• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA (Studi Komparatif Antara Psikologi Barat Dan Psikologi Islam) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KONSEP PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA (Studi Komparatif Antara Psikologi Barat Dan Psikologi Islam) - Test Repository"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

K O N SE P PERKEM BANGAN KEAGAMAAN REMAJA

(Studi Komparatif Antara Psikologi Barat Dan Psikologi Islam)

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Melengkapi Syarat

)

Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Dalam Ilmu Tarbiyah

NIM. 114 01 086

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGa

MA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)

Ill

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706

PENGESAHAN

Skripsi saudara: Masrukhan dengan Nomor Induk Mahasiswa: 114 01 ' S6 yang

berjudul KONSEP PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA STUDI

KOMPARATIF ANTARA PSIKOLOGI BARAT DENGAN PSIKOLOGI

ISLAM telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Selasa, 13 Maret 2007 yang

bertepatan dengan tanggal 23 Rabi’ul Awal 1428 H. Dan telah diterima sebagai

bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Salatiga, 13 Maret 2007 M 23 Rabi’ul Awal 1428 H

Panitia Ujian

N!P. 150 299 493 NIP. 150 284 602

(3)

u

Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si

Dosen STAIN Salatiga

Jitu Stadion Mo. 03 Salatiga Tip. (0298) 323706, 323444 Kode Pos 50721

: 3 Eksemplar

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama : Masrukhan

NIM : 11401086

Jurusan/Progdi : Tarbiyah/Eks

Judul : KONSEP PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA (Studi

Komperatif Antara Psikologi Barat Dengan Psikologi Islam)

Dengan ini kami mohon agar sekripsi tersebut dapat segera dimunaqosahkan.

Demikian harap menjadikan perhatian

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing

Dra. H i. Lilik Srivanti, M. Si

(4)

IV

MOTTO

' J '

U

Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka.... 95

(5)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persem bahkan kepada :

1. B apak d an Ib u ( A lm arhum ah ) tercin ta, yang telah

m em berikan bim bingan serta do a restu n y a.

2. K ak ak - /kakakku terc in ta yang selalu m em beriku

sem an g at hidup.

3. S a h a b a t-sa h a b a tk u senasib dan sep erju an g an , tem

an-tem an R acan a K usum a D ilaga - W oro S rikandhi,

T em an -tem an Pondok pesantren, dan tem an -tem an

(6)

M

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan kata alhamdulillah, sebagai rasa syukur atas Rahmat.

Hidayah dan Taufiq-Nya yang telah dilimpahkan Allah SWT, sehingga penulis dapat

menyelesaikan pembuatan skripsi ini dengan baik.

Penulisan sknpsi ini dimaksudkan guna memenuhi kewajiban serta sebagai

syarat untuk memperoleh gelar saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

)

Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan berbagai

pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang

tidak terhingga kepada:

1. Drs. Imam Sutomo, M. Ag, selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Isiam Negeri

Salatiga.

2. Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si, selaku dosen pembimbing, >ang dengan penuh

kesabaran dan perhatian telah meluangkan waktunya antuk memberikan

pengarahan serta bimbingan dalam penulisan skripsi ini sejak awal hmgga sknpsi

ini dapat terselesaikan.

3. Bapak dan almarhumah Ibu serta kakak - kakakku tercinta, yang telah

memberikan motivasi baik berupa moril maupun materiil serta do’a restunya

4. Sahabat seperjuangan ( M. lludallah . Tri Susila. Xur K!:., m ulah > dan \ang

lainnya, yang tidak penulis sebutkan satu persatu, yang telah membenkan

semangat kepada penulis.

5. Keluarga besar Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi STAIN Salatiga Yang

(7)

VII

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak

membantu terselesainya skripsi ini.

Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan serta pengetahuan

penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis

harapkan demi perbaikan kesempurnaan serta kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini memberikan sumbangan positif

bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya Pendidikan Agama Islam.

)

Salatiga, 01 Pebruari 2007

Penulis

(8)

Vlll

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

i HALAMAN KATA PENGANTAR... vi

HALAMAN DAFTAR ISI... viii

BABI : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Penegasan Istilah... 5

C. Pokok Permasalahan... 7

D. Tujuan dan manfaat Penelitian... 7

H. Metodologi Penelitian... 8 v F. Sistematika Penulisan... 10

BAB II : PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA MENURUT PSIKOLOG! BARAT A. Pengertian Perkembangan Keagamaan Remaja... 13

B. Proses Perkembangan Keagamaan Remaja... 19

C. Tugas-tugas Perkembangan Keagamaan Remaja... 23

(9)

ix

C. Tugas-tugas Perkembangan Keagamaan Remaja... 23

D. Faktor-faktor Perkembangan Keagaman Remaja... 30

BAB m : PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA MENURUT PSIKOLOGI ISLAM... 38

A. Keagamaan Berdasarkan Fitrah... 38

B. Proses Perkembangan Keagamaan Remaja... 43

C. Tugas-tugas Perkembangan Keagamaan Remaja... 51

j D. Faktor-faktor Perkembangan Keagamaan Remaja... 54

BAB IV : PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA ANTARA PSIKOLOGI BARAT DAN PSIKOLOGI ISLAM... 66

A. Persamaan... 66

B. Perbedaan... 72

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan... 73

B. Saran... 77

C. Penutup... 77

DAFTAR PUSTAKA

(10)

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Konsep Islam tentang hakekat manusia secara mendasar telah

diajarkan oleh Allah SWT dalam kitab Al Qur'an yang dikembangkan lebih

>

lanjut oleh nabi Muhammad SAW dalam sunahnya. Manusia diciptakan Allah

selain menjadi hamba-Nya juga menjadi penguasa (Kholifah) di atas bumi.

Selaku hamba dan kholifah manusia telah diberi kelengkapan kemampuan

jasmaniah (biologis) dan rohaniah (psikologis) yang dapat ditumbuh

kembangkan seoptimal mungkin, sehingga menjadi alat budaya guna dalam

ikhtisar kemanusiaannya untuk melaksanakan tugas kehidupan di dunia.1 2

Diantara komponen yang berbeda pada fase petensialitas itu akan

berkembang seiring dengan irama perkembangan yang dilalui manusia. Pada

konteks ini berkembang berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi

'y

sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Apabila mendapat

pengaruh lingkungan yang positif (Pendidikan) fitrah beragama benar-benar

teraktualisasikan menjadi keberagamaan yang sebenarnya. Sewaktu anak

lahir, ia belum memiliki kesadaran beragama. Melalui adaptasi dengan

1 Prof. H.M. Arifin, M.Ed, Filsafat Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. 1991, him. 156 2 Elizabat Hurlock, Development Pshycology, Terjemahan Istiwadayanti, Psikologi Perkembangan, Erlangga, Jakarta, 1996, him. 2

(11)

2

lingkungan hidupnya, hubungan dengan orang tuanya, keluarganya serta

masyarakatnya, kesadaran beragama sedikit demi sedikit bergerak maju

menuju kematangan. Apabila sudah matang akan meraih predikat insan kamil

dengan tidak menafikkan adanya tantangan dan gangguan yang cepat merubah

warna dan menyimpang dari realisasi fitrah dasar tersebut. ’

Jika keagamaan yang termasuk aspek rohani (psikis) sangat tergantung

pada perkembangan aspek fisik dan begitu pula sebaliknya, oleh karena itu

i

sering dikatakan bahwa kesehatan fisik akan berpengaruh pada kesehatan

mental. Selain itu perkembangan juga ditentukan oleh tingkat usia.

