• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Pemerintah dalam Administrasi dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Pemerintah dalam Administrasi dan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PEMERINTAH DALAM ADMINISTRASI DAN

PEMBANGUNAN NASIONAL

oleh:

Nama : Yohana Rosendra

NIM : 110200254

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar belakang permasalahan

Sejarah administrasi pembangunan melihat suatu keadaan dimana saat ini administrasi pembangunan belum diakui sebagai suatu disiplin ilmu sendiri yang telah berkembang. Administrasi pembangunan yang berkembang tersebut berasal dari disiplin ilmu yang mendahuluinya, yaitu administrasi negara. Administrasi negara merupakan suatu studi mengenai bagaimana badan-badan pemerintahan diorganisir, beserta aparaturnya, pembiayaannya, serta faktor kepemimpinannya. Administrasi negara merupakan kombinasi tata pemerintahan,ctata usaha negara, administrasi serta administrasi pembangunan, dan pengendalian lingkungan.

Administrasi pembangunan yang merupakan bagian dari administrasi negara tersebut, kemudian mengalami penyempurnaan yang diawali oleh peristiwa pemberian bantuan PBB tahun 1950 kepada negara-negara berkembang yang ternyata kurang mencapai sasaran dan kurang mendapatkan hasil sesuai tujuannya.

Dalam pelaksanaan administrasi pembangunan, pemerintah memiliki peranan yang harus dilaksanakan, salah satunya adalah peran sebagai administrator yang berhubungan erat dengan usaha pembangunan berencana suatu negara. Perencanaan yang merupakan suatu pernyataan pemerintah, melahirkan tugas pemerintah diantaranya adalah pembangunan nasional. Pembangunan nasional mencakup multi dimensional, didalamnya pembangunan nasional tersebutlah pemerintah berperan dan berfungsi, baik sebagai stabilisator, inovator, modernisator, pelopor, hingga pelaksana sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari administrasi pembangunan ?

2. Apa pengertian dari pembangunan dan pembangunan nasional ?

3. Bagaimana peranan pemerintah dalam pembangunan nasional ?

(3)

BAB II

Pembahasan dan Analisis

2.1. Administrasi Pembangunan

2.1.1. Pengertian

Pengertian administrasi pembangunan berdasarkan pendapat para ahli, yaitu :

1. Fred W. Riggs

Administrasi pembangunan berkaitan dengan proses adminstrasi dari suatu program pembangunan, dengan metode yang digunakan terutama oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan dan kegiatannya yang telah direncanakan guna menemukan sasaran pembangunan (pembangunan admistrasi). Administrasi pembangunan dikaitkan dengan implikasinya, sehingga apabila suatu program pembangunan berhasil dilaksanakan, dengan sendirinya akan mendorong perubahan-perubahan dalam berbagai bidang (administrasi pembangunan).

2. Prajudi Atmosudirdjo

Hukum administrasi pembangunan adalah Hukum Administrasi Negara yang diarahkan untuk mendukung proses pembangunan dalam keperluan keberhasilan pembangunan, yang melipuri hukum untuk perencanaan, pembiayaan, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi. Merupakan Hukum Administrasi Negara yang diarahkan untuk penyempurnaan administrasi negara agar berkemampuan mendukung proses pembangunan[1].

3. Bintoro Tjokoamidjojo

Pendekatan administrasi pembangunan diartikan sebagai proses pengendalian usaha administrasi oleh pemerintah untuk merealisasikan pertumbuhan kearah lebih baik dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan bangsa, untuk mendorong perubahan suatu masyarakat kearah lebih baik, yang pada umumnya tujuannya adalah pembinaan bangsa (nation building) dan atau perkembangan sosial ekonomi (disebut sebagai proses modernisasi).

Dengan demikian, tujuan dikembangkannya hukum administrasi pembangunan adalah untuk kebutuhan pengembangan model dan konsep hukum administrasi yang cocok untuk pembangunan serta pengembangan administrasi bagi pembangunan[2].

2.1.2.Ruang lingkup administrasi pembangunan

1. Ruang lingkup administrasi pembangunan mempunyai dua fungsi, yaitu :

(4)

Merumuskan kebijakan dan program pembangunan di berbagai bidang serta pelaksanaan nya secara efektif (disebut sebagai administration of development).

