS KOTA SUDUT KEPENTINGAN

LOKASI / BATAS

Batas kawasan secara

fisik adalah jaringan

jalan

Batas kawasan berupa

zona peruntukan lahan

Batas kawasan berupa

zona peruntukan lahan

Batas kawasan berupa

zona peruntukan lahan

Batas kawasan berupa

zona peruntukan lahan energi, jaringan telekomunikasi,

jaringan sumber daya air, dan

penyehatan lingkungan

(8)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V - 8 Tabel 5.3

Identifikasi Indikasi Program RTRW KotaBatam terkaitPembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

NO PROGRAM LOKASI KSK/

1 Sistem Jaringan Transportasi

a. Transportasi Darat

- Pembangunan Tol Batu

Ampar-Muka Kuning-Batu Besar Kota Batam

KSK

- Pembangunan Jembatan

Batam-Tanjung Sauh-Bintan Kec. Kabil

APBN/Swast

- Peningkatan ruas jalan arteri primer Ruas Pangeran

Kec. Sekupang

(9)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V - 9

- Peningkatan ruas jalan Sultan Hasanuddin (Simp,Punggur-Telaga Punggur)

Kec. Nongsa

KSK

- Peningkatanruas jalan Simp. KDA- Batam Centre

Kec, Batam Kota

KSK APBD

Provinsi Dinas PU

- Peningkatan ruas jalan lingkar

Tanjung Uncang Kec. Batu aji

KSK APBD

- Peningkatan ruas jalan Simp. Duta Mas-Orchid Park

Kec Batam Kota

APBD

Kota/Prov Dinas PU

- Peningkatan ruas jalan Simp.

PTK-Kawasan Industri Kabil Kec. Nongsa

KSK APBD

Kota/Prov Dinas PU

- Peningkatan jalan Simp.

Taiwan-Batu Besar Kec. Nongsa APBD Kota Dinas PU

- Pembangunan terminal tipe A Kec. Nongsa

APBN

(10)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -10

- Pembukaan jalur penyeberangan Telaga Punggur-Tanjung Balai

- Pembangunan jaringan kereta api perkotaan jalur Batu

Ampar-- Pembangunan jaringan kereta api perkotaan jalur atu Aji-Batam Centre

- Pengembangan pelabuhan cargo Batu Ampar

- Pengembangan pelabuhan cargo

(11)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -11

- Pengembangan pelabuhan Sijantung

Bandara Hang Nadim Kec. Nongsa

APBN/

- Pengembangan terminal penumpang Bandara Hang

2 Sistem Infrastruktur Perkotaan

a. Penyediaa

n Air Minum Kota

(12)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -12

transmisi tembesi Sagulung jasa air

minum

air minum

- Pembangunan IPA dan pipa

transmisi sungai Rempang Kec. Galang

KSK Penyedia

transmisi sungai Cia Kec. Galang

KSK Penyedia

transmisi Sungai Gong Kec. Galang

KSK Penyedia

transmisi Sungai Galang Kec. Galang

KSK Penyedia

transmisi Pulau Bulan Kec. Bulang

Penyedia jasa air minum

Penyedia jasa air minum

- Pembangunan pipa distribusi bawah laut Sagulung- Pulau Buluh

Kec. Bulang

APBD Kota Dinas PU

(13)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -13

- Pembangunan pipa distribusi

Rempang-Galang-Galang Baru Kec. Galang

KSK

Swasta Swasta

- Pembangunan pipa distribusi

Pulau Bulan Kec. Bulang Swasta Swasta

osmosis) di Kecamatan Bulang Kec. Bulang

APBN/ APBD

osmosis) di Kecamatan Galang Kec. Galang

(14)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -14

- Pembangunan sanitasi komunal (berbasis masyarakat) di wilayah

- Pembangunan sanitasi komunal (berbasis masyarakat) di wilayah

- Pengembangan IPAL Batam Centre

(15)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -15

- Pembangunan IPAL Galang dan

Galang Baru Kec. Galang

KSK

- Pengembangan tempat penimbunan dan pengolahan

- Pengembangan TPS (Container

Bin) Pulau Batam

- Pembangunan Instalasi

Pengolahan Sampah (IPS) Kec. Nongsa Swasta Swasta

d. Sistem

Drainase Kota

(16)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -16

- Pembangunan drainase primer Muka Kuning

- Pembangunan drainase primer Duriangkang

- Pembangunan drainase primer Sungai Beduk

- Pembangunan drainase primer

Nongsa Kec. Nongsa

(17)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -17

- Pembangunan drainase primer Sungai Baloi

- Pembangunan drainase primer Sungai langkai

- Pembangunan drainase primer Tembesi

- Pembangunan drainase primer Bengkong

- Pembangunan drainase sekunder Sungai Panas

(18)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -18

sekunder Baloi Permai Kota APBD Kota Dinas PU Kota

- Pembangunan drainase sekunder Teluk Tering

- Pembangunan drainase sekunder Belian

- Pembangunan drainase

sekunder Tanjung Memban Kec. Nongsa

APBD Prov/ APBD Kota

Dinas PU Prov/ Dinas PU Kota

- Pembangunan drainase

sekunder Kabil Kec. Nongsa

APBD Prov/ APBD Kota

Dinas PU Prov/ Dinas PU Kota

- Pembangunan drainase

sekunder Nongsa Kec. Nongsa

APBD Prov/ APBD Kota

Dinas PU Prov/ Dinas PU Kota

- Pembangunan drainase sekunder Tanjung Sengkuang

- Pembangunan drainase sekunder Tanah Longsor

- Pembangunan drainase sekunder Pantai Stress

(19)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -19

- Pembangunan drainase sekunder Jalan duyung

- Pembangunan drainase sekunder Bukit Beruntung

- Pembangunan drainase sekunder Bengkong Abadi

- Pembangunan drainase sekunder Bengkong Sadai

- Pembangunan drainase sekunder Baloi Centre

- Pembangunan drainase sekunder Bukit Daeng

- Pembangunan drainase sekunder Sungai Binti

- Pembangunan drainase sekunder Sungai Lekop

(20)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -20

- Pembangunan drainase sekunder Mangsang

- Pembangunan drainase sekunder Tanjung Piayu

- Pembangunan drainase sekunder Tanjung Riau

- Pembangunan drainase sekunder Tiban Selatan

- Pembangunan drainase

sekunder Paradise Kec. Batu Aji

APBD Prov/ APBD Kota

Dinas PU Prov/ Dinas PU Kota

- Pembangunan drainase

sekunder Kodim Kec. Batu Aji

APBD Prov/ APBD Kota

Dinas PU Prov/ Dinas PU Kota

- Pembangunan drainase

sekunder Tanjung Uncang Kec. Batu Aji

APBD Prov/ APBD Kota

Dinas PU Prov/ Dinas PU Kota

- Pembangunan drainase

sekunder Pasar Melayu Kec. Batu Aji

(21)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -21

NO PROGRAM LOKASI KSK/

BUKAN

SUMBER DANA

INSTANSI PELAKSANA

- Pembangunan pedestrian koridor Nagoya-Jodoh

Kec. Lubuk Baja, Ke. Batu Ampar

KSK

APBD Kota

Dinas Tata Kota Batam

- Revitalisasi kawasan Jodoh Bulevard

Kec. Batu

Ampar APBD Kota

Dinas Tata Kota Batam

- Pembangunan pedestrian koridor Sungai Harapan

Kec.

