• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Perubahan Kinerja Organisasi. dcx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Perubahan Kinerja Organisasi. dcx"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN DAN KINERJA ORGANISASI

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah

Manajemen Perubahan

Yang dibina oleh Dr. Syihabudhin, S.E, M.Si

Oleh:

Dani Fikri Rachmadi 130413604686

Lailatul Masruriyah 130413611637

Septiana Crisnawati 130413611634

Sunu Satriya Adi 130413615011

Yoshe Amalia Faustina 130413604626

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS EKONOMI

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Kinerja Organisasi... 3

2.2 Sasaran dan tujuan dalam Perubahan organisasi dan Kinerja... 4

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Kinerja... 5

2.4 Indikator dalam Kinerja... 8

2.5 Cara mengukur Kinerja Organisasi...10

2.6 Efektivitas Kinerja Organisasi...14

KESIMPULAN...16

(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Semua organisasi merupakan bagian dari sistem sosial yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat itu sendiri memiliki sifat dinamis, selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Karakteristik masyarakat seperti itu menuntut organisasi untuk juga memiliki sifat dinamis. Tanpa dinamika yang sejalan dengan dinamika masyarakat, organisasi tidak akan survive apalagi berkembang. Ini berarti bahwa perubahan dalam suatu organisasi merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Secara terus menerus organisasi harus menyesuaikan diri dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di lingkungannya. Proses penyesuaian dengan lingkungan merupakan salah satu permasalahan besar yang dihadapi organisasi modern. Kecuali perubahan yang bertujuan menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan, organisasi kadang-kadang menganggap perlu secara sengaja melakukan perubahan guna meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan.

Karena sifat dan tujuan setiap organisasi berbeda satu sama lain maka frekuensi dan kadar perubahan yang terjadinya pun tidak selalu sama. Menghadapi kondisi lingkungan yang selalu berubah tersebut, tidak ada cara lain yang lebih bijaksana bagi seorang pimpinan kecuali dengan memahami hakekat perubahan itu sendiri dan menyiapkan strategi yang tepat untuk menghadapinya.

(4)

masyarakat, pemerintah, LSM, lembaga keuangan, dan sebagainya, termasuk kepentingan para karyawannya sendiri. Tidak jarang berbagai kepentingan tersebut bertentangan satu dengan yang lainnya. Misalnya saja, untuk meningkatkan nilai saham perusahaan harus mencapai laba yang tinggi. Salah satu upaya menaikkan laba adalah melalui efisiensi di berbagai fungsi organisasi yang seringkali harus mengorbankan kepentingan karyawan untuk memperoleh penghasilan yang layak. Melihat kondisi seperti itu, organisasi harus memiliki kemampuan dalam mengelola kinerja. Jadi, di sini timbul pertanyaan: “Apakah yang dimaksud dengan pengelolaan atau manajemen kinerja?”. Maka, para manajer harus bertanggung jawab atas kinerja organisasi dan pengelolaan kinerja ini membutuhkan tujuan yang jelas dan terukur. Sehingga tanggung jawab dan juga wewenang yang dimilikinya diperoleh dari mereka yang menyediakan sumber dana dan daya, misalnya untuk organisasi bisnis, para pemilik atau pemegang saham adalah mereka yang menyediakan sumber dana dan daya bagi organisasi. Kinerja keorganisasian tergantung pada kinerja individu dan kelompok, para manajer harus mencapai tingkat hasil karya yang tinggi dari mereka yang bekerja dalam organisasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kinerja organisasi?

2. Apa sasaran dan tujuan dalam perubahan organisasi dan kinerja? 3. Apa saja factor yang mempengaruhi perubahan kinerja?