2. Administrasi pembangunan dapat dibagi dalam dua subfungsi, yaitu

Perumusan atau formulasi kebijakan pembangunan oleh pemerintah (public policies) dilakukan dalam proses administrasi dan tingkat tertentu dalam proses politik. Pelaksanaan kebijakan secara efektif, dimana yang perlu mendapat perhatian adalah masalah kepemimpinan, koordinasi, pengawasan dan fungsi administrator sebagai unsur pembaharu.

Jadi pada dasarnya administrasi pembangunan bertujuan untuk memperlancar proses pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat[3].

2.1.3. Ciri-ciri administrasi pembangunan

Administrasi pembangunan masih mendasarkan diri pada prinsip administrasi negara sebab peralatan analisa administrasi pembangunan masih memakai peralatan analisa administrasi negara. Perbedaan keduanya adalah sebagai berikut :

Ciri-ciri administrasi negara Ciri-ciri administrasi pembangunan

Lebih banyak terkait dengan lingkungan masyarakat negara maju

Lebih memberikan perhatian terhadap lingkungan masyarakat yang berbeda-beda terutama bagi negara berkembang

Terdapat kelompok yang cenderung b e r p e n d a p a t t u r u t b e r p e r a n n y a administrasi negara dalam proses perumusan kebijaksanaan, tapi peranan itu masih kurang ditekankan. Bahkan ada yang menyebutkan administrasi negara bersifat netral terhadap tujuan-tujuan pembangunan

Administrasi pembangunan mempunyai peran aktif dan berkepentingan terhadap tujuan-tujuan pembangunan, baik dalam perumusan kebijaksanaannya maupun alam pelaksanaannya yang efektif, bahkan administrasi ikut serta mempengaruhi tujuan pembangunan masyarakat dan menunjang pencapaian tujuan nasional, ekonomi, dan lain-lain yang dirumuskan kebijaksanaannya melalui proses politik. Lebih menekankan kepada pelaksanaan

yang tertib/efisien dari unit-unit kegiatan pemerintahan pada waktu ini. Jadi berorientasi pada masa kini.

Berorientasi kepada usaha-usaha yang mendorong perubahan kearah lebih baik untuk suatu masyarakat di masa depan. Jadi berorientasi pada masa depan.

Lebih menekankan pada tugas-tugas umum (rutin) dalam rangka pelayanan masyarakat dan tertib pemerintahan. Administrasi negara lebih bersikap sebagai “balancing agent”

B e r o r i e n t a s i p a d a t u g a s - t u g a s pembangunan, yaitu kemampuan untuk m e r u m u s k a n k e b i j a k a n - k e b i j a k a n pembangunan dan pelaksanaan yang efektif. Administrasi pembangunan lebih bersikap sebagai “development agent” Administrasi negara lebih menengok pada

kerapian aparatur administrasi itu sendiri

(5)

perumusan kebijakan dan pelaksanaan tujuan pembangunan di berbagai bidang Dalam administrasi negara seakan-akan

ada kesan menempatkan administrator dalam aparatur pemerintah sekedar sebagai pelaksana

d al am a d mi n i str asi p emb a n g u n a n , administrator dalam aparatur pemerintah j u g a b i s a m e r u p a k a n p e n g g e r a k perubahan (agent of change)

Lebih berpendekatan legalistik L e b i h b e r p e n d e k a t a n l i n g k u n g a n , berorientasi pada kegiatan dan bersifat pemecahan masalah.

2.1.4. Kegiatan dan pelaksanaan administrasi pembangunan

Kegiatan-kegiatan dalam pembangunan dapat dikelompokkan menjadi :

1. Goverment Activities (Kegiatan Pemerintahan)

2. Development Activities (Kegiatan Pembangunan)

3. Public Relation Activities (Kegiatan Kehumasan)

Peran dan fungsi pemerintah sebagai administrator berhubungan erat dengan usaha pembangunan berencana suatu negara. Perencanaan merupakan suatu pernyataan pemerintah dalam kegiatan sosial ekonomi. Tugas pemerintah diantaranya adalah tugas dalam rangka pemerintahan umum, pemeliharaan ketertiban, keamanan, dan pelaksanaan hukum. Tugas tersebut diperluas dengan tugas-tugas pelayanan umum yang dilakukan melalui penyelenggaraan sendiri atau melalui pelaksanaan fungsi pengaturan.

Menurut Prajudi Atmosudirdjo, pemerintah sebagai administrator memiliki tugas [4]:

1. Menguasai dan menghayati tujuan-tujuan utama yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.

2. Merumuskan lebih lanjut ke dalam bentuk yang dapat dipahami secara konkret oleh bawahan dan dapat diselenggarakan secara nyata.

3. Memelihara dan mengambangkan organisasi negara yang dipercayakan kepadanya setepat-tepatnya.

4. Memelihara dan mengembangkan sistem informasi setepat-tepatnya.

5. Memelihara dan mengembangkan sistem menejemen setepat-tepatnya.

6. Membuat semua tujuan yang telah ditetapkan tercapai dengan sebaik-baiknya.

(6)

Pembangunan biasanya didefinisikan sebagai “rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”[5]. Terdapat tujuh ide pokok, yaitu:

1. Pembangunan merupakan suatu proses, yaitu rangkaian kegiatan yang berlangsung secara berkelanjutan dan terdiri dari tahap-tahapyang satu pihak bersifat independen dan yang lain bersifat tiada akhir.

2. Pembangunan merupakan upaya secara sadar ditetapkan sebagai sesuatu untuk dilaksanakan

3. Pembangunan dilakukan secara terencana, baik dalam arti jangka panjang, jangka sedang, dan jangka pendek[6]

4. Rencana pembangunan mengandung makna pertumbuhan dan perubahan

5. Pertumbuhan mengarah pada modernitas, yaitu cara hidup yang lebih baru dan lebih baik daripada sebelumnya.

6. Modernitas yang ingin dicapai melalui berbagai kegiatan pembangunan tiap definisi diatas bersifat multidimensional, yaitu mencakup segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara.

7. Semuanya ditujukan kepada usaha pembinaan bangsa sehingga negara yang bersangkutan semakin kukuh fondasinya dan semakin mantap keberadaannya agar sejajar dengan bangsa lain karena mampu menciptakan situasi yang seimbang dengan bangsa lain tersebut.

2.3. Pembangunan Nasional

Suatu sistem pembanguan nasional berpengaruh terhadap berbagai bidang kehidupan, sehingga suatu sistem pembangunan nasional berkaitan erat dengan kebijakan yang ditempuh dan strategi yang dipilih. Tujuan pembangunan nasional setiap negara berbeda satu sama lain. Indonesia, menurut GBHN RI, 1988:43, menyatakan bahwa Pembangunan nasional Indonesia bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materil dan spiritual berdasarkan pancasila di dalam wadah NKRI yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang sama, tenteram, tertib, dan dinamis, serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai.

2.3.1. Dimensi pembangunan nasional

1. Dimensi inti dan kerangka pokok

(7)

cara menghadapi masalah-masalah untuk menempuh jalan baru yang membawa kemajuan.

2. Dimensi majemuk dan kompleks.

Michel todaro menyimpulkan bahwa pembangunan adalah proses multidimensi yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap rakyat, dan lembaga-lembaga nasional, dan akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan, pemberantasan kemiskinan absolut (Bryant,1987:3)[7].

2.3.2. Kebijaksanaan pembangunan nasional

1. Kebijaksanaan sektoral dan partial

Kebijaksanaan pembangunan nasional menyangkut seua ketentuan formal dan informal untuk mewujudkan tercapainya tujuan nasional, yaitu kebijaksanaan ekonomi (moneter dan fiskal), kebijaksanaan ekspor impor, perdagangan, dan sebagainya. Sebagai contoh, kebijaksanaan ekonomi merupakan kebijaksanaan partial karena menyangkur satu bidang, yaitu ekonomi. Kebijaksanaan perdagangan sebagai bagian dari ebijaksanaan ekonomi, merupakan kebijaksanaan sektoral. Keduanya harus saling melengkapi sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuannya. Demikian pula dengan bidang pembangunan nasional lainnya, keterkaitan dan saling mempengaruhi antar sektor dalam bidang sangat erat. Misalnya kebijaksanaan ekspor impor berkaitan erat dengan kebijaksanaan perdagangan luar negeri, dan seterusnya.

