• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN - EVALUASI KINERJA GURU EKONOMI (STUDI KOMPARASI DI SEKOLAH KEMENDIKBUD DAN SEKOLAH KEMENAG) Oleh: RONI WIRANATA – JURNAL JP3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "METODE PENELITIAN - EVALUASI KINERJA GURU EKONOMI (STUDI KOMPARASI DI SEKOLAH KEMENDIKBUD DAN SEKOLAH KEMENAG) Oleh: RONI WIRANATA – JURNAL JP3"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KINERJA GURU EKONOMI

(STUDI KOMPARASI DI SEKOLAH KEMENDIKBUD DAN SEKOLAH KEMENAG)

Oleh:

RONI WIRANATA

Dosen Prodi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Lumajang E-mail: roniwiranata@yahoo.com; roni_w3@yahoo.com

Abstrak: The aim of this research is: (1) To find the differences in performance of economics teachers at the schools under of the national education and schools under of the religious ministry from learning plan (2) To find the differences in performance of economics teachers at the schools under of the national education and schools under of the religious ministry from Learning Process (3) To find the differences in performance of economics teachers at the schools under of the national education and schools under of the religious ministry from student learning outcomes. The research will be conducted this descriptive research design with Mixed Methods. The population in this research is all of teachers at SMAN, MAN City and Regency Probolinggo. The techniques data collection is observation, interview and documentation. The survey results revealed that there is a difference between the performance of economics teachers at SMAN City and Regency Probolinggo with performance of economics teachers at MAN City and Regency Probolinggo. From the analysis of the Mixed Methods approach can be seen as follows : 1) There is no difference in the preparation of learning plans between economics teachers at SMAN economics teachers at MAN economy and from the calculation of SPSS versi 19.0 for windows, which is tested by Mann-Whitney non-parametric statistics with the significance value (Asym Sig.) = 1.000 > 0,05.; 2) There is a difference in the performance of economics teachers at SMAN with performance of economics teachers at MAN economy views from learning process in the classroom, from the calculation of SPSS versi 19.0 for windows, which is tested by Mann-Whitney non-parametric statistics with the significance value (Asym Sig.) = 0.019 > 0,05 ; and 3 ) There is a difference of student learning outcomes at SMAN with student learning outcomes at MAN views from the test results of students' learning, the results of calculations SPSS with significance values (Asym Sig.) = 0.028 < 0,05. This suggests that teacher performance can be said that the quality of the learning plan, learning process will have an impact on student learning outcomes.

Keywords : Learning Plan, Learning Process, Learning Evaluation

PENDAHULUAN

(2)

dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) sebagai penyelenggara pendidikan dasar serta Madrasah Aliyah (MA) sebagai penyelenggara pendidikan menengah.

Perbedaan antara jenis sekolah-sekolah diatas tentunya bukan sekedar perbedaan nama saja, tetapi ada alasan lain mengapa sampai muncul sekolah-sekolah dengan nama yang berbeda untuk jenjang pendidikan yang sama. Dengan kata lain, ada tujuan yang berbeda sehingga terbentuk jenis sekolah yang berbeda, tujuan itu akan mempengaruhi komponen pendidikan yang ada disekolah tersebut. Mulai dari kurikulum, silabus, strategi, metode, pendidik, peserta didik, dan sebagainya. Hal itu yang menimbulkan perbedaan antara sekolah yang dibawah naungan kemendikbud dan sekolah dibawah naungan kemenag. Tentu saja hal ini mencakup semua mata pelajaran. Termasuk mata pelajaran Ekonomi yang diajarkan di jenjang pendidikan SMA dan MA.

