• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakterisasi Gen Opsin Sensitif Ultraviolet (UVop) pada Lebah Apis cerana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakterisasi Gen Opsin Sensitif Ultraviolet (UVop) pada Lebah Apis cerana"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

LEBAH

Apis cerana

RUT NORMASARI

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

RUT NORMASARI. Karakterisasi Gen Opsin Sensitif Ultraviolet (UVop) pada Lebah Apis cerana. Dibimbing oleh RIKA RAFFIUDIN dan ACHMAD FARAJALLAH.

Lebah memiliki penglihatan trikromatik karena mempunyai tiga fotoreseptor dengan puncak sensitivitas 540 nm (sensitif hijau), 435 nm (sensitif biru) dan 335 nm (sensitif UV). Pada

Apismellifera, gen opsin sensitif UV (UVop) terdiri atas delapan ekson dan tujuh intron. Pada A.

cerana belum ada data tentang gen UVop. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi gen UVop pada Apis cerana. Primer nukleotida disusun berdasarkan urutan DNA UVop lebah A. mellifera. Penelitian ini berhasil mengkarakterisasi lima ekson dan lima intron dengan ukuran 959 pasang basa. Gen UVop A. cerana terletak pada ekson tiga sampai dengan tujuh berdasarkan cDNA UVop A. mellifera. Analisis homologi ekson tiga sampai dengan lima menunjukkan kesamaan sebesar 96% dan ekson enam sampai dengan tujuh sebesar 97% antara UVop kedua spesies lebah. Pada ekson UVopA. cerana terdapat 21 perbedaan nukleotida yang didominasi oleh transisi basa. Empat perbedaan nukleotida pada ekson menyebabkan perubahan asam amino sedangkan perbedaan nukleotida yang lain merupakan silent mutation. Semua intron UVop A. cerana terletak pada posisi yang sama dengan intron pada UVop A.

mellifera. Seluruh intron didominasi oleh basa AT (63.01%) dan diawali dengan basa GT dan diakhiri dengan basa AG.

ABSTRACT

RUT NORMASARI. Characterization of Apis cerana Ultraviolet Sensitive Opsin Gene (UVop). Supervised by RIKA RAFFIUDIN and ACHMAD FARAJALLAH.

Honey bee possesses trichromatic vision cause has three photoreceptors with sensitivity peak at 540 nm (green sensitive), 435 nm (blue sensitive), and 335 nm (UV sensitive). A. mellifera

UV sensitive opsin (UVop) gene consists of eight exons and seven introns. There is lack of UVop

gene data in A. cerana as yet. Hence, the aim of this research was to characterize A. ceranaUVop

(3)

KARAKTERISASI GEN OPSIN SENSITIF ULTRAVIOLET (

UVop

) PADA

LEBAH

Apis cerana

RUT NORMASARI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Judul

: Karakterisasi Gen Opsin Sensitif Ultraviolet (UVop) pada Lebah

Apis cerana

Nama

: Rut Normasari

NIM

: G34103013

Menyetujui:

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Dr. Ir. Rika Raffiudin, M.Si.

Dr. Ir. Achmad Farajallah, M.Si.

NIP. 131999583

NIP. 131878947

Mengetahui:

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Dr. Drh. Hasim, DEA

NIP. 131578806

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tuban pada tanggal 2 Oktober 1984 dari ayah Sukarman dan ibu Wagiarti. Penulis merupakan putri keempat dari empat bersaudara.

Tahun 2003 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Tuban dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

(6)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dpilih dalam penelitian ini ialah Karakterisasi Gen Opsin Sensitif Ultraviolet (UVop) pada Lebah Apis cerana.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Rika Raffiudin, M.Si dan Dr. Ir. Achmad Farajallah, M.Si selaku pembimbing yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, masukan, dan dorongan kepada penulis. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Aris Tri Wahyudi, M.Si selaku penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis. Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada Bapak Bambang Suryobroto, Ibu Taruni Sri Prawasti, Ibu RR Dyah Perwitasari, Bapak Tri Heru Widarto, Bapak Tri Atmowidi, Bapak Adi, Mba Tini, Mba Kanthi, Mba Zulfarida Syamsi, dan Pak Joni atas semua fasilitas, bimbingan, nasihat, dan dorongan yang telah diberikan. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ayah, Ibu, Kakak-kakak, dan Mas Sabar atas dukungan, doa, cinta dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis. Terima kasih juga kepada Sari dan Wahyu atas dukungan, dan persahabatan yang telah terjalin selama ini. Tak lupa kepada Indra, Mba Ani, Nico, Wildan, Wafa, Lusi, Rini, Citra, teman-teman zoologi, Biologi 40, serta teman-teman pemuda Advent Bogor atas dukungan, canda tawa, dan kekompakannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2008

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR GAMBAR………... viii

DAFTAR LAMPIRAN……… viii

PENDAHULUAN……… 1

METODE Objek Penelitian………. 1

Ekstraksi DNA………... 1

Amplifikasi DNA………... 2

Elektroforesis dan Pewarnaan DNA………... 2

Pengurutan (Sequencing) dan Penyejajaran (Alignment) DNA ……..……….. 2

HASIL Ekstraksi dan Amplifikasi DNA... 3

Pengurutan (Sequencing) dan Penyejajaran (Alignment) DNA………... 3

PEMBAHASAN... 7

SIMPULAN... 7

SARAN... 8

DAFTAR PUSTAKA... 8

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Primer yang digunakan untuk mengamplifikasi daerah UVop A.

cerana... 1

2 DNA hasil amplifikasi UVopA. cerana dan perkiraan ukuran intron berdasarkan

cDNA UVop A. mellifera... 3

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Lebah madu A. cerana... 1

2 DNA hasil amplifikasi UVopA. cerana... 3

3 Alignment cDNA A. mellifera (U70841) dengan DNA hasil pengurutan F2R2 dan

F3R3 UVopA. cerana... 5

4 Posisi intron (i) dan ekson (e) UVopA. mellifera dan A. cerana... 5

5 Alignment asam amino ekson tiga sampai dengan tujuh UVopA. cerana dengan

A. mellifera (U70841)... 6

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Kromatogram hasil pengurutan DNA UVop A. cerana menggunakan primer

UVopsF2... 10

2 Kromatogram hasil pengurutan DNA UVop A. cerana menggunakan primer

UVopsR2... 11

3 Kromatogram hasil pengurutan DNA UVop A. cerana menggunakan primer

UVopsF3... 12

4 Kromatogram hasil pengurutan DNA UVop A. cerana menggunakan primer

(9)

PENDAHULUAN

Lebah madu merupakan serangga sosial yang hidup bersama membentuk satu koloni di dalam satu sarang. Koloni lebah terdiri atas kasta reproduktif dan kasta non reproduktif. Kasta reproduktif terdiri atas lebah ratu (queen) dan lebah jantan (drone). Kasta non-reproduktif terdiri atas lebah pekerja (worker) (Winston 1987). Sebagian besar anggota koloni lebah adalah lebah pekerja yang bertugas sebagai pencari makan yang berupa nektar dan tepung sari (Michener 1974).

Pembagian tugas pada lebah pekerja didasarkan atas umur lebah (age related division of labor) yaitu tugas di dalam sarang dan di luar sarang. Lebah pekerja tinggal di dalam sarang 2-3 minggu pertama setelah menetas dan kemudian mulai mencari makan (Winston 1987). Lebah madu Apis cerana

(Gambar 1) termasuk ke dalam Ordo Hymenoptera, Famili Apidae, Subfamili Apinae (Borror et al. 1982).

Lebah merupakan hewan dengan perilaku insting yang dominan. Insting merupakan salah satu jenis tingkah laku klise (stereotyped behaviour) yang diturunkan secara genetik (innate) akibat struktur yang dimiliki oleh hewan tersebut (Dethier 1964). Hal ini berarti ada gen yang menyandikan untuk tingkah laku tersebut. Tingkah laku mencari makan (foraging) lebah terjadi pada waktu-waktu tertentu dengan tepat.

Pada saat mencari makan, lebah pekerja menggunakan matahari sebagai penunjuk arah menuju sumber makanan dan untuk kembali ke sarang. Pada saat mendung, lebah pekerja tetap mampu menggunakan matahari karena gelombang ultraviolet (UV) mampu menembus awan sehingga gelombang UV lebih dominan daripada spektrum cahaya tampak (Winston 1987). Selain itu, penglihatan UV mempunyai peranan penting dalam membedakan bunga dan mendeteksi madu pada bunga dari beberapa spesies tanaman, polarisasi penglihatan, orientasi

(Spaethe & Briscoe 2005), navigasi, dan memilih pasangan (Salcedo etal. 2003).

Lebah A. mellifera memiliki penglihatan trikromatik karena mempunyai tiga fotoreseptor dengan puncak sensitivitas 540 nm (sensitif hijau), 435 nm (sensitif biru) dan 335 nm (sensitif UV). Di dalam fotoreseptor terdapat pigmen yang disebut rhodopsin. Dari ketiga jenis rhodopsin yang ada pada mata majemuk A. mellifera, rhodopsin ultraviolet adalah yang paling menarik dalam kaitannya dengan ekologi, fisiologi, dan evolusi (Bellingham et al. 1997). Rhodopsin ini disandikan oleh gen opsin sensitif UV (UVop).

Lebah A. mellifera merupakan salah satu hewan model yang sudah banyak dipelajari, sehingga A. mellifera digunakan sebagai pembanding untuk hewan lainnya. Berdasarkan analisis cDNA, gen UVop A.

mellifera terdiri atas tujuh intron dan delapan ekson (Bellingham et al. 1997). Kedelapan ekson terdiri atas 377 asam amino atau 1131 pasang basa (pb). Analisis lebih lanjut oleh Bellingham etal. (1997) menunjukkan bahwa panjang total intron sebesar 861 pb. Sepengetahuan kami, pada A. cerana belum ada data tentang UVop.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi UVop pada lebah A.

cerana.

