RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V - 1
BAB V
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
KOTA
5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam
Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, kabupaten/kota wajib menyusun Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah
Kabupaten/kota. Dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya,
beberapa yang perlu diperhatikan dari RTRW Kabupaten/Kota adalah
sebagai berikut:
a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari
sudut kepentingan:
i. Pertahanan keamanan
ii. Ekonomi
iii. Lingkungan hidup
iv. Sosial budaya
v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi
b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang
mencakup:
i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya
seperti pengembangan RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan
seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah,
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V - 2 c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta
Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umumperaturan
zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya,sistem perkotaan,
dan jaringan prasarana.
d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang
danstruktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) diperlukan sebagai
dasarpembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.Pada
pembangunaninfrastruktur skala kawasan, pembangunan infrastruktur
Bidang CiptaKarya diarahkan pada lokasi KSK, dan diharapkan
keterpaduanpembangunan dapat terwujud.Tabel 5.1 memaparkan
identifikasiarahan RTRW Kabupaten/Kota untuk Bidang Cipta Karya,
Tabel 5.2memaparkan identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
(KSK),serta Tabel 5.3 memaparkan identifikasi indikasi program khusus
untuk Bidang Cipta Karya.
Tabel 5.1
Arahan RTRW Kabupaten/Kota untuk Bidang Cipta Karya
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
(1) (2)
Pola ruang wilayah Kota Batam
dikembangkan secara serasi,
selaras dan terpadu dengan
struktur ruang wilayah kota,
mencakup kawasan-kawasan
lindung dan kawasan-kawasan
budidaya untuk mendukung
kegiatan sosial-ekonomi dan
Sistem pusat-pusat kegiatan
pelayanan perkotaan di Kota
Batam sebagai komponen
pembentuk struktur ruang wilayah
kota dikembangkan dengan basis
PKN dan PKSN, yang melayani
tidak hanya internal Kota Batam
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V - 3 kelestarian lingkungan hidup di
wilayah darat dan laut;
juga lingkup regional, nasional,
dan internasional sesuai arahan
RTRWN dan penetapan Batam
sebagai Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas.
Mengembangkan ragam Ruang
Terbuka Hijau Kota (hutan lindung,
hutan kota, jalur hijau, taman
median jalan, tamankota, taman
lingkungan, bumi perkemahan dll)
dalam rangka mewujudkan tutupan
hijau minimal 30 % dari luas
wilayah darat kota, untuk
meningkatkan fungsi lindung
wilayah kota, peresapan air,
pengaturan iklim mikro, dan estetika
kota;
Sistem pusat-pusat kegiatan
pelayanan perkotaan di Kota Batam
yang dilandaskan pada layanan
langsung kebutuhan masyarakat
dan layanan pendukung
pengembangan kegiatan-kegiatan
usaha produktif, berdasarkan hirarki
dan skala pelayanannya dibedakan
atas :
Pusat Pelayanan Primer
(Primary Services Center),
yang merupakan pusat
pelayanan hirarki ke 1 (satu)
untuk pelayanan lokal seluruh
kota, regional, nasional, dan
internasional;
Pusat Pelayanan Sekunder
(Secondary Services Center),
yang merupakan pusat
pelayanan hirarki ke 2 (dua)
untuk pelayanan lokal
setingkat wilayah kecamatan;
dan
Pusat Pelayanan Lingkungan
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V - 4
Services Center), yang
merupakan pusat pelayanan
hirarki ke 3 (tiga) untuk
pelayanan lokal setingkat
wilayah kelurahan atau
setingkat satuan lingkungan
permukiman (neighbourhood
unit).
Mengembangkan
kawasan-kawasan budidaya sesuai kondisi,
potensi, serta karakteristik sumber
daya alam dan lahan berdasarkan
kriteria lokasi kegiatan dan standar
teknik pemanfaatan ruang menurut
ketentuan perundang-undangan
Dalam jangka menengah, untuk
Pusat Pelayanan Primer masih
mengandalkan pada pusat-pusat
pelayanan yang sudah ada dan
berkembang di P. Batam, namun
untuk selanjutnya s.d. tahun 2028
Pusat-pusat Pelayanan Primer juga
dikembangkan di P. Rempang dan
P. Galang sejalan dengan progres
penyelesaian masalah status
hukum kawasan.
Memanfaatkan secara optimal areal
lahan yang diserahkan
pengembang kepada Pemerintah
Kota untuk peningkatan fasilitas
pelayanan umum dan bangunan
pemerintah, secara serasi dan
selaras dengan pengembangan
pusat-pusat kegiatan pelayanan
perkotaan dan ruang terbuka hijau
kota;
Pada Pusat-pusat Pelayanan
Primer dialokasikan
kegiatan-kegiatan pelayanan perkotaan untuk
mendukung pengembangan
fungsi-fungsi utama wilayah Kota Batam
(pemerintahan, perdagangan dan
jasa, industri, alih muat angkutan
laut, pariwisata dll) serta
kegiatan-kegiatan pelayanan tertentu terkait
dengan Kawasan Perdagangan
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V - 5 Batam.
Mengintensifkan pemanfatan ruang
pada kawasan-kawasan budidaya
yang memiliki nilai ekonomi tinggi di
P. Batam, P. Rempang dan
pulau-pulau yang lain dengan
mengarahkan pembangunan
secara vertikal;
Untuk memperkuat orientasi dan
pergerakan eksternal Kota Batam di
era persaingan global, struktur
ruang wilayah kota dimantapkan
melalui peningkatan kualitas
layanan dan pengembangan
simpul-simpul (outlet) transportasi
berupa bandara, pelabuhan laut,
dan pelabuhan penyeberangan
untuk menciptakan akses regional,
nasional, dan internasional yang
lebih berdayaguna, berhasilguna,
dan berdaya saing.
Mengendalikan kegiatan reklamasi
di kawasan-kawasan
pengembangan pantai untuk
mengurangi tekanan dan tingkat
kerusakan kawasan bukit dan
perbukitan di P. Batam, dan
melakukan subtitusi bahan timbun
dengan pasir darat dan/atau pasir
laut; dan
Arahan RTRWN untuk
pengembanganPelabuhan
Internasional Batam sesuai kondisi
realistik setempat diterjemahkan
sebagai sebuah sistem pelabuhan
bebas berskala pelayanan nasional
dan internasional dengan dermaga
outlet di Pelabuhan Batu Ampar
dan Pelabuhan Kabil, yang untuk
ke masa depan ditingkatkan
hirarkinya menjadi “pelabuhan
internasional hub” (hub
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V - 6
pesisir untuk meningkatkan
keserasian, keselarasan, dan untuk
menghindarkan dampak negatif tak
diinginkan terhadap lingkungan laut.
akan dilayani oleh pelabuhan
nasional dan internasional yang ada
di P. Batam, namun untuk
selanjutnya akan dikembangkan
pelabuhan baru pada lokasi yang
strategis di P. Rempang dan/atau
Galang.
Untuk menciptakan
aksesibilitasyang tinggi antar
Pusat-pusat Pelayanan Primer dan
dengan Pusat-pusat Pelayanan
Sekunder, dan ke/dari
simpul-simpul (outlet) utama transportasi
(Kawasan Primer), serta ke/dari
Kawasan-kawasan Sekunder
(Kawasan Industri, Kawasan Pusat
Pemerintahan, Kawasan
Perdagangan dan Jasa dll)
dikembangkan jalan tol, jalan lintas
atas (flyover), simpang susun
(interchange), jalan lintas bawah
(underpass), dan jaringan
transportasi massal (MRT/LRT)
yang dapat berada di atas dan/atau
di bawah permukaan tanah air.