Pada kenyataanya perbedaan ini tidak hanya terjadi disisi luar sekolah saja, namun juga terjadi di lingkungan dalam sekolah, fakta di lapangan kinerja guru memang beragam, berbagai penelitian telah mengungkapkan bahwa tingkat penguasaan bahan ajar dan keterampilan dalam menggunakan metode-metode pembelajaran yang inovatif masih kurang. Dilihat dari pendidikannya sekitar 20% guru SMA/MA masih berpendidikan kurang dari yang dituntut (Jajal dan Supriadi dalam Titiek Rohanah Hidayati, 2013). Dari kondisi di lapangan ini terjadi di lingkunngan Kementerian agama dimana masih banyak guru Madrasah salah kamar yaitu mengajar diluar bidangnya, hal ini akan berimplikasi pada kurangnya kinerja guru. Maka perlunya Evaluasi mendasar dari kinerja guru dalam memberikan pengajaran di sekolah.

Masalah dalam penelitian ini berkaitan kinerja mengajar dari para guru yang masih kurang relevan dalam melaksanakan tugasnya. Demikian pula dengan tingkat pendidikan para guru madrasah dan guru sekolah umum, masih berbeda. Kesenjangan kesejahteraan guru madrasah dan guru sekolah umum belum terselesaikan. Pada dasarnya guru merupakan komponen penting di dalam seluruh proses pembelajaran karena kinerja guru dapat berpengaruh terhadap kelangsungan seluruh proses pembelajaran di dalam kelas dan pada akhirnya mempengaruhi kualitas lulusan ( Handayani 2012 : 4)

(3)

Penilaian terhadap kinerja guru bermanfaat dalam pengambilan keputusan tentang sumber daya manusia, misalnya untuk keterampilan mengajar guru, yang pada akhirnya akan memperbaiki proses dan hasil belajar siswa. Penilaian kinerja guru dapat dilakukan melalui penilaian kegiatan belajar mengajar, yang merupakan tugas utama guru. (Olivia : 1984) dalam Hidayati. Asumsinya tidak ada perbedaan kinerja guru ekonomi di SMA dan guru ekonomi di MA, asumsi ini perlu di uji dan dibuktikan kebenarannya secara empiris. Guru yang mengajar bukan bidangnya merupakan bukan masalah kecil, semua ini akan mempengaruhi mutu pendidikan. Langkah awal perlu dilakukan penelitian terhadap guru ekonomi di SMAN dan guru ekonomi di MAN.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan desain campuran/ Mixed Methods. Pada penelitian ini dirancang dengan tujuan untuk mengevaluasi rencana pelaksanaan pembelajaran dan proses pembelajaran yang diukur dengan standar pembelajaran, penulis ingin mengevaluasi perbedaan kinerja guru ekonomi di sekolah yang bernaungan kemendikbud dan guru ekonomi di sekolah yang bernaungan kemenag. Penelitian ini menggunakan Model Stake (Countenance model) yang menekankan adanya dasar kegiatan dalam evaluasi yaitu Description dan Judgement. Strategi yang dipilih dalam penelitian ini adalah strategi paralel. Strategi paralel ini digunakan menggunakan metode bersamaan (Hesse, 2010 dalam Jonathan) ini merupakan strategi yang popular untuk model metode campuran, yang sering dipertimbangkan untuk penelitian dengan lebih kuat menyandarkan pada kuantitatif. Hal itu dilakukan secara bersamaan dalam mengumpulkan data dan menganalisa data. Bentuk strategi penjelasan paralel ini secara khusus digunakan untuk data kuantitatif dan kualitatif dikumpulkan secara bersamaan serta dianalisis untuk saling melengkapi.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan kinerja guru di sekolah bernaungan kemendikbud kinerja guru di sekolah bernaungan Kemenag. Selain itu dalam penelitian ini juga ingin mendeskripsikan hasil penelitian dalam membandingkan pendidikan dengan latar yang berbeda, seperti halnya pada kinerja guru yang memiliki latar pengajaran yang berbeda. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif.

