• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode eksperimen mata pelajaran IPA siswa kelas IV B SDN Banyuroto 1 Sawangan semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode eksperimen mata pelajaran IPA siswa kelas IV B SDN Banyuroto 1 Sawangan semester genap tahun pelajaran 2011/2012."

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

Materi gaya berhubungan erat dengan kehidupan siswa karena sejak kecil siswa sudah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan gaya. Walaupun demikian kebanyakan siswa di SD Banyuroto 1 Sawangan masih banyak yang kesulitan memahami materi mengenai gaya yang dapat mengubah gerak atau bentuk suatu benda melalui percobaan.

Berdasarkan dari permasalahan diatas, maka penulis menentukan tujuan penelitian untuk mengetahui apakah metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Banyuroto 1 Sawangan. Prosedur pelaksanaan penelitian berdasarkan informasi tentang kondisi awal prestasi siswa dan banyaknya kendala-kendala yang dialami guru dalam menyampaikan materi belajar. Informasi diperoleh dengan hasil wawancara dari guru kelas IV. Berdasarkan wawancara tersebut maka didapatkan data nilai kelas IV tentang gaya.

(2)

ix ABSTRACT

Material style is closely related to a student's life since childhood because students are engaged in activities related to the style. Nevertheless, most students in Banyuroto 1 Sawangan elementary school still many who have difficulty understanding the material on the force can change the motion or shape of an object through a trial.

Based on the above issues, the authors determine the purpose of the study to determine whether experiment method can improve student achievement grade IV Banyuroto 1 Sawangan elementary school. Procedures for implementing research based information about the initial conditions of student achievement and the many obstacles that experienced teachers in delivering learning material. Information was obtained by interview from the fourth grade teacher. Based on the interview data obtained about the value of class IV style.

(3)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV B

SDN BANYUROTO 1 SAWANGAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh SUPYANTINAH

NOMOR MAHASISWA 101132048

PROGRAM SKGJ PROGRAM STUDI PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV B

SDN BANYUROTO 1 SAWANGAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh SUPYANTINAH

NOMOR MAHASISWA 101132048

PROGRAM SKGJ PROGRAM STUDI PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)

ii  

(6)

iii  

 

(7)

iv MOTTO

Dari hari ke hari tiada hentinya Allah Subhanahuwata’ala melimpahkan

karuniaNya, HidayahNya, RahmatNya dan lain-lainnya yang selalu memberikan

kenikmatan bagi kita semua untuk memperoleh setitik tinta dalam jagat lautan

tintaNya

Belajar merupakan kewajiban bagi kita semua sebagai insan, tidak hanya untuk

anak-anak atau orang dewasa, namun bagi orang tua atau gurupun perlu belajar

(8)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk

1. Suamiku tercinta, yang telah ikut mendukung dan memotivasi dalam

penulisan skripsi

2. Anak-anakku tersayang yang sangat aku banggakan

3. Bapak dan Ibu yang telah tulus mendo’akan saya

4. Teman-teman senasib seperjuangan

5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, yang ikut serta membantu

(9)

vi  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(10)

vii  

(11)

viii ABSTRAK

Materi gaya berhubungan erat dengan kehidupan siswa karena sejak kecil siswa sudah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan gaya. Walaupun demikian kebanyakan siswa di SD Banyuroto 1 Sawangan masih banyak yang kesulitan memahami materi mengenai gaya yang dapat mengubah gerak atau bentuk suatu benda melalui percobaan.

Berdasarkan dari permasalahan diatas, maka penulis menentukan tujuan penelitian untuk mengetahui apakah metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Banyuroto 1 Sawangan. Prosedur pelaksanaan penelitian berdasarkan informasi tentang kondisi awal prestasi siswa dan banyaknya kendala-kendala yang dialami guru dalam menyampaikan materi belajar. Informasi diperoleh dengan hasil wawancara dari guru kelas IV. Berdasarkan wawancara tersebut maka didapatkan data nilai kelas IV tentang gaya.

(12)

ix ABSTRACT

Material style is closely related to a student's life since childhood because students are engaged in activities related to the style. Nevertheless, most students in Banyuroto 1 Sawangan elementary school still many who have difficulty understanding the material on the force can change the motion or shape of an object through a trial.

Based on the above issues, the authors determine the purpose of the study to determine whether experiment method can improve student achievement grade IV Banyuroto 1 Sawangan elementary school. Procedures for implementing research based information about the initial conditions of student achievement and the many obstacles that experienced teachers in delivering learning material. Information was obtained by interview from the fourth grade teacher. Based on the interview data obtained about the value of class IV style.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan

Maha Penyayang yang senantiasa selalu melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan Laporan Penelitian Tindakan

Kelas dengan kondisi yang sehat wal afiat tanpa ada halangan suatu apapun.

Laporan penelitian ini kami susun dalam rangka memenuhi persyaratan

untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pelaksanaan kegiatan penelitian berpedoman pada buku panduan tugas

akhir skripsi mahasiswa Program SKGJ PGSD dengan input lulusan SPG dan

Program Diploma yang bertujuan mempersiapkan calon guru sekolah dasar yang

kompeten sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Kompetensi Pendidik

sebagai agen pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah serta pendidik

anak usia dini meliputi : 1) Kompetensi Pedagogik; 2) Kompetensi kepribadian;

3) Kompetensi professional; 4) Kompetensi sosial

Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas hingga pembuatan laporan

skripsi tentu tidak akan berhasil dengan baik tanpa dukungan dan bantuan dari

berbagai pihak, baik materi, moril maupun spiritual. Oleh karena itu kami

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua puhak yang telah

memberi bantuan dengan tulus ikhlas terutama kepada :

1. Bapak Rohandi Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

yang telah memberi ijin dalam pelaksanaan skripsi

2. RM G Ari Nugrahanta, SJ, BST, MA selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar

3. Bapak YB Adimasana, MA yang selaku manager Program SKGJ Program

Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan penjelasan tentang isi buku panduan tugas

(14)

xi

4. Bapak Drs. Paulus Wahama, M.Hum selaku pembimbing kami yang dengan

penuh kesabaran telah bersedia meluangkan waktu dan memberi pengarahan

kepada kami

5. Bapak/Ibu Dosen dan segenap karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah memberi bantuan dalam

pelaksanaan skripsi

6. Bapak AM Rahmad Abadi, S.Pd yang telah memberi kritik, saran bimbingan

selaku Kepala SDN Banyuroto 1 tempat kami melaksanakan penelitian

7. Semua teman-teman guru SDN Banyuroto 1 yang telah memberikan

kesempatan untuk kami melaksanakan tugas penelitian

8. Suamiku yang telah memberikan do’a agar kami selalu dalam keadaan sehat

dalam melaksanakan tugas

9. Anak-anak kami terutama Novita yang telah membantu kami dalam penulisan

laporan penelitian ini

10.Teman-teman kuliah kelompok Sawangan atas do’a dan kebersamaannya

11.Segenap pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian

Tidak ada yang dapat kami perbuat sebagai tanda balas budi atas

kebaikannya, kecuali hanya do’a semoga perbuatan baik itu tadi diberkahi Tuhan

yang Maha Kuasa dan semoga yang kami terima selama kuliah dapat bermanfaat

bagi anak didik kami, sekolah dan masyarakat serta pada diri kami dalam

pengembangan pembelajan yang inovatif.