METODE

Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan adalah lebah A. cerana koleksi Rika Raffiudin dari Cililin, Bandung (Ac 20 CL) yang disimpan di Laboratorium Zoologi, Bagian Fungsi dan Perilaku Hewan, Departemen Biologi FMIPA IPB.

Ekstraksi DNA

Sumber DNA yang digunakan adalah bagian toraks lebah. Ekstraksi DNA menggunakan metode ekstraksi cetyl trimetil amonium bromide (CTAB) 20% dan presipitasi alkohol (Sambrook et al. 1989).

Tabung berisi toraks dimasukkan ke dalam nitrogen cair selama 15 menit, kemudian toraks digerus sampai hancur. Bufer CTAB ditambahkan sebanyak 200 µl ke dalam

tabung yang berisi hancuran toraks. Proteinase K (5 mg/ml) ditambahkan sebanyak 14 µl dan

(10)

Setelah diinkubasi, tabung beserta isinya disentrifugasi 13000 rpm selama 10 menit. Supernatan dipindahkan ke tabung yang baru, kemudian ditambahkan larutan fenol (phenol :

chloroform : isoamilalcohol = 25 : 24 : 1) sebanyak 500 µl, digoyang dengan tangan perlahan selama 5 menit lalu disentrifugasi 13000 rpm selama 5 menit. Lapisan atas yang berisi DNA dipindahkan ke tabung yang baru, kemudian ditambahkan larutan kloroform (chloroform : isoamilalcohol 24 : 1) sebanyak 400 µl, digoyang dengan tangan perlahan

selama 5 menit dan disentrifugasi 13000 rpm selama 3 menit. Lapisan atas yang berisi DNA dipindahkan ke tabung yang baru. Presipitasi DNA dilakukan dengan menambahkan isopropanol 600 µl dan disimpan selama

semalam pada suhu 4 0C.

Pengendapan DNA dilakukan dengan sentrifugasi 13000 rpm selama 30 menit pada suhu 4 0C. Porsi isopropanol dibuang, kemudian ditambahkan etanol 70% 500 µl dan

disentrifugasi 13000 rpm selama 10 menit pada suhu 4 0C. Etanol 70% dibuang, kemudian pelet DNA dikeringkan dengan cara divakum selama 30 menit. Pelet DNA kemudian disuspensikan dalam TE 30-40 µl (Tris HCl 10 mM pH 8; EDTA 1 mM) dan disimpan pada suhu –4 0C.

Amplifikasi DNA

Perbanyakan DNA dilakukan secara in vitro dengan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction) menggunakan mesin Thermocycler

(TaKaRa PCR Thermal Cycler MP4 – TaKaRa Biomedicals). Daerah genom inti yang diamplifikasi adalah daerah UVop yang dibatasi oleh beberapa pasang primer (Tabel 1). Primer disusun berdasarkan Uvop A.

mellifera (Bellingham et al. 1997). Total volume pereaksi PCR yang digunakan sebanyak 12.5 µl. Komposisi pereaksi terdiri

atas Mg2+free buffer 1.25 µl, MgCl2 3 mM,

dNTP 0.2 µM, primer forward 0.5 µM, primer reverse 0.5 µM, taq polimerase 0.04 µM (New England Biolabs), dan DNA hasil ekstraksi 1

µl. Proses amplifikasi dilakukan pada kondisi

suhu pra-denaturasi 94 0C selama 5 menit, dilanjutkan 30 siklus yang terdiri atas tahap denaturasi DNA 94 0C selama 1 menit, penempelan primer (annealing) pada suhu 53

0

C (F2R2) dan 60 0C (F3R3) selama 1 menit, dan sintesis DNA ruas target pada suhu 72 0C selama 2 menit; proses diakhiri dengan sintesis DNA akhir pada suhu 72 0C selama 7 menit.

Elektroforesis dan Pewarnaan DNA

Segmen DNA hasil amplifikasi dipisahkan dengan polyacrylamide gel electrophoresis

(PAGE) 6% menggunakan bufer 1xTBE (Tris 0.5 M, Asam borat 0.5 M, EDTA 0.02 M). Pemisahan dilakukan dengan arus 150 V selama 100 menit.

Pewarnaan DNA pada gel poliakrilamid menggunakan metode pewarnaan perak (silver staining) (Tegelstrom 1986).

Pengurutan (Sequencing) dan Penyejajaran (Alignment) DNA

Pengurutan DNA menggunakan jasa lembaga Biologi Molekuler Charoen Pockphan, Jakarta. Produk sequencing diedit menggunakan program Genetyx Win versi 4.0, kemudian dilakukan alignment

menggunakan Clustal X (Thompson et al. 1997) dan Mega 3.0 (Kumar et al. 2004).

Alignment DNA dilakukan antara sekuen

Uvop A. cerana hasil sequencing dengan sekuen UVopA. mellifera (Bellingham et al. 1997) yang diambil dari GenBank (www.ncbi.nlm.nih.gov) dengan Acc Number

U70841. Analisis homologi dilakukan melalui BLASTX untuk urutan nukleotida UVop dan BLASTP untuk asam amino hasil translasi.

Tabel 1 Primer yang digunakan untuk mengamplifikasi daerah UVopA. cerana

No. Primer Urutan nukleotida (5’-3’)

Posisi nukleotida pada daerah

UVopA. mellifera

(Bellingham et al. 1997)

Acc Number U70841

1 UVopsF2 (F2) GAACATGTTCATAGTCAGCC 276-295

2 UVopsR2 (R2) GCTCAGCTCTATTCGCAATC 729-748

3 UVopsF3 (F3) CGAAGGTCTTCGTCACGTGT 650-669

(11)

HASIL

Ekstraksi dan Amplifikasi DNA

Hasil amplifikasi DNA menggunakan pasangan primer UVopsF2 dan UVopsR2 (F2R2) sekitar 610 pb (Gambar 2a) dan pasangan primer UVopsF3 dan UVopsR3 (F3R3) sekitar 800 pb (Gambar 2b). Ukuran DNA yang dihasilkan menggunakan pasangan primer F2R2 dan F3R3 lebih besar daripada ukuran cDNA UVopA. mellifera (Tabel 2).

Pengurutan (Sequencing) dan Penyejajaran (Alignment) DNA

Pengurutan DNA menggunakan primer yang sama dengan primer untuk amplifikasi. Pengurutan DNA dilakukan untuk mengetahui ukuran, urutan basa, dan posisi intron secara tepat. Hasil pengurutan kemudian diedit secara manual dengan bantuan kromatogram (Lampiran 1-4). Urutan DNA tersebut kemudian dimasukkan ke dalam program Genetyx Win versi 4.0. Hasil pengurutan DNA menggunakan primer F2R2 sebesar 500 pb, dan menggunakan primer F3R3 sebesar 459 pb.

Hasil alignment UVopA. cerana terhadap

A. mellifera (U70841) menunjukkan dua intron pada F2R2 dan tiga intron pada F3R3 (Gambar 3 dan 4).

Panjang ekson yang didapatkan sebesar 351 pb untuk F2R2 dan 254 pb untuk F3R3. Panjang intron sebesar 149 pb untuk F2R2 dan 205 untuk F3R3. Ekson dan intron didominasi oleh basa AT yaitu ekson sebesar 56.01% dan intron sebesar 63.01%.

Hasil analisis homologi menunjukkan ekson F2R2 memiliki kesamaan dengan UVop A. mellifera sebesar 96% (338/351) dan ekson F3R3 sebesar 97% (247/254).

Ekson F2R2 dan F3R3 ditranslasi ke dalam asam amino dengan menggunakan program Genetyx Win versi 4.0. Hasilnya sebesar 116 asam amino untuk ekson F2R2 dan 84 asam amino untuk ekson F3R3, sehingga jumlah totalnya 200 asam amino.

Alignment dilakukan antara asam amino hasil translasi dengan asam amino UVop A.

mellifera (U70841) (Gambar 5). Analisis homologi menunjukkan asam amino hasil translasi ekson F2R2 dan F3R3 homolog dengan asam amino UVopA. mellifera sebesar 84% (196/231).

Tabel 2 DNA hasil amplifikasi UVop A. cerana dan perkiraan ukuran intron berdasarkan cDNA

UVop A. mellifera

Pasangan primer

cDNA A. mellifera

(U70841) (pb)

DNA hasil amplifikasi (pb)

Perkiraan ukuran intron (pb)

F2R2 473 610 610-473=137

F3R3 460 800 800-460=340

800 pb 610 pb

400 400

500 500

600 600

700 700 800

M 1 2 (pb) M 1 2

(pb)

(a) (b)

(12)

U70841 AAATCACTGAGGACCCCATCGAACATGTTCATAGTCAGCCTGGCGATATTCGATATAATAATGGCTTTTGAAATGCCAATGCTCGTGATAAGCAGTTTT [594] F2R2 ---TGCCGATGCTTGTGATAAACAGTTTT [594] F3R3 --- [594]

U70841 ATGGAACGTATGATTGGCTGGGAAATCGGATGCGATGTCTATTCGGTGTTTGGCTCGATTTCTGGCATGGGACAAGCTATGACCAATGCTGCCATCGCA [693] F2R2 ATAGAACGTATGATTGGCTGGGAAATCGGATGCGATGTCTATTCGGTGTTTGGATCGATTTCTGGCATGGGACAAGCTATTACCAATGCTGCCATCGCA [693] F3R3 --- [693] ekson 3 intron 3 intron 3 ekson 4

