TUGAS MANDIRI
PENGANTAR MANAJEMEN
KINERJA ORGANISASI DALAM SUATU PERUSAHAAN
Nama :Agus Tian Khosasih NPM :170910202
Dosen :Dr. Realize ,S.Kom, M.Si
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dalam Mata Kuliah Pengantar Manajemen.
Makalah ini berisikan dengan Judul ” Kinerja Organisasi”. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua dan dapat dipahami atau dapat mempelajari materi-materi dari makalah yang saya susunkan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna atau lengkap, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi kesempurrnaan makalah ini.
Demikian makalah yang saya susunkan, atas Perhatian Bapak/Ibu guru saya mengucapkan terima kasih.
Batam, 29 Desember 2017
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ...2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...3
1.2 Rumusan Masalah ...4
1.3 Tujuan ………...4
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Kinerja Organisasi...5
2.2 Sasaran dan tujuan dalam Perubahan organisasi dan Kinerja....5
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Kinerja...6
2.4 Cara mengukur Kinerja Organisasi...8
2.5 Efektivitas Kinerja Organisasi...11
2.6 Manfaat Kinerja Organisasi...12
KESIMPULAN...13
DAFTAR PUSTAKA...14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk mampu bersaing di era globalisasi ini sebuah perusahaan harus mampu bekerja secara efektif dan efesien. Persaingan yang semakin ketat ini menyebabkan perusahaan harus mampu meningkatkan daya saing mereka untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan merupakan sebuah organsasi yang terdiri dari karyawan atau pegawai untuk menjalankan kegiatan produksi perusahaan. Untuk memenangkan persaingan setiap organisasi harus mampu menunjukkan kemampuan dalam berbagai bidang. Organisasi akan mengalami perubahan bersifat dinamis sesuai perjalanan waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. organisasi yang tidak mampu beradaptasi terhadap lingkungan akan kalah dalam persaingan.
Dalam suatu organisasi kinerja perorangan sangat mempengaruhi kinerja organisasi, baik itu organisasi pemerintahan maupun swasta dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh orang atau sekelompok orang yang bekerja sama yang berperan aktif sebagai pelaku dalam menghasilkan kinerja organisasi yang baik. Dengan kata lain, tercapainya tujuan organisasi dikarenakan adanya upaya yang dilakukan oleh orang-orang dalam organisasi tersebut.
Kemampuan karyawan tercermin dari kinerja, kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal. Kinerja karyawan tersebut merupakan salah satu modal bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sehingga kinerja karyawan adalah hal yang patut diperhatikan oleh pemimpin perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kinerja organisasi ?
2. Apakah sasaran dan tujuan perubahan organisasi dan kinerjanya ? 3. Apa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan ?
4. Bagaimana cara mengukur kinerja organisasi ? 5. Apa saja kriteria keefektifan kinerja organisasi ? 6. Apa manfaat kinerja dalam sebuah organisasi ?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan : a. Pengertian dari kinerja organisasi
b. Cara mengukur kinerja organisasi
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kinerja Organisasi
Kinerja adalah sebuah kata yang terdiri dari kata dasar “kerja” yang
menterjemahkan kata dari bahasa asing yaitu prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja (pencapaian). Konsep kinerja (performance) dpat didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil. Kinerja bisa juga dapat dikatakan sebagai sebuah hasil dari suatu proses tertentu yang dilakukan oleh seluruh komponen organisasi terhadap sumber-sumber tertentu yang digunakan . selanjutnya kinerja juga merupakan sebuah hasil dari serangkaian proses kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dalam suat organisasi. Bagi suatu organisasi, kinerja merupakan hasil dari kegiatan kerjasama diantaraanggota atau komponen organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan
Kinerja merupakan kegiatan kerja sama untuk mencapai tujuan yang pengelolaanya biasa disebut sebagai manajemen. Sedangkan organisasi adalah hasil kerja yang didapatkan didalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut keban , menyebut bahwa tingkat kinerja (performance) dalam oraganisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil “ the degree of accomplishment” atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi secara berkesinambungan (keban , 2003:43). Menurut steers pengertian kinerja organisasi adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh (steers,2003:67). Sedangkan menurut suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,tujuan,misi,visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi (Mahsun,2006:25)
Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa kinerja organisasi adalah seberapa jauh tingkat kemampuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi dalam rangka pencapaian tujuan sesuai dengan kemampan yang dimiliki dan
program/kebijakan/visi dan misi yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasl atau tidaknya
tujuanorganisasi yang telah ditetapkan. Para instansi sering tidak memperhatikan kinerja instansi atau organisasi kecuali kinerja sudah amat buruk.
