• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggerek batang jagung (Ostrina furnacalis) Lepidoptera: Pyralidae. Merusak pada fase vegetative / generatif. Menggerek bagian tanaman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penggerek batang jagung (Ostrina furnacalis) Lepidoptera: Pyralidae. Merusak pada fase vegetative / generatif. Menggerek bagian tanaman"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Hama Jagung

• Penggerek batang jagung (Ostrina furnacalis)

• Ulat grayak Spodoptera litura

• Penggerek tongkol jagung (Helicoverpa armigera)

• Lalat bibit Atherigona sp • Sitophilus zeamais

(2)

Penggerek batang jagung (Ostrina furnacalis) Lepidoptera: Pyralidae

• Merusak pada fase vegetative / generatif. • Menggerek bagian tanaman

Gejala

• Lubang kecil pd daun, lubang gorokan pd

batang, bunga jantan, pangkal tongkol, batang & malai yg mudah patah, tumpukan malai yg rusak.

(3)

Bioekologi

• Vegetatif 15-20 hari ST

• Telur 90 butir pd tulang daun bagian bawah dr

3 daun teratas.

• Telur diletakkan 300-500 butir 7 umumnya

secara berkelompok pd permukaan bawah daun.

• Telur tiap kelompok 30-50 butir.

• Puncak peletakkan telur pd stadia

pembentukan malai sampai keluarnya bunga jantan.

(4)

• Mulai menyerang jagung ketika masuk

fase reproduktif, 35 HST hg panen.

• Larva instar 1 berpencar segera sesudah

menetas ke bagian tanaman lain.

• Stadia pembentukan malai larva instar 1

-3 makan daun muda yg masih menggulung & pd permukaan daun yg terlindung dr daun yg telah membuka.

• 67-100% larva instar 1-2 berda pd bunga

jantan.

• Larva instar 3 berada pd bunga jantan &

sebagian yg lain pd bagian tanaman lain.

• Instar 4-6 mulai menggerek pd bagian

(5)

• 1 lubang ditemukan lebih dr 1 larva.

• Gejala visual serangan O funacalis pd

batang adalah adanya lubang gerek pd batang serta terdapatnya kotoran larva di dekat lubang.

• Jk batang dibelah akan tampak liang gerek

larva dlm batang.

• Gerekan larva pd batang menyebabkan

kerusakan jaringan pembuluh shg mengganggu proses transportasi air & UH mengakibatkan pertumbuhan terhambat, akhirnya mempengaruhi hasil tanaman.

• Larva instar 1-3 jg makan pucuk tongkol &

rambut tongkol. Instar berikutnya makan tongkol & biji.

(6)

• Ulat keluar dr telur menuju bunga jantan &

terbang bersama angin. Ada yg lgsg menggerek tulang daun yg telah terbuka, menuju batang & menggerek batang serta membentuk lorong mengarah ke atas.

• Setelah sampai buku bagian atas, ulat

segera turun menuju buku bagian bawah.

• Ulat berpupa di dalam batang. • Betina bertelur 300-500 butir. • Siklus hidup 22-45 hr.

• Batang jagung patah kemudian mati krn

(7)

• Pengendalian: kultur teknis, hayati, kimia. • Kutur teknis:

• Tumpang sari jagung dg kedelai/ kacang

tanah, pemotongan sebagian bunga jantan (4 dr 6 baris tanaman), waktu tanam yg tepat.

(8)

Pengendalian hayati

• Pemanfaatan musuh alami: parasitoid

Tricogramma spp, predator Euborellia annulata memangsa larva & pupa O furnacalis.

• Bakteri Bacillus thuringiensis

mengendalikan larva,

• Cendawan entomopatogenik: Beauveria

bassiana, Metarhizium anisopliae

mengendalikan larva.

Ambang ekonomi 1 ekor larva/tanaman. Pengendalian kimiawi

• Insektisida berbahan aktif monokrotofos,

(9)
(10)

Ulat Tongkol Helicoverpa armigera H (Lepidoptera: Noctuidae)

• Inang: tomat, kedelai, kapas, tembakau,

sorgum.

• Dijumpai pd ketinggian 2000 dpl. • Hama penting kapas.

• Imago meletakkan telur pd malam hari &

sering dijumpai pd rambut tongkol jagung.

