• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII - DOCRPIJM 1503117479BAB VII Rencana Pembangunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB VII - DOCRPIJM 1503117479BAB VII Rencana Pembangunan"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-1

BAB VII

RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

7.1 Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman 7.1.1 Kondisi Eksisting

Peraturan dan regulasi yang terkait dengan pengembangan permukiman di Kota

Depok masih sangat terbatas yaitu sebagaimana disajikan pada tabel 7.1

Tabel 7.1

Peraturan Daerah / Peraturan Bupati / Keputusan Bupati terkait Pengembangan Permukiman

No Perda / Perbup / Peraturan lainnya Keterangan

No Peraturan Prihal Tahun 1 Keputusan Bupati Muara

Enim No : 348 / KPTS . CKTR – IV / 2013

Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh

2013 Mengatur tentang Lokasi Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Muara Enim

Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena

ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas

bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Beberapa ciri-ciri

daerah kumuh ini antara lain :

1. Dihuni oleh penduduk yang padat dan berjubel, baik karena pertumbuhan penduduk

akibat kelahiran maupun karena adanya urbanisasi

2. Dihuni oleh warga yang berpenghasilan rendah dan tidak tetap, atau berproduksi

subsisten yang hidup di bawah garis kemiskinan

3. Rumah – rumah yang ada di daerah ini merupakan rumah darurat yang terbuat dari

bahan-bahan berkas dan tidak layak

4. Kondisi kesehatan dan sanitasi yang rendah, biasnya ditandai oleh lingkungan fisik

yang jorok dan mudah tersebar penyakit menular

(2)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-2

6. Pertumbuhannya yang tidak terencana sehingga penampilan fisiknya pun tidak teratur

dan tidak terurus, jalan sempit, halaman tidak ada

7. Kuatnya gaya hidup “pedesaan” yang masih tradisional. Secara sosial terisolasi dari

permukiman lapisan masyarakat lainnya

8. Ditempati secara ilegal atau status hukum tanah yang tidak jelas (bermasalah)

9. Biasanya ditandai olah banyaknya perilaku menyimpang dan tindak kriminal

Untuk menetapkan lokasi kawasan permukiman kumuh digunakan kriteria – kriteria yang di

dikelompokan kedalam kriteria :

Kriteria Vitalitas Non Ekonomi

Kriteria Vitalitas Non Ekonomi dipertimbangkan sebagai penentuan penilaian

kawasan kumuh dengan indikasi terhadap penanganan peremajaan kawasan kumuh yang

dapat memberikan tingkat kelyakan kawasan permukiman tersebut apakah masih layak

sebagai kawasan permukiman atau sudah tidak sesuai lagi. Krtieria ini terdiri atas variabel

sebagai berikut :

a. Kesesuaian pemanfaatan ruang kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

atau RDTK, dipandang perlu sebagai legalitas kawasan dalam ruang kota

b. Fisik bangunan perumahan permukiman dalam kawasan kumuh memiliki indikasi

terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh dalam hal kelayakan suatu hunian

berdasarkan intensitas bangunan yang terdapat didalamnya

c. Kondisi Kependudukan dalam kawasan permukiman kumuh yang dinilai, mempunyai

indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh berdasarkan kerapatan

(3)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-3 Kriteria Vitalitas Ekonomi

Kriteria Vitalitas Ekonomi dinilai mempunyai kepentingan atas dasar sasaran

program penanganan kawasan permukiman kumuh sesuai gerakan city without slum

sebagaimana menjadi komitmen dalam Hari Habitat Internasional. Oleh karena kriteria ini

akan dalam kaitannya dengan indikasi pengelolaan kawasan sehingga peubah penilai

untuk kriteria meliputi :

a. Tingkat kepentingan kawasan dalam letak kedudukannya pada wilayah kota, apakah

kawasan itu strategis atau kurang strategis

b. Fungsi kawasan dalam peruntukan ruang kota, dimana keterkaitan dengan faktor

ekonomi memberikan keterkaitan pada investor untuk dapat menangani kawasan

kumuh yanga ada. Kawasan yang termasuk dalam kelompok ini adalah pusat-pusat

aktivitas bisnis dan perdagangan seperti pasar, terminal/stasiun, pertokoan, atau fungsi

lainnya.

c. Jarak jangkau kawasan terhadap tempat mata pencaharian penduduk kawasan

permukiman kumuh

Kriteria Status Tanah

Kriteria status tanah sebagai mana tertuang dalam Inpres No. 5 tahun 1990 tentang

Peremajaan Permukiman Kumuh adalah merupakan hal penting untuk kelancaran dan

kemudahan pengelolaannya. Kemudahan pengurusan masalah status tanah menjadikan

jaminan terhadap ketertarikan investasi dalam suatu kawasan perkotaan. Perubahan

penilaian dari kriteria ini meliputi :

a. Status pemilikan lahan kawasan perumahan permukiman

(4)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-4 Kriteria Kondisi Prasarana dan Sarana

Kriteria Kondisi Prasarana dan Sarana yang mempengaruhi suatu kawasan

permukiman menjadi kumuh, paling tidak terdiri atas :

a. Kondisi Jalan

b. Drainase

c. Air Bersih

d. Air Limbah

Kriteria Komitmen Pemerintah Setempat

Komitmen pemerintah daerah (kabupaten/kota/provinsi) dinilai mempunyai andil

sangat besar untuk terselenggaranya penanganan kawasan permukiman kumuh ini

mempunyai indikasi bahwa pemerintah daerah menginginkan adanya keteraturan

pembangunan khususnya kawasan yang ada di daerahnya.

Perubah penilai dari kriteria ini akan meliputi :

a. Keinginan pemerintah untuk penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh dengan

indikasi penyediaan dana dan mekanisme kelembagaan penanganannya

b. Ketersediaan perangkat dalam penanganan, seperti halnya rencana penanganan

(grand scenario) kawasan, rencana induk (master plan) kawasan dan lainnya

Kriteria Prioritas Penanganan

Untuk menentukan lokasi prioritas penanganan, selanjutnya digunakan kriteria lokasi

kawasan permukiman kumuh yang diindikasikan memiliki pengaruh terhadap (bagian)

kawasan perkotaan metropolitan sekaligus sebagai kawasan permukiman penyangga.

(5)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-5

karena letaknya yang berdekatan dengan kawasan perkotaan. Penentuan kriteria ini

menggunakan variabel berikunya :

a. Kedekatan lokasi kawasan permukiman kumuh dengan pusat kota metropolitan

b. Kedekatan lokasi kawasan permukiman kumuh dengan kawasan pusat pertumbuhan

bagian kota metropolitan

c. Kedekatan lokasi kawasan permukiman kumuh dengan kawasan lain (perbatasan)

bagian kota metropolitan

d. Kedekatan lokasi kawasan kumuh dengan letak ibukota daerah yang besangkutan

Permukiman Tradisional

Permukiman tradisional merupakan manifestasi dari nilai sosial budaya masyarakat

yang erat kaitannya dengan nilai sosial budaya penghuninya, yang dalam prosesnya

penyusunannya menggunakan dasar norma-norma tradisi (Rapoport). Permukiman

tradisional sering direpresentasikan sebagai tempat yang masih memegang nilai-nilai adat

dan budaya yang berhubungan dengan nilai kepercayaan atau agama yang bersifat

khusus atau unik pada suatu masyarakat tertentu yang berakar dari tempat tertentu pula di

luar determinasi sejarah (Sasongko 2005).

Yang dimaksud dengan kawasan permukiman tradisional adalah kawasan yang

mempunyai kriteria sebagai berikut :

a. Lingkungan permukiman yang memiliki/terdiri dari bangunan-bangunan tradisional

(kedaerahan), bersejarah, perdagangan, kelompok industri rumah tanggayang

mempunyai ciri khas tertentu

b. Secara sosial budaya perlu untuk revive (pernah hidup dan dikenal)

c. Secara ekonomi, pernah dan punya potensi untuk dikembangkan

(6)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-6

Manfaat pengaturan Rencana Tindak Penanganan Kawasan Permukiman

Tradisional dalam rangka penyelenggaraan pelestarian, penegndalian, pengembangan dan

pembangunan daerah perencanaan untuk memberikan informasi kepada generasi penerus

bahwa para pendahulu anak bangsa telah membangunperadaban yang maju dan

memberikan informasi sejarah masa lampau untuk memberikan arah masa yang akan

datang.

