• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis perbandingan kredit kendaraan via penjualan angsuran versus kredit via bank : studi kasus pada PT. Sumber Bahtera Motor dan Bank Rakyat Indonesia Cabang Katamso - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis perbandingan kredit kendaraan via penjualan angsuran versus kredit via bank : studi kasus pada PT. Sumber Bahtera Motor dan Bank Rakyat Indonesia Cabang Katamso - USD Repository"

Copied!
184
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Kasus pada PT. Sumber Bahtera Motor dan Bank Rakyat Indonesia Cabang Katamso

Skripsi

Disusun oleh:

Nama : Peronika Karlina NIM : 042114011

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

Studi Kasus pada PT. Sumber Bahtera Motor dan Bank BRI Cabang Katamso

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh : Peronika Karlina NIM : 042114011

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Peronika Karlina

Nomor Mahasiswa : 042114011

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Analisis Perbandingan Kredit Kendaraan Via Penjualan Angsuran Versus Kredit Via Bank

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 28 Februari 2009 Yang menyatakan,

(6)

v

“ O R A E T L A B O R A ”

Skri psi i ni kupersembahkan dengan penuh kasi h kepada:

Orang tuaku Yohanes Rudi man & Li dwi na K, dan kakakku Andre

“ t er i mak as i h at as s egal a doa, per hat i an, dan k as i h s ay ang y ang t el ah di ber i k an”

Sahabat-sahabatku Mr. Pawan J. Seth, Dadang, Lena, Wi ma, Indah, dan Kel uargaku di Xvaganza Dancers

(7)

vi

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul : Analisis Perbandingan Kredit Kendaraan Via Penjualan Angsuran Versus Kredit Via Bank dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 21 Februari 2009 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikn oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 28 Februari 2009 Yang membuat pernyataan,

(8)

vii

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Rama Dr. Ir. P. Wiryono., S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Drs. YP Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. Yusef Widya Karsana, M.Si., Akt., QIA Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Ir. Drs. Hansiadi Yuli. H, M.Si., Akt., QIA selaku pembimbing I, yang selalu meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dengan sabar mulai dari kelas MPT sampai skripsi ini selesai.

(9)

viii

dengan mencarikan data yang dibutuhkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Bapak Ferry, Ibu Ditya, dan karyawan Bank BRI Cabang Katamso, yang telah memberikan ijin penulis untuk melakukan penelitian dan mengambil data di Bank BRI Cabang Katamso.

8. Mpaw, Mamah, dan Aa, yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu, memberikan dukungan moral, spiritual dan material yang tidak henti-hentinya.

9. Dadang, Lena, Indah, Wima, Teh Susi, Ce Ayi, Theo, Koen, Crysta, Silvi, dan Kak Joe yang telah menjadi sahabat terbaikku..

10.Teman-teman MPT Pak Hans, KKP Thoctil Art, dan teman-teman akuntansi 2004 karena telah mengisi hari-hariku dengan penuh canda dan tawa.

11.Keluarga keduaku di Jogja: Xvaganza Dancers, atas persaudaraannya dan segala pengalaman suka maupun duka yang boleh kita rasakan bersama, juga telah menjadi tempatku berkeluh kesah dan selalu mengingatkanku akan banyak hal serta selalu memberiku dorongan untuk tetap maju.

(10)

ix

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 28 Februari 2009

Penulis

(11)

x

ANGSURAN VERSUS KREDIT VIA BANK

Studi Kasus pada PT. Sumber Bahtera Motor dan Bank BRI Cabang Katamso

Peronika Karlina NIM: 042114011 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alternatif kredit kendaraan mana yang lebih menguntungkan, apakah melalui penjualan angsuran via dealer atau kredit via bank. Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yaitu dengan menggunakan objek penelitian kredit kendaraan melalui penjualan angsuran via dealer dan kredit via bank. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilaksanakan bulan Juli-September 2008 dianalisis dengan menggunakan metode present value. Metode tersebut digunakan untuk mencari present value kas keluar sebagai nilai sekarang dari serangkaian pembayaran pada masa yang akan datang.

Langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan penelitian adalah: (1) melakukan perhitungan angsuran dan present value kas keluar untuk alternatif kredit kendaraan via penjualan angsuran, (2) melakukan perhitungan angsuran dan

present value kas keluar untuk alternatif kredit kendaraan via bank, (3) setelah diketahui present value kas keluar dari masing-masing alternatif, selanjutnya hasil perhitungan tersebut dibandingkan. Hasilnya, bila salah satu alternatif tersebut menunjukkan present value kas keluar yang lebih rendah maka alternatif tersebut lebih menguntungkan.

Berdasarkan hasil analisis data dan perhitungan, dapat ditarik kesimpulan bahwa alternatif kredit kendaraan via bank lebih menguntungkan dibandingkan alternatif kredit kendaraan via penjualan angsuran. Present value kas keluar pada penjualan angsuran Rp138.962.935,7 sedangkan kredit via bank Rp135.581.073,2 sehingga dengan kredit via bank, konsumen dapat menghemat pengeluaran kas sebesar Rp138.962.935,7 - Rp135.581.073,2 = Rp3.381.862,5.

(12)

xi

INSTALLMENT SALE VERSUS VIA BANK CREDIT

A Case study at PT. Sumber Bahtera Motor and Bank BRI Cabang Katamso

Peronika Karlina NIM: 042114011 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

This research aimed at knowing alternative of which vehicle credit was more beneficial, whether by installment sale via dealer or credit via the bank. The research type taken was case study by using object of research of vehicle credit through installment sale via dealer and credit via the bank. The techniques of data collecting used interview and documentation.

The data obtained from research executed from July - September 2008 were analysed by using present value method. The method was used to find the present value of cash disbursement as present value from some payment in the future.

The steps passed to reach research target were: (1) calculating the installment and the present value of cash disbursement for alternative of vehicle credit via installment sale, (2) calculating the installment and the present value of cash disbursement for alternative of vehicle credit via bank, (3) after knowing the present value of cash disbursement from each alternative, then the result of the calculation was compared. The result was if one of the alternative showed lower present value of cash disbursement, so that alternative was more beneficial.

(13)

xii

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

HALAMAN DAFTAR ISI ... xii

HALAMAN TABEL ... xv

HALAMAN GAMBAR... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah... 3

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Penjualan Angsuran ... 7

1. Pengertian dan Masalah Penjualan Angsuran ... 7

(14)

xiii

3. Kerugian Piutang ... 21

B. Kredit ... 26

1. Pengertian Kredit ... 26

2. Fungsi Kredit ... 27

3. Jenis-jenis Kredit Perbankan untuk Masyarakat ... 28

4. Sifat-Sifat Kredit ... 30

5. Prosedur Umum Perkreditan ... 31

6. Keuntungan dan Kelemahan Kredit bagi Perusahaan ...   31

C. Metode Present Value ... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 34

A. Jenis Penelitian... 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 34

D. Data Yang Diperlukan... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

F. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 43

A. Sejarah PT Sumber Bahtera Motor Authorized Toyota Yogyakarta ... 43

B. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan ... 46

C. Lambang Perusahaan Serta Maknanya ... 48

D. Struktur Organisasi ... 49

E. Personalia ... 63

F. Pemasaran... 65

(15)

xiv

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 86

A. Prosedur dari Mekanisme Kredit Kendaraan ... 87

B. Perhitungan dari Masing-masing Alternatif Kredit ... 90

C. Pengambilan Keputusan Costumer dalam Kredit Kendaraan dari Hasil Perhitungan dan Analisis Antara Alternatif Penjualan Angsurandan Kredit via Bank ... 133

