i
Tugas Akhir
Diajukan Untuk Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
Disusun Oleh :
BERLIN S SILALAHI
NIM : 025114042
PROGRAM STUDY TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii
A Final Project
Submitted For The Partial Fulfillment Of The Requirements For The Degree Of Electrical Engineering Of
Electrical Engineering Study Program
By :
BERLIN S SILALAHI
NIM : 025114042
ELECTICRAL ENGINEERING STUDY PROGRAM FACULTY OF ENGINEERING
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
iii
KOMUNIKASI DATA DUA KOMPUTER
DENGAN GELOMBANG RADIO
(DATA COMMUNICATION BETWEEN TWO COMPUTERS
BY RADIO WAVE)
Disusun oleh :
BERLIN S SILALAHI NIM : 025114042
Telah disetujui oleh :
Pembimbing I
Martanto, S.T, M.T Tanggal:___________________
Pembimbing II
iv
DENGAN GELOMBANG RADIO
(DATA COMMUNICATION BETWEEN TWO COMPUTERS BY RADIO WAVE)
Disusun Oleh:
BERLIN S SILALAHI
NIM : 025114042
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal : 16 Mei 2007
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda tangan
Ketua : B. Wuri Harini, S.T, M.T ……….... Sekretaris : Martanto, S.T, M.T ……… Anggota : Ir. Iswanjono, M.T ……….... Anggota : Damar Widjaja, S.T, M.T ………
Yogyakarta, Juni 2007 Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma
Dekan Fakultas Teknik
v
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.”
Yogyakarta, Juni 2007
vi
“Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu dengan sekuat tenaga (Pkh 9 : 10). Kamu tahu, bahwa dari TUHANLAH kamu akan menerima bagian yang telah ditentukan bagimu (Kol 3 : 24). Karena masa depanmu sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang (Ams 23: 18). “
Persembahan
Ku persembahkan tulisan ini untuk Kemuliaan Tuhanku Yesus Kristus, Ayahanda P.H. Silalahi dan Ibunda tercinta D. br Gultom,
vii
dan mengirim data antara dua komputer tanpa menggunakan kabel. Data yang dikirim berupa pesan tulisan (chatting). Sistem bersifat half-duplex sehingga sistem ini dapat berkomunikasi dua arah. Hal ini dikarenakan komunikasi menggunakan dua saluran frekuensi yang kosong pada spektrum radio FM.
Sistem ini terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras menggunakan RS232 sebagai antarmuka antara RS232 dengan TTL, modem sebagai pengubah sinyal-sinyal biner menjadi frekuensi-frekuensi tertentu dan sebaliknya, pemancar FM untuk mengirimkan data, dan penerima FM mono untuk menerima data. Modem yang dipakai adalah IC TCM3105. Modem tersebut akan menghasilkan frekuensi 1300 Hz untuk logika 1 dan 2100 Hz untuk logika 0 dengan baudrate 1200 bps. Program aplikasi chatting menggunakan perangkat lunak Visual Basic 2005 dengan memakai komponen SerialPort sebagai penghubung antar dua komputer.
Pengamatan terhadap hasil akhir menunjukkan bahwa sistem komunikasi bekerja dengan baik karena piranti-piranti ini bisa mengirim dan menerima data dengan baik pada baudrate 300 bps dan 600 bps.
viii
(chatting). This system is half-duplex so this system can communicate in two direction because of this system uses two unused-frequency channels in the spectrum FM radio.
This system is consist of hardware and software parts. The hardware is using RS232 as an interface between RS232 and TTL, modem as converting the binary signal to the certain frequency and otherwise, FM transmitter to send the data, mono FM receiver as data receiver. The modem is using IC TCM3105. This modem has 1300 Hz frequency output for logic 1 and 2100 Hz frequency output for logic 0. Chatting application software is using Visual Basic 2005 with SerialPort component to connect COM port between two computers.
The result indicates that this communication system can work well because this devices can send and receive data at 300 bps and 600 bps.
ix
kasih dan anugerahNya yang besar penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini.
Dengan selesainya tugas akhir ini yang merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pada jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Romo Ir. Greg. Heliarko SJ.,SS.,BST.,MA.,MSC selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ir. Bayu Primawan, M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Martanto, S.T, M.T selaku pembimbing I atas segala pemikiran dalam membimbing dan mengarahkan penulis dari awal hingga akhir. 4. Ibu B. Wuri Harini, S.T, M.T selaku pembimbing II atas segala saran,
ide, dukungan dan semangatnya untuk menyelesaikan tugas akhir ini. 5. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan semangat, kesabaran,
senyuman kesukaan, air mata pengharapan dan doa yang tak terucapkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 6. Adikku Mei, Bang Tumbur, Bang Monang, Kak Asi, Bang Lindung
x
sekali’, Mhelin, Nova, steven, dan saudara-saudara serta adik-adikku yang lain yang telah menopangku di dalam Tuhan. Terima kasih atas petunjuk, M-150-nya dan sharing yang menguatkan sehingga semangatku tetap menyala.
8. Saudara-saudraku di KPM GKI Ngupasan : Franky, EriK S, Eric Gunawan, Ella, Peppy, Kecik, Ningrum dan saudara-saudara lain atas persahabatan dan komunitas yang sejati yang telah kutemukan.
9. Sahabat-sahabatku dipelayanan Seksi Persekutuan dan Pembinaan : Mbak Ajeng dan ABK GD Crew (Amin, Kittie, Gerson dan Dissa) atas motivasi, pemuridan, kesaksian hidup, pembelajarannya dan 3M-nya. Anak-anak KTB-ku ( Jack, san2, shin2, Elos), para PKTB terima kasih atas sharing dan pelayanannya. Dengan Apakah aku memuliakan Tuhan? Ya dengan menyelesaikan pekerjaanNya.
10.Teman-teman Teknik Elekro yang sudah membantu : Adi omes, Briatma, Ratna, Butet, Nendi, Galuh, Andrie, Mas Nomo, Arie ndut, Antin, Bocil, dan teman-teman seperjuangan baik angkatan 2002 maupun teman-teman di Ruangan Tugas Akhir atas segala saran,
guyonan, persahabatan dan petunjuk untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
xi
dengan lagu-lagu Healing Worship, serta lagu-lagu Praise and Worship lain yang telah memberikan kekuatan, motivasi dan harapan baru.
13.Laboran Teknik Elektro : Mas Hardi, Mas Suryono, Mas Mardi, Mas Broto dan Mas Yusuf.
14.Teman-teman mahasiswa jurusan Teknik Elekro dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas setiap bantuannya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan dari penulisan tugas akhir ini. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca semuanya.
Yogyakarta, Juni 2007
xii
HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN... vi
INTISARI... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR... ix
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR GAMBAR... xvi
BAB I. PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 2
1.4 Manfaat dan Tujuan Penelitian ... 3
1.5 Metodelogi Penelitian ... 3
xiii
2.1 Pendahuluan………... 6
2.2 Visual Basic ... 6
2.2.1 Perkenalan Bahasa Visual Basic ... 6
2.2.2 Visual Basic 2005 ... 7
2.2.3 Penjelasan IDE... 9
2.2.4 Form dan kontrol ... 10
2.2.5 Pemrograman dengan Visual Basic 2005 ... 12
2.3 Komunikasi Data Serial ... 15
2.4 Aplikasi Kabel Serial RS232C untuk Komunikasi Data ... 16
2.5 Modem ... 20
2.5.1 Pengantar FSK ... 20
2.5.2 Modulator-Demodulator FSK ... 20
2.6 Pemancar dan Penerima FM ... 25
BAB III. PERANCANGAN... 27
3.1 Perangkat Keras (hardware)... 28
3.1.1 Modulator ... 28
3.1.2 Demodulator... 32
3.1.3 Driver / Receiver RS232 ... 33
3.1.4 Pemancar dan Penerima FM ... 34
3.1.4.1 Pemancar FM ... 34
xiv
BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN... 39
4.1 Pengamatan Kerja Aplikasi Chatting dengan Visual Basic... 39
4.2 Pengamatan pada Hardware... 50
4.2.1 Pengamatan pada Driver / Receiver RS232... 50
4.2.2 MODEM TCM3105 ... 55
4.2.2.1 Pengamatan pada Modulator... 55
4.2.2.2 Pengamatan pada Demodulator... 59
4.2.3 Pengamatan pada Pemancar dan Penerima FM Mono... 60
4.3 Pengamatan pada Unjuk Kerja Sistem... 62
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 68
5.1 Kesimpulan ... 68
5.2 Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA
xv
1. Tabel 2.1 Properti Komponen SerialPort pada Visual Basic 2005 ... 14
2. Tabel 2.2 Komponen Event SerialPort... 14
3. Tabel 2.3 Fungsi dan Pembagian pin RS232C ... 18
4. Tabel 2.4 Keterangan Pin TCM 3105 ... 22
5. Tabel 4.1 Perbedaan waktu pengisyaratan data dan jumlah siklus per bit dengan baudrate yang berbeda... 57
xvi
1. Gambar 2.1 Form New Project... 13
2. Gambar 2.2 Form editor proyek utama... 14
3. Gambar 2.3 Format pengiriman data serial asinkron... 15
4. Gambar 2.4 Konektor DB9 ... 16
5. Gambar 2.5 Hubungan DTE dan DCE ... 17
6. Gambar 2.6 Level tegangan RS232 ... 19
7. Gambar 2.7 Level tegangan TTL (setelah diubah) ... 19
8. Gambar 2.8 Sistem modulasi FSK... 20
9. Gambar 2.9 Bentuk fisik dan Diagram blok TCM3105 ... 22
10. Gambar 2.10 Pembagi tegangan ... 24
11. Gambar 2.11 High-Pass Filter TCM 3105 ... 24
12. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Komunikasi Dua Komputer dengan Gelombang Radio... 27
13. Gambar 3.2 Rangkaian Modulator... 30
14. Gambar 3.3 Tegangan Demodulator TCM 3105 ... 33
15. Gambar 3.4 Rangkaian Konfigurasi MAX232 ... 34
16. Gambar 3.6 Form Aplikasi chatting ... 36
17. Gambar 3.7 Diagram alir aplikasi chatting... 38
18. Gambar 4.1 Form utama... 40
19. Gambar 4.2 Pesan peringantan tanpa Alamat Port... 41
20. Gambar 4.3 Form tanpa Nama... 42
21. Gambar 4.4 Pesan terhubung... 42
22. Gambar 4.5 Indikator COM terhubung... 43
23. Gambar 4.6 Pesan terhubung pada penerima... 44
24. Gambar 4.7 Contoh-contoh pesan dengan menggunakan aplikasi Chatting... 45
xvii
28. Gambar 4.11 Hasil pengamatan ketika salah satu modem dimatikan... 49
29. Gambar 4.12 Sinyal hasil konversi Driver RS232... . 51
30. Gambar 4.13 Bentuk sinyal karakter huruf A... 52
31. Gambar 4.14 Sinyal pentransmisisan karakter huruf A... 53
32. Gambar 4.15 Sinyal hasil konversi Receiver RS232... 54
33. Gambar 4.16 Data yang dikirim dan diterima ... 55
34. Gambar 4.17 Keluaran modulator TCM 3105... 56
35. Gambar 4.18 Hasil pengubahan modulator dengan input dari AFG.... 57
36. Gambar 4.19 Bentuk sinyal yang dikirim dengan baudrate 600 bps... 60
37. Gambar 4.20 Sinyal Hasil demodulasi oleh demodulator………….... 59
38. Gambar 4.21 Bentuk sinyal masukan Pemancar dan sinyal keluaran penerima FM mono... 62
39. Gambar 4.22 Form utama pada baudrate 300 bps dan 600 bps ... 65
40. Gambar 4.23 Form utama pada baudrate 1200 bps... 66
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekarang ini komunikasi menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi setiap
manusia seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat. Dengan adanya
perkembangan itu diharapkan manusia akan semakin mudah mengerjakan pekerjaan
yang diinginkan. Adapun salah satu dari perkembangan teknologi tersebut adalah
aplikasi chatting. Aplikasi chatting sudah biasa terdapat di komputer pribadi maupun
di warung internet (warnet) yang biasa digunakan untuk berkomunikasi maupun
forum diskusi dan juga fungsi lainnya seperti Mirc, MSN Massenger dan Yahoo
Massenger.
Permasalahan yang timbul adalah ketika membangun suatu jaringan akan
membutuhkan biaya yang besar dan konstruksi yang rumit. Bagi orang awam yang
hanya ingin menggunakan aplikasi chatting juga harus menggunakan jasa pemilik
warnet dengan biaya tertentu tiap jamnya. Melihat kenyataan tersebut maka
dibutuhkan suatu alat yang dapat mengkomunikasikan dua komputer tanpa konstruksi
yang rumit dan murah. Peralatan ini juga harus dapat bekerja tanpa dibatasin oleh
jarak dan ruang. Oleh karena itu, penulis membuat alat Komunikasi Data Dua
Komputer dengan Gelombang Radio. Peralatan ini dapat mengkomunikasikan data
dua komputer dengan memanfaatkan saluran frekuensi yang kosong pada radio FM.
(software) Visual Basic. Sehingga peralatan yang akan dibuat ini dapat mendukung
pekerjaan manusia baik itu berkomunikasi, diskusi maupun transaksi on-line.
1.2 Perumusan Masalah
Sistem komunikasi data dua komputer yang akan dibuat ini pada dasarnya
memanfaatkan dua saluran frekuensi yang kosong pada radio FM. Komunikasi terjadi
secara half-duplex sehingga sistem ini dapat berkomunikasi dua arah secara
bergantian. Hal ini didukung oleh perangkat lunak (software) yang dipakai. Dalam
hal ini digunakan aplikasi Visual Basic untuk berkomunikasi antar dua komputer
melalui serial port atau COM pada PC (personal computer). Data berupa chatting
atau bahasa tulisan. Masalah yang dihadapi adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana mengimplementasikan teknik FSK (Frequency Shift Keying)
sebagai modem.
b. Bagaimana memanfaatkan saluran frekuensi kosong pada radio FM.
c. Bagaimana membuat perangkat lunak untuk aplikasi chat dengan
menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 2005.
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah tentang sistem yang akan dirancang dan diteliti adalah :
1. Menggunakan teknik FSK untuk modem.
2. Kedua komputer sama-sama menggunakan Windows XP dan Visual Basic
3. Bagian penerima dan pemancar FM tidak dibahas secara lengkap dan juga
tidak termasuk dalam perancangan alat.
4. Terdiri dari dua transceiver (transmitter dan receiver).
5. Untuk pemancar FM, dianggap bahwa orang lain tidak sedang memakai
pemancar FM yang lain disekitarnya.
6. Komunikasi data berupa pesan chatting (tulisan).
7. Jumlah karakter tidak diperhitungkan.
1.4. Manfaat dan Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penelitian ini :
a. Membuat program untuk aplikasi chatting dengan Visual Basic 2005. Dengan
Visual Basic 2005 memungkinkan program Chat dapat dibuat melalui
teknologi yang diperkenalkan Microsoft, yaitu komponen SerialPort.
b. Membuat perangkat keras untuk komunikasi dua komputer
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Mempermudah pengguna dalam berkomunikasi dengan biaya yang murah dan
praktis.
b. Menjadi acuan untuk dikembangkan menjadi LAN (Local Area Network).
Sehingga bisa dimanfaatkan oleh suatu instansi tertentu tanpa menggunakan
1.5. Metodologi Penelitian
Dalam penyusunan proposal Tugas Akhir ini digunakan beberapa metodologi
penelitian sebagai berikut :
a. Perumusan masalah
b. Studi pustaka; yaitu mengumpulkan data dan mempelajari berbagai informasi yang relevan dengan penelitian yang berasal dari buku pustaka, makalah dan internet.
c. Perancangan dan pembuatan alat yang terkonsep meliputi perancangan perangkat keras elektronik dan perangkat lunak.
d. Melakukan pengujian dan pengamatan
e. Penyusunan laporan.
1.6
Sistematika PenulisanSistematika penulisan terdiri dari lima bab, yaitu :
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini akan membahas tentang latar belakang penelitian, perumusan
masalah, pembatasan masalah, manfaat dan tujuan penelitian, beserta
sistematika penulisan.
Bab II Dasar Teori
Bab ini berisi tentang dasar teori yang mendukung penelitian yaitu tentang
Visual Basic 2005, modem TCM3105, RS232, Pemancar dan Penerima FM
Bab III Perancangan Perangkat keras dan Perangkat Lunak
Bab ini membahas tentang perancangan perangkat keras berupa Rangkaian
modulator-demodulator dan konfigurasi RS232. Perangkat lunak berupa
pemrograman Aplikasi chatting dengan Visual Basic 2005.
Bab IV Hasil Pengamatan dan Pembahasan
Bab ini membahas tentang hasil akhir dari pengamatan unjuk kerja sistem
beserta pembahasannya.
Bab V Kesimpulan dan saran
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pendahuluan
Komunikasi data menjadi suatu kebutuhan yang mendasar di bidang
komputer. Pada masa ini, seluruh bidang kehidupan sangat memerlukan pertukaran
data yang cepat dan akurat. Contohnya adalah komunikasi data dua komputer dengan
gelombang radio yang akan dibuat ini. Dengan piranti ini diharapkan komunikasi
dapat dilakukan dengan praktis dalam jarak jauh sekalipun sehingga memudahkan
pengguna untuk berkomunikasi maupun melakukan transaksi secara on-line.
2.2. Visual Basic
2.2.1 Perkenalan Bahasa Visual Basic
Microsoft Visual Basic merupakan suatu bahasa pemrograman komputer
yang mendukung pemrograman berorientasi obyek (Objek Oriented Programming /
OOP). Pemrograman ini merupakan pengembangan dari bahasa pemrograman
BASIC. BASIC (Beginner’s All purpose Symbol Instruction Code) adalah salah satu
bahasa pemrograman dasar atau yang paling mudah yang pertama kali diperkenalkan
pada tahun 1960 oleh Dartmouth College. Seiring dengan waktu, Visual Basic
semakin dikembangkan. Salah satu versi yang sudah muncul adalah Visual Basic 6.0
(VB 6) yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan versi sebelumnya.
yang terintegrasi dengan variasi aplikasi yang sangat luas, perancangan data laporan
yang lebih baru, serta adanya tambahan dukungan terhadap internet.
2.2.2 Visual Basic 2005
Visual Basic 2005 merupakan bahasa pemrograman terbaru keluaran
Microsoft dan merupakan kelanjutan dari Visual Basic 6.0. Seperti halnya pada
Visual Basic 6.0, aplikasi yang dapat dikembangkan oleh Visual Basic 2005 adalah
sama. Walaupun hampir sama, Visual Basic 2005 memiliki perbedaan dengan Visual
Basic 6.0 antara lain:
1. Bagian IDE (Integrated Development Environment).
IDE dari Visual Basic 2005 dapat digunakan sebagai editor untuk berbagai bahasa
pemrograman lain seperti C#, C++, J++, sehingga hal tersebut akan lebih
memudahkan seorang programmer dalam beradaptasi dengan bahasa yang lain
karena kebiasaan editor yang digunakan.
2. Perubahan tampilan.
Pada Visual Basic 6.0, standar tampilan adalah layout MDI (Multiple Document
Interface). Sedangkan pada Visual Basic 2005, tampilan defalut adalah layout
Tabbed Document yang menampilkan tampilan sheet yang ada pada Microsoft
Excel.
3. Perubahan Menu.
Pada saat membuka Visual Basic 6.0, semua menu akan ditampilkan dan berubah
pada Visual basic 2005, tidak semua menu ditampilkan karena menu akan
otomatis ditampilkan sesuai dengan keperluan. Apabila project tidak dibuka,
maka menu debug tidak akan ditampilkan. Tetapi ketika project dibuka, maka
menu debug akan ditampilkan.
4. Perubahan Project.
Pada Visual Basic 6.0, project berdasarkan referensi, maksudnya adalah project
menyimpan path / folder dari item yang ada dalam project. Ketika compile, maka
Visual Basic 6.0. akan mencari lokasi dari item dan menambahkan item tersebut
ke project. Sedangkan pada Visual Basic 2005, semua project item diletakkan
dalam satu folder. File akan digandakan ke folder project jika item tersebut
berada terpisah. Ketika pertama kali membuat aplikasi, akan diminta menentukan
nama project dan folder tempat project. Dalam folder tempat project tersebut
akan dibuatkan folder baru yang diperlukan oleh Visual basic 2005, dan biasanya
adalah folder Bin dan Obj.
5. Membuat Form dari Project.
Visual Basic 6.0 dapat membuat form dari project dengan klik kanan dan pilih
Remove dari Window Project Explorer. Visual Basic 6.0 akan menghilangkan
form tersebut dari tampilan Project Explorer. Pada Visual Basic 2005, Project
Explorer akan diganti dengan Solution Explorer. Pada Visual Basic 2005,
Remove akan diganti dengan Delete dan file tersebut akan dihilangkan. Jika ingin
dihilangkan dari tampilan tanpa melakukan delete, dapat digunakan perintah
6. Penggabungan Project.
Visual Basic 6.0 dapat menggabungkan beberapa project, yang disebut dengan
Group Project. Sedangkan pada Visual Basic 2005, Group Project dikenal dengan
nama Solution. Jika pada Visual Basic 2005 hanya bisa menggabungkan project
yang dibuat dengan bahasa Visual Basic, sedangkan pada Solution bisa
menggabungkan beberapa project dari bahasa-bahasa lain seperti C#, C++ dan
J++.
7. Ekstensi Project file
Visual Basic 6.0, project file mempunyai ekstensi (.vbp) dan Group Project
(.Vbg) sehingga teks dapat diperbaiki pada text editor. Sedangkan Pada Visual
Basic 2005, project dan solution dalam format XML, jadi sebaiknya tidak perlu
diperbaiki pada text editor.
2.2.3 Penjelasan IDE
Ada beberapa bagian dari IDE pada Visual Basic 2005 yaitu :
a. Menu Bar
Menu Bar adalah bagian dari IDE yang terdiri dari berbagai perintah-perintah
untuk mengatur dan mengeksekusi program yang dibuat. Menu Bar terdiri atas
Menu File, Edit, View, Project, Build, Debug, Tools, Windows dan Menu Help.
b. ToolBar
Fungsi ToolBar sebenarnya sama dengan perintah-perintah yang ada pada menu
terdapat beberapa tombol untuk membuat dan memanipulasi Window dari IDE
Visual Basic 2005 yaitu Toolbox, Solution, Explorer dan Properties.
c. ToolBox.
ToolBox adalah tempat peletakkan kontrol dan komponen. Program aplikasi dapat
dibuat dengan mengambil kontrol dan komponen yang ada pada ToolBox.
d. Solution Explorer.
Solution Explorer memuat tampilan daftar file-file dari proyek yang sedang dibuat.
2.2.4 Form dan Kontrol
Interaksi antara Form dan konrol menyebabkan aplikasi yang dibuat akan
menjadi mudah dan user-friendly.
a. Form Windows
Form Windows adalah tempat meletakkan kontrol. Form Windows dapat
mengenali interface / antarmuka dari aplikasi yang dibuat nantinya. Adanya Form
Windows ini akan semakin mempermudah untuk lebih memfokuskan pada kode
program dibandingkan dengan desain tampilan program.
b. Label
Label merupakan kontrol yang biasanya digunakan untuk menampilkan teks pada
form.
c. Button.
Button adalah kontrol yang digunakan sebagai tombol untuk menjalankan sebuah
d. TextBox
TextBox merupakan salah satu kontrol yang digunakan untuk mengisi ataupun
menampilkan data.
e. CheckBox
CheckBox merupakan kontrol yang berfungsi untuk menampilkan daftar pilihan.
Obyek kontrol ini dapat memilih lebih dari satu pilihan.
f. Radio Button.
Obyek Radio Button memilki fungsi yang sama dengan CheckBox, yaitu untuk
menampilkan pilihan. Tetapi pada obyek kontrol ini hanya bisa memilih satu
pilihan saja.
g. GroupBox.
GroupBox berfungsi untuk mengelompokkan kontrol-kontrol yang ada di form.
Dengan adanya obyek ini, maka obyek kontrol yang ada dapat diatur dengan baik
dalam satu tempat.
h. ListBox
ListBox merupakan obyek kontrol yang berfungsi untuk menampilkan beberapa
daftar pilihan.
i. ComboBox
ComboBox berfungsi untuk menampilkan daftar pilihan
j. PictureBox
k. Tab Control
Tab Control berfungsi untuk membuat Tab window. Dalam satu form bisa
terdapat beberapa window dengan ukuran yang sama. Untuk berpindah ke window
yang lain, bisa dengan menekan Tab yang diinginkan. Obyek kontrol lain dapat
diletakkan di dalam setiap window tersebut.
l. ToolBar
ToolBar merupakan kontrol yang digunakan untuk meletakkan tombol.
Perintah-perintah dapat dilakukan dengan menekan tombol-tombol yang terdapat pada
ToolBar. Oleh karena itu, Obyek ToolBar lebih praktis dibandingkan dengan
Menu Bar.
2.2.5 Pemrograman dengan Visual Basic 2005
Untuk membuat aplikasi pada Visual Basic 2005, hal yang pertama dilakukan
adalah membuat New Project, sehingga akan muncul layar seperti pada gambar 2.1.
Pada gambar 2.1 akan muncul beberapa tipe project yang diinginkan. Program
dimulai dengan memilih project type Visual Basic Project dan templates Window
Application. Setelah itu akan muncul form editor proyek pertama seperti gambar 2.2.