Para ahli psikologi, perkembangan manusia dibagi menjadi beberapa

tahap atau periode perkembangan, secara garis besar periode perkembangan

itu terbagi menjadi, 1) Masa Prenatal, 2) Masa bayi, 3 j Masa kanak-kanak, 4)

Masa pubertas (remaja), 5) Masa dewasa, 6) Masa usia lanjut/

Secara lebih khusus tahap perkembangan keagamaan ini ditemukan

oleh Ronald Goldom yang mengkategorikan kesadaran beragama menjadi tiga

tingkatan yakni: Pra-relegious (umur 6-10 tahun), sub-relegious stage (umur

10-14 tahun) dan personal religious Phase (14-18 tahun)/ Tahap * 4 *

Imam Bawani, Ilmu Jiwa Perkembangan dalam konteks Pendidikan Islam, Bina Ilmu, Surabaya, 1990, him. 29

4 Djalaluddin, Psikologi Agama, Rajawali, Jakarta, 1996, him. 81

(12)

3

perkembangan keagamaan ini bias dikatakan melewati tiga masa yakni masa

kanak-kanak, remaja dan masa dewasa.6

Menurut para ahli anak dilahirkan bukanlah sebagai makhluk

religious. Anak yang baru lahir lebih mirip binatang dan bahkan mengatakan

anak seekor kera lebih bersifat kemanusiaan dari pada manusia itu sendiri.7 8 *

Sebaliknya ada yang berpendapat bahwa anak sejak dilahirkan telah

membawa fitrah keagamaan. Fitrah ini dimulai berfungsi dikemudian hari

melalui proses bimbingan dan latihan setelah pada tahap kematangan.

Sejarah kehidupan manusia yang tidak lepas dari rasa beragama diakui oleh

Robert H. Thoules, menurutnya terdapat dua faktor yang menyebabkan

manusia menjadi makhluk religious. Pertama disebabkan manusia memenuhi

segala kebutuhannya. Kebutuhan itu diantaranya meliputi kebutuhan

keselamatan, ketenangan dan sejenisnya. Kedua, dengan kekuatan

rasionalnya, manusia mencoba untuk memahami dan menaklukkan alam

semesta namun ia tidak mampu melakukan dengan sempurnai Bila kembali

pada ajaran agama Islam dengan sumber dari Al Qur'an, maka naluri beragam

bagi setiap orang atau individu itu telah tertanam sejak sebelum lahirnya di

dunia ini. Al Qur'an surat Ar Rum ayat 30.

(' Zakiyah Djarajat, llnsu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Cet. XV, 1975, hint. 109 7 Djalaluddin, Op. Cit. him. 65

8 Ibid. him. 64

(13)

4

.(r* I f j ^ ') .o_^JUjV ^131 JtS"' j $ !j XjAJI dita

Artinya:" Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah). (tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciplakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah agama yang lurus), tetapi manusia kebanyakan tidak mengetahui.".10

Ayat tersebut menyatakan bahwa menurut fitrahnya manusia adalah

makhluk beragama. Dengan istilah lain disebut homo religious.11 Dikatakan

sebagai rriakhluk karena secara naluri pada hakekatnya selalu mengakui

adanya Tuhan Yang Maha Besar.

Berkaitan dengan remaja, remaja adalah generasi yang diciptakan

bagi kelangsungan kehidupan mendatang. Ia merupakan amanat dari tuhan

yang harus dididik dan diarahkan. Orang yang sangat berpengaruh dalam

kehidupannya adalah orang tuanya, oleh karena itu seperti apapun keadaannya

orang tua hendaklah selalu memelihara anak dan keluarga dari api neraka.12

Keluarga merupakan satuan masyarakat terkecil yang sudah

dipercaya untuk melaksanakan pendidikan secara mandiri. Pendidikan

keluarga merupakan pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam

keluarga dan memeberikan keyakinan agama, nilai, budaya, nilai moral dan

kemampuan. Di dalam hadist N abi ditegaskan :

10 Depag. RI, A l Qur'an dan Terjemahannya, Bulan Bintang, Jakarta, 1975 11 Djalaluddin, Op. Cit hint HH

(14)

* s j * * ^ ^ y

j ' f i ijU&Jl ^^Lp jJ ^ i j j J-* iS" (aJp

Artinya : " Setiap anak - anak dilahirkan dengan fitrah, hanya rapak ibunyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani, dan Majusi. (H.R. Shoheh Bukhari Muslim).1'

Pada masa anak-anak, mereka belum mampu berfikir logis. maka

ide-ide keagamaan anak lebih banyak ditemukan atau diterima berdasarkan

otoritas ©rang tua. Amatlah penting bagi orang tua sebagai pembina pribadi

pertama bagi anak untuk memberikan pembiasaan dan latihan sejak kecil yang

sesuai dengan jiwa perkembangannya. Ibu Jauzi mengatakan bahwa

pembentukan yang utama adalah di waktu kecil. Apabila seorang anak

dibiarkan melakukan sesuatu yang kurang baik kemudian telah menjadi

kebebasan maka akan sulitlah meluruskannya.11 Apabila sejak kecil e.aran

agama tidak dibiasakan pada kehidupan anak, maka menurut Zakiyah

Darajat*5 pada waktu dewasa nanti ia akan cenderung acuh tak acuh, anti

agama atau sekurang-kurangnya anak tidak akan merasa pentingnya bagi

dirinya. Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis merasa terpanggil

untuk mengadakan penelitian dengan judul: Konsep Perkembangan

Keagamaan Remaja (Studi Komperatif Antara Psikologi Barat dengan

Psikologi Islam). * 14 15

U Al Qusyari. An Naisabiri, Soheh Muslim. Darul Kutub, Libanon, 621 H. him. 2047 14 Atiyah Al A b ra sy i, Dasar- dasarPokok Pendidikan Islam, terjemahan Bustani, Abd Onani. Bulan bintang, jkarta, 1970, him 104

(15)

6

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterprestasikan

judul, maka perlu di perjelas istilah-istilah yang penting antara lain:

1. Perkembangan Keagamaan

Perkembangan menurut Elizabeth adalah serangkaian perubahan

progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan

pengalaman kerja.16 Keagamaan dalam kamus umum bahasa Indonesia

)

adalah sifat-sifat yang terdapat dalam agama, segala sesuatu mengenai

agama.17 Jadi perkembangan keagamaan adalah serangkaian perubahan

mengenai sifat-sifa^ seseorang yang teijadi sebagai akibat dari proses

kematangan dan pengalaman agama.

2. Remaja

Remaja adalah masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari

kanak-kanak menuju dewasa atau masa perpanjangan kanak-kanak

sebelum mencapai masa dewasa (umur 13-21 tahun).18

3. Psikologi Barat

Psikologi Barat adalah psikologi yang meneliti dan menelaah

tentang jiwa seseorang berdasarkan pendapat para ilmuan negeri barat

yang dipengaruhi qleh ajaran Kristiani. Disamping itu psikologi juga

16 Elizabeth Hurlock. Loc. ci|

(16)

7

mempelejari pula pertumbuhan dan perkembangan jiwa pada seseorang

dan faktor-faktor yajig mempengaruhinya.

4. Psikologi Islam

Psikologi Islam adalah corak psikologi berlandaskan citra manusia

menurut ajaran Islam yang mempelajari keunikan dan pola perilaku

manusia sebagai upgkapan pengalaman interaksi dengan diri sendiri,

lingkungan sekitar <jan dalam kehormatan dengan tujuan meningkatkan

kesehatan mental dan kualitas beragama.19

C. Pokok Permasalahan

Berpijak dari latar belakang masalah yang penulis diskripsikan, maka

ditegaskan pokok permasalahan yang menjadi bahasan dalam telaah ini:

1. Bagaimana konsep perkembangan keagamaan remaja menurut psikologi

Barat?

2. Bagaimana konsep perkembangan keagamaan remaja menurut psikologi

Islam?

3. Adakah persamaan dan perbedaan perkembangan keagamaan remaja

menurut psikologi Barat dan Islam?

(17)

8

D. Tujuan dan manfaat penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai ialah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui konsep perkembangan keagamaan remaja menurut

psikologi barat.

2. Untuk mengetahui konsep perkembangan keagamaan remaja menurut

psikologi Islam.

>

3. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan konsep perkembangan

keagamaan remaja menurut psikologi barat dan psikologi Islam.

Adapun manfaat penelitian sebagai berikut.

1. Untuk memberi masukan dalam dunia pendidikan khususnya berkaitan

dengan upaya pengembangan psikologi Islam.

2. Untuk memberi dorongan bagi kita atau orang tua agar anaknya ketika

remaja meneliti kandungan Al-Qufan terutama ayat-ayat yang ada

hubungannya dengan sains agar bisa turut membudayakan semangat

gemar meneliti dikalangan umat Islam.