4. Apa saja indikator dalam kinerja?

5. Bagaimana cara mengukur kinerja organisasi?

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kinerja Organisasi

Ada beberapa pendapat tentang definisi kinerja yang dikemukakan oleh para pakar dan ahli dengan formulasi definisi yang berbeda-beda. Rue dan Byar (1981: 357) mengatakan bahwa kinerja adalah sebagai tingkat pencapaian hasil. Menurut Interplan (1999: 15), kinerja adalah berkaitan dengan operasi, aktivitas program dan misi organisasi. Murphy dan Cleveland (1995: 113) mengatakan bahwa kinerja adalah kualitas perilaku yang berorientasi pada tugas dan pekerjaan. Pendapat lain dikemukakan oleh Suntoro (1999: 12) bahwa kinerja (performance) adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

(6)

Dari kelima definisi kinerja di atas, dapat diketahui bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam kinerja terdiri atas berikut ini:

 Hasil-hasil fungsi pekerjaan.

 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan, seperti

kemampuan motivasi, kecakapan, persepsi peranan, dan sebagainya.

 Pencapaian tujuan organisasi.

 Periode waktu tertentu.

 Tidak melanggar hukum.

 Sesuai dengan moral dan etika.

Berdasarkan hal-hal sebagaimana tersebut, kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/ kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

(7)

organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan selama periode waktu tertentu.

2.2 Sasaran dan Tujuan dalam Perubahan Organisasi dan Kinerja

Perubahan organisasi yang berencana berupaya untuk mencapai beberapa sasaran dan tujuan (Cook, 1975: 539--540), yaitu dengan melalui cara berikut:

 Sasaran untuk memperoleh kemampuan yang bersangkutan guna mendapatkan perubahan yang tidak direncanakan yang dihadapinya. Adapun perubahan-perubahan adalah untuk mencapai efektivitas pengumpulan informasi dan sistem peramalan (forescasting system) serta fleksibilitas organisasi yang bersangkutan sehingga dapat menghadapi masalah dengan cara-cara yang tepat dan tepat pada waktunya.

 Pengetahuan mendalam tentang produk-produk baru pesaing perusahaan,

perubahan-perubahan dalam peraturan pemerintah atau pembatasan-pembatasan suplai dapat lebih mempersiapkan organisasi sehubungan dengan penyesuaian perubahan yang harus dilakukan.

 Sasaran dalam upaya untuk mengubah perilaku karyawan agar mereka

memberi kontribusi lebih efektif bagi organisasi. Perubahan dalam kategori ini meliputi sebagai berikut:

a) Menimbulkan sikap-sikap baru. b) Nilai-nilai baru.

c) Cara menvisualisasi organisasi.

d) Peran para karyawan di dalamnya maupun memberikan pelatihan, guna meningkatkan produktivitas antarhubungan, antar perorangan, dan pelaksana kontribusi yang kreatif.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Kinerja

Ada beberapa faktor perusahaan, yaitu strategi perusahaan, pemasaran, operasional, sumber daya manusia, dan keuangan.

1) Strategi Perusahaan

(8)

Menurut Umar (dalam Uha, 2014: 215), komponen-komponen yang dipakai untuk menganalisis strategi perusahaan terdiri atas dimensi kekuatan bisnis dan dimensi daya tarik organisasi perusahaan atau individu. Dimensi kekuatan bisnis terdiri atas harga produk, jumlah outlet, omzet tiap bulan, potensi penjualan per bulan, dan jumlah pengunjung di tempat penjualan (outlet). Dimensi daya tarik terdiri atas pangsa pasar konsumen dan potensi belanja konsumen. Dari hasil analisis terhadap komponen-komponen tersebut dapat ditentukan langkah-langkah strategis yang bisa dilakukan perusahaan, seperti pengoptimalan alat-alat produksi, besarnya biaya promosi, dan sebagainya.

2) Pemasaran

Peran utama dalam manajemen pemasaran, antara lain adalah membuat keputusan mengenai aspek-aspek pemasaran. Menurut Umar (dalam Uha, 2014: 216), evaluasi aspek pemasaran diarahkan untuk mendapatkan informasi mengenai faktor tertentu dibandingkan dengan target atau rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, misalnya seperti berikut:

a. Segmentasi, target dan posisi produk di pasar.

b. Strategi bersaing yang diterapkan.

c. Kegiatan pemasaran melalui bauran pemasaran.

d. Nilai penjualan.

e. Market share yang dikuasai perusahaan.