Untuk menunjang berbagai kegiatan
penghidupan dan kehidupan kota,
selain sistem jaringan transportasi
juga ditingkatkan pengembangan
sistem jaringan prasarana dan
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V - 7 Tabel 5.2
Identifikasi Kawasan Strategis Kota (KSK) berdasarkan RTRW Kota Batam
KAWASAN
STRATEGIS KOTA SUDUT KEPENTINGAN
LOKASI / BATAS
Batas kawasan secara
fisik adalah jaringan
jalan
Batas kawasan berupa
zona peruntukan lahan
Batas kawasan berupa
zona peruntukan lahan
Batas kawasan berupa
zona peruntukan lahan
Batas kawasan berupa
zona peruntukan lahan energi, jaringan telekomunikasi,
jaringan sumber daya air, dan
penyehatan lingkungan
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V - 8 Tabel 5.3
Identifikasi Indikasi Program RTRW KotaBatam terkaitPembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
NO PROGRAM LOKASI KSK/
1 Sistem Jaringan Transportasi
a. Transportasi Darat
- Pembangunan Tol Batu
Ampar-Muka Kuning-Batu Besar Kota Batam
KSK
- Pembangunan Jembatan
Batam-Tanjung Sauh-Bintan Kec. Kabil
APBN/Swast
- Peningkatan ruas jalan arteri primer Ruas Pangeran
Kec. Sekupang
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V - 9
- Peningkatan ruas jalan Sultan Hasanuddin (Simp,Punggur-Telaga Punggur)
Kec. Nongsa
KSK
- Peningkatanruas jalan Simp. KDA- Batam Centre
Kec, Batam Kota
KSK APBD
Provinsi Dinas PU
- Peningkatan ruas jalan lingkar
Tanjung Uncang Kec. Batu aji
KSK APBD
- Peningkatan ruas jalan Simp. Duta Mas-Orchid Park
Kec Batam Kota
APBD
Kota/Prov Dinas PU
- Peningkatan ruas jalan Simp.
PTK-Kawasan Industri Kabil Kec. Nongsa
KSK APBD
Kota/Prov Dinas PU
- Peningkatan jalan Simp.
Taiwan-Batu Besar Kec. Nongsa APBD Kota Dinas PU
- Pembangunan terminal tipe A Kec. Nongsa
APBN
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -10
- Pembukaan jalur penyeberangan Telaga Punggur-Tanjung Balai
- Pembangunan jaringan kereta api perkotaan jalur Batu
Ampar-- Pembangunan jaringan kereta api perkotaan jalur atu Aji-Batam Centre
- Pengembangan pelabuhan cargo Batu Ampar
- Pengembangan pelabuhan cargo
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -11
- Pengembangan pelabuhan Sijantung
Bandara Hang Nadim Kec. Nongsa
APBN/
- Pengembangan terminal penumpang Bandara Hang
2 Sistem Infrastruktur Perkotaan
a. Penyediaa
n Air Minum Kota
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -12
transmisi tembesi Sagulung jasa air
minum
air minum
- Pembangunan IPA dan pipa
transmisi sungai Rempang Kec. Galang
KSK Penyedia
transmisi sungai Cia Kec. Galang
KSK Penyedia
transmisi Sungai Gong Kec. Galang
KSK Penyedia
transmisi Sungai Galang Kec. Galang
KSK Penyedia
transmisi Pulau Bulan Kec. Bulang
Penyedia jasa air minum
Penyedia jasa air minum
- Pembangunan pipa distribusi bawah laut Sagulung- Pulau Buluh
Kec. Bulang
APBD Kota Dinas PU
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -13
- Pembangunan pipa distribusi
Rempang-Galang-Galang Baru Kec. Galang
KSK
Swasta Swasta
- Pembangunan pipa distribusi
Pulau Bulan Kec. Bulang Swasta Swasta
osmosis) di Kecamatan Bulang Kec. Bulang
APBN/ APBD
osmosis) di Kecamatan Galang Kec. Galang
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -14
- Pembangunan sanitasi komunal (berbasis masyarakat) di wilayah
- Pembangunan sanitasi komunal (berbasis masyarakat) di wilayah
- Pengembangan IPAL Batam Centre
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -15
- Pembangunan IPAL Galang dan
Galang Baru Kec. Galang
KSK
- Pengembangan tempat penimbunan dan pengolahan
- Pengembangan TPS (Container
Bin) Pulau Batam
- Pembangunan Instalasi
Pengolahan Sampah (IPS) Kec. Nongsa Swasta Swasta
d. Sistem
Drainase Kota
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -16
- Pembangunan drainase primer Muka Kuning
- Pembangunan drainase primer Duriangkang
- Pembangunan drainase primer Sungai Beduk
- Pembangunan drainase primer
Nongsa Kec. Nongsa
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -17
- Pembangunan drainase primer Sungai Baloi
- Pembangunan drainase primer Sungai langkai
- Pembangunan drainase primer Tembesi
- Pembangunan drainase primer Bengkong
- Pembangunan drainase sekunder Sungai Panas
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -18
sekunder Baloi Permai Kota APBD Kota Dinas PU Kota
- Pembangunan drainase sekunder Teluk Tering
- Pembangunan drainase sekunder Belian
- Pembangunan drainase
sekunder Tanjung Memban Kec. Nongsa
APBD Prov/ APBD Kota
Dinas PU Prov/ Dinas PU Kota
- Pembangunan drainase
sekunder Kabil Kec. Nongsa
APBD Prov/ APBD Kota
Dinas PU Prov/ Dinas PU Kota
- Pembangunan drainase
sekunder Nongsa Kec. Nongsa
APBD Prov/ APBD Kota
Dinas PU Prov/ Dinas PU Kota
- Pembangunan drainase sekunder Tanjung Sengkuang
- Pembangunan drainase sekunder Tanah Longsor
- Pembangunan drainase sekunder Pantai Stress
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -19
- Pembangunan drainase sekunder Jalan duyung
- Pembangunan drainase sekunder Bukit Beruntung
- Pembangunan drainase sekunder Bengkong Abadi
- Pembangunan drainase sekunder Bengkong Sadai
- Pembangunan drainase sekunder Baloi Centre
- Pembangunan drainase sekunder Bukit Daeng
- Pembangunan drainase sekunder Sungai Binti
- Pembangunan drainase sekunder Sungai Lekop
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -20
- Pembangunan drainase sekunder Mangsang
- Pembangunan drainase sekunder Tanjung Piayu
- Pembangunan drainase sekunder Tanjung Riau
- Pembangunan drainase sekunder Tiban Selatan
- Pembangunan drainase
sekunder Paradise Kec. Batu Aji
APBD Prov/ APBD Kota
Dinas PU Prov/ Dinas PU Kota
- Pembangunan drainase
sekunder Kodim Kec. Batu Aji
APBD Prov/ APBD Kota
Dinas PU Prov/ Dinas PU Kota
- Pembangunan drainase
sekunder Tanjung Uncang Kec. Batu Aji
APBD Prov/ APBD Kota
Dinas PU Prov/ Dinas PU Kota
- Pembangunan drainase
sekunder Pasar Melayu Kec. Batu Aji
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -21
NO PROGRAM LOKASI KSK/
BUKAN
SUMBER DANA
INSTANSI PELAKSANA
- Pembangunan pedestrian koridor Nagoya-Jodoh
Kec. Lubuk Baja, Ke. Batu Ampar
KSK
APBD Kota
Dinas Tata Kota Batam
- Revitalisasi kawasan Jodoh Bulevard
Kec. Batu
Ampar APBD Kota
Dinas Tata Kota Batam
- Pembangunan pedestrian koridor Sungai Harapan
Kec.
