• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi minat jabatan mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006 dengan menggunakan tes minat jabatan Lee-Thorpe - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Deskripsi minat jabatan mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006 dengan menggunakan tes minat jabatan Lee-Thorpe - USD Repository"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

i Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Petrus Fajar Yuniantoro Widodo NIM : 021114030

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

Kita adalah pelukis dari potret diri kita masing-masing. Kita akan menjadi

apa nantinya ditentukan oleh sikap kita, perbuatan kita dan segala sesuatu

yang kita pelajari.

(Mary-Ellen Drummond)

Ku Persembahkan Karya ini Untuk :

Tuhan Yesus Kristus

(5)

v

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 September 2008

Penulis

(6)

vi

LEE-THORPE

Petrus Fajar Yuniantoro Widodo Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui minat mahasiswa Universitas Sanata Dharma Program Studi Bimbingan dan Konseling Yogyakarta angkatan 2006 menggunakan alat tes Minat Jabatan Lee-Thorpe. Pengumpulan data dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Program Studi Bimbingan dan Konseling Yogyakarta angkatan 2006 pada tanggal 28 November 2007. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dan menggunakan instrument Tes Minat Jabatan Lee-Thorpe sebagai alat pengumpul data. Populasi penelitian ini adalah 37 mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Teknik analisis data penelitian ini adalah statistik deskriptif dengan persentil.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) sebagian besar responden penelitian ini mempunyai bidang minat pribadi-sosial tinggi; (2) sebagian besar responden penelitian ini mempunyai bidang minat seni tinggi; (3) sebagian besar responden penelitian ini mempunyai bidang minat sains rendah; (4) sebagian besar responden penelitian ini mempunyai tipe minat verbal tinggi; (5) sebagaian besar responden penelitian ini tidak mempunyai tingkat minat professional.

(7)

vii

CAREER INTEREST INVENTORY

Petrus Fajar Yuniantoro Widodo Sanata Dharma University

2008

The objectives of this research were to understand the interest of Guidance and Counseling Sanata Dharma University students in the year of 2006 using Career Interest Inventory. The data gathering was carried out in Sanata Dharma University at 28 November 2007. This research was a descriptive research using Lee-Thorpe career interest inventory as a data collecting instrument. The population of the research was 37 Guidance and Counseling Sanata Dharma University students in the year of 2006. Technique of data analysis of the research was descriptive statistic using percentile.

Result of the research indicated that : (1) most of the respondents in this research had high social-personal interest; (2) most of the respondents had high interest in art; (3) most of the respondents had low interest in science; (4) most of the respondents had high verbal interest; (5) most of the respondents did not have interest in professional works.

(8)

Nama : Petrus Fajar Yuniantoro Widodo Nomor Mahasiswa : 021114030

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

DESKRIPSI MINAT JABATAN MAHASISWA PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA ANGKATAN 2006 DENGAN MENGGUNAKAN TES MINAT JABATAN LEE-THORPE

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 14 November 2008

Yang menyatakan

(9)

ix

pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling.

Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai

masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

4. Bapak Fajar Santoadi, S.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran

untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Kedua orang tuaku (Bpk. TH. Suwarno dan Ibu M. Martini) yang dengan sabar

memberikan dorongan, nasehat, dana dan selalu berdoa untuk penulis.

6. Kekasihku Lusia Kurniawati yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

7. Teman-temanku satu perjuangan di bulan Oktober, Ina (Inoel), Nadia, Sarie,

(10)

x

bantuannya dalam penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak

langsung.

9. Buat adikku Bulan, Ana, Mita yang selalu memberikan semangat dan selalu

membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Semoga semua kebaikan dan bantuannya mendapat imbalan yang sepantasnya dari

Tuhan Yang Maha Kuasa.

(11)

xi

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT...vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A..Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Devinisi Operasional... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Minat Jabatan ... 6

1. Pengertian Minat ... 6

2. Pengertian Jabatan... 7

(12)

xii

4. Bidang Minat Bisnis... 13

5. Bidang Minat Seni ... 13

6. Bidang Minat Sains ... 13

7. Tipe Minat Verbal ... 14

8. Tipe Minat Manipulatif ... 14

9. Tipe Minat Komputatif ... 14

10.Tingkat Minat Rutin... 14

11.Tingkat Minat Keterampilan ... 14

12.Tingkat Minat Profesional... 15

C. Teori Anne Roe tentang Pemilihan Jabatan ... 15

D. Minat Terhadap Tugas-Tugas Konselor ... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...20

A. Jenis Penelitian ... 20

B. Populasi Penelitian ... 20

C. Alat Pengumpul Data ... 21

D. Validitas dan Reliabilitas ... 23

E. Teknik Analisis Data ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...26

A. Hasil Penelitian ... 26

1. Bidang Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling ... 26

2. Tipe Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling... 30

(13)

xiii

c. Bidang Minat Mekanik ... 40

d. Bidang Minat Bisnis ... 41

e. Bidang Minat Seni ... 42

f. Bidang Minat Sains ... 45

2. Tipe Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling ... 47

a. Tipe Minat Verbal ... 47

b. Tipe Minat Manipulatif ... 50

c. Tipe Minat Komputatif ... 52

3. Tingkat Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling... 54

a. Tingkat Minat Rutin... 54

b. Tingkat Minat Keterampilan ... 56

c. Tingkat Minat Profesional... 57

C. Kebutuhan Mahasiswa Bimbingan dan Konseling ... 59

a. Bidang Minat Pribadi Sosial ... 60

b. Bidang Minat Seni ... 61

c. Bidang Minat Sains ... 62

d. Tipe Minat Verbal ... 63

e. Tipe Minat Komputatif ... 64

f. Tingkat Minat Profesional... 65

BAB V RINGKASAN, KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ...67

A. Ringkasan... 67

(14)

xiv

(15)

xv

TABEL 2.1 POPULASI PENELITIAN ...21 TABEL 2.2 DESKRIPSI RESPONDEN BERDASARKAN

BIDANG MINAT ...27 TABEL 2.3 MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN

2006 BERDASARKAN BIDANG MINAT ...28 TABEL 2.4 DESKRIPSI RESPONDEN BERDASARKAN

TIPE MINAT ...31 TABEL 2.5 MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN

2006 BERDASARKAN TIPE MINAT ...32 TABEL 2.6 DESKRIPSI RESPONDEN BERDASARKAN

TINGKAT MINAT ...34 TABEL 2.7 MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN

(16)

1

Pada bab ini penulis akan memaparkan latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Pengambilan keputusan tentang jenis pekerjaan yang dicita-citakan oleh

seseorang mempunyai hubungan yang erat dengan pendidikan yang harus

diselesaikan dalam rangka mempersiapkan diri seseorang tersebut memasuki dunia

kerja serta untuk menyambut masa depan yang lebih baik. Keputusan tentang

pendidikan yang diambil juga mempunyai hubungan langsung dengan bidang

pekerjaan seseorang yang dicita-citakan setelah menamatkan studinya dalam jenjang

pendidikan tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa pengambilan keputusan pendidikan

lanjutan yang akan seseorang jalani mempunyai pengaruh yang besar terhadap arah

pilih pekerjaan setelah menamatkan studi.

Bingung menentukan jurusan (prodi) manakah yang harus ia tempuh,

kurangnya pengetahuan tentang prospek jurusan (prodi) dan pekerjaan setelah ia

menamatkan pendidikannya tersebut merupakan beberapa masalah yang seringkali

dialami oleh para mahasiswa baru. Banyak dari mereka yang melakukan kesalahan

dalam memilih jurusan (prodi). Masalah-masalah tersebut di atas apabila tidak segera

diatasi akan berdampak buruk di masa depan. Kesalahan tersebut di atas mungkin

(17)

juga disebabkan karena mereka tidak diterima di jurusan (prodi) yang menjadi

pilihan pertamanya sehingga mereka harus menerima pilihan jurusan (prodi) yang

kedua atau pilihan yang ketiga. Contoh dari kenyataan di atas adalah sebagai berikut,

seorang lulusan SMA menginginkan melanjutkan kuliah di Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta jurusan Psikologi merupakan pilihan pertama, pilihan yang

kedua jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, dan pilihan yang

ketiga adalah Bimbingan dan Konseling, setelah mengikuti tes ternyata ia tidak dapat

masuk dalam pilihan yang pertama dan yang kedua, sehingga ia harus menerima

pilihannya yang terakhir yaitu jurusan Bimbingan dan Konseling. Keadaan tersebut

akan menyebabkan munculnya perilaku yang kurang baik dalam proses studi, seperti

malas kuliah, tidak mempunyai motivasi belajar dan akhirnya akan dikeluarkan.

