• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sri nilai ambang batas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sri nilai ambang batas"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN PENGETAHUAN POLA MAKAN PASIEN YANG

BEROBAT DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS WIDASARI TAHUN 2014

The Relationship of Knowledge Food Consumption Pattern Patient Which Medicines With an Occurrence Hypertension in the Health Center Widasari 2014

Sri Handayani, S.KM.M.Kes1, Desy Kristiyanti2

1

Staf Pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Wiralodra 2

Mahasiswa di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Wiralodra

Abstrak

Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah Diastolik dan Sistolik yang menyebabkan ganguan pada pembuluh darah yang menghambat suplai oksigen dan nutrisi sampai ke jaringan tubuh lainnya. Dan di Puskesmas Widasari terjadi peningkatan jumlah kasus Hipertensi Per 3 Bulan dari Tahun 2012 dengan jumlah 41 orang, Tahun 2013 dengan jumlah 287 orang dan pada Tahun 2014 dengan jumlah 369 orang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara Pengetahuan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Widasari Tahun 2014. Dan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Pola Makan dan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Widasari Tahun 2014.

Penelitian ini dilakukan Pendekatan Analitik menggunakan Rancangan Cross Sectional. Lokasi Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Widasari Kecamatan Widasari – Kabupaten Indramayu tahun 2014 pada bulan Juni, dengan subjek penelitian yaitu semua Orang yang berkunjung ke Puskesmas Widasari yang berumur diatas 20 tahun. Dalam penelitian ini terdiri dari 146 Responden.Analisis penelitian yang digunakan adalah chi square.

Berdasarkan hasil Uji Chi-square diperoleh nilai r hitung = 4,965 dengan derajat kebebasan (df) = 1 P Value = 0,026. Dan Spearman Correlation 0,081, nilai RR=1,561. Karena P Value=0,026 < α = 0,05, dan nilai SC=0,081 Nilai (RR=1,561 ; CI = 95%) Artinya ini membuktikan bahawa “ada hubungan antara Pengetahuan Pola Makan Pasien Yang Berobat Dengan Kejadian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Widasari Kabupaten Indramayu Tahun 2014”, diterima.

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara Pengetahuan Pola Makan Dengan Kejadian Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Widasari Tahun 2014. Dan diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi petugas Puskesmas Widasari dan Petugas Kesehatan maupun mahasiswa UNWIR mengenai pengetahuan pola makan dengan kejadian hipertensi.

Kata Kunci : Pengetahuan pola makan, Hipertensi

Abstract

(2)

2

oxygen and nutrients inhibit up to other body tissues. And in PHC Widasari an increasing number of cases of hypertension Per 3 Months of the Year 2012 by the number of 41 people, in 2013 the number of 287 people and in 2014 the number of 369 people.

The purpose of this study was to determine whether there is a relationship between knowledge Diet With Hypertension incidence in health center Widasari 2014. And to know Overview Knowledge Diet and Hypertension in health center Widasari 2014.

This research was conducted using the Analytical Approach cross sectional design. The location of this research was conducted in sub-district health center Widasari - Indramayu district in June 2014, with a research subject that is all the people who visited the health center Widasari over the age of 20 years. In this study consisted of 146 respondents. Analysis of the research is chi square.

Based on the results of Chi-square test values obtained count r = 4.965 with a degree of freedom (df) = 1 P Value = 0.026. And Spearman Correlation 0.081, RR = 1.561 value. Since P Value = 0.026 <α = 0.05, and the value of SC = 0.081 value (RR = 1.561; CI = 95%) means that this proves that "The existing relationship between Knowledge Diet Patients Treated With The Genesis of Hypertension in health center Widasari Indra mayu District 2014 ".

