ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, DAN BIAYA OPERASIONAL
PENDAPATAN OPERASIONAL TERHADAP KREDIT PERBANKAN
(Studi Empiris pada Bank Umum Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Disusun oleh: Gloria Lidia Warouw
NIM: 082114141
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, CAPITAL ADEQUACY
RATIO, NON PERFORMING LOAN, DAN BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL TERHADAP
KREDIT PERBANKAN
(Studi Empiris pada Bank Umum Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Disusun oleh: Gloria Lidia Warouw
NIM: 082114141
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
PERSEM BAHAN
A k u memu l ai n y a den gan u saha dan doa
A k u beru saha men j al ani n y a den gan su at u k ey ak i n an dan harapan
A k u men ghadapi n y a den gan k esabaran
A k u men eri ma segal a sesu at u y an g ak an t erj adi den gan u capan sy u k u r
A k u men capai k eberhasi l an han y a u n t u k membahagi ak an merek a y an g ak u say an gi
Sk r ipSi ini k uper Semba hk a n unt uk :
v
M OTTO
“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari
besok, karena hari besok mempunyai
kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari
cukuplah untuk sehari”
Matius 6 : 34
“Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena persiapan,
kerja keras dan mau
belajar dari kegagalan”
Aku tidak khawatir akan jadi apa aku di masa depan nanti,
apa aku akan berhasil atau gagal
tapi yang pasti apa yang aku l akukan sekarang
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada:
1. Dr. Ir. P. Wiryono Priyatamtama, S.J selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
3. Drs. Y.P Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto., M.Si., Akt., QIA selaku Pembimbing yang telah
sabar dan sangat baik bersedia menyediakan waktu dan membimbing penulis
ix
5. Dra. YF. Gien Agustinawansari, M.M., Akt selaku pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingan selama penulis kuliah hingga menyelesaikan
skripsi ini.
6. Semua Dosen, staff dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
7. Kedua Orang Tuaku yang terkasih yang senantiasa berdoa dan memberikan yang
terbaik bagi anak-anaknya.
8. Saudara-saudaraku: Kak Iloona, Kak Tricia, Kak Alden, Kak Lordy, Immanuel,
Colby, dan Camillo serta keluarga besarku atas doa dan dukungannya.
9. Ricky Paul Kambey atas perhatian, kasih sayang, kesabaran, dukungan, dan
doanya selama ini. Walaupun jauh kamu selalu memberiku semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat sahabatku: Reski, Ita, Titin, Lola, Vera, Arya, dan Vincent atas
perhatian, persahabatan, doa, dukungan dan pengalamaan belajar bersama
sebelum ujian maupun mengerjakan skripsi.
11. Anak-anak kost kenari: Mbak Dian yang suka ribut dan usil gangguin di kamar,
Mbak Nisa, Mbak Mega, Rossi, Ana, dan Intan atas doa dan dukungannya.
12. Teman-teman Akuntansi angkatan 2008 yang telah memberikan banyak bantuan,
masukan, dan semangat pada saat kuliah maupun dalam penyusunan skripsi.
13. Teman-teman Staff PMB angkatan 2011 dan 2012 atas kerjasama, dukungan dan
x
14. Teman-teman Dance for Jesus GKI Gejayan atas doa dan dukungannya.
15. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 23 Agustus 2012
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii
HALAMAN DAFTAR ISI... xi
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv
ABSTRAK ... xv
ABSTRACT ... xvi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah... 4
C.Tujuan Penelitian ... 4
D.Manfaat Penelitian ... 5
E.Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A.Bank ... 8
B.Pengertian Bank Umum ... 11
C.Kredit ... 11
D.Dana Pihak Ketiga ... 16
E.Capital Adequacy Ratio ... 18
F. Non Performing Loan ... 19
G.Biaya Operasional Pendapatan Operasional ... 20
H.Penelitian Terdahulu ... 23
I. Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen ... 28
J. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 31
K.Hipotesis... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
A.Jenis Penelitian ... 33
B.Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
C.Subjek dan Objek Penelitian ... 33
D.Jenis Data ... 34
E.Teknik Pengambilan Sampel ... 34
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Penelitian Terdahulu ... 26
Tabel 2. Definisi Variabel Penelitian ... 39
Tabel 3. Nama Bank yang Diteliti ... 49
Tabel 4. Statistik Deskriptif ... 61
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas ... 63
Tabel 6. Hasil Uji Multikolinearitas ... 64
Tabel 7. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 65
Tabel 8. Hasil Uji Autokorelasi ... 66
Tabel 9. Hasil Pengujian Regresi Data Panel ... 68
Tabel 10. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 71
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xv
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, CAPITAL ADEQUACY
RATIO, NON PERFORMING LOAN, DAN BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL TERHADAP KREDIT PERBANKAN (Studi Empiris pada Bank Umum Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2007 – 2011)
Gloria Lidia Warouw NIM : 082114141 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2012
Pembangunan ekonomi suatu negara sangat tergantung pada perkembangan dan kontribusi nyata dari lembaga keuangan. Salah satu lembaga keuangan yang terlibat dalam suatu pembiayaan pembangunan ekonomi adalah bank. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional terhadap Kredit Perbankan. Latar belakang penelitian ini adalah bahwa ditemukan adanya hasil yang berbeda meskipun telah mengacu pada satu teori.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan jumlah sampel 14 bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 – 2011. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi data panel dengan pendekatan fixed effects.
xvi
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF THE THIRD PARTY FUNDS, CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, OPERATIONAL EXPENSE OPERATIONAL INCOME RATIO TO THE BANKING’S CREDIT (Empirical Study of General Banking Listed in The Indonesia Stock Exchange
Period 2007 – 2011)
Gloria Lidia Warouw NIM: 082114141 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2012
Economic development of a country depends on the development and the real contribution of financial institutions. One of the financial institutions involved in the financing of economic development is the bank. Bank is a business entity which collects funds from the public in the form of savings and channel them to the public in the form of loans and other forms in order to improve the standard of living of the people. The purpose of this study was to know the influence of the Third Party Funds, Capital Adequacy Ratio of Non-Performing Loans, and Operating Expenses-Operating Income Ratio to the Banking’s Credit. The background of this research is the availabilitys of different results from the previous studies using the same theories.