Adapun aspek pasar, dilakukan evaluasi mengenai perilaku konsumen (consumer behavior) guna mengetahui pengetahuan, kebutuhan dan keinginan pasar potensial terhadap produk dan sikap, perilaku, dan kepuasan konsumen terhadap produk.

(9)

Hal-hal yang menyangkut operasional organisasi, antara lain sebagai berikut:

a. Kualitas produk, yakni seberapa produk yang dihasilkan organisasi atau perusahaan bisa bersaing dari segi kualitas.

b. Teknologi yang digunakan, yakni apakah teknologi yang digunakan perusahaan mengikut perkembangan dunia pada saat ini atau sudah ketinggalan zaman. Kondisi ini perlu diperhitungkan sesuai dengan keinginan pelanggan dan persaingan dengan pihak lain.

c. Kapasitas produksi, yakni seberapa besar kapasitas produksi dari sumber daya yang ada, seperti mesin dan tenaga kerja yang ada. Kapasitas produksi juga perlu mempertimbangkan pemasaran produk, adakah produk mempunyai segmen pasar yang tinggi atau rendah.

d. Persediaan bahan baku dan barang jadi. Adakah bahan baku tersedia di tempat jika sewaktu-waktu dibutuhkan ataukah langka di pasaran atau merupakan bahan impor. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

4) Sumber Daya Manusia

(10)

5) Keuangan

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau kekayaan, terutama bagi para pemegang sahamnya. Terwujud berupa upaya peningkatan atau memaksimalisasi nilai pasar atas harga saham organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. Tujuan ini bersifat garis besar, karena pada praktiknya tujuan itu senantiasa dipengaruhi oleh keputusan-keputusan di bidang keuangan. Untuk lebih memahaminya, pertama-tama kita akan menelaah apa yang sebenarnya yang disebut sebagai memaksimalisasi laba serta berbagai hambatan dan rintangan yang menghadangnya. Selanjutnya, kita akan mengalihkan perhatian kita kepada tujuan maksimalisasi kekayaan para pemegang saham. Kita akan lihat apa beda tujuan ini dengan tujuan memaksimalisasi keuntungan dan mengapa hal itu selalu menjadi tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan.

Menurut Umar (dalam Uha, 2014: 217) mengatakan bahwa tujuan mengevaluasi bisnis dari aspek keuangan adalah untuk mengetahui apakah realisasi investasi telah sesuai dengan apa yang diharapkan. Analisisnya dapat ditinjau dari laba dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, ketersediaan dana (modal), kemampuan perusahaan untuk membayar utang dan menilai apakah proyek dari suatu perusahaan akan dapat berkembang terus.

2.4 Indikator dalam Kinerja

Menurut Hersey, Blanchard, dan Johnson dalam Wibowo, terdapat tujuh indicator kinerja:

1. Tujuan

Tujuan menunjukkan ke arah mana kinerja harus di lakukan. Atas dasar arah tersebut, dilakukan kinerja untuk mencapai tujuan. Kinerja individu maupun organisasi dikatakan berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Standar

(11)

seseorang dikatakan berhasil apabila mampu mencapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara atasan dan bawahan.

3. Umpan balik

Merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur kemajuan kinerja, standar kinerja, dan pencapaian tujuan. Dengan umpan balik dilakukan evaluasi terhadap kinerja dan dapat dilakukan perbaikan kinerja. 4. Alat atau sarana

Alat atau sarana merupakan sarana penunjang untuk mencapai tujuan. Tanpa alat, tugas atau pekerjaan tidak dapat dikerjakan dan tujuan tidak dapat tercapai sebagaimana mestinya.

5. Kompetensi

Merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik. Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

6. Motif

Merupakan alasan atau pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Tanpa adanya motif, kinerja tidak dapat berjalan.

7. Peluang

Pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan prestasi kerjanya. Tugas mendapatkan prioritas lebih tinggi, mendapat perhatian lebih banyak dan mengambil waktu yang tersedia.

Menurut Dwiyanto dalam Uha (2014), ada beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publik:

1. Produktivitas

Biasanya dinyatakan sebagai hubungan antara input dan output fisik suatu proses. Oleh karena itu produktivitas merupakan hubungan antara jumlah output dibandingkan dengan sumber daya yang dikonsumsi dalam memproduksi output.

