K O N SE P PERKEM BANGAN KEAGAMAAN REMAJA
(Studi Komparatif Antara Psikologi Barat Dan Psikologi Islam)S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Melengkapi Syarat
)
Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Dalam Ilmu Tarbiyah
NIM. 114 01 086
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGa
MA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
Ill
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706
PENGESAHAN
Skripsi saudara: Masrukhan dengan Nomor Induk Mahasiswa: 114 01 ' S6 yang
berjudul KONSEP PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA STUDI
KOMPARATIF ANTARA PSIKOLOGI BARAT DENGAN PSIKOLOGI
ISLAM telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Selasa, 13 Maret 2007 yang
bertepatan dengan tanggal 23 Rabi’ul Awal 1428 H. Dan telah diterima sebagai
bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
Salatiga, 13 Maret 2007 M 23 Rabi’ul Awal 1428 H
Panitia Ujian
N!P. 150 299 493 NIP. 150 284 602
u
Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si
Dosen STAIN Salatiga
Jitu Stadion Mo. 03 Salatiga Tip. (0298) 323706, 323444 Kode Pos 50721
: 3 Eksemplar
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : Masrukhan
NIM : 11401086
Jurusan/Progdi : Tarbiyah/Eks
Judul : KONSEP PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA (Studi
Komperatif Antara Psikologi Barat Dengan Psikologi Islam)
Dengan ini kami mohon agar sekripsi tersebut dapat segera dimunaqosahkan.
Demikian harap menjadikan perhatian
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing
Dra. H i. Lilik Srivanti, M. Si
IV
MOTTO
' J '
U
Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka.... 95
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persem bahkan kepada :
1. B apak d an Ib u ( A lm arhum ah ) tercin ta, yang telah
m em berikan bim bingan serta do a restu n y a.
2. K ak ak - /kakakku terc in ta yang selalu m em beriku
sem an g at hidup.
3. S a h a b a t-sa h a b a tk u senasib dan sep erju an g an , tem
an-tem an R acan a K usum a D ilaga - W oro S rikandhi,
T em an -tem an Pondok pesantren, dan tem an -tem an
M
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan kata alhamdulillah, sebagai rasa syukur atas Rahmat.
Hidayah dan Taufiq-Nya yang telah dilimpahkan Allah SWT, sehingga penulis dapat
menyelesaikan pembuatan skripsi ini dengan baik.
Penulisan sknpsi ini dimaksudkan guna memenuhi kewajiban serta sebagai
syarat untuk memperoleh gelar saijana dalam Ilmu Tarbiyah.
)
Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan berbagai
pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang
tidak terhingga kepada:
1. Drs. Imam Sutomo, M. Ag, selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Isiam Negeri
Salatiga.
2. Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si, selaku dosen pembimbing, >ang dengan penuh
kesabaran dan perhatian telah meluangkan waktunya antuk memberikan
pengarahan serta bimbingan dalam penulisan skripsi ini sejak awal hmgga sknpsi
ini dapat terselesaikan.
3. Bapak dan almarhumah Ibu serta kakak - kakakku tercinta, yang telah
memberikan motivasi baik berupa moril maupun materiil serta do’a restunya
4. Sahabat seperjuangan ( M. lludallah . Tri Susila. Xur K!:., m ulah > dan \ang
lainnya, yang tidak penulis sebutkan satu persatu, yang telah membenkan
semangat kepada penulis.
5. Keluarga besar Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi STAIN Salatiga Yang
VII
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak
membantu terselesainya skripsi ini.
Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan serta pengetahuan
penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan demi perbaikan kesempurnaan serta kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini memberikan sumbangan positif
bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya Pendidikan Agama Islam.
)
Salatiga, 01 Pebruari 2007
Penulis
Vlll
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING... ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN... v
i HALAMAN KATA PENGANTAR... vi
HALAMAN DAFTAR ISI... viii
BABI : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Penegasan Istilah... 5
C. Pokok Permasalahan... 7
D. Tujuan dan manfaat Penelitian... 7
H. Metodologi Penelitian... 8 v F. Sistematika Penulisan... 10
BAB II : PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA MENURUT PSIKOLOG! BARAT A. Pengertian Perkembangan Keagamaan Remaja... 13
B. Proses Perkembangan Keagamaan Remaja... 19
C. Tugas-tugas Perkembangan Keagamaan Remaja... 23
ix
C. Tugas-tugas Perkembangan Keagamaan Remaja... 23
D. Faktor-faktor Perkembangan Keagaman Remaja... 30
BAB m : PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA MENURUT PSIKOLOGI ISLAM... 38
A. Keagamaan Berdasarkan Fitrah... 38
B. Proses Perkembangan Keagamaan Remaja... 43
C. Tugas-tugas Perkembangan Keagamaan Remaja... 51
j D. Faktor-faktor Perkembangan Keagamaan Remaja... 54
BAB IV : PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA ANTARA PSIKOLOGI BARAT DAN PSIKOLOGI ISLAM... 66
A. Persamaan... 66
B. Perbedaan... 72
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan... 73
B. Saran... 77
C. Penutup... 77
DAFTAR PUSTAKA
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Konsep Islam tentang hakekat manusia secara mendasar telah
diajarkan oleh Allah SWT dalam kitab Al Qur'an yang dikembangkan lebih
>
lanjut oleh nabi Muhammad SAW dalam sunahnya. Manusia diciptakan Allah
selain menjadi hamba-Nya juga menjadi penguasa (Kholifah) di atas bumi.
Selaku hamba dan kholifah manusia telah diberi kelengkapan kemampuan
jasmaniah (biologis) dan rohaniah (psikologis) yang dapat ditumbuh
kembangkan seoptimal mungkin, sehingga menjadi alat budaya guna dalam
ikhtisar kemanusiaannya untuk melaksanakan tugas kehidupan di dunia.1 2
Diantara komponen yang berbeda pada fase petensialitas itu akan
berkembang seiring dengan irama perkembangan yang dilalui manusia. Pada
konteks ini berkembang berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi
'y
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Apabila mendapat
pengaruh lingkungan yang positif (Pendidikan) fitrah beragama benar-benar
teraktualisasikan menjadi keberagamaan yang sebenarnya. Sewaktu anak
lahir, ia belum memiliki kesadaran beragama. Melalui adaptasi dengan
1 Prof. H.M. Arifin, M.Ed, Filsafat Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. 1991, him. 156 2 Elizabat Hurlock, Development Pshycology, Terjemahan Istiwadayanti, Psikologi Perkembangan, Erlangga, Jakarta, 1996, him. 2
2
lingkungan hidupnya, hubungan dengan orang tuanya, keluarganya serta
masyarakatnya, kesadaran beragama sedikit demi sedikit bergerak maju
menuju kematangan. Apabila sudah matang akan meraih predikat insan kamil
dengan tidak menafikkan adanya tantangan dan gangguan yang cepat merubah
warna dan menyimpang dari realisasi fitrah dasar tersebut. ’
Jika keagamaan yang termasuk aspek rohani (psikis) sangat tergantung
pada perkembangan aspek fisik dan begitu pula sebaliknya, oleh karena itu
i
sering dikatakan bahwa kesehatan fisik akan berpengaruh pada kesehatan
mental. Selain itu perkembangan juga ditentukan oleh tingkat usia.