Banyuroto, 24 November 2012

Penulis

Supyantinah

(15)

xii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB II KAJIAN TEORI A. Prestasi Belajar Siswa ... 6

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 6

2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa... 9

B. Metode Pembelajaran ... 10

1. Pengertian Metode Eksperimen ... 10

2. Langkah-langkah Metode Eksperimen ... 12

(16)

xiii

C. Kompetensi Dasar dalam IPA ... 15

1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam ... 15

2. Gaya Dorongan dan Tarikan dapat Mengubah Gerak Suatu Benda ... 23

3. Tujuan Pengajaran IPA di Sekolah Dasar ... 29

D. Langkah Pembelajaran IPA Tentang Gaya dengan Metode Eksperimen ... 30

E. Hipotesis Tindakan ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 32

B. Rencana Tindakan ... 33

C. Pengumpulan Data dan Instrumen ... 41

D. Analisa Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi per Siklus ... 44

B. Pembahasan ... 52

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Analisis Nilai Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I ... 47

Tabel 2. Analisis Nilai Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II ... 49

(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Hasil Evaluasi Sebelum Perbaikan ... 46

Gambar 2. Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I ... 48

Gambar 3. Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II ... 50

(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Permohonan Ijin

2. Pernyataan Kepala Sekolah

3. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I

4. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II

5. Silabus

6. Kisi-kisi Soal Siklus I

7. Kisi-kisi Soal Siklus II

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

9. Lembar Kerja Siswa

10.Soal Evaluasi Siklus I dan II

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu

mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang pendidikan sekolah dasar. Materi

di dalam pelajaran ini memiliki keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari pada

siswa. Lingkungan sebagai salah satu sumber belajar yang nyata memberikan

suatu manfaat yang dapat digunakan sebagai sarana untuk memperdalam

materi dalam mata pelajaran IPA.

Kebanyakan materi dalam mata pelajaran IPA berhubungan erat

dengan lingkungan sekitar siswa, salah satunya adalah gaya. Materi mengenai

gaya berhubungan dengan perilaku yang dikerjakan siswa, misalkan saja

mendorong meja, menarik kursi, membuka pintu, dan lain-lain. Kegiatan

tersebut sangat sering dilakukan oleh para siswa. Sehingga secara tidak

langsung, para siswa ini telah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan

gaya.

Materi gaya dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah dasar

dapat dikatakan sebagai salah satu materi dasar bagi materi pengetahuan alam

selanjutnya. Dalam tiap tingkat pendidikan, materi ini akan terus digunakan.

Oleh sebab itu, sejak dini siswa harus benar-benar mampu memahami gaya

(dorongan dan tarikan) yang diterima di sekolah dasar hingga pada jenjang

pendidikan berikutnya. Dengan demikian, siswa dapat dengan mudah

(21)

Seperti diungkapkan sebelumnya bahwa materi gaya berhubungan

dengan kehidupan siswa. Sejak kecil, siswa sudah melakukan kegiatan yang

berhubungan dengan gaya. Walaupun demikian, kebanyakan siswa di SDN

Banyuroto 1 Kecamatan sawangan kesulitan dalam memahami materi

mengani gaya dapat mengubah gerak suatu benda melalui percobaan. Hal ini

dapat dilihat dari hasil ulangan materi menyimpulkan hasil percobaan bahwa

gaya dapat mengubah gerak suatu benda yang memiliki rata-rata 6,7 sebanyak

60% siswa kelas IV B SDN Banyuroto 1 tidak tuntas pada KD ini. Nilai

tersebut ternyata belum sesuai harapan, mengingat Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) untuk Kompetensi Dasar 7.1 (menyimpulkan hasil percobaan

bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda)

adalah 75.

Kemungkinan penyebab dari keadaan tersebut adalah kegiatan

pembelajaran yang hanya dilakukan dengan metode ceramah saja. Siswa

hanya menghafalkan materi tanpa pemahaman secara konkret mengenai

materi yang ada. Sehingga siswa cenderung bersikap pasif ketika

pembelajaran berlangsung

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diambil beberapa

identifikasi masalah. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Anak kurang aktif dalam pembelajaran IPA tentang materi gaya dorongan

(22)

2. Anak kurang memahami tentang gaya dorongan dan tarikan

3. Dalam mengerjakan tugas selalu individual

4. Upaya mengatasi kesulitan belajar IPA tentang gaya

C. Batasan Masalah

Mengingat banyaknya permasalahan yang dialami oleh siswa, serta

untuk memfokuskan penelitian maka lalu penelitian ini dibatasi. Adapun

pembatasan masalah yaitu pada penerapan metode eksperimen untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV B SD Negeri Banyuroto I

Sawangan dalam kegiatan belajar IPA tentang gaya yaitu menyimpulkan hasil

percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu

benda

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah diatas tentang cara mengatasi anak yang masih

mengalami kesulitan dalam belajar IPA tentang gaya, maka masalah itu

dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA

tentang gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda?

2. Apakah pembelajaran dengan metode eksperimen dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa kelas IV B SD Negeri Banyuroto I Kecamatan

(23)

E. Batasan Pengertian

Agar tidak terjadi kesalahan persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu

disampaikan beberapa definisi sebagai berikut, yaitu :

1. Gaya adalah suatu besaran yang dapat menyebabkan perubahan pada

benda yaitu perubahan bentuk, sifat gerak benda, kecepatan dan arah

gerak benda.

2. Gerak adalah perubahan posisi suatu benda terhadap titik acuan/ titik

awal/titik tempat pengamat.

3. Metode eksperimen adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran

dengan menunjukkan secara langsung mengenai cara melakukan sesuatu

atau suatu proses kepada siswa, kemudian siswa mencoba untuk

melakukan proses yang telah diamati.

4. Prestasi belajar siswa adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan

yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan

dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru.

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas maka peneliti menentukan tujuan

penelitian, yaitu :

1. Untuk mengetahui cara penggunaan metode eksperimen dalam

pembelajaran IPA dengan baik

2. Untuk mengetahui apakah dengan metode eksperimen dapat meningkatkan

(24)

ajaran 2011/2012.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian merupakan pengalaman berharga dalam menerapkan

metode eksperimen dalam pembelajaran IPA, sehingga menambah

pengetahuan peneliti.

2. Secara Praktis

a. Bagi peneliti, merupakan pengalaman berharga dalam menerapkan

metode eksperimen di dalam pembelajaran IPA, sehingga menambah

pengetahuan.

b. Bagi siswa, memberi pengalaman berharga sehingga siswa terlihat

aktif dalam pembelajaran

c. Bagi guru, dapat menjadi inspirasi dalam melakukan kegiatan

pembelajaran IPA

d. Bagi perpustakaan, dapat menambah satu bacaan yang dapat

(25)

6 BAB II KAJIAN TEORI A. Prestasi Belajar Siswa

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar.

Masing-masing memiliki arti tersendiri. Berikut ini berbagai

definisi mengenai prestasi dan belajar.

a. Pengertian Belajar

Kata belajar identik dengan kegiatan menghafalkan catatan,

membaca buku, bahkan mengingat-ingat materi pelajaran/

pengetahuan. Sehingga apa yang akan dipelajari mudah hilang setelah

pengetahuan itu dipergunakan. Pemahaman tentang belajar tersebut

hanyalah makna sempit saja.

