Hama Jagung
• Penggerek batang jagung (Ostrina furnacalis)
• Ulat grayak Spodoptera litura
• Penggerek tongkol jagung (Helicoverpa armigera)
• Lalat bibit Atherigona sp • Sitophilus zeamais
Penggerek batang jagung (Ostrina furnacalis) Lepidoptera: Pyralidae
• Merusak pada fase vegetative / generatif. • Menggerek bagian tanaman
Gejala
• Lubang kecil pd daun, lubang gorokan pd
batang, bunga jantan, pangkal tongkol, batang & malai yg mudah patah, tumpukan malai yg rusak.
Bioekologi
• Vegetatif 15-20 hari ST
• Telur 90 butir pd tulang daun bagian bawah dr
3 daun teratas.
• Telur diletakkan 300-500 butir 7 umumnya
secara berkelompok pd permukaan bawah daun.
• Telur tiap kelompok 30-50 butir.
• Puncak peletakkan telur pd stadia
pembentukan malai sampai keluarnya bunga jantan.
• Mulai menyerang jagung ketika masuk
fase reproduktif, 35 HST hg panen.
• Larva instar 1 berpencar segera sesudah
menetas ke bagian tanaman lain.
• Stadia pembentukan malai larva instar 1
-3 makan daun muda yg masih menggulung & pd permukaan daun yg terlindung dr daun yg telah membuka.
• 67-100% larva instar 1-2 berda pd bunga
jantan.
• Larva instar 3 berada pd bunga jantan &
sebagian yg lain pd bagian tanaman lain.
• Instar 4-6 mulai menggerek pd bagian
• 1 lubang ditemukan lebih dr 1 larva.
• Gejala visual serangan O funacalis pd
batang adalah adanya lubang gerek pd batang serta terdapatnya kotoran larva di dekat lubang.
• Jk batang dibelah akan tampak liang gerek
larva dlm batang.
• Gerekan larva pd batang menyebabkan
kerusakan jaringan pembuluh shg mengganggu proses transportasi air & UH mengakibatkan pertumbuhan terhambat, akhirnya mempengaruhi hasil tanaman.
• Larva instar 1-3 jg makan pucuk tongkol &
rambut tongkol. Instar berikutnya makan tongkol & biji.
• Ulat keluar dr telur menuju bunga jantan &
terbang bersama angin. Ada yg lgsg menggerek tulang daun yg telah terbuka, menuju batang & menggerek batang serta membentuk lorong mengarah ke atas.
• Setelah sampai buku bagian atas, ulat
segera turun menuju buku bagian bawah.
• Ulat berpupa di dalam batang. • Betina bertelur 300-500 butir. • Siklus hidup 22-45 hr.
• Batang jagung patah kemudian mati krn
• Pengendalian: kultur teknis, hayati, kimia. • Kutur teknis:
• Tumpang sari jagung dg kedelai/ kacang
tanah, pemotongan sebagian bunga jantan (4 dr 6 baris tanaman), waktu tanam yg tepat.
Pengendalian hayati
• Pemanfaatan musuh alami: parasitoid
Tricogramma spp, predator Euborellia annulata memangsa larva & pupa O furnacalis.
• Bakteri Bacillus thuringiensis
mengendalikan larva,
• Cendawan entomopatogenik: Beauveria
bassiana, Metarhizium anisopliae
mengendalikan larva.
Ambang ekonomi 1 ekor larva/tanaman. Pengendalian kimiawi
• Insektisida berbahan aktif monokrotofos,
Ulat Tongkol Helicoverpa armigera H (Lepidoptera: Noctuidae)
• Inang: tomat, kedelai, kapas, tembakau,
sorgum.
• Dijumpai pd ketinggian 2000 dpl. • Hama penting kapas.
• Imago meletakkan telur pd malam hari &
sering dijumpai pd rambut tongkol jagung.
• Telur diletakkan 1 per 1 di atas rambut
jagung.
• Setelah menetas larva pindah ke bagian
tongkol jagung yg masih muda & memakan langsung biji jagung.
• Betina meletakkan telur hingga 1000 butir. • Stadium telur 2-5 hari.
• Larva baru menetas makan rambut tongkol
kemudian membuat lubang masuk ke tongkol.
• Larva makan akan meninggalkan kotoran &
tercipta iklim mikro cocok utk pertumbuhan cendawan yg menghasilkan mikotoksin shg tongkol rusak.
• Kebiasaan larva makan berpindah, shg jmlh
buah yg rusak selalu lebih banyak drpd jumlah larva yg ada pd tanaman.
• Jg menyerang tanaman muda: pucuk / malai
shg tdk terbentuk bunga jantan, shg berkurang hasil bahkan tan mati.
• Larva muda putih kekuningan dg toraks
berwarna hitam.
• Stadium larva 6 instar & 17-24 larva dlm 1
tongkol.
• Larva instar akhir meninggalkan tongkol &
membentuk pupa dlm tanah.