E. Metode Penelitian

Untuk membahas permasalahan-permasalahan yang penulis tuangkan

di atas, penulis menggunakan metode sebagai berikut:

(18)

9

Untuk mengumpulkan data, penulis memilih research kepustakaan,

untuk memperoleh sumber-sumber tertulis, adapun data-data dalam

peneltian ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

a. Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data yang memberikan data

langsung.21 22 Dalam penelitian ini sebagai sumber primernya adalah

)

bukunya Dr. Djalaluddin, "Psikologi Agama" dan bukunya Prof. Dr.

Zakiyah Darajat, "Ilmu Jiwa Agama", tentunya yang ada kaitannya

dengan perkembangan agama disamping Al-Qur’an dan terjemahannya

beserta tafsirnya.

b. Sumber dan data skunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang mendukung

dan melengkapi sumber-sumber data primer. ^ Data sekunder

penelitian ini ialah buku-buku ilmiah lain yang isinya melengkapi data

penelitian yang diteliti. ^

2. Metode Pembahasan

Dalam membahas tahap demi tahap dari rumusan masalah

penulis menggunakan metode sebagai berikut:

21 Winarno Surahman. Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar-Dasar Metode Teknik). Tarsito, Bandung. 1990. him. 134

(19)

10

a. Metode Induktif, yaitu berangkat dari faktor-faktor yang khusus,

peristiwa-peristiwa yang khusus dan kongkret itu ditarik generalisasi

yang mempunyai sifat umum

b. Metode Deduktif, yaitu berangkat dari pengalaman yang bersifat

umum menuju kejadian yang khusus.1'

c. Metode Komparasi

Mengingat penelitian yang dilakukan penulis adalah

t

mengkomunikasikan dua konsep, maka penulis menggunakan metode

komparasi.23 24

d. Metode Diskriptif

Yaitu penelitian yang dipakai untuk menemukan suatu bentuk,

modul, dan sebagainya.

Metode ini penulis gunakan untuk menjelaskan konsep

perkembangan menurut psikologi Barat dan Islam. Data yang penulis

ambil dari pendapat para tokoh, karya dan sumber buku lain yang

penulis sajikan dalam bentuk paparan diskriptif.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan ini maka di bagi dalam beberapa bab

yaitu:

23 Ibid; him. 10

(20)

11

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Penegasan Istilah

C. Pokok Permasalahan

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

E. Sistematika

BAB II : KONSEP PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA

i

MENURUT PSIKOLOGI BARAT

A. Pengertian Perkembangan Keagamaan Remaja

B. Proses Perkembangan Keagamaan Remaja

C. Tugas Perkembangan Keagamaan Remaja

D. Faktor-faktor Perkembangan Keagamaan Remaja

BAB III : KONSEP PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA

MENURUT PSIKOLOGI ISLAM

A. Keagamaan Berdasarkan Fitrah

1. Fitrah dalam Al-Qur'an

2. Tinjauan Makna Fitrah

B. Proses Perkembangan Keagamaan Remaja

C. Tugas Perkembangan Kegamaan Remaja

(21)

12

BAB IV

BABY

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PERKEMBANGAN

KEAGAMAAN REMAJA ANTARA KONSEP PSIKOLOGI

BARAT DAN PSIKOLOGI ISLAM.

A. Persamaan Pandangan Barat dan Islam dalam

Perkembangan Keagamaan Remaja

B. Perbedaan Pandangan Barat dan Islam dalam

Perkembangan Keagamaan Remaja

PENUTUP

- Kesimpulan

(22)

BAB 11

PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA

MENURUT PSIKOLOGI BARAT

A. Pengertian Perkembangan Keagamaan Remaja

Sebelum menguraikan keagamaan remaja, penulis akan menguraikan

terlebih dahulu pengertian perkembangan dan keagamaan remaja ;

1. Pengertian Perkembangan

Menurut kamus bahasa Indonesia, "Perkembangan" adalah perihal

berkembang.24 Sedangkan dalam dictionary o f psychologi merinci secara luas pengertian perkembangan manusia sebagai berikut.2^

a. The Progresif and continuous m the organism from birth to death.

b. Growth, Perkembangan itu berarti pertumbuhan.

c. ( 'hange in the shape and integration o f bodily parts into function parts,

perkembangan berarti perubahan dalam bentuk dan penyatuan bagian-

bagian yang bersifat jasmaniah ke dalam bagian fungsional.

d. Me t or at ion or the appearance o f fundamental pattern orunleerned behavior, perkembangan adalah kematangan/ kemunculan pola-pola dasar tingkah laku yangan bukan hasil belajar. Dalam The penguin dictionary o f * 2

~4 Drs W J S Poci Avodarm into, Kamus Besar bahasa Indonesia, Bali Pustaka. Jakarta, 199!, him. 475

2S Drs Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Paru, Remaja Rosdakarya, Bandung, him 41

(23)

14

psychology artinya perkembangan adalah perubahan-perubahan yang progresif ini terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme

lainnya tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat di dalam diri

organisme-organisme tersebut.27

Menurut Elizabeth B. Hurlock, istilah perkembangan berarti

serangkaian progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan

pengalaman.28

t

2. Fitrah dalam pandangan Barat

Fitrah dalam pandangan barat berarti bersih seperti yang digambarkan

teori tabularasa yang mengganggap manusia dilahirkan bagaikan kertas putih yang siap menerima warna apa saja yang akan digambarkan di atasnya. Teori tabularasa cenderung memandang jiwa manusia bersifat netral tidak baik dan juga tidak buruk.

Pendidikan Barat mengganggap potensi dasar manusia meliputi: bad, good, dan neutral. Sedangkan sifat potensi itu meliputi: active, passive,dan

interactive.29 Sebagaian pendidikan Barat meyakini bahwa potensi diri manusia adalah baik. Pandangan tersebut anti tesa terhadap pandangan yang

meyakini bahwa potensi manusia adalah bad. Pandangan tersebut merupakan pengaruh gereja yang berkuasa pada saat perkembangan pandangan di

27Drs. W.J.S. Poerwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. 1991, him. 475

2SDrs. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru, Remaja Rosda Karya, Bandung, him 41.

(24)

15

gulirkan. Gereja mengajarkan adanya dosa warisan pada setiap manusia. Dosa

warisan merupakan lambang kesalahan atau kejahatan yang di lakukan oleh

manusia pertama. Pendidikan Barat menyakini manusia sejak lahir telah

membawa potensi buruk yang merupakan dosa warisan.

3. Pengertian Perkembangan Keagamaan Remaja

Sebelum penulis sajikan pengertian perkembangan keagamaan remaja,

maka akan dibahas satu persatu. Pengertian perkembangan adalah perubahan ;

yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.30

Sedangkan pengertian keagamaan dalam kamus bahasa Indonesia adalah yang

terdapat dalam agama, segala sesuatu mengenai agama. 31 Sedangkan istilah

adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya,

adolescent ia yang berarti remaja) yang berani tumbuh" atau "tumbuh menjadi dewasa". Menurut Piaget secara psikologi masa remaja adalah usia

dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Usia dimana anak

tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang lebih tua melainkan berada

dalam tingkatan yang sama. Sekurang-kurangnya dalam masalah hak integrasi

dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih

berhubungan dengan masa puber, termasuk juga perubahan intelektual yang

mencolok transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja ini

memungkinkan untuk mencapai integritas dalam hubungan sosial orang

'° Drs. Muhibbin Syah, M.Ed Op.Cit, him. 41

(25)

16

dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dan periode

perkembangan ini. Sedangkan pengertian remaja menurut para ahli adaiah

masa peralihan dari anak-anak menjelang dewasa berkisar antara 13-21 tahan.

sebagaimana yang hampir disepakati para ahli.31

4. Ciri-ciri Kesadaran Beragama bagi Remaja

Pengertian kesadaran beragama ini meliputi rasa keagamaan.

pengalaman ketuhanan, keimanan, sikap dan tingkah laku keagamaan, \ang

)

terorganiser mengenai kesadaran beragama bagi remaja, kita tahu bahwa

perkembangan remaja sangat erat hubungannya dengan sikap percaya kepada

Tuhan yang telah ditanamkan di lingkungan masyarakat sejak masa kecilnya.

Sikap tersebut senantiasa mendapat dorongan dari orang tua dan teman-ter^an

pergaulannya sampai kepada pengalaman ajaran agama serta kegiaian

hidupnya dikemudian hari.