Jika dicermati, kata belajar tidak hanya berhenti pada kegiatan

mengingat ataupun menghafal. Belajar merupakan suatu proses atau

kegiatan yang ditandai dengan perubahan tingkah laku yang positif

dari orang yang belajar. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2008:23), belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau

ilmu, berlatih, serta berubahnya tingkah laku atau tanggapan yang

disebabkan oleh pengalaman.

Di dalam bukunya, Syah (2003:68) mendefinisikan bahwa

belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah

(26)

interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Perubahan tingkah laku individu yang timbul akibat dari adanya

proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah dan jenuh bukan

merupakan proses belajar.

Howard L. Kingsley (dalam Ahmadi dan Supriyono,

1991:120) mendefinisikan bahwa learning is the process by which

behavior (in the boarder sense) is originated or changed through

practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku

(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau

latihan.

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat dirumuskan belajar

adalah suatu proses kognitif yang terjadi secara aktif untuk

memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru sehingga

menimbulkan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang

diharapkan dari proses belajar tentunya adalah perilaku yang positif

menuju kemajuan yang baik dari seorang individu. Perilaku yang

negatif tidak dapat disebut sebagai proses belajar, misalkan malas,

mencuri, membolos, mabuk dan sebagainya.

b. Pengertian Prestasi

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1101) menyatakan

bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah

dilakukan dikerjakan, dsb)

(27)

dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :

1) Faktor Internal, seperti motivasi dan keyakinan

a) N. Ach (Need for Achievement) adalah suatu dorongan atau

motif untuk berprestasi dalam hal tertentu

b) Takut gagal

Perasaan cemas apabila menempuh ujian, mempelajari hal

yang baru atau memecahkan masalah yang sulit dapat

mengganggu keberhasilan dalam berprestasi. Seseorang yang

gugup dalam melakukan sesuatu akan memperoleh hasil yang

tidak maksimal dibandingkan dengan mereka yang tenang

dalam menghadapi sesuatu.

c) Takut sukses

Perasaan takut sukses dapat menyebabkan seseorang tidak

mau berusaha melakukan hal yang terbaik demi

keberhasilannya.

2) Faktor Eksternal seperti kesempatan

Lingkungan berpengaruh dapat menentukan prestasi

seseorang. Lingkungan yang mendukung baik dapat memotivasi

orang yang ada didalamnya untuk.berkembang baik pula. Tetapi

apabila lingkungan tidak mendukung, maka motivasi dalam

mengejar prestasi juga kurang tinggi.

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

(28)

lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan

oleh guru (KBBI, 2008:1101). Sedangkan Suratinah Tirtonegoro

(1984 : 43) menyatakan bahwa pencapaian hasil belajar yang

dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat

yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap

anak dalam periode tertentu.

Pernyataan tersebut hampir sama dengan pendapat Zahri

Jas (1987) dalam (Triantoko, 1999) yang menyatakan bahwa

prestasi belajar bisa dinyatakan sebagaimana yang tercantum

dalam rapot/ ijazah. Di dalam bukunya, Mahmud (1990)

menerangkan bahwa prestasi akademik biasanya diukur dari nilai

sehari-hari, tes hasil belajar dan lamanya bersekolah.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Dari beberapa pengertian diatas, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai

siswa dalam kegiatan pembelajaran, dapat dilihat dari nilai yang

diperoleh siswa dalam setiap mata pelajaran.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor

yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dan dari luar diri siswa

(eksternal) itu sendiri, keduanya berpengaruh pada tinggi rendahnya

prestasi belajar siswa. Ahmadi dan Supriyono (1991 : 130 - 131).

(29)

a. Faktor internal, yang meliputi :

1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun

yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini adalah penglihatan,

pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

2) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,

penyesuaian diri.

b. Faktor eksternal

1) Faktor sosial

2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan dan

teknologi dan kesenian

3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,

dan iklim

4) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan

B. Metode Pembelajaran

1. Pengertian Metode Eksperimen

Metode eksperimen merupakan suatu cara (yang dilakukan oleh

guru maupun siswa) dalam menyajikan bahan pelajaran dengan

menunjukkan secara langsung mengenai cara melakukan sesuatu atau

suatu proses kepada siswa, kemudian siswa mencoba, untuk mengerjakan

sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan itu (Surakhmad,

(30)

siswa. Dengan petunjuk yang telah diberikan guru, siswa dapat

melakukan eksperimen di depan teman-temannya, kemudian siswa lain

melakukan eksperimen masing-masing.

Pasaribu (1986) menyatakan bahwa Metode eksperimen adalah

suatu cara mengajar/ teknik dengan mengkombinasikan lisan dengan

suatu pebuatan serta dipergunakan suatu alat untuk membuktikan suatu

prinsip yang telah diajarkan dan melihat apa yang terjadi kemudian

membandingkannya dengan teori yang telah diajarkan kepada siswa.

Eksperimen tidak hanya terbatas di dalam kelas saja. Eksperimen dapat

dilakukan diluar kelas, baik di pekarangan sekolah, sawah, maupun

tempat yang lainnya.

Sudirman (1987) mengatakan bahwa Metode eksperimen

merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan menggunakan atau

mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu

yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang disertai

penjelasan lisan kemudian siswa-siswa melakukan percobaan dengan

mengalami dan membutikkan sendiri sesuatu yang telah dipelajari. Dalam

hal ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau mengalami

sendiri proses yang telah diamati.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode

eksperimen adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan

menunjukkan secara langsung mengenai cara melakukan sesuatu atau

(31)

proses yang telah diamati. Hasil dan proses yang telah dilakukan tersebut

berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Langkah-langkah metode eksperimen

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh agar pelaksanaan metode

eksperimen dapat berjalan dengan baik, yaitu (Sudirman, 1987)

a. Perencanaan dan Persiapan Eksperimen

1) Menetapkan tujuan eksperimen yang akan dilakukan

2) Mempersiapkan fasilitas yang menunjang eksperimen misalkan

alat/bahan percobaan.

3) Mempersiapkan tempat melakukan eksperimen

4) Mempertimbangkan ketersediaan alat dan bahan yang ada (apakah

alat, bahan, dan tempat sudah memadai atau belum)

5) Memperhatikan keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil

resiko yang merugikan atau membahayakan.

6) Memperhatikan disiplin dan tata tertib dalam menjaga peralatan

dan bahan yang akan digunakan dan

7) Memberikan penjelasan tentang apa yang harus diperhatikan

siswa dan tahapan yang mesti dilakukan termasuk yang dilarang

atau yang membahayakan.

b. Pelaksanaan Eksperimen

1) Memulai demonstrasi dengan seksama

2) Menyampaikan pokok-pokok materi yang dieksperimenkan

(32)

3) Pada waktu eksperimen berjalan, sesekali memperhatikan

keadaan siswa, apakah semua mengikuti dengan baik atau tidak

4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif

memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengar

dalam bentuk pengajuan pertanyaan, membandingkannya dengan

yang lain atau dengan pengalaman lain

5) Setelah eksperimen selesai dilakukan, siswa memulai

eksperimen sesuai dengan proses yang dicontohkan oleh guru.