Sekupang APBD Kota

Dinas Tata Kota Batam

- Pembangunan pedestrian kawasan Jembatan Raja Haji Fisabilillah

Kec. Sagulung

APBD Kota

(22)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -22

5.2 Arahan Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun

berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut,

RPJM Daerah dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program

Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah

dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan

Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program

Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah,

dan program kewilayahan disertai dengan rencanarencana kerja dalam

kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Penyusunan RPI2-JM tentu perlu mengacu pada rencana pembangunan

daerah yang tertuang dalam RPJMD agar pembangunan sektor Cipta

Karya dapat terpadu dengan pembangunan bidang lainnya.Oleh karena

itu, ringkasan dari RPJMD perlu dikutip dalam RPI2-JM CK seperti visi,

misi, serta arahan kebijakan bidang Cipta Karya di daerah.

5.2.1 Kebijakan Pembangunan Daerah

5.2.1.1 Visi dan Misi Pembangunan Bidang cipta karya

Visi adalah preferensi dan pendekatan Pemerintah Kota Batam dalam hal

menyelenggarakan kepemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Visi Pembangunan Kota Batam Tahun 2011–2016:

“Terwujudnya Kota Batam sebagai Bandar Dunia Madani yang Modern dan

(23)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -23

Visi di atas mendudukkan masyarakat Kota Batam sebagai subyek

pembangunandengan tujuan kesejahteraan bangsa, termasuk segenap

lapisan masyarakat KotaBatam.Upaya tersebut adalah adalah menjadi

tugas aparatur Pemerintah Kota Batam. Di bawah kepemimpinan

Walikota, peningkatan kualitas dan kesejahteraan hidup masyarakat akan

diselenggarakan melalui pemerintahan yang baik dan bersih, serta

berpegang pada prinsip-prinsip pemerintah yang dijalankan secara

profesional, akuntabel, dan transparan yang mengedepankan partisipasi

masyarakat.

Kota Batam terletak di lokasi yang strategis dalam lingkup regional yaitu

sebagaisalah satu gerbang di wilayah Propinsi Kepulauan Riau dan

lingkup internasional karena lokasinya yang berada di perbatasan dan

relatif dekat dengan beberapa negara tetangga. Faktor georafis tersebut telah mendorong Kota Batam sebagai “pusat pertumbuhan ekonomi“ sekaligus sebagai pusat kegiatan transit barang (perdagangan) dan

penumpang. Fungsi tersebut ditunjang oleh keberadaan sarana dan

prasarana infrastruktur yang memadai untuk melayani pelayaran antar

wilayah dan antar pulau, beberapa pelabuhan (komoditi) khusus lainnya,

serta bandar udara Hang Nadim yang melayani penerbangan lokal ke

beberapa kota besar di Indonesia (dan bahkan internasional). Dinamika

arus barang dan penumpang yang cukup tinggi menjadikan Kota Batam

diarahkan agar berdampak pada peningkatan aktivitas perdagangan dan

aktifitas warga masyarakat di Kota Batam. Terwujudnya Batam sebagai

Bandar Modern Dunia yang Madani dan menjadi Pusat Pertumbuhan

Andalan Perekonomian Nasional memberikan pemahaman sebagai

berikut:

a. Kota Batam sebagai Kota yang akan berkembang pesat di masa

mendatang, yaituKota yang dapat disejajarkan dengan kota besar

lainnya. Letak strategis maupundaya dukung adalah salah satu

(24)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -24

b. Bandar dunia dalam makna mengarahkan pengembangan dan

pembangunanKota Batam sebagai kota industri, perdagangan,

pariwisata dan alih kapal yangkompetitif dan dinamis di kawasan

regional Asia Tenggara, serta atraktif bagipelaku bisnis dalam dan luar

negeri. Dalam jangka panjang,

c. Kota Batamdiupayakan menjadi suatu kota jasa yang menjadi "center of

excellent", denganmelakukan pendalaman pada fungsi-fungsi yang

sudah ada yang ramahlingkungan dengan sentuhan teknologi yang

terus berkembang.

d. Madani adalah tatanan masyarakat yang sopan santun, disiplin dan

beradab sertaberbudaya tinggi (civilized). Tatanan masyarakat terwujud

dalam sopan santundan beradab dalam mencari jalan keluar melalui

musyawarah dalam menghadapiberbagai permasalahan.

e. Sebagai salah satu pusat pertumbuhan nasional, diharapkan Kota

Batam akanmemiliki masyarakat yang sejahtera kehidupannya, sumber

daya manusia dangenerasi muda yang cerdas dan sehat, berbudaya,

agamis, berakhlak mulia yangmampu menghadapi kemajuan zaman

dan era globalisasi.

Misi adalah deskripsi rumpun tujuan Pemerintah Kota Batam yang

dijabarkan dari makna visi yang ingin dicapai dan terukur untuk masa

depan. Namun misi dapat dikaji ulang secara berkala disesuaikan dengan

dinamika. Untuk tahun 2012-2016, dirumuskan 5 (lima) pernyataan misi

sebagai berikut:

1. Mensukseskan misi pemerintah untuk mengembangkan Kota Batam

sebagai Bandar Modern berskala internasional sebagai kawasan

investasi dilengkapi dengan fasilitas pusat perdagangan, kawasan

industri besar, menengah kecil, koperasi, usaha rumah tangga, industri

pariwisata, pusat perbelanjaan dan kuliner, hiburan, pengelolaan

sumberdaya kelautan melalui kerjasama dengan Pengelola Kawasan

(25)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -25

2. Mengembangkan sistem pendukung strategis penataan ruang terpadu

meliputi komponen fasilitas sarana dan prasarana sistem transportasi

darat laut dan udara yang memadai, sistem telekomunikasi dan

teknologi informasi (ICT) modern dan prima, ekosistem hutan kota,

penataan lingkungan kota yang bersih, sehat, aman, nyaman dan

lestari.

3. Meningkatkan pelayanan prima dalam hal pendidikan, kesehatan,

perumahan yang layak dan terjangkau, ketenagakerjaan, sosial

budaya, fasilitasi keimanan dan ketaqwaan, kepemudaan dan olahraga

agar kualitas hidup manusia dan kecerdasan seluruh lapisan

masyarakat meningkat serta pengentasan kemiskinan.

4. Menumbuhsuburkan kehidupan harmonis dan berbudi pekerti atas

dasar nilai multi etnis, multi kultur, multi agama dan melestarikan

nilai-nilai seni budaya melayu, kearifan lokal dan memelihara kelestarian

lingkungan hidup.

5. Mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang baik, bersih dan

berwibawa.

5.2.1.2 Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Bidang Cipta

karya

Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran setiap misi yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka disusun strategi pembangunan sebagaimana

dijelaskan sebagai berikut:

MISI-1 : Mensukseskan misi pemerintah untuk mengembangkan Kota

Batam sebagai Bandar Modern berskala internasional sebagai

kawasan investasi dilengkapi dengan fasilitas pusat perdagangan,

kawasan industri besar, menengah kecil, koperasi, usaha rumah

tangga, industri pariwisata, pusat perbelanjaan dan kuliner, hiburan,

(26)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -26

pengelola kawasan dan pemangku kepentingan pembangunan

lainnya.