BAB VI PENUTUP ... 135

A. Kesimpulan... 135

B. Keterbatasan Penelitian ... 136

C. Saran... 136

DAFTAR PUSTAKA ... 138

(16)

xv

Tabel 3.1 : Skedul Pembayaran Pokok Pinjaman dan Bunga ... 40

Tabel 3.2 : Perhitungan Present Value Kas Keluar pada Alternatif

Kredit via Bank ... 41

Tabel 4.1 : Produk PT. Sumber Bahtera Motor Yogyakarta ... 68

Tabel 5.1 : Perincian Cicilan Bulanan (dalam rupiah) ... 93

Tabel 5.2 : Perincian Total Kas Keluar pada Penjualan Angsuran

(dalam rupiah) ... 95

Tabel 5.3 : Tabel Discount Factor untuk Alternatif Penjualan

Angsuran ... 98

Tabel 5.4 : Perhitungan Present Value Kas Keluar pada Alternatif

Penjualan Angsuran (dalam Rupiah) ... 99

Tabel 5.5 : Perhitungan Present Value Kas Keluar pada Alternatif

Penjualan Angsuran – Bunga Flat(dalam rupiah) ... 100

Tabel 5.6 : Perincian Cicilan Bulanan (dalam rupiah) ... 102

Tabel 5.7 : Perincian Total Kas Keluar pada Penjualan Angsuran

(dalam rupiah) ... 104

Tabel 5.8 : Tabel Discount Factor untuk Alternatif Penjualan

Angsuran ... 107

Tabel 5.9 : Perhitungan Present Value Kas Keluar pada Alternatif

Penjualan Angsuran (dalam Rupiah) ... 108

Tabel 5.10 : Perhitungan Present Value Kas Keluar pada Alternatif

(17)

xvi

Tabel 5.12 : Skedul Pembayaran Pokok Pinjaman dan Bunga

(dalam rupiah) ... 115

Tabel 5.13 : Perincian Total Kas Keluar pada Alternatif Kredit via

Bank (dalam rupiah) ... 117

Tabel 5.14 : Tabel Discount Factor untuk Alternatif Kredit via

Bank ... 120

Tabel 5.15 : Perhitungan Present Value Kas Keluar pada Alternatif

Kredit via Bank (dalam Rupiah) ... 121

Tabel 5.16 : Perhitungan Present Value Kas Keluar pada Alternatif

Kredit via Bank – Anuitas (dalam Rupiah) ... 122

Tabel 5.17 : Skedul Pembayaran Pokok Pinjaman dan Bunga

(dalam rupiah) ... 125

Tabel 5.18 : Perincian Total Kas Keluar pada Alternatif Kredit via

Bank (dalam rupiah) ... 127

Tabel 5.19 : Tabel Discount Factor untuk Alternatif Kredit via

Bank ... 130

Tabel 5.20 : Perhitungan Present Value Kas Keluar pada Alternatif

Kredit via Bank (dalam Rupiah) ... 131

Tabel 5.21 : Perhitungan Present Value Kas Keluar pada Alternatif

Kredit via Bank – Bunga Flat (dalam Rupiah) ... 132

Tabel 5.22 : Perbandingan Hasil Perhitungan antara Alternatif

(18)

xvii

Halaman

Gambar 4.1 : Lambang Nasmoco Group ... 48

Gambar 4.2 : Struktur Organisasi PT. Sumber Bahtera Motor

Yogyakarta ... 62

Gambar 4.3 : Struktur Organisasi PT. BRI (Persero) Cabang Katamso

(19)

1

A. Latar Belakang Masalah

Usaha otomotif merupakan salah satu bentuk usaha yang sedang berkembang dewasa ini. Banyak pengusaha yang mengalihkan perhatiannya ke jenis usaha ini. Ini terbukti dengan banyaknya dealer yang muncul di Indonesia, baik dealer motor maupun mobil yang menjual produk otomotif baik yang berasal dari Jepang, Cina maupun Eropa. Hal ini didukung oleh besarnya minat konsumen terhadap produk otomotif terutama mobil, karena bagi beberapa kalangan, mobil sudah mulai beranjak menjadi kebutuhan primer dan menjadi sebuah ukuran prestige seseorang.

Bagi dealer itu sendiri, fenomena ini menjadi salah satu kesempatan emas untuk mengembangkan bisnisnya, dengan berusaha untuk dapat menjual sebanyak mungkin produk yang mereka miliki. Dengan meningkatnya volume penjualan diharapkan akan meningkat pula laba yang diperoleh dealer tersebut.

(20)

bagi pihak dealer maupun bank dan tentu saja bagi konsumen/pembeli. Membeli mobil (terutama mobil baru) dengan cara kredit, mereka hanya menyiapkan sekitar 10%-30% uang muka dan sudah dapat memiliki sebuah mobil.

Namun kemudahan yang ditawarkan oleh metode penjualan secara kredit ini menjadikan metode ini banyak diminati oleh konsumen dan lebih banyak ditawarkan oleh dealer. Konsumen menyukai metode penjualan ini karena dalam metode ini, konsumen yang ingin memiliki mobil dapat memilikinya tanpa harus mengeluarkan uang sejumlah harga barang tersebut pada saat itu juga, tetapi cukup dengan membayar uang muka sesuai dengan yang ditetapkan oleh dealer dan sisa pembayarannya dapat dilunasi dengan cara mengangsur. Sedangkan bagi pihak dealer menyukai metode ini karena dianggap berhasil dalam meningkatkan volume penjualan perusahaan, yang tentunya akan meningkat pula laba perusahaan.

(21)

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai perbedaan alternatif pemberian kredit kendaraan dengan penjualan angsuran yang ditawarkan dari dealer dibandingkan dengan kredit via bank, alternatif mana yang lebih menguntungkan untuk konsumen. Untuk itu penulis mengetengahkan judul “Analisis Perbandingan Kredit Kendaraan Via Penjualan Angsuran Versus Kredit Via Bank” Studi kasus pada PT. Sumber Bahtera Motor dan Bank BRI Cabang Katamso.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana prosedur kredit kendaraan dengan penjualan angsuran dan kredit kendaraan via bank?

2. Alternatif manakah yang lebih menguntungkan bagi konsumen, via penjualan angsuran atau kredit kendaraan via bank?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini terbatas pada analisis kredit kendaraan via penjualan angsuran dan kredit kendaraan via bank dilihat dari prosedur dan analisis secara kuantitatif pada salah satu jenis mobil tertentu untuk kepentingan konsumtif orang pribadi di daerah DIY.

(22)

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui bagaimana prosedur kredit kendaraan dengan penjualan angsuran dan kredit kendaraan via bank bila dibandingkan dengan teori yang ada.

2. Mengetahui alternatif yang lebih menguntungkan, kredit kendaraan dengan penjualan angsuran atau kredit kendaraan via bank.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain: 1. Bagi Perusahaan dan Bank

Perusahaan dapat menggunakan hasil penelitian sebagai masukan untuk mengevaluasi kebijakan perusahaan dalam menggunakan sistem penjualan angsuranmaupun kredit kendaraan via bank.

2. Bagi Universitas

Penelitian ini dapat berguna bagi universitas sebagai tambahan pustaka dan tambahan pengetahuan bagi pihak-pihak yang berminat pada topik yang dibahas dalam penelitian ini.

3. Bagi Penulis

(23)

pembelajaran bagi diri penulis untuk memperluas wawasan berpikir mengenai penjualan angsuran dan kredit kendaraan di bank.

4. Bagi Pembaca

Penelitian ini dapat menjadi informasi bagi para pembaca, terutama sebagai bahan pertimbangan bagi yang ingin membeli mobil.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisi tinjauan pustaka yang relevan dengan permasalahan yang diangkat.

BAB III METODA PENELITIAN

Dalam bab ini berisi mengenai jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subyek dan obyek penelitian, data yang dicari, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

(24)

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menguraikan tentang hasil penelitian, analisis data dan pembahasannya.

BAB VI PENUTUP

(25)

7

A. Penjualan Angsuran

1. Pengertian dan Masalah Penjualan Angsuran

Penjualan angsuran (installment sales) adalah penjualan yang pembayarannya dilakukan secara bertahap, di masa yang akan datang. Penjualan angsuran ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan laba perusahaan. Karena pembayarannya dilakukan beberapa periode di masa yang akan datang maka penjualan angsuran mengandung risiko yang besar di dalam penagihan piutang. Risiko tersebut menumbuhkan beberapa masalah. Secara garis besar masalah yang timbul sehubungan dengan penjualan angsuran dapat digolongkan menjadi 2, yaitu masalah akuntansi dan masalah non-akuntansi.

a. Masalah Non-Akuntansi

(26)

Usaha untuk mengurangi risiko dapat dilakukan dengan beberapa cara yang dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

1) Mengurangi kemungkinan terjadinya pembatalan penjualan angsuran. Usaha untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pembatalan penjualan angsuran dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti: a) Penjualan angsuran dilakukan secara selektif, dalam arti bahwa

penjualan angsuran hanya diberikan pada calon pembeli yang kemampuan dan kejujurannya dapat dipercaya, misalnya pegawai negeri, profesi tertentu, dan sebagainya.

b) Penjualan angsuran dilakukan dengan persetujuan atau sepengetahuan atasan pembeli

c) Pembayaran angsurannya dilakukan dengan pemotongan gaji. 2) Menyediakan perlindungan hukum kepada penjual.

