• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

Putusan Pengadilan Pajak

Nomor

: Put.44196 /PP/M.II/15/2013 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan

Tahun Pajak : 2009

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi atas Penghasilan Netto PPh Badan Tahun Pajak 2009 oleh Terbanding sebesar Rp 353.900.760,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding, dengan perincian sebagai berikut :

- Penghasilan Netto menurut Terbanding Rp237.236.586,00 - Penghasilan Netto menurut Pemohon Banding (Rp116.664.174,00) Rp 353.900.760,00

Menurut Terbanding : bahwa Terbanding melakukan koreksi Penghasilan Luar Usaha sebesar Rp.353.900.760,00; bahwa Terbanding (Pemeriksa) merujuk pada ketentuan Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 81/PMK.03/2009 tentang Pembentukan dan Pemupukan Dana Cadangan yang Boleh Dikurangkan sebagai Biaya :

(4) kerugian yang berasal dari piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dibebankan pada perkiraan cadangan piutang tak tertagih,

(5) dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih seluruhnya atau sebagian tidak dipakai untuk menutup kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (4), jumlah kelebihan cadangan tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan;

Menurut Pemohon Banding : bahwa menurut pendapat Pemohon, kesalahan terjadi ketika Terbanding menafsirkan ayat (5) di atas, menurut Terbanding, jika sampai akhir tahun 2009 tidak ada penghapusan piutang, maka semua cadangan yang sudah dibentuk dalam tahun 2009 (baik atas piutang yang sudah lunas maupun yang masih outstanding) harus dikembalikan atau dibalik menjadi penghasilan, kalaupun ada penghapusan piutang, namun jika jumlahnya lebih kecil daripada jumlah cadangan, maka sisanya juga harus dibalik menjadi penghasilan, dengan kata lain, Terbanding menganggap Bank tidak boleh membentuk Cadangan jika tidak ada penghapusan piutang. Jika demikian, maka Terbanding akan beranggapan bahwa posisi akhir tahun, saldo cadangan penghapusan piutang tak tertagih selalu Nol;

Menurut Majelis : bahwa Terbanding melakukan koreksi Penghasilan Luar Usaha sebesar Rp. 353.900.760,00 dengan perincian sebagai berikut:

Menurut SPT/Pemohon Banding Rp 22.646.962,00 Menurut Terbanding/Peneliti Rp376.547.722,00 Koreksi Terbanding/Peneliti Rp353.900.760,00

bahwa Terbanding (Pemeriksa) merujuk pada ketentuan Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 81/PMK.03/2009:

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Penghasilan Luar Usaha sebesar Rp.353.900.760,00 dengan dasar hukum: Pasal 9 ayat 1 huruf (c) Undang-undang No 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah dengan Undang-undang No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan dan Pasal 1, 4 (4), (5), dan (6) Keputusan Menkeu No. 81/PMK.03/2009 tentang Pembentukan atau Pemupukan Dana Cadangan yang Boleh Dikurangkan sebagai Biaya:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

bahwa menurut pendapat Pemohon, kesalahan terjadi ketika Terbanding menafsirkan ayat (5) yaitu jika sampai akhir tahun 2009 tidak ada penghapusan piutang, maka semua cadangan yang sudah dibentuk dalam tahun 2009 (baik atas piutang yang sudah lunas maupun yang masih outstanding) harus dikembalikan atau dibalik menjadi penghasilan, kalaupun ada penghapusan piutang, namun jika jumlahnya lebih kecil daripada jumlah cadangan, maka sisanya juga harus dibalik menjadi penghasilan, dengan kata lain, Terbanding menganggap Bank tidak boleh membentuk Cadangan, jika tidak ada penghapusan piutang. Jika demikian, Terbanding akan beranggapan bahwa posisi akhir tahun, saldo cadangan penghapusan piutang tak tertagih selalu Nol;

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menyampaikan argumentasinya atas sengketa yaitu sebagai berikut:

BUKU BESAR CADANGAN PENGHAPUSAN KREDIT PRODUKTIF

Tanggal Keterangan debet kredit Saldo 01/01/2009 saldo awal - - (585.576.341) 31/01/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit - 65.773.715 (651.350.056) 19/02/2009 Angsuran ke 14, Fany S 6.562.100 - (644.787.956) 28/02/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit 64.006.438 (708.794.394) 31/03/2009 Angsuran ke 25, Suherwanti 267.619 - (708.526.775) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Rumanto 69,718 - (708.457.057) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Neti Hidayati 458.043 - (707.999.014) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Sri Nurkhayati 617.248 - (707.381.766) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Sahid 131.000 - (707.250.766) 31/03/2009 Angsuran ke 25, Suwanto 458.393 - (706.792.373) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Sarwanto 525.748 - (706.266.625) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Anik Supriyati 1.315.098 - (704.951.527) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Imam Santos() 1.556.590 - (703.394.937) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Ngatini Hadi 609.560 - (702.785.377) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Musa 764.446 - (702.020.931) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Parjiyono 610.993 - (701.409.938) 31/03/2009 Angsuran ke 16, Rindina 4.520.585 - (696.889.353) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Sumari 448.393 - (696.440.960) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Sigit Susilo 1.443.099 - (694.997.861) 31/03/2009 Angsuran ke 36, Bambang Srinarto 5.392.632 - (689.605.229) 31/03/2009 Angsuran ke 19, Agus Subekti 8.378.108 - (681.227.121) 31/03/2009 Angsuran ke 18, Sarwo 2.237.840 - (678.989.281) 31/03/2009 Angsuran ke 3, Sutaryanta 5.000.000 - (673.989.281) 31/03/2009 Angsuran ke 24, Mujiyono 106.300 (673.882.981) 31/03/2009 Angsuran ke 6, Achmad Suibani 47.214.137 - (626.668.844) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Karsiyem 49.331 - (626.619.513) 31/03/2009 Angsuran ke 6, Masni 2.195.000 (624.424.513) 31/03/2009 Angsuran ke 6, Sukaptana 1.000.000 - (623.424.513) 31/03/2009 Angsuran ke 6, Wongso 6.298.126 - (617.126.387) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Sumini 978.074 - (616.148.313) 31/03/2009 Angsuran ke 6, Raisman 15.975.323 (600.172.990) 31/03/2009 Pengembalian Cad. Penghps Kredit 27.828.229 - (572.344.761) 30/04/2009 Pengembalian Cad. Penghps Kredit 13.801.740 - (558.543.021) 30/05/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit - 348.104.735 (906.647.756)

