• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLIKASI PENGUNGKAPAN BEBAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA KINERJA PASAR PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLIKASI PENGUNGKAPAN BEBAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA KINERJA PASAR PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

IMPLIKASI PENGUNGKAPAN BEBAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA KINERJA PASAR PERUSAHAAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti secara empiris pengaruh pengungkapan beban CSR pada kinerja pasar perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menguji perbedaan kinerja pasar perusahaan keuangan dan non keuangan yang mengungkapkan beban CSR di BEI.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan keuangan dan non keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probabilitas sampling dengan metode purposive sampling. Jumlah sampel adalah 29 perusahaan terdiri dari 11 peusahaan keuangan dan 18 perusahaan non keuangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji regresi linear sederhana dan uji independent sample t-Test. Model regresi telah lulus uji asumsi klasik.

Hasil pengujian menunjukkan terdapat pengaruh negatif signifikan antara pengungkapan beban CSR dengan kinerja pasar perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2011-2015. Setelah pengujian yang lebih spesifik pada perusahaan keuangan dan non keuangan, diketahui bahwa pada perusahaan keuangan menunjukkan tidak ada pengaruh. Namun berbeda dengan perusahaan non keuangan, terdapat pengaruh negatif signifikan antara pengungkapan beban CSR dengan kinerja pasar perusahaan. Lebih lanjut lagi diketahui tidak terdapat perbedaan kinerja pasar perusahaan antara perusahaan keuangan dan non keuangan yang mengungkapkan beban CSR tersebut.

Kata Kunci: Pengungkapan Beban Corporate Social Responsibility, Kinerja Pasar, Perusahaan, Perusahaan Keuangan, Perusahaan Non Keuangan.

(2)

2

THE IMPLICATION OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY EXPENSES DISCLOSURE ON COMPANIES MARKET PERFORMANCE

THAT LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

ABSTRACT

The purpose of this study was to obtain empirical evidence of the influence of the disclosure of CSR expense on the market performance of companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) and examine the differences in market performance of financial and non financial companies that disclose the CSR expenses in BEI.

The population in this study is the financial and non financial companies listed on the BEI in 2011 until 2015. The sampling technique used in this study is non probability sampling with purposive sampling method. The number of samples are 29 companies, consisted of 11 financial companies and 18 non financial companies. Data analysis technique used is simple linear regression test and independent sample t-test. The regression model has passed the test classic assumptions.

The result showed there is significant negative effect between the dissclosure of CSR expense with the market performance of companies listed on BEI on 2011-2015 time period. After more spesific test on financial company and non financial company, it is found that in the financial company shows no effect. But unlike non financial company, there is significant negative effect between the disclosure of CSR expense with company’s market performance. Furthermore it is found that there is no difference in market performance on both financial and non financial company that disclose their CSR expense.

Keywords: The Disclosure of Corporate Social Responsibility Expense, Companies Market Performance, Financial Companies, Non Financial Companies.

(3)

3 RINGKASAN

IMPLIKASI PENGUNGKAPAN BEBAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA KINERJA PASAR PERUSAHAAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Teori signalling menyatakan bahwa suatu informasi dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk memberikan sinyal kepada pihak yang berkepentingan. Salah satu media penyampaian informasi yang biasanya digunakan oleh perusahaan adalah dalam laporan tahunan. Informasi ini bagi investor maupun calon investor merupakan suatu kebutuhan yang mendasar karena dengan adanya informasi yang informatif memungkinkan para investor untuk melakukan pengambilan keputusan. Dewasa ini investor tak lagi memfokuskan kepada informasi keuangan perusahaan saja melainkan mulai peduli terhadap informasi mengenai kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan. Investor berpendapat bahwa dengan hanya melihat kondisi keuangan semata tidak cukup menjamin nilai perusahaan akan bertumbun secara berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan akan terjamin dengan didukung oleh kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan.

CSR merupakan sebuah tanggung jawab yang dilakukan perusahaan terhadap dampak-dampak dari keputusan yang dilakukan pada masyarakat serta lingkungan. Tanggung jawab ini diaplikasikan dalam bentuk tindakan etis serta transparan dan tidak bertentangan dengan pembangungan berkelanjutan. Pengungkapan akan informasi CSR oleh perusahaam di BEI menggunakan berbagai cara yang berbeda. Dapat dilihat dengan sudut sandang yang berbeda seperti tingkat pengungkapan, tema yang diungkapkan, tipe pengungkapan serta lokasi pengungkapan. Selain itu dapat juga dilihat pada beban sosial yang diungkapkan oleh perusahaan di laporan keuangan.

