viii ABSTRAK
Materi gaya berhubungan erat dengan kehidupan siswa karena sejak kecil siswa sudah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan gaya. Walaupun demikian kebanyakan siswa di SD Banyuroto 1 Sawangan masih banyak yang kesulitan memahami materi mengenai gaya yang dapat mengubah gerak atau bentuk suatu benda melalui percobaan.
Berdasarkan dari permasalahan diatas, maka penulis menentukan tujuan penelitian untuk mengetahui apakah metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Banyuroto 1 Sawangan. Prosedur pelaksanaan penelitian berdasarkan informasi tentang kondisi awal prestasi siswa dan banyaknya kendala-kendala yang dialami guru dalam menyampaikan materi belajar. Informasi diperoleh dengan hasil wawancara dari guru kelas IV. Berdasarkan wawancara tersebut maka didapatkan data nilai kelas IV tentang gaya.
ix ABSTRACT
Material style is closely related to a student's life since childhood because students are engaged in activities related to the style. Nevertheless, most students in Banyuroto 1 Sawangan elementary school still many who have difficulty understanding the material on the force can change the motion or shape of an object through a trial.
Based on the above issues, the authors determine the purpose of the study to determine whether experiment method can improve student achievement grade IV Banyuroto 1 Sawangan elementary school. Procedures for implementing research based information about the initial conditions of student achievement and the many obstacles that experienced teachers in delivering learning material. Information was obtained by interview from the fourth grade teacher. Based on the interview data obtained about the value of class IV style.
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV B
SDN BANYUROTO 1 SAWANGAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh SUPYANTINAH
NOMOR MAHASISWA 101132048
PROGRAM SKGJ PROGRAM STUDI PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV B
SDN BANYUROTO 1 SAWANGAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh SUPYANTINAH
NOMOR MAHASISWA 101132048
PROGRAM SKGJ PROGRAM STUDI PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii
iii
iv MOTTO
Dari hari ke hari tiada hentinya Allah Subhanahuwata’ala melimpahkan
karuniaNya, HidayahNya, RahmatNya dan lain-lainnya yang selalu memberikan
kenikmatan bagi kita semua untuk memperoleh setitik tinta dalam jagat lautan
tintaNya
Belajar merupakan kewajiban bagi kita semua sebagai insan, tidak hanya untuk
anak-anak atau orang dewasa, namun bagi orang tua atau gurupun perlu belajar
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk
1. Suamiku tercinta, yang telah ikut mendukung dan memotivasi dalam
penulisan skripsi
2. Anak-anakku tersayang yang sangat aku banggakan
3. Bapak dan Ibu yang telah tulus mendo’akan saya
4. Teman-teman senasib seperjuangan
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, yang ikut serta membantu
vi
vii
viii ABSTRAK
Materi gaya berhubungan erat dengan kehidupan siswa karena sejak kecil siswa sudah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan gaya. Walaupun demikian kebanyakan siswa di SD Banyuroto 1 Sawangan masih banyak yang kesulitan memahami materi mengenai gaya yang dapat mengubah gerak atau bentuk suatu benda melalui percobaan.
Berdasarkan dari permasalahan diatas, maka penulis menentukan tujuan penelitian untuk mengetahui apakah metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Banyuroto 1 Sawangan. Prosedur pelaksanaan penelitian berdasarkan informasi tentang kondisi awal prestasi siswa dan banyaknya kendala-kendala yang dialami guru dalam menyampaikan materi belajar. Informasi diperoleh dengan hasil wawancara dari guru kelas IV. Berdasarkan wawancara tersebut maka didapatkan data nilai kelas IV tentang gaya.
ix ABSTRACT
Material style is closely related to a student's life since childhood because students are engaged in activities related to the style. Nevertheless, most students in Banyuroto 1 Sawangan elementary school still many who have difficulty understanding the material on the force can change the motion or shape of an object through a trial.
Based on the above issues, the authors determine the purpose of the study to determine whether experiment method can improve student achievement grade IV Banyuroto 1 Sawangan elementary school. Procedures for implementing research based information about the initial conditions of student achievement and the many obstacles that experienced teachers in delivering learning material. Information was obtained by interview from the fourth grade teacher. Based on the interview data obtained about the value of class IV style.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang yang senantiasa selalu melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan Laporan Penelitian Tindakan
Kelas dengan kondisi yang sehat wal afiat tanpa ada halangan suatu apapun.