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

30/06/2009 Pengembalian Cad. Penghps Kredit 17.554.859 - (889.092.897) 31/07/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit 31.260.249 (920.353.146) 31/08/2009 Pengembalian CH Kredit 41.761.597 - (878.591.549) 30/09/2009 Pengembalian Cad. Penghps Kredit 89.445.542 (789.146.007) 13/10/2009 Angsuran ke 6, Suyudi 4.140,497 (785.005.510) 31/10/2009 Pengembalian CH Kredit 16.111.636 - (768.893.874) 30/11/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit - 162.073.176 (930.967.050) 31/12/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit 8.510.051 (939.477.101)

Jumlah 325.827.604 679.728.364 (939.477.101)

Catatan:

Buku Besar Cadangan Penghapusan Kredit (rincian Debet):

a. Penghapusan Kredit 119.324.001

b. Pembalikan Kelebihan Cadangan 206.503.603

Pembalikan Kelebihan Cadangan 325.827.604

Ringkasan Neraca:

Kredit yang Diberikan 19.902.113.820 Cadangan Kerugian (PPAP) (939.477.101) Buku Besar Biaya Penghapusan Kredit (PPAP)

Tanggal Keterangan debet kredit Saldo 31/01/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit 65.773.715 65.773.715 28/02/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit 64.006.438 129.780.153 30/05/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit 348.104.735 477.884.888 31/07/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit 31.260.249 509.145.137 30/11/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit 162.073.176 671.218.313 31/12/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit 8.510.051 679.728.364 Jumiah 679.728.364 - 679.728.364 Catatan:

Jurnal Akuntansi: Biaya Penghapusan Kredit (PPAP) 679.728.364 Cadangan Penghapusan Kredit Produktif 679.728.364 BUKU BESAR PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA

Tanggal Keterangan debet kredit Saldo 28/02/2009 Pendp. Cash back dari Tab Bumiputera 10.500.000 10.500.000 28/02/2009 Pengembalian Cad Penempatan Dana - 1.141.283 11.641.283 13/03/2009 Pergantian BPKB a.n Septiyo Dwi P 94.000 11.735.283 31/03/2009 Pengembalian Cad PH Kredit - 27.828.229 39.563.512 13/04/2009 Pembayaran Kredit a.n Karsiyem 10.000 39.573.512 29/04/2009 Setoran Angsuran a.n Rumanto dari 30.000 39.603.512

Penghapusbukuan

30/04/2009 Pengembalian Cad Penempatan Dana - 4.862.974 44.466.486 30/04/2009 Pengembalian Cad PH Kredit 13.801.740 58.268.226 07/05/2009 Angsuran 1-1772 a.n Wongso 1.000.000 59.268.226 13/05/2009 Pendapatan Operasional Lain /Pembayaran 3.000.000 62.268.226

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

Angsuran a.n Agus Subekti

30/05/2009 Angsuran Kredit a.n Karsiyem 10.000 62.278.226 22/06/2009 Setor Angsuran a.n Sutaryanta 50.000 62.328.226 30/06/2009 Pengembalian Cad PH Kredit 17.554.859 79.883.085 30/06/2009 Pengembalian Cad Penempatan Dana 3.223.304 83.106.389 31/07/2009 Pengembalian Cad Penempatan Dana - 11.274.613 94.381.002 31/08/2009 Pengembalian Cad PH Kredit - 41.761.597 136.142.599 31/08/2009 Pengembalian Cad Penempatan Dana 1.049.922 137.192.521 04/09/2009 Todingbua clan Pendptan Penjualan Tnh dr 11.600.000 148.792.521

Ttpn

30/09/2009 Pengembalian Cad PH Kredit 89.445.542 238.238.063 30/09/2009 Pengembalian Cad Penempatan Dana 830.613 239.068.676 31/10/2009 Pengembalian Cad PH Kredit 16.111.636 255.180.312 25/11/2009 Pengemb. Voucher Deposfto dr Siani - 600.000 255.780.312 30/11/2009 Pembayaran Angsuran a.n Ahmad S. 500.000 256.280.312 30/11/2009 Pengembalian Uang Buku Statistik - 55.000 256.335.312 28/12/2009 Koreksi Kesalahan Penysutan Bin Nov. .. 133.333 256.468.645 29/12/2009 Angsuran a.n. Achmad Sulbani - 500.000 256.968.645

Jumlah 256.968.645

Catatan:

Pendapatan Operasional Lainnya (Ringkasan):

a. Pembalikan Cadangan Penempatan Dana pada Bank Lain 22.382.709 b. Pembalikan Cadangan Penghapusan Kredit 206.503.603 Jumlah Pembalikan Cadangan menjadi Penghasilan 228.886.312

c. Pendapatan Lainnya 28.082.333

Total Pendapatan Operasional Lainnya 256.968.645

Jurnal Akuntansi:

a. Pembalikan Cadangan Penempatan Dana pada Bank Lain: Cadangan PPAP Penempatan Dana 22.382.709

Pendapatan Operasional Lainnya 22.382.709

b. Pembalikan Cadangan Penghapusan Kredit:

Cadangan Penghapusan Kredit Produktif 206.503.603

Pendapatan Operasional Lainnya 206.506.603 PERHITUNGAN CADANGAN (PPAP) MENURUT AKUNTAN PUBLIK

Saldo Awal 585.576.341

Pembentukan Cadangan tahun berjalan 679.728.364

Penghapusan Kredit Tahun Berjalan (Pembalikan Cadangan) (325.827.604)