U70841 TTTGACCGTTACAG---AACCATTTCCTGC [792] F2R2 TTTGACCGTTACAGgtttacaattattccatttcgtcatcgtctattatttacgaatcgagatatcgaatcctccctttcttgcagAACCATTTCCTGT [792] F3R3 --- [792]

U70841 CCGATCGATGGACGACTCAACTCGAAACAAGCCGCGGTAATCATCGCTTTCACGTGGTTTTGGGTGACACCGTTCACTGTTTTACCGCTACTAAAAGTT [891] F2R2 CCGATCGATGGACGACTCAACTCGAAACAAGCCGCGATAATCATCGCTTTCACGTGGTTTTGGGTGACACCGTTCACTGTTTTACCGTTACTAAAAGTT [891] F3R3 --- [891] ekson 4 intron 4 intron 4 ekson 5 U70841 TGGGGCCGATACACTACCG---AGG [990] F2R2 TGGGGCCGATACACTACCGgtaacaaattccacttctcttttctcgaaaacgctcgacccgtacctttgccttatgcatcgctctaaccattccagAGG [990] F3R3 --- [990]

U70841 GCTTTCTCACCACTTGTTCGTTCGATTTCCTTACGGACGACGAGGATACGAAGGTCTTCGTCACGTGTATTTTTATTTGGGCTTACGTGATACCTCTCA [1089] F2R2 GCTTTCTCACCACTTGTTCGTTCGATTTTCTTACGGACGACGAGGATACGAAAGTCTTTGTCACGTGTATCTTCATTT--- [1089] F3R3 --- [1089] ekson 5 intron 5

U70841 TCTTTATCATATTATTTTATTCTCGATTGCTCAGCTCTATTCGCAATCACGAAAAAATGCTACGAGAGCAG--- [1188] F2R2 --- [1188] F3R3 ---tatatatatatatatatatatatatata [1188] intron 5 ekson 6

U70841 ---GCAAAGAAAATGAACGTGAAGTCATTAGTATCTAATCAAGACA [1287] F2R2 --- [1287] F3R3 taaaacgaaatttctactctaacgaaaacaaaccgtgctttattcgtgctttatagGCAAAGAAAATGAACGTGAAGTCATTAGTATCGAATCAAGACA [1287]

7 1

6 5

4

3 2

12 11 10

9 8

(13)

Gambar 4 Posisi intron (i) dan ekson (e) UVopA. mellifera (Bellingham et al. 1997) dan A. cerana. i1

i2

i3 i4 i5

i6 i7

i3 i4 i5

i6 i7

e1 e2 e3 e4 e5 e6 e7 e8

e3 e4 e5 e6 e7

A. mellifera

A. cerana

U70841 AGGAGAGAAGCGCCGAAGTGAGAATCGCAAAAGTGGCATTTACCATCTTTTTCCTTTTCCTTCTAGCTTGGACACCGTACGCAACCGTTGCTTTGATAG [1386] F2R2 --- [1386] F3R3 AGGAGAGAAGTGCCGAAGTGAGAATCGCAAAAGTAGCATTTACCATCTTTTTCCTTTTCCTTCTAGCTTGGACACCGTACGCAACCGTTGCTTTGATAG [1386] ekson 6 intron 6 intron 6 ekson 7

U70841 GCGTATACGGCAATCG---GGAACTTTTAACG [1485] F2R2 --- [1485] F3R3 GGGTATATGGCAATCGgtaattatcgcgtttccttgacaatcataaattttttcgtggcgtaacgatggatatgttctcgctccagGGAACTTTTAACG [1485] ekson 7 intron 7

U70841 CCTGTATCCACAATGTTACCTGCTGTATTCGCCAAAACAGTATCTTGTATCGATCCATGGATTTACGCGATCAATCATCCGAG--- [1584] F2R2 --- [1584] F3R3 CCTGTATCTACGATGTTACCTGCTGTATTCGCCAAAACAGTATCTTGTATCGATCCATGGATTTACGCGATCAATCATCCGAGgtaactaattcgtcgc [1584] intron 7

U70841 ---GTATCGACAAGAATTACAAAAACGATGCAAATGGATGGGCATTCACGAGCCGGAAACGACTTCT [1683] F2R2 --- [1683] F3R3 gatatcctcgacgcgagagtagaaacgaaacacga--- [1683]

Gambar 3 Alignment cDNA UVopA. mellifera (U70841) dengan DNA hasil pengurutan F2R2 dan F3R3 UVop A. cerana. Nukleotida yang dicetak dengan huruf kapital adalah ekson, nukleotida yang dicetak dengan huruf kecil adalah intron. Tanda dan no 1-21 menunjukkan mutasi basa.

16

18

21 20 19

(14)

U70841 AIIYSMLLIMSLVGNCCVIWIFSTSKSLRTPSNMFIVSLAIFDIIMAFEMPMLVISSFMERMIGWEIGCDVYSVFGSISGMGQAMTNAAI 150 F2R2 ---PMLVINSFIERMIGWEIGCDVYSVFGSISGMGQAITNAAI 40 *****.**:*************************:*****

U70841 AFDRYRTISCPIDGRLNSKQAAVIIAFTWFWVTPFTVLPLLKVWGRYTTEGFLTTCSFDFLTDDEDTKVFVTCIFIWAYVIPLIFIILFY 240 F2R2 AFDRYRTISCPIDGRLNSKQAAIIIAFTWFWVTPFTVLPLLKVWGRYTTEGFLTTCSFDFLTDDEDTKVFVTCIFI--- 116 **********************:*****************************************************

U70841 SRLLSSIRNHEKMLREQAKKMNVKSLVSNQDKERSAEVRIAKVAFTIFFLFLLAWTPYATVALIGVYGNRELLTPVSTMLPAVFAKTVSC 300 F3R3 ---AKKMNVKSLVSNQDKERSAEVRIAKVAFTIFFLFLLAWTPYATVALIGVYGNRELLTPVSTMLPAVFAKTVSC 189 *************************************************************************

U70841 IDPWIYAINHPRYRQELQKRCKWMGIHEPE 360 F3R3 IDPWIYAINHP--- 200 ***********

Gambar 5 Alignment asam amino ekson tiga sampai dengan tujuh UVopA. cerana dengan UVop A. mellifera (U70841). Tanda * menunjukkan homologi; tanda dan no 1-4 menunjukkan mutasi asam amino.

1 1

3 2

(15)

PEMBAHASAN

Gen UVop A. mellifera memiliki delapan ekson (Bellingham et al. 1997). Berdasarkan homologi desain primer, penamaan ekson dan intron pada A. cerana mengikuti penamaan pada A. mellifera.

Alignment ekson tiga hingga ekson tujuh

UVop A. cerana dengan cDNA A. mellifera

menunjukkan adanya 21 mutasi DNA yang didominasi oleh transisi antara purin purin atau pirimidin pirimidin daripada transversi, purin pirimidin. Transisi yang terjadi sebanyak 17 (10 T C, 7 G A) dan transversi sebanyak 4 (1 C A, 2 G T, 1 C G).

Mutasi DNA yang terjadi pada no. 3, 4, 6 dan 8 (Gambar 3) menyebabkan terjadinya mutasi asam amino pada no. 1-4 (Gambar 5). Hal ini berarti terjadi perubahan empat asam amino dari 21 mutasi DNA. Dengan demikian, 17 mutasi DNA yang lain tidak menyebabkan mutasi asam amino (silent mutation).

Asam amino dapat digolongkan menjadi beberapa golongan berdasarkan sifat polaritasnya, yaitu kecenderungan molekul untuk berinteraksi dengan air. Sifat polaritas bervariasi mulai dari yang sama sekali tidak polar atau hidrofobik (tidak menyukai air) sampai bersifat amat polar atau hidrofilik (menyukai air) (Lehninger 1988). Sifat polaritas asam amino mempengaruhi struktur polipeptida yang dihasilkan. Mutasi asam amino yang terjadi yaitu perubahan serin (polar) menjadi asparagin (polar), metionin (non-polar) menjadi isoleusin (non-polar), dan valin polar) menjadi isoleusin (non-polar). Mutasi asam amino tersebut terjadi dalam kelompok yang sama, sehingga tidak mengakibatkan terjadinya perubahan sifat hidrofobisitasnya, akibatnya tidak terjadi perubahan struktur protein.

Homologi UVop antara A. cerana dengan

A. mellifera pada ekson tiga hingga ekson lima adalah sebesar 96% dan homologi ekson enam sampai tujuh sebesar 97 %. Sedangkan homologi asam amino ekson tiga hingga tujuh sebesar 84%.

Hasil alignment DNA UVop A. cerana

dengan cDNA A. mellifera menunjukkan adanya lima intron pada posisi basa ke- 467, 598, 771, 929, 1025. Berdasarkan Bellingham

et al. (1997), UVop A. mellifera memiliki tujuh intron pada posisi basa ke- 59, 252, 467, 598, 771, 929 dan 1025. Hal ini berarti semua intron UVopA. cerana memiliki posisi yang sama dengan intron pada UVopA. mellifera.

Ukuran intron satu hingga intron tujuh pada UVop A. mellifera adalah sebesar 269, 199, 68, 80, 99, 73 dan 73 pb (Bellingham et al. 1997). Intron tiga hingga intron tujuh

UVopA. cerana berukuran 72, 77, 84, 70 dan 51 pb. Dengan demikian, ukuran semua intron

UVopA. cerana berbeda dengan ukuran intron

UVopA. mellifera.

Intron adalah bagian utas DNA yang tidak ditranskripsi menjadi mRNA karena telah dipotong dan dikeluarkan dari utas DNA sebelum proses transkripsi berlangsung (Page & Holmes 1998). Walaupun intron tidak menyandikan protein tetapi informasi urutan intron dapat berguna sebagai karakteristik dari gen tersebut. Panjang intron yang didapatkan pada penelitian ini sebesar 354 pb dan didominasi oleh basa AT (63.01%). Hal ini sesuai dengan intron pada lebah yang didominasi oleh basa AT (Raffiudin & Crozier 2007).