Laporan penelitian ini kami susun dalam rangka memenuhi persyaratan
untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pelaksanaan kegiatan penelitian berpedoman pada buku panduan tugas
akhir skripsi mahasiswa Program SKGJ PGSD dengan input lulusan SPG dan
Program Diploma yang bertujuan mempersiapkan calon guru sekolah dasar yang
kompeten sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Kompetensi Pendidik
sebagai agen pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah serta pendidik
anak usia dini meliputi : 1) Kompetensi Pedagogik; 2) Kompetensi kepribadian;
3) Kompetensi professional; 4) Kompetensi sosial
Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas hingga pembuatan laporan
skripsi tentu tidak akan berhasil dengan baik tanpa dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, baik materi, moril maupun spiritual. Oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua puhak yang telah
memberi bantuan dengan tulus ikhlas terutama kepada :
1. Bapak Rohandi Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
yang telah memberi ijin dalam pelaksanaan skripsi
2. RM G Ari Nugrahanta, SJ, BST, MA selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar
3. Bapak YB Adimasana, MA yang selaku manager Program SKGJ Program
Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan penjelasan tentang isi buku panduan tugas
xi
4. Bapak Drs. Paulus Wahama, M.Hum selaku pembimbing kami yang dengan
penuh kesabaran telah bersedia meluangkan waktu dan memberi pengarahan
kepada kami
5. Bapak/Ibu Dosen dan segenap karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah memberi bantuan dalam
pelaksanaan skripsi
6. Bapak AM Rahmad Abadi, S.Pd yang telah memberi kritik, saran bimbingan
selaku Kepala SDN Banyuroto 1 tempat kami melaksanakan penelitian
7. Semua teman-teman guru SDN Banyuroto 1 yang telah memberikan
kesempatan untuk kami melaksanakan tugas penelitian
8. Suamiku yang telah memberikan do’a agar kami selalu dalam keadaan sehat
dalam melaksanakan tugas
9. Anak-anak kami terutama Novita yang telah membantu kami dalam penulisan
laporan penelitian ini
10.Teman-teman kuliah kelompok Sawangan atas do’a dan kebersamaannya
11.Segenap pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian
Tidak ada yang dapat kami perbuat sebagai tanda balas budi atas
kebaikannya, kecuali hanya do’a semoga perbuatan baik itu tadi diberkahi Tuhan
yang Maha Kuasa dan semoga yang kami terima selama kuliah dapat bermanfaat
bagi anak didik kami, sekolah dan masyarakat serta pada diri kami dalam
pengembangan pembelajan yang inovatif.
Banyuroto, 24 November 2012
Penulis
Supyantinah
xii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
BAB II KAJIAN TEORI A. Prestasi Belajar Siswa ... 6
1. Pengertian Prestasi Belajar ... 6
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa... 9
B. Metode Pembelajaran ... 10
1. Pengertian Metode Eksperimen ... 10
2. Langkah-langkah Metode Eksperimen ... 12
xiii
C. Kompetensi Dasar dalam IPA ... 15
1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam ... 15
2. Gaya Dorongan dan Tarikan dapat Mengubah Gerak Suatu Benda ... 23
3. Tujuan Pengajaran IPA di Sekolah Dasar ... 29
D. Langkah Pembelajaran IPA Tentang Gaya dengan Metode Eksperimen ... 30
E. Hipotesis Tindakan ... 31
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 32
B. Rencana Tindakan ... 33
C. Pengumpulan Data dan Instrumen ... 41
D. Analisa Data ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi per Siklus ... 44
B. Pembahasan ... 52
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 59
B. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 61
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Analisis Nilai Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I ... 47
Tabel 2. Analisis Nilai Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II ... 49
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Hasil Evaluasi Sebelum Perbaikan ... 46
Gambar 2. Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I ... 48
Gambar 3. Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II ... 50
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Permohonan Ijin
2. Pernyataan Kepala Sekolah
3. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
4. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II
5. Silabus
6. Kisi-kisi Soal Siklus I
7. Kisi-kisi Soal Siklus II
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
9. Lembar Kerja Siswa
10.Soal Evaluasi Siklus I dan II
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu
mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang pendidikan sekolah dasar. Materi
di dalam pelajaran ini memiliki keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari pada
siswa. Lingkungan sebagai salah satu sumber belajar yang nyata memberikan
suatu manfaat yang dapat digunakan sebagai sarana untuk memperdalam
materi dalam mata pelajaran IPA.
Kebanyakan materi dalam mata pelajaran IPA berhubungan erat
dengan lingkungan sekitar siswa, salah satunya adalah gaya. Materi mengenai
gaya berhubungan dengan perilaku yang dikerjakan siswa, misalkan saja
mendorong meja, menarik kursi, membuka pintu, dan lain-lain. Kegiatan
tersebut sangat sering dilakukan oleh para siswa. Sehingga secara tidak
langsung, para siswa ini telah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan
gaya.
Materi gaya dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah dasar
dapat dikatakan sebagai salah satu materi dasar bagi materi pengetahuan alam
selanjutnya. Dalam tiap tingkat pendidikan, materi ini akan terus digunakan.