2. Kebijaksanaan terpadu

Pemimpin harus mengambil atau memutuskan suatu kebijaksanaan (pengambilan keputusan) yang mempunyai implikasi yang luas sehingga memerlukan analisis dan pertimbangan berdasarkan informasi yang cukup. Proses tersebut ada yang formal dan ada informal,dapat dibagi dalam tahap-tahap:

– Penyusunan konsep (policy germination)

– Rekomendasi kebijaksanaan (policy recommendation) – Analisis kebijaksanaan (policy formulation)

– Perumusan kebijaksanaan (policy formulation) – Pengambilan keputusan (policy decision)

– Pelaksanaan kebijaksanaan (policy implementation) – Evaluasi pelaksanaan kebijaksanaan (policy evaluation)

Untuk memudahkan analisis dan pembentukan kebijaksanaan, Bintoro Tjokroamidjojo (1978:115) membagi substansi kebijaksanaan nasional ke dalam lima kelompok :[8]

– Analisis dan pembentukan kebijaksanaan tujuan-tujuan pembangunan nasional

(8)

– Analisis dan pembentukan kebijaksanaan tujuan-tujuan pembangunan nasional

jangka menengah.

– Analisis dan pembentukan kebijaksanaan pembangunan atau program tahunan. – Analisis dan pembentukan kebijaksanaan nasional dalam rangka melaksanakan

pemerintahan.

– Analisis dan pembentukan kebijaksanaan dalam rangka pelaksanaan

pembangunan, terutama masalah-masalah jangka pendek.

Dengan melihat tahap-tahap serta substansi analisis pembentukan kebijaksanaan, kemudian dapat dicari pola arus, hubungan antar lembaga, serta koordinasinya. Dengan cara ini pula dapat dilihat lembaga atau orang mana yang menjadi strategis dalam proses analisis dan pembentukan kebijaksanaan, sebab kebijaksanaan terpadu tidak hanya memperhitungkan sektor dan bidang pembangunan, tetapi juga waktu serta faktor lainnya.

2.3.3. Strategi pembangunan nasional

Strategi pembangunan nasional menyangkut pemilihan alternatif tindakan yang harus dilakukan. Dalam setiap bidang, pilihan yang dibuat harus optimal. Untuk merubah keadaan bangsa akibat kurang optimalnya strategi pembangunan nasional yang terdahulu, perlu diadakan pendobrakan besar-besaran terhadap segi-segi strategis kehidupan masyarakat bangsa Indonesia. Salah satu segi strategis tersebut adalah sektor pertanian. Pembangunan sektor pertanian adalah langkah pertama menuju peningkatan pemakmuran dan harus dibarengi dengan pembangunan sektor lainnya.

2.4. Pembangunan Nasional yang Multi-dimensional

Agar suatu bangsa mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam upaya pencapaian tujuan negara bangsa yang bersangkutan, seluruh segi kehidupan dan penghidupan, mesti dibangun.

2.4.1. Pembangunan bidang politik

Pengamatan para pakar menunjukkan tiga tahap penting yang perlu dilalui, yaitu :

1. Pertama, menciptakan stabilitas politik sebagai titik tolak yang mutlak diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

(9)

pula berarti mendorong tumbuhnya partai-partai politik guna mencegah adanya satu kekuatan politik yang mendominasi.

3. Ketiga,political take-off, yaitu dimulainya usaha-usaha oleh partai-partai politik yang telah mengalami restrukturisasi untuk secara aktif dan proaktif turut berpartisipasi dalam pelaksanaan berbagai kegiatan.

Terdapat empat aspek kehidupan politik dimana partai-partai politik dapat dan harus memainkan peranan penting[9], yaitu :

1. Sebagai kekuatan yang tangguh untuk mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip demokrasi yang sesuai dengan kepribadian bangsa dan kepentingan negara yang bersangkutan.

2. Partai-partai politik perlu dan harus memainkan perannya sebagai pembela hak demokrasi, bukan hanya anggotanya, tetapi juga warga negara secara kseluruhan.

3. Partai-partai politik memainkan peran yang amat penting dalam turut serta membina berbagai sarana demokrasi yang telah diakui keberadaannya oleh bangsa dan negara yang bersangkutan

4. Perannan penting lainnya adalah menyelenggarakan pendidikan politik.

2.4.2. Pembangunan bidang ekonomi

Tuntutan dalam penentuan prioritas pembangunan bagi negara-negara yang sedang membangun pada umumnya menunjuk pada pembangunan di bidang ekonomi, sebab kenyataan menunjukkan bahwa keterbelakangan negara-negara tersebut paling terlihat dalam bidang ekonomi. Dengan keterbelakangan ekonomi,berakibat pada pendapatan perkapita rendah, yang berakibat pada ketidakmampuan menabung sehingga berakibat pada tidak terjadinya pembentukan modal yang menyebabkan tidak adanya investasi. Tidak adanya investasi berakibat tidak terjadinya perluasa usaha sehingga makin sempitnya kesempatan kerja yang dapat menyebabkan pengangguran. Adanya pengangguran berarti tidak adanya penghasilan, yang akhirnya berakibat pada tidak bergesernya posisi seseorang dari bawah garis kemiskinan.

Strategi pembangunan yang biasa ditempuh negara-negara berkembang adalah modernisasi pertanian dan industrialisasi. Modernisasi pertanian dipandang dari dua sisi, yaitu sisi yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dalam negeri sendiri, terutama bahan pangan, dan sisi menyangkut penumbuhan dan pengembangan argobisnis yang menghasilkan berbagai komoditi untuk ekspor.

Dalam industrialisasi sebagai alternatif, pemerintah dapat melakukan orientasi industrialisasi. Orientasi industrialisasi dapat mencakup dua segi, yaitu segi orientasi produksi berbagai barang dan jasa untuk konsumsi dalam negeri, dan segi untuk orientsi ekspor.

(10)

karena dapat mengentaskan kemiskinan, menghilangkan kesenjangan sosial, menghasilkan ketersediaan dana untuk pembangunan bidang-bidang lainnya, dan berakibat pada terpeliharanya ketertiban umum.

2.4.3. Pembangunan bidang sosial budaya

Aspek sosial budaya yang relevan mendapat perhatian dalam upaya memilih strategi pembangunan adalah aspek bahasa, adat istiadat dan tradisi, persepsi tentang kekuasaan, hubungan dengan alam,locus of control, pandangan tentang peranan wanita, dan sistem kekeluargaan besar (extended family system)

Pembangunan bidang sosial budaya merupakan hal yang tidak mudah karena menyangkut antara lain filsafat hidup, pandangan hidup, persepsi, cara berpikir, sistem nilai, dan orientasi pada warga masyarakat[10].Di dalam masyarakat terdapat

kategorisasi golongan, yaitu golongan tradisionalis, golongan modernis, dan golongan ambivalen.

2.4.4. Pembangunan bidang pertahanan dan keamanan

Pembangunan bidang pertahanan dan keamanan dimaksudkan untuk menjamin bahwa kemerdekaan nasional dalam semua bidang kehidupan, seperti di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya, dijunjung tinggi oleh semua warga negara dan mendapat pengakuan de jure oleh dunia internasional. Ketahanan nasional adalah suatu kondisi yang perlu diciptakan dan dipelihara secara terus-menerus. Variabel yang harus diperhitungkan dalam menumbuhkan, memelihara, dan mengembangkan ketahanan nasional yang tangguh, yaitu faktor geografis, penduduk, kekayaan alam, ideologi nasional, politik, ekonomi, sosial budaya, dan kekuatan militer.

2.5. Peranan serta Fungsi Pemerintah dalam Pembangunan Nasional

2.5.1. Fungsi-fungsi pemerintah terhadap warganya

1. Negara sebagai negara politik (political state)

Negara memiliki rakyat dan pemerintah, sehingga disebut sebagai suatu kesatuan politik merdeka dan berdaulat, atau negara politik. Dengan demikian, negara menyelenggarakan empat fungsi pokok, yaitu :

– Memelihara ketertiban dan keamanan (maintenance of peace and order). – Fungsi pertahanan dan keamanan.

(11)

2. Negara sebagai negara hukum (legal state)

Banyak jenis hak yang ingin diperoleh masyarakat, salah satunya adalah tidak diperlakukan semena-mena oleh siapapun juga, termasuk oleh pemerintah atau penguasa. Tidak jarang dalam berbagai negara diterapkan “rule of man”, dimana keinginan dan kepentingan penguasa lah yang didahulukan dan mengabaikan kepentingan umum. Untuk mencegah hal tersebut, berkembanglah konsep bahwa negara harus berdasarkan “rule of law” dan melihat negara sebagai negara hukum. Menurut konsep ini, supremasi hukum harus diakui oleh semua pihak dan tidak ada pihak manapun yang tidak terikat kepada semua perangkat hukum yang berlaku sepanjang ketentuan-ketentuan normatif tersebut bertujuan demi kepentingan seluruh masyarakat.

3. Negara sebagai negara kesejahteraan (welfare state)

Negara didirikan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Salah satunya adalah peningkatan kesejahteraan seluruh warga negara, tidak hanya dalam arti materil, tetapi juga dalam semua bidang kehidupan karena menyangkut harkat dan martabat manusia. Meskipun demikian, peningkatan kesejahteraan rakyat tidak semata-mata menjadi beban pemerintah,tetapi juga beban para pengusahawan.

2.5.2. Peran pemerintah dalam pembangunan nasional

1. Peran selaku stabilisator

– stabilisator di bidang politik

ialah menjamin bahwa dalam kehidupan politik bangsa tidak terjadi rongrongan, baik yang datang dari kekuatan politik dalam negeri, maupun luar negeri[11].

– Stabilisator ekonomi

Ialah iklim yang memungkinkan perekonomian nasional dapat terpelihara sedemikian rupa sehingga ekonomi tumbuh secara wajar, suku bungan yang tidak tinggi, rendahnya inflasi, kesempatan berusaha semakin luas, proses industrialisasi berlangsung dengan baik, kebijakan moneter dan fiskal yang menguntungkan bagi kepentingan nasional, dan lain sebagainya.

– Stabilisator sosial budaya

(12)

2. Peran selaku inovator

Yaitu pemerintah sebagai keseluruhan harus menjadi sumber temuan baru, metode baru, sistem baru, serta cara berpikir baru suatu perubahan yang membawa bangsa kearah yang lebih baik.

3. Peran selaku modernisator

Pemerintah bertugas untuk menggiring masyarakat kearah kehidupan modern, yaitu kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan dan kemahiran menejerial, kemampuan mengolah kekayaan alam, memiliki sistem pendidikan nasional yang andal sehingga mampu menghasilkan SDM yang produktif, memiliki landasan kehidupan polotik yang kukuh dan demokratis, memiliki visi yang jelas tentang masa depan, rakyat mampu mengambil keputusan yang rasional tentang nasibnya, bersedia mengambil resiko dan orientasi masa depan, serta bersedia menerima perubahan.

4. Peran selaku pelopor

Pemerintah harus menjadi panutan (role model) bagi seluruh masyarakat. 5. Peran selaku pelaksana sendiri

Meskipun benar bahwa pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan merupakan tanggung jawab nasional dan bukan menjadi beban pemerintah semata, karena berbagai pertimbangan, seperti keselamatan negara, modal yang terbatas, kemampuan yang masih belum memadai, karena tidak diminati oleh masyarakat dan karena secara konstitusional memang merupakan tugas pemerintah, sangat mungkin terdapat kegiatan yang tidak bisa dialihkan kepada pihak swasta, melainkan harus diselenggarakan sendiri oleh pemerintah[12].

2.6. Pembangunan Administrasi dalam Rangka Administrasi Pembangunan

Ciri-ciri kegiatan pembangunan ialah dilaksanakan secara sadar, komprehensif, terencana,bertahap, dan berkesinambungan, serta diarahkan pada pencapaian tujuan akhir bangsa yang ditujukan pada peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat. Penyelenggaraannya memerlukan langkah-langkah, yaitu sebagai berikut :

1. Penumbuhan motivasi

Antara lain melalui proses sosialisasi kebijakan nasional, penyebaran informasi, perluasan wawasan, dan peningkatan kecerdasan

2. Perumusan dan pengambilan kebijakan publik

(13)

pemerintah harus mempertanggungjawabkan tindakan operasional yang dilakukannya kepada pemegang tertinggi kedaulatan negara, yaitu rakyat.