(12)

Pada kualitas biasanya termasuk baik ukuran internal, seperti susut, jumlah ditolak, dan cacat per unit, maupun ukuran eksternal seperti kepuasan pelanggan atau penilaian frekuensi pemesanan ulang pelanggan. Pada birokrasi publik, hal ini merupakan indicator yang penting sebagai suatu ukuran apakah masyarakat puas dengan pelayanan yang diberikan dan sebagai evaluasi kinerja birokrasi public.

3. Responsibilitas

kemampuan birokrasi untuk mengenal kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan program pelayanan punlik sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan aspirasi masyarakat. 4. Akuntabilitas

Menunjuk seberapa besar kebijakan dan kegiatan birokrasi public tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah para pejabat politik tersebut dipilih oleh rakyat, dengan sendirinya akan selalu memprioritaskan kepentingan publik.

Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia (1997:7) adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat capaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan indikator sebagai berikut:

1. Masukan (Input)

Segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indicator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi, kebijakan, dan lain- lain

2. Keluaran (Output)

Sesuatu yang dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan nonfisik.

3. Hasil (Outcome)

Segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan jangka pendek (efek langsung)

(13)

Sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan 5. Dampak (Impacts)

Yaitu adanya pengaruh yang ditimbulkan, baik positif maupun negative pada setiap tingkatan indicator berdasarkan asumsi yang ditetapkan.

2.5 Cara Mengukur Kinerja Organisasi

Pengukuran kinerja organisasi dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode UCLA dan metode balance scorecard.

1. Metode UCLA

Metode UCLA membagi evaluasi ke dalam lima macam sebagai berikut:

a. Sistem assesment, yaitu evaluasi yang memberikan informasi tentang keadaan atau posisi suatu sistem.

b. Program planning, yaitu evaluasi yang membantu penilaian aktivitas-aktivitas dalam program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhannya.

c. Program implementation, yaitu evaluasi yang menyiapkan informasi apakah program yang sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu sudah tepat seperti yang telah direncanakan.

d. Program improvement, yaitu evaluasi yang memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi, bagaimana program bekerja, bagaimana mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin dapat mengganggu pelaksanaan kegiatan.

e. Program certification, yaitu evaluasi yang memberikan informasi mengenai nilai-nilai atau manfaat program.

(14)

2. Metode Balanced Scorecard‒

Istilah balanced berarti keseimbangan, sedangkan scorecard adalah kartu yang dipakai untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang atau kelompok. Metode balance scorecard adalah metode untuk mengukur kinerja seseorang atau kelompok/organisasi dengan menggunakan kartu untuk mencatat skor hasil-hasil kinerja. Balanced scorecard merupakan ide untuk menyeimbangkan aspek keuangan dan nonkeuangan serta aspek internal dan eksternal organisasi atau perusahaan. Melalui balanced scorecard, lalu dilakukan pendekatan untuk mengukur kinerja organisasi atau perusahaan dengan mempertimbangkan empat aspek atau perspektif, yaitu perspektif keuangan, konsumen, proses bisnis internal, dan proses belajar dan berkembang.

Organisasi perusahaan jika ditinjau dari segi internal dan eksternal, perspektif proses bisnis/internal dan perspektif pembelajaran serta pertumbuhan lebih berfokus kepada internal organisasi perusahaan. Sedangkan perspektif pelanggan (konsumen) dan keuangan lebih berfokus ke eksternal perusahaan. Namun, jika ditinjau dari segi proses dan orang, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, serta perspektif pelanggan lebih pada orang. Sedangkan perspektif keuangan dan perspektif bisnis internal lebih berfokus pada proses. Keempat perspektif yang digunakan dalam balanced scorecard dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Perspektif Keuangan

Pengukuran kinerja keuangan mengarah pada perbaikan, perencanaan, implementasi, dan pelaksanaan strategis. Adapun perbaikan tercermin dari sasaran-sasaran yang terkait dengan laba. Sasaran keuangan berbeda pada tiap tahap siklus kehidupan bisnis. Tahapan yang dimaksud terdiri atas tahap pertumbuhan, tahap bertahan, dan tahap panen.

