MODUL 4
PEMERINTAHAN SBG FILSAFAT POLITIK
SECARA UMUM , KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN SETELAH
MEMPELAJARI MODUL 4 INI DIHARAPKAN MAHASISWA DAPAT :
1. MENJELASKAN PENGERTIAN FILSAFAT POLITIK
2. MAMPU MENJELASKAN REFLEKSI PEMERINTAHAN DALAM
FILSAFAT POLITIK.
3. MAMPU MENJELASKAN BEBERAPA PEMIKIRAN FILSAFAT
POLITIK DALAM WACANA PEMERINTAHAN.
MATERI YANG DIBAHAS MELIPUTI, ISTILAH2 ALAM FILSAFAT POLITIK;
YANG BERKAITAN DENGAN IDIOLOGI TERTENTU, SEPERTI
KAPITALISME, KOMUNISME, DAN FASISME, SERTA REFLEKSI FILSAFAT
POLITIK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA YANG
DIPILAH MENJADI 2 YAITU :
1
. Pengertian filaaat poiitik
menurut Ariltoteiel dan Piato?
•
filsafaa o翘lit itp iitasa iitsaia aaiitsit翘naal
ialam oanaiapa ana itlma o翘lit itp, iaaiitcaaa
managanaait cit a2 m翘aal iana paiajitpana (vita aa)
saiagait ajaana ialam iaao翘lit itp; iagaitmanaa
papaasaana haaas iitaaahpana saiasaa2naya
Piato
manajalaspana p翘nasao naagaaa iitmalait
ianagana oamiahasana managanaait
paiahagitaana (
happiness
), iitmanaa
manaaaa naya paiahagitaana iagit manaasita
manajaiit saa a oanacap iaait ajaana hitiao
manaasita. Dalam aanagpa manacaoait ajaana
paiaitpana it alah pamaiitana aaiana ap
naagaaa o翘lits, yanag manaamoa pana
sasa翘aanag ialam agas iana faanagsitnaya
ialam saa a palas sasaait iapa iana
Menurut Ariltoteiel
, naagaaa aialah
lamiaga o翘lit itp yanag oalitnag iaaiaala ,
maspit iapana iaaaa it naagaaa itiap
mamitlitpit ia asana papaasaana. Nagaaa
mamitlitpit papaasaana aa itnaggit paaanaa ita
maaaoapana lamiaga o翘lit itp yanag mamitlitpit
ajaana oalitnag itnaggit iana malita. Tajaana
iitiana apnaya naagaaa aialah ana ap
manasajah aaapana salaaah waaga naagaaa,
iapana itnaiitvitia-itnaiitvitia aa ana a. Danagana
pasajah aaaana salaaah masyaaapa , mapa
pasajah aaaana itnaiitvitia apana aacaoait
•
Pemerintahan Sebagai Filsafat Politik
•
Filsafat politik membahas
persoalan-persoalan politik dengan berpedoman
pada suatu sistem nilai dan
norma-norma tertentu.
•
Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa
untuk
menyeiami filaaat poiitik luatu
negara atau bangla
terlebih dahulu kita
harus mengetahui sistem
nilai
dan
norma
yang berlaku dalam
Karena sukar bagi kita untuk
memahami flsafat politik
suatu negara tanpa
mengetahui landasan apa atau
takaran apa yang dipakai
dalam menilai praktik-praktik
penyelenggaraan
Dalam kajian ideologi politik maka
dikenallah istilah
: demokrasi,
naziisme, komunisme yang
dianut suatu negara. Sehingga
dengan istilah tersebut dapat
diasosiasikan dengan sebuah
nama pelopornya/penganutnya
seperti “Demokrasi”
mengingatkan kita pada nama
Thomas Jeferson; “Naziisme”
kepada Aldolf Hitler; “Fasisme”
kepada Bennito Mussolini, dan
2. Refeksi Pemerintahan dalam Filsafat Politik
•
Filsafat Politik dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara menurut
wacana
Barat
:
–
Filsafat politik zaman Yunani kuno
,
menganut paham idealisme dalam politik,
namun Aristoteles lebih bersifat empirik.
Pada zaman Romawi lebih mengkaji sistem
kenegaraan yang lebih luas (imperium),
masalah hukum, administrasi kenegaraan.
Pada zaman pertengahan, pemikiran politik
lebih bersifat teosentris dogmatik. Di
Pada zaman Renaisans
,
sebagai era transisi antara
abad pertengahan dan
modern; dominasi akal mulai
menggeser dominasi iman
dogmatis (gerejani) dalam
pemikiran politik. Ini awal
munculnya rasionalisme,
individualisme dan
humanisme di Barat, yang
–
Filsafat politik liberalisme
merupakan
antitesis dari flsafat politik feodalisme.
Dalam paham ini, campur tangan
negara diperkecil dan wewenang rakyat
diperluas. Antitesis terhadap pemikiran
politik liberalisme adalah flsafat politik
konservatisme yang lebih berpegang
pada asas kolektivisme.
–
Filsafat sosialisme
merupakan reaksi
terhadap revolusi industri. Paham ini
berasaskan pada konsep
–
Filsafat komunisme
merupakan kelanjutan
dari sosialisme, sebagai antitesis
terhadap paham kapitalisme. Komunisme
lebih berwatak radikal dan revolusioner.
–
Filsafat politik fasisme
bersifat anti
eksistensi hukum dan negara hukum,
kebebasan individu, hak asasi manusia,
dan sangat diskriminatif. Jadi paham ini
bersifat otoriter, totaliter, dan korporatif.
–
Filsafat politik demokrasi
merupakan
perkembangan dari liberalisme. Paham ini
menghargai kebebasan individu serta
–
Filsafat politik nasionalisme
sebagai antisipasi terhadap
fasisme dan sosialisme.
Paham ini ingin
menyatukan
sub-subideologi yang berakar
pada suku, ras, agama dan
sebagainya.
•
Filsafat politik pragmatisme
berasaskan pada konsep
“manfaat”, “kegunaan” dari
sesuatu. Paham ini lebih
Filsafat politik dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara menurut
wacana Islam
.
Filsafat politik Al-Farabi
tergolong ke
dalam flsafat politik yang idealistik.
Al-Mawardi lebih realistik dan
berorientasi kepada konsultan
kenegaraan. Al-Ghazali menekankan
soal profesi kerja yaitu pertanian,
pemintalan, pembangunan dan
politik. Ibn Taimiyah mengemukakan
teori khilafah. Sementara Ibn Khaldun
berpendapat bahwa negara amat
Dalam konteks politik Islam era modern
diwarnai
pemikiran Afghani, Abduh, Ridha, Raziq,
Al-Ikhwan, Haikal, dan Al-Maududi. Filsafat politik
Al-Afghani secara umum didasarkan pada ide
Pan-Islamisme (Al-jamia’ah al-Islamiyyah).
Muhammad Abduh mempunyai pemikiran lebih
bercorak rasional (mu’tazilah), prinsip qadariyah
(antroposentrik) yakni kebebasan manusia dalam
berkehendak (indeterminism). Ridha, secara
flosofs ingin kembali ke doktrin politik Khilafah
dengan mana doktrin ini erat kaitannya dengan
penguasaan fqih Islam. Ali Abd Al-Raziq menolak
sama sekali lembaga khilafah yang bersifat
institusional. Bagi Al-Ikhwan, flsafat politik Islam
terlihat lebih didasarkan pada konsepsi Islam
Islam sebagai konsepsi tentang tauhid yang berimplikasi
pada keharusan diwujudkannya prinsip persatuan
kemanusiaan secara utuh. Filsafat politik Al-Maududi
bercorak teokrasi atau teo demokrasi di mana teori
kedaulatan Tuhan sebagai inti flsafat politiknya. Ismail
Raji Al-Faruqi, memperkenalkan konsep tauhid, amanah,
khilafah, bai’ah dan ummah (ummatisme) dalam flsafat
politiknya. Syed Naquib Al-Attas meletakkan konsep
pemikiran politiknya pada ad-Din. Fazlur Rahman
penganut neo medernisme mendasarkan flsafat
politiknya pada konsep musyawarah atau syurah.
Mohammad Arkoun flsafat politik yang anti terhadap
simbol gelar-gelar yang feodalistik. Filsafat politik
Khomeni menurut Arkoun masih bercirikan tradisional
mitologis, belum modern, rasional, dan profesional.
Sayyed Hussein Nasr flsafat politiknya mencoba
membedakan antara perspektif tradisionalisme dengan
modernisme Islam, fundamentalisme Islam, dan
3.Beberapa Pemikiran Filsafat Politik dalam Wacana Pemerintahan
•
Komunisme
•
Komunisme merupakan salah satu bentuk
ideologi politik yang mewarnai penyelenggaraan
pemerintahan pada beberapa negara seperti
RRC, Kuba dan dulu semua negara dalam Blok
Uni Soviet. Pendekatan paham ini didasarkan
pada flsafat sejarah atas
pertentangan/konfik
dan
ekonomi;
dan secara tegas-tegas telah
•
Fasisme
•
Fasisme yang dikenal di Italia dan
Jerman menolak nilai-nilai demokrasi,
tetapi ingin tetap mempertahankan
suatu bentuk kapitalisme sebagai
suatu sistem ekonomi. Fasisme
menganut paham bahwa manusia
tidak sama, tidak boleh diberi
perlakuan yang sama dan harus
dipaksa mengakui ketidaksamaan.
Fasisme mempunyai dua aliran besar,
yaitu
Fasisme Mussolini
dan
Naziisme
•
Demokrasi
•
Demokrasi menganut keyakinan
bahwa individu sesuatu yang nyata
dan yang paling penting, dan negara
disusun oleh individu-individu.
•
Paham ini menyatakan bahwa fungsi
negara adalah mengabdi kepada
warga negaranya. Demokrasi
menjunjung tinggi kebebasan
individu, persamaan hak, dan
SEKILAS TENTANG FILSAFAT POLITIK
FILSAFAT POLITIK
ADALAH BAGIAN DARI FILSAFAT YANG
MENYANGKUT KEHIDUPAN POLITIK TERUTAMA MENGENAI SIFAT
HAKIKI, ASAL MULA, DAN NILAI (
VALUE
) DARI NEGARA.
DEDALAMNYA MENYEBUTKAN BAHWA NEGARA DAN MANUSIA
DIANGGAP SEBAGAI BAGIAN DARI ALAM SEMESTA DAN JUGA
DALAM PENJELASANNYA MENYANGKUT FILSAFAT MORAL (
MORAL
PHILOSOPHY
) ATAUPUN ETIKA (
ETHICS
)
YANG DI BAHAS DALAM
ETIKA
ADALAH MENGENAI
PERSOALAN2 YANG MENYANGKUT NORMA2 BAIK DAN BURUK.
DIDALAMNYA AKAN DIJELASKAN MENGENAI BEBERAPA
PERTANYAAN TENTANG :
MANUSIA MANAKAH YANG DAPAT DIKATAKAN BAIK/BURUK;
KATEGORI YANG MANAKAH YANG DIKATAKAN ADIL/TIDAK
ADIL;
DARI TIMBULNYA BEBERAPA PERTANYAAN TERSEBUT DIATAS BILA DITERAPKAN DALAM RANAH POLITIK MAKA SECARA OTOMATIS AKAN TIMBUL PENILAIAN DAN PERTANYAAN PULA :
1. SEPERTI APAKAH TUJUAN NEGARA UNTUK MENCAPAI TUJUAN; 2.BAGAIMANA SEHARUSNYA SIFAT SISTEM PEMERINTAHAN YANG TERBAIK UNTUK DAPAT MENCAPAI TUJUAN TERSEBUT;
3.BAGAIMANA SEORANG PEMIMPIN HARUS BERTINDAK UNTUK KESELAMATAN NEGARA DAN WARGANYA.
JADI KESIMPULANNYA UNTUK MENYELAMI FILSAFAT POLITIK
SUATU NEGARA ATAU BANGSA KITA TERLEBIH DAHULU HARUS MENGETAHUI SISTEM NILAI DAN NORMA YANG BERLAKU
DIDALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN PADA SUATU
NEGARA /BANGSA TERSEBUT, DALAM TERMINOLOGI POLITIK DISEBUT DENGAN ISTILAH IDIOLOGI.
DALAM PENGERTIAN NYA BILA LEBIH SUKAR BAGI KITA UNTUK
MENGETAHUI DAN MEMAHAMI FILSAFAT POLITIK SUATU NEGARA TANPA BISA DIKETAHUI BAIK LANDASAN ATAU TAKARAN APA YANG AKAN
KB.2. REFLEKSI PEMERINTAHAN DALAM FILSAFAT POLITIK
BAHWA DALAM BAHASAN REFLEKSI PEMERINTAHAN
TERSEBUT DIATAS ADA WAWASAN YANG
MENGGOLONGKAN TENTANG WACANA FILSAFAT POLITIK
DALAM PARADIGMA PEMIKIRAN PARA FILUSUF/AHLI DAN
MEREKA MEMBAGI KEDALAM FILSAFAT POLITIK BARAT
DAN ISLAM; DIMANA HASIL KAJIANNYA SANGAT DIKOTOMI
DAN SALING BERENTANGAN .
FILSAFAT POLITIK DALAM PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN NEGARA MENURUT WACANA
MENEGAKKAN MORALITAS KEADILAN. (SOKRATES, PLATO,