• Tidak ada hasil yang ditemukan

Validitas dan rentabilitas butir soal ``ujian sekolah Bahasa Indonesia`` tahun ajaran 2005/2006 buatan FR. Suwaryanto guru Bunda Hati Kudus [BHK], Jakarta Barat untuk SD kelas VI BHK - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Validitas dan rentabilitas butir soal ``ujian sekolah Bahasa Indonesia`` tahun ajaran 2005/2006 buatan FR. Suwaryanto guru Bunda Hati Kudus [BHK], Jakarta Barat untuk SD kelas VI BHK - USD Repository"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

i

INDONESIA” TAHUN AJARAN 2005/2006 BUATAN FR. SUWARYANTO, GURU

BUNDA HATI KUDUS (BHK), JAKARTA BARAT

UNTUK SD KELAS VI BHK

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh: Veronica Fanny Wijayanti

021224055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILM U PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Pencobaan membuat sebagian orang jatuh,

tetapi sebagian orang lagi menggunakannya

sebagai tangga menuju keberhasilan.

(F anny)

Skripsi ini kupersembahkan unt uk:

? Tuhan Jesus Kristus, Bunda Maria, dan Santa Veronica;

? Keluarga Jakarta (Bapak, Ibu, Adik Yogi, dan Adik Yoga) dan Keluarga Bener 166a

(Bulek Wasiyati, Om Markus, Windy, Winda, dan Wisnu);

? Ignatius Totok Fiantoro tercinta;

?Sahabat-sahabatku (Irin Lo rensi, Ervina Rollanda, Emerentiana Yanti Handayani,

(5)

v

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

(6)

vi

Wijayanti, Veronica Fanny. 2007. Validitas dan Reliabilitas Butir Soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” Tahun Ajaran 2005/2006 Buatan Fr. Suwaryanto, Guru Bunda Hati Kudus (BHK), Jakarta Barat untuk SD Kelas VI (BHK). Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Fokus dari penelitian ini adalah validitas dan relabilitas butir soal ujian sekolah Bahasa Indonesia tahun ajaran 2005/2006 buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat untuk SD kelas VI BHK. Adapun rumusan masalah yang akan dipecahkan ada empat. Keempat rumusan itu adalah (1) seberapa tinggi tingkat validitas butir soal, (2) seberapa tinggi tingkat reliabilitas butir soal, (3) seberapa tinggi tingkat kesulitan butir soal, (4) seberapa tinggi daya pembeda butir soal ujian sekolah Bahasa Indonesia tersebut.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripsi. Hal yang dideskripsikan adalah tingkat validitas, tingkat reliabilitas, tingkat kesulitan, daya pembeda butir soal. Populasi dari penelitian ini berupa hasil pekerjaan ujian sekolah Bahasa Indonesia buatan Fr. Suwaryanto, Guru Bunda Hati Kudus, Jakarta Barat untuk siswa SD Kelas VI BHK tahun ajaran 2005/2006. Pengumpulan data diambil dari hasil pekerjaan siswa sebanyak 120 responden. Responden diambil dengan menggunakan sampel acak menurut hasil pekerjaan ujian sekolah berdasarkan data nomor presensi siswa SD kelas VI BHK, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006.

Hasil analisis validitas butir soal ujian sekolah untuk kelompok soal pilihan ganda mempunyai koefisien korelasi antara 0-0,10, untuk kelompok soal isian singkat mempunyai korelasi antara 0,27-0,35, dan untuk kelompok soal esai mempunyai koefisien korelasi antara 0,49-0,82. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat validitas butir soal ujian sekolah Bahasa Indonesia yang disusun berkualifikasi rendah. Khusus kelompok soal esai pada ujian sekolah tersebut berkualifikasi tinggi.

Hasil analisis reliabilitas butir soal ujian sekolah untuk kelompok soal pilihan ganda mempunyai koefisien reliabilitas antara -1-0,15, untuk kelompok soal isian singkat mempunyai koefisien reliabilitas antara 0,88-0,99, dan untuk kelompok soal esai mempunyai koefisien korelasi antara 0,49-0,95. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas butir soal ujian sekolah Bahasa Indonesia yang disusun berkualifikasi tinggi. Khusus kelompok soal pilihan ganda pada ujian sekolah tersebut berkualifikasi sangat rendah.

Hasil analisis tingkat kesulitan butir soal ujian sekolah untuk kelompok soal pilihan ganda berkisar antara 0,33-1,00, untuk kelompok soal isian singkat berkisar antara 0,40-0,50, dan untuk kelompok soal esai berkisar antara 0,17-0,33. Hal ini menunjukkan bahwa indeks tingkat kesulitan butir soal ujian sekolah Bahasa Indone sia yang disusun berkualifikasi mudah. Khusus kelompok soal esai pada ujian sekolah tersebut berkualifikasi sulit.

Hasil analisis perhitungan indeks daya beda soal ujian sekolah untuk kelompok soal pilihan ganda berkisar antara 0,40-1,00, untuk kelompok soal isian singkat dan kelompok soal esai berkisar kurang dari 0,19. Hal ini menunjukkan bahwa butir soal yang kiranya perlu dilakukan perbaikan soal terdapat pada kelompok soal esai dan isian singkat karena termasuk dalam kategori tidak baik, yaitu berkisar kurang dari 0,19.

(7)

vii

(8)

viii

Wijayanti, Veronica Fanny. 2007. Validity and Reliability of “Indonesian Language Examination” Constructed by Fr. Suwaryanto, A Teacher of Bunda Hati Kudus (BHK) Elementary School. Thesis. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Sanata Dharma University.

This research focuses on item validity and reliability of Indonesian Language test constructed by Fr. Suwaryanto, a teacher at BHK, Jakarta Barat, Elementary School. There are four formulated problems; they are (1) measuring the degree of test item validity, (2) measuring the degree of test item reliability, (3) measuring the degree of test item difficulty, (4) measuring the degree of test item discrimination.

This research belongs to descriptive research. It describes the degree of item validity, item reliability, item difficulty, and item discrimination. The population of the research was the Indonesian Language test in the academic year of 2005/2006 by Fr. Suwaryanto, a teacher at BHK, Jakarta Barat for the sixth grade of BHK elementary school. The data was collected from 120 students as respondents. Those respondents were randomly selected based on the students of year six BHK elementary school’s presence list.

The finding on item validity analysis for multiple choice cluster shows the that correlation coefficient ranges between 0 and 0,10, while the correlation coefficient for short answer cluster ranges between 0,27 and 0,35, and the correlation coefficient for essay/composition cluster ranges between 0,49 and 0,82. It shows that the degree of validity of the Indonesian Language test item is considered to be poor in quality. However, essay/composition cluster is particularly good in quality.

The finding on item reliability analysis for multiple choice cluster shows that the reliability coefficient ranges between -1 and 0,15, while the correlation coefficient for short answer cluster ranges between 0,88 and 0,99, and the correlation coefficient for essay/composition cluster ranges between 0,45 and 0,95. It shows that the degree of reliability of the Bahasa Indonesia test item is considered to be good in quality. However, multiple choice cluster is poor in quality.

The finding on item difficulty analysis for multiple choice cluster ranges between 0,33 and 1,00, for the short answer cluster ranges between 0,40 and 0,50,and 0,17 and 0,33 for essay/composition cluster. It represents that the degree for item difficulty of the test is poor in quality. Particularly, the essay/composition cluster is said to be difficult.

The finding on item discrimination analysis for multiple choice cluster ranges between 0,40 and 1,00, for short answer cluster and essay/composition cluster ranges between 0 and 0,04. It proves that test items which need improvement are short answer cluster and essay/composition cluster, that are categorized to be poor in quality, that is less than 0,19.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih yang selalu memberikan berkatNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sampai selesai.

Berbagai kendala yang mewarnai proses penelitian dan penulisan skripsi ini dapat teratasi tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Seandainya terdapat banyak kekurangan dalam penulisan ini, terjadi karena kelelahan dan kelalaian penulis. Untuk kasih yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, para guru (khususnya Bpk. Fr. Suwaryanto), siswa kelas VI SD BHK, Jakarta Barat yang telah memberikan bantuan, masukkan, dan kerjasama selama penulis mengadakan penelitian di Sekolah SD BHK, Jakarta Barat;

2. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta;

3. Bapak Ag. Hardi Prasetyo, S.Pd, M.A., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Unversitas Sanata Dharma, Yogyakarta;

4. Drs. J. Prapta Diharja, S.J., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta;

5. Dr. A.M. Slamet Soewandi, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi ini. Terima kasih sudah membimbing saya selama proses penyelesaian skripsi ini dengan penuh kesabaran;

6. Dr. Y Karmin, M.Pd., selaku dosen penguji satu skripsi ini. Terima kasih atas segala saran dan pertanyaan yang sudah diberikan kepada penulis selama pendadaran;

(10)

x

8. Segenap dosen dan seluruh staf Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Terima kasih atas segala ilmu yang sudah diberikan kepada saya selama belajar di PBSID; 9. Keluarga Jakarta (Bapak Fransiscus Asisi Wijiyono, Ibu Yovita Endang

Krismintari, Adik Yogi, dan Adik Yoga). Terima kasih telah membimbing, memberikan semangat, dan membantu fasilitas yang dibutuhkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

10.Keluarga Bener 166a (Bulek Wasiyati, Om Markus, Windy, Winda, dan Wisnu). Terima kasih sudah mendukung saya dalam penyelesaian studi selama di Yogyakarta baik jasmani maupun rohani.

11.Mbah Boro, dan Mbah Magelang. Terima kasih atas doa dan restunya selama saya studi di Yogyakarta;

12.Orang yang saya cintai (Ignatius Totok Fiantoro). Terima kasih atas cinta dan kesabaran dalam memberikan semanga t hingga skripsi ini selesai;

13.Sahabat-sahabatku (Irin, Vina, Dwi ‘Pend. Sejarah’, Maya (AMP YKPN), Yani, Ida, Desi ‘PBSID02’, Sani ‘Akper Panti Rapih’, Toni ‘UGM’, Imeth ‘IKOM USD’, Ako ‘UAJY’, dan Rani). Terima kasih atas kesetiaan kalian menjadi curahan dan rintihan selama penyelesaian skripsi ini;

14.Rekan-rekan PBSID angkatan 2002 dan rekan-rekan kos Narlim. Terima kasih atas pertemanan yang sudah diberikan kepada saya selama studi di Yogyakarta; dan

15.Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna untuk itu masukan saran, dan kritik sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Rumusan Variabel dan Batasan Istilah ... 7

1.6 Sistematika Penyajian ... 11

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

2.1 Penelitian yang Terdahulu ... 13

(12)

xii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

3.3 Instrumen Penelitian ... 35

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.5 Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Deskripsi Data ... 42

4.2 Hasil Penelitian ... 43

4.3 Pembahasan ... 54

BAB V PENUTUP ... 58

5.1 Kesimpulan ... 58

5.2 Saran-saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1 Hasil Analisis Validitas Butir Soal Ujian Bahasa Indonesia .. 44

2. Tabel 4.2 Kategori Hasil Analisis Validitas Butir Soal Ujian Bahasa

Indonesia ... 46

3. Tabel 4.3 Hasil Analisis Reliabilitas Butir Soal Ujian Bahasa Indonesia 47

4. Tabel 4.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 49

5. Tabel 4.5 Hasil Analisis Tingkat Kesulitan Butir Soal Ujian Bahasa

Indonesia ... 49

6. Tabel 4.6 Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal ... 52

7. Tabel 4.7 Hasil Analisis Daya Beda Butir Soal Ujian Bahasa Indonesia 52

8. Tabel 4.8 Kesimpulan Penilaian Soal Ujian Bahasa Indonesia Buatan guru Kelas VI SD Bunda Hati Kudus yang Disusun Fr. Suwaryanto

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Surat-surat ... 68

2. Lampiran 2 Kurikulum 2004 untuk SD kelas VI ... 69

3. Lampiran 3 Soal Bahasa Indonesia 2005/2006... 70

4. Lampiran 4 Kunci Jawaban Ujian Sekolah Bahasa Indonesia 2005/2006 71

5. Lampiran 5 Hasil Pekerjaan Siswa... 72

6. Lampiran 6 Data Skor Mentah Siswa Kelas VI SD BHK, Jakarta Barat. 73

7. Lampiran 7 Hasil Analisis Data Validitas Butir Soal, Reliabilitas Butir soal, Tingkat Kesulitan Butir Soal, Daya Beda Butir Soal untuk Soal Pilihan Ganda … ……….. 74

8. Lampiran 8 Hasil Analisis Data Validitas Butir Soal, Reliabilitas Butir soal, Tingkat Kesulitan Butir Soal, Daya Beda Butir Soal untuk Soal Isian Singkat ... 75

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan nasional merupakan pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD’45 yang berakar pada nilai- nilai agama, kebudayaan nasional, dan tanggap terhadap perubahan zaman. Menurut UU Republik Indonesia No.20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem pendidikan nasional,

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003: 4).

Dengan demikian, pendidikan ditekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa yang berupa kompetensi dasar serta sesuai dengan tuj uan pendidikan nasional, yaitu terampil, cakap, mandiri, berakhlak, kreatif, takwa, dan berkewarganegaraan.

Pendidikan merupakan penunjang kehidupan dalam kegiatan belajar yang harus dapat membekali peserta didik melalui kecakapan hidup yang sesuai dengan lingkungan sekitar dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2003: 4). Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak hal yang merupakan gejala belajar. Sebagai contoh dapat disebutkan: membaca, berenang, dan mengendarai mobil. Ini semua merupakan kegiatan belajar.

(16)

Dengan adanya perubahan gejala belajar di atas, peneliti meneliti evaluasi terhadap prestasi siswa yang diperoleh. Guru sekolah dasar yang memegang setiap mata pelajaran di kelas harus mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan suatu alat evaluasi. Alat evaluasi itu biasanya merupakan suatu tes yang disusun oleh guru itu sendiri. Tes itu menuntut siswa untuk menghasilkan prestasi-prestasi tertentu. Berdasarkan prestasi-prestasi itulah guru akan mengetahui apakah hasil belajar yang diharapkan sudah tercapai (Winkel, 1986: 103). Seorang pengampu suatu mata pelajaran harus dapat membuat soal tes guna mengukur prestasi belajar peserta didiknya di sekolah. Dengan demikian fungsi tes dapat dikatakan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa dan sekaligus dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan guru dalam mengajar suatu mata pelajaran.

Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting guna menilai keberhasilan pembelajaran. Evaluasi pendidikan diadakan untuk mengumpulkan bukti atau informasi sehubungan dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam program pendidikan (Akhadiah, 1988: 3). Menurut Bloom via Sabarti Akhadiah (1988: 3), evaluasi lebih menekankan perubahan yang terjadi pada siswa sesudah mengikuti suatu kegiatan belajar. Perubahan tersebut diwujudkan dalam bentuk jawaban tes siswa yang telah dikerjakan. Evaluasi selalu diwujudkan dalam bentuk pemberian suatu hasil yang dicapai.

(17)

berupa skor-skor siswa (Tuckman, 1975 via Nurgiyantoro, 2001: 5). Pendukung kegiatan evaluasi yang kedua adalah penilaian. Penilaian pada hakikatnya suatu proses pengumpulan dan penggunaan informasi yang diperlukan sebagai dasar pembuatan keputusan tentang program pendidikan (Cronbach, 1963 via Nurgiyantoro, 2001: 7).

Pendukung kegiatan evaluasi yang ketiga adalah penggunaan tes. Penggunaan tes merupakan suatu alat pengukuran yang dipergunakan di kelas untuk memperoleh informasi data peserta didik dan sebagai alat pengukuran untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan (Nurgiyantoro, 2001: 6). Dengan demikian, pengukuran, penilaian, dan penggunaan tes merupakan satu kesatuan yang dipergunakan dalam mengukur pencapaian tujuan pend idikan di sekolah.

Seorang siswa yang pandai, tidak dengan mudah dibedakan dari siswa lainnya, hanya dengan melihat kemampuan anak tersebut. Kita tidak dapat melihat siswa pandai atau siswa bodoh karena kepandaian itu tidak dapat disaksikan dari luar. Kita dapat mengukur kepandaian melalui gejala yang tampak atau memancar dari kepandaiannya. Salah satu contoh adalah anak yang pandai biasanya dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru (Arikunto, 1999: 9).

(18)

Salah satu pencapaian nilai dalam dunia pendidikan diperoleh melalui tes yang diselenggarakan, baik dari pihak sekolah maupun pemerintah. Pihak sekolah SD Bunda Hati Kudus Jakarta mengadakan ujian sekolah yang langsung disusun oleh guru kelas yang bersangkutan. Wujud dari tes itu adalah Soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” tahun ajaran 2005/2006 buatan Fr. Suwaryanto, Guru Bunda Hati Kudus (BHK), Jakarta Barat untuk SD BHK kelas VI.

Sebuah alat tes yang baik harus memiliki ciri-ciri tes yang baik, yaitu memiliki tingkat validitas tes dan reliabilitas tes. Validitas tes menunjuk pada pengertian apakah suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Nurgiyantoro, 2001: 102). Tes yang valid dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Tes yang valid juga mempunyai kesejajaran tujuan dengan materi pembelajaran yang diajarkan.

Kesahihan tes juga mampu mengukur secara konsistensi sesuatu yang akan diukur dari waktu ke waktu (Nurgiyantoro, 2001: 118). Tinggi rendahnya tingkat validitas tes dan reliabilitas tes sangat berguna untuk menentukan langkah selanjutnya, yaitu menentukan perlu atau tidaknya suatu tes dilakukan perbaikan dalam penyusunan soal.

(19)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menentukan empat rumusan masalah yang akan diteliti. Rumusan masalah itu sebagai berikut.

1. Seberapa tinggi tingkat validitas butir soal bahasa Indonesia dalam soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia ” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI?

2. Seberapa tinggi tingkat reliabilitas butir soal bahasa Indonesia dalam soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barattahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI?

3. Seberapa tinggi tingkat kesulitan butir soal bahasa Indonesia dalam soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barattahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI?

4. Seberapa tinggi daya pembeda butir soal bahasa Indonesia dalam soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

(20)

2. mendeskripsikan tingkat reliabilitas butir soal bahasa Indonesia dalam soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barattahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI;

3. mendeskripsikan tingkat kesulitan soal bahasa Indonesia dalam soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI; dan

4. mendeskripsikan daya pembeda butir soal bahasa Indonesia dalam soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Manfaat itu sebagai berikut.

1. Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada guru Bahasa Indonesia dalam membuat soal ujian harus sesuai dengan tingkat validitas dan tingkat reliabilitas tes bahasa Indonesia sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien;

2. Calon Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia

(21)

3. Penulis Buku

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi penulis buku teks dalam mengembangkan sebuah buku soal bahasa Indonesia yang harus memenuhi syarat penyusunan soal tes yang baik;

4. Peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada peneliti lain yang berminat untuk melanjutkan penelitian validitas dan reliabilitas butir soal dalam mengembangkan latihan soal tes bahasa Indonesia ; dan

5. Siswa

Hasil penelitian ini dapat memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik guna memperbaiki prestasi belajarnya di sekolah.

1.5Rumusan Variabel dan Batasan Istilah

(22)

tingkat kesulitan soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI, (4) daya pembeda butir soal bahasa Indonesia dalam soal “Ujian Sekolah Bahasa Indone sia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI.

Istilah yang perlu dibatasi pengertiannya adalah (1) tes, (2) tes buatan guru, (3) tes kebahasaan, (4) soal tes bahasa Indonesia, (5) validitas butir soal, (6) reliabilitas butir soal, (7) tingkat kesulitan butir soal, (8) daya pembeda butir soal. Pengertian kedelapan istilah itu sebagai berikut.

1. Tes

Tes adalah suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai prestasi yang diperoleh siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan yang dicapai kawan-kawannya atau nilai standar yang ditetapkan (Nurkancana dan Sumartana, 1983: 25 via Nurgiyantoro, 2001: 58). Untuk melakukan kegiatan tes diperlukan suatu perangkat tugas, pertanyaan, atau latihan. Perangkat tugas inilah yang kemudian dikenal sebagai alat tes atau instrumen tes.

2. Tes Buatan Guru

(23)

buatan guru, guru mampu menyusun soal tes sesuai dengan kompetensi yang terdapat dalam kurikulum.

3. Tes Kebahasaan

Tes kebahasaan adalah alat yang dipakai untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai bahasa yang dipelajari. Dari pengertian di atas, tes kebahasaan mengharapkan guru untuk memperoleh informasi tentang seberapa banyak dan seberapa mendalam kemampuan yang dimiliki seorang siswa dalam bidang pengajaran bahasa (Djiwandono, 1996: 1).

4. Soal Tes Bahasa Indonesia

Soal tes bahasa Indonesia yang dimaksud adalah soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI.

5. Validitas Butir Soal

Validitas butir soal adalah kesejajaran antara skor item dengan skor total (Arikunto,1999: 76). Dengan kata lain, sebuah butir soal memiliki validitas yang tinggi apabila skor pada soal memiliki kesejajaran dengan skor total (Nurgiyantoro, 2001: 116).

6. Reliabilitas Butir Soal

(24)

(2) jawaban siswa terhadap butir-butir tes secara relatif tetap, dan (3) hasil tes diperiksa oleh siapa pun juga akan menghasilkan skor yang kurang lebih sama.

7. Tingkat Kesulitan Butir Soal

Tingkat kesulitan butir soal adalah salah satu ciri tes yang menunjukkan seberapa sulit atau mudahnya butir-butir tes atau tes secara keseluruhan yang dapat diungkapkan secara umum (Djiwandono, 1996: 140). Tingkat kesulitan terhadap tes secara keseluruhan, dapat tergolong sukar, sedang, dan mudah. Oller (1979: 247) via Nurgiyantoro (2001: 138) mengemukakan bahwa suatu butir soal dinyatakan layak jika indeks tingkat kesulitannya berkisar antara 0,15 sampai dengan 0,85. Indeks yang di luar itu berarti butir soal terlalu mudah atau terlalu sulit, maka soal perlu direvisi atau diganti.

8. Daya Pembeda Butir Soal

(25)

1.6Sistematika Penyajian

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian

1.5 Rumusan Variabel dan Batasan Istilah 1.6 Sistematika Penyajian

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian yang Relevan 2.2 Kerangka Teori

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3 Instrumen Penelitian

3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.5 Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Deskripsi Data

(26)
(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Penelitian yang Terdahulu

Sejauh yang peneliti ketahui, ada dua peneliti terdahulu mengenai evaluasi pengajaran Bahasa Indonesia, yaitu (1) Veronica Rini Herawati (1994), dan (2) Lidia Widi Astuti (2004). Berikut ringkasan hasil penelitiannya.

2.1.1 Veronica Rini Herawati (1994) meneliti implementasi pendekatan

komunikatif dalam pengajaran bahasa terhadap evaluasi sumatif

bahasa Indonesia semestergasal tahun ajaran 1992/1993 SLTP DIY

Metode yang dipergunakan adalah metode deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan data yang berkaitan dengan implementasi pendekatan komunikatif dalam evaluasi sumatif pengajaran bahasa Indonesia semester gasal 1992/1993. Hasil dari analisis yang diperoleh adalah bahwa besarnya komponen kompetensi komunikatif yang diukur dalam evaluasi tidak sama. Kompetensi gramatikal merupakan kompetensi yang paling besar diukur, kemudian kompetensi wacana, dan sosiolinguistik (Herawati, 1994: 121).

2.1.2 Lidia Widi Astuti (2004) meneliti validitas dan reliabilitas soal bahasa

Indonesia dalam buku Latihan Soal -Soal Turi untuk SD kelas I

caturwulan (cawu) 3 terbitan CV Larassukma Kalasan, Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2001/2002

Penelitian yang dipergunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan mendeskripsikan data yang berkaitan dengan tingkat validitas soal, khususnya validitas isi dan validitas butir soal

(28)

(item), tingkat reliabilitas soal, tingkat kesulitan butir soal, dan daya pembeda soal. Hasil dari penelitian tersebut, yaitu pertama, tngkatan kognitif terkategori dalam tiga tingkatan, yaitu tingkatan ingatan sebesar 36.7%, tingkatan pemahaman sebesar 55.8%, dan tingkatan aplikasi sebesar 7.5%. Hasil analisis validitas isi dari aspek kebahasaan dan keterampilan berbahasa dibedakan menjadi 6 aspek, yaitu aspek kosa kata 65.8%, tata bahasa 34.2%, menyimak 0%, membaca 33.3%, menulis 66.7%, dan berbicara 0% (Astuti, 2004: 59). analisis validitas isi yang ditinjau berdasarkan tujuan kurikulum dan materi pembelajaran untuk caturwulan 3, menemukan dua puluh dua tujuan pembelajaran. Ada sembilan butir tujuan pembelajaran yang termuat di dalam butir soal yang disusun sedangkan tiga belas tujuan pembelajaran yang lain tidak termuat. Ketiga belas soal tersebut berkaitan dengan kompetensi berbicara.

Hasil penelitiannya yang kedua, bahwa buku Latihan Soal-Soal Turi untuk SD kelas I ditinjau dari validitas butir soal secara keseluruhan layak untuk diteskan dan dapat digunakan sebagai buku latihan untuk siswa SD kelas I. Hasil penelitiannya yang ketiga, bahwa buku Latihan Soal-Soal Turi untuk SD kelas I ditinjau dari reliabilitas butir soal secara keseluruhan reliabel untuk diteskan dan dapat digunakan sebagai buku latihan untuk siswa SD kelas I.

(29)

sedangkan hasil analisis butir soal yang ditinjau dari tingkat kesukarannya pada Latihan Soal-Soal Turi perlu diganti atau ditinjau ulang.

Dari kedua penelitian mengenai evaluasi pengajaran bahasa Indonesia yang telah diringkas di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang validitas dan reliabilitas soal bahasa Indonesia buatan guru. Peneliti meneliti tentang validitas dan reliabilitas butir soal bahasa Indonesia dalam soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI. Sumber data diperoleh dari tes ujian yang telah dikerjakan siswa. Penelitian ini belum pernah dilakukan karena tes buatan guru masih jarang dianalisis taraf kesahihan (validitas) dan keterpercayaan (reliabilitas) (Nurgiyantoro, 2001: 61).

2.2Kerangka Teori

2.2.1 Tes Bahasa

2.2.1.1Pengertian Tes Bahasa

(30)

mendalam kemampuan yang dimiliki seorang siswa dalam bidang pengajaran bahasa.

2.2.1.2Jenis Tes Bahasa

Dalam evaluasi pengajaran khususnya bahasa Indonesia, ada empat jenis tes yang dapat dipergunakan (Nurgiyantoro, 2001: 169-188). Jenis tes bahasa yang pertama bersifat diskrit, yang kedua integratif, yang ketiga pragmatik, dan yang keempat komunikatif.

Tes yang hanya menekankan atau menyangkut satu aspek kebahasaan pada satu waktu disebut tes diskrit (Oller, 1979: 37 via Nurgiyantoro, 2001: 169). Setiap satu butir soal hanya dimaksudkan untuk mengukur satu aspek kebahasaan, misalnya kalimat, frasa, dan kata.

Tes integratif adalah suatu tes kebahasaan yang berusaha mengukur beberapa aspek kebahasaan atau keterampilan berbahasa pada satu waktu (Nurgiyantoro, 2001: 173). Dengan demikian, tes bahasa yang integratif akan lebih baik jika tiap butir soal tes bahasa disesuaikan dengan konteks pemakaian bahasa secara wajar yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari- hari.

(31)

komunikatif yang menekankan pada kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan bahasa dalam situasi tertentu.

Tes komunikatif adalah tes yang lebih menekankan pada kompetensi gramatikal, kompetensi sosiolingual, dan kompetensi kontekstual (Nurgiyantoro, 2001: 187). Tes bahasa harus kontekstual, yang artinya harus berada dalam situasi pemakaian yang sesungguhnya, wajar, dan berada dalam konteks tertentu (Nurgiyantoro, 2001: 188).

2.2.1.3Ciri Tes Bahasa yang Baik

Suatu tes yang baik harus memenuhi syarat penyusunan atau penggunaan tes (Djiwandono, 1996: 90-105):

a. tes bahasa yang baik harus memiliki validitas;

b. tes bahasa memberikan hasil yang tetap (ajeg) apabila diteskan berkali-kali; c. tes bahasa memiliki kepraktisan. Artinya bahwa tes bahasa mudah dikerjakan

oleh siswa dengan dilengkapi petunjuk-petunjuk yang jelas; dan

d. pelaksanaan tes bahasa tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.

2.2.1.4Penyusunan Soal Tes Bahasa

(32)

sesama pengajar, (5) bentuk akhir tes bahasa. Di samping kelima langkah di atas, komponen lain yang dapat mendukung dalam penyusunan tes yang dibuat guru adalah petunjuk tes, komposisi butir soal, lembar jawaban tes, kunci jawaban tes dan pedoman penilaian (Arikunto, 1999: 151).

2.2.2 Tes Bahasa Buatan Guru

2.2.2.1Pengertian Tes Bahasa Buatan Guru

Tes bahasa buatan guru adalah tes bahasa yang dibuat dan dikembangkan oleh guru sendiri (Djiwandono, 1996: 23). Tes bahasa buatan guru biasanya disusun dan disiapkan dengan cara dan prosedur seperlunya saja, tanpa memperhatikan ciri-ciri tes yang baik, seperti validitas, dan reliabilitas (Nurgiyantoro, 2001: 61). Agar penentuan tingkat kemajuan belajar siswa itu dapat dibuat setepat mungkin, dibutuhkan tes bahasa yang perlu dilakukan lebih dari satu kali (Nurgiyantoro, 2001: 61). Hal ini dilakukan agar taraf keterpercayaan tes buatan guru tidak dikatakan rendah.

(33)

2.2.2.2Kegunaan dan Kelemahan Tes Bahasa Buatan Guru

Menurut Burhan Nurgiyantoro (2001: 62), ada 3 kegunaan tes bahasa buatan guru: (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah mengusai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu; (2) untuk menentukan apakah sesuatu tujuan telah sesuai dengan kompetensi kurikulum; dan (3) untuk memperoleh suatu nilai.

Di samping memiliki kegunaan, tes buatan guru juga memiliki berbagai kelemahan yang sering terjadi dalam membuat tes tersebut. Kelemahan tersebut (Nurgiyantoro, 2001: 61) antara lain:

a. tes bahasa bua tan guru memiliki validitas dan reliabilitas tes yang rendah; b. tes buatan guru jarang diujicobakan dan pemakaiannya terbatas pada satu

sekolah;

c. tes buatan guru hanya dikembangkan oleh guru yang bersangkutan; dan

d. penyusunan butir-butir soal tes bahasa buatan guru hanya berdasarkan pada tujuan (khusus) dan deskripsi bahan yang telah diajarkan.

2.2.3 Validitas

2.2.3.1Pengertian Validitas

(34)

dengan tujuan penyelenggaraan tesnya (validitas hasil tes) (Nurgiyantoro, 2001: 103).

Taraf validitas dinyatakan dalam suatu koefisien, yang disebut koefisien validitas (rXY) dan dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Untuk memberi arti terhadap koefisien validitas dapat dibandingkan dengan koefisien korelasi dalam tabel statistik yang telah ditetapkan. Koefisien korelasi dapat diinterpretasikan sebagai berikut (Masidjo, 1995: 243).

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91-1,00 Sangat tinggi

0,71-0,90 Tinggi

0,41-0,70 Cukup

0,21-0,40 Rendah

Neg-0,20 Sangat rendah

2.2.3.2Jenis Validitas

Kesahihan tes dapat dibedakan berdasarkan analisis rasional (pertimbangan logis) dan berdasarkan data empirik. Berdasarkan analisis rasional, validitas dibedakan menjadi validitas isi dan validitas konstruk, sedangkan berdasarkan data empirik, validitas dibedakan menjadi validitas sejalan dan validitas ramalan.

(35)

validitas yang harus terpenuhi dalam alat tes, khususnya alat tes yang disusun oleh guru untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa (Nurgiyantoro, 2001: 103).

Validitas konstruk sering berkaitan dengan validitas isi karena kedua validitas tersebut sama-sama mendasarkan diri pada analisis rasional. Maksudnya adalah penentuan tingkat validitas konstruk hampir sama dengan validitas isi, yaitu berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun (Nurgiyantoro, 2001: 104). Sebuah tes dikatakan memiliki va liditas konstruk apabila butir-butir soal tes mengukur setiap aspek berpikir sesuai dengan kompetensi dasar yang tersaji dalam kurikulum. Artinya bahwa butir-butir soal diidentifikasi dengan tujuan tertentu yang dimaksudkan untuk mengungkapkan tingkatan aspek kognitif tertentu. Pada umumnya kesahihan konstruk dipergunakan untuk mempertimbangkan tingkat validitas yang berhubungan dengan masalah sikap, minat, motivasi, nilai- nilai, dan kecenderungan-kecenderungan.

Jenis validitas berikutnya adalah validitas sejalan. Validitas sejalan menunjuk pada pengertian apakah tingkat kemampuan siswa pada suatu bidang yang diteskan sesuai dengan skor bidang lain yang mempunyai persamaan karakteristik (Nurgiyantoro, 2001: 105). Menurut Burhan Nurgiyantoro (2001: 106), untuk menguji validitas sejalan dapat dilakukan dengan cara dikorelasikan skor tes yang telah diujikan dengan skor tes lain yang memiliki persamaan karakteristik (sebagai tes pembanding).

(36)

karena validitas ramalan menunjuk pada pengertian apakah tes yang diuji mempunyai kemampuan untuk meramalkan prestasi belajar yang dicapai kemudian (Nurgiyantoro, 2001: 106). Untuk menguji validitas ramalan dapat dilakukan dengan cara dikorelasikan hasil tes yang pertama diujikan dengan hasil prestasi yang akan dicapai kemudian. Dari hasil kedua tes tersebut akan diketahui tinggi rendahnya koefisien korelasi validitas ramalan (Nurgiyantoro, 2001: 107).

Jenis-jenis validitas yang dikemukakan di atas merupakan validitas soal secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan analisis butir soal, di samping validitas soal secara umum, validitas butir soal atau validitas tiap item juga perlu diketahui. Validitas butir soal adalah kesejajaran antara skor item dengan skor total (Arikunto,1999: 76). Dengan kata lain, sebuah butir soal memiliki validitas yang tinggi apabila skor pada soal memiliki kesejajaran dengan skor total (Nurgiyantoro, 2001: 116). Penelitian ini membatasi penelitian pada validitas butir soal. Dipilihnya validitas butir soal karena validitas ini dapat mengukur kesejajaran tes yang disusun guru, apakah tes tersebut memiliki validitas tinggi atau validitas rendah.

2.2.3.3Cara Pengujian Validitas Butir Soal

Cara pengujian tingkat validitas butir soal pada soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI, yaitu dengan menggunakan rumus korelasi

(37)

Rumus tersebut digunakan isi tes secara keseluruhan sesuai dengan tujuan dan bahan pengajaran tanpa memperhitungkan masing- masing butir tes secara sendiri. Berikut kedua rumus tersebut.

Rumus korelasi point biserial (Arikunto, 1999: 79):

q

λ koefisien korelasi point biserial

=

p

M rata-rata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya

S standar deviasi dari skor total p = proporsi siswa yang menjawab betul

P = Proporsi jawaban benar

Jumlah seluruh siswa

(38)

Rumus korelasi product momentangka kasar (Nurgiyantoro, 2001: 113):

kuadrat skor item nomor soal

= 2

Y kuadrat skor total

2.2.4 Reliabilitas

2.2.4.1Pengertian Reliabilitas

(39)

Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien, yang disebut koefisien reliabilitas (rtt) dan dinyatakan dalam suatu bilangan yang terletak antara -1,00 sampai dengan 1,00. Untuk memberi makna terhadap koefisien reliabilitas yang diperoleh, dapat digunakan koefisien korelasi dalam tabel yang telah ditetapkan. Berikut tabel koefisien korelasi reliabilitas (Masidjo, 1995: 209).

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91-1,00 Sangat tinggi

0,71-0,90 Tinggi

0,41-0,70 Cukup

0,21-0,40 Rendah

Neg-0,20 Sangat rendah

2.2.4.2Jenis Reliabilitas

(40)

sama, pengawasnya sama. Reliabilitas tes ulang uji dilakukan untuk menghindari penyusunan dua seri tes.

Jenis reliabilitas tes berikutnya adalah belah dua. Jenis reliabilitas tes ini dilakukan dengan memisahkan skor hasil tes ke dalam kelompok soal yaitu kelompok ganjil dan kelompok genap. Ada dua cara membelah dua butir soal tes, yaitu (1) membelah atas item-item genap dan item-item ganjil yang selanjutnya disebut belahan ganjil- genap, dan (2) membelah atas item awal dan item-item akhir yaitu separuh jumlah pada nomor- nomor awal dan separuh pada nomor-nomor akhir yang selanjutnya disebut belahan awal-akhir (Arikunto, 1999: 93).

Jenis reliabilitas tes yang ketiga yaitu dengan mempergunakan rumus

Kuder-Richardson (K-R) 20 dan 21 yang dilakukan dengan cara membandingkan skor butir-butir soal tes. Butir-butir soal tes akan menunjukkan tingginya tingkat keajegan (degree of agreement) sehingga dapat disimpulkan tes tersebut akurat atau mengukur secara konsisten. Metode K-R20 dan K-R21 banyak digunakan untuk menghitung tes buatan guru. Penerapan kedua metode penghitungan tingkat reliabilitas itu mempersyaratkan penggunaan skor dengan dua kemungkinan, yaitu skor 1 untuk jawaban benar, dan skor 0 untuk jawaban salah (Nurgiyantoro, 2001: 127).

(41)

Dua tes dikatakan pararel apabila kedua tes tersebut memiliki kesesuaian dalam bahan tesnya, jumlah item, waktu pengukuran, tipe item, taraf kesukaran, dan taraf pembeda.

Dari macam- macam reliabilitas yang dikemukakan di atas, penelitian ini menggunakan rumus Kuder-Richardson (K-R) 20 dan 21. Alasan peneliti menggunakan rumus ini karena rumus K-R20 dan K-R21 dapat digunakan dalam tes buatan guru untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa secara konsisten (ajeg). Tes bahasa dikatakan konsisten jika mempunyai koefisien reliabilitas soal paling tidak 0,60 dari koefisien yang dipublikasikan (tes standar) minimal 0,85 (Tuckman, 1975: 256-257 via Nurgiyantoro, 2001: 122).

2.2.4.3Cara Pengujian Reliabilitas Butir Soal

Cara pengujian tingkat reliabilitas butir soal pada soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI, yaitu dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson (K-R) 20 dan 21 yang dilakukan dengan cara membandingkan skor butir tes antara jawaban benar dan jawaban salah. Berikut rumus R20 dan K-R21 yang dimaksud (Nurgiyantoro, 2001: 122).

(42)

n = jumlah butir soal Q = proporsi jawaban salah (Q=1-P)

2

s = varians Χ= mean

Mencari varians (Nurgiyantoro,2001: 130):

( )

Rumus varians adalah standar deviasi kuadrat. Standar deviasi merupakan hasil kuadrat jumlah butir soal tes dibagi banyaknya subjek pengikut tes (Arikunto, 1999: 97). Dengan demikian tingkat reliabilitas butir soal diperoleh dengan mengkuadratkan standar deviasi. Hasil dari varians tersebut digunakan untuk mencari hasil tingkat reliabilitas tes.

2.2.5 Tingkat Kesulitan

2.2.5.1Pengertian Tingkat Kesulitan

(43)

(1979: 247) via Nurgiyantoro (2001: 138) mengemukakan bahwa suatu butir soal dinyatakan layak jika indeks tingkat kesulitannya berkisar antara 0,15 sampai dengan 0,85. Indeks yang di luar itu berarti butir soal terlalu mudah atau terlalu sulit, maka soal perlu direvisi atau diganti.

Untuk menetapkan apakah sebuah soal termasuk soal mudah, sedang, atau sukar, digunakan indeks kesulitan butir soal sebagai berikut (Sunardi, 1999: 2-3).

Indeks Tingkat Kesulitan

kurang dari 0,24 sukar

0,25-0,75 sedang

0,76-1,00 mudah

2.2.5.2Cara Pengujian Tingkat Kesulitan Butir Soal

Cara pengujian yang digunakan untuk mengukur tingkat kesulitan butir soal dibedakan menjadi dua yaitu untuk tes pilihan ganda dan tes esai. Tes pilihan ganda dan tes esai memiliki tingkat kesulitan soal yang berkategori beda. Tes pilihan indeks tingkat kesulitan (TK) dilakukan dengan membagi jumlah selur uh subjek yang menjawab betul (B) dengan seluruh subjek yang ikut tes (N), jika ditulis dengan rumus sebagai berikut (Sunardi, 1999: 2-4).

(44)

Rumus tes pilihan ganda dan tes isian singkat:

JJB = jumlah jawaban betul (KA+KB)

N = jumlah seluruh KA(Kelompok Tinggi)+KB(Kelompok Rendah)

Rumus tes esai:

(45)

2.2.6 Daya Beda Butir Soal

2.2.6.1Pengertian Daya Beda Butir Soal

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkema mpuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 1999: 211). Menurut Burhan Nurgiyantoro (2001: 140), besar kecilnya daya pembeda suatu indeks berkisar antara -1,00 sampai dengan 1,00. Indeks yang semakin besar atau mendekati 1,00 menunjukkan bahwa butir soal yang bersangkutan semakin baik sebab semakin nyata perbedaan antara kelompok tinggi dan rendah. Indeks negatif berarti siswa kelompok rendah yang justru menjawab dengan benar dan lebih banyak daripada siswa kelompok tinggi.

Untuk menetapkan apakah sebuah soal termasuk soal mudah, sedang, atau sukar, digunakan indeks daya beda butir soal sebagai berikut (Sunardi, 1999: 2-3).

Indeks Daya Pembeda

kurang dari 0,19 soal tidak baik 0,20-0,39 soal perlu direvisi

0,40-1,00 soal baik

2.2.6.2Cara Pengujian Daya Beda Butir Soal

(46)

Rumus indeks daya beda (DP):

Rumus tes pilihan ganda dan tes isian singkat:

N

JBKA = jumlah kelompok tinggi yang menjawab betul JBKB = jumlah kelompok rendah yang menjawab betul ½ N = separuh jumlah siswa KA + KB

(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1999: 309) yang mengemukakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan validitas butir soal (item), reliabilitas butir soal, indeks kesulitan soal, serta daya beda soal tes bahasa Indonesia yang terdapat di dalam soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI. Penelitian ini juga termasuk penelitian lapangan karena data yang diambil berasal dari pengamatan langsung oleh peneliti yaitu lingkungan sekolah.

3.2Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Gulo (2002: 76), populasi adalah sekumpulan objek yang menjadi pusat perhatian, memiliki informasi yang ingin diketahuinya. Berdasarkan pendapat di atas, populasi penelitian ini berupa hasil pekerjaan “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006 siswa SD BHK kelas VI. Jumlah responden sebanyak 200 hasil pekerjaan ujian yang telah dikerjakan siswa SD kelas VI BHK. Dari 200 hasil pekerjaan tersebut, peneliti menarik sampel sebanyak 40% dari

(48)

jumlah hasil pekerjaan Ujian tersebut siswa kelas VI seluruhnya, yaitu 120 siswa. Alasan penarikan sampel sebanyak 120 hasil pekerjaan “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” siswa dikarenakan kemampuan peneliti terbatas yang dilihat dari segi waktu, tenaga, dan dana. Peneliti menggunakan responden sebagai sarana untuk mengumpulkan data.

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan sampel acak (random sampling) untuk mencari responden penelitian. Penarikan sampel dikatakan random jika setiap anggota pada populasi mempunyai peluang yang sama untuk ditarik sebagai anggota sampel (Gulo, 2002: 81).

(49)

3.3Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data (Arikunto, 1998: 137). Alat bantu yang dimaksud berupa angket, wawancara, soal tes.

Data diperoleh dari pengerjaan soal tersebut dalam bentuk skor mentah. Untuk memperoleh skor tersebut siswa diminta untuk mengerjakan semua soal yang terdapat dalam soal tersebut. Data yang diambil yaitu berupa skor postes. Data yang diteliti sebagai sumber data primer dalam penelitian ini diambil dari soal ujian Bahasa Indonesia buatan guru yang disusun oleh Fr. Suwaryanto di SD kelas VI Bunda Hati Kudus, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006.

Soal ujian sekolah tersebut terdiri dari 50 butir pertanyaan yang terdiri dari soal pilihan ganda, soal isian singkat, dan soal esai. Soal pilihan ganda (30 butir pertanyaan), soal isian singkat (15 butir pertanyaan), dan soal esai (5 butir pertanyaan). Soal pilihan ganda berisi jawaban yang paling benar dengan pilihan jawaban a, b, c dan d. Soal isian singkat berisi jawaban dengan satu atau dua kata saja, atau tidak lebih dari satu kalimat. Soal esai berisi jawaban siswa menjadi sebuah kalimat yang utuh.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

(50)

siswa ke pembuat soal tes (Fr. Suwaryanto) yang dilakukan pada Jumat, 3 November 2006. Dalam hal ini peneliti hanya sebagai pengevaluasi soal tes, waktu yang dipergunakan untuk mengadakan tes berlangsung pada akhir tahun ajaran 2005/2006, yaitu pada Senin, 5 Juni 2006.

3.5.Teknik Analisis Data

Penelitian ini bersifat kuantitatif, yaitu mengetahui tingkat validitas soal khususnya validitas butir soal, tingkat reliabilitas butir soal, tingkat kesulitan butir soal, dan daya pembeda butir Soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru Bunda Hati Kudus (BHK), Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif kuantitatif dengan analisis statistik, yaitu teknik perhitungan dengan rumus tertentu yang berwujud angka dan tabel, yang kemudian ditafsirkan dengan menggunakan kalimat.

(51)

Bahasa Indonesia” buatan Fr. Suwaryanto, Guru BHK, Jakarta Barat tahun ajaran 2005/2006 untuk SD BHK kelas VI ada dua cara, yaitu dengan menggunakan rumus korelasi point biserial untuk kelompok soal pilihan ganda, dan rumus korelasi product moment angka kasar untuk kelompok soal isian singkat; dan kelompok soal esai. Rumus tersebut digunakan isi tes secara keseluruhan sesuai dengan tujuan dan bahan pengajaran tanpa memperhitungkan masing- masing butir tes secara sendiri. Berikut kedua rumus tersebut.

Rumus korelasi point biserial (Arikunto, 1999: 79):

q

λ koefisien korelasi point biserial

=

p

M rata-rata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya

S standar deviasi dari skor total p = proporsi siswa yang menjawab betul

P = Proporsi jawaban benar

Jumlah seluruh siswa

(52)

Rumus korelasi product moment angka kasar (Nurgiyantoro, 2001: 113).

Teknik yang dipilih untuk mengukur tingkat reliabilitas soal adalah teknik Kuder-Richardson (K-R) 20 dan 21 yang dilakukan dengan cara membandingkan skor butir tes antara jawaban benar dan jawaban salah. Berikut rumus K-R20 dan K-R21 yang dimaksud (Nurgiyantoro, 2001: 122).

Rumus K-R20: Rumus K-R21:

(53)

( )

Teknik yang dipakai untuk mengukur indeks tingkat kesulitan dan daya pembeda soal dibedakan menjadi dua yaitu untuk tes pilihan ganda dan tes esai. Tes pilihan ganda dan tes esai memiliki tingkat kesulitan dan daya pembeda soal yang berkategori beda. Untuk tes pilihan indeks tingkat kesulitan (TK) dilakukan dengan membagi jumlah seluruh subjek yang menjawab betul (B) dengan seluruh subjek yang ikut tes (N), sedangkan indeks daya pembeda soal (DP) dicari dengan memisahkan jawaban betul kelompok tinggi (JBKA) dan jawaban betul kelompok rendah (JBKB) dibagi setengah jumlah siswa kedua kelompok tersebut (N), jika ditulis dengan rumus sebagai berikut (Sunardi, 1999: 2-4).

Rumus indeks tingkat kesulitan (TK):

Rumus tes pilihan ganda dan tes isian singkat:

N JJB TK =

Keterangan:

(54)

JJB = jumlah jawaban betul (KA+KB)

SA = kelompok tinggi (KA) yang menjawab betul SB = kelompok rendah (KB) yang menjawab betul

Sedangkan rumus untuk mengukur indeks daya beda adalah sebagai berikut.

Rumus tes pilihan ganda dan tes isian singkat:

N

(55)

Rumus tes esai:

1/2N = separuh jumlah siswa KA+KB

Untuk menetapkan apakah sebuah soal termasuk soal mudah, sedang, atau sukar, digunakan indeks TK dan indeks DP sebagai berikut (Sunardi, 1999: 2-3).

kurang dari 0,19 soal tidak baik

0,20-0,39 soal perlu direvisi

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian tentang deskripsi data, hasil ana lisis data, dan pembahasannya. Peneliti akan mendeskripsikan hasil analisis data meliputi analisis validitas butir soal, reliabilitas butir soal, tingkat kesulitan soal, dan daya beda soal ujian Bahasa Indonesia yang disusun oleh Fr. Suwaryanto. Pada bagian pembahasan akan dijelaskan secara menyeluruh hasil analisis data terkait dengan teori-teori yang ada.

4.1 Deskripsi Data

Data yang diteliti sebagai sumber data primer dalam penelitian ini diambil dari soal ujian Bahasa Indonesia buatan guru tersebut. Soal terdiri dari 50 butir pertanyaan yang terdiri dari soal pilihan ganda (30 butir soal), soal isian singkat (15 butir soal), dan soal esai (5 butir soal). Soal pilihan ganda berisi pilihan jawaban a, b, c dan d. Soal isian singkat berisi jawaban dengan satu atau dua kata saja, atau tidak lebih dari satu kalimat. Soal esai berisi jawaban siswa menjadi kalimat yang tersusun

Jumlah responden yang diambil sebagai data penelitian ini sebanyak 120 hasil pekerjaan ujian siswa SD kelas VI BHK tahun ajaran 2005/2006. Data jawaban tiap butir pertanyaan kemudian dikumpulkan dan dibuat tabulasi. Masing- masing kelompok soal tersebut selanjutnya dianalisis tingkat validitas butir soal, tingkat reliabilitas butir soal, tingkat kesulitan butir soal, daya beda

(57)

butir soal. Subbab hasil penelitian berikut berisi hasil analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesulitan, dan tingkat daya beda butir pertanyaan.

4.2 Hasil Penelitian

Data penilaian hasil ujian tertulis Bahasa Indonesia berupa skor yang diperoleh siswa dari jawaban ujian Bahasa Indonesia yang telah dikerjakan siswa. Dalam penelitian ini, skor jawaban tiap siswa mengacu pada kunci jawaban tiap butir soal yang ditentukan sebelumnya oleh guru. Pemberian skor tinggi atau rendah ditentukan oleh ketepatan jawaban siswa dengan kunci jawaban yang tersedia (skor 0= tidak menjawab soal, skor 1= sangat sedikit menyerupai kunci jawaban, skor 2= sedikit menyerupai kunci jawaban, skor 3= agak menyerupai kunci jawaban, skor 4= sempurna, dan skor 5= sangat tepat dengan kunci jawaban). Skor jawaban tiap butir pertanyaan siswa inilah yang selanjutnya akan diuji tingkat validitas butir soal, tingkat reliabilitas butir soal, tingkat kesulitan soal, dan daya beda soal.

4.2.1 Hasil Uji Validitas Butir Soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia”

(58)

rendah. Hal ini ditunjukkan bahwa ketepatan alat ukur dalam menilai kemampuan siswa sangat rendah.

Perhitungan tingkat validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment angka kasar. Hasilnya terdapat pada Tabel 4.1. Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa ada 15 butir pertanyaan bernilai negatif (butir pertanyaan nomor 2, nomor 4, nomor 6, nomor 7, nomor 9, nomor 12, nomor 13, nomor 14, nomor 21, nomor 23, nomor 24, nomor 25, nomor 26, nomor 27, dan nomor 30) dan 12 butir pertanyaan bernilai positif (butir pertanyaan nomor 3, nomor 5, nomor 8, nomor 10, nomor 11, nomor 16, nomor 17, nomor 18, nomor 19, nomor 20, nomor 22, dan nomor 28) untuk butir pertanyaan kelompok pilihan ganda. Pada kelompok ujian pilihan ganda, terdapat satu butir pertanyaan tidak dapat dihitung (bertanda *) (butir pertanyaan nomor 15) dan dua butir pertanyaan dengan validitas nol (butir pertanyaan nomor 1 dan nomor 29). Pada kelompok isian singkat, terdapat 15 butir soal atau seluruh pertanyaan bernilai validitas positif dengan nilai terendah 0,02 dan tertinggi 0,55 (butir pertanyaan nomor 31- nomor 45). Pada kelompok esai terdapat 5 butir soal atau seluruh pertanyaan bernilai validitas positif dengan nilai terendah 0,23 dan nilai tertinggi 0,82 (butir pertanyaan nomor 46- nomor 50).

(59)

0,04 (17) 0,02 (18) 0,02 (19) 0,01 (20)

Angka yang diberi tanda ( ): nomor tiap butir soal

Angka yang berda di luar tanda ( ): hasil validitas butir soal

Tanda *: menunjukkan angka tidak bisa dihitung. Hal ini disebabkan adanya hasil perhitungan yang tidak dapat dihitung karena dalam proses perhitungan pembagian menyertakan nilai penyebut nol, sehingga hasil pembagian dengan nilai penyebut nol tidak akan menghasilkan angka hasil perhitungan.

(60)

ini berarti bahwa seluruh butir pertanyaan kelompok esai memiliki ketepatan menggambarkan pengukuran kemampuan siswa. Berikut pengelompokan kategori analisis validitas butir soal menurut Masidjo (1995: 243) untuk soal pilihan ganda, isian singkat dan esai Soal Bahasa Indonesia Kelas VI SD Bunda Hati Kudus, Jakarta Barat (lihat Tabel 4.2).

Tabel 4.2 Kategori Hasil Analisis Validitas Butir Soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia”

4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia”

Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. (Nurgiyantoro, 2001: 118). Penilaian butir pertanyaan yang reliable (ajeg) memungkinkan jaminan konsistensi respon jawaban siswa dalam menjawab soal. Dalam hal ini, pendidik menilai butir pertanyaan yang reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung tetap nilainya bila unjuk kerja itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama (Masidjo, 1995: 210). Untuk menjamin penilaian yang reliabel petunjuk pelaksanaan unjuk kerjadan penilaian skor-nya harus jelas.

(61)

terdapat 11 butir pertanyaan bernilai negatif (butir pertanyaan nomor 1, nomor 4, nomor 6, nomor 7, nomor 9, nomor 14, nomor 18, nomor 21, nomor 24, nomor 27, dan nomor 30), dan 18 butir pertanyaan bernilai positif (butir pertanyaan nomor 2, nomor 3, nomor 5, nomor 8, nomor 10, nomor 11, nomor 12, nomor 13, nomor 16, nomor 17, nomor 19, nomor 20, nomor 22, nomor 23, nomor 25, nomor 26, nomor 28, dan nomor 29), serta satu butir tidak dapat dihitung (bertanda *) (butir pertanyaan nomor 15). Pada kelompok isian singkat terdapat 15 butir soal atau seluruh pertanyaan bernilai reliabilitas dengan nilai terendah 0,88 dan tertinggi 0,99 (butir pertanyaan nomor 31- nomor 45). Pada kelompok esai terdapat 5 butir soal atau seluruh pertanyaan bernilai reliabilitas dengan nilai terendah 0,49 dan nilai tertinggi 0,95 (butir pertanyaan nomor 46- nomor 50).

Tabel 4.3 Hasil Analisis Reliabilitas Butir Soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia”

Angka yang diberi tanda ( ): nomor tiap butir soal

(62)

Tanda *: menunjukkan angka tidak bisa dihitung. Hal ini disebabkan adanya hasil perhitungan yang tidak dapat dihitung karena dalam proses perhitungan pembagian menyertakan nilai penyebut nol, sehingga hasil pembagian dengan nilai penyebut nol tidak akan menghasilkan angka hasil perhitungan.

Hasil perhitungan reliabilitas butir soal ujian Bahasa Indonesia ini disimpulkan bahwa hasil analisis reliabilitas terdapat butir pertanyaan pilihan ganda kurang dari 0,20 sebanyak 18 butir pertanyaan atau nilai reliabilitas sangat rendah. Artinya banyak butir pertanyaan kelompok pertanyaan pilihan ganda memiliki konsistensi jawaban yang rendah oleh siswa. Pada kelompok isian singkat, terdapat seluruh butir pertanyaan memiliki nilai reliabilitas antara 0,88-0,99. Hal ini berarti bahwa seluruh butir pertanyaan kelompok isian singkat memiliki konsistensi jawaban siswa dalam menghadapi soal isian singkat. Pada kelompok esai, seluruh reliabilitas butir pertanyaan antara 0,49-0,95, artinya bahwa seluruh butir pertanyaan kelompok esai memiliki konsistensi jawaban siswa dalam menghadapi soal esai.

Secara garis besar dapat disimpulkan, tingkat reliabilitas soal ujian Bahasa Indonesia yang disusun Fr. Suwaryanto Kelas VI SD Bunda Hati Kudus, Jakarta Barat pada soal kelompok pilihan ganda masih memerlukan banyak perbaikan karena masih banyak ditemukan ketidakajegan jawaban siswa dalam menjawab butir soal.

4.2.3 Hasil Uji Indeks Tingkat Kesulitan Soal “Ujian Sekolah Bahasa

Indonesia”

(63)

Hati Kudus, Jakarta Barat. Setelah dilakukan perhitungan statistik, hasil dari tingkat kesulitan soal dihubungkan dengan klasifikasi indeks kesukaran yang ditentukan. Berikut klasifikasinya menurut Sunardi (1999: 2-3).

Tabel 4.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Tingkat Kesulitan

kurang dari 0,24 Sukar

0,25-0,75 Sedang

0,76-1,00 Mudah

Hasil analisis tingkat kesulitan pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada kelompok pilihan ganda terdapat 29 butir pertanyaan (butir pertanyaan nomor 1– nomor 30, kecuali nomor 2) memiliki tingkat kesulitan positif dan terdapat satu butir tidak dapat dihitung (bertanda *) (butir pertanyaan nomor 2) dengan nilai terendah 0,22 dan nilai tertinggi 1. Pada kelompok isian singkat terdapat 15 butir soal atau seluruh pertanyaan memiliki tingkat kesulitan positif dengan nilai terendah 0,40 dan tertinggi 0,50 (butir pertanyaan nomor 31–nomor 45). Pada kelompok esai terdapat 5 butir soal atau seluruh pertanyaan memiliki tingkat kesulitan positif dengan nilai terendah 0 dan nilai tertinggi 0,33 (butir pertanyaan nomor 49 –nomor 50).

Tabel 4.5 Hasil Analisis Tingkat Kesulitan Butir Soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia”

Soal (Jumlah Butir)

Indeks Tingkat Kesulitan Butir tiap Soal (nomor soal)

0,82 (1) * (2) 0,96 (3) 0,62 (4) 0,97 (5) 0,62 (6) 0,78 (7) 0,85 (8) Pilihan Ganda

(30 butir soal)

(64)

0,33 (13) 0,58 (14) 0,90 (15) 1 (16)

Angka yang diberi tanda ( ): nomor tiap butir soal

Angka yang berda di luar tanda ( ): hasil validitas butir soal

Tanda *: menunjukkan angka tidak bisa dihitung. Hal ini disebabkan adanya hasil perhitungan yang tidak dapat dihitung karena dalam proses perhitungan pembagian menyertakan nilai penyebut nol, sehingga hasil pembagian dengan nilai penyebut nol tidak akan menghasilkan angka hasil perhitungan.

Hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa indeks tingkat kesulitan butir pertanyaan pilihan ganda lebih besar dari 0,24 (0,33-1) sebanyak 28 butir pertanyaan atau nilai indeks tingkat kesulitan sulit dan satu butir pertanyaan tidak dapat didefinisikan tingkat kesulitannya (atau tidak dapat dihitung), yaitu butir pertanyaan nomor 2. Tanda “*” menunjukkan angka tidak terdefinisi. Hal ini disebabkan adanya hasil perhitungan yang tidak dapat dihitung karena dalam proses perhitungan pembagian menyertakan nilai penyebut nol, sehingga hasil pembagian dengan nilai penyebut nol tidak akan menghasilkan angka hasil perhitunga n.

(65)

terdapat seluruh butir pertanyaan memiliki tingkat kesulitan berkategori sedang (berada di antara 0,25 sampai 0,75) untuk dijawab siswa. Pada kelompok esai terdapat 4 butir pertanyaan lebih kecil dari 0,24 (butir pertanyaan nomor 46, nomor 47, nomor 48, dan nomor 50), artinya bahwa sebagian besar butir pertanyaan kelompok esai memiliki indeks tingkat kesulitan kategori sulit dijawab oleh siswa.

Secara garis besar dapat disimpulkan atas tingkat kesulitan soal ujian akhir Bahasa Indonesia yang disusun oleh Fr. Suwaryanto kelas VI SD Bunda Hati Kudus, Jakarta Barat bahwa kelompok soal pilihan ganda memiliki tingkat kesulitan mudah dijawab siswa, sedangkan kelompok soal isian singkat memiliki tingkat kesulitan berkategori sedang, dan kelompok soal esai memiliki tingkat kesulitan berkategori sulit.

4.2.4 Hasil Uji Daya Pembeda Soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia”

(66)

Tabel 4.6 Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal

Indeks Daya Pembeda

kurang dari 0,19 soal tidak baik

0,20-0,39 soal perlu direvisi

0,40-1,00 soal baik

Hasil analisis daya beda pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan bernilai indeks daya beda soal positif pada kelompok ujian pilihan ganda dengan nilai terendah 0,01 dan nilai tertinggi 1 (butir pertanyaan nomor 1– nomor 30). Pada kelompok isian singkat terdapat 1 butir soal pertanyaan bernilai indeks daya beda soal negatif (butir pertanyaan nomor 36) dan 14 butir soal pertanyaan bernilai indeks daya beda soal positif dengan nilai terendah 0 dan tertinggi 0,04 (butir pertanyaan nomor 31–nomor 35, nomor 37–nomor 45). Pada kelompok esai terdapat 2 butir soal pertanyaan bernilai indeks daya beda negatif (butir pertanyaan nomor 47 dan nomor 48) dan 3 butir soal pertanyaan bernilai indeks daya beda positif dengan nilai terendah 0,01 dan nilai tertinggi 0,04 (butir pertanyaan nomor 46, nomor 49, dan nomor 50).

Tabel 4.7 Hasil Analisis Daya Beda Butir Soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia”

Soal (Jumlah Butir)

Indeks Daya Beda Butir tiap Soal (nomor soal)

0,84 (1) 0,01 (2) 0,96 (3) 0,62 (4) 0,97 (5) 0,62 (6) 0,78 (7) 0,85 (8) 0,60 (9) 0,88 (10) 0,88 (11) 0,80 (12) 0,33 (13) 0,58 (14) 0,90 (15) 1 (16) 0,97 (17) 0,90 (18) 0,91 (19) 0,91 (20) Pilihan Ganda

(30 butir soal)

(67)

0,74 (25) 0,73 (26) 0,73 (27) 0,94 (28) 0,84 (29) 0,22 (30)

0,03 (31) 0,02 (32) 0,02 (33) 0,03 (34) 0,02 (35) -0,01 (36) 0,02 (37) 0 (38) 0,01 (39) 0,01 (40) 0,01 (41) 0,04 (42) Isian Singkat

(15 butir soal)

0,01 (43) 0,03 (44) 0,02 (45)

0,03 (46) -0,01 (47) -0,01 (48) 0,04 (49) Esai

(5 butir soal) 0,03 (50) Keterangan:

Angka yang diberi tanda ( ): nomor tiap butir soal

Angka yang berda di luar tanda ( ): hasil validitas butir soal

Dari hasil olahan data yang dikerjakan dengan perhitungan statistik, ditemukan indeks daya beda sebagai berikut. Indeks daya beda butir pertanyaan pilihan ganda lebih kecil dari 0,19 sebanyak 1 butir pertanyaan (butir pertanyaan nomor 2) atau memiliki indeks daya beda berkategori tidak baik. Artinya banyak butir pertanyaan kelompok pertanyaan pilihan ganda soal ujian akhir Bahasa Indonesia kelas VI di SD Bunda Hati Kudus, Jakarta Barat memiliki daya beda dalam kategori baik (berada di antara 0,40 sampai 1,00). Pada kelompok isian singkat, terdapat seluruh butir pertanyaan memiliki nilai indeks daya beda dalam kategori tidak baik (berada antara 0-0,04). Hal ini berarti bahwa seluruh butir pertanyaan kelompok isian singkat memiliki tingkat daya beda tidak baik. Pada kelompok esai, seluruh butir pertanyaan indeks daya beda antara -0,01-0,04, artinya bahwa seluruh butir pertanyaan kelompok esai memiliki indeks daya beda tidak baik.

(68)

tidak baik demikian juga dengan kelompok esai memiliki kategori daya beda jelek juga. Hal ini memerlukan perbaikan pada soal kelompok isian singkat dan kelompok esai dengan mempertimbangkan tingkat daya beda yang lebih dalam memberikan variasi soal.

4.3Pembahasan

Implementasi PP No. 19 tahun 2005 (Depdiknas, 2006: 28-29) tentang Standar Pendidikan Nasional membawa implikasi terhadap sistem penilaian, termasuk konsep dan teknik penilaian yang dilaksanakan di kelas. Implikasinya adalah bahwa penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik (dalam hal ini guru), satuan pendidikan dan pemerintah. Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru satuan pendidikan termasuk penilaian internal (internal assessment), sedangkan yang diselenggarakan pemerintah termasuk penilaian eksternal

(external assessment). Penilaian internal adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh pendidik pada proses pembelajaran berlangsung dalam rangka penjaminan mutu. Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pemerintah sebagai pengendali mutu, seperti ujian nasional. Penilaian kelas merupakan penilaian internal terhadap proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh pendidik, dalam hal ini guru di kelas atas nama satuan pendidikan untuk menilai kompetensi peserta didik pada saat dan akhir pembelajaran.

(69)

reliabilitas, tingkat kesulitan dan daya beda. Adapun kesimpulan perbaikan soal ujian buatan guru pada penelitian kali ini sebagai berikut.

Tabel 4.8 Kesimpulan penilaian Soal “Ujian Sekolah Bahasa Indonesia” Buatan Guru Kelas VI SD Bunda Hati Kudus yang Disusun Fr. Suwaryanto

di Jakarta Barat

Pembahasan dari tingkat validitas butir soal, tingkat reliabilitas butir soal, tingkat kesulitan soal, dan indeks daya beda soal dibantu dengan perhitungan statistik. Tingkat validitas butir soal seluruh butir pertanyaan pilihan ganda kurang dari 0,20 atau nilai validitas sangat rendah. Artinya ketepatan kelompok pertanyaan pilihan ganda dalam mengukur kemampuan siswa sangat rendah. Pada kelompok isian singkat, terdapat 3 butir pertanyaan memiliki nilai validitas kurang dari 0,20, yaitu butir pertanyaan no mor 31, nomor 34, dan nomor 42. Hal ini berarti bahwa sebagian besar butir pertanyaan kelompok isian singkat memiliki ketepatan dalam mengukur kemampuan siswa. Pada kelompok esai, seluruh validitas butir pertanyaan lebih besar dari 0,20. Artinya bahwa seluruh butir pertanyaan kelompok esai memiliki ketepatan menggambarkan pengukuran kemampuan siswa.

(70)

Artinya banyak butir pertanyaan kelompok pertanyaan pilihan ganda memiliki konsistensi jawaban yang rendah oleh siswa. Pada kelompok isian singkat, terdapat seluruh butir pertanyaan memiliki nilai reliabilitas lebih besar dari 0,20. Hal ini berarti bahwa seluruh butir pertanyaan kelompok isian singkat memiliki konsistensi jawaban siswa dalam menghadapi soal isian singkat. Pada kelompok esai, seluruh reliabilitas butir pertanyaan lebih dari 0,20, artinya bahwa seluruh butir pertanyaan kelompok esai memiliki konsistensi jawaban sis wa dalam menghadapi soal esai. Kualifikasi tingkat reliabilitas soal ujian Bahasa Indonesia yang disusun Fr. Suwaryanto kelas VI SD Bunda Hati Kudus, Jakarta Barat pada soal kelompok pilihan ganda masih memerlukan banyak perbaikan karena masih banyak ditemukan ketidakajegan jawaban siswa dalam menjawab butir soal.

Gambar

tabel yang telah ditetapkan. Berikut tabel koefisien korelasi reliabilitas (Masidjo,
Tabel 4.1 Hasil Analisis Validitas  Butir Soal “Ujian Sekolah Bahasa
Tabel 4.2 Kategori Hasil Analisis Validitas  Butir Soal “Ujian Sekolah
Tabel 4.3 Hasil Analisis  Reliabilitas Butir Soal “Ujian Sekolah Bahasa
+4

Referensi

Dokumen terkait

Untuk analisis tingkat validitas kon­ struk soal­soal ujian nasional mata pelaja­ ran bahasa Indonesia dengan menggunakan format penelaahan butir soal pilihan ganda

Pertama, analisis butir soal Ujian Madrasah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan tingkat berpikir peserta didik di KKM I Garut dapat diperoleh hasil bahwa kalimat-kalimat