• Telur diletakkan 1 per 1 di atas rambut

jagung.

• Setelah menetas larva pindah ke bagian

tongkol jagung yg masih muda & memakan langsung biji jagung.

(11)

• Betina meletakkan telur hingga 1000 butir. • Stadium telur 2-5 hari.

• Larva baru menetas makan rambut tongkol

kemudian membuat lubang masuk ke tongkol.

• Larva makan akan meninggalkan kotoran &

tercipta iklim mikro cocok utk pertumbuhan cendawan yg menghasilkan mikotoksin shg tongkol rusak.

• Kebiasaan larva makan berpindah, shg jmlh

buah yg rusak selalu lebih banyak drpd jumlah larva yg ada pd tanaman.

• Jg menyerang tanaman muda: pucuk / malai

shg tdk terbentuk bunga jantan, shg berkurang hasil bahkan tan mati.

(12)

• Larva muda putih kekuningan dg toraks

berwarna hitam.

• Stadium larva 6 instar & 17-24 larva dlm 1

tongkol.

• Larva instar akhir meninggalkan tongkol &

membentuk pupa dlm tanah.

• Stadium pupa berkisar 12-14 hari. • Telur hg dewasa (35 hari).

(13)

Gejala

• Serangan ulat pengerek tongkol mulai saat

pembentukan kuncup bunga & buah.

• Larva masuk ke dalam buah muda,

memakan biji jagung krn larva hdp dalam buah.

• Aplikasi insektisida tdk berpengaruh thd

peletakan telur.

• Serangan ulat penggerk tongkol dg produksi

diduga Y = 2.88 -0.058 x.

• Setiap peningkatan 1% serangan ulat

mengakibatkan penurunan produksi jagung 0.058%.

(14)

Pengendalian hayati

• Parasitoid Trichogramma parasite telur.

• Eriborus argentiopilosa (Ichneumonidae)

parasite larva muda.

• Metarhizium anisopliae pd larva. • Bakteri bacillus thuringiensis.

• Virus helicoverpa armigera Nuclear

Polyhedrosis virus (HaNPV) pd larva. Pengendalian kultur teknis

• Pengelolaan tanah yg baik akan merusak

(15)

Penegendalian kimiawi

• Decis setelah terbentuknya rambut jagung

pd tongkol & diteruskan (1-2) hr hg jagung warna coklat.

(16)
(17)

Kutu daun, Rhopalosiphum maidis Fitch Homoptera: Aphididae

• Membentuk koloni yg besar pd daun.

• Reproduksi betina (partenogenesis, tanpa

kawin.

• Nimfa 4 instar, stadium ninfa 16 hari suhu

15 derajat, 9 hari suhu 20 derajat & 5 hari suhu 30 derajat.

• Betina tdk bersayap mampu melahirkan

68 ekor, betina bersayap 49 nimfa.

(18)

• Ketiadaan fase telur di luar tubuh betina

karena proses inkubasi & penetasan terjadi dlm alat reproduksi betina & diduga telur tdk mampu bertahan pd semua kondisi lingkungan.

• Imago aktif pd suhu 17 -27 derajat C.

Gejala

• Menghisap cairan daun & batang, akibatnya

warna & bentuk daun tdk normal, akhirnya tanaman mongering.

• Menghasilkan embun madu yg dikeluarkan

mellaui cercinya, shg terbentuk embun jelaga hitam yg menutupi daun & menghalangi fotosintesis.

(19)

Pengendalian

• Musuh alami, parasitoid Lysiphlebus

mirzai (braconidae).

• Predator Coccinella sp & micraspis sp.

• Kultur teknis dg penanaman polikultur

(20)

Belalang Oxya spp Orthoptera: Acrididae

• Pd dataran rendah di pertanaman padi &

padang rumput, jg dijumpai di datran tinggi.

• Hama penting pd beberapa tanaman

pangan.

• Inang ckp luas: jagung, kacang, padi,

(21)

• Imago betina Oxya sp meletakkan telur

secara berkelompok & ditutupi dg zat menyerupai busa.

• Telur diletakkan dalam tanah / jaringan

tanaman padi.

• Telur berwarna coklat kekuningan berbentuk

silinder menyerupai butiran gabah.

• 1 kelompok telur rata-rata berisi 9 butir &

umumnya telur menetas pd pagi hr 4 mggu stelah peletakan.