Para ahli psikologi, perkembangan manusia dibagi menjadi beberapa
tahap atau periode perkembangan, secara garis besar periode perkembangan
itu terbagi menjadi, 1) Masa Prenatal, 2) Masa bayi, 3 j Masa kanak-kanak, 4)
Masa pubertas (remaja), 5) Masa dewasa, 6) Masa usia lanjut/
Secara lebih khusus tahap perkembangan keagamaan ini ditemukan
oleh Ronald Goldom yang mengkategorikan kesadaran beragama menjadi tiga
tingkatan yakni: Pra-relegious (umur 6-10 tahun), sub-relegious stage (umur
10-14 tahun) dan personal religious Phase (14-18 tahun)/ Tahap * 4 *
Imam Bawani, Ilmu Jiwa Perkembangan dalam konteks Pendidikan Islam, Bina Ilmu, Surabaya, 1990, him. 29
4 Djalaluddin, Psikologi Agama, Rajawali, Jakarta, 1996, him. 81
3
perkembangan keagamaan ini bias dikatakan melewati tiga masa yakni masa
kanak-kanak, remaja dan masa dewasa.6
Menurut para ahli anak dilahirkan bukanlah sebagai makhluk
religious. Anak yang baru lahir lebih mirip binatang dan bahkan mengatakan
anak seekor kera lebih bersifat kemanusiaan dari pada manusia itu sendiri.7 8 *
Sebaliknya ada yang berpendapat bahwa anak sejak dilahirkan telah
membawa fitrah keagamaan. Fitrah ini dimulai berfungsi dikemudian hari
melalui proses bimbingan dan latihan setelah pada tahap kematangan.
Sejarah kehidupan manusia yang tidak lepas dari rasa beragama diakui oleh
Robert H. Thoules, menurutnya terdapat dua faktor yang menyebabkan
manusia menjadi makhluk religious. Pertama disebabkan manusia memenuhi
segala kebutuhannya. Kebutuhan itu diantaranya meliputi kebutuhan
keselamatan, ketenangan dan sejenisnya. Kedua, dengan kekuatan
rasionalnya, manusia mencoba untuk memahami dan menaklukkan alam
semesta namun ia tidak mampu melakukan dengan sempurnai Bila kembali
pada ajaran agama Islam dengan sumber dari Al Qur'an, maka naluri beragam
bagi setiap orang atau individu itu telah tertanam sejak sebelum lahirnya di
dunia ini. Al Qur'an surat Ar Rum ayat 30.
(' Zakiyah Djarajat, llnsu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Cet. XV, 1975, hint. 109 7 Djalaluddin, Op. Cit. him. 65
8 Ibid. him. 64
4
.(r* I f j ^ ') .o_^JUjV ^131 JtS"' j $ !j XjAJI dita
Artinya:" Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah). (tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciplakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah agama yang lurus), tetapi manusia kebanyakan tidak mengetahui.".10
Ayat tersebut menyatakan bahwa menurut fitrahnya manusia adalah
makhluk beragama. Dengan istilah lain disebut homo religious.11 Dikatakan
sebagai rriakhluk karena secara naluri pada hakekatnya selalu mengakui
adanya Tuhan Yang Maha Besar.
Berkaitan dengan remaja, remaja adalah generasi yang diciptakan
bagi kelangsungan kehidupan mendatang. Ia merupakan amanat dari tuhan
yang harus dididik dan diarahkan. Orang yang sangat berpengaruh dalam
kehidupannya adalah orang tuanya, oleh karena itu seperti apapun keadaannya
orang tua hendaklah selalu memelihara anak dan keluarga dari api neraka.12
Keluarga merupakan satuan masyarakat terkecil yang sudah
dipercaya untuk melaksanakan pendidikan secara mandiri. Pendidikan
keluarga merupakan pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam
keluarga dan memeberikan keyakinan agama, nilai, budaya, nilai moral dan
kemampuan. Di dalam hadist N abi ditegaskan :
10 Depag. RI, A l Qur'an dan Terjemahannya, Bulan Bintang, Jakarta, 1975 11 Djalaluddin, Op. Cit hint HH
* s j * * ^ ^ y
j ' f i ijU&Jl ^^Lp jJ ^ i j j J-* iS" (aJp
Artinya : " Setiap anak - anak dilahirkan dengan fitrah, hanya rapak ibunyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani, dan Majusi. (H.R. Shoheh Bukhari Muslim).1'
Pada masa anak-anak, mereka belum mampu berfikir logis. maka
ide-ide keagamaan anak lebih banyak ditemukan atau diterima berdasarkan
otoritas ©rang tua. Amatlah penting bagi orang tua sebagai pembina pribadi
pertama bagi anak untuk memberikan pembiasaan dan latihan sejak kecil yang
sesuai dengan jiwa perkembangannya. Ibu Jauzi mengatakan bahwa
pembentukan yang utama adalah di waktu kecil. Apabila seorang anak
dibiarkan melakukan sesuatu yang kurang baik kemudian telah menjadi
kebebasan maka akan sulitlah meluruskannya.11 Apabila sejak kecil e.aran
agama tidak dibiasakan pada kehidupan anak, maka menurut Zakiyah
Darajat*5 pada waktu dewasa nanti ia akan cenderung acuh tak acuh, anti
agama atau sekurang-kurangnya anak tidak akan merasa pentingnya bagi
dirinya. Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis merasa terpanggil
untuk mengadakan penelitian dengan judul: Konsep Perkembangan
Keagamaan Remaja (Studi Komperatif Antara Psikologi Barat dengan
Psikologi Islam). * 14 15
U Al Qusyari. An Naisabiri, Soheh Muslim. Darul Kutub, Libanon, 621 H. him. 2047 14 Atiyah Al A b ra sy i, Dasar- dasarPokok Pendidikan Islam, terjemahan Bustani, Abd Onani. Bulan bintang, jkarta, 1970, him 104
6
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterprestasikan
judul, maka perlu di perjelas istilah-istilah yang penting antara lain:
1. Perkembangan Keagamaan
Perkembangan menurut Elizabeth adalah serangkaian perubahan
progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan
pengalaman kerja.16 Keagamaan dalam kamus umum bahasa Indonesia
)
adalah sifat-sifat yang terdapat dalam agama, segala sesuatu mengenai
agama.17 Jadi perkembangan keagamaan adalah serangkaian perubahan
mengenai sifat-sifa^ seseorang yang teijadi sebagai akibat dari proses
kematangan dan pengalaman agama.
2. Remaja
Remaja adalah masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari
kanak-kanak menuju dewasa atau masa perpanjangan kanak-kanak
sebelum mencapai masa dewasa (umur 13-21 tahun).18
3. Psikologi Barat
Psikologi Barat adalah psikologi yang meneliti dan menelaah
tentang jiwa seseorang berdasarkan pendapat para ilmuan negeri barat
yang dipengaruhi qleh ajaran Kristiani. Disamping itu psikologi juga
16 Elizabeth Hurlock. Loc. ci|
7
mempelejari pula pertumbuhan dan perkembangan jiwa pada seseorang
dan faktor-faktor yajig mempengaruhinya.
4. Psikologi Islam
Psikologi Islam adalah corak psikologi berlandaskan citra manusia
menurut ajaran Islam yang mempelajari keunikan dan pola perilaku
manusia sebagai upgkapan pengalaman interaksi dengan diri sendiri,
lingkungan sekitar <jan dalam kehormatan dengan tujuan meningkatkan
kesehatan mental dan kualitas beragama.19
C. Pokok Permasalahan
Berpijak dari latar belakang masalah yang penulis diskripsikan, maka
ditegaskan pokok permasalahan yang menjadi bahasan dalam telaah ini:
1. Bagaimana konsep perkembangan keagamaan remaja menurut psikologi
Barat?
2. Bagaimana konsep perkembangan keagamaan remaja menurut psikologi
Islam?
3. Adakah persamaan dan perbedaan perkembangan keagamaan remaja
menurut psikologi Barat dan Islam?
8
D. Tujuan dan manfaat penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai ialah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep perkembangan keagamaan remaja menurut
psikologi barat.
2. Untuk mengetahui konsep perkembangan keagamaan remaja menurut
psikologi Islam.
>
3. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan konsep perkembangan
keagamaan remaja menurut psikologi barat dan psikologi Islam.
Adapun manfaat penelitian sebagai berikut.
1. Untuk memberi masukan dalam dunia pendidikan khususnya berkaitan
dengan upaya pengembangan psikologi Islam.
2. Untuk memberi dorongan bagi kita atau orang tua agar anaknya ketika
remaja meneliti kandungan Al-Qufan terutama ayat-ayat yang ada
hubungannya dengan sains agar bisa turut membudayakan semangat
gemar meneliti dikalangan umat Islam.