2.2 Sasaran dan Tujuan dalam Perubahan Organisasi dan Kinerja
Perubahan organisasi yang berencana berupaya untuk mencapai beberapa sasaran dan tujuan (Cook, 1975: 539--540), yaitu dengan melalui cara berikut:
Pengetahuan mendalam tentang produk-produk baru pesaing perusahaan, perubahan-perubahan dalam peraturan pemerintah atau pembatasan-pembatasan suplai dapat lebih mempersiapkan organisasi sehubungan dengan penyesuaian perubahan yang harus dilakukan.
Sasaran dalam upaya untuk mengubah perilaku karyawan agar mereka memberi kontribusi lebih efektif bagi organisasi. Perubahan dalam kategori ini meliputi sebagai berikut:
a) Menimbulkan sikap-sikap baru. b) Nilai-nilai baru.
c) Cara menvisualisasi organisasi.
d) Peran para karyawan di dalamnya maupun memberikan pelatihan, guna meningkatkan produktivitas antarhubungan, antar perorangan, dan pelaksana kontribusi yang kreatif.
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Kinerja
Ada beberapa faktor perusahaan, yaitu strategi perusahaan, pemasaran, operasional, sumber daya manusia, dan keuangan.
1) Strategi Perusahaan
Strategi perusahaan terkait dengan misi perusahaan. Strategi organisasi ini merupakan strategi bisnis yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Strategi bisnis mencakup perencanaan, implementasi, dan pengawasan.
Menurut Umar (dalam Uha, 2014: 215), komponen-komponen yang dipakai untuk menganalisis strategi perusahaan terdiri atas dimensi kekuatan bisnis dan dimensi daya tarik organisasi perusahaan atau individu. Dimensi kekuatan bisnis terdiri atas harga produk, jumlah outlet, omzet tiap bulan, potensi penjualan per bulan, dan jumlah pengunjung di tempat penjualan (outlet). Dimensi daya tarik terdiri atas pangsa pasar konsumen dan potensi belanja konsumen. Dari hasil analisis terhadap komponen-komponen tersebut dapat ditentukan langkah-langkah strategis yang bisa dilakukan perusahaan, seperti pengoptimalan alat-alat produksi, besarnya biaya promosi, dan sebagainya.
2) Pemasaran
Peran utama dalam manajemen pemasaran, antara lain adalah membuat keputusan mengenai aspek-aspek pemasaran. Menurut Umar (dalam Uha, 2014: 216), evaluasi aspek pemasaran diarahkan untuk mendapatkan informasi mengenai faktor tertentu dibandingkan dengan target atau rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, misalnya seperti berikut:
a. Segmentasi, target dan posisi produk di pasar. b. Strategi bersaing yang diterapkan.
c. Kegiatan pemasaran melalui bauran pemasaran. d. Nilai penjualan.
Adapun aspek pasar, dilakukan evaluasi mengenai perilaku konsumen (consumer behavior) guna mengetahui pengetahuan, kebutuhan dan keinginan pasar potensial terhadap produk dan sikap, perilaku, dan kepuasan konsumen terhadap produk.
3) Operasional
Hal-hal yang menyangkut operasional organisasi, antara lain sebagai berikut:
a. Kualitas produk, yakni seberapa produk yang dihasilkan organisasi atau perusahaan bisa bersaing dari segi kualitas.
b. Teknologi yang digunakan, yakni apakah teknologi yang digunakan perusahaan mengikut perkembangan dunia pada saat ini atau sudah ketinggalan zaman. Kondisi ini perlu diperhitungkan sesuai dengan keinginan pelanggan dan persaingan dengan pihak lain.
c. Kapasitas produksi, yakni seberapa besar kapasitas produksi dari sumber daya yang ada, seperti mesin dan tenaga kerja yang ada. Kapasitas produksi juga perlu mempertimbangkan pemasaran produk, adakah produk mempunyai segmen pasar yang tinggi atau rendah.
d. Persediaan bahan baku dan barang jadi. Adakah bahan baku tersedia di tempat jika sewaktu-waktu dibutuhkan ataukah langka di pasaran atau merupakan bahan impor. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001 : 82) faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:
a. Kemampuan mereka, b. Motivasi,
c. Dukungan yang diterima,
d. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan i. Hubungan mereka dengan organisasi.
e. Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk
berprestasi. Menurut Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain :
1) Faktor kemampuan secara psikologis, kemampuan
2) Faktor motivasi. Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. David C. Mc Cleland (1997) seperti dikutip
Mangkunegara (2001 : 68), berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja”. Motif berprestasi dengan pencapaian kerja. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Selanjutnya Mc. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motif yang tinggi yaitu :
f. Memiliki tanggung jawab yang tinggi g. Berani mengambil risiko
h. Memiliki tujuan yang realistis
i. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan.
j. Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan
k. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogamkan
l. Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja :
1) Faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang.
2) Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja
3) Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system)
2.4 Cara Mengukur Kinerja Organisasi
Pengukuran kinerja organisasi dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode UCLA dan metode balance scorecard.
1. Metode UCLA
Metode UCLA membagi evaluasi ke dalam lima macam sebagai berikut: a. Sistem assesment, yaitu evaluasi yang memberikan informasi tentang
keadaan atau posisi suatu sistem.
c. Program implementation, yaitu evaluasi yang menyiapkan informasi apakah program yang sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu sudah tepat seperti yang telah direncanakan.
d. Program improvement, yaitu evaluasi yang memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi, bagaimana program bekerja, bagaimana mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin dapat mengganggu pelaksanaan kegiatan.
e. Program certification, yaitu evaluasi yang memberikan informasi mengenai nilai-nilai atau manfaat program.
Aspek-aspek bisnis yang perlu dievaluasi dalam suatu perusahaan terdiri atas aspek strategi organisasi/perusahaan, aspek pemasaran dan pasar, aspek operasional, aspek sumber daya manusia, dan aspek keuangan. Setiap aspek bisnis yang dievaluasi perlu dilengkapi dengan peralatan evaluasi. Penggunaan alat-alat evaluasi tergantung pada apa yang akan dievaluasi, misalnya jika yang dievaluasi aspek pemasaran maka yang digunakan adalah alat-alat evaluasi pemasaran.
2. Metode Balanced Scorecard‒
Istilah balanced berarti keseimbangan, sedangkan scorecard adalah kartu yang dipakai untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang atau kelompok. Metode balance scorecard adalah metode untuk mengukur kinerja seseorang atau kelompok/organisasi dengan menggunakan kartu untuk mencatat skor hasil-hasil kinerja. Balanced scorecard merupakan ide untuk menyeimbangkan aspek keuangan dan nonkeuangan serta aspek internal dan eksternal organisasi atau perusahaan. Melalui balanced scorecard, lalu dilakukan pendekatan untuk mengukur kinerja organisasi atau perusahaan dengan mempertimbangkan empat aspek atau perspektif, yaitu perspektif keuangan, konsumen, proses bisnis internal, dan proses belajar dan berkembang.
Organisasi perusahaan jika ditinjau dari segi internal dan eksternal, perspektif proses bisnis/internal dan perspektif pembelajaran serta pertumbuhan lebih berfokus kepada internal organisasi perusahaan. Sedangkan perspektif pelanggan (konsumen) dan keuangan lebih berfokus ke eksternal perusahaan. Namun, jika ditinjau dari segi proses dan orang, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, serta perspektif pelanggan lebih pada orang. Sedangkan perspektif keuangan dan perspektif bisnis internal lebih berfokus pada proses. Keempat perspektif yang digunakan dalam balanced scorecard dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Perspektif Keuangan
Pengukuran kinerja keuangan mengarah pada perbaikan, perencanaan, implementasi, dan pelaksanaan strategis. Adapun perbaikan tercermin dari sasaran-sasaran yang terkait dengan laba. Sasaran keuangan berbeda pada tiap tahap siklus kehidupan bisnis. Tahapan yang dimaksud terdiri atas tahap pertumbuhan, tahap bertahan, dan tahap panen.
Pada tahap ini perusahaan memiliki produk atau jasa dengan potensi pertumbuhan yang baik. Perusahaan beroperasi dengan cash flow yang negatif dan tingkat pengembalian modal yang rendah, investasi yang ditanam memakan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah dana yang bisa dihasilkan karena konsumen masih terbatas. Sasaran keuangan pada tahap pertumbuhan adalah menekankan pengukuran tingkat pertumbuhan revenue atau penjualan dalam pasar yang telah ditargetkan.
2) Tahap Bertahan (Sustain)
Pada tahap ini perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan persyaratan tingkat pengembalian yang terbaik, mempertahankan pangsa pasar atau mengembangkannnya. Sasaran keuangan mengarah pada pengembalian atas investasi yang telah ditanam.
3) Tahap Panen (Harvest)
Pada tahap ini perusahaan melakukan panen atas investasinya. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi, kecuali hanya bersifat pemeliharaan/perbaikan sarana dan prasarana yang ada. Sasaran keuangan mengarah kepada memaksimalkan arus kas yang masuk ke perusahaan.
2. Perspektif Pelanggan
Untuk memuaskan pelanggan, perusahaan perlu menciptakan dan menyajikan suatu produk dan jasa yang bernilai lebih bagi pelanggan. Adapun nilai lebih terjadi apabila manfaat yang diterima pelanggan dari produk atau jasa lebih tinggi daripada biaya perolehannya. Untuk pengukuran perspektif pelanggan digunakan dua cara berikut.
• Kelompok pengukuran inti, yakni mengukur tingkat kepuasan, loyalitas, dan keterikatan konsumen dari pasar yang ditargetkan dan tingkat keuntungan yang diperoleh dari target pasar yang dilayani.
• Preposisi nilai pelanggan, yakni merupakan kinerja pemicu yang menyangkut apa yang harus disajikan perusahaan untu mencapai tingkat kepuasan, loyalitas dan retensi pelanggan yang tinggi.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Proses ini terdiri atas tiga tahapan, yaitu.
• Inovasi
Merupakan tahap penelitian dan pengembangan produk. Inovasi dapat diukur berdasarkan kriteria berikut;
1. Banyaknya produk-produk baru yang dihasilkan. 2. Besarnya penjualan produk-produk baru.
3. Lamanya waktu pengembangan dan menjual produk-produk baru jika dibandingkan pesaing.
4. Besarnya biaya produk-produk baru
• Operasi
Merupakan tahapan untuk memenuhi keinginan pelanggan dan transaksi jual beli dengan pelanggan. Operasi dapat diukur dari kriteria sebagai berikut;
3. Adanya pengerjaan ulang produk karena kerusakan. 4. Banyaknya permintaan pelanggan yang tidak terpenuhi. 5. Penyimpangan biaya produksi dari anggaran yang sebenarnya.
