• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Perdagangan internasional bukan hal baru bagi Indonesia, perdangangan internasional menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pada tahun 2000 hingga 2011 Indonesia memiliki surplus di dalam neraca perdangangan dan pada tahun selanjutnya neraca perdangan Indonesia mengalami defisit, pada tahun 2012 mengalami defisit sebesar 1.669 juta USD, pada tahun 2013 mengalami defisit sebesar 4.077 juta USD dan pada tahun 2014 mengalami defisit sebesar 1.886 juta USD dengan nilai ekspor 176.293 juta USD dan nilai impor sebesar 178.179 juta USD.

Indonesia memiliki komoditas unggulan dan komoditas potensial yang menjadi penggerak pembangunan ekonomi Indonesia, ada sepuluh jenis komotitas unggulan Indonesia terdiri dari industri tekstil dan produk tekstil (TPT), elektronik, karet dan produk karet, sawit, produk hasil hutan, alas kaki, otomotif, udang, kakao dan kopi. Sepuluh jenis komoditas potensial Indonesia yaitu kulit dan produk kulit, peralatan medis, tanaman obat, makanan olahan, minyak atsiri, ikan dan produk prikanan, kerajinan, perhiasan, rempah – rempah dan peralatan kantor.

Perkembangan ekspor dan impor komoditas dalam sektor non migas mengalami tahap naik dan turun dalam lima belas tahun terakhir, pada tahaun 2014 volume ekspor komoditas non migas Indonesia mencapai 507.722.330 Ton dengan nilai ekspor 145.961.200.000 USD, data tersebut menunjukan tahun 2014 mengalami penurunan volume ekspor dari tahun 2013 sebesar 148.241.000 Ton dengan nilai ekspor senilai 3.958.000.000 USD. Sedangkan volume ekspor komoditas sektor non migas mengalami peningkatan yang stabil.

(2)

Gambar 1. 1Grafik Volume Ekspor-Impor Non Migas

Sumber: Badan Pusat Statistik (2015)

Tabel 1. 1 Volume Ekspor-Impor Non Migas

Tahun Volume Ekspor Volume Impor

TON (000) TON (000) 2000 159475 41933 2001 207356 39611 2002 159024 41745 2003 158011 39230 2004 175455 46400 2005 206804 46927 2006 278881 50460 2007 297063 55196 2008 310253 63188 2009 332926 55348 2010 422922 70202 2011 523166 84494 2012 551691 92029 2013 655963 92056 2014 507722 98865

(3)

Gambar 1. 2 Grafik Nilai Ekspor-Impor Non Migas

Sumber: Badan Pusat Statistik (2015)

Tabel 1. 2Nilai Ekspor-Impor Non Migas

Tahun Nilai Ekspor Nilai Impor

USD (000.000) USD (000.000) 2000 47757 27495 2001 43685 25490 2002 45046 24763 2003 47407 24940 2004 55939 34793 2005 66428 40243 2006 79589 42103 2007 92012 52541 2008 107894 98644 2009 97492 77849 2010 129740 108251 2011 162020 136734 2012 153043 149125

(4)

2014 145961 134719 Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan (2015)

Kopi menjadi salah satu komoditas unggulan dari sektor perkebunan yang di ekpor Indonesia. Pada tahun 2013 Indonesia menyuplai kopi sebesar 534.023,5 Ton untuk memenuhi permintaan kopi di dunia, namun pada tahun 2014 volume ekspor kopi Indonesia mengalami penurunan sebesar 149.195,83 Ton dengan volume ekspor 384.827,68 Ton.

Tingkat konsumsi kopi di dunia secara terus menerus mengalami peningkatan di setiap tahunnya dalam lima belas tahun terakhir. Pada tahun 2014 tingkat konsumsi kopi dunia mencapai 11.461.533,66 Ton, Amerika Serikat menjadi negara pengimpor kopi terbesar dengan volume impor kopi sebesar 1.653.540 Ton.