6) Pada waktu percobaan dilakukan siswa, guru mendekati siswa

dalam melakukan proses percobaan, memberikan bantuan atau

dorongan terhadap kesulitan yang dihadapi oleh siswa sehingga

percobaan dapat diselesaikan dan

7) Selama percobaan berlangsung, guru hendaknya

memperhatikan situasi secara keseluruhan, barangkali ada sesuatu

yang menghambat kelancaran percobaan, sehingga dapat diatasi

atau dihindari sedini mungkin.

c. Tindak lanjut eksperimen

1) Meminta siswa mengumpulkan laporan hasil percobaan

untuk diperiksa guru

2) Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama

eksperimen dan

3) Memeriksa dan menyimpan kembali peralatan yang

(33)

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen

Penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran di sekolah

dasar memiliki beberapa kelebihan dan ada juga kekurangan. Berikut ini

merupakan kelebihan penerapan metode eksperimen menurut Sudirman

(1987:133 - 165)

a. Membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret karena

siswa belajar dengan mengalami dan mengamati sendiri suatu

proses atau kejadian sehingga dapat menghindarkan verbalisme.

b. Proses pengajaran akan lebih menarik

c. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antar

teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri

d. Melalui metode ini, dapat disajikan materi pelajaran yang tidak

mungkin sesuai atau kurang sesuai dengan menggunakan metode lain

e. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau

kesimpulan berdasarkan percobaanya sendiri daripada hanya

menerima kata guru atau buku

f. Mengembangkan sikap untuk mengadakan studi

eksploratoris (menjelajahi) tentang sains dan teknologi, suatu sikap

yang dituntut dari seorang ilmuwan, dari metode ini diharapkan akan

terbina manusia yang dapat membawa terobosan baru dengan

penemuan sebagai hasil percobaannya, yang diharapkan dapat

membawa manfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

(34)

realistis, dan

h. Hasil belajar akan terjadi dalam bentuk retensi (tahan lama diingat)

dan internalisasi (menyatu dengan jiwa raga siswa)

Disamping memiliki beberapa kelebihan, penerapan metode eksperimen

juga tak luput dari beberapa kelemahan di dalam proses pembelajaran

yakni:

a. Tahap persiapan dalam metode eksperimen memerlukan waktu yang

cukup lama sehingga jika terpaksa dapat mengambil waktu pada mata

pelajaran lain.

b. Tidak semua mata pelajaran dapat diajarkan dengan metode ini

c. Suatu eksperimen tidak selalu berhasil seperti yang diharapkan

d. Mahalnya alat-alat praktikum di sekolah sering merupakan hambatan

untuk melakukan eksperimen-eksperimen di laboratorium sekolah

maupun di kelas

e. Hasil percobaan hanyalah usaha untuk mendekati kebenaran, bukan

berupa kebenaran mutlak.

C. Kompetensi Dasar dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam

Dari asal katanya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berasal dari

bahasa Inggris "Natural Science". Natural berarti ilmiah, berhubungan

dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Sedangkan science

(35)

ilmu pengetahuan yang alamiah, berhubungan dengan alam .

Webater’s: New Collegiate Dictionary (1981) dalam Srini (1997 :

2) mengungkapkan bahwa "natural science is knowledge concerned with

the physical world and its phenomena'". IPA adalah pengetahuan tentang

alam dan gejala-gejalanya. Kejadian yang berhubungan dengan alam

merupakan salah satu obyek kajian dari IPA.

Fisher (1975) dalam Amien (1987 : 4) menyatakan bahwa IPA

adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan

metode-metode yang berdasarkan observasi. Masih dalam buku yang

sama, Carin (1985) juga menyatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan

pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang di dalam

penggunaanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Perkembangan IPA tidak hanya ditunjukkan oleh kumpulan fakta saja

(produk ilmiah), tetapi juga oleh timbulnya metode ilmiah dan sikap

ilmiah.

Di dalam bukunya, Trianto (2010 : 136) menuliskan bahwa IPA

adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik dan dalam

penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan

berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen

serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan

sebagainya.

Marsetio Donosepoetro memandang IPA sebagai proses, produk,

(36)

kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam

maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan

sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah

atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran

pengetahuan. Sebagai prosedur, dimaksudkan sebagai metodologi atau

cara yang dipakai untuk mengelahui sesuatu (riset pada umumya) yang

lazim disebut metode ilmiah (scientific method).

Secara umum, IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi,

fisika, dan kimia. Ketiganya memiliki bidang kajian tersendiri yang

meskipun berbeda tetapi masih saling berhubungan satu dengan lainnya.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu ilmu pengetahuan

tentang alam yang dapat diperoleh melalui proses ilmiah dan didasari oleh

sikap ilmiah. Menurut Srini, ada tiga hakekat dari IPA, yaitu :

a. IPA sebagai produk

Bentuk IPA sebagai produk terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep,

prinsip-prinsip, hukum-hukum serta teori-teori. Fakta merupakan

salah satu hasil kegiatan empirik dalam IPA. Sedangkan konsep,

prinsip, hukum serta teori merupakan hasil kegiatan analitik dalam

IPA.

1) Fakta dalam IPA

Fakta dalam IPA merupakan pernyataan-pernyataan tentang

benda yang benar-benar ada, atau peristiwa yang betul-betul

(37)

dalam IPA adalah : atom hydrogen memiliki satu elektron, air

mendidih pada suhu 100° C tekanan 1 atm, meja adalah benda

padat.

2) Konsep IPA

Konsep dalam IPA adalah suatu ide yang mempersatukan

fakta-fakta IPA atau penghubung antar fakta-fakta-fakta-fakta yang ada

hubungannya. Contoh konsep di dalam IPA, misalnya zat tersusun

atas partikel, materi akan berubah tingkat wujudnya bila menyerap

atau melepaskan energi.

3) Prinsip IPA

Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan di antara

konsep-konsep IPA. Prinsip IPA merupakan generalisasi induktif

yang ditarik dari beberapa contoh sehingga bersifat analitik.

Prinsip bersifat tentatif (sementara), dapat berubah bila ada

observasi baru yang dilakukan. Prinsip juga merupakan deskripsi

yang paling tepat tentang objek / kejadian. Contoh prinsip dalam

IPA : udara yang dipanaskan dapat memuai.

4) Hukum-hukurn alam

Hukum-hukum alam adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima

meskipun juga bersifat tentatif, tetapi karena mengalami

pengujian-pengujian yang lebih keras daripada prinsip, maka

hukum akan bersifat lebih kekal. Contoh hukum dalam IPA,

(38)

hanya bisa berubah bentuk dari energi satu ke energi lainnya

(Hukum Kekekalan Energi).

5) Teori Ilmiah

Teori ilmiah adalah kerangka yang lebih luas dari fakta, konsep,

dan prinsip yang saling berhubungan. Teori dapat berubah jika ada

bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori tersebut. Contoh

teori IPA misalnya model atom (elektron berputar pada orbitnya

di sekitar inti) diganti dengan teori kuantum (elektron seperti

awan yang bermuatan negatif melingkupi inti atom).

b. IPA sebagai proses

Hakikat IPA sebagai suatu proses adalah suatu metode yang

digunakan untuk memperoleh pengetahuan. Metode yang biasa

digunakan disebut metode ilmiah atau metode keilmuan. Metode

ilmiah atau keilmuan merupakan perpaduan antara pengetahuan yang

didapat melalui pikiran (rasionalisme) dan pengetahuan melalui

pengalaman (empirisme). Adapun langkah-langkah dalam metode

ilmiah adalah :

1) Sadar akan adanya masalah dan perumusan masalah

2) Pengamatan dan perumusan masalah yang relevan

3) Penyusunan dan klasifikasi data

4) Perumusan hipotesis

5) Deduksi dan hipotesis

(39)

Ketrampilan proses IPA meliputi beberapa hal seperti di bawah ini

1) Mengamati

Mengamati merupakan proses mengumpulkan informasi

dengan mempergunakan semua alat indera

2) Mengukur atau menghitung

Mengukur atau menghitung adalah suatu kegiatan membandingkan

suatu besaran yang akan diukur dengan besaran lain yang sejenis,

yang telah ditetapkan dengan satuan pengukuran.