Sejalan dengan jiwa remaja yang berada dalam masa transisi dari rr^sa

kanak-kanak menuju dewasa, maka kesadaran agama pada masa remaja

berada dalam keadaan peralihan dari kehidupan beragama anak menuju

kematangan beragama. Disamping keadaan jiwanya yang labil dan mengalami

kegoncangan, daya pemikiran abstrak, logika dan kritik mulai berkembazig.

Emosinya semakin berkembang, motivasi mulai otonom dan ticak

dikendalikan oleh dorongan biologis semata. Keadaan jiwa remaja >i.ng

(26)

17

demikian itu nampak pula dalam kehidupan beragama yang mudah goyang,

timbul kebimbangan, kerisauan, dan konflik batin.

Adapun ciri-ciri kesadaran beragama yang menonjol pada remaja

sebagai berikut:32

a. Pengalaman keTuhanannya makin bersifat individu

Keadaan labil yang menekan menyebabkan remaja mencari

ketentraman dan pegangan hidup. Penghayatan kesepian, perasaan tidak

)

berdaya dan penderitaan yang dialaminya menajdikan remaja berpaling

dari Tuhan. Sebagai satu-satunya pegangan hidup, pelindung dan

penunjuk jalan dalam kegoncangan secara psikologi yang dialaminya.

Remaja menemukan semua yang dibutuhkan itu keimanan Tuhan. Bila ia

telah beriman kepacja Tuhan berarti ia telah menemukan pegangan hidup

dan kesempurnaan yang dicarinya. Remaja yang menemukan Tuhannya

atau memiliki kepercayaan yang kuat dan berani berdiri di atas kaki

sendiri menghadapi segala macam tantangan dan kesukaran dari dunia

luar.

b. Keimanannya makin menuju realitas yang sebenarnya.

Dengan terarahnya keberanian remaja kedunia dalam

menimbulkan kecenderungan yang besar untuk merenungkan, mengkritik

dan menilai diri sendiri. Intropeksi ini dapat menimbulkan kesibukan

untuk bertanya-tanya pada orang lain tentang dirinya, tentang keimanan

(27)

IX

dan kehidupan apamauya Sc|h.*iIi yung dipimpin n c c iiiu konknl leiapi

mempunyai makna lebih dalam

c Pcnbadalan mulai disertai |)ciighayatuii yang tulus.

Peribadatan merupakan realisasi dari keimanan dan pelaksanaan

agama. Agama bukanlah sekedar kumpulan falsafah tentang dunia lain

tetapi agama harus disertai tindakan konkrit. Agama bukanlah berisi

kepercayaan saja, tetapi agama adalah keimanan yang mengharuskan

tindakan dalam tiap-tiap aspeknya, tindakan di dunia ini dan tindakan

menghadapi dunia. Pengalaman ketuhanan merupakan energi pendorong

tingkah laku keagamaan. Keimanan merupakan pengarahan dan penuntun

tingkah laku itu. pengalaman dan penghayatan itu merangsang dan

mendorong individu terhadap hakekat pengalaman kesucian, penghayatan

"kehadiran" Tuhan atau sesuatu yang dirasakan supranatural dan di luar

jangkauan dan ketentuan manusia. Penghayatan ketuhanan dan disertai

dengan niat atas kesengajaan yang ikhlas dan karena Allah semata.

Pada masa remaja dimulai pembentukan suatu sistem moral

pribadi sejalan dengan pertumbuhan dan pengalaman keagamaan yang

individu. Melalui kesadaran beragama dan pengalaman ketuhanan

akhirnya remaja akan menemukan Tuhannya, yang berarti menemukan

kepribadiannya. Ia pun akan menemukan prinsip norma pegangan hidup,

(28)

19

B. PROSES PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA

Secara umum proses dapat diartikan sebagai runtutan perubahan yang

terjadi dalam perkembangan sesuatu. Sedang menurut Elizabeth Hurlock,

proses perkembangan merupakan perubahan-perubahan yang berhubungan

dengan perkembangan (Developmental Change). Manusia menurutnya tak pernah statis atau mandek. Karena perubahan senantiasa teijadi dalam dirinya

dalam berbagai kapasitas (kemampuan) baik yang bersifat biologis maupun

>

bersifat psikologis.33

Perkembangan merupakan suatu perubahan dan perubahan ini tidak

bersifat kuantitatif melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada

segi materi melainkan pada segi fungsional.34

Secara global, seluruh proses perkembangan individu sampai menjadi

"person" (dirinya sendiri) berlangsung dalam tiga tahapan:35

1. Tahapan proses konsepsi (perubahan sel ovum ibu oleh sel sperma oleh

ayah)

2. Tahapan kelahiran (saat keluarnya bayi dari rahim ibu kealam dunia

bebas).

3. Tahapan proses perkembangan individu bayi tersebut menjadi seseorang

pribadi yang khas (development or selfhood)

33 Drs. Muhibbin Syah, M. ED, Op. Cit, him. 47

(29)

20

Hurlock (1980) memberi istilah "Stogees in the life span" (tingkatan- tinkatan) dalam rentang waktu kehidupan) bagi seluruh proses perkembangan

individu. Life span ini menurutnya berlangsung dalam 10 tingkatan atau fase. Bermula dari perenatal periode (masa sebelum lahir) sampai old age (masa

tua)

Menurut beberapa ahli mengemukakan secara singkat pembagian fase-

fase/ periode-periode hidup kejiwaan antara lain.36 t

1. Commonius membagi fase-fase tersebut dengan lebih menitik beratkan

pada segi paedagogis sebagai berikut:

1) Periode sekolah ibu : umur 0 sampai 6

2) Periode sekolah bahasa ibu : umur 6 tahun sampai 13 tahun

3 ) Periode sekolah bahasa latin umur 12 sampai 18 tahun

4) Periode sekolah tinggi dan pengembaraan: umur 18 sampai 24 tahun.

2. Prof. Dr. Kehnstomm juga menitikberatkan pembagian pada segi-segi

paedagogis sebagai berikut:

1) Periode vital (penting/ penyusu)

2) Periode estetis (keindahan/ anak kecil)

3) Periode intelektual (anak sekolah)

Adapun menurut Sigmund Freud dari Psikoanalisis misalnya

membagi perkembangan psikis manusia dalam 4 fase sebagai berikut:’'

(30)

21

1) Fase oral, fase dimana sumber kesenangan atau kenikmatan pokok

diperoleh dari kegiatan-kegiatan mulut seperti menghisap, menggigit

berbicara dan mengunyah.

2) Fase anal, fase dimana sumber kesenangan dan kenikmatan diperoleh

dengan kegiatan berasosiasi pada rangsangan daerah dubur, pada tahap

ini berlangsung tahap kedua.

3) Fase phalis, fase dimana pusat dinamika perkembangan pada perasaan ;

seksual dan agresif berkatitan dengan mulai berfungsinya organ vital.

4) Fase general, fase ini dimana kesenangan atau kegairahan diperoleh

pada rangsangap pada organ-organ kelamin. Pada fase ini pribadi

mengalami transformasi dari harsintik (cinta diri) menajadi orang

dewasa yang memasyarakat dan berorientasi pada kenyataan.

Dan menurut Prof. Casmir membagi perkembangan anak ditinjau dari

segi paedagogis serta psikologis sebagai berikut:

1) Periode bayi lelah ipasa vital yang membutuhkan penjagaan dan jaminan

sebaik-baiknya dari orang tua baik jasmaniyah maupun rohaniah periode

ini terjadi dari 0 sampai 1 tahun.

2) Periode dalam kandungan lamanya 9 bulan masa ini anak telah dapat

dididik dengan jalan mendidik ibunya misalnya meberikan suasana agama

serta ketenangan dalam rumah tangga. 37

37

(31)

3) Periode merebut dunia, karena pada masa ini anak mulai memperhatikan

keadaan di luar dirinya (mulai berjalan dan lain-lain). Anak pada waktu

umur 3 laluin telah mulai insyaf akan "akunya" nada masa ini meruku

menampakkan keaktifannya dalam melatih serta menggunakan

kemampuan-kemampuan badaniyah sebanyak-banyaknya sehingga

dengan demikian penjagaan orang tua sangat dibutuhkan. Periode ini

terjadi pada umur I sampai 3 tahun.