Adanya informasi CSR yang diungkapkan perusahaan pada laporan tahunan nantinya diharapkan akan memberikan sinyal kepada investor. Informasi akan bernilai tambah jika informasi tersebut direspon oleh investor di pasar modal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti secara empiris pengaruh pengungkapan beban CSR pada kinerja pasar perusahaan yang terdaftar di BEI dan untuk menguji perbedaan kinerja pasar perusahaan keuangan dan non keuangan yang mengungkapkan beban CSR di BEI.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder eksternal. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan keuangan dan non keuangan terdaftar di BEI periode 2011-2015. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probabilitas sampling yaitu metode porpusive sampling. Setelah dilakukan pemilahan sampel, maka didapatkan sampel akhir sebanyak 11 perusahaan keuangan dan 18 perusahaan non keuangan. Teknk analisis data yang digunakan adalah uji regresi linear sederhana dan uji beda parametrik Independent Sample t-Test.

(4)

4

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan beban CSR berpengaruh negatif signifikan pada kinerja pasar perusahaan di BEI. Pada perusahaan keuangan dibuktikan bahwa pengungkapan beban CSR tidak berpengaruh signifikan pada kinerja pasar perusahaan. Hasil pada perusahaan non keuangan diketahui bahwa pengungkapan beban CSR berpengaruh negatif signifikan pada kinerja pasar perusahaan. Pada investasi periode jangka pendek pasar merespon negatif pengungkapan beban CSR dikarenakan beban operasi perusahaan yang muncul disebabkan oleh beban kegiatan CSR berdampak pada berkurangnya besaran laba perusahaan dan berimbas pada tingkat return yang didapatkan investor. Pada pasar saham yang berkembang kegiatan CSR tidak mempengaruhi kinerja perusahaan, terutama untuk perusahaan keuangan dimana kegiatan bisnisnya tidak secara langsung berdampak pada lingkungan dan sosial masyarakat. Bukti lain yang ditemukan dalam penelitian ini adalah tidak adanya perbedaan kinerja pasar perusahaan keuangan dan non keuangan yang mengungkapkan beban CSR. Investor cenderung kurang fokus pada jenis perusahaan yang memberikan informasi mengenai pengungkapan beban CSR dan lebih menyukai informasi keuangan. Perilaku itu mengakibatkan investor tidak memberikan respon yang berbeda apakah perusahaan keuangan dan non keuangan melakukan pengungkapan beban CSR secara rinci atau tidak.

Kesimpulan penelitian ini adalah didukungnya teori signalling, dimana perusahaan di BEI dan perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI bereaksi pada waktu pengumuman pengungkapan beban CSR diterima oleh pasar. Akan tetapi khusus untuk perusahaan keuangan teori signalling tidak berlaku karena pasar tidak merespon ketika terjadi pengungkapan informasi beban CSR. Investor dalam pasar saham yang masih berkembang seperti di Indonesia ketika menentukan keputusan investasi lebih berfokus pada informasi kinerja keuangan perusahaan. Investor umumnya belum menitikberatkan informasi mengenai keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang seperti informasi pengungkapan beban CSR dan lebih berfokus pada bagaimana perusahaan dapat melakukan pengembalian return yang tinggi terhadap dana yang telah diinvestasikan.

Saran yang dapat diberikan adalah investor diharapkan untuk menyadari akan pentingnya pengungkapan informasi beban CSR dan menggunakan informasi CSR sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam melakukan investasi. Perusahaan yang melakukan kegiatan CSR menandakan bahwa perusahaan mampu dalam melakukan pembiayaan dan perusahaan memperhatikan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan dan masyarakat disekitar perusahaan beserta stakeholder lainnya.

