• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH PADA KELAS V BIARO BARU ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH PADA KELAS V BIARO BARU ARTIKEL"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA

PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL MAKE A

MATCH PADA KELAS V

BIARO BARU

ARTIKEL

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH : EKA LEVI YANTI NIM GJA10D111097

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KAMPUS SAROLANGUN

UNIVERSITAS JAMBI

2015

(2)

I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pengamatan dan pengalaman mengajar, berbagai permasalahan yang ditemukan kurangnya perancangan pelaksanaan pembelajaran secara profesional sehingga dapat berpengaruh terhadap minat belajar peserta didik, khususnya pada pembelajaran yang digunakan kurang sesuai. Hal ini mengakibatkan peserta didik merasa jenuh atau bosan dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat menyebabkan menurunnya minat belajar yang berimplikasi pada hasil belajar.

1.2 Rumusan Masalah

Meningkatkan hasil belajar siswa tema peristiwa dalam kehidupan dengan menggunakan model make a match pada kelas V SDN Biaro Baru.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa tema peristiwa dalam kehidupan dengan menggunakan model make a match pada kelas V SDN Biaro Baru.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberi manfaat: a. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam proses belajar tema peristiwa dalam kehidupan serta meningkatkan kemampuan dan berfikir siswa dalam pemecahan masalah.

b. Bagi Guru

Penelitian ini meningkatkan rasa percaya diri, dapat membangun pengetahuan dan pengalaman guru dalam mengembangkan model pembelajaran yang kreatif, efektif dan evisien.

(3)

c. Bagi Sekolah

Sebagai masukan untuk selalu mengadakan pembaharuan dalam memajukan program sekolah kearah yang lebih baik.

d. Bagi Peneliti

Sebagai referensi dalam mengembangkan profesi yang nantinya akan peneliti jalani

(4)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Belajar

2.1.1 Pengertian Hasil Belajar

belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Sejalan dengan perumusan itu, berarti pula belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Hasil belajar dapat kita pahami dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “Hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil merupakan suatu akibat yang ditimbulkan dari sebuah aktifitas. Sedangkan belajar merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh individu guna mendapatkan perubahan dalam dirinya.

2.1.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.

2.2 Pembelajaran Kooperatif

pembelajaran kooperatif menekankan peserta didik pada prilaku bersama. Dalam bekerja sama yang bertujuan untuk saling membantu satu sama lain, menghormati pendapat orang lain, dan selalu bekerja sama untuk menambah pengetahuan.

2.2.1 Model Pembelajaran Make A-Match

Make A Match atau mencari pasangan adalah model pembelajaran kooperatif dengan mencari pasangan soal atau jawaban yang tepat, siswa yang sudah menemukan pasangannya sebelum batas waktu akan mendapat poin.

2.2.2 Karakteristik Pembelajaran Make A-Match

Pada penerapan model make a-match diperoleh beberapa temuan bahwa metode make a-matchdapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab

(5)

pertanyaan dengan mencocokkan kartu atau alat peraga yang lain sehingga pembelajaran lebih menarik dan siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa mencari pasangan kartunya masing-masing atau dengan cara menangkap bola.

Selanjutnya penerapan metode make a-match dapat membangkitkan keingintahuan dan kerja sama diantara siswa serta mampu menciptakan kondisi yang menyenangkan

2.2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Make A-Match

Langkah-langkah; 1) Guru menyiapkan beberapa kartu/gambar/bola yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review,jika berupa kartu gambar sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban ;2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu; 3) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang; 4) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban);5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin; 6) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya;7) Demikian seterusnya; 8) Kesimpulan/penutup.

2.3 Materi Peristiwa Dalam Kehidupan 2.4 Penelitian yang Relevan

Terjadi peningkatan hasil belajar dalam belajar IPA kelas V langkah yang dapat ditempuh antara lain dengan memperbaiki kegiatan pembelajaran yang selama ini berlangsung dengan menciptakan kegiatan belajar mengajar yag lebih interaktif dengan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Make A Match

bahkan dapat meningkatkan ketuntasan belajar lebih dari 80% yang terimplementasi dalam tiga siklus tindakan

2.2 Kerangka Berfikir

Model pembelajaran make a-match merupakan model pembelajaran yang mencari pasangan dan menekankan kerja sama. Dengan model pembelajaran ini siswa dilatih untuk berfikir aktif dan efektif dalam belajar. Melalui model make a-match ini diharapkan dapat memberi motivasi siswa khususnya pada tema peristiwa dalam kehidupan dengan melibatkan siswa secara

(6)

aktif dalam proses belajar mengajar, model make a-match akan menarik tidak monoton dibandingkan model konvesional

2.6 Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah: dengan penggunaan model make a-match pada tema peristiwa dalam kehidupan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Biaro Baru”.