• Nimfa terdiri atas 5 instar dpt dibedakan dr

(22)

• Nimfa instar 1 ukuran 7 mm, hitam

mengkilap kehijauan dg mata majemuk abu keperakan.

• Nimfa instar 2 ukuran 6-11 mm, warna hitam

memudar.

• Nimfa instar 3 ukuran 9-14 mm, coklat

kehijauan 7 sdh terbentuk bakal sayap.

• Nimfa instar 4 ukuran 12-17 mm, hijau

kecoklatan dg bakal sayap mencapai mesotoraks & metatoraks.

• Nimfa instar 5 ukuran 16-22 mm, bakal

sayap mencapai abdomen ruas ke 3.

(23)

• Imago jantan ukuran 18-27 mm, betina

24-43.5 mm.

• Imago warna hijau kekuningan / kuning

kecoklatan & tampak mengkilap.

• Imago jantan memiliki sepasang garis

terang di kepala & bagian dorsal, betina garis gelap di bagian mata hg pangkal sayap.

(24)

Pengendalian

Parasitoid & predator: larva systoechus sp (Diptera: Bombyliidae), burung, laba-laba. Metarhizhium anisopliae.

(25)

Tikus Rattus argentiventer

• Memiliki kemampuan indera yg sangat

menunjang aktivitasnya.

• Penglihatan kurang baik. • Peka yg tinggi thd cahaya.

• Indra penciuman berfungsi dg baik,

ditunjukkan oleh gerakan kepala & mengendus saat mencium bau pakan, tikus lain & musuh.

(26)

• Indera pendengaran berfungsi dg sempurna

krn dpt krn mampu mendengar pd frekuensi audible (40 kHz), frekuensi ultrasonic (100 kHz).

• Indera perasa berfungsi baik, mampu

mendeteksi zat yg pahit, beracun, tdk enak.

• Jarak tempuh 30-200 m. jk menguntungkan

dpt mencapai 700 m/ lebih.

• Faktor abiotic (air, sarang) & biotik (tanaman

& hewan kecil sbg sumber pakan, pathogen, predator, tikus lain sbg pesaing & manusia.

(27)

• Menyerang pada fase generatif/ pengisian

(28)

Ulat grayak (Spodoptera litura F)

• Serangan pd tanaman muda menghambat

bahkan mematikan tanaman.

• Serangan berat mengakibatkan tinggal

tulang daun saja.

• Betina meletakkan telur berkelompok

ditutupi bulu halus warna merah sawo pd permukaan bawah daun.

• Kelompok telur 100-300 butir. • Betina bertelur 1000-2000 butir.

• Stadium telur 3-4 hari, larva 17-20 hr,

kepompong 10-14 hr.

(29)

Pengendalian

• Kultur teknis: pembkaran tanaman,

pengolahan tanah yg intensif.

• Fisik/mekanis: mengumpulkan larva, pupa

& bagian tanaman yg terserang.

• Perangkap feromon seks utk ngengat

sebanyak 40 buah/ha atau 2 buah/500 m2 dipasang di tengah tanaman sejak tanaman berumur 2 minggu.

(30)
(31)

Wereng jagung (Peregrinus maidis)

• Dewasa mirip wereng coklat yg menyerang

padi.

• Siklus hidup 25 hr, stadium telur 8 hr, telur

berbentuk bulat panjang & agak

membengkok, putih bening, diletakkan pd jaringan pelepah daun secara terpisah/ kelompok.

• Nimfa mengalami 5 instar. Instar 1 warna

kemerahan kemudian berangsur menjadi putih kekuningan.

• Permukaan atas badannya terdapat bintik

(32)

• Intar 1 menyukai daun baru terbuka,

pelepah daun, kelopak daun, bunga jantan muda yg masih lunak.

• Imago warna kuning kecoklatan, sayap

bening & kedua mata warna hitam.

• Duri pd tibia belakang yg dpt berputar. • Imago ada yg sayap pendek, ada yg

panjang.

• Bintik pd ujung sayap & bergaris kuning pd

belakangnya.

• Pd yg bersayap pendek memiliki sayap

transparan dg bintik warna gelap.

• Keduanya memiliki karakteristik dg corak

(33)

• Berkembang pd musim hujan > 500

/tanaman.

• Musim kemarau 1-23 ekor/tanaman.

• Gejala serangan: daun tampak bercak garis

kuning, garis pendek terputus hg

bersambung terutama pd tulang daun kedua & ketiga.

• Daun tampak bergaris kuning panjang,

begitu pula pelepah daun.

• Pertumbuhan tanaman terhambat, kerdil,

layu & kering (hopper burn).

• Pengendalian: waktu tanam serempak,

tanam dilakukan pd akhir musim hujan, insektisida karbofuran 3%.

(34)
(35)

Lalat bibit (Atherigona sp)

• Berukuran kecil, telur memanjang, pd daun

termuda, stadium telur 48 jam, larva keluar dari telur bergerak menuju titik tumbuh.

• Menyerang tanaman awal tumbuh hg umur

1 bulan.

• Menggerek pucuk tanaman & masuk ke

sampai ke dlm batang. Selanjutnya keluar utk berpupa di dlm tanah.

• Serangan berat jagung mjd layu & mati, /

pertumbuhan terhambat.

• Musim hujan dpt berkembang biak ckp

(36)

Lalat bibit (Atherigona sp)

• Siklus hdp 15-25 hr. betina bertelur 20-25

butir.

• Pengendalian: varietas tahan, seeds

(37)

Ulat tanah (Agrotis ipsilon)

• Meletakkan telur 1 per 1 dlm barisan /

rapat pd permukaan daun yg dekat dg permukaan tanah.

• Betina bertelur 1800 butir. • Stadium telur 6-7 hari.

• Larva muda bersifat fototaksis, larva tua

geotaksis shg siang hari bersembunyi dlm tanah, muncul kembali mlm hari utk

makan.

• 1 generasi 4-6 minggu.

• Pengendalian: tanam serempak,

(38)
(39)

Lundi /Uret (Phyllophaga hellen)

• Kumbang muncul stlh ada hujan pertama

lebat, krn tanah ckp lembab.

• Telur diletakkan 1 per 1 dalam tanah. • Stadium telur 10-11 hari.

• Stadium larva ktif 5.5 bulan. • Larva tidak aktif 40 hari.

• Larva menyerang jagung di bagian

perakaran, shg layu & dpt rebah/mati.

• Pengendalian: pergiliran tanaman,

(40)
(41)

Penggerek tongkol jagung (Helicoverpa armigera)

• Telur dijumpai pd jambul tongkol.

Diletakkan secara tunggal pd rambut tongkol jagung.

• Kanibal.

• Pengendalian: parasite Trichogramma sp,

insektisida bila ditemui 3 tongkol rusak/50 tanaman pd saat tanaman baru berbentuk buah. Karbofuran 3% menjelang berbunga.

(42)

Paederus sp (tomcat)

(43)

Laba-laba

(44)

Belalang sembah, predator belalang, walang sangit, ulat, imago penggerek.

(45)

Burung hantu Tyto alba, musuh alami tikus

(46)

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini dilakukan penilaian kompleksitas produk dan kompleksitas proses pemesinan terhadap dies panel roof, Produk yang akan dipakai untuk penelitian adalah 3

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketahanan non psikologi dan ketahanan psikologi rumah tangga korban bencana longsorlahan di Desa Kemawi Kecamatan Somagede

Pola pelayanan konseling yang dilakukan di sekolah-sekolah masih menggunakan model konvensional dengan tatap muka ( face to face ), masalah yang dihadapi oleh

3 yang terdapat dalam majalah “Kabare” rata-rata menyampaikan pesan dengan cara mengutamakan kenyamanan, berbagai ruangan baik untuk menginap maupun untuk meeting,

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diketahui pula bahwa Atribut Citra Toko yang meliputi (kualitas layanan, atmosfer toko, kualitas produk, harga, dan penataan barang

2 Pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an di TAUD Kuttab Rumah Qur’an yaitu Pertama muroja’ah yang dilaksanakan bersama-sama antara, Kedua Tahdir yaitu menghadirkan hafalan baru

a Merawat pasien dan mencatat riwayat penyakit, hasil pemeriksaan fisik, terapi, hasil  pemeriksaan penunjang, tindakan yang telah diberikan kepada pasien serta

Pada pasal 112, UU 32/2004 tentang Pemerintaha Daerah menyatakan “Biaya kegiatan Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah dibebankan pada APBD” ini lebih