This research is an empirical in nature. Sampling method used was purposive sampling and the number of samples are 14 banks listed on the Indonesia Stock Exchange from 2007 to 2011. The data analysis technique used was the panel data regression with fixed effect approach.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi suatu negara sangat tergantung pada
perkembangan dan kontribusi nyata dari lembaga keuangan. Salah satu lembaga
keuangan yang terlibat dalam suatu pembiayaan pembangunan ekonomi adalah
bank. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Sumber utama dana bank berasal dari masyarakat sehingga secara moral
bank harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit yang
diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara
bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Penyaluran kredit
merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan
tetapi juga memiliki risiko terbesar sehingga penyaluran kredit harus diawasi
dengan manajemen risiko yang ketat.
Dalam kenyataannya perilaku penawaran kredit perbankan tidak hanya
(DPK), tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain (Warjiyo, 2004), seperti
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Biaya
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO).
Dana - dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana
terbesar yang paling diandalkan oleh bank . CAR adalah rasio yang menunjukkan
seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,
penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal
sendiri di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank.
Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial yang dapat
digunakan untuk keperluan pengembangan usaha dan mengantisipasi potensi
kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran kredit. (Dendawijaya, 2005).
NPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit
bermasalah yang diberikan oleh bank. Semakin tinggi rasio ini maka semakin
buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin
besar. Akibat tingginya NPL perbankan harus menyediakan cadangan yang lebih
besar sehingga pada akhirnya modal bank semakin terkikis (Pratama, 2010).
Dengan demikian besarnya NPL menjadi salah satu penyebab sulitnya perbankan
dalam menyalurkan kredit. BOPO digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan
yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank
dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
Melalui penelitiannya Pratama dan Arisandi menemukan bahwa DPK
berpengaruh positif terhadap kredit perbankan. Menurut Meydianawathi dan
Arisandi (2008) CAR berpengaruh positif terhadap kredit perbankan. Sedangkan
menurut Pratama (2010) CAR berpengaruh negatif, sementara hasil yang berbeda
ditemukan oleh Adhitya dan Tenrilau bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap
kredit perbankan. Masih menurut Pratama dan Arisandi NPL berpengaruh negatif
terhadap kredit perbankan, namun menurut Adhitya, Tenrilau, dan Hasanudin
NPL tidak berpengaruh terhadap kredit perbankan. Menurut Utari BOPO
berpengaruh positif terhadap kredit perbankan, sedangkan menurut Pramono
BOPO berpengaruh negatif terhadap kredit perbankan.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan sebelumnya
menunjukkan hasil yang berbeda meskipun telah mengacu pada satu teori. Oleh
karena itu, penelitian ini ingin mengkaji lebih lanjut dengan menguji
variabel-variabel independen yang meliputi DPK, CAR, NPL, dan BOPO terhadap
variabel dependen kredit perbankan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka
penulis ingin menganalisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy
Ratio, Non Performing Loan, dan Biaya Operasional Pendapatan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan,
dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional berpengaruh secara simultan
terhadap kredit perbankan?
2. Apakah Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif terhadap kredit
perbankan?
3. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap kredit
perbankan?
4. Apakah Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap kredit
perbankan?
5. Apakah Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh
negatif terhadap kredit perbankan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui adanya pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio,
Non Performing Loan, dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional secara
2. Mengetahui adanya pengaruh positif Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
kredit perbankan.
3. Mengetahui adanya pengaruh positif Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
kredit perbankan.
4. Mengetahui adanya pengaruh negatif Non Performing Loan (NPL) terhadap
kredit perbankan.
5. Mengetahui adanya pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional
(BOPO) negatif terhadap kredit perbankan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta informasi bagi
pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu:
1. Bagi penulis
Digunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
factor-faktor yang mempengaruhi kredit perbankan serta untuk menerapkan
ilmu-ilmu akuntansi yang diperoleh selama perkuliahan.
2. Bagi pembaca
Diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan di bidang perbankan.
3. Bagi penelitian yang akan datang
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi acuan atau bahan referensi
pengaruh dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, non performing loan, dan
biaya operasional pendapatan operasional terhadap kredit perbankan.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menambah bahan referensi untuk
menunjang pengembangan penelitian mengenai kredit perbankan.
E. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Bab ini berisi tentang landasan teori penunjang penelitian, penelitian
terdahulu yang sejenis, kerangka pemikiran teoritis, dan hipotesa yang
diajukan dalam penelitian.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang variabel penelitian yang digunakan, definisi
operasional, penentuan populasi dan sampel, jenis dan sumber data,
metode pengumpulan data, dan metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini.
Bab IV Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisi uraian tentang gambaran singkat mengenai
perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel penelitian
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang deskripsi data, analisis data, hasil penelitian dan
interpretasi.
Bab VI Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diberikan berkaitan dengan
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bank
Menurut UU No. 10/1998 bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan perbankan menurut
undang-undang tersebut adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya. Peran intermediasi keuangan yang dijalankan bank berkaitan
dengan penyaluran dana. Sehubungan peran intermediasi ini terutama
penghimpunan dana dari masyarakat, bank juga sering disebut lembaga
kepercayaan.
Bank sebagai perantara keuangan (financial intermediate) yaitu
melakukan penghimpunan dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana
dalam bentuk simpanan. Melalui penghimpunan dana, bank membayar bunga
kepada masyarakat atau nasabah penyimpan. Selanjutnya bank menyalurkan
dana tersebut dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang memiliki kekurangan
dana. Sedangkan melalui penyaluran dana (pembiayaan) bank memperoleh
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 pasal 2 menyatakan bahwa
“Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi
ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian (prudential principal)”.