E. Metode Penelitian
Untuk membahas permasalahan-permasalahan yang penulis tuangkan
di atas, penulis menggunakan metode sebagai berikut:
9
Untuk mengumpulkan data, penulis memilih research kepustakaan,
untuk memperoleh sumber-sumber tertulis, adapun data-data dalam
peneltian ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
a. Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang memberikan data
langsung.21 22 Dalam penelitian ini sebagai sumber primernya adalah
)
bukunya Dr. Djalaluddin, "Psikologi Agama" dan bukunya Prof. Dr.
Zakiyah Darajat, "Ilmu Jiwa Agama", tentunya yang ada kaitannya
dengan perkembangan agama disamping Al-Qur’an dan terjemahannya
beserta tafsirnya.
b. Sumber dan data skunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang mendukung
dan melengkapi sumber-sumber data primer. ^ Data sekunder
penelitian ini ialah buku-buku ilmiah lain yang isinya melengkapi data
penelitian yang diteliti. ^
2. Metode Pembahasan
Dalam membahas tahap demi tahap dari rumusan masalah
penulis menggunakan metode sebagai berikut:
21 Winarno Surahman. Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar-Dasar Metode Teknik). Tarsito, Bandung. 1990. him. 134
10
a. Metode Induktif, yaitu berangkat dari faktor-faktor yang khusus,
peristiwa-peristiwa yang khusus dan kongkret itu ditarik generalisasi
yang mempunyai sifat umum
b. Metode Deduktif, yaitu berangkat dari pengalaman yang bersifat
umum menuju kejadian yang khusus.1'
c. Metode Komparasi
Mengingat penelitian yang dilakukan penulis adalah
t
mengkomunikasikan dua konsep, maka penulis menggunakan metode
komparasi.23 24
d. Metode Diskriptif
Yaitu penelitian yang dipakai untuk menemukan suatu bentuk,
modul, dan sebagainya.
Metode ini penulis gunakan untuk menjelaskan konsep
perkembangan menurut psikologi Barat dan Islam. Data yang penulis
ambil dari pendapat para tokoh, karya dan sumber buku lain yang
penulis sajikan dalam bentuk paparan diskriptif.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan ini maka di bagi dalam beberapa bab
yaitu:
23 Ibid; him. 10
11
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Penegasan Istilah
C. Pokok Permasalahan
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
E. Sistematika
BAB II : KONSEP PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA
i
MENURUT PSIKOLOGI BARAT
A. Pengertian Perkembangan Keagamaan Remaja
B. Proses Perkembangan Keagamaan Remaja
C. Tugas Perkembangan Keagamaan Remaja
D. Faktor-faktor Perkembangan Keagamaan Remaja
BAB III : KONSEP PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA
MENURUT PSIKOLOGI ISLAM
A. Keagamaan Berdasarkan Fitrah
1. Fitrah dalam Al-Qur'an
2. Tinjauan Makna Fitrah
B. Proses Perkembangan Keagamaan Remaja
C. Tugas Perkembangan Kegamaan Remaja
12
BAB IV
BABY
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PERKEMBANGAN
KEAGAMAAN REMAJA ANTARA KONSEP PSIKOLOGI
BARAT DAN PSIKOLOGI ISLAM.
A. Persamaan Pandangan Barat dan Islam dalam
Perkembangan Keagamaan Remaja
B. Perbedaan Pandangan Barat dan Islam dalam
Perkembangan Keagamaan Remaja
PENUTUP
- Kesimpulan
BAB 11
PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA
MENURUT PSIKOLOGI BARAT
A. Pengertian Perkembangan Keagamaan Remaja
Sebelum menguraikan keagamaan remaja, penulis akan menguraikan
terlebih dahulu pengertian perkembangan dan keagamaan remaja ;
1. Pengertian Perkembangan
Menurut kamus bahasa Indonesia, "Perkembangan" adalah perihal
berkembang.24 Sedangkan dalam dictionary o f psychologi merinci secara luas pengertian perkembangan manusia sebagai berikut.2^
a. The Progresif and continuous m the organism from birth to death.
b. Growth, Perkembangan itu berarti pertumbuhan.
c. ( 'hange in the shape and integration o f bodily parts into function parts,
perkembangan berarti perubahan dalam bentuk dan penyatuan bagian-
bagian yang bersifat jasmaniah ke dalam bagian fungsional.
d. Me t or at ion or the appearance o f fundamental pattern orunleerned behavior, perkembangan adalah kematangan/ kemunculan pola-pola dasar tingkah laku yangan bukan hasil belajar. Dalam The penguin dictionary o f * 2
~4 Drs W J S Poci Avodarm into, Kamus Besar bahasa Indonesia, Bali Pustaka. Jakarta, 199!, him. 475
2S Drs Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Paru, Remaja Rosdakarya, Bandung, him 41
14
psychology artinya perkembangan adalah perubahan-perubahan yang progresif ini terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme
lainnya tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat di dalam diri
organisme-organisme tersebut.27
Menurut Elizabeth B. Hurlock, istilah perkembangan berarti
serangkaian progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan
pengalaman.28
t
2. Fitrah dalam pandangan Barat
Fitrah dalam pandangan barat berarti bersih seperti yang digambarkan
teori tabularasa yang mengganggap manusia dilahirkan bagaikan kertas putih yang siap menerima warna apa saja yang akan digambarkan di atasnya. Teori tabularasa cenderung memandang jiwa manusia bersifat netral tidak baik dan juga tidak buruk.
Pendidikan Barat mengganggap potensi dasar manusia meliputi: bad, good, dan neutral. Sedangkan sifat potensi itu meliputi: active, passive,dan
interactive.29 Sebagaian pendidikan Barat meyakini bahwa potensi diri manusia adalah baik. Pandangan tersebut anti tesa terhadap pandangan yang
meyakini bahwa potensi manusia adalah bad. Pandangan tersebut merupakan pengaruh gereja yang berkuasa pada saat perkembangan pandangan di
27Drs. W.J.S. Poerwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. 1991, him. 475
2SDrs. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru, Remaja Rosda Karya, Bandung, him 41.
15
gulirkan. Gereja mengajarkan adanya dosa warisan pada setiap manusia. Dosa
warisan merupakan lambang kesalahan atau kejahatan yang di lakukan oleh
manusia pertama. Pendidikan Barat menyakini manusia sejak lahir telah
membawa potensi buruk yang merupakan dosa warisan.
3. Pengertian Perkembangan Keagamaan Remaja
Sebelum penulis sajikan pengertian perkembangan keagamaan remaja,
maka akan dibahas satu persatu. Pengertian perkembangan adalah perubahan ;
yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.30
Sedangkan pengertian keagamaan dalam kamus bahasa Indonesia adalah yang
terdapat dalam agama, segala sesuatu mengenai agama. 31 Sedangkan istilah
adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya,
adolescent ia yang berarti remaja) yang berani tumbuh" atau "tumbuh menjadi dewasa". Menurut Piaget secara psikologi masa remaja adalah usia
dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Usia dimana anak
tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang lebih tua melainkan berada
dalam tingkatan yang sama. Sekurang-kurangnya dalam masalah hak integrasi
dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih
berhubungan dengan masa puber, termasuk juga perubahan intelektual yang
mencolok transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja ini
memungkinkan untuk mencapai integritas dalam hubungan sosial orang
'° Drs. Muhibbin Syah, M.Ed Op.Cit, him. 41
16
dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dan periode
perkembangan ini. Sedangkan pengertian remaja menurut para ahli adaiah
masa peralihan dari anak-anak menjelang dewasa berkisar antara 13-21 tahan.
sebagaimana yang hampir disepakati para ahli.31
4. Ciri-ciri Kesadaran Beragama bagi Remaja
Pengertian kesadaran beragama ini meliputi rasa keagamaan.
pengalaman ketuhanan, keimanan, sikap dan tingkah laku keagamaan, \ang
)
terorganiser mengenai kesadaran beragama bagi remaja, kita tahu bahwa
perkembangan remaja sangat erat hubungannya dengan sikap percaya kepada
Tuhan yang telah ditanamkan di lingkungan masyarakat sejak masa kecilnya.