(5)

5 DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PRASYARAT GELAR ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ... v

UCAPAN TERIMAKASIH... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

RINGKASAN ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Teori Sinyaling ... 10

2.1.2 Akuntansi Sosial ... 11

2.1.3 Corporate Social Responsibility (CSR) ... 13

2.1.4 Pengungkapan CSR ... 19

2.1.5 Manfaat Pengimplementasian CSR ... 21

2.1.6Kinerja Perusahaan ... 22

2.1.7 Abnormal Return Sebagai Indikator Kinerja Pasar ... 23

2.2 Penelitian Sebelumnya ... 25

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir ... 30

3.2 Konsep Penelitian... 34

3.3 Hipotesis Penelitian ... 34

3.3.1Pengungkapan Beban CSR pada Kinerja Pasar Perusahaan 34 3.3.2 Kinerja Pasar Perusahaan yang Mengungkapkan Beban CSR 37 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian ... 39

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41

(6)

6

4.3 Penentuan Sumber Data ... 41

4.3.1 Jenis Data ... 41

4.3.2 Sumber Data ... 42

4.4 Metode Penentuan Sampel ... 42

4.5 Variabel Penelitian ... 43

4.5.1 Identifikasi Variabel ... 43

4.6 Definisi Variabel Operasional ... 44

4.6.1 Definisi Operasional Variabel Terikat ... 44

4.6.2 Definisi Operasional Variabel Bebas ... 45

4.7 Analisis Data ... 47

4.7.1 Uji Asumsi Klasik ... 47

4.7.2 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 49

4.7.3 Pengujian Goodness of Fit ... 49

4.7.4 Uji Beda Parametrik Independent Sample t-Test ... 50

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil ... 52

5.1.1 Deskripsi Sampel ... 52

5.1.2 Statistik Deskriptif ... 53

5.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 54

5.2.1 Uji Normalitas ... 54

5.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... 56

5.4.3 Uji Autokorelasi ... 56

5.3 Pengujian Hipotesis ... 57

5.3.1 Pengungkapan Beban CSR Berpengaruh Positif Signifikan Pada Kinerja Pasar Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 57

5.3.2 Perbedaan Kinerja Pasar Perusahaan Keuangan dan Non Keuangan yang Mengungkapkan Beban CSR di Bursa Efek Indonesia ... 61

5.4 Pembahasan ... 62

5.4.1 Pengungkapan Beban CSR Berpengaruh Pada Kinerja Pasar Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 61

5.4.2 Perbedaan Kinerja Pasar Perusahaan Keuangan dan Non Keuangan yang Mengungkapkan Beban CSR di Bursa Efek Indonesia ... 65

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan ... 67

6.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN

(7)

7

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

5.1 Hasil Seleksi Sampel Penelitian ... 52

5.2 Statistik Deskriptif ... 53

5.3 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Hipotesis H1a ... 57

5.4 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Hipotesis H1b ... 59

5.5 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Hipotesis H1c ... 60

5.6 Hasil Uji Beda Parametrik Independent Sample t-Test ... 61

(8)

8

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Daftar Perusahaan Sampel ... 77

2 Data Penelitian ... 78

3 Deskriptif Statistik ... 82

4 Hasil Uji Normalitas Hipotesis H1a ... 83

5 Hasil Uji Normalitas Hipotesis H1b ... 84

6 Hasil Uji Normalitas Hipotesis H1c ... 85

7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis H1a ... 86

8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis H1b ... 87

9 Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis H1c ... 88

10 Hasil Uji Hipotesis H1a ... 89

11 Hasil Uji Hipotesis H1b ... 90

12 Hasil Uji Hipotesis H1c ... 91

13 Hasil Uji Beda Parametrik Independent Sample t-Test………... 92

(9)

9

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

3.1Kerangka Berpikir ... 33

3.2Konsep Penelitian Hipotesis H1a, H1b dan H1c ... 34

3.3Konsep Penelitian Hipotesis H2 ... 34

4.1 Rancangan Penelitian ... 40

(10)

10 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Teori signalling menjelaskan bahwa suatu informasi dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk memberikan sinyal kepada pihak yang berkepentingan, baik itu sinyal positif ataupun sinyal negatif. Manajemen perusahaan yang memiliki informasi lebih baik akan kondisi perusahaan mempunyai keinginan untuk mengungkapkan informasi tersebut. Salah satu media penyampaian informasi yang dilakukan manajemen kepada pihak yang membutuhkan adalah laporan tahunan. Pada laporan tahunan tersebut terdapat laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan (Hendarti, 2006). Bagi para investor dan calon investor informasi merupakan kebutuhan yang mendasar karena dengan adanya informasi yang lengkap, akurat, relevan dan tepat waktu memungkinkan para investor dapat melakukan pengambilan keputusan secara rasional sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan (Nurdin dan Cahyandito, 2006).

