DESKRIPSI TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN BELAJAR
(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013, Semester 2)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh:
Theresia Apriliani Yosefine NIM: 101114052
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
DESKRIPSI TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN BELAJAR
(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013, Semester 2)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh:
Theresia Apriliani Yosefine NIM: 101114052
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Semua hal pasti ada waktunya masing
-masing,
Cepat atau lambatnya waktu iitu, kita sendiri yang
menentukan.”
“Hidup adalah pilihan. Mau sedih atau
gembira, mau
mengerjakan atau tidak, mau memaafkan atau tidak,
mau berlarut-larut dalam suatu masalah atau segera
menyelesaikan. Semua pilihan kita sendiri yang
menentukan”
Skripsi ini ku persembahkan bagi:
Tuhan Yesus Kristus,
Kedua orang tuaku,
Saudara-saudaraku,
vii ABSTRAK
DESKRIPSI TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR
(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013, Semester 2)
Theresia Apriliani Yosefine Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan tingkat prokrastinasi akademik pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013, Semester 2 (2) Mengidentifikasikan item-item mana saja dalam kuesioner prokrastinasi akademik terindetifikasi tinggi yang berdampak implikatif pada topik yang dapat diusulkan untuk program bimbingan belajar pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013, Semester 2
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013, Semester 2 yang berjumlah 79 mahasiswa. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner prokrastinasi akademik yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek prokrastinasi akademik menurut Salomon dan Rothblum (1984) dengan 68 pernyataan. Data dianalisis dengan menggunakan kategorisasi jenjang (ordinal) menurut Azwar (2007). Kategorisasi tingkat prokrastinasi akademik pada mahasiswa semester 2 Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta digolongkan menjadi lima yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
viii
ABSTRACT
DESCRIPTION OF ACADEMIC PROCRASTINATION LEVEL AND IT’S IMPLICATION TO
THE SUGGESTION OF LEARNING GUIDANCE TOPICS
(Descriptive Study on the Second Semester Students of Guidance and Counseling Study Program Batch 2013, Sanata Dharma University)
TheresiaAprilianiYosefine Sanata Dharma University
2014
This research was descriptive research which aimed for (1) Describing the procrastination levels on the second semester students of Guidance and Counseling study program, Sanata Dharma University batch of 2013 (2) Identifying the items in the academic procrastination questionnaire which were highly identified have implicatively influence on the topic which is able to propose for the learning guidance program for second semester students of Guidance and Counseling Study Program batch of 2013.
The total population of this research is 79 students from second semester students of Guidance and Counseling study program, Sanata Dharma University batch of 2013. The instrument of the research is academic procrastination questionnaire which was arranged by the researcher based on the procrastination academic aspects (Salomon and Rothblum, 1984) in a form of 68 statements. Based on Guilford’s criteria (Masidjo, 1995) the reliability of the academic procrastination questionnaire was high, it was 0.81. The data was analyzed by Azwar’s categorization levels (ordinal). The procrastination academic categorization levels on the second semester students of Guidance and Counseling study program, Sanata Dharma University batch of 2013 were categorized into five levels: very high, high, average, low, very low.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang
dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan
skripsi ini merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi penulis untuk belajar
dan mengaplikasikan pengetahuan yang telah penulis dapatkan selama proses
penyelesaian skripsi berlangsung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dan berjalan dengan
lancar tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan mendampingi
penulis. Oleh karena itu secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. M.M. Sri Hastuti, M. Si sebagai dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, pikiran, dan dukungan kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi.
2. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling yang telah memberikan ijin penelitian dan dukungan selama
penyelesaian skripsi.
3. Juster Donal Sinaga, M. Pd selaku dosen Program Studi Bimbingan dan
Konseling yang memberikan dukungan dalam bentuk pemberian referensi dan
bimbingan untuk penyelesaian skripsi ini.
4. Ag. Krisna Indah Marhaeni, M. A selaku dosen pendamping akademik yang
setia memberikan doa dan dukungan demi terselesaikannya skripsi ini.
x
dan Konseling yang memberikan dukungan dalam bentuk perhatian dan
membantu lancarnya administrasi untuk skripsi ini.
6. Mahasiswa semester 2 angkatan 2013 yang telah bersedia menjadi subyek
penelitian ini.
7. Kedua orang tuaku yaitu Ramonz Supardi dan Nunuk Srimartining yang telah
memberi dukungan baik doa, semangat dan materi demi terselesainya skripsi
ini.
8. Adik tercinta yaitu Angela Yerosela R.C yang telah memberikan dukungan
dan doa untuk kelancaran skripsi ini.
9. Romo Pankrasius Olak dan Frater Poce yang telah membantu dalam hal
materi untuk proses studi selama ini.
10.Para suster Ursulin yang telah memberikan dukungan dan bantuan materi
untuk proses studi selama ini.
11.Bartolomeus Delfian Wicaksono yang telah memberi dukungan, waktu,
tenaga, cinta dan doa demi terselesaikannya skripsi ini.
12.Fransisca Ratna Widiasih yang telah menjadi sahabat dan menemani selama
studi.
13.Teman-teman satu penelitian payung (Albinus Embu Sella, Angela Admajasri
B.A, dan Yuventinus Morung) yang telah bekerja bersama dalam penelitian
payung ini.
14.Sahabat BK Angkatan 2010 (Eta, Wina, Rio, Prisca,) yang telah memberikan
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GRAFIK ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I: PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
xiii
BAB II: KAJIAN PUSTAKA ... 11
A. MAHASISWA ... 11
1. Definisi Mahasiswa ... 11
2. Ciri-ciri Mahasiswa ... 12
B. PROKRASTINASI AKADEMIK ... 13
1. Definisi Prokrastinasi Akademik ... 13
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Prokrastinasi Akademik ... 14
3. Jenis Prokrastinasi Akademik ... 17
4. Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik ... 19
5. Aspek-aspek Prokrastinasi Akademik ... 22
C. PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK RAGAM BELAJAR DENGAN TOPIK “STOP PROCRASTINATION” ... 23
1. Definisi Bimbingan Kelompok ... 23
2. Tujuan Bimbingan Kelompok ... 24
3. Bimbingan Belajar ... 25
4. Program “STOP PROCRASTINATION” ... 26
BAB III: METODELOGI PENELITIAN ... 27
A. Jenis Penelitian ... 27
B. Variabel Penelitian ... 27
xiv
D. Metode Pengumpulan Data ... 28
E. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 31
1. Validitas Kuesioner ... 31
2. Reliabilitas Kuesioner ... 33
F. Teknik Analisis Data ... 35
1. Menentukan Skor dan Pengolahan Data ... 35
2. Menentukan Kategori ... 35
G. Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data Penelitian ... 38
BAB IV: HASIL PENELITIAN,, PEMBAHASAN DAN USULAN PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR ... 39
A. Hasil Penelitian ... 39
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45
C. Usulan Program-program Bimbingan berdasarkan Item-item dalam Kuesioner yang Teridentifikasi Tinggi dan Sangat Tinggi dengan Topik Bimbingan “STOP PROCRASTINATION” ... 50
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
A. Kesimpulan ... 59
B. Saran-saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 64
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Rincian Jumlah Mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
Angkatan 2013, Semester 2 ... 28
Tabel 2: Skoring Kuesioner Prokrastinasi ... 29
Tabel 3: Kisi-kisi Prokrastinasi Akademik ... 30
Tabel 4: Rincian Item Valid dan Gugur pada Kuesioner Prokrastinasi Akademik ... 32
Tabel 5: Kriteria Guilford ... 34
Tabel 6: Hasil Reliabilitas Kuesioner Prokrastinasi Akademik ... 34
Tabel 7: Norma Kategorisasi Tingkat Prokrastinasi Akademik ... 36
Tabel 8: Kategorisasi Tingkat Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Angkatan 2013, Semester 2 ... 37
Tabel 9: Tingkat Prokrastinasi pada Mahasiswa Angkatan 2013, Semester 2 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 40
Tabel 10: Penggolongan Skor Item Tingkat Prokrastinasi Akademik ... 44
Tabel 11: Item-item dalam Kuesioner Prokrastinasi Akademik yang Teridentifikasi Sangat Tinggi dan Tinggi ... 46 Tabel 12: Usulan Program-program Bimbingan dengan
Topik :STOP PROCRASTINATION” untuk Mengurangi
xvi
dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
xvii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 : Grafik Tingkat Prokrastinasi pada Mahasiswa Angkatan 2013, Semester 2 Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 42 Grafik 2 : Tingkat Prokrastinasi pada Mahasiswa Angkatan 2013,
Semester 2 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Berdasarkan
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian ... 68
Lampiran 2: Tabulasi hasil Uji Coba Kuesioner ... 77
Lampiran 3: Hasil Analisis Uji Validitas ... 83
Lampiran 4: Hasil Reliabilitas ... 89
1 BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini disajikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan batasan masalah.