Situs penyambung intron pada inti dikenali oleh spliceosome pada dinukleotida yang

conserve yaitu GT pada ujung 5’ intron dan AG pada ujung 3’ intron. Pengenalan situs penyambung ini terjadi sekitar 99% dari daerah sambungan intron pada sebagian besar organisme (Deutsch & Long 1999). Intron tiga, empat, dan enam pada UVopA. cerana

diawali dengan basa GT dan diakhiri dengan basa AG. Dua buah intron di dalam eksplorasi ini belum lengkap yaitu intron lima tidak diawali oleh GT dan intron tujuh tidak diakhiri dengan AG.

Pada A. mellifera, tingkat mRNA gen opsin sensitif hijau di dalam lebah pekerja berfluktuasi dalam siklus harian yang bergantung pada cahaya. Tingkat mRNA lebih tinggi pada lebah pekerja daripada lebah yang tinggal di dalam sarang. Hal ini menunjukkan bahwa ekspresi gen yang menyandikan komponen penglihatan diregulasi oleh kebutuhan penglihatan lebah sepanjang hari dan selama hidupnya. Dengan demikian ada hubungan antara komponen fototransduksi dan tingkah laku yang berhubungan dengan penglihatan pada hewan (Sasagawa et al. 2003).

SIMPULAN

(16)

sampai tujuh sebesar 97 %. Sedangkan homologi asam amino ekson tiga hingga tujuh sebesar 84%. Mutasi DNA yang terjadi sebanyak 21 mutasi, empat mutasi menyebabkan perubahan asam amino dan 17 mutasi yang lain merupakan silent mutation. Intron yang terdapat diantara ekson tiga sampai dengan ekson tujuh UVop A. cerana

sebanyak lima intron. Semua intron memiliki posisi yang sama dengan UVop A. mellifera. Ukuran dari masing-masing intron berbeda. Intron tersebut diawali dengan GT dan diakhiri dengan AG. Komposisi basa intron didominasi oleh basa AT (63.01%).

SARAN

Penelitian lanjutan perlu dilakukan mulai dari ekson satu serta pada bagian yang belum berhasil tereksplorasi pada penelitian ini, sehingga seluruh sekuen dari UVopA. cerana

dapat terkarakterisasi dengan lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Bellingham J, Wilkie SE, Morris AG, Bowmaker JK, Hunt DM. 1997. Characterisation of the ultraviolet sensitive opsin gene in the honey bee.

Apis mellifera. Eur J Biochem 243:775-781.

Borror DJ, Triplehorn CA, dan Johnson NF. 1982. An Introduction to the Study of Insect. Ohio: Saunders College Pub. Dethier VG, Stellar E. 1964. Animal

Behaviour: Its Evolutionary and Neurogical Basis. Second edition. Prentice Hall, Inc.

Deutsch M, Long M. 1999. Association of intron phases with conservation at splice site sequences and evolution of spliceosomal introns. Mol Biol Evol

16:1528-1534.

Kumar S, Tamura K, Nei M. 2004. MEGA3: Integrated software for molecular

evolutionary genetics analysis and sequence alignment. Briefings in Bionformatics 5:150-163.

Lehninger AL. 1988. Principles of Biochemistry. New York: Worth.

Michener CD. 1974. The Social Behaviour of the Bees. Cambridge : The Belknap Pr of Harvard Univ Pr.

Page RDM, Holmes EC. 1998. Molecular Evolution: A Phylogenetic Approach. Cambridge: Blackwell Science.

Raffiudin R, Crozier R. 2007. Phylogenetic analysis of honeybee behavioural evolution. Mol Phylogen Evol 43:543-552.

Salcedo E et al. 2003. Molecular basis for ultraviolet vision in invertebrates. J Neurosci 23:10873-10878.

Sambrooks J, Fritsch EF, Maniatis T. 1989.

Molecular Cloning a Laboratory Manual. Ed ke-2. New York: Cold Spring Harbor Laboratory Pr.

Sasagawa H, Narita R, Kitagawa Y, Kadowaki T. 2003. The expression of genes encoding visual component is regulated by a circadian clock, light environment and age in the honeybee (Apis mellifera). Europ J Neurosci

17:963-970.

Spaethe J, Briscoe AD. 2005. Molecular characterization and expression of the UV opsin in bumblebees: three ommatidial subtypes in the retina and a new photoreceptor organ in lamina. J Exp Biol

208:2347-2361.

Tegelstrom H. 1986. Mitochondrial DNA in natural population: an improved routine for screening of genetic variation based on sensitive silver staining.

Electrophoresis 7:226-229.

Thompson JD et al. 1997. The Clustal X Windows Interface: flexible strategies for multiple sequence alignment aided by quality analisis tools. Nucl Acid Res

24:4876-4882.

(17)
(18)

Lampiran 1 Kromatogram hasil pengurutan DNA UVop A. cerana menggunakan primer UVopsF2

BIO T RACE

BioEdit v ersion 6.0.7 (5/19/04)

Model 3100

Bas ecaller-3100APOP4_80cm v3.bcp BC 1.5.0.0

File: S55_F_G04_3.ab1 BIF

S55_F Lane 3

Signal G:41 A:42 T:69 C:60 DT3100POP4{BDv3}v1.m ob ?? no 'MTXF' field

Points 2000 to 18425

Page 1 of 2 5/1/2007

Spacing: 21.7899990081787

G GANAG GNT 10

N NTGA ATGCC 20

GATGCT TGTG 30

ATAGACAGT T 40

T TATAGA ACG 50

T TTC CT TG GC 60

TG G G ANA AAN

70

GATGCGATGT 80

CTAT TCG GTG 90

NC CG GATCGA 100

T T TCNG GA A A 110

G G G

ACAAGCT 120

AT TAC CA ATG 130

CTGC CATCGC 140

AT T TGAC CGT 150

TACAG GT T TA 160

CAAT TAT TC C 170

AT TNC C C CAT 180

CGTCTAT TAT 190

T TACNA ATCG 200

AGATATCGAA 210

TC CTC C CT T T 220

CT TGCAGA AC 230

CA

T T TC CTGT 240

C CGATCGATG 250

GACGACTCA A 260

CTCGA AACAA 270

GC CGCGATA A 280

TCATCGCT T T 290

CACGTG GT T T 300

TG G GTGACAC 310

CGT TCACTGT 320

T T TAC CGT TA 330

CTAA A AGT T T 340

G G G GC CGATA 350

C

ACTAC CG GT 360

AACAA AT TC C 370

ANT TCTCT T T 380

TCTCGAA A AC 390

GCTCGAC C CG 400

TAC CT T TGCN

410

T TATGCATCG 420

CTCTA ACCAT 430

TC CAGAG G GC 440

T T TCTCAC CA 450

CT TGT TCGT T 460

CGAT T T TCT T 470

AC

G GACGACG 480

AG GATACNAN

490

NGTCT T TGTC 500

ACGTGTATCT 510

TCAT T TG GTC 520

T TACGTGAT T 530

C CTCTCAT T T 540

TTATCATAT T 550

AT T T TATTCT 560

CGATTGCTCA 570

GCTCTAT TCG 580

CAATCAANNN

590

GGG GGG G GG

G 600

G G G G GGGGNN

610

NNNN NN NN N N

620

NN N NC CCNC C 630

CCA ANNGNGG 640

NGNN N N NGN N

650

N N NNNN NNGN

660

NGNNNNNGNG 670

NNN NNANNNN

680

ANNN NNNNNN

690

NNN NNNN NGN

700

N N N N NNNNG G 710

NN N NN NANNN

720

NNN N N N NNGN

730

(19)

Lampiran 2 Kromatogram hasil pengurutan DNA UVop A. cerana menggunakan primer UVopsR2

BIO T RACE

BioEdit v ersion 6.0.7 (5/19/04)

Model 3100

Bas ecaller-3100APOP4_80cm v3.bcp BC 1.5.0.0

File: S55_R_H04_4.ab1 BIF

S55_R Lane 4

Signal G:34 A:31 T:27 C:26 DT3100POP4{BDv3}v1.m ob ?? no 'MTXF' field

Points 2000 to 18425

Page 1 of 2 5/1/2007

Spacing: 16.7899990081787

G GNANGANG 10

GTNCAGNGTG 20

G GAGG G GNNC 30

G GTCAGAC CA 40

A ATGA AGATA 50

CACG TG ACAN

60

NCCACT T TCG 70

TATC CTCGTC 80

GTC CGTAAG A 90

AAATCNAACG 100

ANCAAGTG GT 110

GAGA A AGC C

C 120

TCTG GAATG G 130

T TAGAGCGAT 140

GCATA AG GCA 150

A AG GTACG G G 160

TCGAGCGT T T 170

TCGAGA AA AG 180

AGA AGTG GA A 190

T T TGT TAC CG 200

GTAGTGTATC 210

G GC C C CA A AC 220

T T T TAGTA AC 230

G GTAA

A ACAG 240

TGA ACG GTGT 250

CAC C CA A A AC 260

CACGTGA A AG 270

CGATGAT TAT 280

CGCG GCT TGT 290

T TCGAGT TGA 300

GTCGTC CATC 310

GATCG GACAG 320

GA AATG GT TC 330

TGCA AGA AAG 340

G GAG GAT TCG 350

ATAT

CTCGAT 360

TCGTAA ATAA 370

TAGACGATGA 380

CGA AATG GA A 390

TA AT TGTAA A 400

C CTGTAACG G 410

TCAAATGCGA 420

TG GCAGCAT T 430

G GTAATAGCT 440

TGTCC CATGC 450

CAGAA ATCGA 460

TC CAAACAC C 470

GA ATAGA

CAT 480

CGCATC CGAT 490

T TCC CAGC CA 500

ATCATACGT T 510

CTATAA A ACT 520

GT T TATCACA 530

AGCATCG GCA 540

T T TCAAAAGC 550

CAT TAT TATA 560

TCGA ATATCG 570

C CAG GCTGAC 580

TATGA ACATG 590

T TCAANGTN N

600 GN

N N NN NG GN

610

G GN N NTN N N N

620

N NNAANGNNN

630

NT TG NAN NCG 640

AN N NNGNGNN

650

N N N NT TNTN N

660

NANG NNGAN N

670

GN GNN NANNN

680

ANNAN NAN NT 690

N NTN N N N N NN

700

GNGACNTN NG 710

NAN NGNNAG G 720

(20)