4) Periode ahli syair yakni anak telah memiliki dunia dan dunia dibentuk

menurut kemampuan psikisnya. Masa ini oleh Ch. Buhtar di sebut masa

akil baligh yang pertama. Masa ini adalah masa punek kebahagiaannya.

Masa ini pula fantasi anak tumbuh dengan subumya.Pendidikan agama

pada masa ini dapat diberikan dalam bentuk pemberian suasana. Contoh

tauladan-tauladan yang baik. Periode ini terjadi pada anak umur 3 tahun

sampai 7 tahun

5) Periode masa seko|ah (7 sampai 4 tahun). Pada masa ini anak mulai

mengembangakan inteleknya, serta rasa hidup social sebaik-baiknya.

6) Pada masa ini anajc mengalami krisis kejiwaan (mengalami stromund

drang). Periode ini sangat membutuhkan pembimbing yang

berkebijaksanaan. Pada umumnya masa ini anak mengalami keragu-

raguan tentang kepercayaan pada Tuhan untuk membimbing anak periode

(32)

23

7) Masa memasuki persekutuan baru yakni anak mulai manjadi anggota

masyarakat luas di mana tanggung jawab dari selfstandigheld dibutuhkan sekali, disamping itu rasa sosial mereka telah betul-betul dipraktekkan

dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan

perkembangan anak itu mengalami proses sebagai berikut:

1) Anak sebagai makhluk Tuhan yang tumbuh dan berkembang menuju

kearah kesempurnaan hidupnya setingkat demi setingkat sangat ;

membutuhkan bimbingan sebaik-baiknya dari orang dewasa agar anak

menjadi manusia dewasa lahir batin yang berbahagia dunia dan

akhirat.

2) Partumbuhan tersebut selalu mengalami interaksi antara faktor-faktor

dari dalam dan faktor dari luar yang harus diperhatikan dengan cermat

dan hati-hati oleh para pendidik-pendidiknya.

3) Pendidikan anak harus diberikan sesuai dengan fase-fase, fase

pertumbuhan perkembangan jiwanya.

C. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA

Masa remaja (adelescence) menurut sebagian ahli psikologi terdiri atas

sub-sub masa perkembangan sebagai berikut : 1) Sub perkembangan prapuber

selama kurang lebih dua setengah tahun sebelum masa puber, 2) Sub

perkembangan puber salama dua setengah tahun sampai dua setengah tahun, 3)

(33)

24

tapi masih terus berlangsung pada bagian-bagian tertentu. Saat ini merupakan

' Q masa puber yang mulai menampakkan tanda-tanda kedewasaan/

Masa remaja ditandai dengan 1) Berkembangnya sikap dependen kepada

orang tua kearah independen, 2) Minat seksualitas, 3) Kecendrungan ur.rak

merenung atau memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika, dan isu-isu moral

Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja pada umumnya melip-Jti

pencapaian dan persiapan segala hal yang berhubungan dengan kehidupan m^sa ;

dewasa.* 39

1. Mencapai pola hubungan yang baru lebih matang dengan teman sebaya, yang

berbeda dengan jenis kelamin sesuai dengan keyakinan dan etika, moral ysng

berlaku dimasyarakat.

menggunakan secara efektif sesuai dengan kodratnya masing-masing.

4. Keinginan menerima dan mencapai keinginan tingkah laku sosial tertentu

yang bertanggung jawab di tengah-tengah masyarakat.

,s Drs. Muhibbin Syah, M. Ed. Psikologi Pendekatan Baru, PT Rosda Karya Bandunu;. 1995. him 50

(34)

25

5. Mencapai kemerdekaan/ kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang

dewasa lainnya dan mulai menjadi seorang "person" (menjadi dirinya sendiri).

6. Mempersiapkan diri untuk mencapai karier (jabatan dan profesi) tertentu

dalam bidang-bidang ekonomi.

7. Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan (rumah tangga) dan

kehidupan berkeluarga yakni sebagai suami (ayah) dan istri (ibu).

8. Memperoleh seperangkat nilai dan system ideologi untuk keperluan ;

kehidupan kewarganegaraan.

Menurut William Kay mengemukakan bahwa tugas berkembangan utama

remaja adalah memperoleh kematangan sistem moral untuk membimbing

prilakunya. Kematangan remaja belumlah sempurna, jika tidak memiliki kode

moral yang dapat diterima secara universal. Selanjutnya William Kay

mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja sebagai berikut:40

a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragamaan kualitasnya.

b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang

mempunyai otoritas.

c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul

dengan teman sebaya atau orang lain. Baik secara individual maupun

kelompok.

d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.

40

(35)

26

e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya

sendiri.

f. Memperkuat S elf Control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup (weltanschoiol)

g. Mampu meninggalkan raksi dan penyesuaian diri (sikap / perilaku) kekanak-

kanakan.

Secara rinci, Havigl\urs (1961) menjelaskan tugas-tugas perkembangan itu

/

sebagai berikut:41

1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.

Tujuan tugas ini: 1) belajar melihat kenyataan wanita sebagai wanita

dan anak pria sebagai pria, 2) berkembang menajdi orang dewasa di antara

orang dewasa lainnya, 3) belajar bekerjasama dengan orang lain tanpa

mendominasinya.

2. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.

Remaja dapat rpenerima dan belajar sosial sebagai pria atau wanita

dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.

3. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.

Tugas ini bertujuan agar remaja merasa bangga, atau bersikap toleran

terhadap fisiknya, menggunakan dan memelihara fisiknya secara efektif, dan

merasa puas dengan fisiknya tersebut.

4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.

41

(36)

Tugas dari perkembangan ini adalah; 1) membebaskan diri dan sikap

dan peri i laku yang kekanak-kanakan atau bergantung pada orang tua, 2;

membanggakan afeksi (cinta kasih) kepada orang tua, tanpa bergantung

padanya, 3) mengembangkan sikap respek terhadap orang dewasa lainnya

tanpa bergantung padanya.

5. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi

Tugas perkembangan remaja ini adalah agar remaja merasa mampu

menciptakan suatu kehidupan (mata pencaharian).

6. Memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan)

Memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan

mempersiapkan diri memiliki pengetahuan dan ketrampilan.

7. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.

Tugas ini adalah mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan,

hidup berkeluarga memiliki anak dan memperoleh pengetahuan yang tepa:

tentang pengelolaan keluarga dan pemeliharaan anak.

8. Mengembangkan ketrapipilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan

9. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.

Berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab sebagai

masyarakat dan memperhitungkan nilai-nilai sosial dan 'ungkah laku dirinya.

10. Memperoleh seperangkat nilai dan system etika sebagai petunjuk

(37)

28

nilai yang mungkin dapat direalisasikan, mengembangkan kesadaran untuk

merealisasikan nilai-nilai.

11. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Yang dimaksud adalah mencapai kematangan, sikap kebiasaan dan

pengembangan wawasan dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan

ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kehidupan sehari-hari baik

pribadi maupun sosial. Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha

i

Esa merupakan perwujudan dari pengembangan fitrah insani yang hanief

(potensi yang cendrung kepada kebenaran) kefitrahan yang hanief ini sebagai

isyarat tentang nilai manusia yang paling hakiki, yaitu bahwa menusia

merupakan makhluk beragama (homo relegius)

Remaja sebagai segmen dari slikus kehidupan manusia, menurut

agama merupakan masa "Starting Poin” pemberlakuan hukum tasyri bagi seorang insani (mukallaf)- Oleh karena itu, remaja sudah seharusnya

melaksanakan nilai-nilai agama dalam kehidupannya. Pemikiran ini

didasarkan pada sabda Rasulullah SAW, yang artinya : " Pena (pencatat

amal) itu diangkat untuk ketiga kategori menusia, yaitu jabang bayi sampai

remaja, orang tidur sampai bangun dan orang gila sampai sembuh kembali.

Dalam mewujudkan keimanan dan ketekunan kepada Tuhan yang

Maha Esa itu, maka remaja seharusnya mengamalkan nilai-nilai akidah,

ibadah, dan akhlakul karimah. Secara lebih rinci mengenal nilai-nilai tersebut

(38)

NILAI-NILAI AGAMA

A. Keyakinan

PROFIL SIKAP DAN PERILAKU

REMAJA

i. Ibadah Dan Akhlakul

Karimah

1. Meyakini bahwa Tuhan sebagai pcncipla

(kholik)

?. Meyakini bahwa Allah maha melihat

terhadap semua perbuatan manusia.