3. Peletakkan dasar hukum

Langkah ini sangat penting untuk kepentingan pemerintah sendiri maupun dalam melibatkan komponen masyarakat, misalnya untuk kepentingan pemerintah diperlukan hukum untuk:

– Menentukan, menggarapa, dan mobilisasi dana

– Peruntukan lahan, misalnya untuk daerah pemukiman, industri, pertanian,

maupun kawasan yang dilindungi

– Perlakuan terhadap investor asing

– Berbagai peraturan perundang-undangan lainnya yang kesemuanya diarahkan

guna menjamin bahwa tidak ada kegiatan penyelenggaraan pembangunan yang tidak ada dasar hukumnya [13]

1. Perumusan rencana pembangunan nasional

Merencanakan berarti mengambil keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan. Instrumen yang biasanya digunakan adalah analisis SWOT, yaitu memahami kekuatan yang dimiliki negara (Strengths), mengenali kelemahan yang mungkin ada (Weakness), mampu memanfaatkan peluan (Opportunities), dan siap menghadapi ancaman (Threats) baik dari dalam maupun luar negeri. Kemudia, rencana yang telah disusun dan ditetapkan perlu disebarluaskan kepada seluruh komponen masyarakat sehingga semua pihak mengetahui hal-hal seperti aspek rencana yang menjadi tanggungjawabnya,kegiatan yang harus dilakukannya, hak yang akan diperolehnya, serta kewajiban yang harus ditunaikannya.

2. Penentuan dan perumusan progam kerja

Perumusan program kerja adalah upaya untuk lebih memahami situasi, kondisi, jenis, dan bentuk masa depan yang diperkirakan akan dihadapi sehingga faktor ketidakpastian berkurang, perubahan dapat diantisipasi dan diberikan respon, skala prioritas makin tajam, sasaran makin konkret, kurun waktu makin pendek, serta alokasi dana dan daya makin tepat, sehingga memungkinkan pelaksanaan rencana secara efisien dan efektif.

3. Penentuan berbagai proyek pembangunan

Penentuan proyek pembangunan perlu mendapat perhatian karena pertimbangan :

– Menurut pengamatan, sering terdapat kecenderungan birokrasi pemerintahan

untuk memproyekkan sesuatu kegiatan yang sesungguhnya merupakan kegiatan rutin

– Berbagai proyek pembangunan dilaksanakan sendiri oleh pemerintah dengan

(14)

tertanganinya berbagai proyek dengan tingkat efisiensi dan efektifitas setinggi mungkin,harus diambil.

– Tidak sedikit proyek pembangunan yang diserahkan kepada pihak lain untuk

melaksanakannya.

4. Implementasi rencana dan program kerja

Harus ditentukan juga instrumen pengukur efisiensi, efektifitas, dan produktifitas kerja, dimana instrumen tersebut perlu diketahui, dipahami, dan diterima oleh para pelaksana karena dengan demikian merekapun dapat turut serta melakukan pemantauan (self monitoring) suatu hal yang sangat penting dalam rangka pemberdayaan para pelaksana.

5. Pentingnya sistem penilaian

Sistem penilaian memungkinkan menejemen membandingkan hasil yang seharusnya dicapai melalui pelaksanaan kegiatan tertentu dengan hasil yang nyatanya dicapai. 6. Pentingnya mekanisme umpan balik

Berarti bahwa satu tahap yang sudah dilalui dinilai. Hasil penilaian akan sangat bermanfaat dan digunakan sebagai umpan balikkalau perlu, mengkaji ulang seluruh proses sebelumnya, termasuk urusan misi, rumusan strategi, rencana, program kerja, maupun kegiatan-kegiatan operasional.

2.7. Efektivitas Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan, dan Pengawasan

Suatu pengelolaan pembangunan nasional harus efektif menyediakan pribadi sebagai satu kelompok selaku alat organisasi untuk mencapai tujuannya dengan konsekuaensi yang tidak dicari-cari atau dengan biaya minimun.

(15)

Bab III

Penutup

3.1. Kesimpulan

Saat ini administrasi pembangunan merupakan bagian administrasi negara yang berkaitan dengan proses adminstrasi dari suatu program pembangunan, dengan metode yang digunakan terutama oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan dan kegiatannya yang telah direncanakan guna menemukan sasaran pembangunan.

Pembangunan nasional memiliki dua dimensi, yaitu dimensi inti dan kerangka pokok serta Dimensi majemuk dan kompleks. Didalam pembangunan nasional terdapat kebijaksanaan berupa Kebijaksanaan sektoral dan partial serta kebijaksanaan terpadu. Pembangunan nasional merupakan salah satu perencanaan pemerintah yang berkaitan erat dengan kebijakan dan strategi pembangunan nasional yang menyangkut pemilihan alternatif tindakan yang dipilih pemerintah untuk mencapai tujuannya dan berpengaruh terhadap berbagai bidang kehidupan (multidimensional, mencakup berbagai bidang yaitu politik, ekonomi,sosial budaya,pertahanan dan keamanan).

Fungsi pemerintah berkaitan erat dengan kedudukan negara terhadap warganya, dan peran pemerintah dalam pembangunan nasional adalah selaku stabilisator, modernisator, inovator, pelopor, dan pelaksana sendiri.

Hubungan pembangunan nasional dengan administrasi pembangunan adalah bahwa Pembangunan Administrasi dalam rangka Administrasi Pembangunan dilaksanakan secara sadar, komprehensif, terencana,bertahap, dan berkesinambungan, serta diarahkan pada pencapaian tujuan akhir bangsa yang ditujukan pada peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat yang merupakan tujuan pemerintah dalam perencanaan pembangunan nasional dan harus berjalan efektif untuk menentukan arah perubahan bangsa.

3.2. Saran

(16)

Daftar Pustaka

Djajasumarga, kasum , Prinsip-prinsip pengelolaan pembangunan nasional, cet. Kesatu (Jakarta:Penerbit IKIP Semarang Press, 1992)

Nugraha, Safri.et al, Hukum Administrasi Negara, cet. Kesatu (Jakarta:Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007)

Siagian, Sondang P,Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya), cet. Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi Aksara, 2003)

[1] Nugraha, Safri.et al, Hukum Administrasi Negara, cet. Kesatu (Jakarta:Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007) hal. 375

[2] Nugraha, Safri.et al, Hukum Administrasi Negara, cet. Kesatu (Jakarta:Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007) hal. 376

[3] Nugraha, Safri.et al, Hukum Administrasi Negara, cet. Kesatu (Jakarta:Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007) Hal. 379

[4] Nugraha, Safri.et al, Hukum Administrasi Negara, cet. Kesatu (Jakarta:Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007) hal. 383

[5] Siagian, Sondang P,Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya), cet. Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi Aksara, 2003) Hal.4

[6] Siagian, Sondang P,Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya), cet. Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi Aksara, 2003) Hal.5

[7] Djajasumarga, kasum , Prinsip-prinsip pengelolaan pembangunan nasional, cet. Kesatu (Jakarta:Penerbit IKIP Semarang Press, 1992) Hal 47

[8] Djajasumarga, kasum , Prinsip-prinsip pengelolaan pembangunan nasional, cet. Kesatu (Jakarta:Penerbit IKIP Semarang Press, 1992) hal.53

[9] Siagian, Sondang P,Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya), cet. Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi Aksara, 2003) hal 64

[10] Siagian, Sondang P,Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya), cet. Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi Aksara, 2003) hal.101

[11] Siagian, Sondang P,Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya), cet. Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi Aksara, 2003) hal.143

[12] Siagian, Sondang P,Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya), cet. Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi Aksara, 2003) hal.149

Referensi

Dokumen terkait

Ada 2 aliran pada penelitian keagenan yang dapat diidentifikasi yaitu literatur-literatur mengenai hubungan normatif manajer dan pemegang saham yang mencari hubungan kontrak

Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva

dasarnya agama merupakan petunjuk arah pada semua bidang kehidupan yang dilalui manusia mulai dari sistem keyakinan, ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, organisasi

Manfaat internet terhadap laju perkembangan dunia pendidikan, diantaranya internet merupakan langkah mudah dan praktis, mempermudah pelajar untuk

Dari hasil yang dilakukan menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan antara reksadana saham dengan pasar uang dengan metode sharpe. kedua dari hasil penelitian

Berkenaan dengan hal tersebut, agar Saudara dapat membawa dokumen asli atau rekaman yang sudah dilegalisir oleh pihak yang berwenang dan jaminan penawaran asli untuk setiap data

Dalam pembuatan karya seni lukis ini, penulis memvisualisasikan ekspresi protes terhadap ketidak-adilan sosial menggunakan visualisasi yang metaforik dengan muatan

Secara ontologi, aliran ini bersifat critical realism yang memandang bahwa realitas memang dalam kenyataan sesuai dengan hukum alam, universal, general, akan tetapi, mustahil