Lampiran 3 Kromatogram hasil pengurutan DNA UVopA. cerana menggunakan primer UVopsF3

BIO T RACE

BioEdit v ersion 6.0.7 (5/19/04)

Model 3100

Bas ecaller-3100APOP4_80cm v3.bcp BC 1.5.0.0

File: S56_F_C07_3.ab1 BIF

S56_F Lane 3

Signal G:10 A:11 T:10 C:8 DT3100POP4{BDv3}v1.m ob ?? no 'MTXF' field

Points 2000 to 18468

Page 1 of 2 5/2/2007

Spacing: 18.6199989318848

GAG G GAGGN

10

NG GGGTNNGG 20

GGCGNCNACN

30

CAT T T T TATC 40

ATAT TAT T T T 50

AT TCTCGCAT 60

TGCTCAACTC 70

C AT TCG CA AT 80

CNCGNA A A A A 90

ATGCTACGGA 100

G AACAG GTNC 110

GNAT T TC CAA 120

CA

T T T T TACA 130

TAAT TA ANGA 140

CTAT TCT TAA 150

TGT TACTATA 160

TATATATATA 170

NATATATATA 180

TATATANANA 190

NATATN NCTA 200

CTCTCACGCA 210

CANACANCGA 220

GCT T T ATN NG 230

NGCTNTC

TAG 240

GGA AGNANAN

250

AGAGAGNGNG 260

CNCT TN N NTA 270

TCNTAN NA AN

280

ANAGNGAGAG 290

AG G G GNG GAN

300

GNGAGAN NCA 310

CACAAACGGC 320

ATNCAC CN NC 330

TNTCTCN NT T 340

TN NNTCN N NC 350

GCGC

GCACCG 360

CGCGCNCNCG 370

N NGT T TNGAT 380

AG GNGTATGT 390

G GNN NTCACT 400

ANATATCGCG 410

NTNNCGTGAN

420

GA AANANA A A 430

T T T T T TNGNG 440

GCAGNGAGN N

450

GNANATATNC 460

NCNCTCNCG G 470

GNTCT T TNG

A 480

NCGCGTGTNT 490

NTNCGAGN NT 500

ANGNG GTGGT 510

TT TCGCNA AC 520

ACAGCTCNN N

530

GNGTNANN NN

540

NCGTN NATAN

550

ACGCGNNCTC 560

AACNCGCGNG 570

NGGAAGATAN

580

GN NAG G GAGG 590

AGANCCGCNC 600

NCGCGNNGAG 610

ANAG

NA ANGA 620

NCA AGA ACGN

630

GTGTCTCCTN

640

TNTCTGCNAC 650

GTGN N NNG G G 660

NN NNNA AGAG 670

A AGAAA AGN N

680

GNATAG G G GG 690

GNAGGGGTNT 700

GNCAAN NNCG 710

ANA AN NGT TG 720

AGG G GNTTGT 730

GTNTNNNCNA 740

(21)

Lampiran 4 Kromatogram hasil pengurutan DNA UVop A. cerana menggunakan primer UVopsR3

BIO T RACE

BioEdit v ersion 6.0.7 (5/19/04)

Model 3100

Bas ecaller-3100APOP4_80cm v3.bcp BC 1.5.0.0

File: S56_R_D07_4.ab1 BIF

S56_R Lane 4

Signal G:11 A:11 T:10 C:8 DT3100POP4{BDv3}v1.m ob ?? no 'MTXF' field

Points 3365 to 18468

Page 1 of 2 5/2/2007 Spacing: 16.25

NANACNTAG 10

ATCGT GT T TC 20

GT T TCTNCTC 30

TCGCGTCGAG 40

GATATCGCGA 50

CGAAT TAGT T 60

AC CTCG GATG 70

AT TGATCGCG 80

TA A ATC CATG 90

GATCGATACA 100

AGATACTGT T 110

T TG GCGAATA

120

CAGCAG GTA A 130

CATCGTAGAT 140

ACAG GCGT TA 150

A A AGT TC C CT 160

G GAGCGAGA A 170

CATATC CATC 180

GT TACGC CAC 190

GA AA A A AT T T 200

ATGAT TGTCA 210

AG GAA ACGCG 220

ATA AT TAC CG 230

AT TGC CAT

AT 240

AC C C CTATCA 250

A AGCAACG GT 260

TGCGTACG GT 270

GTC CA AGCTA 280

GA AG GAA A AG 290

GA AA A AGATG 300

GTA AATGCTA 310

CT T T TGCGAT 320

TCTCACT TCG 330

GCACT TCTCT 340

C CT TGTCT TG 350

AT TCGATA

CT 360

A ATGACT TCA 370

CGT TCAT T T T 380

CT T TGC CTAT 390

A A AGCACGA A 400

TAA AGCACG G 410

T T TGT T T TCG 420

T TAGAGTAGA 430

AAT T TCGT T T 440

TATATATATA 450

TATATATATA 460

TATATATATN

470

GNACN NGNA

N

480

AN N NTNAAN N

490

NNANGNGTGN

500

AAGTGNG G GA 510

NAT TCANANC 520

CAGNNCGCN N

530

NTC CTNTNT T 540

NCGNGTGNGC 550

GANGAAGNNG 560

TGNAGNCNCN

570

GAGAGANA AC 580

NAGTATGAN N

590

TA AGNGGAGN

600 AGNANGNCG

N

610

GGCNANANCC 620

GNGAGAAGNA 630

NACNGGAGN N

640

ANAGNN NCNG 650

N NNGANCNCG 660

NGC C CGTNNN

670

ANGCANACNN

680 GNGTCAGGNA

690

CNTGNNATAN

700

NNNCGANAGA 710

GANGCCN NGN

720

GNCNANANGT 730

ANGNCGNN NN

740

N NANNCCNNN

(22)

RUT NORMASARI

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(23)

ABSTRAK

RUT NORMASARI. Karakterisasi Gen Opsin Sensitif Ultraviolet (UVop) pada Lebah Apis cerana. Dibimbing oleh RIKA RAFFIUDIN dan ACHMAD FARAJALLAH.

Lebah memiliki penglihatan trikromatik karena mempunyai tiga fotoreseptor dengan puncak sensitivitas 540 nm (sensitif hijau), 435 nm (sensitif biru) dan 335 nm (sensitif UV). Pada Apis mellifera, gen opsin sensitif UV (UVop) terdiri atas delapan ekson dan tujuh intron. Pada A. cerana belum ada data tentang gen UVop. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi gen UVop pada Apis cerana. Primer nukleotida disusun berdasarkan urutan DNA UVop lebah A. mellifera. Penelitian ini berhasil mengkarakterisasi lima ekson dan lima intron dengan ukuran 959 pasang basa. Gen UVop A. cerana terletak pada ekson tiga sampai dengan tujuh berdasarkan cDNA UVop A. mellifera. Analisis homologi ekson tiga sampai dengan lima menunjukkan kesamaan sebesar 96% dan ekson enam sampai dengan tujuh sebesar 97% antara UVop kedua spesies lebah. Pada ekson UVop A. cerana terdapat 21 perbedaan nukleotida yang didominasi oleh transisi basa. Empat perbedaan nukleotida pada ekson menyebabkan perubahan asam amino sedangkan perbedaan nukleotida yang lain merupakan silent mutation. Semua intron UVop A. cerana terletak pada posisi yang sama dengan intron pada UVop A. mellifera. Seluruh intron didominasi oleh basa AT (63.01%) dan diawali dengan basa GT dan diakhiri dengan basa AG.

ABSTRACT

RUT NORMASARI. Characterization of Apis cerana Ultraviolet Sensitive Opsin Gene (UVop). Supervised by RIKA RAFFIUDIN and ACHMAD FARAJALLAH.

(24)

PENDAHULUAN

Lebah madu merupakan serangga sosial yang hidup bersama membentuk satu koloni di dalam satu sarang. Koloni lebah terdiri atas kasta reproduktif dan kasta non reproduktif. Kasta reproduktif terdiri atas lebah ratu (queen) dan lebah jantan (drone). Kasta non-reproduktif terdiri atas lebah pekerja (worker) (Winston 1987). Sebagian besar anggota koloni lebah adalah lebah pekerja yang bertugas sebagai pencari makan yang berupa nektar dan tepung sari (Michener 1974).

Pembagian tugas pada lebah pekerja didasarkan atas umur lebah (age related division of labor) yaitu tugas di dalam sarang dan di luar sarang. Lebah pekerja tinggal di dalam sarang 2-3 minggu pertama setelah menetas dan kemudian mulai mencari makan (Winston 1987). Lebah madu Apis cerana (Gambar 1) termasuk ke dalam Ordo Hymenoptera, Famili Apidae, Subfamili Apinae (Borror et al. 1982).

Lebah merupakan hewan dengan perilaku insting yang dominan. Insting merupakan salah satu jenis tingkah laku klise (stereotyped behaviour) yang diturunkan secara genetik (innate) akibat struktur yang dimiliki oleh hewan tersebut (Dethier 1964). Hal ini berarti ada gen yang menyandikan untuk tingkah laku tersebut. Tingkah laku mencari makan (foraging) lebah terjadi pada waktu-waktu tertentu dengan tepat.