Akuntansi konvensional yang selama ini berkembang diketahui bahwa pelaporan akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan lebih banyak digunakan sebagai media pertanggung jawaban kepada stockholders dan bondholders. Orientasi perusahaanpun cenderung lebih mengarah pada laba material, sehingga perusahaan melakukan pemborosan dalam penggunaan sumber alam dan masyarakat (sosial) dengan tak terkendali dan berdampak pada keadaan lingkungan

(11)

11

yang akhirnya mengganggu kehidupan manusia (Anggraini, 2006). Hal tersebut mengakibatkan akuntansi konvensional sekarang ini sudah mulai dikritik dikarenakan tidak mampu lagi mengakomodir kepentingan masyarakat secara luas. Hal ini memicu munculnya suatu konsep akuntansi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu akuntansi pertanggung jawaban sosial atau akuntansi sosial. Perusahaan dituntut untuk mengungkapkan informasi yang transparan serta akuntabel mengenai tata kelola perusahaan dan memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya. Hendarti (2006) mengungkapkan dewasa ini telah terjadi perubahan paradigma bila selama ini produk akuntansi dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik saham, kini paradigma tersebut diperluas menjadi pertanggungjawaban kepada seluruh stakeholder.

McGuire et al. (1988) berpendapat bahwa pihak yang berkepentingan lebih peduli pada tanggung jawab sosial serta pengungkapan beban sosial terutama dalam keputusan ekonominya. Investor yang tertarik pada isu tanggung jawab sosial ini berkaitan dengan pemilihan investasi, dimana investor lebih memilih investasi yang menguntungkan. Eipstein dan Freedman (1994) mengatakan investor individual lebih tertarik pada informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Informasi tersebut berupa keamanan dan kualitas produk beserta aktivitas lingkungan. Selain itu investor individual juga meminta informasi mengenai etika, dan juga hubungan dengan karyawan serta masyarakat. Anggraini (2006) mengungkapkan pengambilan keputusan dengan hanya melihat pada aspek laba suatu perusahaan dirasa kurang relevan lagi oleh para investor. Investor lebih

(12)

12

tertarik mengenai informasi tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) yang dilaporkan dalam laporan tahunan.

CSR menurut World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) (1999) adalah komitmen yang berkelanjutan oleh dunia usaha untuk memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi dan juga meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja dan keluarga beserta komunitas dan masyarakat pada umumnya. Sukanto (2012) menyatakan CSR sekarang ini sering dianggap sebagai inti dari etika bisnis, dimana perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomi pada shareholders dan bondholders tetapi juga kewajiban-kewajiban pada pihak lain. CSR bukan lagi hanya berpegangan pada tanggung jawab single bottom line yaitu, nilai perusahaan yang hanya digambarkan oleh kondisi keuangan saja melainkan lebih berpijak pada triple bottom lines yang meliputi aspek keuangan, sosial dan lingkungan. Keberlanjutan perusahaan tidak akan terjamin apabila hanya berpegangan pada kondisi keuangan semata, perusahaan juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungan guna menghindari resistensi dari masyarakat sekitar (Untung, 2008 dalam Fitriani, 2013). Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74 ayat 1 menjelaskan bahwa perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Perusahaan selain kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam dalam hal ini sektor keuangan dalam Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tidak secara jelas disebutkan kewajibannya dalam melakukan pengungkapan CSR. Walaupun tidak secara jelas disebutkan

(13)

13

dalam peraturan, perusahaan keuangan juga memiliki tanggung jawab pada kegiatan CSR. Hal ini dikarenakan perusahaan keuangan merupakan pihak intermediasi dalam menerima dan memberikan pendanaan pada pihak ketiga yang secara langsung berhubungan dengan berbagai komunitas lingkungan masyarakat (Putranto dan Kewal, 2014).