Pada gambar 2.2 juga akan memunculkan form utama dan beberapa tools
yang disediakan seperti yang diuraikan di atas. Pada tools tersebut terdapat beberapa
tools yang direkomendasikan yakni Common Controls, Containers, Menu &
Toolbars, Data, Components, Printing, Dialog dan General. Aplikasi Chatting dengan
program dapat dilakukan dengan menambahkan beberapa control pada form untuk
menulis kode program.
Gambar 2.1 FormNew Project
Komponen SerialPort memiliki properties yang disediakan oleh Visual Basic 2005.
Properties tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Properti Komponen SerialPort pada Visual Basic 2005.
PROPERTI KETERANGAN
ReadBufferSize Menyatakan ukuran bit yang dibaca oleh buffer
WriteBufferSize Menyatakan ukuran bit yang ditulis oleh buffer
Baudrate Menyatakan kecepatan data
DataBits Menyatakan jumlah bit data.
Parity Menyatakan jenis bit paritas
PortName Menyatakan nama atau alamat Port komputer lokal
StopBit Menyatakan bit Stop
ReceivedByteThreshold Menyatakan batas jumlah byte yang diterima
Sedangkan Event yang terdapat di komponen SerialPort dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Komponen Event SerialPort.
EVENT KETERANGAN
Close Terjadi ketika computer remote menutup koneksi yang telah dibangun Open Terjadi ketika koneksi dengan computer remote telah berhasil dibangun. Write Terjadi ketika user menerima data atau pesan
Read Terjadi ketika data baru tiba.
2.3 Komunikasi Data Serial
Komunikasi serial ada dua jenis yaitu komunikasi serial secara sinkron dan
komunikasi secara asinkron. Komunikasi serial secara sinkron adalah pengiriman
data serial dengan sinyal detaknya secara bersamaan. Sedangkan komunikasi serial
secara asinkron adalah sinyal detak tidak dikirm secara bersamaan dengan
komunikasi serial melainkan sinyal detaknya harus dibangkitkan oleh rangkaian
penerima datanya.
Berdasarkan arahnya komunikasi serial dibagi menjadi :
a. Simplex; Komunikasi yang terjadi hanya satu arah saja
b. Half-Duplex; Komunikasi terjadi dua arah tapi secara bergantian.
c. Full-Duplex; Komunikasi dapat dilakukan dua arah secara bersamaan.
Transmisi asinkron sangat sederhana dan murah namun memerlukan
tambahan dua sampai tiga bit per karakter. Sebagai contoh, untuk karakter 8 bit tanpa
bit paritas menggunakan elemen akhir sepanjang 1 bit, dua dari setiap sepuluh bit
tidak membawa informasi, namun mereka hanya untuk sinkronisasi saja.
Format pengiriman data serial asinkron adalah 1 start bit (selalu rendah), 5-8
bit data, 1 bit paritas dan 1 sampai 2 bit stop (selalu tinggi). Pada saat tidak ada data
(idle) yang dikirim, kondisi saluran transmisi selalu tinggi (high). Format tersebut
Hal lain yang mempengaruhi transfer data serial adalah kecepatan pengiriman.
Besaran kecepatan data serial adalah bps (bit per second) atau baudrate.
Kecepatan pengisyaratan data = (log2 n) / T bit/detik ………(2.1)
dengan n adalah cacah kondisi pengisyaratan dan T adalah durasi bit.
Jika hanya terdapat dua kondisi pengisyaratan, 1 dan 0 saja, maka n = 2
sehingga kecepatan data adalah 1/T bit/detik. Kecepatan modulasi adalah kecepatan
perubahan status logika pada untai dan berbanding terbalik dengan durasi waktu.
Satuannya adalah baud.
Kecepatan modulasi = 1/T baud ……….(2.2)
Jadi jika n = 2, maka kecepatan pengisyaratan data sama dengan kecepatan modulasi.
2.4 Aplikasi Kabel Serial RS232C Untuk Komunikasi Data
RS232C merupakan kabel serial yang dapat digunakan untuk komunikasi data
antara dua komputer maupun komputer dan peralatan lainnya. Ada dua jenis
RS-232C, yaitu 25 pin dan 9 pin. Serial port bersifat asinkron dan dapat mengirimkan
data sebanyak 1 bit dalam tiap satu waktu. Port yang digunakan biasanya
1 Karakter Selalu nol
Start D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 Parity Stop
menggunakan konektor DB9. Konektor DB9 mempunyai 9 pin seperti yang
ditunjukkan oleh gambar 2.4.
Standar RS232 ini hanya menyangkut komunikasi data antar komputer (Data
Terminal Equipment – DTE) dengan alat-alat pelengkap komputer (Data
Circuit-Terminating Equipment –DCE). Biasanya alat pelengkap komputer adalah modem.
Hubungan antara DTE dan DCE dapat dilihat pada gambar 2.5.
Untuk fungsi dan pembagian pin dari RS 232C ditunjukkan pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 Fungsi dan pembagian pin RS-232C
Pin-pin tersebut (tabel 2.3) masih dapat dibagi menjadi 3 kelompok yakni :
1. Data signal
a) Transmitted Data, digunakan DTE mengirim data ke DCE.
b) Received Data, digunakan DTE menerima data dari DCE
2. Controlsignal
a) Request To Send, dengan saluran ini DCE diminta mengirim data oleh DTE.
b) Clear To Send, dengan saluran ini DCE memberitahukan bahwa DTE boleh
memulai mengirim data.
c) DCE Ready, sinyal aktif pada saluran ini menunjukkan bahwa DCE sudah
siap.
d) Data Terminal Ready, pada saluran ini DTE memberitahukan kesiapan
terminal.
e) Ring Indikator, pada saluran ini DCE memberitahukan ke DTE bahwa sebuah
stasiun menghendaki hubungan dengannya.
f) Received Line Signal Detect, dengan saluran ini DCE memberitahukan ke
DTE bahwa pada terminal masukan ada data masuk.
3. Ground.
Antara komputer (DTE) dan modem (DCE) terdapat suatu converter.
Converter yang dimaksud adalah IC MAX 232. Fungsi IC MAX 232 ini sebagai
converter level tegangan RS-232 ke level tegangan TTL. Standar sinyal serial RS232
ditujukkan pada gambar 2.6 dan 2.7.
+25 V
+3 V
-3 V
-25 V
Biner 0 (space)
Biner 1 (mark)
Tak terdefinisi (Invalid)
Gambar 2.6 Level Tegangan RS232
0 V
+5 V
0 V
Biner 1 (mark)
Biner 0(space)
2.5 MODEM
2.5.1. Pengantar FSK
Frequency shift keying (FSK) merupakan sistem modulasi digital yang relatif
sederhana dalam penyandian. FSK adalah sebuah bentuk modulasi sudut dengan
envelope konstan yang mirip dengan FM konvensional. FSK merupakan sistem
modulasi yang menghasilkan dua buah frekuensi yang berbeda-beda jika masukannya
dikenai sinyal-sinyal biner. Frekuensi berbeda tersebut adalah frekuensi gelombang
pembawa sinus, dan merupakan frekuensi yang akan dimodulasi oleh gelombang data
masukan yang berupa gelombang data digital. Sinyal termodulasi dapat dilihat pada
gambar 2.8. Frekuensi mark (fmark) adalah untuk menyatakan logika 1 dan frekuensi
space (fspace) menyatakan logika 0. Biasanya salah satu frekuensi adalah setengah dari
frekuensi lainnya.
2.5.2 Modulator-Demodulator FSK
Modulator-Demodulator (Modem) digunakan untuk mengubah bit-bit digital
gelombang radio sehingga dapat ditransmisikan melalui gelombang radio. Adapun
nilai frekuensi tersebut harus berbeda sehingga dapat dikenali untuk bit logika 1
(fmark) dan bit logika 0 (fspace).
Komponen utama dari modem ini akan dibuat dari rangkain terintegrasi
TCM3105. TCM3105 memiliki kelebihan sebagai berikut :
a. Sebagai modem Single-Chip Frequency-Shift-Keying (FSK).
b. Mengikuti spesifikasi berdasarkan BELL 202 dan CCITT V23.
c. Transmit Modulation pada 75, 150, 600 dan 1200 baud.
d. Receive Demodulation pada 75, 150, 600 dan 1200 baud juga.
e. Beroperasi secara Half-duplex hingga 1200 baud baik di pengirim maupun
di penerima.
f. Beroperasi secara Full-duplex hingga 1200 baud pada pengirim dan 150
baud pada penerima.
g. Single power supply = 5V.
h. Mengkonsumsi daya rendah.
i. On Chip group delay equalization dan Filter transmit / receive.
Bentuk fisik dan diagram blok IC TCM3105 dapat dilihat pada gambar 2.9.
Pada Gambar 2.9 (b) terlihat bahwa TCM3105 terdiri atas 4 blok yakni : Reciever,
Carrier detector, Timing and control, Transmitter. Di dalam TCM3105, juga terdapat
modulator yang terdiri dari FSK modulator, penguat dan filter. Pada modulator,
Tabel 2.4 Keterangan pin TCM3105
frekuensi yang telah diprogram berdasarkan standar BEL 202 atau CCITT V23.
Perbandingan pembagi diatur berdasarkan pin TRS, TXR, TXD. Tingkat keluaran
dari modem tergantung dari tegangan catu. Fungsi dan keterangan pin dari IC
TCM3105 ditunjukkan pada tabel 2.4.
PIN KETERANGAN
NO NAMA
1 VDD Tegangan positif
2 CLK Output untuk sinyal clock kontiniu saat 16 kali bit rate yang terseleksi (transmit / receive)
3 CDT Carier-Detected Output
4. RXA Masukan penerima (analog)
5 TRS Transmit/Receive Standard Select input. Untuk mengatur standar kecepatan
(a)
7 8
(b)
4 10
13,12,15
14
3
2
11
Sedangkan pada demodulator terdiri atas LPF (Low Pass-Filter) yang
dipergunakan sebagai filter yang diikuti dengan sebuah penguat yang dilengkapi
dengan Automatic Gain Control (AGC). Pada bagian ini dilengkapi oleh
Bandwidth-limiter guna menghindari interferensi out of band. Demodulator ini merupakan
edge-triggered multivibrator positif dan negatif. Sehingga hasilnya adalah data yang
diperoleh dari transisi sinyal analog yang diterima. Komponen DC dari sinyal yang
diperoleh sebanding dengan frekuensi yang diterima lalu diumpankan ke
switched-capacitor filter , LPF, dan post-demodulator filter.
Variabel level tegangan DC terhadap frekuensi diatur oleh pin RXB. Prasikap
tegangan pada pin ini tergantung pada bit rate dari data yang diterima serta internal
data.
6 NC No internal Connected
7 RXB Receive Bias Adjust untuk external guna meminimalkan bias distorsi 8 RXD Keluaran digital penerima
9 VSS Tegangan negatif (biasanya ground) 10 CDL Carrier detect level Adjust
11 TXA Output pemancar (analog) 12 TXR2 Bit rate select 2 input
13 TXR1 Bit rate select 1 input
14 TXD Masukan pemancar (digital) 15 OSC1
16 OSC2
offset. Bagian carrier-detect terdiri dari sebuah detektor energi dan digital-delay.
Detektor energi membandingkan level sinyal pada keluaran filter penerima terhadap
level yang telah diatur pada pin CDL.
Pembagi tegangan RXB dan CDL dapat menggunakan gambar 2.10 dan
persamaan 2.3.
Gambar 2.10 Pembagi tegangan
Vo = xVcc
R R
R
2 1
2
+ ………... (2.3)
dengan Vo adalah tegangan keluaran dan Vcc adalah catu daya.
Untuk pin TXA dihubungkan ke HPF (High-Pass Filter) seperti gambar 2.11.
Sehingga frekuensi cut-off ditentukan dengan persamaan 2.4. R2
Vo VCC 5 V
R1
Vo C3
R TXA
fc =
RC
π
2 1
... (2.4)
2.6 Pemancar dan Penerima FM
Tujuan dari pemancar adalah untuk mengubah satu atau lebih sinyal masukan
yang berupa Frekuensi Audio (AF) menjadi gelombang termodulasi dalam sinyal RF
(Frekuensi Radio). Frekuensi radio yang dimaksudkan adalah sebagai keluaran dan
kemudian diumpankan ke sistem antena untuk dipancarkan. Pada pemancar radio
dengan teknik modulasi FM, frekuensi gelombang carrier akan berubah seiring
perubahan sinyal suara atau informasi lainnya. Amplitudo gelombang carrier relatif
tetap. Setelah dilakukan penguatan daya sinyal (agar bisa dikirim jauh), gelombang
yang telah tercampur tadi dipancarkan melalui antena. Beberapa keuntungan FM
adalah bebas dari pengaruh gangguan udara, bandwidth (lebar pita) yang lebih besar,
dan fidelitas yang tinggi. Jika dibandingkan dengan sistem AM, maka FM memiliki
beberapa keunggulan, diantaranya :
a. Lebih tahan noise; Frekuensi yang dialokasikan untuk siaran FM berada di antara
88 – 108 MHz. Spektrum frekuensi ini secara relatif bebas dari gangguan baik
atmosfer maupun interferensi yang tidak diharapkan. Jangkauan dari sistem
modulasi ini tidak sejauh jika dibandingkan pada sistem modulasi AM yang
mempunyai panjang gelombang lebih panjang. Sehingga noise yang diakibatkan
oleh penurunan daya hampir tidak berpengaruh karena dipancarkan secara LOS
b. Bandwidth yang lebih lebar; Saluran siar FM standar menduduki lebih dari
sepuluh kali lebar bandwidth (lebar pita) saluran siar AM. Hal ini disebabkan oleh
struktur sideband nonlinear yang lebih kompleks dengan adanya efek-efek
(deviasi) sehingga memerlukan bandwidth yang lebih lebar dibanding distribusi
linear yang sederhana dari sideband-sideband dalam sistem AM. Band siar FM
terletak pada bagian VHF (Very High Frequency) dari spektrum frekuensi dengan
bandwidth yang tersedia lebih lebar daripada gelombang dengan panjang medium
(MW) pada band siar AM.
c. Fidelitas tinggi; Respon yang seragam terhadap frekuensi audio (paling tidak
pada interval 50 Hz sampai 15 KHz), distorsi (harmonik dan intermodulasi)
dengan amplitudo sangat rendah, tingkat noise yang sangat rendah, dan respon
transient yang bagus sangat diperlukan untuk kinerja Hi-Fi yang baik. Pemakaian
saluran FM memberikan respon yang cukup untuk frekuensi audio dan
menyediakan hubungan radio dengan noise rendah. Karakteristik yang lain
BAB III
PERANCANGAN
Sistem komunikasi data dua komputer dengan gelombang radio yang akan
dibuat ini terdiri atas dua bagian, yakni perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (software). Perangkat keras terdiri atas RS-232C sebagai interface (antar muka)
antara komputer dan modem, modem serta rangkaian pemancar dan penerima radio
FM. Perangkat keras terdiri dari dua sub-sistem, yakni sub-sistem 1 untuk komputer
yang berfungsi sebagai server dan sub-sistem 2 untuk komputer yang berfungsi
sebagai client. Misalkan komputer A (PC-A) sebagai user dan komputer B (PC-B)
sebagai client. Diagram blok sistem tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1.
PC-A
MODEM PEMANCAR
FM (TX A)
PENERIMA FM
(RX B)
PC-B
DRIVER / RECEIVER
RS-232C
MODEM
PENERIMA FM (RX A)
PEMANCAR FM (TX-B)
f1
f2
DRIVER / RECEIVER
RS-232C
Komputer A (PC-A) mengirim data berupa sinyal biner. Sinyal biner tersebut
diubah menjadi frekuensi-frekuensi tertentu oleh suatu modulator sehingga dapat
dimodulasikan dengan gelombang radio melalui pemancar FM. Pada penerima FM,
sinyal yang ditransmisikan ditangkap dan diubah kembali ke sinyal aslinya oleh
demodulator. Kemudian sinyal informasi tersebut dapat diterima oleh komputer B
(PC-B). Perangkat lunak yang dipergunakan sebagai aplikasi chatting berupa
pemrograman Visual Basic 2005.
3.1 Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras terdiri atas RS-232C, modem dan transceiver
(Transmitter-Receiver) FM. Masing-masing sub-sistem harus memiliki semua perangkat keras ini.
3.1.1 Modulator
Karena sistem ini mengirim data secara serial dan asinkron, maka terlebih
dahulu menentukan kecepatan datanya. Kecepatan data pada pengirim dan penerima
harus sinkron. Maka diambil kecepatan data sebesar 1200 bps dengan pertimbangan
sebagai berikut :
1200 bps artinya adalah 1200 bit per detik.
Berdasarkan persamaan 2.1 bahwa baudrate = (log2 n) / T dengan n = 2 dan T adalah
durasi bit, sehingga 1200 =
T
1
T = 1200
1
= 0,8333 ms
Berdasarkan persamaan 2.2 juga diketahui :
Kecepatan modulasi =
ms
8333 , 0
1
=1200,04 baud
Karena sistem ini menggunakan komunikasi serial asinkron, maka waktu yang
dibutuhkan untuk memodulasikan 1 karakter (huruf, angka dan tanda baca) adalah :
1 karakter = 10 bit sehingga waktu pemodulasi adalah :
10 x 0,8333 ms = 8,333 ms
Sedangkan jumlah karakter yang dapat dimodulasikan adalah :
10 1200
= 120 karakter
Untuk waktu yang dibutuhkan dalam memodulasikan seluruh karakter adalah :
120 x 0,8333 ms = 0,0999 s
Jika waktu yang dibutuhkan untuk memodulasikan seluruh bit (1200 bit) adalah :
1200 x 0,8333 ms = 0,999 s, maka dapat diketahui bahwa dalam kasus ini, baudrate
hampir sama dengan baud.
Kemudian diatur mode pada IC TCM3105 sesuai pada datasheet. Standar
komunikasi yang dipakai adalah CCITT V.23 dengan kecepatan 1200 bps. Sehingga
pin TRS, TXR1 dan TXR2 harus dihubungkan ke ground (Low level). Catu daya
yang dipakai sebesar 5 V (Vcc = 5 V ). Sehingga rangkaian modulator dapat dilihat
Pada datasheet, frequency clock (fclock )yang dipakai adalah sekitar 16 kali dari
baudrate. Sehingga fclock = 16 x 1200
= 19200 Hz
Sedangkan pada datasheet terlihat bahwa fclock dengan kecepatan 1200 bps adalah
19,11 KHz menggunakan crystal external 4,4336 MHz (16 kali baudrate). Crystal
external ini dihubungkan ke pin OSC1 dan OSC2. Kapasitor yang diparalel berfungsi
untuk menstabilkan fclock.
Untuk menghasilkan bentuk gelombang sinus dengan nilai frekuensi tertentu,
maka TXA dihubungkan ke HPF (High-Pass Filter) seperti pada gambar 2.11. Pada
filter ini akan melewatkan frekuensi tinggi dari frekuensi cut-off (fc). Untuk
menentukan nilai komponennya digunakan rumus dari persamaan 2.4. Dengan
menentukan fc= 100 Hz dan C = 100 nF diperoleh :
100 =
Untuk nilai R digunakan R potensio (variabel) sebesar 20 KΩ. R potensio ini
juga digunakan untuk mengatur keluaran supaya berada pada level 1,4 Vpp – 2,3Vpp.
Pada datasheet tepatnya berada di 1,9 Vpp. Dengan Frekuensi cut-off (fc) 100 Hz,
maka filter ini akan melewatkan frekuensi 1300 Hz dan 2100 Hz. Kedua frekuensi ini
berada di atas frekuensi cut-off. Kapasitor C4 adalah kapasitor coupling yang
digunakan untuk menolak level tegangan DC dan hanya melewatkan level tegangan
AC saja.
CDL dipakai untuk mengatur / menyesuaikan level deteksi sinyal carrier.
Dalam datasheet, CDL bernilai 2,8 V -3,9 V. Nilai tersebut diperoleh dari gambar
2.10 dan persamaan 2.3. Dari datasheet diperoleh Vo = 3,3 V dan dengan
Pin 14 berupa data masukan sinyal biner. Sinyal sinusoida (pin 11) merupakan
sinyal keluaran. Jika masukan dikenai bit ‘1’ maka keluaran berupa sinyal sinus
dengan frekuensi 1300 Hz, sebaliknya jika masukan dikenai bit ‘0’ maka keluaran
berupa sinyal sinus dengan frekuensi 2100 HZ. Sehingga hasil keluaran sinyal sinus
tersebut dapat dimodulasikan ke sinyal radio untuk ditransmisikan.
3.1.3 Demodulator.
Fungsi demodulator ini adalah untuk memperoleh kembali data asli yang telah
dimodulasikan di pemancar. Rangkaian crystal external sama dengan modulator dan
memiliki fungsi yang sama. Level tegangan CDL diatur sedemikian rupa oleh R
potensio menjadi 3,3 V. Pengaturan dengan menggunakan rumus dari persamaan 2.3.
Karena rangkaian ini berada pada penerima, maka prasikap tegangan diatur
berdasarkan bit-rate data yang diterima. Pin RXB membutuhkan tegangan masukan
sebesar 2,7 V (datasheet). Untuk memperoleh level tegangan tersebut, diperoleh
Rangkaian demodulator sistem ini dapat dilihat pada gambar 3.3. Pada
gambar 3.3 ini, kapasitor C3 digunakan untuk coupling sehingga kapasitor ini
berfungsi untuk melewatkan level AC saja. Masukan merupakan sinyal yang berasal
dari radio FM (mono) sedangkan keluaran datanya akan berbentuk sinyal biner
dengan frekuensi-frekuensi yang telah ditentukan dengan mode CCITT V.23 1200
bps tadi. Dalam hal ini TRS, TXR1, TXR2 dihubungkan ke ground (low-level)
3.1.3 Driver / Receiver RS232
Konverter disini berfungsi untuk mengubah level tegangan RS232 menjadi
level tegangan TTL. Konverter yang dipakai menggunakan IC MAX232. Konfigurasi
yang dipakai berdasarkan datasheet seperti yang ditunjukkan oleh gambar 3.4.
C3
Masukan tegangan RS232 berasal dari port serial komputer (sebagai DTE)
sedangkan keluarannya ke modem TCM 3105 (sebagai DCE). Kapasitor pada pin 1,
pin 3, pin 4, dan 5 adalah untuk mengatur impedansi masukan. Jika nilai kapasitor
pada pin-pin ini semakin tinggi maka impedansi masukan akan semakin turun.
Sedangkan pada pin 2, dan 6 berfungsi untuk mengatur riak catu daya. Jika kapasitor
pada pin-pin ini semakin tinggi maka riak catu dayanya akan berkurang.
3.1.4 Pemancar dan Penerima FM
3.1.4.1 Pemancar FM
Komunikasi alat ini adalah bersifat half-duplex. Maka untuk memenuhi
komunikasi half-duplex tersebut dibutuhkan 2 radio pemancar. Radio pemancar
pertama berada di sub-sistem 1 (user) dengan frekuensi f1 yakni 93 MHz. Radio
Gambar 3.4 Rangkaian konfigurasi MAX232
pemancar kedua berada di sub-sitem 2 (client) dengan frekuensi f2 yakni 103 MHz.
Masing-masing radio pemancar menggunakan satu antena yang berfungsi hanya
untuk memancarkan saja.
Radio pemancar yang dipakai adalah radio pemancar yang biasa dijual di
pasaran. Daya yang dipakai sekitar 5 W sehingga dapat menjangkau lebih dari radius
100 m. Radio pemancar yang digunakan adalah Pemancar mini FM 88-108 MHz,
Ronica, dengan type SC-199
3.1.4.2 Penerima FM.
Hampir sama dengan radio pemancar tadi yang menggunakan 2 antena
sebagai penerima baik di sub-sistem 1 (user) maupun di sub-sistem 2 (client). Radio
penerima akan menangkap sinyal pada frekuensi 93 MHz dan 103 MHz. Radio
penerima yang digunakan adalah radio penerima FM mono karena hanya menerima
isyarat bidang dasar saja dan tidak isyarat audio stereo. Radio penerima mono ini
bekerja pada rentang 88-104 MHz. Radio ini banyak dijual di pasaran dan radio
Penerima yang dipakai adalah FM Tunner, Saturn, dengan type RF-207.
3.2Perangkat Lunak (Software)
Pemrograman dibuat untuk aplikasi chatting. Aplikasi ini memakai teknologi
yang diperkenalkan Microsoft yaitu SerialPort yang fungsinya menghubungkan
komputer yang satu dengan yang lainnya sehingga dapat saling bertukar data satu
Berdasarkan gambar 2.3, maka untuk format akhir data serial dapat ditentukan
oleh pemrograman Visual Basic 2005. Sehingga format data untuk satu karakter
terdiri dari 10 bit yaitu 1 bit start, 8 bit data, 1 bit stop dan tanpa bit paritas dengan
baudrate 1200 bps. Penentuan format data ini dapat dilakukan pada properties
komponen SerialPort.
Kedua komputer harus sama-sama hidup dan pada perangkat lunak tidak ada
pesan off-line. Artinya adalah ketika salah satu komputer mati, pada masing-masing
form tidak ada pesan bahwa komputer tersebut sedang mati atau tidak dijalankan.
Untuk melakukan komunikasi, terlebih dahulu membuat form aplikasi dari
Visual Basic tadi. Di form ini nama kedua user, pesan terkirim, indikator koneksi
pesan error dan pesan yang akan dikirim akan ditampilkan pada form aplikasi
tersebut. Form aplikasi untuk keduanya (user dan client) adalah sama. Form tersebut
dapat dilihat pada gambar 3.5.
3
:APLI KASI CH AT
HUBUNG Nama
PUTUS
KIRIM
1
2
4 5
Gambar 3.5Form aplikasi Chatting
Alamat port
Keterangan :
1. Form untuk pesan indikator terhubung atau tidak dalam melakukan koneksi.
2. Form untuk layar pesan yang akan diterima dengan pesan yang akan terkirim
beserta nama kedua user (nama user dan client).
3. Form untuk penulisan pesan (pesan yang akan dikirim)
4. Tombol ‘Hubung’ untuk melakukan koneksi satu sama lain.
5. Form untuk penulisan ‘Nama anda’. Form ini diharapkan akan ditampilkan
beserta pesan pada layar pesan.
6. Form untuk tujuan COM port yang digunakan dalam berkomunikasi.
3.2.1 Diagram AlirProgram Aplikasi Chatting
Diagram alir komputer dapat dilihat pada gambar 3.6. Awalnya kedua
komputer sama-sama aktif dan harus menuliskan alamat tujuan port yang dipakai dan
menulis Nama sebelum melakukan koneksi. Jika salah satu alamat port dan nama
tidak ditulis, maka akan muncul pesan yang menyatakan bahwa kedua-duanya harus
tetap diisi sebelum komunikasi terhubung. Jika alamat port sendiri tidak diisikan,
maka komputer tidak akan bisa melakukan koneksi karena tidak tersedianya alamat
tujuan untuk melakukan koneksi, sehingga komputer tidak dapat mengirim dan
menerima pesan.
Setelah semuanya terisi, maka koneksi dapat dilakukan. Jika koneksi sudah
terhubung, maka pengiriman pesan dan penerimaan pesan dapat dilakukan dan kedua
menampilkan nama kedua user komputer. Jika salah satu user melakukan pemutusan
atau keluar dari form utama, maka akan muncul pesan pada komputer client yang
menyatakan bahwa user sudah memutuskan pesan atau keluar.
Ya
Gambar 3.6 Diagram alir Aplikasi Chatting
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas pengamatan cara kerja sistem komunikasi dua
komputer dengan gelombang FM beserta program Visual Basic yang digunakan.
Pengamatan ini akan disesuaikan dengan perancangan dan dasar teori yang sudah
diuraikan pada Bab II dan III.
Pengamatan dilakukan pada modulator, demodulator, pemancar dan penerima
FM mono. Pengujian dilakukan dengan data masukan dari level tegangan RS232
komputer yang merupakan sinyal digital dari kode ASCII karakter yang ditulis pada
keyboard. Pengamatan ini juga akan dicocokkan dengan program aplikasi Chatting
dengan baudrate 300 bps yang sudah diatur pada pemrograman Visual Basic 2005.
4.1. Pengamatan Kerja Aplikasi Chatting dengan Visual Basic
Pengamatan pada program aplikasi chatting ini adalah berupa pengamatan
proses kerja program untuk mengetahui pesan yang diterima dan yang dikirim
melalui suatu tampilan utama seperti gambar 4.1. Pengamatan ini juga sekaligus
sebagai indikator bahwa sistem alat ini bekerja dengan baik. Pengamatan dilakukan
dengan menghubungkan kedua komputer dengan modem melalui port COM yang
Pada tampilan form utama terdapat Alamat Port dan Nama yang akan diisi.
Jika Alamat Port belum diisi, maka akan muncul pesan seperti gambar 4.2 karena
tidak ada tujuan Alamat Port atau COM yang terdapat di komputer untuk digunakan
sebagai alamat berkomunikasi. Perintah yang disediakan oleh komponen SerialPort
yakni :
Dim WitheventsSerialport As New IO.Ports.SerialPort
Pada Alamat Port juga akan menyediakan pilihan COM mana yang akan
dituju oleh komputer. Jumlah pilihan tergantung pada port kosong yang disediakan
oleh komputer yang dipakai. Perintah untuk mengidentifikasi hal tersebut adalah :
Private Sub Form1_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles MyBase.Load
Pesan yang dikirim Pesan yang diterima dan dikirim
Indikator koneksi
For i As Integer = 0 To _
My.Computer.Ports.SerialPortNames.Count - 1
ComPorts.Items.Add( _
My.Computer.Ports.SerialPortNames(i))
My.Computer.Ports.SerialPortNames adalah fungsi yang disediakan oleh Visual
Basic 2005 untuk mengidentifikasi sistem pada komputer termasuk Port / COM yang
disediakan oleh sistem komputer termasuk SerialPortNames, sedangkan Count-1
adalah untuk menghitung mundur dari COM terbesar ke COM yang terkecil.
Jika Nama belum diisi, maka akan muncul pesan peringatan seperti gambar
4.3. Walaupun Nama tidak diisi, pesan masih dapat dikirim tetapi nama user dan
client tidak akan muncul di layar baik di layar pengirim maupun di layar penerima.
Ketika kedua Alamat Port dan Nama sudah diisi, tombol HUBUNG ditekan untuk
memulai suatu komunikasi sehingga akan tampil pesan seperti gambar 4.4.
Ketika Message ditekan OK, indikator koneksi PERINGATAN ! akan berubah
menjadi COM1 <TERHUBUNG> seperti pada gambar 4.5.
(a) (b)
Gambar 4.3 Form tanpa Nama (a) Pesan peringatan
(b) Pampilan pesan tanpa Nama
Hal ini disebabkan adanya perintah ketika COM dibuka / tersambung sehingga
muncul pesan pada gambar 4.5. Perintah tersebut adalah :
SerialPort.Open()
LblMessage.Text = SerialPort.PortName & "<" & "TERHUBUNG" & ">"
Saat COM1 terhubung juga, akan muncul suatu pesan di client seperti pada
gambar 4.6. Ini menandakan bahwa antara komputer user dan komputer client sudah
terjadi koneksi. Oleh karena itu pengiriman pesan diperbolehkan. Selama pesan itu
belum muncul, pengiriman pesan tidak akan terjadi. Perintah pesan ini adalah :
SerialPort.Open()
SerialPort.Write("***PESAN : " & txtnama.Text & " SUDAH TERHUBUNG !!!***"
SerialPort.Write adalah fungsi untuk menampilkan pesan tertentu pada layar
komputer client yang bukan pada layar komputer user. Ketika komputer user sudah
Gambar 4.7 adalah contoh dua komputer yang sedang chatting. Pada gambar
dapat memunculkan karakter tulisan baik angka, tanda baca, maupun huruf (huruf
capital maupun huruf kecil). Identifikasi oleh form utama dilakukan oleh penyandian
demodulator dari pesan asli yang dikirim oleh modulator. Pada gambar tersebut juga
dijelaskan bahwa BERLIN berfungsi sebagai user sedangkan RAFAEL berfungsi
sebagai client. Baik user maupun client dapat mengirim dan menerima pesan yang
ditulis melalui keyboard komputer dengan baik.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 4.7 Contoh-contoh pesan dengan menggunakan aplikasi Chatting (a) Contoh pesan pada komputer user.
(b) Contoh pesan pada computer client.
(c) Contoh pesan dengan berbagai karakter pada komputer user.
Untuk menampilkan nama user dan client beserta pesan yang dikirim maupun
diterima adalah dengan menggunakan perintah dari:
Private Sub btnKirim_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles btnKirim.Click
Try
SerialPort.Write("<" & txtnama.Text & "> " & PesanTerkirim.Text & vbCrLf)
With pesanDiterima
.SelectionColor = Color.Black
.AppendText("<" & txtnama.Text & "> " & PesanTerkirim.Text & vbCrLf)
.ScrollToCaret()
End With
PesanTerkirim.Text = String.Empty
Private Sub DataReceived(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.IO.Ports.SerialDataReceivedEventArgs) Handles SerialPort.DataReceived
pesanDiterima.Invoke(New _
mydelegate(AddressOf updateTextBox), _
New Object() {})
End Sub
Public Delegate Sub mydelegate()
Public Sub updateTextBox()
With PesanDiterima
.Font = New Font("Garamond", 12.0!, FontStyle.Bold)
.SelectionColor = Color.Red
.AppendText(SerialPort.ReadExisting)
.ScrollToCaret()
End With
Perintah vbCrlf berfungsi untuk memulai baris baru, sehingga pesan yang
dikirim oleh user dan client tidak bercampur menjadi satu baris. Pesan akan terpisah
perintah untuk membersihkan kotak pada pesan yang akan dikirm. Ketika tombol
KIRIM ditekan, pesan pada pesan yang dikirim akan dibersihkan dan kembali ke
kotak kosong semula.
Pada pengamatan kali ini, jika client yang terlebih dahulu memutuskan
komunikasi, maka ketika komunikasinya terputus akan muncul pesan pada gambar
4.8. Ketika Tombol OK ditekan, pesan bahwa komunikasi sudah terputus akan tampil
juga di komputer user seperti pada gambar 4.9.
Untuk memunculkan pesan tersebut adalah dengan menggunakan perintah dari :
Private Sub btnPutus_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles btnPutus.Click
Try
SerialPort.Write("********PESAN : " & txtnama.Text & " TERPUTUS
!!!********" & vbCrLf)
SerialPort.Close()
lblMessage.Text = SerialPort.PortName & "<" & "TERPUTUS" & ">"
MsgBox(" KOMUNIKASI TERPUTUS !")
SerialPort.Close() berfungsi untuk memutuskan komponen SerialPort sehingga
komunikasi antara dua komputer tersebut tidak akan terjadi lagi. Ketika terputus,
indikator pesan akan berubah menjadi ‘SerialPort.PortName’ <TERPUTUS>
Karena pesan client terputus, maka user bisa untuk berkomunikasi lagi
tombol HUBUNG lagi. Jika tidak ingin berkomunikasi lagi, maka user cukup
menekan tombol KELUAR seperti pada gambar 4.10.
Pada kenyataannya, pengamatan aplikasi program ini memiliki kekurangan
ketika bekerja melalui modem yang telah dirancang. Hasil pengamatannya dapat
dilihat pada gambar 4.11.
Gambar 4.10 Pesan Keluar
Gambar 4.11 Hasil pengamatan ketika salah satu modem dimatikan
Gambar 4.11 memunculkan pesan–pesan yang tidak teridentifikasi oleh
Visual Basic 2005 karena salah satu modem atau pemancar dimatikan. Pesan ini
muncul karena modem yang sedang ON akan tetap menerima sinyal dari penerima
FM mono yang sedang ON juga walaupun pemancarnya sedang OFF. Hal ini
dikarenakan penerima FM mono masih membaca dan menerima sinyal dari udara
bebas yang ada, apakah itu dari stasiun pemancar radio swasta yang lain, dari
pemancar lain atau dari sinyal-sinyal liar yang ada di udara bebas.
4.2. Pengamatan pada Hardware
Pengamatan pada hardware dilakukan untuk mengetahui proses transmisi
sinyal informasi beserta bentuk perubahan sinyal per blok sistem.
4.2.1 Pengamatan pada Driver / Receiver RS232.
Driver / Receiver RS232 adalah pengubah tegangan RS232 ke level tegangan
TTL. Sinyal hasil konversi dari Driver RS232 dapat dilihat pada gambar 4.12. Sinyal
pada Driver RS232 adalah sinyal hasil konversi dari level tegangan RS232 ke level
tegangan TTL, yakni sinyal yang merupakan masukan modulator IC TCM3105. Pada
gambar 4.12, trace-1 merupakan sinyal RS232 dengan level tegangan -25 V s/d +25
V seperti pada gambar 2.6. Pada pengamatan terlihat bahwa RS232 berada pada level
tegangan (Vamp) -10,5 V untuk logika 1 dan +10,5 V untuk logika 0. Sedangkan
MAX232. Pada trace-2 ini level tegangan (Vamp) berada pada 0 V untuk logika 0
dan 4,92 V untuk logika 1. Trace-1 dan trace-2 adalah sinyal yang berkebalikan satu
sama lain dengan level tegangan yang berbeda.
Adapun sinyal pada gambar 4.12 merupakan sinyal ASCII dari karakter huruf
‘A’. Pada lampiran karakter huruf A adalah 1000001. Format pengiriman data serial
asinkronnya terdiri atas start bit, 8 bit data, stop bit dan tanpa bit paritas. Format
pengiriman data diatur pada pemrograman Visual Basic 2005 yang sudah dibahas
tadi. Format pengiriman huruf A dapat dilihat pada gambar 4.13. Dalam pengujian
penulis mengetik huruf A berulang kali sehingga dalam pengamatan hanya
mengambil sample satu format data serial asinkron saja seperti pada gambar 4.13.
Pada gambar tersebut terlihat bahwa start bit adalah 0, data huruf A terdiri atas
1000001, bit tambahan adalah 0 dan bit stop sama dengan 1. Format data serial Gambar 4.12 Sinyal hasil konversi Driver RS232
1
Keterangan : a. Bit Start.
b. Data satu karakter huruf A (1000001). c. Bit sinkronisasi (bit tambahan) d. Bit stop.
e-f : Pensinyalan untuk karakter huruf selanjutnya (sama-sama huruf A juga). (e) Bit start selanjutnya. (f) Data karakter huruf selanjutnya.
asinkron untuk satu karakter huruf ditunjukkan oleh a, b, c, d pada gambar 4.13 yang
terdiri atas 10 bit per satu karakter. Kode ASCII terdiri atas 7 bit tetapi pada program,
data terdiri atas 8 bit. Hal ini dilakukan karena pada pengiriman data serial asinkron
sering terjadi framing error. Framming-error terjadi bila beberapa keadaan derau
menyebabkan munculnya bit awal yang salah sepanjang status idle, sehingga
memerlukan tambahan sampai tiga bit per karakter. Bit tambahan ini tidak membawa
informasi, tetapi hanya sebagai bit sinkronisasi saja termasuk bit kedelapan pada
setiap data informasi.
1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0
a b c d e f
Gambar 4.14 adalah sinyal pentransmisian karakter huruf A yang akan
dimodulasikan oleh modulator. Bit start akan pertama kali dikirim kemudian diikuti
oleh bit D0 sebagai LSB, D1, D2, D3, D4, D5, D6, D7 (bit tambahan) sebagai MSB
dan selanjutnya Stop bit.
Sinyal pada Receiver RS232 terlihat pada gambar 4.15. Sinyal pada receiver
RS232 ini adalah sinyal hasil pengubahan dari sinyal keluaran demodulator (level
tegangan TTL) ke level tegangan RS232. Pada gambar 4.15, trace-2 merupakan
sinyal keluaran demodulator dengan level tegangan (Vamp) 5,36 V untuk logika 1
dan 0 V untuk logika 0, sedangkan trace-1 adalah sinyal hasil pengubahan Receiver
RS232 pada IC MAX232 dengan level tegangan –9 V untul logika 1 dan +9 V untuk
logika 0. Kedua sinyal merupakan sinyal yang berkebalikan satu sama lain.
1 0 0 0 0 0 1 0
1
8 bit data 1 karakter
Stop bit Bit
sinkronisasi
Start bit idle
1
D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
LSB MSB
0
Perbandingan hasil pengiriman dan penerimaan data dapat dilihat pada
gambar 4.16. Gambar 4.16 (a) adalah data yang dikirim berupa kode ASCII huruf A
dengan level tegangan RS232, sedangkan gambar 4.16 (b) adalah hasil pengubahan
dalam level tegangan TTL. Gambar 4.16 (d) adalah data yang diterima oleh
demodulator dengan level tegangan TTL juga, sedangkan pada gambar 4.16 (c)
adalah data yang diterima oleh Receiver RS232.
Dari gambar 4.16 dapat dilihat bahwa walaupun bentuk sinyal dan level
tegangan antara data yang dikirim dan data yang diterima tidak begitu sama dan
berbetuk sinyal yang tidak sempurna, namun sinyal digital tersebut masih dapat
dibaca oleh demodulator dengan baik. Bahkan pada pengirim terlihat jelas
pensinyalan digital atau penyandian sinyal informasi aslinya dibandingkan dengan
data yang dikirim. Hal ini disebabkan level tegangan sinyal tersebut masih dalam Gambar 4.15 Sinyal hasil pengubahan Receiver RS232
1
Gambar 4.16 Data yang dikirim dan diterima. (a) Sinyal masukan Driver RS232. (b) Hasil konversi Driver RS232. (c). Hasil konversi Receiver RS232 (d) Sinyal yang diterima oleh demodulator.
interval yang direkomendasikan oleh RS232 yakni -3 V s/d -25V untuk logika 1, +3V
s/d +25V untuk logika 0, dan -3V s/d +3V adalah sinyal yang tidak terdefinisikan
(invalid signal).
4.2.2 MODEM TCM 3105
4.2.2.1 Pengamatan pada Modulator
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, modem berfungsi untuk
mengubah sinyal dari level tegangan ke dalam bentuk frekuensi-frekuensi tertentu.
Konfigurasi MODEM TCM3105 menggunakan baudrate 1200 bps yang akan
(a) (b)
0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0
(d) (c)