Saldo Akhir Cadangan PPAP 939.477.101

PERHITUNGAN CADANGAN (PPAP) MENURUT TERBANDING (PENELITI KEBERATAN) PAJAK

1. Perhitungan Koreksi Peneliti atas Biaya Cadangan (PPAP):

Biaya Cadangan (PPAP) tahun 2009 679.728.364

Cadangan yang dibalik (dikembalikan menjadi Penghasilan) (325.827.604) Sisa Biaya Cadangan(PPAP) yang harus dikoreksi 353.900.760 2. Nilai Cadangan setelah dikoreksi Peneliti:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

Saldo Awal 585.576.341

Pembentukan Cadangan tahun berjalan 679.728.364

Penghapusan Kredit Tahun Berjalan (Pembalikan Cadangan) (325.827.604)

KOREKSI PENELITI KEBERATAN (353.900.760)

Saldo Akhir Cadangan PPAP 585.576.341

PERHITUNGAN CADANGAN PENGHAPUSAN ATAS KREDIT menurut Ketentuan BI Pasal 12 Peraturan BI No. 8/19/PBI/2006

Kel. Kredit Baki Debet AGUNAN Dasar PPAP % PPAP PPAP

Lancar (L) 16.193.832.385 - 16.193.832.385 0,5% 80.969.162 KL 997.369.808 765.888.791 231.481.017 10% 23.148.102 Diragukan 812.192.901 657.456.676 154.736.225 50% 77.368.113 Macet 1.898.718.726 1.140.726.995 757.991.731 100% 757.991.731

Jumlah 19.902.113.820 2.564.072.462 939.477.107

PERHITUNGAN CADANGAN PENGHAPUSAN ATAS KREDIT menurut Ketentuan Pajak PasaI 4 Peraturan Menteri Keuan an No. 81/PMK.03/2009

Kel. Kredit Baki Debet AGUNAN Dasar PPAP % PPAP PPAP

Lancar (L) 16.193.832.385 - 16.193.832.385 0,5% 80.969.162 KL 997.369.808 765.888.791 231.481.017 10% 23.148.102 Diragukan 812.192.901 657.456.676 154.736.225 50% 77.368.113 Macet 1.898.718.726 1.140.726.995 757.991.731 100% 757.991.731 Jumlah 19.902.113.820 2.564.072.462 939.477.107 KESIMPULAN

Ketentuan Pembentukan Cadangan untuk Bank

(a) UU No 36/2008 tentang Pajak Penghasilan (pasal 9 ayat 1 huruf c)

Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleti dikurangkan:

c. pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali:

1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan yang ketentuan dan syarat-syaratnya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

bahwa berdasarkan ketentuan di atas, perpajakan menganut prinsip Realisasi atas semua biaya/kerugian;

bahwa jika terjadi piutang macet, maka kerugian hanya dapat diakui pada saat benar-benar piutang tidak dapat ditagih. Dalam dunia akuntansi, perlakuan ini dikenal dengan nama metode Direct Write-Off, yaitu Piutang dihapus dan kerugian diakui pada saat Piutang benar-benar tak dapat ditagih;

bahwa namun demikian, berdasarkan pasal 9 ayat 1 huruf c di atas, ketentuan pajak memperbolehkan bank untuk membentuk cadangan atas potensi risiko yang akan terjadi di kemudian hari atas piutang yang tidak tertagih;

bahwa dengan kata lain, Bank dapat menggunakan metode Allowance (Pencadangan) dalam mengakui kerugian piutang, sesuai dengan tingkat risiko masing-masing Piutang (Lancar,

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

Kurang Lancar, Diragukan, Macet);

bahwa dengan metode Allowance, setiap ada Piutang pasti melekat risiko tidak terbayarnya Piutang tersebut. Berdasarkan Neraca PT BPR Arta Yogyakarta, berikut adalah penyajian Piutang (Kredit Yang Diberikan dan Penempatan pada Bank Lain) dan pembentukan Cadangannya:

Uraian Kredit Yg diberikan Penempatan

pada Bank Lain Total Piutang 19.902.113.820 3.849.513.452 23.751.627.272 Penyisihan Cadangan (PPAP) (939,477.101) (19.247.567) (958.724.668)

bahwa dengan demikian, pembentukan cadangan diperbolehkan asalkan nilainya sesuai dengan ketentuan Menteri Keuangan;

(b) Pasal 4 PerMenkeu No. 81/PMK.03/2009 Ayat (1):

Besarnya cadangan piutang tak tertagih untuk bank perkreditan rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf a angka 1 butir c) ditetapkan sebagai berikut:

a. 0,5% (setengah persen) dari piutang dengan kualitas lancar tidak termasuk Sertifikat Bank,

b. 10% (sepuluh persen) dari piutang dengan kualitas kurang lancar setelah dikurangi dengan nilai,

c. 50% (lima puluh persen) dari piutang dengan kualitas diragukan setelah dikurangi dengan nilai agunan, dan

d. 100% (seratus persen) dari piutang dengan kualitas macet setelah dikurangi dengan nilai agunan;

Ayat (2):

Besarnya nilai agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang pada cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling tinggi adalah :

a. 100% (seratus persen) dari nilai agunan yang bersifat likuid; dan

b. 75% (tujuh puluh lima persen) dari nilai agunan lainnya atau sebesar nilai yang ditetapkan perusahaan penilai;

Ayat (4):

Kerugian yang berasal dari piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dibebankan pada perkiraan cadangan piutang tak tertagih.

Ayat (5):

Dalam hal cadangan piutang tak tertagih seluruhnya atau sebagian tidak dipakai untuk menutup kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (4), jumlah kelebihan cadangan tersebut diperhitungkan sebagal penghasilan;

Ayat (6):

Dalam hal cadangan piutang tak tertagih dipakai untuk menutup kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat;

(4), namun tidak mencukupi, jumlah kekurangan cadangan tersebut diperhitungkan sebagai kerugian;"

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

bahwa berdasarkan uraian di atas, berikut adalah perbandingan perhitungan Piutang dan Cadangan yang dibentuk menurut SPT Pemohon Banding/Kantor Akuntan Publik, Peneliti Pajak, Bank Indonesia, dan Permenkeu No 81/2009:

Uraian Menurut

PB/SPT/KAP Peneliti Pajak Bank Indonesia PMK 81 Kredit Yang Diberikan

(Piutang)

19.902.113.820 19.902.113.820 19.902.113.820 19.902.113.820 Cadangan yang Dibentuk

(PPAP)

(939.477.101) (585.576.341) (939.477.107) (939.477.107) bahwa dengan demikian, koreksi yang seharusnya adalah:

Cadangan PPAP yang dibentuk menurut Pemohon Banding/SPT Cadangan PPAP yang dibentuk menurut PMK 81/2009

KOREKSI FISKAL seharusnya

selisih tidak material, disebabkan karena pembulatan.