Sekupang APBD Kota
Dinas Tata Kota Batam
- Pembangunan pedestrian kawasan Jembatan Raja Haji Fisabilillah
Kec. Sagulung
APBD Kota
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -22
5.2 Arahan Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun
berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut,
RPJM Daerah dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program
Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah
dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan
Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program
Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah,
dan program kewilayahan disertai dengan rencanarencana kerja dalam
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Penyusunan RPI2-JM tentu perlu mengacu pada rencana pembangunan
daerah yang tertuang dalam RPJMD agar pembangunan sektor Cipta
Karya dapat terpadu dengan pembangunan bidang lainnya.Oleh karena
itu, ringkasan dari RPJMD perlu dikutip dalam RPI2-JM CK seperti visi,
misi, serta arahan kebijakan bidang Cipta Karya di daerah.
5.2.1 Kebijakan Pembangunan Daerah
5.2.1.1 Visi dan Misi Pembangunan Bidang cipta karya
Visi adalah preferensi dan pendekatan Pemerintah Kota Batam dalam hal
menyelenggarakan kepemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Visi Pembangunan Kota Batam Tahun 2011–2016:
“Terwujudnya Kota Batam sebagai Bandar Dunia Madani yang Modern dan
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -23
Visi di atas mendudukkan masyarakat Kota Batam sebagai subyek
pembangunandengan tujuan kesejahteraan bangsa, termasuk segenap
lapisan masyarakat KotaBatam.Upaya tersebut adalah adalah menjadi
tugas aparatur Pemerintah Kota Batam. Di bawah kepemimpinan
Walikota, peningkatan kualitas dan kesejahteraan hidup masyarakat akan
diselenggarakan melalui pemerintahan yang baik dan bersih, serta
berpegang pada prinsip-prinsip pemerintah yang dijalankan secara
profesional, akuntabel, dan transparan yang mengedepankan partisipasi
masyarakat.
Kota Batam terletak di lokasi yang strategis dalam lingkup regional yaitu
sebagaisalah satu gerbang di wilayah Propinsi Kepulauan Riau dan
lingkup internasional karena lokasinya yang berada di perbatasan dan
relatif dekat dengan beberapa negara tetangga. Faktor georafis tersebut telah mendorong Kota Batam sebagai “pusat pertumbuhan ekonomi“ sekaligus sebagai pusat kegiatan transit barang (perdagangan) dan
penumpang. Fungsi tersebut ditunjang oleh keberadaan sarana dan
prasarana infrastruktur yang memadai untuk melayani pelayaran antar
wilayah dan antar pulau, beberapa pelabuhan (komoditi) khusus lainnya,
serta bandar udara Hang Nadim yang melayani penerbangan lokal ke
beberapa kota besar di Indonesia (dan bahkan internasional). Dinamika
arus barang dan penumpang yang cukup tinggi menjadikan Kota Batam
diarahkan agar berdampak pada peningkatan aktivitas perdagangan dan
aktifitas warga masyarakat di Kota Batam. Terwujudnya Batam sebagai
Bandar Modern Dunia yang Madani dan menjadi Pusat Pertumbuhan
Andalan Perekonomian Nasional memberikan pemahaman sebagai
berikut:
a. Kota Batam sebagai Kota yang akan berkembang pesat di masa
mendatang, yaituKota yang dapat disejajarkan dengan kota besar
lainnya. Letak strategis maupundaya dukung adalah salah satu
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -24
b. Bandar dunia dalam makna mengarahkan pengembangan dan
pembangunanKota Batam sebagai kota industri, perdagangan,
pariwisata dan alih kapal yangkompetitif dan dinamis di kawasan
regional Asia Tenggara, serta atraktif bagipelaku bisnis dalam dan luar
negeri. Dalam jangka panjang,
c. Kota Batamdiupayakan menjadi suatu kota jasa yang menjadi "center of
excellent", denganmelakukan pendalaman pada fungsi-fungsi yang
sudah ada yang ramahlingkungan dengan sentuhan teknologi yang
terus berkembang.
d. Madani adalah tatanan masyarakat yang sopan santun, disiplin dan
beradab sertaberbudaya tinggi (civilized). Tatanan masyarakat terwujud
dalam sopan santundan beradab dalam mencari jalan keluar melalui
musyawarah dalam menghadapiberbagai permasalahan.
e. Sebagai salah satu pusat pertumbuhan nasional, diharapkan Kota
Batam akanmemiliki masyarakat yang sejahtera kehidupannya, sumber
daya manusia dangenerasi muda yang cerdas dan sehat, berbudaya,
agamis, berakhlak mulia yangmampu menghadapi kemajuan zaman
dan era globalisasi.
Misi adalah deskripsi rumpun tujuan Pemerintah Kota Batam yang
dijabarkan dari makna visi yang ingin dicapai dan terukur untuk masa
depan. Namun misi dapat dikaji ulang secara berkala disesuaikan dengan
dinamika. Untuk tahun 2012-2016, dirumuskan 5 (lima) pernyataan misi
sebagai berikut:
1. Mensukseskan misi pemerintah untuk mengembangkan Kota Batam
sebagai Bandar Modern berskala internasional sebagai kawasan
investasi dilengkapi dengan fasilitas pusat perdagangan, kawasan
industri besar, menengah kecil, koperasi, usaha rumah tangga, industri
pariwisata, pusat perbelanjaan dan kuliner, hiburan, pengelolaan
sumberdaya kelautan melalui kerjasama dengan Pengelola Kawasan
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -25
2. Mengembangkan sistem pendukung strategis penataan ruang terpadu
meliputi komponen fasilitas sarana dan prasarana sistem transportasi
darat laut dan udara yang memadai, sistem telekomunikasi dan
teknologi informasi (ICT) modern dan prima, ekosistem hutan kota,
penataan lingkungan kota yang bersih, sehat, aman, nyaman dan
lestari.
3. Meningkatkan pelayanan prima dalam hal pendidikan, kesehatan,
perumahan yang layak dan terjangkau, ketenagakerjaan, sosial
budaya, fasilitasi keimanan dan ketaqwaan, kepemudaan dan olahraga
agar kualitas hidup manusia dan kecerdasan seluruh lapisan
masyarakat meningkat serta pengentasan kemiskinan.
4. Menumbuhsuburkan kehidupan harmonis dan berbudi pekerti atas
dasar nilai multi etnis, multi kultur, multi agama dan melestarikan
nilai-nilai seni budaya melayu, kearifan lokal dan memelihara kelestarian
lingkungan hidup.
5. Mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang baik, bersih dan
berwibawa.
5.2.1.2 Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Bidang Cipta
karya
Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran setiap misi yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka disusun strategi pembangunan sebagaimana
dijelaskan sebagai berikut:
MISI-1 : Mensukseskan misi pemerintah untuk mengembangkan Kota
Batam sebagai Bandar Modern berskala internasional sebagai
kawasan investasi dilengkapi dengan fasilitas pusat perdagangan,
kawasan industri besar, menengah kecil, koperasi, usaha rumah
tangga, industri pariwisata, pusat perbelanjaan dan kuliner, hiburan,
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -26
pengelola kawasan dan pemangku kepentingan pembangunan
lainnya.