3) Mengklasifikasikan

Mengklasifikasikan adalah menyusun atau mendistribusikan objek,

kejadian atau informasi dalam golongan-golongan menurut sistem

tertentu.

4) Mengendalikan Variabel

Mengendalikan variabel adalah menandai karakteristik objek atau

faktor dalam kejadian atau peristiwa yang tetap dan yang berubah

di dalam kondisi yang berbeda.

5) Merumuskan hipotesis

Merumuskan hipotesis adalah menyusun suatu pernyataan tentang

dugaan yang mungkin ditemukan dalam penelitian.

6) Melakukan Eksperimen

Melakukan eksperimen adalah suatu percobaan untuk memperoleh

data yang relevan dengan kegiatan pengukuran

(40)

Menganalisis data adalah mengolah data yang telah diperoleh dan

hasil percobaan.

8) Membuat laporan penelitian

Membuat laporan penelitian adalah menyusun data yang telah

dianalisis kebenarannya, untuk kemudian dilaporkan dalam bentuk

laporan penelitian.

c. IPA sebagai sikap

Hakikat IPA sebagai sikap adalah mengenai berbagai keyakinan,

pendapat, dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang

ilmuwan khususnya ketika mencari atau mengembangkan

pengetahuan baru. Misalnya : rasa ingin tahu, rasa tanggung jawab,

disiplin, tekun, jujur, dan terbuka terhadap pendapat orang lain.

Ciri-ciri sikap ilmiah diantaranya adalah :

1) Obyektif terhadap fakta

Obyektif terhadap fakta adalah menyatakan fakta apa adanya tanpa

mengubahnya, misalnya jika fakta itu menunjuk pada sesuatu yang

merah, maka ia harus mengatakan sesuatu itu merah walaupun

menurut pendapatnya putih.

2) Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan

3) Berhati terbuka

Berhati terbuka berarti mau menerima pendapat orang lain,

meskipun pendapat orang lain berbeda dengan pendapatnya.

(41)

5) Bersifat hati-hati

6) Ingin menyelidik

Kartika Budi (1992) merumuskan ketiga hakekat IPA tersebut sebagai

berikut:

Proses keilmuan kadang-kadang sangat kompleks dan tidak

sekali jadi. Untuk memperoleh hukum atau teori tertentu, memerlukan

kaji ulang berkali-kali, pengulangan, pengakuan, dan penilaian. Untuk

itu, pelaku atau peneliti harus memiliki syarat-syarat tertentu. Syarat

itu dapat berupa sikap teliti, terbuka untuk dikritik dan diuji orang

lain, jujur, rasa ingin tahu yang kuat, kecenderungan bertanya yang

besar, serta selalu menuntut data yang mendukung sebelum

menyimpulkan sesuatu. Sikap seperti itu dinamakan sikap keilmuan.

Sikap keilmuan harus dimiliki oleh ilmuwan sejati karena melandasi

(42)

2. Gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda a. Pengertian gaya

Di dalam ilmu pengetahuan, gaya diartikan sebagai dorongan

atau tarikan. Bila kita menarik atau mendorong suatu benda, maka

berarti kita memberikan gaya pada benda tersebut. Ketika melakukan

suatu gaya, diperlukan tenaga.

Gaya tidak dapat dilihat, tetapi pengaruhnya dapat dirasakan.

Gaya ada yang kuat dan ada pula yang lemah. Makin besar gaya

dilakukan, makin besar pula tenaga yang diperlukan. Besar gaya dapat

diukur dengan dynamometer. Sedangkan satuan gaya dinyatakan

dalam Newton (N). Gaya dapat mempengaruhi gerak dan bentuk

benda. (Wahyono, 2008:90).

Di dalam bukunya, Rositawaty (2008:111) menjelaskan

bahwa gaya dapat berupa dorongan dan tarikan. Contoh gaya berupa

dorongan adalah mendorong meja, tukang bakso mendorong

gerobaknya, memencet bel, menutup pintu, mendorong mobil yang

macet, dan sebagainya. Sedangkan contoh tarikan adalah membuka

pintu, menarik laci, dan menarik mobil-mobilan. Gaya dapat

bersumber dari hewan (kuda, sapi, kerbau), orang, mesin, dan angin.

Pengaruh gaya terjadi pada benda diam menjadi bergerak, benda

bergerak menjadi lebih cepat gerakannya, dan benda bergerak menjadi

(43)

b. Jenis-jenis gaya

Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan gaya

dengan jenis yang berbeda satu dan yang lainnya. Gaya tarik gaya

dorong, dan gaya gesek merupakan beberapa gaya yang dapat kita

jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Setiap gaya yang dilakukan

memerlukan tenaga.

Sulistyanto (2008:92-93) berdasarkan sumber tenaga yang

diperlukan, gaya dibedakan menjadi beberapa macam diantaranya

adalah sebagai berikut (Sulistyanto, 2008:92-93).

1) Gaya Otot

Gaya otot merupakan gaya yang

dihasilkan oleh tenaga otot.

Contoh gaya otot adalah pada saat

kita menarik atau mendorong

meja, membawa belanjaan ibu,

dan menendang bola. Karena

terjadi termasuk gaya sentuh.

2) Gaya Gesek antara Dua Benda

Gaya gesek merupakan gaya yang

terjadi karena bersentuhannya dua

permukaan benda. Contoh

gaya gesek adalah gaya yang

(44)

saat akan berhenti, karet rem

pada sepeda akan bersentuhan

dengan pelek sepeda sehingga

terjadi gesekan yang menyebabkan

sepeda dapat berhenti ketika

dilakukan pengereman.

3) Gaya Magnet

Gaya magnet merupakan gaya

yang ditimbulkan oleh tarikan atau

dorongan dari magnet. Contoh

gaya magnet adalah tertariknya

paku ketika didekatkan dengan

magnet. Benda-benda dapat

tertarik oleh magnet jika masih

berada dalam medan magnet.

4) Gaya Gravitasi

Gaya gravitasi merupakan gaya

yang ditimbulkan oleh tarikan

bumi. Contoh gaya gravitasi

adalah jatuhnya buah dari atas

pohon dengan sendirinya. Semua

benda yang dilempar ke atas akan

(45)

pengaruh gravitasi bumi

c. Pengertian Gerak

Di dalam bukunya, Kanginan (1997:2) mendefinisikan bahwa

sebuah benda disebut bergerak terhadap benda lain jika kedudukan

antara kedua benda itu berubah. Setiap benda yang bergerak

mengalami perubahan kedudukan terhadap titik acuan tertentu

Pada gambar di atas, bola yang ditendang mengalami

perubahan kedudukan dari tempat semula ke tempat yang baru.

Perubahan tempat inilah yang dinamakan gerak.

d. Hubungan gaya dan gerak

Gaya adalah merupakan dorongan atau tarikan. Bila kita menarik atau

mendorong suatu benda maka kita memberikan gaya pada benda

tersebut. Gerak adalah perubahan tempat kedudukan dari tempat

semula ke tempat yang baru.