939.477.101 939.477.107 (6) bahwa Pemohon Banding tidak menerima koreksi positif atas Penghasilan di luar usaha sebesar Rp.353.900.760,00 yang merupakan koreksi atas biaya cadangan piutang tak tertagih yang tidak terpakai, jika koreksi tetap dilakukan berarti Pemohon Banding yang bergerak di bidang Perbankan (BPR) tidak diperkenankan membentuk cadangan atas resiko tidak tertagihnya piutang, dasar Hukum yang dipakai Pemohon Banding adalah:

- Undang-undang Nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 9 ayat 1 huruf c: bahwa untuk menentukan besarnya penghasilan kena pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan:

c. pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali. 1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan...

- Berdasarkan Pasal 4 PMK Nomor 81/PMK.0312009 tanggal 22 April 2009 Tentang Pembentukan Atau Pemupukan Dana Cadangan Yang Boleh Dikurangkan sebagai Biaya; Ayat (1):

Besarnya cadangan piutang tak tertagih untuk bank perkreditan rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf a angka 1 butir c) ditetapkan sebagai berikut:

a) 0,5% (setengah persen) dari piutang dengan kualitas lancar tidak termasuk Sertifikat Bank Indonesia;

b) 10% (sepuluh persen) dari piutang dengan kualitas kurang lancar setelah dikurangi dengan nilai agunan;

c) 50% (lima puluh persen) dari piutang dengan kualitas diragukan setelah dikurangi dengan nilai agunan; dan

d) 100% (seratus persen) dari piutang dengan kualitas macet setelah dikurangi dengan nilai agunan;

Ayat (2):

Besarnya nilai agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang pada cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling tinggi adalah:

a) 100% (seratus persen) dari nilai agunan yang bersifat likuid; dan

b) 75% (tujuh puluh lima persen) dari nilai agunan lainnya atau sebesar nilai yang ditetapkan perusahaan penilai;

Ayat (4)

Kerugian yang berasal dari piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dibebankan pada perkiraan cadangan piutang tak tertagih;

Ayat (5) :

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih seluruhnya atau sebagian tidak dipakai untuk menutup kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (4), jumlah kelebihan cadangan tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan;

Ayat (6)

Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih dipakai untuk menutup kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) namun tidak mencukupi, jumlah kekurangan cadangan tersebut diperhitungkan sebagai kerugian;

bahwa sehingga perhitungan cadangan seharusnya menurut Pemohon Banding adalah

Cadangan PPAP yang dibentuk menurut SPT 939.477.101 Cadangan PPAP yang dibentuk menurut PMK 81/2009 939.477.107 Koreksi Fiskal seharusnya (pembulatan) (6)

bahwa Terbanding menyampaikan tanggapannya dalam persidangan sebagai beirkut:

bahwa berdasarkan Pasal 9 ayat (1) huruf c Undang-undang No.7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan di jelaskan bahwa untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali untuk Cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank; bahwa berdasarkan Pasal 1 PMK Nomor: 81/PMK.04/2009 tanggal 22 April 2009 Tentang Pembentukan Atau Pemupukan Dana Cadangan Yang Boleh Dikurangkan Sebagai Blaya; Ayat (1) :

Pembentukan atau pemupukan dana cadangan yang boleh dikurangkan sebagal biaya yaitu : a. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang, yang meiliputi:

1. cadangan piutang tak tertagih untuk:

a) bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional; b) bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah; c) bank perkreditan rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional; d) bank perkreditan rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah; bahwa berdasarkan Pasal 4 PMK Nomor 81/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009 Tentang Pembentukan Atau Pemupukan Dana Cadangan Yang Boleh Dikurangkan Sebagai Biaya; Ayat (1):

Besarnya cadangan piutang tak tertagih untuk bank perkreditan rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf a angka 1 butir c) ditetapkan sebagai berikut:

a) 0,5% (setengah persen) dari piutang dengan kualitas lancar tidak termasuk Sertifikat Bank Indonesia;

b) 10% (sepuluh persen) dari piutang dengan kualitas kurang lancar setelah dikurangi dengan nilai agunan;

c) 50% (lima puluh persen) dari piutang dengan kualitas diragukan setelah dikurangi dengan nilai agunan; dan

d) 100% (seratus persen) dari piutang dengan kualitas macet setelah dikurangi dengan nilai

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

agunan;

Ayat (2):

Besarnya nilai agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang pada cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling tinggi adalah :

a) 100% (seratus persen) dari nilai agunan yang bersifat likuid; dan

b) 75% (tujuh puluh lima persen) dari nilai agunan lainnya atau sebesar nilai yang ditetapkan perusahaan penilai;

Ayat (4)

Kerugian yang berasal dari piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dibebankan pada perkiraan cadangan piutang tak tertagih;

bahwa berdasarkan hal tersebut di atas maka Bank Perkreditan Rakyat dapat membentuk dana cadangan piutang tak tertagih sehingga Terbanding sependapat dengan Pemohon Banding tentang pembentukan cadangan piutang tak tertagih;

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.81/PMK.03/2009 pasal 4 ayat (5) disebutkan bahwa " Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih seluruhnya atau sebagian tidak dipakai untuk menutup kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (4), jumlah kelebihan cadangan tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan " Sesuai dengan hal tersebut di atas maka cadangan piutang tak tertagih bersifat sementara karena harus dilakukan penyesuaian dengan piutang yang sebenarnya dihapuskan. Sehingga Pemohon Banding seharusnya membandingkan antara cadangan piutang tak tertagih dengan kerugian yang berasal dari piutang yang nyata - nyata tidak dapat ditagih;

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.03/2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.03/2019 tentang Piutang Yang Nyata-Nyata Tidak Dapat Ditagih Yang Dapat Dikurangkan Dan Penghasilan Bruto:

Pasal 2 ayat (1): piutang yang nvata-nyata tidak dapat ditagih yang timbul dibidang usaha bank, lembaga pembiayaan, industry, dagang dan jasa lainnva dapat dibebankan sebagai biaya dalam menghitung penghasilan kena pajak:

Pasal 3 ayat (1): Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto, sepanjang memenuhi persyaratan:

a) telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;

b) Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan

c) Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih tersebut telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang negara, atau terdapat perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur atas piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih tersebut, atau telah dipublikasikan dalam penerbitan Umum atau khusus, atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu;

Keterangan:

Dari ketentuan di atas kecuali huruf a, Pemohon Banding tidak dapat membuktikan bahwa ketiga ketentuan tersebut telah dilaksanakan oleh Pemohon Banding, padahal sangat jelas bahwa ketentuan tersebut bersifat kumulatif dan bukan alternatif;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

Contoh ilustrasi mengenai cadangan piutang tak tertagih berdasarkan peraturan perpajakan: 1. Pada saat Pembetukan cadangan piutang tak tertagih sebesar Rp100.000.000;

Biaya Cadangan Piutang Tak Tertagih Rp100.000.000

Cadangan Piutang Tak Tertagih Rp100.000.000

2. Pada saat penghapusan piutang yang nyata-nyata tak tertagih dari nasabah sebesar Rp.60.000.000;

Cadangan Piutang Tak Tertagih Rp60.000.000

Piutang Rp60.000.000

3. Pada akhir tahun dilakukan penyesuaian berapa besar Cadangan Piutang Tak Tertagih yang digunakan untuk menutup kerugian;

Cadangan Piutang Tak Tertagih Rp. 40.000.000

Penghasilan Rp. 40.000.000

bahwa penjelasan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Surat Uraian Banding, oleh karena itu, Terbanding mohon agar penjelasan ini dapat dimuat dalam amar putusan;

bahwa Majelis memerintahkan kepada Pemohon Banding untuk menjelaskan mengenai pembentukan biaya cadangan atas resiko tidak tertagihnya piutang;

bahwa Pemohon Banding mengemukakan Pemohon Banding membentuk biaya cadangan atas resiko tidak tertagihnya piutang setahun yaitu pada tahun 2009 sebesar Rp679.278.364,00; bahwa Pemohon Banding juga membentuk biaya cadangan atas resiko tidak tertagihnya piutang pada awal tahun sebesar Rp585.576.341,00;

bahwa Pemohon Banding mengemukakan pada akhir tahun keuntungan di awal dihitung ulang oleh Pemohon Banding hal ini sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/19/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 81/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009 yang menghasilkan angka Rp.939.477.101,00 inilah resiko outstanding kredit pada akhir tahun 2009;

bahwa Pemohon Banding menyampaikan closing statement dalam persidangan dengan pokok-pokok pendapat sebagai berikut:

Menurut Pemohon Banding

Secara berkala, Pemohon Banding melakukan perhitungan ulang atas nilai cadangan yang diperkenankan dibentuk, yang menghasilkan angka sbb:

Tanggal Uraian Jumlah

31/03/2009

Pengembalian Cad. Penghps Kredit

27.828.229 30/04/2009

Pengembalian Cad. Penghps

Kredit 13.801.740

30/06/2009

Pengembalian Cad. Penghps

Kredit 17.554.859

31/08/2009 Pengembalian CH Kredit 41.761.597 30/09/2009

Pengembalian Cad. Penghps

Kredit 89.445.542

31/10/2009 Pengembalian CH Kredit 16.111.636

JUMLAH 206.503.603

Jurnal:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

Cadangan Penghapusan Kredit 206.503.603

Pendapatan Operasional Lainnya 206.503.603 Pembentukan Cadangan selama 2009:

31/01/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit 65.773.715 28/02/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit

64.006.438 30/05/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit

348.104.735 31/07/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit

31.260.249 30/11/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit

162.073.176 31/12/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit

8.510.051 Jumlah 679.728.364 Jurnal:

Biaya Cadangan Penghapusan 679.728.364 Cadangan Penghapusan Kredit 679.728.364 Penghapusan Kredit selama 2009:

19/02/2009 Angsuran ke 14, Fany S 6.562.100 31/03/2009 Angsuran ke 25, Suherwanti 267.619 31/03/2009 Angsuran ke 12, Rumanto 69.718 31/03/2009 Angsuran ke 12, Neti Hidayati

458.043 31/03/2009 Angsuran ke 12, Sri Nurkhayati

617.248 31/03/2009 Angsuran ke 12, Sahid 131.000 31/03/2009 Angsuran ke 25, Suwanto 458.393 31/03/2009 Angsuran ke 12, Sarwanto 525.748 31/03/2009 Angsuran ke 12, Anik Supriyati

1.315.098 31/03/2009 Angsuran ke 12, Imam Santoso

1.556.590 31/03/2009 Angsuran ke 12, Ngatini Hadi

609.560 31/03/2009 Angsuran ke 12, Musa 764.446 31/03/2009 Angsuran ke 12, Parjiyono 610.993 31/03/2009 Angsuran ke 16, Rindina 4.520.585 Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

31/03/2009 Angsuran ke 12, Sumari

448.393 31/03/2009 Angsuran ke 12, Sigit Susilo

1.443.099 31/03/2009 Angsuran ke 36, Bambang Srinarto

5.392.632 31/03/2009 Angsuran ke 19, Agus Subekti

8.378.108 31/03/2009 Angsuran ke 18, Sarwo 2.237.840 31/03/2009 Angsuran ke 3, Sutaryanta 5.000.000 31/03/2009 Angsuran ke 24, Mujiyono 106.300 31/03/2009 Angsuran ke 6, Achmad Sulbani

47.214.137 31/03/2009 Angsuran ke 12, Karsiyem 49.331 31/03/2009 Angsuran ke 6, Masni 2.195.000 31/03/2009 Angsuran ke 6, Sukaptana 1.000.000 31/03/2009 Angsuran ke 6, Wongso 6.298.126 31/03/2009 Angsuran ke 12, Sumini 978.074 31/03/2009 Angsuran ke 6, Raisman 15.975.323 13/10/2009 Angsuran ke 6, Suyudi 4.140.497 Jumlah 119.324.001 Jurnal:

Cadangan Penghapusan Kredit 119.324.001 Piutang Kredit 119.324.001 Pasal 4 PMK No. 81 Tahun 2009 menyatakan:

Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih seluruhnya atau sebagian tidak dipakai untuk menutup kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (4), jumlah kelebihan cadangan tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan.

Menurut Pemohon Banding, ketentuan ayat diatas tidak menyatakan perbandingan antara cadangan yang telah dibentuk selama setahun dengan penghapusan kredit selama setahun. Ketentuan ini mengandung arti sebagai berikut:

1) Jika nasabah melunasi kreditnya, sementara atas kredit tersebut telah dibentuk Cadangan, maka akan terjadi kelebihan cadangan, sehingga atas cadangan kredit yang sudah lunas tersebut harus diperhitungkan sebagai penghasilan

Contoh: Ali punya sisa kredit 20 dan atas kredit Ali telah dibentuk cadangan sebesar 25. Jika Ali melunasi kreditnya, maka sebesar 15 akan diperhitungkan sebagai penghasilan.

Jurnal:

Kas 10

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

Cadangan Penghapusan 25 Piutang Kredit 20 Penghasilan 15

2) Jika terdapat penghapusan kredit yang nilainya lebih kecil dari cadangan yang telah dibentuk, maka selebihnya diperhitungkan sebagai penghasilan.

Contoh: Abu punya sisa kredit 50 dan atas kredit Abu telah dibentuk cadangan sebesar 60. Jika atas kredit Abu dihapus, maka sebesar 10 akan diperhitungkan sebagai penghasilan.

Jurnal:

Cadangan Penghapusan 60 Piutang Kredit 50 Penghasilan 10

Perhitungan Cadangan menurut Pembukuan Pemohon Banding sebagai berikut: Saldo Awal Cadangan Penghps. Kredit Rp 585.576.341

Pembentukan Cadangan 2009 Rp 679.728.364 Jumlah Pembentukan Cadangan 2009 Rp1.265.304.705

Penghapusan Kredit ( 119.324.001) Pembalikan Cadangan mjd Penghasilan ( 206.503.603)

Saldo Akhir Cadangan per 31 Des 2009 Rp 939.477.101

Berdasarkan pernyataan tersebut diatas, Terbanding sebenarnya menyetujui adanya pembentukan cadangan piutang tak tertagih yang dilakukan BPR.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

Terbanding salah dalam menafsirkan bahwa cadangan bersifat sementara. Ditafsirkan bersifat sementara, dikarenakan ketika pada akhir tahun tidak terjadi penghapusan kredit, maka seluruh cadangan yang dibentuk harus dibalik menjadi penghasilan. Dengan kata lain, cadangan hanya boleh dibentuk dari tanggal 1 Januari sampai dengan 30 Desember, sedangkan pada tanggal 31 Desember harus dibalik kembali menjadi penghasilan jika tidak ada kredit yang dihapus. Dengan demikian, semua bank yang sehat dan tidak pernah melakukan penghapusan kredit, tidak diperbolehkan membentuk cadangan. Jika demikian, maka PMK 81/2009 dan pasal 9 UU PPh yang mengatur pembentukan cadangan bagi bank menjadi tidak berlaku.

Hal ini bertentangan dengan seluruh pertimbangan yang ada dalam peraturan pajak yang mengatur cadangan bank (KMK 959/1983, KMK 80/1995, KMK 204/2000, dan PMK 81/2009). Dalam ketentuan Menteri tersebut, pertimbangan dibentuknya cadangan adalah :

1) bank dan asuransi sudah sewajarnya membentuk atau memupuk dana cadangan untuk menutup

resiko yang terjadi;

2) bagi jenis usaha bank, asuransi, sewa guna usaha dengan hak opsi, dan pertambangan

diperkenankan untuk membentuk atau memupuk dana cadangan untuk menutup risiko yang terjadi;

3) bahwa untuk menutup resiko kerugian, Bank Perkreditan Rakyatdapat membentuk dana cadangan

piutang tak tertagih sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh otoritas moneter

Di luar pertimbangan Menteri Keuangan tersebut diatas, Undang-undang memberikan pertimbangan sesuai dengan penjelasan pasal 9 ayat (1) huruf c yaitu:

Pembentukan atau pemupukan dana cadangan pada prinsipnya tidak dapat dibebankan sebagai biaya dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak. Namun untuk jenis-jenis usaha tertentu yang secara

ekonomis memang diperlukan adanya cadangan untuk menutup beban atau kerugian yangakan terjadi

di kemudian hari, yang terbatas pada piutang tak tertagih untuk usaha bank, dan sewa guna usaha dengan hak opsi, cadangan untuk usaha asuransi dan cadangan biaya reklamasi untuk usaha

pertambangan, maka perusahaan yang bersangkutan dapat melakukan pembentukan dana cadangan

yang ketentuan dan syarat-syaratnya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.

Dalam ilustrasinya, Terbanding menyatakan: Pada akhir tahun dilakukan penyesuaian berapa besar Cadangan Piutang Tak Tertagih yang digunakan untuk menutup kerugian. Dalam jurnalnya, Terbanding membalik cadangan yang tersisa pada akhir tahun (pembentukan cadangan – penghapusan kredit) menjadi penghasilan.

Pernyataan ini pasti akan menuai protes dari bank yang sehat dan tidak pernah menghapus kredit karena semua cadangan yang telah dibentuk pada awal tahun dan tahun berjalan harus dibalik seluruhnya menjadi penghasilan. Maka akan terjadi ketidakadilan perlakuan bagi bank sehat(tidak boleh membentuk cadangan) dan bank tidak sehat(boleh membentuk cadangan).

Jika melihat seluruh ketentuan dalam PMK 81/2009 tidak ada satu kalimatpun yang menyatakan kesimpulanTerbanding di atas, bahwa pada akhir tahun harus dilakukan pembalikan atas cadangan yang tidak terpakai untuk menghapus dan mengabaikan kredit yang masih beredar yang tentunya juga memiliki risiko.