A. Arah Kebijakan Bidang Penanaman Modal :
Meningkatkan sistem pengaturan dan pelaksanaan investasi yang
optimal melalui pelayanan terpadu dan menyediakan informasi potensi
investasi Kota Batam
Strategi:
1. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi strategis dengan
Pengelola Kawasan
2. Meningkatan proses perizinan dan pemberian insentif dukungan
usaha
3. Sosialisasi pada pemangku kepentingan tentang pentingnya
program CSR
4. Penyusunan Perda Pengaturan & Pemanfaatan dana program CSR
5. Optimalisasi kedudukan Walikota sebagai Wakil Ketua Dewan
Kawasan
6. Melaksanakan semua kesepakatan dan MOU yang telah dibuat
melalui Rakor antara DPRD, BP Kawasan dan Pemko Batam
B. Arah KebijakanBidang Koperasi danUsaha Kecil danMenengah :
Meningkatkan dukungandan fasilitas UKM dankoperasi
dalamkompetensi/keahlian,kelembagaan, teknologi,pembiayaan dan
aksesterhadap pasar serta keterkaitan denganpotensi kawasan
sertakegiatan arus barang danpenumpang di Batam
Strategi :
1. Meningkat danmengembangkan potensijasa dan
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -27
2. Meningkatkan dukungandan fasilitas UKM dankoperasi
dalamkompetensi/keahlian,kelembagaan, teknologi,pembiayaan
dan aksesterhadap pasar
C. Arah kebijakanBidang PemberdayaanMasyarakat dan Desa :
Meningkatkan dan mengembangkan pemberdayaan masyarakat,
terutama di wilayah hinterland dalam upaya peningkatan kemandirian
dan kesejahteraan hidup
Strategi :
Meningkatkan hasil-hasil pengelolaan sumber daya kelautan dan
perikanan secara optimal dan berkelanjutan dengan fokus pada
peningkatan jumlah dan kualitasproduksi
D. Arah KebijakanBidang Kelautan danPerikanan :
Meningkatkan dukungandan fasilitasi pengelolaansumber daya
kelautandan perikanan secaraoptimal dan berkelanjutanyang juga
dikaitkandengan kepariwisataan
Strategi
Mengembangkan usahapertanian dan peternakandi wilayah hinterland
E. Arah KebijakanBidang Pertanian danKetahanan Pangan :
Meningkatkan dukungandan fasilitasi pengelolaanpertanian secara
optimal dan berkelanjutan
Strategi :
1. Menjamin pangan asalhewan yang aman, sehat,utuh dan halal
sehingga layak untuk dikonsumsimasyarakat
2. Meningkatkanpengaturan,pemanfaatan, pengawasan dan evaluasi
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -28
penyelesaian masalah berupa ancaman, gangguan dan hambatan
dalam pelaksanaan pembangunan kehutanan
F. Arah KebijakanBidang Kehutanan :
Meningkatkan pengaturan, pemanfaatan, pengawasan dan evaluasi
sumber daya hutan secara berlanjutan dan optimalisasi penyelesaian
masalah berupa ancaman, gangguan dan hambatan dalam
pelaksanaan pembangunan kehutanan termasuk mendorong adanya
hutan kota.
Strategi :
Optimalisasi dukungan dan fasilitasi industry
G. Arah KebijakanBidang Industri :
Meningkatkan dukungandan fasilitasi industristrategis, pendukung
danindustri rakyat
Arah KebijakanBidang Perdagangan :
- Meningkatkan kapasitasdan kapabilitas potensijasa dan
perdaganganuntuk kebutuhandomestik danperdagangan di
KotaBatam
- Meningkatkan penataan dan pembinaan PKLdan sektor formal dan
informal secara bertahap dan berkelanjutan, termasuk mendorong
pusatperdagangan internasional.
Strategi :
1. Mengoptimalkan fungsi kerja BPSK dan DEKRANASDA dengan
penyediaan fasilitas sarana dan prasarana
2. Mendirikan UPT kemetrologian di KotaBatam
3. Meningkatkan dan mengembangkan potensijasa dan perdagangan
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -29
4. Meningkatkan pariwisatasecara terpadu melaluipengembangan
produkpariwisata, pangsa pasarpariwisata, kualitasdestinasi
pariwisatadengan dukunganpemasaran dan promosiyang optimal
H. Arah KebijakanBidang Pariwisata :
Mengembangkan obyekdan produk pariwisatadengan dukungan
sarana prasarana, pemasaran dan promosi yang optimal
MISI-2 : Mengembangkan sistem pendukung strategis penataan
ruang terpadu meliputi komponen fasilitas sarana dan prasarana
sistem transportasi darat laut dan udara yang memadai, sistem
telekomunikasi dan teknologi informasi (ICT) modern dan prima,
ekosistem hutan kota, penataan lingkungan kota yang bersih, sehat,
aman, nyaman dan lestari.
A. Arah Kebijakan Bidang Penataan Ruang :
Meningkatkan sinergisitas pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan
pengawasan penataan ruang secara konsisten dan terpadu sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
Strategi :
1. Penyelenggaraan penataan ruang yang komprehensif, konsisten,
terpadu dan berkelanjutan
2. Melalukan penelitian danpengembangan kelistrikan Daerah
3. Meningkatkan tata kelola pertanahan yang tertib dan responsive
4. Menjamin ketersediaan lahan untuk fasum dan fasos pemerintah
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -30
B. Arah Kebijakan Bidang Pertanahan :
Penataan dan optimalisasi prosedur pertanahan sesuai dengan
kebutuhan yang ada dan mendorong land banking Meningkatkan
koordinasi dan konsistensi dalam menyiapkan persediaan lahan
Strategi :
Penciptaan dan pemeliharaan lingkungan perkotaan yang bersih,
hijau,indah dan nyaman melalui penataan secara
C. Arah Kebijakan Bidang Pekerjaan Umum :
Meningkatkan pembangunan infrastruktur dasar, serta utilitas di
wilayah perkotaan dan hinterland yang prima dan berdaya guna dan
berhasil guna bagi masyarakat
D. Arah Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup dan Pekerjaan Umum :
Meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan secara komprehensif
yang didukung oleh peran aktif dan kesadaran masyarakat
Strategi :
1. Meningkatkan pembangunan infrastruktur dasar, serta utilitas di
wilayah perkotaan dan hinterland secara komprehensif
E. Arah Kebijakan Bidang Perumahan :
1. Meningkatkan dukungan dan fasilitasi, serta penyediaan rumah
tinggal layak huni dan terjangkau secara merata, terutama bagi
MBR
2. Melakukan kebijakan preventif dan kuratif kondisi lingkungan
perumahan dan kawasan permukiman komprehensif secara
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -31
Strategi:
1. Meningkatkan kinerja UPT Air Bersih di Kota Batam
2. Meningkatkan pembangunan sistem transportasi danvperhubungan
secara terpadu dan menyeluruh yang mendukung struktur ruang
3. Meningkatkan pembangunan sistem transportasi dan perhubungan
secara terpadu dan menyeluruh yang mendukung struktur ruang
kota
F. Arah KebijakanBidang Perhubungan :
Meningkatkan kualitas danakses sarana prasarana &tingkat
layanantransportasi/perhubunganbagi masyarakat secaraoptimal
termasuk denganhinterland
Strategi :
1. Mengembangkan teknologiinformasi yang aplikatif danterpadu
dalampenyelenggaraanpembangunan secarabertahap dan
sistematis
G. Arah Kebijakan Bidang Komunikasi dan Informatika :
Meningkatkan danmenerapkan kapasitasteknologi informasi yangtepat
guna dan berdaya gunabagi penyelenggaraanpembangunan
yangdidukung oleh SDM yanghandal dan kompeten
Strategi :
1. Meningkatkan data informasistatistik secara terbuka danmudah
bagi masyarakat
MISI -3 :Meningkatkan pelayanan prima dalam hal pendidikan,
kesehatan, perumahan yang layak dan terjangkau, sosial budaya,
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -32
kualitas hidup manusia dan kecerdasan seluruh lapisan masyarakat
meningkat serta pengentasan kemiskinan.