Tren gaya hidup masyarakat di berbagi belahan dunia yang cenderung mengkonsumsi kopi dalam kehidupan sehari – hari, yang membuat tingkat konsumsi kopi di dunia semakin meningkat. Dengan meningkatnya permintaan kopi secara global, sebagi negara – negara pengekspor kopi terus meningkatkan volume produksi kopi dan membuat peningkatan volume ekspor kopi.

(5)

Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan (2015)

Amerika Serikat adalah negara pengimpor kopi indonesia terbesar dalam sepuluh tahun terakhir dan di ikuti Jerman dan Jepang, pada tahun 2014 Amerika Serikat telah mengimpor sebesar 58.308,5 Ton atau 11,49% dari volume ekspor kopi Indonesia ke dunia, sedangkan Jerman 37.976,7 Ton dengan nilai 84.459.200.000 USD dan Jepang 41.234,3 Ton dengan nilai 101.350.400.00 USD.

Kegiatan ekspor impor kopi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan Indonesia bergabung ke dalam organisasi kopi yaitu International Coffee Organizarion (ICO). ICO adalah organisasi kopi utama antar negara dan ICO menjadi wadah bagi eksportir dan importir untuk tetap berjalan pada pasar global di sektor kopi. ICO mencatat pada tahu 2014 Indonesia menjadi negara produsen dan pengekspor kopi ke empat terbesar terbesar di dunia.

Sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia Indonesia telah memproduksi kopi sebesar 675.881 Ton pada tahun 2013 dan di tahun 2014 produksi kopi Indonesia mengalami peningkatan produksi menjadi 685.089 Ton. Indonesia memproduksi dua jenis kopi yaitu kopi arabika dan kopi robusta, Indonesia

(6)

produksi kopi robusta mencapai 517.788 Ton dan kopi arabika sebesar 167.301 Ton. Daerah penghasil kopi di Indonesia terbagi menjadi enam wilayah yaitu wilayah Sumatera dengan luas lahan 793.654 Ha, Jawa 185.611 Ha, Nusa Tengara dan Bali 114.419 Ha, Kalimantan 27.074 Ha, Sulawesi 114.292 Ha dan wilayah Maluku dan Papua 11.760 Ha, Jadi Indonesia memiliki luas lahan kopi seluas 1.246.810 Ha di tahun 2014.

Indonesia memiliki citra rasa kopi yang khas dari berbagai wilayah perkebunan kopi dan Indonesia menjadi negara produsen kopi spesialti terbanyak di dunia, kopi spesialti dari Indonesia yang terkenal di dunia adalah kopi Gayo, kopi Sidikalang, kopi Mandheling, kopi Lintong, kopi Jawa, kopi Toraja, kopi Kintamani, kopi Flores Bajawa, kopi Papua Wamena dan kopi dan kopi luwak.

Struktur industri kopi Indonesia terbagi menjadi tiga jenis industri kopi yaitu industri kopi olahan kelas kecil (Home Industri), industri kopi dengan pemasaran kopi yang mencakup wilayah lokal industri dan tidak terdaftar di dinas perindustrian maupun di dinas POM. Industri kopi olahan kelas menengah, industri kopi dengan luas pemasaran di wilayah Kecamatan atau Kabupaten tempat produk tersebut dihasilkandan telah memiliki izin dari dinas perindustrian. Industri kopi olahan kelas besar merupakan industri kopi yang memasarkan produknya di pasar domestik dan pasar global.

Indonesia juga mengimpor kopi untuk memenuhi permintaan dari pasar domestik. Volume impor kopi mengalami peningkatan setiap tahun, pada tahun 2013 indonesia telah mengimpor 15800,3 Ton dengan nilai 38.838.390 USD dan pada tahun 2014 volume impor kopi menjadi 19110,82 Ton dengan nilai 46.767.780 USD.

1.2 Formulasi Masalah

1. Apakah ada pengaruh volume produksi kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia?

2. Apakah ada pengaruh nilai ekspor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia?

(7)

kopi dunia?