Ada baiknya Terbanding melihat penafsiran DJP tentang pembentukan cadangan sesuai SE-17/PJ.223/84 tanggal 17 April 1984 yang menyatakan:

Bagi jenis usaha bank, kerugian dari piutang yang sebenarnya diderita, pertama-tama diperhitungkan

terlebih dahulu dengan jumlah cadangan penghapusan piutang ragu-ragu yang dibentuk pada

permulaan tahun pajak yang bersangkutan. Dalam hal jumlah cadangan tersebut tidak mencukupi, maka sisa kerugian penghapusan piutang tersebut seluruhnya dikurangkan dari penghasilan untuk

menghitung besarnya penghasilan kena pajak. Pada akhir tahun tersebut pembentukan cadangan

baru juga menjadi faktor pengurang dalam menghitung penghasilan kena pajak.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

Secara ilustratif, Pemohon banding akan tampilkan penafsiran yang benar dan penafsiran yang salah: a. Penafsiran yang salah

1 Jan 2009 31 Des

Kredit : 1 milyar 2 milyar Cadangan: 100 0

b.Penafsiran yang benar (1)

1 Jan 2009 31 Des

Kredit : 1 milyar 2 milyar Cadangan: 100 120 Tidak ada penghapusan Kredit Pembentukan Cadangan Baru 40 Pembalikan seluruh/sebagian cadangan: a.Cadangan 140 Penghasilan 140 atau b.Cadangan 40 Penghasilan 40 Pembentukan Cadangan Baru 40 Tidak ada penghapusan

Kredit a.Pembalikan seluruh cadangan:

Cadangan 140 Penghasilan 140

dan b.Pembentukan

Cadangan Baru dari Kredit yang beredar akhir tahun: Biaya Cad. 120 Cadangan 120 Disesuaikan dengan PMK 81/2009 Terjadi Pengakuan Penghasilan 140 atau 40 Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

c.Penafsiran yang benar (2)

1 Jan 2009 31 Des

Kredit : 1 milyar 2 milyar Cadangan: 100 120 Pembentukan Cadangan Baru 40 Tidak ada penghapusan Kredit Perhitungan kembali Cadangan yang dapat dibentuk

memperhatikan PMK 81/2009,

Jika menghasilkan angka 120, maka kelebihan cadangan diperhitungkan sebagai penghasilan: Cadangan 20 Penghasilan 20 Terjadi Pengakuan Penghasilan 140 – 120 = 20 Terjadi Pengakuan Penghasilan 20 Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

KESIMPULAN:

Berdasarkan ketentuan dan ilustrasi di atas, maka pembentukan cadangan dan pembalikannya telah dilakukan oleh Pemohon Banding dengan benar dan sesuai ketentuan yang berlaku (PMK No. 81/2009) dengan ilustrasi sebagai berikut:

1 Jan 2009 31 Des

Kredit : 22.386.363.842 19.902.113.820 Cadangan: 585.576.341 939.477.101

Dengan demikian, koreksi Terbanding atas tambahan Penghasilan Luar Usaha sebesar Rp 353.900.760,- harus dibatalkan karena tidak sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.

bahwa berdasarkan pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berpendapat bahwa yang menjadi pokok sengekata dalam banding ini adalah koreksi Penghasilan Luar Usaha oleh Terbanding yang berasal dari sisa jumlah Cadangan Piutang Tak tertagih yang tidak digunakan Pemohon Banding pada akhir periode 31 Desember 2009 sebesar Rp.353.900.760,00;

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 81/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009 tentang Pembentukan atau Pemupukan Dana Cadangan Yang Boleh Dikurangkan Sebagai Biaya, Majelis berpendapat bahwa sebagai Wajib Pajak yang bergerak dalam bidang perbankan (Badan Perkreditan Rakyat (BPR)), Pemohon Banding diperkenankan membentuk jumlah Cadangan Piutang Tak tertagih pada Neraca per 31 Desember 2009 sebagai antisipasi terhadap risiko adanya Piutang Kredit yang mungkin tidak dapat ditagih, dengan besaran sebagai berikut:

Kel. Kredit Saldo Piutang AGUNAN

Dasar Penghitungan

Cadangan

%

Tarif Nilai Cadangan

Lancar (L) 16.193.832.385 - 16.193.832.385 0,5% 80.969.162 KL 997.369.808 765.888.791 231.481.017 10% 23.148.102 Diragukan 812.192.901 657.456.676 154.736.225 50% 77.368.113 Macet 1.898.718.726 1.140.726.995 757.991.731 100% 757.991.731 Jumlah 19.902.113.820 2.564.072.462 939.477.107 Pembentukan Cadangan Baru 679.728.364 Penghapusa n Kredit 119.324.001 Menurut PMK 81/2009, Cadangan yang dapat dibentuk Rp 939.477.101, maka kelebihan cadangan diperhitungkan sebagai penghasilan: Cadangan 206.503.603 Penghasilan 206.503.603 Terjadi Pengakuan Penghasilan 206.503.603 Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

bahwa berdasarkan pemeriksaan dokumen Laporan Keuangan Audit Neraca dan Rugi Laba Tahun Pajak 2009, Majelis berpendapat bahwa penghitungan jumlah Cadangan Piutang Tak tertagih yang tercantum pada Neraca per 31 Desember 2009 oleh Pemohon Banding adalah sebagai berikut:

Saldo Awal Cadangan Piutang Tak tertagih Rp 585.576.341 Pembentukan Cadangan 2009 Rp 679.728.364 Jumlah Pembentukan Cadangan 2009 Rp1.265.304.705

Penghapusan Kredit (Rp 119.324.001) Pembalikan Cadangan menjadi Penghasilan (Rp 206.503.603)