The general objective of this study was to determine whether there is a relationship between knowledge Diet Genesis Patients With Hypertension in Puskesmas Wida sari 2014. And the expected results of this study can be used as a source of information for health center staff Widasari and Health Officers and students UNWIR knowledge about diet with hypertension

Keywords: Knowledge diet, Hypertension

Pendahuluan

Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga timbul kerusakan lebih berat seperti stroke (terjadi pada otak dan berdampak pada kematian yang tinggi), penyakit jantung koroner (terjadi pada kerusakan pembuluh darah jantung) serta penyempitan ventrikel kiri / bilik kiri (terjadi pada otot jantung). Selain penyakit-penyakit tersebut, hipertensi dapat pula menyebabkan gagal ginjal, penyakit pembuluh lain, diabetes mellitus dan lain-lain1.

Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul, gejala tersebut seringkali dianggap gangguan biasa, sehingga korbannya terlambat menyadari akan datangnya penyakit1.

Berdasarkan hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2001, di kalangan penduduk umur 25 tahun ke atas menunjukkan bahwa 27% laki-laki dan 29% wanita menderita hipertensi, 0,3% mengalami penyakit jantung iskemik dan stroke, 1,2% diabetes, 1,3% laki-laki dan 4,6% wanita mengalami kelebihan berat badan (obesitas), dan yang melakukan olah raga 3 kali atau lebih per minggu hanya 14,3%. Laki-laki umur 25-65 tahun yang mengkonsumsi rokok sangat tinggi yaitu sebesar 54,5%, dan wanita sebesar 1,2%2.

(3)

3 glaucoma, dermatitis, rhinitis, talasemia, dan hemophilia3.

Profil Kesehatan Puskesmas Widasari Tahun 2013 menunjukan bahwa Penyakit Hipertensi menduduki peringkat ke Empat dari 10 Besar Penyakit3. Berdasarkan data dari Puskesmas Widasari diperoleh jumlah Kasus penderita Hipertensi tahun 2013 tercatat 4450. Dan data pada bulan januari-maret tahun 2014 tercatat Kunjungan penderita hipertensi sebanyak 369 orang.

Saat ini masalah kesehatan telah dihadapkan pada masalah kesehatan ganda dimana penyakit infeksi di masyarakat masih belum dapat ditekan serendah mungkin5

, namun disisi lain telah muncul kecenderungan adanya peningkatan penyakit non infeksi di masyarakat yang terkait dengan gaya hidup, seperti : Hiperetensi, Obesitas, Diabetes militus, Cardio vaskuler disease,dan Gastristis4.

Berdasarkan Data diatas dapat dilihat bahwa di Puskesmas Widasari terjadi peningkatan jumlah kasus Hipertensi Per 3 Bulan dari Tahun 2012 dengan jumlah 41 orang, Tahun 2013 dengan jumlah 287 orang dan pada Tahun 2014 dengan jumlah 369 orang. Dan Penulis tertarik untuk melakukan Penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan Pola Makan Pasien Yang Berobat Dengan Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Widasari Tahun 2014. Karena pengetahuan pola makan itu sangat berperan penting terhadap terjadinya penyakit hipertensi.

Metode

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan metode penelitian cross sectional dimana data variabel-variabel yang termasuk varibel dependen dan variabel independen yang dikumpulkan dalam waktu bersamaan6.

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Widasari Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu. Waktu Penelitian dilakukan pada 17 Juni sampai 17 juli Tahun 2014.

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang berobat di Puskesmas Widasari Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu yang berusia diatas 20 tahun. Pada bulan Maret 2014 Sebanyak 231 orang. Pengambilan Sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

simple random sampling/sampel acak yaitu teknik penentuan sampel dimana tiap-tiap individu dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel. Menghitung sampel dengan menggunakan Rumus Slovin, yaitu sebesar 146 sampel.

Kriteria inklusi yaitu responden yang berobat ke Puskesmas Widasari dan yang berumur diatas 20 tahun, responden mau menjadi subjek penelitian dan responden yang terkena Hipertensi.

Dalam penelitian ini digunakan 2 variabel bebas (variabel independent) yaitu pengetahuan dan pola makan pasien yang berobat dan 1 variabel terikat (variabel dependent) yaitu Kejadian Hipertensi.