4. Apakah ada pengaruh USD per IDR terhadap terhadap tingkat konsumsi kopi dunia?

5. Apakah ada pengaruh volume produksi kopi Indonesia terhadap volume ekspor kopi Indonesia?

6. Apakah ada pengaruh nilai ekspor kopi Indonesia terhadapvolume ekspor kopi Indonesia?

7. Apakah ada pengaruh USD per IDR terhadap terhadapvolume ekspor kopi Indonesia?

8. Apakah ada pengaruh nilai impor kopi Indonesia terhadap volume impor kopi Indonesia?

9. Apakah ada pengaruh USD per IDR terhadap terhadapvolume impor kopi Indonesia?

10.Apakah ada pengaruh volume ekspor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia?

11.Apakah ada pengaruh volume impor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia?

12.Apakah ada pengaruh tidak langsung volume produksi kopi Indonesia melalui volume ekspor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia?

13.Apakah ada pengaruh tidak langsung nilai ekspor kopi Indonesia melaluivolume ekspor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia? 14.Apakah ada pengaruh tidak langsung USD per IDR melalui volume ekspor

kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia?

15.Apakah ada pengaruh tidak langsung nilai impor kopi Indonesia melaluivolume impor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia? 16.Apakah ada pengaruh tidak langsung USD per IDR melalui volume impor

kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia?

17.Seberapa besar pengaruh volume produksi kopi Indonesia, nilai ekspor kopi Indonesia, nilai impor kopi Indonesia, USD per IDR, volume ekspor kopi Indonesia, dan volume impor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia?

(8)

Ruang lingkup penelitian di batasi dengan generalisasi jenis dan varitas kopi di dalam volume produksi kopi, volume ekspor kopi, volume impor kopi, nilai ekspor kopi dan nilai impor kopi dimana data tersebut menggunakan data yang di sediakan Direktorat Jenderal Perkebunan melalui ditjenbun.pertanian.go.id dan data volume konsumsi kopi dunia dari International Coffee Organization (ICO) www.ICO.org. pelitian ini menggunakan data variabel dari tahun 2000 hingga tahun 2014.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, tujuan penlitian adalah; 1. Mengetahui pengaruh volume produksi kopi Indonesia terhadap tingkat

konsumsi kopi dunia.

2. Mengetahui pengaruh nilai ekspor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia.

3. Mengetahui pengaruh nilai impor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia.

4. Mengetahui pengaruh USD per IDR terhadap terhadap tingkat konsumsi kopi dunia.

5. Mengetahui pengaruh volume produksi kopi Indonesia terhadap volume ekspor kopi Indonesia.

6. Mengetahui pengaruh nilai ekspor kopi Indonesia terhadapvolume ekspor kopi Indonesia.

7. Mengetahui pengaruh USD per IDR terhadap terhadapvolume ekspor kopi Indonesia.

8. Mengetahui pengaruh nilai impor kopi Indonesia terhadap volume impor kopi Indonesia.

9. Mengetahui pengaruh USD per IDR terhadap terhadapvolume impor kopi Indonesia.

(9)

konsumsi kopi dunia.

11.Mengetahui pengaruh volume impor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia.

12.Mengetahui pengaruh tidak langsung volume produksi kopi Indonesia melalui volume ekspor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia. 13.Mengetahui pengaruh tidak langsung nilai ekspor kopi Indonesia

melaluivolume ekspor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia. 14.Mengetahui pengaruh tidak langsung USD per IDR melalui volume ekspor

kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia.

15.Mengetahui pengaruh tidak langsung nilai impor kopi Indonesia melaluivolume impor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia. 16.Mengetahui pengaruh tidak langsung USD per IDR melalui volume impor

kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia.

17.Mengetahui besar pengaruh volume produksi kopi Indonesia, nilai ekspor kopi Indonesia, nilai impor kopi Indonesia, USD per IDR, volume ekspor kopi Indonesia, dan volume impor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia.