3. Meyakini bahwa Allah Maha Penyayang

dan Pengampun

4. Meyakini bahwa akhirat sebagai hari

pembalasan amal manusia di dunia.

5. Meyakini bahwa agama sebagai pedoman

hidup.

I. Melaksanakan ibadah ritual seperti

sholat, pu isa dan bcido'a

2 Membaca kitab suci dan mendalami

isinya.

v M engendalikan diri (haw a n; Isu) dari

sikap perbuatan yang dih aram k an A liah.

-I. Ilersikap horm at kepada kedua orang lua

(39)

30

5. Menjalin silaturrahmi dengan saudara' j i orang lain.

6. Bersyukur saat mendapatkan nikmat

i 7. Bersabar saat mendapatkan musibah

8. Memelihara kebersihan diri dan j

lingkungan

9. Memiliki etos berfikir yang tinggi.

D. FAKTOR-FAKTOR PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA

Sejalan dengan perkembangan jasmani dan rohaniahnya, maka agama

pada remaja turut dipengaruhi perkembangan itu. Maksudnya, penghayatan pada

remaja terhadap ajaran agama dan tindak keagamaan yang tampak pada remaja

banyak berkaitan dengan faktor perkembangan tersebut.

Perkembangan agama pada . remaja ditandai oleh beberapa faktor

perkembangan rohani dan jasmaninya. Perkembangan itu antara lain menurut

W.Starbuck adalah:42

a. Pertumbuhan pikiran dan mental.

Ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa

kanak-kanaknya sudah tidak begitu menarik bagi mereka sifat kritis terhadap

ajaran agama mulai timbul. Selain masalah agama merekapun sudah tertarik

(40)

31

pada masalah kebudayaan sosial, ekonomi dan norma-norma kehidupan

lainnya.

b. Perkembangan Perasaan

Berbagai perasaan telah berkembang pada masa remaja. Perasaan

sosial, etis dan estisis mendorong remaja untuk menghayati perikehidupah

yang terbiasa dalam lingkungannya. Kehidupan religius akan cenderung

mendorong dirinya lebih dekat kearah religius pula, sebaliknya juga bagi ;

remaja yang kurang mendapatkan pendidikan dan siraman rohani atau ajaran

agama akan lebih mudah'didominasi oleh dorongan seksual karena masa

remaja merupakan masa kematangan seksual

c. Pertimbangan Sosial

Corak keagamaan para remaja yang ditandai oleh adanya

pertimbangan sosial. Dalam kehidupan keagamaan mereka timbul konflik

antara pertimbangan moral dan material. Karena kehidupan duniawi lebih

dipengaruhi oleh materi, maka remaja lebih cenderung jiwanya untuk bersikap

materialis.

d. Perkembangan Moral

Perkembangan moral remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha

untuk mencari proteksi.

e. Ibadah

Pandangan para remaja terhadap ajaran agama adalah ibadah dan

(41)

S i la m l a k l o i h i k l o i i l l a la s , p a d a g n u s I ic s a i n y a I r o n m i - i i g u i i | 'k n p k a n b a h w a

s u m b c i j i w a k e a g a m a a n b e r a s a l d a n f a k t o i i i i l c m d a n f a k t o r e k s t e r n m a n u s ia "

A. Faktor intern

Perkembangan jiwa keagamaan selain ditentukan oleh faktor ekstern juga

ditentuka oleh faktor intern seseorang. Seperti halnya aspek kejiwaan lainnya,

maka para ahli psikologi agama. Mengemukakan berbagai teori berdasarkan

pendekatan masing-masing. Tetapi secara garis besarnya, faktor-faktor yang

mempengaruhi terhadap perkembangan kejiwaan antara lain adalah faktor

hereditas, tingkat usia, kepribadian dan kondisi kejiwaan seseorang.

1. Faktor Hereditas

Sejak penemuan sifat kebakuan pada tanaman oleh Johnn Gregor

Mendel (1822-1884) telah dilakukan sejumlah kajian terhadap hewan dan

manusia. Kajian genetika modem terhadap manusia dikembangkan oleh H.

Nillson Ehle dan R. Emerson serta E. East. Mereka meneliti tentang pengaruh

genetika terhadap perbedaan warna manusia (Cicie Starr dan Ralp Taggot,

1987; 175).

Kajian genetika pada manusia berlanjut hingga ke unsur gen manusia

yang terkecil yaitu Deoxyribon-Nucleit Acid (DNA). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa DNA yang terbentuk tangga berpilin itu terdiri atas

pembawa sifat yang berisi informasi genetika (Rita L. Atkinson, 1981; 53-54)

•o

(42)

Secara garis besarnya pembawa sifat turunan itu terdiri atas geneiip dan

konotif.

Jiwa keagamaan memang bukan secara langsung sebagai faktor

bawaan yang diwariskan. Secara turun temurun, melainkan terbentuk dan

unsur kejiwaan lainnya yang mencakup efektif dan konotif.

2. Tingkat usia.

Dalam bukunya The Development o f Relegious n Children Ernest

t

Horms mengungkapkan bahwa perkembangan agama anak-anak adalah ditentukan oleh tingkat usia mereka. Pada usia remaja saat mereka menginjak

usia kematangana seksual, pengaruh itupun menyertai perkembangan jiwa

keagamaan mereka. Bahwa menurut penelitian Dr. Kinsey sekitar 1950-an, 90

% Amerika telah melakukan mastrubasi, homoseksual dan onani (Jalaluddin

dan Ramayulis; 40)

Tingkat perkembangan usia dan kondisi yang dialami para remaja ini

menimbulkan konflik kejiwaan, yang cenderung mempengaruhi terjadinya

konversi agama Hubungan antara perkembangan usia dengan perkembangan

jiwa keagamaan tampaknya tak dapat dihilangkan begitu saja, meskipun

tingkat usia bukan merupakan satu-satunya faktor penentu dalam

perkembangan jiwa keagamaan seseorang. Yang jc.as ken>ataan ini dapa:

dilihat dari adanya perbedaan pemahaman agama pada tingkat usia yang

(43)

34

3. Kepribadian

Kepribadian menurut psikologi terdiri dari dua unsur, yaitu unsur

hereditas dan pengaruh lingkungan. Hubungan antara unsur hereditas dengan

pengaruh lingkungan inilah yang membentuk kepribadian (Ama F. Witting,

1977; 238). Adanya kedua unsur yang membentuk kepribadian itu

menyebabkan munculnya. Konsep tipologi dan karakter. Tipologi lebih

ditekankan kepada unsur pembawaan, sedangkan karakter lebih ditekankan

kepada adanya pengaruh lingkungan beranjak dari pemahaman tersebut, maka

para psikologi cenderung berpendapat bahwa tipologi menunjukkan bahwa

manusia memiliki kepribadian yang unik dan bersifat individu yang masing-

masing berbeda. Sebaliknya karakter menunjukkan bahwa kepribadian

manusia terbentuk berdasarkan pada pengalamannya dengan lingkungan.

4. Kondisi Kejiwaan

Kondisi kejiwaan ini terkait dengan kepribadian sebagai faktor intem.

Ada beberapa hal atau model pendekatan yang mengungkapkan hubungan ini

yaitu model psikodinamik yang dikemukakan oleh Sigmurd menunjukkan

gangguan kejiwaan ditimbulkan oleh konflik yang tertekan di alam

ketaksadaran manusia. Konflik akan menjadi sumber gejala kejiwaan yang

abnormal. Menurut pendekatan biomedis, fungsi tubuh yang dominan

mempengaruhi kondisi seseorang. Penyakit ataupun faktor genetika atau

kondisi sistem saraf pendekatan eksistensial menekankan manusia ditentukan

(44)

35

B. FAKTOR EKSTERN

Manusia sering disebqt dengan homo religious (makhluk beragama), pernyataan ini menggambarkan bahwa manusia memilik potensi dasar yang dapat

dikembangkan sebagai makhluk yang beragama jadi manusia dilengkapi potensi

berupa kesiapan untuk menerima pengaruh luar sehingga dirinya dapat dibentuk

menjadi makhluk yang memiliki rasa dan perilaku keagamaan.