Saldo Akhir Cadangan per 31 Des 2009 Rp 939.477.101

bahwa berdasarkan pemeriksaan dan pembuktian dalam persidangan tersebut, Majelis berpendapat Pemohon Banding telah benar dalam menghitung jumlah Cadangan Piutang Tak tertagih yang tercantum pada Neraca per 31 Desember 2009 (termasuk didalamnya terdapat selisih pembulatan), yaitu berjumlah Rp.939.477.101,00 sesuai dengan Pasal 9 ayat 1 angka (1) huruf (c) Undang-undang No 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah dengan Undang-unadng No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Jo. Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 81/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009;

bahwa menurut Majelis, pendapat Terbanding menyatakan bahwa atas jumlah Cadangan Piutang Tak tertagih pada akhir tahun 2009 yang berjumlah Rp.353.900.760,00 yang tidak digunakan untuk menutup kerugian Piutang Tak Tertagih (selisih Saldo Awal per 1 Januari 2009 Cadangan Piutang Tak tertagih sebesar Rp.585.576.341,00 dan Saldo Akhir Cadangan per 31 Des 2009 sebesar Rp.939.477.101,00) seharusnya dibalik menjadi Penghasilan Luar Usaha sebesar Rp.353.900.760,00 adalah tidak tepat dan tidak sesuai dengan maksud dan tujuan Pasal 9 ayat 1 angka (1) huruf (c) Undang-undang No 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah dengan Undang-undang No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Jo. Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 81/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009;

bahwa menurut Majelis, jika mengikuti pendapat Terbanding tersebut, maka penghitungan jumlah Cadangan Piutang Tak tertagih yang tercantum pada Neraca per 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:

Saldo Awal Cadangan Piutang Tak tertagih Rp 585.576.341 Pembentukan Cadangan 2009 Rp 679.728.364

Penghapusan Kredit (Rp 119.324.001) Pembalikan Cadangan menjadi Penghasilan (Rp 206.503.603)

Pembalikan Cadangan menjadi Penghasilan (Rp 353.900.760)

Saldo Akhir Cadangan per 31 Des 2009 Rp 585.576.341 sehingga Saldo Akhir Cadangan per 31 Desember 2009 hanya berjumlah sebesar Rp.585.576.341,00 padahal menurut ketentuan Pasal 9 ayat 1 angka (1) huruf (c) Undang-undang No 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang-undang No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Jo. Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 81/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009, Pemohon Banding diperkenankan membentuk Saldo Akhir Cadangan Piutang Tak Tertagih per 31 Desember 2009 sebesar Rp.939.477.101,00;

bahwa menurut Majelis, ketentuan pada Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 81/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009 yang menyatakan bahwa dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih seluruhnya atau sebagian tidak dipakai untuk menutup kerugian, jumlah kelebihan cadangan tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan, dimaknai bahwa perhitungan adanya penghasilan atau kerugian berkaitan cadangan piutang tak tertagih dengan dilakukan pada saat Piutang dinyatakan benar-benar tidak dapat ditagih atau dihapuskan atau berakhirnya

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(20)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

masa kredit, bukan saat akhir periode pembukuan sebagaimana pendapat Terbanding;

bahwa menurut Majelis, maksud dan tujuan Pasal 9 ayat 1 angka (1) huruf (c) Undang-undang No 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah dengan Undang-undang No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Jo. Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 81/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009 adalah memberikan pengecualian untuk dapat membentuk dana cadangan yaitu bagi Wajib Pajak yang bergerak dibidang tertentu termasuk perbankan (di dalamnya Pemohon Banding (BPR)) diperbolehkan membentuk Cadangan Piutang Tak tertagih untuk mengantisipasi risiko adanya Piutang Kredit Yang Tidak dapat Tertagih di kemudian hari dan besarannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tercermin pada Neraca akhir tahun Pemohon Banding;

bahwa dengan demikian, menurut Majelis, Koreksi Penghasilan Luar Usaha yang berasal dar pembalikan Cadangan Piutang Tak tertagih yang berjumlah Rp.353.900.760,00 tidak dapat dipertahankan;

bahwa dengan demikian, Koreksi Positif atas Penghasilan Netto Tahun Pajak 2009 sebesar Rp.353.900.760,00 yang dipertahankan dan dibatalkan Majelis sebagai berikut:

No Koreksi Penghasilan Netto

Tahun Pajak 2009 Nilai Koreksi (Rp)

Nilai Koreksi (Rp) Dipertahankan Majelis Nilai Koreksi (Rp) Dibatalkan Majelis 1 Koreksi Peredaran Usaha 353.900.760 0 353.900.760

Jumlah 353.900.760 0 353.900.760 Menimbang : bahwa dalam sengketa ini tidak terdapat sengketa mengenai kompensasi kerugian;

bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak; bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Kredit Pajak;

bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksi administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya; bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dalam persidangan Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding

Mengingat : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak dan ketentuan perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini; Memutuskan : Menyatakan mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding terhadap

KEP-212/WPJ.23/BD.06/2012 tanggal 29 Maret 2012, tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2009 Nomor: 00010/206/09/542/11 tanggal 20 April 2011 atas nama: PT. XXX, dengan perhitungan sebagai berikut :

Penghasilan Netto (Rugi) Rp (116.664.174,00) PPh Terutang Rp - Kredit Pajak Rp 13.036.029,00 PPh Kurang (Lebih) Bayar Rp (13.036.029,00) Sanksi Administrasi Pasal 13 (2) UU KUP Rp - PPh Yang Masih Harus (Lebih) Dibayar Rp (13.036.029,00)

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(21)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Apabila pada rasio kelangsingan vertikal dimensi konsolidasi dam yang melewati batas garis eksentrisitas e = 1,3 m, maka bangunan tidak memenuhi syarat

Leukemia limfositik kronik (LLK) adalah penyakit limfoproliferatif klonal sel-B dengan limfosit yang berakumulasi dalam darah, sumsum tulang, dan sering pada kelenjar getah bening

Melihat pemahaman wajib pajak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dan mengingat juga bahwa penerapan peraturan pajak hotel atas rumah kos

Dalam wawancara dengan pengasuh dan anak asuh pada Mei 2016, beberapa remaja di panti asuhan kurang memiliki kepercayaan diri yang baik dengan cenderung menariik diri

Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual

Begitu juga dengan sifat -sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rakhmat dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi tentang “Pengaruh Penambahan Natrium Nitrat

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan