RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-1
BAB VII
RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA
7.1 Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman 7.1.1 Kondisi Eksisting
Peraturan dan regulasi yang terkait dengan pengembangan permukiman di Kota
Depok masih sangat terbatas yaitu sebagaimana disajikan pada tabel 7.1
Tabel 7.1
Peraturan Daerah / Peraturan Bupati / Keputusan Bupati terkait Pengembangan Permukiman
No Perda / Perbup / Peraturan lainnya Keterangan
No Peraturan Prihal Tahun 1 Keputusan Bupati Muara
Enim No : 348 / KPTS . CKTR – IV / 2013
Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh
2013 Mengatur tentang Lokasi Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Muara Enim
Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena
ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas
bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Beberapa ciri-ciri
daerah kumuh ini antara lain :
1. Dihuni oleh penduduk yang padat dan berjubel, baik karena pertumbuhan penduduk
akibat kelahiran maupun karena adanya urbanisasi
2. Dihuni oleh warga yang berpenghasilan rendah dan tidak tetap, atau berproduksi
subsisten yang hidup di bawah garis kemiskinan
3. Rumah – rumah yang ada di daerah ini merupakan rumah darurat yang terbuat dari
bahan-bahan berkas dan tidak layak
4. Kondisi kesehatan dan sanitasi yang rendah, biasnya ditandai oleh lingkungan fisik
yang jorok dan mudah tersebar penyakit menular
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-2
6. Pertumbuhannya yang tidak terencana sehingga penampilan fisiknya pun tidak teratur
dan tidak terurus, jalan sempit, halaman tidak ada
7. Kuatnya gaya hidup “pedesaan” yang masih tradisional. Secara sosial terisolasi dari
permukiman lapisan masyarakat lainnya
8. Ditempati secara ilegal atau status hukum tanah yang tidak jelas (bermasalah)
9. Biasanya ditandai olah banyaknya perilaku menyimpang dan tindak kriminal
Untuk menetapkan lokasi kawasan permukiman kumuh digunakan kriteria – kriteria yang di
dikelompokan kedalam kriteria :
Kriteria Vitalitas Non Ekonomi
Kriteria Vitalitas Non Ekonomi dipertimbangkan sebagai penentuan penilaian
kawasan kumuh dengan indikasi terhadap penanganan peremajaan kawasan kumuh yang
dapat memberikan tingkat kelyakan kawasan permukiman tersebut apakah masih layak
sebagai kawasan permukiman atau sudah tidak sesuai lagi. Krtieria ini terdiri atas variabel
sebagai berikut :
a. Kesesuaian pemanfaatan ruang kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
atau RDTK, dipandang perlu sebagai legalitas kawasan dalam ruang kota
b. Fisik bangunan perumahan permukiman dalam kawasan kumuh memiliki indikasi
terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh dalam hal kelayakan suatu hunian
berdasarkan intensitas bangunan yang terdapat didalamnya
c. Kondisi Kependudukan dalam kawasan permukiman kumuh yang dinilai, mempunyai
indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh berdasarkan kerapatan
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-3 Kriteria Vitalitas Ekonomi
Kriteria Vitalitas Ekonomi dinilai mempunyai kepentingan atas dasar sasaran
program penanganan kawasan permukiman kumuh sesuai gerakan city without slum
sebagaimana menjadi komitmen dalam Hari Habitat Internasional. Oleh karena kriteria ini
akan dalam kaitannya dengan indikasi pengelolaan kawasan sehingga peubah penilai
untuk kriteria meliputi :
a. Tingkat kepentingan kawasan dalam letak kedudukannya pada wilayah kota, apakah
kawasan itu strategis atau kurang strategis
b. Fungsi kawasan dalam peruntukan ruang kota, dimana keterkaitan dengan faktor
ekonomi memberikan keterkaitan pada investor untuk dapat menangani kawasan
kumuh yanga ada. Kawasan yang termasuk dalam kelompok ini adalah pusat-pusat
aktivitas bisnis dan perdagangan seperti pasar, terminal/stasiun, pertokoan, atau fungsi
lainnya.
c. Jarak jangkau kawasan terhadap tempat mata pencaharian penduduk kawasan
permukiman kumuh
Kriteria Status Tanah
Kriteria status tanah sebagai mana tertuang dalam Inpres No. 5 tahun 1990 tentang
Peremajaan Permukiman Kumuh adalah merupakan hal penting untuk kelancaran dan
kemudahan pengelolaannya. Kemudahan pengurusan masalah status tanah menjadikan
jaminan terhadap ketertarikan investasi dalam suatu kawasan perkotaan. Perubahan
penilaian dari kriteria ini meliputi :
a. Status pemilikan lahan kawasan perumahan permukiman
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-4 Kriteria Kondisi Prasarana dan Sarana
Kriteria Kondisi Prasarana dan Sarana yang mempengaruhi suatu kawasan
permukiman menjadi kumuh, paling tidak terdiri atas :
a. Kondisi Jalan
b. Drainase
c. Air Bersih
d. Air Limbah
Kriteria Komitmen Pemerintah Setempat
Komitmen pemerintah daerah (kabupaten/kota/provinsi) dinilai mempunyai andil
sangat besar untuk terselenggaranya penanganan kawasan permukiman kumuh ini
mempunyai indikasi bahwa pemerintah daerah menginginkan adanya keteraturan
pembangunan khususnya kawasan yang ada di daerahnya.
Perubah penilai dari kriteria ini akan meliputi :
a. Keinginan pemerintah untuk penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh dengan
indikasi penyediaan dana dan mekanisme kelembagaan penanganannya
b. Ketersediaan perangkat dalam penanganan, seperti halnya rencana penanganan
(grand scenario) kawasan, rencana induk (master plan) kawasan dan lainnya
Kriteria Prioritas Penanganan
Untuk menentukan lokasi prioritas penanganan, selanjutnya digunakan kriteria lokasi
kawasan permukiman kumuh yang diindikasikan memiliki pengaruh terhadap (bagian)
kawasan perkotaan metropolitan sekaligus sebagai kawasan permukiman penyangga.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-5
karena letaknya yang berdekatan dengan kawasan perkotaan. Penentuan kriteria ini
menggunakan variabel berikunya :
a. Kedekatan lokasi kawasan permukiman kumuh dengan pusat kota metropolitan
b. Kedekatan lokasi kawasan permukiman kumuh dengan kawasan pusat pertumbuhan
bagian kota metropolitan
c. Kedekatan lokasi kawasan permukiman kumuh dengan kawasan lain (perbatasan)
bagian kota metropolitan
d. Kedekatan lokasi kawasan kumuh dengan letak ibukota daerah yang besangkutan
Permukiman Tradisional
Permukiman tradisional merupakan manifestasi dari nilai sosial budaya masyarakat
yang erat kaitannya dengan nilai sosial budaya penghuninya, yang dalam prosesnya
penyusunannya menggunakan dasar norma-norma tradisi (Rapoport). Permukiman
tradisional sering direpresentasikan sebagai tempat yang masih memegang nilai-nilai adat
dan budaya yang berhubungan dengan nilai kepercayaan atau agama yang bersifat
khusus atau unik pada suatu masyarakat tertentu yang berakar dari tempat tertentu pula di
luar determinasi sejarah (Sasongko 2005).
Yang dimaksud dengan kawasan permukiman tradisional adalah kawasan yang
mempunyai kriteria sebagai berikut :
a. Lingkungan permukiman yang memiliki/terdiri dari bangunan-bangunan tradisional
(kedaerahan), bersejarah, perdagangan, kelompok industri rumah tanggayang
mempunyai ciri khas tertentu
b. Secara sosial budaya perlu untuk revive (pernah hidup dan dikenal)
c. Secara ekonomi, pernah dan punya potensi untuk dikembangkan
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-6
Manfaat pengaturan Rencana Tindak Penanganan Kawasan Permukiman
Tradisional dalam rangka penyelenggaraan pelestarian, penegndalian, pengembangan dan
pembangunan daerah perencanaan untuk memberikan informasi kepada generasi penerus
bahwa para pendahulu anak bangsa telah membangunperadaban yang maju dan
memberikan informasi sejarah masa lampau untuk memberikan arah masa yang akan
datang.
Di Kabupaten Muara Enim, terdapat beberapa lokasi yang termasuk kategori
kawasan permukiman tradisonal. Salah satunya adalah di desa Pulau Panggung
Kecamatan Semendo Darat Laut. Desa itu masih menunjukkan karakter permukiman
tradisional dengan masih banyaknya rumah tradisional, selain itu pola permukimannya juga
masih menunjukkan karakter pola permukiman tradisional. Beberapa desa di sekitarnya
juga bisa dikategorikan sebagai identifikasi dan pendataan, supaya perkampungan
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-7 7.1.2 Sasaran Program
Tabel 7.2
Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
No Uraian Sasaran Program Total Luas
Kawasan
Sasaran Program
Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V I PROGRAM UMUM
1 Pebentukan POKJA RP3KP √
2 Penyusunan RP3KP √
3 Sosialisasi RP3KP √ √
4 Peningkatan kapasitas kelembagaan dalam pembangunan
dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman √ √ √ √ √
II PENGEMBANGAN PERMUKIMAN FORMAL
1 Peningkatan kerjasama dengan pihak swasta untuk pengembangan rumah
√ √ √
2 Peningkatan fasiltas kepemilikan rumah √ √ √
3 Peningkatan dan pembangunan PSU √ √ √ √ √
4 Pembangunan fasiltas penunjang √ √ √ √ √
5 Penyediaan ruang terbuka dan ruang bermain anak √ √ √ √
III PENGEMBANGAN PERMUKIMAN UNTUK MBR
1 Peningkatan kerjasama dengan pihak swasta untuk
pengembangan rumah murah bagi MBR √ √ √
2 Kerjasama dengan Bank untuk akses kredit bagi MBR √ √ √
3 Pembangunan PSU √ √ √ √ √
4 Pembangunan fasiltas penunjang √ √ √ √ √
5 Penyediaan ruang terbuka dan ruang bermain anak √ √ √
IV PENGEMBANGAN KASIBA LISIBA
1 Perencanaan Kasiba √ √
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-8
3 Perencanaan PSU Kasiba √ √
4 Perencanaan Lisiba √ √
5 Perencanaan Lisiba berdiri sendiri √ √
6 Pemilihan pengelola Lisiba √
7 Pebangunan PSU √ √
8 Pembangunan rumah √ √
V PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH
1 Identifikasi kawasan permukiman kumuh √
2 Penyusunan Profil Kawasan Kumuh √
3 Penyusunan DED Kawasan Kumuh √ √ √
4 Pembangunan PSU √ √ √ √ √
5 Peningkatan PSU di kawasan kumuh √ √ √ √ √
6 Perbaikan rumah tidak layak huni √ √ √ √ √
7 Penyusunan Rencana Relokasi (new site development) atau urban renewal
√ √
8 Pembangunan PSU lokasi baru √ √ √
9 Pembangunan rumah/rusunawa √ √ √
10 Pembangunan fasilitas penunjang √ √ √
11 Penyediaan ruang terbuka dan ruang bermain anak √ √ √
VI PENATAAN PERMUKIMAN TRADISONAL
1 Identifikasi kawasan permukiman tradisional √ √
2 Penyusunan RTBL kawasan permukiman tradisonal √ √
3 Penyusunan DED kawasan permukiman tradisonal √
4 Pembangunan PSU √ √ √
5 Perbaikan bangunan rumah tradisional √ √
VII PENGEMBANGAN JARINGAN PRASARANA
1 Jaringan jalan
Peningkatan jalan kolektor √ √
Peningkatan jalan lokal √ √
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-9
Pembangunan halte √
2 Jaringan drainase
Pemeliharaan sungai √ √ √ √ √
Peningkatan dan pembangunan saluran drainase sekunder
√ √ √
Pembangunan saluran drainase tersier √ √ √
3 Penyediaan air bersih / air minum
Peningkatan kapasitas WTP di kawasan permukiman perkotaan (SPAM IKK)
√ √ √
Pengembangan jaringan distribusi air bersih √ √ √
Pembuatan WTP skala lingkungan pada permukiman perdesaan
√ √ √
Peningkatan pengelolaan air bersih untuk mengurangi tingkat kebocoran
√ √ √ √ √
4 Pengolahan air limbah
Pembuatan bangunan pengolahan limbah komunal di kawasan padat
√ √ √
Pengembangan program sanitasi masyarakat √ √ √ √ √
Pemberian bantuan jamban keluarga √ √ √ √
5 Pengelolaan persampahan
Pembuatan TPS
Penyediaan gerobag sampah
Penyediaan tempat sampah
Penyediaan truk angkutan sampah 6 Jaringan listrik
Pengembangan jaringan listrik tegangan tinggi √ √
Pengembangan jaringan listrik tegangan menengah √ √ √ √
Pengembangan jaringan litrik tegangan rendah √ √ √
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-10
Pengembangan jaringan kabel √ √ √
Penataan dan pengembangan BTS √ √ √
VIII PENGEMBANGAN FASILTAS UMUM DAN FASILITAS PENUNJANG
1 Pendidikan
Peningkatan dan pembangunan sarana pendidikan TK √ √ √
Peningkatan dan pembangunan sarana pendidikan SMP √ √ √
Peningkatan dan pembangunan sarana pendidikan SMU/SMK
√ √ √
Peningkatan sarana pendidikan tinggi √ √ √
2 Kesehatan
Peningkatan dan pembangunan Puskesmas pembantu √ √ √
Peningkatan Puskesmas rawat inap √ √ √
Peningkatan Puskesmas √ √ √
3 Peribadatan
Peningkatan dan pembangunan masjid dan mushola √ √ √
Peningkatan sarana peribadatan lainnya √ √ √
4 Perdagangan
Perencanaan pusat perdagangan skala lingkungan di kawasan permukiman
√ √
Pembangunan pasar lingkungan √ √
Pembangunan pertokoan √ √
Peningkatan pasar inpres √ √
5 Olahraga dan Rekreasi
Peningkatan dan pembangunan gedung olah raga (GOR)
√ √ √
Pembangunan sarana dan olah raga skala kecamatan 6 Ruang Terbuka
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-11 Pembangunan taman dan ruang terbuka skala
kecamatan
√ √ √ √
Pembangunan ruang/taman bermain anak √ √
Mewajibkan tiap pengambang menyediakan taman dan ruang bermain anak
√ √ √ √ √
7.1.3 Usulan Kebutuhan Program
Tabel 7.3
Matriks Usulan Program Pengembangan Kawasan Permukiman Kabupaten Muara Enim
No Kegiatan Pengembangan Kawasan Permukiman Sasaran
Rencana Program 1 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Kawasan
Permukiman Perkotaan
Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Potensial Ds. Pulau Panggung Kec. SDL
√
RP3KP-KP Kab. Muara Enim Kel. Muara Enim Kec. Muara Enim
√
Kegiatan Penataan Kawasan Kumuh Kel. Tungkal Kec. Muara Enim
√
Kegiatan Penataan Kawasan Kumuh Ds. Tanjung Jati Kec. Muara Enim
√
Kegiatan Penataan Kawasan Kumuh Kel. Muara Enim Kec. Muara Enim
√
Kegiatan Penataan Kawasan Kumuh Ds. Kota Padang Kec. SDL
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-12 Pengembangan Sarana dan Prasarana KWS Agropolitan Ds. Swarna Dwipa
Kec. SDT
√
Pengembangan Sarana dan Prasarana KWS Agropolitan Ds. Segamit Kec. SDU
√
Pengembangan Sarana & Prasarana KWS Agropolitan Ds. Guci Kec. Ujan Mas
√
Pengembangan Sarana & Prasarana KWS Agropolitan Ds. Aur Duri Kec. Rambang Dangku
√
Tabel 7.4
Matriks Usulan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Kabupaten Muara Enim
No Out Put Uraian Paket Lokasi Vol Satuan Sumber Pendanaan x Rp. 1.000
APBN APBD
Prov.
APBD Kab./Kota
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-13
Perkotaan Enim
Tahun 2018 11.800.000 1.550.000 1.200.000
3 Pembangunan dan
Tahun 2019 5.500.000 250.000 200.000
4 Pembangunan dan
Tahun 2020 2.000.000 300.000 300.000
5 Pembangunan dan
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-14 7.2 Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
7.2.1 Kondisi Eksisting
Tabel 7.5 Pengaturan IMB Pasal dan Ayat Norma Pengaturan
Dalam Ranperda
Penjelasan
Pasal 92 Pengaturan Retribusi IMB Pengaturan retribusi IMB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (6) meliputi:
a. jenis kegiatan dan obyek yang dikenakan retribusi; b. penghitungan besarnya retribusi IMB;
c. indeks penghitungan besarnya retribusi IMB; d. harga satuan (tarif) retribusi IMB.
Pasal 101 ayat 2 Penundaan IMB Penundaan penerbitan IMB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali untuk jangka waktu tidak lebih dari 2 (dua) bulan terhitung sejak penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 102 Ayat 1,2,3,4,5,6
Penolakan IMB 1. Surat penolakan permohonan IMB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2) harus sudah diterima pemohon dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari setelah surat penolakan dikeluarkan bupati.
2. Pemohon dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari setelah menerima surat penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mengajukan keberatan kepada bupati.
3. Bupati dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari setelah menerima keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib memberikan jawaban tertulis terhadap keberatan pemohon.
4. Jika pemohon tidak melakukan hak sebagaimana maksud pada ayat (2) pemohon dianggap menerima surat penolakan tersebut.
5. Jika bupati tidak melakukan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bupati dianggap menerima alasan keberatan pemohon sehingga bupati harus menerbitkan IMB.
Pemohon dapat melakukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara apabila bupati tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5).
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-15
Tabel 7.6
Pengaturan Pendataan BG
Pasal dan Ayat Norma Pengaturan Dalam Ranperda
Penjelasan
Pasal 117 Ayat 1,2,3,4,5
Pendataan BG 1. Bupati wajib melakukan pendataan Bangunan Gedung untuk keperluan tertib administrasi pembangunan dan tertib administrasi Pemanfaatan Bangunan Gedung. 2. Pendataan Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi Bangunan Gedung baru dan Bangunan Gedung yang telah ada.
3. Khusus pendataan Bangunan Gedung baru, dilakukan bersamaan dengan proses IMB, proses SLF dan proses sertifikasi kepemilikan Bangunan Gedung.
4. Bupati wajib menyimpan secara tertib data Bangunan Gedung sebagai arsip Pemerintah Daerah.
5. Pendataan Bangunan Gedung fungsi khusus dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan berkoordinasi dengan Pemerintah.
Tabel 7.7 Pengaturan SLF Pasal dan Ayat Norma Pengaturan
Dalam Ranperda
Penjelasan
Pasal 116 ayat 1- ayat 6
Tata Cara Penerbitan SLF
1) Penerbitan SLF Bangunan Gedung dilakukan atas dasar permintaan pemilik/Pengguna Bangunan Gedung untuk Bangunan Gedung yang telah selesai pelaksanaan konstruksinya atau untuk perpanjangan SLF Bangunan Gedung yang telah pernah memperoleh SLF.
2) SLF Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan mengikuti prinsip pelayanan prima dan tanpa pungutan biaya.
3) SLF Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah terpenuhinya persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi dan Klasifikasi Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, dan Pasal 9. 4) Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1):
5) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:
6) Data hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dicatat dalam daftar simak, disimpulkan dalam surat pernyataan pemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedung atau rekomendasi pada pemeriksaan pertama dan Pemeriksaan Berkala.
Pasal 123 Tata Perpanjangan SLF 1) Perpanjangan SLF Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 124 diberlakukan untuk Bangunan Gedung yang telah dimanfaatkan dan masa berlaku SLF-nya telah habis.
2) Ketentuan masa berlaku SLF sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yaitu:
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-16 4) Pengurusan perpanjangan SLF dilakukan setelah pemilik/
pengguna/pengelola Bangunan Gedung memiliki hasil pemeriksaan/kelaikan fungsi Bangunan Gedung berupa: 5) Permohonan perpanjangan SLF diajukan oleh pemilik/
pengguna/pengelola Bangunan Gedung dengan dilampiri dokumen:
6) Pemerintah Daerah menerbitkan SLF paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah diterimanya permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (5).
7) SLF disampaikan kepada pemohon selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal penerbitan perpanjang Pasal 124 Tata Cara Pasal dan Ayat Norma Pengaturan
Dalam Ranperda
Penjelasan
Pasal 139 Ayat 1,2
Pembentukan TABG 1. TABG dibentuk dan ditetapkan oleh Bupati Muara Enim. 2. TABG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sudah
ditetapkan oleh Bupati selambatlambatnya 6 (enam) bulan setelah peraturan daerah ini dinyatakan berlaku efektif. Pasal 140 Ayat
1 sd 6
Keanggotaan TABG 1. Susunan keanggotaan TABG 2. Unsur keanggotaan
3. Keterwakilan unsur-unsur asosiasi profesi, perguruan tinggi, dan masyarakat ahli termasuk masyarakat adat, minimum sama dengan keterwakilan unsur-unsur instansi Pemerintah Kab. Muara Enim
4. Keanggotaan TABG tidak bersifat tetap.
5. Setiap unsur diwakili oleh 1 (satu) orang sebagai anggota. 6. Nama-nama anggota TABG diusulkan oleh asosiasi
profesi, perguruan tinggi dan masyarakat ahli termasuk masyarakat adat yang disimpan dalam database daftar anggota TABG
Pasal 141 Ayat 1 sd 3
Tugas dan Fungsi 1. Tugas TABG 2. Fungsi TABG
3. Tugas selain tugas pokok Pasal 142 Ayat
1,2
Masa Kerja 1. Masa kerja TABG ditetapkan 1 (satu) tahun anggaran. 2. Masa kerja TABG dapat diperpanjang
sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali masa kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 143 Ayat 1,2,3,4
Pembiayaan TABG 1. Biaya pengelolaan database dan operasional anggota TABG dibebankan pada APBD Pemerintah Kab. Muara Enim
2. Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
b. Biaya pengelolaan database. c. Biaya operasional TABG
3. Pelaksanaan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengikuti peraturan perundang-undangan.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-17
Tabel 7.9
Kajian penyelenggaraan, Kondisi Eksisting dan Permasalahan
KEGIATAN KAJIAN BERDASAR UU, PP, Permen KONDISI
EKSISITING PERMASALAHAN
Persyaratan Tata bangunan
Peruntukan dan intensitas
Arsitektur Bangunan gedung
Pengendalian dampak Lingkungan
RTBL
Persyaratan Keandalan bangunan gedung
keahlian bidang bangunan gedung/ rumah adat
pemanfaatan unsur/idiom tradisional bangunan gedung baru
Bangunan gedung semi permanen
Bangunan gedung darurat
Persyaratan
Gedung di Lokasi Berpotensi Bencana Alam
di Lokasi Pantai
di Lokasi jalur Gempa bumi
di Lokasi sekitar gunung berapi
di Lokasi banjir
Pemeriksaan oleh Pemda
Pengawasan Pelaksanaan konstruksi
Penyedia jasa pengawasan/MK
Belum ada bangunan gedung (tidak ada retribusi dalam pemberian SLF)
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-18
KEGIATAN KAJIAN BERDASAR UU, PP, Permen EKSISITING KONDISI PERMASALAHAN
PEMANFAATAN:
Pemeliharaan bangunan gedung harus dilakukan oleh pemilik dan/ pengguna bangunan gedung dan dapat menggunakan penyedia jasa pemeliharaan bangunan gedungyang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dlm hal pemeliharaan menggunakan penyedia jasa pemeliharaan, pengadaan jasa pemeliharaaan dilakukan melalui pelelangan, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung pengguna bangunan gedung dan dapat menggunakan penyedia jasa perawatan bangunan gedung yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam hal perawatan menggunakan penyedia jasa pemeliharaan, maka pengadaan jasa pemeliharaaan dilakukan melalui pelelangan, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung.
Hubungan kerja antar antara penyedia jasa perawatan bangunan gd dan pemilik /pengguna bangunan gedung harus dilaksanakan berdasarkan ikatan kerja tertentu yang dituangkan dalam perjanjian tertulis sesuai dengan perundangan yang berlaku.
Perbaikan dan atau pergantian dalam kegiatan perawatan bangunan gedung dalam tingkat kerusakan sedang dan berat dilakukan setelah dokumen rencana teknis perawatan bangunan disetujui oleh pemerintah pusat.
Persetujuan rencana teknis perawatan bangunan gedung tertentu dan memiliki kompleksitas teknis tinggi dilakukan setelah mendapat pertimbangan TABG.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-19
KEGIATAN KAJIAN BERDASAR UU, PP, Permen EKSISITING KONDISI PERMASALAHAN
Pemeriksaan secara berkala
Pemeriksaan berkala bangunan gedung dilakukan oleh pemilikdan / pengguna bangunan gedung dan dpt menggunakan penyedia jasa pengkajian teknis bangunan gedung yang memiliki sertifikat yang sesuai dg peraturan perundang-undangan
Pemeriksaan secara berkala bangunan gedung dilakukan untuk seluruh atau sebagian bangunan bangunan gedung, komponen bahan bangunan, dan / atau prasarana dan sarana dalam rangka pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung guna memperoleh perpanjangan SLF
Dalam hal pemeriksaan secara berkala menggunakan penyedia jasa pengkajian teknis bangunan gedung, maka pengadaan jasa pengkajian teknis bangunan gedung dilakukan melalui pelelangan pemilihan langsung atau penunjukkan langsung.
Hubungan kerja antar antara penyedia jasa pengkajian teknis bangunan gd dan pemilik /pengguna bangunan gedung harus dilaksanakan berdasarkan ikatan kerja tertentu yang dituangkan dalam perjanjian tertulis sesuai dengan perundangan yang berlaku.
Pengkajian teknis bangunan gedung dilakukan berdasarkanh Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan dokumen ikatan kerja
Dalam hal belum terdapat penyedia jasa pengkajian teknis, maka pengkajian teknis dilakukan oleh pemerintah. gedung pada masa pemanfaatan diterbitkan oleh pemerintah pusat
Perpanjangan SLF pada masa pemanfaatan diterbitkan berdasarkan hasil pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung terhadap pemenuhan persyaratan teknis dan fungsi bangunan sesuai dengan IMB
Masa berlaku perpanjangan SLF untuk rumah tinggal tunggal dan rumah tinggal deret jangka waktu 20 tahun, dan jangka waktu 5 tahun untuk bangunan gedung lainnya.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-20
KEGIATAN KAJIAN BERDASAR UU, PP, Permen EKSISITING KONDISI PERMASALAHAN
atas dasar permintaan pemilik bangunan untuk seluruh atau sebagian bangunan gedung sesuai dengan hasil pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.
Pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung dilakuikan oleh penyedia jasa pengkajian teknis bangunan gedung.
Pengawasan dan Pemanfaatan bangunan gedung
Pengawasan terhadap pemanfaatan bangunan gedung dilakukan oleh pemerintah dan / atau pemerintah daerah pada saat pengajuan
perpanjangan SLF dan / atau adanya laporan dari masyarakat
Pemanfaatan bangunan gedung yang dilindungi dan dilestarikan harus sesuai dengan kaidah pelestarian dan klasifikasi bangunan gedung yang dilindungi. (Peraturan Pemerintah R.I No.36/2005 : pasal 87)
Proses tata cara pembongkaran
Rencana teknis pembongkaran
penyedia jasa pembongkaran
. Kegiatan apabila : tidak memiliki izin mendirikan bangunan dan Pemerintah menetapkan bangunan tersebut untuk dibongkar dengan surat penetapan pembongkaran
Pemerintah dan / atau pemda mengidentifikasi bangunan gedung yang akan ditetapkan untuk dibongkar berdasarkan hasil pemeriksaan dan /atau laporan dari masyarakat
Berdasarkan hasil identifikasi seperti tersebut di atas, pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung wajib melakukan pengkajian teknis
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-21
KEGIATAN KAJIAN BERDASAR UU, PP, Permen EKSISITING KONDISI PERMASALAHAN
bangunan gedung dan menyampaikan hasilnya kepada Pemerintah daerah, kecuali bangunan fungsi khusus kepada Pemerintah
Apabila hasil pengkajian teknis bangunan gedung memenuhi kriteria sebagaimana yang dimaksud di atas, maka pemerintah menetapkan bangunan gedung tersebut untuk dibongkar dengan surat penetapan
Isi surat penetapan pembongkaran memuat batas waktu pembongkaran, prosedur pembongkaran dan ancaman sanksi.
Pelaksanaan Pembongkaran
Dalam hal pemilik dan / atau pengguna bangunan gedung tidak melaksanakan pembongkaran dalam batas waktu yang ditentukan, maka pembongkaran dilakukan oleh Pemerintah yang dapat menunjuk penyedia jasa pembongkaran bangunan gedung atas biaya pemilik
Pemilik bangunan dapat mengajukan pembongkaran bangunan gedung dengan memberikan pemberitahuan tertulis kepada pemerintah daerah, kecuali bangunan gedung fungsi khusus kepada pemerintah, disertai laporan terakhir hasil pemeriksaan berkala
Dalam hal pemilik bangunan gedung bukan pemilik tanah, maka usulan pembongkaran harus mendapat persetujuan pemilik tanah
Pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung harus memenuhi prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Pengawasan pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung dilakukan oleh penyedia jasa pengawasan yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Hasil pengawasan pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung dilaporkan secara berkala kepada pemerintah
Pemerintah melakukan pengawasan secara berkala atas kesesuaian laporan pelaksanaan pembongkaran dengan rencana teknis pembongkaran
Proses tata cara penerbitan IMB
Penggolongan bangunan gedung
tata cara penerbitan IMB
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-22
KEGIATAN KAJIAN BERDASAR UU, PP, Permen EKSISITING KONDISI PERMASALAHAN
REHABILITASI PASCABENCANA
Rumah tinggal satu lantai tahan gempa
alternatif konstruksi
persyaratan pokok
dokumen rencana teknis
proses tata cara penerbitan IMB
proses tata cara penerbitan SLF bangunan gedung
Perda hanya membahas
mengenai Pembentukan Organisasi dan tata kerja badan penanggulangan
bencana
Belum mempunyai perda menyangkut proses perencanaan
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-23 7.2.2 Sasaran Program
Tabel 7.10
Matriks Sasaran Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
No Uraian Sasaran Program Sasaran
Penanganan
Sasaran Program
2017 2018 2019 2020 2021 1 Penataan Orientasi Kawasan
- Pembuatan Gerbang Kota sebagai batas dan ciri kawasan √ √
- Pembuatan jalur hijau pengarah √ √ √
- Penataan orientasi masa bangunan dan skyline kawasan √ √ √ √
- Pengaturan ukuran dan letak signage √
2 Pengaturan fungsi bangunan
- Pengaturan fungsi bangunan √ √ √ √ √
- Pengaturan sektor informal dan kegiatan temporer
3 Penataan Bangunan dan Kapling
- Pengaturan GSB √ √ √ √ √
- Pengaturan KDB √ √ √ √ √
- Pengaturan KLB √ √ √ √ √
- Pengaturan Ketinggian Bangunan √ √ √ √ √
- Pengaturan Jarak Bebas √ √ √ √ √
- Pengaturan Sempadan Samping dan Belakang √ √ √ √ √
- Pengaturan Masa Bangunan √ √ √ √ √
- Pengaturan Tipologi dan Arsitektur Bangunan √ √ √ √ √
4 Peningkatan Sistem Transportasi Darat
- Perencanaan dan Perbaikan Jalur Pedestrian √
- Peningkatan mode transportasi darat beserta fasiltas pemberhentiannya
√
- Penataan rute/jalur, tempat pemberhentian dan pangkalan moda transportasi
√ √
- Penyediaan street furniture √
- Penyediaan lahan parkir √
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-24
- Penempatan pipa distribusi pada jalur pedestrian √ √ √
- Perluasan jaringan perpipaan √ √ √ √ √
6 Penataan Jaringan Drainase yang Terpadu yang Antisipatif Terhadap Bahaya Banjir
- Pengadaan Saluran Drainase √ √ √
- Perbaikan dan Perawatan Saluran Drainase Kota Maupun Lingkungan
7 Peningkatan Pengelolaan Limbah dan Peran Serta Masyarakat Swasta
- Penambahan Sarana Penyedotan Lumpur Tinja
- Sosialisasi Kesehatan dan Lingkungan
- Dorongan kepada Masyarakat untuk Membangun Pengolahan Limbah secara Swadaya
- Pembangunan IPAL Terpadu
8 Perencanaan Titik Hidran untuk Mencegah Bahaya Kebakaran
- Penyediaan Hidran Kota
- Penyediaan Hidran di Fasilitas Umum dan Ruang-ruang Publik
√
- Penyediaan Hidran di Wilayah Lingkungan dengan Kepadatan Tinggi Maupun Rendah
√ √ √ √ √
9 Pengadaan Kemudahan Sarana Telekomunikasi Umum
- Penyediaan Telepon Umum di Ruang-ruang Publik √ √ √ √ √
- Penempatan Fasilitas Jasa Telepon di Pusat Keramaian √ √ √
- Penempatan Telepon Umum dengan Halte √ √
10 Pengelolaan Sampah
- Sosialisasi Konsep Penanganan Sampah (3R)
- Penyediaan Peralatan Pengumpulan (waste bin)
- Penyediaan Peralatan Pengangkutan √ √
- Penyediaan Bak Sampah
11 Peningkatan Pengadaan Penerangan Tempat Umum
- Pemerataan Penerangan Jalan √
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-25
12 Peningkatan Jalur Hijau
- Penyediaan Jalur Hijau pada Jalur Pedestrian √ √ √ √ √
- Penyediaan Jalur Hijau pada Jalur Jalan √ √ √ √ √
- Penyediaan Jalur Hijau pada Halaman Bangunan √ √ √ √ √
- Perencanaan dan Pembangunan Sarana Hijau Kota √ √ √ √
7.2.3 Usulan Kegiatan Program
Tabel 7.11
Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
No Kegiatan Penataan Bangunan Dan Lingkungan Satuan
Rencana Program
Ket Tahun
I
Tahun II
Tahun III
Tahun IV
Tahun V 1 Revitalisasi dan Pengembangan Kawasan Tematik
Perkotaan
- Penataan Taman dalam Kota Muara Enim 1 KWS √
- Penambahan Sarana dan Prasarana Taman (P2KH) Rumah Tumbuh
1 KWS √
- Pembangunan Ruang Terbuka Hijau Islamic Center (P2KH)
1 KWS √
- Pembangunan Sarana dan Prasarana Kolam Retensi 1 KWS √
- Kegiatan Festival Hijau 1 KWS √
- Pembibitan Bunga 1 KWS √
- Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Kota Hijau 1 KWS √
- Pemeliharaan taman / tugu dan Gapura dalam Kota Muara Enim
1 KWS √
- Pembangunan Taman Out Bond 1 KWS √
- Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (P2KH) 1 KWS √
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-26
- Sosialisasi Perda Bangunan Gedung 1 KWS √
- Kegiatan Festival Hijau 1 KWS √
- Pembibitan Bunga 1 KWS √
- Pembuatan Agro Park 1 KWS √
- Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Kota Hijau 1 KWS √
- Pemeliharaan Taman / Tugu dan Gapura dalam Kota Muara Enim
1 KWS √
- Pembangunan Penataan Kota Hijau 1 KWS √
- Penataan Taman dalam Kota Muara Enim 1 KWS √
2 Penataan Bangunan dan Lingkungan Strategis
- RTBL Kawasan Strategis Nasional 1 KWS √
- Penyusunan Desain dan DED Kawasan Strategis Nasional Kawasan Tanjung Enim
1 KWS √
- Penataan Bangunan Kawasan Strategis Nasional Kawasan Tanjung Enim
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-27 Tabel 7.12
Matriks Usulan Pembiayaan Sektor Pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan
No Out Put Uraian Paket Lokasi Vol Satuan Sumber Pendanaan x Rp. 1.000
4. Kegiatan Festival Hijau Kel. Pasar 1 Kec.
Muara Enim 1 KWS 150.000 2018
5. Pembibitan Bunga Kel. Pasar 1 Kec.
Muara Enim 1 KWS 200.000 2018
TOTAL 2018 7.150.000 13.000.000 5.500.000
3 Revitalisasi dan
4. Kegiatan Festival Hijau Kel. Muara Enim
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-28
5. Pembibitan Bunga Kel. Air Lintang
Kec. Muara Enim 1 KWS 200.000 2019
6. Pembuatan Agro Park Kel. Air Lintang
Kec. Muara Enim 1 KWS 5.000.000 2019
TOTAL 2019 5.000.000 5.000.000 2.850.000
4 Revitalisasi dan
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-29 7.3 Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
7.3.1 Kondisi Eksisting 1. Aspek Tekins
1.1 SPAM Ibukota Kabupaten A. Cabang Muara Enim a) Unit Air Baku
Kota Muara Enim diapit oleh 2 sungai besar, sebelah Barat Kota Muara
Enim dialiri Sungai Lematang dimana hulu Sungai Lematang berada di
Kabupaten Lahat, sedangkan di tengah kota dialiri Sungai Enim dimana
Hulu Sungai Enim berada di Kabupaten Oku. Kapasitas Sungai Lematang
pada musim kemarau yaitu 10-20 m3/detik, sedangkan Sungai Enim pada
musim kemarau yaitu 60-65 m3 / detik.
Sumber air baku unit Talang Jawa yang dipergunakan adalah air
permukaan yang diambil dari Sungai Lematang. Intake yang dipakai pada
sistem ini adalah Intake Sumuran. Debit pengambilan air baku sementara
ini sebanyak 60 l/dt, jarak intake ke IPAL sekitar 800 m dengan
menggunakan pipa GIP berdiameter 200 mm, sedangkan water meter
induk untuk air baku tidak ada. Sistem pengaliran air baku dengan sistem
pemompaan dimana pompa yang digunakan adalah pompa centrifugal
sebanyak 2 unit dengan kapasitas 60 l/dt dn head 50 m dan 1 unit dengan
kapasitas 40 l/dt dan head 40 m.
Sedangkan unit Pelita Sari sumber air baku yang digunakan adalah air
baku permukaan yang diambil dari Sungai Enim. Intake yang dipakai
pada sistem ini adalah intake sumuran. Debit pengambilan air baku ini
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-30 Sistem pengaliran air baku dengan sistem pemompaan dimana pompa
yang digunakan adalah pompa Submersible sebanyak 1 unit dengan
kapasitas 30 l/dt dan head 70 m dan pompa centrifugal kapasitas 50 l/dt
dan head 75 m.
b) Unit Produksi
Unit produksi yang ada di Kabupaten Muara Enim adalah:
- IPA Talang Jawa dengan kapasitas 60 liter/detik melayani Kecamatan
Muara Enim
- IPA Pelita Sari kapasitas 50 liter/detik melayani Kota Enim
Sistem distribusi dan pelayanan menggunakan sistem perpompaan
dengan menggunakan pompa centrifugal. Air didistribusikan dari reservoir
yang ada di sekitar IPA, pendistribusian air minum dilakukan rata-rata
selama 24
jam/hari. Reservoir yang ada di Muara Enim terdiri dari :
- Lokasi IPA Talang Jawa kapasitas reservoir 2 x 320 m3
- Lokasi Pelita Sari kapasitas reservoir 1x 320 m3
c) Distribusi dan Pelayanan
Distribusi di Muara Enim dari kedua unit produksi menggunakan pompa
distribusi dengan jenis centrifugal dengan masing-masing tekanan pompa
yaitu antara 40-50 m dan dilengkapi dengan hydrophore namun tidak
difungsikan. Wilayah pelayanan air minum yang ada saat ini di
Kecamatan Muara Enim mencakup 9 Kelurahan seperti tersaji pada tabel
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-31
Tabel 7.13
Dimensi Jaringan Pipa Distribusi Muara Enim
Diameter (mm) Jenis Pipa Jumlah
DCIP ACP GIP PVC
250 - 220 - 1.100 1.320
200 - 4.340 - 1.000 5.340
150 - 4.378 - 4.800 9.178
100 - - - 22.481 22.481
75 - - - 18.931 18.931
60 - - - - -
50 - - - 25.780 25.780
40 - - - - -
Total - - 74.092 83.030
Sumber : PDAM Muara Enim 2014
Instalasi Pompa Distribusi Talang Jawa
1. Pompa distribusi I (centrifugal), KW=22/30 HP, Q=30 l/dt, H=50 m
2. Pompa distribusi II (centrifugal), KW=22/30 HP, Q=30 l/dt, H=50 m
3. Pompa distribusi III (centrifugal), KW=55 HP, Q=60 l/dt, H=50 m
4. Pompa distribusi IV (centrifugal), KW=15/20 HP, Q=30 l/dt, H=50 m
5. Pompa distribusi V (centrifugal), KW=55/75 HP, Q=60 l/dt, H=50 m
6. Pompa distribusi VI (centrifugal), KW=22/30 HP, Q=30 l/dt, H=50 m
Instalasi Pompa Distribusi Karang Asem
1. Pompa distribusi I, KW=18,5/25 HP, Q=20 l/dt, H=50 m
2. Pompa distribusi II, KW=18,5/30 HP, Q=20 l/dt, H=50 m
3. Pompa distribusi III, KW=45/60 HP, Q=40 l/dt, H=40 m
Wilayah pelayanan air minum yang ada saat ini di Kecamatan Muara
Enim mencakup 9 kelurahan, yaitu:
1. Kelurahan Muara Enim I
2. Kelurahan Muara Enim II
3. Kelurahan Muara Enim III
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-32 5. Kelurahan Tungkal Muara Enim
6. Kelurahan Muara Enim
7. Desa Lubuk Empelas
8. Desa Tanjung Jati
9. Desa Muara Lawai
Mengenai jumlah pelanggan di cabang Muara Enim dapat dilihat pada
tabel 7.14
Tabel 7.14
Jumlah Pelanggan Cabang Muara Enim
No Jenis Pelayanan Jumlah
Pelanggan SL
Jumlah Kubikasi m3
1 Hidran Umum 52 2.619
2 Kamar Mandi dan WC Umum 3 183
3 Tempat Ibadah 49 1.423
4 Panti Asuhan/Yayasan 8 696
5 Sekolah Negeri 57 2.166
6 Rumah Sakit Pemerintah 9 4.147
7 Instansi Pemerintak Tk. Kecamatan 16 220
8 Rumah Selain RSS 6.776 127.758
9 Niaga Kecil 329 7.856
10 Instansi Pemerintah dan ABRI Tk. Kabupaten 78 6.894
11 Industri dan Niaga Besar 10 455
Total 7.387 154.417
Sumber : PDAM Muara Enim 2014
B. Cabang Tanjung Enim a) Unit Air Baku
Sumber air baku instalasi Talang Gabus yang digunakan adalah air
permukaan yang diambil dari Sungai Enim. Intake yang dipakai pada
sistem ini adalah intake sumuran. Debit pengambilan air baku sementara
ini sebanyak 40 l/dt, jarak dari intake ke IPA sekitar 350 m dengan
menggunakan pipa Steel berdiameter 350 mm sedangkan water meter
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-33 lagi. Sistem pengaliran air baku dengan menggunakan pemompaan
dimana pompa yang digunakan adalah pompa Submersibel sebanyak 2
unit dengan kapasitas 40 l/dt dan heada 25 m dan pompa submersibel
kapasitas 20 l/dt dan head 20 m.
Sumber air baku instalasi Karang Asem yang digunakan adalah air
permukaan yang diambil dari Sungai Enim. Intake yang dipakai pada
sistem ini adalah intake sumuran. Debit pengambilan air baku sementara
ini sebanyak 40 l/dt, jarak dari intake ke IPA sekitar 600 m dengan
menggunakan pipa Steel berdiameter 250 mm sedangkan water meter
induk diameter sudah tidak berfungsi lagi.
Sistem pengaliran air baku dengan menggunakan pemompaan dimana
pompa yang digunakan adalah pompa Centrifugal sebanyak 2 unit
dengan kapasitas 40 l/dt dan
heada 60 m dan pompa submersibel kapasitas 30 l/dt dan
head 75 m.
b) Unit Produksi
Unit produksi yang terdapat di Tanjung Enim adalah:
- IPA Talang Gabus dengan kapasitas 2x20 liter/detik dan melayani
wilayah Kota Tanjung Enim
- IPA Karang Asem dengan kapasitas 40 liter/detik dan melayani wilayah
Kota Tanjung Enim
Sistem distribusi dan pelayanan menggunakan sistem perpompaan
dengan menggunakan pompa centrifugal. Air didistribusikan dari reservoir
yang ada di sekitar IPA pendistribusian air minum dilakukan rata-rata
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-34
- IPA Talang Jawa kapasitas reservoir 2 x 30 m3
- IPA Pelita Sari kapasitas reservoir 1 x 30 m3
- Unit distribusi dan pelayanan
c) Distribusi dan Pelayanan
Distribusi di Muara Enim dari kedua unit produksi menggunakan pompa
distribusi dengan jenis centrifugal, dengan masing-masing tekanan yaitu
40-50 meter, dan dilengkapi dengan hydropore namun tidak difungsikan.
Instalasi Pompa Distribusi Karang Asem
1. Pompa distribusi I (sentrifugal), KW=30 HP, Q=40 l/dt, H= 60 m
2. Pompa distribusi II (centrifugal cadangan), KW=15 HP, Q=40 l/dt,
H=60 m
Wilayah pelayanan air minum di Kecamatan Tanjung Enim (Lawang
Kidul) meliputi 5 kelurahan dan desa yaitu:
1. Kelurahan Pasar Tanjung Enim
2. Kelurahan Tanjung Enim
3. Kelurahan Tanjung Enim Selatan
4. Desa Lingga
5. Desa Tegal Rejo
Mengenai jumlah pelanggan di cabang Tanjung Enim dapat dilihat pada
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-35 Tabel 7.15
Jumlah Pelanggan Cabang Tanjung Enim
No Jenis Pelayanan Jumlah
Pelanggan SL
Jumlah Kubikasi m3
1 Hidran Umum 18 872
2 Tempat Ibadah 41 1.183
3 Sekolah Negeri 23 1.334
4 Rumah Sakit Pemerintah 2 17
5 Instansi Pemerintak Tk. Kecamatan 17 380
6 Rumah Selain RSS 5.658 107.216
7 Niaga Kecil 149 4.400
8 Instansi Pemerintah dan ABRI Tk. Kabupaten 1 1.518
9 Industri dan Niaga Besar 4 37
Total 7.5.913 116.956
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-37 1.2 SPAM Ibukota Kecamatan
A. IKK Ujan Mas a) Unit Air Baku
Unit IKK Ujan Mas terdapat di Kecamatan Ujan Mas. Sumber air baku
yang digunakan adalah air permukaan yang diambil dari Sungai
Lematang. Intake yang dipakai pada sistem ini adalah intake jembatan.
Debit pengolahan air baku sementara ini sebanyak 15 l/dt, jarak dari
intake ke IPA sekitar 280 m dengan menggunakan pipa GIP berdiameter
150 mm, sedangkan water meter induk untuk air baku tidak ada. Sistem
pengaliran air baku dengan sistem pemompaan dimana pompa yang
digunakan adalah pompa submersible sebanyak 1 unit dengan kapasitas
44 l/dt dan head 26 m.
b) Unit Produksi
Instalasi pengolahan yang terdapat di unit IKK Ujan Mas ini terdapat 1
unit IPA beton dengan kapasitas 10 l/dt yang dibangun pada tahun 2002,
IPA ini masih beroperasi dengan baik. Kapasitas produksi rata-rata
adalah 15 l/dt dengan jam operasi selama 12 jam/hari. IPA ini
dioperasikan melebihi kapasitas untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam
pelayanan air minum, sedangkan ketersediaan sumber daya yang ada
berasal dari PLN sebesar 41,5 KVA.
c) Unit Produksi dan Pelayanan
Sistem distribusi dan pelayanan menggunakan sistem pemompaan
dengan menggunakan pompa centrifugal kapasitas 10 l/dt dengan head
40 m sebanyak 2 unit. Air didistribusikan dari reservoir yang ada di sekitar
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-38 minum dilakukan rata-rata 12 jam/hari. Pipa jaringan distribusi terdiri dari
beberapa jenis pipa diantaranya piap PVC diameter 150 mm sepanjang
5000 m, pipa PVC diameter 100 mm sepanjang 7000 m dan pipa PVC
diameter 50 mm sepanjang 8000 m.
Daerah pelayanan unit IKK Ujan Mas pada saat ini telah melayani
beberapa desa yang terdapat di kecamatan Ujan Mas diantaranya adalah
Desa Ujan Mas Baru dan Desa Ujan Mas Lama. Jumlah pelanggan saat
ini sebanyak 871 SL. Adapun daerah yang masih potensial untuk
pengembangan pelayanan air minum di IKK Ujan Mas terdapat beberapa
desa yang dapat dilayani yaitu Desa Ulak Bandung dan Desa Guci.
Sedangkan untuk desa Pinang Bari sudah terpasang pipa PVCdiameter
150 mm sepanjang 2400 m, pipa PVC 100 mm sepanjang 3600 m dan
pipa 50 mm sepanjang 4800 m namun pipa ini belum dioperasikan.
Jumlah pelanggan IKK Ujan Mas Tersaji pada Tabel 7.15
Tabel 7.16
Jumlah Pelanggan IKK Ujan Mas
No Jenis Pelayanan Jumlah Pelanggan SL Jumlah Kubikasi m3
1 Hidran Umum 4 68
2 Tempat Ibadah 1 20
3 Rumah Sakit Sederhana 860 13.366
4 Sekolah Negeri 2 108
5 Instansi Pemerintah Tk. Kecamatan 3 44
6 Niaga Kecil 1 3
Total 871 13.609
Sumber : PDAM Muara Enim 2014
B. IKK Gunung Megang a) Unit Air Baku
Unit IKK Gunung Megang terdapat di Kecamatan Gunung Megang.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-39 sungai Lengi. Intake yang dipakai pada sistem ini adalah intake jembatan.
Debit pengambilan air baku sementara ini sebanyak 10 l/dt, jarak dari
intake ke IPA sekitar 350 m dengan menggunakan pipa PVC berdiameter
150 mm, sedangkan water meter induk untuk air baku tidak ada. Sistem
pengaliran air baku dengan sistem pemompaan dimana poma yang
digunakan adalah pompa submersible sebanyak 1 unit dengan kapasitas
20 l/dt dan heada 60 m.
b) Unit Produksi
Instalasi pengolahan yang ter dapat di unit IKK gunung Megang ada 2
unit IPA, IPA yang pertama adalah IPA beton dengan kapasitas 10 l/dt
yang dibangun pada tahun 2002, IPA ini masih beroperasi dengan baik.
IPA yang kedua adalah IPA paket baja dengan kapasitas 10 l/dt yang
dibangun pada tahun 2006 namun IPA ini sudah tidak dioperasikan lagi
karena mengalami kerusakan yang cukup berat akibat keropos dan sudah
tidak dapat dioperasikan lagi. Kapasitas produksi rata-rata adalah 10 l/dt
dengan jam operasi selama 8 jam/hari. Sedangkan ketersediaan sumber
daya yang ada berasal dari PLN dengan kapasitas terpasang 41,5 KVA.
c) Unit Distribusi dan Pelayanan
Sistem distribusi dan pelayanan menggunakan sistem pemompaan
dengan menggunakan pompa centrifugal kapasitas 10 l/dt dengan head
35 m sebanyak 2 unit. Air didistribusikan dari reservoir yang ada di sekitar
IPA dengan kapasitas tamping sebesar 100 m3, pendistribusian air
minum dilakukan rata-rat selama 6 jam/hari. Pipa jaringan distribusi terdiri
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-40 mm sepanjang 1500 m, pipa PVC diameter 100 mm sepanjang 2000 m
dan pipa PVC diameter 75 mm sepanjang 1000 m.
Daerah pelayanan unit IKK Gunung Megang terdapat di Desa Gunung
Megang Dalam dan Desa Gunung Megang Luar, jumlah pelanggan saat
ini sebanyak 408 SL. Adapun daerah yang masih potensial untuk
pengembangan pelayanan air minum di IKK Gunung Megang terdapat
beberapa desa yang dapat dilayani yanitu Desa Gunung Megang Luar
sedangkan untuk daerah lain diharapkan melakukan peremajaan pipa
karena pipa yang lama sudah terlalu kecil untuk pelayanan saat ini.
Jumlah pelanggan IKK Gunung Megang tersaji pada tabel 7.16
Tabel 7.17
Jumlah Pelanggan IKK Gunung Megang
No Jenis Pelayanan Jumlah Pelanggan SL Jumlah Kubikasi m3
1 Hidran Umum 2 52
2 Tempat Ibadah 7 141
3 Rumah Sakit Sederhana 389 5.749
4 Sekolah Negeri 5 153
5 Rumah Sakit Pemerintah 2 30
6 Instansi Pemerintah Tk. Kecamatan 2 19
7 Niaga Kecil 1 15
Total 408 6.159
Sumber : PDAM Muara Enim 2014
C. IKK Tebat Agung a) Unit Air Baku
Unit IKK Tebat Agung terdapat di Kecamatan Rambang Dangku. Sumber
air baku yang digunakan adalah air permukaan yang diambil dari sungai
Niru dab Bere. Intake yang dipakai pada sistem intake ini adalah intake
sumuran sedalam 6 m. Debit pengambilan air baku sementara ini
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-41 menggunakan pipa GIP berdiameter 150 mm, sedangkan water meter
induk untuk air baku tidak tersedia. Sistem pengaliran air baku dengan
sistem pemompaan dimana pompa yang digunakan adalah pompa head
submersible sebanyak 2 unit dengan kapasitas 5,5 l/dt dan head 50 m.
b) Unit Produksi
Instalasi pengolahan yang terdapat di unit IKK Tebat Agung terdapat 2
unit IPA, IPA yang pertama adalah IPA Beton dengan kapasitas 10 l/dt
yang dibangun pada tahun 1993, namun saying IPA ini sudah tidak
dioperasikan lagi karena mengalami kerusakan yang cukup berat
sehingga sudah tidak bisa dioperasikan lagi. IPA yang kedua adalah IPA
Paket Baja dengan kapasitas 10 l/dt yang dibangun pada tahun 2008,
IPA ini masih beroperasi dengan baik. Kapasitas produksi rata-rata
adalah 6,9 l/dt dengan jam operasi selama 11 jam/hari. Sedangkan
ketersediaan sumber daya yang ada berasal dari PLN dengan kapasitas
terpasang adalah 41,5 Kva.
c) Unit Distribusi dan Pelayanan
Sistem distribusi dan pelayanan menggunakan sistem pemompaan
dengan menggunakan pompa centrifugal kapasitas 10 l/dt dengan head
50 m dan pompa centrifugal kapasitas 15 l/dt dengan head 50 m. Air
didistribusikan dari reservoir yang ada di sekitar IPA dengan kapasitas
tamping sebesar 175 m3, pendistribusian air minum dilakukan ratarata
selama 8 jam/hari.
Pipa jaringan distribusi terdiri dari beberapa jenis diameter pipa,
diantaranya diantaranya pipa PVC diameter 200 mm sepanjang 300 m,
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-42 mm sepanjang 5000 m dan pipa PVC diameter 75 mm sepanjang 100 m.
Daerah pelayanan unit IKK Tebat Agung pada saat ini telah melayani
beberapa desa yang terdapat di Kecamatan Rambang Dangku
diantaranya Desa Tebat Agung, Desa Lubuk Raman dan Desa Limau
Barat. Jumlah pelanggan pada saat ini sebanyak 351 SL. Jumlah
pelanggan IKK Tebat Agung tersaji pada Tabel 7.17
Tabel 7.18
Jumlah Pelanggan IKK Tebat Agung
No Jenis Pelanggan Jumlah Pelanggan SL Jumlah Kubikasi m3
1 Tempat Ibadah 2 131
2 Rumah Sakit Sederhana 337 6.280
3 Sekolah Negeri 4 71
4 Instansi Pemerintah Tk. Kecamatan 2 9
5 Niaga Kecil 6 80
Total 351 6.671
Sumber : PDAM Muara Enim 2014
D. IKK Beringin a) Unit Air Baku
Unit IKK Beringin terdapat di Kecamatan Lubai. Sumber air baku yang
digunakan adalah air permukaan yang diambil dari Sungai Lubai. Intake
yang dipakai pada sistem ini adalah intake sumuran. Debit pengambilan
air baku sementara ini sebanyak 10 l/dt, jarak dari intake ke IPA sekitar
250 m dengan menggunakan pipa PVC berdiameter 150 mm, sedangkan
water meter induk untuk air baku tidak ada. Sistem pengaliran air baku
dengan sistem pemompaan dimana pompa yang digunakan adalah
pompa submersible sebanyak 2 unit dengan kapasitas 10 l/dt dan head
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-43 b) Unit Produksi
Untuk Instalasi pengolahan yang terdapat di IKK Beringin ini terdapat 1
unit IPA. IPA yang terdapat di IKK Beringin adalah IPA Beton dengan
kapasitas 10 l/dt yang dibangun pada tahun 2009, IPA ini masih
beroperasi dengan baik. Kapasitas produksi rata-rata adalah 10 l/dt
dengan jam operasi selama 3 jam/hari. Sedangkan ketersediaan sumber
daya yang ada berasal dari PLN.
c) Unit Distribusi dan Pelayanan
Sistem distribusi dan pelayanan menggunakan sistem pemompaan
dengan menggunakan pompa centrifugal dengan kapasitas 10 l/dt
dengan head 60 m sebanyak 2 unit. Air didistribusikan dari reservoir yang
ada di sekitar IPA dengan kapasitas tamping sebesar 150 m3,
pendistribusian air minum dilakukan rata-rata 3 jam/hari.
Pipa jaringan distribusi terdiri dari beberapa jenis diameter pipa,
diantaranya diantaranya pipa PVC diameter 150 mm, pipa PVC diameter
100 dan pipa PVC diameter 75 mm. Daerah pelayanan unit IKK Beringin
pada saat ini telah melayani beberapa desa yang terdapat di Kecamatan
Beringin. Jumlah pelanggan saat ini sebanyak 98 SL. Jumlah pelanggan
IKK Beringin tersaji pada tabel 7.18
Tabel 7.19
Jumlah Pelanggan IKK Beringin
No Jenis Pelayanan Jumlah Pelanggan SL Jumlah Kubikasi m3
1 Hidrant Umum 1 2
2 Rumah Sakit sederhana 95 747
3 Sekolah Negeri 1 14
4 Instansi Pemerintah Tk. Kecamatan 1 4
Total 98 767
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-44 E. IKK Sungai Rotan
a) Unit Air Baku
Unit IKK Sungai Rotan terdapat di Kecamatan Sungai Rotan. Sumber air
baku yang digunakan adalah air permukaan yang diambil dari Sungai
Lematang. Intake yang dipakai pada sistem ini adalah intake sumuran
sedalam 6 m. Debit pengambilan air baku sementara ini sebanyak 60 l/dt,
jarak intake ke IPA sekitar 2000 m dengan menggunakan pipa PVC
berdiameter 300 mm, sedangkan water meter induk untuk air baku tidak
tersedia.
Sistem pengaliran air baku dengan unit pemompaan dimana pompa yang
digunakan adalah pompa centrifugal sebanyak 3 unit dengan kapasitas
30 l/dt dan head 50 m.
b) Unit Produksi
Untuk instalasi pengolahan yang terdapat di unit IKK Sungai Rotan
terdapat dua unit IPA, IPA yang pertama adalah IPA beton dengan
kapasitas 30 l/dt yang dibangun pada tahun 2008 dan masih beroperasi
dengan baik. IPA yang kedua adalah IPA paket beton dengan kapasitas
produksi rata-rata adalah 60 l/dt dengan jam operasi selama 6 jam/hari.
Sedangkan ketersediaan sumber daya yang ada berasal dari PLN
dengan kapasitas terpasang adalah 164 KvA.
c) Unit Distribusi dan Pelayanan
Sistem distribusi dan pelayanan menggunakan sistem pemompaan
dengan menggunakan pompa centrifugal kapasitas 10 l/dt dengan head
50 m sebanyak 2 unit sedangkan pompa centrifugal kapasitas 20 l/dt
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-45 Gelumbang. Air didistribusikan dari reservoir yang ada disekitar IPA
dengan kapasitas tamping sebesar 1000 m3, pendistribusian air minum
dilakukan rata-rata selama 4 jam/hari.
Pipa jaringan distribusi terdiri dari beberapa jenis diameter pipa,
diantaranya pipa PVC diameter 200 mm, pipa PVC diameter 150, pipa
PVC diameter 100 mm dan pipa PVC diameter 75 mm. Daerah pelayanan
unit IKK Beringin pada saat ini telah melayani beberapa desa yang
terdapat di Kecamatan Beringin.
Daerah pelayanan unit IKK Sungai Rotan pada saat ini telah melayani
beberapa desa yang terdapat di Kecamatan Sungai Rotan dan sebagian
di Kecamatan Gelumbang. Jumlah pelanggan saat ini sebanyak 450 SL.
Jumlah pelanggan IKK Sungai Rotan tersaji pada Tabel 7.19
Tabel 7.20
Jumlah Pelanggan IKK Sungai Rotan
No Jenis Pelayanan Jumlah Pelanggan
SL
Jumlah Kubikasi m3
1 Tempat Ibadah 2 103
2 Sekolah Negeri 5 171
3 Instansi Pemerintah dan ABRI
Tk. Kabupaten
1 2
4 Rumah Selain RSS 442 3.937
Total 450 4.213
Sumber : PDAM Muara Enim 2014
F. IKK Gelumbang a) Unit Air Baku
Unit IKK Gelumbang terdapat di Kecamatan Gelumbang. Sumber air baku
yang digunakan adalah kiriman dari IPA Sungai Rotan yang ditampung
pada ground reservoir dengan kapasitas tampung sebesar 600 m3. IKK
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-46 didistribusikan di merupakan air minum hasil pengolahan IPA yang ada di
IKK Sungai Rotan.
b) Unit Produksi
Sistem distribusi dan pelayanan menggunakan sistem pemompaan
dengan menggunakan pompa centrifugal kapasitas 20 l/dt dengan head
50 m sebanyak 2 unit. Pendistribusian air minum dilakukan rata-rata
selama 2,5 jam/hari. Pipa jaringan distribusi terdiri dari beberapa jenis
diameter pipa, diantaranya pipa PVC diameter 250 mm sepanjang 150 m,
pipa PVC diameter 150 mm sepanjang 6500 m dan pipa PVC diameter
100 mm sepanjang 4500 m.
c) Unit Distribusi dan Pelayanan
Daerah pelayanan unit IKK Gelumbang pada saat ini telah melayani
beberapa desa diantaranya Desa Karang Endah, Desa Gelumbang dan
Desa Suka Menang. Jumlah pelanggan saat ini sebanyak 150 SL.
Adapun daerah yang masih potensial untuk pengembangan pelayanan air
minum di IKK Gelumbang terdapat di beberapa desa yaitu Desa Simpang
Kelekar dan sebagian daerah Kecamatan Simpang Keleker.
Jumlah pelanggan IKK Gelumbang tersaji pada Tabel 7.20
Tabel 7.21
Jumlah Pelanggan IKK Gelumbang
No Jenis Pelayanan Jumlah Pelanggan
SL
Jumlah Kubikasi m3
1 Rumah Sangat Sederhana 147 1.494
2 Sekolah Negeri 3 39
Total 150 1.533
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-47
G. IKK Arisan Musi
a) Unit Air Baku
Unit IKK Muara Belida/Arisan Musi terdapat di Kecamatan Muara Belida.
Sumber air baku yang digunakan adalah air permukaan yang diambil dari
Sungai Musi. Intake yang dipakai pada sistem ini adalah intake jembatan.
Debit pengambilan air baku sementara ini sebanyak 20 l/dt, jarak dari
intake ke IPA sekitar 50 m dengan menggunakan pipa GIP berdiameter
150 mm, sedangkan water meter induk untuk air baku ada dan berfungsi.
Sistem pengaliran air baku dengan sistem pemompaan dimana pompa
yang digunakan adalah pompa submersible sebanyak 2 unit dengan
kapasitas 20 l/dt dan head 30 m.
b) Unit Produksi
Instalasi pengolahan yang terdapat di IKK Muara Belida /Arisan Musi ini
terdapat 1 Unit IPA. IPA yang terdapat di IKK Muara Belida /Arisan Musi
adalah IPA beton dengan kapasitas 20 l/dt yang dibangun pada tahun
2010, IPA ini masih beroperasi dengan baik. Kapasitas produksi rata-rata
adalah 20 l/dt dengan jam operasi 3 jam/hari. Sedangkan ketersediaan
sumber daya yang ada berasal dari genset dengan kapasitas yang
terpasang adalah 80 Kva sebanyak 2 unit.
c) Unit Distribusi dan Pelayanan
Sistem distribusi dan pelayanan menggunakan sistem pemompaan
dengan menggunakan pompa centrifugal kapasitas 20 l/dt dengan head
25 m sebanyak 2 unit. Pendistribusian air minum dari reservoir yang ada
di sekitar IPA dengan kapasitas tamping sebesar 300 m3 dilakukan rata –