Instrument penelitian yang digunakan yaitu berupa Kuesioner (daftar pertanyaan). Penulis melakukan sendiri wawancara secara sistematis dengan lembar kuesioner yang berisi tentang Pengetahuan Pola Konsumsi dengan Kejadian Hipertensi.

(4)

4 Uji validitas ini rencananya akan dilakukan pada 10 orang responden yang memenuhi kriteris dalam penelitian Hubungan Pengetahuan Pola Makan Pasien Yang Berobat Dengan Kejadian Hipertensi. Analisis korelasi product moment merupakan analisis untuk menguji validitas instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data penelitian yang dimaksud7.Sedangkan uji reabilitas dilakukan sama dengan uji validitas, yaitu dengan menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS (Statistic Program Social System) versi 16.0.

Data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan data, dengan beberapa proses yaitu editing (Penyunting Data),

coding (Pengkodean), entry data

(Memasukkan Data), cleaning (Pembersihan Data), dan mengeluarkan informasi yang diinginkan8.

Analisis data dilakukan untuk menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan serta untuk menguji secara statistik kebenaran hipotesis yang telah diterapkan. Analisis penelitian ini menggunakan Analisa univariat untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variabel, yang meliputi Pengetahuan Pola Makan dan Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Widasari. Dan Analisa bivariat ini dilakukan dengan menggunakan uji Chi square, yaitu untuk mengetahui hubungan antara Pengetahuan Pola Makan dan Kejadian Hipertesi di Wilayah Kerja Puskesmas Widasari.

Hasil

Hasil penelitian ini ditampilkan dalam bentuk narasi dan tabel sebagai berikut.

Analisis Univariat

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pengunjung

Di Puskesmas Widasari Tahun 2014

No Kategori Jumlah Persen

1 Kurang 82 56,2%

2 Baik 64 43,8%

Total 146 100,0%

Sumber : Data primer, 2014

Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui bahwa dari 146 orang pengunjung Puskesmas Widasari yang pengetahuannya Kurang berjumlah 82 orang ( 56,2% ) dan yang pengetahuannya Baik berjumlah 64 orang ( 43,8% ).

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Widasari Tahun 2014

No Kategori Hipertensi

Jumlah Persen

1 Berat 63 43,2%

2 Ringan 83 56,8%

Total 100,0 100,0%

Sumber : Data primer, 2014

(5)

5

Analisis Bivariat

Tabel 3

Hubungan Pengetahuan Pola Makan Dengann Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Widasari Tahun 2014 N Sumber : Data primer, 2014

Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui bahwa dari 146 Responden terdiri Kasus Hipertensi Berat dan Hipertensi Ringan yaitu kasus hipertensi Berat yang pengetahuannya Kurang sebanyak 42 orang (28,8%),dan yang pengetahuannya Baik sebanyak 21 orang (14,4%). Sedangkan kasus hipertensi Ringan yang pengetahuannya Kurang sebanyak 40 orang (27,4%), dan yang pengetahuannya Baik sebanyak 43 orang (29,5%).

Tabel 4

Ringkasan Hasil Uji Chi-Square dan Odds Ratio antara Pengetahuan dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Widasari

Sumber : Data primer, 2014

Berdasarkan hasil Uji Chi-square

diperoleh nilai r hitung = 4,965 dengan

derajat kebebasan (df) = 1 P Value = 0,026. Dan Spearman Correlation 0,081, nilai RR=1,561. Karena P Value=0,026 < α = 0,05, dan nilai SC=0,081 Nilai (RR=1,561 ; CI = 95%) Artinya ini membuktikan bahawa “ada hubungan antara Pengetahuan Pola Makan Pasien Yang Berobat Dengan Kejadian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Widasari Kabupaten Indramayu Tahun 2014”, diterima.

Untuk melihat kekuatan hubungan dari variabel Pengetahuan Pola Makan dengan Kejadian Hipertensi dapat dilihat dengan Uji statistic Spearman Corelation = 0,081 maka dengan demikian hubungannya Sangat Kuat.