Sikap tersebut senantiasa mendapat dorongan dari orang tua dan teman-ter^an
pergaulannya sampai kepada pengalaman ajaran agama serta kegiaian
hidupnya dikemudian hari.
Sejalan dengan jiwa remaja yang berada dalam masa transisi dari rr^sa
kanak-kanak menuju dewasa, maka kesadaran agama pada masa remaja
berada dalam keadaan peralihan dari kehidupan beragama anak menuju
kematangan beragama. Disamping keadaan jiwanya yang labil dan mengalami
kegoncangan, daya pemikiran abstrak, logika dan kritik mulai berkembazig.
Emosinya semakin berkembang, motivasi mulai otonom dan ticak
dikendalikan oleh dorongan biologis semata. Keadaan jiwa remaja >i.ng
17
demikian itu nampak pula dalam kehidupan beragama yang mudah goyang,
timbul kebimbangan, kerisauan, dan konflik batin.
Adapun ciri-ciri kesadaran beragama yang menonjol pada remaja
sebagai berikut:32
a. Pengalaman keTuhanannya makin bersifat individu
Keadaan labil yang menekan menyebabkan remaja mencari
ketentraman dan pegangan hidup. Penghayatan kesepian, perasaan tidak
)
berdaya dan penderitaan yang dialaminya menajdikan remaja berpaling
dari Tuhan. Sebagai satu-satunya pegangan hidup, pelindung dan
penunjuk jalan dalam kegoncangan secara psikologi yang dialaminya.
Remaja menemukan semua yang dibutuhkan itu keimanan Tuhan. Bila ia
telah beriman kepacja Tuhan berarti ia telah menemukan pegangan hidup
dan kesempurnaan yang dicarinya. Remaja yang menemukan Tuhannya
atau memiliki kepercayaan yang kuat dan berani berdiri di atas kaki
sendiri menghadapi segala macam tantangan dan kesukaran dari dunia
luar.
b. Keimanannya makin menuju realitas yang sebenarnya.
Dengan terarahnya keberanian remaja kedunia dalam
menimbulkan kecenderungan yang besar untuk merenungkan, mengkritik
dan menilai diri sendiri. Intropeksi ini dapat menimbulkan kesibukan
untuk bertanya-tanya pada orang lain tentang dirinya, tentang keimanan
IX
dan kehidupan apamauya Sc|h.*iIi yung dipimpin n c c iiiu konknl leiapi
mempunyai makna lebih dalam
c Pcnbadalan mulai disertai |)ciighayatuii yang tulus.
Peribadatan merupakan realisasi dari keimanan dan pelaksanaan
agama. Agama bukanlah sekedar kumpulan falsafah tentang dunia lain
tetapi agama harus disertai tindakan konkrit. Agama bukanlah berisi
kepercayaan saja, tetapi agama adalah keimanan yang mengharuskan
tindakan dalam tiap-tiap aspeknya, tindakan di dunia ini dan tindakan
menghadapi dunia. Pengalaman ketuhanan merupakan energi pendorong
tingkah laku keagamaan. Keimanan merupakan pengarahan dan penuntun
tingkah laku itu. pengalaman dan penghayatan itu merangsang dan
mendorong individu terhadap hakekat pengalaman kesucian, penghayatan
"kehadiran" Tuhan atau sesuatu yang dirasakan supranatural dan di luar
jangkauan dan ketentuan manusia. Penghayatan ketuhanan dan disertai
dengan niat atas kesengajaan yang ikhlas dan karena Allah semata.
Pada masa remaja dimulai pembentukan suatu sistem moral
pribadi sejalan dengan pertumbuhan dan pengalaman keagamaan yang
individu. Melalui kesadaran beragama dan pengalaman ketuhanan
akhirnya remaja akan menemukan Tuhannya, yang berarti menemukan
kepribadiannya. Ia pun akan menemukan prinsip norma pegangan hidup,
19
B. PROSES PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA
Secara umum proses dapat diartikan sebagai runtutan perubahan yang
terjadi dalam perkembangan sesuatu. Sedang menurut Elizabeth Hurlock,
proses perkembangan merupakan perubahan-perubahan yang berhubungan
dengan perkembangan (Developmental Change). Manusia menurutnya tak pernah statis atau mandek. Karena perubahan senantiasa teijadi dalam dirinya
dalam berbagai kapasitas (kemampuan) baik yang bersifat biologis maupun
>
bersifat psikologis.33
Perkembangan merupakan suatu perubahan dan perubahan ini tidak
bersifat kuantitatif melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada
segi materi melainkan pada segi fungsional.34
Secara global, seluruh proses perkembangan individu sampai menjadi
"person" (dirinya sendiri) berlangsung dalam tiga tahapan:35
1. Tahapan proses konsepsi (perubahan sel ovum ibu oleh sel sperma oleh
ayah)
2. Tahapan kelahiran (saat keluarnya bayi dari rahim ibu kealam dunia
bebas).
3. Tahapan proses perkembangan individu bayi tersebut menjadi seseorang
pribadi yang khas (development or selfhood)
33 Drs. Muhibbin Syah, M. ED, Op. Cit, him. 47
20
Hurlock (1980) memberi istilah "Stogees in the life span" (tingkatan- tinkatan) dalam rentang waktu kehidupan) bagi seluruh proses perkembangan
individu. Life span ini menurutnya berlangsung dalam 10 tingkatan atau fase. Bermula dari perenatal periode (masa sebelum lahir) sampai old age (masa
tua)
Menurut beberapa ahli mengemukakan secara singkat pembagian fase-
fase/ periode-periode hidup kejiwaan antara lain.36 t
1. Commonius membagi fase-fase tersebut dengan lebih menitik beratkan
pada segi paedagogis sebagai berikut:
1) Periode sekolah ibu : umur 0 sampai 6
2) Periode sekolah bahasa ibu : umur 6 tahun sampai 13 tahun
3 ) Periode sekolah bahasa latin umur 12 sampai 18 tahun
4) Periode sekolah tinggi dan pengembaraan: umur 18 sampai 24 tahun.
2. Prof. Dr. Kehnstomm juga menitikberatkan pembagian pada segi-segi
paedagogis sebagai berikut:
1) Periode vital (penting/ penyusu)
2) Periode estetis (keindahan/ anak kecil)
3) Periode intelektual (anak sekolah)
Adapun menurut Sigmund Freud dari Psikoanalisis misalnya
membagi perkembangan psikis manusia dalam 4 fase sebagai berikut:’'
21
1) Fase oral, fase dimana sumber kesenangan atau kenikmatan pokok
diperoleh dari kegiatan-kegiatan mulut seperti menghisap, menggigit
berbicara dan mengunyah.
2) Fase anal, fase dimana sumber kesenangan dan kenikmatan diperoleh
dengan kegiatan berasosiasi pada rangsangan daerah dubur, pada tahap
ini berlangsung tahap kedua.
3) Fase phalis, fase dimana pusat dinamika perkembangan pada perasaan ;
seksual dan agresif berkatitan dengan mulai berfungsinya organ vital.
4) Fase general, fase ini dimana kesenangan atau kegairahan diperoleh
pada rangsangap pada organ-organ kelamin. Pada fase ini pribadi
mengalami transformasi dari harsintik (cinta diri) menajadi orang
dewasa yang memasyarakat dan berorientasi pada kenyataan.
Dan menurut Prof. Casmir membagi perkembangan anak ditinjau dari
segi paedagogis serta psikologis sebagai berikut:
1) Periode bayi lelah ipasa vital yang membutuhkan penjagaan dan jaminan
sebaik-baiknya dari orang tua baik jasmaniyah maupun rohaniah periode
ini terjadi dari 0 sampai 1 tahun.