1.5 State of The Art

Tabel 1. 3State of The Art

No Judul Pengarang Tahun Metode Kesimpulan

1 Analisis Komparasi Dan Daya Saing Ekspor Kopi Antara Asean I Gusti Ayu Made Dian Rianita 2014 Revealed Comparative Advantage (RCA) Indonesia menjadi negara ke dua yang memiliki nilai daya saing komparati kopi

(10)

Produksi Kopi Robusta Di Kabupaten Temanggung

Risandewi Dengan Analisa

Regresi

kerja, peremajaan umur kopi robusta, mengurangi jumlah

pupuk dan intensifikasi lahan,

efisiensi produksi kopi robusta dapat

tercapai 3 Determinants Of Coffee Export Supply In Ethiopia: Error Correction Modeling Approach Hassen Beshir Hussien 2015 Error Correction Modeling Approach

Dalam jangka pendek pasokan ekspor kopi

di Ethiopia di tentukan oleh nilai tukar nominal, arus

modal asing dan jangka perdagangan.

Sedangkan dari jangka panjang adalah

harga domestik, nilai tukar rill dan jangka perdagangan. Dalam

jangka panjang elisitas harga tinggi,

sedangkan dalam jangka pendek elisitas

harga rendah.

Tabel 1. 3 State of The Art (Lanjutan)

(11)

Sumber: Peneliti (2016) And Determinants Of Coffee Exports, Producer Price And Production For Ethiopia Boansi dan Christian Crentsil Comparative Advantage and Revealed Symmetric Comparative Advantage measures of competitiveness keunggulan komparatif dalam ekspor kopi, yang tidak dapat dikatakan

kinerja secara keseluruhan di pasar

internasional karena dengan tantangan pengolaan resiko harga, biaya transaksi

dari rantai pemasok, produktifitas petani yang rendah dan

kejadian penyelundupan. 5 Pengaruh Perdagangan Internasional, Distribusi Pasar,

Dan Daya Saing Terhadap Pertumbuhan Nilai Ekspor Kopi

Indonesia 1992 - 2011 Arus Reka Prasetia 2012 Analisis Regresi dan Constant Market Share Analysis (CMSA)

Distribusi pasar, dan daya saing memiliki

pengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan nilai komoditas ekspor kopi Indonesia. Distribusi pasar, dan daya saing memiliki

pengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan nilai komoditas ekspor kopi Indonesia.

Gambar

Gambar 1. 1Grafik Volume Ekspor-Impor Non Migas
Gambar 1. 2 Grafik Nilai Ekspor-Impor Non Migas
Gambar 1. 3Grafik Volume Konsumsi Kopi Dunia
Tabel 1. 3State of The Art
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam makalah ini dilanjutkan dengan pengamatan sifat magnetik dan serapan gelombang mikro pada bahan NiFe 2 O 4 yang disubstitusi ion La 3+ dengan metode ko-presipitasi..

Dalam penelitian ini kasus yang diteliti merupakan kasus yang tunggal, berisi kondisi-kondisi yang sama yang dijadikan sebagai suatu kasus yang akan diteliti, dalam hal

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan campuran ampas bir dan onggok dalam konsentrat tidak menurunkan kecernaan bahan kering

Kesimpulan dari penelitian ini adalah secara umum penari CIOFF dengan self regulation berada pada kategori tinggi sudah dapat menghasilkan suatu tarian yang bagus.. Kata Kunci :

 Tidak memberikan obat-obat single dose kepada lebih dari satu pasien atau mencampur obat-obat sisa dari vial/ampul untuk pemberian berikutnya  Bila harus menggunakan

Potensi-potensi penyebab bahaya terlihat sekali dari data questioner ini, di mana para awak masih ada yang belum bersertifikat dasar pelaut sehingga tidak mungkin bagi awak

Dengan demikian secara tidak langsung dapat disimpulkan bahwa book value berpengaruh terhadap harga saham.22 Price Book Value PBV merupakan rasio antara harga per lembar saham

Sebagaimana di lembaga-lembaga atau sekolah-sekolah formal yang sudah tertib masalah administrasi, kebijakan-kebijakan, kegiatan, jadwa pembelajaran dan