A. LATAR BELAKANG
Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan
tinggi tertentu. Dilihat dari tahap perkembangannya, mahasiswa digolongkan ke
dalam fase dewasa awal. Individu yang berada pada masa dewasa awal
mengalami perubahan dari mencari pengetahuan menjadi menerapkan
pengetahuan untuk mengejar karir. Mahasiswa diharapkan mampu menerapkan
dan mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperolehnya selama menempuh
proses pembelajaran di perguruan tinggi, sehingga dapat memberikan manfaat
bagi masyarakat luas. Jadi, mahasiswa diharapkan bersungguh-sungguh dalam
menjalani proses belajarnya.
Kapan mahasiswa menyelesaikan studi sangat ditentukan oleh diri
mahasiswa itu sendiri. Cepat lambatnya studi, berapa tahun lamanya studi, atau
lancar tidaknya studi ditentukan oleh mahasiswa itu sendiri. Sebagian besar
mahasiswa memiliki mimpi yang sama yaitu menjalani studi dengan lancar dan
lulus dengan tepat waktu. Namun, pada kenyataan banyak hal yang menjadi
godaan bagi mahasiswa dalam proses penyelesaian studinya. Beberapa godaan
yang mengincar mahasiswa antara lain: bagi mahasiswa yang kos karena
teman-temannya selama berjam-jam bahkan sampai larut malam. Kurangnya
pengawasan itu pula, mahasiswa sering memilih untuk tidur lebih lama karena
tidak ada yang memaksa mereka untuk bangun ketika kuliah pagi. Selain itu
berdasarkan perkembangan jaman yang semakin canggih banyak muncul media
sosial maupun games-games internet yang sering kali membuat mahasiswa lupa
waktu ketika sudah menggunakan kedua hal tersebut. Kondisi seperti itulah yang
membuat mahasiswa terjebak dalam waktu penyelesaian studi yang cukup lama
meskipun seharusnya mahasiswa dapat menyelesaikan studi lebih cepat.
Proses belajar di perguruan tinggi lekat dengan jam kuliah yang sering
kali tidak berurutan sebagaimana terjadi pada jadwal belajar siswa di sekolah
menengah. Jadwal kuliah seperti itu menimbulkan adanya waktu-waktu luang
(kosong) dari kegiatan tatap muka akademik. Jika mahasiswa tidak menggunakan
waktu-waktu luang secara efektif untuk kegiatan akademik, maka hal ini akan
menimbulkan banyak hambatan bagi mahasiswa dalam menjalani proses
perkuliahan. Di sisi lain, sistem perkuliahan menuntut mahasiswa harus
mengerjakan tugas-tugas terstruktur dan mandiri selain pertemuan tatap muka.
Pada saat mahasiswa memiliki waktu-waktu luang itulah seharusnya
dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk mengerjakan tugas-tugas perkuliahan secara
efektif. Namun pada kenyataan banyak kita jumpai perilaku mahasiswa yang
sering menunda-nunda (prokrastinasi).
Mahasiswa yang umumnya berasal dari luar kota atau tidak tinggal dengan
dapat mengontrol diri ketika dihadapkan pada pilihan belajar atau
bersenang-senang. Fasilitas yang tersedia saat ini, terutama kemajuaan teknologi membuat
sebagian besar mahasiswa akrab dengan berbagai media yang dapat mengganggu
proses studi sebagai mahasiswa jika digunakan secara berlebihan. Misalnya,
banyak mahasiswa yang akhirnya lupa waktu ketika membuka media sosial yang
mereka miliki dan membuat mereka menunda pengerjaan tugas yang seharusnya
mereka prioritaskan. Selain itu, saat ini banyak mahasiswa yang memilih online
ketika memiliki waktu luang dari pada mengerjakan tugas. Mahasiswa juga sering
menyempatkan waktu untuk selalu update status di media sosial milik mereka dari
pada membaca buku penunjang perkuliahan. Hal ini menjadi kebiasaan ketika
setiap hari diulang-ulang. Salah satu dari dampak kebiasaan tersebut adalah
munculnya perilaku menunda pekerjaan yang seharusnya lebih diprioritaskan
namun mahasiswa lebih tergoda untuk melakukan hal lain yang lebih
menyenangkan. Perilaku menunda-nunda tersebut dapat menghambat ketepatan
waktu studi mahasiswa dan kebiasaan tersebut disebut prokrastinasi akademik.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan 10 mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling tingkat akhir secara acak dengan mengajukan
pertanyaan apakah alasan mereka ketika menunda mengerjakan tugas atau
menunda mengerjakan skripsi? Mereka mengatakan secara sengaja menunda
mengerjakan tugas kuliah dengan alasan tidak adanya kontrol dari orang tua
sehingga membuat mereka lebih senang pergi bermain dari pada mengerjakan
mereka cenderung mengerjakan tugas ketika batas akhir pengumpulan. Melalui
wawancara tersebut, 9 dari 10 mahasiswa tingkat akhir mengatakan bahwa
mereka dengan sengaja menunda mengerjakan tugas. Hal ini dapat dikatakan 9
dari 10 mahasiswa memiliki perilaku menunda (prokrastinasi).
Prokrastinasi adalah suatu kecenderungan untuk menunda dalam
memulai atau menyelesaikan pekerjaan secara menyeluruh, karena kesempatan
yang seharusnya digunakan untuk menyelesaikan tugas itu, secara sengaja
dialihkan untuk melakukan aktivitas lain yang kurang berguna. Apabila
prokrastinasi berkelanjutan, maka kinerja mahasiswa menjadi terhambat, tidak
pernah menyelesaikan tugas tepat pada waktunya, dan akhirnya hasil belajar
mahasiswa menjadi tidak maksimal.
Beberapa hasil penelitian dari berbagai peneliti yang ditemukan oleh
Steel (2007) menunjukkan bahwa 80-90% mahasiswa terjebak dalam
prokrastinasi secara tidak sadar , 75 % betul-betul sebagai prokrastinator, dan
hampir 50 % melakukan prokrastinasi secara konsisten dan problematik. Sebagai
tambahan, selain sering muncul pada mahasiswa dalam dunia perkuliahan,
prokrastinasi juga menyebar secara luas di populasi umum dan secara kronis
mempengaruhi hingga 15-20 % orang dewasa
Prokrastinasi juga muncul sebagai fenomena yang menyebabkan
masalah. Pada umumnya orang-orang menilai prokrastinasi sebagai sesuatu hal
yang buruk, merusak, dan bodoh. Sejumlah peneliti menemukan adanya
melakukan prokrastinasi maka performansinya lebih jelek. Bahkan individu yang
melakukan prokrastinasi dalam jangka waktu lama, kesejahteraannya lebih
menyedihkan (Stell, 2007)
Peneliti telah melakukan pengamatan kepada mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling angkatan 2010-2012 Universitas Sanata Dharma
dengan membuat pertanyaan sebagai panduan observasi yaitu: Apa yang
dilakukan ketika mahasiswa sedang tidak ada kuliah? Peneliti menemukan
adanya gejala perilaku prokrastinasi ini di kalangan sesama teman mahasiswa.
Indikasinya ialah: 25% mahasiswa yang pulang ke kos disaat jam kuliah kosong,
55% mahasiswa yang sibuk dengan leptop atau handphonenya bukan untuk
mengerjakan tugas namun menggunakan media sosial untuk mengisi waktu
mereka, 20% mahasiswa yang memilih untuk pergi ke mall, tempat-tempat nongkrong serta yang lainnya. Di sisi lain, terdapat mahasiswa yang membolos
kuliah, tidak tidur semalaman dan pada akhirnya terlambat bukan karena tugas
yang dibebankan kepada mereka terlalu banyak namun sebagian besar sengaja
menunda mengerjakan tugas sampai batas akhir pengumpulan.
Mahasiswa baru biasanya akan lebih mudah terserang prokrastinasi
karena mereka sedang menjalani masa penyesuaian diri di dunia kampus.
Mahasiswa baru yang sebelumnya berasal dari sekolah menengah dimana mereka
memiliki kegiatan belajar mengajar yang berurutan daari pukul 07.00-14.00,
sekarang mereka mulai dengan kegiatan belajar yang tidak berurutan mengingat
kuat untuk benar-benar menjalani kuliah dengan sungguh-sungguh, tidak menutup
kemungkinan mereka akan tergoda dengan aktivitas lain yang lebih
menyenangkan dari pada mengerjakan tugas kuliah.
Adanya waktu untuk bercerita bersama teman-teman seangkatan yang
memiliki kecenderungan hampir sama yaitu masa penyesuaian diri di kampus
dapat membuat mahasiswa baru memperoleh pelajaran tentang cara mengatasi
masalah yang sedang mereka hadapi. Salah satu cara untuk dapat menciptakan
kondisi tersebut adalah melalui bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok
difokuskan pada ragam bimbingan belajar karena peneliti akan fokus pada
pengukuran tingkat prokrastinasi akademik. Diharapkan melalui bimbingan
kelompok tersebut para mahasiswa baru dapat memperoleh bekal untuk tidak
menunda dan memperoleh kiat untuk kelancaran studi mereka. Bimbingan
kelompok adalah salah satu metode dengan tujuan pencegahan, pengembangan
serta pemeliharaan bagi mahasiswa yang memiliki tingkat prokrastinasi dari
sangat rendah hingga sangat tinggi.
Ketika mahasiswa mengalami bimbingan kelompok yang berisi tentang
pemberian informasi maupun belajar dengan pengalaman, mahasiswa diharapkan
mampu mengolah kebiasaan prokrastinasi mereka sehingga dapat berkurang atau
hilang. Jika, kebiasaan prokrastinasi mereka berkurang atau hilang, maka
mahasiswa akan mampu menyesuaian diri dengan situasi di perkuliahan yang
sedang mereka jalani. Kemampuan untuk menyesuaikan diri inilah yang
proses studi. Adapun program bimbingan kelompok yang akan diusulkan dalam
skripsi ini berkaitan dengan upaya menghentikan prokrastinasi atau Stop Procrastination.
Setelah melihat semua hal di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat
judul “DISKRIPSI TINGKAT PROKRASTINASI (AKADEMIK) DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR (Studi
Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013, Semester 2)”. Melalui skripsi ini
peneliti berharap akan ada manfaat yang dapat diambil oleh Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dalam upaya penurunan
tingkat prokrastinasi akademik yang akan berimbas pada peningkatan prestasi
mahasiswa. Pemilihan subyek yaitu mahasiswa semester 2 memiliki alasan
dimana peneliti ingin melihat seberapa tinggi tingkat prokastinasi akademik yang
ada pada diri mahasiswa. Alasan lain pemilihan subjek yaitu, mahasiswa yang
berada di semester 2 sedang mengalami proses adaptasi dan diharapkan pada
tingkat awal para mahasiswa tersebut dapat mencegah atau memperbaiki
perilakunya yang menunda-nunda. Dengan demikian, mahasiswa semester 2 yang
berhasil mengatasi masalah prokrastinasi akademik dapat mengalami kelancaran
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusah masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Seberapa tinggikah tingkat prokrastinasi akademik pada Mahasiswa Program
Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Angkatan 2013, Semester 2?
2. Item-item mana saja dalam kuesioner prokrastinasi akademik terindetifikasi
tinggi yang berdampak implikatif pada topik yang dapat diusulkan untuk
program bimbingan belajar pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013, Semester
2?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini yaitu:
1. Mendeskripsikan tingkat prokrastinasi akademik pada Mahasiswa
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta Angkatan 2013, Semester 2.
2. Mengidentifikasikan Item-item mana saja dalam kuesioner prokrastinasi
akademik terindetifikasi tinggi yang berdampak implikatif pada topik yang
dapat diusulkan untuk program bimbingan belajar pada Mahasiswa
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
D. MANFAAT PENELITIAN
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa
manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap
pengembangan pengetahuan mengenai perilaku menunda-nunda atau
prokastinasi dan sebagai wacana untuk membuat program penanganan
prokrastinasi oleh Program Studi Bimbingan dan Konseling.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yaitu:
1) Hasil penelitian ini dapat menjadi tolak ukur yang dapat digunakan
oleh Prodi untuk melihat seberapa tinggi tingkat prokrastinasi yang
ada dalam diri mahasiswa semester 2.
2) Prodi dapat menentukan langkah-langkah yang dapat diberikan kepada
mahasiswa semester 2 untuk dapat mengurangi bahkan menghilangkan
perilaku menunda-nunda yang ada dalam diri mahasiswa.
b. Bagi Mahasiswa semester 2 Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma:
1) Melalui hasil penelitian ini, mahasiswa dapat mengetahui seberapa
2) Mahasiswa dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan
prokrastinasi yang ada dalam diri mahasiswa setelah mendapatkan
bimbingan belajar dari topik yang telah diusulkan dalam penelitian ini.
E. BATASAN ISTILAH
Adapun batasan istilah dalam penelitian ini yaitu:
1. Mahasiswa aktif adalah pelajar yang berada pada strata tertinggi dalam
jenjang pendidikan yang sedang berada pada Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013,
Semester 2 serta tidak sedang dalam masa cuti maupun tidak berstatus
sebagai mahasiswa nonaktif.
2. Prokrastinasi akademik adalah kebiasaan mengerjakan hal-hal lain yang
lebih menyenangkan diri sendiri terlebih dahulu dari pada mengerjakan
tugas-tugas akademik dan dilakukan secara sengaja.
3. Program Bimbingan Belajar adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan kepada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013, Semester untuk
11 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada Bab ini dipaparkan hakikat mahasiswa, prokrastinasi akademik serta rancangan bimbingan kelompok sebagai usulan kegiatan sebagai salah satu manfaat penelitian ini.
A. MAHASISWA
1. Definisi Mahasiswa
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Kamisa, 1997),
bahwa mahasiswa merupakan individu yang belajar di perguruan tinggi.
Montgomery dalam Papalia dkk (2007) mengatakan bahwa perguruan tinggi
atau universitas dapat menjadi sarana atau tempat untuk seorang individu
dalam mengembangkan kemampuan intelektual, kepribadian, khususnya
dalam melatih keterampilan verbal dan kuantitatif, berpikir kritis dan moral
reasoning.
Mahasiswa dalam perkembangannya berada pada kategori remaja
akhir yang berada dalam rentang usia 18-21 tahun. Menurut Papalia, dkk
(2007), usia ini berada dalam tahap perkembangan dari remaja atau
adolescence menuju dewasa muda atau young adulthood. Pada usia ini, perkembangan individu ditandai dengan pencarian identitas diri, adanya
pengaruh dari lingkungan, serta sudah mulai membuat keputusan terhadap
Selain hal tersebut di atas, mahasiswa merupakan satu golongan
dari masyarakat yang mempunyai dua sifat, yaitu manusia muda dan calon
intelektual, Sebagai manusia muda, mahasiswa seringkali tidak mengukur
resiko yang akan menimpa dirinya. Sebagai calon intelektual, mahasiswa
harus mampu berpikir kritis terhadap kenyataan sosial. Mahasiswa adalah
individu yang belajar dan menekuni disiplin ilmu yang ditempuhnya secara
mantap, dimana didalam menjalani serangkaian kuliah itu sangat dipengaruhi
oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya diantara
mahasiswa ada yang sudah bekerja atau disibukkan oleh kegiatan organisasi
kemahasiswaan. (Djojodibroto, 2004)
2. Ciri-ciri Mahasiswa
Dalam bukunya, Kartono (1985) menjelaskan bahwa mahasiswa
merupakan anggota masyarakat yang mempunyai ciri-ciri, antara lain:
a. Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di perguruan
tinggi, sehingga dapat digolongkan sebagai kaum intelegensia.
b. Mahasiswa diharapkan nantinya dapat bertindak sebagai pemimpin
yang mampu dan terampil, baik sebagai pemimpin masyarakat ataupun
dalam dunia kerja.
c. Mahasiswa juga diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang
dinamis bagi proses modernisasi.
d. Mahasiswa diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga
B. PROKRASTINASI AKADEMIK 1. Definisi Prokrastinasi Akademik
Prokrastinasi yang dalam bahasa Inggris disebut procrastination
berasal dari kata bahasa Latin procrastinare. Kata procrastinare merupakan dua akar kata yang dibentuk dari awalan pro yang berarti mendorong maju
atau bergerak maju, dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi, secara harfiah, prokrastinasi berarti menangguhkan atau menunda sampai
hari berikutnya (DeSimone dalam Ferrari dkk., 1995: 4).
Sementara itu, Solomon & Rothblum (1984: 503) mengatakan:
“Procrastination, the act of needlessly delaying tasks to the point of
experiencing subjective discomfort, is an all-too-familiar problem”.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa suatu penundaan dikatakan sebagai
prokrastinasi apabila penundaan itu dilakukan pada tugas yang penting,
dilakukan berulang-ulang secara sengaja, menimbulkan perasaan tidak
nyaman, serta secara subyektif dirasakan oleh seorang prokrastinator. Dalam
kaitannya dengan lingkup akademik, prokrastinasi dijelaskan sebagai perilaku
menunda tugas-tugas akademis (seperti: mengerjakan PR, mempersiapkan diri
untuk ujian, atau mengerjakan tugas makalah) sampai batas akhir waktu yang
tersedia.
Meskipun perilaku prokrastinasi adalah fenomena umum dan
cara yang dapat diterima oleh semua pihak. Jika semua definisi dibandingkan,
maka sering terlihat bahwa definisi-definisi tersebut mencakup tindakan dan
perilaku yang mempengaruhi efektivitas individu dengan cara yang negatif.
Selain adanya keragaman definisi prokrastinasi, prokrastinasi tidak
selalu diartikan sama dalam lingkup budaya dan bahasa manusia. Misalnya,
bangsa Mesir Kuno mengartikan prokrastinasi dengan dua arti. Pertama,
prokrastinasi diartikan sebagai kebiasaan yang berguna untuk menghindari
pekerjaan yang tidak terlalu penting dan usaha yang impulsif. Kedua,
prokrastinasi dianggap sebagai kebiasaan berbahaya akibat kemalasan dalam
menyelesaikan suatu tugas yang penting untuk nafkah hidup, seperti
mengerjakan ladang ketika waktu menanam sudah tiba (Ferrari dkk., 1995: 4).
Berdasarkan pengertian prokrastinasi dari beberapa ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik adalah suatu kecenderungan
seseorang untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan tugas-tugas
akademik penting secara berulang-ulang dan dilakukan secara sengaja.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Prokrastinasi Akademik
Bernad (Catrunada, 2008) mengemukakan sepuluh faktor yang
mempengaruhi munculnya prokrastinasi. Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Kecemasan atau emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai
dengan kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut.
kecemasan seperti konflik dan rasa frustasi, ancaman fisik, ancaman
terhadap harga diri dan tekanan melakukan sesuatu diluar
kemampuan dapat menjadi faktor penyebab timbulnya prokrastinasi.
b. Self-depreciation
Dalam situasi ini, seseorang memiliki penghargaan yang rendah atas
dirinya dan selalu menyalahkan dirinya ketika terjadi kesalahan dan
kurang percaya diri untuk mendapatkan masa depan yang cerah.
Keadaan ini membuat sebagian orang tidak bergairah mengerjakan
segala hal yang akhirnya berdampak pada timbulnya prokrastinasi.
c. Toleransi yang rendah terhadap ketidaknyamanan.
Maksud dari pernyataan di atas adalah adanya kesulitan terhadap
tugas yang dikerjakan membuat seseorang mengalami kesulitan untuk
mentoleransi rasa cemas dan frustasi sehingga mereka menghindari
diri dari tugas-tugas yang membuat mereka merasa tugas tersebut
dapat mengurangi kenyamanan.
d. Mencari kesenangan.
Seseorang yang mencari kenyamanan cenderung tidak mau
melepaskan situasi yang membuat nyaman tersebut. Jika
seseorang memiliki kecenderungan yang tinggi dalam mencari
kenyamanan, maka orang tersebut memiliki keinginan kuat untuk
lebih bersenang-senang dari pada melakukan hal yang membuat
dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman.
e. Disorganisasi waktu.
Idealnya, mengatur waktu agar seseorang dapat memperkirakan
dengan baik berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan adalah hal penting untuk hidup teratur.
Namun, pada kenyataannya beberapa orang merasa sulit untuk
memutuskan apakah pekerjaan itu penting atau kurang penting untuk
dikerjakan sehingga akhirnya melakukan prokrastinasi jika salah
dalam pengambilan keputusan.
f. Disorganisasi Lingkungan
Ketidakteraturan lingkungan dapat menjadi salah satu sebab adanya
prokrastinasi. Ketidakteraturan yang dimaksud dalam hal ini adalah
keadaan lingkungan yang memiliki banyak gangguan sehingga
membuat seseorang susah untuk berkonsentrasi, seperti adanya kertas
dimana-mana, alat yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu tugas
tidak tersedia dan banyak hal lain yang ada di lingkungan dan sifatnya
mengganggu seseorang dalam penyelesaian tugasnya.
g. Pendekatan yang lemah terhadap tugas
Pendekatan yang lemah terhadap tugas adalah ketidak mampuan
seseorang untuk mengetahui dari mana ia harus memulai pekerjaan.
Pada situasi seperti ini, seseorang tersebut mengalami kebingungan
yang seharusnya ia kerjakan.
h. Kurangnya kemampuan seseorang untuk berkata tidak.
Dalam situasi ini, seseorang merasa kesulitan untuk menolak jika
diminta untuk mengerjakan hal lain diluar jadwal yang sudah dibuat.
Akhirnya pekerjaan yang semula sudah direncanakan akhirnya harus
ditunda karena harus mengerjakan hal yang tidak dapat ia tolak.
i. Permusuhan terhadap orang lain.
Adanya kemarahan atau dendam yang berlebihan terhadap seseorang
yang dianggap musuh akan mempengaruhi cara seseorang dalam
menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dengan orang tersebut.
Hal ini dapat menjadikan seseorang menunda pekerjaan yang
berhubungan dengan musuhnya tersebut.
j. Perasaan tertekan atau kelelahan.
Dalam situasi tertekan atau kelelahan, seseorang akan cenderung
mengabaikan tugas yang seharusnya dikerjakan karena banyaknya
tenaga yang terbuang sebelumnya.
3. Jenis Prokrastinasi Akademik
Ferrari (Yemima Husetiya, 2010: 6), membagi prokrastinasi
berdasarkan fungsi. Berdasarkan fungsinya, prokrastinasi dibagi menjadi dua
jenis yaitu:
Penundaan jenis ini tidak memiliki tujuan, dan akan berakibat buruk
dan menimbulkan masalah. Prokrastinator jenis ini, biasanya
menggunakan alasan-alasan untuk melakukan penundaan. Alasan
tersebut dibagi menjadi dua yaitu:
1) Decisional procrastination
Menurut Ferrari (M. N. Ghufron 2003: 18), prokrastinasi
dilakukan sebagai suatu bentuk coping yang ditawarkan untuk menyesuaikan diri dalam pembuatan keputusan pada
situasi yang dipersepsikan penuh stress. Jenis prokrastinasi
ini terjadi akibat kegagalan dalam identifikasi tugas, yang
kemudian menimbulkan konflik dalam diri individu,
sehingga akhirnya seseorang menunda untuk memutuskan
sesuatu. Decisional procrastination berhubungan dengan
kelupaan atau kegagalan proses kognitif, akan tetapi tidak
berkaitan dengan kurangnya tingkat intelegensi seseorang.
2) Behavioral atau avoidance procrastination
Menurut Ferrari (M. N. Ghufron, 2003: 19), penundaan
dilakukan dengan suatu cara untuk menghindari tugas yang
dirasa tidak menyenangkan dan sulit untuk dilakukan.
Prokrastinasi dilakukan untuk menghindari kegagalan dalam
menyelesaikan pekerjaan, yang akan mendatangkan nilai
sehingga seseorang menunda untuk melakukan sesuatu yang
nyata yang berhubungan dengan tugasnya.
b. Prokrastinasi yang fungsional (functional procrastination)
Penundaan yang disertai alasan yang kuat, mempunyai tujuan pasti
sehingga tidak merugikan, bahkan berguna untuk melakukan suatu
upaya konstruktif agar suatu tugas dapat diselesaikan dengan baik.
4. Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik
Menurut Burka & Yuen (1983: 16), seorang prokrastinator
memiliki karakteristik-karakteristik tertentu, yang disebut sebagai “kode
prokrastinasi”. Kode prokrastinasi ini merupakan cara berpikir yang dimiliki
oleh seorang prokrastinator, yang dipengaruhi oleh asumsi-asumsi yang tidak
realistis sehingga memperkuat prokrastinasi yang dilakukannya, meskipun
mengakibatkan frustrasi. Kode-kode prokrastinasi tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Kurang percaya diri
Individu yang menunda biasanya berjuang dengan perasaannya yang
kurang percaya diri dan kurang menghargai diri sendiri. Individu yang
demikian ini kemungkinan ingin berada pada penampilan yang bagus
sehingga menunda. Prokrastinator merasa tidak sanggup menghasilkan
sesuatu dan terkadang menahan ide-ide yang dimilikinya karena takut
b. Perfeksionis
Prokrastinator merasa bahwa segala sesuatunya itu harus sempurna.
Lebih baik menunda daripada bekerja keras dan mengambil resiko
kemudian dinilai gagal. Prokrastinator akan menunggu sampai dirasa
saat yang tepat bagi dirinya untuk bertindak agar dapat memperoleh
hasil yang sempurna.
c. Tingkah laku menghindari
Prokrastinator menghindari tantangan. Segala sesuatu yang
dilakukannya, bagi prokrastinator seharusnya terjadi dengan mudah
dan tanpa usaha.
Ferrari dkk., (1995: 16) mengatakan bahwa sebagai suatu perilaku
penundaan, prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan dalam
indikator tertentu yang dapat diukur dan diamati ciri-cirinya, yaitu:
a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas
yang dihadapi.
Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang
dihadapinya harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan
tetapi dia menunda-nunda untuk mulai mengerjakannya atau
menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah
mulai mengerjakan sebelumnya.
