• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi tingkat kemandirian belajar mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Deskripsi tingkat kemandirian belajar mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal - USD Repository"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA ANGKATAN 2013

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK – TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh: Anna Dyah Rystukharina

091114028

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

DESKRIPSI TINGKAT KEMANDIRIAN BELAJAR

MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

ANGKATAN 2013

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK – TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh: Anna Dyah Rystukharina

091114028

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin

diberi kelimpahan. (Amsal 13:4)”

“Setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah bila dikerjakan tanpa

keengganan”

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkhotbah 3:11)”

Karya ini saya persembahkan kepada: Bapak Dwi Prijanto dan Ibu M. Mundi Lestari

Saudara dan Sahabatku

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang ditulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Juni 2014 Penulis

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Anna Dyah Rystukharina

Nomor Mahasiswa : 091114028

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

DESKRIPSI TINGKAT KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA TAHUN ANGKATAN 2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK – TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 18 Juni 1014 Yang menyatakan

(8)

vii

ABSTRAK

DESKRIPSI TINGKAT KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

ANGKATAN 2013

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN

TOPIK – TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

Anna Dyah Rystukharina Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi tingkat kemandirian belajar mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2013 dan implikasinya terhadap topik-topik bimbingan klasikal. Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode survei.Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester II Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013. Jumlah subjek penelitian adalah 74 mahasiswa.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner kemandirian belajar mahasiswa yang disusun berdasarkan 3 aspek kemandirian belajar menurut Davis (dalam Nurhayati, 2011), yaitu (1) kemandirian belajar dalam aspek pengetahuan, (2) kemandirian dalam aspek sikap, (3) kemandirian dalam aspek ketrampilan. Pengukuran validitas dan reliabilitas menggunakan program SPSS16.0 for Window. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Azwar (2007: 108). Tingkat kemandirian belajar digolongkan menjadi 5 kualifikasi, yaitu: “sangat tinggi”, “tinggi”, “sedang”, “rendah”, dan “sangat rendah”.

(9)

viii

ABSTRACT

DESCRIPTION OF INDEPENDENT LEARNING LEVEL AMONG YEAR 2013

STUDENTS OF GUIDANCE AND COUNSELING STUDY PROGRAM SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA AND THE IMPLICATION TOWARDS PROPOSED CLASSICAL COUNSELING

TOPIC Dharma University Yogyakarta and the implications towards proposed classical counseling topic. This research used descriptive survey method. The subjects of this research are 74 students from second semester of Guidance and Counseling Study Program Sanata Dharma University Yogyakarta.

The data is collected using independent learning questionnaire based on three aspects of Davis classification (Nurhayati, 2011), aimed at 3 aspects of independent learning; (1) independence in knowledge, (2) independence in behavior, (3) independence in skill. The validity and reliability is measured using SPSS16.0 program fro Windows. The data is analyzed based on Anwar (2007:108). The level of classifications are “Very High”, “High”, “Medium”, “Low”, and “Very Low”.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia yang melimpah yang telah diberikan, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik sebagai tugas akhir syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana. Disadari bahwa penelitian ini tidak dapat selesai tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si, selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di Program Studi Bimbingan dan Konseling.

2. Ibu Dra. M.J. Retno Priyani, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dengan begitu sabar selama proses penulisan skripsi ini. Terimakasih atas motivasi, dukungan dan banyak pelajaran berharga yang telah diberikan selama proses penulisan skripsi.

3. Bapak Al. Purwoko Sunu, A.Ma., selaku kepala bagian perpustakaan Sanata Dharma unit kampus III paingan yang telah memberikan ijin untuk melakukan uji coba penelitian di lingkungan perpustakaan.

4. Mahasiswa pengunjung perpustakaan Universitas Sanata Dharma unit kampus III Paingan yang telang bersedia mengisi kuesioner uji coba penelitian.

(11)

x

6. Kedua orangtua, Bapak Dwi Prijanto dan Ibu M. Mundi Lestari yang selalu memberikan cinta, kasih sayang, semangat, motivasi, dan tidak pernah tanpa henti menberikan doa kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi dengan baik.

7. Kedua saudaraku, Ayu Lestiyani dan Wahyu Kurniawan Aji yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi.

8. Sahabat – sahabatku, Vita, Siska, Sinta, Nasa, Prima, Tika, Lilyn, Nayla, Tyas, dan Edyta yang telah mendukung dan memberikan motivasi selama proses penulisan skripsi.

9. Tika dan Nasa, yang dengan sabar membantu untuk saling belajar menginput dan mengolah data penelitian, serta meminjamkan referensi buku yang mendukung dalam penulisan skripsi.

10.Edyta Widi, yang menemani dan membantu mencari referensi buku yang mendukung proses penulisan skripsi.

11.Teman-teman mitra perpustakaan Universitas Sanata Dharma: Ester Yanti, Agung, Hani, Odil, Rea, Keket, Fandra, Yoha, Lana, Remma, Nia, Nisa, dan Iwan yang telah mendukung dan membatu dalam proses penulisan skripsi. 12.Keluarga besar Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

(12)

xi

Disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Walau demikian peneliti berharap skripsi ini bermanfaat bagi yang membaca.

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRAC... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

(14)

xiii

E. Definisi Operasional... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Kemandirian Belajar 1. Pengertian kemandirian belajar... 8

2. Karakteristik pembelajar mandiri………... 12

3. Karakteristik kemandirian belajar... 13

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar….. 14

5. Aspek-aspek kemandirian belajar... 15

B. Masa Dewasa Dini 1. Pengertian masa dewasa dini………... 19

2. Ciri-ciri masa dewasa dini…………... 20

3. Masa dewasa dini berhubungan dengan kemandirian belajar………... 22

C. Bimbingan Klasikal Pengertian Bimbingan Klasikal……… 22

D. Bimbingan yang Meningkatkan Kemandirian Belajar………. 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 26

B. Subjek………... 26

C. Instrumen Penelitian……… 27

(15)

xiv

2. Penentuan skor... 29 D. Uji Coba alat

1. Validitas kuesioner... 29 2. Reliabilitas kuesioner... 33 E. Prosedur Pengumpulan Data

1. Persiapan dan pelaksanaan... 36 2. Pengumpulan data... 37 F. Teknik Analisis Data... 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi tingkat kemandirian belajar…………... 44 2. Hasil skor tiap item tingkat kemandirian belajar... 46 B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Deskripsi tingkat kemandirian belajar mahasiswa……….. 50 2. Item-item deskripsi tingkat kemandirian belajar

mahasiswa………. 53 C. Usulan Topik-Topik Bimbingan Belajar... 59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Kisi-Kisi Kuesioner Uji Coba Deskripsi Tingkat Kemandirian Belajar………..

28

Tabel 2 Rincian Daftar Subyek Uji Coba Penelitian Mahasiswa

Pengunjung Perpustakaan………... 30

Tabel 3 Rincian daftar Subyek Penelitian Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta...

31

Tabel 4 Item-Item yang Valid dan Tidak Valid... 32 Tabel 5 Kriteria Guilford... 34 Tabel 6 Kuesioner Penelitian tentang Deskripsi Tingkat Kemandirian

Belajar…………... 35

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Surat Izin Permohonan Penelitian... 65 Lampiran 2 Kuesioner Uji coba Tingkat Kemandirian Belajar…………. 66 Lampiran 3 Kuesioner Penelitian Tingkat Kemandirian Belajar... 72 Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Tingkat Kemandirian

Belajar... 77

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Kemandirian mencakup seluruh aspek kehidupan, kemandirian merupakan aspek yang perlu dikembangkan. Beberapa macam kemandirian yaitu kemandirian dalam berperilaku, kemandirian dalam belajar, dan kemandirian lain yang diperlukan oleh individu. Contoh kemandirian dalam melaksanakan tugas adalah anak mampu mandi sendiri bila waktunya mandi tanpa disuruh, anak mampu membersihkan kamar sendiri setelah bangun tidur, dan contoh kemandirian dalam belajar anak mampu mengerjakan tugasnya sendiri tanpa meminta bantuan orang lain.

(20)

untuk belajar. Pada usia 4 atau 5 tahun orangtua sudah mulai menitipkan anak-anaknya di sekolah-sekolah yang di percayainya, untuk mengikuti proses belajar mengajar di sekolah bersama guru dan teman-teman mereka. Pada jaman sekarang sering terlihat orangtua yang memaksakan anak-anaknya untuk les supaya anak terus belajar bersama guru.

Pada waktu individu berada pada jenjang sekolah banyak orangtua yang jarang memberi kesempatan untuk anak belajar sendiri, sehingga anak yang sudah menginjak usia remaja sebaiknya mulai dibiarkan untuk belajar secara mandiri. Mahasiswa harus mulai dapat mandiri dalam belajar karena pada saat memasuki dunia perkuliahan seorang mahasiswa tidak selalu didampingi pada saat menjalani kegiatan perkuliahan, tidak seperti pada saat seorang siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar disekolah.

(21)

menjelaskan materi secara ringkas sehingga mahasiswa harus memiliki strategi dalam setiap mengikuti kegiatan perkuliahan. Apabila mahasiswa memiliki kemandirian belajar maka dapat mengikuti materi yang diberikan oleh dosen dengan baik.

Nilai yang didapat dalam dunia perkuliahan dinamakan Indeks Prestasi (IP), indeks prestasi atau IP adalah perolehan hasil akhir mahasiswa selama menempuh pendidikan. Seorang agar mahasiswa mendapatkan indeks prestasi yang memuaskan, harus tekun belajar. Proses belajar dapat dilakukan dengan cara bersama saat di kelas dengan dosen maupun belajar dirumah atau di asrama dengan jadwal yang telah mereka buat sendiri. Dengan ketekunan mahasiswa dalam belajar maka akan diperoleh hasil yang memuaskan baik pada saat mahasiswa mengerjakan tugas maupun mengerjakan tes-tes ujian yang diberikan oleh dosen.

(22)

Melihat kejadian-kejadian dalam perkuliahan, banyak di temukan fenomena mahasiswa masih belum dapat belajar secara mandiri. Hal ini dikarenakan terkadang mahasiswa hanya mengandalkan pengetahuan yang mereka peroleh dari dosen saat kegiatan perkuliahan. Beberapa contoh perilaku yang terlihat seperti mahasiswa yang belajar karena ada tugas atau belajar karena akan ada ujian, dan ada juga mahasiswa terkadang masih menggunakan “sistem kebut semalam” untuk belajar. Sistem kebut semalam adalah di mana pada esok hari akan berlangsung ujian atau harus mengumpulkan suatu tugas, maka mahasiswa tersebut sedang melakukan belajar atau sedang mengerjakan tugas pada malam hari sebelum esok hari dilaksanakan ujian atau mengumpulkan tugas.

Fenomena lain yaitu ketika mahasiswa terkadang terlihat mencontek jawaban teman pada saat ujian dan mengerjakan tugas. Hal tersebut dapat terjadi karena mahasiswa tersebut merasa tidak percaya dengan kemampuannya dan mahasiswa tersebut saat di rumah atau di asrama tidak belajar lagi, mahasiswa hanya belajar saat kegiatan perkuliahan bersama dengan dosen. Mahasiswa tidak percaya terhadap kemampuannya karena mahasiswa tersebut kurang memiliki kemauan untuk belajar sendiri ataupun mengulagi materi yang diberikan dosen di kelas untuk dipelajari kembali dirumah atau asrama.

(23)

belajar mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2013 dan implikasinya terhadap topik-topik bimbingan klasikal”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah tingkat kemandirian belajar mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013?

2. Topik-topik bimbingan apa sajakah yang sesuai bagi mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan tingkat kemandirian belajar mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013.

2. Merumuskan topik-topik bimbingan klasikal kemandirian belajar mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan kiranya bermanfaat untuk: 1. Bagi Mahasiswa

(24)

sehingga mahasiswa dapat lebih mengatur belajarnya, dan mahasiswa dapat meningkatkan prestasinya.

2. Bagi Dosen dan Program Studi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dosen pembimbing sebagai masukan dalam mendidik mahasiswa, agar mahasiswa dapat menerapkan dan lebih memahami tentang kemandirian dalam belajar dan dapat lebih menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Bagi Program Studi

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan untuk meningkatkan dan mempertahankan kemandirian belajar mahasiswa dengan dapat dilakukannya atau diadakannya kegiatan yang dapat menarik mahasiswa untuk mempertahankan dan meningkatkan kemandiriannya dalam belajar. 4. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam bidang kemandirian belajar mahasiswa, dan peneliti dapat melihat keadaan sebenarnya yang berhubungan dengan kemandirian belajar.

E. Definisi Operasional

(25)
(26)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang kemandirian belajar yang membahas tentang pengertian kemandirian belajar; aspek-aspek kemandirian belajar; dan faktor-faktor kemandirian belajar, masa dewasa dini yang membahas tentang pengertian masa dewasa dini; ciri masa dewasa dini; dan masa dewasa dini yang berhubungan dengan kemandirian belajar, bimbingan klasikal, dan bimbingan klasikal yang berpengaruh kepada kemandirian belajar.

A. Kemandirian Belajar

1. Pengertian Kemandirian Belajar

(27)

Pada saat memasuki dunia perkuliahan seorang mahasiswa harus mulai mandiri dalam belajar. Mereka mulai harus belajar mencari bahan pelajaran sendiri, karena terkadang dosen hanya menjelaskan sepintas, maka mahasiswa harus mencari tambahan bahan sendiri atau mempelajari kembali jika dia belum memahami tentang apa yang di jelaskan oleh dosen pada saat kegiatan perkuliahan.

Good (Slameto, 2002: 6) menyatakan bahwa “kemandirian belajar dapat diartikan sebagai belajar yang dilakukan dengan sedikit atau tanpa bantuan dari pihak luar sama sekali.

Kemandirian belajar tidak sama dengan otodidak. Kemandirian belajar bukan berarti belajar seorang diri, tetapi belajar dengan inisiatif sendiri, dengan ataupun tanpa bantuan orang lain yang relevan untuk membuat keputusan penting dalam menemukan kebutuhan belajarnya. (Nurhayati 2011: 60)

Mujiman berpendapat tentang kemandirian belajar adalah:

Kemandirian belajar adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki, baik dalam menetapkan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar maupun evaluasi belajar yang dilakukan oleh pembelajar sendiri”. Dalam pengertian ini, kemandirian belajar sebagai usaha pembelajar untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari oleh niat untuk menguasai suatu kompetensi tertentu. (dalam Nurhayati, 2011: 61)

Menurut Kozma, Belle dan William (dalam Nurhayati, 2011: 61), “kemandirian belajar merupakan bentuk belajar yang memberikan

(28)

pembelajar dapat berpartisipasi secara aktif menentukan apa yang akan dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya”.

Miarso berpendapat bahwa:

Kemandirian belajar adalah pengaturan program belajar yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga setiap pembelajar dapat memilih atau menentukan bahan dan kemajuan belajar sendiri. Kemandirian belajar diartikan sebagai aktivitas yang berlangsung lebih didorong oleh kemauan, pilihan, dan tanggung jawab sendiri dari pembelajar. Konsep kemandirian belajar bertumpu pada prinsip bahwa induvidu yang belajar akan sampai kepada perolehan hasil belajar. (Nurhayati, 2011: 61)

Wedmeyer menjelaskan kemandirian belajar adalah:

Kemandirian belajar adalah cara belajar yang memberikan kebebasan, tanggung jawab dan kewenangan yang lebih besar kepada pembelajar dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan belajarnya. (dalam Nurhayati, 2011: 61)

Knowles (dalam Nurhayati, 2011: 57) berpendapat bahwa adapun makna kemandirian belajar dapat mengacu kepada beberapa istilah, antara lain: “independent learning, self directed learning, autonomus learning, self instruction, self accsess, self study, self education, out-of-class

learning, self-planned learning”.

(29)

Pengertian kemandirian belajar menurut Hoshi adalah:

“Dalam kemandirian belajar siswa bertanggung jawab atas pembuatan keputusan yang berkaitan dengan proses belajarnya, dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan keputusan-keputusan tersebut. Kemandirian memerlukan kemauan untuk bertindak secara mandiri, tidak tergantung, digabung dengan kemampuan untuk melaksanakan keputusan-keputusan sendiri. Kemampuan ini tergantung pada pengembangan berbagai strategi komunikasi, belajar, kreativitas, kerja mandiri, penciptaan konteks belajar pribadi, dan ekspresi berbagai makna pribadi”. (Slameto, 2002:7)

Dari berbagai pengertian kemandirian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa, kemandirian belajar adalah kemampuan mahasiswa dalam belajar yang didasarkan pada rasa tanggung jawab, percaya diri, inisiatif, dan motivasi sendiri dengan atau tanpa bantuan orang lain yang relevan untuk menguasai kompetensi tertentu, baik dalam aspek pengetahuan, keetrampilan, maupun sikap yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah belajar.

(30)

Dengan Sistem Kredit Semester (SKS) diharapkan mahasiswa telah dapat mandiri dalam belajar karena proses belajar mahasiswa harus dilaksanakan secara aktif, aktif dalam hal ini adalah mahasiswa tidak hanya mengikuti kegiatan tatap muka dengan dosen pada saat perkuliahan tetapi juga harus melaksanakan kegiatan tersruktur dan kegiatan mandiri agar dapat menyelesaikan perkuliahan dengan hasil yang memuaskan. 2. Karakteristik Pembelajar Mandiri

Menurut Himestra (dalam Nurhayati, 2011: 70) karakteristik pembelajar yang mandiri, yaitu:

a. Hubungan antara guru atau dosen dengan pembelajar tetap ada, bukan hubungan ketergantungan,

b. Mengetahui kapan harus minta tolong dan membutuhkan hantuan, c. Mengetahui kepada siapa dan dari mana memperoleh bantuan, d. Mengetahui kapan perlu mempergunakan media belajar, e. Mengetahui cara menggunakan media,

f. Mengetahui berbagai strategi belajar yang efektif.

(31)

bantuan kepada orang lain, tetapi ada waktunya individu bertanya kepada orang lain jika tidak mengerti tentang suatu hal dan invividu tersebut mengetahui ia harus bertanya kepada siapa pada saat ia tidak mengerti suatu hal. Individu yang mandiri dalam belajar dapat mencari informasi ataupun tanbahan informasi sendiri tentang suatu materi yang belum dia pahami, dan dapat menggunakan media belajar dengan efisien.

3. Karakteristik Kemandirian Belajar

Menurut Hiemstra (dalam Nurhayati, 2011: 69), ada beberapa karakteristik kemandirian belajar, yaitu:

a. Setiap pembelajar berusaha meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha belajarnya,

b. Kemandirian belajar dipandang sebagai suatu sifat yang sudah ada pada setiap orang dan situasi pembelajaran,

c. Kemandirian belajar bukan berarti memisahkan diri dengan orang lain dalam pembelajaran,

d. Dengan kemandirian belajar, pembelajar dapat dapat mentransfer hasil belajarnya yang berupa pengetahuan dan ketrampilan ke dalam situasi yang lain,

(32)

f. Peran aktif guru/dosen masih dimungkinkan, seperti dialog dengan pembelajar, pencarian sumber, pengevaluasi hasil, dan memberi gagasan-gagasan kreatif.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar

Menurut Hasan Basri (1994: 54) “kemandirian belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor yang terdapat didalam dirinya sendiri (faktor endogen) dan faktor-faktor yang terdapat diluar dirinya (faktor eksogen)”.

a. Faktor endogen (internal)

Faktor endogen (internal) adalah semua pengaruh yang bersumber dari dalam dirinya sendiri, seperti keadaan keturunan dan konstitusi tubuhnya sejak dilahirkan dengan segala perlengkapan yang melekat padanya. Segala sesuatu yang dibawa sejak lahir adalah merupakan bekal dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan individu selanjutnya. Bermacam-macam sifat dasar dari ayah dan ibu mungkin akan didapatkan di dalam diri seseorang, seperti bakat, dan potensi intelektual yang akan berpengaruh pada kemandirian belajarnya.. b. Faktor eksogen (eksternal)

(33)

negatif maupun positif. Lingkungan keluarga dan masyarakat yang baik terutama dalam bidang nilai dan kebiasaan-kebiasaan hidup akan membentuk kepribadian, termasuk pula dalam hal kemandirian belajarnya.

Dari kedua faktor yang mempengaruhi kemandiran belajar dapat disimpulkan bahwa individu yang memiliki kemandirian dalam belajar memiliki dorongan dan semangat yang berasal dari dirinya sendiri untuk mandiri dalam belajar dan keluarga maupun lingkungan disekitar mendukung induvidu untuk mandiri dalam belajar.

Individu yang memiliki kemandirian belajar yang berasal dari dalam dirinya adalah individu yang memiliki hasrat untuk bersaing yang timbul dari dalam dirinya, memiliki sikap yang bertanggung jawab dengan kegiatan belajarnya, memiliki kepercayaan diri akan belajarnya baik dalam kepercayaan diri saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen, dan mampu mengambil keputusan dalam belajarnya.

Individu yang memiliki kemandirian belajar yang berasal dari luar dirinya adalah individu yang mendapatkan dukungan dari orang-orang yang berada di sekitar mereka seperti: orangtua, sodara, tema-temannya, ataupun orang-orang yang berada di sekitarnya.

5. Aspek-Aspek Kemandirian Belajar

(34)

pengetahuan, kemandirian dalam aspek sikap, kemandirian dalam aspek ketrampilan.

a. Indikator mahasiswa yang memiliki kemandirian dalam aspek pengetahuan antara lain bila mereka mengetahui dan memahami disiplin akademik, termasuk sanksinya, baik sanksi administratif dan sanksi moral yang dipahami dapat merugikan dirinya. Mahasiswa yang kurang cerdas kognisinya, cenderung kurang mengindahkan kedisiplinanya. Mahasiswa dengan kemandirian dalam aspek pengetahuan akan mengetahui dan memahami dasar-dasar ketrampilan tertentu yang penting bagi kehidupan dan pembelajarannya, misalnya mereka tahu dan paham strategi mengikuti pelajaran kelas secara efektif, teknik membaca, atau presentasi. Disamping itu mahasiswa dengan kemandirian dalam pengetahuan akan tahu dan paham pentingnya menjalin hubungan antar sesama yang berguna untuk mengembangkan kemampuannya, mereka juga tahu dan paham hubungan seperti apa yang perlu dijalin sesama atau dengan orang lain yang relevan.

(35)

kemandirian yang memadai tahu nilai kemandirian, seperti prinsip-prinsipnya, urgensinya, dan implikasi dari kemandirian terhadap kemajuan belajarnya atau kehidupannya secara luas.

b. Kemandirian mahasiswa juga dapat dilihat dari aspek sikap, untuk mengembangkan kemandirian dalam sikap, mahasiswa dapat dilatih oleh dosen atau pembimbing dengan latihan motivasi dan latihan meluaskan kemampuan mereka dalam mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Kemandirian mahasiswa juga dapat terlihat dalam aspek sikap dengan indikator seperti ini: mereka mampu bersikap mandiri dan profesional dalam memahami sifat kemandirian, mereka juga bersikap mandiri dan profesional dalam berkomitmen terhadap kemandirian yang ditunjukan dengan motivasi yang tinggi untuk mencapai tujuan tanpa merugikan orang lain, pantang menyerah sebelum berusaha, percaya diri terhadap kemampuan sendiri, dan memiliki keyakinan bahwa usahanya yang maksimal akan dapat mencapai tujuan dan cita-citanya.

Indikator lainnya adalah mereka juga mampu bersikap mandiri dan profesional dalam melakukan sesuatu secara mandiri di mana pun dan kapan pun, termasuk mereka tahu kapan saatnya memerlukan bantuan orang lain, dan kapan saatnya dapat membantu orang lain.

(36)

menyelesaikan suatu tugas dalam waktu yang telah ditentukan, kemudian dilihat bagaimana mereka melakukan prosedurnya, dan bagaimana hasilnya. Mahasiswa yang mandiri dapat dilihat indikatornya dalam aspek ketrampilan seperti: mereka terampil melakukan prosedur-prosedur akademik yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu tugas belajar, dan mereka juga dapat mengikuti prosedur-prosedur itu tanpa hambatan berarti. Indikator lainnya yang dapat terlihat adalah mereka terampil bergaul dengan orang lain secara sukses, dapat diterima oleh orang lain, tidak merugikan orang lain dan dapat memetik manfaat dari pergaulan tersebut.

(37)

Aspek-aspek kemandirian belajar tersebut yang akan digunakan sebagai aspek dalam pembuatan indicator dan pembuatan kuesioner tentang tingkat kemandirian belajar mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013. Setiap aspek akan dijabarkan dalam indikator dan item-item berupa pernyataan.

B. Tahap Masa Dewasa Dini

1. Pengertian Tahap Masa Dewasa Dini

Karena subyek penelitian adalah mahasiswa, mahasiswa masih tergolong dalam masa dewasa dini. Masa dewasa, yaitu periode yang paling panjang dalam kehidupan, umumnya dibagi atas tiga periode taitu:

a. Masa dewasa dini, dari umur 18 tahun hingga kurang lebih 40 tahun, saat peruban-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan produktif.

b. Masa dewasa pertengahan atau “setengah umur”, dari kira-kira usia 40 tahun hingga kurang lebih usia 60 tahun.

c. Masa dewasa akhir atau “usia lanjut”, dari usia 60 tahun hingga meninggal dunia. (Hurlock, 1991: 246)

(38)

komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas, dan penyesuaian diri diri pada pola hidup yang baru”.

Masa dewasa dini adalah masa perubahan dari remaja ke dewasa, masa dewasa dini adalah masa dimana individu harus banyak merubah sikap-sikapnya pada masa remaja yang tidak sesuai lagi jika dibawa ke masa dewasa dini.

2. Ciri-Ciri Masa Dewasa Dini

Menurut Hurlock (Jahja, 2011: 246) masa dewasa awal atau masa dewasa dini adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketergantungan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kisaran usia antara 21 sampai 40 tahun.

(39)

a. Masa dewasa dini sebagai masa perubahan nilai

Banyak nilai masa kanak-kanak dan remaja berubah karena pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luas dengan orang-orang yang berbeda usia dan karena nilai-nilai itu kini dilihat dari kaca mata orang dewasa. Orang dewasa yang tadinya menganggap sekolah itu suatu kewajiban yang tidak berguna, kini sadar akan nilai pendidikan sebagai batu loncatan untuk meraih keberhasilan sosial, karier dan kepuasan pribadi.

Akibat dari nilai-nilai yang berubah seperti itu, banyak orang dewasa yang semula putus sekolah atau Universitas memutuskan untuk belajar kembali menyelesaikan pendidikan mereka. Banyak yang merasakan kegiatan belajar sebagai perangsang semangat mereka, sehingga mereka terus mengikuti berbagai kursus setelah mereka tamat sekolah lanjutan atas maupun perguruan tinggi.

b. Masa dewasa dini sebagai masa kreatif

(40)

dan aturan orangtua maupun guru-gurunya. Lepas dari belenggu ikatan ini mereka bebas untuk berbuat apa yang mereka inginkan.

Bentuk kreatifitas yang akan terlihat sesudah ia dewasa akan tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-sebesarnya. Ada yang menyalurkan kreatifitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkan melalui pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.

3. Masa Dewasa Dini Berhubungan Dengan Kemandirian Belajar

Kemandirian belajar, dalam proses belajar individu terkadang harus dituntut untuk belajar secara mandiri, mengulangi apa yang telah diajarkan pada saat kegiatan perkuliahan agar apa yang telah diajarkan oleh dosen yang di jelaskan secara cepat karena keterbatasan waktu untuk bertatap muka dengan dosen tidak dilupakan oleh individu. Mahasiswa dikatakan telah mampu mandiri dalam belajar apabila mahasiswa telah melakukan tugas belajarnya tanpa bergantung dengan orang lain, dapat mengatur waktu belajarnya sendiri, serta mahasiswa dapat menggunakan atau memilih stategi belajar apa yang cocok untuk mereka gunakan karena setiap individu memiliki cara belajarnya masing-masing.

C. Bimbingan Klasikal

(41)

diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan bagi dirinya sendiri. Pelayanan bimbingan klasikal diaksanakan dengan mengadakan sejumlah kegiatan bimbingan. Kegiatan-kegiatan dilaksanakan sejalan dengan program yang telah direncankan dan disepakati bersama oleh pihak-pihak terkait”.

Winkel dan Hastuti (2004: 565-566) mengatakan bahwa bimbingan klasikal bermanfaat bagi tenaga bimbingan dan juga bagi individu. Manfaat bimbingan klasikal bagi tenaga bimbingan adalah:

1. Mendapat kesempatan dapat berkontak langsung dengan para individu sekaligus mengenal banyak siswa.

2. Kegiatan yang dilakukan dalam kelompok sangat menghemat waktu dan tenaga dalam meberikan informasi yang diperlukan.

3. Memperluas ruang geraknya, lebih-lebih jika tenaga pembimbingnya hanya satu atau dua orang.

Sedangkan manfaat bimbingan klasikal bagi individu antara lain:

(42)

b. Mampu menerima diri sendiri. Dari kegiatan klasikal ini individu menyadari bahwa dia bangga memiliki dirinya karena ketika dia memandang teman-teman yang ada di kelas semua berbeda mulai dari bentuk tubuh, rambut, warna kulit, sifat semuanya berbeda sehingga ia sadar bahwa dirinya memiliki keunikan dan kelebihan sendiri yang tidak dimiliki oleh teman-temannya.

c. individu mendapat kesempatan belajar untuk menerima dan mengkritik orang lain, serta menghargai pendapat dan saran dari pihak lain dengan rendah hati.

d. individu menjadi lebih menerima jika temannya yang memberi pandangan atau pendapat dari pada jika pandangan hanya diberikan oleh seorang konselor. Dalam kegiatan ini individu diberi kesempatan untuk memberi nasehat kepada temannya, karena terkadang individu lebih nyaman berbicara dengan teman seusianya dibandingkan dengan konselor yang usianya jauh lebih dewasa dari dirinya.

e. individu tertolong untuk mengatasi masalah yang dirasa sulit untuk dibicarakan secara langsung dengan konselor karena merasa malu dan bersifat tertutup.

(43)

tepat atau belum, dan dapat memotivasi individu yang satu kepada individu yang lain. Dengan bimbingan klasikal dapat membantu individu dalam menyesuaikan diri kepada lingkungannya.

Akan tetapi dalam bimbingan klasikal terdapat beberapa kekurangan, kekurangan utama yaitu kontak secara pribadi antar konselor dan masing-masing pribadi individu terbatas dan kurang mendalam, sehingga sulit untuk mengetahui lebih mendalam apakah pembelajaran yang diberikan sudah mencapai sasaran, selain itu individu sulit diajak berefleksi lebih mendalam, dan individu dalam kegiatan bimbingan klasikal terkadang malu dengan teman-temannya jika menanyakan hal yang pribadi mengenai dirinya..

D. Bimbingan untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar

(44)

26 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang metedologi penelitian yang membahas tentang jenis penelitian, subjek penelitian, instrument penelitian, uji coba alat penelitian, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode survei. Furchan (2005: 415-418) menjelaskan penelitian deskriptif dengan metode survei merupakan penelitian dengan pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik subjek yang diteliti secara tepat. Sifat deskriptif dalam penelitian ini adalah gambaran tentang tingkat kemandirian belajar mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2013.

B. Subjek Penelitian

(45)

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2010: 199). Kuesioner ini disusun oleh peneliti. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner bentuk tertutup berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut (Furchan, 2005 : 260).

Kuesioner yang disusun oleh peneliti memuat aspek-aspek deskripsi tingkat kemandirian belajar menurut Menurut Davis (dalam Nurhayati, 2011: 74) yaitu: kemandirian belajar dalam aspek pengetahuan, kemandirian dalam aspek sikap, kemandirian dalam aspek ketrampilan. Indikator dan item yang terkandung dalam aspek-aspek tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan mahasiswa semester II.

1. Kisi-kisi item

(46)

Tabel 1

Kisi-Kisi Kuesioner Uji Coba Deskripsi Tingkat Kemandirian Belajar

No Aspek Indikator

Memahami disiplin akademik 1, 7 4 Memahami strategi belajar 10, 13, 22,

25

16, 19 Menjalin relasi dengan orang

lain yang dapat Memiliki keyakinan diri 35 29, 32

Disiplin diri 38 41 Mengatur tempat belajar 18, 57 21 Memiliki bahan ajar untuk

(47)

2. Penentuan skor

Kuesioner terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama data mahasiswa, kata pengantar dan petunjuk pengisian. Bagian kedua yaitu memuat isi pernyataan kuesioner yang terdiri dari butir pernyataan positif (Favorable) dan butir pernyataan negatif (Unfavorable). Skoring yang dilakukan untuk jawaban tiap butir kuesioner yaitu : Sangat Setuju (SS) diberi skor 4, Setuju (S) diberi skor 3, Kurang Setuju (KS) diberi skor 2, Tidak Setuju (TS) diberi skor 1 untuk jawaban Favorable dan begitu sebaliknya untuk jawaban unfavorable.

D. Uji Coba Alat 1. Validitas

Pada tanggal 17 – 18 Maret 2014, diuji cobakan pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang mengunjungi perpustakaan Kampus II unit Paingan. Jumlah mahasiswa yang mengisi kuesioner adalah 35 mahasiswa.

Uji validitas mengunakan mahasiswa yang mengunjungi perpustakaan Universitas Sanata Dharma jumlah responden 35 mahasiswa, sedangkan untuk penelitian menggunakan 2 kelas dengan jumlah responden 74 mahasiswa. Berikut ini adalah rincian daftar mahasiswa sebagai subjek penelitian yang dapat dilihat pada tabel 2 pada halaman 30.

(48)

Tabel 3

Rincian Daftar Subjek Penelitian Mahasiswa Angkatan 2013

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Kelas Jumlah

A 39

B 35

Peneliti selanjutnya menggunakan bantuan program komputer Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 16.0 for Window untuk pemeriksaan koefisiensi korelasi dalam uji coba.Perhitungan statistika yang digunakan adalah dengan cara mengkorelasikan skor-skor item terhadap skor-skor aspek melalui pendekatan analisis korelasi Pearson Product Moment.

r = korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir N = jumlah subyek

X = skor sub total kuesioner

(49)

XY = hasil perkalian antara skor X dan skor Y

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan taraf signifikasi 1 % dengan jumlah responden 35 sehingga item dinyatakan valid jika koefisien korelasi ≥ 0,30. Sedangkan, jika koefisien korelasinya < 0,30, maka item

(50)

Tabel 4

Jumlah Item-Item yang Valid dan Tidak Valid

No Aspek Indikator

Memahami strategi belajar 10*, 13, 22, 25

16, 19* Menjalin relasi dengan

orang lain yang dapat mengembangkan Memiliki keyakinan diri 35* 29, 32

Disiplin diri 38 41 Mengatur tempat belajar 18, 57 21 Memiliki bahan ajar untuk

belajar

(51)

2. Reliabilitas kuesioner

Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbach (α). Penggunaan teknik analisis Alpha Cronbach ini didasarkan atas pertimbangan penghitungan reliabilitas skala

diperoleh lewat penyajian satu bentuk skala yang dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok responden atau single trial administration (Azwar, 2011: 87). Rumus koefisien reliabilitas alpha adalah:

α =

2[1-

S 2 2 S + 2 S

x i x

]

Keterangan rumus :

S12 dan S22 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2 Sx2 : varians skor skala

Berdasarkan hasil data uji coba yang telah dihitung melalui program komputer Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 16.0 for Window, diperoleh perhitungan reliabilitas seluruh instrumen dengan

menggunakan rumus koefisien alpha (α), yaitu 0,907. Hasil perhitungan

(52)

Tabel 5 Kriteria Guilford Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 -1,00 Sangat Tinggi 0, 71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup Tinggi 1,21 – 0,40 Rendah Negatif -0,20 Sangat Rendah

(53)

Tabel 6

Kuesioner Penelitian

Deskripsi Tingkat Kemandirian Belajar

No Aspek Indikator

Memahami strategi belajar 13, 22, 25 16 Menjalin relasi dengan

orang lain yang dapat mengembangkan Mengatur tempat belajar 18, 57 21

(54)

E. Prosedur Pengumpulan Data

Berikut ini adalah tahap-tahap yang ditempuh dalam pengumpulan data: 1. Persiapan dan pelaksanaan

a. Mempelajari buku-buku tentang kemandirian belajar dan dewasa dini b. Menyusun kuesioner tentang deskripsi tingkat kemandirian belajar

dengan mengikuti beberapa langkah, yaitu:

1) Menetapakan dan mendefinisikan variabel penelitian, yaitu tingkat kemandirian belajar .

2) Menjabarkan variabel penelitian ke dalam aspek-aspek dan indikator-indikatornya.

3) Menyusun item-item pernyataan sesuai dengan aspek dan indikator yang sudah dibuat.

4) Menghubungi dan bertemu dengan kepala bagian perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk meminta ijin mengadakan uji coba alat penelitian di dalam lingkungan perpustakaan.

(55)

a. Subjek pada uji coba penelitian adalah mahasiswa dari berbagai program studi dan berbagai jurusan yang mengunjungi perpustakaan Sanata Dharma Yogyakarta unit III kampus Paingan.

b. Uji coba penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 dan 18 Maret 2014, setiap subjek memerlukan waktu sekitar 10 menit untuk mengisi kuesioner.

c. Tidak ada subjek yang menanyakan tentang kebingungannya mengenai item-tem dalam kuesioner.

6) Merevisi angket kuesioner dan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing.

2. Pengumpulan data

Kuesioner yang telah diujicobakan dan angket telah direvisi kemudian dipergunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Pengumpulan data dilaksanakan 1 April 2014 pukul 10.00 – 10.30 WIB. Jumlah mahasiswa yang menjadi subjek penelitian sesungguhnya sebanyak 77 mahasiswa. Namun, pada saat penelitian terdapat 3 mahasiswa yang tidak dapat mengikuti pengisian kuesioner karena tidak hadir pada saat Ujian Tengah Semester.

(56)

meminta ijin kepada dosen pengampu dan pengawas ujian tengah semester pada hari selasa 1 April 2014.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memberikan keadaan yang sebenarnya mengenai tingkat kemandirian belajar mahasiswa semester II program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma tahun akademik 2013/2014. Langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan analisis data adalah sebagai berikut:

a. Peneliti menentukan skor pada setiap alternatif pilihan jawaban, skoring untukpernyataan positif adalah: sangat sesuai = 4, sesuai = 3, tidak sesuai = 2, sangat tidak sesuai = 1 dan untuk pernyataan negatif adalah sebaliknya adalah: sangat sesuai = 1, sesuai = 2, tidak sesuai = 3, sangat tidak sesuai = 4.

b. Membuat tabulasi data dan menghitung skor masing-masing responden dengan menggunakan bantuan Microsoft office excel 2010 yang kemudian dioleh menggunakan bantuan Statistical Product and Service (SPSS) guna menentukan validitas dan reliabitas.

(57)

Tabel 7

Norma Kategorisasi Karakter Subjek Penelitian

Keteraketerangan: X maksimum teoritik :

skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian dalam skala

X minimum teoritik : skor terendah yang diperoleh subjek penelitian dalam skala

σ (standar deviasi) : Luas jarak rentang yang dibagi dalam 6

satuan deviasi sebaran.

µ (mean teoritik) : Rata-rata teoritis dari skor maksimum dan minimum.

Perhitungan Skor Keterangan

µ+ 1.5σ < X Sangat Tinggi

µ + 0.5 σ < X ≤ µ+ 1.5σ Tinggi

µ - 0.5 σ < X ≤ µ + 0.5 σ Sedang

µ- 1.5σ < X ≤ µ - 0.5 σ Rendah

(58)

d. Mencari patokan yang akan digunakan dengan mencari X maksimal teoritik dan X minimum teoritik, standar devisiasi dan mean teoritik. Perhitungan dalam penggolongan norma kategorisasi di sesuaikan dengan item penelitian yang berjulam 46 butir item. Dari 46 item dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

X maksimum teoritik : 4 x 46 = 184 X minimum teoritik : 1 x 46 = 46 Luas jarak (Range) : 184 - 46 = 138

σ (standar deviasi) : 138 : 6 = 23

µ (mean teoritik) : (184 + 46) : 2 = 115

Setelah melakukan perhitungan maka akan diperoleh kategori skala. Kategori skala dapat dilihat pada table 8 dibawah ini:

Tabel 8

Kategorisasi Tingkat Deskripsi Tingkat Kemandirian Belajar Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2013/2014

Perhitungan Skor Rerata Skor Keterangan

µ+ 1.5σ < X X >150 Sangat Tinggi

µ + 0.5 σ < X ≤ µ+ 1.5σ 127< X ≤ 150 Tinggi

µ - 0.5 σ < X ≤ µ + 0.5 σ 103< X ≤ 127 Sedang

µ- 1.5σ < X ≤ µ - 0.5 σ 80< X ≤ 103 Rendah

(59)

Data setiap subjek penelitian dikelompokkan berdasarkan skor total yang diperoleh ke dalam kategori di atas yaitu sangat tingi; tinggi; sedang; rendah; dan sangat rendah, sehingga dapat dihitung jumlah dan persentasenya dalam kategori deskripsi tingkat kemandirian belajar.

e. Kategorisasi skor tiap item dalam skala

Peneliti juga mengkatogarisasikan item menggunakan skala. Hal ini dilakukan untuk mengetahui item mana yang sudah baik dan yang kurang baik. Norma kategorisasi skor item kemandirian belajar berpedoman pada Azwar (2011: 108) dengan lima jenjang kategori yaitu, sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Norma kategorisasi yang digunakan dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9

Norma Kategorisasi Skor Item Kemandirian Belajar

Perhitungan Skor Keterangan

µ+ 1.5σ < X Sangat Tinggi

µ + 0.5 σ < X ≤ µ+ 1.5σ Tinggi

µ - 0.5 σ < X ≤ µ + 0.5 σ Sedang

µ- 1.5σ < X ≤ µ - 0.5 σ Rendah

X ≤ µ- 1.5σ Sangat Rendah

Keterangan: X maksimum teoritik :

(60)

penelitian dalam skala

X minimum teoritik : skor terendah yang diperoleh subjek penelitian dalam skala

σ (standar deviasi) : Luas jarak rentang yang dibagi dalam 6

satuan deviasi sebaran.

µ (mean teoritik) : Rata-rata teoritis dari skor maksimum dan minimum.

f. Mencari tinggi rendahnya skor item-item dengan menggunakan N = 74. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:

X maksimum teoritik : 74 x 4 = 296

X minimum teoritik : 74 x 1 = 74

Luas jarak (Range) : 296 - 74 = 222

σ (standar deviasi) : 222 : 6 = 37

µ (mean teoritik) : (296 + 74) : 2 = 185

Setelah melakukan perhitungan maka akan diperoleh kategori skala item. Kategori skala item dapat dilihat pada tabel 10 dihalaman 43.

(61)

Tabel 10

Kategorisasi Item Deskripsi Tingkat Kemandirian Belajar Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2013/2014

Perhitungan Skor Rerata Skor Keterangan

µ+ 1.5σ < X X >241 Sangat Tinggi

µ + 0.5 σ < X ≤ µ+ 1.5σ 204< X ≤ 241 Tinggi

µ - 0.5 σ < X ≤ µ + 0.5 σ 166< X ≤ 204 Sedang

µ- 1.5σ < X ≤ µ - 0.5 σ 129< X ≤ 166 Rendah

X ≤ µ- 1.5σ X ≤ 129 Sangat Rendah

(62)

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian mengenai hasil penelitian tentang kemandirian belajar mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2013 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan pembahasan hasil penelitian.

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi tingkat kemandirian belajar

Berdasarkan datayang terkumpul dan dioalah dengan menggunakan kriteria Azwar (2011: 107-108) dapat diketahui tingkat kemandirian belajar mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling angkatan 2013 Universitas Sanata Dharma dapat dilihat pada tabel 11 di bawah ini.

Tabel 11

KategoriDeskripsi Tingkat Kemandirian Belajar Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2013/2014 Formula Kriteria Rerata Skor Frekuensi Presentase

(%)

Kategori

µ+ 1.5σ < X X >150 22 29,7 % Sangat Tinggi

µ + 0.5 σ < X ≤ µ+ 1.5σ 127< X ≤ 150 48 64, 9 % Tinggi

µ - 0.5 σ < X ≤ µ + 0.5 σ 103< X ≤ 127 4 5,4 % Sedang

µ- 1.5σ < X ≤ µ - 0.5 σ 80< X ≤ 103 0% Rendah

X ≤ µ- 1.5σ X ≤ 80 0 % Sangat

(63)

Kategorisasi tentang tingkat kemandirian belajar dapat dibuat dalam histogram dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 1

Histogram Deskripsi Tingkat Kemandirian Belajar

Berdasarkan tabel 11 dan gambar 1, terlihat bahwa:

a. Terdapat 22mahasiswa atau (29,7%) mahasiswa yang memiliki tingkat kemandirian belajar yang sangat tinggi.

b. Terdapat 48mahasiswa atau (64,9%) mahasiswa yang memiliki tingkat kemandirian belajar yang tinggi

c. Terdapat 4mahasiswa atau (5,4%) mahasiswa yang memiliki tingkat kemandirian belajar yang sedang.

d. Terdapat 0mahasiswa atau (0%) mahasiswa yang memiliki tingkat kemandirian belajar yang rendah.

0

Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

(64)

e. Terdapat 0 mahasiswa atau (0%) mahasiswa yang memiliki tingkat kemandirian belajar yang sangat rendah.

2. Hasil Skor Tiap Item Tingkat Kemandirian Belajar

Berdasarkan data yang terkumpul dan dioalah dengan menggunakan kriteria Azwar (2011: 107-108)didapat skor-skor item yang termasuk dalam kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.Pengukuran item ini berguna untuk melihat mana saja item yang sudah baik dan yang kurang baik.Hasil kategorisasi item dapat dilihat di tabel 12 di bawah ini.

Tabel 12 KategoriSkor Item

Deskripsi Tingkat Kemandirian Belajar

Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tahun Akademik 2013/2014 Formula Kriteria Rerata Skor Frekuensi Presentase

(%)

Kategori

µ+ 1.5σ < X X >241 17 37 % Sangat Tinggi

µ + 0.5 σ < X ≤ µ+ 1.5σ 204< X ≤ 241 22 47, 9 % Tinggi

µ - 0.5 σ < X ≤ µ + 0.5 σ 166< X ≤ 204 6 13 % Sedang

µ- 1.5σ < X ≤ µ - 0.5 σ 129< X ≤ 166 1 2,1 % Rendah

X ≤ µ- 1.5σ X ≤ 129 0 % Sangat

(65)

Gambar 2

Histogram Skor Item Deskripsi Tingkat Kemandirian Belajar

Berdasarkan tabel 12 dan gambar 2, terlihat bahwa:

a. Terdapat 17item atau (36,9%) skor item tingkat kemandirian belajar yang sangat tinggi.

b. Terdapat 22item atau (47,9%) skor item tingkat kemandirian belajar yang tinggi

c. Terdapat 6item atau (13%) skor item tingkat kemandirian belajar yang sedang.

d. Terdapat 1item atau (2,1%) skor item tingkat kemandirian belajar yang rendah.

e. Terdapat 0 atau (0%) skor item tingkat kemandirian belajar yang sangat rendah.

0 5 10 15 20 25

Sangat Tinggi Tinggi Sedang RendahSangat Rendah

Kategori

(66)
(67)

Tabel 13

Item-item Deskripsi Tingkat Kemandirian Belajar Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013

28 Saya belajar sesuka hati saya

30 Saya tetap belajar meskipun

teman-3 Saya membatalkan belajar saya jika keadaan disekitar tidak mendukung

157

14 Saya tetap belajar meskipun suasana sendiri di kost atau dirumah

27 Saya menggunakan internet hanya untuk

(68)

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Deskripsi tingkat kemandirian belajar mahasiswa

Sebelum menjelaskan lebih lanjut tentang pembahasan, ada yang perlu diungkapkan terlebih dahulu sehubungan dengan keterbatasan yang masih terkandung dalam instrument penelitian ini.Pertama, kuesioner yang digunakan dalam penelitian bersifat tertutup yang kemungkinan memiliki kelemahan yaitu membatasi mahasiswa dalam menanggapi pernyataan yang terdapat dalam kuesioner.Kedua, hal-hal yang dialami dan dirasakan oleh mahasiswa dalam kemandirian belajar tidak seluruhnya terungkap dalam kuesioner ini.Ketiga, hasil penelitian ini bukanlah hasil yang tetap karena kemandirian belajar mahasiswa dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu. Selanjutnya akan dijelaskan lebih lanjut mengenai hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemandirian belajar mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2013 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta adalah sebagai berikut:

a. 22 mahasiswa (29,7%) mahasiswa memiliki tingkat kemandirian yang sangat tinggi,

b. 48 mahasiswa (64,9%) mahasiswa memiliki tingkat kemandirian belajar yang tinggi,

(69)

Pada penelitian ini tidak terdapat mahasiswa yang memiliki tingkat kemandirian belajar rendah dan sangat rendah.

Faktor yang mungkin melatarbelakangi mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2013 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, memiliki hasil tingkat kemandirian belajar seperti yang dipaparkan diatas adalah :

(70)

Kemampuan mahasiswa dalam kemandirian belajar berguna untuk mendapatkan nilai atau hasil yang memuaskan pada akhir mahasiswa duduk di dunia perkuliahan.Indeks prestasi yang yang di peroleh mahasiswa pada masa perkuliahan berguna untuk melamar pekerjaan.Dengan mahasiswa mandiri dalam belajar maka mahasiswa tersebut sudah melaksanakan tanggung jawab belajarnya dengan baik untuk mendapatkan hasil akhir yang memuaskan.

Mahasiswa yang telah memiliki inisiatif dalam melaksanakan belajarnya maka akan terus menerus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya baik dalam ketrampilan, pengetahuan, maupun wawasannya. Kemampuan mahasiswa dalam kemandirian belajar yaitu adanya niat yang muncul dari dalam diri seorang mahasiswa untuk belajar dan memperkaya dirinya dengan pengetahuan-pengetahuan yang ada ataupun yang belum begitu mereka mengerti.Materi yang dipelajari mahasiswa dalam dunia perkuliahan dapat digunakan pada saat mereka memasuki dunia kerja.

(71)

dapat ditempuh oleh mahasiswa berdasarkan hasil Indeks Prestasi yang di dapatkan. Dengan adanya SKS yang harus ditempuh dan dicapai oleh seorang mahasiswa akan menjadikan mahasiswa mandiri akan belajar, karena jika mahasiswa tidak belajar diluar kegiatan perkuliahan atau pada saat tatap muka dengan dosen maka mahasiswa tidak memiliki pengertahuan yang lebih.

Dalam penelitian ini dilakukan pada saat mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013 menjalani ujian tengah semester, mahasiswa mengisi kuesioner dalam keadaan sebenarnya karena pada saat pengisian kuesioner mahasiswa sedang giat belajar dan mengerjakan tugas secara individu ataupun kelompok untuk mendapatkan hasil yang memuaskan pada ujian tengah semester.

2. Item-item tingkat kemampuan kemandirian belajar

(72)

dengan baik. Beberapa contoh kemampuan tersebut adalah: mahasiswa memiliki semangat yang ada dalam diri untuk belajar, mahasiswa nyaman jika belajar ditempat yang mendukung untuk belajarnya, mahasiswa belajar karena keinginan sendiri, mahasiswa memiliki cita-cita mendapatkan IPK yang memuaskan.

Item-item yang berada dalam kategori rendah adalah item terendah dalam penelitian ini. Item yang terendah yaitu, “saya membatalkan belajar saya jika keadaan disekitar saya tidak mendukung”. Rendahnya item ini

diindikasikan bahwa mahasiswa mengetahui situasi yang mendung belajarnya ataupun situasi yang tidak mendukung belajarnya. Mahasiswa lebih memilih untuk belajar pada saat keadaan atau situasi mendukung belajarnya. Mahasiswa menyadari bahwa pada saat keadaan disekitar tidak mendukung kegiatan belajar makan apa yang sedang dipelajari tidak dapat dimengerti atau dipelajari dengan baik, dan apa bila mahasiswa belajar pada keadaan atau situasi yang mendukung kegiatan belajar maka proses belajarnya akan lebih serius dan apa yang sedang dipelajari dapat dimengerti dengan baik.Maka diperlukan dikungan dari orang-orang di sekitar untuk mendukung kegiatan belajar mahasiswa.

Item-item yang berada dalam kategori sedang adalah item termasuk rendah dalam penelitian ini. Item yang sedang adalah pertama, “saya

(73)

mahasiswa memiliki jadwal belajar yang telah disusun. Mahasiswa belajar sesuai dengan jadwal belajar yang telah disusun, jadwal belajar yang telah disusun tidak selalu adalah jadwal belajar harian. Mahasiswa tidak belajar sesuka hati itu mungkin karenakan mahasiswa sudah memiliki jadwal belajarnya, dan mentaati jadwal belajarnya. Perilaku ini dapat diatasi dengan cara individu memiliki jadwal yang telah disusun sendiri dan individu dapat mentaatinya, jika individu tidak dapat belajar sesuai jadwal belajarnya karena ada suatu acara maka individu dapat mengganti kegiatan belajarnya pada saat individu tidak ada kegiatan. Individu harus memiliki tanggung jawab yang baik dalam kegiatan belajarnya, karena keberhasilan individu dalam belajarnya didasari oleh memiliki tanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya baik kegiatan belajar yang dilakukan dengan pendampingan dosen maupun kegiatan belajar yang dilakukan secara mandiri..

Ketiga item yang berbunyi, “saya tetap belajar meskipun suasana

disekitar lebih menarik untuk tidak belajar (acara TV menarik)”.Item keempat berbunyi, “saya tetap belajar meskipun teman-teman saya tidak

(74)

memiliki niat penuh dalam kegiatan belajarnya. Perilaku tersebut dapat terjadi jika pada saat individu belajar sambil melihat televisi atau pada saat individu belajar ada orang lain yang sedang menonton televisi. Perilaku ini dapat diatasi dengan cara adanya keyakinan individu dalam pengambilan keputusan, karena dengan pengambilan keputusan yang seuai dengan tanggung jawabnya akan membuat mahasiswa belajar meskipun keadaan disekitarnya lebih menarik. Pengambilan keputusan dalam belajar itu sangat penting, karena mahasiswa harus mengambil keputusan yang paling tepat untuk belajar agar berhasil mendapatkan hasil yang memuaskan dari belajarnya.

(75)

Keenam item yang berbunyi, “saya menggunakan internet hanya untuk mencari hiburan semata”. Rendahnya item ini diindikasikan bahwa mahasiswa menggunakan internet tidak hanya untuk mencari hiburan saja melainkan juga untuk mencari materi yang mendukung belajarnya dan yang dapat menambah pengetahuannya mengenai suatu materi. Perilaku ini dapat diatasi dengan cara adanya pelatihan atau pemberitahuan kepada mahasiswa tentang sumber belajar yaitu situs-situs jurnal online yang dapat di akses dengan gratis dan dapat menambah informasi yang didapat mahasiswa yang berhubungan dengan materi perkuliahan.

Berdasarkan hasil penelitian, item-item yang tergolong sedang dan rendah ini mengindikasikan bahwa mahasiswa semester II program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta perlu ditingkatkan dan dikembangkan kembali.Mahasiswa memerlukan bantuan dan bimbingan dari dosen untuk meningkatkan kemandirian belajar.

C. Usulan Topik Bimbingan Belajar

Melihat dari hasil analisis skor item-item kuesioner yang menunjukan bahwa terdapat mahasiswa yang masuk dalam kategori kemandirian belajar sedang. Maka peran orangtua, dosen, dan teman sebaya sangat berpengaruh terhadap proses perkembangan kemandirian belajar.

(76)
(77)

59

Tabel 14

Usulan Topik-Topik Bimbingan Belajar

Berdasarkan Kategori Item Terendah Tentang Deskripsi Tingkat Kemandirian Belajar Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Tahun Akademik 2013/2014

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

No Item Topik Tujuan Bimbingan Materi Metode Sumber

Pustaka 1. Saya belajar sesuka

hati saya

Tanggung Jawab Mahasiswa dapat bertanggung jawab

(78)

Pembelajaran.

4. Saya membatalkan belajar saya jika sendiri di kost atau dirumah

(79)

Davies, P. 2004. 7. Saya menggunakan

(80)

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas mengenai kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran untuk berbagai pihak.

A. Kesimpulan

Kesimpulan berdasarkan penelitian dan pembahasan hasil penelitian adalah:

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sudah memiliki kemandirian belajar yang baik dan kemandirian belajar mahasiswa dapat di kembangkan maupun di pertahankan. Kemandirian belajar sebagai mahasiswa angkatan 2013 program studi Bimbingan dan Konseling universitas Sanata Dharma Yogyakarta termasuk dalam kategori tinggi karena 64,9% atau sebanyak 48 dari 78 mahasiswa.

B. Saran

1. Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling

(81)

dosen memberikan perhatian kepada mahasiswa tentang belajarnya maka akan membuat mahasiswa lebih semangat untuk belajar.

Sebelum dimulainya proses perkuliahan untuk membahas suatu materi ada baiknya jika dosen mempersilahkan mahasiswa untuk mempresentasikan secara singkat tentang materi yang akan dipelajari pada hari ini, dengan cara itu akan membuat mahasiswa belajar pada malam harinya.

2. Peneliti Lain

a. Peneliti lain dapat mengembangkan penelitian ini dengan memperkaya teori-teori yang lain yang belum ada dalam penelitian.

(82)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar _______2011. Penyusunan Skala Psikologis.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Basri, H. 1994. Remaja Berkualitas: Problematika dan Solusinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Furchan, A. 2005. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hurlock, E.B. 1991. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi 5). Jakarta: Erlangga

Jahja, Yundrik. 2011.Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana

Nurhayati, Eti. 2011. Bimbingan Konseling Dan Psikoterapi Inovatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan – Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Slameto. 2002. Kemandirian Belajar Dalam Hubungan Dengan Prestasi Siswa SMU Unggulan. Salatiga: UKSW

_______2002. Kemandirian Belajar Dan Prestasi Siswa SMA Unggulan. Salatiga: UKSW

_______. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Winkel, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo

Winkel, W.S, & M.M. Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi

(83)
(84)
(85)

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

Disusun oleh :

Anna Dyah RystuKharina

Gambar

Gambar 1 Histogram Tingkat Kemandirian Belajar...................................
Tabel 1 Kisi-Kisi Kuesioner Uji Coba
Tabel 3 Rincian Daftar Subjek Penelitian
Tabel 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada sampel dengan suhu 125 0 C nilai CaO dan SiO2 cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan sifat mekaniknya, sedangkan pada sampel dengan suhu 150 0 C memiliki nilai

Di dalam skripsi ini penulis menjelaskan tentang konsep pembelajaran al-qura&gt;n melalui metode al-nahd}iyyah di taman pendidikan al-qur’a&gt;n (TPQ)

Hasil penelitian penerapan teknik budidaya cabai merah di Subak Iseh, Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem tergolong tinggi dengan pencapaian skor

Dalam kasus ini, forgiveness dapat diartikan sebagai kesediaan wanita hamil di luar nikah yang diabaikan pasangannya untuk melepaskan hak yang dimilikinya

oeruoertNu,r

re akMi kF

Berbeda, apabila perbuatan hukum yang dilakukan debitur dengan pihak ketiga dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun sebelum putusan pernyataan pailit, dimana Kurator

TAXULTAS SASTRA. ANDAIAS