Pada saat mencari makan, lebah pekerja menggunakan matahari sebagai penunjuk arah menuju sumber makanan dan untuk kembali ke sarang. Pada saat mendung, lebah pekerja tetap mampu menggunakan matahari karena gelombang ultraviolet (UV) mampu menembus awan sehingga gelombang UV lebih dominan daripada spektrum cahaya tampak (Winston 1987). Selain itu, penglihatan UV mempunyai peranan penting dalam membedakan bunga dan mendeteksi madu pada bunga dari beberapa spesies tanaman, polarisasi penglihatan, orientasi

(Spaethe & Briscoe 2005), navigasi, dan memilih pasangan (Salcedo et al. 2003).

Lebah A. mellifera memiliki penglihatan trikromatik karena mempunyai tiga fotoreseptor dengan puncak sensitivitas 540 nm (sensitif hijau), 435 nm (sensitif biru) dan 335 nm (sensitif UV). Di dalam fotoreseptor terdapat pigmen yang disebut rhodopsin. Dari ketiga jenis rhodopsin yang ada pada mata majemuk A. mellifera, rhodopsin ultraviolet adalah yang paling menarik dalam kaitannya dengan ekologi, fisiologi, dan evolusi (Bellingham et al. 1997). Rhodopsin ini disandikan oleh gen opsin sensitif UV (UVop).

Lebah A. mellifera merupakan salah satu hewan model yang sudah banyak dipelajari, sehingga A. mellifera digunakan sebagai pembanding untuk hewan lainnya. Berdasarkan analisis cDNA, gen UVop A. mellifera terdiri atas tujuh intron dan delapan ekson (Bellingham et al. 1997). Kedelapan ekson terdiri atas 377 asam amino atau 1131 pasang basa (pb). Analisis lebih lanjut oleh Bellingham et al. (1997) menunjukkan bahwa panjang total intron sebesar 861 pb. Sepengetahuan kami, pada A. cerana belum ada data tentang UVop.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi UVop pada lebah A. cerana.

METODE

Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan adalah lebah A. cerana koleksi Rika Raffiudin dari Cililin, Bandung (Ac 20 CL) yang disimpan di Laboratorium Zoologi, Bagian Fungsi dan Perilaku Hewan, Departemen Biologi FMIPA IPB.

Ekstraksi DNA

Sumber DNA yang digunakan adalah bagian toraks lebah. Ekstraksi DNA menggunakan metode ekstraksi cetyl trimetil amonium bromide (CTAB) 20% dan presipitasi alkohol (Sambrook et al. 1989).

Tabung berisi toraks dimasukkan ke dalam nitrogen cair selama 15 menit, kemudian toraks digerus sampai hancur. Bufer CTAB ditambahkan sebanyak 200 µl ke dalam

tabung yang berisi hancuran toraks. Proteinase K (5 mg/ml) ditambahkan sebanyak 14 µl dan

(25)

PENDAHULUAN

Lebah madu merupakan serangga sosial yang hidup bersama membentuk satu koloni di dalam satu sarang. Koloni lebah terdiri atas kasta reproduktif dan kasta non reproduktif. Kasta reproduktif terdiri atas lebah ratu (queen) dan lebah jantan (drone). Kasta non-reproduktif terdiri atas lebah pekerja (worker) (Winston 1987). Sebagian besar anggota koloni lebah adalah lebah pekerja yang bertugas sebagai pencari makan yang berupa nektar dan tepung sari (Michener 1974).

Pembagian tugas pada lebah pekerja didasarkan atas umur lebah (age related division of labor) yaitu tugas di dalam sarang dan di luar sarang. Lebah pekerja tinggal di dalam sarang 2-3 minggu pertama setelah menetas dan kemudian mulai mencari makan (Winston 1987). Lebah madu Apis cerana

(Gambar 1) termasuk ke dalam Ordo Hymenoptera, Famili Apidae, Subfamili Apinae (Borror et al. 1982).

Lebah merupakan hewan dengan perilaku insting yang dominan. Insting merupakan salah satu jenis tingkah laku klise (stereotyped behaviour) yang diturunkan secara genetik (innate) akibat struktur yang dimiliki oleh hewan tersebut (Dethier 1964). Hal ini berarti ada gen yang menyandikan untuk tingkah laku tersebut. Tingkah laku mencari makan (foraging) lebah terjadi pada waktu-waktu tertentu dengan tepat.

Pada saat mencari makan, lebah pekerja menggunakan matahari sebagai penunjuk arah menuju sumber makanan dan untuk kembali ke sarang. Pada saat mendung, lebah pekerja tetap mampu menggunakan matahari karena gelombang ultraviolet (UV) mampu menembus awan sehingga gelombang UV lebih dominan daripada spektrum cahaya tampak (Winston 1987). Selain itu, penglihatan UV mempunyai peranan penting dalam membedakan bunga dan mendeteksi madu pada bunga dari beberapa spesies tanaman, polarisasi penglihatan, orientasi

(Spaethe & Briscoe 2005), navigasi, dan memilih pasangan (Salcedo etal. 2003).

Lebah A. mellifera memiliki penglihatan trikromatik karena mempunyai tiga fotoreseptor dengan puncak sensitivitas 540 nm (sensitif hijau), 435 nm (sensitif biru) dan 335 nm (sensitif UV). Di dalam fotoreseptor terdapat pigmen yang disebut rhodopsin. Dari ketiga jenis rhodopsin yang ada pada mata majemuk A. mellifera, rhodopsin ultraviolet adalah yang paling menarik dalam kaitannya dengan ekologi, fisiologi, dan evolusi (Bellingham et al. 1997). Rhodopsin ini disandikan oleh gen opsin sensitif UV (UVop).

Lebah A. mellifera merupakan salah satu hewan model yang sudah banyak dipelajari, sehingga A. mellifera digunakan sebagai pembanding untuk hewan lainnya. Berdasarkan analisis cDNA, gen UVop A.

mellifera terdiri atas tujuh intron dan delapan ekson (Bellingham et al. 1997). Kedelapan ekson terdiri atas 377 asam amino atau 1131 pasang basa (pb). Analisis lebih lanjut oleh Bellingham etal. (1997) menunjukkan bahwa panjang total intron sebesar 861 pb. Sepengetahuan kami, pada A. cerana belum ada data tentang UVop.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi UVop pada lebah A.

cerana.

METODE

Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan adalah lebah A. cerana koleksi Rika Raffiudin dari Cililin, Bandung (Ac 20 CL) yang disimpan di Laboratorium Zoologi, Bagian Fungsi dan Perilaku Hewan, Departemen Biologi FMIPA IPB.

Ekstraksi DNA

Sumber DNA yang digunakan adalah bagian toraks lebah. Ekstraksi DNA menggunakan metode ekstraksi cetyl trimetil amonium bromide (CTAB) 20% dan presipitasi alkohol (Sambrook et al. 1989).

Tabung berisi toraks dimasukkan ke dalam nitrogen cair selama 15 menit, kemudian toraks digerus sampai hancur. Bufer CTAB ditambahkan sebanyak 200 µl ke dalam

tabung yang berisi hancuran toraks. Proteinase K (5 mg/ml) ditambahkan sebanyak 14 µl dan

(26)

Setelah diinkubasi, tabung beserta isinya disentrifugasi 13000 rpm selama 10 menit. Supernatan dipindahkan ke tabung yang baru, kemudian ditambahkan larutan fenol (phenol :

chloroform : isoamilalcohol = 25 : 24 : 1) sebanyak 500 µl, digoyang dengan tangan perlahan selama 5 menit lalu disentrifugasi 13000 rpm selama 5 menit. Lapisan atas yang berisi DNA dipindahkan ke tabung yang baru, kemudian ditambahkan larutan kloroform (chloroform : isoamilalcohol 24 : 1) sebanyak 400 µl, digoyang dengan tangan perlahan

selama 5 menit dan disentrifugasi 13000 rpm selama 3 menit. Lapisan atas yang berisi DNA dipindahkan ke tabung yang baru. Presipitasi DNA dilakukan dengan menambahkan isopropanol 600 µl dan disimpan selama

semalam pada suhu 4 0C.

Pengendapan DNA dilakukan dengan sentrifugasi 13000 rpm selama 30 menit pada suhu 4 0C. Porsi isopropanol dibuang, kemudian ditambahkan etanol 70% 500 µl dan

disentrifugasi 13000 rpm selama 10 menit pada suhu 4 0C. Etanol 70% dibuang, kemudian pelet DNA dikeringkan dengan cara divakum selama 30 menit. Pelet DNA kemudian disuspensikan dalam TE 30-40 µl (Tris HCl 10 mM pH 8; EDTA 1 mM) dan disimpan pada suhu –4 0C.

Amplifikasi DNA

Perbanyakan DNA dilakukan secara in vitro dengan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction) menggunakan mesin Thermocycler

(TaKaRa PCR Thermal Cycler MP4 – TaKaRa Biomedicals). Daerah genom inti yang diamplifikasi adalah daerah UVop yang dibatasi oleh beberapa pasang primer (Tabel 1). Primer disusun berdasarkan Uvop A.

mellifera (Bellingham et al. 1997). Total volume pereaksi PCR yang digunakan sebanyak 12.5 µl. Komposisi pereaksi terdiri

atas Mg2+free buffer 1.25 µl, MgCl2 3 mM,

dNTP 0.2 µM, primer forward 0.5 µM, primer reverse 0.5 µM, taq polimerase 0.04 µM (New England Biolabs), dan DNA hasil ekstraksi 1

µl. Proses amplifikasi dilakukan pada kondisi

suhu pra-denaturasi 94 0C selama 5 menit, dilanjutkan 30 siklus yang terdiri atas tahap denaturasi DNA 94 0C selama 1 menit, penempelan primer (annealing) pada suhu 53

0

C (F2R2) dan 60 0C (F3R3) selama 1 menit, dan sintesis DNA ruas target pada suhu 72 0C selama 2 menit; proses diakhiri dengan sintesis DNA akhir pada suhu 72 0C selama 7 menit.