Orang yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih
lama daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam
mengerjakan suatu tugas. Seorang prokratinator menghabiskan waktu
yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan,
maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam
penyelesaian suatu tugas, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu
yang dimilikinya. Kadang-kadang tindakan tersebut mengakibatkan
seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara memadai.
Kelambanan, dalam arti lambannya kerja seseorang dalam melakukan
suatu tugas, dapat menjadi ciri yang utama dalam prokrastinasi
akademik.
c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual.
Seorang prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan
sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Seorang prokrastinator sering mengalami keterlambatan dalam
memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain
maupun rencana yang telah dia tentukan sendiri. Seseorang mungkin
telah merencanakan untuk mulai mengerjakan tugas pada waktu yang
telah ia tentukan sendiri, akan tetapi ketika saatnya tiba dia tidak juga
melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sehingga
menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan untuk menyelesaikan
d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada
melakukan tugas yang harus dikerjakan.
Seorang prokrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan
tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk
melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan
mendatangkan hiburan, seperti membaca (koran, majalah, atau buku
cerita lainnya), nonton, ngobrol, jalan, mendengarkan musik, dan
sebagainya, sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk
mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya.
5. Aspek-aspek Prokrastinasi Akademik
Solomon dan Rothblum (1984) menyebutkan lima area akademik
untuk melihat jenis-jenis tugas yang sering tidak dikerjakan oleh pelajar. Area
akademik ini akan menjadi aspek dalam penelitian ini. Adapun kelima area
akademik tersebut, yaitu :
a. Membuat makalah/paper.
Tugas membuat makalah meliputi penundaan melaksanakan kewajiban
atau tugas-tugas menulis, misalnya menulis makalah, laporan, atau tugas
mengarang lainnya.
b. Belajar menghadapi ujian.
Penundaan belajar untuk menghadapi ujian mencakup misalnya ujian
c. Membaca buku penunjang perkuliahan
Penundaan tugas membaca meliputi membaca buku atau referensi yang
berkaitan dengan tugas akedemik yang diwajibkan.
d. Tugas-tugas administratif penunjang proses perkuliahan
Penundaan tugas-tugas administatif, seperti menyalin catatan,
mendaftarkan diri dalam presensi kehadiran, daftar peserta praktikum dan
sebagainya.
e. Menghadiri pertemuan berkaitan dengan proses perkuliahan.
Penundaan menghadiri pertemuan maupun keterlambatan misalnya,
menghadiri perkuliahan, praktikum dan pertemuan-pertemuan lainnya.
C. PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK RAGAM BELAJAR DENGAN
TOPIK “STOP PROCRASTINATION” 1. Definisi Bimbingan Kelompok
Ada beberapa definisi bimbingan menurut para ahli. Salah satu
definisi tersebut adalah menurut Winkel (2004: 548), dijelaskan bahwa
Bimbingan kelompok adalah bukan suatu himpunan individu-individu yang karena satu alasan tergabung bersama, melainkan suatu satuan atau unit orang yang mempunyai tujuan yang ingin dicapai bersama, berinteraksi, dan berkomunikasi secara intensif satu sama lain pada waktu berkumpul, saling tergantung dalam proses kerja sama, dan mendapat kepuasan pribadi dari interaksi psikologis dengan seluruh anggota yang tergabung dalam satuan itu.
Bimbingan kelompok bersifat memberikan kemudahan dalam
kelompok itu memberi dorongan dan motivasi kepada individu untuk
mengubah diri dengan memanfaatkan kemampuan yang dimiliki secara
optimal, sehingga mempunyai konsep diri yang lebih positif.
Dengan demikian bimbingan kelompok adalah proses pemberian
informasi dan bantuan yang diberikan oleh seorang yang ahli (guru
pembimbing) pada sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika
kelompok guna mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan dalam penelitian ini
adalah menghilangkan perilaku menunda-nunda dalam hal akademik.
2. Tujuan Bimbingan Kelompok
Tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh Prayitno
(2004: 2-3) adalah sebagai berikut :
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari layanan bimbingan kelompok adalah
berkembangnya sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi
anggota kelompok. Sering menjadi kenyataan bahwa kemampuan
bersosisalisasi/berkomunikasi seseorang terganggu oleh perasaan,
pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang tidak obyektif, sempit dan
terkukung serta tidak efektif.
Melalui layanan bimbingan kelompok diharapkan hal-hal
diringankan dengan berbagai proses dinamjka kelompok, seperti
misalnya mencairkan pikiran yang buntu atau beku, mengganti
persepsi terhadap sesuatu hal yang menyimpang, memperluaskan
pikiran atau wawasan berpikir yang sempit
b. Tujuan Khusus
Bimbingan kelompok bermaksud membahas topik-topik
tertentu. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan
topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi,
wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku
yang lebih efektif. Dengan diadakannya bimbingan kelompok ini
dapat bermanfaat bagi siswa karena dengan bimbingan kelompok
akan timbul interaksi dengan anggota-anggota kelompok mereka
memenuhi kebutuhan psikologis.
3. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu
para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah
akademik (Nurihsan, 2003 : 20). Bimbingan belajar merupakan suatu proses
pemberian bantuan seseorang pada orang lain dalam menentukan pilihan dan
Jadi, bimbingan belajar adalah suatu bentuk kegiatan untuk
membantu individu memecahkan masalah-masalah dalam bidang belajar yang
akhirnya dapat diterapkan dalam kehidupannya.
4. Program Bimbingan Belajar
Bimbingan kelompok ragam belajar yang berfungsi sebagai layanan
prefentif, developmen serta remidial yang akan diusulkan sebagai tindak lanjut dari
penelitian. Diharapkan melalui bimbingan belajar ini, mahasiswa yang terdeteksi
memiliki tingkat prokrastinasi dari mulai sangat rendah hingga sangat tinggi
mendapat layanan untuk menghilangkan prokrastinasi pada diri mereka. Kegiatan ini
berupa bimbingan kelompok agar mereka dapat saling berbagi tentang pengalaman
prokrastinasi kepada antar mahasiswa sehingga para mahasiswa mendapat banyak
pengetahuan tentang cara mengatasi prokrastinasi secara lebih nyata. Adapun judul
bimbingan akan diambil dari item-item yang termasuk dalam kategori sedang, rendah
dan sangat rendah dan akan menjadi usulan topik bimbingan untuk mengatai
27 BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Dalam bab ini peneliti akan membahas jenis penelitian, variabel penelitian,
subyek penelitian, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, teknik analisis data
penelitian, prosedur pengumpulan dan analisis data penelitian.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan survei. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya Best (dalam
Sukardi, 2003: 157). Sifat deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh gambaran tentang tingkat prokrastinasi pada mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013,
semester 2.
B. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah variabel tunggal
yaitu prokrastinasi pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013, semester 2. Variabel ini akan
diuraikan secara operasional demi kepentingan pengukuran dan pengumpulan data.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitiannya adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
berjumlah 79 mahasiswa. Rincian jumlah mahasiswa adalah yang disajikan pada tabel
1.
Tabel 1.
Rincian Jumlah Mahasiswa
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Angkatan 2013, Semester 2
No Kelas Jumlah Siswa Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. A 6 34 40
2. B 14 25 39
Total 20 59 79
D. Metode pengumpulan data
Sukardi (2003:194) menjelaskan bahwa penelitian survei dapat dilakukan
dengan menggunakan satu metode atau lebih. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket. Kuesioner yang disusun
peneliti mengacu pada prinsip-prinsip skala Likert. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial (Sugiyono, 2011: 134).
Pernyataan yang terdapat dalam Kuesioner Prokrastinasi ini terdiri dari
pernyataan positif atau favourable dan pernyataan negatif atau unfavourable.
Pernyataan positif atau favorable merupakan konsep keperilakuan yang sesuai atau
mendukung atribut/variabel yang diukur. Sedangkan pernyataan negatif atau
Responden diminta untuk menjawab pernyataan-pernyataan yang terdapat
pada Kuesioner Prokrastinasi dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah
disediakan dengan cara memberi tanda centang (). Skoring dilakukan dengan cara
menjumlahkan jawaban responden pada masing-masing item. Dengan demikian dapat
diketahui tingkat prokrastinasipada subjek penelitian ini. Semakin tinggi jumlah skor
yang diperoleh, maka semakin tinggi pula tingkat prokrastinasi. Sebaliknya, semakin
rendah jumlah skor yang diperoleh, maka semakin rendah pula tingkat prokrastinasi.
Instrumen penelitian ini menyediakan 4 alternatif jawaban yaitu Sangat
Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Alternatif
jawaban Ragu-ragu (RG) tidak disertakan untuk mengurangi kecenderungan
responden dalam memberikan jawaban yang netral (central tendency effect) dan
untuk meningkatkan variabilitas respon. Norma skoring yang dikenakan terhadap
pengolahan data yang dihasilkan instrumen ini ditentukan sebagai berikut:
Tabel 2.
Skoring Kuesioner Prokrastinasi
Alternatif Jawaban Skor Favourable
Skor Unfovourable
Sangat Sesuai 4 1
Sesuai 3 2
Tidak Sesuai 2 3
Kuesioner dikonstruk berdasarkan aspek-aspek perilaku prokrastinasi.
Operasionalisasi objek penelitian ini dijabarkan lebih jauh dalam konstruk instrumen
sebagai berikut:
a. Penyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan pembayaran uang kuliah
1,2,3 35,36,37 5
b. Penyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan pembayaran uang SKS
38,39,40 4,5,6 5
c. Penyelesaian hal-hal yang berkaitan dengan pengurusan Kartu Tanda Mahasiswa
7,8 41,42 4
d. Pengisian formulir berkaitan dengan proses perkuliahan
a. Mencari buku referensi perkuliahan 11,12 45,46 4
b. Meminjam buku referensi perkuliahan di perpustakaan
47,48 13,14 4
c. Membaca buku referensi perkuliahan 15,16,17 49,50,51 6 d. Membuat ringkasan dari buku referensi
yang telah dibaca
52,53 18,19 4
e. Mengembalikan buku referensi yang telah dipinjam b. Menghadiri pertemuan dengan
kelompok untuk mengerjakan tugas
58 24 4
4 Membuat makalah/paper
E. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 1. Validitas Kuesioner
Validitas adalah taraf sampai di mana suatu alat tes mampu mengukur apa
yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995:242). Menurut Ary, Jacobs, dan Razavieh
(2007: 293) validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat mampu mengukur
apa yang dianggap orang seharusnya diukur oleh alat tersebut. Menurut Azwar
(2005:5) validitas menunjuk pada sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Validitas yang diuji untuk instrumen penelitian ini adalah validitas isi.
Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi alat
ukur dengan analisis rasional dengan cara professional judgment (Azwar 2004:45).
Menurut Ary, Jacobs, dan Razavieh (2007: 296) validitas isi tidak dapat dinyatakan
dengan angka namun pengesahannya berdasarkan pertimbangan yang diberikan oleh
ahli (expert judgment). Dalam penelitian ini, instrumen penelitian dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dan selanjutnya dikonsultasikan kepada
dosen pembimbing sebagai ahli bimbingan dan konseling.
Hasil konsultasi dan telaah yang dilakukan oleh ahli dilengkapi dengan
pengujian empirik dengan cara mengkorelasikan skor-skor setiap item instrumen
terhadap skor-skor total aspek dengan teknik korelasi Spearman's rho menggunakan aplikasi program komputer SPSS for Window. Rumus korelasi Spearman's rho adalah
Di mana:
Keterangan :
Keputusan ditetapkan dengan nilai koefisien validitas > 0,30 (Azwar,
2007:10). Apabila terdapat item yang memiliki nilai koefisien di bawah 0,30 maka
item tersebut dinyatakan gugur. Adapun rincian dari item yang valid dan gugur tersaji
dalam tabel 4.
Tabel 4.
Rincian Item Valid dan Gugur pada Kuesioner Prokrastinasi Akademik (Setelah Uji Coba)
a. Penyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan
b. Penyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan
c. Penyelesaian hal-hal yang berkaitan dengan
pengurusan Kartu Tanda Mahasiswa
7,8 41,42 8,41,42 7 3 1
d. Pengisian formulir berkaitan dengan proses perkuliahan
a. Mencari buku referensi perkuliahan
NO ASPEK INDIKATOR NOMOR ITEM JUMLAH ITEM
FAV UNF
AV
VALID GUGUR VALID GUGUR
b. Meminjam buku referensi perkuliahan di
perpustakaan
47,48 13,14 47,13,14 48 3 1
c. Membaca buku referensi perkuliahan
d. Membuat ringkasan dari buku referensi yang telah dibaca
52,53 18,19 53,18,19 52 3 1
e. Mengembalikan buku referensi yang telah
a. Menghadiri pertemuan dengan dosen
22,23 56,57 22,23,57 56 3 1
b. Menghadiri pertemuan dengan kelompok untuk mengerjakan tugas
58 24 58,24 - 2 0
4 Membuat makalah/paper
a. Mencari bahan untuk pembuatan makalah
25 59 59 25 1 1
b. Memulai mengerjakan makalah
a. Mencari materi untuk ujian
30 64 30,64 - 2 0
b. Membuat ringkasan materi 65,66 31,32 65,66,31,32 - 4 0 c. Mengulangmateri yang
sudah diajarkan
33 67 67 33 1 1
d. Melengkapi catatan materi 34 68 34,68 - 2 0
TOTAL 58 10
2. Reliabilitas Kuesioner
Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran (Azwar,
2007). Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang mampu
memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel (Azwar, 2007:176).
penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila alat ukur yang
dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur apa yang hendak diukur.
Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan
pendekatan koefisien Alpha Cronbach (α). Adapun rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) adalah sebagai berikut:
α = 2[1- ]
Keterangan rumus :
S12 dan S22 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
Sx2 : varians skor skala
Hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria
Guilford (Masidjo, 1995: 209). Kriteria Guilford tersaji dalam tabel 5.
Tabel 5. Kriteria Guilford
No Koefisien Korelasi Kualifikasi
1 0,91 – 1,00 Sangat tinggi
2 0,71 – 0,90 Tinggi
3 0,41 – 0,70 Cukup
4 0,21 – 0,40 Rendah
5 negatif – 0,20 Sangat Rendah
Melalui kriteria tersebut, hasil reliabilitas kuesioner prokrastinasi
akademik tersaji dalam tabel 6.
Tabel 6.
Hasil Reliabilitas Kuesioner Prokrastinasi Akademik Reliability Statistics Kesimpulan
F. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2011: 207) mengatakan bahwa analisis data merupakan
kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap
variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah. Berikut merupakan langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh
dalam penelitian ini:
1. Menentukan skor dan pengolahan data
Penentuan skor pada item kuesioner dilakukan dengan cara memberikan
nilai dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan melihat
sifat pernyataan favorable atau unfavorable. Selanjutnya memasukkannya ke dalam
tabulasi data dan menghitung total jumlah skor subjek serta jumlah skor item. Tahap
selanjutnya adalah menganalisis data secara statistik menggunakan program aplikasi
SPSS.
2. Menentukan kategori
Pengkategorian tingkat prokrastinasi mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013,
semester 2 disusun berdasarkan model distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini
adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara
107 ). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah dari sangat rendah sampai dengan
sangat tinggi.
Norma kategorisasi disusun berdasar pada norma kategorisasi yang
disusun oleh Azwar (2009:108). Tingkat prokrastinasi mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013,
semester 2 terdiri atas lima kategori: sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat
tinggi dengan norma kategorisasi sebagai berikut:
Tabel 7.
Norma Kategorisasi Tingkat Prokrastinasi Akademik
Norma/Kriteria Skor Kategori
X≤ µ -1,5σ Sangat Tinggi µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ Tinggi
µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ Sedang µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ Rendah
µ +1,5 σ <X Sangat Rendah
Keterangan:
Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjek
penelitian berdasarkan perhitungan skala
Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek
penelitian menurut perhitungan skala
Standar deviasi (σ / sd) : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6
satuan deviasi sebaran
µ (mean teoritik) : Rata-rata teoritis skor maksimum dan
Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi
rendah tingkat prokrastinasi mahasiswa mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013, semester 2 dengan
jumlah item = 68, diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:
Skor maksimum empiris : 192
Skor minimum empiris : 106
Luas jarak : 192-106=86
Standar deviasi (σ / sd) : 86:6=14
µ (mean teoritik) : (192+106):2=149
Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan dalam norma
kategorisasi tingkat prokrastinasi mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013, semester 2 tersaji
dalam tabel 8.
Tabel 8.
Kategorisasi Tingkat Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Angkatan 2013, Semester 2
Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori
X≤ µ -1,5σ >171 Sangat Tinggi
µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ 156-170 Tinggi
µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ 142-155 Sedang
µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ 128-141 Rendah
G. Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data Penelitian
Berikut ini adalah tahap-tahap yang ditempuh dalam pengumpulan dan
analisis data:
1. Menyusun kuesioner prokrastinasi
2. Pengujian item kuesioner oleh expert judgement (dosen pembimbing) 3. Pengumpulan data uji coba validitas dan reliabilitas kuesioner
4. Melakukan uji empirik terhadap validitas dan reliabilitas kuesioner
5. Pengumpulan data penelitian dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
angkatan 2013, semester 2
39 BAB IV
HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN USULAN PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK
Dalam bab ini disajikan hasil penelitian dan usulan program bimbingan
kelompok yang merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian yaitu (1) Seberapa
tinggikah tingkat prokrastinasi pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013, semester 2, dan
(2) Dalam hal apa sajakah prokrastinasi mahasiswa teridentifikasi tinggi yang
berdampak implikatif pada materi yang dapat diusulkan untuk program
pendampingan “ STOP PROCRASTINATION” bagi mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013,
semester 2 dalam mengatasi perilaku prokrastinasi yang tinggi? Penyajian hasil
penelitian langsung disertai dengan pembahasan.
A. Hasil Penelitian
1. Tingkat Prokrastinasi pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Angkatan 2013, Semester 2.
Tingkat prokrastinasi pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013, semester 2
ditentukan dengan menggunakan kategorisasi Azwar (2010: 107-108). Dalam proses
menggunakan data lapangan. Alasan penggunaan data empiris adalah peneliti ingin
melihat kategorisasi tingkat prokrastinasi akademik dalam kelompok mahasiswa
angkatan 2013 yang kini berada pada semester 2. Melalui hasil kategorisasi ini,
peneliti berharap dapat mengetahui tingkat prokrastinasi menurut standar yang ada di
kelompok, agar sasaran bimbingan kelompok juga menjadi tepat. Berdasarkan data
yang terkumpul dan diolah dengan kategorisasi Azwar dapatlah diketahui tingkat
prokrastinasi pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013, semester 2 seperti yang disajikan pada
tabel 9.
Tabel 9.
Tingkat Prokrastinasi pada Mahasiswa Angkatan 2013, Semester 2. Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Norma/Kriteria Skor Rentang Skor
Tabel 9 memperlihatkan bahwa:
1. Ada 4 (6.25%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013, semester 2
berarti mahasiswa-mahasiswa tersebut sangat sering menunda
penyelesaian atau pengerjaan tugas-tugas akademik.
2. Ada 16 (25%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013, semester 2
berada pada kategori tingkat prokrastinasi akademik tinggi. Hal ini berarti
mahasiswa-mahasiswa tersebut sering menunda penyelesaian atau
pengerjaan tugas-tugas akademik.
3. Ada 22 (34.37%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013, semester 2
berada pada kategori tingkat prokrastinasi akademik sedang. Hal ini
berarti mahasiswa-mahasiswa tersebut kadang-kadang menunda
penyelesaian atau pengerjaan tugas-tugas akademik.
4. Ada 7 (10.94%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013, semester 2
berada pada kategori tingkat prokrastinasi akademik rendah. Hal ini berarti
mahasiswa-mahasiswa tersebut pernah menunda penyelesaian atau
pengerjaan tugas-tugas akademik.
5. Ada 15 (23.44%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. angkatan 2013, semester 2
berada pada kategori tingkat prokrastinasi akademik sangat rendah. Hal ini
berarti mahasiswa-mahasiswa tersebut tidak pernah menunda penyelesaian
Adapun secara visual presentase tingkat prokrastinasi pada mahasiswa
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
angkatan 2013, semester 2 dapat dilihat pada grafik 1.
Grafik 1.
Tingkat Prokrastinasi pada Mahasiswa Angkatan 2013, Semester 2 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Untuk membatasi pembahasan dan untuk menghindari pengulangan yang
tidak perlu dalam pembahasan, kategori “sangat rendah” dan “rendah” disatukan
menjadi rendah dan dianggap telah mencapai tingkat yang ideal. Kategori “sangat
tinggi”, “tinggi”, dan “sedang” disatukan menjadi tinggi dan dianggap belum
mencapai tingkat yang ideal. Jika disajikan dalam grafik menjadi 2 kategori adalah
seperti yang nampak pada grafik 2.
6.25%
25.00%
34.37% 10.94%
23.44%