• Layanan Purnajual
Merupakan layanan transaksi jual beli produk/jasa, seperti layanan pemeliharaan produk, penggantian suku cadang, perbaikan,dsb. Layanan purnajual dapat diukur dari kriteria sebagai berikut;
1. Jangka waktu untuk memenuhi permintaan pemeliharaan produk. 2. Perbaikan kerusakan atau penggantian suku cadang pelanggan. 3. Kecepatan pelayanan dan banyaknya pelanggan yang dilayani.
4. Perspektif Proses Belajar dan Berkembang
Kinerja ini bertujuan mendorong pembelajaran dan pertumbuhan organisasi. Proses pembelajaran dan berkembang, dapat diukur melalui kriteria sebagai berikut.
• Kemampuan pegawai; mencakup besarnya pendapatan perusahaan per pegawai, nilai tambah pegawai, dan tingkat pengembalian balas jasa.
• Kemampuan sistem informasi; meliputi ketersediaan informasi yang dibutuhkan, tingkat ketepatan informasi yang tersedia, dan jangka waktu perolehan informasi.
• Motivasi, pemberdayaan, dan keserasian individu persuhaan. Tolak ukurnya; jumlah saran pegawai, jumlah saran yang berhasil guna, dan jumlah pegawai yang tahu visi, misi dan tujuan perusahaan.
2.5 Efektivitas Kinerja Organisasi
Kata efektif berasal dari bahasa inggris effective yang artinya berhasil. Robbins (1994) mendefinisikan efektivitas sebagai tingkat pencapaian organisasi jangka pendek dan jangka panjang.
Gibson (1987) mengemukakan, kriteria efektivitas organisasi terdiri atas lima unsur, yaitu.
Produksi
Produksi sebagai kriteria efektivitas mengacu pada ukuran keluaran utama organisasi. Ukuran produksi mencakup keuntungan, penjualan, pangsa pasar, dsb. Ukuran ini berhubungan secara langsung dengan yang dikonsumsi oleh pelanggan dan rekanan organisasi yang bersangkutan.
Efisiensi
Efisiensi sebagai kriteria efektivitas mengacu pada ukuran penggunaan sumber daya di organisasi. Ukuran efisiensi terdiri dari keuntungan dan modal, biaya per unit, waktu terluang, biaya per orang, dsb. Efisiensi diukur berdasarkan rasio antara keuntungan dengan biaya atau waktu yang digunakan.
Kepuasan sebagai kriteria efektivitas mengacu kepada keberhasilan organisasi dalam memenuhi kebutuhan karyawan atau anggotanya. Ukuran kepuasan meliputi sikap karyawan, penggantian karyawan, keluhan, kesejahteraan, dsb.
Keadaptasian
Keadaptasian sebagai kriteria efektivitas mengacu kepada tanggapan organisasi terhadap perubahan eksternal dan internal. Perubahan eksternal seperti persaingan, keinginan pelanggan, kualitas produk, dsb. Serta perubahan internal seperti ketidakefisienan, ketidakpuasan, dsb merupakan adaptasi terhadap lingkungan.
Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup sebagai kriteria efektivitas mengacu kepada tanggung jawab organisasi atau perusahaan dalam memperbesar kapasitas dan potensinya untuk berkembang. Menurut Campbell (1974), indikator-indikator terdiri atas ukuran produktivitas, efisiensi, kecelakaan, pergantian pegawai, absensi, tingkat keuntungan, dan kepuasan karyawan.
2.6 Manfaat Kinerja organisasi
Manfaat manajemen kinerja menurut Wibowo(2010) meliputi manfaat tidak hanya bagi organisasi,atau manajer,teapi juga memliliki manfaat bagi setiap individu anggota organisasi. Manfaat manajemen kinerja bagi organisasi antara lain adalah untuk :
(1)Menyesuaikan tujuan organisasi dengan tujuan tim (kelompok) dan individu, (2) Memperbaiki kinerja,(3) Memotivasi karyawan,(4) Meningkatkan komitmen, (5) Mendukung nilai-nilai inti,(6) memperbaiki proses pelatihan dan
pengembangan,(7) meningkatkan keterampilan,(8) mengusahakan perbaikan dan pengembangan,(9) meningkatkan keterampilan,(10) perencanaan karir,(11) mengusahakan basisi perencanaan karir,(12) Membantu menahan karyawan untuk meminta pindah atau minta berhenti,(13)mendukung inisiatif total dan pelayanan pelanggan,(14) mendukung program perubahan budaya.