Oleh sebab itu, sejak dini siswa harus benar-benar mampu memahami gaya
(dorongan dan tarikan) yang diterima di sekolah dasar hingga pada jenjang
pendidikan berikutnya. Dengan demikian, siswa dapat dengan mudah
Seperti diungkapkan sebelumnya bahwa materi gaya berhubungan
dengan kehidupan siswa. Sejak kecil, siswa sudah melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan gaya. Walaupun demikian, kebanyakan siswa di SDN
Banyuroto 1 Kecamatan sawangan kesulitan dalam memahami materi
mengani gaya dapat mengubah gerak suatu benda melalui percobaan. Hal ini
dapat dilihat dari hasil ulangan materi menyimpulkan hasil percobaan bahwa
gaya dapat mengubah gerak suatu benda yang memiliki rata-rata 6,7 sebanyak
60% siswa kelas IV B SDN Banyuroto 1 tidak tuntas pada KD ini. Nilai
tersebut ternyata belum sesuai harapan, mengingat Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) untuk Kompetensi Dasar 7.1 (menyimpulkan hasil percobaan
bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda)
adalah 75.
Kemungkinan penyebab dari keadaan tersebut adalah kegiatan
pembelajaran yang hanya dilakukan dengan metode ceramah saja. Siswa
hanya menghafalkan materi tanpa pemahaman secara konkret mengenai
materi yang ada. Sehingga siswa cenderung bersikap pasif ketika
pembelajaran berlangsung
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diambil beberapa
identifikasi masalah. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Anak kurang aktif dalam pembelajaran IPA tentang materi gaya dorongan
2. Anak kurang memahami tentang gaya dorongan dan tarikan
3. Dalam mengerjakan tugas selalu individual
4. Upaya mengatasi kesulitan belajar IPA tentang gaya
C. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya permasalahan yang dialami oleh siswa, serta
untuk memfokuskan penelitian maka lalu penelitian ini dibatasi. Adapun
pembatasan masalah yaitu pada penerapan metode eksperimen untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV B SD Negeri Banyuroto I
Sawangan dalam kegiatan belajar IPA tentang gaya yaitu menyimpulkan hasil
percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu
benda
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan batasan masalah diatas tentang cara mengatasi anak yang masih
mengalami kesulitan dalam belajar IPA tentang gaya, maka masalah itu
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA
tentang gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda?
2. Apakah pembelajaran dengan metode eksperimen dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas IV B SD Negeri Banyuroto I Kecamatan
E. Batasan Pengertian
Agar tidak terjadi kesalahan persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu
disampaikan beberapa definisi sebagai berikut, yaitu :
1. Gaya adalah suatu besaran yang dapat menyebabkan perubahan pada
benda yaitu perubahan bentuk, sifat gerak benda, kecepatan dan arah
gerak benda.
2. Gerak adalah perubahan posisi suatu benda terhadap titik acuan/ titik
awal/titik tempat pengamat.
3. Metode eksperimen adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran
dengan menunjukkan secara langsung mengenai cara melakukan sesuatu
atau suatu proses kepada siswa, kemudian siswa mencoba untuk
melakukan proses yang telah diamati.
4. Prestasi belajar siswa adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan
yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru.
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah diatas maka peneliti menentukan tujuan
penelitian, yaitu :
1. Untuk mengetahui cara penggunaan metode eksperimen dalam
pembelajaran IPA dengan baik
2. Untuk mengetahui apakah dengan metode eksperimen dapat meningkatkan
ajaran 2011/2012.
G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian merupakan pengalaman berharga dalam menerapkan
metode eksperimen dalam pembelajaran IPA, sehingga menambah
pengetahuan peneliti.
2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti, merupakan pengalaman berharga dalam menerapkan
metode eksperimen di dalam pembelajaran IPA, sehingga menambah
pengetahuan.
b. Bagi siswa, memberi pengalaman berharga sehingga siswa terlihat
aktif dalam pembelajaran
c. Bagi guru, dapat menjadi inspirasi dalam melakukan kegiatan
pembelajaran IPA
d. Bagi perpustakaan, dapat menambah satu bacaan yang dapat
6 BAB II KAJIAN TEORI A. Prestasi Belajar Siswa
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar.
Masing-masing memiliki arti tersendiri. Berikut ini berbagai
definisi mengenai prestasi dan belajar.
a. Pengertian Belajar
Kata belajar identik dengan kegiatan menghafalkan catatan,
membaca buku, bahkan mengingat-ingat materi pelajaran/
pengetahuan. Sehingga apa yang akan dipelajari mudah hilang setelah
pengetahuan itu dipergunakan. Pemahaman tentang belajar tersebut
hanyalah makna sempit saja.
Jika dicermati, kata belajar tidak hanya berhenti pada kegiatan
mengingat ataupun menghafal. Belajar merupakan suatu proses atau
kegiatan yang ditandai dengan perubahan tingkah laku yang positif
dari orang yang belajar. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2008:23), belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau
ilmu, berlatih, serta berubahnya tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman.
Di dalam bukunya, Syah (2003:68) mendefinisikan bahwa
belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Perubahan tingkah laku individu yang timbul akibat dari adanya
proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah dan jenuh bukan
merupakan proses belajar.