1) Tahap Pertumbuhan (Growth)

(15)

pertumbuhan adalah menekankan pengukuran tingkat pertumbuhan revenue atau penjualan dalam pasar yang telah ditargetkan.

2) Tahap Bertahan (Sustain)

Pada tahap ini perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan persyaratan tingkat pengembalian yang terbaik, mempertahankan pangsa pasar atau mengembangkannnya. Sasaran keuangan mengarah pada pengembalian atas investasi yang telah ditanam.

3) Tahap Panen (Harvest)

Pada tahap ini perusahaan melakukan panen atas investasinya. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi, kecuali hanya bersifat pemeliharaan/perbaikan sarana dan prasarana yang ada. Sasaran keuangan mengarah kepada memaksimalkan arus kas yang masuk ke perusahaan.

2. Perspektif Pelanggan

Untuk memuaskan pelanggan, perusahaan perlu menciptakan dan menyajikan suatu produk dan jasa yang bernilai lebih bagi pelanggan. Adapun nilai lebih terjadi apabila manfaat yang diterima pelanggan dari produk atau jasa lebih tinggi daripada biaya perolehannya. Untuk pengukuran perspektif pelanggan digunakan dua cara berikut.

• Kelompok pengukuran inti, yakni mengukur tingkat kepuasan, loyalitas, dan keterikatan konsumen dari pasar yang ditargetkan dan tingkat keuntungan yang diperoleh dari target pasar yang dilayani.

• Preposisi nilai pelanggan, yakni merupakan kinerja pemicu yang menyangkut apa yang harus disajikan perusahaan untu mencapai tingkat kepuasan, loyalitas dan retensi pelanggan yang tinggi.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Proses ini terdiri atas tiga tahapan, yaitu. • Inovasi

(16)

2. Besarnya penjualan produk-produk baru.

3. Lamanya waktu pengembangan dan menjual produk-produk baru jika dibandingkan pesaing.

4. Besarnya biaya produk-produk baru. • Operasi

Merupakan tahapan untuk memenuhi keinginan pelanggan dan transaksi jual beli dengan pelanggan. Operasi dapat diukur dari kriteria sebagai berikut;

1. Tingkat kerusakan produk prapenjualan. 2. Banyaknya bahan baku yang terbuang sia-sia. 3. Adanya pengerjaan ulang produk karena kerusakan. 4. Banyaknya permintaan pelanggan yang tidak terpenuhi.

5. Penyimpangan biaya produksi dari anggaran yang sebenarnya.

• Layanan Purnajual

Merupakan layanan transaksi jual beli produk/jasa, seperti layanan pemeliharaan produk, penggantian suku cadang, perbaikan,dsb. Layanan purnajual dapat diukur dari kriteria sebagai berikut;

1. Jangka waktu untuk memenuhi permintaan pemeliharaan produk. 2. Perbaikan kerusakan atau penggantian suku cadang pelanggan. 3. Kecepatan pelayanan dan banyaknya pelanggan yang dilayani.

4. Perspektif Proses Belajar dan Berkembang

(17)

• Kemampuan pegawai; mencakup besarnya pendapatan perusahaan per pegawai, nilai tambah pegawai, dan tingkat pengembalian balas jasa. • Kemampuan sistem informasi; meliputi ketersediaan informasi yang

dibutuhkan, tingkat ketepatan informasi yang tersedia, dan jangka waktu perolehan informasi.

• Motivasi, pemberdayaan, dan keserasian individu persuhaan. Tolak ukurnya; jumlah saran pegawai, jumlah saran yang berhasil guna, dan jumlah pegawai yang tahu visi, misi dan tujuan perusahaan.

2.6 Efektivitas Kinerja Organisasi

Kata efektif berasal dari bahasa inggris effective yang artinya berhasil. Robbins (1994) mendefinisikan efektivitas sebagai tingkat pencapaian organisasi jangka pendek dan jangka panjang.