A. Arah KebijakanBidang Pendidikan danPerpustakaan :
Perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang
bermutu bagi seluruh warga dengan dukungan/partisipasi masyarakat
Strategi :
1. Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan
yang bermutu
2. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan pendidikan dasar dan
menengah
3. Peningkatan pembangunan pendidikan di daerah Hinterland
4. Mendorong kerjasama strategis dengan lembaga pendidikan tinggi
yang berkualitas dan strategis untuk mendukung posisi Batam
B. Arah KebijakanBidang Kesehatan :
Perluasan danpemerataan akses kesehatan secara merata, bermutu
dan terjangkau bagi seluru hlapisan masyarakat
Strategi :
1. Meningkatkan layanan kesehatan prima dan pengendalian jumlah
penduduk secara komprehensif
2. Meningkatkan layanan kesehatan prima dan pengendalian jumlah
penduduk secara komprehensif
3. Meningkatkan layanan kesehatan prima dan pengendalian jumlah
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -33
C. Arah Kebijakan BidangPerumahan :
Melakukan kebijakan pembangunan dan peningkatan kondisi PSU
lingkungan perumahan dan kawasan permukiman secara terpadu
Strategi :
Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan dunia usaha
dalam rangka upaya penyediaan Rusunawa
Strategi:
1. Meningkatkan kinerja BLUD Perumahan
2. Meningkatkan kualitas PSU lingkunga nperumahan dan kawasan
permukiman secara terpadu dankomprehensif
D. Arah KebijakanBidangKetenagakerjaan :
Menggali dan mengembangkan lapangan kerja yang dapat menyerap tenaga kerja terkait dengan Pengelola Kawasan
Meningkatkan keberpihakan dan perlindungan pada tenaga kerja sesuai dengan ketentuan yang ada serta mengkaitkan dengan
pendidikan tinggi yang berkualitas
Strategi :
1. Membuka lapangan kerja
2. Mengurangi kecelakaankerja
E. Arah KebijakanBidang Kepemudaandan Olahraga :
• Meningkatkan sarana prasarana, organisasi, pendidikan dan pelatihan pemuda dalam pembangunan
• Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana olahraga dan Kepemudaan,SDM, organisas keolahragaan dan faktor
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -34
Strategi :
1. Membangun ataumendorong berdirinyapusat olahraga
bertarafnasional
2. Melakukan pelayanan bidang kepemudaan dan keolahragaan yang
berkesinambungan
F. Arah Kebijakan Bidang Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak :
Meningkatkan peran dan partisipasi perempuan dalam kehidupan
untuk mendorong terwujudnya kesetaraan dan keadilan jender, serta
melindungi dan meningkatkan kualitas hidup perempuandan anak
Strategi :
1. Meningkatkan peran danposisi perempuan dalam kehidupan
bermasyarakat, sertameningkatkan kualitas hidup perempuan
dananak
G. Arah KebijakanBidang Sosial :
• Menciptakan pola dansistem peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat miskin dalam
pemenuhan kebutuhan dasar secara komprehensif
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -35
MISI – 4 :Menumbuhsuburkan kehidupan harmonis dan berbudi
pekerti atas dasar nilai multi etnis, multi kultur dan melestarikan
nilai-nilai seni budaya melayu, kearifan lokal, dan memelihara
kelestarian lingkungan hidup.
A. Arah KebijakanBidangKebudayaan :
Mengembangkan budaya multi kulturdan multi etnik dan kebebasan
berkreasi dengan tetap mengacu pada etika,moral, estika, dan
agama, serta tetap melestarikan apresiasi nilai kesenian
Strategi :
1. Mengembangkan nilai seni budaya melayu yang kokoh sebagai
nilai kekayaan khas budaya asli daerah kebudayaan
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam kehidupan
bermasyarakat yang heterogen
B. Arah KebijakanBidang Lingkungan Hidup :
Meningkatnya kualitas udara dan pengelolaan limbahdan material
bahan berbahaya dan beracun Peningkatan upaya penegakan hukum
lingkungan secara konsisten
Strategi :
1. Mengoptimalkan sarana dan prasarana perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup (laboratorium, pos pengaduan)
dalam memenuhi tuntutan masyarakat terhadap lingkungan yang
baik dan sehat
2. Peningkatan partisipasi pemangku kepentingan (stakeholder)
dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
3. Memanfaatkan isu lingkungan global,undang undang lingkungan
hidup dan perda lingkungan hidup dalam rangka menjalankan
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -36
C. Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil, serta Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera:
Meningkatkanpenataan danpengaturan jumlahpenduduk
danadministrasikependudukan
Strategi :
1. Meningkatkan ketertibanhidup masyarakat secarapreventif dan
kuratif dengan keikutsertaan aktifseluruh masyarakat
D. Arah Kebijakan Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik dalam
Negeri :
• Meningkatka nkesadaran masyaraka tdalam kehidupan
bermasyarakat untuk dapat saling menghargai dan menghormati
perbedaan, serta mendahulukan kepentingan umum
• Meningkatkan penciptaan ketertiba numum kehidupan masyarakat secara berkesinambungan dengan dukungan dan keikutsertaan
masyarakat luas
Strategi:
1. Meningkatkan penelitian dan pengembangan bidang strategis
daerah
2. Peningkatan koordinasi dengan BP Batam dalam mengoptimalkan
realisasi pendapatan yang berasal dari BP Batam
E. Arah KebijakanBidang Kearsipan :
Menciptakan penyelenggaraan tertib administrasi pemerintahan
secara konsisten dan transparan sesuai dengan ketentuan yang
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -37
Strategi :
1. Menciptakan penyelenggaraan tertib administrasi pemerintahan
secara konsisten dan transparan
2. Pemantapan pelaksanaan perijinan bersama Pengelola Kawasan
dalam satu atap di gedung SPC
3. Meningkatkan tata kelola lembaga dan ketatalaksanaan
F. Arah Kebijakan Bidang Statistik :
• Meningkatkan pola kelola data dan informasi statistik bagi masyarakat luas
• Meningkatkan penelitian dan pengembangan bidang strategis daerah
G. Arah KebijakanBidang PerencanaanPembangunan :
• Optimalisasi keikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan melalui partisipasi, kritisi dan saran yang
membangun
• Meningkatkan konsintensi dan sinergisitas setiap Tahapan penyelenggaraan Pembangunan
• Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan pembangunan
• Meningkatkan sinergisitas setiap tahapan penyelenggaraan Pembangunan
H. Arah Kebijakan Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan Daerah,Perangkat Daerah,Kepegawaian,
dan Persandian :
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -38
• Meningkatkan kinerja aparatur melalui peningkatan profesionalisme melalui dukungan sistem dan prosedur kerja dan insentif yang baik
• Menciptakan penyelenggaraan tertib administrasi pemerintahan secara konsisten dan transparan sesuaidengan ketentuanyang
berlaku
• Meningkatkan pengendalian dan akuntabilitas dan kinerja eksekutif dari seluruh lapisan aparatur
• Peningkatan kemampuan dan optimalisasi kelembagaan dalam pemanfaatan dan pengamanan asset daerah secara berkelanjutan.
5.2.1.3 Program Pembangunan Bidang Cipta karya
Mensukseskan misi pemerintah untuk mengembangkan Kota
Batamsebagai Bandar Modern berskala internasional sebagai
kawasaninvestasi dilengkapi dengan fasilitas pusat perdagangan,
kawasanindustri besar, menengah, kecil, koperasi, usaha rumah
tangga,industri pariwisata, pusat perbelanjaan dan kuliner,
hiburan,pengelolaan sumberdaya kelautan melalui kerjasama
denganPengelola Kawasan dan pemangku kepentingan
pembangunanlainnya.
1. Program Peningkatan Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian
Investasi
2. Program Peningkatan Promosi Daerah
3. Program Peningkatan, Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil
Menengah dan Koperasi
4. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
5. Program Peningkatan, Pengawasan dan Pembinaan Bidang Pertanian
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -39
7. Program Pengembangan Dunia Pariwisata
8. Program Pengembangan, Pengendalian dan Pemberdayaan Bidang
Kelautan dan Perikanan
9. Program Peningkatan, dan Pengembangan Perdagangan Dalam
Negeri dan Ekspor
10. Program Peningkatan, Pembinaan, Pengembangan dan Pengawasan
Industri
11. Program Perlindungan Konsumen dan Pembinaan Pedagang Kaki
lima dan Asongan
12. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Mengembangkan sistem pendukung strategis penataan ruang
terpadu meliputi komponen fasilitas sarana dan prasarana sistem
transportasi darat laut dan udara yang memadai, sistem
telekomunikasi dan teknologi informasi (ICT) modern dan prima,
ekosistem hutan kota, penataan lingkungan kota yang bersih, sehat,
aman, nyaman dan lestari.