A. Arah Kebijakan Bidang Penanaman Modal :

Meningkatkan sistem pengaturan dan pelaksanaan investasi yang

optimal melalui pelayanan terpadu dan menyediakan informasi potensi

investasi Kota Batam

Strategi:

1. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi strategis dengan

Pengelola Kawasan

2. Meningkatan proses perizinan dan pemberian insentif dukungan

usaha

3. Sosialisasi pada pemangku kepentingan tentang pentingnya

program CSR

4. Penyusunan Perda Pengaturan & Pemanfaatan dana program CSR

5. Optimalisasi kedudukan Walikota sebagai Wakil Ketua Dewan

Kawasan

6. Melaksanakan semua kesepakatan dan MOU yang telah dibuat

melalui Rakor antara DPRD, BP Kawasan dan Pemko Batam

B. Arah KebijakanBidang Koperasi danUsaha Kecil danMenengah :

Meningkatkan dukungandan fasilitas UKM dankoperasi

dalamkompetensi/keahlian,kelembagaan, teknologi,pembiayaan dan

aksesterhadap pasar serta keterkaitan denganpotensi kawasan

sertakegiatan arus barang danpenumpang di Batam

Strategi :

1. Meningkat danmengembangkan potensijasa dan

(27)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -27

2. Meningkatkan dukungandan fasilitas UKM dankoperasi

dalamkompetensi/keahlian,kelembagaan, teknologi,pembiayaan

dan aksesterhadap pasar

C. Arah kebijakanBidang PemberdayaanMasyarakat dan Desa :

Meningkatkan dan mengembangkan pemberdayaan masyarakat,

terutama di wilayah hinterland dalam upaya peningkatan kemandirian

dan kesejahteraan hidup

Strategi :

Meningkatkan hasil-hasil pengelolaan sumber daya kelautan dan

perikanan secara optimal dan berkelanjutan dengan fokus pada

peningkatan jumlah dan kualitasproduksi

D. Arah KebijakanBidang Kelautan danPerikanan :

Meningkatkan dukungandan fasilitasi pengelolaansumber daya

kelautandan perikanan secaraoptimal dan berkelanjutanyang juga

dikaitkandengan kepariwisataan

Strategi

Mengembangkan usahapertanian dan peternakandi wilayah hinterland

E. Arah KebijakanBidang Pertanian danKetahanan Pangan :

Meningkatkan dukungandan fasilitasi pengelolaanpertanian secara

optimal dan berkelanjutan

Strategi :

1. Menjamin pangan asalhewan yang aman, sehat,utuh dan halal

sehingga layak untuk dikonsumsimasyarakat

2. Meningkatkanpengaturan,pemanfaatan, pengawasan dan evaluasi

(28)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -28

penyelesaian masalah berupa ancaman, gangguan dan hambatan

dalam pelaksanaan pembangunan kehutanan

F. Arah KebijakanBidang Kehutanan :

Meningkatkan pengaturan, pemanfaatan, pengawasan dan evaluasi

sumber daya hutan secara berlanjutan dan optimalisasi penyelesaian

masalah berupa ancaman, gangguan dan hambatan dalam

pelaksanaan pembangunan kehutanan termasuk mendorong adanya

hutan kota.

Strategi :

Optimalisasi dukungan dan fasilitasi industry

G. Arah KebijakanBidang Industri :

Meningkatkan dukungandan fasilitasi industristrategis, pendukung

danindustri rakyat

Arah KebijakanBidang Perdagangan :

- Meningkatkan kapasitasdan kapabilitas potensijasa dan

perdaganganuntuk kebutuhandomestik danperdagangan di

KotaBatam

- Meningkatkan penataan dan pembinaan PKLdan sektor formal dan

informal secara bertahap dan berkelanjutan, termasuk mendorong

pusatperdagangan internasional.

Strategi :

1. Mengoptimalkan fungsi kerja BPSK dan DEKRANASDA dengan

penyediaan fasilitas sarana dan prasarana

2. Mendirikan UPT kemetrologian di KotaBatam

3. Meningkatkan dan mengembangkan potensijasa dan perdagangan

(29)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -29

4. Meningkatkan pariwisatasecara terpadu melaluipengembangan

produkpariwisata, pangsa pasarpariwisata, kualitasdestinasi

pariwisatadengan dukunganpemasaran dan promosiyang optimal

H. Arah KebijakanBidang Pariwisata :

Mengembangkan obyekdan produk pariwisatadengan dukungan

sarana prasarana, pemasaran dan promosi yang optimal

MISI-2 : Mengembangkan sistem pendukung strategis penataan

ruang terpadu meliputi komponen fasilitas sarana dan prasarana

sistem transportasi darat laut dan udara yang memadai, sistem

telekomunikasi dan teknologi informasi (ICT) modern dan prima,

ekosistem hutan kota, penataan lingkungan kota yang bersih, sehat,

aman, nyaman dan lestari.

A. Arah Kebijakan Bidang Penataan Ruang :

Meningkatkan sinergisitas pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan

pengawasan penataan ruang secara konsisten dan terpadu sesuai

dengan ketentuan yang berlaku

Strategi :

1. Penyelenggaraan penataan ruang yang komprehensif, konsisten,

terpadu dan berkelanjutan

2. Melalukan penelitian danpengembangan kelistrikan Daerah

3. Meningkatkan tata kelola pertanahan yang tertib dan responsive

4. Menjamin ketersediaan lahan untuk fasum dan fasos pemerintah

(30)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -30

B. Arah Kebijakan Bidang Pertanahan :

Penataan dan optimalisasi prosedur pertanahan sesuai dengan

kebutuhan yang ada dan mendorong land banking Meningkatkan

koordinasi dan konsistensi dalam menyiapkan persediaan lahan

Strategi :

Penciptaan dan pemeliharaan lingkungan perkotaan yang bersih,

hijau,indah dan nyaman melalui penataan secara

C. Arah Kebijakan Bidang Pekerjaan Umum :

Meningkatkan pembangunan infrastruktur dasar, serta utilitas di

wilayah perkotaan dan hinterland yang prima dan berdaya guna dan

berhasil guna bagi masyarakat

D. Arah Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup dan Pekerjaan Umum :

Meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan secara komprehensif

yang didukung oleh peran aktif dan kesadaran masyarakat

Strategi :

1. Meningkatkan pembangunan infrastruktur dasar, serta utilitas di

wilayah perkotaan dan hinterland secara komprehensif

E. Arah Kebijakan Bidang Perumahan :

1. Meningkatkan dukungan dan fasilitasi, serta penyediaan rumah

tinggal layak huni dan terjangkau secara merata, terutama bagi

MBR

2. Melakukan kebijakan preventif dan kuratif kondisi lingkungan

perumahan dan kawasan permukiman komprehensif secara

(31)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -31

Strategi:

1. Meningkatkan kinerja UPT Air Bersih di Kota Batam

2. Meningkatkan pembangunan sistem transportasi danvperhubungan

secara terpadu dan menyeluruh yang mendukung struktur ruang

3. Meningkatkan pembangunan sistem transportasi dan perhubungan

secara terpadu dan menyeluruh yang mendukung struktur ruang

kota

F. Arah KebijakanBidang Perhubungan :

Meningkatkan kualitas danakses sarana prasarana &tingkat

layanantransportasi/perhubunganbagi masyarakat secaraoptimal

termasuk denganhinterland

Strategi :

1. Mengembangkan teknologiinformasi yang aplikatif danterpadu

dalampenyelenggaraanpembangunan secarabertahap dan

sistematis

G. Arah Kebijakan Bidang Komunikasi dan Informatika :

Meningkatkan danmenerapkan kapasitasteknologi informasi yangtepat

guna dan berdaya gunabagi penyelenggaraanpembangunan

yangdidukung oleh SDM yanghandal dan kompeten

Strategi :

1. Meningkatkan data informasistatistik secara terbuka danmudah

bagi masyarakat

MISI -3 :Meningkatkan pelayanan prima dalam hal pendidikan,

kesehatan, perumahan yang layak dan terjangkau, sosial budaya,

(32)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -32

kualitas hidup manusia dan kecerdasan seluruh lapisan masyarakat

meningkat serta pengentasan kemiskinan.

A. Arah KebijakanBidang Pendidikan danPerpustakaan :

Perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang

bermutu bagi seluruh warga dengan dukungan/partisipasi masyarakat

Strategi :

1. Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan

yang bermutu

2. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan pendidikan dasar dan

menengah

3. Peningkatan pembangunan pendidikan di daerah Hinterland

4. Mendorong kerjasama strategis dengan lembaga pendidikan tinggi

yang berkualitas dan strategis untuk mendukung posisi Batam

B. Arah KebijakanBidang Kesehatan :

Perluasan danpemerataan akses kesehatan secara merata, bermutu

dan terjangkau bagi seluru hlapisan masyarakat

Strategi :

1. Meningkatkan layanan kesehatan prima dan pengendalian jumlah

penduduk secara komprehensif

2. Meningkatkan layanan kesehatan prima dan pengendalian jumlah

penduduk secara komprehensif

3. Meningkatkan layanan kesehatan prima dan pengendalian jumlah

(33)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -33

C. Arah Kebijakan BidangPerumahan :

Melakukan kebijakan pembangunan dan peningkatan kondisi PSU

lingkungan perumahan dan kawasan permukiman secara terpadu

Strategi :

Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan dunia usaha

dalam rangka upaya penyediaan Rusunawa

Strategi:

1. Meningkatkan kinerja BLUD Perumahan

2. Meningkatkan kualitas PSU lingkunga nperumahan dan kawasan

permukiman secara terpadu dankomprehensif

D. Arah KebijakanBidangKetenagakerjaan :

 Menggali dan mengembangkan lapangan kerja yang dapat menyerap tenaga kerja terkait dengan Pengelola Kawasan

 Meningkatkan keberpihakan dan perlindungan pada tenaga kerja sesuai dengan ketentuan yang ada serta mengkaitkan dengan

pendidikan tinggi yang berkualitas

Strategi :

1. Membuka lapangan kerja

2. Mengurangi kecelakaankerja

E. Arah KebijakanBidang Kepemudaandan Olahraga :

• Meningkatkan sarana prasarana, organisasi, pendidikan dan pelatihan pemuda dalam pembangunan

• Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana olahraga dan Kepemudaan,SDM, organisas keolahragaan dan faktor

(34)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -34

Strategi :

1. Membangun ataumendorong berdirinyapusat olahraga

bertarafnasional

2. Melakukan pelayanan bidang kepemudaan dan keolahragaan yang

berkesinambungan

F. Arah Kebijakan Bidang Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak :

Meningkatkan peran dan partisipasi perempuan dalam kehidupan

untuk mendorong terwujudnya kesetaraan dan keadilan jender, serta

melindungi dan meningkatkan kualitas hidup perempuandan anak

Strategi :

1. Meningkatkan peran danposisi perempuan dalam kehidupan

bermasyarakat, sertameningkatkan kualitas hidup perempuan

dananak

G. Arah KebijakanBidang Sosial :

• Menciptakan pola dansistem peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat miskin dalam

pemenuhan kebutuhan dasar secara komprehensif

(35)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -35

MISI – 4 :Menumbuhsuburkan kehidupan harmonis dan berbudi

pekerti atas dasar nilai multi etnis, multi kultur dan melestarikan

nilai-nilai seni budaya melayu, kearifan lokal, dan memelihara

kelestarian lingkungan hidup.

A. Arah KebijakanBidangKebudayaan :

Mengembangkan budaya multi kulturdan multi etnik dan kebebasan

berkreasi dengan tetap mengacu pada etika,moral, estika, dan

agama, serta tetap melestarikan apresiasi nilai kesenian

Strategi :

1. Mengembangkan nilai seni budaya melayu yang kokoh sebagai

nilai kekayaan khas budaya asli daerah kebudayaan

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam kehidupan

bermasyarakat yang heterogen

B. Arah KebijakanBidang Lingkungan Hidup :

Meningkatnya kualitas udara dan pengelolaan limbahdan material

bahan berbahaya dan beracun Peningkatan upaya penegakan hukum

lingkungan secara konsisten

Strategi :

1. Mengoptimalkan sarana dan prasarana perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup (laboratorium, pos pengaduan)

dalam memenuhi tuntutan masyarakat terhadap lingkungan yang

baik dan sehat

2. Peningkatan partisipasi pemangku kepentingan (stakeholder)

dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

3. Memanfaatkan isu lingkungan global,undang undang lingkungan

hidup dan perda lingkungan hidup dalam rangka menjalankan

(36)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -36

C. Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil, serta Keluarga

Berencana dan Keluarga Sejahtera:

Meningkatkanpenataan danpengaturan jumlahpenduduk

danadministrasikependudukan

Strategi :

1. Meningkatkan ketertibanhidup masyarakat secarapreventif dan

kuratif dengan keikutsertaan aktifseluruh masyarakat

D. Arah Kebijakan Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik dalam

Negeri :

• Meningkatka nkesadaran masyaraka tdalam kehidupan

bermasyarakat untuk dapat saling menghargai dan menghormati

perbedaan, serta mendahulukan kepentingan umum

• Meningkatkan penciptaan ketertiba numum kehidupan masyarakat secara berkesinambungan dengan dukungan dan keikutsertaan

masyarakat luas

Strategi:

1. Meningkatkan penelitian dan pengembangan bidang strategis

daerah

2. Peningkatan koordinasi dengan BP Batam dalam mengoptimalkan

realisasi pendapatan yang berasal dari BP Batam

E. Arah KebijakanBidang Kearsipan :

Menciptakan penyelenggaraan tertib administrasi pemerintahan

secara konsisten dan transparan sesuai dengan ketentuan yang

(37)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -37

Strategi :