Model make a-match Aktifitas siswa meningkat

Hasi belajar siswa meningkat

Hasil belajar siswa rendah

Siswa kurang aktif Rendahnya

pemahaman dan hasil belajar siswa

Guru tidak memakai model pembelajaran

(7)

III. METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SDN Biaro Baru tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah murid 14 orang yang terdiri dari 7 orang siswa perempuan dan 7 orang siswa laki-laki.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian tiga bulan mulai dari bulan September sampai bulan November 2014

3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus dan tiap siklus terdiri dari tahap, yaitu: 1) Perencanaan, 2) Tindakan, 3) Observasi dan Evaluasi, 4) Analisis dan Refleksi.

3.3.1 Perencanaan

3.3.1 Perencanaan

Rencana yang akan dilaksanakan meliputi, 1. Menganalisis kelas

2. Menentukan tindakan

3. Menyusun rencana pembelajaran 4. Membuat LKS

5. Mempersiapkan lembar observasi dan tes hasil belajar siswa. 3.3.2 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun ajaran 2014/2015. Penelitian tindakan siklus menerapkan model make a-match dan sesuai dengan pembelajaran yang telah dirancang. Dalam penelitian ini guru melaksanakan kegiatan-kegiatan yaitu:

Langkah awal adalah guru mangadakan apersepsi pengetahuan awal siswa melalui kegiatan tanya jawab, menjelaskan aturan main dan batasan waktu yang digunakan untk setiap kegiatan, memotivasi siswa terlibat daam aktivitas pemecahan masalah.

Selanjutnya mengembangkan model make amatch, adapun langkah -langkahnya 1) guru menyiapkan beberapa kartu berisi beberapa konsep atau topik

(8)

yang cocok untuk sesi review, sebaiknya satu kartu soal peristiwa dalam kehidupan dan bagian lainnya kartu jawaban; 2)setiap siswa mendapat satu buah kartu; 3) setiap siswa memikirkan soal/jawaban dari kartu yang dipegang; 4)setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya; 5) setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan diberi poin; 6) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya;7) Demikian seterusnya; 8) Kesimpulan/penutup. Pada setiap akhir pembelajaran, kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah menilai siswa secara individu dan kelompok serta merefleksikan pembelajaran bersama siswa dengan menyimpulkan materi.

3.3.3 Observasi dan Evaluasi

Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan kerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada setiap siklus yang berpedoman pada lembar observasi gur dan aktivitas siswa. Presentase tingkat kemampuan hasil belajar siswa digunakan tes sebagai alat ukur dalam penelitian ini

3.3.4 Analisis dan Refleksi

Hasil evaluasi terhadap lember observasi kerja guru dan lembar observasi aktivitas siswa dianalisis, komponen-komponen yang ada untuk dapat dikaji mana komponen yang harus dihilangkan, dipertahankan atau ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang sesuai.

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis dilakukan secara langsung terhadap kondisi nyata yang terjadi pada proses pembelajaran dan evaluasi setiap siklus yang dilakukan. Penilaian data pada lembar observasi siswa dianalisa dengan cara penilaian setiap siswa diberikan penilaian sesuadi dengan indikator, yang dikonservasikan dalam pedoman sebagai berikut: 4= Sangat Aktif (85%-100%), 3= Cukup (75%-85%), 2= Aktif (60%-75%), 1= Kurang Aktif (40%-60%). Selanjutnya masing-masing skor dicari melalui jumlah skor yang diperoleh siswa dibagi dengan skor

maksimal yaitu 28, dikali 100%. .

(9)

3.4 Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut: 1. Penguasaan konsep peristiwa dalam kehidupan siswa dikatakan meningkat

jikan kualifikasinya berkategori baik atau dengan nilai paling rendah 65 2. Prestasi siswa dikatakan berhasil jika skor siswa lebih dari KKM yang

telah ditentukan yaitu 65.

3. Tanggapan siswa dikatakan positif jika 85% siswa hasil belajarnya meningkat dengan model make a-match

Peningkatan sikap belajar siswa dilihat dari hasil pemantauan perubahan sikap positif dan sikap negatif, untuk menilai sikap belajar beriringan dengan peningkatan hasil belajar.

(10)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh berdasarkan hasil dari setiap akhir siklus, langsung diolah dan dianalisis. Kendala yang ditemukan selama penelitian digunakan untuk merevisi tindakan berikutnya yang telah direncanakan. Penelitian ini dibagi dalam 4 kegiatan yaitu; perencanaan, pelaksanaan tindakan,.

Tabel 4.9 Hasil Tes Masing-Masing Siswa pada Siklus III

No Nama Siswa Jumlah

Skor % ketercapaian Ketuntasan Ya Tidak 1 Syafira 10 100 2 Debi Ulya 10 100 3 Hana Aqila. K 9 90 4 Nova Novria 9 90

5 Oca Dwi Hartanti 10 100

6 Vina Nurhasanah 9 90 7 Eni Mariatun 10 100 8 Rafi Aditiya. F 9 90 9 Fawas Rafif. P 10 100 10 Idris 10 100 11 Deni Indrayadi 10 100 12 Hardika Irgi. J 6 60 13 Rahmat 10 100 14 Rian Ramadani 10 100 Jumlah 132 132 13 1 Rata-rata 9,42 94,28 - - % (presentase) - - 92,85 7,14

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata kelas telah mencapai target penilaian. Pada siklus III dari 14 siswa nilai rata-rata yang diperoleh 9,42 siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 atau tuntas 13 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas 1 siswa. Maka dapat dilihat adanya perubahan dari siklus I sampai siklus III.

(11)

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Hasil penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada tema peristiwa dalam kehidupan melalui model make a-match dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas adalah 4 orang dengan ketuntasan 28,57% dengan rata-rata kelas 5,92 dan meningkat 78,57% dengan siswa yang tuntas 11 orang dengan rata-rata 7,78 pada siklus ke II. Pada siklus III, jumlah siswa yang tuntas 13 orang yang dengan presentase ketuntasan 92,85% dan memperoleh rata-rata kelas 9,42.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian tindakan kelas ini maka penulis menyarakan bahwa dalam menerapkan model pembelajaran guru harus merancang langkah-langkah pembelajaran. Selain itu, guru juga harus bisa menggunakan media yang lebih menarik yang disesuaikan dengan model pembelajaran dan materi atau tema pembelajaran.

(12)

DAFTAR RUJUKAN

A. Priyadi, Beni. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat Anita, Sri. 1987. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Karunika

Hamali, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Cet ke-3. Jakarta: PT Bumi Aksara

Ibrahim, H. Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.

Lukmanul, Hakim. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia

Malik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi aksara Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: Remaja Karya.

Rasyid, Harun. 2009. Penelitian Hasil Belajar. Bandung: CV Wacana Prima. Sumiati. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Sardiman AM. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.

Sudjana, Nana. 1987. Dasar-dasar Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis.

Jakarta: Prestasi Medika.

Wardhani IGAK dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

Referensi

Dokumen terkait

Masalah yang dihadapi perusahaan saat ini khususnya yang berkaitan dengan penggajian dan pengupahan adalah tidak efisien dalam pembuatan berbagai laporan penggajian seperti

Analisis tersebut dapat dikatakan Citra Merek, Desain Produk, Gaya Hidup, dan Word Of Mouth berpengaruh positif signifikan secara simultan terhadap Keputusan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan : 1) Kultur sekolah tempat magang kependidikan I pada dasarnya sudah baik, terutama pada kedisiplinannya baik Kedisplinan kesopanan,

Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik tersebut

Untuk memperoleh data yang diperlukan penulis menggunakan metode observasi, yaitu dilakukan dengan cara mengamati da mencatat secara sistematik terhadap

Hermawan Kertajaya (2009 : 4) juga menulis performa dari layanan yang diberikan akan membedakan perusahaan jasa yang satu dengan yang lainnya serta performa layanan yang

Setelah dilakukan pengujian terhadap return on equity (ROE) maka dapat disimpulkan bahwa sesudah melakukan privatisasi rasio tersebut lebih besar, karena secara

Oleh sebab itu, untuk mengetahui lebih detail tentang tujuan harapan pemberian nama diri anak, jenis makna yang terkandung pada nama diri, dan pengaruh kelas sosial