Secara hukum penjual dapat dilindungi dengan cara membuat perjanjian jual-beli angsuran yang isinya antara lain:

a) Perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales contract).

Menurut perjanjian ini barang yang dijual secara kredit langsung diserahkan kepada pembeli akan tetapi penyerahan hak asasi barang tersebut ditunda sampai pembayarannya selesai.

(27)

Menggunakan bukti pemilikan barang yang dijual sebagai jaminan kredit. Cara ini banyak dipakai di dalam penjualan kredit atas kendaraan bermotor dan kredit perumahan rakyat (KPR). Di dalam sistem ini sertifikat tanah dan rumah atau BPKB kendaraan bermotor (sepeda motor maupun mobil) digunakan sebagai jaminan kredit bank. Kredit bank tersebut digunakan untuk membayar utang kepada penjual barang yang bersangkutan. Dengan demikian pembeli berutang kepada bank, bukan kepada penjual barang. Setelah kredit lunas sertifikat atau BPKB akan diterima dari bank.

c) Menjaminkan kepada pihak ketiga (transfer of title to trustee) Bukti pemilikan atas barang yang dijual deserahkan kepada pihak ketiga, sampai pembayaran selesai. Setelah pembayaran selesai bukti pemilikan akan deserahkan kepada pembeli.

d) Perjanjian beli-sewa (lease-purchase arrangement)

(28)

3) Menyediakan perlindungan ekonomi kepada penjual.

Usaha ini dilakukan dengan menciptakan keadaan supaya pembeli harus berpikir masak-masak sebelum memutuskan untuk membatalkan pembelian angsuran, karena pembatalan pembelian angsuran berarti kerugian bagi pembeli atau keuntungan bagi penjual. Hal ini akan terjadi apabila sisa pinjaman lebih kecil daripada nilai pasar atas barang yang bersangkutan. Agar keadaan seperti ini dapat terwujud maka:

a) Uang muka harus cukup besar.

Yang dimaksud dengan cukup besar di sini adalah melebihi penurunan nilai dari barang baru menjadi barang bekas.

b) Jangka waktu angsuran jangan terlalu panjang.

Semakin panjang jangka waktu angsuran berarti semakin besar penurunan nilai atas barang yang dijual dan semakin besar peluang untuk menghilangkan jejak bagi pembeli.

c) Angsuran cukup besar

Besarnya angsuran harus melebihi penurunan nilai barang selama jangka waktu angsuran.

b. Masalah Akuntansi

Masalah akuntansi yang berhubungan dengan penjualan angsuran dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu:

(29)

a) Metode Pengakuan Pendapatan

Sesuai dengan prinsip akuntansi maka pendapatan baru akan diakui apabila 2 kriteria berikut sudah dipenuhi yaitu: ”Earning process” telah selesai, dan telah terjadi pertukaran. Apabila kedua syarat tersebut sudah terpenuhi berarti pendapatan sudah direalisir, dan pendapatan akan diakui. Sesuai dengan terpenuhinya kriteria realisasi, maka ada 4 dasar pengakuan pendapatan, yaitu: Dasar Penjualan, Dasar Penerimaan kas atau dasar tunai, Dasar produk selesai, dan Dasar persentase produksi

Pengakuan pendapatan di dalam penjualan angsuran sangat erat kaitannya dengan pengakuan laba kotor. Oleh karena itu untuk pembahasan selanjutnya disebut pengakuan laba kotor penjualan angsuran.

b) Laba Kotor Penjualan Angsuran

Dasar pengakuan laba kotor yang dapat dipakai di dalam penjualan angsuran ada 2, yaitu:

b(1) Dasar Penjualan (sales bases atau accrual bases).

(30)

sama dengan pengakuan laba kotor dalam penjualan kredit biasa. Agar laporan rugi-laba dapat mencerminkan ”proper matching revenue with expenses” sebaiknya perusahaan mencadangkan biaya penagihan dan biaya-biaya lain yang berhubungan dengan penjualan tersebut. Pencatatan biaya-biaya tersebut adalah seperti pencatatan kerugian piutang dengan menggunakan metode cadangan.

Dasar ini cocok dipakai apabila 3 syarat berikut ini terpenuhi, yaitu: jangka waktu pembayaran relatif pendek, biaya-biaya yang berhubungan dengan penjualan angsuran, termasuk biaya penagihan dan biaya-biaya yang lain dapat ditaksir secara relatif teliti, dan kemungkinan terjadinya pembatalan sangat kecil.

b(2) Dasar Tunai (cash bases)

Menurut dasar kas ini laba kotor atas penjualan angsuran baru diakui apabila pembayaran dari piutang penjualan angsuran sudah diterima. Penerimaan kas tersebut terdiri dari 2 unsur yaitu: pembayaran atas harga pokok penjualan dan pembayaran atas laba kotor.

(31)

kemudian laba kotor (cost recovery method), laba kotor kemudian harga pokok, harga pokok dan laba kotor secara proporsional (metode penjualan angsuran).

c) Pemakaian Metode Penjualan Angsuran c(1) Penjualan

Penjualan harus dipisahkan menjadi penjualan angsuran dan penjualan yang bukan angsuran (penjualan tunai dan penjualan kredit biasa).

c(2) Harga Pokok Penjualan

(32)

c(3) Laba kotor penjualan angsuran

Pada akhir periode selisih antara penjualan angsuran dengan harga pokok penjualan angsuran dipindah ke rekening laba kotor yang belum direalisasi. Sebaiknya laba kotor yang belum direalisasi ini dipisahkan berdasarkan tahun penjualannya.

c(4) Piutang penjualan angsuran

Piutang penjualan angsuran sebaiknya dipisahkan berdasarkan tahun penjualannya.

2) Masalah yang berhubungan dengan cara perhitungan bunga dan angsuran

3) Masalah yang berhubungan dengan tukar-tambah

(33)

harga pokok pengganti tersebut tidak diketahui maka nilai realisasi bersih adalah sama dengan taksiran harga jual dikurangi dengan taksiran biaya perbaikan sebelum dijual, biaya pemasaran dan laba normal. Selisih antara nilai bersih dengan nilai yang disepakati sebaiknya dikumpulkan dalam rekening tersendiri, misalnya dalam rekening cadangan kelabihan harga. Pada akhir periode saldo rekening cadangan kelebihan harga ini diperlakukan sebagai pengurang rekening penjualan angsuran. Dengan demikian penjualan angsuran yang sesungguhnya adalah sama dengan penjualan angsuran yang disepakati dikurangi dengan cadangan kelebihan harga tersebut.

4) Masalah yang berhubungan dengan pembatalan penjualan angsuran.

Seringkali terjadi pembatalan atas penjualan angsuran yang belum lunas. Dalam hal ini perusahaan akan:

a) Menerima kembali barang yang sudah dijual.

Barang yang diterima kembali ini akan dicatat berdasarkan taksiran nilai realisasi bersih saat itu.

(34)

c) Mengakui laba atau rugi pembatalan penjualan angsuran

Besarnya laba pembatalan penjualan angsuran akan tergantung pada metode pengakuan laba kotor atas penjualan angsuran, yaitu metode accrual dan metode penjualan angsuran.

2. Perhitungan Bunga dan Angsuran

Pada umumnya setiap jual-beli angsuran diperhitungkan bunga. Dalam keadaan seperti ini besarnya pembayaran yang diterima dari pembeli terdiri dari 2 unsur, yaitu bunga yang diperhitungkan dan angsuran pokok pinjaman. Dengan demikian besarnya pembayaran yang diterima setiap saat tergantung pada 2 hal, yaitu:

a. Dasar perhitungan bunga

Dewasa ini terdapat 2 dasar perhitungan bunga yang sering dipakai, yaitu:

1) Bunga dihitung dari sisa pinjaman

(35)

2) Bunga dihitung dari pokok pinjaman

Dalam cara perhitungan ini besarnya bunga untuk setiap periodenya dihitung berdasarkan pokok pinjaman mula-mula. Oleh karena pokok pinjaman mula-mula itu besarnya selalu tetap maka besar bunganya juga tetap. Oleh karena itu sistem ini disebut sistem bunga tetap. Dalam sistem ini tingkat bunga yang sesungguhnya lebih besar daripada tingkat bunga yang dinyatakan secara eksplisit. Cara ini banyak dipakai untuk merangsang pembeli yang kurang mengetahui cara perhitungan bunga, kerena tingkat bunga yang dinyatakan secara eksplisit rendah akan tetapi tingkat bunga yang sebenarnya tinggi. Besarnya tingkat bunga yang sebenarnya, yang dihitung berdasarkan modal rata-rata mendekati 2 kali tingkat bunga yang dinyatakan secara eksplisit. b. Dasar penentuan angsuran pokok pinjaman

Dewasa ini terdapat 2 sistem perhitungan angsuran pokok pinjaman yaitu:

1) Sistem Angsuran Tetap

Dalam sistem ini besarnya angsuran untuk setiap periode akan selalu tetap. Besarnya angsuran pokok pinjaman dapat dihitung dengan rumus:

(36)

Dimana:

APP : Angsuran Pokok Pinjaman PP : Pokok Pinjaman

JA : Banyaknya Angsuran.