1. Menciptakan penyelenggaraan tertib administrasi pemerintahan

secara konsisten dan transparan

2. Pemantapan pelaksanaan perijinan bersama Pengelola Kawasan

dalam satu atap di gedung SPC

3. Meningkatkan tata kelola lembaga dan ketatalaksanaan

F. Arah Kebijakan Bidang Statistik :

• Meningkatkan pola kelola data dan informasi statistik bagi masyarakat luas

• Meningkatkan penelitian dan pengembangan bidang strategis daerah

G. Arah KebijakanBidang PerencanaanPembangunan :

• Optimalisasi keikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan melalui partisipasi, kritisi dan saran yang

membangun

• Meningkatkan konsintensi dan sinergisitas setiap Tahapan penyelenggaraan Pembangunan

• Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan pembangunan

• Meningkatkan sinergisitas setiap tahapan penyelenggaraan Pembangunan

H. Arah Kebijakan Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,

Administrasi Keuangan Daerah,Perangkat Daerah,Kepegawaian,

dan Persandian :

(38)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -38

• Meningkatkan kinerja aparatur melalui peningkatan profesionalisme melalui dukungan sistem dan prosedur kerja dan insentif yang baik

• Menciptakan penyelenggaraan tertib administrasi pemerintahan secara konsisten dan transparan sesuaidengan ketentuanyang

berlaku

• Meningkatkan pengendalian dan akuntabilitas dan kinerja eksekutif dari seluruh lapisan aparatur

• Peningkatan kemampuan dan optimalisasi kelembagaan dalam pemanfaatan dan pengamanan asset daerah secara berkelanjutan.

5.2.1.3 Program Pembangunan Bidang Cipta karya

Mensukseskan misi pemerintah untuk mengembangkan Kota

Batamsebagai Bandar Modern berskala internasional sebagai

kawasaninvestasi dilengkapi dengan fasilitas pusat perdagangan,

kawasanindustri besar, menengah, kecil, koperasi, usaha rumah

tangga,industri pariwisata, pusat perbelanjaan dan kuliner,

hiburan,pengelolaan sumberdaya kelautan melalui kerjasama

denganPengelola Kawasan dan pemangku kepentingan

pembangunanlainnya.

1. Program Peningkatan Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian

Investasi

2. Program Peningkatan Promosi Daerah

3. Program Peningkatan, Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil

Menengah dan Koperasi

4. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan

5. Program Peningkatan, Pengawasan dan Pembinaan Bidang Pertanian

(39)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -39

7. Program Pengembangan Dunia Pariwisata

8. Program Pengembangan, Pengendalian dan Pemberdayaan Bidang

Kelautan dan Perikanan

9. Program Peningkatan, dan Pengembangan Perdagangan Dalam

Negeri dan Ekspor

10. Program Peningkatan, Pembinaan, Pengembangan dan Pengawasan

Industri

11. Program Perlindungan Konsumen dan Pembinaan Pedagang Kaki

lima dan Asongan

12. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Mengembangkan sistem pendukung strategis penataan ruang

terpadu meliputi komponen fasilitas sarana dan prasarana sistem

transportasi darat laut dan udara yang memadai, sistem

telekomunikasi dan teknologi informasi (ICT) modern dan prima,

ekosistem hutan kota, penataan lingkungan kota yang bersih, sehat,

aman, nyaman dan lestari.

1. Program Pembangunan, Rehabilitasi/Pemeliharaan dan Peningkatan

Jalan dan Jembatan

2. Program Pengendalian Banjir dan Perbaikan Jaringan Pengairan

3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan

4. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air

Limbah

5. Program Perencanaan dan Pengendalian Tata Ruang

6. Program Pembangunan, Peningkatan, Pemeliharaan/Rehabilitasi

Sarana Prasarana Transportasi

(40)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -40

8. Program Peningkatan Layanan Informasi dan Pengelolaan Pos,

Telekomunikasi dan Penyiaran

9. Program Penataan Tata Guna Tanah

10. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

11. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan,

12. Ketenagalistrikan serta Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas

Meningkatkan pelayanan prima dalam hal pendidikan, kesehatan,

perumahan yang layak dan terjangkau, ketenagakerjaan, sosial

budaya, sarana ibadah, kepemudaan dan olahraga agar kualitas

hidup manusia dan kecerdasan seluruh lapisan masyarakat

meningkat serta pengentasan kemiskinan.

1. Program Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan

PembinaanKesiswaan

2. Program Peningkatan Ketersediaan dan Keterjangkauan

PelayananPendidikan Dasar dan Menengah

3. Program Peningkatan Mutu dan Manajemen Pelayanan Pendidikan

4. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

sertaStandarisasi Pelayanan Kesehatan

5. Program Pengadaaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan

PrasaranaKesehatan

6. Program Upaya Kesehatan dan Perbaikan Gizi Masyarakat serta

7. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit.

8. Program Pengadaan Obat, Pengawasan Obat dan Makanan

sertaPerbekalan Kesehatan

9. Program Pembangunan, Pemeliharaan dan Pengembangan

(41)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -41

10. Program Pembangunan, Peningkatan Kualitas dan Pengawasan

Bangunan

11. Program Pengelolaan dan Peningkatan Utilitas Perkotaan

12. Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Anak

sertaPengarasutamaan Gender

13. Program Peningkatan Kesejahteraan Keluarga dan

PenanggulanganNarkoba, PMS serta HIV/AIDS

14. Program Penanggulangan Kemiskinan dan Penanganan

Masalah-masalahSosial

15. Program Peningkatan, Pembinaan, Pengawasan dan

PerlindunganKetenagakerjaan

16. Program Peningkatan Kualitas, Produktivitas Tenaga Kerja

danKesempatan Kerja

17. Program Peningkatan, Pembinaan dan Pelayanan Kepemudaan

danOlahraga

18. Program Program Pengembangan Budaya Baca dan

PembinaanPerpustakaan

Menumbuhsuburkan kehidupan harmonis dan berbudi pekerti ata

sdasar nilai multi etnis, multi kultur dan melestarikan nilai-nilai

senibudaya melayu, kearifan lokal dan memelihara

kelestarianlingkungan hidup.

1. Program Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan

PerusakanLingkungan

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perlindungan

danPengelolaan Lingkungan Hidup

3. Program Peningkatan Penataan Lingkungan dan Konservasi Sumber

(42)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -42

4. Program Pengendalian dan Pengawasan Penduduk serta

PenataanAdministrasi Kependudukan

5. Program Pengembangan, Peningkatan dan Pembinaan Kebudayaan

6. Program Peningkatan Penghayatan Nilai-nilai Keagamaan

Mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang baik, bersih

danberwibawa.

1. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan

2. Program Penelitian dan Pengembangan Daerah

3. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah

4. Program Pengembangan Paritisipasi dan Budaya Politik

5. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan

LingkunganMasyarakat serta Penanggulangan Bencana Alam

6. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

7. Program Peningkatan Kualitas Pengawasan Internal dan

PengendalianPelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah

8. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.

9. Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

10. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah

11. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan

Daerah

12. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

13. Program Peningkatan Pelayanan Keuangan Daerah

14. Program Pembangunan, Peningkatan dan Pengadaan Fasilitas

Sarana danPrasarana Perkantoran Pemerintah

(43)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -43

5.2.1.4 Kebutuhan Anggaran Pembangunan Bidang Cipta Karya

Kebutuhan pendanaan difokuskan pada proyeksi belanja langsung APBD

Kota Batam tahun 2012-2016, yaitu dialokasikan untuk kelompok bidang

ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan suprastruktur. Model

untuk memperkirakan alokasi anggaran adalah dengan mengkaitkan

alokasi belanja per bidang dengan perkembangan Indeks Pembangunan

Manusia (IPM).Alokasi belanja langsung per bidang, disusun dengan

mempertimbangkan jumlah penduduk, sehingga diperoleh belanja

langsung per kapita. Penggunaan indikator IPM karena pada dasarnya

IPM adalah indikator hasil (result) dari suatu proses pembangunan dan

termasuk dalam kelompok indicator outcome, benefit dan impact. Dalam

model tersebut, indikator IPM yang terbentuk pada tahun sekarang adalah

merupakan hasil pembangunan yang dilaksanakan tahun Untuk keperluan

tersebut, IPM diproyeksikan secara linier, sehingga pada tahun

2016diperkirakan IPM mencapai 79,3 atau mendekati kategori wilayah

dengan tingkatkesejahteraan tinggi, yaitu IPM 80-100. Dengan laju

pertumbuhan IPM seperti tertera diatas, maka dapat diperkirakan estimasi

kebutuhan belanja langsung per kapita hinggatahun 2016 menurut bidang

ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur dansuprastruktur. Hasil

estimasi masing-masing bidang kemudian dijumlahkan sehinggadapat

diketahui belanja langsung per kapita. Untuk mencapai IPM seperti

yangditargetkan, maka total belanja langsung per kapita pada tahun 2012

ditargetkan senilaiRp728.000 per kapita dan meningkat terus, hingga pada

tahun 2016 sebesarRp.742.000,- per kapita.

Untuk memperoleh perkiraan belanja langsung, maka belanja langsung

per kapitamenurut bidang dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Batam

hingga tahun 2016.

Perkiraan pertumbuhan penduduk per tahun hingga tahun 2016 adalah

sekitar 10%.Berdasarkan pertumbuhan tersebut, maka diperlukan alokasi

(44)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -44

Pada tahun 2012 dibutuhkan belanja langsung sekitar Rp. 750milyar dan

terus perlu ditingkatkan hingga pada tahun 2016 menjadi sekitar

Rp.919milyar. Belanja langsung bidang pendidikan tahun 2012 sebesar

Rp.163 milyar menjadisebelumnya.Rp.221 milyar tahun 2016.Belanja

langsung bidang kesehatan menjadi Rp.179 milyartahun 2016.Belanja

langsung bidang ekonomi menjadi Rp.60 milyar tahun 2016.Belanja

langsung bidang infrastruktur menjadi Rp.225 milyar tahun 2016 dan

untuk bidang suprastruktur menjadi Rp.232 milyar tahun 2016.

Gambar 5.1.

Target Pencapaian IPM dan Perkiraan Kebutuhan Belanja Langsung

(45)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -45

Tabel 5.1

Perkiraan Belanja Langsung Menurut Bidang Tahun 2012-2016 (juta Rp)

Mencermati perkiraan belanja langsung sebagaimana tersebut diatas,

maka estimasibelanja yang harus dituju oleh Pemerintah Kota Batam

untuk dapat memenuhi perkiraanbelanja langsung dimaksud, maka

estimasi belanja pemerintah yang harus dicapaiharuslah estimasi normal

dan optimis. Untuk itu 5 (lima) tahun kedepan PemerintahKota Batam

harus menetapkan berbagai langkah strategi yang tepat agar

estimasipendapatan skenario normal dan optimis dapat dicapai.

Berdasarkan perkiraan tersebut, maka komposisi atau persentase

menurut bidang cukupmengalami perubahan.Komposisi belanja langsung

yang mengalami peningkatan relative tinggi adalah belanja langsung

Bidang Pendidikan. Bidang pendidikan meningkat dari23,4% menjadi 24%

kemudian bidang kesehatan mengalami peningkatan yangsignifikan dari

15,4% menjadi 19,5%, sedangkan bidang yang mengalami

penurunanadalah Bidang Ekonomi dari 6,7% menjadi 6,6%, bidang

Infrastruktur dari 24,9%menjadi 24,5% dan Bidang Suprastruktur dari

(46)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -46

5.2.2 Kebijakan Keuangan Daerah

5.2.2.1 Strategi keuangan Pembangunan Bidang Cipta karya

Dalam pemenuhan kebutuhan akan tempat tinggal, Pemerintah Kota

Batam melalui Otorita Batam menyediakan tempat tinggal dan

mengeluarkan kebijakan dalam pembiayaan perumahannya. Kebijakan

pembiayaan perumahan tersebut dialokasikan bagi Masyarakat

Berpenghasilan Rendah (MBR) agar dapat mengatasi permasalahan

utama penyediaan kebutuhan rumah bagi MBR, sehingga mereka dapat

mengakses hunian rumah yang layak dan sesuai dengan kemampuan

mereka.

SUBSIDI PERUMAHAN BAGI MBR

Kebijakan tersebut diberikan dalam bentuk pemberian bantuan subsidi

pembangunan rumah dengan diberlakukan adanya pembayaran UWTO

(Uang Wajib Tahunan Otorita). Skema pemberian keringanan perolehan

perumahan dalam pengembangan permukiman di Kota Batam, yaitu

sebagai berikut:

1. Memberi subsidi lahan untuk pembangunan rumah sehat (sederhana

sehat) dengan hanya membayar UWTO Rp. 6.000,-/m2 (UWTO

normal Rp. 40.000,- s/d Rp. 58.000,-)

2. Pembangunan RSS (Rumah Sederhana Sehat) Bagi Masyarakat

Berpenghasilan Rendah Yang Menempati KSB. Otorita Batam telah

berkoordinasi dengan Kantor Menpera (Deputi Bidang Pembiayaan)

dan BTN untuk progam pembangunan RSS bagi masyarakat

berpenghasilan rendah yang menempati KSB di Batam sebanyak

6000 unit untuk mendapat bantuan subsidi pembangunan dari

pemerintah dan saat ini telah selesai dibangun rumah contoh tanpa

kayu tipe 21 dan 36.

3. Pembangunan Rumah Susun Sewa Pekerja Otorita Batam telah

menyiapkan lahan untuk pembangunan rumah susun baru di lima

(47)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -47

4. Renovasi Kampung Tua Program Otorita Batam untuk renovasi

kampung tua dengan pola swakarsa kelompok penduduk. Kampung

tua merupakan daerah yang sejak dahulu telah ditempati oleh

penduduk asli di Batam. Terdapat beberapa daerah kampung tua

antara lain adalah Nongsa, Tanjung Riau, Tanjung Uma, dll. Dengan

memanfaatkan skim dengan bantuan Menpera melalui Bantuan

Rumah Swadaya Dan Subsidi Bunga (Permen 05/2006 dan Permen

08/2006). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup

masyarakat di daerah tersebut yang pada umumnya adalah nelayan

dan juga untuk menghindarkan kecemburuan akan pemerataan

pembangunan di Batam antara penduduk asli dengan masyarakat

pendatang.