Sebagian besar perusahaan mengungkapkan aktivitas CSR-nya dalam laporan tahunan perusahaan atau laporan khusus CSR. Global Reporting Intiative (GRI) memfokuskan tiga pengungkapan CSR, yaitu: indikator kinerja ekonomi terdiri dari sembilan item, indikator kinerja lingkungan terdiri dari 30 item dan indikator kinerja sosial terdiri dari 40 item yang meliputi aspek tenaga kerja, hak asasi manusia sosial dan tanggung jawab produk (Vijaya, 2012). Selain itu Yamagami dan Kokobu (1991) juga mengatakan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dapat dilakukan dengan berupa beban sosial yang dikelompokkan berdasarkan 1) lingkungan, 2) lingkungan masyarakat, 3) kepegawaian, 4) penelitian dan pengembangan dan 5) aktivitas international.

Informasi CSR yang dilaporkan perusahaan dalam laporan tahunan nantinya diharapkan mampu memberikan sinyal kepada investor. Informasi akan bernilai tambah bagi investor jika informasi tersebut direspon oleh investor di pasar modal. Apabila informasi tersebut direspon dan dibarengi dengan kenaikan pembelian saham sehingga terjadi kenaikan harga saham yang melebihi return yang diekpektasikan oleh investor maka informasi CSR merupakan informasi yang memberikan nilai tambah bagi investor (Cheng dan Christiawan, 2011).

(14)

14

Penelitian mengenai CSR telah banyak dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri. Berikut beberapa penelitian tentang CSR di luar negeri, Hall dan Rieck (1998) menggunakan sampel perusahaan yang melakukan kegiatan sosial (CSR) periode 1982-1995 di Wall Street Journal. Bukti pertama mengatakan bahwa kegiatan tanggung jawab sosial memiliki dampak positif pada kinerja pasar perusahaan. Hasil kedua diketahui bahwa pasar membuat keputusan secara berbeda pada berbagai jenis pengungkapan kegiatan sosial. Wang (2011) dalam penelitiannya menemukan bukti bahwa perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial lebih akan memiliki kinerja yang bagus dalam pasar saham daripada perusahaan yang kurang memiliki tanggung jawab sosial. Selanjutnya dikatakan juga bahwa perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial memiliki citra perusahaan yang baik dimata investor, sehingga akan berimbas pada kinerja saham yang lebih baik.

Wesha et al. (2012) membuktikan bahwa CSR mempunyai pengaruh positif dengan kinerja perusahaan dan penting bagi perusahaan sektor perbankan untuk melakukan kegiatan CSR. Begitupula dengan penelitian oleh Lentner et al. (2015) diungkapkan bahwa perbankan memiliki strategi berbeda dalam melakukan kegiatan CSR, dengan melakukan CSR akan memberikan dampak pada kestabilan keuangan dan berpengaruh pada kinerja perusahaan. Hasil penelitian di luar negeri umumnya sebagian besar membuktikan bahwa dengan melakukan kegiatan CSR akan memberikan dampak pada perusahaan salah satunya adalah meningkatnya kinerja pasar perusahaan. Hal ini menandakan bahwa investor di luar negeri

(15)

15

memberikan perhatian yang lebih dan menggunakan informasi CSR sebagai salah satu pertimbangan dalam keputusan investasi.

Di Indonesia sendiri penelitian mengenai CSR memberikan hasil yang cukup beragam, seperti studi oleh Sukanto (2012) mendapatkan hasil bahwa pengungkapan CSR environmental, economic dan social secara positif signifikan berpengaruh pada stock returns yang mengindikasikan bahwa investor menggunakan informasi CSR untuk pengambilan keputusan investasi. Penelitian Ilmi, dkk. (2015) mengungkapkan bahwa program CSR yang dilakukan perusahaan pertambangan berpengaruh pada keputusan investasi investor di pasar modal dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Sejalan dengan penelitian Budiman dan Juniarti (2015) juga membuktikan CSR berpengaruh positif terhadap abnormal return perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi.

Selain itu terdapat juga hasil penelitian yang tidak konsisten dengan penelitian tersebut yaitu Oktavia dan Juniarti (2015) dimana dibuktikan bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap comulative abnormal return (CAR). Berikutnya ada Titisari, dkk (2010) membuktikan bahwa CSR tidak berpengaruh pada stock return yang diproksi dengan CAR. Menandakan bahwa investor kurang memberikan perhatian terhadap aktivitas sosial perusahaan dalam memutuskan investasi.