Jadi hubungan gaya dan gerak adalah dengan adanya gaya maka suatu

benda akan bergerak atau berubah kedudukan. Benda tidak akan

(46)

e. Faktor-faktor yang dapat mengubah gerak suatu benda

Benda dapat bergerak karena adanya gaya yang bekerja pada

benda itu. Benda tidak dapat bergerak atau berubah kedudukannya

jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Beberapa faktor

yang mempengaruhi gerak suatu benda adalah adanya gaya gravitasi

bumi dan tarikan atau dorongan yang terjadi pada benda (Sulistyanto,

2008:94-95).

1) Adanya gravitasi bumi

Gravitasi menyebabkan benda dapat bergerak jatuh ke bawah.

Apabila kita melempar bola ke atas maka bola tersebut akan

kembali ke bawah karena adanya gravitasi bumi. Gaya gravitasi

dikenal juga dengan gaya tarik bumi. Oleh karena itu, setiap benda

yang dilemparkan ke atas akan jatuh kembali ke bawah karena

adanya gaya tarik bumi. Selain karena dilempar, gaya gravitasi

dapat terjadi pada buah yang jatuh dari pohonnya. Tanpa dilempar,

buah tersebut akan jatuh dengan sendirinya karena gaya gravitasi.

2) Dorongan atau Tarikan

Benda dapat bergerak karena adanya gaya yang berupa tarikan

atau dorongan. Ember yang terikat dengan tali yang ada di sumur

tidak dapat bergerak ke atas apabila tidak ditarik. Begitu pula

mobil yang mogok akan bergerak apabila ada orang yang

mendorongnya. Hal ini menunjukkan bahwa tarikan dan dorongan

(47)

kearah kiri maka akan bergerak dengan arah yang sama. Gerak

benda yang terjadi karena dorongan atau tarikan dipengaruhi oleh

permukaan tempat benda bergerak.

f. Pengaruh Gaya pada Gerak Benda

Berdasarkan bagan di atas, dapat dijelaskan bahwa (Haryanto,

2004:136-140):

1) Gaya mempengaruhi benda diam

Gaya berpengaruh pada benda diam. Pada benda diam yang

mendapat gaya kecil, maka benda tersebut memiliki potensi yang

kecil untuk bergerak. Benda yang mendapat gaya kecil, cenderung

diam. Sedangkan jika suatu benda mendapatkan gaya yang besar

maka kemungkinan besar akan bergerak.

Mobil yang mogok apabila didorong oleh satu orang

(48)

gaya yang diberikan hanya kecil. Akan tetapi jika mobil tadi

didorong oleh tiga orang atau lebih, maka mobil tersebut baru

dapat bergerak. Mobil tadi mendapat gaya yang lebih besar

sehingga dapat bergerak. Gerakan mendorong tadi merupakan

salah satu bentuk gaya berupa dorongan.

2) Gaya mempengaruhi benda bergerak

Gaya yang diberikan pada benda bergerak, memberikan

hasil yang bermacam-macam. Benda bergerak dapat menjadi diam

jika diberikan gaya. Bola yang menggelinding dapat berhenti

(diam) saat ditahan dengan kaki. Gaya dapat menyebabkan benda

bergerak berubah arah jika dikenai gaya. Bola yang

menggelinding dapat berbalik arah saat ditendang dengan kaki.

Benda bergerak juga dapat bergerak makin cepat jika

memperoleh tambahan gaya. Misalnya, meja akan bergeser

dengan cepat jika banyak orang yang mendorongnya.

3. Tujuan Pengajaran IPA di Sekolah Dasar

Sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar, mata

pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik (Depdiknas, 2007:1898):

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam

ciptaannya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

(49)

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam

memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam, dan

segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

D. Langkah Pembelajaran IPA Tentang Gaya dengan Metode Eksperimen

Pembelajaran IPA dapat menarik jika siswa ikut mengalami

pembelajaran itu sendiri sehingga siswa mendapatkan pengalaman dan

memberikan tersendiri bagi siswa. Pembelajaran tentang menyimpulkan hasil

percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu

benda dengan metode eksperimen memiliki beberapa keunggulan

diantaranya, siswa dapat ikut aktif di dalam pembelajaran karena siswa dapat

mempraktekkan materi ini dengan media maupun alat peraga yang disediakan

oleh guru maupun siswa. Dengan menggunakan metode eksperimen, siswa

dapat terbantu dalam mempelajari materi tentang menyimpulkan hasil

(50)

benda. Siswa juga dapat berinteraksi secara langsung dengan anggota

dalam satu kelompok dalam memecahkan masalah.

Dengan metode eksperimen siswa menjadi lebih tertarik dan

termotivasi serta ikut terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain

memiliki pengetahuan tentang materi yang diajarkan, siswa juga memiliki

pengalaman belajar secara langsung dari proses pembelajaran tersebut.

Sehingga dengan pembelajaran seperti ini, materi akan membekas dalam

ingatan siswa dan menjadi bekal yang bermakna bagi siswa.

E. Hipotesis Tindakan

Dengan menggunakan metode eksperimen, prestasi belajar siswa

kelas IV B SDN Banyuroto I tahun pelajaran 2011/2012 dalam mata pelajaran

IPA tentang menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan

(51)

32 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

1. Jenis Metode Penelitian : Penlitian Tindakan Kelas ( PTK )

2. Alur PTK

Penelitian Tindakan Kelas dilakukan karena :

a. Adanya masalah yang dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru

bahwa praktek yang dilakukannya selama di kelas mempunyai

masalah

b. Kumpulan data dari prakteknya sendiri melalui refleksi diri

c. Dilakukan di dalam kelas sehingga fokus pada kegiatan pembelajaran

d. Bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran

Perbaikan yang dilakukan secara bertahap dan terus menerus selama

kegiatan penelitian dilakukan

e. Dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan yang berupa

perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi dan revisi.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SD Negeri Banyuroto 1 Kecamatan

Sawangan, Kabupaten Magelang

2. Subyek Penelitian

(52)

Banyuroto 1 Kecamatan Sawangan

3. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar pada mata

pelajaran IPA tentang materi gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah

gerak suatu benda siswa kelas IV B SD Negeri Banyuroto 1 Sawangan

tahun pelajaran 2011/2012

4. Waktu Penelitian

Pengambilan data dilakukan antara bulan April Tahun Pelajaran

2011/2012.