Demokrasi ekonomi adalah asas yang digunakan oleh perbankan Indonesia,
dimana dalam operasionalnya membutuhkan kehati-hatian karena terdapat
banyak sekali risiko.
Fungsi perbankan Indonesia menurut Pasal 3 UU No. 10/1998 tentang
perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Fungsi
tersebut dikenal sebagai intermediasi keuangan yang berarti bahwa perbankan
memberikan kemudahan untuk mengalirkan dana dari nasabah yang memiliki
kelebihan dana dengan kedudukan sebagai penabung ke nasabah yang
memerlukan dana untuk berbagai kepentingan. Fungsi perbankan yang lebih
spesifik, yaitu:
1. Fungsi Pembangunan
Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat menunjang
pertumbuhan perekonomian Negara. Jika sistem dan kelembagaan industri
perbankan baik, perbankan akan sangat bermanfaat bagi pembangunan
Indonesia. Pemerintah dan masyarakat membutuhkan dana yang disediakan
bank sebagai perantara untuk menggerakkan sektor riil. Pembangunan negara
akan berjalan dengan baik apabila perbankan turut terlibat dalam bentuk
pembiayaan perbankan harus dilakukan secara aktif, berhati-hati, dan
didasarkan pada pengetahuan atau informasi yang tepat mengenai sektor atau
industri tertentu yang produktif. Pola kerja perbankan nasional harus
akomodatif terhadap kebutuhan perekonomian nasional, sehingga
pembangunan dapat berjalan dengan lancar.
2. Fungsi Pelayanan
Perbankan adalah jenis perusahaan dengan kegiatan utama berupa pemberian
semua jasa yang dibutuhkan nasabahnya baik nasabah penyimpan dana
maupun nasabah peminjam dana. Pelayanan ini pada dasarnya adalah
memberikan semua kegiatan keuangan yang dibutuhkan oleh nasabah,
sehingga nasabah memperoleh kemudahan dalam melakukan kegiatan
transaksi keuangannya.
3. Fungsi Transmisi
Fungsi transmisi merupakan kegiatan perbankan yang berkaitan dengan lalu
lintas pembayaran dan peredaran uang dengan menciptakan instrument
keuangan yang disebut dengan uang giral. Uang giral adalah jenis simpanan
dana di bank yang dapat ditarik setiap saat dengan menggunakan cek dan jenis
Sedangkan tujuan perbankan Indonesia menurut Pasal 3 UU No. 10/1998
tentang Perbankan adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional
kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
B. Pengertian Bank Umum
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, bank umum adalah
bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Selain melaksanakan usaha bank umum juga melaksanakan
kegiatan:
1. Menghimpun dana dari masyarakat (Funding).
2. Menyalurkan dana ke masyarakat (Lending).
3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (Service).
C. Kredit
Menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu
kepercayaan. Maksud dari percaya bagi pemberi kredit adalah ia percaya kepada
penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai
perjanjian. Sedangkan bagi penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan
sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu.
Sebelum kredit diberikan, bank terlebih dahulu mengadakan analisis
kredit yang mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek
usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Tujuan analisis ini
adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman.
Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dahulu akan sangat membahayakan
bank dan menyebabkan kredit yang disalurkan akan sulit ditagih.
1. Unsur-Unsur Kredit
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit
adalah sebagai berikut:
a. Kepercayaan
Kepercayaan adalah suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang
diberikan akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa yang
akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya
telah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern
maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan
b. Kesepakatan
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing
pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
c. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu
ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka
waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau
jangka panjang.
d. Resiko
Semakin panjang waktu pengembalian kredit maka semakin besar
resikonya, begitu pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank,
baik resiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun resiko yang
tidak disengaja.
e. Balas Jasa
Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa
tersebut yang dinamakan bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya
administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bank yang
2. Tujuan Kredit
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu, tujuan pemberian
kredit tersebut tidak terlepas dari misi bank. Adapun tujuan utama pemberian
suatu kredit antara lain:
a. Mencari keuntungan
Mencari keuntungan bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian
kredit tersebut dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas
jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
b. Membantu usaha nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan
dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana
tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas
usahanya.
c. Membantu pemerintah
Kredit yang disalurkan oleh bank dapat membantu pemerintah dalam
meningkatkan pembangunan nasional di berbagai sektor.
3. Fungsi Kredit
Selain mempunyai tujuan yang telah disebutkan di atas, suatu fasilitas kredit
a. Untuk meningkatkan daya guna uang
Fungsi kredit untuk meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang
hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna.
Dengan diberikannya kredit, uang tersebut menjadi berguna untuk
menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.
b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu
wilayah ke wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang
dengan memperoleh kredit akan memperoleh tambahan uang dari daerah
lainnya.
c. Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur
untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi barang yang berguna
atau bermanfaat.
d. Meningkatkan peredaran barang
Kredit dapat menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah
ke wilayah lainnya dan meningkatkan jumlah barang yang beredar.
e. Sebagai alat stabilitas ekonomi
Kredit dapat menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat
negeri sehingga meningkatkan jumlah devisa Negara dan menjaga stabilitas
perekonomian negara.
f. Untuk meningkatkan semangat dalam berusaha
Bagi penerima kredit dapat meningkatkan semangat dalam berusaha,
terutama bagi nasabah yang memiliki modal pas-pasan.
g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama
dalam hal meningkatkan pendapatan. Dengan adanya kredit dapat
membuka peluang usaha-usaha baru bagi para tenaga kerja, sehingga dapat
mengurangi jumlah pengangguran.
h. Untuk meningkatkan hubungan internasional
Dalam hal pinjaman internasional menimbulkan hubungan saling
membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit.