1. Program Pembangunan, Rehabilitasi/Pemeliharaan dan Peningkatan
Jalan dan Jembatan
2. Program Pengendalian Banjir dan Perbaikan Jaringan Pengairan
3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan
4. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air
Limbah
5. Program Perencanaan dan Pengendalian Tata Ruang
6. Program Pembangunan, Peningkatan, Pemeliharaan/Rehabilitasi
Sarana Prasarana Transportasi
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -40
8. Program Peningkatan Layanan Informasi dan Pengelolaan Pos,
Telekomunikasi dan Penyiaran
9. Program Penataan Tata Guna Tanah
10. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
11. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan,
12. Ketenagalistrikan serta Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas
Meningkatkan pelayanan prima dalam hal pendidikan, kesehatan,
perumahan yang layak dan terjangkau, ketenagakerjaan, sosial
budaya, sarana ibadah, kepemudaan dan olahraga agar kualitas
hidup manusia dan kecerdasan seluruh lapisan masyarakat
meningkat serta pengentasan kemiskinan.
1. Program Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan
PembinaanKesiswaan
2. Program Peningkatan Ketersediaan dan Keterjangkauan
PelayananPendidikan Dasar dan Menengah
3. Program Peningkatan Mutu dan Manajemen Pelayanan Pendidikan
4. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
sertaStandarisasi Pelayanan Kesehatan
5. Program Pengadaaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
PrasaranaKesehatan
6. Program Upaya Kesehatan dan Perbaikan Gizi Masyarakat serta
7. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit.
8. Program Pengadaan Obat, Pengawasan Obat dan Makanan
sertaPerbekalan Kesehatan
9. Program Pembangunan, Pemeliharaan dan Pengembangan
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -41
10. Program Pembangunan, Peningkatan Kualitas dan Pengawasan
Bangunan
11. Program Pengelolaan dan Peningkatan Utilitas Perkotaan
12. Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Anak
sertaPengarasutamaan Gender
13. Program Peningkatan Kesejahteraan Keluarga dan
PenanggulanganNarkoba, PMS serta HIV/AIDS
14. Program Penanggulangan Kemiskinan dan Penanganan
Masalah-masalahSosial
15. Program Peningkatan, Pembinaan, Pengawasan dan
PerlindunganKetenagakerjaan
16. Program Peningkatan Kualitas, Produktivitas Tenaga Kerja
danKesempatan Kerja
17. Program Peningkatan, Pembinaan dan Pelayanan Kepemudaan
danOlahraga
18. Program Program Pengembangan Budaya Baca dan
PembinaanPerpustakaan
Menumbuhsuburkan kehidupan harmonis dan berbudi pekerti ata
sdasar nilai multi etnis, multi kultur dan melestarikan nilai-nilai
senibudaya melayu, kearifan lokal dan memelihara
kelestarianlingkungan hidup.
1. Program Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan
PerusakanLingkungan
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perlindungan
danPengelolaan Lingkungan Hidup
3. Program Peningkatan Penataan Lingkungan dan Konservasi Sumber
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -42
4. Program Pengendalian dan Pengawasan Penduduk serta
PenataanAdministrasi Kependudukan
5. Program Pengembangan, Peningkatan dan Pembinaan Kebudayaan
6. Program Peningkatan Penghayatan Nilai-nilai Keagamaan
Mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang baik, bersih
danberwibawa.
1. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
2. Program Penelitian dan Pengembangan Daerah
3. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah
4. Program Pengembangan Paritisipasi dan Budaya Politik
5. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan
LingkunganMasyarakat serta Penanggulangan Bencana Alam
6. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
7. Program Peningkatan Kualitas Pengawasan Internal dan
PengendalianPelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah
8. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.
9. Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
10. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
11. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan
Daerah
12. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan
13. Program Peningkatan Pelayanan Keuangan Daerah
14. Program Pembangunan, Peningkatan dan Pengadaan Fasilitas
Sarana danPrasarana Perkantoran Pemerintah
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -43
5.2.1.4 Kebutuhan Anggaran Pembangunan Bidang Cipta Karya
Kebutuhan pendanaan difokuskan pada proyeksi belanja langsung APBD
Kota Batam tahun 2012-2016, yaitu dialokasikan untuk kelompok bidang
ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan suprastruktur. Model
untuk memperkirakan alokasi anggaran adalah dengan mengkaitkan
alokasi belanja per bidang dengan perkembangan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM).Alokasi belanja langsung per bidang, disusun dengan
mempertimbangkan jumlah penduduk, sehingga diperoleh belanja
langsung per kapita. Penggunaan indikator IPM karena pada dasarnya
IPM adalah indikator hasil (result) dari suatu proses pembangunan dan
termasuk dalam kelompok indicator outcome, benefit dan impact. Dalam
model tersebut, indikator IPM yang terbentuk pada tahun sekarang adalah
merupakan hasil pembangunan yang dilaksanakan tahun Untuk keperluan
tersebut, IPM diproyeksikan secara linier, sehingga pada tahun
2016diperkirakan IPM mencapai 79,3 atau mendekati kategori wilayah
dengan tingkatkesejahteraan tinggi, yaitu IPM 80-100. Dengan laju
pertumbuhan IPM seperti tertera diatas, maka dapat diperkirakan estimasi
kebutuhan belanja langsung per kapita hinggatahun 2016 menurut bidang
ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur dansuprastruktur. Hasil
estimasi masing-masing bidang kemudian dijumlahkan sehinggadapat
diketahui belanja langsung per kapita. Untuk mencapai IPM seperti
yangditargetkan, maka total belanja langsung per kapita pada tahun 2012
ditargetkan senilaiRp728.000 per kapita dan meningkat terus, hingga pada
tahun 2016 sebesarRp.742.000,- per kapita.
Untuk memperoleh perkiraan belanja langsung, maka belanja langsung
per kapitamenurut bidang dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Batam
hingga tahun 2016.
Perkiraan pertumbuhan penduduk per tahun hingga tahun 2016 adalah
sekitar 10%.Berdasarkan pertumbuhan tersebut, maka diperlukan alokasi
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -44
Pada tahun 2012 dibutuhkan belanja langsung sekitar Rp. 750milyar dan
terus perlu ditingkatkan hingga pada tahun 2016 menjadi sekitar
Rp.919milyar. Belanja langsung bidang pendidikan tahun 2012 sebesar
Rp.163 milyar menjadisebelumnya.Rp.221 milyar tahun 2016.Belanja
langsung bidang kesehatan menjadi Rp.179 milyartahun 2016.Belanja
langsung bidang ekonomi menjadi Rp.60 milyar tahun 2016.Belanja
langsung bidang infrastruktur menjadi Rp.225 milyar tahun 2016 dan
untuk bidang suprastruktur menjadi Rp.232 milyar tahun 2016.
Gambar 5.1.
Target Pencapaian IPM dan Perkiraan Kebutuhan Belanja Langsung
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -45
Tabel 5.1
Perkiraan Belanja Langsung Menurut Bidang Tahun 2012-2016 (juta Rp)
Mencermati perkiraan belanja langsung sebagaimana tersebut diatas,
maka estimasibelanja yang harus dituju oleh Pemerintah Kota Batam
untuk dapat memenuhi perkiraanbelanja langsung dimaksud, maka
estimasi belanja pemerintah yang harus dicapaiharuslah estimasi normal
dan optimis. Untuk itu 5 (lima) tahun kedepan PemerintahKota Batam
harus menetapkan berbagai langkah strategi yang tepat agar
estimasipendapatan skenario normal dan optimis dapat dicapai.