Faktor ekstern yang dinilai berpengaruh dalam perkembangan jiwa

keagamaan dapat dilihat dari lingkungan dimana seseorang itu hidup. Umumnya

lingkungan dibagi menjadi tiga; 1) Keluarga, 2) Institusi, dan 3) Masyarakat.

1. Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak oleh

karena itu kedudukan keluarga dalam pengembangan kepribadian anak

sangatlah dominan.

Sigmund Freud dengan konsep father Image (Citra kebapakan)

menyatakan bahwa perkembangan jiwa keagamaan anak dipengaruhi oleh

citra anak terhadap bapaknya.1 *

Menurut Hurlock (1956; 434). Keluarga merupakan"Training Centre" bagi penanaman nilai-nilai. Pengembangan fitrah atau jiwa beragama anak,

44

(45)

36

seycgyanya bersamaan dengan perkembangan kepribadiannya yaitu sejak

lahir bahkan lebih dari itu sejak dalam kandungan.4:>

Oleh karena itu, sebaiknya pada saat bayi masih berada dalam

kandungan, orang tua (terutama ibu) seyogyanya lebih meningkatkan amal

ibadahnya kepada Allah, seperti melaksanakan sholat wajib dan sunnat

berdo'a berdzikir dan membaca Al Qur'an.

2. Lingkungan Institusional

Lingkungan institusi yang ikut mempengaruhi perkembangan jiwa

keagamaan dapat berupa institusi formal seperti sekolah ataupun seperti

berbagai perkumpulan dan organisasi.

Sekolah sebagai institusi pendidikan formal ikut memberi pengaruh

dalam membantu perkembangan kepribadian anak. Menurut Singgih D.

Gunarso pengaruh itu dapat dibagi tiga kelompok, yaitu; 1) kurikulum dan

anak, 2) hubungan guru dan murid, dan 3) hubungan antar anak (Y. Singgih

D. Gunarso, 1981; 95).

Mengenai peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak,

Hurlock (1986; 322) mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor

penentu bagi perkembangan kepribadian anak (sisivva).45 46

Menurut Hovinghurs (1961; 5) sekolah mempunyai peranan atau

tanggungjawab penting dalam membantu para siswa mencapai tugas

45 Dr. H. Syamsu Yusuf, LN, M.Pd. Psikologi Perkem bangan A nak dan Remaja. PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2001 him. 158

(46)

37

perkembangannya.47 Didalam lembaga pendidikan atau sekolah ini setiap

individu dapat pula melakukan usaha tolong menolong dalam kebaikan

yang disebut pendidikan yang diridhoi Allah SWT. Sekolah atau

sederajatnya disebut lembaga pendidikan formal, karenanya kegiatan di

selenggarakan secara sengaja, berencana dan sistematis, dalam rangka

membantu anak-anak mengembangkan potensinya agar menjalankan

tugasnya sebagai kholifah di muka bumi. ;

Keberhasilan suatu jenjang pendidikan formal, akan menjadi

dukungan bagi keberhasilan jenjang berikutnya sehigga secara keseluruhan

mampu mewujudkan orang dewasa yang memiliki kepribadian seutuhnya.

47

(47)

BAB III

PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA

MENURUT PSIKOLOGI ISLAM

A. Keagamaan Berdasarkan Fitrah

Manusia diciptakan Allah dalam struktur yang paling baik diantara

makhluk ciptaan Allah yang lain. Struktur manusia terdiri atas unsur jasmaniah,

i

rohaniah atau unsur fisiologi dan psikologi.49 Dalam unsur ini, Allah memberikan

seperangkat kemampuan dasar yang memiliki kecenderungan berkarya yang

disebut potensialitas yang lebih dikenal dengan sebutan fitrah.

1. Fitrah Dalam Al- Qur’an

Kata Fitrah dalam Al-Qur'an disebut sebanyak 20 kali, masing masing

ayat memiliki arti tersendiri, secara etimologi kaia fitrah merupakan bentuk

masdar dan kata fathara. Dengan segala perubahan bentuknya, ia terulang

dalam Al-Qur'an sebanyak 20 kali terdapat dalam 17 surat-surat yang memuat

adalah : Al-An'am : 14 dan 79, Hud : 51, Yusuf: 101, Ibrohim : 10, Al-Isro'

:51, Maryam : 5 dan 11, Az-Zukhruf: 27, Al-Mulk . 3, Al-Muzamil: 18.50

Pengertian fitrah yang membutuhkan aktualisasi juga diungkapkan

oleh hadits sebagai berikut:

'lv Ramayulis, Ilm u Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 1994, him 201 50

Departemen Agama R 1, A l- Q ur'an dan Terjem ahannya, PT. Bumi Restu, Jakarta, 1976 - 1977, him, 188, 199, 335, 364, 381, 472, 484, 502, 645, 995, 708, 752, 783, 784, 797, 955, 909 1032

(48)

39

Jl * j ij i

" Tidaklah anak itu dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tualah yang menjadikan mereka Yahudi atau Nasrom atau Majusi

2. Tinjauan terhadap makna Fitrah

Kata fitrah barasal dari kata fathara, yang arti sebenarnya membuka

atau membela.'1 Secara etimologi fitrah berarti terbukanya sesuatu dan

melahirkan, suci, potensi bertauhid, semua jadi, dan kejadian.32

Dengan pemahaman suci ini berarti setiap manusia yang lahir

membawa potensi suci, suci bukan berarti kosong atau netral sebagaimana

yang dipahami psikobehaviorisme (termasuk Johnlock), tetapi suci adalah

bersih jiwanya, dari dosa warisan atau dosa asal dan penyakit rohani.

Fitrah bisa juga dianggap sebagai potensi bawaan sikap manusia.

Potensi bawaan ini adalah sejak zaman permulaan penciptaan, yakni pada

alam peijanjian (Alam Al-Misoq) berdasarkan keterangan Al-Qur'an, bahwa

manusia segera setelah diciptakan membuat peijanjian atau ikatan (Primedial

Kovement) dengan Tuhan sebagaimana dilukiskan Al-Qur'an dalam surat Al-

A'rof 172 : * 52

(49)

40 su/bi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiw a mereka Ise wjya berfirman) : "Bukanlah aku ini tuhanmu ?" mereka menjawab, "baui (er. e kau Tuhan kami), kami menjadi saksi "(kami lakukan yang demikian itu/, - ear dihari kiamat kamu tidak mengatakan :" Sesungguhnya kami (Bani Asam) adalah orang- orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan): ''

Menurut Ihwan Al-Shofa, firman tersebut berkaitan dengan perjanjian

ruh manusia di dalam perjanjian (alam misaq) atau disebut juga alam Al-Ardh

Al-Awwal Perjanjian tersebut harus diikrarkan ulang pada perjanjian akhir

(Al- Misaq Al-Akhir), di alam materi setelah usia baligh.34

Jadi potensi dibawah ini berupa agama Isiam yaitu potensi mengenal

(Al-Ma'rifat) dan mencintai (Al-Mahabbah) kepada Aliah, potensi ini tidak

hanya diberikan pada keturunan Muslim namun jiga diberikan pada sei jmh

manusia termasuk keturunan orang Kafir.

Menurut Al-Maraghy, fitrah yang bisa diartikan sebagai kesanggupan

atau pre-disposisi untuk menerima kebenaran (isti'dad qolbu al haq) secara

fitrah manusia dilahirkan cenderung berusaha mencari dan menenma

kebenaran walau masih tersembunvi didalam suara hati kecilr. • a.”

53

55

Depag R 1, Op. Cit. him 250

Abdul Mujib, M. Ag dan Jusuf Mudzakir, M Si, Op. Cit, him 81

(50)

41

Adakalanya manusia telah menemukan kebenaran namun karena faktor

eksternal yang mempunyainya ia berpaling dari kebenaran.

Usulan tentang fitrah secara komplit dikemukakan pula oleh Dr. Qurays

Shihab dalam pandangannya, fitrah dapat dipahami secara khusus dan umum

merujuk pada fitrah yang dikemukakan oleh Al-Qur'an surat Ar-Ruum :30

bisa diartikan khusus yakni potensi agama (tauhid) yang di bawa sejak awal

terjadinya, namun fitrah bukan hanya terbatas pada fitrah keagamaan, namun

)

menjadi bagian dari penciptaan Allah secara umum.