Howard L. Kingsley (dalam Ahmadi dan Supriyono,
1991:120) mendefinisikan bahwa learning is the process by which
behavior (in the boarder sense) is originated or changed through
practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku
(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau
latihan.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat dirumuskan belajar
adalah suatu proses kognitif yang terjadi secara aktif untuk
memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru sehingga
menimbulkan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang
diharapkan dari proses belajar tentunya adalah perilaku yang positif
menuju kemajuan yang baik dari seorang individu. Perilaku yang
negatif tidak dapat disebut sebagai proses belajar, misalkan malas,
mencuri, membolos, mabuk dan sebagainya.
b. Pengertian Prestasi
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1101) menyatakan
bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah
dilakukan dikerjakan, dsb)
dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
1) Faktor Internal, seperti motivasi dan keyakinan
a) N. Ach (Need for Achievement) adalah suatu dorongan atau
motif untuk berprestasi dalam hal tertentu
b) Takut gagal
Perasaan cemas apabila menempuh ujian, mempelajari hal
yang baru atau memecahkan masalah yang sulit dapat
mengganggu keberhasilan dalam berprestasi. Seseorang yang
gugup dalam melakukan sesuatu akan memperoleh hasil yang
tidak maksimal dibandingkan dengan mereka yang tenang
dalam menghadapi sesuatu.
c) Takut sukses
Perasaan takut sukses dapat menyebabkan seseorang tidak
mau berusaha melakukan hal yang terbaik demi
keberhasilannya.
2) Faktor Eksternal seperti kesempatan
Lingkungan berpengaruh dapat menentukan prestasi
seseorang. Lingkungan yang mendukung baik dapat memotivasi
orang yang ada didalamnya untuk.berkembang baik pula. Tetapi
apabila lingkungan tidak mendukung, maka motivasi dalam
mengejar prestasi juga kurang tinggi.
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan
oleh guru (KBBI, 2008:1101). Sedangkan Suratinah Tirtonegoro
(1984 : 43) menyatakan bahwa pencapaian hasil belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat
yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
anak dalam periode tertentu.
Pernyataan tersebut hampir sama dengan pendapat Zahri
Jas (1987) dalam (Triantoko, 1999) yang menyatakan bahwa
prestasi belajar bisa dinyatakan sebagaimana yang tercantum
dalam rapot/ ijazah. Di dalam bukunya, Mahmud (1990)
menerangkan bahwa prestasi akademik biasanya diukur dari nilai
sehari-hari, tes hasil belajar dan lamanya bersekolah.
c. Pengertian Prestasi Belajar
Dari beberapa pengertian diatas, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai
siswa dalam kegiatan pembelajaran, dapat dilihat dari nilai yang
diperoleh siswa dalam setiap mata pelajaran.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dan dari luar diri siswa
(eksternal) itu sendiri, keduanya berpengaruh pada tinggi rendahnya
prestasi belajar siswa. Ahmadi dan Supriyono (1991 : 130 - 131).
a. Faktor internal, yang meliputi :
1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini adalah penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
2) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,
penyesuaian diri.
b. Faktor eksternal
1) Faktor sosial
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan dan
teknologi dan kesenian
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,
dan iklim
4) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan
B. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan suatu cara (yang dilakukan oleh
guru maupun siswa) dalam menyajikan bahan pelajaran dengan
menunjukkan secara langsung mengenai cara melakukan sesuatu atau
suatu proses kepada siswa, kemudian siswa mencoba, untuk mengerjakan
sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan itu (Surakhmad,
siswa. Dengan petunjuk yang telah diberikan guru, siswa dapat
melakukan eksperimen di depan teman-temannya, kemudian siswa lain
melakukan eksperimen masing-masing.
Pasaribu (1986) menyatakan bahwa Metode eksperimen adalah
suatu cara mengajar/ teknik dengan mengkombinasikan lisan dengan
suatu pebuatan serta dipergunakan suatu alat untuk membuktikan suatu
prinsip yang telah diajarkan dan melihat apa yang terjadi kemudian
membandingkannya dengan teori yang telah diajarkan kepada siswa.
Eksperimen tidak hanya terbatas di dalam kelas saja. Eksperimen dapat
dilakukan diluar kelas, baik di pekarangan sekolah, sawah, maupun
tempat yang lainnya.
Sudirman (1987) mengatakan bahwa Metode eksperimen
merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan menggunakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu
yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang disertai
penjelasan lisan kemudian siswa-siswa melakukan percobaan dengan
mengalami dan membutikkan sendiri sesuatu yang telah dipelajari. Dalam
hal ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau mengalami
sendiri proses yang telah diamati.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode
eksperimen adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan
menunjukkan secara langsung mengenai cara melakukan sesuatu atau
proses yang telah diamati. Hasil dan proses yang telah dilakukan tersebut
berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Langkah-langkah metode eksperimen
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh agar pelaksanaan metode
eksperimen dapat berjalan dengan baik, yaitu (Sudirman, 1987)
a. Perencanaan dan Persiapan Eksperimen
1) Menetapkan tujuan eksperimen yang akan dilakukan
2) Mempersiapkan fasilitas yang menunjang eksperimen misalkan
alat/bahan percobaan.