Sistem angsuran tetap ini dapat dipakai baik sistem bunga tetap maupun sistem bunga menurun.

2) Sistem Anuitet

Dalam sistem ini besarnya pembayaran untuk setiap periode akan selalu tetap, yang terdiri atas bunga pinjaman yang selalu menurun dan angsuran pokok pinjaman yang semakin besar. Jumlah pembayaran tersebut dihitung dengan meggunakan rumus-rumus anuitet. Sistem anuitet ini hanya dipakai pada sistem bunga menurun, maka sistem anuitet dapat disebut sebagai sistem bunga menurun dan angsuran meningkat.

Dengan memperhatikan sistem perhitungan bunga dan sistem perhitungan pokok pinjaman tersebut maka terdapat 3 alternatif, yaitu:

a) Sistem bunga tetap dan angsuran pokok pinjaman tetap.

Di dalam sistem ini besarnya angsuran pokok pinjaman dan besarnya bunga untuk setiap periodenya selalu tetap. Dengan demikian jumlah angsurannya juga tetap. Besarnya angsuran ini dapat dihitung dengan prosedur:

(37)

Besarnya angsuran pokok pinjaman adalah sama dengan jumlah pokok pinjaman dibagi dengan banyaknya angsuran.

a(2) Menghitung bunga

Besarnya bunga untuk setiap periodenya adalah sama dengan tingkat bunga dilakukan dengan pokok pinjaman a(3) Menghitung jumlah kas yang diterima

Besarnya kas yang diterima setiap angsuran adalah sama dengan angsuran pokok pinjaman ditambah bunga.

b) Sistem bunga menurun dan angsuran pokok pinjaman tetap. Dalam sistem ini besarnya bunga per periode selalu menurun sedangkan besarnya angsuran pokok pinjaman tetap, sehingga jumlah angsuran secara keseluruhan selalu menurun. Besarnya jumlah angsuran per periodenya dapat dihitung dengan prosedur sebagai berikut:

b(1) Menghitung angsuran pokok pinjaman

Besarnya angsuran pokok pinjaman adalah sama dengan pokok pinjaman dibagi dengan banyaknya angsuran b(2) Menghitung bunga

(38)

b(3) Menghitung jumlah kas yang diterima

Besarnya kas yang diterima setiap pembayaran angsuran adalah sama dengan angsuran pokok pinjaman ditambah bunga

c) Sistem anuitet (bunga menurun dan angsuran pinjaman meningkat).

Dalam sistem ini besarnya angsuran per tahun dihitung dengan menggunakan pendekatan anuitet. Besarnya jumlah angsuran, bunga dan angsuran pokok pinjaman dihitung dengan prosedur:

c(1) Menghitung besarnya kas yang diterima per tahun.

Besarnya kas yang diterima per tahun dapat dihitung dengan rumus:

p n a

PP A

> =

Dimana:

A : Jumlah angsuran per periode. PP : Pokok pinjaman mula-mula dan

(39)

dilihat pada tabel bunga atau dihitung sendiri dengan memakai rumus deret ukur menurun.

c(2) Menghitung bunga

Besarnya bunga adalah sama dengan tingkat bunga dikalikan dengan sisa pokok pinjaman pada awal periode. Besarnya bunga ini akan selalu menurun, karena dihitung berdasarkan jumlah yang selalu menurun.

c(3) Menghitung angsuran pokok pinjaman

Besarnya angsuran pokok pinjaman yang diterima setiap periodenya sama dengan kas yang diterima dikurangi dengan bunga pinjaman. Jumlah kas yang diterima ini makin lama makin besar (jumlah yang tetap dikurangi dengan jumlah yang selalu menurun) (Suparwoto , 1991: 167-193).

3. Kerugian Piutang

(40)

kerugian piutang, biaya piutang tak tertagih, dan biaya piutang ragu-ragu. Dalam akuntansi, kerugian akibat piutang tak dapat ditagih dicatat dengan mendebet rekening Kerugian Piutang. Kerugian semacam itu dalam dunia usaha dianggap sebagai hal yang normal dan merupakan risiko yang sudah selayaknya bagi perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit. Ditinjau dari sudut pandang manajemen, adanya kerugian piutang dalam jumlah yang wajar menunjukkan bahwa kebijakan kredit yang ditetapkan perusahaan sudah tepat. Kerugian piutang yang terlalu rendah memberi petunjuk bahwa kebijakan kredit perusahaan terlalu ketat, sebaliknya kerugian piutang yang terlalu tinggi dapat diartikan bahwa kebijakan kredit perusahaan terlalu longgar. Pencatatan kerugian piutang dapat dilakukan dengan dua metoda, yaitu:

a. Metoda Cadangan

Metoda cadangan digunakan apabila kerugian piutang yang biasa terjadi cukup besar jumlahnya. Tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam penerapan metoda ini adalah sebagai berikut:

1) Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan ditandingkan (matched) dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dengan periode terjadinya penjualan. 2) Jumlah pitang yang ditaksir tidak akan dapat diterima dicatat

(41)

3) Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet rekening Cadangan Kerugian Piutang dan mengkredit rekening Piutang Dagang pada saat suatu piutang dihapus dari pembukuan.

Untuk menaksir jumlah piutang yang tidak dapat ditagih, manajemen dapat menggunakan dua dasar, yaitu:

1) Persentase dari penjualan

Dalam dasar persentase dari penjualan, manajemen menetapkan suatu hubungan persentase antara jumlah penjualan kredit dengan taksiran kerugian yang mungkin diderita karena adanya piutang tak tertagih. Persentase ini didasarkan pada pengalaman pada waktu-waktu yang lalu dan kebijakan kredit yang ditetapkan perusahaan. Dasar yang digunakan bisa berupa total penjualan kredit bersih pada tahun berjalan (tahun ini).

(42)

yang dihapus (kerugian piutang sesungguhnya) berbeda cukup besar bila dibandingkan dengan jumlah yang ditaksir, maka persentase untuk tahun berikutnya harus diubah.

2) Persentase dari piutang

Dalam dasar persentase dari penjualan, manajemen menetapkan suatu hubuingan persentase antara jumlah piutang dengan jumlah kerugian akibat adanya piutang yang tidak tertagih. Untuk menganalisis hal tersebut manajemen biasanya menggunakan suatu daftar yang disebut daftar umur piutang. Dalam daftar ini debitur (konsumen) dikelompokkan berdasarkan masa lewat waktu, yaitu jangka waktu sejak piutang tersebut seharusnya diterima hingga tanggal pembuatan daftar umur piutang. Analisis ini disebut analisis umur piutang.

(43)

Dalam praktik dijumpai pula penerapan metoda persentase dari piutang yang hanya menggunakan satu angka persentase. Penerapan metoda semacam ini tidak memperhatikan umur piutang, melainkan langsung mengalikan angka persentase yang ditetapkan manajemen dengan jumlah saldo piutang yang ada pada akhir tahun.

Kedua dasar tersebut lazim digunakan dalam akuntansi. Pemilihan diantara keduanya tergantung pada penekanan yang diinginkan manajemen. Dalam hal ini manajemen mungkin lebih menekankan pada penandingan pendapatan dan biaya, atau menitikberatkan pada jumlah nilai tunai kas yang dapat direalisasi dalam neraca.

b. Metode Penghapusan Langsung

Jika perusahaan menggunakan metoda penghapusan langsung, maka jumlah kerugian piutang tidak perlu ditaksir dan dalam pembukuan tidak digunakan rekening Cadangan Kerugian Piutang. Apabila suatu piutang diyakini tidak akan dapat ditagih lagi, maka kerugian akibat piutang tersebut langsung didebetkan ke dalam rekening Kerugian Piutang dan rekening Piutang di kredit.