Metode pengambilan sampel yang digunakan pada populasi guru ekonomi yang ada di sekolah SMA maupun MAN dilakukan dengan menggunakan purposive sample. Hal ini dilakukan dengan cara menyesuaikan jumlah MAN yang ada di Kota dan Kabupaten Probolinggo, jumlah MAN yang ada di Kota dan Kabupaten Probolinggo total ada 4 Madrasah, pemilihan SMAN disesuaikan dengan kualitas MAN yang ada.

Teknik ini dilakukan karena peneliti dalam pengumpulan data memilih subyek yang memiliki kriteria sesuai dengan populasi yang ada. Dalam penggunaan purposive sample pada penelitian ini, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi : 1. Pengambilan sampel harus di dasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik

tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.

(4)

3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam pendahuluan.

Berdasarkan kajian di atas, maka penetapan subyek dalam penelitian ini harus memenuhi beberapa karakteristik yang mendukung, yaitu:

 Guru Ekonomi di SMA dan MA

a. Kualifikasi pendidikan dengan tingkat minimal diploma (IV) atau sarjana (S1) b. Telah mengajar minimal 1 tahun

c. Guru mengajar di sekolah yang berstatus Negeri

Pada penelitian kualitatifnya yaitu partisipan yang mempunyai kriteria yang sama. Partisipan berjumlah dua subyek, satu subyek adalah guru yang mengajar di sekolah yang bernaungan kemendikbud dan satu subyek adalah guru yang mengajar di sekolah yang bernaungan kemenag.

Teknik untuk mengumpulkan data, antara lain: Observasi, Wawancara, Dokumentasi dan Tes. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kinerja guru dari segi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam pengajaran. Dimana hal ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan dan persamaan kinerja guru dari ketiga tahapan tersebut, digunakan teknik analisis uji beda atau t-tes. Sedangkan untuk analisa data secara keseluruhan diolah dengan menggunakan alat bantu computer program Statistical Program for Social Science (SPSS) versi 19.0 for windows. Kegiatan analisis data adalah untuk mereduksi data menjadi perwujudan yang dapat dipahami dan ditafsirkan dengan cara tertentu sehingga masalah penelitian yang ada dapat ditelaah dan diuji (Kerlinger, 2001). Data-data hasil penelitian yang telah diperoleh kemudian dianalisis sebagai upaya menjawab rumusan masalah dan hipotesis penelitian yang telah dirumuskan.

a. Analisa data kuantitatif

Teknik analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara umum hasil penelitian. Penggunaan teknik analisis deskripstif dimaksudkan untuk mengungkap gambaran keadaan di lapangan tentang kinerja guru yang berstatus dalam sekolah yang bernaungan Kemendikbud maupun kinerja guru ekonomi di sekolah yang bernaungan kemenag. Data deskriptif berguna untuk mendukung intrepetasi terhadap teknik analisis lainnya.

Untuk menjawab perbedaan kinerja guru pada penelitian ini menggunakan teknik analisa uji statistik non parametrik atau uji bebas sebaran, uji ini digunakan dengan bentuk ukuran sampel penelitian kecil dan bentuk distribusi populasinya, dari mana sampel penelitian diambil tidak diketahui menyebar secara normal. Analisis Non Parametrik digunakan untuk mencari perbedaan kinerja guru ekonomi di sekolah kemenag dan kinerja guru ekonomi di sekolah Kemendikbud, uji ini dilakukan perindikator. Uji Statistik non parametrik Mann-Whitney (U TEST) ini digunakan untuk menguji signifikasi perbedaan dua buah mean yang berasal dari dua buah distribusi yang tidak diketahui sebaran sampel secara normal, membandingkan dua group (Djarwanto 2003 : 39).

b. Analisa data kualitatif

(5)

beberapa tahap sebagai berikut: Reduksi data, Penyajian data (display data), Penarikan kesimpulan. Adapun teknik dalam menguji keabsahan data dalam penelitian kualitatif adalah: Kredibilitas (validitas internal), Transferabilitas (validitas eksternal), Dependabilitas (reliabilitas), dan Konfirmabilitas (objektivitas)

Untuk Analisis data yang disesuaikan dengan Mixed Method, maka analisis data yang digunakan dalam menguji variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah: Analisis Statistik non-parametrik dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran perbedaan anatara guru ekonomi di SMAN dengan guru ekonomi di MAN dan Analisis Paralel Campuran, analisis ini dipahami sebagai triangulasi sumber data. Data kualitatif dianalisis dengan jenis data dan karakteristik data. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang telah dilakukan dalam bentuk mengukur kinerja guru dari aspek Perencanaan, Pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran guru ekonomi SMA Negeri dan MA Negeri di Kota dan Kabupaten Probolinggo, yang terdiri dari SMAN 1 Besuk, SMAN 1 Gading, MAN Paiton, dan MAN Pajarakan untuk Kabupaten Probolinggo. Sedangkan Kota Probolinggo terdiri dari SMAN 1 Probolinggo, SMAN 2 Probolinggo, MAN 1 Probolinggo, dan MAN 2 Probolinggo. Perbedaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru Ekonomi dibawah Naungan Kemendikbud dan Guru Ekonomi dibawah Naungan Kemenag

Secara skor total untuk penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah diobservasi oleh peneliti dengan 7 aspek penilaian

Deskripsi Skor Total Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

N

o Nama Instansi Kerja Sekolah

Skor Total

Persentas e

1 Har, S.Pd Kemendikbud SMAN 1 Besuk 9 50%

2 Dra. Su Kemendikbud SMAN 1 Gading 16 88.89%

3 SR, S.Ag., M.Pd Kemenag MAN Paiton 14 77.78%

4 Nur, S.E Kemenag MAN Pajarakan 12 66.67%

5 E W, S.E Kemendikbud SMAN 2 Probolinggo 11 61.1% 6 Dra. Ek A Kemendikbud SMAN 1 Probolinggo 17 94.4% 7 N W, S.E Kemenag MAN 1 Probolinggo 13 72.2% 8 A H, S.Pd Kemenag MAN 2 Probolinggo 13 72.2% (Sumber: peneliti)

Dari perhitungan persentase total dari skor keseluruhan 7 aspek penilaian pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Nilai tertinggi diperoleh oleh guru ekonomi SMAN 1 Probolinggo dengan skor 17 dan persentasenya adalah 94.4% dengan kategori baik, sedangkan nilai terendah adalah Guru SMAN 1 Besuk dengan skor 9 pada persentase 50%. Spesifikasi sekolah lain adalah SMAN 1 Gading mendapat skor 16 pada persentase 88.89%, MAN Paiton mendapat skor 14 dan persentasenya adalah 77.78%, MAN Pajarakan mendapat skor 12 dengan persentase 66.67%, SMAN 2 Probolinggo mendapat skor 11 dengan persentase 61.1%, MAN 2 Probolinggo mendapat skor 13 dengan Persentase 72.2%dan MAN 1 Probolinggo mendapat skor 13 dengan Persentase 72.2%.

(6)

Hasil Uji Mann Whitney pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Statistik GURU Asym Sig α

SMAN MAN

Jumlah Guru (N) 4 4

1.000 0.05

Skor minimum 9 12

Skor maksimum 17 14

Dari hasil analisis SPSS kemampuan guru ekonomi dibawah naungan Kemendikbud dan guru ekonomi dibawah naungan Kemenag dilihat dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tidak ada perbedaan karena nilai signifikansi (Asym Sig.) =1.000 > 0,05.

Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh (Sudjana 2011 : 20). Dalam kegiatan tersebut secara terperinci harus jelas kemana siswa akan dibawa (tujuan), apa yang harus siswa pelajarai (isi bahan pelajara), bagai mana cara siswa mempelajari (metode dan teknik), dan bagai mana kita mengetahui siswa telah mencapainya (penilaian). Tujuan, isi, metode dan teknik, serta penilaian merupakan unsure utama yang secara minimal harus ada dalam setiap program belajar-mengajar. Tujuan perencanaan tidak lain sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan praktek atau tindakan mengajar. Dengan demikian apa yang harus dilakukan guru pada waktu mengajar didalam kelas bersumber kepada program yang telah dibuat sebelumnya. Dari segi penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru perlu memahami secara mendalam penyusunan RPP dan tidak hanya sekedar membuat RPP saja.

Perbedaan Pelaksanaan Pembelajaran (Proses Belajar Mengajar) Guru Ekonomi dibawah Naungan Kemendikbud dan Guru Ekonomi dibawah Naungan Kemenag :

Penilaian kegiatan proses pembelajaran yang telah diobservasi oleh peneliti dengan 8 keterampilan secara keseluruhan yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan menjelaskan, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan menggunakan media, keterampilan mengelola kegiatan inti (mengelola kelas) keterampilan mengevaluasi, dan keterampilan membimbing diskusi.

Deskripsi Skor Total Proses Kegiatan Belajar Mengajar

N

o Nama Instansi Kerja Sekolah

Skor Tota

l

Persentas e 1 Har, S.Pd Kemendikbud SMAN 1 Besuk 37 71.15%

2 Dra. Su Kemendikbud SMAN 1 Gading 38 73.07%

3 SR, S.Ag., M.Pd Kemenag MAN Paiton 33 63.46%

4 Nur, S.E Kemenag MAN Pajarakan 28 53.84%

(7)

Dari perhitungan persentase total skor keseluruhan 8 aspek penilaian pada proses belajar mengajar. hasil penelitian untuk sekolah di bawah naungan Kemendikbud terdiri dari guru ekonomi SMAN 1 besuk mendapatkan total skor 37 dengan persentase 71.15%, guru ekonomi SMAN 1 Gading mendapat total skor 38 dengan persentase 73.07%, SMAN 1 Probolinggo mendapat total skor 44 dengan persentase 84.61%, dan SMAN 2 Probolinggo mendapat total skor 38 dengan persentase 73.07%. Sedangkan untuk sekolah yang dibawah naungan Kemenag terdidi dari guru ekonomi MAN Paiton mendapat total skor 33 dengan persentase 63.46%, guru MAN Pajarakan mendapat total skor 28 dengan persentase 53.84%, MAN 1 Probolinggo mendapat total skor 27 dengan persentase 55.77%, dan MAN 2 Probolinggo mendapat total skor 29 dengan persentase 51.92%.

Dari hasil analisis SPSS versi 19.0 for windows, yang di uji dengan Statistik Non Parametrik Mann Whitney dapat dilihat dari tabel berikut:

Hasil Uji Mann Whitney pada Proses Pembelajaran.

Statistik GURU Asym Sig α

SMAN MAN

Jumlah Guru (N) 4 4

0.020 0.05

Skor minimum 37 27

Skor maksimum 44 33

Dari hasil analisis SPSS kemampuan guru ekonomi dibawah naungan Kemendikbud dan guru ekonomi dibawah naungan Kemenag dilihat dari data di atas dapat disimpulkan bahwa proses kegiatan belajar mengajar ada perbedaan karena nilai signifikansi (Asym Sig.) =0.020 < 0,05.

Deskripsi Skor Hasil observasi dari rubrik kemampuan mengajar

No Nama Instansi

Kerja Sekolah

Skor Total

1 Har, S.Pd Kemendikbud SMAN 1 Besuk 13

2 Dra. Su Kemendikbu

d SMAN 1 Gading 15

3 SR, S.Ag., M.Pd Kemenag MAN Paiton 13

4 Nur, S.E Kemenag MAN Pajarakan 8

5 E W, S.E Kemendikbu

d SMAN 2 Probolinggo 14 6 Dra. Ek A Kemendikbud SMAN 1 Probolinggo 17

7 N W, S.E Kemenag MAN 1 Probolinggo 11

8 A H, S.Pd Kemenag MAN 2 Probolinggo 10

(Sumber: peneliti)

(8)

Dari hasil analisis SPSS versi 19.0 for windows, yang di uji dengan Statistik Non Parametrik Mann Whitney dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.29 Hasil Uji Mann Whitney pada kemampuan mengajar.

Statistik GURU Asym Sig α

SMAN MAN

Jumlah Guru (N) 4 4

0.029 0.05

Skor minimum 13 8

Skor maksimum 17 13

Dari hasil analisis SPSS kemampuan guru ekonomi dibawah naungan Kemendikbud dan guru ekonomi dibawah naungan Kemenag dilihat dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengajar ada perbedaan karena nilai signifikansi (Asym Sig.) =0.029 < 0,05.

Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh (Sudjana, 1989: 31). Dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar, seyogyanya seorang guru memahami langkah-langkah yang harus ditempuh. Apapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam proses belajar mengajar meliputi: tahap permulaan, tahap pengajaran dan tahap penilaian serta tindak lanjut. Dengan demikian kinerja guru ekonomi di SMA dan guru ekonomi di MA Kota serta Kabupaten Probolinggo perlu melaksakan proses kegiatan mengajar di kelas dengan pedoman dan memahami tujuan penggunaan RPP yang telah disusun.

Dari hasil wawancara terhadap siswa mengenai guru ekonomi MAN 2Probolinggo, pada awal pembelajaran guru kuang bisa memberikan motivasi untuk semangat belajar, dan guru jarang menjelaskan tujuan pembelajran yang akan diajarkan. Penyampaian materi tidak monoton sehingga tidak terlalu membosankan, penjelasan guru kurang bisa di pahami jika materi terasa sulit bagi siswa, dan guru kurang dalam memberikan contoh-contoh secara kontekstual. Pada akhir pembelajaran guru memberikan tugas rumah. Guru MAN kurang ontime saat pelajaran dimulai guru datang terlambat

Hasil Uji (t) Independent Samples Test pada hasil belajar SMAN, MAN Kota dan Kabupaten Probolinggo

Kelompok Nilai max Nilai Min Mean Asym Sig. α

SMAN 95 50 75,84

0,028 0,05

MAN 95 35 72,79

(Sumber: peneliti)

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa SMAN kota dan Kabupaten Probolinggo dengan MAN Kota dan Kabupaten Probolinggo ada perbedaan karena nilai signifikansi (Asym Sig.) =0.028 < 0,05.

(9)

dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, maka diketahui evaluasi pembelajaran yang dilihat dari hasil belajar siswa SMAN, MAN Kota dan Kabupaten Probolinggo yang berbeda hal itu ditunjukkannya dengan perbedaan kinerja guru.

Penyebab dari adanya perbedaan kegiatan belajar mengajar di SMAN dan MAN

Dari hasil penelitian menyatakan proses kegiatan belajar mengajar di SMAN lebih baik dibandingkan proses kegiatan belajar mengajar di MAN, hal itu dikarenakan pada latar pendidikan guru ekonomi di SMAN dan MAN berbeda secara kualifikasi tututan pendidikan, hal itu akan mempengaruhi cara mengajar guru. Namun hal itu bisa di justifikasi apabila pihak lembaga pendidikan mampu memberikan pelatihan dalam meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar, dan meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran sehingga dapat mempengaruhi prestasi yang diperoleh oleh para peserta didik.

Kinerja guru yang diukur dengan kualitas rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh guru ekonomi, dan diukur dengan pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, memberikan gambaran yang mendasar mengenai perbedaan yang dapat disimpulkan bahwa perbedaan kinerja guru disebabkan proses pembelajaran yang berbeda dikarenakan latar pendidikan yang berbeda dan kemampuan dan pemahaman guru dalam merencankan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran masih berbeda.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan hasil pembahasan terhadap evaluasi kinerja guru ekonomi (studi komparatif di sekolah kemendikbud dan di sekolah kemenag) penelitian ini dilakukan di SMAN, MAN Kota dan Kabupaten Probolinggo, dari hasil penelitian menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:Tidak ada perbedaan dalam penyusunan RPP yang ada di SMAN dengan MAN di Kota dan Kabupaten Probolinggo, Ada perbedaan kinerja guru ekonomi SMAN dengan kinerja guru ekonomi MAN di Kota dan Kabupaten, dan Ada Perbedaan hasil belajar siswa SMAN dengan siswa MAN kota dan Kabupaten Probolinggo

Saran

(10)

Kemendikbud dan Kemenag hendaknya melahirkan kebijakan peningkatan kualitas sekolah, terutama memperhatikan guru melalui pelatihan, pembinaan dan peningkatan kesejahteraan, serta adanya control partisipatif terhadap sekolah umum untuk sekolah yang dibawah naungan kemendikbud dan Madrasah Aliyah untuk sekolah dibawah naungan kemenag. Terakhir kepada peneliti selanjutnya harus lebih detail memperhatikan tingkat kualitas SMA dan MA itu sendiri.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Djarwanto. 2003. Statistik Non Parametrik. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Handayani, Sri. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Ekonomi Se-Malang Raya. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPs UM

Hidayati, Titiek R. 2005. Hubungan Antara Keterampilan Manajerial Kepala Madrasah, Pelatihan, Motivasi Kerja, dan Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru MA Swasta Kabupaten Jember. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPs UM

Jonathan. (2011). Mixed Methods: Cara Menggabung Riset Kuantitatif dan Riset Kualitatif secara Benar. Jakarta :PT Elex Media Komputindo

Kerlinger, F. N. 2001. Asas-asas penelitian behaviorai. Terjemahan: Foundation behavioral research, oleh: Simatupang, L. R., & Koesoemanto, H. J. 2001. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Lexy J. Moleong, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Miles, B.B., dan A.M. Huberman, 1992, Analisa Data Kualitatif. Jakarta : UI Press Rohman, Arif. 2010. Pendidikan Komparatif. Yogyakarta : Laksbang Grafika. Setyono, Hendro dan Achmad Sudjadi. 2009. Pengaruh Kompetensi Guru, Insentif

dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 1 Patimuan Kabupaten Cilacap. (online). Vol 7 no 2 (2011), (http://jurnal.ump.ac.id/index.php/sainteks/actickel/view/355 diakses Mei 2013)

Sudjana. Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru

Sudjana. Nana. 2011. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Tashakkori, Abbas dan Charles Teddlie. (2010). Mixed Methodology:

Mengkombinasikan Kualitatif Dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gambar

Tabel 4.29 Hasil Uji Mann Whitney pada kemampuan mengajar.

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok Kerja Jasa Konsultansi Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Lamandau mengumumkan pemenang seleksi sederhana untuk Pekerjaan Belanja Jasa Konsultan

Mengingat pentingnya acara ini diminta kepada saudara hadir tepat waktu dan membawa berkas kelengkapan kualifikasi yang terdiri dari :..  Dukungan

sumber–sumber visual berupa foto tentang peristiwa dan kejadian yang terjadi di.. Kota Medan antara tahun 1945-1950 dengan membuat sebuah konteks

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbandingan Densitas Latihan Kecepatan 3x, 4x dan 5x dalam Satu Minggu Terhadap

Skripsi Modal Sosial Pedagang Kaki Lima.. FISIP Universitas Maritim Raja

Perusahaan ini bergerak dalam proses manufaktur yaitu pengolahan biji plastik sebagai bahan baku utama untuk menjadi produk karung plastik yang digunakan untuk

[r]

Iklim sekolah merupakan salah satu faktor yang menentukan baik atau buruknya suatu sekolah. Iklim sekolah merupakan perasaan atau gambaran sciasana seolah-olah