2) Periode dalam kandungan lamanya 9 bulan masa ini anak telah dapat
dididik dengan jalan mendidik ibunya misalnya meberikan suasana agama
serta ketenangan dalam rumah tangga. 37
37
3) Periode merebut dunia, karena pada masa ini anak mulai memperhatikan
keadaan di luar dirinya (mulai berjalan dan lain-lain). Anak pada waktu
umur 3 laluin telah mulai insyaf akan "akunya" nada masa ini meruku
menampakkan keaktifannya dalam melatih serta menggunakan
kemampuan-kemampuan badaniyah sebanyak-banyaknya sehingga
dengan demikian penjagaan orang tua sangat dibutuhkan. Periode ini
terjadi pada umur I sampai 3 tahun.
4) Periode ahli syair yakni anak telah memiliki dunia dan dunia dibentuk
menurut kemampuan psikisnya. Masa ini oleh Ch. Buhtar di sebut masa
akil baligh yang pertama. Masa ini adalah masa punek kebahagiaannya.
Masa ini pula fantasi anak tumbuh dengan subumya.Pendidikan agama
pada masa ini dapat diberikan dalam bentuk pemberian suasana. Contoh
tauladan-tauladan yang baik. Periode ini terjadi pada anak umur 3 tahun
sampai 7 tahun
5) Periode masa seko|ah (7 sampai 4 tahun). Pada masa ini anak mulai
mengembangakan inteleknya, serta rasa hidup social sebaik-baiknya.
6) Pada masa ini anajc mengalami krisis kejiwaan (mengalami stromund
drang). Periode ini sangat membutuhkan pembimbing yang
berkebijaksanaan. Pada umumnya masa ini anak mengalami keragu-
raguan tentang kepercayaan pada Tuhan untuk membimbing anak periode
23
7) Masa memasuki persekutuan baru yakni anak mulai manjadi anggota
masyarakat luas di mana tanggung jawab dari selfstandigheld dibutuhkan sekali, disamping itu rasa sosial mereka telah betul-betul dipraktekkan
dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan
perkembangan anak itu mengalami proses sebagai berikut:
1) Anak sebagai makhluk Tuhan yang tumbuh dan berkembang menuju
kearah kesempurnaan hidupnya setingkat demi setingkat sangat ;
membutuhkan bimbingan sebaik-baiknya dari orang dewasa agar anak
menjadi manusia dewasa lahir batin yang berbahagia dunia dan
akhirat.
2) Partumbuhan tersebut selalu mengalami interaksi antara faktor-faktor
dari dalam dan faktor dari luar yang harus diperhatikan dengan cermat
dan hati-hati oleh para pendidik-pendidiknya.
3) Pendidikan anak harus diberikan sesuai dengan fase-fase, fase
pertumbuhan perkembangan jiwanya.
C. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA
Masa remaja (adelescence) menurut sebagian ahli psikologi terdiri atas
sub-sub masa perkembangan sebagai berikut : 1) Sub perkembangan prapuber
selama kurang lebih dua setengah tahun sebelum masa puber, 2) Sub
perkembangan puber salama dua setengah tahun sampai dua setengah tahun, 3)
24
tapi masih terus berlangsung pada bagian-bagian tertentu. Saat ini merupakan
' Q masa puber yang mulai menampakkan tanda-tanda kedewasaan/
Masa remaja ditandai dengan 1) Berkembangnya sikap dependen kepada
orang tua kearah independen, 2) Minat seksualitas, 3) Kecendrungan ur.rak
merenung atau memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika, dan isu-isu moral
Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja pada umumnya melip-Jti
pencapaian dan persiapan segala hal yang berhubungan dengan kehidupan m^sa ;
dewasa.* 39
1. Mencapai pola hubungan yang baru lebih matang dengan teman sebaya, yang
berbeda dengan jenis kelamin sesuai dengan keyakinan dan etika, moral ysng
berlaku dimasyarakat.
menggunakan secara efektif sesuai dengan kodratnya masing-masing.
4. Keinginan menerima dan mencapai keinginan tingkah laku sosial tertentu
yang bertanggung jawab di tengah-tengah masyarakat.
,s Drs. Muhibbin Syah, M. Ed. Psikologi Pendekatan Baru, PT Rosda Karya Bandunu;. 1995. him 50
25
5. Mencapai kemerdekaan/ kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang
dewasa lainnya dan mulai menjadi seorang "person" (menjadi dirinya sendiri).
6. Mempersiapkan diri untuk mencapai karier (jabatan dan profesi) tertentu
dalam bidang-bidang ekonomi.
7. Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan (rumah tangga) dan
kehidupan berkeluarga yakni sebagai suami (ayah) dan istri (ibu).
8. Memperoleh seperangkat nilai dan system ideologi untuk keperluan ;
kehidupan kewarganegaraan.
Menurut William Kay mengemukakan bahwa tugas berkembangan utama
remaja adalah memperoleh kematangan sistem moral untuk membimbing
prilakunya. Kematangan remaja belumlah sempurna, jika tidak memiliki kode
moral yang dapat diterima secara universal. Selanjutnya William Kay
mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja sebagai berikut:40
a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragamaan kualitasnya.
b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang
mempunyai otoritas.
c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul
dengan teman sebaya atau orang lain. Baik secara individual maupun
kelompok.
d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
40
26
e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya
sendiri.
f. Memperkuat S elf Control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup (weltanschoiol)
g. Mampu meninggalkan raksi dan penyesuaian diri (sikap / perilaku) kekanak-
kanakan.
Secara rinci, Havigl\urs (1961) menjelaskan tugas-tugas perkembangan itu
/
sebagai berikut:41
1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
Tujuan tugas ini: 1) belajar melihat kenyataan wanita sebagai wanita
dan anak pria sebagai pria, 2) berkembang menajdi orang dewasa di antara
orang dewasa lainnya, 3) belajar bekerjasama dengan orang lain tanpa
mendominasinya.
2. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
Remaja dapat rpenerima dan belajar sosial sebagai pria atau wanita
dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
3. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
Tugas ini bertujuan agar remaja merasa bangga, atau bersikap toleran
terhadap fisiknya, menggunakan dan memelihara fisiknya secara efektif, dan
merasa puas dengan fisiknya tersebut.
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
41
Tugas dari perkembangan ini adalah; 1) membebaskan diri dan sikap
dan peri i laku yang kekanak-kanakan atau bergantung pada orang tua, 2;
membanggakan afeksi (cinta kasih) kepada orang tua, tanpa bergantung
padanya, 3) mengembangkan sikap respek terhadap orang dewasa lainnya
tanpa bergantung padanya.
5. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi
Tugas perkembangan remaja ini adalah agar remaja merasa mampu
menciptakan suatu kehidupan (mata pencaharian).
6. Memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan)
Memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan
mempersiapkan diri memiliki pengetahuan dan ketrampilan.
7. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
Tugas ini adalah mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan,
hidup berkeluarga memiliki anak dan memperoleh pengetahuan yang tepa:
tentang pengelolaan keluarga dan pemeliharaan anak.
8. Mengembangkan ketrapipilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan
9. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
Berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab sebagai
masyarakat dan memperhitungkan nilai-nilai sosial dan 'ungkah laku dirinya.
10. Memperoleh seperangkat nilai dan system etika sebagai petunjuk
28
nilai yang mungkin dapat direalisasikan, mengembangkan kesadaran untuk
merealisasikan nilai-nilai.
11. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Yang dimaksud adalah mencapai kematangan, sikap kebiasaan dan
pengembangan wawasan dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kehidupan sehari-hari baik
pribadi maupun sosial. Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
i
Esa merupakan perwujudan dari pengembangan fitrah insani yang hanief
(potensi yang cendrung kepada kebenaran) kefitrahan yang hanief ini sebagai
isyarat tentang nilai manusia yang paling hakiki, yaitu bahwa menusia
merupakan makhluk beragama (homo relegius)
Remaja sebagai segmen dari slikus kehidupan manusia, menurut
agama merupakan masa "Starting Poin” pemberlakuan hukum tasyri bagi seorang insani (mukallaf)- Oleh karena itu, remaja sudah seharusnya
melaksanakan nilai-nilai agama dalam kehidupannya. Pemikiran ini
didasarkan pada sabda Rasulullah SAW, yang artinya : " Pena (pencatat
amal) itu diangkat untuk ketiga kategori menusia, yaitu jabang bayi sampai
remaja, orang tidur sampai bangun dan orang gila sampai sembuh kembali.
Dalam mewujudkan keimanan dan ketekunan kepada Tuhan yang
Maha Esa itu, maka remaja seharusnya mengamalkan nilai-nilai akidah,
ibadah, dan akhlakul karimah. Secara lebih rinci mengenal nilai-nilai tersebut
NILAI-NILAI AGAMA
A. Keyakinan
PROFIL SIKAP DAN PERILAKU
REMAJA
i. Ibadah Dan Akhlakul
Karimah
1. Meyakini bahwa Tuhan sebagai pcncipla
(kholik)
?. Meyakini bahwa Allah maha melihat
terhadap semua perbuatan manusia.
3. Meyakini bahwa Allah Maha Penyayang
dan Pengampun
4. Meyakini bahwa akhirat sebagai hari
pembalasan amal manusia di dunia.
5. Meyakini bahwa agama sebagai pedoman
hidup.
I. Melaksanakan ibadah ritual seperti
sholat, pu isa dan bcido'a
2 Membaca kitab suci dan mendalami
isinya.
v M engendalikan diri (haw a n; Isu) dari
sikap perbuatan yang dih aram k an A liah.
-I. Ilersikap horm at kepada kedua orang lua
30
5. Menjalin silaturrahmi dengan saudara' j i orang lain.
6. Bersyukur saat mendapatkan nikmat
i 7. Bersabar saat mendapatkan musibah
8. Memelihara kebersihan diri dan j
lingkungan
9. Memiliki etos berfikir yang tinggi.
D. FAKTOR-FAKTOR PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA
Sejalan dengan perkembangan jasmani dan rohaniahnya, maka agama
pada remaja turut dipengaruhi perkembangan itu. Maksudnya, penghayatan pada
remaja terhadap ajaran agama dan tindak keagamaan yang tampak pada remaja
banyak berkaitan dengan faktor perkembangan tersebut.
Perkembangan agama pada . remaja ditandai oleh beberapa faktor
perkembangan rohani dan jasmaninya. Perkembangan itu antara lain menurut
W.Starbuck adalah:42
a. Pertumbuhan pikiran dan mental.
Ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa
kanak-kanaknya sudah tidak begitu menarik bagi mereka sifat kritis terhadap
ajaran agama mulai timbul. Selain masalah agama merekapun sudah tertarik
31
pada masalah kebudayaan sosial, ekonomi dan norma-norma kehidupan
lainnya.
b. Perkembangan Perasaan
Berbagai perasaan telah berkembang pada masa remaja. Perasaan
sosial, etis dan estisis mendorong remaja untuk menghayati perikehidupah
yang terbiasa dalam lingkungannya. Kehidupan religius akan cenderung
mendorong dirinya lebih dekat kearah religius pula, sebaliknya juga bagi ;
remaja yang kurang mendapatkan pendidikan dan siraman rohani atau ajaran
agama akan lebih mudah'didominasi oleh dorongan seksual karena masa
remaja merupakan masa kematangan seksual
c. Pertimbangan Sosial
Corak keagamaan para remaja yang ditandai oleh adanya
pertimbangan sosial. Dalam kehidupan keagamaan mereka timbul konflik
antara pertimbangan moral dan material. Karena kehidupan duniawi lebih
dipengaruhi oleh materi, maka remaja lebih cenderung jiwanya untuk bersikap
materialis.
d. Perkembangan Moral
Perkembangan moral remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha
untuk mencari proteksi.
e. Ibadah
Pandangan para remaja terhadap ajaran agama adalah ibadah dan
S i la m l a k l o i h i k l o i i l l a la s , p a d a g n u s I ic s a i n y a I r o n m i - i i g u i i | 'k n p k a n b a h w a
s u m b c i j i w a k e a g a m a a n b e r a s a l d a n f a k t o i i i i l c m d a n f a k t o r e k s t e r n m a n u s ia "
A. Faktor intern
Perkembangan jiwa keagamaan selain ditentukan oleh faktor ekstern juga
ditentuka oleh faktor intern seseorang. Seperti halnya aspek kejiwaan lainnya,
maka para ahli psikologi agama. Mengemukakan berbagai teori berdasarkan
pendekatan masing-masing. Tetapi secara garis besarnya, faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap perkembangan kejiwaan antara lain adalah faktor
hereditas, tingkat usia, kepribadian dan kondisi kejiwaan seseorang.
1. Faktor Hereditas
Sejak penemuan sifat kebakuan pada tanaman oleh Johnn Gregor
Mendel (1822-1884) telah dilakukan sejumlah kajian terhadap hewan dan
manusia. Kajian genetika modem terhadap manusia dikembangkan oleh H.
Nillson Ehle dan R. Emerson serta E. East. Mereka meneliti tentang pengaruh
genetika terhadap perbedaan warna manusia (Cicie Starr dan Ralp Taggot,
1987; 175).
Kajian genetika pada manusia berlanjut hingga ke unsur gen manusia
yang terkecil yaitu Deoxyribon-Nucleit Acid (DNA). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa DNA yang terbentuk tangga berpilin itu terdiri atas
pembawa sifat yang berisi informasi genetika (Rita L. Atkinson, 1981; 53-54)
•o
Secara garis besarnya pembawa sifat turunan itu terdiri atas geneiip dan
konotif.
Jiwa keagamaan memang bukan secara langsung sebagai faktor
bawaan yang diwariskan. Secara turun temurun, melainkan terbentuk dan
unsur kejiwaan lainnya yang mencakup efektif dan konotif.
2. Tingkat usia.
Dalam bukunya The Development o f Relegious n Children Ernest
t
Horms mengungkapkan bahwa perkembangan agama anak-anak adalah ditentukan oleh tingkat usia mereka. Pada usia remaja saat mereka menginjak
usia kematangana seksual, pengaruh itupun menyertai perkembangan jiwa
keagamaan mereka. Bahwa menurut penelitian Dr. Kinsey sekitar 1950-an, 90
% Amerika telah melakukan mastrubasi, homoseksual dan onani (Jalaluddin
dan Ramayulis; 40)
Tingkat perkembangan usia dan kondisi yang dialami para remaja ini
menimbulkan konflik kejiwaan, yang cenderung mempengaruhi terjadinya
konversi agama Hubungan antara perkembangan usia dengan perkembangan
jiwa keagamaan tampaknya tak dapat dihilangkan begitu saja, meskipun
tingkat usia bukan merupakan satu-satunya faktor penentu dalam
perkembangan jiwa keagamaan seseorang. Yang jc.as ken>ataan ini dapa:
dilihat dari adanya perbedaan pemahaman agama pada tingkat usia yang
34
3. Kepribadian
Kepribadian menurut psikologi terdiri dari dua unsur, yaitu unsur
hereditas dan pengaruh lingkungan. Hubungan antara unsur hereditas dengan
pengaruh lingkungan inilah yang membentuk kepribadian (Ama F. Witting,
1977; 238). Adanya kedua unsur yang membentuk kepribadian itu
menyebabkan munculnya. Konsep tipologi dan karakter. Tipologi lebih
ditekankan kepada unsur pembawaan, sedangkan karakter lebih ditekankan
kepada adanya pengaruh lingkungan beranjak dari pemahaman tersebut, maka
para psikologi cenderung berpendapat bahwa tipologi menunjukkan bahwa
manusia memiliki kepribadian yang unik dan bersifat individu yang masing-
masing berbeda. Sebaliknya karakter menunjukkan bahwa kepribadian
manusia terbentuk berdasarkan pada pengalamannya dengan lingkungan.
4. Kondisi Kejiwaan
Kondisi kejiwaan ini terkait dengan kepribadian sebagai faktor intem.
Ada beberapa hal atau model pendekatan yang mengungkapkan hubungan ini
yaitu model psikodinamik yang dikemukakan oleh Sigmurd menunjukkan
gangguan kejiwaan ditimbulkan oleh konflik yang tertekan di alam
ketaksadaran manusia. Konflik akan menjadi sumber gejala kejiwaan yang
abnormal. Menurut pendekatan biomedis, fungsi tubuh yang dominan
mempengaruhi kondisi seseorang. Penyakit ataupun faktor genetika atau
kondisi sistem saraf pendekatan eksistensial menekankan manusia ditentukan
35
B. FAKTOR EKSTERN
Manusia sering disebqt dengan homo religious (makhluk beragama), pernyataan ini menggambarkan bahwa manusia memilik potensi dasar yang dapat
dikembangkan sebagai makhluk yang beragama jadi manusia dilengkapi potensi
berupa kesiapan untuk menerima pengaruh luar sehingga dirinya dapat dibentuk
menjadi makhluk yang memiliki rasa dan perilaku keagamaan.
Faktor ekstern yang dinilai berpengaruh dalam perkembangan jiwa
keagamaan dapat dilihat dari lingkungan dimana seseorang itu hidup. Umumnya
lingkungan dibagi menjadi tiga; 1) Keluarga, 2) Institusi, dan 3) Masyarakat.
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak oleh
karena itu kedudukan keluarga dalam pengembangan kepribadian anak
sangatlah dominan.
Sigmund Freud dengan konsep father Image (Citra kebapakan)
menyatakan bahwa perkembangan jiwa keagamaan anak dipengaruhi oleh
citra anak terhadap bapaknya.1 *
Menurut Hurlock (1956; 434). Keluarga merupakan"Training Centre" bagi penanaman nilai-nilai. Pengembangan fitrah atau jiwa beragama anak,
44
36
seycgyanya bersamaan dengan perkembangan kepribadiannya yaitu sejak
lahir bahkan lebih dari itu sejak dalam kandungan.4:>
Oleh karena itu, sebaiknya pada saat bayi masih berada dalam
kandungan, orang tua (terutama ibu) seyogyanya lebih meningkatkan amal
ibadahnya kepada Allah, seperti melaksanakan sholat wajib dan sunnat
berdo'a berdzikir dan membaca Al Qur'an.
2. Lingkungan Institusional
Lingkungan institusi yang ikut mempengaruhi perkembangan jiwa
keagamaan dapat berupa institusi formal seperti sekolah ataupun seperti
berbagai perkumpulan dan organisasi.
Sekolah sebagai institusi pendidikan formal ikut memberi pengaruh
dalam membantu perkembangan kepribadian anak. Menurut Singgih D.
Gunarso pengaruh itu dapat dibagi tiga kelompok, yaitu; 1) kurikulum dan
anak, 2) hubungan guru dan murid, dan 3) hubungan antar anak (Y. Singgih
D. Gunarso, 1981; 95).
Mengenai peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak,
Hurlock (1986; 322) mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor
penentu bagi perkembangan kepribadian anak (sisivva).45 46
Menurut Hovinghurs (1961; 5) sekolah mempunyai peranan atau
tanggungjawab penting dalam membantu para siswa mencapai tugas
45 Dr. H. Syamsu Yusuf, LN, M.Pd. Psikologi Perkem bangan A nak dan Remaja. PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2001 him. 158
37
perkembangannya.47 Didalam lembaga pendidikan atau sekolah ini setiap
individu dapat pula melakukan usaha tolong menolong dalam kebaikan
yang disebut pendidikan yang diridhoi Allah SWT. Sekolah atau
sederajatnya disebut lembaga pendidikan formal, karenanya kegiatan di
selenggarakan secara sengaja, berencana dan sistematis, dalam rangka
membantu anak-anak mengembangkan potensinya agar menjalankan
tugasnya sebagai kholifah di muka bumi. ;
Keberhasilan suatu jenjang pendidikan formal, akan menjadi
dukungan bagi keberhasilan jenjang berikutnya sehigga secara keseluruhan
mampu mewujudkan orang dewasa yang memiliki kepribadian seutuhnya.
47
BAB III
PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA
MENURUT PSIKOLOGI ISLAM
A. Keagamaan Berdasarkan Fitrah
Manusia diciptakan Allah dalam struktur yang paling baik diantara
makhluk ciptaan Allah yang lain. Struktur manusia terdiri atas unsur jasmaniah,
i
rohaniah atau unsur fisiologi dan psikologi.49 Dalam unsur ini, Allah memberikan
seperangkat kemampuan dasar yang memiliki kecenderungan berkarya yang
disebut potensialitas yang lebih dikenal dengan sebutan fitrah.
1. Fitrah Dalam Al- Qur’an
Kata Fitrah dalam Al-Qur'an disebut sebanyak 20 kali, masing masing
ayat memiliki arti tersendiri, secara etimologi kaia fitrah merupakan bentuk
masdar dan kata fathara. Dengan segala perubahan bentuknya, ia terulang
dalam Al-Qur'an sebanyak 20 kali terdapat dalam 17 surat-surat yang memuat
adalah : Al-An'am : 14 dan 79, Hud : 51, Yusuf: 101, Ibrohim : 10, Al-Isro'
:51, Maryam : 5 dan 11, Az-Zukhruf: 27, Al-Mulk . 3, Al-Muzamil: 18.50
Pengertian fitrah yang membutuhkan aktualisasi juga diungkapkan
oleh hadits sebagai berikut:
'lv Ramayulis, Ilm u Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 1994, him 201 50
Departemen Agama R 1, A l- Q ur'an dan Terjem ahannya, PT. Bumi Restu, Jakarta, 1976 - 1977, him, 188, 199, 335, 364, 381, 472, 484, 502, 645, 995, 708, 752, 783, 784, 797, 955, 909 1032
39
Jl * j ij i
" Tidaklah anak itu dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tualah yang menjadikan mereka Yahudi atau Nasrom atau Majusi
2. Tinjauan terhadap makna Fitrah
Kata fitrah barasal dari kata fathara, yang arti sebenarnya membuka
atau membela.'1 Secara etimologi fitrah berarti terbukanya sesuatu dan
melahirkan, suci, potensi bertauhid, semua jadi, dan kejadian.32
Dengan pemahaman suci ini berarti setiap manusia yang lahir
membawa potensi suci, suci bukan berarti kosong atau netral sebagaimana
yang dipahami psikobehaviorisme (termasuk Johnlock), tetapi suci adalah
bersih jiwanya, dari dosa warisan atau dosa asal dan penyakit rohani.
Fitrah bisa juga dianggap sebagai potensi bawaan sikap manusia.
Potensi bawaan ini adalah sejak zaman permulaan penciptaan, yakni pada
alam peijanjian (Alam Al-Misoq) berdasarkan keterangan Al-Qur'an, bahwa
manusia segera setelah diciptakan membuat peijanjian atau ikatan (Primedial
Kovement) dengan Tuhan sebagaimana dilukiskan Al-Qur'an dalam surat Al-
A'rof 172 : * 52
40 su/bi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiw a mereka Ise wjya berfirman) : "Bukanlah aku ini tuhanmu ?" mereka menjawab, "baui (er. e kau Tuhan kami), kami menjadi saksi "(kami lakukan yang demikian itu/, - ear dihari kiamat kamu tidak mengatakan :" Sesungguhnya kami (Bani Asam) adalah orang- orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan): ''
Menurut Ihwan Al-Shofa, firman tersebut berkaitan dengan perjanjian
ruh manusia di dalam perjanjian (alam misaq) atau disebut juga alam Al-Ardh
Al-Awwal Perjanjian tersebut harus diikrarkan ulang pada perjanjian akhir
(Al- Misaq Al-Akhir), di alam materi setelah usia baligh.34
Jadi potensi dibawah ini berupa agama Isiam yaitu potensi mengenal
(Al-Ma'rifat) dan mencintai (Al-Mahabbah) kepada Aliah, potensi ini tidak
hanya diberikan pada keturunan Muslim namun jiga diberikan pada sei jmh
manusia termasuk keturunan orang Kafir.
Menurut Al-Maraghy, fitrah yang bisa diartikan sebagai kesanggupan
atau pre-disposisi untuk menerima kebenaran (isti'dad qolbu al haq) secara
fitrah manusia dilahirkan cenderung berusaha mencari dan menenma
kebenaran walau masih tersembunvi didalam suara hati kecilr. • a.”
53
55
Depag R 1, Op. Cit. him 250
Abdul Mujib, M. Ag dan Jusuf Mudzakir, M Si, Op. Cit, him 81
41
Adakalanya manusia telah menemukan kebenaran namun karena faktor
eksternal yang mempunyainya ia berpaling dari kebenaran.
Usulan tentang fitrah secara komplit dikemukakan pula oleh Dr. Qurays
Shihab dalam pandangannya, fitrah dapat dipahami secara khusus dan umum
merujuk pada fitrah yang dikemukakan oleh Al-Qur'an surat Ar-Ruum :30
bisa diartikan khusus yakni potensi agama (tauhid) yang di bawa sejak awal
terjadinya, namun fitrah bukan hanya terbatas pada fitrah keagamaan, namun
)
menjadi bagian dari penciptaan Allah secara umum.
Dengan menggarisbawahi paparan diatas bisa dijelaskan bahwa adanya
kebutuhan beragama dikarenakan manusia sebagai makhluk Tuhan yang telah
dibekali dengan berbagai potensi (fitrah) yang dibawa sejak lahir. Salah satu
fitrah itu adalah kecenderungan manusia menerima Allah sebagai tuhan,
dengan kata lain manusia dari asalnya berkecenderungan untuk beragama,
sebab agama itu bagian dari fitrah.56
Sehingga anak yang baru lahir telah memiliki fitrah untuk menjadi
manusia yang berTuhan kalau ada orang tidak mempercayai adanya Tuhan,
bukanlah merupakan sifat dari asalnya, tetapi erat kaitannya dengan pengaruh
lingkungan
. Guna memperoleh pemahaman yang jelas tentang arti fitrah
hendaknya sangat signifikan kalau menyamak firman Allah surat Ar-Ruum:
30
56
4 :
J i ^ ya* ^ 5 w') a i
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama tAllahy
tetaplah atas fitrah Allah yang menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui"
Dari ayat diatas dapat garis pemikiran bahu a secara tltrah manusia itu
beragama Islam.38 Artinya agama itu dirancang Aliah sesuai fitrah atau sifat
asli kejadian asli manusia. Keterangan ini bisa ditafsirkan dalam dua versi,
pertama, agama Islam yang berintikan pengakuan dan penyerahan diri serta
tunduk kepada Allah itu sejalan dengan kecenderungan manusia khususnya
kecenderungan untuk mencari Tuhannya. Kedua. Islam diciptakan sesuai
dengan sifat kejadian dan kodrat manusia selaku makhluk yang dimuliakan
Allah.
Dengan berdasarkan pandangan ulama yang telah memberikan makna
terhadap istilah fitrah yang diangkat dari finnan Aliah dan sabda nabi di muka
maka dapat kita ambil suatu kesimpulan bahwa fitrah adalah suatu
kemampuan yang dianugerahkan Allah kepadanya.
B. Proses Perkembangan Keagamaan Remaja
Dalam psikologi Islam manusia memiliki struktur roh yang keberadaanm a
menjadi esensi manusia. Struktur roh memiliki alat tersendiri, yaitu alam arwah. * 5
43
yang mana alam tersebut ada yang di luar dan di dalam alam dunia. Oleh sebab
itu, kehidupan manusia meliputi tiga alam besar yaitu; alam peijanjian, alam
dunia, dan alam akhirat.39
1. Alam perjanjian (Alam Misaq) yang merupakan alam pra- kehidupan dunia
dan menjadi rencana serta menjadi motivasi kehidupan manusia didunia.
Keberadaan ini didasarkan firman Allah SWT. 1) Surat Al-Ahzab: 72,
menerangkan bahwa Allah SWT menawarkan amanah kepada langit, bumi, ;
gunung dan manusia, namun kesemuanya enggan menerima kecuali roh
manusia. 2) surat Al-A'rof: 172, menerangkan tentang perjanjian zaman azali
(zaman sebelum adanya alam dunia) antara Allah dengan anfus (dengan
makna roh) tentang pengakuan Allah SWT sebagai Tuhan. 3) Surat Al-
Baqoroh: 30 menerangkan tentang rencana Allah SWT untuk menjadikan
manusia sebagai Kholifah dimuka bumi. 4) Surat Al-Zariat: 56, menerangkan
tentang tujuan penciptaan manusia dimuka bumi yakni beribadah kepada-Nya
2. Alam dunia pra-periodisasi dan psikologi Islam dapat ditentukan sebagai
berikut: 59 60
a. Periode Pra-konsepsi, yaitu periode perkembangan manusia sebelum masa
pembuahan sperma dan ovum, meskipun periode ini wujud manusia belum
terbentuk, namun perlu di kemukakan. Sebab hal itu berkaitan dengan
44
"bibit" manusia sebuah pasangan yang ideal baik dari segi aspek,
kecantikan, ketrampilan, kekayaan, keturunan, apalagi agama.
b. Periode Pra-natal, yaitu periode perkembangan yang mulai dari perubahan
sperma sampai masa kelahiran. Periode ini dibagi menjadi empat fase : 1)
fase nutfah (ziqot), 2) A'laqoh (embrio) selama 40 hari, 3) fase Mughdhoh
(janin) selama 40 hari, dan 4) fase peniupan ruh kejanin setelah genap
empat bulan, yang mana manusia telah terbentuk secara baik kemudian
}
dibentuk hukum - hukum perkembangan sebagaiman firman Allah dalam
surat AI-Mukminun: 12-16
j cj. p (j* jJL)j
- J . y J f « f * > " • ^ i- ■" ~ J
C—ojap 4x^2---U AiLolLii>c3 AgjoJl p
J J 0 A u i i a i i p u i p i i j i i T ^ r
< ' n ’" #
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari sari pati (berasal) dari tanah kemudian Kami jadikan sari pan itu air mani (yang di simpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, pencipta yang paling baik. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu
sekalian benar-benar akan mati.
Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.61
61
45
c. Periode kelahiran sampai meninggal dunia, hal ini berdasarkan firman
Allah sebagai berikut:
"Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubw), maka (ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dan setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini
kering, kemudian apabila telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah "Allah, Dialah yang menciptakan kamu dan keadaan lemah kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan
62
46
beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. ” (Q.S Ar Rum 54) 6'
Dua ayat tersebut menunjukkan bahwa kehidupan dunia terbagi atas tiga
fase yaitu; 1) Fase kanak-kanak, fase dimana kondisi seseorang masih
lemah. 2) Fase baligh (remaja) dimana kondisi seseorang menjadi kuat
dan dewasa. 3) Fase usia lanjut, yang secara psikologis ditandai dengan
kepikunan dan secara biologis ditandai dengan rambut beruban dan
kondi^ tubuh lemah.
3. Alam Akhirat
Alam ini dimulai dari kematian manusia sampai datangnya hari kiamat, yaitu
hari dimana manusia memperoleh balasan atas aktivitas yang dilakukan
didunia. Alam ini meliputi beberapa periode: periode pertama peniupan,
tiupan sangkakala dan kebangkitan yang disebut yaum ba'ats, kedua periode
dikumpulkan dipadang mahsyar, yang disebut yaum Al-Basyr. Semua
manusia yang baru bangkit dari kuburannya dikumpulkan dalam satu tempat,
dimana ketika itu masing- masing orang memiliki kesibukan sendiri- sendiri
sehingga tidak memperdulikan orang lain sekalipun keluarganya sendiri.
Ketiga, periode perhitungan amal dengan timbangan (Mizan) sekecil apapun
perbuatan yang dilakukan maka akan mendapat balasan. Keempat melewati
titian atau jembatan (Shiroth) kretena melewati titian ini tergantung pada
amalnya. Kelima, periode masuk surga atau neraka, periode ini kebahagiaan