(44)

pada periode yang berbeda dengan periode penjualannya. Dengan demikian ditinjau dari konsep penandingan (Mathing Concept), metoda ini tidak memberikan gambaran penandingan yang tepat dalam laporan rugi-laba. Di pihak lain neraca perusahaan juga tidak memberi gambaran tentang nilai tunai piutang yang dapat direalisasi. Oleh karena itu, metoda penghapusan langsung tidak diakui untuk pelaporan keuangan, kecuali bila kerugian piutang kecil sekali jumlahnya (Jusup , 2001: 55-64).

B. Kredit

1. Pengertian kredit

Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani (credere) yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu dasar dari kredit ialah kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Apa yang telah dijanjikan itu dapat berupa barang, uang, atau jasa.

Menurut UndangUndang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok perbankan Bab 1 Pasal 1 (c), kredit didefinisikan sebagai:

(45)

2. Fungsi Kredit

Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan antara lain sebagai berikut:

a. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang

1) Para pemilik uang/modal dapat secara langsung meminjamkan uangnya kepada para pengusaha yang memerlukan, untuk meningkatkan produksi atau untuk meningkatkan usahanya.

2) Para pemilik uang/modal dapat menyimpan uangnya pada lembaga-lembaga keuangan. Uang tersebut diberikan sebagai pinjaman kepada perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan usahanya.

b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

c. Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran barang d. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi

e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha f. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan

(46)

3. Jenis-jenis Kredit Perbankan untuk Masyarakat

a. Kredit dilihat dari Sudut Tujuannya Kredit ini terdiri atas:

1) Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses konsumtif

2) Kredit Produktif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses produksi

3) Kredit Perdagangan, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membeli barang-barang untuk dijual lagi.

b. Kredit dilihat dari Sudut Jangka Waktunya

Berdasarkan Undang Undang Nomor 14/1967 tentang Pokok-pokok Perbankan, jenis-jenis kredit dilihat dari sudut jangka waktunya terdiri atas:

1) Kredit Jangka Pendek (Short Term Loan)

Kredit Jangka Pendek (Short Term Loan), yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun.

2) Kredit Jangka menengah (Medium Term Loan)

Kredit Jangka menengah (Medium Term Loan), yakni kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai 3 tahun.

3) Kredit Jangka Panjang (Long Term Loan)

(47)

c. Kredit dilihat dari Sudut Jaminannya

1) Kredit Tanpa Jaminan (Unsecured Loan)

Kredit tanpa jaminan unsecured loan atau kredit blanko. Di Indonesia menurut Undang Undang Nomor 14/1967 dilarang untuk diberikan oleh bank-bank (Pasal 24 ayat (1)).

2) Kredit dengan jaminan (Secured Loan)

Jaminan yang diberikan untuk suatu kredit dapat terdiri atas:

a) Jaminan barang, baik barang tetap maupun barang tidak tetap (bergerak).

b) Jaminan pribadi (borgtocht) yaitu suatu perjanjian di mana satu pihak (borg) menyanggupi pihak lainnya (kreditur) bahwa ia menjamin pembayarannya suatu utang apabila si terutang (kreditur) tidak menepati kewajibannya.

c) Jaminan efek-efek saham, obligasi, dan sertifikat yang didaftar (listed) di bursa efek-efek.

d. Kredit dilihat dari Sudut Penggunaannya

Penggolongan kredit menurut penggunaannya dapat dibagi sebagai berikut:

1) Kredit Eksploitasi

(48)

4. Sifat-Sifat Kredit

Sifat atau ciri dari kredit bank adalah: a. Jatuh Tempo

Meskipun kredit bank lazimnya mempunyai jangka waktu yang lebih panjang daripada utang usaha, namun sebagian besar kredit bank adalah berupa pinjaman jangka pendek

b. Promes

Jika bank menyetujui pemberian kredit, maka kesepakatan itu diwujudkan dengan menandatangani promes (promissory note). Promes tersebut memuat jumlah pinjaman, tingkat suku bunga, jadwal angsuran, agunan, dan syarat serta ketentuan lainnya yang telah disepakati oleh pihak bank dan peminjam.

c. Saldo Pengkompensasi

Bank pada umumnya mempersyaratkan nasabah untuk menyisihkan (atau untuk tidak menarik) sejumlah tertentu dari pagu pinjaman, umumnya hal ini berkisar antara 10-20%. Hal ini disebut saldo pengkompensasi (compensating balance=CB).

d. Plafon Kredit

(49)

e. Kredit Revolving

Kredit revolving adalah plafon kredit formal yang acap kali digunakan oleh perusahaan besar, yang diberikan kepada suatu perusahaan oleh suatu bank atau lembaga keuangan bukan bank (Weston, 1993: 535-536).

5. Prosedur Umum Perkreditan

Prosedur umum perkreditan memuat ketentuan, syarat-syarat, atau petunjuk tindakan-tindakan yang harus dilakukan sejak diajukannya permohonan nasabah sampai dengan lunasnya suatu kredit yang diberikan oleh bank. Adapun penyajian konteksnya dalam bentuk urutan langkah-langkah yang lazim dalam prosedur perkreditan yang harus ditangani oleh bank, yaitu: tahap-tahap permohonan kredit, penyidikan, dan analisis, keputusan persetujuan atau penolakan permohonan, pencairan kredit, administrasi, pengawasan dan pembinaan serta pelunasan kredit (Suyatno, 1992: 62).

6. Keuntungan dan Kelemahan Kredit bagi Perusahaan

Alternatif pembelanjaan barang modal dengan menggunakan kredit bank mempunyai keuntungan dan kelemahan. Keuntungan yang diperoleh perusahaan bila menggunakan jasa kredit bank adalah:

(50)

b. Jumlah kebutuhan yang tersedia relatif besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.

Di lain pihak, kredit bank juga mempunyai kelemahan-kelemahan antara lain:

a. Kredit bank mensyaratkan adanya jaminan yang cukup nilainya diatas pinjaman yang diperoleh dan sifatnya mengikat perusahaan.

b. Prosedur untuk memperoleh kredit bank membutuhkan waktu yang relatif lama, akibatnya pada saat permohonan kredit bank dikabulkan dapat terjadi kenaikan harga-harga barang yang hendak dibeli sehingga perusahaan harus mengeluarkan dana yang lebih banyak (Marut, 2002: 12-13).

C. Metode Present Value

Nilai sekarang (present value) dari aliran kas masuk (cash inflows) maupun aliran kas keluar (cash outflows) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus umum present value:

(

)

⎟⎟

(51)

Keuntungan-keuntungan penggunaan metode net present value:

1. Memperhitungkan tingkat bunga yang sebenarnya

2. Mudah diterapkan karena metode ini tidak menggunakan pendekatan trial and error

3. Mudah menyesuaikan dengan resiko yaitu dengan menggunakan tingkat bunga yang berbeda untuk tahun-tahun berikutnya.

Kerugian-kerugian penggunaan metode net present value:

1. Sulit menentukan rate minimum yang diinginkan 2. Tidak menggunakan rate of return sebenarnya

(52)

34

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan mengadakan suatu penelitian secara langsung terhadap perusahaan dengan mengambil data di perusahaan kemudian dari data yang dianalisis ditarik sebuah kesimpulan dan kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk perusahaan yang bersangkutan.

B. Tempat dan Waktu penelitian

1. Tempat yang diambil untuk penelitian ini adalah PT. Sumber Bahtera Motor dan Bank BRI Cabang Katamso.

2. Waktu yang diperlukan penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah bulan Juli-September tahun 2008.

C. Subjek dan Objek penelitian

1. Subjek penelitian

a. CR Coordinator PT. Sumber Bahtera Motor b. Bagian kredit di Bank BRI Cabang Katamso.

(53)

2. Objek penelitian

Objek pada penelitian ini adalah mekanisme dan analisis kuantitatif dari kredit kendaraan via penjualan angsuran dengan kredit kendaraan via bank.

D. Data Yang Diperlukan

1. Gambaran umum perusahaan yang mencakup sejarah berdirinya, struktur organisasi, pemasaran, produksi, personalia perusahaan.

2. Data akuntansi dari perusahaan yang mencakup:

a. Prosedur mekanisme pemberian kredit via penjualan angsuran. b. Harga kendaraan yang disepakati dalam penjualan angsuran. c. Jangka waktu kredit yang disepakati.

d. Biaya-biaya yang terkait.

e. Besarnya angsuran yang harus dibayar dan cara pembayaran. f. Tingkat bunga yang digunakan.

3. Data akuntansi dari bank yang mencakup:

a. Prosedur mekanisme pemberian kredit via bank

b. Harga pasar dari kendaraan

c. Jaminan yang diminta pihak bank

d. Besar pinjaman dari bank yang diperlukan

(54)

f. Tingkat bunga hutang

g. Biaya-biaya yang terkait dalam kredit bank

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Metode wawancara adalah suatu metode dimana peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada bagian perusahaan yang berwenang dan terkait di perusahaan untuk mendapatkan data mengenai gambaran umum perusahaan, sejarah perusahaan, struktur organisasi, job description, hal-hal mengenai kepegawaian, bentuk kegiatan atau hal yang berkaitan dengan proses penjualan produk serta prosedur yang bersangkutan.

2. Dokumentasi

(55)

F. Teknik Analisis Data

Tahap-tahap analisis data yang dilakukan penulis akan dikelompokkan menjadi:

1. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Analisis prosedur mekanisme penjualan angsuran

b. Analisis prosedur mekanisme pemberian kredit via bank (Suyatno, 1992: 62).

2. Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua, yaitu untuk mengetahui aternatif mana yang lebih menguntungkan, hasilnya akan tergantung dari pola aliran kas keluar dari masing-masing alternatif.

Di dalam menganalisis masing-masing alternatif digunakan metode

present value. Tepat tidaknya alternatif yang dipilih, masing-masing aliran kas keluar di-present value-kan. Alternatif yang menguntungkan adalah alternatif yang menghasilkan present value kas keluar yang lebih kecil.

Untuk dapat membandingkan analisis kedua alternatif tersebut, digunakan tabel present value kas keluar dari masing-masing alternatif. Tabel dan unsur-unsurnya dapat dilihat di bawah ini:

a. Perhitungan Present Value Kas Keluar via Penjualan Angsuran

(56)

jual-beli, yaitu angsuran (di dalamnya sudah termasuk biaya bunga), biaya asuransi, biaya fiducia, dan biaya administrasi.

2) Untuk mengetahui present value kas keluar, biaya-biaya yang terdapat di dalam kontrak jual-beli tersebut dijumlahkan lalu dicari nilai tunai pembayarannya dengan menggunakan rumus umum

present value..

3) Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai tunai dari pembayaran angsuran adalah tingkat bunga yang dibebankan oleh dealer. Untuk menentukan discount factor tiap bulannya, rumus present value yang digunakan adalah:

PV : present value atau nilai sekarang FVn : future value akhirtahun ke-n r : tingkat bunga

n : periode waktu m : frekuensi

Dalam rumus present value, nilai

merupakan discount

factor. Untuk mempermudah dalam analisis data, besarnya

(57)

b. Perhitungan Present Value Kas Keluar dari Kredit via Bank

1) Pada alternatif ini, kas keluar yang diperhitungkan adalah angsuran kredit yang terdiri dari pokok pinjaman dan biaya bunga, biaya administrasi, dan biaya provisi.

2) Untuk mempermudah analisis data, akan dibuat tabel skedul pembayaran hutang, adapun langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:

a) Menentukan besar saldo pokok pinjaman pada bulan ke-0 dengan cara mengalikan presentase jumlah pinjaman yang diterima dengan harga kendaraan, besar saldo pokok pinjaman pada bulan berikutnya akan selalu berkurang sesuai dengan besar angsuran pada bulan yang bersangkutan.

b) Menentukan besar pokok pinjaman per bulan diperoleh dengan cara memindahkan saldo pokok pinjaman pada bulan sebelumnya ke pokok pinjaman pada bulan berikutnya.

c) Menentukan besar angsuran pinjaman per bulan. Angsuran pinjaman per bulan diperoleh dari:

Angsuran =

pembayaran periode

jumlah

bunga Pinjaman

(58)

d) Menentukan besar biaya bunga per bulan Biaya bunga diperoleh dengan cara:

12

e) Menentukan jumlah angsuran pokok pinjaman

Tabel perhitungan angsuran pokok pinjaman dan skedul pembayaran pokok pinjaman dan biaya bunga atas kredit via bank dapat dilihat dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1

Skedul Pembayaran Pokok Pinjaman dan Bunga

Bulan Sumber: Husnan, Suad. 1998. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Pendek). Buku 2. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.

3) Present Value aliran kas keluar untuk kredit via bank dapat dihitung dengan rumus present value.

4) Discount Factor yang digunakan untuk menentukan nilai tunai dari pembayaran kredit bank tiap bulannya dicari dengan menggunakan

rumus present value yaitu:

(59)

dalam rumus present value merupakan discount

factor sesuai dengan tingkat suku bunga yang berlaku saat terjadinya perjanjian kredit.

5) Present Value arus kas keluar untuk alternatif kredit dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

Perhitungan Present Value Kas Keluar pada Alternatif Kredit via Bank

Sumber: Data Diolah

3. Hasil perhitungan dari kedua alternatif yang ada akan memberikan kesimpulan, yaitu apabila:

(60)
(61)

43

Gambaran umum perusahaan yang akan diuraikan adalah gambaran perusahaan PT Sumber Bahtera Motor Authorized Toyota Yogyakarta yang bergerak dalam usaha dealer alat transportasi yang memakai merk Toyota dan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Katamso. Hal tersebut akan diuraikan lebih lanjut dalam penjelasan berikut.

A. Sejarah PT Sumber Bahtera Motor Authorized Toyota Yogyakarta

1. Latar Belakang Berdirinya Perusahaan

Pada tanggal 1 April 1988, PT Sumber Bahtera Motor sebagai “Toyota Sales Agent” didirikan dengan ijin resmi dari Principle Toyota Astra Motor dalam rangka mengantisipasi kebutuhan sarana angkutan yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang pesat.

(62)

parts dimaksudkan untuk mengganti atau menambah spare parts yang hilang/ kurang/ rusak, yang tentunya sangat dibutuhkan oleh para pelanggan serta untuk menunjang bagian perbengkelan dan perlengkapan. Dengan demikian maka diharapkan dapat menarik para pelanggan untuk menggunakan atau membeli produk yang dipasarkan, karena fasilitas-fasilitas yang tersedia telah lengkap.

Dari namanya sudah dapat diketahui bentuk badan perusahaan yaitu PT (Perseroan Terbatas). PT. Sumber Bahtera Motor berkembang dan mengalami perubahan-perubahan serta penyempurnaan hingga sekarang. Seperti jumlah tenaga kerja bertambah menjadi 105 orang dan telah menggunakan struktur organisasi yang terbagi dalam 4 divisi, yaitu:

a. Divisi Marketing b. Divisi Service

c. Divisi Spare Parts

d. Divisi Administrasi

Dimana masing-masing divisi dikepalai oleh seorang penanggung jawab yang sudah ditentukan sebagai responsibility center dalam perusahaan.

2. Lokasi Perusahaan

(63)

PT. Sumber Bahtera Motor yang berlokasi di Jl. Magelang Km. 7 Yogyakarta merupakan tempat yang sangat strategis sehingga mengalami kemajuan yang sangat pesat diukur dari penjualan mobil merk Toyota di daerah Yogyakarta, untuk target penjualan pada masa sebelum krisis ini adalah 15 unit per bulan, dan bengkelnya merupakan satu-satunya bengkel Toyota di Yogyakarta.

3. Mengapa Memilih Lokasi yang Ditempati Sekarang?

Dalam memilih lokasi ada beberapa faktor yang dipertimbangkan oleh PT. Sumber Bahtera Motor sehingga memilih lokasi di luar kota, yaitu:

a. Untuk memudahkan aktivitas perusahaan dalam menerima kendaraan yang disupply dari New Ratna Motor.

b. Untuk mencapai efisiensi biaya, karena harga tanah di luar kota lebih murah dari harga tanah di dalam kota.

(64)

SPARE PARTS, SERVICE yang membuat produk Toyota mudah ditemukan serta penggantian suku cadang dan servisnya mudah dilakukan. Pendirian AUTO 2000 ini untuk melayani setiap keluhan dari para pelanggan dan bengkelnya merupakan satu-satunya bengkel resmi Toyota yang ada di Yogyakarta.

PT. Sumber Bahtera Motor juga menyediakan ruang pameran bagi produk Toyota yang ditata dengan baik, ruang tunggu bagi para pelanggan apabila melakukan servis kendaraan dan area parkir bagi mobil yang akan diservis maupun yang sudah diservis. Pendirian AUTO 2000 ini diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan dengan memberikan

service yang memuaskan bagi para pelanggan.

B. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

PT. Sumber Bahtera Motor Authorized Toyota Yogyakarta dalam kegiatan usahanya mempunyai pandangan yang berbudaya dengan pedoman pada:

1. Visi

(65)

2. Misi

Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan SDM serta meningkatkan kesejahteraannya. Agar karyawan dapat bekerja dengan baik dengan penuh semangat maka perusahaan menerapkan ikrar, yaitu:

a. Perusahaanku adalah sawah ladangku

b. Pembaharuan untuk kemajuan harus kulakukan c. Hari ini saya harus lebih baik dari hari kemarin

d. Kemajuan perusahaan adalah kesejahteraan bagi karyawan. 3. Tujuan

Sesuai bentuknya perusahaan perseroan PT. Sumber Bahtera Motor Authorized Toyota Yogyakarta bersifat profit oriented, sehingga secara khusus tujuan didirikannya perusahaan ini adalah untuk mencari laba jangka pendek maupun jangka panjang. Secara umum perusahaan ini juga mempunyai tujuan, yaitu:

a. Membantu konsumen yang membutuhkan kendaraan dan suku cadang serta kebutuhan akan perbaikan kendaraan.

b. Membantu pemerintah dalam bidang perdagangan khususnya dalam hal penyediaan kendaraan.

(66)

C. Lambang Perusahaan Serta Maknanya

Gambar 4.1

Lambang Nasmoco Group

Sumber: PT. Sumber Bahtera Motor Yogyakarta

Untuk simbol dan logo Nasmoco Group yang dipakai oleh PT. Sumber Bahtera Motor Authorized Toyota Yogyakarta memiliki makna yang terkandung di dalam gambarnya, yaitu gambar tiga mobil berwarna kuning, jingga, dan merah. Artinya yaitu bahwa Nasmoco yang singkatannya National Motor Corporation merupakan dealer resmi Toyota khusunya di daerah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Untuk warna kuning mengartikan bahwa perusahaan berpedoman kepada Tuhan yang Maha Esa, arti warna jingga bahwa perusahaan dengan tulus hati melayani pelanggannya, dan warna merah artinya perusahaan memiliki semangat dan bekerja keras untuk meraih kesuksesan.

(67)

D. Struktur Organisasi

1. Pembagian Tugas

Struktur organisasi suatu perusahaan menggambarkan pembagian tugas dan wewenang yang ada dalam perusahaan. Dalam operasi perusahaan, PT. Sumber Bahtera Motor mengadakan pembagian tugas dan pekerjaan menurut keahlian masing-masing, agar dapat tercipta struktur ogranisasi yang baik yang sesuai dengan kondisi perusahaan dan diharapkan melalui struktur organisasi tersebut akan banyak membantu pimpinan umum dalam mengelola perusahaan. Untuk lebih memperjelas tentang struktur organisasi di bawah ini akan dijelaskan tugas dan wewenang masing-masing bagian.

a. Direktur Utama

Direktur Utama sebagai pemegang saham dan untuk tugas-tugasnya adalah sebagai berikut:

1) Membuat perencanaan yang akan dilaksanakan oleh kepala cabang.

2) Memonitor dan mengawasi segala kegiatan yang dilaksanakan. 3) Membawahi seluruh divisi yang ada di dalam perusahaan

4) Menentukan kebijaksanaan dan mengambil keputusan apabila di luar batas kewenangan dari kepala cabang.

(68)

b. Kepala Cabang

1) Tugas-tugas rutin (sehari-hari)

a) Memimpin seluruh kegiatan leader yang bersangkutan.

b) Menentukan kebijakan dan mengambil keputusan-keputusan, selebihnya didelegasikan kepada kepala cabang lainnya.

c) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan usaha untuk mencapai sinkronisasi pelaksanaan tugas-tugas pekerjaan.

2) Secara berkala (bulanan)

a) Mengumpulkan laporan kegiatan penting dari para kepala bagian.

b) Mengadakan rapat dan sekaligus memimpin rapat dengan para kepala bagian untuk mengadakan evaluasi atas prestasi yang dicapai selama periode berjalan dan berusaha untuk meningkatkannya pada periode yang akan datang.

c) Mengatasi atau memberi solusi terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi.

d) Memberi petunjuk dan pengarahan kepada para kepala bagian untuk kegiatan periode mendatang

(69)

3) Insidental

a) Mengadakan rapat informasi dengan kepala bagian atau kepala bagian tertentu jika terjadi masalah yang mendesak dan terpenting untuk mencari jalan keluar pemecahannya.

b) Memberikan petunjuk dan pengarahan kepada para kepala bagian untuk mengatasi masalah masing-masing dan berusaha meningkatkan prestasi kerja.

4) Tahunan atau setengah tahunan

a) Mengumpulkan laporan hasil kegiatan periode berjalan dari setiap kepala bagian.

b) Menilai dan mengevaluasi atas laporan yang dimaksud serta membuat analisa untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi.

c) Mencari sebab-sebab terjadinya penyimpangan dan mengadakan langkah-langkah koreksi untuk periode yang akan datang, berdasarkan rencana dari masing-masing kepala bagian.

d) Menentukan semacam standar atau target agar dimungkinkan diadakan performance review.

(70)

c. Kepala Bagian Keuangan

1) Tugas-tugas rutin (sehari-hari)

a) Mengawasi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank termasuk di dalamnya:

a.1 Mengawasi dan mengatur penagihan piutang baik piutang mobil, spare parts maupun bengkel yang telah jatuh tempo serta penjualan tunai yang terjadi.

a.2 Mengawasi dan mengatur pembayaran utang-utang mobil,

spare parts dan bengkel.

b) Berupaya agar posisi likuidasi perusahaan selalu terjaga dengan baik.

c) Mengawasi dan mengatur sistem pencatatan dan pembukuan. d) Memeriksa dan menandatangani setiap bukti penerimaan

maupun pengeluaran kas atau bank sesuai dengan wewenang yang ada padanya.

e) Memeriksa dan meminta persetujuan direktur atas penerimaan/ pengeluaran kas atau bank yang diluar batas wewenangnya. f) Bekerja sama dengan kepala bagian lain maupun dengan atasan

(71)

2) Secara berkala (bulanan)

a) Memberikan petunjuk kepada kepala pembukuan dalam menyusun laporan keuangan yang berupa neraca akhir bulan yang bersangkutan dan perhitungan rugi-laba periode bulan berjalan.

b) Mengawasi saldo hutang-piutang dan penyelesaian serta penagihannya.

c) Memeriksa rekening koran bank dan membuat bank

reconciliation.

d) Memeriksa daftar gaji.

e) Membandingkan antara realisasi dan anggaran (jika ada) dan mencari sebab-sebab penyimpangan yang terjadi.

3) Insidental

a) Mengadakan rapat informal dengan kepala bagian yang di bawah atau kepala bagian lain guna membahas masalah yang terjadi sepanjang masih dalam batas tugas dan tanggung jawabnya.

(72)

c) Membuat koreksi anggaran (jika telah ada), apabila terjadi perubahan-perubahan penting dalam perekonomian dan politik negara.

4) Tahunan atau setengah tahunan

a) Menyampaikan laporan keuangan atas realisasi kegiatan periode yang bersangkutan yang berupa Neraca, perhitungan rugi-laba, Cash Flow serta sumber dan penggunaan dana. b) Menyusun draft rencana anggaran periode mendatang untuk

disampaikan kepada Direktur.

c) Mengkoordinasikan rencana kegiatan periode mendatang dari kepala bagian lain sebagai bahan untuk menyusun anggaran. d) Membantu Direktur dalam menyusun anggraan untuk periode

mendatang. d. Kepala Bagian personalia

1) Pelaksanaan penggajian 2) Membuat kontrak kerja

3) Membuat surat perjalanan dinas 4) Melaksanakan program ASTEK

5) Perencanaan dan pengadaan tenaga kerja 6) Perencanaan training

(73)

8) Mengurus kesejahteraan karyawan termasuk pembayaran upah, perumahan, rekreasi, dan pengobatan

9) Memonitoring dan mengusulkan kenaikan pangkat dan gaji e. Kepala Bagian Service

1) Tugas-tugas rutin (sehari-hari)

a) Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan bengkel

b) Mengkoordinasikan kegiatan karyawan bengkel untuk mencapai sinkronisasi kerja yang baik.

c) Membantu frontman melayani customer misalnya dalam perhitungan pendahuluan biaya service atau reparasi.

d) Memeriksa work order dan mengikuti sejauh mana pekerjaan-pekerjaan telah diselesaikan.

e) Mengawasi permintaan-permintaan spare parts maupun keperluan lain yang diperlukan di bengkel.

f) Melayani customer jika ada complain atas pekerjaan bengkel maupun after sales service.

g) Memonitor kesulitan atau hambatan-hambatan teknik yang terjadi di bengkel.