3) Mempersiapkan tempat melakukan eksperimen
4) Mempertimbangkan ketersediaan alat dan bahan yang ada (apakah
alat, bahan, dan tempat sudah memadai atau belum)
5) Memperhatikan keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil
resiko yang merugikan atau membahayakan.
6) Memperhatikan disiplin dan tata tertib dalam menjaga peralatan
dan bahan yang akan digunakan dan
7) Memberikan penjelasan tentang apa yang harus diperhatikan
siswa dan tahapan yang mesti dilakukan termasuk yang dilarang
atau yang membahayakan.
b. Pelaksanaan Eksperimen
1) Memulai demonstrasi dengan seksama
2) Menyampaikan pokok-pokok materi yang dieksperimenkan
3) Pada waktu eksperimen berjalan, sesekali memperhatikan
keadaan siswa, apakah semua mengikuti dengan baik atau tidak
4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengar
dalam bentuk pengajuan pertanyaan, membandingkannya dengan
yang lain atau dengan pengalaman lain
5) Setelah eksperimen selesai dilakukan, siswa memulai
eksperimen sesuai dengan proses yang dicontohkan oleh guru.
6) Pada waktu percobaan dilakukan siswa, guru mendekati siswa
dalam melakukan proses percobaan, memberikan bantuan atau
dorongan terhadap kesulitan yang dihadapi oleh siswa sehingga
percobaan dapat diselesaikan dan
7) Selama percobaan berlangsung, guru hendaknya
memperhatikan situasi secara keseluruhan, barangkali ada sesuatu
yang menghambat kelancaran percobaan, sehingga dapat diatasi
atau dihindari sedini mungkin.
c. Tindak lanjut eksperimen
1) Meminta siswa mengumpulkan laporan hasil percobaan
untuk diperiksa guru
2) Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama
eksperimen dan
3) Memeriksa dan menyimpan kembali peralatan yang
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen
Penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran di sekolah
dasar memiliki beberapa kelebihan dan ada juga kekurangan. Berikut ini
merupakan kelebihan penerapan metode eksperimen menurut Sudirman
(1987:133 - 165)
a. Membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret karena
siswa belajar dengan mengalami dan mengamati sendiri suatu
proses atau kejadian sehingga dapat menghindarkan verbalisme.
b. Proses pengajaran akan lebih menarik
c. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antar
teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri
d. Melalui metode ini, dapat disajikan materi pelajaran yang tidak
mungkin sesuai atau kurang sesuai dengan menggunakan metode lain
e. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaanya sendiri daripada hanya
menerima kata guru atau buku
f. Mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
eksploratoris (menjelajahi) tentang sains dan teknologi, suatu sikap
yang dituntut dari seorang ilmuwan, dari metode ini diharapkan akan
terbina manusia yang dapat membawa terobosan baru dengan
penemuan sebagai hasil percobaannya, yang diharapkan dapat
membawa manfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
realistis, dan
h. Hasil belajar akan terjadi dalam bentuk retensi (tahan lama diingat)
dan internalisasi (menyatu dengan jiwa raga siswa)
Disamping memiliki beberapa kelebihan, penerapan metode eksperimen
juga tak luput dari beberapa kelemahan di dalam proses pembelajaran
yakni:
a. Tahap persiapan dalam metode eksperimen memerlukan waktu yang
cukup lama sehingga jika terpaksa dapat mengambil waktu pada mata
pelajaran lain.
b. Tidak semua mata pelajaran dapat diajarkan dengan metode ini
c. Suatu eksperimen tidak selalu berhasil seperti yang diharapkan
d. Mahalnya alat-alat praktikum di sekolah sering merupakan hambatan
untuk melakukan eksperimen-eksperimen di laboratorium sekolah
maupun di kelas
e. Hasil percobaan hanyalah usaha untuk mendekati kebenaran, bukan
berupa kebenaran mutlak.
C. Kompetensi Dasar dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam
Dari asal katanya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berasal dari
bahasa Inggris "Natural Science". Natural berarti ilmiah, berhubungan
dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Sedangkan science
ilmu pengetahuan yang alamiah, berhubungan dengan alam .
Webater’s: New Collegiate Dictionary (1981) dalam Srini (1997 :
2) mengungkapkan bahwa "natural science is knowledge concerned with
the physical world and its phenomena'". IPA adalah pengetahuan tentang
alam dan gejala-gejalanya. Kejadian yang berhubungan dengan alam
merupakan salah satu obyek kajian dari IPA.
Fisher (1975) dalam Amien (1987 : 4) menyatakan bahwa IPA
adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan
metode-metode yang berdasarkan observasi. Masih dalam buku yang
sama, Carin (1985) juga menyatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang di dalam
penggunaanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
Perkembangan IPA tidak hanya ditunjukkan oleh kumpulan fakta saja
(produk ilmiah), tetapi juga oleh timbulnya metode ilmiah dan sikap
ilmiah.
Di dalam bukunya, Trianto (2010 : 136) menuliskan bahwa IPA
adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik dan dalam
penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan
berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen
serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan
sebagainya.
Marsetio Donosepoetro memandang IPA sebagai proses, produk,
kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam
maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan
sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah
atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran
pengetahuan. Sebagai prosedur, dimaksudkan sebagai metodologi atau
cara yang dipakai untuk mengelahui sesuatu (riset pada umumya) yang
lazim disebut metode ilmiah (scientific method).
Secara umum, IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi,
fisika, dan kimia. Ketiganya memiliki bidang kajian tersendiri yang
meskipun berbeda tetapi masih saling berhubungan satu dengan lainnya.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu ilmu pengetahuan
tentang alam yang dapat diperoleh melalui proses ilmiah dan didasari oleh
sikap ilmiah. Menurut Srini, ada tiga hakekat dari IPA, yaitu :
a. IPA sebagai produk
Bentuk IPA sebagai produk terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, hukum-hukum serta teori-teori. Fakta merupakan
salah satu hasil kegiatan empirik dalam IPA. Sedangkan konsep,
prinsip, hukum serta teori merupakan hasil kegiatan analitik dalam
IPA.
1) Fakta dalam IPA
Fakta dalam IPA merupakan pernyataan-pernyataan tentang
benda yang benar-benar ada, atau peristiwa yang betul-betul
dalam IPA adalah : atom hydrogen memiliki satu elektron, air
mendidih pada suhu 100° C tekanan 1 atm, meja adalah benda
padat.
2) Konsep IPA
Konsep dalam IPA adalah suatu ide yang mempersatukan
fakta-fakta IPA atau penghubung antar fakta-fakta-fakta-fakta yang ada
hubungannya. Contoh konsep di dalam IPA, misalnya zat tersusun
atas partikel, materi akan berubah tingkat wujudnya bila menyerap
atau melepaskan energi.
3) Prinsip IPA
Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan di antara
konsep-konsep IPA. Prinsip IPA merupakan generalisasi induktif
yang ditarik dari beberapa contoh sehingga bersifat analitik.
Prinsip bersifat tentatif (sementara), dapat berubah bila ada
observasi baru yang dilakukan. Prinsip juga merupakan deskripsi
yang paling tepat tentang objek / kejadian. Contoh prinsip dalam
IPA : udara yang dipanaskan dapat memuai.
4) Hukum-hukurn alam
Hukum-hukum alam adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima
meskipun juga bersifat tentatif, tetapi karena mengalami
pengujian-pengujian yang lebih keras daripada prinsip, maka
hukum akan bersifat lebih kekal. Contoh hukum dalam IPA,
hanya bisa berubah bentuk dari energi satu ke energi lainnya
(Hukum Kekekalan Energi).
5) Teori Ilmiah
Teori ilmiah adalah kerangka yang lebih luas dari fakta, konsep,
dan prinsip yang saling berhubungan. Teori dapat berubah jika ada
bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori tersebut. Contoh
teori IPA misalnya model atom (elektron berputar pada orbitnya
di sekitar inti) diganti dengan teori kuantum (elektron seperti
awan yang bermuatan negatif melingkupi inti atom).
b. IPA sebagai proses
Hakikat IPA sebagai suatu proses adalah suatu metode yang
digunakan untuk memperoleh pengetahuan. Metode yang biasa
digunakan disebut metode ilmiah atau metode keilmuan. Metode
ilmiah atau keilmuan merupakan perpaduan antara pengetahuan yang
didapat melalui pikiran (rasionalisme) dan pengetahuan melalui
pengalaman (empirisme). Adapun langkah-langkah dalam metode
ilmiah adalah :
1) Sadar akan adanya masalah dan perumusan masalah
2) Pengamatan dan perumusan masalah yang relevan
3) Penyusunan dan klasifikasi data
4) Perumusan hipotesis
5) Deduksi dan hipotesis
Ketrampilan proses IPA meliputi beberapa hal seperti di bawah ini
1) Mengamati
Mengamati merupakan proses mengumpulkan informasi
dengan mempergunakan semua alat indera
2) Mengukur atau menghitung
Mengukur atau menghitung adalah suatu kegiatan membandingkan
suatu besaran yang akan diukur dengan besaran lain yang sejenis,
yang telah ditetapkan dengan satuan pengukuran.
3) Mengklasifikasikan
Mengklasifikasikan adalah menyusun atau mendistribusikan objek,
kejadian atau informasi dalam golongan-golongan menurut sistem
tertentu.
4) Mengendalikan Variabel
Mengendalikan variabel adalah menandai karakteristik objek atau
faktor dalam kejadian atau peristiwa yang tetap dan yang berubah
di dalam kondisi yang berbeda.