Pembahasan

Pengetahuan Pola Makan

Dari hasil penelitian, diperoleh informasi bahwa dari 146 Orang yang berkunjung ke Puskesmas Widasari yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 64 orang (43,8%), dan yang mempunyai pengetahuan kurang adalah sebanyak 82 orang (56,2%). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar orang yang berkunjung di Puskesmas Widasari mempunyai pengetahuan yang kurang yaitu sebanyak 82 orang ( 56,2% ).

Kejadian Hipertensi

(6)

6

Hubungan Pengetahuan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi

Dari hasil penelitian, diperoleh informasi bahwa dari 146 Orang yang berkunjung ke Puskesmas Widasari yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 64 orang (43,8%), dan yang mempunyai pengetahuan kurang adalah sebanyak 82 orang ( 56,2% ).

Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar orang yang berkunjung di Puskesmas Widasari mempunyai pengetahuan yang kurang yaitu sebanyak 82 orang ( 56,2% ). Hal tersebut terjadinya karena kurangnya pengetahuan dan informasinya mengenai penyakit hipertensi.

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa dari 146 Responden terdiri Kasus Hipertensi Berat dan Hipertensi Ringan yaitu kasus hipertensi Berat yang pengetahuannya Kurang sebanyak 42 orang (28,8%),dan yang pengetahuannya Baik sebanyak 21 orang (14,4%). Sedangkan kasus hipertensi Ringan yang pengetahuannya Kurang sebanyak 40 orang (27,4%), dan yang pengetahuannya Baik sebanyak 43 orang (29,5%).

Berdasarkan hasil Uji Chi-square

diperoleh nilai r hitung = 4,965 dengan derajat kebebasan (df) = 1 P Value = 0,026. Dan Spearman Correlation 0,081, nilai RR=1,561. Karena P Value=0,026 < α = 0,05, dan nilai SC=0,081 Nilai (RR=1,561 ; CI = 95%) Artinya ini membuktikan bahawa “ada hubungan antara Pengetahuan Pola Makan Pasien Yang Berobat Dengan Kejadian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Widasari Kabupaten Indramayu Tahun 2014”, diterima.

Untuk melihat kekuatan hubungan dari variabel Pengetahuan Pola Makan dengan Kejadian Hipertensi dapat dilihat dengan Uji statistic Spearman Corelation = 0,081 maka dengan demikian hubungannya Sangat Kuat.

Berdasarkan hasil uji statistik diatas bahwa pengetahuan seseorang itu berperan penting dalam terjadinya penyakit hipertensi, hal ini di buktikan dengan adanya hubungan antara pengetahuan pola makan dengan kejadian hipertensi. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan.

Dan selain pengetahuan factor lain yang menyebabkan terjadinya hipertensi adalah umur, keturunan, asupan garam, kurang olahraga, gaya hidup yang tidak sehat, stress, dan makan yang berlemak.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan kurang yang paling banyak terkena Hipertensi Berat. Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan Baik yang paling banyak terkena Hipertensi Ringan . Jadi pengetahuan berperan penting dalam terjadinya hipertensi.

Dan terdapat hubungan yang bermakna dan sangat kuat antara Pengetahuan Pola Makan dengan Kejadian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Widasari Tahun 2014.

Saran

(7)

7 ke Puskesmas tentang pentingnya pengetahuan pola makan dengan kejadian hipertensi, supaya bisa menurunkan angka kejadian penyakit hipertensi.

Sebagai Tenaga Kesehatan Masyarakat diharapkan lebih meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya Pengetahuan Pola Makan dengan Kejadian Hipertensi, dan menjelaskan makan apa saja yang dapat dikonsumsi dan tidak dapat dikonsumsi oleh penderita Hipertensi maupun menjelaskan cara mencegah supaya tidak terkena hipertensi, dan memberikan informasi tentang gaya hidup yang baik untuk menghindari terkena Hipertensi.

Daftar Pustaka

1. Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Jogjakarta : Kanisius.

2. Depertemen Kesehatan RI. 2012. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2011. 3. Depertemen Kesehatan RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Depkes RI, Jakarta.