Di Kabupaten Muara Enim, terdapat beberapa lokasi yang termasuk kategori

kawasan permukiman tradisonal. Salah satunya adalah di desa Pulau Panggung

Kecamatan Semendo Darat Laut. Desa itu masih menunjukkan karakter permukiman

tradisional dengan masih banyaknya rumah tradisional, selain itu pola permukimannya juga

masih menunjukkan karakter pola permukiman tradisional. Beberapa desa di sekitarnya

juga bisa dikategorikan sebagai identifikasi dan pendataan, supaya perkampungan

(7)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-7 7.1.2 Sasaran Program

Tabel 7.2

Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

No Uraian Sasaran Program Total Luas

Kawasan

Sasaran Program

Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V I PROGRAM UMUM

1 Pebentukan POKJA RP3KP

2 Penyusunan RP3KP

3 Sosialisasi RP3KP

4 Peningkatan kapasitas kelembagaan dalam pembangunan

dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman

II PENGEMBANGAN PERMUKIMAN FORMAL

1 Peningkatan kerjasama dengan pihak swasta untuk pengembangan rumah

2 Peningkatan fasiltas kepemilikan rumah

3 Peningkatan dan pembangunan PSU

4 Pembangunan fasiltas penunjang

5 Penyediaan ruang terbuka dan ruang bermain anak

III PENGEMBANGAN PERMUKIMAN UNTUK MBR

1 Peningkatan kerjasama dengan pihak swasta untuk

pengembangan rumah murah bagi MBR

2 Kerjasama dengan Bank untuk akses kredit bagi MBR

3 Pembangunan PSU

4 Pembangunan fasiltas penunjang

5 Penyediaan ruang terbuka dan ruang bermain anak

IV PENGEMBANGAN KASIBA LISIBA

1 Perencanaan Kasiba

(8)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-8

3 Perencanaan PSU Kasiba

4 Perencanaan Lisiba

5 Perencanaan Lisiba berdiri sendiri

6 Pemilihan pengelola Lisiba

7 Pebangunan PSU

8 Pembangunan rumah

V PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH

1 Identifikasi kawasan permukiman kumuh

2 Penyusunan Profil Kawasan Kumuh

3 Penyusunan DED Kawasan Kumuh

4 Pembangunan PSU

5 Peningkatan PSU di kawasan kumuh

6 Perbaikan rumah tidak layak huni

7 Penyusunan Rencana Relokasi (new site development) atau urban renewal

8 Pembangunan PSU lokasi baru

9 Pembangunan rumah/rusunawa

10 Pembangunan fasilitas penunjang

11 Penyediaan ruang terbuka dan ruang bermain anak

VI PENATAAN PERMUKIMAN TRADISONAL

1 Identifikasi kawasan permukiman tradisional

2 Penyusunan RTBL kawasan permukiman tradisonal

3 Penyusunan DED kawasan permukiman tradisonal

4 Pembangunan PSU

5 Perbaikan bangunan rumah tradisional

VII PENGEMBANGAN JARINGAN PRASARANA

1 Jaringan jalan

 Peningkatan jalan kolektor

 Peningkatan jalan lokal

(9)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-9

 Pembangunan halte

2 Jaringan drainase

 Pemeliharaan sungai

 Peningkatan dan pembangunan saluran drainase sekunder

 Pembangunan saluran drainase tersier

3 Penyediaan air bersih / air minum

 Peningkatan kapasitas WTP di kawasan permukiman perkotaan (SPAM IKK)

 Pengembangan jaringan distribusi air bersih

 Pembuatan WTP skala lingkungan pada permukiman perdesaan

 Peningkatan pengelolaan air bersih untuk mengurangi tingkat kebocoran

4 Pengolahan air limbah

 Pembuatan bangunan pengolahan limbah komunal di kawasan padat

 Pengembangan program sanitasi masyarakat

 Pemberian bantuan jamban keluarga

5 Pengelolaan persampahan

 Pembuatan TPS

 Penyediaan gerobag sampah

 Penyediaan tempat sampah

 Penyediaan truk angkutan sampah 6 Jaringan listrik

 Pengembangan jaringan listrik tegangan tinggi

 Pengembangan jaringan listrik tegangan menengah

 Pengembangan jaringan litrik tegangan rendah

(10)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-10

 Pengembangan jaringan kabel

 Penataan dan pengembangan BTS

VIII PENGEMBANGAN FASILTAS UMUM DAN FASILITAS PENUNJANG

1 Pendidikan

 Peningkatan dan pembangunan sarana pendidikan TK

 Peningkatan dan pembangunan sarana pendidikan SMP

 Peningkatan dan pembangunan sarana pendidikan SMU/SMK

 Peningkatan sarana pendidikan tinggi

2 Kesehatan

 Peningkatan dan pembangunan Puskesmas pembantu

 Peningkatan Puskesmas rawat inap

 Peningkatan Puskesmas

3 Peribadatan

 Peningkatan dan pembangunan masjid dan mushola

 Peningkatan sarana peribadatan lainnya

4 Perdagangan

 Perencanaan pusat perdagangan skala lingkungan di kawasan permukiman

 Pembangunan pasar lingkungan

 Pembangunan pertokoan

 Peningkatan pasar inpres

5 Olahraga dan Rekreasi

 Peningkatan dan pembangunan gedung olah raga (GOR)

 Pembangunan sarana dan olah raga skala kecamatan 6 Ruang Terbuka

(11)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-11  Pembangunan taman dan ruang terbuka skala

kecamatan

 Pembangunan ruang/taman bermain anak

 Mewajibkan tiap pengambang menyediakan taman dan ruang bermain anak

7.1.3 Usulan Kebutuhan Program

Tabel 7.3

Matriks Usulan Program Pengembangan Kawasan Permukiman Kabupaten Muara Enim

No Kegiatan Pengembangan Kawasan Permukiman Sasaran

Rencana Program 1 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Kawasan

Permukiman Perkotaan

Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Potensial Ds. Pulau Panggung Kec. SDL

RP3KP-KP Kab. Muara Enim Kel. Muara Enim Kec. Muara Enim

Kegiatan Penataan Kawasan Kumuh Kel. Tungkal Kec. Muara Enim

Kegiatan Penataan Kawasan Kumuh Ds. Tanjung Jati Kec. Muara Enim

Kegiatan Penataan Kawasan Kumuh Kel. Muara Enim Kec. Muara Enim

Kegiatan Penataan Kawasan Kumuh Ds. Kota Padang Kec. SDL

(12)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-12 Pengembangan Sarana dan Prasarana KWS Agropolitan Ds. Swarna Dwipa

Kec. SDT

Pengembangan Sarana dan Prasarana KWS Agropolitan Ds. Segamit Kec. SDU

Pengembangan Sarana & Prasarana KWS Agropolitan Ds. Guci Kec. Ujan Mas

Pengembangan Sarana & Prasarana KWS Agropolitan Ds. Aur Duri Kec. Rambang Dangku

Tabel 7.4

Matriks Usulan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Kabupaten Muara Enim

No Out Put Uraian Paket Lokasi Vol Satuan Sumber Pendanaan x Rp. 1.000

APBN APBD

Prov.

APBD Kab./Kota

(13)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-13

Perkotaan Enim

Tahun 2018 11.800.000 1.550.000 1.200.000

3 Pembangunan dan

Tahun 2019 5.500.000 250.000 200.000

4 Pembangunan dan

Tahun 2020 2.000.000 300.000 300.000

5 Pembangunan dan

(14)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-14 7.2 Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

7.2.1 Kondisi Eksisting

Tabel 7.5 Pengaturan IMB Pasal dan Ayat Norma Pengaturan

Dalam Ranperda

Penjelasan

Pasal 92 Pengaturan Retribusi IMB Pengaturan retribusi IMB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (6) meliputi:

a. jenis kegiatan dan obyek yang dikenakan retribusi; b. penghitungan besarnya retribusi IMB;

c. indeks penghitungan besarnya retribusi IMB; d. harga satuan (tarif) retribusi IMB.

Pasal 101 ayat 2 Penundaan IMB Penundaan penerbitan IMB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali untuk jangka waktu tidak lebih dari 2 (dua) bulan terhitung sejak penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 102 Ayat 1,2,3,4,5,6

Penolakan IMB 1. Surat penolakan permohonan IMB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2) harus sudah diterima pemohon dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari setelah surat penolakan dikeluarkan bupati.

2. Pemohon dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari setelah menerima surat penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mengajukan keberatan kepada bupati.

3. Bupati dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari setelah menerima keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib memberikan jawaban tertulis terhadap keberatan pemohon.