Berdasarkan perkiraan tersebut, maka komposisi atau persentase
menurut bidang cukupmengalami perubahan.Komposisi belanja langsung
yang mengalami peningkatan relative tinggi adalah belanja langsung
Bidang Pendidikan. Bidang pendidikan meningkat dari23,4% menjadi 24%
kemudian bidang kesehatan mengalami peningkatan yangsignifikan dari
15,4% menjadi 19,5%, sedangkan bidang yang mengalami
penurunanadalah Bidang Ekonomi dari 6,7% menjadi 6,6%, bidang
Infrastruktur dari 24,9%menjadi 24,5% dan Bidang Suprastruktur dari
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -46
5.2.2 Kebijakan Keuangan Daerah
5.2.2.1 Strategi keuangan Pembangunan Bidang Cipta karya
Dalam pemenuhan kebutuhan akan tempat tinggal, Pemerintah Kota
Batam melalui Otorita Batam menyediakan tempat tinggal dan
mengeluarkan kebijakan dalam pembiayaan perumahannya. Kebijakan
pembiayaan perumahan tersebut dialokasikan bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR) agar dapat mengatasi permasalahan
utama penyediaan kebutuhan rumah bagi MBR, sehingga mereka dapat
mengakses hunian rumah yang layak dan sesuai dengan kemampuan
mereka.
SUBSIDI PERUMAHAN BAGI MBR
Kebijakan tersebut diberikan dalam bentuk pemberian bantuan subsidi
pembangunan rumah dengan diberlakukan adanya pembayaran UWTO
(Uang Wajib Tahunan Otorita). Skema pemberian keringanan perolehan
perumahan dalam pengembangan permukiman di Kota Batam, yaitu
sebagai berikut:
1. Memberi subsidi lahan untuk pembangunan rumah sehat (sederhana
sehat) dengan hanya membayar UWTO Rp. 6.000,-/m2 (UWTO
normal Rp. 40.000,- s/d Rp. 58.000,-)
2. Pembangunan RSS (Rumah Sederhana Sehat) Bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah Yang Menempati KSB. Otorita Batam telah
berkoordinasi dengan Kantor Menpera (Deputi Bidang Pembiayaan)
dan BTN untuk progam pembangunan RSS bagi masyarakat
berpenghasilan rendah yang menempati KSB di Batam sebanyak
6000 unit untuk mendapat bantuan subsidi pembangunan dari
pemerintah dan saat ini telah selesai dibangun rumah contoh tanpa
kayu tipe 21 dan 36.
3. Pembangunan Rumah Susun Sewa Pekerja Otorita Batam telah
menyiapkan lahan untuk pembangunan rumah susun baru di lima
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -47
4. Renovasi Kampung Tua Program Otorita Batam untuk renovasi
kampung tua dengan pola swakarsa kelompok penduduk. Kampung
tua merupakan daerah yang sejak dahulu telah ditempati oleh
penduduk asli di Batam. Terdapat beberapa daerah kampung tua
antara lain adalah Nongsa, Tanjung Riau, Tanjung Uma, dll. Dengan
memanfaatkan skim dengan bantuan Menpera melalui Bantuan
Rumah Swadaya Dan Subsidi Bunga (Permen 05/2006 dan Permen
08/2006). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat di daerah tersebut yang pada umumnya adalah nelayan
dan juga untuk menghindarkan kecemburuan akan pemerataan
pembangunan di Batam antara penduduk asli dengan masyarakat
pendatang.
5. Transmigrasi Lokal untuk Petani & Peternak. Program diperuntukkan
bagi petani/peternak yang menempati kurang lebih 650 ha yang
merupakan lahan yang bukan peruntukkannya (lahan investor,
cacthment area, dll), Otorita Batam dan Pemko Batam menyediakan
lahan di salah satu gugusan pulau yang dekat dengan Pulau Batam.
Pulau tersebut akan dibentuk sebagai penyangga kebutuhan sayur
mayur dan hasil ternak untuk Pulau Batam. Pulau tersebut akan
menjadi kota terpadu mandiri (KTM). Pembiayaan sepenuhnya
dibiayai oleh departemen tenaga kerja & transmigrasi.
6. Program pembangunan 20 twin blok rumah susun sewa untuk
pekerja. Program ini telah dimulai dengan ditandai pemancangan
tiang pancang pertama pada 18 april 2007 oleh Menakertrans.
Program tersebut dibiayai oleh PT. Jamsostek.
UWTO
UWTO adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh penerima alokasi
lahan di wilayah HPL (Hak Pengelolaan Lahan) OB, di mana uang
tersebut sebagian digunakan untuk membangun infrastruktur
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -48
mengeluarkan biaya untuk memelihara, membangun infrastruktur dan
biaya pelepasan hak masyarakat yang ada di atas tanah tersebut berupa
ganti rugi dan penyediaan pemukimannya serta biaya pengelolaan tanah
di Pulau Batam, hanya saja Otorita Batam, tidak menjadikan tanah
tersebut untuk mencari keuntungan tetapi untuk membiayai pelaksanaan
tugasnya.
Perhitungan tarif dasar UWTO berdasarkan perkiraan biaya yang
diperlukan untuk pelaksanaan tugas OB dibagi luas tanah yang bisa
diberikan/dialokasikan kepada pihak ketiga. Biaya-biaya yang diperlukan
dalam pelaksanaan tugas OB meliputi:
- Ganti rugi pembebasan lahan
- Kewajiban pengurusan HPL dan pemasukan kekas negara atas
penrbitan HPL tersebut sesuai ketentuan KMDN 43/1977;
- Biaya pembangunan infrastruktur pelaksanaan tugas Otorita Batam;
- Biaya operasional pelaksanaan tugas Otorita Batam;
- Biaya-biaya sosial dan kemasyarakatan lainnya.
Perhitungan tarif dasar UWTO berdasarkan perkiraan biaya yang
diperlukan untuk pelaksanaan tugas OB dibagi luas tanah yang bisa
diberikan/dialokasikan kepada pihak ketiga. Biaya-biaya yang diperlukan
dalam pelaksanaan tugas OB meliputi:
1. Ganti rugi pembebasan lahan;
2. Kewajiban pengurusan HPL dan pemasukan kekas negara atas
penrbitan HPL tersebut sesuai ketentuan KMDN 43/1977;
3. Biaya pembangunan infrastruktur pelaksanaan tugas Otorita Batam;
4. Biaya operasional pelaksanaan tugas Otorita Batam;
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -49
OB melalui kemitraan dengan pihak ketiga mencoba mengembangkan
sistem pembiayaan atau bantuan memperoleh rumah yang layak huni dan
terjangkau bagi MBR melalui sistem penjaminan.Dalam hal ini OB
bertindak sebagai lembaga penjamin dari mitra yang bertindak sebagai
fasilitator dalam pendanaan.Skema ini sudah dilakukan sejak 1-2 tahun
terakhir.
Uang Paku
Uang paku merupakan pengistilahan pada kebijakan yang ditetapkan
dengan prinsip tali-asih untuk memindahkan suatu perumahan ilegal pada
lahan milik investor (pemegang PL) ke lahan yang diperuntukan sebagai
lahan relokasi yeng disediakan oleh pihak OB, dengan besaran nilai uang
tertentu yang diterima. Besaran tersebut berkisar Rp.600.000,00 per unit
rumah liar dan berasal dari pihak pemegang PL/investor. Keberadaan
kebijakan uang paku inilah yang dianggap investor membebani keuangan
investor sehingga perumahan liar memang menjadi masalah dalam
investasi pembangunan kota.
5.2.3 Indikator Kinerja
Indikator umum adalah indikator makro yang akan dicapai pada tahun
2012-2016. Indikator tersebut terutama mengacu pada PP. No.6 Tahun
2008 tentang Evaluasi Kinerja Otonomi Daerah.Indikator utama menurut
PP tersebut adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Target IPM
tahun 2016 adalah sekitar 79,3%. Beberapa indikator strategis yang ingin
dicapai antara lain:
Peningkatan kegiatan bisnis di Kota Batam dan pertumbuhan lalu lintas barang dan orang dari dan ke Kota Batam.