Manfaat kinerja bagi manajer adalah untuk (1)mengusahakan klarifikasikinerja dan harapan perilaku,(2)menawarkan peluang menggunakan waktu secara berkualitas,(3) memperbaiki kinerja tim dan individu,(4)mengusahakan penghergaan nonfinansia bagi staf,(5) mengusahakan dasar untuk membantu karyawan yang kinerjanya rendah,(6)mengembangkan individu,(7)mendukung kepemimpinan,(8) memotivasi dan mengembangkan tim,(9) mengusahakan kerangka kerja untuk meninjau kembali kinerja dan tingkat kompetensi.
Sedangkan manfaat kinerja bagi individu adalah untuk : (1)memperjelas peran dan tujuan,(2)mendorong dan mendukung untuk tampillebih baik,(3) membantu mengembangkan kemampuan dankinerja,(4) peluang menggunakan waktu secara berkualitas,(5) dasar objektivitas dan kejujuran untuk mengukur kinerja,
KESIMPULAN
1. Pengertian kinerja (performance) menurut Suntoro (1999: 12) adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.
2. Perubahan organisasi yang berencana berupaya untuk mencapai beberapa sasaran dan tujuan (Cook, 1975: 539--540), yaitu dengan melalui cara berikut:
a. Sasaran untuk memperoleh kemampuan yang bersangkutan guna mendapatkan perubahan yang tidak direncanakan yang dihadapinya.
b. Pengetahuan mendalam tentang produk-produk baru pesaing perusahaan, perubahan-perubahan dalam peraturan pemerintah atau pembatasan-pembatasan suplai dapat lebih mempersiapkan organisasi sehubungan dengan penyesuaian perubahan yang harus dilakukan.
c. Sasaran dalam upaya untuk mengubah perilaku karyawan agar mereka memberi kontribusi lebih efektif bagi organisasi
3. Beberapa faktor perusahaan, yaitu strategi perusahaan, pemasaran, operasional, sumber daya manusia, dan keuangan.
4. Pengukuran kinerja organisasi dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode UCLA dan metode balance scorecard.
5. Gibson (1987) mengemukakan, kriteria efektivitas organisasi terdiri atas lima unsur, yaitu: produksi, efisiensi, kepuasan, keadaptasian, dan kelangsungan hidup.
6. Manfaat manajemen kinerja menurut Wibowo(2010) meliputi manfaat tidak hanya bagi organisasi,atau manajer,teapi juga memliliki manfaat bagi setiap individu anggota organisasi. Manfaat manajemen kinerja bagi organisasi antara lain adalah untuk : (1)Menyesuaikan tujuan organisasi dengan tujuan tim (kelompok) dan individu,(2) Memperbaiki kinerja,(3) Memotivasi karyawan,(4) Meningkatkan komitmen,(5) Mendukung nilai-nilai inti,(6) memperbaiki proses pelatihan dan pengembangan,(7)
meningkatkan keterampilan,(8) mengusahakan perbaikan dan
pengembangan,(9) meningkatkan keterampilan,(10) perencanaan karir,(11) mengusahakan basisi perencanaan karir,(12) Membantu menahan
DAFTAR PUSTAKA
Uha, I N. 2014. Manajemen Perubahan: Teori dan Aplikasi pada Organisas Publik dan Bisnis.Bogor: PT Ghalia Indonesia.
Hamzah B. Uno, Nina Lamatenggo. 2012. Teori Kinerja dan Pengukurannya Jakarta: PTBumi Aksara