4. Jika pemohon tidak melakukan hak sebagaimana maksud pada ayat (2) pemohon dianggap menerima surat penolakan tersebut.

5. Jika bupati tidak melakukan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bupati dianggap menerima alasan keberatan pemohon sehingga bupati harus menerbitkan IMB.

Pemohon dapat melakukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara apabila bupati tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5).

(15)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-15

Tabel 7.6

Pengaturan Pendataan BG

Pasal dan Ayat Norma Pengaturan Dalam Ranperda

Penjelasan

Pasal 117 Ayat 1,2,3,4,5

Pendataan BG 1. Bupati wajib melakukan pendataan Bangunan Gedung untuk keperluan tertib administrasi pembangunan dan tertib administrasi Pemanfaatan Bangunan Gedung. 2. Pendataan Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) meliputi Bangunan Gedung baru dan Bangunan Gedung yang telah ada.

3. Khusus pendataan Bangunan Gedung baru, dilakukan bersamaan dengan proses IMB, proses SLF dan proses sertifikasi kepemilikan Bangunan Gedung.

4. Bupati wajib menyimpan secara tertib data Bangunan Gedung sebagai arsip Pemerintah Daerah.

5. Pendataan Bangunan Gedung fungsi khusus dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan berkoordinasi dengan Pemerintah.

Tabel 7.7 Pengaturan SLF Pasal dan Ayat Norma Pengaturan

Dalam Ranperda

Penjelasan

Pasal 116 ayat 1- ayat 6

Tata Cara Penerbitan SLF

1) Penerbitan SLF Bangunan Gedung dilakukan atas dasar permintaan pemilik/Pengguna Bangunan Gedung untuk Bangunan Gedung yang telah selesai pelaksanaan konstruksinya atau untuk perpanjangan SLF Bangunan Gedung yang telah pernah memperoleh SLF.

2) SLF Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan mengikuti prinsip pelayanan prima dan tanpa pungutan biaya.

3) SLF Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah terpenuhinya persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi dan Klasifikasi Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, dan Pasal 9. 4) Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud pada

ayat (1):

5) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:

6) Data hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dicatat dalam daftar simak, disimpulkan dalam surat pernyataan pemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedung atau rekomendasi pada pemeriksaan pertama dan Pemeriksaan Berkala.

Pasal 123 Tata Perpanjangan SLF 1) Perpanjangan SLF Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 124 diberlakukan untuk Bangunan Gedung yang telah dimanfaatkan dan masa berlaku SLF-nya telah habis.

2) Ketentuan masa berlaku SLF sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yaitu:

(16)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-16 4) Pengurusan perpanjangan SLF dilakukan setelah pemilik/

pengguna/pengelola Bangunan Gedung memiliki hasil pemeriksaan/kelaikan fungsi Bangunan Gedung berupa: 5) Permohonan perpanjangan SLF diajukan oleh pemilik/

pengguna/pengelola Bangunan Gedung dengan dilampiri dokumen:

6) Pemerintah Daerah menerbitkan SLF paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah diterimanya permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (5).

7) SLF disampaikan kepada pemohon selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal penerbitan perpanjang Pasal 124 Tata Cara Pasal dan Ayat Norma Pengaturan

Dalam Ranperda

Penjelasan

Pasal 139 Ayat 1,2

Pembentukan TABG 1. TABG dibentuk dan ditetapkan oleh Bupati Muara Enim. 2. TABG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sudah

ditetapkan oleh Bupati selambatlambatnya 6 (enam) bulan setelah peraturan daerah ini dinyatakan berlaku efektif. Pasal 140 Ayat

1 sd 6

Keanggotaan TABG 1. Susunan keanggotaan TABG 2. Unsur keanggotaan

3. Keterwakilan unsur-unsur asosiasi profesi, perguruan tinggi, dan masyarakat ahli termasuk masyarakat adat, minimum sama dengan keterwakilan unsur-unsur instansi Pemerintah Kab. Muara Enim

4. Keanggotaan TABG tidak bersifat tetap.

5. Setiap unsur diwakili oleh 1 (satu) orang sebagai anggota. 6. Nama-nama anggota TABG diusulkan oleh asosiasi

profesi, perguruan tinggi dan masyarakat ahli termasuk masyarakat adat yang disimpan dalam database daftar anggota TABG

Pasal 141 Ayat 1 sd 3

Tugas dan Fungsi 1. Tugas TABG 2. Fungsi TABG

3. Tugas selain tugas pokok Pasal 142 Ayat

1,2

Masa Kerja 1. Masa kerja TABG ditetapkan 1 (satu) tahun anggaran. 2. Masa kerja TABG dapat diperpanjang

sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali masa kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 143 Ayat 1,2,3,4

Pembiayaan TABG 1. Biaya pengelolaan database dan operasional anggota TABG dibebankan pada APBD Pemerintah Kab. Muara Enim

2. Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

b. Biaya pengelolaan database. c. Biaya operasional TABG

3. Pelaksanaan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengikuti peraturan perundang-undangan.

(17)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-17

Tabel 7.9

Kajian penyelenggaraan, Kondisi Eksisting dan Permasalahan

KEGIATAN KAJIAN BERDASAR UU, PP, Permen KONDISI

EKSISITING PERMASALAHAN

 Persyaratan Tata bangunan

 Peruntukan dan intensitas

 Arsitektur Bangunan gedung

 Pengendalian dampak Lingkungan

 RTBL

 Persyaratan Keandalan bangunan gedung

 keahlian bidang bangunan gedung/ rumah adat

 pemanfaatan unsur/idiom tradisional bangunan gedung baru

 Bangunan gedung semi permanen

 Bangunan gedung darurat

 Persyaratan

Gedung di Lokasi Berpotensi Bencana Alam

 di Lokasi Pantai

 di Lokasi jalur Gempa bumi

 di Lokasi sekitar gunung berapi

 di Lokasi banjir

 Pemeriksaan oleh Pemda

 Pengawasan Pelaksanaan konstruksi

 Penyedia jasa pengawasan/MK

Belum ada bangunan gedung (tidak ada retribusi dalam pemberian SLF)

(18)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-18

KEGIATAN KAJIAN BERDASAR UU, PP, Permen EKSISITING KONDISI PERMASALAHAN

PEMANFAATAN:

 Pemeliharaan bangunan gedung harus dilakukan oleh pemilik dan/ pengguna bangunan gedung dan dapat menggunakan penyedia jasa pemeliharaan bangunan gedungyang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

 Dlm hal pemeliharaan menggunakan penyedia jasa pemeliharaan, pengadaan jasa pemeliharaaan dilakukan melalui pelelangan, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung pengguna bangunan gedung dan dapat menggunakan penyedia jasa perawatan bangunan gedung yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

 Dalam hal perawatan menggunakan penyedia jasa pemeliharaan, maka pengadaan jasa pemeliharaaan dilakukan melalui pelelangan, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung.

 Hubungan kerja antar antara penyedia jasa perawatan bangunan gd dan pemilik /pengguna bangunan gedung harus dilaksanakan berdasarkan ikatan kerja tertentu yang dituangkan dalam perjanjian tertulis sesuai dengan perundangan yang berlaku.

 Perbaikan dan atau pergantian dalam kegiatan perawatan bangunan gedung dalam tingkat kerusakan sedang dan berat dilakukan setelah dokumen rencana teknis perawatan bangunan disetujui oleh pemerintah pusat.

 Persetujuan rencana teknis perawatan bangunan gedung tertentu dan memiliki kompleksitas teknis tinggi dilakukan setelah mendapat pertimbangan TABG.

(19)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-19

KEGIATAN KAJIAN BERDASAR UU, PP, Permen EKSISITING KONDISI PERMASALAHAN

Pemeriksaan secara berkala

 Pemeriksaan berkala bangunan gedung dilakukan oleh pemilikdan / pengguna bangunan gedung dan dpt menggunakan penyedia jasa pengkajian teknis bangunan gedung yang memiliki sertifikat yang sesuai dg peraturan perundang-undangan

 Pemeriksaan secara berkala bangunan gedung dilakukan untuk seluruh atau sebagian bangunan bangunan gedung, komponen bahan bangunan, dan / atau prasarana dan sarana dalam rangka pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung guna memperoleh perpanjangan SLF

 Dalam hal pemeriksaan secara berkala menggunakan penyedia jasa pengkajian teknis bangunan gedung, maka pengadaan jasa pengkajian teknis bangunan gedung dilakukan melalui pelelangan pemilihan langsung atau penunjukkan langsung.

 Hubungan kerja antar antara penyedia jasa pengkajian teknis bangunan gd dan pemilik /pengguna bangunan gedung harus dilaksanakan berdasarkan ikatan kerja tertentu yang dituangkan dalam perjanjian tertulis sesuai dengan perundangan yang berlaku.

 Pengkajian teknis bangunan gedung dilakukan berdasarkanh Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan dokumen ikatan kerja

 Dalam hal belum terdapat penyedia jasa pengkajian teknis, maka pengkajian teknis dilakukan oleh pemerintah. gedung pada masa pemanfaatan diterbitkan oleh pemerintah pusat

 Perpanjangan SLF pada masa pemanfaatan diterbitkan berdasarkan hasil pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung terhadap pemenuhan persyaratan teknis dan fungsi bangunan sesuai dengan IMB

 Masa berlaku perpanjangan SLF untuk rumah tinggal tunggal dan rumah tinggal deret jangka waktu 20 tahun, dan jangka waktu 5 tahun untuk bangunan gedung lainnya.

(20)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-20

KEGIATAN KAJIAN BERDASAR UU, PP, Permen EKSISITING KONDISI PERMASALAHAN

atas dasar permintaan pemilik bangunan untuk seluruh atau sebagian bangunan gedung sesuai dengan hasil pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.

 Pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung dilakuikan oleh penyedia jasa pengkajian teknis bangunan gedung.

Pengawasan dan Pemanfaatan bangunan gedung

Pengawasan terhadap pemanfaatan bangunan gedung dilakukan oleh pemerintah dan / atau pemerintah daerah pada saat pengajuan

perpanjangan SLF dan / atau adanya laporan dari masyarakat

Pemanfaatan bangunan gedung yang dilindungi dan dilestarikan harus sesuai dengan kaidah pelestarian dan klasifikasi bangunan gedung yang dilindungi. (Peraturan Pemerintah R.I No.36/2005 : pasal 87)

 Proses tata cara pembongkaran

 Rencana teknis pembongkaran

 penyedia jasa pembongkaran

. Kegiatan apabila : tidak memiliki izin mendirikan bangunan dan Pemerintah menetapkan bangunan tersebut untuk dibongkar dengan surat penetapan pembongkaran

 Pemerintah dan / atau pemda mengidentifikasi bangunan gedung yang akan ditetapkan untuk dibongkar berdasarkan hasil pemeriksaan dan /atau laporan dari masyarakat

 Berdasarkan hasil identifikasi seperti tersebut di atas, pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung wajib melakukan pengkajian teknis

(21)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-21

KEGIATAN KAJIAN BERDASAR UU, PP, Permen EKSISITING KONDISI PERMASALAHAN

bangunan gedung dan menyampaikan hasilnya kepada Pemerintah daerah, kecuali bangunan fungsi khusus kepada Pemerintah

 Apabila hasil pengkajian teknis bangunan gedung memenuhi kriteria sebagaimana yang dimaksud di atas, maka pemerintah menetapkan bangunan gedung tersebut untuk dibongkar dengan surat penetapan

 Isi surat penetapan pembongkaran memuat batas waktu pembongkaran, prosedur pembongkaran dan ancaman sanksi.

Pelaksanaan Pembongkaran

 Dalam hal pemilik dan / atau pengguna bangunan gedung tidak melaksanakan pembongkaran dalam batas waktu yang ditentukan, maka pembongkaran dilakukan oleh Pemerintah yang dapat menunjuk penyedia jasa pembongkaran bangunan gedung atas biaya pemilik

 Pemilik bangunan dapat mengajukan pembongkaran bangunan gedung dengan memberikan pemberitahuan tertulis kepada pemerintah daerah, kecuali bangunan gedung fungsi khusus kepada pemerintah, disertai laporan terakhir hasil pemeriksaan berkala

 Dalam hal pemilik bangunan gedung bukan pemilik tanah, maka usulan pembongkaran harus mendapat persetujuan pemilik tanah

Pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung harus memenuhi prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

 Pengawasan pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung dilakukan oleh penyedia jasa pengawasan yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan

 Hasil pengawasan pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung dilaporkan secara berkala kepada pemerintah

 Pemerintah melakukan pengawasan secara berkala atas kesesuaian laporan pelaksanaan pembongkaran dengan rencana teknis pembongkaran

 Proses tata cara penerbitan IMB

 Penggolongan bangunan gedung

 tata cara penerbitan IMB

(22)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-22

KEGIATAN KAJIAN BERDASAR UU, PP, Permen EKSISITING KONDISI PERMASALAHAN

REHABILITASI PASCABENCANA

Rumah tinggal satu lantai tahan gempa

 alternatif konstruksi

 persyaratan pokok

 dokumen rencana teknis

 proses tata cara penerbitan IMB

 proses tata cara penerbitan SLF bangunan gedung

Perda hanya membahas

mengenai Pembentukan Organisasi dan tata kerja badan penanggulangan

bencana

Belum mempunyai perda menyangkut proses perencanaan

(23)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-23 7.2.2 Sasaran Program

Tabel 7.10

Matriks Sasaran Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

No Uraian Sasaran Program Sasaran

Penanganan

Sasaran Program

2017 2018 2019 2020 2021 1 Penataan Orientasi Kawasan

- Pembuatan Gerbang Kota sebagai batas dan ciri kawasan √ √

- Pembuatan jalur hijau pengarah √ √ √

- Penataan orientasi masa bangunan dan skyline kawasan √ √ √ √

- Pengaturan ukuran dan letak signage √

2 Pengaturan fungsi bangunan

- Pengaturan fungsi bangunan √ √ √ √ √

- Pengaturan sektor informal dan kegiatan temporer

3 Penataan Bangunan dan Kapling

- Pengaturan GSB √ √ √ √ √

- Pengaturan KDB √ √ √ √ √

- Pengaturan KLB √ √ √ √ √

- Pengaturan Ketinggian Bangunan √ √ √ √ √

- Pengaturan Jarak Bebas √ √ √ √ √

- Pengaturan Sempadan Samping dan Belakang √ √ √ √ √

- Pengaturan Masa Bangunan √ √ √ √ √

- Pengaturan Tipologi dan Arsitektur Bangunan √ √ √ √ √

4 Peningkatan Sistem Transportasi Darat

- Perencanaan dan Perbaikan Jalur Pedestrian √

- Peningkatan mode transportasi darat beserta fasiltas pemberhentiannya

- Penataan rute/jalur, tempat pemberhentian dan pangkalan moda transportasi

√ √

- Penyediaan street furniture √

- Penyediaan lahan parkir √

(24)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-24

- Penempatan pipa distribusi pada jalur pedestrian √ √ √

- Perluasan jaringan perpipaan √ √ √ √ √

6 Penataan Jaringan Drainase yang Terpadu yang Antisipatif Terhadap Bahaya Banjir

- Pengadaan Saluran Drainase √ √ √

- Perbaikan dan Perawatan Saluran Drainase Kota Maupun Lingkungan

7 Peningkatan Pengelolaan Limbah dan Peran Serta Masyarakat Swasta

- Penambahan Sarana Penyedotan Lumpur Tinja

- Sosialisasi Kesehatan dan Lingkungan

- Dorongan kepada Masyarakat untuk Membangun Pengolahan Limbah secara Swadaya

- Pembangunan IPAL Terpadu

8 Perencanaan Titik Hidran untuk Mencegah Bahaya Kebakaran

- Penyediaan Hidran Kota

- Penyediaan Hidran di Fasilitas Umum dan Ruang-ruang Publik

- Penyediaan Hidran di Wilayah Lingkungan dengan Kepadatan Tinggi Maupun Rendah

√ √ √ √ √

9 Pengadaan Kemudahan Sarana Telekomunikasi Umum

- Penyediaan Telepon Umum di Ruang-ruang Publik √ √ √ √ √

- Penempatan Fasilitas Jasa Telepon di Pusat Keramaian √ √ √

- Penempatan Telepon Umum dengan Halte √ √

10 Pengelolaan Sampah

- Sosialisasi Konsep Penanganan Sampah (3R)

- Penyediaan Peralatan Pengumpulan (waste bin)

- Penyediaan Peralatan Pengangkutan √ √

- Penyediaan Bak Sampah

11 Peningkatan Pengadaan Penerangan Tempat Umum

- Pemerataan Penerangan Jalan √

(25)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-25

12 Peningkatan Jalur Hijau

- Penyediaan Jalur Hijau pada Jalur Pedestrian √ √ √ √ √

- Penyediaan Jalur Hijau pada Jalur Jalan √ √ √ √ √

- Penyediaan Jalur Hijau pada Halaman Bangunan √ √ √ √ √

- Perencanaan dan Pembangunan Sarana Hijau Kota √ √ √ √

7.2.3 Usulan Kegiatan Program

Tabel 7.11

Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

No Kegiatan Penataan Bangunan Dan Lingkungan Satuan

Rencana Program

Ket Tahun

I

Tahun II

Tahun III

Tahun IV

Tahun V 1 Revitalisasi dan Pengembangan Kawasan Tematik

Perkotaan

- Penataan Taman dalam Kota Muara Enim 1 KWS √

- Penambahan Sarana dan Prasarana Taman (P2KH) Rumah Tumbuh

1 KWS √

- Pembangunan Ruang Terbuka Hijau Islamic Center (P2KH)

1 KWS √

- Pembangunan Sarana dan Prasarana Kolam Retensi 1 KWS √

- Kegiatan Festival Hijau 1 KWS √

- Pembibitan Bunga 1 KWS √

- Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Kota Hijau 1 KWS √

- Pemeliharaan taman / tugu dan Gapura dalam Kota Muara Enim

1 KWS √

- Pembangunan Taman Out Bond 1 KWS √

- Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (P2KH) 1 KWS √

(26)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-26

- Sosialisasi Perda Bangunan Gedung 1 KWS √

- Kegiatan Festival Hijau 1 KWS √

- Pembibitan Bunga 1 KWS √

- Pembuatan Agro Park 1 KWS √

- Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Kota Hijau 1 KWS √

- Pemeliharaan Taman / Tugu dan Gapura dalam Kota Muara Enim

1 KWS √

- Pembangunan Penataan Kota Hijau 1 KWS √

- Penataan Taman dalam Kota Muara Enim 1 KWS √

2 Penataan Bangunan dan Lingkungan Strategis

- RTBL Kawasan Strategis Nasional 1 KWS √

- Penyusunan Desain dan DED Kawasan Strategis Nasional Kawasan Tanjung Enim

1 KWS √

- Penataan Bangunan Kawasan Strategis Nasional Kawasan Tanjung Enim

(27)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-27 Tabel 7.12

Matriks Usulan Pembiayaan Sektor Pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

No Out Put Uraian Paket Lokasi Vol Satuan Sumber Pendanaan x Rp. 1.000

4. Kegiatan Festival Hijau Kel. Pasar 1 Kec.

Muara Enim 1 KWS 150.000 2018

5. Pembibitan Bunga Kel. Pasar 1 Kec.

Muara Enim 1 KWS 200.000 2018

TOTAL 2018 7.150.000 13.000.000 5.500.000

3 Revitalisasi dan

4. Kegiatan Festival Hijau Kel. Muara Enim

(28)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-28

5. Pembibitan Bunga Kel. Air Lintang

Kec. Muara Enim 1 KWS 200.000 2019

6. Pembuatan Agro Park Kel. Air Lintang

Kec. Muara Enim 1 KWS 5.000.000 2019

TOTAL 2019 5.000.000 5.000.000 2.850.000

4 Revitalisasi dan

(29)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-29 7.3 Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

7.3.1 Kondisi Eksisting 1. Aspek Tekins

1.1 SPAM Ibukota Kabupaten A. Cabang Muara Enim a) Unit Air Baku

Kota Muara Enim diapit oleh 2 sungai besar, sebelah Barat Kota Muara

Enim dialiri Sungai Lematang dimana hulu Sungai Lematang berada di

Kabupaten Lahat, sedangkan di tengah kota dialiri Sungai Enim dimana

Hulu Sungai Enim berada di Kabupaten Oku. Kapasitas Sungai Lematang

pada musim kemarau yaitu 10-20 m3/detik, sedangkan Sungai Enim pada

musim kemarau yaitu 60-65 m3 / detik.

Sumber air baku unit Talang Jawa yang dipergunakan adalah air

permukaan yang diambil dari Sungai Lematang. Intake yang dipakai pada

sistem ini adalah Intake Sumuran. Debit pengambilan air baku sementara

ini sebanyak 60 l/dt, jarak intake ke IPAL sekitar 800 m dengan

menggunakan pipa GIP berdiameter 200 mm, sedangkan water meter

induk untuk air baku tidak ada. Sistem pengaliran air baku dengan sistem

pemompaan dimana pompa yang digunakan adalah pompa centrifugal

sebanyak 2 unit dengan kapasitas 60 l/dt dn head 50 m dan 1 unit dengan

kapasitas 40 l/dt dan head 40 m.

Sedangkan unit Pelita Sari sumber air baku yang digunakan adalah air

baku permukaan yang diambil dari Sungai Enim. Intake yang dipakai

pada sistem ini adalah intake sumuran. Debit pengambilan air baku ini

(30)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-30 Sistem pengaliran air baku dengan sistem pemompaan dimana pompa

yang digunakan adalah pompa Submersible sebanyak 1 unit dengan

kapasitas 30 l/dt dan head 70 m dan pompa centrifugal kapasitas 50 l/dt

dan head 75 m.

b) Unit Produksi

Unit produksi yang ada di Kabupaten Muara Enim adalah:

- IPA Talang Jawa dengan kapasitas 60 liter/detik melayani Kecamatan

Muara Enim

- IPA Pelita Sari kapasitas 50 liter/detik melayani Kota Enim

Sistem distribusi dan pelayanan menggunakan sistem perpompaan

dengan menggunakan pompa centrifugal. Air didistribusikan dari reservoir

yang ada di sekitar IPA, pendistribusian air minum dilakukan rata-rata

selama 24

jam/hari. Reservoir yang ada di Muara Enim terdiri dari :

- Lokasi IPA Talang Jawa kapasitas reservoir 2 x 320 m3

- Lokasi Pelita Sari kapasitas reservoir 1x 320 m3

c) Distribusi dan Pelayanan

Distribusi di Muara Enim dari kedua unit produksi menggunakan pompa

distribusi dengan jenis centrifugal dengan masing-masing tekanan pompa

yaitu antara 40-50 m dan dilengkapi dengan hydrophore namun tidak

difungsikan. Wilayah pelayanan air minum yang ada saat ini di

Kecamatan Muara Enim mencakup 9 Kelurahan seperti tersaji pada tabel

(31)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-31

Tabel 7.13

Dimensi Jaringan Pipa Distribusi Muara Enim

Diameter (mm) Jenis Pipa Jumlah

DCIP ACP GIP PVC

250 - 220 - 1.100 1.320

200 - 4.340 - 1.000 5.340

150 - 4.378 - 4.800 9.178

100 - - - 22.481 22.481

75 - - - 18.931 18.931

60 - - - - -

50 - - - 25.780 25.780

40 - - - - -

Total - - 74.092 83.030

Sumber : PDAM Muara Enim 2014

Instalasi Pompa Distribusi Talang Jawa

1. Pompa distribusi I (centrifugal), KW=22/30 HP, Q=30 l/dt, H=50 m

2. Pompa distribusi II (centrifugal), KW=22/30 HP, Q=30 l/dt, H=50 m

3. Pompa distribusi III (centrifugal), KW=55 HP, Q=60 l/dt, H=50 m

4. Pompa distribusi IV (centrifugal), KW=15/20 HP, Q=30 l/dt, H=50 m

5. Pompa distribusi V (centrifugal), KW=55/75 HP, Q=60 l/dt, H=50 m

6. Pompa distribusi VI (centrifugal), KW=22/30 HP, Q=30 l/dt, H=50 m

Instalasi Pompa Distribusi Karang Asem

1. Pompa distribusi I, KW=18,5/25 HP, Q=20 l/dt, H=50 m

2. Pompa distribusi II, KW=18,5/30 HP, Q=20 l/dt, H=50 m

3. Pompa distribusi III, KW=45/60 HP, Q=40 l/dt, H=40 m

Wilayah pelayanan air minum yang ada saat ini di Kecamatan Muara

Enim mencakup 9 kelurahan, yaitu:

1. Kelurahan Muara Enim I

2. Kelurahan Muara Enim II

3. Kelurahan Muara Enim III

(32)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-32 5. Kelurahan Tungkal Muara Enim

6. Kelurahan Muara Enim

7. Desa Lubuk Empelas

8. Desa Tanjung Jati

9. Desa Muara Lawai

Mengenai jumlah pelanggan di cabang Muara Enim dapat dilihat pada

tabel 7.14

Tabel 7.14

Jumlah Pelanggan Cabang Muara Enim

No Jenis Pelayanan Jumlah

Pelanggan SL

Jumlah Kubikasi m3

1 Hidran Umum 52 2.619

2 Kamar Mandi dan WC Umum 3 183

3 Tempat Ibadah 49 1.423

4 Panti Asuhan/Yayasan 8 696

5 Sekolah Negeri 57 2.166

6 Rumah Sakit Pemerintah 9 4.147

7 Instansi Pemerintak Tk. Kecamatan 16 220

8 Rumah Selain RSS 6.776 127.758

9 Niaga Kecil 329 7.856

10 Instansi Pemerintah dan ABRI Tk. Kabupaten 78 6.894

11 Industri dan Niaga Besar 10 455

Total 7.387 154.417

Sumber : PDAM Muara Enim 2014

B. Cabang Tanjung Enim a) Unit Air Baku

Sumber air baku instalasi Talang Gabus yang digunakan adalah air

permukaan yang diambil dari Sungai Enim. Intake yang dipakai pada

sistem ini adalah intake sumuran. Debit pengambilan air baku sementara

ini sebanyak 40 l/dt, jarak dari intake ke IPA sekitar 350 m dengan

menggunakan pipa Steel berdiameter 350 mm sedangkan water meter

(33)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-33 lagi. Sistem pengaliran air baku dengan menggunakan pemompaan

dimana pompa yang digunakan adalah pompa Submersibel sebanyak 2

unit dengan kapasitas 40 l/dt dan heada 25 m dan pompa submersibel

kapasitas 20 l/dt dan head 20 m.

Sumber air baku instalasi Karang Asem yang digunakan adalah air

permukaan yang diambil dari Sungai Enim. Intake yang dipakai pada

sistem ini adalah intake sumuran. Debit pengambilan air baku sementara

ini sebanyak 40 l/dt, jarak dari intake ke IPA sekitar 600 m dengan

menggunakan pipa Steel berdiameter 250 mm sedangkan water meter

induk diameter sudah tidak berfungsi lagi.

Sistem pengaliran air baku dengan menggunakan pemompaan dimana

pompa yang digunakan adalah pompa Centrifugal sebanyak 2 unit

dengan kapasitas 40 l/dt dan

heada 60 m dan pompa submersibel kapasitas 30 l/dt dan

head 75 m.

b) Unit Produksi

Unit produksi yang terdapat di Tanjung Enim adalah:

- IPA Talang Gabus dengan kapasitas 2x20 liter/detik dan melayani

wilayah Kota Tanjung Enim

- IPA Karang Asem dengan kapasitas 40 liter/detik dan melayani wilayah

Kota Tanjung Enim

Sistem distribusi dan pelayanan menggunakan sistem perpompaan

dengan menggunakan pompa centrifugal. Air didistribusikan dari reservoir

yang ada di sekitar IPA pendistribusian air minum dilakukan rata-rata

(34)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-34

- IPA Talang Jawa kapasitas reservoir 2 x 30 m3

- IPA Pelita Sari kapasitas reservoir 1 x 30 m3

- Unit distribusi dan pelayanan

c) Distribusi dan Pelayanan

Distribusi di Muara Enim dari kedua unit produksi menggunakan pompa

distribusi dengan jenis centrifugal, dengan masing-masing tekanan yaitu

40-50 meter, dan dilengkapi dengan hydropore namun tidak difungsikan.

Instalasi Pompa Distribusi Karang Asem

1. Pompa distribusi I (sentrifugal), KW=30 HP, Q=40 l/dt, H= 60 m

2. Pompa distribusi II (centrifugal cadangan), KW=15 HP, Q=40 l/dt,

H=60 m

Wilayah pelayanan air minum di Kecamatan Tanjung Enim (Lawang

Kidul) meliputi 5 kelurahan dan desa yaitu:

1. Kelurahan Pasar Tanjung Enim

2. Kelurahan Tanjung Enim

3. Kelurahan Tanjung Enim Selatan

4. Desa Lingga

5. Desa Tegal Rejo

Mengenai jumlah pelanggan di cabang Tanjung Enim dapat dilihat pada

(35)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-35 Tabel 7.15

Jumlah Pelanggan Cabang Tanjung Enim

No Jenis Pelayanan Jumlah

Pelanggan SL

Jumlah Kubikasi m3

1 Hidran Umum 18 872

2 Tempat Ibadah 41 1.183

3 Sekolah Negeri 23 1.334

4 Rumah Sakit Pemerintah 2 17

5 Instansi Pemerintak Tk. Kecamatan 17 380

6 Rumah Selain RSS 5.658 107.216

7 Niaga Kecil 149 4.400

8 Instansi Pemerintah dan ABRI Tk. Kabupaten 1 1.518

9 Industri dan Niaga Besar 4 37

Total 7.5.913 116.956

(36)
(37)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-37 1.2 SPAM Ibukota Kecamatan

A. IKK Ujan Mas a) Unit Air Baku

Unit IKK Ujan Mas terdapat di Kecamatan Ujan Mas. Sumber air baku

yang digunakan adalah air permukaan yang diambil dari Sungai

Lematang. Intake yang dipakai pada sistem ini adalah intake jembatan.

Debit pengolahan air baku sementara ini sebanyak 15 l/dt, jarak dari

intake ke IPA sekitar 280 m dengan menggunakan pipa GIP berdiameter

150 mm, sedangkan water meter induk untuk air baku tidak ada. Sistem

pengaliran air baku dengan sistem pemompaan dimana pompa yang

digunakan adalah pompa submersible sebanyak 1 unit dengan kapasitas

44 l/dt dan head 26 m.

b) Unit Produksi

Instalasi pengolahan yang terdapat di unit IKK Ujan Mas ini terdapat 1

unit IPA beton dengan kapasitas 10 l/dt yang dibangun pada tahun 2002,

IPA ini masih beroperasi dengan baik. Kapasitas produksi rata-rata

adalah 15 l/dt dengan jam operasi selama 12 jam/hari. IPA ini

dioperasikan melebihi kapasitas untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam

pelayanan air minum, sedangkan ketersediaan sumber daya yang ada

berasal dari PLN sebesar 41,5 KVA.

c) Unit Produksi dan Pelayanan

Sistem distribusi dan pelayanan menggunakan sistem pemompaan

dengan menggunakan pompa centrifugal kapasitas 10 l/dt dengan head

40 m sebanyak 2 unit. Air didistribusikan dari reservoir yang ada di sekitar

(38)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-38 minum dilakukan rata-rata 12 jam/hari. Pipa jaringan distribusi terdiri dari

beberapa jenis pipa diantaranya piap PVC diameter 150 mm sepanjang

5000 m, pipa PVC diameter 100 mm sepanjang 7000 m dan pipa PVC

diameter 50 mm sepanjang 8000 m.

Daerah pelayanan unit IKK Ujan Mas pada saat ini telah melayani

beberapa desa yang terdapat di kecamatan Ujan Mas diantaranya adalah

Desa Ujan Mas Baru dan Desa Ujan Mas Lama. Jumlah pelanggan saat

ini sebanyak 871 SL. Adapun daerah yang masih potensial untuk

pengembangan pelayanan air minum di IKK Ujan Mas terdapat beberapa

desa yang dapat dilayani yaitu Desa Ulak Bandung dan Desa Guci.

Sedangkan untuk desa Pinang Bari sudah terpasang pipa PVCdiameter

150 mm sepanjang 2400 m, pipa PVC 100 mm sepanjang 3600 m dan

pipa 50 mm sepanjang 4800 m namun pipa ini belum dioperasikan.

Jumlah pelanggan IKK Ujan Mas Tersaji pada Tabel 7.15

Tabel 7.16

Jumlah Pelanggan IKK Ujan Mas

No Jenis Pelayanan Jumlah Pelanggan SL Jumlah Kubikasi m3

1 Hidran Umum 4 68

2 Tempat Ibadah 1 20

3 Rumah Sakit Sederhana 860 13.366

4 Sekolah Negeri 2 108

5 Instansi Pemerintah Tk. Kecamatan 3 44

6 Niaga Kecil 1 3

Total 871 13.609

Sumber : PDAM Muara Enim 2014

B. IKK Gunung Megang a) Unit Air Baku

Unit IKK Gunung Megang terdapat di Kecamatan Gunung Megang.

(39)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-39 sungai Lengi. Intake yang dipakai pada sistem ini adalah intake jembatan.

Debit pengambilan air baku sementara ini sebanyak 10 l/dt, jarak dari

intake ke IPA sekitar 350 m dengan menggunakan pipa PVC berdiameter

150 mm, sedangkan water meter induk untuk air baku tidak ada. Sistem

pengaliran air baku dengan sistem pemompaan dimana poma yang

digunakan adalah pompa submersible sebanyak 1 unit dengan kapasitas

20 l/dt dan heada 60 m.

b) Unit Produksi

Instalasi pengolahan yang ter dapat di unit IKK gunung Megang ada 2

unit IPA, IPA yang pertama adalah IPA beton dengan kapasitas 10 l/dt

yang dibangun pada tahun 2002, IPA ini masih beroperasi dengan baik.

IPA yang kedua adalah IPA paket baja dengan kapasitas 10 l/dt yang

dibangun pada tahun 2006 namun IPA ini sudah tidak dioperasikan lagi

karena mengalami kerusakan yang cukup berat akibat keropos dan sudah

tidak dapat dioperasikan lagi. Kapasitas produksi rata-rata adalah 10 l/dt

dengan jam operasi selama 8 jam/hari. Sedangkan ketersediaan sumber

daya yang ada berasal dari PLN dengan kapasitas terpasang 41,5 KVA.

c) Unit Distribusi dan Pelayanan

Sistem distribusi dan pelayanan menggunakan sistem pemompaan

dengan menggunakan pompa centrifugal kapasitas 10 l/dt dengan head

35 m sebanyak 2 unit. Air didistribusikan dari reservoir yang ada di sekitar

IPA dengan kapasitas tamping sebesar 100 m3, pendistribusian air

minum dilakukan rata-rat selama 6 jam/hari. Pipa jaringan distribusi terdiri

(40)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-40 mm sepanjang 1500 m, pipa PVC diameter 100 mm sepanjang 2000 m

dan pipa PVC diameter 75 mm sepanjang 1000 m.

Daerah pelayanan unit IKK Gunung Megang terdapat di Desa Gunung

Megang Dalam dan Desa Gunung Megang Luar, jumlah pelanggan saat

ini sebanyak 408 SL. Adapun daerah yang masih potensial untuk

pengembangan pelayanan air minum di IKK Gunung Megang terdapat

beberapa desa yang dapat dilayani yanitu Desa Gunung Megang Luar

sedangkan untuk daerah lain diharapkan melakukan peremajaan pipa

karena pipa yang lama sudah terlalu kecil untuk pelayanan saat ini.

Jumlah pelanggan IKK Gunung Megang tersaji pada tabel 7.16

Tabel 7.17

Jumlah Pelanggan IKK Gunung Megang

No Jenis Pelayanan Jumlah Pelanggan SL Jumlah Kubikasi m3

1 Hidran Umum 2 52

2 Tempat Ibadah 7 141

3 Rumah Sakit Sederhana 389 5.749

4 Sekolah Negeri 5 153

5 Rumah Sakit Pemerintah 2 30

6 Instansi Pemerintah Tk. Kecamatan 2 19

7 Niaga Kecil 1 15

Total 408 6.159

Sumber : PDAM Muara Enim 2014

C. IKK Tebat Agung a) Unit Air Baku

Unit IKK Tebat Agung terdapat di Kecamatan Rambang Dangku. Sumber

air baku yang digunakan adalah air permukaan yang diambil dari sungai

Niru dab Bere. Intake yang dipakai pada sistem intake ini adalah intake

sumuran sedalam 6 m. Debit pengambilan air baku sementara ini

(41)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-41 menggunakan pipa GIP berdiameter 150 mm, sedangkan water meter

induk untuk air baku tidak tersedia. Sistem pengaliran air baku dengan

sistem pemompaan dimana pompa yang digunakan adalah pompa head

submersible sebanyak 2 unit dengan kapasitas 5,5 l/dt dan head 50 m.

b) Unit Produksi

Instalasi pengolahan yang terdapat di unit IKK Tebat Agung terdapat 2

unit IPA, IPA yang pertama adalah IPA Beton dengan kapasitas 10 l/dt

yang dibangun pada tahun 1993, namun saying IPA ini sudah tidak

dioperasikan lagi karena mengalami kerusakan yang cukup berat

sehingga sudah tidak bisa dioperasikan lagi. IPA yang kedua adalah IPA

Paket Baja dengan kapasitas 10 l/dt yang dibangun pada tahun 2008,

IPA ini masih beroperasi dengan baik. Kapasitas produksi rata-rata

adalah 6,9 l/dt dengan jam operasi selama 11 jam/hari. Sedangkan

ketersediaan sumber daya yang ada berasal dari PLN dengan kapasitas

terpasang adalah 41,5 Kva.

c) Unit Distribusi dan Pelayanan

Sistem distribusi dan pelayanan menggunakan sistem pemompaan

dengan menggunakan pompa centrifugal kapasitas 10 l/dt dengan head

50 m dan pompa centrifugal kapasitas 15 l/dt dengan head 50 m. Air

didistribusikan dari reservoir yang ada di sekitar IPA dengan kapasitas

tamping sebesar 175 m3, pendistribusian air minum dilakukan ratarata

selama 8 jam/hari.

Pipa jaringan distribusi terdiri dari beberapa jenis diameter pipa,

diantaranya diantaranya pipa PVC diameter 200 mm sepanjang 300 m,

(42)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-42 mm sepanjang 5000 m dan pipa PVC diameter 75 mm sepanjang 100 m.

Daerah pelayanan unit IKK Tebat Agung pada saat ini telah melayani

beberapa desa yang terdapat di Kecamatan Rambang Dangku

diantaranya Desa Tebat Agung, Desa Lubuk Raman dan Desa Limau

Barat. Jumlah pelanggan pada saat ini sebanyak 351 SL. Jumlah

pelanggan IKK Tebat Agung tersaji pada Tabel 7.17

Tabel 7.18

Jumlah Pelanggan IKK Tebat Agung

No Jenis Pelanggan Jumlah Pelanggan SL Jumlah Kubikasi m3

1 Tempat Ibadah 2 131

2 Rumah Sakit Sederhana 337 6.280

3 Sekolah Negeri 4 71

4 Instansi Pemerintah Tk. Kecamatan 2 9

5 Niaga Kecil 6 80

Total 351 6.671

Sumber : PDAM Muara Enim 2014

D. IKK Beringin a) Unit Air Baku

Unit IKK Beringin terdapat di Kecamatan Lubai. Sumber air baku yang

digunakan adalah air permukaan yang diambil dari Sungai Lubai. Intake

yang dipakai pada sistem ini adalah intake sumuran. Debit pengambilan

air baku sementara ini sebanyak 10 l/dt, jarak dari intake ke IPA sekitar

250 m dengan menggunakan pipa PVC berdiameter 150 mm, sedangkan

water meter induk untuk air baku tidak ada. Sistem pengaliran air baku

dengan sistem pemompaan dimana pompa yang digunakan adalah

pompa submersible sebanyak 2 unit dengan kapasitas 10 l/dt dan head

(43)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-43 b) Unit Produksi

Untuk Instalasi pengolahan yang terdapat di IKK Beringin ini terdapat 1

unit IPA. IPA yang terdapat di IKK Beringin adalah IPA Beton dengan

kapasitas 10 l/dt yang dibangun pada tahun 2009, IPA ini masih

beroperasi dengan baik. Kapasitas produksi rata-rata adalah 10 l/dt

dengan jam operasi selama 3 jam/hari. Sedangkan ketersediaan sumber

daya yang ada berasal dari PLN.

c) Unit Distribusi dan Pelayanan

Sistem distribusi dan pelayanan menggunakan sistem pemompaan

dengan menggunakan pompa centrifugal dengan kapasitas 10 l/dt

dengan head 60 m sebanyak 2 unit. Air didistribusikan dari reservoir yang

ada di sekitar IPA dengan kapasitas tamping sebesar 150 m3,

pendistribusian air minum dilakukan rata-rata 3 jam/hari.

Pipa jaringan distribusi terdiri dari beberapa jenis diameter pipa,

diantaranya diantaranya pipa PVC diameter 150 mm, pipa PVC diameter

100 dan pipa PVC diameter 75 mm. Daerah pelayanan unit IKK Beringin

pada saat ini telah melayani beberapa desa yang terdapat di Kecamatan

Beringin. Jumlah pelanggan saat ini sebanyak 98 SL. Jumlah pelanggan

IKK Beringin tersaji pada tabel 7.18

Tabel 7.19

Jumlah Pelanggan IKK Beringin

No Jenis Pelayanan Jumlah Pelanggan SL Jumlah Kubikasi m3

1 Hidrant Umum 1 2

2 Rumah Sakit sederhana 95 747

3 Sekolah Negeri 1 14

4 Instansi Pemerintah Tk. Kecamatan 1 4

Total 98 767

(44)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-44 E. IKK Sungai Rotan

a) Unit Air Baku

Unit IKK Sungai Rotan terdapat di Kecamatan Sungai Rotan. Sumber air

baku yang digunakan adalah air permukaan yang diambil dari Sungai

Lematang. Intake yang dipakai pada sistem ini adalah intake sumuran

sedalam 6 m. Debit pengambilan air baku sementara ini sebanyak 60 l/dt,

jarak intake ke IPA sekitar 2000 m dengan menggunakan pipa PVC

berdiameter 300 mm, sedangkan water meter induk untuk air baku tidak

tersedia.

Sistem pengaliran air baku dengan unit pemompaan dimana pompa yang

digunakan adalah pompa centrifugal sebanyak 3 unit dengan kapasitas

30 l/dt dan head 50 m.

b) Unit Produksi

Untuk instalasi pengolahan yang terdapat di unit IKK Sungai Rotan

terdapat dua unit IPA, IPA yang pertama adalah IPA beton dengan

kapasitas 30 l/dt yang dibangun pada tahun 2008 dan masih beroperasi

dengan baik. IPA yang kedua adalah IPA paket beton dengan kapasitas

produksi rata-rata adalah 60 l/dt dengan jam operasi selama 6 jam/hari.

Sedangkan ketersediaan sumber daya yang ada berasal dari PLN

dengan kapasitas terpasang adalah 164 KvA.

c) Unit Distribusi dan Pelayanan

Sistem distribusi dan pelayanan menggunakan sistem pemompaan

dengan menggunakan pompa centrifugal kapasitas 10 l/dt dengan head

50 m sebanyak 2 unit sedangkan pompa centrifugal kapasitas 20 l/dt

(45)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-45 Gelumbang. Air didistribusikan dari reservoir yang ada disekitar IPA

dengan kapasitas tamping sebesar 1000 m3, pendistribusian air minum

dilakukan rata-rata selama 4 jam/hari.

Pipa jaringan distribusi terdiri dari beberapa jenis diameter pipa,

diantaranya pipa PVC diameter 200 mm, pipa PVC diameter 150, pipa

PVC diameter 100 mm dan pipa PVC diameter 75 mm. Daerah pelayanan

unit IKK Beringin pada saat ini telah melayani beberapa desa yang

terdapat di Kecamatan Beringin.

Daerah pelayanan unit IKK Sungai Rotan pada saat ini telah melayani

beberapa desa yang terdapat di Kecamatan Sungai Rotan dan sebagian

di Kecamatan Gelumbang. Jumlah pelanggan saat ini sebanyak 450 SL.

Jumlah pelanggan IKK Sungai Rotan tersaji pada Tabel 7.19

Tabel 7.20

Jumlah Pelanggan IKK Sungai Rotan

No Jenis Pelayanan Jumlah Pelanggan

SL

Jumlah Kubikasi m3

1 Tempat Ibadah 2 103

2 Sekolah Negeri 5 171

3 Instansi Pemerintah dan ABRI

Tk. Kabupaten

1 2

4 Rumah Selain RSS 442 3.937

Total 450 4.213

Sumber : PDAM Muara Enim 2014

F. IKK Gelumbang a) Unit Air Baku

Unit IKK Gelumbang terdapat di Kecamatan Gelumbang. Sumber air baku

yang digunakan adalah kiriman dari IPA Sungai Rotan yang ditampung

pada ground reservoir dengan kapasitas tampung sebesar 600 m3. IKK

(46)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-46 didistribusikan di merupakan air minum hasil pengolahan IPA yang ada di

IKK Sungai Rotan.

b) Unit Produksi

Sistem distribusi dan pelayanan menggunakan sistem pemompaan

dengan menggunakan pompa centrifugal kapasitas 20 l/dt dengan head

50 m sebanyak 2 unit. Pendistribusian air minum dilakukan rata-rata

selama 2,5 jam/hari. Pipa jaringan distribusi terdiri dari beberapa jenis

diameter pipa, diantaranya pipa PVC diameter 250 mm sepanjang 150 m,

pipa PVC diameter 150 mm sepanjang 6500 m dan pipa PVC diameter

100 mm sepanjang 4500 m.

c) Unit Distribusi dan Pelayanan

Daerah pelayanan unit IKK Gelumbang pada saat ini telah melayani

beberapa desa diantaranya Desa Karang Endah, Desa Gelumbang dan

Desa Suka Menang. Jumlah pelanggan saat ini sebanyak 150 SL.

Adapun daerah yang masih potensial untuk pengembangan pelayanan air

minum di IKK Gelumbang terdapat di beberapa desa yaitu Desa Simpang

Kelekar dan sebagian daerah Kecamatan Simpang Keleker.

Jumlah pelanggan IKK Gelumbang tersaji pada Tabel 7.20

Tabel 7.21

Jumlah Pelanggan IKK Gelumbang

No Jenis Pelayanan Jumlah Pelanggan

SL

Jumlah Kubikasi m3

1 Rumah Sangat Sederhana 147 1.494

2 Sekolah Negeri 3 39

Total 150 1.533

(47)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 VII-47

G. IKK Arisan Musi

a) Unit Air Baku

Unit IKK Muara Belida/Arisan Musi terdapat di Kecamatan Muara Belida.

Sumber air baku yang digunakan adalah air permukaan yang diambil dari

Sungai Musi. Intake yang dipakai pada sistem ini adalah intake jembatan.

Debit pengambilan air baku sementara ini sebanyak 20 l/dt, jarak dari

intake ke IPA sekitar 50 m dengan menggunakan pipa GIP berdiameter

150 mm, sedangkan water meter induk untuk air baku ada dan berfungsi.

Sistem pengaliran air baku dengan sistem pemompaan dimana pompa

yang digunakan adalah pompa submersible sebanyak 2 unit dengan

kapasitas 20 l/dt dan head 30 m.

b) Unit Produksi

Instalasi pengolahan yang terdapat di IKK Muara Belida /Arisan Musi ini

terdapat 1 Unit IPA. IPA yang terdapat di IKK Muara Belida /Arisan Musi

adalah IPA beton dengan kapasitas 20 l/dt yang dibangun pada tahun

2010, IPA ini masih beroperasi dengan baik. Kapasitas produksi rata-rata

adalah 20 l/dt dengan jam operasi 3 jam/hari. Sedangkan ketersediaan

sumber daya yang ada berasal dari genset dengan kapasitas yang

terpasang adalah 80 Kva sebanyak 2 unit.

c) Unit Distribusi dan Pelayanan

Sistem distribusi dan pelayanan menggunakan sistem pemompaan

dengan menggunakan pompa centrifugal kapasitas 20 l/dt dengan head

25 m sebanyak 2 unit. Pendistribusian air minum dari reservoir yang ada

di sekitar IPA dengan kapasitas tamping sebesar 300 m3 dilakukan rata –

Gambar

Tabel 7.4 Matriks Usulan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Kabupaten Muara Enim
Tabel 7.5 Pengaturan IMB
Tabel 7.6 Pengaturan Pendataan BG
Tabel 7.11
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nek dampak perceraian mungkin ndak ya, tapi nek aku liat perkembangan ku, sebenere aku ngerasa nek cewek tu haruse lebih deket sama papa, karena aku ndak pernah deket sama papa

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, diperoleh hasil yang menyatakan terdapat hubungan antara religiositas dengan perilaku asertif untuk menolak perilaku

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung sebagai instansi pemerintah memiliki posisi strategis dalam pengembangan dakwah Islam. Salah satu hal yang menjadi

• EIS adalah sistem berbasis komputer untuk mendukung manajer puncak dalam mengakses informasi (dalam dan luar) secara mudah dan relevan dengan CSF (Critical Success Factor)

Bupati/Walikota sudah membentuk lembaga yang menangani rehabilitasi hutan dan lahan (misalnya Dinas yang mengurusi kehutanan atau Kelompok Kerja RHL), maka lembaga ini

Setelah melakukan analisis terhadap data pelaporan DIKTI/EPSBED, minimal ada 19 modul yang yang harus ada di dalam sebuah Sistem Informasi Akademis, yaitu: Modul Pendataan Badan

besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil Kerjasama Pemanfaatan atas barang milik daerah ditetapkan dari hasil perhitungan Tim yang dibentuk

Instrumen penelitian adalah alat untuk mengukur data, menurut arikunto (2002:126) yang dikutip oleh Herdian (2009:40) menjelaskan, bahwa “ instrument adalah alat ukur