(74)

2) Secara berkala (bulanan)

a) Mengadakan rapat dengan para supervisor dalam usaha untuk meningkatkan prestasi bengkel dan menghindari kemungkinan terjadi hambatan-hambatan.

b) Mengawasi waktu kerja efektif dari para mekanik agar dapat diambil kebijaksanaan untuk meningkatkan efisiensi kerja. c) Menyampaikan laporan kegiatan bengkel kepada Direktur. 3) Insidental

a) Mengadakan rapat pertemuan dengan para supervisor untuk segera mengatasi persoalan yang mendesak.

b) Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah tersebut sepanjang masih dalam batas tugas dan tanggung jawabnya. c) Menyampaikan kepada Direktur jika terjadi

persoalan-persoalan yang diluar batas tanggung jawabnya untuk mendapat bimbingan dan petunjuknya.

4) Tahunan atau setengah tahunan

a) Menyusun laporan realisasi kerja (penjualan) periode berjalan untuk disampaikan kepada Direktur.

b) Menyusun rencana kerja periode mendatang dan menyampaikan kepada Direktur.

f. Kepala Bagian Penjualan

(75)

a) Mengkoordinasikan penerimaan kendaraan dari PT. New Ratna Motor.

b) Menerima dan melayani calon pembeli dan memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan sebaik-baiknya.

c) Mengatur dan menentukan syarat-syarat pembayaran atas penjualan kredit dan menandatangani kontrak jual beli.

d) Mengatur penyerahan kendaraan atas transaksi penjualan yang terjadi dan menandatangani bukti penyerahan kendaraan maupun kuitansi untuk kendaraan yang akan diserahkan kepada pembeli.

e) Menjaga hubungan baik dengan para customer yang selalu berusaha agar sales dapat ditingkatkan.

f) Bekerja sama dengan kepala bagian lain untuk menjaga kelancaran dan sinkronisasi pekerjaan.

2) Secara berkala (bulanan)

a) Mempelajari atau mengamati tingkah laku pasar maupun saingan untuk dapat menentukan strategi penjualan yang tepat. b) Melaporkan hasil kegiatan periode berjalan kepada Direktur. c) Mengadakan rapat dengan para salesman dan sales supervisor,

(76)

3) Insidental

a) Mengadakan rapat informal dengan bawahan jika terjadi persoalan yang cukup penting.

b) Membahas dan memberikan petunjuk kepada bawahannya, serta mengambil keputusan sepanjang masih dalam batas tugas dan tanggung jawabnya.

c) Menyampaikan kepada Direktur jika persoalan tersebut diluar batas dan tanggung jawabnya untuk mendapatkan bimbingan dan petunjuknya.

d) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh Direktur. 4) Tahunan atau setengah tahunan

a) Mengadakan evaluasi dan analisa terhadap penjualan yang dapat dicapai selama periode yang bersangkutan.

b) Membandingkan antara realisasi penjualan periode yang berjalan terhadap penjualan periode-periode sebelumnya maupun perencanaan untuk mengetahui perkembangan dan penyimpangan yang terjadi.

(77)

d) Menyusun rencana penjualan periode pertahun mendatang dan sekaligus menentukan strategi yang tepat untuk menunjang pencapaian rencana tersebut.

e) Menyampaikan laporan realisasi penjualan periode yang bersangkutan serta rencana untuk periode mendatang kepada Direktur.

g. Kepala Suku Cadang

1) Tugas-tugas rutin (sehari-hari)

a) Mengatur dan mengawasi penjualan spare parts kepada

customer maupun pelayanan kepada bengkel.

b) Mengatur pembagian tugas para bawahannya agar kelancaran dan disiplin kerja dapat dicapai.

c) Selalu berusaha agar pelayanan kepada customer dapat ditingkatkan.

d) Mengatur dan mengawasi penempatan barang yang tepat sehingga efisiensi tempat dapat dicapai dan mudah diambil. e) Mengawasi dan menentukan serta menandatangani nota atas

penjualan kredit.

f) Memeriksa, menandatangani, dan menyampaikan laporan penjualan spare parts kepada Direktur.

(78)

2) Secara berkala (bulanan)

a) Evaluasi atas penjualan maupun persediaan yang tersedia untuk menghindari kekosongan atau over stock.

b) Menyusun dan mengesahkan pesanan pembelian bulanan ke PT. New Ratna Motor.

c) Mengawasi penerimaan spare parts yang dipesan dan menandatangani bukti penerimaan barang atas permintaan tersebut.

d) Menyampaikan laporan bersangkutan kepada Direktur. 3) Insidental

a) Memesan barang ke PT. New Ratna Motor atau supplier lain untuk barang-barang yang sangat diperlukan.

b) Memberi petunjuk dan bimbingan kepada bawahan serta memberikan jalan keluar atas persoalan yang dihadapi sepanjang masih dalam batas tanggung jawabnya.

c) Melaporkan kepada Direktur jika persoalan yang terjadi di luar batas tugas dan tanggung jawabnya untuk mendapatkan bimbingan dan petunjuknya.

4) Tahunan atau setengah tahunan

(79)

b) Mengadakan evaluasi dan analisa atas pembelian serta penjualan periode yang bersangkutan.

c) Membandingkan antara realisasi periode yang bersangkutan dengan periode sebelumnya serta terhadap perencanaannya untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi.

d) Mempelajari realisasi kegiatan periode-periode yang lalu untuk dapat menentukan kebijaksanaan secara tepat.

e) Menyusun rencana kegiatan pembelian, penjualan dan stock

(80)

Head Branch

CR Coordinator

Sales Service Service Head-part Spare Part

Sales

Struktur Organisasi PT. Sumber Bahtera Motor Yogyakarta

(81)

E. Personalia

1. Jumlah Karyawan

Jumlah karyawan pada PT. Sumber Bahtera Motor sekarang ini berjumlah 105 orang. Jumlah secara rinci sebagai berikut:

a. Bagian Service 59 orang

b. Bagian Marketing 20 orang

c. Bagian Spare parts 6orang

d. Bagian Administrasi head (ADH) 20 orang Jumlah karyawan sebanyak 105 orang ini terdiri dari:

a. Karyawan wanita 8 orang

b. Karyawan pria 97 orang

Termasuk di dalamnya kepala bagian dan 1 orang kepala cabang. Untuk menjadi karyawan di PT. Sumber Bahtera Motor, seseorang dituntut perusahaan untuk memnuhi syarat-syarat yang meliputi latar belakang pendidikan, motivasi, skill, pengalaman kerja, loyalitas, dan disiplin kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan diperoleh dengan cara membuka lowongan lewat media cetak, media elektronik dan lewat perguruan tinggi.

2. Jam Kerja Karyawan

Untuk kelancaran jalannya operasi perusahaan dan kedisiplinan kerja, maka peraturan yang berlaku untuk jam kerja dibagi menjadi:

Gambar

Tabel 3.1 Skedul Pembayaran Pokok Pinjaman dan Bunga
Tabel 3.2 Perhitungan Present Value Kas Keluar pada Alternatif Kredit
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. Sumber Bahtera Motor Yogyakarta
 Gambar 4.3 Struktur Organisasi PT. BRI (Persero) Cabang Katamso
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam metode STAD guru membagi siswa suatu kelas menjadi beberapa kelompok kecil atau tim belajar dengan jumlah anggota setiap kelompok 4 atau 5 orang siswa

Dalam meningkatkan sumber daya manusia di Kabupaten Tapanuli Utara, masyarakat di Kecamatan Garoga Desa Saribu Gonting Garoga dan Desa Parinsoran masing-masing telah memberikan

Independensi tim peneliti PTSP/PTSA juga sangat perlu dipertahankan pada saat memeringkat karena mengingat betapa pentingnya laporan hasil pemeringkatan bagi perbaikan otonomi

[r]

If you have defined parallel currencies in new General Ledger Accounting, and you want to use these currencies in new Asset Accounting, you are required to create – for the

Hal ini sesuai dengan UU No 6 Tahun 2014 mengatur fungsi dan tanggung jawab dari setiap aparat desa, dan Permendagri No 113 Tahun 2014 menyebutkan bahwa “Rancangan

Dari keterangan Pak Surur sebagai Kepala Desa Samborejo, bahwa perangkat desa sering menghadapi kesulitan dalam pembangunan desa dikarenakan di desa

Volume lalu lintas rata-rata adalah jumlah kendaraan rata-rata dihitung menurut satu satuan waktu tertentu, bisa harian yang dikatakan sebagai Volume lalu lintas