4. Shibyan. 2012. Faktor-faktor yang

berhubungan dengan penderita

hipertensi pada usia diatas 45 tahun di puskesmas plumbon tahun 2012. Indramayu: Universitas Wiralodra Indramayu.

5. Adi. Penyakit Hipertensi Jangan Anggap Enteng Tekanan Darah Tinggi. 2007. Diakses tanggal 14 Oktober 2014. 20:47. http://dkknnk.com/www/index.php?optio n=com_content&task=view&id=26&Ite mid=1.

6. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

7. Hastono, dkk. 2010. Statistic kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.

8. Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

(8)

8

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANTURA

M.A SENTOT PATROL KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2014 Relationship Between Quality of Care With Patient Satisfaction In Nursery Room in

Indramayu General Hospital Pantura MA Sentot Patrol In 2014

Dewi Nurlianti1 , Isnaini Rizka Hutami2

1

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Wiralodra Indramayu 2

Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Wiralodra Indramayu

Abstrak

Salah satu indikator atau ukuran tentang kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah pemenuhan terhadap harapan atau keinginan yang dikehendaki oleh pasien dan keluarga, sehingga mereka mendapatkan kepuasan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Indramayu, Rumah Sakit M.A Sentot Patrol merupakan salah satu rumah sakit umum daerah yang memiliki kunjungan pasien terbanyak di Indramayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan di Ruang Anak Rumah Sakit Umum Daerah Pantura M.A Sentot Patrol dengan kepuasan pasien berdasarkan jenis kelamin,usia,pekerjaan dan pendidikan. Analisis dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Sebanyak 92% pasien merasa puas dengan pelayanan kesehatan di ruang rawat inap anak Rumah Sakit Umum Daerah Pantura M.A Sentot Patrol Indramayu.

Kata kunci: Kepuasan pasien, Mutu, Rawat inap, Ruang anak,Rumah Sakit Daerah.

Abstract

One indicator or measure of the quality of health care in the hospital is the fulfillment of expectation by patients, so that they get satisfaction. Based on data from Indramayu Health Department, Hospital MA Sentot Patrol is one of the general hospital which has the most patient in Indramayu. This study aimed to determine of relationship

between the quality of health care in the Nursery of Indramayu General Hospital Pantura MA Sentot Patrol by gender, age, occupation and education. The analysis was done descriptively with cross-sectional approach. As many as 92% of patients were satisfied with the health care in the nursery of Indramayu General Hospital Pantura MA Sentot Patrol.

Keywords: patient satisfaction, quality, Hospitalization, kids room, Regional Hospital.

Pendahuluan

(9)

9 sumber daya manusia, sebagai modal utama layanan kepada masyarakat, serta berupaya terus melakukan pelbagai efisiensi deferensiasi layanan yang mampu meningkatkan out put. Untuk itu rumah sakit dituntut mengenali dan merespon berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan seperti kebutuhan-kebutuhan layanan di masa datang, kecenderungan permintan dan penawaran, manuver pesaing, perkembangan ilmu dan teknologi, budaya maupun nilai-nilai yang dilakukan seluruh pelaku dalam organisasi rumah sakit.

Kualitas pelayanan yang baik harus selalu dibandingkan dengan suatu standar pelayanan tertentu yang sudah disepakakti terlebih dahulu. Untuk rumah sakit telah dikembangkan standar kualiats pelayanan yaitu akreditasi rumah sakit yang salah satu indikator penilaiannya tentang pelayanan kesehatan pada bagian keperawatan. Indikator keperawatan yang objektif adalah yang dirasakan oleh pasien yaitu berupa tingkat kepuasan pasien dan keluarga pasien sehingga mereka mendapatkan kepuasan dan dalam hal ini adalah kepuasan atas pelayanan dokter, keperawatan dan administrasi.2,3 Kepuasan pasien sendiri adalah rasa lega atau senang karena harapan tentang sesuatu kebutuhan pasien tersebut terpenuhi oleh pelayanan keperawatan meliputi aspek fisik, mental dan sosial. Bila diuraikan berarti kepuasan terhadap lingkungan, suhu,udara, kebersihan, kenyamanan, kecepatan pelayanan, keramahan, perhatian, privacy