5. Transmigrasi Lokal untuk Petani & Peternak. Program diperuntukkan

bagi petani/peternak yang menempati kurang lebih 650 ha yang

merupakan lahan yang bukan peruntukkannya (lahan investor,

cacthment area, dll), Otorita Batam dan Pemko Batam menyediakan

lahan di salah satu gugusan pulau yang dekat dengan Pulau Batam.

Pulau tersebut akan dibentuk sebagai penyangga kebutuhan sayur

mayur dan hasil ternak untuk Pulau Batam. Pulau tersebut akan

menjadi kota terpadu mandiri (KTM). Pembiayaan sepenuhnya

dibiayai oleh departemen tenaga kerja & transmigrasi.

6. Program pembangunan 20 twin blok rumah susun sewa untuk

pekerja. Program ini telah dimulai dengan ditandai pemancangan

tiang pancang pertama pada 18 april 2007 oleh Menakertrans.

Program tersebut dibiayai oleh PT. Jamsostek.

UWTO

UWTO adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh penerima alokasi

lahan di wilayah HPL (Hak Pengelolaan Lahan) OB, di mana uang

tersebut sebagian digunakan untuk membangun infrastruktur

(48)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -48

mengeluarkan biaya untuk memelihara, membangun infrastruktur dan

biaya pelepasan hak masyarakat yang ada di atas tanah tersebut berupa

ganti rugi dan penyediaan pemukimannya serta biaya pengelolaan tanah

di Pulau Batam, hanya saja Otorita Batam, tidak menjadikan tanah

tersebut untuk mencari keuntungan tetapi untuk membiayai pelaksanaan

tugasnya.

Perhitungan tarif dasar UWTO berdasarkan perkiraan biaya yang

diperlukan untuk pelaksanaan tugas OB dibagi luas tanah yang bisa

diberikan/dialokasikan kepada pihak ketiga. Biaya-biaya yang diperlukan

dalam pelaksanaan tugas OB meliputi:

- Ganti rugi pembebasan lahan

- Kewajiban pengurusan HPL dan pemasukan kekas negara atas

penrbitan HPL tersebut sesuai ketentuan KMDN 43/1977;

- Biaya pembangunan infrastruktur pelaksanaan tugas Otorita Batam;

- Biaya operasional pelaksanaan tugas Otorita Batam;

- Biaya-biaya sosial dan kemasyarakatan lainnya.

Perhitungan tarif dasar UWTO berdasarkan perkiraan biaya yang

diperlukan untuk pelaksanaan tugas OB dibagi luas tanah yang bisa

diberikan/dialokasikan kepada pihak ketiga. Biaya-biaya yang diperlukan

dalam pelaksanaan tugas OB meliputi:

1. Ganti rugi pembebasan lahan;

2. Kewajiban pengurusan HPL dan pemasukan kekas negara atas

penrbitan HPL tersebut sesuai ketentuan KMDN 43/1977;

3. Biaya pembangunan infrastruktur pelaksanaan tugas Otorita Batam;

4. Biaya operasional pelaksanaan tugas Otorita Batam;

(49)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -49

OB melalui kemitraan dengan pihak ketiga mencoba mengembangkan

sistem pembiayaan atau bantuan memperoleh rumah yang layak huni dan

terjangkau bagi MBR melalui sistem penjaminan.Dalam hal ini OB

bertindak sebagai lembaga penjamin dari mitra yang bertindak sebagai

fasilitator dalam pendanaan.Skema ini sudah dilakukan sejak 1-2 tahun

terakhir.

Uang Paku

Uang paku merupakan pengistilahan pada kebijakan yang ditetapkan

dengan prinsip tali-asih untuk memindahkan suatu perumahan ilegal pada

lahan milik investor (pemegang PL) ke lahan yang diperuntukan sebagai

lahan relokasi yeng disediakan oleh pihak OB, dengan besaran nilai uang

tertentu yang diterima. Besaran tersebut berkisar Rp.600.000,00 per unit

rumah liar dan berasal dari pihak pemegang PL/investor. Keberadaan

kebijakan uang paku inilah yang dianggap investor membebani keuangan

investor sehingga perumahan liar memang menjadi masalah dalam

investasi pembangunan kota.

5.2.3 Indikator Kinerja

Indikator umum adalah indikator makro yang akan dicapai pada tahun

2012-2016. Indikator tersebut terutama mengacu pada PP. No.6 Tahun

2008 tentang Evaluasi Kinerja Otonomi Daerah.Indikator utama menurut

PP tersebut adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Target IPM

tahun 2016 adalah sekitar 79,3%. Beberapa indikator strategis yang ingin

dicapai antara lain:

 Peningkatan kegiatan bisnis di Kota Batam dan pertumbuhan lalu lintas barang dan orang dari dan ke Kota Batam.

 Terjalin kerjasama efektif dengan Pengelola Kawasan Batam.

(50)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -50

 Kualitas lingkungan permukiman yang lebih teratur, nyaman dan aman.

 Layanan pendidikan dan kesehatan yang prima.

5.3 Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung

Penyusunan Perda Bangunan Gedung diamanatkan pada

PeraturanPemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

UU 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang menyatakan bahwa

pengaturan dilakukan oleh pemerintah daerah dengan penyusunan

Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung berdasarkan pad

aperaturan perundang-undangan yang lebih tinggi denga

nmemperhatikan kondisi kabupaten/kota setempat serta penyebarluasan

peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis

bangunan gedung dan operaionalisasinya di masyarakat.

Perda Bangunan Gedung mengatur tentang persyaratan administrasidan

teknis bangunan gedung.Salah satunya mengatur persyaratankeandalan

gedung, seperti keselamatan, kesehatan, kenyamanan

dankemudahan.Persyaratan ini wajib dipenuhi untuk

memberikanperlindungan rasa aman bagi pengguna bangunan gedung

dalammelakukan aktifitas di dalamnya dan sebagai landasan

operasionalisasipenyelenggaraan bangunan gedung di daerah.Utamanya

untuk daerahrawan bencana, Perda Bangunan Gedung sangat penting

sebagai payung hukum di daerah dalam menjamin keamanan dan

keselamatanbagi pengguna.Ketersediaan Perda BG bagi

kabupaten/kotamerupakan salah satu prasyarat dalam prioritas

pembangunan bidangCipta Karya di kabupaten/kota.

5.3.1 Ketentuang Fungsi Bangunan Gedung

a. Dalam penyelenggaraan bangunan gedung fungsi bangunan gedung

(51)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -51

usaha, fungsi sosial dan budaya, serta fungsi khusus

b. Fungsi hunian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup fungsi

utama sebagai tempat tinggal manusia yang meliputi rumah tinggal,

rumah tinggal deret,, rumah tinggal susun, dan rumah tinggal

sementara.

c. Fungsi keagamaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup

fungsi utama sebagai tempat melakukan ibadah yang meliputi

bangunan mesjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk

kapel, bangunan pura, bangunan vihara dan bangunan kelenteng.

d. Fungsi usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup fungsi

utama sebagai tempat melakukan kegiatan usaha yang meliputi

bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian,

perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal, bangunan gedung tempat

penyimpanan kegiatan usaha lainya yang tidaj bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Fungsi sosial dan budaya sebagaimana yang termaksud dalam ayat

(1) mencakup fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan sosial

dan budaya yang meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan,

pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, olahraga dan

bangunan gedung pelayanan umum.

f. Fungsi khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mencakup

fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan yang mempunyai

tingkat kerahasiaan tinggi tingkat nasional atau yang penyelenggaraan

nya dapat membahayakan masyarakat sekitar nya dan mempunyai

resiko bahaya tinggi meliputi bangunan gedung untuk reaaktor nuklir,

instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang

ditetapkan oleh mentri pekerjaan umum.

g. Satu bangunan geddung dapat memiliki lebih dari satu fungsi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

(52)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -52

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan

walikota.