Pemberian kredit yang diberikan oleh Negara lain akan meningkatkan
hubungan kerjasama di berbagai bidang.
D. Dana Pihak Ketiga
Bank bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat dan bertindak
selaku perantara bagi keuangan masyarakat. Oleh karena itu, bank harus selalu
berada di tengah masyarakat agar arus uang dari masyarakat yang kelebihan dana
masyarakat akan keberadaan bank dan keyakinan masyarakat bahwa bank akan
menyelesaikan permasalahan keuangan dengan sebaik-baiknya merupakan satu
keadaan yang diharapkan oleh semua bank. Untuk itu bank selalu berusaha
memberikan pelayanan yang memuaskan masyarakat. Dana-dana yang dihimpun
dari masyarakat ternyata merupakan sumber dana terbesar yang paling
diandalkan oleh bank. Dana dari masyarakat terdiri atas beberapa jenis, yaitu
sebagai berikut:
1. Giro (Demand deposit)
Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro dan surat perintah
pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. Dalam
pelaksanaannya, giro ditatausahakan oleh bank dalam suatu rekening yang
disebut rekening koran. Menurut Dahlan Siamat (1993: 100), sifat sumber
dana ini dapat dikategorikan sangat labil, karena pemegang rekening giro
dapat menarik dananya setiap saat tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu
kepada bank. Jenis simpanan masyarakat ini tidak memiliki jatuh tempo.
2. Deposito (Time Deposit)
Deposito adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya
dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian. Menurut
bersumber dari simpanan dalam bentuk deposito merupakan dana yang relatif
mahal dibandingkan dengan sumber dana lainnya.
3. Tabungan (Saving)
Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya
dapat dilakukakan menurut syarat-syarat tertentu.
E. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa
jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ikut dibiayai dari dana modal
sendiri bank di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar
bank, seperti dana masyarakat dan pinjaman (utang).
Dengan kata lain, capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang
mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan.
Perhitungan CAR adalah menghitung perbandingan antara modal bank terhadap
aktiva tertimbang menurut risiko. Modal bank dibagi menjadi dua, yaitu modal
inti dan modal pelengkap. Aktiva tertimbang menurut risiko adalah aktiva yang
terdapat dalam neraca bank dikalikan dengan bobot risiko masing - masing
aktiva.
DPK = Giro + Tabungan + Deposito x 100%
CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi
penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang
disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Berdasarkan ketentuan yang berlaku, bank
diwajibkan untuk memelihara kewajiban penyediaan modal minimum 8%.
F. Non Performing Loan
Kredit bermasalah atau non performing loan adalah kredit yang
mengalami kesulitan dalam pelunasan. Non performing loan atau sering disebut
kredit bermasalah dapat diartikan sebagai suat keadaan dimana nasabah sudah
tidak sanggup membayar atau keseluruhan kewajibannya kepada bank sesuai
dengan perjanjian yang telah disetujui akibat adanya faktor internal atau faktor
eksternal bank (Siregar,2009).
Kredit bermasalah akan berakibat pada kerugian bank yaitu kerugian
karena tidak diterimanya kembali dana yang telah disalurkan maupun pendapatan
bunga yang tidak dapat diterima. Apabila semakin tinggi rasio ini, makasemakin
buruk kualitas kredit bank karena semakin banyak pula jumlah kredit yang
bermasalah. Semakin tinggi jumlah kredit bermasalah juga akan membuat bank
enggan memberikan kredit dalam jumlah besar karena harus membentuk dana CAR = Modal Bank x 100%
penghapusan atas kredit bermasalah yang besar. Kredit bermasalah ini dapat
diukur dari jumlah kolektibilitasnya dengan jumlah kredit bermasalah
(kriterianya kurang lancar, diragukan, macet) terhadap jumlah kredit yang telah
dikeluarkanoleh bank. Bank Indonesia menetapkan nilai NPL maksimum adalah
sebesar 5%.
G. Biaya Operasional Pendapatan Operasional
Biaya operasional adalah semua biaya yang berhubungan langsung
dengan kegiatan usaha bank yang dapat dirinci sebagai berikut:
1. Biaya bunga
Biaya yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah semua biaya atas dana-dana
yang berasal dari Bank Indonesia, bank-bank lain, dan pihak ketiga bukan
bank.
2. Biaya valuta asing lainnya
Biaya yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah semua biaya yang
dikeluarkan oleh bank untuk berbagai transaksi devisa.
3. Biaya tenaga kerja
Biaya yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah seluruh biaya yang
dikeluarkan oleh bank untuk membiayai pegawainya, seperti gaji dan upah, NPL = Jumlah Kredit Bermasalah x 100%
uang lembur, tunjangan kesehatan, honorarium komisaris, bantuan untuk
pegawai dalam bentuk natura, dan pengeluaran lainnya untuk pegawai.
4. Penyusutan
Biaya yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk penyusutan benda-benda tetap dan inventaris.
5. Biaya lainnya
Biaya yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah biaya lainnya yang
merupakan biaya langsung dari kegiatan usaha bank, misalnya premi asuransi
atau jaminan kredit, sewa gedung kantor atau rumah dinas dan alat-alat
lainnya, biaya pemeliharaan gedung kantor atau rumah dinas dan alat-alat
lainnya, dan sebagainya.
Pendapatan operasional terdiri atas semua pendapatan yang merupakan
hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang benar-benar telah diterima.
Pendapatan operasional bank yang dapat dirinci sebagai berikut:
1. Hasil bunga
Pendapatan yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah pendapatan bunga, baik
dari pinjaman yang diberikan maupun dari penanaman-penanaman yang
dilakukan oleh bank, seperti giro, simpanan berjangka, obligasi, dan surat
2. Provisi dan komisi
Pendapatan yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah provisi dan komisi yang
dipungut atau diterima oleh bank dari berbagai kegiatan yang dilakukan,
seperti provisi kredit dan provisi transfer.