• Stadium pupa berkisar 12-14 hari. • Telur hg dewasa (35 hari).
Gejala
• Serangan ulat pengerek tongkol mulai saat
pembentukan kuncup bunga & buah.
• Larva masuk ke dalam buah muda,
memakan biji jagung krn larva hdp dalam buah.
• Aplikasi insektisida tdk berpengaruh thd
peletakan telur.
• Serangan ulat penggerk tongkol dg produksi
diduga Y = 2.88 -0.058 x.
• Setiap peningkatan 1% serangan ulat
mengakibatkan penurunan produksi jagung 0.058%.
Pengendalian hayati
• Parasitoid Trichogramma parasite telur.
• Eriborus argentiopilosa (Ichneumonidae)
parasite larva muda.
• Metarhizium anisopliae pd larva. • Bakteri bacillus thuringiensis.
• Virus helicoverpa armigera Nuclear
Polyhedrosis virus (HaNPV) pd larva. Pengendalian kultur teknis
• Pengelolaan tanah yg baik akan merusak
Penegendalian kimiawi
• Decis setelah terbentuknya rambut jagung
pd tongkol & diteruskan (1-2) hr hg jagung warna coklat.
Kutu daun, Rhopalosiphum maidis Fitch Homoptera: Aphididae
• Membentuk koloni yg besar pd daun.
• Reproduksi betina (partenogenesis, tanpa
kawin.
• Nimfa 4 instar, stadium ninfa 16 hari suhu
15 derajat, 9 hari suhu 20 derajat & 5 hari suhu 30 derajat.
• Betina tdk bersayap mampu melahirkan
68 ekor, betina bersayap 49 nimfa.
• Ketiadaan fase telur di luar tubuh betina
karena proses inkubasi & penetasan terjadi dlm alat reproduksi betina & diduga telur tdk mampu bertahan pd semua kondisi lingkungan.
• Imago aktif pd suhu 17 -27 derajat C.
Gejala
• Menghisap cairan daun & batang, akibatnya
warna & bentuk daun tdk normal, akhirnya tanaman mongering.
• Menghasilkan embun madu yg dikeluarkan
mellaui cercinya, shg terbentuk embun jelaga hitam yg menutupi daun & menghalangi fotosintesis.
Pengendalian
• Musuh alami, parasitoid Lysiphlebus
mirzai (braconidae).
• Predator Coccinella sp & micraspis sp.
• Kultur teknis dg penanaman polikultur
Belalang Oxya spp Orthoptera: Acrididae
• Pd dataran rendah di pertanaman padi &
padang rumput, jg dijumpai di datran tinggi.
• Hama penting pd beberapa tanaman
pangan.
• Inang ckp luas: jagung, kacang, padi,
• Imago betina Oxya sp meletakkan telur
secara berkelompok & ditutupi dg zat menyerupai busa.
• Telur diletakkan dalam tanah / jaringan
tanaman padi.
• Telur berwarna coklat kekuningan berbentuk
silinder menyerupai butiran gabah.
• 1 kelompok telur rata-rata berisi 9 butir &
umumnya telur menetas pd pagi hr 4 mggu stelah peletakan.
• Nimfa terdiri atas 5 instar dpt dibedakan dr
• Nimfa instar 1 ukuran 7 mm, hitam
mengkilap kehijauan dg mata majemuk abu keperakan.
• Nimfa instar 2 ukuran 6-11 mm, warna hitam
memudar.
• Nimfa instar 3 ukuran 9-14 mm, coklat
kehijauan 7 sdh terbentuk bakal sayap.
• Nimfa instar 4 ukuran 12-17 mm, hijau
kecoklatan dg bakal sayap mencapai mesotoraks & metatoraks.
• Nimfa instar 5 ukuran 16-22 mm, bakal
sayap mencapai abdomen ruas ke 3.
• Imago jantan ukuran 18-27 mm, betina
24-43.5 mm.
• Imago warna hijau kekuningan / kuning
kecoklatan & tampak mengkilap.
• Imago jantan memiliki sepasang garis
terang di kepala & bagian dorsal, betina garis gelap di bagian mata hg pangkal sayap.
Pengendalian
Parasitoid & predator: larva systoechus sp (Diptera: Bombyliidae), burung, laba-laba. Metarhizhium anisopliae.
Tikus Rattus argentiventer
• Memiliki kemampuan indera yg sangat
menunjang aktivitasnya.
• Penglihatan kurang baik. • Peka yg tinggi thd cahaya.
• Indra penciuman berfungsi dg baik,
ditunjukkan oleh gerakan kepala & mengendus saat mencium bau pakan, tikus lain & musuh.
• Indera pendengaran berfungsi dg sempurna
krn dpt krn mampu mendengar pd frekuensi audible (40 kHz), frekuensi ultrasonic (100 kHz).
• Indera perasa berfungsi baik, mampu
mendeteksi zat yg pahit, beracun, tdk enak.
• Jarak tempuh 30-200 m. jk menguntungkan
dpt mencapai 700 m/ lebih.