5) Merumuskan hipotesis
Merumuskan hipotesis adalah menyusun suatu pernyataan tentang
dugaan yang mungkin ditemukan dalam penelitian.
6) Melakukan Eksperimen
Melakukan eksperimen adalah suatu percobaan untuk memperoleh
data yang relevan dengan kegiatan pengukuran
Menganalisis data adalah mengolah data yang telah diperoleh dan
hasil percobaan.
8) Membuat laporan penelitian
Membuat laporan penelitian adalah menyusun data yang telah
dianalisis kebenarannya, untuk kemudian dilaporkan dalam bentuk
laporan penelitian.
c. IPA sebagai sikap
Hakikat IPA sebagai sikap adalah mengenai berbagai keyakinan,
pendapat, dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang
ilmuwan khususnya ketika mencari atau mengembangkan
pengetahuan baru. Misalnya : rasa ingin tahu, rasa tanggung jawab,
disiplin, tekun, jujur, dan terbuka terhadap pendapat orang lain.
Ciri-ciri sikap ilmiah diantaranya adalah :
1) Obyektif terhadap fakta
Obyektif terhadap fakta adalah menyatakan fakta apa adanya tanpa
mengubahnya, misalnya jika fakta itu menunjuk pada sesuatu yang
merah, maka ia harus mengatakan sesuatu itu merah walaupun
menurut pendapatnya putih.
2) Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan
3) Berhati terbuka
Berhati terbuka berarti mau menerima pendapat orang lain,
meskipun pendapat orang lain berbeda dengan pendapatnya.
5) Bersifat hati-hati
6) Ingin menyelidik
Kartika Budi (1992) merumuskan ketiga hakekat IPA tersebut sebagai
berikut:
Proses keilmuan kadang-kadang sangat kompleks dan tidak
sekali jadi. Untuk memperoleh hukum atau teori tertentu, memerlukan
kaji ulang berkali-kali, pengulangan, pengakuan, dan penilaian. Untuk
itu, pelaku atau peneliti harus memiliki syarat-syarat tertentu. Syarat
itu dapat berupa sikap teliti, terbuka untuk dikritik dan diuji orang
lain, jujur, rasa ingin tahu yang kuat, kecenderungan bertanya yang
besar, serta selalu menuntut data yang mendukung sebelum
menyimpulkan sesuatu. Sikap seperti itu dinamakan sikap keilmuan.
Sikap keilmuan harus dimiliki oleh ilmuwan sejati karena melandasi
2. Gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda a. Pengertian gaya
Di dalam ilmu pengetahuan, gaya diartikan sebagai dorongan
atau tarikan. Bila kita menarik atau mendorong suatu benda, maka
berarti kita memberikan gaya pada benda tersebut. Ketika melakukan
suatu gaya, diperlukan tenaga.
Gaya tidak dapat dilihat, tetapi pengaruhnya dapat dirasakan.
Gaya ada yang kuat dan ada pula yang lemah. Makin besar gaya
dilakukan, makin besar pula tenaga yang diperlukan. Besar gaya dapat
diukur dengan dynamometer. Sedangkan satuan gaya dinyatakan
dalam Newton (N). Gaya dapat mempengaruhi gerak dan bentuk
benda. (Wahyono, 2008:90).
Di dalam bukunya, Rositawaty (2008:111) menjelaskan
bahwa gaya dapat berupa dorongan dan tarikan. Contoh gaya berupa
dorongan adalah mendorong meja, tukang bakso mendorong
gerobaknya, memencet bel, menutup pintu, mendorong mobil yang
macet, dan sebagainya. Sedangkan contoh tarikan adalah membuka
pintu, menarik laci, dan menarik mobil-mobilan. Gaya dapat
bersumber dari hewan (kuda, sapi, kerbau), orang, mesin, dan angin.
Pengaruh gaya terjadi pada benda diam menjadi bergerak, benda
bergerak menjadi lebih cepat gerakannya, dan benda bergerak menjadi
b. Jenis-jenis gaya
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan gaya
dengan jenis yang berbeda satu dan yang lainnya. Gaya tarik gaya
dorong, dan gaya gesek merupakan beberapa gaya yang dapat kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Setiap gaya yang dilakukan
memerlukan tenaga.
Sulistyanto (2008:92-93) berdasarkan sumber tenaga yang
diperlukan, gaya dibedakan menjadi beberapa macam diantaranya
adalah sebagai berikut (Sulistyanto, 2008:92-93).
1) Gaya Otot
Gaya otot merupakan gaya yang
dihasilkan oleh tenaga otot.
Contoh gaya otot adalah pada saat
kita menarik atau mendorong
meja, membawa belanjaan ibu,
dan menendang bola. Karena
terjadi termasuk gaya sentuh.
2) Gaya Gesek antara Dua Benda
Gaya gesek merupakan gaya yang
terjadi karena bersentuhannya dua
permukaan benda. Contoh
gaya gesek adalah gaya yang
saat akan berhenti, karet rem
pada sepeda akan bersentuhan
dengan pelek sepeda sehingga
terjadi gesekan yang menyebabkan
sepeda dapat berhenti ketika
dilakukan pengereman.
