32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Subjek Penelitian
Setting dan subjek penelitian ini akan menguraikan mengenai seting tempat, setting waktu dan subjek penelitian. Setting tempat akan membahas lokasi atau
tempat dilaksanakannya penelitian, setting waktu membahas mengenai penentuan waktu/jadwal penelitian, subjek penelitian membahas mengenai kondisi siswa kelas
IV SD Negeri Bringin 02 Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang.
3.1 1 Setting Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Bringin 02. Alamat sekolahan adalah di jl. Diponegoro no.80 bringin kecamatan bringin kabupaten semarang. Secara geografis SD N Bringin 02 terletak di Jalan raya, sehingga dapat ditempuh dengan alat transportasi umum atau naik kendaraan pribadi dengan mudah. Di dalam sekolahan terdapat 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang komputer, 1 lapangan, 1 ruang UKS, 1 tempat parkir, dan 3 toilet untuk siswa, 1 toilet untuk guru dan 1 dapur. Di setiap kelas terdapat beberapa pajangan seperti peta, gambar pahlawan yang dugunakan untuk membantu berjalannya kegiatan belajar mengajar oleh guru dan siswa. Halaman sekolah digunakan untuk penyambutan dengan bersalaman antara guru dan siswa sebagai kegiatan rutin setiap pagi, Lapangan sekolah digunakan sebagai tempat upacara bendera sekaligus digunakan sebagai lapangan untuk olahraga. Lingkungan sekolah bersih.
3.1 2 Setting Waktu Penelitian
33 3.1 3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah bsiswa kelas IV SD Negeri Bringin 02 pada semester I tahun pelajaran 2017/2018 dengan jumlah 31 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Rata-rata umur siswa berkisaran antara 10-11 tahun. Tingkat kecerdasan peserta didik kelas IV cukup merata, artinya tidak ada yang cerdas dan tak tidak ada yang sangat kurang. Sebagian orang tua siswa
bekerjasebagai wirausaha. Namun juga ada yang berprofesi sebagai guru/PNS, pedagang, dan wasta. Saat kegiatan belajar berlangsung, banyak siswa yang masih asik bermain sendiri, berbincang-bincang dengan temannya tanpa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru, siswa juga masih kurang aktif saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Selain itu siswa juga masih kurang percaya diri saat mengemukakan pendapat didepan kelas saat pembelajaran IPS.
3.2 Variable dan Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu pendekatan saintifik dan model pembelajaran think talk write dan hasil belajar siswa. Adapun rinciannya sebagai berikut:
1. Variable bebas (x1) pendekatan saintifik adalah pembelajatan yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif, melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan mengkomunikasikannya. Variable (x2) model pembelajaran think talk write dimana model pembelajaran ini menekanakan pada berpikir, berbicara, dan menulis.
2. Variable terikat (Y) hasil belajar adalah pemberian nilai terhadap proses belajar yang telah ditempuh siswa.
3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1. Jenis penelitian
34
pendidik menyangkut kualitas proses pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar peserta didik, baik dari aspek akademik maupun nonakademik, melalui tindakan reflektif dalam bentuk siklus (daur ulang)”. (Saur ,2014:19), Sedangkan menurut Arikunto,dkk (2010:3) penetilitian tindakan kelas merupakan “suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh pendidik atau calon pendidik terhadap
kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar. prosedur penelitian tindakan kelas dengan 4 langkah berikut : perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting) dalam bentuk siklus (Saur, 2014:20). Prosedur tersebut dilakukan secara berulang sampai perbaikan atau peningkatan hasil belajar tercapai.
Adapun tujuan khusus penelitian tindakan kelaas sebagai berikut :
1) memperbaiki/meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas secara berkesinambungan.
2) Memperbaiki/meningkatkan kualitas hasil belajar baik aspek akademik maupun nonakademik.
3) memperbaiki secara inovatif dan kreatif kurikulum, strategi pembelajaran, dan penilaian berbasis kompetensi.
4) Meningkatkan mutu pendidikan di lembaga / sekolah.
3.3.2. prosedur penelitian
Model penelitian tindakan kelas yang peneliti gunakan adalah penelitian tindakan kelas menurut Kammis dan McTaggart. Dimana setiap siklus dalam penelitian ini terdapat empat komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Namun antara
35
penelitian tindakan kelas dari Kammis dan McTaggart dapat digambarkan seperti pada gambar 3.1 berikut :
Gambar 3.1
Siklus PTK menurut Kemiss dan Mc. Taggart
Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Masing-masing siklus diakhiri dengan evaluasi. Model PTK kemiis dan Mc. Taggart akan digunakan untuk melaksanakan tindakan kelas dengan menerapkan
pendekatan saintifik dan model pembelajaran think talk write pada mata pelajaran IPS
3.3.3. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. berikut prosedur penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart :
3.3.3.1Rencana Tindakan Siklus I
Rencana tindakan pada siklus I terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Rencana tindakan penelitian siklus I yang dilakukan di SD N Bringin 02 dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Tahap Perencanaan (Planning)
36
b. Melalui diskusi dan saran yang di berikan oleh guru kolaborator peneliti menganalisi Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator dari tema/pokok bahasan yang di pilih.
c. Penliti merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan KI, KD dan Indikator yang telah ditentukan.
d. Peneliti menyususn Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus I mata pelajaran IPS sesuai dengan KI, KD dan Indikator yang telah ditentukan dengan tema 4 Berbagai pekerjaan dengan menerapkan pendekatan santifik dan
model pembelajaran think talk write.
e. Mempersiapkan sumber, alat dan media yang di gunakan untuk pembelajaran. f. Menyusun lembar observasi pendekatan santifik dan model pembelajaran think talk write untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa selama tindakan pembelajaran berlangsung.
g. Menyusun alat evaluasi dalam pembelajaran IPS.
h. Menyampaikan rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran kepada guru kolaborator SD N Bringin 02
2) Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu mengimplementasikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPS yang telah dipersiapkan dalam pembelajaran kelas 4.
3) Observasu 1
Kegiatan observasi dilakukan untuk melihat kesesuaian antara perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung pada pembelajaran IPS di kelas IV SD N Bringin 02, diberikan tindakan yang berupa pendekatan santifik dan model pembelajaran think talk write. Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer. Pengamat/observer
37
kegiatan akhir. Aktivitas guru diamati melalui lembar instrumen pengamatan keterampilan guru. Aspek yang dinilai observasi ini adalah keterampilan guru dalam menyampaikan pelajaran dan perilaku guru selama kegiatan pembelajaran pada siklus pertama berlangsung. Aktivitas siswa diamati dengan lembar instrumen pangamatan aktivitas siswa. Aspek yang dinilai dalam observasi ini adalah keaktifan siswa dalam pemecahan masalah IPS Kegiatan observasi dilakukan untuk melihat kesesuaian antara penyusunan tindakan dengan pelaksanaan tindakan di lapangan.Observasi dilakukan untuk mengetahui apa yang harus ditingkatkan dan
dipertahankan agar tujuan penelitian tercapai.
4) Refleksi 1
Kegiatan refleksi 1 yang dilakukan yaitu peneliti menelaah, mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran siklus 1,mengidentifikasi hambatan – hambatan yang dihadapi oleh guru pada saat mengajar dan siswa pada saat mengikuti Keguatab belajar mengajar.Hasil kegiatan refleksi ini dapat menentukan tindakan di siklus ke II, apabila ada kekurangan akan diperbaiki sedangkan apabila ada kelihan dipertahankan di siklus II.Sehingga dapat terjadi peningkatan hasil belajar secara maksimal.
3.3.3.2Recana Tindakan Siklus II
Rencana tindakan siklus II merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan
tindakan siklus I. Siklus II dilaksanakan dengan mempertimbangkan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus I dengan tujuan agar pelaksanaan pembelajaran siklus II lebih optimal. Siklus II merupakan upaya perbaikan dari segala kelemahan dan kekurangan yang ditemui pada pelaksanaan siklus I
1) Tahap Perencanaan (Planning)
38 2) Pelaksankan tindakan (acting)
Kegiatan pelaksanaan tindakan dan observasi yang dilakukan pada tahap ini sama dengan pelaksanaan tindakan dan observasi siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu mengimplementasikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPS yang telah dipersiapkan dalam pembelajaran kelas 4.
3) Obsservasi II
Kegiatan observasi dilakukan untuk melihat kesesuaian antara perencanaan
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung pada pembelajaran IPS di kelas IV SD N Bringin 02, diberikan tindakan yang berupa pendekatan santifik dan model pembelajaran think talk write. Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer. Pengamat/observer melakukan pengamatan terhadap keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Pengamatan yang dilakukan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, menyajikan hasil), dan kegiatan akhir. Aspek yang dinilai observasi ini adalah keterampilan guru dalam menyampaikan pelajaran dan perilaku guru selama kegiatan pembelajaran pada siklus kedua berlangsung. Aktivitas siswa diamati dengan lembar instrumen pangamatan aktivitas siswa. Aspek yang dinilai dalam observasi ini adalah keaktifan siswa dalam pemecahan masalah IPS Kegiatan observasi dilakukan untuk melihat kesesuaian antara penyusunan tindakan dengan pelaksanaan tindakan di lapangan. Observasi dilakukan untuk mengetahui apa yang harus ditingkatkan dan dipertahankan agar tujuan penelitian tercapai.
4) Refleksi II ( Reflecting)
Kegiatan refleksi II yang dilakukan yaitu peneliti menelaah, mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran siklus II , mengidentifikasi hambatan – hambatan yang dihadapi oleh guru pada saat mengajar dan siswa pada saat mengikuti Kegiatan
39
diharapkan maka siklus tindakan dapat diberhentikan. Akan tetapi, jika hasil penelitian yang dicapai belum sesuai dengan yang diharapkan maka perlu dilaksanakan siklus berikutnya.
3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.4. 1 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data observasi (data kualitatif) dan hasil tes evaluasi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan
dengan penilaian. Penilaian dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar untuk mengukur berhasil tidaknya proses belajar mengajar. Penilaian digunakan untuk memperbaiki program mengajar di kelas dan model pembelajaran di kelas agar hasil belajar siswa meningkat. Menurut Wardani Naniek Sulistya, dkk (2012: 65-67) terdapat dua macam alat pengukuran yaitu tes dan non tes sebagai berikut:
1. Teknik Tes
Tes adalah seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau sifat atau atribut pendidikan yang setiap butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar (Suryanto Adi, dkk., 2009 dalam buku evaluasi tahun 2012). Tes minimal mempunyai dua fungsi, yaitu untuk:
a) mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau tingkat pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu.
b) menentukan kedudukan atau seperangkat peserta didik dalam kelompok tentang penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran tertentu. 2. Teknik NonTes
Teknik non tes berisi pertanyaan atau pernyataan yang tidak berisi jawaban benar atau salah. Instrumen non tes bisa berbentuk kuisioner atau inventori. Kuisioner berisi sejumlah pertanyaan atau penyataan, peserta didik diminta
40
a. Unjuk kerja adalah suatu penilaian/ pengukuran yang dilakukan melalui pengamatan aktivitas peserta didik dalam melakukan sesuatu yang berupa tingkah laku atau interaksinya seperti berbicara, berpidato, membaca puisi dan berdiskusi
b. Penugasan adalah penilaian yang berbentuk pemberian tugas yang mengandung penyelidikan (investigasi) yang harus selesai dalam waktu tertentu. Penyelidikan ini dilakukan secara bertahap yakni perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data dan penyajian data.
c. Tugas individu adalah penilaian yang berbentuk pemberian tugas kepada peserta didik yang dilakukan secara individu. Tugas ini dapat diberikan pada waktu pembuatan kliping, makalah dan lain sejenisnya.
d. Tugas kelompok adalah tugas ini dikerjakan secara berkelompok. Bentuk instrument yang digunakan salah satunya adalah tertulis dengan menjawab uraian secara bebas dengan tingkat berfikir tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi.
3.4. 2 Alat Pengumpulan Data
Berdasarkan teknik pengumpulan data yang dipiilih yaitu dengan tes dan non tes, non tes berupa observasi , dan tes berupa tes tertulis dengan tipe pilihan ganda berikut instrumen yang digunakan :
a. Soal tes hasil belajar
41 Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I mata pelajaran IPS
42
Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II mata pelajaran IPS
44 b. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan catatan yang menggambarkan suatu tingkat aktivitas guru dan siswa selama proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan observasi dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan tentang kegiatan guru dan siswa selama mengikuti proses pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan santifik dan model pembelajaran think talk write. Adapun kisi-kisi
lembar observasi tentang aktivitas guru dan siswa dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Lembar Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran IPS Menggunakan Pendekatan Santifik dan Model Pembelajaran Think Talk
Write Siklus I dan II
NO ASPEK YANG DIAMATI Kategori Terlaksana
Ya Tidak
1 Respon saat guru mengucapkan salam 2 Kesiapan siswa saat melakukan doa
3 Respon saat guru melakukan presensi
4 Menyimak tujuan pembelajaran
5 Respon siswa saat guru membagikan lembar aktivitas siswa (LAS)
6 Keterampilan siswa saat menyimak lembar aktivitas siswa (LAS)
7 Keberanian siswa unutk bertanya
8 Keterampilan siswa dalam membuat penalaran
pada catatan kecil
9 Respon siswa di bagi kedalam kelompok
10 Keterammpilan siswa saat mengumpulkan informasi
11 Keaktifan siswa saat disksui
12 Keterampilan siswa saat menomunikasikan 13 Menanggapin tanggapan kelompok lain
45 15 Melakukan refleksi
16 Menyimak pembelajaran untuk pertemuan berikutnya
17 Melakukan Evaluasi Catatan:
...
... ...
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Lembar Observasi kemampuan guru menerapkan sintaks dalam Pembelajaran IP S Menggunakan Pendekatan Santifik dan Model
Pembelajaran Think Talk Write Siklus I dan II
NO ASPEK YANG DIAMATI Kategori Terlaksana
Ya Tidak I. PRA PEMBELAJARAN
1 Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran
2 Guru memberi salam kepada siswa
3 Membimbing siswa untuk berdoa
4 Melakukan absen
5 Memeriksa kesiapan siswa
II. MEMBUKA PEMBELAJARAN 1 Melakukan kegiatan apersepsi
2 Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan
III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN 1 Guru membagikan lembar aktivitas siswa
(LAS)
2 Memberikan kesempatan siswa menyimak lembar aktivitas siswa (LAS
46
4 Guru membimbing siswa membuat penalaran pada catatan kecil
5 Guru membagi siswa dalam beberapa kelopok
6 Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi
7 Guru membimbing siswa dalam diskusi
8 Guru membimbing siswa mengomunikasikan hasil diskusi
9 Guru meminta kelompok lain untuk
memberikan tanggapan pada kelompok yang mengomunikasikan hasil diskusi
10 Guru membimbing siswa unutk menulis kesimpulan
IV. PENUTUP
1. Melaksanakan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa
3. Melaksanakan evaluasi 4. Melaksanakan tindak lanjut
Catatan:
... ... ...
3.5 Validitas dan Reliabilitas 3.5. 1 Uji Validitas
47
tingkat kevalitan suatu soal yang akan di ujikan kepada siswa, maka sebelum diberikan soal tersebut sebaiknya diuji cobakan ke dalam kelas lain untuk mengetahui butir soal yang valid. Pedoman untuk menentukan rentang indeks validitas dapat ukur dengan rentang sebagai berikut menurut Wardani Naniek Sulistya, dkk (2012:344) dalam melakukan uji validitas suatu butir soal dikatakan valid jika memiliki koefisen validitas positif dan mendekati angka 1,00.
Tabel 3.5
Rentang Indeks validitas
No Indeks Interpretasi
1 0,81 – 1.00 Sangat Tinggi 2 0,61 – 0,80 Tinggi
3 0,41 – 0,60 Cukup
4 0,21 – 0,40 Rendah 5 0,00 – 0,20 Sangat Rendah
3.5.1.1Hasil Uji Validitas Siklus I
Uji validitas siklus I dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0.
Instrumen butir soal siklus I dilakukan pada siswa kelas V SDN Bringin 02 Instrumen butir soal berbentuk pilihan ganda berjumlah 30 soal. Dari hasil analisis
yang dilakukan peneliti menggunakan program SPSS 16.0 diketahui dari 30 soal , terdapat 21 soal yang dinyatakan valid dan 19 soal dinyatakan tidak valid. Menurut Sugiono (2010:372) soal dinyatakan valid jika mempunyai koefisien korelasi > 0,3. dan tidak valid jika koefisien korelasinya < 0,3. Hasil analisis uji validitas siklus I dengan bantuan program SPSS 16.0 disajikan melalui tabel 3.2 berikut. Lebih lengkapnya akan disajikan dalam lampiran.
Tabbel 3.6
Hasil Uji Validitas Soal Siklus I Jumlah
Soal
Soal valid Soal Tidak Valid 30 2,5,6,8,12,13,14,16,17,18,19,20,21
,22,23,24,25,26,27,29
1,3,4,7,9,10,11,15,28,30
Jumlah 20 10
Berdasarkan hasil uji validitas soal siklus I yang terdiri dari 30 soal yang valid
48
24, 25, 26, 27, 29 dan soal yang tidak valid 1, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 15, 28, 30, terdapat 20 soal yang valid dan 10 soal yang tidak valid, sehinga 20 soal yang valid digunakan sebagai soal tes evaluasi pada penelitian. Sedangkan 10 soal yang tidak valid tidak digunakan sebagai soal tes evaluasi.
3.5.1.2Hasil Uji Validitas Siklus II
Hasil analisis uji validitas siklus II dengan bantuan program SPSS 16.0 disajikan melalui tabel 3.3 berikut:
Tabbel 3.7
Hasil Uji Validitas Soal Siklus II Jumlah
Soal
Soal valid Soal Tidak Valid 30 2,4,5,6,7,8,9,11,12,13,14,15,16,18,
20,22,23,26,27,29
1,3,
10,17,19,21,24,25,28,30
Jumlah 20 10
Berdasarkan hasil uji validitas soal siklus I yang terdiri dari 30 soal yang valid dan tidak valid. Soal yang valid 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 22, 23, 26, 27, 29 dan soal yang tidak valid 1, 3, 10, 17, 19, 21, 24, 25, 28, 30 terdapat 20 soal yang valid dan 10 soal yang tidak valid, sehinga 20 soal yang valid digunakan sebagai soal tes evaluasi pada penelitian. Sedangkan 10 soal yang tidak valid tidak digunakan sebagai soal tes evaluasi.
3.5. 2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg. Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes
adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan dan keajegan skor tes. Rentang indeks relibilitas menurut Wardani Naniek Sulistya, dkk (2012: 344).
Tabel 3.8
Rentang Indeks Reliabilitas
No Indeks Keterangan
1 0,80 – 1,00 Sangat reliabel 2 < 0,80 – 0,60 Reliabel 3 <0,60 – 0,40 Cukup reliabel 4 <0,40 – 0,20 Agak reliabel
49
Pengukuran tingkat reabilitas dalam penelitian ini dengan menggunakan croncbrach Alpha. Besarnya koefisien Alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya. Tahapan uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16.0.
3.5.2.1Hasil uji reliabilitas siklus I
Hasil uji reliabilitas siklus I diperoleh cronbach's alpha 0.892. berdasarkan rentang indeks reliabilitas, cronbach’s alpha 0.892 cukup reliabel sehingga instrumen butir soal dapat digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.9
Hasil uji reliabilitas siklus I
Cronbach's Alpha N of Items
.892 30
3.5.2.2Hasil uji reliabilitas siklus II
Hasil uji reliabilitas siklus II diperoleh cronbach's alpha 0.852. berdasarkan rentang indeks reliabilitas, cronbach’s alpha 0.852 cukup reliabel sehingga instrumen butir soal dapat digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.10
Hasil uji reliabilitas siklus II
Cronbach's Alpha N of Items
.852 30
3.5. 3 Taraf Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran butir soal adalah angka yang menunjukkan proporsi siswa yang menjaab benar. Semakin besar tingkat kesukaran butir soal berarti soal itu semakin mudah, demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu semakin sukar. Menghitung kesukaran soal menurut Wardani, Naniek Sulistya, dkk: 2012:388 adalah dengan rumus sebagai berikut:
P =
𝐵50 Keterangan :
P = Indeks tingkat kesulitan
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar N = Jumlah siswa
Tingkat kesukaran soal dinyatakan dalam bentuk indeks. Rumus indeks tingkat kesukaran butir soal adalah sebagai berikut.
Tabel 3.11
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
0,00 – 0,25 Sukar 0,26 – 0,75 Sedang 0,76 – 1,00 Mudah
Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal pada siklus I, dari 30 soal terdiri dari 13 soal dengan tingkat kesukaran sedang dan 17 soal dengan tingkat kesukaran mudah.
Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal pada siklus II, dari 30 soal terdiri dari 21 soal dengan tingkat kesukaran sedang dan 9 soal dengan tingkat kesukaran mudah.
3.6 Indikator Kerja
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah terjadinya kenaikan presentase hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan siswa KKM 70 yang dicapai
oleh 80% siswa
3.7 Analisi Data