Jadwal kegiatan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1. Pengumpulan data kondisi awal

2. Observasi

3. Ijin pengambilan data

4. Pengambilan data

5. Analisis data

6. Penyusunan laporan

7. Ujian skripsi

8. Revisi laporan skripsi

C. Rencana Tindakan

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa langkah

(53)

harapan. Langkah tersebut diantaranya :

1. Persiapan

a. Permintaan ijin kepada kelapa SD Negeri Banyuroto 1

Permintaan ijin ini dimaksudkan agar kegiatan penelitian dapat

berjalan dengan lancar oleh persetujuan pihak sekolah dan

mendapatkan data yang sesuai.

b. Wawancara

Wawancara disini dimaksudkan untuk mencari informasi

tentang kondisi awal prestasi siswa dan kendala-kendala yang dialami

guru dalam menyampaikan materi belajar. Informasi-informasi

diperoleh dengan hasil wawancara dari guru kelas IV B. Berdasarkan

wawancara tersebut maka didapatkan data nilai siswa kelas IV B.

c. Identifikasi masalah

Setelah diperoleh data hasil wawancara maka peneliti dapat

mengidentifikasi masalah yang terjadi dan menentukan tindak

lanjutnya.

d. Mengkaji kompetensi dan materi pokoknya

Hal tersebut dilakukan dengan merumuskan isi dan materi dari

kompetensi dasar yang bermasalah sehingga diperoleh indikator yang

bermasalah.

e. Menyusun rencana siklus

Rencana selanjutnya adalah dengan menentukan rencana

(54)

f. Menyiapkan sumber bahan pengajaran

g. Menyusun silabus, RPP dan LKS

h. Membuat kisi-kisi dari soal untuk tes atau evaluasi pada Siklus 1 dan

Siklus II

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

a. Siklus I (Pertemuan Ke-1)

1) Rencana Tindakan

a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan materi pengertian

gaya dan jenis-jenis gaya (gaya otot dan gaya gesek antara dua

benda)

c) Siswa dibagi dalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari

empat orang

d) Siswa memperhatikan eksperimen tentang pengertian gaya dan

jenis-jenis gaya (gaya otot dan gaya gesek antara dua benda)

e) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang alat dan bahan

yang digunakan serta langkah kerjanya dalam melakukan

kegiatan tersebut

f) Siswa melakukan eksperimen tentang pengertian gaya dan

jenis-jenis gaya (gaya otot dan gaya gesek antara dua benda)

dengan alat dan bahan yang telah disediakan oleh guru secara

kelompok

(55)

dikumpulkan

2) Pelaksanaan tindakan

Kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana tindakan

3) Observasi

a) Mengamati kegiatan pembelajaran kemudian mencatat

hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran pada

lembar observasi

b) Memeriksa LKS

4) Refleksi

a) Mengidentifikasikan kendala yang dihadapi, kekurangan

dan temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran

b) Membicarakan dengan teman sejawat atau guru kelas tentang

kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan

lain selama kegiatan pembelajaran

c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan

indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk merencakan

kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

b. Siklus I (Pertemuan Ke-2)

1) Rencana tindakan

a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengingat

kembali pelajaran pada pertemuan sebelumnya

b) Siswa masuk dalam kelompok, jumlah dan anggota

(56)

c) Siswa diberi tanya jawab tentang materi pada

pertemuan sebelumnya pada setiap kelompok

d) Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang materi jenis-jenis

gaya (gaya magnet, gaya gravitasi, gaya tarik)

e) Siswa memperhatikan demonstrasi tentang materi jenis-jenis

gaya (gaya magnet, gaya gravitasi, gaya listrik) yang dilakukan

oleh guru di depan kelas

f) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang alat dan bahan

yang digunakan serta langkah kerjanya dalam melakukan

kegiatan tersebut

g) Siswa melakukan eksperimen tentang jenis-jemis gaya (gaya

magnet, gaya gravitasi, gaya listrik) dengan alat dan bahan

yang telah disediakan sesuai dengan demonstrasi yang telah

dilakukan oleh guru secara berkelompok.

h) Siswa mengisi lembar kerja dalam kelompok

kemudian dikumpulkan.

i) Siswa mengerjakan soal-soal tes yang sudah disiapkan oleh

guru secara individual

2) Pelaksanaan tindakan

Kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana tindakan

3) Observasi

a) Mengamati kegiatan pembelajaran kemudian mencatat hal-hal

(57)

observasi

b) Memerisa LKS

4) Refleksi

a) Mengidentifikasikan kendala yang dihadapi, kekurangan

dan temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran

b) Membicarakan dengan teman sejawat atau guru kelas tentang

kendala yang dihadapi kekurangan dan temuan-temuan lain

selama kegiatan pembelajaran

c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan

indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk

merencanakan siklus yang selanjutnya

c. Siklus II (Pertemuan Ke-1)

1) Rencana tindakan

a) Kegiatan diawali dengan apersepsi

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan materi

faktor-faktor yang mempengaruhi gerak benda

c) Siswa dibagi dalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari tiga

orang

d) Salah satu kelompok mendemonstrasikan di depan kelas

dengan materi faktor-faktor yang mempengaruhi gerak

benda sesuai langkah kerja dalam lembar kerja siswa dengan

(58)

e) Setelah itu, siswa melakukan eksperimen dengan kelompoknya

dengan alat dan bahan yang telah dipersiapkan sesuai dengan

demonstrasi yang dilakukan oleh siswa

f) Siswa mengisi LKS sesuai dengan kegiatan tersebut

2) Pelaksanaan tindakan

Kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana tindakan

3) Observasi

a) Mengamati kegiatan pembelajaran kemudian mencatat hal-hal

penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran pada lembar

observasi.

b) Memeriksa LKS

4) Refleksi

a) Mengidentifikasikan kendala yang dihadapi, kekurangan

dan temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran

b) Membicarakan dengan teman sejawat atau guru kelas tentang

kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan

lain selama kegiatan pembelajaran

c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan

indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dan

merencanakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan

selanjutnya.

d. Siklus II (Pertemuan ke-2)

(59)

a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengulas

kegiatan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan materi bahwa

gaya dapat mengubah suatu benda

c) Siswa dibagi dalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari tiga

orang

d) Salah satu kelompok mendemonstrasikan di depan kelas

tentang materi bahwa gaya dapat mengubah suatu benda sesuai

dengan langkah kerja yang ada di lembar kerja siswa yang

telah dibagikan dengan bimbingan guru

e) Kemudian kelompok lainnya mengikuti melakukan

eksperimen sesuai dengan demonstrasi yang telah dilakukan

oleh salah satu kelompok

f) Siswa mengisi LKS berkaitan dengan kegiatan tersebut

g) Siswa mengerjakan soal-soal tes yang sudah dipersiapkan oleh

guru secara individual

2) Pelaksanaan tindakan

Kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana tindakan

3) Observasi

a) Mengamati kegiatan pembelajaran kemudian mencatat hal-hal

penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran pada lembar

observasi

(60)

4) Refleksi

a) Mengidentifikasikan kendala yang dihadapi, kekurangan

dan temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran

b) Membicarakan dengan teman sejawat atau guru kelas tentang

kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan

lain selama kegiatan pembelajaran

c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan untuk memutuskan apakah

siklus akan dilanjutkan atau tidak.

D. Pengumpulan Data Dan Instrumen 1. Peubah

Dalam penelitian ini, peubahnya adalah prestasi belajar siswa dalam mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, khususnya tentang menyimpulkan hasil

percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak

suatu benda

2. Indikator

Peningkatan prestasi belajar siswa dalam menyimpulkan hasil percobaan

bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak benda

3. Jenis Data

Data yang diperoleh dan skor ulangan

4. Cara Pengumpulan Data

(61)

5. Instrumen

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah soal-soal ulangan

tentang menyimpulkan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat

mengubah gerak suatu benda. Jumlah soal adalah 20 soal yang berupa soal

pilihan ganda (PG) untuk masing-masing siklus dan dideskripsikan dalam

kisi-kisi soal yang telah dibuat.

Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen

Prestasi

Kondisi awal prestasi belajar siswa dan kondisi akhir yang diharapkan

(62)

Peubah prestasi belajar

Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 7,5

Kondisi awal

b. Menghitung jumlah skor setiap siswa

c. Menghitung skor rata – rata kelas, dengan rumus :

SR= Jumlah skor seluruh siswa / Jumlah siswa

d. Membandingkan tingkat prestasi pada akhir setiap siklus dengan

kondisi awal, untuk menyimpulkan apakah terjadi peningkatan prestasi

(63)

44 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per Siklus

Dari hasil refleksi siklus I, diketahui bahwa dalam melaksanakan

Perbaikan Pembelajaran guru sudah menerapkan metode eksperimen dengan

baik.Tetapi dalam menerapkan metode eksperimen guru kurang memberikan

motivasi kepada siswa. Peran guru masih terlihat dominan, siswa belum aktif

dalam proses pembelajaran. Tugas yang diberikan guru kepada siswa untuk

menunjukkan bahwa gaya dapat mengubah gerak suatu benda.

Dari langkah perbaikan siklus I diperoleh temuan pada siswa.Yaitu

prestasi siswa dalam proses pembelajaran bertambah. Hasil yang dicapai oleh

siswa lebih meningkat dan sudah banyak siswa yang berani mengutarakan

pendapatnya. Dengan adanya variasi seperti tugas untuk menunjukkan bahwa

gaya dapat mengubah gerak atau bentuk suatu benda menggunakan benda-

benda nyata. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran

pada siklus I dengan menerapkan metode eksperimen dan media nyata cukup

berhasil.

Selanjutnya dari refleksi pada siklus I, peneliti melaksanakan

perbaikan pembalajaran siklus II yang memfokuskan pada penggunaan

metode eksperimen, dengan media nyata.Peran guru tidak terlalu dominan,

(64)

Pengaruh yang nyata terlihat dari penggunaan metode eksperimen

dengan media nyata pada siklus II, yaitu prestasi siswa lebih bertambah. Siswa

sudah terlihat aktif dalam proses pembelajaran. Banyak siswa yang sudah

berani mengutarakan pendapatnya untuk menarik kesimpulan dan interpretasi

siswa lebih banyak yang muncul sehingga hasil evaluasi belajar yang dicapai

siswa pun lebih meningkat. Dengan demikian, proses pembelajaran siklus II

secara garis besar sudah berhasil.

Hasil perolehan data sebelum perbaikan, perbaikan siklus I dan

perbaikan siklus II pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diperoleh dari

data nilai kelas IV B.

Keterangan :

- Jumlah nilai dari 20 siswa : 134

- Rata-rata : 6,7

- Siswa yang memperoleh nilai tuntas : 8

- Siswa yang memperoleh nilai tidak tuntas : 12

- Persentase siswa yang nilainya tuntas : 40%

- Persentase siswa yang nilainya tidak tuntas : 60%

Lebih jelasnya berikut ini disajikan diagram batang tentang hasil

(65)

Mengetahui

Kepala SDN Banyuroto

AM. Rahmad Abadi,S.Pd

NIP.19670720 199301 1 1001

Peneliti

Supyantinah

NIM. 101132048

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

4 5 6 7 8 9

Gambar 1. Diagram Batang Hasil Evaluasi

sebelum Perbaikan

(66)

TABEL 1

ANALISIS NILAI HASIL EVALUASI MATA PELAJARAN IPA PADA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

No Nama Siswa Nilai T / TT

1 Jefri 6 TT

2 Riyanto 9 T

3 Andri 8 T

4 Alvi 8 T

5 Asih 5 TT

6 Astriana 7 TT

7 Danang 5 TT

8 Dimas 8 T

9 Dedi 8 T

10 Fina 7 TT

11 Leny 8 T

12 Saras 8 T

13 Selvita 8 T

14 Siti 8 T

15 Budi S 8 T

16 Zainal 7 TT

17 Yanah 7 TT

18 Alivia 9 T

19 Anja 6 TT

20 Hida 8 T

Jumlah Nilai 148 12

Rata- rata 7,4

Persentase 60%

Keterangan:

- Siswa yang memperoleh nilai tuntas : 12

(67)

- Persentase siswa yang nilainya tuntas : 60%

- Persentase siswa yang nilainya tidak tuntas : 40%

Data yang diperoleh dari analisis hasil evaluasi pada perlakuan

perbaikan pembelajaran Siklus I adalah dari 20 siswa, yang mendapat nilai

5 sebanyak 2 siswa, yang mendapat nilai 6 sebanyak 2 siswa, yang

mendapat nilai 7 sebanyak 4 siswa, yang mendapat nilai 8 sebanyak 10

siswa, dan yang mendapat nilai 9 sebanyak 2 siswa.

Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan diagram batang tentang

data hasil analisis nilai berdasarkan tabel diatas :

Mengetahui

Kepala SDN Banyuroto

AM. Rahmad Abadi,S.Pd

NIP.19670720 199301 1 1001

Peneliti

(68)

TABEL 2

ANALISIS HASIL EVALUASI MATA PELAJARAN IPA PADA PERBIAKAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

No Nama Siswa Nilai T/TT

1 Jefri 6 TT

2 Riyanto 9 T

3 Andri 8 T

4 Alvi 9 T

5 Asih 5 TT

6 Astriana 8 T

7 Danang 5 TT

8 Dimas 8 T

9 Dedi 8 T

10 Fina 8 T

11 Leny 8 T

12 Saras 8 T

13 Selvita 8 T

14 Siti 9 T

15 Budi S 8 T

16 Zainal 8 T

17 Yanah 8 T

18 Alivia 9 T

19 Anja 8 T

20 Hida 8 T

Jumlah nilai 156 17

Persentase 85%

Keterangan:

- Siswa yang memperoleh nilai tuntas : 17

(69)

- Persentase siswa yang memperoleh nilai tuntas : 85%

- Persentase siswa yang memperoleh nilai yang tidak tuntas : 15%

Dari analisis hasil evaluasi pada pelaksaan perbaikan pembelajaran

siklus II, diperoleh data jumlah siswa yang memperoleh nilai 5 sebanyak 2

siswa, yang memperoleh nilai 6 sebanyak 1 siswa, yang memperoleh nilai

8 sebanyak 13 siswa, yang memperoleh nilai 9 sebanyak 4 siswa.

Untuk lebih jelasnya data diatas disajikan dalam bentuk diagram

batang sebagai berikut:

0 2 4 6 8 10 12 14

4 5 6 7 8 9

Gambar 3. Diagram Batang Hasil Evaluasi

Mata Pelajaran IPA pada Perbaikan Siklus II

Gambar 3. Diagram Batang Hasil Evaluasi Mata Pelajaran IPA pada

Gambar

Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Hasil Evaluasi .......................................................
Gambar 4. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Siklus I dan II .....................................
Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian
 Gambar 1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perhatian siswa dalam belajar matematika terhadap prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri

Dari hasil penelitian ini dengan demikian menunjukkan bahwa penggunaan metode quantun teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa setelah siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen, hasil belajar IPA dalam materi kerusakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik pembelajaran mind map dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi sistem pemerintahan tingkat pusat bagi siswa kelas IV SDN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing pada materi perpindahan energi panas

Guru dan siswa bersama-sama bertanya jawab tentang materi yang telah didiskusikan yaitu tentang sumber energi yang biasa digunakan dengan sumber energi alternatif. Guru membagi

Penelitian ini berjudul “ Meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya melalui metode eksperimen di kelas V SDN 01 Beluk.. Bertujuan

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitif, yaitu nilai tes awal dan tes akhir materi pokok organisasi kehidupan oleh siswa. Kemudian dihitung selisih antara