Elektroforesis dan Pewarnaan DNA

Segmen DNA hasil amplifikasi dipisahkan dengan polyacrylamide gel electrophoresis

(PAGE) 6% menggunakan bufer 1xTBE (Tris 0.5 M, Asam borat 0.5 M, EDTA 0.02 M). Pemisahan dilakukan dengan arus 150 V selama 100 menit.

Pewarnaan DNA pada gel poliakrilamid menggunakan metode pewarnaan perak (silver staining) (Tegelstrom 1986).

Pengurutan (Sequencing) dan Penyejajaran (Alignment) DNA

Pengurutan DNA menggunakan jasa lembaga Biologi Molekuler Charoen Pockphan, Jakarta. Produk sequencing diedit menggunakan program Genetyx Win versi 4.0, kemudian dilakukan alignment

menggunakan Clustal X (Thompson et al. 1997) dan Mega 3.0 (Kumar et al. 2004).

Alignment DNA dilakukan antara sekuen

Uvop A. cerana hasil sequencing dengan sekuen UVopA. mellifera (Bellingham et al. 1997) yang diambil dari GenBank (www.ncbi.nlm.nih.gov) dengan Acc Number

U70841. Analisis homologi dilakukan melalui BLASTX untuk urutan nukleotida UVop dan BLASTP untuk asam amino hasil translasi.

Tabel 1 Primer yang digunakan untuk mengamplifikasi daerah UVopA. cerana

No. Primer Urutan nukleotida (5’-3’)

Posisi nukleotida pada daerah

UVopA. mellifera

(Bellingham et al. 1997)

Acc Number U70841

1 UVopsF2 (F2) GAACATGTTCATAGTCAGCC 276-295

2 UVopsR2 (R2) GCTCAGCTCTATTCGCAATC 729-748

3 UVopsF3 (F3) CGAAGGTCTTCGTCACGTGT 650-669

(27)

HASIL

Ekstraksi dan Amplifikasi DNA

Hasil amplifikasi DNA menggunakan pasangan primer UVopsF2 dan UVopsR2 (F2R2) sekitar 610 pb (Gambar 2a) dan pasangan primer UVopsF3 dan UVopsR3 (F3R3) sekitar 800 pb (Gambar 2b). Ukuran DNA yang dihasilkan menggunakan pasangan primer F2R2 dan F3R3 lebih besar daripada ukuran cDNA UVopA. mellifera (Tabel 2).

Pengurutan (Sequencing) dan Penyejajaran (Alignment) DNA

Pengurutan DNA menggunakan primer yang sama dengan primer untuk amplifikasi. Pengurutan DNA dilakukan untuk mengetahui ukuran, urutan basa, dan posisi intron secara tepat. Hasil pengurutan kemudian diedit secara manual dengan bantuan kromatogram (Lampiran 1-4). Urutan DNA tersebut kemudian dimasukkan ke dalam program Genetyx Win versi 4.0. Hasil pengurutan DNA menggunakan primer F2R2 sebesar 500 pb, dan menggunakan primer F3R3 sebesar 459 pb.

Hasil alignment UVopA. cerana terhadap

A. mellifera (U70841) menunjukkan dua intron pada F2R2 dan tiga intron pada F3R3 (Gambar 3 dan 4).

Panjang ekson yang didapatkan sebesar 351 pb untuk F2R2 dan 254 pb untuk F3R3. Panjang intron sebesar 149 pb untuk F2R2 dan 205 untuk F3R3. Ekson dan intron didominasi oleh basa AT yaitu ekson sebesar 56.01% dan intron sebesar 63.01%.

Hasil analisis homologi menunjukkan ekson F2R2 memiliki kesamaan dengan UVop A. mellifera sebesar 96% (338/351) dan ekson F3R3 sebesar 97% (247/254).

Ekson F2R2 dan F3R3 ditranslasi ke dalam asam amino dengan menggunakan program Genetyx Win versi 4.0. Hasilnya sebesar 116 asam amino untuk ekson F2R2 dan 84 asam amino untuk ekson F3R3, sehingga jumlah totalnya 200 asam amino.

Alignment dilakukan antara asam amino hasil translasi dengan asam amino UVop A.

mellifera (U70841) (Gambar 5). Analisis homologi menunjukkan asam amino hasil translasi ekson F2R2 dan F3R3 homolog dengan asam amino UVopA. mellifera sebesar 84% (196/231).

Tabel 2 DNA hasil amplifikasi UVop A. cerana dan perkiraan ukuran intron berdasarkan cDNA

UVop A. mellifera

Pasangan primer

cDNA A. mellifera

(U70841) (pb)

DNA hasil amplifikasi (pb)

Perkiraan ukuran intron (pb)

F2R2 473 610 610-473=137

F3R3 460 800 800-460=340

800 pb 610 pb

400 400

500 500

600 600

700 700 800

M 1 2 (pb) M 1 2

(pb)

(a) (b)

(28)

U70841 AAATCACTGAGGACCCCATCGAACATGTTCATAGTCAGCCTGGCGATATTCGATATAATAATGGCTTTTGAAATGCCAATGCTCGTGATAAGCAGTTTT [594] F2R2 ---TGCCGATGCTTGTGATAAACAGTTTT [594] F3R3 --- [594]

U70841 ATGGAACGTATGATTGGCTGGGAAATCGGATGCGATGTCTATTCGGTGTTTGGCTCGATTTCTGGCATGGGACAAGCTATGACCAATGCTGCCATCGCA [693] F2R2 ATAGAACGTATGATTGGCTGGGAAATCGGATGCGATGTCTATTCGGTGTTTGGATCGATTTCTGGCATGGGACAAGCTATTACCAATGCTGCCATCGCA [693] F3R3 --- [693] ekson 3 intron 3 intron 3 ekson 4

U70841 TTTGACCGTTACAG---AACCATTTCCTGC [792] F2R2 TTTGACCGTTACAGgtttacaattattccatttcgtcatcgtctattatttacgaatcgagatatcgaatcctccctttcttgcagAACCATTTCCTGT [792] F3R3 --- [792]

U70841 CCGATCGATGGACGACTCAACTCGAAACAAGCCGCGGTAATCATCGCTTTCACGTGGTTTTGGGTGACACCGTTCACTGTTTTACCGCTACTAAAAGTT [891] F2R2 CCGATCGATGGACGACTCAACTCGAAACAAGCCGCGATAATCATCGCTTTCACGTGGTTTTGGGTGACACCGTTCACTGTTTTACCGTTACTAAAAGTT [891] F3R3 --- [891] ekson 4 intron 4 intron 4 ekson 5 U70841 TGGGGCCGATACACTACCG---AGG [990] F2R2 TGGGGCCGATACACTACCGgtaacaaattccacttctcttttctcgaaaacgctcgacccgtacctttgccttatgcatcgctctaaccattccagAGG [990] F3R3 --- [990]

U70841 GCTTTCTCACCACTTGTTCGTTCGATTTCCTTACGGACGACGAGGATACGAAGGTCTTCGTCACGTGTATTTTTATTTGGGCTTACGTGATACCTCTCA [1089] F2R2 GCTTTCTCACCACTTGTTCGTTCGATTTTCTTACGGACGACGAGGATACGAAAGTCTTTGTCACGTGTATCTTCATTT--- [1089] F3R3 --- [1089] ekson 5 intron 5

U70841 TCTTTATCATATTATTTTATTCTCGATTGCTCAGCTCTATTCGCAATCACGAAAAAATGCTACGAGAGCAG--- [1188] F2R2 --- [1188] F3R3 ---tatatatatatatatatatatatatata [1188] intron 5 ekson 6

U70841 ---GCAAAGAAAATGAACGTGAAGTCATTAGTATCTAATCAAGACA [1287] F2R2 --- [1287] F3R3 taaaacgaaatttctactctaacgaaaacaaaccgtgctttattcgtgctttatagGCAAAGAAAATGAACGTGAAGTCATTAGTATCGAATCAAGACA [1287]

7 1

6 5

4

3 2

12 11 10

9 8

(29)

Gambar 4 Posisi intron (i) dan ekson (e) UVopA. mellifera (Bellingham et al. 1997) dan A. cerana. i1

i2

i3 i4 i5

i6 i7

i3 i4 i5

i6 i7

e1 e2 e3 e4 e5 e6 e7 e8

e3 e4 e5 e6 e7

A. mellifera

A. cerana

U70841 AGGAGAGAAGCGCCGAAGTGAGAATCGCAAAAGTGGCATTTACCATCTTTTTCCTTTTCCTTCTAGCTTGGACACCGTACGCAACCGTTGCTTTGATAG [1386] F2R2 --- [1386] F3R3 AGGAGAGAAGTGCCGAAGTGAGAATCGCAAAAGTAGCATTTACCATCTTTTTCCTTTTCCTTCTAGCTTGGACACCGTACGCAACCGTTGCTTTGATAG [1386] ekson 6 intron 6 intron 6 ekson 7

U70841 GCGTATACGGCAATCG---GGAACTTTTAACG [1485] F2R2 --- [1485] F3R3 GGGTATATGGCAATCGgtaattatcgcgtttccttgacaatcataaattttttcgtggcgtaacgatggatatgttctcgctccagGGAACTTTTAACG [1485] ekson 7 intron 7

U70841 CCTGTATCCACAATGTTACCTGCTGTATTCGCCAAAACAGTATCTTGTATCGATCCATGGATTTACGCGATCAATCATCCGAG--- [1584] F2R2 --- [1584] F3R3 CCTGTATCTACGATGTTACCTGCTGTATTCGCCAAAACAGTATCTTGTATCGATCCATGGATTTACGCGATCAATCATCCGAGgtaactaattcgtcgc [1584] intron 7

U70841 ---GTATCGACAAGAATTACAAAAACGATGCAAATGGATGGGCATTCACGAGCCGGAAACGACTTCT [1683] F2R2 --- [1683] F3R3 gatatcctcgacgcgagagtagaaacgaaacacga--- [1683]

Gambar 3 Alignment cDNA UVopA. mellifera (U70841) dengan DNA hasil pengurutan F2R2 dan F3R3 UVop A. cerana. Nukleotida yang dicetak dengan huruf kapital adalah ekson, nukleotida yang dicetak dengan huruf kecil adalah intron. Tanda dan no 1-21 menunjukkan mutasi basa.