Terjalin kerjasama efektif dengan Pengelola Kawasan Batam.
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -50
Kualitas lingkungan permukiman yang lebih teratur, nyaman dan aman.
Layanan pendidikan dan kesehatan yang prima.
5.3 Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung
Penyusunan Perda Bangunan Gedung diamanatkan pada
PeraturanPemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
UU 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang menyatakan bahwa
pengaturan dilakukan oleh pemerintah daerah dengan penyusunan
Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung berdasarkan pad
aperaturan perundang-undangan yang lebih tinggi denga
nmemperhatikan kondisi kabupaten/kota setempat serta penyebarluasan
peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis
bangunan gedung dan operaionalisasinya di masyarakat.
Perda Bangunan Gedung mengatur tentang persyaratan administrasidan
teknis bangunan gedung.Salah satunya mengatur persyaratankeandalan
gedung, seperti keselamatan, kesehatan, kenyamanan
dankemudahan.Persyaratan ini wajib dipenuhi untuk
memberikanperlindungan rasa aman bagi pengguna bangunan gedung
dalammelakukan aktifitas di dalamnya dan sebagai landasan
operasionalisasipenyelenggaraan bangunan gedung di daerah.Utamanya
untuk daerahrawan bencana, Perda Bangunan Gedung sangat penting
sebagai payung hukum di daerah dalam menjamin keamanan dan
keselamatanbagi pengguna.Ketersediaan Perda BG bagi
kabupaten/kotamerupakan salah satu prasyarat dalam prioritas
pembangunan bidangCipta Karya di kabupaten/kota.
5.3.1 Ketentuang Fungsi Bangunan Gedung
a. Dalam penyelenggaraan bangunan gedung fungsi bangunan gedung
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -51
usaha, fungsi sosial dan budaya, serta fungsi khusus
b. Fungsi hunian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup fungsi
utama sebagai tempat tinggal manusia yang meliputi rumah tinggal,
rumah tinggal deret,, rumah tinggal susun, dan rumah tinggal
sementara.
c. Fungsi keagamaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup
fungsi utama sebagai tempat melakukan ibadah yang meliputi
bangunan mesjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk
kapel, bangunan pura, bangunan vihara dan bangunan kelenteng.
d. Fungsi usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup fungsi
utama sebagai tempat melakukan kegiatan usaha yang meliputi
bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian,
perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal, bangunan gedung tempat
penyimpanan kegiatan usaha lainya yang tidaj bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Fungsi sosial dan budaya sebagaimana yang termaksud dalam ayat
(1) mencakup fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan sosial
dan budaya yang meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan,
pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, olahraga dan
bangunan gedung pelayanan umum.
f. Fungsi khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mencakup
fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan yang mempunyai
tingkat kerahasiaan tinggi tingkat nasional atau yang penyelenggaraan
nya dapat membahayakan masyarakat sekitar nya dan mempunyai
resiko bahaya tinggi meliputi bangunan gedung untuk reaaktor nuklir,
instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang
ditetapkan oleh mentri pekerjaan umum.
g. Satu bangunan geddung dapat memiliki lebih dari satu fungsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -52
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan
walikota.
5.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)
Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana
IndukPengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah suatu
rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap
awaldari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan
jaringanperpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada
satuperiode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat
komponenutama sistem beserta dimensi-dimensinya. RI-SPAM dapat
berupa RISPAMdalam satu wilayah administrasi maupun
lintaskabupaten/kota/provinsi.Penyusunan rencana induk
pengembanganSPAM memperhatikan aspek keterpaduan dengan
prasarana dansarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit pelayanan
dalamrangka perlindungan dan pelestarian air.
5.4.1 Rencana sistem pelayanan
Daerah pelayanan akan dikembangkan ke seluruh wilayah kota dengan
wilayah pengembangan berdasarkan system pelayanan utama dari
reservoir dan dipusatkan pada wilayah pelayanan eksisting dan wilayah
pengembangan baru. Secara garis besar rencana wilayah
pengembangan dikelompokan menjadi 2 (dua) bagian yaitu:
5.4.1.1 Rencana Pelayanan di Wilayah Pelayanan Eksisting
Wilayah pengembangan eksiting meliputi pengembangan yang saat ini
sudah mempunyai system baik untuk perpipaan maupun non perpipaan.
Pengembangan terhadap daerah pelayanan eksisting akan dilakukan
terhadap Pulau Batam sebagai mainland dan diluar Pulau Batam atau
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -53
5.4.1.2 Rencana Pelayanan di Wilayah Pelayanan Baru
Pengembangan di kawasan pelayanan baru (domestic dan non domestic)
akan dilakukan secara merata di seluruh Pulau Batam yang yang
disesuaikan dengan tataruang wilayah yang direncanakan dan kawasan
yang diperuntukan sebagai kawasan strategis kota.
Pengembangan di kawasan pelayanan baru non domestic dan Industri
sebagai kawasan strategis skala nasional, provinsi dan kota, meliputi:
Pulau Galang
Pulau Rempang
Pulau Galang Baru
5.4.1.3 Tingkat Pelayanan
Target tingkat pelayanan disesuaikan dengan program Milenium
Development Goals, “Meciptakan kemudahan bagi separuh prosentase
penduduk yang belum memperoleh kemudahan akses air minum ditambah prosentase penduduk yang telah memperolehnya pada saat ini”.
Selain mempertimbangkan program MDG’s tersebut, target pelayanan
juga mempertimbangkan kondisi eksisting SPAM dan strategi daerah baik
provinsi atau kota/kabupaten.
Dengan kriteria pelayanan sebagai berikut :
Tahun 2015 = 40,00 % penduduk total Kota Batam terlayani
Tahun 2020 = 59,00 % penduduk terlayani dari penduduk total Kota Batam terlayani.
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 BAB V -54
5.4.2 Rencana Pengembangan SPAM
5.4.2.1 Rencana umum
Berdasarkan tuntunan pada kebijakan pelayanan dengan kualitas air
minum sesuai PP No. 16 Tahun 2005, maka perlu dilakukan peningkatan
kualitas air minum yang didistribusikan kepada pelanggan disamping perlu
menjaga kulitas air dalam jaringan transmisi dan distribusi sehingga
jaringan pipa lama yang tidak memadai perlu diganti. Untuk itu
penggunaan pipa untuk mengganti jaringan pipa lama dan jaringan pipa
baru perlu memperhatikan jenis pipa tahan tekanan, tahan korosif dan
memiliki tingkat kebocoran rendah dan umur pipa cukup lama.
Kondisi jaringan distribusi eksisiting tidak menunjang untuk pembagian
zonasi pelayanan dalam rangka menunjang program penurunan
kebocoran (NRW). Untuk itu perencanaan RIP SPAM ini akan dilengkapi
dengan kebutuhan pembagian Zona Pelayanan untuk menunjang
pelaksanaan program NRW tersebut. Penentuan rencana wilayah
pengembangan SPAM di Kota Batam mempertimbangkan beberapa faktor
seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan RDTR, penyebaran
permukiman, kondisi fisik kota (topografi), rencana strategis/prioritas
(skala nasional, provisi dan kota), kondisi system SPAM eksisting dan
ketersediaan sumber air baku.
Sistem pelayanan jaringan tansmisi dan distribusi yang akan
dikembangkan diharapkan akan memperoleh sistem yang efektif dan
efisien yaitu semaksimal mungkin memanfaatkan sistem pengaliran
gravitasi (gravitation system) dengan memanfaatkan kondisi topografi di
wilayah pelayanan sehingga pada akhirnya diharapkan akan diperoleh
system yang paling murah. Melihat kondisi wilayah pelayanan dengan
kontur yang bervariasi maka sepenuhnya system pelayanan tidak dapat