dan tarif.4

Rumah Sakit Umum Sentot, adalah Rumah Sakit Pemerintah Daerah yang bergerak dibidang pemberian jasa dan pelayanan kesehatan. Dengan tugas pokok melaksanakan kewenangan pemerintah daerah dibidang pelayanan kesehatan dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan, yang dilaksankan secara serasi terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan.Pengguna layanan kesehatan Rumah Sakit Umum Sentot Patrol dari lapisan masyarakat semua tingkatan (berdasarkan tingkat pendidikan,umur,pekerjaan, dan jenis

kelamin). Dimana cakupan jumlah kunjungan pasien rawat inap di ruang anak mengalami penurunan pada tahun 2012 (Tabel 1.).

Tabel 1.

Kunjungan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Pantura M.A

Sentot Patrol Tahun 2010-2012

No Ruang

Perawatan

Tahun

2010 2011 2012

1 R. Dalam 2.563 2.713 3.055

2 R. Bedah 1.021 1.117 1.361

3 R. Anak 1.012 1.021 1.010

4 R. Kebidanan 692 977 1.119

5 R. Perinatologi 521 688 798

Total 5.809 6.516 7.343

Oleh sebab itu, penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara mutu dengan kepuasan pasien rawat inap di ruang anak Rumah Sakit Umum Daerah Pantura M.A Sentot Patrol Kabupaten Indramayu pada tahun 2014 berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan dan pendidikan. Dengan harapan dapat dijadikan bahan evaluasi dari keberhasilan pelaksanaan unit kerja yang ada.

Metode

(10)

10

Hasil

Kepuasan pelayanan kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Pantura M.A. Sentot Patrol ditinjau dari jenis kelamin yaitu yang menyatakan baik sebanyak 56,89% adalah perempuan, 63,79% berumur >1 tahun, dengan jenis pekerjaan 55.17% sebagai pedagang dan tingkat pendidikan 48.27% adalah sekolah menengah pertama (SMP).

Analisis bivariat pelayanan penerimaan pasien dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Pantura M.A. Sentot Patrol, diketahui bahwa 51 responden menyatakan puas terhadap pelayanan bagian penerimaan yang baik dan 4 responden merasa tidak puas terhadap pelayanan penerimaan pasien dan dilanjutkan dengan uji chi-square didapatkan P Value = 0,001 < α = 0,05, dan Nilai (RL=9,167 ; CI =95%). Hal ini menunjukkan ada hubungan antara pelayanan penerimaan pasien rawat inap dengan kepuasan pasien di ruang anak dengan kepuasan pasien Rumah Sakit Umum Daerah Pantura M.A. Sentot Patrol serta pelayanan yang baik sangat berpengaruh terhadap kepuasan pasien sebesar 9,167 kali (Tabel 2.).

Tabel 2.

Distribusi hubungan antara pelayanan penerimaan pasien dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah

Pantura M.A Sentot Patrol.

Kepuasan

Analisis bivariat pelayanan dokter dengan kepuasan pasien, 52 responden yang berobat di RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol menyatakan puas terhadap pelayanan dokter yang baik dan 4 responden merasa tidak puas terhadap pelayanan dokter, dilanjutkan dengan uji chi-square didapatkan P Value = 0,000 < α = 0,05, dan nilai RL =14 ( CI =95%). Hal ini menunjukkan ada hubungan

antara pelayanan dokter dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap anak Rumah Sakit Umum Daerah Pantura M.A. Sentot Patrol, dimana tingkat keeratannya sebesar 14 sangat erat, sehingga pelayanan dokter yang baik sangat berpengaruh terhadap kepuasan pasien (Tabel 3.).

Tabel 3.

Distribusi Hubungan antara pelayanan dokter dengan kepuasan

pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Pantura M.A. Sentot

Patrol.

