• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi tingkat prokrastinasi akademik dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar : studi deskriptif pada mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, angkatan 2013, semester 2 - USD Reposito

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Deskripsi tingkat prokrastinasi akademik dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar : studi deskriptif pada mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, angkatan 2013, semester 2 - USD Reposito"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

DESKRIPSI TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

BIMBINGAN BELAJAR

(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013, Semester 2)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh:

Theresia Apriliani Yosefine NIM: 101114052

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

DESKRIPSI TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

BIMBINGAN BELAJAR

(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013, Semester 2)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh:

Theresia Apriliani Yosefine NIM: 101114052

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Semua hal pasti ada waktunya masing

-masing,

Cepat atau lambatnya waktu iitu, kita sendiri yang

menentukan.”

“Hidup adalah pilihan. Mau sedih atau

gembira, mau

mengerjakan atau tidak, mau memaafkan atau tidak,

mau berlarut-larut dalam suatu masalah atau segera

menyelesaikan. Semua pilihan kita sendiri yang

menentukan”

Skripsi ini ku persembahkan bagi:

Tuhan Yesus Kristus,

Kedua orang tuaku,

Saudara-saudaraku,

(6)
(7)
(8)

vii ABSTRAK

DESKRIPSI TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR

(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013, Semester 2)

Theresia Apriliani Yosefine Universitas Sanata Dharma

2014

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan tingkat prokrastinasi akademik pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013, Semester 2 (2) Mengidentifikasikan item-item mana saja dalam kuesioner prokrastinasi akademik terindetifikasi tinggi yang berdampak implikatif pada topik yang dapat diusulkan untuk program bimbingan belajar pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013, Semester 2

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013, Semester 2 yang berjumlah 79 mahasiswa. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner prokrastinasi akademik yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek prokrastinasi akademik menurut Salomon dan Rothblum (1984) dengan 68 pernyataan. Data dianalisis dengan menggunakan kategorisasi jenjang (ordinal) menurut Azwar (2007). Kategorisasi tingkat prokrastinasi akademik pada mahasiswa semester 2 Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta digolongkan menjadi lima yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

(9)

viii

ABSTRACT

DESCRIPTION OF ACADEMIC PROCRASTINATION LEVEL AND IT’S IMPLICATION TO

THE SUGGESTION OF LEARNING GUIDANCE TOPICS

(Descriptive Study on the Second Semester Students of Guidance and Counseling Study Program Batch 2013, Sanata Dharma University)

TheresiaAprilianiYosefine Sanata Dharma University

2014

This research was descriptive research which aimed for (1) Describing the procrastination levels on the second semester students of Guidance and Counseling study program, Sanata Dharma University batch of 2013 (2) Identifying the items in the academic procrastination questionnaire which were highly identified have implicatively influence on the topic which is able to propose for the learning guidance program for second semester students of Guidance and Counseling Study Program batch of 2013.

The total population of this research is 79 students from second semester students of Guidance and Counseling study program, Sanata Dharma University batch of 2013. The instrument of the research is academic procrastination questionnaire which was arranged by the researcher based on the procrastination academic aspects (Salomon and Rothblum, 1984) in a form of 68 statements. Based on Guilford’s criteria (Masidjo, 1995) the reliability of the academic procrastination questionnaire was high, it was 0.81. The data was analyzed by Azwar’s categorization levels (ordinal). The procrastination academic categorization levels on the second semester students of Guidance and Counseling study program, Sanata Dharma University batch of 2013 were categorized into five levels: very high, high, average, low, very low.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang

dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan

skripsi ini merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi penulis untuk belajar

dan mengaplikasikan pengetahuan yang telah penulis dapatkan selama proses

penyelesaian skripsi berlangsung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dan berjalan dengan

lancar tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan mendampingi

penulis. Oleh karena itu secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. M.M. Sri Hastuti, M. Si sebagai dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, pikiran, dan dukungan kepada penulis dalam

penyelesaian skripsi.

2. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling yang telah memberikan ijin penelitian dan dukungan selama

penyelesaian skripsi.

3. Juster Donal Sinaga, M. Pd selaku dosen Program Studi Bimbingan dan

Konseling yang memberikan dukungan dalam bentuk pemberian referensi dan

bimbingan untuk penyelesaian skripsi ini.

4. Ag. Krisna Indah Marhaeni, M. A selaku dosen pendamping akademik yang

setia memberikan doa dan dukungan demi terselesaikannya skripsi ini.

(11)

x

dan Konseling yang memberikan dukungan dalam bentuk perhatian dan

membantu lancarnya administrasi untuk skripsi ini.

6. Mahasiswa semester 2 angkatan 2013 yang telah bersedia menjadi subyek

penelitian ini.

7. Kedua orang tuaku yaitu Ramonz Supardi dan Nunuk Srimartining yang telah

memberi dukungan baik doa, semangat dan materi demi terselesainya skripsi

ini.

8. Adik tercinta yaitu Angela Yerosela R.C yang telah memberikan dukungan

dan doa untuk kelancaran skripsi ini.

9. Romo Pankrasius Olak dan Frater Poce yang telah membantu dalam hal

materi untuk proses studi selama ini.

10.Para suster Ursulin yang telah memberikan dukungan dan bantuan materi

untuk proses studi selama ini.

11.Bartolomeus Delfian Wicaksono yang telah memberi dukungan, waktu,

tenaga, cinta dan doa demi terselesaikannya skripsi ini.

12.Fransisca Ratna Widiasih yang telah menjadi sahabat dan menemani selama

studi.

13.Teman-teman satu penelitian payung (Albinus Embu Sella, Angela Admajasri

B.A, dan Yuventinus Morung) yang telah bekerja bersama dalam penelitian

payung ini.

14.Sahabat BK Angkatan 2010 (Eta, Wina, Rio, Prisca,) yang telah memberikan

(12)
(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

(14)

xiii

BAB II: KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. MAHASISWA ... 11

1. Definisi Mahasiswa ... 11

2. Ciri-ciri Mahasiswa ... 12

B. PROKRASTINASI AKADEMIK ... 13

1. Definisi Prokrastinasi Akademik ... 13

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Prokrastinasi Akademik ... 14

3. Jenis Prokrastinasi Akademik ... 17

4. Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik ... 19

5. Aspek-aspek Prokrastinasi Akademik ... 22

C. PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK RAGAM BELAJAR DENGAN TOPIK “STOP PROCRASTINATION” ... 23

1. Definisi Bimbingan Kelompok ... 23

2. Tujuan Bimbingan Kelompok ... 24

3. Bimbingan Belajar ... 25

4. Program “STOP PROCRASTINATION” ... 26

BAB III: METODELOGI PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Variabel Penelitian ... 27

(15)

xiv

D. Metode Pengumpulan Data ... 28

E. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 31

1. Validitas Kuesioner ... 31

2. Reliabilitas Kuesioner ... 33

F. Teknik Analisis Data ... 35

1. Menentukan Skor dan Pengolahan Data ... 35

2. Menentukan Kategori ... 35

G. Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data Penelitian ... 38

BAB IV: HASIL PENELITIAN,, PEMBAHASAN DAN USULAN PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR ... 39

A. Hasil Penelitian ... 39

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45

C. Usulan Program-program Bimbingan berdasarkan Item-item dalam Kuesioner yang Teridentifikasi Tinggi dan Sangat Tinggi dengan Topik Bimbingan “STOP PROCRASTINATION” ... 50

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran-saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Rincian Jumlah Mahasiswa Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

Angkatan 2013, Semester 2 ... 28

Tabel 2: Skoring Kuesioner Prokrastinasi ... 29

Tabel 3: Kisi-kisi Prokrastinasi Akademik ... 30

Tabel 4: Rincian Item Valid dan Gugur pada Kuesioner Prokrastinasi Akademik ... 32

Tabel 5: Kriteria Guilford ... 34

Tabel 6: Hasil Reliabilitas Kuesioner Prokrastinasi Akademik ... 34

Tabel 7: Norma Kategorisasi Tingkat Prokrastinasi Akademik ... 36

Tabel 8: Kategorisasi Tingkat Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Angkatan 2013, Semester 2 ... 37

Tabel 9: Tingkat Prokrastinasi pada Mahasiswa Angkatan 2013, Semester 2 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 40

Tabel 10: Penggolongan Skor Item Tingkat Prokrastinasi Akademik ... 44

Tabel 11: Item-item dalam Kuesioner Prokrastinasi Akademik yang Teridentifikasi Sangat Tinggi dan Tinggi ... 46 Tabel 12: Usulan Program-program Bimbingan dengan

Topik :STOP PROCRASTINATION” untuk Mengurangi

(17)

xvi

dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

(18)

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 : Grafik Tingkat Prokrastinasi pada Mahasiswa Angkatan 2013, Semester 2 Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 42 Grafik 2 : Tingkat Prokrastinasi pada Mahasiswa Angkatan 2013,

Semester 2 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Berdasarkan

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian ... 68

Lampiran 2: Tabulasi hasil Uji Coba Kuesioner ... 77

Lampiran 3: Hasil Analisis Uji Validitas ... 83

Lampiran 4: Hasil Reliabilitas ... 89

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini disajikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan batasan masalah.

A. LATAR BELAKANG

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan

tinggi tertentu. Dilihat dari tahap perkembangannya, mahasiswa digolongkan ke

dalam fase dewasa awal. Individu yang berada pada masa dewasa awal

mengalami perubahan dari mencari pengetahuan menjadi menerapkan

pengetahuan untuk mengejar karir. Mahasiswa diharapkan mampu menerapkan

dan mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperolehnya selama menempuh

proses pembelajaran di perguruan tinggi, sehingga dapat memberikan manfaat

bagi masyarakat luas. Jadi, mahasiswa diharapkan bersungguh-sungguh dalam

menjalani proses belajarnya.

Kapan mahasiswa menyelesaikan studi sangat ditentukan oleh diri

mahasiswa itu sendiri. Cepat lambatnya studi, berapa tahun lamanya studi, atau

lancar tidaknya studi ditentukan oleh mahasiswa itu sendiri. Sebagian besar

mahasiswa memiliki mimpi yang sama yaitu menjalani studi dengan lancar dan

lulus dengan tepat waktu. Namun, pada kenyataan banyak hal yang menjadi

godaan bagi mahasiswa dalam proses penyelesaian studinya. Beberapa godaan

yang mengincar mahasiswa antara lain: bagi mahasiswa yang kos karena

(21)

teman-temannya selama berjam-jam bahkan sampai larut malam. Kurangnya

pengawasan itu pula, mahasiswa sering memilih untuk tidur lebih lama karena

tidak ada yang memaksa mereka untuk bangun ketika kuliah pagi. Selain itu

berdasarkan perkembangan jaman yang semakin canggih banyak muncul media

sosial maupun games-games internet yang sering kali membuat mahasiswa lupa

waktu ketika sudah menggunakan kedua hal tersebut. Kondisi seperti itulah yang

membuat mahasiswa terjebak dalam waktu penyelesaian studi yang cukup lama

meskipun seharusnya mahasiswa dapat menyelesaikan studi lebih cepat.

Proses belajar di perguruan tinggi lekat dengan jam kuliah yang sering

kali tidak berurutan sebagaimana terjadi pada jadwal belajar siswa di sekolah

menengah. Jadwal kuliah seperti itu menimbulkan adanya waktu-waktu luang

(kosong) dari kegiatan tatap muka akademik. Jika mahasiswa tidak menggunakan

waktu-waktu luang secara efektif untuk kegiatan akademik, maka hal ini akan

menimbulkan banyak hambatan bagi mahasiswa dalam menjalani proses

perkuliahan. Di sisi lain, sistem perkuliahan menuntut mahasiswa harus

mengerjakan tugas-tugas terstruktur dan mandiri selain pertemuan tatap muka.

Pada saat mahasiswa memiliki waktu-waktu luang itulah seharusnya

dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk mengerjakan tugas-tugas perkuliahan secara

efektif. Namun pada kenyataan banyak kita jumpai perilaku mahasiswa yang

sering menunda-nunda (prokrastinasi).

Mahasiswa yang umumnya berasal dari luar kota atau tidak tinggal dengan

(22)

dapat mengontrol diri ketika dihadapkan pada pilihan belajar atau

bersenang-senang. Fasilitas yang tersedia saat ini, terutama kemajuaan teknologi membuat

sebagian besar mahasiswa akrab dengan berbagai media yang dapat mengganggu

proses studi sebagai mahasiswa jika digunakan secara berlebihan. Misalnya,

banyak mahasiswa yang akhirnya lupa waktu ketika membuka media sosial yang

mereka miliki dan membuat mereka menunda pengerjaan tugas yang seharusnya

mereka prioritaskan. Selain itu, saat ini banyak mahasiswa yang memilih online

ketika memiliki waktu luang dari pada mengerjakan tugas. Mahasiswa juga sering

menyempatkan waktu untuk selalu update status di media sosial milik mereka dari

pada membaca buku penunjang perkuliahan. Hal ini menjadi kebiasaan ketika

setiap hari diulang-ulang. Salah satu dari dampak kebiasaan tersebut adalah

munculnya perilaku menunda pekerjaan yang seharusnya lebih diprioritaskan

namun mahasiswa lebih tergoda untuk melakukan hal lain yang lebih

menyenangkan. Perilaku menunda-nunda tersebut dapat menghambat ketepatan

waktu studi mahasiswa dan kebiasaan tersebut disebut prokrastinasi akademik.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan 10 mahasiswa Program Studi

Bimbingan dan Konseling tingkat akhir secara acak dengan mengajukan

pertanyaan apakah alasan mereka ketika menunda mengerjakan tugas atau

menunda mengerjakan skripsi? Mereka mengatakan secara sengaja menunda

mengerjakan tugas kuliah dengan alasan tidak adanya kontrol dari orang tua

sehingga membuat mereka lebih senang pergi bermain dari pada mengerjakan

(23)

mereka cenderung mengerjakan tugas ketika batas akhir pengumpulan. Melalui

wawancara tersebut, 9 dari 10 mahasiswa tingkat akhir mengatakan bahwa

mereka dengan sengaja menunda mengerjakan tugas. Hal ini dapat dikatakan 9

dari 10 mahasiswa memiliki perilaku menunda (prokrastinasi).

Prokrastinasi adalah suatu kecenderungan untuk menunda dalam

memulai atau menyelesaikan pekerjaan secara menyeluruh, karena kesempatan

yang seharusnya digunakan untuk menyelesaikan tugas itu, secara sengaja

dialihkan untuk melakukan aktivitas lain yang kurang berguna. Apabila

prokrastinasi berkelanjutan, maka kinerja mahasiswa menjadi terhambat, tidak

pernah menyelesaikan tugas tepat pada waktunya, dan akhirnya hasil belajar

mahasiswa menjadi tidak maksimal.

Beberapa hasil penelitian dari berbagai peneliti yang ditemukan oleh

Steel (2007) menunjukkan bahwa 80-90% mahasiswa terjebak dalam

prokrastinasi secara tidak sadar , 75 % betul-betul sebagai prokrastinator, dan

hampir 50 % melakukan prokrastinasi secara konsisten dan problematik. Sebagai

tambahan, selain sering muncul pada mahasiswa dalam dunia perkuliahan,

prokrastinasi juga menyebar secara luas di populasi umum dan secara kronis

mempengaruhi hingga 15-20 % orang dewasa

Prokrastinasi juga muncul sebagai fenomena yang menyebabkan

masalah. Pada umumnya orang-orang menilai prokrastinasi sebagai sesuatu hal

yang buruk, merusak, dan bodoh. Sejumlah peneliti menemukan adanya

(24)

melakukan prokrastinasi maka performansinya lebih jelek. Bahkan individu yang

melakukan prokrastinasi dalam jangka waktu lama, kesejahteraannya lebih

menyedihkan (Stell, 2007)

Peneliti telah melakukan pengamatan kepada mahasiswa Program Studi

Bimbingan dan Konseling angkatan 2010-2012 Universitas Sanata Dharma

dengan membuat pertanyaan sebagai panduan observasi yaitu: Apa yang

dilakukan ketika mahasiswa sedang tidak ada kuliah? Peneliti menemukan

adanya gejala perilaku prokrastinasi ini di kalangan sesama teman mahasiswa.

Indikasinya ialah: 25% mahasiswa yang pulang ke kos disaat jam kuliah kosong,

55% mahasiswa yang sibuk dengan leptop atau handphonenya bukan untuk

mengerjakan tugas namun menggunakan media sosial untuk mengisi waktu

mereka, 20% mahasiswa yang memilih untuk pergi ke mall, tempat-tempat nongkrong serta yang lainnya. Di sisi lain, terdapat mahasiswa yang membolos

kuliah, tidak tidur semalaman dan pada akhirnya terlambat bukan karena tugas

yang dibebankan kepada mereka terlalu banyak namun sebagian besar sengaja

menunda mengerjakan tugas sampai batas akhir pengumpulan.

Mahasiswa baru biasanya akan lebih mudah terserang prokrastinasi

karena mereka sedang menjalani masa penyesuaian diri di dunia kampus.

Mahasiswa baru yang sebelumnya berasal dari sekolah menengah dimana mereka

memiliki kegiatan belajar mengajar yang berurutan daari pukul 07.00-14.00,

sekarang mereka mulai dengan kegiatan belajar yang tidak berurutan mengingat

(25)

kuat untuk benar-benar menjalani kuliah dengan sungguh-sungguh, tidak menutup

kemungkinan mereka akan tergoda dengan aktivitas lain yang lebih

menyenangkan dari pada mengerjakan tugas kuliah.

Adanya waktu untuk bercerita bersama teman-teman seangkatan yang

memiliki kecenderungan hampir sama yaitu masa penyesuaian diri di kampus

dapat membuat mahasiswa baru memperoleh pelajaran tentang cara mengatasi

masalah yang sedang mereka hadapi. Salah satu cara untuk dapat menciptakan

kondisi tersebut adalah melalui bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok

difokuskan pada ragam bimbingan belajar karena peneliti akan fokus pada

pengukuran tingkat prokrastinasi akademik. Diharapkan melalui bimbingan

kelompok tersebut para mahasiswa baru dapat memperoleh bekal untuk tidak

menunda dan memperoleh kiat untuk kelancaran studi mereka. Bimbingan

kelompok adalah salah satu metode dengan tujuan pencegahan, pengembangan

serta pemeliharaan bagi mahasiswa yang memiliki tingkat prokrastinasi dari

sangat rendah hingga sangat tinggi.

Ketika mahasiswa mengalami bimbingan kelompok yang berisi tentang

pemberian informasi maupun belajar dengan pengalaman, mahasiswa diharapkan

mampu mengolah kebiasaan prokrastinasi mereka sehingga dapat berkurang atau

hilang. Jika, kebiasaan prokrastinasi mereka berkurang atau hilang, maka

mahasiswa akan mampu menyesuaian diri dengan situasi di perkuliahan yang

sedang mereka jalani. Kemampuan untuk menyesuaikan diri inilah yang

(26)

proses studi. Adapun program bimbingan kelompok yang akan diusulkan dalam

skripsi ini berkaitan dengan upaya menghentikan prokrastinasi atau Stop Procrastination.

Setelah melihat semua hal di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat

judul “DISKRIPSI TINGKAT PROKRASTINASI (AKADEMIK) DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR (Studi

Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013, Semester 2)”. Melalui skripsi ini

peneliti berharap akan ada manfaat yang dapat diambil oleh Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dalam upaya penurunan

tingkat prokrastinasi akademik yang akan berimbas pada peningkatan prestasi

mahasiswa. Pemilihan subyek yaitu mahasiswa semester 2 memiliki alasan

dimana peneliti ingin melihat seberapa tinggi tingkat prokastinasi akademik yang

ada pada diri mahasiswa. Alasan lain pemilihan subjek yaitu, mahasiswa yang

berada di semester 2 sedang mengalami proses adaptasi dan diharapkan pada

tingkat awal para mahasiswa tersebut dapat mencegah atau memperbaiki

perilakunya yang menunda-nunda. Dengan demikian, mahasiswa semester 2 yang

berhasil mengatasi masalah prokrastinasi akademik dapat mengalami kelancaran

(27)

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusah masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Seberapa tinggikah tingkat prokrastinasi akademik pada Mahasiswa Program

Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Angkatan 2013, Semester 2?

2. Item-item mana saja dalam kuesioner prokrastinasi akademik terindetifikasi

tinggi yang berdampak implikatif pada topik yang dapat diusulkan untuk

program bimbingan belajar pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013, Semester

2?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini yaitu:

1. Mendeskripsikan tingkat prokrastinasi akademik pada Mahasiswa

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta Angkatan 2013, Semester 2.

2. Mengidentifikasikan Item-item mana saja dalam kuesioner prokrastinasi

akademik terindetifikasi tinggi yang berdampak implikatif pada topik yang

dapat diusulkan untuk program bimbingan belajar pada Mahasiswa

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

(28)

D. MANFAAT PENELITIAN

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa

manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap

pengembangan pengetahuan mengenai perilaku menunda-nunda atau

prokastinasi dan sebagai wacana untuk membuat program penanganan

prokrastinasi oleh Program Studi Bimbingan dan Konseling.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yaitu:

1) Hasil penelitian ini dapat menjadi tolak ukur yang dapat digunakan

oleh Prodi untuk melihat seberapa tinggi tingkat prokrastinasi yang

ada dalam diri mahasiswa semester 2.

2) Prodi dapat menentukan langkah-langkah yang dapat diberikan kepada

mahasiswa semester 2 untuk dapat mengurangi bahkan menghilangkan

perilaku menunda-nunda yang ada dalam diri mahasiswa.

b. Bagi Mahasiswa semester 2 Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma:

1) Melalui hasil penelitian ini, mahasiswa dapat mengetahui seberapa

(29)

2) Mahasiswa dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan

prokrastinasi yang ada dalam diri mahasiswa setelah mendapatkan

bimbingan belajar dari topik yang telah diusulkan dalam penelitian ini.

E. BATASAN ISTILAH

Adapun batasan istilah dalam penelitian ini yaitu:

1. Mahasiswa aktif adalah pelajar yang berada pada strata tertinggi dalam

jenjang pendidikan yang sedang berada pada Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013,

Semester 2 serta tidak sedang dalam masa cuti maupun tidak berstatus

sebagai mahasiswa nonaktif.

2. Prokrastinasi akademik adalah kebiasaan mengerjakan hal-hal lain yang

lebih menyenangkan diri sendiri terlebih dahulu dari pada mengerjakan

tugas-tugas akademik dan dilakukan secara sengaja.

3. Program Bimbingan Belajar adalah suatu rangkaian kegiatan yang

diberikan kepada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013, Semester untuk

(30)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada Bab ini dipaparkan hakikat mahasiswa, prokrastinasi akademik serta rancangan bimbingan kelompok sebagai usulan kegiatan sebagai salah satu manfaat penelitian ini.

A. MAHASISWA

1. Definisi Mahasiswa

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Kamisa, 1997),

bahwa mahasiswa merupakan individu yang belajar di perguruan tinggi.

Montgomery dalam Papalia dkk (2007) mengatakan bahwa perguruan tinggi

atau universitas dapat menjadi sarana atau tempat untuk seorang individu

dalam mengembangkan kemampuan intelektual, kepribadian, khususnya

dalam melatih keterampilan verbal dan kuantitatif, berpikir kritis dan moral

reasoning.

Mahasiswa dalam perkembangannya berada pada kategori remaja

akhir yang berada dalam rentang usia 18-21 tahun. Menurut Papalia, dkk

(2007), usia ini berada dalam tahap perkembangan dari remaja atau

adolescence menuju dewasa muda atau young adulthood. Pada usia ini, perkembangan individu ditandai dengan pencarian identitas diri, adanya

pengaruh dari lingkungan, serta sudah mulai membuat keputusan terhadap

(31)

Selain hal tersebut di atas, mahasiswa merupakan satu golongan

dari masyarakat yang mempunyai dua sifat, yaitu manusia muda dan calon

intelektual, Sebagai manusia muda, mahasiswa seringkali tidak mengukur

resiko yang akan menimpa dirinya. Sebagai calon intelektual, mahasiswa

harus mampu berpikir kritis terhadap kenyataan sosial. Mahasiswa adalah

individu yang belajar dan menekuni disiplin ilmu yang ditempuhnya secara

mantap, dimana didalam menjalani serangkaian kuliah itu sangat dipengaruhi

oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya diantara

mahasiswa ada yang sudah bekerja atau disibukkan oleh kegiatan organisasi

kemahasiswaan. (Djojodibroto, 2004)

2. Ciri-ciri Mahasiswa

Dalam bukunya, Kartono (1985) menjelaskan bahwa mahasiswa

merupakan anggota masyarakat yang mempunyai ciri-ciri, antara lain:

a. Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di perguruan

tinggi, sehingga dapat digolongkan sebagai kaum intelegensia.

b. Mahasiswa diharapkan nantinya dapat bertindak sebagai pemimpin

yang mampu dan terampil, baik sebagai pemimpin masyarakat ataupun

dalam dunia kerja.

c. Mahasiswa juga diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang

dinamis bagi proses modernisasi.

d. Mahasiswa diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga

(32)

B. PROKRASTINASI AKADEMIK 1. Definisi Prokrastinasi Akademik

Prokrastinasi yang dalam bahasa Inggris disebut procrastination

berasal dari kata bahasa Latin procrastinare. Kata procrastinare merupakan dua akar kata yang dibentuk dari awalan pro yang berarti mendorong maju

atau bergerak maju, dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi, secara harfiah, prokrastinasi berarti menangguhkan atau menunda sampai

hari berikutnya (DeSimone dalam Ferrari dkk., 1995: 4).

Sementara itu, Solomon & Rothblum (1984: 503) mengatakan:

Procrastination, the act of needlessly delaying tasks to the point of

experiencing subjective discomfort, is an all-too-familiar problem”.

Pernyataan ini menjelaskan bahwa suatu penundaan dikatakan sebagai

prokrastinasi apabila penundaan itu dilakukan pada tugas yang penting,

dilakukan berulang-ulang secara sengaja, menimbulkan perasaan tidak

nyaman, serta secara subyektif dirasakan oleh seorang prokrastinator. Dalam

kaitannya dengan lingkup akademik, prokrastinasi dijelaskan sebagai perilaku

menunda tugas-tugas akademis (seperti: mengerjakan PR, mempersiapkan diri

untuk ujian, atau mengerjakan tugas makalah) sampai batas akhir waktu yang

tersedia.

Meskipun perilaku prokrastinasi adalah fenomena umum dan

(33)

cara yang dapat diterima oleh semua pihak. Jika semua definisi dibandingkan,

maka sering terlihat bahwa definisi-definisi tersebut mencakup tindakan dan

perilaku yang mempengaruhi efektivitas individu dengan cara yang negatif.

Selain adanya keragaman definisi prokrastinasi, prokrastinasi tidak

selalu diartikan sama dalam lingkup budaya dan bahasa manusia. Misalnya,

bangsa Mesir Kuno mengartikan prokrastinasi dengan dua arti. Pertama,

prokrastinasi diartikan sebagai kebiasaan yang berguna untuk menghindari

pekerjaan yang tidak terlalu penting dan usaha yang impulsif. Kedua,

prokrastinasi dianggap sebagai kebiasaan berbahaya akibat kemalasan dalam

menyelesaikan suatu tugas yang penting untuk nafkah hidup, seperti

mengerjakan ladang ketika waktu menanam sudah tiba (Ferrari dkk., 1995: 4).

Berdasarkan pengertian prokrastinasi dari beberapa ahli di atas

dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik adalah suatu kecenderungan

seseorang untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan tugas-tugas

akademik penting secara berulang-ulang dan dilakukan secara sengaja.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Prokrastinasi Akademik

Bernad (Catrunada, 2008) mengemukakan sepuluh faktor yang

mempengaruhi munculnya prokrastinasi. Faktor-faktor tersebut adalah:

a. Kecemasan atau emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai

dengan kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut.

(34)

kecemasan seperti konflik dan rasa frustasi, ancaman fisik, ancaman

terhadap harga diri dan tekanan melakukan sesuatu diluar

kemampuan dapat menjadi faktor penyebab timbulnya prokrastinasi.

b. Self-depreciation

Dalam situasi ini, seseorang memiliki penghargaan yang rendah atas

dirinya dan selalu menyalahkan dirinya ketika terjadi kesalahan dan

kurang percaya diri untuk mendapatkan masa depan yang cerah.

Keadaan ini membuat sebagian orang tidak bergairah mengerjakan

segala hal yang akhirnya berdampak pada timbulnya prokrastinasi.

c. Toleransi yang rendah terhadap ketidaknyamanan.

Maksud dari pernyataan di atas adalah adanya kesulitan terhadap

tugas yang dikerjakan membuat seseorang mengalami kesulitan untuk

mentoleransi rasa cemas dan frustasi sehingga mereka menghindari

diri dari tugas-tugas yang membuat mereka merasa tugas tersebut

dapat mengurangi kenyamanan.

d. Mencari kesenangan.

Seseorang yang mencari kenyamanan cenderung tidak mau

melepaskan situasi yang membuat nyaman tersebut. Jika

seseorang memiliki kecenderungan yang tinggi dalam mencari

kenyamanan, maka orang tersebut memiliki keinginan kuat untuk

lebih bersenang-senang dari pada melakukan hal yang membuat

(35)

dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman.

e. Disorganisasi waktu.

Idealnya, mengatur waktu agar seseorang dapat memperkirakan

dengan baik berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan adalah hal penting untuk hidup teratur.

Namun, pada kenyataannya beberapa orang merasa sulit untuk

memutuskan apakah pekerjaan itu penting atau kurang penting untuk

dikerjakan sehingga akhirnya melakukan prokrastinasi jika salah

dalam pengambilan keputusan.

f. Disorganisasi Lingkungan

Ketidakteraturan lingkungan dapat menjadi salah satu sebab adanya

prokrastinasi. Ketidakteraturan yang dimaksud dalam hal ini adalah

keadaan lingkungan yang memiliki banyak gangguan sehingga

membuat seseorang susah untuk berkonsentrasi, seperti adanya kertas

dimana-mana, alat yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu tugas

tidak tersedia dan banyak hal lain yang ada di lingkungan dan sifatnya

mengganggu seseorang dalam penyelesaian tugasnya.

g. Pendekatan yang lemah terhadap tugas

Pendekatan yang lemah terhadap tugas adalah ketidak mampuan

seseorang untuk mengetahui dari mana ia harus memulai pekerjaan.

Pada situasi seperti ini, seseorang tersebut mengalami kebingungan

(36)

yang seharusnya ia kerjakan.

h. Kurangnya kemampuan seseorang untuk berkata tidak.

Dalam situasi ini, seseorang merasa kesulitan untuk menolak jika

diminta untuk mengerjakan hal lain diluar jadwal yang sudah dibuat.

Akhirnya pekerjaan yang semula sudah direncanakan akhirnya harus

ditunda karena harus mengerjakan hal yang tidak dapat ia tolak.

i. Permusuhan terhadap orang lain.

Adanya kemarahan atau dendam yang berlebihan terhadap seseorang

yang dianggap musuh akan mempengaruhi cara seseorang dalam

menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dengan orang tersebut.

Hal ini dapat menjadikan seseorang menunda pekerjaan yang

berhubungan dengan musuhnya tersebut.

j. Perasaan tertekan atau kelelahan.

Dalam situasi tertekan atau kelelahan, seseorang akan cenderung

mengabaikan tugas yang seharusnya dikerjakan karena banyaknya

tenaga yang terbuang sebelumnya.

3. Jenis Prokrastinasi Akademik

Ferrari (Yemima Husetiya, 2010: 6), membagi prokrastinasi

berdasarkan fungsi. Berdasarkan fungsinya, prokrastinasi dibagi menjadi dua

jenis yaitu:

(37)

Penundaan jenis ini tidak memiliki tujuan, dan akan berakibat buruk

dan menimbulkan masalah. Prokrastinator jenis ini, biasanya

menggunakan alasan-alasan untuk melakukan penundaan. Alasan

tersebut dibagi menjadi dua yaitu:

1) Decisional procrastination

Menurut Ferrari (M. N. Ghufron 2003: 18), prokrastinasi

dilakukan sebagai suatu bentuk coping yang ditawarkan untuk menyesuaikan diri dalam pembuatan keputusan pada

situasi yang dipersepsikan penuh stress. Jenis prokrastinasi

ini terjadi akibat kegagalan dalam identifikasi tugas, yang

kemudian menimbulkan konflik dalam diri individu,

sehingga akhirnya seseorang menunda untuk memutuskan

sesuatu. Decisional procrastination berhubungan dengan

kelupaan atau kegagalan proses kognitif, akan tetapi tidak

berkaitan dengan kurangnya tingkat intelegensi seseorang.

2) Behavioral atau avoidance procrastination

Menurut Ferrari (M. N. Ghufron, 2003: 19), penundaan

dilakukan dengan suatu cara untuk menghindari tugas yang

dirasa tidak menyenangkan dan sulit untuk dilakukan.

Prokrastinasi dilakukan untuk menghindari kegagalan dalam

menyelesaikan pekerjaan, yang akan mendatangkan nilai

(38)

sehingga seseorang menunda untuk melakukan sesuatu yang

nyata yang berhubungan dengan tugasnya.

b. Prokrastinasi yang fungsional (functional procrastination)

Penundaan yang disertai alasan yang kuat, mempunyai tujuan pasti

sehingga tidak merugikan, bahkan berguna untuk melakukan suatu

upaya konstruktif agar suatu tugas dapat diselesaikan dengan baik.

4. Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik

Menurut Burka & Yuen (1983: 16), seorang prokrastinator

memiliki karakteristik-karakteristik tertentu, yang disebut sebagai “kode

prokrastinasi”. Kode prokrastinasi ini merupakan cara berpikir yang dimiliki

oleh seorang prokrastinator, yang dipengaruhi oleh asumsi-asumsi yang tidak

realistis sehingga memperkuat prokrastinasi yang dilakukannya, meskipun

mengakibatkan frustrasi. Kode-kode prokrastinasi tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Kurang percaya diri

Individu yang menunda biasanya berjuang dengan perasaannya yang

kurang percaya diri dan kurang menghargai diri sendiri. Individu yang

demikian ini kemungkinan ingin berada pada penampilan yang bagus

sehingga menunda. Prokrastinator merasa tidak sanggup menghasilkan

sesuatu dan terkadang menahan ide-ide yang dimilikinya karena takut

(39)

b. Perfeksionis

Prokrastinator merasa bahwa segala sesuatunya itu harus sempurna.

Lebih baik menunda daripada bekerja keras dan mengambil resiko

kemudian dinilai gagal. Prokrastinator akan menunggu sampai dirasa

saat yang tepat bagi dirinya untuk bertindak agar dapat memperoleh

hasil yang sempurna.

c. Tingkah laku menghindari

Prokrastinator menghindari tantangan. Segala sesuatu yang

dilakukannya, bagi prokrastinator seharusnya terjadi dengan mudah

dan tanpa usaha.

Ferrari dkk., (1995: 16) mengatakan bahwa sebagai suatu perilaku

penundaan, prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan dalam

indikator tertentu yang dapat diukur dan diamati ciri-cirinya, yaitu:

a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas

yang dihadapi.

Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang

dihadapinya harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan

tetapi dia menunda-nunda untuk mulai mengerjakannya atau

menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah

mulai mengerjakan sebelumnya.

(40)

Orang yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih

lama daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam

mengerjakan suatu tugas. Seorang prokratinator menghabiskan waktu

yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan,

maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam

penyelesaian suatu tugas, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu

yang dimilikinya. Kadang-kadang tindakan tersebut mengakibatkan

seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara memadai.

Kelambanan, dalam arti lambannya kerja seseorang dalam melakukan

suatu tugas, dapat menjadi ciri yang utama dalam prokrastinasi

akademik.

c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual.

Seorang prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan

sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

Seorang prokrastinator sering mengalami keterlambatan dalam

memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain

maupun rencana yang telah dia tentukan sendiri. Seseorang mungkin

telah merencanakan untuk mulai mengerjakan tugas pada waktu yang

telah ia tentukan sendiri, akan tetapi ketika saatnya tiba dia tidak juga

melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sehingga

menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan untuk menyelesaikan

(41)

d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada

melakukan tugas yang harus dikerjakan.

Seorang prokrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan

tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk

melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan

mendatangkan hiburan, seperti membaca (koran, majalah, atau buku

cerita lainnya), nonton, ngobrol, jalan, mendengarkan musik, dan

sebagainya, sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk

mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya.

5. Aspek-aspek Prokrastinasi Akademik

Solomon dan Rothblum (1984) menyebutkan lima area akademik

untuk melihat jenis-jenis tugas yang sering tidak dikerjakan oleh pelajar. Area

akademik ini akan menjadi aspek dalam penelitian ini. Adapun kelima area

akademik tersebut, yaitu :

a. Membuat makalah/paper.

Tugas membuat makalah meliputi penundaan melaksanakan kewajiban

atau tugas-tugas menulis, misalnya menulis makalah, laporan, atau tugas

mengarang lainnya.

b. Belajar menghadapi ujian.

Penundaan belajar untuk menghadapi ujian mencakup misalnya ujian

(42)

c. Membaca buku penunjang perkuliahan

Penundaan tugas membaca meliputi membaca buku atau referensi yang

berkaitan dengan tugas akedemik yang diwajibkan.

d. Tugas-tugas administratif penunjang proses perkuliahan

Penundaan tugas-tugas administatif, seperti menyalin catatan,

mendaftarkan diri dalam presensi kehadiran, daftar peserta praktikum dan

sebagainya.

e. Menghadiri pertemuan berkaitan dengan proses perkuliahan.

Penundaan menghadiri pertemuan maupun keterlambatan misalnya,

menghadiri perkuliahan, praktikum dan pertemuan-pertemuan lainnya.

C. PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK RAGAM BELAJAR DENGAN

TOPIK “STOP PROCRASTINATION” 1. Definisi Bimbingan Kelompok

Ada beberapa definisi bimbingan menurut para ahli. Salah satu

definisi tersebut adalah menurut Winkel (2004: 548), dijelaskan bahwa

Bimbingan kelompok adalah bukan suatu himpunan individu-individu yang karena satu alasan tergabung bersama, melainkan suatu satuan atau unit orang yang mempunyai tujuan yang ingin dicapai bersama, berinteraksi, dan berkomunikasi secara intensif satu sama lain pada waktu berkumpul, saling tergantung dalam proses kerja sama, dan mendapat kepuasan pribadi dari interaksi psikologis dengan seluruh anggota yang tergabung dalam satuan itu.

Bimbingan kelompok bersifat memberikan kemudahan dalam

(43)

kelompok itu memberi dorongan dan motivasi kepada individu untuk

mengubah diri dengan memanfaatkan kemampuan yang dimiliki secara

optimal, sehingga mempunyai konsep diri yang lebih positif.

Dengan demikian bimbingan kelompok adalah proses pemberian

informasi dan bantuan yang diberikan oleh seorang yang ahli (guru

pembimbing) pada sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika

kelompok guna mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan dalam penelitian ini

adalah menghilangkan perilaku menunda-nunda dalam hal akademik.

2. Tujuan Bimbingan Kelompok

Tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh Prayitno

(2004: 2-3) adalah sebagai berikut :

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari layanan bimbingan kelompok adalah

berkembangnya sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi

anggota kelompok. Sering menjadi kenyataan bahwa kemampuan

bersosisalisasi/berkomunikasi seseorang terganggu oleh perasaan,

pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang tidak obyektif, sempit dan

terkukung serta tidak efektif.

Melalui layanan bimbingan kelompok diharapkan hal-hal

(44)

diringankan dengan berbagai proses dinamjka kelompok, seperti

misalnya mencairkan pikiran yang buntu atau beku, mengganti

persepsi terhadap sesuatu hal yang menyimpang, memperluaskan

pikiran atau wawasan berpikir yang sempit

b. Tujuan Khusus

Bimbingan kelompok bermaksud membahas topik-topik

tertentu. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan

topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi,

wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku

yang lebih efektif. Dengan diadakannya bimbingan kelompok ini

dapat bermanfaat bagi siswa karena dengan bimbingan kelompok

akan timbul interaksi dengan anggota-anggota kelompok mereka

memenuhi kebutuhan psikologis.

3. Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu

para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah

akademik (Nurihsan, 2003 : 20). Bimbingan belajar merupakan suatu proses

pemberian bantuan seseorang pada orang lain dalam menentukan pilihan dan

(45)

Jadi, bimbingan belajar adalah suatu bentuk kegiatan untuk

membantu individu memecahkan masalah-masalah dalam bidang belajar yang

akhirnya dapat diterapkan dalam kehidupannya.

4. Program Bimbingan Belajar

Bimbingan kelompok ragam belajar yang berfungsi sebagai layanan

prefentif, developmen serta remidial yang akan diusulkan sebagai tindak lanjut dari

penelitian. Diharapkan melalui bimbingan belajar ini, mahasiswa yang terdeteksi

memiliki tingkat prokrastinasi dari mulai sangat rendah hingga sangat tinggi

mendapat layanan untuk menghilangkan prokrastinasi pada diri mereka. Kegiatan ini

berupa bimbingan kelompok agar mereka dapat saling berbagi tentang pengalaman

prokrastinasi kepada antar mahasiswa sehingga para mahasiswa mendapat banyak

pengetahuan tentang cara mengatasi prokrastinasi secara lebih nyata. Adapun judul

bimbingan akan diambil dari item-item yang termasuk dalam kategori sedang, rendah

dan sangat rendah dan akan menjadi usulan topik bimbingan untuk mengatai

(46)

27 BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Dalam bab ini peneliti akan membahas jenis penelitian, variabel penelitian,

subyek penelitian, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, teknik analisis data

penelitian, prosedur pengumpulan dan analisis data penelitian.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan

pendekatan survei. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha

menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya Best (dalam

Sukardi, 2003: 157). Sifat deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

memperoleh gambaran tentang tingkat prokrastinasi pada mahasiswa Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013,

semester 2.

B. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah variabel tunggal

yaitu prokrastinasi pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013, semester 2. Variabel ini akan

diuraikan secara operasional demi kepentingan pengukuran dan pengumpulan data.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitiannya adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

(47)

berjumlah 79 mahasiswa. Rincian jumlah mahasiswa adalah yang disajikan pada tabel

1.

Tabel 1.

Rincian Jumlah Mahasiswa

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Angkatan 2013, Semester 2

No Kelas Jumlah Siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. A 6 34 40

2. B 14 25 39

Total 20 59 79

D. Metode pengumpulan data

Sukardi (2003:194) menjelaskan bahwa penelitian survei dapat dilakukan

dengan menggunakan satu metode atau lebih. Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket. Kuesioner yang disusun

peneliti mengacu pada prinsip-prinsip skala Likert. Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial (Sugiyono, 2011: 134).

Pernyataan yang terdapat dalam Kuesioner Prokrastinasi ini terdiri dari

pernyataan positif atau favourable dan pernyataan negatif atau unfavourable.

Pernyataan positif atau favorable merupakan konsep keperilakuan yang sesuai atau

mendukung atribut/variabel yang diukur. Sedangkan pernyataan negatif atau

(48)

Responden diminta untuk menjawab pernyataan-pernyataan yang terdapat

pada Kuesioner Prokrastinasi dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah

disediakan dengan cara memberi tanda centang (). Skoring dilakukan dengan cara

menjumlahkan jawaban responden pada masing-masing item. Dengan demikian dapat

diketahui tingkat prokrastinasipada subjek penelitian ini. Semakin tinggi jumlah skor

yang diperoleh, maka semakin tinggi pula tingkat prokrastinasi. Sebaliknya, semakin

rendah jumlah skor yang diperoleh, maka semakin rendah pula tingkat prokrastinasi.

Instrumen penelitian ini menyediakan 4 alternatif jawaban yaitu Sangat

Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Alternatif

jawaban Ragu-ragu (RG) tidak disertakan untuk mengurangi kecenderungan

responden dalam memberikan jawaban yang netral (central tendency effect) dan

untuk meningkatkan variabilitas respon. Norma skoring yang dikenakan terhadap

pengolahan data yang dihasilkan instrumen ini ditentukan sebagai berikut:

Tabel 2.

Skoring Kuesioner Prokrastinasi

Alternatif Jawaban Skor Favourable

Skor Unfovourable

Sangat Sesuai 4 1

Sesuai 3 2

Tidak Sesuai 2 3

(49)

Kuesioner dikonstruk berdasarkan aspek-aspek perilaku prokrastinasi.

Operasionalisasi objek penelitian ini dijabarkan lebih jauh dalam konstruk instrumen

sebagai berikut:

a. Penyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan pembayaran uang kuliah

1,2,3 35,36,37 5

b. Penyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan pembayaran uang SKS

38,39,40 4,5,6 5

c. Penyelesaian hal-hal yang berkaitan dengan pengurusan Kartu Tanda Mahasiswa

7,8 41,42 4

d. Pengisian formulir berkaitan dengan proses perkuliahan

a. Mencari buku referensi perkuliahan 11,12 45,46 4

b. Meminjam buku referensi perkuliahan di perpustakaan

47,48 13,14 4

c. Membaca buku referensi perkuliahan 15,16,17 49,50,51 6 d. Membuat ringkasan dari buku referensi

yang telah dibaca

52,53 18,19 4

e. Mengembalikan buku referensi yang telah dipinjam b. Menghadiri pertemuan dengan

kelompok untuk mengerjakan tugas

58 24 4

4 Membuat makalah/paper

(50)

E. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 1. Validitas Kuesioner

Validitas adalah taraf sampai di mana suatu alat tes mampu mengukur apa

yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995:242). Menurut Ary, Jacobs, dan Razavieh

(2007: 293) validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat mampu mengukur

apa yang dianggap orang seharusnya diukur oleh alat tersebut. Menurut Azwar

(2005:5) validitas menunjuk pada sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Validitas yang diuji untuk instrumen penelitian ini adalah validitas isi.

Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi alat

ukur dengan analisis rasional dengan cara professional judgment (Azwar 2004:45).

Menurut Ary, Jacobs, dan Razavieh (2007: 296) validitas isi tidak dapat dinyatakan

dengan angka namun pengesahannya berdasarkan pertimbangan yang diberikan oleh

ahli (expert judgment). Dalam penelitian ini, instrumen penelitian dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dan selanjutnya dikonsultasikan kepada

dosen pembimbing sebagai ahli bimbingan dan konseling.

Hasil konsultasi dan telaah yang dilakukan oleh ahli dilengkapi dengan

pengujian empirik dengan cara mengkorelasikan skor-skor setiap item instrumen

terhadap skor-skor total aspek dengan teknik korelasi Spearman's rho menggunakan aplikasi program komputer SPSS for Window. Rumus korelasi Spearman's rho adalah

(51)

Di mana:

Keterangan :

Keputusan ditetapkan dengan nilai koefisien validitas > 0,30 (Azwar,

2007:10). Apabila terdapat item yang memiliki nilai koefisien di bawah 0,30 maka

item tersebut dinyatakan gugur. Adapun rincian dari item yang valid dan gugur tersaji

dalam tabel 4.

Tabel 4.

Rincian Item Valid dan Gugur pada Kuesioner Prokrastinasi Akademik (Setelah Uji Coba)

a. Penyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan

b. Penyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan

c. Penyelesaian hal-hal yang berkaitan dengan

pengurusan Kartu Tanda Mahasiswa

7,8 41,42 8,41,42 7 3 1

d. Pengisian formulir berkaitan dengan proses perkuliahan

a. Mencari buku referensi perkuliahan

(52)

NO ASPEK INDIKATOR NOMOR ITEM JUMLAH ITEM

FAV UNF

AV

VALID GUGUR VALID GUGUR

b. Meminjam buku referensi perkuliahan di

perpustakaan

47,48 13,14 47,13,14 48 3 1

c. Membaca buku referensi perkuliahan

d. Membuat ringkasan dari buku referensi yang telah dibaca

52,53 18,19 53,18,19 52 3 1

e. Mengembalikan buku referensi yang telah

a. Menghadiri pertemuan dengan dosen

22,23 56,57 22,23,57 56 3 1

b. Menghadiri pertemuan dengan kelompok untuk mengerjakan tugas

58 24 58,24 - 2 0

4 Membuat makalah/paper

a. Mencari bahan untuk pembuatan makalah

25 59 59 25 1 1

b. Memulai mengerjakan makalah

a. Mencari materi untuk ujian

30 64 30,64 - 2 0

b. Membuat ringkasan materi 65,66 31,32 65,66,31,32 - 4 0 c. Mengulangmateri yang

sudah diajarkan

33 67 67 33 1 1

d. Melengkapi catatan materi 34 68 34,68 - 2 0

TOTAL 58 10

2. Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran (Azwar,

2007). Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang mampu

memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel (Azwar, 2007:176).

(53)

penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila alat ukur yang

dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur apa yang hendak diukur.

Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan

pendekatan koefisien Alpha Cronbach (α). Adapun rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) adalah sebagai berikut:

α = 2[1- ]

Keterangan rumus :

S12 dan S22 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2

Sx2 : varians skor skala

Hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria

Guilford (Masidjo, 1995: 209). Kriteria Guilford tersaji dalam tabel 5.

Tabel 5. Kriteria Guilford

No Koefisien Korelasi Kualifikasi

1 0,91 – 1,00 Sangat tinggi

2 0,71 – 0,90 Tinggi

3 0,41 – 0,70 Cukup

4 0,21 – 0,40 Rendah

5 negatif – 0,20 Sangat Rendah

Melalui kriteria tersebut, hasil reliabilitas kuesioner prokrastinasi

akademik tersaji dalam tabel 6.

Tabel 6.

Hasil Reliabilitas Kuesioner Prokrastinasi Akademik Reliability Statistics Kesimpulan

(54)

F. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2011: 207) mengatakan bahwa analisis data merupakan

kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,

mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap

variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan

masalah. Berikut merupakan langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh

dalam penelitian ini:

1. Menentukan skor dan pengolahan data

Penentuan skor pada item kuesioner dilakukan dengan cara memberikan

nilai dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan melihat

sifat pernyataan favorable atau unfavorable. Selanjutnya memasukkannya ke dalam

tabulasi data dan menghitung total jumlah skor subjek serta jumlah skor item. Tahap

selanjutnya adalah menganalisis data secara statistik menggunakan program aplikasi

SPSS.

2. Menentukan kategori

Pengkategorian tingkat prokrastinasi mahasiswa Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013,

semester 2 disusun berdasarkan model distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini

adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara

(55)

107 ). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah dari sangat rendah sampai dengan

sangat tinggi.

Norma kategorisasi disusun berdasar pada norma kategorisasi yang

disusun oleh Azwar (2009:108). Tingkat prokrastinasi mahasiswa Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013,

semester 2 terdiri atas lima kategori: sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat

tinggi dengan norma kategorisasi sebagai berikut:

Tabel 7.

Norma Kategorisasi Tingkat Prokrastinasi Akademik

Norma/Kriteria Skor Kategori

X≤ µ -1,5σ Sangat Tinggi µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ Tinggi

µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ Sedang µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ Rendah

µ +1,5 σ <X Sangat Rendah

Keterangan:

Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjek

penelitian berdasarkan perhitungan skala

Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek

penelitian menurut perhitungan skala

Standar deviasi (σ / sd) : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6

satuan deviasi sebaran

µ (mean teoritik) : Rata-rata teoritis skor maksimum dan

(56)

Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi

rendah tingkat prokrastinasi mahasiswa mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013, semester 2 dengan

jumlah item = 68, diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:

Skor maksimum empiris : 192

Skor minimum empiris : 106

Luas jarak : 192-106=86

Standar deviasi (σ / sd) : 86:6=14

µ (mean teoritik) : (192+106):2=149

Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan dalam norma

kategorisasi tingkat prokrastinasi mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013, semester 2 tersaji

dalam tabel 8.

Tabel 8.

Kategorisasi Tingkat Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Angkatan 2013, Semester 2

Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori

X≤ µ -1,5σ >171 Sangat Tinggi

µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ 156-170 Tinggi

µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ 142-155 Sedang

µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ 128-141 Rendah

(57)

G. Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data Penelitian

Berikut ini adalah tahap-tahap yang ditempuh dalam pengumpulan dan

analisis data:

1. Menyusun kuesioner prokrastinasi

2. Pengujian item kuesioner oleh expert judgement (dosen pembimbing) 3. Pengumpulan data uji coba validitas dan reliabilitas kuesioner

4. Melakukan uji empirik terhadap validitas dan reliabilitas kuesioner

5. Pengumpulan data penelitian dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

angkatan 2013, semester 2

(58)

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN USULAN PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK

Dalam bab ini disajikan hasil penelitian dan usulan program bimbingan

kelompok yang merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian yaitu (1) Seberapa

tinggikah tingkat prokrastinasi pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013, semester 2, dan

(2) Dalam hal apa sajakah prokrastinasi mahasiswa teridentifikasi tinggi yang

berdampak implikatif pada materi yang dapat diusulkan untuk program

pendampingan “ STOP PROCRASTINATION” bagi mahasiswa Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013,

semester 2 dalam mengatasi perilaku prokrastinasi yang tinggi? Penyajian hasil

penelitian langsung disertai dengan pembahasan.

A. Hasil Penelitian

1. Tingkat Prokrastinasi pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Angkatan 2013, Semester 2.

Tingkat prokrastinasi pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013, semester 2

ditentukan dengan menggunakan kategorisasi Azwar (2010: 107-108). Dalam proses

(59)

menggunakan data lapangan. Alasan penggunaan data empiris adalah peneliti ingin

melihat kategorisasi tingkat prokrastinasi akademik dalam kelompok mahasiswa

angkatan 2013 yang kini berada pada semester 2. Melalui hasil kategorisasi ini,

peneliti berharap dapat mengetahui tingkat prokrastinasi menurut standar yang ada di

kelompok, agar sasaran bimbingan kelompok juga menjadi tepat. Berdasarkan data

yang terkumpul dan diolah dengan kategorisasi Azwar dapatlah diketahui tingkat

prokrastinasi pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013, semester 2 seperti yang disajikan pada

tabel 9.

Tabel 9.

Tingkat Prokrastinasi pada Mahasiswa Angkatan 2013, Semester 2. Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Norma/Kriteria Skor Rentang Skor

Tabel 9 memperlihatkan bahwa:

1. Ada 4 (6.25%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013, semester 2

(60)

berarti mahasiswa-mahasiswa tersebut sangat sering menunda

penyelesaian atau pengerjaan tugas-tugas akademik.

2. Ada 16 (25%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013, semester 2

berada pada kategori tingkat prokrastinasi akademik tinggi. Hal ini berarti

mahasiswa-mahasiswa tersebut sering menunda penyelesaian atau

pengerjaan tugas-tugas akademik.

3. Ada 22 (34.37%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013, semester 2

berada pada kategori tingkat prokrastinasi akademik sedang. Hal ini

berarti mahasiswa-mahasiswa tersebut kadang-kadang menunda

penyelesaian atau pengerjaan tugas-tugas akademik.

4. Ada 7 (10.94%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013, semester 2

berada pada kategori tingkat prokrastinasi akademik rendah. Hal ini berarti

mahasiswa-mahasiswa tersebut pernah menunda penyelesaian atau

pengerjaan tugas-tugas akademik.

5. Ada 15 (23.44%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013, semester 2

berada pada kategori tingkat prokrastinasi akademik sangat rendah. Hal ini

berarti mahasiswa-mahasiswa tersebut tidak pernah menunda penyelesaian

(61)

Adapun secara visual presentase tingkat prokrastinasi pada mahasiswa

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

angkatan 2013, semester 2 dapat dilihat pada grafik 1.

Grafik 1.

Tingkat Prokrastinasi pada Mahasiswa Angkatan 2013, Semester 2 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Untuk membatasi pembahasan dan untuk menghindari pengulangan yang

tidak perlu dalam pembahasan, kategori “sangat rendah” dan “rendah” disatukan

menjadi rendah dan dianggap telah mencapai tingkat yang ideal. Kategori “sangat

tinggi”, “tinggi”, dan “sedang” disatukan menjadi tinggi dan dianggap belum

mencapai tingkat yang ideal. Jika disajikan dalam grafik menjadi 2 kategori adalah

seperti yang nampak pada grafik 2.

6.25%

25.00%

34.37% 10.94%

23.44%

Gambar

Grafik 1 : Grafik Tingkat Prokrastinasi pada Mahasiswa Angkatan 2013,
Tabel 1. Rincian Jumlah Mahasiswa
Tabel 2. Skoring Kuesioner Prokrastinasi
Tabel 3. Kisi-kisi Prokrastinasi Akademik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan persentase di atas, mahasiswa angkatan 2013 Tahun Akademik 2013/2014 Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta cenderung mempunyai

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahi tingkat-tingkat kecerdasan emosi Mahasiswa Semester II Kelas A Angkatan 2013 Prgram Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: ada 11 (18,33%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma yang tergolong sangat

Tingginya tingkat self awareness dari mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dapat diinterpretasikan

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk: (1) mengetahui tingkat kematangan psikologis mahasiswa berpacaran Angkatan 2013 Program Studi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014, memiliki tingkat Adversity

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk (1) mendeskripsikan tingkat self-efficacy mahasiswa dalam mengerjakan skripsi (2)

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat penyesuaian diri mahasiswa angkatan 2018 program studi Bimbingan