Dengan menggarisbawahi paparan diatas bisa dijelaskan bahwa adanya

kebutuhan beragama dikarenakan manusia sebagai makhluk Tuhan yang telah

dibekali dengan berbagai potensi (fitrah) yang dibawa sejak lahir. Salah satu

fitrah itu adalah kecenderungan manusia menerima Allah sebagai tuhan,

dengan kata lain manusia dari asalnya berkecenderungan untuk beragama,

sebab agama itu bagian dari fitrah.56

Sehingga anak yang baru lahir telah memiliki fitrah untuk menjadi

manusia yang berTuhan kalau ada orang tidak mempercayai adanya Tuhan,

bukanlah merupakan sifat dari asalnya, tetapi erat kaitannya dengan pengaruh

lingkungan

. Guna memperoleh pemahaman yang jelas tentang arti fitrah

hendaknya sangat signifikan kalau menyamak firman Allah surat Ar-Ruum:

30

56

(51)

4 :

J i ^ ya* ^ 5 w') a i

"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama tAllahy

tetaplah atas fitrah Allah yang menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui"

Dari ayat diatas dapat garis pemikiran bahu a secara tltrah manusia itu

beragama Islam.38 Artinya agama itu dirancang Aliah sesuai fitrah atau sifat

asli kejadian asli manusia. Keterangan ini bisa ditafsirkan dalam dua versi,

pertama, agama Islam yang berintikan pengakuan dan penyerahan diri serta

tunduk kepada Allah itu sejalan dengan kecenderungan manusia khususnya

kecenderungan untuk mencari Tuhannya. Kedua. Islam diciptakan sesuai

dengan sifat kejadian dan kodrat manusia selaku makhluk yang dimuliakan

Allah.

Dengan berdasarkan pandangan ulama yang telah memberikan makna

terhadap istilah fitrah yang diangkat dari finnan Aliah dan sabda nabi di muka

maka dapat kita ambil suatu kesimpulan bahwa fitrah adalah suatu

kemampuan yang dianugerahkan Allah kepadanya.

B. Proses Perkembangan Keagamaan Remaja

Dalam psikologi Islam manusia memiliki struktur roh yang keberadaanm a

menjadi esensi manusia. Struktur roh memiliki alat tersendiri, yaitu alam arwah. * 5

(52)

43

yang mana alam tersebut ada yang di luar dan di dalam alam dunia. Oleh sebab

itu, kehidupan manusia meliputi tiga alam besar yaitu; alam peijanjian, alam

dunia, dan alam akhirat.39

1. Alam perjanjian (Alam Misaq) yang merupakan alam pra- kehidupan dunia

dan menjadi rencana serta menjadi motivasi kehidupan manusia didunia.

Keberadaan ini didasarkan firman Allah SWT. 1) Surat Al-Ahzab: 72,

menerangkan bahwa Allah SWT menawarkan amanah kepada langit, bumi, ;

gunung dan manusia, namun kesemuanya enggan menerima kecuali roh

manusia. 2) surat Al-A'rof: 172, menerangkan tentang perjanjian zaman azali

(zaman sebelum adanya alam dunia) antara Allah dengan anfus (dengan

makna roh) tentang pengakuan Allah SWT sebagai Tuhan. 3) Surat Al-

Baqoroh: 30 menerangkan tentang rencana Allah SWT untuk menjadikan

manusia sebagai Kholifah dimuka bumi. 4) Surat Al-Zariat: 56, menerangkan

tentang tujuan penciptaan manusia dimuka bumi yakni beribadah kepada-Nya

2. Alam dunia pra-periodisasi dan psikologi Islam dapat ditentukan sebagai

berikut: 59 60

a. Periode Pra-konsepsi, yaitu periode perkembangan manusia sebelum masa

pembuahan sperma dan ovum, meskipun periode ini wujud manusia belum

terbentuk, namun perlu di kemukakan. Sebab hal itu berkaitan dengan

(53)

44

"bibit" manusia sebuah pasangan yang ideal baik dari segi aspek,

kecantikan, ketrampilan, kekayaan, keturunan, apalagi agama.

b. Periode Pra-natal, yaitu periode perkembangan yang mulai dari perubahan

sperma sampai masa kelahiran. Periode ini dibagi menjadi empat fase : 1)

fase nutfah (ziqot), 2) A'laqoh (embrio) selama 40 hari, 3) fase Mughdhoh

(janin) selama 40 hari, dan 4) fase peniupan ruh kejanin setelah genap

empat bulan, yang mana manusia telah terbentuk secara baik kemudian

}

dibentuk hukum - hukum perkembangan sebagaiman firman Allah dalam

surat AI-Mukminun: 12-16

j cj. p (j* jJL)j

- J . y J f « f * > " • ^ i- ■" ~ J

C—ojap 4x^2---U AiLolLii>c3 AgjoJl p

J J 0 A u i i a i i p u i p i i j i i T ^ r

< ' n ’" #

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari sari pati (berasal) dari tanah kemudian Kami jadikan sari pan itu air mani (yang di simpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, pencipta yang paling baik. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu

sekalian benar-benar akan mati.

Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.61

61

(54)

45

c. Periode kelahiran sampai meninggal dunia, hal ini berdasarkan firman

Allah sebagai berikut:

"Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubw), maka (ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dan setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini

kering, kemudian apabila telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah "Allah, Dialah yang menciptakan kamu dan keadaan lemah kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan

62

(55)

46

beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. ” (Q.S Ar Rum 54) 6'

Dua ayat tersebut menunjukkan bahwa kehidupan dunia terbagi atas tiga

fase yaitu; 1) Fase kanak-kanak, fase dimana kondisi seseorang masih

lemah. 2) Fase baligh (remaja) dimana kondisi seseorang menjadi kuat

dan dewasa. 3) Fase usia lanjut, yang secara psikologis ditandai dengan

kepikunan dan secara biologis ditandai dengan rambut beruban dan

kondi^ tubuh lemah.

3. Alam Akhirat

Alam ini dimulai dari kematian manusia sampai datangnya hari kiamat, yaitu

hari dimana manusia memperoleh balasan atas aktivitas yang dilakukan

didunia. Alam ini meliputi beberapa periode: periode pertama peniupan,

tiupan sangkakala dan kebangkitan yang disebut yaum ba'ats, kedua periode

dikumpulkan dipadang mahsyar, yang disebut yaum Al-Basyr. Semua

manusia yang baru bangkit dari kuburannya dikumpulkan dalam satu tempat,

dimana ketika itu masing- masing orang memiliki kesibukan sendiri- sendiri

sehingga tidak memperdulikan orang lain sekalipun keluarganya sendiri.

Ketiga, periode perhitungan amal dengan timbangan (Mizan) sekecil apapun

perbuatan yang dilakukan maka akan mendapat balasan. Keempat melewati

titian atau jembatan (Shiroth) kretena melewati titian ini tergantung pada

amalnya. Kelima, periode masuk surga atau neraka, periode ini kebahagiaan

Referensi

Dokumen terkait

 Garis singgung kurva elastis BC’ di titik B terletak pada satu garis lurus dengan garis singgung kurva elastis BA’ di titik B.. (3) disubstitusikan ke

Guardrail, Ram bu Lalu Lint as, RPPJ Tiang F, APILL 1 Paket 138.137.000,- Seleksi Sederhana Tenaga Surya dan LPJU Tenaga

Mahasiswa mampu memahami aspek-aspek senyawa senyawa organik polimer, meliputi pengertian, struktur, klasifikasi, sifat, jenis-jenis monomer penyusunnya, jenis-jenis

- Memahami rancangan pemubata, penyajian dan pengemasan olahan bahan pangan setengah jadi dari bahan serealia dan umbi menjadi makanan berdasarkan konsep dan prosedur

Hasil penelitian dari data-data hasil penghitungan menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan harga diri pembantu rumah tangga Komplek Bintaro

Sehubungan dengan Pemilihan Langsung Paket Pekerjaan Rehab Puskesmas Sumberasih Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dari sumber dana APBD Tahun Anggaran

• Nasi tersebut ada yang diberi kata Negatif dan yang lainnya Positif. • Nasi yang diberi kata Negatif

1 menekankan pula bahwa laporan keuangan pemerintah harus dapat membantu pemakai dalam pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik dengan membandingkan kinerja keuangan