Peran orang tua dalam keadaan seperti ini sangat besar sumbangannya, namun selain

itu pihak Program Studi Bimbingan dan Konseling juga mempunyai peran yang

sangat besar dalam membantu mahasiswa tersebut. Bantuan yang diberikan dapat

dalam bentuk konseling individu maupun kelompok agar mahasiswa kembali

mempunyai motivasi untuk mengembangkan diri, untuk belajar dan mencintai

jurusan (prodi) Bimbingan dan Konseling, namun jika pilihan tersebut tidak tepat

dan tidak mungkin dijalani maka prodi Bimbingan dan Konseling harus dapat

membantu mahasiswa tersebut menemukan jalan keluarnya.

Pentingnya ketepatan pilihan karir seseorang mendorong penulis mengadakan

penelitian mengenai minat mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan

2006 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti akan menggunakan alat tes

(18)

seharusnya dilakukan oleh seorang konselor. Alasan peneliti memilih mahasiswa

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

angkatan 2006 sebagai subjek penelitian ini adalah :

a. Para mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta angkatan 2006 merupakan calon tenaga produktif yang

dipersiapkan untuk menjadi seorang konselor, baik di lingkup sekolah

maupun di luar sekolah.

b. Peneliti ingin membandingkan minat jabatan mahasiswa Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan

2006 dengan minat jabatan yang seharusnya dimiliki oleh seorang konselor.

B. Perumusan Masalah

Masalah penelitian yang muncul dan ingin dicari tahu jawabannya melalui

penelitian ini adalah bagaimanakah minat jabatan mahasiswa Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat jabatan mahasiswa Universitas

Sanata Dharma Program Studi Bimbingan dan Konseling Yogyakarta angkatan 2006

(19)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan tentang minat terhadap

tugas-tugas yang seharusnya dimiliki oleh seorang konselor.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Memperoleh pengalaman melakukan penelitian dalam bidang karir dan

memperoleh gambaran tentang minat yang dimiliki oleh mahasiswa

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta prodi Bimbingan dan Konseling

angkatan 2006.

b. Bagi Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan

informasi yang berguna bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta demi pengembangan dan

pemberian bantuan terhadap mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

c. Bagi mahasiswa

Jika data hasil tes minat disampaikan kepada mahasiswa, peneliti berharap

mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang diteliti akan semakin

mengetahui dan menyadari minat yang seharusnya dimiliki oleh seorang

(20)

E. Definisi Operasional

Minat Jabatan Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma angkatan 2006 adalah perasaan tertarik yang dimiliki oleh mahasiswa

BK Universitas Sanata Dharma angkatan 2006 terhadap berbagai macam tugas

yang dilakukan oleh seorang konselor. Minat jabatatan tersebut diukur dengan

Tes Minat Jabatan Lee-Thorpe yang terdiri dari 6 bidang minat jabatan (pribadi

sosial, natural, mekanik, bisnis, seni, sains), 3 tipe minat jabatan (verbal,

manipulatif, komputatif), dan 3 tingkat minat jabatan (rutin, keterampilan,

(21)

6

Pada bab ini disajikan hasil kajian pustaka mengenai beberapa hal yang dapat

memperjelas topik penelitian dan kiranya berguna pula untuk memahami

keseluruhan isi penelitian tentang minat jabatan.

A. Minat Jabatan

1. Pengertian minat

Menurut Winkel (1991:533) minat adalah suatu kecenderungan subyek

yang bersifat menetap untuk merasa tertarik terhadap suatu obyek, keadaan,

peristiwa tertentu dan merasa senang berada dalam kegiatan yang berkaitan

dengan obyek tertentu tersebut.

Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.(Sukardi 1987:46)

Menurut Walgito (Gani, 1991) minat adalah suatu keadaan individu

menaruh perhatian pada sesuatu disertai keinginan untuk mengetahui,

mempelajari atau membuktikan lebih lanjut. Individu mempunyai

kecenderungan untuk berhubungan dengan suatu obyek yang ada di

lingkungannya. Apabila obyek tersebut dapat memberikan kesenangan dan

harapan pada dirinya, maka hal tersebut akan menimbulkan minat dan apabila

tidak, maka ia tidak mempunyai minat terhadap obyek tersebut. Jadi minat

(22)

melakukan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan obyek tertentu yang

ditekuninya.

Berdasarkan pengertian minat di atas, peneliti mendapatkan suatu

rangkuman singkat mengenai minat, yaitu kecenderungan perasaan tertarik

yang ada dalam individu yang mengarahkan individu tersebut untuk

menentukan suatu pilihan tertentu. Minat mempunyai paranan yang sangat

penting bagi individu dalam mengarahkan, menentukan suatu pilihan dan

keputusan, dalam hal ini pilihan dan keputusan dalam hal jabatan.

2. Pengertian Jabatan

Dalam bahasa Inggris terdapat kata-kata tertentu yang yang menunjuk

pada pengertian pekerjaan, seperti employment, job, occupation, dan career.

Kata employment dan job lebih menekankan aspek seseorang mengerjakan

suatu pekerjaan dan mendapatkan imbalan ekonomi atas usaha dan waktu

yang dicurahkan, tanpa memperhatikan apakah orang itu sungguh-sungguh

merasa terlibat dalam pekerjaannya tersebut atau tidak. Kata occupation lebih

menekankan aspek bahwa seseorang merasa terlibat di dalam pekerjaannya

karena telah mempersiapkan diri untuk memegang pekerjaan tersebut dan

memperoleh kepuasan pribadi, tetapi keterlibatannya masih dapat dibatasi

oleh jam-jam saja. Kata vocation dan career lebih menekankan aspek bahwa

seseorang memandang pekerjaannya sebagai panggilan hidup yang meresapi

seluruh pikiraan dan perasaan serta mampu mewarnai seluruh gaya hidupnya

(life style), maksudnya bahwa dalam melakukan pekerjaan tertentu individu

(23)

yang akan diperoleh, dan bukan karena takut terhadap peraturan yang

berlaku. Bekerja merupakan panggilan hidup apabila dilakukan atas dasar

rasa cinta terhadap pekerjaan yang ia lakukan, berdasar pada kerelaan,

ketertarikan, kesungguhan dari dalam diri individu dan dapat menimbulkan

kebahagiaan bagi individu itu sendiri. Apabila dilihat menggunakan bahasa

Indonesia, kata bidang pekerjaan lebih mendekati arti arti kata employment

dan job, sedangkan kata jabatan lebih mendekati arti kata occupation,

vocation dan career (Winkel, 1991:511).

Berdasarkan pengertian di atas yang akan penulis gunakan sebagai

acuan adalah istilah occupation, vocation, jabtan dan karir dalam penulisan

skripsi dengan judul Deskripsi Minat Jabatan Mahasiswa Prodi Bimbingan

dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2006 dengan

Menggunakan Tes Minat Jabatan Lee-Thrope. Menurut Hani (1987:123)

karier adalah seluruh pekerjaan yang dimiliki atau dipegang selama

kehidupan kerja seseorang. Sedangkan menurut Shertzer (Sukardi, 1984:17)

karir adalah suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan, dan

kedudukan yang dipegang oleh seseorang seumur hidupnya. Jadi karir lebih

mempunyai arti yang lebih dalam dibandingkan dengan pekerjaan, karena

karir tidak hanya memandang pekerjaan dari segi materi, tuntutan hidup

ataupun upah yang akan diterima melainkan sampai taraf dapat

(24)

3. Minat Sebagai Salah Satu Faktor Penentu Arah Pilihan Jabatan

Menurut Sukardi (1984:46) minat adalah suatu perangkat mental yang

terdiri dari perpaduan dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas, takut

dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu

kepada suatu pilihan tertentu. Seseorang melakukan pilihan berdasarkan

minat atas sesuatu yang akan ia pilih, dalam hal ini pekerjaan. Apabila

seseorang memiliki minat terhadap suatu pekerjaan kemungkinan besar orang

tersebut akan mencoba untuk memilih dan melakukan tugas atau tanggung

jawab dari pekerjaan tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi arah pilih jabatan. Sukardi

(1984:44) mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

arah pilih jabatan yaitu kemampuan intelegensi, bakat, minat, sikap, hobi,

prestasi, keterampilan, penggunaan waktu luang, pendidikan lanjutan,

pengalaman kerja, pengetahuan dunia kerja, kemampuan dan keterbatasan

fisik dan penampilan lahiriah, dan yang terakhir adalah masalah dan

keterbatasan pribadi. Perilaku memilih dapat dilakukan secara efektif apabila

individu mempunyai minat-minat yang jelas, informasi kemampuan informasi

tentang diri dan jenis pekerjaan yang akurat. Sebaliknya, jika individu

mempunyai pemahaman tentang diri dan jenis pekerjaan yang sesuai tidak

jelas, mereka akan merasa bimbang dan ragu tentang pilihan pekerjaan bagi

dirinya. Selain hal tersebut di atas kesesuaian antara minat jabatan,

lingkungan seseorang dengan pekerjaan juga merupakan hal yang penting

(25)

Holland (Fajar, 2007:151) mengatakan bahwa kongruensi (kesesuaian)

sebagai salah satu determinan agar karir seseorang dapat sukses. Kongruensi

atau kesesuaian antara karakter diri berhubungan dengan kualitas keterlibatan

individu dalam karir dan studi, prestasi kerja/studi, stabilitas individu dalam

menjalani studi dan karirnya serta kepuasan karir. Sedangkan Holland

(Manhiru, 1988:63) mengatakan bahwa, beberapa tipe memerlukan berbagai

lingkungan, misalnya, tipe-tipe realistik tumbuh dengan subur dalam

lingkungan-lingkungan realistik karena lingkungan tersebut memberikan

kesempatan-kesempatan dan menghargai kebutuhan-kebutuhan tipe realistik.

Ketidakharmonisan terjadi bila suatu tipe hidup dalam suatu lingkungan

yang tidak menyediakan kesempatan-kesempatan dan

penghargaan-penghargaan yang sesuai bagi kemampuan-kemampuan orang tersebut.

Sebagai contoh, individu dengan tipe realistik hidup atau tinggal di

lingkungan individu-individu dengan tipe sosial. Tipe realistik adalah tipe

individu yang menyukai aktivitas-aktivitas yang teratur atau sistematik

terhadap obyek-obyek, alat-alat, mesin-mesin, binatang-binatang dan tidak

menyukai aktivitas-aktivitas pemberian bantuan atau pendidikan sedangkan

tipe sosial adalah, tipe individu yang menyukai aktivitas-aktivitas yang

melibatkan diri pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan

orang-orang untuk memberikan bantuan, bimbingan, maupun penyuluan dan tidak

menyukai aktivitas-aktivitas rutin dan sistematik yang melibatkan

obyek-obyek, materi-materi (Manhiru, 1988:57). Apabila individu dengan tipe

(26)

maka tidak akan ada kecocokan atau keharmonisan, karena apa yang

dibutuhkan oleh individu dengan tipe realistik tidak diperoleh di lingkungan

orang dengan tipe sosial, demikian pula sebaliknya.

B. Tes Minat Jabatan Lee-Thrope

Minat adalah merupakan kesukaan, kegemaran, atau kesenangan akan sesuatu.

Minat sangat penting dalam pengambilan pilihan jabatan tertentu, dalam suatu hal

kita akan merasa lebih puas dengan suatu pekerjaan jika aktivitas kerja kita menarik

bagi hati kita (Sukardi, 1986). Kita menyadari, apabila kita tidak mempunyai rasa

senang, suka, tertarik terhadap suatu pekerjaan kita tentunya akan melakukan

pekerjaan tersebut dengan tidak sepenuh hati atau hanya sekedar memenuhi tuntutan

pekerjaan saja. Hal tersebut disadari namun sering tetap dilakukan sehingga hasil

dari pekerjaan tersebut tidak maksimal. Untuk itu para ahli psikologi mencoba

mengembangkan seperangkat alat berupa tes atau inventori yang diharapkan dapat

memberikan gambaran yang sebenarnya mengenai minat seseorang, khususnya minat

dalam hal pekerjaan. Salah satu ahli psikologi yang mengembangkan seperangkat

instrumen inventori minat jabatan tersebut adalah Lee dan Thorpe. Inventori minat

jabatan tersebut digunakan sebagai alat untuk mengukur atau mengetahui minat

jabatan individu. Tujuan utama dari inventori minat ini adalah untuk membantu

menemukan minat jabatan dasar pada diri inividu.

Pada tahun 1997/1998, T. Raka Joni dkk (Program Pascasarjana Universitas

Negeri Malang, 2006) mengadaptasi tes jabatan Lee-Thrope. Tes yang diadaptasi

(27)

1. Bidang Minat Pribadi Sosial (Personal – Social)

Bidang minat pribadi sosial mencakup pekerjaan-pekerjaan yang

menuntut hubungan pribadi dan bidang pelayanan. Hasil pengukuran yang

tinggi di bidang ini menggambarkan keinginan yang tinggi dari orang

tersebut untuk membantu orang lain, seperti bidang pelayanan pribadi,

pelayanan sosial, pengajaran, pelayanan kesehatan, dan penyuluhan

merupakan contoh bidang kerja yang mementingkan peran hubungan pribadi.

Selain bidang tersebut di atas seorang konselor juga harus mempunyai bidang

minat pribadi sosial, karena pekerjaan yang akan ia lakukan berkaitan atau

berhubungan dengan orang.

2. Bidang Minat Natural (Natural)

Bidang minat natural mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di

alam terbuka dan yang memberi banyak kesempatan untuk bergaul dengan

hewan dan tumbuh-tumbuhan. Skor yang tinggi di bidang natural diharapkan

berminat di bidang pertanian dan dalam pelestarian sumber-sumber alam.

Pekerjaan yang tercakup pada bidang minat ini seperti pertanian, peternakan,

pemeliharaan hewan, perkebunan dan tempat wisata alam, perikanan,

penyediaan makanan hewan, dan petenakan pantai.

3. Bidang Minat Mekanik (Mechanical)

Bidang minat mekanik meliputi bidang kegiatan yang mempersyaratkan

pemahaman mekanik dan permesinan. Pekerjaan seperti penyediaan dan

(28)

pengeboran merupakan sebagian dari pekerjaan yang membutuhkan minat di

bidang permesinan dan mekanik.

4. Bidang Minat Bisnis (Business)

Bidang minat bisnis ditandai dengan kegiatan-kegiatan perniagaan

dalam arti luas. Tekanan terletak pada kontak bisnis yang berbeda dengan

kontak pribadi-sosial pada umumnya. Kontak dilandasi dengan perhitungan

keuntungan memainkan peranan penting disini. Skor yang tinggi di bidang

penjualan, manajemen, perdagangan, aktivitas distributif, kerja kantor dan

kesekertariatan, dan perbankan menggambarkan minat di bidang bisnis.

5. Bidang Minat Seni (The art)

Bidang minat seni diperlihatkan dengan adanya skor yang tinggi di

dalam hal musik, drama, novel, dan seni lainnya. Keinginan untuk

meningkatkan kualitas estetika melalui kehidupannya sehari-hari seperti

mengatur bunga dan kursi, tata ruang dan halaman digambarkan dari minat di

bidang ini.

6. Bidang Minat Sains (The sciences)

Bidang minat sains ditandai dengan adanya keinginan untuk memahami

dan memanipulasi lingkungan fisik disekitarnya dan lingkungan tempat kita

hidup. Pekerjaan yang tercakup di dalamnya meliputi pekerjaan di

laboratorium, produksi minyak, kimia terapan, peneliti kimia, penelitian

(29)

7. Tipe Minat Verbal

Tipe minat ini ditandai dengan mengutamakan penggunaan kata-kata

dalam dunia kerja. Kata yang dimaksud di atas bisa dalam bentuk tulisan

maupun lisan yang akan digunakan sebagai alat mengungkapkan ide-ide atau

saran-saran.

8. Tipe Minat Manipulatif

Tipe manipulatif ini ditandai apabila dalam pekerjaan tertentu

mempunyai persyaratan penggunaan tangan. Kegiatan pekerjaan ini meliputi

perbuatan kreatif atau rutin di bawah pengawasan supervisor.

9. Tipe Minat Komputasional

Tipe minat ini merupakan penggabungan dari penggunaaan kata dan

benda yang berisi item-item yang berhubungan dengan simbol atau konsep

angka.

10.Tingkat MInat Rutin

Tingkat minat rutin merupakan kecenderungan keinginan yang

mengarahkan seseorang kepada pekerjaan yang dilakukan secara monoton

atau hampir dalam setiap harinya sama, seperti tukang becak, karyawan

bengkel, sopir angkutan umum dan lain-lain.

11.Tingkat Minat Ketrampilan

Tingkat minat menengah/keterampilan tersebut di atas lebih

mengarahkan kepada pekerjaan yang sebagian besar menggunakan

kemampuan tangan, seperti tukang sulap, pengerajin, pemahat, penata rias

(30)

12.Tingkat Minat Profesional

Menurut Anne Roe (Brown dan Brooks, 1989:36) level pekerjaan

profesional ini mencakup tanggung jawab sebagai pencipta, pembaharu,

pemimpin, dan bertanggung jawab.

C. Teori Anne Roe Tentang Perilaku Pemilihan Jabatan

Anne Roe (Winkel, 1990:576) berpendapat, bahwa perkembangan dalam

pemilihan karir individu dipengaruhi oleh pola pergaulan dan pengalaman hidup

individu tersebut bersama dengan keluarga inti yaitu orang tua pada masa kecilnya.

Teori tentang pemilihan jabatan Anne Roe ini menerapkan klasifikasi hirarki tentang

tahap-tahap kebutuhan yang diciptakan oleh Maslow. Tahap-tahap kebutuhan

tersebut meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan merasa aman dan terlindungi dari

bahaya, kebutuhan merasa diterima dan disayangi, kebutuhan akan rasa dihargai,

kebutuhan akan informasi, kebutuhan mengerti dan memahami, kebutuhan

menghayati keindahan, dan kebutuhan mengembangkan diri semaksimal dan

seoptimal mungkin. Maslow (Winkel, 1990:576) berpendapat bahwa, kebutuhan

pada tahap yang lebih tinggi tidak akan disadari dan dirasakan jika kebutuhan pada

tahap di bawahnya tidak terpenuhi secara memuaskan. Kebutuhan-kebutuhan bagi

setiap individu mempunyai prioritas yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut

ditentukan oleh keseluruhan pengalaman frustasi dan kepuasan yang dialami pada

saat masa kecil. Roe (Manhiru, 1988:69) mengatakan bahwa,

pengalaman-pengalaman yang dialami oleh individu dimasa kecilnya misalnya, kualitas interaksi

(31)

ada hubungannya dengan berbagai pilihan jabatan anak di masa yang akan datang.

Kualitas-kualitas interaksi yang dimaksud di atas adalah sebagai berikut :

1. Dingin (menjauhi anak)

a. Perilaku orang tua yang menjauhi anak seperti, menolak, bermusuhan dan

tidak menghargai anak.

b. Perilaku orang tua yang mengabaikan anak seperti, memberikan

perawatan fisik yang kurang, tidak memberikan penghargaan/penerimaan.

2. Hangat atau Dingin (tingkat emosional pada anak)

a. Memberikan perlindungan yang berlebihan, terlalu baik, penuh kasih

sayang, memperbolehkan sedikit kebebasan pribadi, melindungi dari

hal-hal yang menyakitkan.

b. Terlalu menuntut, menentukan standar-standar tinggi, mendesak untuk

memperoleh prestasi akademik yang tinggi.

3. Hangat (penerimaan terhadap anak)

a. Acuh tak acuh (casual) : sedikit kasih sayang, tidak ambil pusing

memikirkan anak, membuat beberapa peraturan dan tidak melaksakannya.

b. Penuh kasih (loving) : memberikan perhatian hangat dan penuh kasih

sayang, membantu dengan rancangan-rancangan, menggunakan penalaran

bukan hukuman, demokrasi.

Di bawah ini merupakan hipotesis-hipotesis yang mempunyai hubungan dengan

kualitas interaksi di atas, yaitu :

1. Rumah tangga yang mempunyai sifat mengasihi, melindungi, dan yang

(32)

orientatiaon), dan kemudiaa akan mengarahkan anak kepada orientasi orang

dalam jabatan-jabatannya kelak.

2. Rumah tangga yang bersifat menolak, mengabaikan, dan sambil lalu (casual)

akan membawa anak kepada orientasi bukan orang (non-person orientation)

dalam jabatan-jabatannya kelak.

3. Kondisi rumah tangga yang memberikan perlindungan berlebihan dan

memberikan tuntutan yang berlebihan akan membawa anak kepada orientasi

bukan orang.

4. Anak yang berasal dari rumah tangga yang mempunyai sifat menolak akan

membawa anak kepada orientasi orang dalam memilih jabatan-jabatannya

kelak.

5. Rumah tangga yang bersifat mengasihi dan sambil lalu dalam menyediakan

tingkat hubungan yang cukup antara orang tua dengan anak akan

menentukan tujuan-tujuan interpersonal anak lebih dari

kebutuhan-kebutuhan pribadinya.

Contoh jabatan yang berorientasi pada orang adalah jasa, bisnis menejemen,

pelayanan sosial, konselor dan aktivitas di bidang kultural. Sedangkan contoh jabatan

yang berorientasi tidak pada orang adalah teknologi, bekerja di bidang pertanian,

pertambangangan, serta penelitian ilmiah. Jabatan yang dipilih oleh individu tidak

semata-mata hanya dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman masa lalu individu

saja melainkan terdapat banyak faktor lain yang mempengaruhi pemilihan jabatan

(33)

D. Minat Terhadap Tugas-Tugas Konselor

Minat merupakan perasaan tertarik terhadap sesuatu yang dimiliki oleh

seseorang. Seseorang akan melakukan pilihan terhadap sesuatu apabila seseorang

tersebut memiliki minat terhadap sesuatu tersebut, demikian pula terhadap pilihan

jabatan. Seseorang akan memilih suatu jabatan tertentu apabila ia memiliki minat

terrhadap jabatan dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam jabatan tersebut.

Sebagai contoh, seorang yang ingin menjadi konselor seharusnya memiliki minat

terhadap jabatan konselor dan harus memiliki minat juga terhadap tugas-tugas yang

dilakukan oleh seorang konselor. Sukardi (1984:19) mengatakan, secara khusus

tugas-tugas konselor dirumuskan sebagai berikut:

1. Bertanggung jawab terhadap keseluruhan pelaksanaan layanan konseling.

2. Mengumpulkan, menyusun, mengolah, serata menafsirkan data yang

kemudian dapat digunakan oleh semua staf bimbingan.

3. Memilih dan menggunakan berbagai instrument tes psikologi untuk

memperoleh berbagai informasi mengenai bakat khusus, minat, kepribadian,

dan intelegensinya untuk masing-masing konseli.

4. Melaksanakan bimbingan kelompok maupun bimbingan individual.

5. Membantu petugas bimbingan untuk mengumpulkan, menyususn, dan

mempergunakan informasi tentang berbagai permasalahan pendidikan,

pekerjaan, jabatan yang dibutuhkan oleh guru bidang studi dalam proses

belajar-mengajar.

(34)

Raymonth N. Hatch dan Buford Stefflr (Sukardi, 1984:25) seorang koselor harus

mempunyai beberapa syarat yaitu :

1. Memiliki Bakat Skolastik harus dimiliki dengan baik sehingga dapat

menyelesaikan studinya di perguruan tinggi.

2. Memiliki minat untuk bekerjasama dengan orang lain.

3. Kemampuan untuk bekerja bersama orang lain.

4. Mempunyai kematangan kepribadian dalam bekerjasama, kepekaan terhadap

orang lain, bijaksana, tenang, berselera humor, berwibaawa, dan mandiri.

5. Memiliki pemahaman terhadap orang lain secara objektif dan simpatik

6. Memiliki pemahaman terhadap batas-batas kemampuan yang ada dalam

dirinya.

7. Mempunyai keinginan untuk memberikan bantuan kepada konseli.

Berdasarkan uraian mengenai tugas-tugas seorang konselor tersebut dapat dilihat

bahwa seorang konselor harus memiliki dan meminati tugas-tugas konselor tersebut

di atas, karena tugas-tugas konselor tersebut pasti akan dijumpai dalam proses kerja

seorang konselor. Diharapkan dengan adanya minat terhadap tugas-tugas konselor

(35)

20

Pada bab ini akan dibahas jenis penelitian, populasi penelitian, alat pengumpul

data, validitas dan reliabilitas, dan tehnik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Menurut Furchan (1982:415)

penelitian deskriptif adalah penelitian untuk memperoleh informasi tentang status

gejala pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan minat

jabatan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta angkatan 2006. Metode yang digunakan adalah metode survei,

yaitu metode pengumpulan data dengan mengeksplorasi populasi yang representatif.

Menurut Furchan (1982:418), metode survei adalah pengumpulan data yang relatif

terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya dan salah satu instrumen

penggali data dalam studi survey adalah tes. Instrument penggali data penelitian ini

adalah menggunakn alat tes minat jabatan Lee-Thorpe.

B. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari

manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes/peristiwa, sebagai sumber data

yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penulisan (Nawawi 1998:141).

(36)

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006. Jumlah populasi

seluruhnya adalah 37 mahasiswa, yang terbagi menjadi 2 (dua) kelas yaitu kelas A

dan kelas B. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Populasi Peneliatian

Kelas Jumlah Mahasiswa

Kelas A 19

Kelas B 18

Jumlah 37

C. Alat Pengumpul Data

Peneliti menggunakan tes minat jabatan “Lee-Thorpe” sebagai alat pengumpul

data. Alat tes tersebut digunakan sebagai alat untuk mendapatkan gambaran yang

sebenarnya mengenai minat seseorang khususnya minat terhadap pekerjaan. Tujuaan

utama dari alat tes ini adalah untuk membantu menemukan minat jabatan dasar pada

individu (Program Pasca Sarjana Universitas Negri Malang, 2006:1).

Pada tahun 1997/1978, T. Raka Joni dkk (Program Pasca Sarjana Universitas

Negeri Malang 2006:1) mengadaptasi tes minat jabatan Lee-Thorpe yang meliputi 6

bidang minat, tipe-tipe minat dan tingkat minat yaitu :

a. Bidang Minat

1. Bidang pribadi-sosial (personal-social)

2. Bidang naturul (natural)

(37)

4. Bidang bisnis (business)

5. Bidang seni (the art)

6. Bidang sains (the sciences)

b. Tipe Minat

1. Tipe minat verbal

2. Tipe minat manipulatif

3. Tipe minat komputasional

c. Tingkat Minat

1. Tingkat rutin (tugas rutin)

2. Tingkat menengah (tugas yang mempersyaratkan keterampilan)

3. Tingkat profesional (tugas yang mempersyaratkan pengetahuan,

keterampilan, dan pertimbangan keahlian).

Terdapat kaitan yang nampak antara bidang minat, tipe minat, dan tingkat minat.

Kaitan antara bidang minat dan tipe minat adalah adanya peran tipe minat tertentu

terhadap bidang minat. Jadi di dalam bidang minat diperlukan adanya tipe minat yang

akan mendukung bidang minat tersebut. Sedangkan kaitan yang ada pada bidang

minat dan tingkat minat adalah adanya perbedaan tingkat atau besar kecilnya

tanggung jawab yang harus di miliki pada bidang minat.

Tes minat jabatan Lee-Thorpe terdiri atas dua bagian yaitu bagian I dan bagian

II. Bagian yang I berisi 120 pasangan pekerjaan (= 240 pekerjaan), bagian II tersiri

atas 30 nomor dengan 3 uraian pekerjaan dalam setiap nomornya (= 90 pekerjaan),

dan terdapat 40 item untuk setiap bidang minat yang menggambarkan tinggkat minat.

(38)

rutin, 20 item yang menggambarkan tingkat minat menengah, dan 10 item yang

menggambarkan tingkat minat profesional. Sebaran pilihan pekerjaan dibagi menjadi

12 kelompok jenis pekerjaan (A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L).

D. Validitas dan Reliabilitas.

Validitas menunjuk sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur (Furchan, 1982:281). Sedangkan Azwar (2003:5) mengartikan

validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsi ukurnya.

Menurut Furchan (1982: 295), reliabilitas adalah derajat keajegan alat ukur

dalam mengukur apa saja yang akan diukurnya. Sedangkan menurut Masidjo,

(1995:209) reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu

menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf

ketepatan dan ketelitian hasil.

Untuk mengembangkan validitas dan realibilitas alat tes minat jabatan

Lee-Thorpe, peneliti tidak melakukan uji coba validitas dan reliabilitas di dalam maupun

luar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti tidak melakukan uji coba

validitas dan reliabilitas terhadap alat tes minat jabatan Lee-Thorpe karena alat tes

tersebut merupakan alat tes yang telah terstandarisasi dan telah diakui oleh

Universitas Negeri Malang sebagai alat tes yang layak digunakan. Universitas Negeri

Malang merupakan salah satu universitas yang mempunyai ijin dan wewenang untuk

(39)

E. Teknik Analisis Data

Menurut buku panduan Manual Tes Minat Jabatan Lee-Thorpe (Program

Pascasarjana Universitas Negeri Malang, 2006:8) terdapat 5 (lima) langkah/tahap

penskoran yang harus diikuti, yaitu :

1. Skor-skor bidang minat diperoleh melalui menggabungkan/menjumlahkan 2

(dua) kolom sebagai berikut :

A + C = skor bidang minat pribadi-sosial,

B + D = skor bidang minat natural,

E + G = skor bidang minat mekanik,

F + H = skor bidang minat bisnis,

I + K = skor bidang minat seni,

J + K = skor bidang minat sains.

Metode skor yang paling cepat dimulai dari kolom paling atas (A) dan mulai

menghitung ke samping, catat skor tunggal pada tempat yang disediakan pada

bagian bawah lembar jawaban. Setelah itu lanjutkan ke kolom-kolom

berikutnya sampai kolom paling bawah (L). Untuk menghindari adanya

kesalahan yang berupa loncatan dari satu kolom ke kolom berikutnya dapat

disiapkan lembar skoring yang sudah diberi lubang untuk bagian yang akan

dihitung.

2. Tipe minat diskor melalui menghitung item-item terpilih yang mempunyai

(40)

+ = skor tipe minat verbal

o = skor tipe minat manipulatif, dan

- = skor bidang minat sains.

3. Skor mentah untuk tingkat minat diperoleh dengan cara menghitung jawaban

pada bagian II dengan kombinasi sebagai berikut :

a + d merupakan hasil untuk tugas rutin.

b + e merupakan hasil untuk tugas keterampilan.

c + f merupakan hasil untuk tugas profesional.

4. Transfer skor mentah menjadi skor matang diperlukan untuk menentukan

tingkat minat. Skor matang diperoleh melalui mentransfer skor tingkat 1

dikalikan 1, skor tingkat 2 dikalikan 2, dan skor tingkat 3 dikalikan 3,

kemudian hasilnya dijumlahkan.

{(a + d) x 1} + {(b + e) x 2} + {(c + f) x 3} =

5. Tentukan persentil dengan cara memadankan skor dengan tabel norma. Hasil

transformasi (konversi) dibuat profil dan lakukan penafsiran, artinya

menverbalkan arti arah atau kecenderungan bidang minat, tipe minat, dan

tingkat minat dengan memperhatikan syarat-syarat penafsiran dan hal-hal

khusus yang harus dihindari.

(41)

26

A. HASIL PENELITIAN

Proses penelitian berjalan dengan lancar, sebagian besar butir pernyataan

dalam penelitian ini telah diisi secara lengkap oleh ke 36 responden, namun dari ke

36 responden tersebut terdapat 4 responden yang melakukan kesalahan yang cukup

berarti sehingga hasil penelitian dari responden yang bersangkutan tidak dapat

dihitung. Kesalahan yang dilakukan oleh keempat responden tersebut terletak pada

pengerjaan untuk setiap itemnya, baik dikerjakan satu kali, dua kali atau mungkin

tidak dikerjakan samasekali. Hal tersebut di atas diduga disebabkan oleh faktor

ketidaktelitian responden dalam mengerjakan soal dalam setiap itemnya. Hasil

penelitian ini mencakup bidang minat, tipe minat, tingkat minat mahasiswa Program

Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan

2006.

1. Bidang Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2006.

Berikut ini adalah gambaran bidang minat mahasiswa Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan

(42)

Tabel 2.2

Deskripsi Responden Berdasarkan Bidang Minat

NO NAMA PS KET NAT KET MEK KET BIS KET SN KET SNS KET

Apabila dilihat sebagai kelompok, bidang minat jabatan mahasiswa BK

(43)

Tabel 2.3

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2006

Berdasarkan Bidang Minat Jabatan

Tingkat Bidang Minat PS NAT MEK BIS SN SNS

Rendah 9.40% 31.20% 81.20% 34.40% 21.90% 93.80%

Sedang 18.70% 40.60% 12.60% 46.90% 21.90% 3.10%

Tinggi 71.90% 28.20% 6.20% 18.70% 56.20% 3.10%

Diagram Bidang Minat

Tabel 2.3 di atas menunjukkan bahwa :

a. Mahasiswa yang mempunyai bidang minat pribadi-sosial rendah atau

yang mempunyai persentil poin di bawah 50 ada 3 mahasiswa (9.4%),

mahasiswa yang mempunyai bidang minat pribadi-sosial sedang atau

yang mempunyai persentil poin di bawah 76 di atas 49 ada 6

mahasiswa (18.7%), dan mahasiswa yang mempunyai bidang minat

pribadi-sosial tinggi atau yang mempunyai persentil poin di atas 76

ada 23 mahasiswa (71.9%). Data di atas menunjukkan bahwa sebagian

besar responden penelitian ini mempunyai bidang minat pribadi-sosial

(44)

b. Mahasiswa yang mempunyai bidang minat natural rendah atau yang

mempunyai persentil poin di bawah 50 ada 10 mahasiswa (31.2%),

mahasiswa yang mempunyai bidang minat natural sedang atau yang

mempunyai persentil poin di bawah 76 di atas 49 ada 13 mahasiswa

(40.6%), dan mahasiswa yang mempunyai bidang minat natural tinggi

atau yang mempunyai persentil poin di atas 76 ada 9 mahasiswa

(28.2%). Dengan demikian sebagian besar responden dalam penelitian

ini mempunyai bidang minat natural sedang.

c. Mahasiswa yang mempunyai bidang minat mekanik rendah atau yang

mempunyai persentil poin di bawah 50 ada 26 mahasiswa (81.2%),

mahasiswa yang mempunyai bidang minat mekanik sedang atau yang

mempunyai persentil poin di bawah 76 di atas 49 ada 4 mahasiswa

(12.6%), dan mahasiswa yang mempunyai bidang minat mekanik

tinggi atau yang mempunyai persentil poin di atas 76 ada 2 mahasiswa

(6.2%). Dengan demikian sebagian besar responden dalam penelitian

ini mempunyai bidang minat mekanik rendah.

d. Mahasiswa yang mempunyai bidang minat bisnis rendah atau yang

mempunyai persentil poin di bawah 50 ada 11 mahasiswa (34.4%),

mahasiswa yang mempunyai bidang minat bisnis sedang atau yang

mempunyai persentil poin di bawah 76 di atas 49 ada 15 mahasiswa

(46.9%), dan mahasiswa yang mempunyai bidang minat bisnis tinggi

atau yang mempunyai persentil poin di atas 76 ada 6 mahasiswa

(45)

responden dalam penelitian ini mempunyai bidang minat bisnis

sedang.

e. Mahasiswa yang mempunyai bidang minat seni rendah atau yang

mempunyai persentil poin di bawah 50 ada 7 mahasiswa (21.9%),

mahasiswa yang mempunyai bidang minat seni sedang atau yang

mempunyai persentil poin di bawah 76 di atas 49 ada 7 mahasiswa

(21. 9%), dan mahasiswa yang mempunyai bidang minat seni tinggi

atau yang mempunyai persentil poin di atas 76 ada 18 mahasiswa

(56,2%). Data di atas menunjukkan sebagian besar responden dalam

penelitian ini mempunyai bidang minat seni tinggi.

f. Mahasiswa yang mempunyai bidang minat sains rendah atau yang

mempunyai persentil poin di bawah 50 ada 30 mahasiswa (93.8%),

mahasiswa yang mempunyai bidang minat sains sedang atau yang

mempunyai persentil poin di bawah 76 di atas 49 ada 1 mahasiswa

(3.1%), dan mahasiswa yang mempunyai bidang minat sains tinggi

atau yang mempunyai persentil poin di atas 76 ada 1 mahasiswa

(3.1%). Dengan demikian sebagian besar responden dalam penelitian

ini mempunyai bidang minat sains rendah.

2. Tipe Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2006.

Alat tes Lee-Thorpe menggolongkan tipe minat yang ada dalam diri

seseorang menjadi tiga yaitu, tipe minat verbal, tipe minat manipulatif, dan tipe

minat komputatif. Berikut ini adalah gambaran tipe minat mahasiswa BK

(46)

Tabel 2.4

Deskripsi Responden Berdasarkan Tipe Minat

NO NAMA VBF KET MNF KET KPT KET

Apabila dilihat sebagai kelompok, tipe minat jabatan mahasiswa BK angkatan

(47)

Tabel 2.5

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2006

Berdasarkan Tipe Minat

Tingkat Tipe Minat Verbal Manipulatif Komputatif

Rendah 9.40% 40.60% 25%

Sedang 15.60% 50% 28.10%

Tinggi 75% 9.40% 46.90%

Tabel 2.5 di atas menunjukkan bahwa :

a. Mahasiswa yang mempunyai tipe minat verbal rendah atau yang

mempunyai persentil poin di bawah 50 ada 3 mahasiswa (9.4%),

mahasiswa yang mempunyai tipe minat verbal sedang atau yang

mempunyai persentil poin di bawah 76 di atas 49 ada 5 mahasiswa

(15.6%), dan mahasiswa yang mempunyai tipe minat verbal tinggi

atau yang mempunyai persentil poin di atas 76 ada 24 mahasiswa

(75%). Data tersebut di atas menunjukkan bahwa sebagian besar

(48)

b. Mahasiswa yang mempunyai tipe minat manipulatif rendah atau yang

mempunyai persentil poin di bawah 50 ada 13 mahasiswa (40.6%),

mahasiswa yang mempunyai tipe minat manipulatif sedang atau yang

mempunyai persentil poin di bawah 76 di atas 49 ada 16 mahasiswa

(50%), dan mahasiswa yang mempunyai tipe minat manipulatif tinggi

atau yang mempunyai persentil poin di atas 76 ada 3 mahasiswa

(9.4%). Data tersebut di atas menunjukkan bahwa sebagian besar

responden dalam penelitian ini mempunyai tipe minat manipulatif

sedang.

c. Mahasiswa yang mempunyai tipe minat komputatif rendah atau yang

mempunyai persentil poin di bawah 50 ada 8 mahasiswa (25%),

mahasiswa yang mempunyai tipe minat komputatif sedang atau yang

mempunyai persentil poin di bawah 76 di atas 49 ada 9 mahasiswa

(28.1%), dan mahasiswa yang mempunyai tipe minat komputatif

tinggi atau yang mempunyai persentil poin di atas 76 ada 15

mahasiswa (46.9%). Data tersebut di atas menunjukkan bahwa

sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai tipe minat

komputatif tinggi.

3. Tingkat Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2006.

Penelitian menggunakan alat tes minat jabatan Lee-Thorpe ini

menggolongkan tingkat minat menjadi tiga yaitu, tingkat minat rutin, tingkat

minat keterampilan, dan tingkat minat professional. Berikut ini adalah gambaran

(49)

Tabel 2.6

Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Minat

NO NAMA PP T M KET

Apabila dilihat sebagai kelompok, tingkat minat jabatan mahasiswa BK

(50)

Tabel 2.7

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 Berdasarkan Tingkat Minat

Tingkat Minat Mahasiswa Prosentase

Rutin 26 81.20%

Keterampilan 4 12.50% Profesional 2 6.30%

Tabel 2.7 menunjukkan bahwa :

a. Mahasiswa yang mempunyai tingkat minat rutin atau yang

mempunyai persentil poin di bawah 50 ada 26 mahasiswa (81.2%).

b. Mahasiswa yang mempunyai tingkat minat keterampilan atau yang

mempunyai persentil poin di bawah 76 di atas 49 ada 4 mahasiswa

(12.5%).

c. Mahasiswa yang mempunyai tingkat minat profesional atau yang

mempunyai persentil poin di atas 76 ada 2 mahasiswa (6.3%).

Dengan demikian sebagian besar responden dalam penelitian ini

(51)

B. PEMBAHASAN

1. Bidang Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2006.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan alat tes

minat jabatan Lee-Thorpe diperoleh hasil sebagai berikut ;

a. Bidang Minat Pribadi Sosial

Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006

yang mempunyai bidang minat pribadi sosial tinggi sebanyak 71.9 % atau

23 mahasiswa dari 32 mahasiswa, bidang minat pribadi sosial sedang

sebanyak 18.7% atau 6 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan bidang bidang

minat pribadi sosial rendah sebanyak 9.4% atau 3 mahasiswa dari 32

mahasiswa. Mengacu pada ringkasan hasil penelitian menggunakan alat

tes Minat Jabatan Lee-Thorpe di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar

dari Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Program Studi Bimbingan

dan Konseling angkatan 2006 Yogyakarta mempunyai bidang minat

pribadi sosial tinggi.

Bidang minat pribadi sosial sangat diperlukan oleh seorang

konselor dalam berinteraksi dengan lingkungan tempat ia bekerja, baik

dengan masyarakat maupun dengan guru-guru/karyawan yang berada

dalam satu ruang lingkup ia bekerja. Selain hal tersebut, bidang minat

pribadi sosial juga diperlukan oleh seorang konselor untuk membantu

konselinya. Apabila seorang tenaga konselor mempunyai bidang minat

pribadi sosial maka seseorang tersebut diharapkan lebih berminat

(52)

hubungan antar pribadi nampak dalam sikap ramah, hangat, dan

menerima orang lain. Hal tersebut di atas menjadi salah satu sikap

pendukung kerja seorang konselor dalam menjalin hubungan dengan

konseli. Terbinanya hubungan yang baik antara konselor dan konseli akan

memunculkan perasaan yang baik pada diri konseli, seperti aman,

nyaman, tenang, dimengerti dan sebagainya. Apabila perasaan di atas

tercipta maka proses konseling akan berjalan dengan lancar, dan oleh

sebab itulah bidang minat pribadi sosial perlu ada di dalam diri seorang

konselor. Tidak dapat dibayangkan apabila seorang konselor tidak

mempunyai bidang minat pribadi sosial. Bagaimana mungkin seorang

konselor akan membantu konseli jika seorang konselor tidak berminat

berkomunikasi dan berminat menjalin hubungan yang baik dengan

konseli tersebut. Konseli tentunya akan merasa tidak aman dan nyaman

berada di dekat seorang konselor tersebut sehingga banyak hal yang akan

disembunyikan oleh konseli terhadap seorang konselor tersebut. Padahal

segala sesuatu yang berkaitan dengan konseli dan masalah konseli harus

sepenuhnya diketahui oleh seorang konselor yang bersangkutan. Jadi

sebagian besar mahasiswa Universitas Sanata Dharma Program Studi

Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 Yogyakarta telah mempunyai

salah satu syarat penting untuk menjadi seorang konselor yaitu bidang

minat pribadi sosial.

Penelitian ini menemukan adanya kelompok yang mempunyai

(53)

minat pribadi sosial rendah sebanyak 3 mahasiswa atau jika dituliskan

dalam persen sebesar 9.4%. Bagi kelompok pertama atau kelompok yang

mempunyai bidang minat pribadi sosial tinggi hal yang dibutuhkan adalah

penggembangan bidang minat pribadi sosial agar tetap ada atau bahkan

semakin tinggi, sehingga bidang minat tersebut tidak melemah.

Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan berbagai macam cara yang

mempunyai tujuan bekerja sama dengan orang lain. Misalnya, menambah

waktu PPL di panti asuhan dan komunitas sehingga mahasiswa semakin

berminat untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Sedangkan bagi

kelompok yang kedua atau kelompok yang mempunyai bidang minat

rendah hal-hal yang dibutuhkan adalah penumbuhan bidang minat pribadi

sosial yang belum ada menjadi ada dan yang sudah ada namun kecil

menjadi lebih besar. Penumbuhan minat pribadi sosial dapat dilakukan

dengan cara memberikan waktu lebih kepada mahasiswa Universitas

Sanata Dharma Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006

Yogyakarta untuk mengadakan, menyelesaikan pekerjaan atau

tugas-tugas di kelas maupun di luar kelas secara berkelompok. Diharapkan

dengan memberikan waktu yang lebih, minat pribadi sosial para

mahasiswa semakin nampak.

b. Bidang Minat Natural

Mahasiswa Univeristas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006

yang mempunyai bidang minat natural tinggi sebanyak 28.2% atau 9

(54)

40.6% atau 13 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan bidang minat natural

rendah sebanyak 31.2% atau 10 mahasiswa dari 32 mahasiswa. Bidang

minat natural tersebut dalam proses kerja seorang konselor tidak terlalu

dibutuhkan, karena bidang minat natural tersebut lebih menekankan pada

pekerjaan yang mempunyai hubungan dengan alam terbuka, hewan, dan

tumbuhan. Apabila seorang konselor mempunyai bidang minat tersebut,

bukan berarti merupakan suatu kekurangan atau penghambat, namun

merupakan suatu kelebihan, karena minat natural tersebut akan berguna

juga bagi seorang konselor pada saat menghadapi konseli yang kebetulan

memiliki minat natural.

Jadi sebagian besar mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 mempunyai

kesesuaian bidang minat sebagai seorang konselor, karena sebagian besar

mahasiswa Bimbingan dan Konseling mempunyai bidang minat natural

rendah. Bagi mahasiswa yang mempunyai maupun tidak mempunyai

bidang minat natural ini disarankan agar tetap berusaha untuk

menumbuhkan minat ini, karena idealnya seorang konselor memiliki

minat natural sebagai kelebihan dalam diri seorang konselor apabila

menghadapi konseli yang mempunyai minat natural. Selain sebagai

kelebihan dalam diri konselor, bidang minat ini dapat juga disalurkan

melalui kegiatan-kegiatan atau hoby yang berada diluar ruang lingkup

(55)

kegiatan ekstrakurikuler siswa yang ada disekolah seperti kegiatas Pecinta

Alam (PA), Palang Merah Remaja (PMR), dan lain sebagainya.

c. Bidang Minat Mekanik

Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006

yang mempunyai bidang minat mekanik tinggi sebanyak 6.2% atau 2

mahasiswa dari 32 mahasiswa, bidang minat mekanik sedang sebanyak

12.6% atau 4 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan bidang minat mekanik

rendah sebanyak 81.2% atau 26 mahasiswa. Hasil tersebut di atas

menunjukkan adanya kesesuaian antara bidang minat yang seharusnya

dimiliki oleh seorang konselor dengan bidang minat yang saat ini dimiliki

sebagian besar mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Prodi

Bimbingan dan Konseling angkatan 2006. Hal tersebut dikarenakan

bidang minat mekanik tidak mempunyai peran penting bagi proses kerja

seorang konselor melainkan lebih cocok digunakan oleh seorang montir

kendaraan bermotor dan seorang montir alat-alat elektronik. Namun

apabila seorang konselor mempunyai bidang minat mekanik tersebut

bukan merupakan suatu hal yang merugikan melainkan merupakan suatu

kelebihan yang patut disyukuri karena idealnya seorang konselor

memiliki minat mekanik sebagai kelebihan dalam diri seorang konselor

apabila menghadapi konseli yang mempunyai minat mekanik.

Bagi mahasiswa yang mempunyai bidang minat mekanik hal yang

perlu mereka kembangkan adalah adanya kesadaran dalam diri mereka,

(56)

benda-benda mati melainkan manusia sebagai makluk hidup dan minat

yang konselor miliki akan tetap sebagai kelebihan yang dapat digunakan

pada saat menghadapi koseli yanbg memiliki minat mekanik. Tujuannya

adalah agar mahasiswa sebagai calon konselor mampu memahami

keadaan konseli yang memiliki minat mekanik. Sedangkan bagi

mahasiswa yang tidak mempunyai bidang minat mekanik ini dianjurkan

untuk menumbuhkan minat tersebut agar seorang koselor menjadi

semakin ideal.

d. Bidang Minat Bisnis

Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006

yang mempunyai bidang minat bisnis tinggi sebanyak 18.7% atau 6

mahasiswa dari 32 mahasiswa, bidang minat bisnis sedang sebanyak

46.9% atau 15 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan bidang minat bisnis

rendah sebanyak 34.4% atau 11 mahasiswa dari 32 mahasiswa. Data

tersebut di atas menunjukkan sebagian besar mahasiswa Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan

2006 mempunyai bidang minat bisnis sedang. Hal tersebut di atas

menunjukkan masih besarnya keinginan sebagian besar mahasiswa

Bimbingan dan Konseling untuk mencari atau menilai keuntungan dan

kerugian (uang) dalam melakukan sesuatu. Hal tersebut apabila tidak

diarahkan akan menjadi masalah dan suatu hal yang bertolak belakang

dengan tugas seorang konselor yang membantu orang yang bermasalah

(57)

tersebut di atas mampu diterapkan di luar proses kerja sebagai seorang

konselor misalnya dengan membuka usaha penjualan posel, pulsa,

perbengkelan, toko kebutuhan sehari-hari dan sebagainya tentunya akan

lebih sesuai dan tepat sasaran.

Jadi apabila seorang konselor mempunyai bidang minat bisnis

bukan merupakan suatu hal yang harus dihilangkan sama sekali, namun

hal yang mereka perlukan adalah bagaimana seorang konselor tersebut

dapat mengatur bidang minat manakah yang harus diterapkan dan

digunakan. Jadi hal yang dibutuhkan oleh sebagian besar mahasiswa

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Prodi Bimbingan dan Konseling

angkatan 2006 adalah penyadaran bahwa bantuan yang diberikan kepada

konseli merupakan tindakan yang dilakukan atas dasar azas kesukarelaan

untuk membantu dan bukan merupakan tindakan untuk mencari

kentungan (uang). Sedangkan bagi mahasiswa yang tidak mempunyai

bidang minat bisnis tersebut tidak memerlukan kegiatan atau penyadaran

terhadap pengembangan bidang minat bisnis itu, namun akan lebih

berguna apabila lebih mengembangkan bidang minat utama yang perlu

dimiliki oleh seorang konselor.

e. Bidang Minat Seni

Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006

yang mempunyai bidang minat seni tinggi sebanyak 56.2% atau 18

mahasiswa dari 32 mahasiswa, bidang minat seni sedang sebanyak 21.9%

(58)

sebanyak 21.9% atau 7 mahasiswa. Bidang minat seni mempunyai

hubungan dengan adanya keindahan, kenyamanan dalam setiap

kegiatannya. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar

dari mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Prodi Bimbingan

dan Konseling angkatan 2006 mempunyai bidang minat seni tinggi.

Bagi seorang konselor, mempunyai bidang minat seni ini

merupakan suatu kelebihan yang mendukung proses kerjanya sebagai

seorang konselor. Minat seni ini berkaiatan dengan minat terhadap proses

penciptaan, imajinasi, dan kreatif yang semuanya itu ada dalam proses

kerja seorang konselor. Berikut ini contoh fungsi minat bidang seni

sebagai seorang konselor, membuat permainan sebagai pembuka dalam

menyampaikan topik di dalam kelas maupun di luar kelas, menyusun

kliping yang menarik untuk dikonsumsi oleh para siswa, dan menyiapkan

topik yang hangat dan menarik untuk disampaikan pada para siswa

merupakan salah satu contoh kegiatan yang dilakukan oleh seorang

konselor (konselor sekolah) yang melibatkan bidang minat seni.

Selain hal di atas bidang minat seni juga sangat berperan dalam

seni menjalin hubungan dengan orang lain, bagaimana agar orang lain

merasa nyaman ada di dekat kita dan bagaimana orang lain bisa terbuka

kepada kita sebagai seorang seorang konselor dan bagaiamana kita

menghadapi beragam jenis konseli. Minat seni juga membantu seorang

(59)

lain. Hal tersebut di atas merupakan sebagaian kecil kewajiban seorang

konselor yang membutuhkan peran bidang minat seni.

Jadi dapat disimpulkan sebagian besar mahasiswa Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan

2006 mempunyai kesesuaian antara bidang minat yang saat ini mereka

miliki dengan bidang minat yang seharusnya dimiliki oleh seorang

konselor. Sedangkan kebutuhan yang diperlukan oleh mahasiswa yang

mempunyai bidang minat seni tinggi adalah mempertahankan dan terus

mengembangkan bidang minat seni tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan

dengan menambah waktu PPL di sekolah sehingga para mahasiswa

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Prodi Bimbingan dan Konseling

angkatan 2006 semakin dikembangkan imajinasinya untuk selalu

memberikan sesuatu yang baru, menarik dan berbeda kepada siswa yang

mereka hadapi. Sedangkan bagi mereka yang belum memiliki bidang

minat seni, hal yang mereka butuhkan adalah adanya penyadarkan

terhadap diri mereka bahwa bidang minat seni diperlukan untuk

membantu dirinya dalam proses kerja sebagai seorang konselor kelak.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan banyak

latihan menyusun topik topik bimbingan, alat-alat atau permainan yang

berkaitan dengan topik, dan sekaligus simulasinya di dalam kelas maupun

(60)

f. Bidang Minat Sains

Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006

yang mempunyai bidang minat sains tinggi sebanyak 3.1% atau 1

mahasiswa dari 32 mahasiswa, bidang minat sains sedang sebanyak 3.1%

atau 1 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan bidang minat sains rendah

sebanyak 93.8% atau 30 mahasiswa dari 32 mahasiswa. Bidang minat

sains merupakan bidang minat yang mengarah kepada kegiatan atau

tindakan yang berhubungan dengan angka, penelitian, dan penganalisisan

terhadap suatu objek. Apabila melihat kenyataan yang diperoleh

menggunakan alat tes minat jabatan Lee-Thorpe di atas, hanya sebagian

kecil mahasiswa Universitas Sanata Dharma Program Studi Bimbingan

dan Konseling angkatan 2006 yang mempunyai bidang minat sains.

Bidang minat sains sangat diperlukan oleh seorang konselor untuk

mendukung kerjanya dalam mencari dan mengolah data yang berkaitan

dengan informasi tentang keadaan konseli. Apabila seorang konselor

tidak mempunyai bidang minat sains dapat dimungkinkan proses kerjanya

sebagai seorang konselor akan terhambat, terutama dalam

menggali/mencari dan mengolah data yang berkaitan dengan keadaan

konseli. Terhambat atau kurangnya minat dalam penggalian/pencarian

dan pengolahan data akan menyebabkan kurang maksimal atau tidak

akuratnya data yang diperoleh, selain itu akan menimbulkan

ketidakpuasan konselor dalam melakukan kegiatan penggalian dan

(61)

dalam memberikan bantuan dan menerapkan tindakan terhadap konseli

hanya asal-asalan saja, dan hanya berdasar pada prasangka saja sehingga

masalah dasar/utama tidak dapat ditemukan dan akhirnya tidak dapat

terselesaikan. Namun jika seorang konselor memiliki bidang minat sains

maka proses penggalian/pencarian dan pengolahan data akan berjalan

dengan lancar dan data yang diperolehpun akan lebih akurat dibandingkan

mereka yang tidak mempunyai bidang minat sains. Selain hal di atas cara

dan metode yang diterapkan atau yang digunakan terhadap permasalahan

konseli akan tepat pula. Tidak terbiasanya mahasiswa dalam melakukan

kegiatan-kegiatan yang mengarah pada kegiatan penelitian, dan

penganalisisan terhadap sesuatu juga merupakan salah satu penyebab

rendahnya bidang minat sains pada mahasiswa Universitas Sanata

Dharma Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006

Yogyakarta. Penyebab rendahnya bidang minat sains juga dapat

disebabkan karena tidak adanya minat dalam diri mahasiswa Universitas

Sanata Dharma Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006

Yogyakarta sehingga mengakibatkan mereka jarang atau tidak pernah

melakukan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada kegiatan penelitian

dan penganalisisan.

Rendahnya bidang minat sains yang dimiliki oleh sebagian besar

mahasiswa Universitas Sanata Dharma Program Studi Bimbingan dan

Konseling angkatan 2006 tentunya akan menghambat mereka pada saat

Gambar

Tabel 2.1 Populasi Peneliatian
Tabel 2.2
Tabel 2.3 di atas menunjukkan bahwa :
Tabel 2.4
+4

Referensi

Dokumen terkait