16

18

21 20 19

(30)

U70841 AIIYSMLLIMSLVGNCCVIWIFSTSKSLRTPSNMFIVSLAIFDIIMAFEMPMLVISSFMERMIGWEIGCDVYSVFGSISGMGQAMTNAAI 150 F2R2 ---PMLVINSFIERMIGWEIGCDVYSVFGSISGMGQAITNAAI 40 *****.**:*************************:*****

U70841 AFDRYRTISCPIDGRLNSKQAAVIIAFTWFWVTPFTVLPLLKVWGRYTTEGFLTTCSFDFLTDDEDTKVFVTCIFIWAYVIPLIFIILFY 240 F2R2 AFDRYRTISCPIDGRLNSKQAAIIIAFTWFWVTPFTVLPLLKVWGRYTTEGFLTTCSFDFLTDDEDTKVFVTCIFI--- 116 **********************:*****************************************************

U70841 SRLLSSIRNHEKMLREQAKKMNVKSLVSNQDKERSAEVRIAKVAFTIFFLFLLAWTPYATVALIGVYGNRELLTPVSTMLPAVFAKTVSC 300 F3R3 ---AKKMNVKSLVSNQDKERSAEVRIAKVAFTIFFLFLLAWTPYATVALIGVYGNRELLTPVSTMLPAVFAKTVSC 189 *************************************************************************

U70841 IDPWIYAINHPRYRQELQKRCKWMGIHEPE 360 F3R3 IDPWIYAINHP--- 200 ***********

Gambar 5 Alignment asam amino ekson tiga sampai dengan tujuh UVopA. cerana dengan UVop A. mellifera (U70841). Tanda * menunjukkan homologi; tanda dan no 1-4 menunjukkan mutasi asam amino.

1 1

3 2

(31)

PEMBAHASAN

Gen UVop A. mellifera memiliki delapan ekson (Bellingham et al. 1997). Berdasarkan homologi desain primer, penamaan ekson dan intron pada A. cerana mengikuti penamaan pada A. mellifera.

Alignment ekson tiga hingga ekson tujuh

UVop A. cerana dengan cDNA A. mellifera

menunjukkan adanya 21 mutasi DNA yang didominasi oleh transisi antara purin purin atau pirimidin pirimidin daripada transversi, purin pirimidin. Transisi yang terjadi sebanyak 17 (10 T C, 7 G A) dan transversi sebanyak 4 (1 C A, 2 G T, 1 C G).

Mutasi DNA yang terjadi pada no. 3, 4, 6 dan 8 (Gambar 3) menyebabkan terjadinya mutasi asam amino pada no. 1-4 (Gambar 5). Hal ini berarti terjadi perubahan empat asam amino dari 21 mutasi DNA. Dengan demikian, 17 mutasi DNA yang lain tidak menyebabkan mutasi asam amino (silent mutation).

Asam amino dapat digolongkan menjadi beberapa golongan berdasarkan sifat polaritasnya, yaitu kecenderungan molekul untuk berinteraksi dengan air. Sifat polaritas bervariasi mulai dari yang sama sekali tidak polar atau hidrofobik (tidak menyukai air) sampai bersifat amat polar atau hidrofilik (menyukai air) (Lehninger 1988). Sifat polaritas asam amino mempengaruhi struktur polipeptida yang dihasilkan. Mutasi asam amino yang terjadi yaitu perubahan serin (polar) menjadi asparagin (polar), metionin (non-polar) menjadi isoleusin (non-polar), dan valin polar) menjadi isoleusin (non-polar). Mutasi asam amino tersebut terjadi dalam kelompok yang sama, sehingga tidak mengakibatkan terjadinya perubahan sifat hidrofobisitasnya, akibatnya tidak terjadi perubahan struktur protein.

Homologi UVop antara A. cerana dengan

A. mellifera pada ekson tiga hingga ekson lima adalah sebesar 96% dan homologi ekson enam sampai tujuh sebesar 97 %. Sedangkan homologi asam amino ekson tiga hingga tujuh sebesar 84%.

Hasil alignment DNA UVop A. cerana

dengan cDNA A. mellifera menunjukkan adanya lima intron pada posisi basa ke- 467, 598, 771, 929, 1025. Berdasarkan Bellingham

et al. (1997), UVop A. mellifera memiliki tujuh intron pada posisi basa ke- 59, 252, 467, 598, 771, 929 dan 1025. Hal ini berarti semua intron UVopA. cerana memiliki posisi yang sama dengan intron pada UVopA. mellifera.

Ukuran intron satu hingga intron tujuh pada UVop A. mellifera adalah sebesar 269, 199, 68, 80, 99, 73 dan 73 pb (Bellingham et al. 1997). Intron tiga hingga intron tujuh

UVopA. cerana berukuran 72, 77, 84, 70 dan 51 pb. Dengan demikian, ukuran semua intron

UVopA. cerana berbeda dengan ukuran intron

UVopA. mellifera.

Intron adalah bagian utas DNA yang tidak ditranskripsi menjadi mRNA karena telah dipotong dan dikeluarkan dari utas DNA sebelum proses transkripsi berlangsung (Page & Holmes 1998). Walaupun intron tidak menyandikan protein tetapi informasi urutan intron dapat berguna sebagai karakteristik dari gen tersebut. Panjang intron yang didapatkan pada penelitian ini sebesar 354 pb dan didominasi oleh basa AT (63.01%). Hal ini sesuai dengan intron pada lebah yang didominasi oleh basa AT (Raffiudin & Crozier 2007).

Situs penyambung intron pada inti dikenali oleh spliceosome pada dinukleotida yang

conserve yaitu GT pada ujung 5’ intron dan AG pada ujung 3’ intron. Pengenalan situs penyambung ini terjadi sekitar 99% dari daerah sambungan intron pada sebagian besar organisme (Deutsch & Long 1999). Intron tiga, empat, dan enam pada UVopA. cerana

diawali dengan basa GT dan diakhiri dengan basa AG. Dua buah intron di dalam eksplorasi ini belum lengkap yaitu intron lima tidak diawali oleh GT dan intron tujuh tidak diakhiri dengan AG.

Pada A. mellifera, tingkat mRNA gen opsin sensitif hijau di dalam lebah pekerja berfluktuasi dalam siklus harian yang bergantung pada cahaya. Tingkat mRNA lebih tinggi pada lebah pekerja daripada lebah yang tinggal di dalam sarang. Hal ini menunjukkan bahwa ekspresi gen yang menyandikan komponen penglihatan diregulasi oleh kebutuhan penglihatan lebah sepanjang hari dan selama hidupnya. Dengan demikian ada hubungan antara komponen fototransduksi dan tingkah laku yang berhubungan dengan penglihatan pada hewan (Sasagawa et al. 2003).

SIMPULAN

(32)

sampai tujuh sebesar 97 %. Sedangkan homologi asam amino ekson tiga hingga tujuh sebesar 84%. Mutasi DNA yang terjadi sebanyak 21 mutasi, empat mutasi menyebabkan perubahan asam amino dan 17 mutasi yang lain merupakan silent mutation. Intron yang terdapat diantara ekson tiga sampai dengan ekson

Gambar

Gambar 1 Lebah madu A. cerana.
Tabel 1 Primer yang digunakan untuk mengamplifikasi daerah UVop A.  cerana
Gambar 2 DNA hasil amplifikasi
Gambar 3 Alignment cDNA UVop A. mellifera (U70841) dengan DNA hasil pengurutan F2R2 dan F3R3 UVop A
+6

Referensi

Dokumen terkait

Sukuk tabungan tidak dapat diperdagangkan dan dialihkan dan dijual di pasar perdana hanya kepada individu WNI, yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih

Prinsip penetapan bilangan peroksida adalah larutan contoh yang dilarutkan dengan campuran asam asetat glasial, alkohol 95% dan kloroform lalu direaksikan dengan 1 gram KI

Minyak ini berfungsi sebagai pendingin ( cooling medium ) dan juga sebagai isolasi pada kumparan transformator yang sudah dimasukkan ke dalam tangki, maka minyak tersebut..

Contoh: Batang kaca yang digosokkan pada kain wol, Muatan negatif akan berpindah dari kaca menuju kain wol.. Gelas kaca menjadi

Einstein menjadi seorang yang ahli dalam pekerjaannya yang terdahulu dan menyesuaikan diri pada situasi yang baru, dan juga dengan transformasi Lorentz seperti

Information systems play an important role helping companies optimize their business processes to achieve corporate objectives and increase competitive advantage in the face

Menurut Peraturan Bank Indonesia 5/8/2003, mengenai ruang lingkup manajemen risiko, terdapat 8 macam risiko, salah satunya yang berperngaruh dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara faktor psikologis dengan penampilan kerja petugas rekam medis dalam kaitannya dengan peran dan fungsinya