• Faktor abiotic (air, sarang) & biotik (tanaman
& hewan kecil sbg sumber pakan, pathogen, predator, tikus lain sbg pesaing & manusia.
• Menyerang pada fase generatif/ pengisian
Ulat grayak (Spodoptera litura F)
• Serangan pd tanaman muda menghambat
bahkan mematikan tanaman.
• Serangan berat mengakibatkan tinggal
tulang daun saja.
• Betina meletakkan telur berkelompok
ditutupi bulu halus warna merah sawo pd permukaan bawah daun.
• Kelompok telur 100-300 butir. • Betina bertelur 1000-2000 butir.
• Stadium telur 3-4 hari, larva 17-20 hr,
kepompong 10-14 hr.
Pengendalian
• Kultur teknis: pembkaran tanaman,
pengolahan tanah yg intensif.
• Fisik/mekanis: mengumpulkan larva, pupa
& bagian tanaman yg terserang.
• Perangkap feromon seks utk ngengat
sebanyak 40 buah/ha atau 2 buah/500 m2 dipasang di tengah tanaman sejak tanaman berumur 2 minggu.
Wereng jagung (Peregrinus maidis)
• Dewasa mirip wereng coklat yg menyerang
padi.
• Siklus hidup 25 hr, stadium telur 8 hr, telur
berbentuk bulat panjang & agak
membengkok, putih bening, diletakkan pd jaringan pelepah daun secara terpisah/ kelompok.
• Nimfa mengalami 5 instar. Instar 1 warna
kemerahan kemudian berangsur menjadi putih kekuningan.
• Permukaan atas badannya terdapat bintik
• Intar 1 menyukai daun baru terbuka,
pelepah daun, kelopak daun, bunga jantan muda yg masih lunak.
• Imago warna kuning kecoklatan, sayap
bening & kedua mata warna hitam.
• Duri pd tibia belakang yg dpt berputar. • Imago ada yg sayap pendek, ada yg
panjang.
• Bintik pd ujung sayap & bergaris kuning pd
belakangnya.
• Pd yg bersayap pendek memiliki sayap
transparan dg bintik warna gelap.
• Keduanya memiliki karakteristik dg corak
• Berkembang pd musim hujan > 500
/tanaman.
• Musim kemarau 1-23 ekor/tanaman.
• Gejala serangan: daun tampak bercak garis
kuning, garis pendek terputus hg
bersambung terutama pd tulang daun kedua & ketiga.
• Daun tampak bergaris kuning panjang,
begitu pula pelepah daun.
• Pertumbuhan tanaman terhambat, kerdil,
layu & kering (hopper burn).
• Pengendalian: waktu tanam serempak,
tanam dilakukan pd akhir musim hujan, insektisida karbofuran 3%.
Lalat bibit (Atherigona sp)
• Berukuran kecil, telur memanjang, pd daun
termuda, stadium telur 48 jam, larva keluar dari telur bergerak menuju titik tumbuh.
• Menyerang tanaman awal tumbuh hg umur
1 bulan.
• Menggerek pucuk tanaman & masuk ke
sampai ke dlm batang. Selanjutnya keluar utk berpupa di dlm tanah.
• Serangan berat jagung mjd layu & mati, /
pertumbuhan terhambat.
• Musim hujan dpt berkembang biak ckp
Lalat bibit (Atherigona sp)
• Siklus hdp 15-25 hr. betina bertelur 20-25
butir.
• Pengendalian: varietas tahan, seeds
Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
• Meletakkan telur 1 per 1 dlm barisan /
rapat pd permukaan daun yg dekat dg permukaan tanah.
• Betina bertelur 1800 butir. • Stadium telur 6-7 hari.
• Larva muda bersifat fototaksis, larva tua
geotaksis shg siang hari bersembunyi dlm tanah, muncul kembali mlm hari utk
makan.
• 1 generasi 4-6 minggu.
• Pengendalian: tanam serempak,
Lundi /Uret (Phyllophaga hellen)
• Kumbang muncul stlh ada hujan pertama
lebat, krn tanah ckp lembab.
• Telur diletakkan 1 per 1 dalam tanah. • Stadium telur 10-11 hari.
• Stadium larva ktif 5.5 bulan. • Larva tidak aktif 40 hari.
• Larva menyerang jagung di bagian
perakaran, shg layu & dpt rebah/mati.
• Pengendalian: pergiliran tanaman,
Penggerek tongkol jagung (Helicoverpa armigera)
• Telur dijumpai pd jambul tongkol.
Diletakkan secara tunggal pd rambut tongkol jagung.
• Kanibal.
• Pengendalian: parasite Trichogramma sp,
insektisida bila ditemui 3 tongkol rusak/50 tanaman pd saat tanaman baru berbentuk buah. Karbofuran 3% menjelang berbunga.
Paederus sp (tomcat)
Laba-laba
Belalang sembah, predator belalang, walang sangit, ulat, imago penggerek.
Burung hantu Tyto alba, musuh alami tikus