Beberapa penelitian di Indonesia yang diungkapkan sebelumnya masih memberikan hasil yang beragam maka dari itu peneliti ingin melakukan pengujian kembali. Peneliti ingin mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh Cheng dan Christiawan (2011) serta Wang (2011). Penelitian sebelumnya secara berturut-turut diketahui membahas tentang pengungkapan CSR yang didasarkan pada GRI dan

(16)

16

Corpotrate Social Responsibility Index (CSRI). Serta melakukan pengujian tentang pengaruh CSR pada abnormal return dan kinerja saham. Sampel yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah perusahaan yang berhubungan dengan sumber daya alam dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Taiwan. Hasil penelitian diketahui bahwa pengungkapan CSR dalam laporan tahunan berpengaruh positif signifikan pada abnormal return dan CSR memiliki pengaruh positif signifikan pada kinerja saham.

Peneliti ingin kembali melanjutkan penelitian mengenai tema yang serupa tetapi tidak menggunakan GRI atau CSRI sebagai pengungkapan CSR melainkan menggunakan pengungkapan beban CSR yang diungkapkan oleh perusahaan. Penelitian ini akan mengaitkan pengaruh antara pengungkapan beban CSR dengan kinerja pasar perusahaan yang diukur menggunakan cumulative abnormal return. Perusahaan yang digunakan bukan hanya perusahaan yang berhubungan dengan sumber saya alam tetapi semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) termasuk sektor keuangan periode 2011-2015 dengan total jumlah perusahaan 432. Jumlah perusahaan keuangan yang terdaftar beturut-turut selama periode 2011-2015 sejumlah 65 dan untuk perusahaan non keuangan berjumlah 367 perusahaan.

(17)

17 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut,

1) Bagaimana pengaruh pengungkapan beban CSR pada kinerja pasar perusaaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2) Bagaimana perbedaan kinerja pasar perusahaan keuangan dan non keuangan yang mengungkapkan beban CSR di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Untuk mendapatkan bukti secara empiris pengaruh pengungkapan beban CSR pada kinerja pasar perusaaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2) Untuk menguji perbedaan kinerja pasar perusahaan keuangan dan non keuangan yang mengungkapkan beban CSR di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1) Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam pengembangan teori signalling. Teori signalling menjelaskan bahwa perusahaan memanfaatkan informasi yang dimiliki untuk memberikan

(18)

18

sinyal kepada investor ataupun calon investor. Baik itu sinyal baik ataupun buruk dengan harapan investor dan calon investor akan bereaksi ketika informasi tersebut diumumkan.

2) Kegunaan Praktis

Adanya penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para investor mengenai informasi apa saja yang diungkapkan oleh perusahaan. Informasi tersebut nantinya diharapkan dapat menjadi suatu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh investor. Bagi perusahaan penelitian ini nantinya dapat memberikan gambaran bahwa informasi yang diungkapkan oleh perusahaan direspon oleh investor dan berdampak terhadap kinerja perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan karakter mobil dibuat semudah mungkin oleh Penulis dengan menggunakan Sphere lalu di modifikasi, dan Spline yang diberikan dimensi dengan menggunakan Extrude .Dalam

Oleh karena nilai tersebut berada di antara 2 dan 4 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi otokorelasi untuk persamaan regresi variabel prestasi belajar atas variabel uang

Selain terjadi pertumbuhan areal dan perkembangan kawasan pada kota metropolitan, terjadi pula pembentukan pusat-pusat kota ( the centre of city ) dalam areal kawasan yang cukup

Tabel di bawah ini menunjukkan persentase sikap responden yang baik meningkat dari 62,5% menjadi 93,8% dan sikap responden yang cukup menurun dari 37,5% menjadi 6,3%

Penggunaan dan Jumlah Barang yang Digunakan dalam Usahatani Jeruk Keprok untuk Satu Hektar per Tahun di Desa Terentang III Kecamatan Koba Kabupaten Bangka Tengah

4.4.3 Personal Financial Need dengan Proksi Kepemilikan Saham Oleh Orang Dalam sebagai variabel untuk mendeteksi Financial Statement Fraud dengan Proksi

Solusi yang terpilih sebagai solusi terbaik adalah menggunakan bentuk penutup pisau yang tertutup penuh, dengan sistem pelindung mata pisau yang hanya akan terbuka bila terdorong

Keempat, bentuk tokoh dan penokohan yang terdapat dalam cerpen Pilihan Kompas 2017. Tokoh Embu merupakan tokoh utama dan seorang janda cantik yang menyayangi