• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab III - DOCRPIJM 1480390398BAB 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai Arahan Spasial RPI2JM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Bab III - DOCRPIJM 1480390398BAB 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai Arahan Spasial RPI2JM"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

33

Bab III

Rencana Tata Ruang

WilayahSebagai Arahan Spasial

RPI2JM

RencanaTataRuang Wilayah memuatarahanstrukturruang

danpolaruang.Strukturruang adalahsusunan pusat-pusat permukiman

dansistemjaringanprasaranadansaranayang berfungsi sebagaipendukung

kegiatansosialekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan

fungsional, sedangkanpolaruangadalahdistribusi peruntukan

ruangdalamsuatuwilayahyangmeliputi peruntukan

ruanguntukfungsilindungdanperuntukan ruang

untukfungsibudidaya.Pembangunan bidangCiptaKarya harusmemperhatikan

arahanstrukturdanpolaruangyang tertuangdalamRTRW,

selainuntukmewujudkanpermukiman yanglayakhunidanberkelanjutan

jugadapatmewujudkan tujuandaripenyelenggaraan penataanruangyaitu

keharmonisanantaralingkunganalamdan lingkunganbuatan, keterpaduan

dalampenggunaan sumberdayaalamdan sumberdaya

buatandenganmemperhatikansumberdaya manusia, serta pelindunganfungsi

ruang dan pencegahan dampaknegatifterhadaplingkungan akibatpemanfaatan

ruang.

3.5 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

RencanaTata RuangW ilayahNasional(RTRWN)disusun

melaluiPeraturanPemerintahNo. 26 Tahun2008 tentang

RencanaTataRuangWilayahNasional (RTRWN)yang

(2)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

34 a. Penyusunanrencana pembangunan jangka panjang nasional,

b. Penyusunanrencana pembangunanjangka menengah nasional,

c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian

pemanfaatanruangdiwilayahnasional.

d. Perwujudanketerpaduan,keterkaitan,dankeseimbangan perkembangan

antarwilayahprovinsi,sertakeserasian antarsektor,

e. Penetapanlokasidanfungsiruanguntukinvestasi.

f. Penataanruangkawasanstrategisnasional,dan

g. Penataanruangwilayahprovinsidankabupaten/kota. Arahan yang harus

diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM

kabupaten/kota adalah sebagaiberikut:

Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti

kedalam RPI2-JM Kabupaten Takalar adalah Kabupaten Takalar sebagai berikut :

1. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

Berdasarkan PeraturanPemerintahNo. 26 Tahun2008 tentang

RencanaTataRuangWilayahNasional (RTRWN) bahwa penetapan Pusat

Kegiatan Nasional (PKN) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk

melayani kegiatan skala internasional, Nasional atau beberapa Provinsi.

Yang mana untuk Propinsi Sulawesi Selatan yang masuk kedalam

kawasan PKN yakni Makassar-Sungguminasa-Takalar-Maros (Mamminasata). Dengan masuknya Kabupaten Takalar sebagai PKN

maka diharapkan bahwa Kabupaten Takalar bisa menjadi kawasan

perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri

dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa propinsi, khususnya

Propinsi Sulawesi Selatan.

2. PenetapanPusatKegiatanWilayah(PKW)

Berdasarkan PeraturanPemerintahNo. 26 Tahun2008 tentang

RencanaTataRuangWilayahNasional (RTRWN) bahwa penetapan Pusat

Kegiatan Wilayah (PKW) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk

melayani kegiatan skala Provinsi atau beberapa Kabupaten/Kota. Yang

mana Kabupaten/kota yang masuk kedalam PKW yakni Pangkajene,

(3)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

35 Kabupaten Takalar tidak masuk kedalam PKW.

3. PenetapanPusatKegiatanStrategisNasional(PKSN)

Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 RTRWN terkait Pusat

Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)adalah kawasan perkotaan yang

ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara

bahwa Propinsi Sulawesi Selatan tidak termasuk kedalam PKSN maka

Kabupaten Takalar juga tidak termasuk kedalam PKSN.

4. PenetapanKawasanStrategisNasional(KSN)

Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN kawasan

strategis yang ditetapkan dalam RTRW Nasional yang juga disebut

Kawasan Strategis Nasional (KSN) dari sudut kepentingan

pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, serta pendayagunaan

sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, KSN dari sudut

kepentingan pertumbuhan ekonomi terdiri atas Kawasan Metropolitan

Mamminasata yang terdiri atas Kota Makassar, kawasan-kawasan

perkotaan di masing-masing Kabupaten Maros, Gowa dan Takalar; dan

Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Parepare yang

terdiri atas Kota Parepare, Kabupaten Sidrap, Kabupaten Enrekang,

Kabupaten Pinrang dan Kabupaten Barru. Kabupaten Takalar termasuk

KSN dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi maka diharapkan

Kabupaten Takalar :

 memilikipotensiekonomicepattumbuh,

 memilikisektor unggulanyangdapat

menggerakkanpertumbuhanekonominasional,  memilikipotensiekspor,

 didukung jaringan prasarana dan fasilitas

penunjangkegiatanekonomi,

 memilikikegiatanekonomiyangmemanfaatkan teknologitinggi,

(4)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

36  berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi

sumberenergidalamrangka mewujudkanketahananenerginasional,atau  ditetapkan untukmempercepat pertumbuhankawasantertinggal.

4.5 RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)

BeberapaarahanyangharusdiperhatikandariRTRWKSNPerpres No. 55 Tahun

2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros,

Sungguminasa, Takalar dalampenyusunanRPI2-JMCiptaKaryaKabupaten Takalar

adalahsebagaiberikut:

1. Cakupan deliniasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN

Seluruh wilayah Kabupaten Takalar yang mencakup 9 (sembilan)

wilayah kecamatan, meliputi Kecamatan Mangarabombang, Kecamatan

Mappakasunggu, Kecamatan Sanrobone, Kecamatan Polombangkeng

Selatan, Kecamatan Pattallassang, Kecamatan Polombangkeng Utara,

Kecamatan Galesong Selatan, Kecamatan Galesong, dan Kecamatan

Galesong Utara. Arahan Kepentingan Penetapan KSN yang berupa :  meningkatkan pelestarian situs warisan budaya lokal yang beragam;  mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya

alam dan kegiatan budi daya unggulan sebagai penggerak utama di

Kawasan Timur Indonesia;

 mengelola pemanfaatan sumber daya alam sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

 mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara;

 mengembangkan zona penyangga yang memisahkan antara kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara dengan kawasan budi

daya terbangun di sekitarnya;

 mengembangkan kegiatan budi daya tidak terbangun yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan

kawasan budi daya terbangun;

 merehabilitasi dan merevitalisasi kawasan lindung yang mengalami kerusakan fungsi lindung;

(5)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

37  mewajibkan instansi Pemerintah dan pemerintah daerah

melaksanakan kajian lingkungan hidup strategis dalam rangka

penyusunan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atauprogram yang

berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup di

Kawasan Perkotaan Mamminasata sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

2. Arahanpengembanganstrukturruangterkait

keciptakaryaansepertipengembanganprasarana saranaairminum,air

limbah,persampahan,dan drainase

 pengembangan dan peningkatan sistem jaringan energi yang meliputi jaringan pipa minyak, jaringan pipa gas bumi, jaringan pembangkit

tenaga listrik, dan jaringan transmisi tenaga listrik;

 pengembangan dan peningkatan sistem jaringan telekomunikasi terestrial dan jaringan telekomunikasi satelit;

 pengembangan dan peningkatan sistem jaringan prasarana yang meliputi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), sistem saluran

drainase, sistem jaringan air limbah, dan sistem pengelolaan

persam-pahan; dan

3. Indikasiprogramsebagaioperasionalisasirencana

polaruangkhususnyauntuk bidangCiptaKarya.

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan fungsi-fungsi lindung pada kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan

bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam,

kawasan pelestarian alam, dan kawasan cagar budaya, kawasan

rawan bencana alam, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung

lainnya;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan perumahan kepadatan tinggi, kepadatan sedang, dan kepadatan

rendah;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pemerintahan provinsi;

(6)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

38  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan

perdagangan dan jasa skala internasional, nasional, dan regional;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan

pelayanan pendidikan tinggi;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pelayanan pendidikan tinggi;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pelayanan kesehatan skala internasional, nasional, dan regional;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan

kegiatan industri manufaktur;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan industri perikanan;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang

regional;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pelayanan transportasi laut internasional, nasional, dan regional;  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan peruntukan pelayanan

transportasi udara internasional dan nasional;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan pertahanan dan keamanan negara;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan pariwisata;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan pertanian;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan perkebunan;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan perikanan;

(7)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

39  rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan

kegiatan agro industri;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan hutan produksi;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan permukiman nelayan tradisional;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan pertemuan, pameran, dan sosial budaya;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan pada Zona P1, Zona P2, Zona P3, Zona P4, dan Zona P5; dan

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan lokasi dan jalur evakuasi untuk kawasan rawan bencana.

3.3 Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau

RencanaTataRuang(RTR)Pulaumerupakan rencanarinci

danoperasionalisasidari RTRWN.Adapunarahan yangharus diperhatikan

dariRTRPulauuntukpenyusunanRPI2-JM Kabupaten Takalaradalah:

5. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang Kabupaten Takalar antara lain mencakup arahan pengembangan kawasan lindung

dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang

Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

6. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus

dikendalikan.

7. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang Kabupaten Takalar khususnya untuk bidang Cipta Karya seperti

pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan,

drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.

3.4 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Selatan

RencanaTata RuangWilayah(RTRW)ProvinsiSulawesi Selatanditetapkan

(8)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

40 harus diperhatikandari RTRW ProvinsiSulawesi Selatanuntuk

(9)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

41

1. Rencana Struktur Ruang Wilayah Propinsi

1) Rencana Sistem Jaringan Sumberdaya Air

Rencana sistem jaringan sumberdaya air wilayah Provinsi :

 sistem jaringan sumberdaya air nasional meliputi WS, DAS, bendungan, DI dan DR;

 sistem jaringan sumberdaya air lintas Provinsi meliputi WS, DAS;  sistem jaringan sumberdaya air Provinsi terdiri atas bendung,

bendungan, DI dan Instalasi Pengolahan Air (IPA);  sistem pengelolaan sumberdaya air.

2) Rencana sistem jaringan sumberdaya air nasional yang terkait

dengan wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38

huruf a, merupakan jaringan prasarana sumberdaya air strategis

nasional yang meliputi: Wilayah Sungai (WS) Walanae – Cenranae,

dan WS Jeneberang.

 WS Walanae - Cenranae meliputi DAS Walanae, DAS Cenranae, DAS Paremang, DAS Bajo, DAS Awo, DAS Peneki, DAS Keera,

DAS Ranang, DAS Larompong, DAS Gilireng, DAS Noling, DAS

Suli dan DAS Suto.

 WS Jeneberang meliputi DAS Jeberang, DAS Jeneponto, DAS Maros, DAS Matulu, DAS Salangketo, DAS Tangka, DAS

Aparang, DAS Pamukulu dan DAS Selayar.

3) Rencana sistem jaringan sumberdaya air lintas Provinsi yang terkait

dengan wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38

huruf b meliputi : WS Palu – Lariang, WS Kaluku – Karama, WS

Saddang, WS Pompengan – Larona, WS Lasolo – Sampara dengan

rincian sebagai berikut :

 WS Palu Lariang, meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS.) Palu, DAS. Lariang, DAS. Watutela, DAS. Pasangkayu, DAS.

Mesangka, DAS. Surumba, DAS. Sibayu, dan DAS. Tambu;

 WS Kaluku Karama, meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS.)

Kaluku, DAS. Karama, DAS. Babbalalang, DAS. Malunda, DAS.

(10)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

42  WS Saddang meliputi DAS Saddang, DAS Mamasa, DAS

Rapang, DAS Libukasi, DAS Galang-galang, DAS Lisu, DAS

Barru, DAS Lakepo, DAS Lampoko, DAS Kariango, DAS

Pangkajene, PAS Bone-Bone, DAS Sigeri, DAS Karajae, dan DAS

Malipi;

 WS Pompengan – Larona meliputi DAS Pompengan, DAS Larona,

DAS Kalaena, DAS Latupa, DAS Bua, DAS Lamasi, DAS

Makawa, DAS Bungadidi, DAS Kebo, DAS Rongkong dan DAS

Balease;

 WS Lasolo Sampara, meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS.)

Lasolo, DAS. Sampara, DAS. Lalindu, DAS. Aopa, DAS. Tinombo,

DAS. Luhumbuti, DAS. Landawe, DAS. Amesiu

4) Rencana Bendungan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal

38 huruf a meliputi: Bendungan Batubassi, Bendungan Balambano

dan Bendungan Karebbe (Kabupaten Luwu Timur); Bendungan

Bilibili (Kabupaten Gowa), Bendungan Kalola (Kabupaten Wajo), dan

Bendungan Sanrego (Kabupaten Bone)

5) Rencana DI kewenangan pusat lintas kabupaten/kota sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 38 huruf a meliputi: DI Kampili/Bisua

(Kabupaten Gowa dan Takalar), DI Bila Kalola (Kabupaten Sidrap),

DI Kalola Kalosi (Kabupaten Wajo dan Sidrap), DI Awo (Kabupaten

Wajo dan Sidrap), DI Saddang Sidrap (Kabupaten Sidrap dan

Pinrang), DI Saddang Pinrang (Kabupaten Sidrap dan Pinrang), DI

Lekopaccing (Kabupaten Maros dan Kota Makassar), DI Lamasi

Kanan/Kiri (Kabupaten Luwu dan Luwu Utara), DI

Jeneberang/Kampili (Kabupaten Gowa);

6) Rencana DI kewenangan pusat utuh kabupaten sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 38 huruf a meliputi: DI Bontomanai

(Kabupaten Bulukumba), DI Bayang-bayang (Kabupaten

Bulukumba), DI Kelara (Kabupaten Jeneponto), DI Pammukulu

(Kabupaten Takalar), DI Bantimurung (Kabupaten Maros), DI

Tabo-tabo (Kabupaten Pangkep), DI Sanrego, DI Pattiro, DI Palakka dan

(11)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

43 Kiri/Kanan, DI Paddange, DI Lawo, dan DI Walanae (Kabupaten

Soppeng), DI Wajo (Kabupaten Wajo), DI Bulucenrana, DI

Bulutimorang, DI Gelirang, DI S. Baranti dan DI S. Sidenreng

(Kabupaten Sidrap), DI Padang Sappa I, DI Padang Sappa II, DI

Bajo, DI Kalaera Kiri dan DI Kalaera Kanan I (Kabupaten Luwu) , DI

Kalaera II (Kabupaten Toraja), DI Rongkong/Malangke, DI Baliase

dan DI Bungadidi (Kabupaten Luwu Utara), DI Kalaena dan DI

Kalaena Kiri/Kanan (Kabupaten Luwu Timur)

7) Rencana jaringan DR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf

a meliputi: DR Barebbo (Kabupaten Bone), DR Sajoanging

(Kabupaten Wajo), dan DR Maros Utara (Kabupaten Maros).

8) Rencana sistem jaringan sumberdaya air Provinsi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 38huruf c meliputi:

 Bendung meliputi Bendung Taccipi di Kabupaten Pinrang dan Bendungan Sungai Batu Pute di Kabupaten Barru

 DI kewenangan Provinsi lintas kabupaten meliputi: DI Bilibili (Kabupaten Gowa), DI Cilallang (Kabupaten Wajo), DI Tubu

Ampak (Kabupaten Luwu Utara);

 DI kewenangan Provinsi utuh meliputi: DI Bettu dan DI Bontonyeleng (Kabupaten Bulukumba), DI Jenemarung

(Kabupaten Takalar), DI Aparang I, DI Kalamisu dan DI Aparang

Hulu (Kabupaten Sinjai), DI Padaelo dan DI Leang Lonrong

(Kabupaten Pangkep), DI Matajang (Kabupaten Barru), DI Jaling,

DI Salomeko, DI Unyi dan DI Selliccopobulu (Kabupaten Bone), DI

Leworeng, DI Latenreng, DI Salo Bunne (Kabupaten Soppeng), DI

Cenrana, DI Belawa, dan DI Cilellang (Kabupaten Wajo), DI

Alekarajae, DI Torere dan DI Baranti (Kabupaten Sidrap), DI

Padang Alipang, DI Kalaena, DI Lengkong Pini dan DI Makawa

(Kabupaten Luwu), DI Bone-bone dan DI Kanjiro (Kabupaten

Luwu Utara), DI Sunggeni dan DI Tomini (Kabupaten Luwu Timur)  IPA Provinsi meliputi seluruh kabupaten dan kota di wilayah

(12)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

44 9) Sistem pengelolaan sumberdaya air sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 38 huruf d meliputi

 Proses penyusunan dan penetapan kebijakan, pola, dan rencana pengelolaan sumberdaya air;

 Pelaksanaan konstruksi prasarana sumberdaya air, operasi dan pemeliharaan sumberdaya air; dan

 Konservasi sumberdaya air dan pendayagunaan sumberdaya air serta pengendalian daya rusak air.

h. Sistem pengelolaan sumberdaya air direncanakan secara khusus

dalam sektor sumberdaya air meliputi: WS Walanae – Cenranae, WS

Jeneberang, WS Saddang, dan WS Pompengan – Larona.

i. Kriteria sistem jaringan sumberdaya air di Wilayah Provinsi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 dicantumkan dalam

Lampiran II.5 Kriteria Sistem Jaringan Sumberdaya Air, yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

j. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Persampahan Wilayah Provinsi

sebagaimana dimaksud dalam meliputi:

 lokasi TPA regional diarahkan untuk melayani lebih dari satu kawasan perkotaan kabupaten/kota, yang dalam hal ini di

Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa yang melayani

kawasan Metropolitan Mamminasata.

 fungsi TPA regional sebagai tempat pengolahan sampah dan industri daur ulang.

k. Kriteria sistem jaringan prasarana persampahan di Wilayah Provinsi

dicantumkan dalam Lampiran II.6 Kriteria Sistem Jaringan Prasarana

Persampahan, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Daerah ini

l. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sanitasi Wilayah Provinsi

meliputi:

 Rencana Sistem Perpipaan Air Limbah Provinsi diarahkan ke sistem kluster yang berada di kawasan Metropolitan

(13)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

45  Rencana Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) Provinsi

diarahkan ke sistem kluster yang berada di kawasan Metropolitan

Mamminasata.

 Rencana Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Provinsi diarahkan ke sistem kluster yang berada di perkotaan Metropolitan

Mamminasata.

2. Rencana Pola Ruang Wilayah Propinsi

a. Kawasan pertambangan merupakan kawasan yang potensil

dimanfaatkan untuk budidaya pertambangan meliputi:

 Kawasan potensil tambang logam meliputi: tambang emas di wilayah pertambangan Kabupaten Luwu dan Kabupaten Luwu

Timur, serta tambang emas plaser di Kabupaten Luwu Utara;

tambang besi di Kabupaten Luwu Timur dan tambang pasir besi

di Kabupaten Takalar dan Kabupaten Jeneponto; tambang

Kromit di Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Barru; tambang

nikkel di Kabupaten Luwu Timur; tambang tembaga di

Kabupaten Toraja dan Kabupaten Toraja Utara, serta tambang

timbal di Kabupaten Tana Toraja.

 Kawasan potensil tambang non logam (bebatuan) meliputi: tambang andesit di Kabupaten Pangkep dan Kabupaten Bone;

tambang basal di Kabupaten Pangkep, Kabupaten Bone dan

Kabupaten Sinjai; tambang batubara di Kabupaten Toraja Utara;

tambang jasper di Kabupaten Bone; tambang marmer dan kapur

bahan semen di Kabupaten Pangkep, Kabupaten Maros dan

Kabupaten Bone; tambang batu dan pasir di Kabupaten

Pangkep, Kabupaten Gowa, Kabupaten Sinjai dan Kabupaten

Kepulauan Selayar.

 Kawasan potensil tambang minyak dan gas bumi (Migas) meliputi: Blok Bone Utara di Kabupaten Luwu dan Kota Palopo,

Blok Enrekang di Kabupaten Tana Toraja, Enrekang dan

Pinrang, Blok Sengkang di Kabupaten Wajo, Sidrap, Soppeng

(14)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

46 Makassar, Blok Kambuno di laut Kabupaten Bone, Sinjai dan

Bulukumba, Blok Selayar di laut Kabupaten Bulukumba dan

Kabupaten Kepulauan Selayar, Blok Karaengta di laut

Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten

Jeneponto, Kabupaten Takalar dan Kabupaten Kepulauan

Selayar.

b. Kawasan industri merupakan kawasan yang potensil dimanfaatkan

untuk kegiatan industri yang meliputi:

 Kawasan industri skala besar meliputi: kawasan potensil usaha industri di Kota Makassar, Kota Parepare, Kabupaten Luwu

Timur, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Maros, dan Kabupaten

Gowa;

 Kawasan aglomerasi industri skala kecil dan menengah meliputi: Kota Palopo, Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Luwu,

Kabupaten Enrekang, Kabupaten Sidrap, Kabupaten Pinrang,

Kabupaten Barru, Kabupaten Bone, Kabupaten Bulukumba,

Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Jeneponto.

c. Rencana pengembangan kawasan pariwisata merupakan kawasan

yang potensil dikembangkan sebagai tujuan maupun obyek wisata

meliputi rencana-rencana pengembangan:

 Taman Wisata Alam (TWA) berskala nasional meliputi TWA Danau Matano – Mahalona dan TWA Danau Towuti (Kabupaten Luwu

Timur), TWA Malino (Kabupaten Gowa), TWA Cani Sirenreng

(Kabupaten Bone), TWA Lejja (Kabupaten Soppeng), TWA Laut

Kepulauan Kapoposang (Kabupaten Pangkep), Taman Nasional

Laut Takabonerate (Kabupaten Kepulauan Selayar), TMN

Bantimurung – Bulusarang (Kabupaten Maros dan Pangkep), Taman Buru Ko’mara (Kabupaten Takalar) dan Taman Buru Bangkala (Kabupaten Jeneponto);

 Taman Wisata Alam (TWA) berskala Provinsi meliputi TWA Danau Tempe - Sidenreng (Kabupaten Wajo dan Sidrap), TWA Laut

Kepulauan Spermode yang terletak di wilayah Mamminasata, TWA

(15)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

47 Maros), TWA Sungai Saddang (Kabupaten Tana Toraja dan

Enrekang), Tahura Abdul Latief (Kabupaten Sinjai), Tahura

Nanggala (Kota Palopo);

 Taman Wisata Budaya (TWB) skala nasional meliputi TWB perdesaan tradisional di Kabupaten-kabupaten Toraja Utara dan

Tana Toraja;

 Taman Wisata Budaya (TWB) skala Provinsi meliputi TWB Permukiman Adat Ammatoa Kajang (Kabupaten Bulukumba),

Taman Miniatur Sulawei Selatan di Situs Pusat Kerajaan Gowa

Benteng Sombaopu (Kota Makassar dan Kabupaten Gowa); Wisata

pelabuhan perahu tradisional Paotere (Kota Makassar), Pusat

industri perahu tradisional Pinisi (Kabupaten Bulukumba);

 Taman Wisata Sejarah meliputi Fort Rotterdam, Situs Benteng Tallo, Makam Raja-raja Gowa, Makam Raja-raja Tallo, Makam

Syech Yusuf (Kota Makassar), Masjid Tua Katangka (Kabupaten

Gowa), Museum Saoraja Lapawawoi Karaeng Sigeri (Kabupaten

Bone), Masjid Jami Tua Palopo (Kota Palopo), Taman prasejarah

Batu Pakek Gong (Kabupaten Sinjai)

d. Rencana permukiman merupakan kawasan yang potensil

dikembangkan sebagai kawasan permukiman yang meliputi :

 kawasan permukiman perkotaan didominasi oleh kegiatan non agraris dengan tatanan kawasan permukiman yang terdiri dari

sumberdaya buatan seperti perumahan, fasilitas sosial, fasilitas

umum, prasarana dan sarana perkotaan.

 bangunan permukiman di tengah kota terutama di PKN dan PKW yang padat penduduknya diarahkan pembangunan perumahannya

vertikal.

 pola permukiman perkotaan yang paling rawan terhadap tsunami harus menyediakan tempat evakuasi pengungsi bencana alam baik

berupa lapangan terbuka di tempat ketinggian ≥30 m di atas

permukaan laut atau berupa bukit penyelamatan.

(16)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

48

3. Penetapan Kawasan Strategis

 KSN di wilayah Provinsi KSN dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi dan KSN dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber

daya alam dan/atau teknologi tinggi berupa Kawasan Sorowako dan

sekitarnya.

 kawasan pengembangan budidaya alternatif komoditi perkebunan unggulan kakao, kelapa sawit, kopi Robusta, jambu mete dan jarak di

masing-masing Kabupaten: Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang,

Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Barru, Pangkep, Maros, Gowa,

Takalar, Jeneponto, Bulukumba, Enrekang, Tana Toraja, Toraja

Utara dan Kepulauan Selayar.

 kawasan pengembangan budidaya rumput laut meliputi wilayah perairan pantai dan atau tambak di masing-masing Kabupaten:

Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, Bone, Luwu,

Palopo, Luwu utara, dan Luwu Timur;

 Kawasan Industri (KI) skala besar meliputi: kawasan-kawasan industri di wilayah Metropolitan Mamminasata yang terdiri atas KI

Makassar (Kota Makassar), KI Maros (Kabupaten Maros), KI Gowa

(Kabupaten Gowa), KI Takalar (Kabupaten Takalar), selain dari pada

itu diarahkan pengembangan KI Parepare (Kota Parepare), pabrik

pengolahan nikel Sorowako (Kabupaten Luwu Timur), pabrik semen

Tonasa (Kabupaten Pangkep), pabrik semen Bosowa (Kabupaten

Maros);

 Kawasan bendungan-bendungan dan Bendungan Karebbe (Kabupaten Luwu Timur).

 Kawasan andalan darat : kawasan andalan Palopo dan sekitarnya dengan sektor unggulan : pariwisata, perkebunan, pertanian, dan

perikanan

3.5 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Takalar

SesuaidenganamanatUUNo.26Tahun2007,RencanaTata

RuangWilayah(RTRW)Kabupaten Takalarditetapkanoleh

(17)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

49 Takalaryangperludiperhatikan dalam penyusunanRPI2-JMKabupaten

Takalar adalahsebagaiberikut:

a. Rencana Stuktur Ruang Wilayah

Sistem prasarana pengelolaan lingkungan sebagaimana dimaksud :

1) Sistem pengelolaan persampahan;

 Sistem pengelolaan persampahanditetapkan dalam rangka mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah

guna meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas

lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.  Sistem pengelolaan persampahan terdiri atas Tempat

Penampungan Sementara (TPS) sampah, Tempat Pengolahan

Sampah Terpadu (TPST), dan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

sampah.

 Lokasi TPS sampah dilengkapi dengan fasilitas pemilahan sampahterdiri atas TPS sampah organik dan TPS sampah

anorganik direncanakan pada unit lingkungan permukiman dan

pusat-pusat kegiatan perkotaan;

 Lokasi TPST ditetapkan di Kawasan Perkotaan Takalar Kecamatan Pattalassang;

 Lokasi TPA ditetapkan di Balang Kecamatan Polombangkeng Selatan.

2) Sistem penyediaan air minum;

 Sistem penyediaan air minum (SPAM) dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan;

 Sistem jaringan perpipaan terdiri atas:

 unit air baku yang bersumber dari Sungai Pappa dan Sungai

Gamanti;

 unit produksi air minum meliputi: IPA Pattalassang di

Kecamatan Pattalassang dengan kapasitas terpasang 35

(tiga puluh lima) Liter/Detik, dan kapasitas produksi 30 (tiga

(18)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

50  unit distribusi yang menyalurkan air minum melalui pipa

distribusi langsung ke rumah-rumah, fasilitas umum dan

fasilitas sosial;

 Sistem jaringan bukan jaringan perpipaan yang meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan,

terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau

bangunan perlindungan mata air diatur sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

 Pengelolaan SPAM dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3) Sistem jaringan air limbah;

 Sistem jaringan air limbahditetapkan dalam rangka pengurangan, pemanfaatan kembali, dan pengolahan air limbah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

 Sistem jaringan air limbah meliputi sistem pembuangan air limbah setempat dan sistem pembuangan air limbah terpusat;  Sistem pembuangan air limbah setempatdilakukan secara

individual melalui pengolahan dan pembuangan air limbah

setempat serta dikembangkan pada kawasan yang belum

memiliki sistem pembuangan air limbah terpusat;

 Sistem pembuangan air limbah terpusat dilakukan secara kolektif melalui jaringan pengumpulan air limbah, pengolahan, serta

pembuangan air limbah secara terpusat;

 Sistem pembuangan air limbah terpusatmeliputi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) beserta jaringan air limbah

Galesong yang melayani Kawasan Industri Takalar dan kawasan

permukiman Galesong;

 Sistem pembuangan air limbah terpusat dilaksanakan dengan memperhatikan aspek teknis, lingkungan, dan sosial-budaya

masyarakat setempat, serta dilengkapi dengan zona penyangga;

dan

 Sistem pembuangan air limbah terpusat dilakukan sesuai dengan

(19)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

51 4) Sistem jaringan drainase;

 Sistem jaringan drainase meliputi sistem saluran drainase primer, system saluran drainase sekunder dan system drainase

tersier yang ditetapkan dalam rangka mengurangi genangan air

dan mendukung pengendalian banjir, terutama di kawasan

permukiman, kawasan industri, kawasan perdagangan, dan

kawasan pariwisata;

 Sistem saluran drainase primerdikembangkan melalui saluran pembuangan utama meliputi Sungai Pappa, dan Sungai

Gamanti; dan

 Sistem jaringan drainase dilaksanakan secara terpadu dengan

sistem pengendalian banjir

5) Jalur evakuasi bencana;

b. Rencana Pola Ruang Wilayah

1) Kawasan ruang terbuka hijau huruf d, berupa Ruang Terbuka Hijau

Kawasan Perkotaan (RTHKP) yang ditetapkan menyebar dan

seimbang dengan memperhatikan fungsi ekologis, social budaya,

estetika, dan ekonomi dengan ketentuan RTH publik paling sedikit

20% (dua puluh persen) dan RTH privat paling sedikit 10% (sepuluh

persen) dari luas kawasan perkotaan Kabupaten Takalar.

2) Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan yakni “

a) Kawasan peruntukan permukiman,terdiri atas kawasan

peruntukan permukiman perkotaan dan kawasan peruntukan

permukiman perdesaan

b) Kawasan peruntukan permukiman perkotaan berupa kawasan

permukiman yang didominasi oleh kegiatan non agraris dengan

tatanan kawasan permukiman yang terdiri dari sumberdaya

buatan seperti perumahan, fasilitas sosial, fasilitas umum, serta

prasarana wilayah perkotaan lainnya.

c) Kawasan peruntukan permukiman perkotaanditetapkan di

(20)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

52 Kecamatan Galesong, dan sebagian wilayah Kecamatan

Polombangkeng Utara;

d) Kawasan peruntukan permukiman perdesaan berupa kawasan

permukiman yang didominasi oleh kegiatan agraris dengan

kondisi kepadatan bangunan, penduduk yang rendah dan kurang

intensif dalam pemanfaatan daerah terbangun.

e) Kawasan peruntukan permukiman perdesaan ditetapkan pada

sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Utara, sebagian

wilayah Kecamatan Polombangkeng Selatan, sebagian wilayah

Kecamatan Mappakasunggu, sebagian wilayah Kecamatan

Mangarabombang, sebagian wilayah Kecamatan Galesong

Selatan, sebagian wilayah Kecamatan Galesong, sebagian

wilayah Kecamatan Sanrobone, dan sebagian wilayah Galesong

Utara.

c. Penetapan Kawasan Strategis

1) Kawasan strategis Kabupaten Takalar merupakan bagian wilayah

Kabupaten Takalar yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena

mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota di bidang

ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

2) Kawasan strategis di wilayah Kabupaten Takalar meliputi:  Kawasan Strategis Nasional;

Kawasan Strategis Nasional dengan sudut kepentingan

ekonomi Kawasan Perkotaan Mamminasata yang mencakup

seluruh wilayah Kabupaten Takalar;  Kawasan Strategis Provinsi

 KSP dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi;

1) kawasan lahan pangan berkelanjutan ditetapkan pada di

sebagian Kecamatan Polombangkeng Utara, sebagian

Kecamatan Polombangkeng Selatan, sebagian

Kecamatan Mappakasunggu, sebagian Kecamatan

(21)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

53 2) kawasan pengembangan budidaya alternatif komoditas

perkebunan unggulan kopi robusta dan kakao ditetapkan

di sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng

Selatan, sebagian wilayah Polombangkeng Utara,

3) kawasan pengembangan budidaya rumput laut

ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan

Mangarabombang, sebagian wilayah Kecamatan

Mappakasunggu, sebagian wilayah Kecamatan

Sanrobone, sebagian wilayah Kecamatan Galesong

Selatan,

4) kawasan industri skala besar ditetapkan di Kawasan

Industri Takalar di Kecamatan Galesong Utara dan

Kecamatan Polombangkeng Utara.

 KSPdengan sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya

alam dan teknologi tinggi;

Kawasan Penambangan Minyak Blok Karaengta

ditetapkan di wilayah perairan Selat Makassar Kabupaten

Takalar

 KSP dengan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung

lingkungan hidup

1) kawasan wisata bahari Mamminasata dan sekitarnya

ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan

Mangarabombang, sebagian wilayah Kecamatan

Mappakasunggu, sebagian wilayah Kecamatan

Sanrobone, sebagian wilayah Kecamatan Galesong dan

sebagian wilayah Kecamatan Galesong Utara;

2) kawasan lindung provinsi berupa kawasan hutan lindung

ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan

Polombangkeng Selatan dan kawasan rawan bencana

alam Gunung Bawakaraeng ditetapkan di sebagian

wilayah Kecamatan Polombangkeng Utara dan sebagian

(22)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

54  Kawasan Strategis Kabupaten.

 kawasan strategis dengan sudut kepentingan pertumbuhan

ekonomi;

1) kawasan pusat kegiatan industry perikanan di sebagian

wilayah Kecamatan Galesong;

2) kawasan pusat perkotaan di Kecamatan Pattalassang

dan Kecamatan Galesong;

3) Kawasan Strategis dan Cepat Tumbuh Agropolitan

Malolo di Kecamatan Polombangkeng Utara;

4) Kawasan Industri Takalar di Kecamatan galesong utara

dan Kecamatan Polombangkeng Utara;

5) Kawasan pendidikan maritim Galesong di Kecamatan

Galesong;

6) Kawasan PPI Beba’ di Kecamatan Galesong Utara;

7) Kawasan perikanan tangkap dan kawasan budidaya

perikanan di sebagian Kecamatan Galesong Utara,

sebagian wilayah Kecamatan Galesong Selatan,

sebagian wilayah Kecamatan Mappakasunggu, sebagian

wilayah Kecamatan Sanrobone dan sebagian wilayah

Kecamatan Mangarabombang;

8) Kawasan Minapolitan Sanrobone dan sekitarnya

9) Kawasan pelabuhan dan pergudangan Galesong di

Kecamatan Galesong

10) Kawasan Kota Terpadu Mandiri Punaga dan sekitarnya

di Kecamatan Mangarabombang

 kawasan strategis dengan sudut kepentingan sosial budaya;

1) Kawasan mangrove di sebagian Kecamatan

Mangarabombang;

2) Kawasan Pantai Topejawa di sebagian wilayah

Kecamatan Mangarabombang; dan

3) Kawasan konservasi dan pariwisata gugusan Pulau

(23)

RE

N

CA

N

A

P

R

O

G

RA

M

IN

V

E

S

T

A

S

I IN

F

RA

S

T

RU

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

K

A

BU

P

A

T

E

N

T

A

K

A

L

A

R T

A

H

U

N

201

5

-2019

55 Mappakasunggu dan Teluk Laikang di sebagian wilayah

Kecamatan Mangarabombang.

 kawasan strategis dengan sudut kepentingan

pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi

Kawasan Penambangan Minyak Blok Karaengta di

wilayah perairan Selat Makassar

 kawasan strategis dengan sudut kepentingan fungsi dan

daya dukung lingkungan hidup

1) Kawasan Suaka Margastwa dan taman buru Ko’mara di

sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Utara;

dan

2) Kawasan hutan lindung di sebagian wilayah Kecamatan

Referensi

Dokumen terkait

Mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan di setiap detik dalam hidup penulis, yang membuat penulis kuat dan bertahan dalam menghadapi segala hal, sehingga

Menurut Widodo (2015: 244), “Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik

Efektivitas Pembelajaran menggunakan media berbasis ICT di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Cepogo Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara dapat diketahui melalui table yang

Untuk lebih mengetahui sejauhmana status penggunaan napza memengaruhi profil kognitif, orientasi masa depan serta prestasi belajar maka dalam penelitian ini akan ada

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk meneliti ada tidaknya hubungan antara persepsi remaja terhadap verbal abuse yang dilakukan orangtua dengan

Dengan pertimbangan bahwa ada banyak sekali komponen penilaian kinerja setiap dosen tersebut, selain terjadinya peningkatan jumlah dosen yang seiring dengan

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bahwa ada pengaruh daya tarik pesan iklan Zalora Indonesia di facebook fanpage terhadap minat beli pada perempuan dewasa

Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan eksperimen semu (quasy-experiment) yaitu penelitian yang digunakan untuk mengungkap hubungan sebab akibat dengan