Analisis bivariat pelayanan perawat dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Pantura M.A. Sentot Patrol, 48 responden yang berobat di RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol menyatakan puas terhadap pelayanan perawat yang baik, dan 6 responden merasa tidak puas terhadap pelayanan perawat. Analisis bivariat ini dilanjutkan dengan uji chi-square didapatkan P Value = 0,481 < α = 0,05, dan nilai CC =0,092( CI =95%), hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pelayanan perawat dengan kepuasan pasien (Tabel 4.).

Tabel 4.

Distribusi Hubungan antara Pelayanan perawat dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Pantura

(11)

11 Analisis bivariat pelayanan fasilitas dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Pantura M.A. Sentot Patrol, 45 responden yang berobat di RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol menyatakan puas terhadap pelayanan fasilitas yang lengkap dan 2 responden merasa tidak puas terhadap pelayanan fasilitas. Analisis ini dilanjutkan dengan uji chi-square dan didapatkan P Value = 0,002< α = 0,05, dan nilai RL =8,545( CI =95%), hal ini menunjukkan Ada hubungan antara pelayanan fasilitas dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap anak Rumah Sakit Umum Daerah Pantura M.A. Sentot Patrol (Tabel 5.).

Tabel 5.

Distribusi Hubungan antara Pelayanan fasilitas dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Pantura

M.A. Sentot Patrol.

Upaya memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit diperlukan tenaga yang memadai serta mempunyai pengetahuan yang tinggi, baik dari segi jumlah maupun mutu. Adapun yang dimaksud dengan mutu disini berarti bahwa tenaga yang ada didalamnya mempunyai penegetahuan dan dedikasi yang tinggi, karena suatu rumah sakit cost businness-nya

adalah menjual jasa kesehatan. Kepuasan pasien adalah tingkat pelayanan pasien dari persepsi pasien/keluarga terdekat. Kepuasan pasien akan tercapai apabila diperoleh hasil yang optimal bagi setiap pasien dan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan kemampuan pasien dan keluarganya,

perhatian terhadap kebutuhan pasien, kondisi lingkungan fisik, serta tanggap kepada/memprioritaskan kebutuhan pasien, sehingga tercapai keseimbangan yang sebaik-baiknya antara rasa puas dan hasil.5,6 Dalam penilaian pasien memperhatikan pendapat dan penilaian sebagai indikator mutu pelayanan di rumah sakit. Kepuasan dan kesetiaan pasien sebagai pengguna akhir pelayanan rumah sakit adalah unsur pokok atau dasar diantara kepuasan dan kesetiaan yang lain. Interaksi yang sangat komplek mengundang banyak unsur dan berkaitan dengan banyak organisasi, institusi serta faktor sosial yang banyak mempengaruhi. Faktor kepuasan mempengaruhi pelayananan mutu, dan citra terhadap rumah sakit tersebut. Jadi kepuasan adalah proses kejiwaan yang terjadi pada diri seseorang oleh karena keinginan dan kebutuhan seseorang tersebut terpenuhi.7

Pendapatan dan biaya perlu mendapat perhatian pimpinan rumah sakit demi kelangsungan hidup rumah sakit tersebut. Oleh karena pendapatan terbesar diperoleh dari pasien maka faktor kepuasan dan kesetiaan pasien menjadi sangat penting agar setiap pasien menjadi pelanggan tetap rumah sakit. Dan perlu ditekankan bahwa pasien merupakan individu paling penting didalam suatu rumah sakit, ia sebagai konsumen dan sekaligus produk rumah sakit yang secara umum seorang pasien datang kerumah sakit tidak atas keinginan sendiri lebih dari keadaan terpaksa karena mereka datang untuk memperoleh kesembuhan. Sehingga mereka mau tunduk dan bekerja sama dengan para tenaga profesional yang ada di rumah sakit tersebut.8

(12)

12 kemampuan pemerintah dan masyarakat diselenggarakan secara aman dan memuaskan pasien sesuai dengan norma etika yang baik dengan tujuan mencapai, menjaga atau memulihkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan prorangan dengan hasil akhir yang selayaknya diharapkan.9

Kesimpulan

Pelayanan penerimaan Rumah Sakit Umum Daerah Pantura M.A. Sentot Patrol ditinjau dari segi jenis kelamin, umur, pendidikan dan pekerjaan, secara keseluruhan bahwa prosentase antara pasien yang puas lebih besar prosentasenya dibandingkan dengan yang tidak puas yaitu sebesar 92% , baik tingkst kepuasan pasien terhadap penerimaan pasien, pelayanan dokter, pelayanan perawat, serta pelayanan fasilitas.