3. Pendapatan valuta asing lainnya
Pendapatan yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah keuntungan yang
diperoleh bank dari berbagai transaksi devisa, misalnya selisih kurs pembelian
atau penjualan valuta asing, selisih kurs karena konversi provisi, komisi, dan
bunga yang diterima dari bank-bank dari luar negeri.
4. Pendapatan lainnya
Pendapatan yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah pendapatan lain yang
merupakan hasil langsung dari kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan
operasional bank yang tidak termasuk ke dalam rekening pendapatan yang
telah disebutkan di atas, misalnya dividen yang diterima dari saham yang
dimiliki.
Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional
dan pendapatan operasional. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
BOPO = Biaya Operasional x 100%
Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Kegiatan utama
bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara yaitu menghimpun dana
dan menyalurkan kembali dananya kepada masyarakat, maka biaya dan
pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan pendapatan
bunga.
H. Penelitian Terdahulu
Sebagai landasan dalam penelitian ini digunakan beberapa penelitian
yang sudah pernah dilakukan, diantaranya:
1. Billy Pratama dalam penelitiannya menguji faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan penyaluran kredit perbankan pada Bank Umum di Indonesia
periode 2005 – 2009, teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier
berganda. Adapun variabel independen meliputi Dana Pihak Ketiga (DPK),
CapitalAdequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), sedangkan variabel dependen adalah kredit
perbankan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa DPK berpengaruh
signifikan positif terhadap kredit dengan tingkat signifikansi 5%, CAR
berpengaruh negatif terhadap kredit perbankan dengan tingkat signifikansi
signifikansi 5%, sedangkan SBI tidak berpengaruh terhadap kredit perbankan
dengan tingkat signifikansi 5%.
2. Desi Arisandi dalam penelitian menguji faktor penawaran kredit pada Bank
Umum di Indonesia periode 2005 – 2007, teknik analisis yang digunakan
adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan program SPSS.
Adapun variabel independen meliputi DPK, CAR, NPL, dan Return on Assets
(ROA), sedangkan variabel dependen adalah kredit. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa pada tingkat signifikansi 5%, DPK, CAR dan ROA
secara parsial menunjukkan pengaruh positif terhadap penawaran kredit,
sebaliknya NPL menunjukkan pengaruh negatif terhadap penawaran kredit.
3. Luh Gede Meydianawathi dalam penelitiannya menganalisis perilaku
penawaran kredit perbankan pada sector UMKM di Indonesia periode 2002 –
2006, teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan
metode Ordinary Least Square (OLS). Adapun variabel independen melipitu
DPK, CAR, ROA, dan NPL, sedangkan variabel dependen adalah perilaku
penawaran kredit investasi dan kredit modal kerja. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa pada tingkat signifikansi 10% variabel DPK, CAR dan
ROA mempunyai pengaruh positif. Sebaliknya, NPL mempunyai pengaruh
negatif terhadap penawaran kredit investasi dan kredit modal kerja bank
4. Widi Pramono dalam penelitiannya menguji pengaruh modal, likuiditas dan
efisiensi terhadap LDR pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,
periode 2001 – 2005, teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi
berganda. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Loan to Deposit Ratio (LDR). Sedangkan variabel independen yang
digunakan adalah CAR, GWM (Giro Wajib Minimum) dan BOPO. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa CAR, GWM, BOPO berpengaruh negatif
terhadap LDR.
5. Tito Adhitya Galih dalam penelitiannya menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi penyaluran kredit pada Bank-Bank di Indonesia periode 2006 -
2009, teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Adapun variabel independen yang digunakan meliputi DPK, CAR, NPL,
ROA, dan LDR, sedangkan variabel dependen adalah jumlah penyaluran
kredit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DPK, ROA dan LDR
berpengaruh positif terhadap jumlah penyaluran kredit. Sedangkan CAR dan
NPL tidak berpengaruh terhadap jumlah penyaluran kredit.
6. Tenrilau dalam penelitiannya menguji pengaruh DPK, CAR dan NPL
terhadap penyaluran kredit pada Bank Persero di Indonesia periode 2003 –
2010, teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Adapaun
variabel independen yang digunakan adalah DPK, CAR dan NPL, sedangkan
bahwa DPK berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit, sedangkan CAR
dan NPL tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit.
7. Mohammad Hasanudin dalam penelitiannya menganalisis faktor – faktor yang
mempengaruhi penyaluran kredit pada Bank Perkreditan Rakyat, teknik
analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Adapun variabel independen
yang digunakan adalah DPK, tingkat suku bunga kredit, NPL, dan tingkat
inflasi, sedangkan variabel dependen adalah kredit. Hasil penelitiannya
menunjukkan DPK berpengaruh positif, tingkat suku bunga kredit, NPL dan
tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Sedangkan
tingkat risiko kredit berpengaruh negative terhadap penyaluran kredit.
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
No Peneliti dan Judul
Penelitian Variabel
Metode
Analisis Hasil Penelitian
1. Billy Pratama, Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan pada
Bank Umum di Indonesia, periode
2005 - 2009
Variabel dependen: Kredit
Variabel independen: DPK, CAR, NPL, dan Suku Bunga SBI
Regresi Suku Bunga SBI: Tidak
berpengaruh signifikan 2. Desi Arisandi,
Analisis Faktor Penawaran Kredit pada
Bank Umum di Indonesia, periode
Tabel 1. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
3. Luh Gede Meydianawathi, Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan kepada Sektor
UMKM di Indonesia, periode 2002 – 2006
Variabel dependen: Perilaku Penawaran Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja Variabel independen: Likuiditas dan Efisiensi terhadap LDR pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), periode 2001 – 2005
Variabel dependen: Loan Deposit Ratio Variabel independen: CAR, Giro Wajib Minimum (GWM), Pengaruh Dana Pihak
Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return
on Assets, Loan to Deposit Ratio terhadap
Jumlah Penyaluran Kredit pada Bank di Indonesia, periode 2006
– 2009 Analisis Pengaruh DPK, CAR, dan NPL terhadap
Penyaluran Kredit Perbankan pada Bank
Persero di Indonesia, periode Analisis Pengaruh DPK,
Tingkat Suku Bunga Kredit, NPL, Tingkat Inflasi dan Tingkat Risiko Kredit terhadap Penyaluran Kredit BPR
di Jawa Tengah
Variabel dependen: Penyaluran Kredit Variabel independen: DPK, Tingkat Suku Bunga Kredit, NPL, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Risiko Kredit
I. Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen
1. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Kredit Perbankan
Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa “bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak”.
Dengan demikian, bank merupakan bagian dari lembaga keuangan yang
memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang
kelebihan dana dan menyalurkan dana yang dihimpunnya kepada masyarakat
yang kekurangan dana (Abdullah, 2005: 17). Oleh karena itu semakin besar
DPK yang dihimpun dari pihak ketiga, maka peran bank untuk meyalurkan
dana dari pihak ketiga untuk dikembalikan lagi ke pihak yang kekurangan
dana melalui pemberian kredit juga dapat semakin meningkat. Dengan
demikian DPK diprediksi berpengaruh positif terhadap kredit perbankan.
2. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Kredit Perbankan
Capital adequacy ratio terkait dengan kecukupan modal sendiri bank
selain sumber modal dari luar seperti dana masyarakat dan pinjaman (utang)
terhadap aktiva bank yang mengandung risiko. Capital adequacy ratio
termasuk faktor internal bank yang syaratnya harus dipenuhi oleh setiap bank.
ditentukan oleh Bank Indonesia sebesar 12%. Kecukupan modal yang tinggi
dan memadai akan meningkatkan volume kredit perbankan (Warjiyo dalam
Fransisca dan Siregar, 2009). Oleh karena itu, semakin kecukupan modal
tinggi maka kemampuan bank untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat
semakin besar. Dengan demikian CAR diprediksi berpengaruh positif
terhadap kredit perbankan.
3. Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Kredit Perbankan
Non performing loan atau kredit bermasalah adalah banyaknya
pinjaman yang mengalami kesulitan dalam pelunasannya. Ini diakibatkan
karena kesengajaan debitur atau karena sesuatu diluar kendali debitur. Non
performing loan merupakan salah satu faktor internal bank yang penting
dalam penyaluran kredit. Non performing loan juga biasa digunakan untuk
mengukur kualitas asset pada analisis CAMELS. Semakin tinggi tingkat
kredit macet maka semakin burukpula kualitas aset yang dimiliki bank. Oleh
karena itu, bank harus berhati-hati dalam menyalurkan kredit ke masyarakat
yang membutuhkan dana. Namun demikian, apabila semakin rendah tingkat
kredit macet yang dialami suatu bank, maka jumlah kredit yang disalurkan
akan semakin besar. Menurut Fransisca (2009) yaitu, Kredit bermasalah yang
tinggi dapat menimbulkankeengganan bank untuk menyalurkan kredit karena
semakin besar kredit macet atau kredit yang bermasalah yang dialami
perusahaan perbankan, maka keadaan tersebut menimbulkan keengganan
bank untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat sehingga jumlah kredit
yang disalurkan pun akan menurun. Sehingga dapat diperkirakan bahwa NPL
akan berpengaruh negatif terhadap kredit perbankan.
4. Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Kredit
Perbankan
Untuk mengukur efisiensi bank, salah satu indikator yang dipakai
adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional
(BOPO). Rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional
termasuk beban bunga dan pendapatan operasional termasuk pendapatan
bunga. Semakin besar rasio BOPO, maka semakin tidak efisien suatu bank.
Efisiensi bank dikatakan membaik ditunjukkan oleh penurunan BOPO. Rasio
yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap
pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya
operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan dalam menjalankan
aktifitas usahanya sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi
bermasalah semakin kecil. Dengan demikian BOPO dapat diprediksi
J. Kerangka Pemikiran Teoritis
Berdasarkan landasan teori dan diperkuat dengan penelitian terdahulu
diduga bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Loan (NPL), dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional
(BOPO) berpengaruh terhadap kredit perbankan. Dengan demikian dapat
dirumuskan kerangka pikir penelitian sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Sumber: Tenrilau (2012), Tito, Billy dan Hasanudin (2010), Desi (2008), Mita (2009), serta Meydianawathi (2007).
K. Hipotesis
Berdasarkan hubungan antara tujuan penelitian serta kerangka pemikiran
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut :
H1: DPK berpengaruh positif terhadap kredit perbankan
H2: CAR berpengaruh positif terhadap kredit perbankan Dana Pihak Ketiga
Capital Adequacy Ratio
Non Performing Loan
Biaya Operasional Pendapatan Operasional
Kredit +
H3: NPL berpengaruh negatif terhadap kredit perbankan
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan studi empiris yaitu mencatat pengamatan dan
proporsi berdasarkan pengalaman serta penggunaan matematika dan statistika
untuk menggambarkan, menjelaskan, dan membuat prediksi berdasarkan atas
data - data sekunder yang telah didokumentasi (Indahsari, 2010).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian: Pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian: Bulan Februari-Mei 2012.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2007-2011. Data-data perusahaan tersebut diperoleh
dari BEI dan pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Sanata Dharma
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah laporan keuangan Bank Umum yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia, yaitu Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Catatan atas
Laporan Keuangan.
D. Jenis Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder Bank
Umum Indonesia pada periode 2007-2011 yang berasal dari situs resmi BEI.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Neraca bank untuk periode yang berakhir 31 Desember 2007 sampai dengan
periode yang berakhir 31 Desember 2011.