5.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)

Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana

IndukPengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah suatu

rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap

awaldari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan

jaringanperpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada

satuperiode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat

komponenutama sistem beserta dimensi-dimensinya. RI-SPAM dapat

berupa RISPAMdalam satu wilayah administrasi maupun

lintaskabupaten/kota/provinsi.Penyusunan rencana induk

pengembanganSPAM memperhatikan aspek keterpaduan dengan

prasarana dansarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit pelayanan

dalamrangka perlindungan dan pelestarian air.

5.4.1 Rencana sistem pelayanan

Daerah pelayanan akan dikembangkan ke seluruh wilayah kota dengan

wilayah pengembangan berdasarkan system pelayanan utama dari

reservoir dan dipusatkan pada wilayah pelayanan eksisting dan wilayah

pengembangan baru. Secara garis besar rencana wilayah

pengembangan dikelompokan menjadi 2 (dua) bagian yaitu:

5.4.1.1 Rencana Pelayanan di Wilayah Pelayanan Eksisting

Wilayah pengembangan eksiting meliputi pengembangan yang saat ini

sudah mempunyai system baik untuk perpipaan maupun non perpipaan.

Pengembangan terhadap daerah pelayanan eksisting akan dilakukan

terhadap Pulau Batam sebagai mainland dan diluar Pulau Batam atau

(53)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -53

5.4.1.2 Rencana Pelayanan di Wilayah Pelayanan Baru

Pengembangan di kawasan pelayanan baru (domestic dan non domestic)

akan dilakukan secara merata di seluruh Pulau Batam yang yang

disesuaikan dengan tataruang wilayah yang direncanakan dan kawasan

yang diperuntukan sebagai kawasan strategis kota.

Pengembangan di kawasan pelayanan baru non domestic dan Industri

sebagai kawasan strategis skala nasional, provinsi dan kota, meliputi:

 Pulau Galang

 Pulau Rempang

 Pulau Galang Baru

5.4.1.3 Tingkat Pelayanan

Target tingkat pelayanan disesuaikan dengan program Milenium

Development Goals, “Meciptakan kemudahan bagi separuh prosentase

penduduk yang belum memperoleh kemudahan akses air minum ditambah prosentase penduduk yang telah memperolehnya pada saat ini”.

Selain mempertimbangkan program MDG’s tersebut, target pelayanan

juga mempertimbangkan kondisi eksisting SPAM dan strategi daerah baik

provinsi atau kota/kabupaten.

Dengan kriteria pelayanan sebagai berikut :

 Tahun 2015 = 40,00 % penduduk total Kota Batam terlayani

 Tahun 2020 = 59,00 % penduduk terlayani dari penduduk total Kota Batam terlayani.

(54)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -54

5.4.2 Rencana Pengembangan SPAM

5.4.2.1 Rencana umum

Berdasarkan tuntunan pada kebijakan pelayanan dengan kualitas air

minum sesuai PP No. 16 Tahun 2005, maka perlu dilakukan peningkatan

kualitas air minum yang didistribusikan kepada pelanggan disamping perlu

menjaga kulitas air dalam jaringan transmisi dan distribusi sehingga

jaringan pipa lama yang tidak memadai perlu diganti. Untuk itu

penggunaan pipa untuk mengganti jaringan pipa lama dan jaringan pipa

baru perlu memperhatikan jenis pipa tahan tekanan, tahan korosif dan

memiliki tingkat kebocoran rendah dan umur pipa cukup lama.

Kondisi jaringan distribusi eksisiting tidak menunjang untuk pembagian

zonasi pelayanan dalam rangka menunjang program penurunan

kebocoran (NRW). Untuk itu perencanaan RIP SPAM ini akan dilengkapi

dengan kebutuhan pembagian Zona Pelayanan untuk menunjang

pelaksanaan program NRW tersebut. Penentuan rencana wilayah

pengembangan SPAM di Kota Batam mempertimbangkan beberapa faktor

seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan RDTR, penyebaran

permukiman, kondisi fisik kota (topografi), rencana strategis/prioritas

(skala nasional, provisi dan kota), kondisi system SPAM eksisting dan

ketersediaan sumber air baku.

Sistem pelayanan jaringan tansmisi dan distribusi yang akan

dikembangkan diharapkan akan memperoleh sistem yang efektif dan

efisien yaitu semaksimal mungkin memanfaatkan sistem pengaliran

gravitasi (gravitation system) dengan memanfaatkan kondisi topografi di

wilayah pelayanan sehingga pada akhirnya diharapkan akan diperoleh

system yang paling murah. Melihat kondisi wilayah pelayanan dengan

kontur yang bervariasi maka sepenuhnya system pelayanan tidak dapat

Gambar

Tabel 5.1 Arahan RTRW Kabupaten/Kota untuk Bidang Cipta Karya
Tabel 5.2 Identifikasi Kawasan Strategis Kota (KSK) berdasarkan RTRW Kota
Tabel 5.3 Identifikasi Indikasi Program RTRW KotaBatam  terkaitPembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Gambar 5.1.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Tabulasi Data Nilai Jawaban Responden Mengenai Variabel Bebas Kepemimpinan Transaksional... Tabulasi Data Nilai Jawaban Responden Mengenai Variabel Bebas

Ketika saya merasa tidak mampu dalam beberapa hal, saya mencoba mengingatkan diri saya bahwa sebagian besar orang lain juga merasakan hal yang saya

Sedangkan untuk variabel harga dengan keputusan pembelian kosmetik wardah diperoleh hasil Thitung 0,514 <Ttabel 2,01174 dengan nilai signifikansi 0,610 >

Sebagai contoh, di dunia nyata kita menggunakan peralatan yang sifatnya fisik seperti pensil, penggaris dan jangka, sedangkan dalam Geogebra kita dapat

Sesuai dengan subyek penelitian yang merupakan pendengar radio salah satu program dari RRI di Surabaya, kota Surabaya dipilih karena para pendengar tersebut berdomisili

kalau saya gunakan untuk beli barang tersebut uang itu habis saya ndak bisa mbayar yang minimumnya, paling nggak lebih banyak sedikit lab saya bayar seperti.

Selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang telah banyak memberikan dukungan serta kebijakan pada akademik saya.. Hapsari,

tinggi yang membutuhkan modulasi dan kontrol keterampilan yang lebih rutin atau mendasar. Pemecahan masalah dalam bagian metode belajar adalah cara mengajar yang