Gibson (1987) mengemukakan, kriteria efektivitas organisasi terdiri atas lima unsur, yaitu.

 Produksi

Produksi sebagai kriteria efektivitas mengacu pada ukuran keluaran utama organisasi. Ukuran produksi mencakup keuntungan, penjualan, pangsa pasar, dsb. Ukuran ini berhubungan secara langsung dengan yang dikonsumsi oleh pelanggan dan rekanan organisasi yang bersangkutan.

 Efisiensi

Efisiensi sebagai kriteria efektivitas mengacu pada ukuran penggunaan sumber daya di organisasi. Ukuran efisiensi terdiri dari keuntungan dan modal, biaya per unit, waktu terluang, biaya per orang, dsb. Efisiensi diukur berdasarkan rasio antara keuntungan dengan biaya atau waktu yang digunakan.

 Kepuasan

(18)

 Keadaptasian

Keadaptasian sebagai kriteria efektivitas mengacu kepada tanggapan organisasi terhadap perubahan eksternal dan internal. Perubahan eksternal seperti persaingan, keinginan pelanggan, kualitas produk, dsb. Serta perubahan internal seperti ketidakefisienan, ketidakpuasan, dsb merupakan adaptasi terhadap lingkungan.

 Kelangsungan Hidup

Kelangsungan hidup sebagai kriteria efektivitas mengacu kepada tanggung jawab organisasi atau perusahaan dalam memperbesar kapasitas dan potensinya untuk berkembang. Menurut Campbell (1974), indikator-indikator terdiri atas ukuran produktivitas, efisiensi, kecelakaan, pergantian pegawai, absensi, tingkat keuntungan, dan kepuasan karyawan.

KESIMPULAN

1. Pengertian kinerja (performance) menurut Suntoro (1999: 12) adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

2. Perubahan organisasi yang berencana berupaya untuk mencapai beberapa sasaran dan tujuan (Cook, 1975: 539--540), yaitu dengan melalui cara berikut:

(19)

b. Pengetahuan mendalam tentang produk-produk baru pesaing perusahaan, perubahan-perubahan dalam peraturan pemerintah atau pembatasan-pembatasan suplai dapat lebih mempersiapkan organisasi sehubungan dengan penyesuaian perubahan yang harus dilakukan.

c. Sasaran dalam upaya untuk mengubah perilaku karyawan agar mereka memberi kontribusi lebih efektif bagi organisasi

3. Beberapa faktor perusahaan, yaitu strategi perusahaan, pemasaran, operasional, sumber daya manusia, dan keuangan.

4. Menurut Hersey, Blanchard, dan Johnson dalam Wibowo, terdapat tujuh indicator kinerja yaitu: tujuan, standar, umpan balik, alat atau sarana, kompetensi, motif, dan peluang.

5. Pengukuran kinerja organisasi dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode UCLA dan metode balance scorecard.

6. Gibson (1987) mengemukakan, kriteria efektivitas organisasi terdiri atas lima unsur, yaitu: produksi, efisiensi, kepuasan, keadaptasian, dan kelangsungan hidup.

DAFTAR RUJUKAN

Uha, I N. 2014. Manajemen Perubahan: Teori dan Aplikasi pada Organisasi Publik dan Bisnis. Bogor: PT Ghalia Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dikaitkan dengan performance sebagai kata benda atau (noun), maka pengertian performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok

Menurut Prawirosentono, (1999) bahwa kinerja merupakan hasil karya yang dapat dicapai seseorang atau kelompok dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi sesuai

(Prawirosentono, 1999) memberikan batas kinerja sebagai hasili kerja yang bisa dicapai oleh “seseorang ataupun kelompok orang dalam suatui organisasi, sesuaii dengan

Sedharmayanti (2003 : 147) menyatakan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab

Menurut Prawirosentono (2008:2), kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan

Toleransi berpendapat Definisi operasional kinerja pegawai Y adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan kewewenangan

Menurut Moeheriono, kinerja atau performance adalah hasil kerja yang dapat di capai oleh seseorang atau kelompok orang dalam organisasi sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab