TUMPULNYA IMPLEMENTASI PERDA No. 3/2013
K. G. Wiguna
Hubungan Internasional-Universitas Udayana
Pemerintah Provinsi Bali sebenarnya telah memiliki peraturan daerah yang bertujuan mengatur dan melindungi komoditi buah lokal yang telah melalui proses legislasi oleh pihak eksekutif maupun legislative. Perencanaan tentang komposisi Perda inipun tergolong sangat matang, oleh karena pihak DPRD Provinsi Bali membuat Pansus untuk perancangan awal Perda tersebut. Inisiatif Perda buah lokal muncul kepermukaan sejak 2012 dan dapat disahkan menjadi Perda melalui siding paripurna pada tahun 2013.
Tujuan dan bangunan hukum dari Perda no. 3/2013 memang sangat baik dan mendetail guna melindungi buah lokal agar menjadi komoditas utama dalam perdagangan, kepariwisataan serta kemandirian ekonomi masyarakat Bali itu sendiri. Dalam pasal 2 Perda ini telah diatur dengan baik mengenai siklus perencanaan hingga pengawasan buah lokal, baik buah lokal asli bali atau setidaknya buah lokal yang masih berasal dari kawasan Indonesia. Menjadikan buah lokal sebagai tuan rumah di daerah sendiri merupakan semangat yang bisa dilihat secara tersirat dari komposisi Perda ini. Penyusunan peraturan daerah perlindungan buah lokal secara akademis memang telah teruji, karena naskah akademis memang telah digojlok oleh akademisi yang berkompeten dibidang pertanian dan perlindungan hasil-hasil perkebunan.
mengimplementasikan Perda ini kepada masyarakat luas khususnya pelaku-pelaku pertanian dan perkebunan secara langsung maupun tidak langsung. Namun sejak disahkannya Perda ini pada tahun 2013 hingga saat ini tahun 2015, nampaknya masyarakat belum bisa dilepaskan dari produk-produk impor buah ataupun komoditas lainya dipasaran. Hingga akhir-akhir ini muncul fenomena bakteri Listeria monocytogenes pada buah apel impor di pasar-pasar tradisional di Bali.
Ditemukanya fenomena bakteri Listeria monocytogenes pada buah impor dipasaran merupakan bukti nyata belum mampunya Perda ini menjadikan buah lokal sebagai komoditi utama dalam penjualan buah dikawasan provinsi Bali. Bakteri buah impor asal California ini dibawa oleh dua jenis apel yakni Apel Gala dan Apal Green Smith. Sungguh sangat ironis melihat kenyataan bahwa Perda ini tidak berarti apapun dalam pengimplementasianya. Tidak ada pengawasan ketat yang dilakukan untuk memfilter buah-buah impor yang masuk di Bali. Aparat-aparat yang berwenang pun terkesan tidak mengetaui betul bagaimana semangat dan visi dari Perda No. 3/2013 yang ditujukan untuk menggairahkan perdagangan buah lokal di pasaran kembali. Pengawasan berupa sidak lapangan hanya dijadikan formalitas semata dan ajang seremonial belaka bagi pejabat-pejabat daerah.