2. Laporan Laba Rugi bank untuk periode yang berakhir 31 Desember 2007
sampai dengan periode yang berakhir 31 Desember 2011.
3. Catatan atas Laporan Keuangan bank.
4. Gambaran umum bank.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam penelitian
ini adalah Bank yang terdaftar di BEI selama tahun 2007-2011. Sampel adalah
sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel yang digunakan adalah
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun 2007-2011 yang
dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling
dilakukan dengan memilih sampel dengan tujuan secara subjektif peneliti sesuai
criteria-kriteria yang ditetapkan dan harus dipenuhi oleh sampel. Kriteria sampel
yang digunakan adalah :
1. Perusahaan perbankan yang telah terdaftar di BEI yang dapat diakses baik
melalui pojok BEI Universitas Sanata Dharma maupun internet dan
melaporkan laporan keuangan selama tahun 2007-2011.
2. Bank yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan selama tahun
2007-2011.
3. Perusahaan perbankan tersebut tidak dalam keadaan rugi selama tahun
2007-2011.
4. Bank tersebut memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan
meneliti laporan keuangan tahunan bank yang diperoleh dari situs resmi Bursa
G. Variabel penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah jumlah kredit yang
disalurkan oleh bank yang data langsung dapat diperoleh dari laporan
keuangan masing-masing bank dari tahun 2007 - 2011. Kredit dapat dihitung
dengan cara:
Nilai Kredit yang merupakan variabel (Y) dalam penelitian ini
diperoleh dari hasil pembagian antara kredit yang diberikan dengan total aset
dan dikalikan dengan 100% untuk memperoleh nilai dalam bentuk persen.
2. Variabel Independen
a. Dana Pihak Ketiga (X1)
Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah seluruh dana yang berhasil
dihimpun oleh bank yang bersumber dari masyarakat luas (Kasmir, 2000).
Dalam UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 dana yang dihimpun bank umum
dari masyarakat tersebut biasanya berbentuk simpanan giro, deposito dan
tabungan. Giro merupakan simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang
penarikannya dapat dilakukan setiap waktu dengan menggunakan surat
perintah pembayaran. Tabungan merupakan simpanan pihak ketiga yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang
ditetapkan oleh pihak bank. Deposito merupakan simpanan pihak ketiga Kredit = Kredit yang diberikan x 100%
pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang
bersangkutan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap suatu bank. DPK diharapkan berpengaruh positif
terhadap kredit perbankan. DPK dapat dihitung dengan cara:
Nilai Dana Pihak Ketiga yang merupakan variabel (X1) diperoleh
dari hasil pembagian antara dana pihak ketiga dengan total kewajiban
ditambah ekuitas dan dikalikan 100% untuk memperoleh nilai dalam
bentuk persen.
b. Capital Adequacy Ratio (X2)
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung unsur risiko
yang ikut dibiayai dari modal sendiri di samping memperoleh dana-dana
dari sumber-sumber di luar bank. Menurut SK Dir. BI Nomor
26/20/KEP/DIR/ 29 Mei 1993 di Indonesia jumlah modal minimum yang
diatur oleh BI yaitu sebesar 8% dari ATMR. CAR diharapkan berpengaruh
positif terhadap kredit perbankan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
DPK = Giro + Tabungan + Deposito x 100%
c. Non Performing Loan (X3)
Non Performing Loan (NPL) menunjukkan kemampuan kolektibilitas
sebuah bank dalam mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh
bank sampai lunas. NPL merupakan jumlah kredit bermasalah terhadap
total kredit yang dikeluarkan bank. NPL diharapkan mempunyai hubungan
negatif terhadap kredit perbankan. Rasio ini dapat diukur dengan cara:
d. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (X4)
Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) sering disebut
dengan rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap
pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien
biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Biaya
operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total biaya bunga dan
total biaya operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah
penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional
lainnya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
CAR = Modal Bank x 100%
Aktiva tertimbang Menurut Resiko
NPL = Jumlah Kredit Bermasalah x 100%
Definisi variabel penelitian secara ringkas dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel 2. Definisi Variabel Penelitian
Variabel
Dependen Definisi Skala Pengukuran
Kredit Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga
Rasio Kredit = Kredit yang diberikan x 100%
Total Aset
Variabel
Inependen Definisi Skala Pengukuran
DPK Simpanan Pihak yang terdiri dari giro, tabungan, dan deposito.
Rasio DPK = Giro + Tabungan + Deposito x 100%
Total Kewajiban + Ekuitas CAR Memperlihatkan seberapa
besar jumlah seluruh aktiva bank yang
mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank.
Rasio CAR = Modal Bank
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
NPL Menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah.
Rasio NPL = Jumlah Kredit Bermasalah x 100%
Total Kredit Disalurkan
BOPO Mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional
Rasio BOPO = Biaya Operasional x 100%
Pendapatan Operasional
BOPO = Biaya Operasional x 100%
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi data yang
dilihat dari nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi. Mean
menunjukkan nilai rata-rata. Maksimum dan minimum menunjukkan nilai
terbesar dan terkecil. Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini
digunakan untuk menghitung nilai minimum, maksimum, mean, dan standar
deviasi pada variabel independen DPK, CAR, NPL, dan BOPO serta variabel
dependen kredit.
2. Uji Asumsi Klasik
Karena data yang digunakan adalah data sekunder maka untuk
menentukanketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi
klasik yang digunakan yaitu: Uji Normalitas, Multikolinearitas,
Heteroskedastisitas, dan Autokorelasi yang secara rinci dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabelpengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti yang
telah diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik
baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pada uji
normalitas ini, uji yang digunakan adalah Kolmogorov Smirnov. Uji
tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi dari nilai residual
apakah terdistribusi secara normal atau tidak. Dasar pengambilan
keputusan pada uji Kolmogorov Smirnov yaitu:
1) Jika nilai probabilitas nilai signifikansi > 0,05 berarti bahwa data
residual berdistribusi normal.