Saran

Dari kesimpulan diatas maka peneliti mencoba untuk memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi Rumah Sakit Umum Daerah Pantura M.A. Sentot Patrol, yang berkaitan langsung dengan proses pelayanan kesehatan di ruang rawat inap anak yaitu lebih meningkatkan lagi kualitaspelayanan yang ada baik itu pelayanan pnerimaan, dokter, perawat, maupun pelayanan fasilitas agar pasien merasakan pelayan yang labih baik lagi, walaupun sebenarnya secara terperinci pelayanan di bagian penerimaan pasien, pelayanan dokter, pelayanan perawat dan fasilitas sudah baik.

Daftar Pustaka

1. Anonim.2009. Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan. http://www.e-report.alkes.kemenkes. go.id

2. Badiah. A,M. 1993. Kepuasan Pasien terhadap pelayanan dokter, perawat,

fasilitas medis dan non medis, obat obatan, lingkungan rawat inap dan

makanan / menu di ruang rawat inap RSU Fatmawati. Tesis Program Pascasarjana PS KRS UI

3. Ausin, Charles, J. 1993. Infirmation System For Hospital Administrastion. Health Administration Prees, Ann Arbor, Mechigen

4. Krowinski & Steiber. 1996. Measuring and Managing Patient Satisfaction. 2nd ed.

American Hospital Publishing Inc.

5. Djoko wijono. 1997. Manajemen

Kepemimpinan dan Organisasi

Ksehatan, Surabaya, Airlangga University Press.

6. Christian Townsend. 1992. Health Services Quality, An Introduction to Quality Methode for Health Servises. Oxford – Blackwell Scientifig Publication, London Rdinburgh Boston

7. Marquis & Huston. 1987. Management Decision Making For Nurses. J.B. Lippincott Company: Philadelphia.

8. Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar, Jakarta, Rineka Cipta.

9. Leebov & Scott. 1994. Service Quality

Improvement: The Customer

Gambar

Tabel 2  Distribusi Frekuensi Responden
Tabel 4  Ringkasan Hasil Uji Chi-Square
Tabel 2. Distribusi hubungan antara pelayanan
Tabel 5. Distribusi Hubungan antara Pelayanan

Referensi

Dokumen terkait

1. Bank CIMB Niaga merupakan hasil dari merger Bank Niaga dan Bank Lippo. Bank Niaga dan Bank Lippo melakukan Merger dengan alasan untuk memperkuat pondasi

Pelan tindakan yang dicadangkan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai panduan kepada pengurus atau pemilik ladang kelapa sawit dalam usaha meningkatkan penerimagunaan teknovasi

Universitas Negeri

Strategis Pengembangan e-Musrenbang utk kemudahan Penginputan, Pembahasan dan Pelaporan Perubahan Mekanisme Pembahasan &amp; Penyepakatan Usulan Prog, Kegiatan

Hasil penelitian pada analisis VECM Perbankan konvensional menunjukkan bahwa variabel jumlah Dana Pihak Ketiga perbankan konvensional (DPKk), Indeks Harga

Syariat Islam yang berupa bersuci dari hadats kecil (wudlu) ini memiliki hikmah dan nilai-nilai filosofi tinggi yang bisa dirasakan dalam kehidupan

Untuk menambah pengetahuan penulis tentang bentuk-bentuk perlindungan hukum terhadap hak-hak pengguna jasa laundry pakaian serta pertanggungjawaban pihak pelaku usaha

Dan apabila kamu belum mengetahui apa saja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan social value kamu dan untuk memastikan kamu memiliki semua hal yang dibutuhkan