2) Jika nilai probabilitas nilai signifikansi < 0,05 berarti bahwa data
residual tidak berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi,
maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen
sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di
dalam model regresi dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2)
variance factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel
Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih
yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai
cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas
adalah nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir,
misalnya nilai tolerance= 0.10 sama dengan tingkat kolinearitas 0.95.
Walaupun multikolinearitas dapat dideteksi dengan nilai Tolerance dan
VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel independen
mana sajakah yang saling berkorelasi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
heteroskedasitas. Untuk mendeteksi ada atu tidaknya heteroskedastisitas di
dalam model regresi antara lain dapat dilakukan Uji Glejser, yaitu
meregresikan nilai absolut residual sebagai variabel dependen terhadap
variabel independen. Jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat
kepercayaan 5%, dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul
karena observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data
runtut waktu (time series) karena gangguan pada seseorang individu atau
kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu atau
kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data crossection
(silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena gangguan
pada observasi yang berbeda berasal dari individu kelompok yang berbeda.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi didalam model
regresi antara lain dapat melakukan Uji Run Test dengan melihat nilai
Asymp Sig. yang dihasilkan. Jika nilai Asymp Sig. lebih besar dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari autokorelasi.
3. Pengujian Hipotesis
a. Melakukan pengujian hipotesis dengan melakukan analisis regresi
berganda
Penelitian ini menggunakan model penelitian analisis regresi data
regresi dengan data yang memiliki dimensi waktu dan dimensi ruang.
Dalam regresi data panel dilakukan regresi dengan data cross-section dan
data time series (Suharjo, 2008:131).
1) Mencari koefisien regresi setiap variabel independen dengan persamaan
regresi sebagai berikut:
K = α1 + α2 D2i + α3 D3i+ α4 D4i+ α5 D5i+ …. + α14 D14i+ β2 DPK +β3
CAR + β4 NPL + β5 BOPO + e
Keterangan:
α1 : Intersep (konstanta) perusahaan pembanding
D2….D14 : Dummy Variabel untuk 14 perusahaan sedangkan sisanya,
satu perusahaan (D1) dipakai sebagai perusahaan
pembanding (bebas untuk memilih perusahaan mana sebagai
perusahaan pembanding).
β2-β5 : Koefisien Regresi
e : Error Term
2) Menghitung seberapa besar variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen.
3) Menghitung apakah variabel independen secara bersama-sama
a) Merumuskan hipotesis
Ho: β1, β2, β3, β4 = 0, yaitu Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan, dan Biaya Operasional
Pendapatan Operasional tidak berpengaruh secara simultan
terhadap Kredit Perbankan.
Ha: β1, β2, β3, β4 ≠ 0, yaitu Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan, dan Biaya Operasional
Pendapatan Operasional berpengaruh secara simultan terhadap
Kredit Perbankan.
b) Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi sebesar 5% dengan tingkat keyakinan sebesar
95%
c) Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel.
d) Mengambil keputusan
Ho tidak ditolak apabila Fhitung < Ftabel
Ho ditolak apabila Fhitung > Ftabel
e) Menarik kesimpulan
i. Apabila menerima Ho, berarti bahwa Dana Pihak Ketiga, Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan, dan Biaya
Operasional Pendapatan Operasional tidak berpengaruh secara
ii. Apabila menolak Ho dan menerima Ha, berarti bahwa Dana Pihak
Ketiga, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan,
dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional berpengaruh
secara simultan terhadap Kredit Perbankan.
b. Menentukan rumusan hipotesis dengan menggunakan uji-t.
1) Merumuskan hipotesis
a) H01: β1 ≤ 0 Dana Pihak Ketiga tidak berpengaruh positif terhadap
kredit perbankan pada Bank Umum di Indonesia
Ha1: β1 > 0 Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif terhadap kredit
perbankan pada Bank Umum di Indonesia.
b) Ho2: β2 ≤ 0 Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh positif
terhadap kredit perbankan pada Bank Umum di Indonesia.
Ha2:β2 > 0 Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif terhadap
kredit perbankan pada Bank Umum di Indonesia.
c) Ho3: β3 ≥ 0 Non Performing Loan tidak berpengaruh negatif
terhadap kredit perbankan pada Bank Umum di Indonesia.
Ha3: β3 < 0 Non Performing Loan berpengaruh negatif terhadap
kredit perbankan pada Bank Umum di Indonesia.
d) Ho3: β3 ≥ 0 Biaya Operasional Pendapatan Operasional tidak
berpengaruh negatif terhadap kredit perbankan pada Bank Umum di
Ha3: β3 < 0 Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
berpengaruh negatif terhadap kredit perbankan pada Bank Umum di
Indonesia.
2) Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi sebesar 5% dengan tingkat keyakinan sebesar 95%
3) Membandingkan nilai thitung dengan ttabel.
4) Mengambil keputusan
Membandingkan nilai thitung dengan ttabel untuk mengambil keputusan
dengan kriteria sebagai berikut:
Ho tidak ditolak apabila thitung < ttabel
Ho ditolak apabila thitung > ttabel
5) Menarik kesimpulan
a) Apabila Ho1 tidak ditolak berarti bahwa Dana Pihak Ketiga tidak
berpengaruh positif terhadap kredit perbankan pada Bank Umum di
Indonesia. Sedangkan apabila Ho1 ditolak berarti bahwa Dana Pihak
Ketiga berpengaruh positif terhadap kredit perbankan pada Bank
Umum di Indonesia.
b) Apabila Ho2 tidak ditolakberarti bahwa Capital Adequacy Ratio tidak
berpengaruh positif terhadap kredit perbankan pada Bank Umum di
Indonesia. Sedangkan apabila Ho2 ditolak berarti bahwa Capital
Adequacy Ratio berpengaruh positif terhadap kredit perbankan pada