3) Gaya Magnet
Gaya magnet merupakan gaya
yang ditimbulkan oleh tarikan atau
dorongan dari magnet. Contoh
gaya magnet adalah tertariknya
paku ketika didekatkan dengan
magnet. Benda-benda dapat
tertarik oleh magnet jika masih
berada dalam medan magnet.
4) Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi merupakan gaya
yang ditimbulkan oleh tarikan
bumi. Contoh gaya gravitasi
adalah jatuhnya buah dari atas
pohon dengan sendirinya. Semua
benda yang dilempar ke atas akan
pengaruh gravitasi bumi
c. Pengertian Gerak
Di dalam bukunya, Kanginan (1997:2) mendefinisikan bahwa
sebuah benda disebut bergerak terhadap benda lain jika kedudukan
antara kedua benda itu berubah. Setiap benda yang bergerak
mengalami perubahan kedudukan terhadap titik acuan tertentu
Pada gambar di atas, bola yang ditendang mengalami
perubahan kedudukan dari tempat semula ke tempat yang baru.
Perubahan tempat inilah yang dinamakan gerak.
d. Hubungan gaya dan gerak
Gaya adalah merupakan dorongan atau tarikan. Bila kita menarik atau
mendorong suatu benda maka kita memberikan gaya pada benda
tersebut. Gerak adalah perubahan tempat kedudukan dari tempat
semula ke tempat yang baru.
Jadi hubungan gaya dan gerak adalah dengan adanya gaya maka suatu
benda akan bergerak atau berubah kedudukan. Benda tidak akan
e. Faktor-faktor yang dapat mengubah gerak suatu benda
Benda dapat bergerak karena adanya gaya yang bekerja pada
benda itu. Benda tidak dapat bergerak atau berubah kedudukannya
jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Beberapa faktor
yang mempengaruhi gerak suatu benda adalah adanya gaya gravitasi
bumi dan tarikan atau dorongan yang terjadi pada benda (Sulistyanto,
2008:94-95).
1) Adanya gravitasi bumi
Gravitasi menyebabkan benda dapat bergerak jatuh ke bawah.
Apabila kita melempar bola ke atas maka bola tersebut akan
kembali ke bawah karena adanya gravitasi bumi. Gaya gravitasi
dikenal juga dengan gaya tarik bumi. Oleh karena itu, setiap benda
yang dilemparkan ke atas akan jatuh kembali ke bawah karena
adanya gaya tarik bumi. Selain karena dilempar, gaya gravitasi
dapat terjadi pada buah yang jatuh dari pohonnya. Tanpa dilempar,
buah tersebut akan jatuh dengan sendirinya karena gaya gravitasi.
2) Dorongan atau Tarikan
Benda dapat bergerak karena adanya gaya yang berupa tarikan
atau dorongan. Ember yang terikat dengan tali yang ada di sumur
tidak dapat bergerak ke atas apabila tidak ditarik. Begitu pula
mobil yang mogok akan bergerak apabila ada orang yang
mendorongnya. Hal ini menunjukkan bahwa tarikan dan dorongan
kearah kiri maka akan bergerak dengan arah yang sama. Gerak
benda yang terjadi karena dorongan atau tarikan dipengaruhi oleh
permukaan tempat benda bergerak.
f. Pengaruh Gaya pada Gerak Benda
Berdasarkan bagan di atas, dapat dijelaskan bahwa (Haryanto,
2004:136-140):
1) Gaya mempengaruhi benda diam
Gaya berpengaruh pada benda diam. Pada benda diam yang
mendapat gaya kecil, maka benda tersebut memiliki potensi yang
kecil untuk bergerak. Benda yang mendapat gaya kecil, cenderung
diam. Sedangkan jika suatu benda mendapatkan gaya yang besar
maka kemungkinan besar akan bergerak.
Mobil yang mogok apabila didorong oleh satu orang
gaya yang diberikan hanya kecil. Akan tetapi jika mobil tadi
didorong oleh tiga orang atau lebih, maka mobil tersebut baru
dapat bergerak. Mobil tadi mendapat gaya yang lebih besar
sehingga dapat bergerak. Gerakan mendorong tadi merupakan
salah satu bentuk gaya berupa dorongan.
2) Gaya mempengaruhi benda bergerak
Gaya yang diberikan pada benda bergerak, memberikan
hasil yang bermacam-macam. Benda bergerak dapat menjadi diam
jika diberikan gaya. Bola yang menggelinding dapat berhenti
(diam) saat ditahan dengan kaki. Gaya dapat menyebabkan benda
bergerak berubah arah jika dikenai gaya. Bola yang
menggelinding dapat berbalik arah saat ditendang dengan kaki.
Benda bergerak juga dapat bergerak makin cepat jika
memperoleh tambahan gaya. Misalnya, meja akan bergeser
dengan cepat jika banyak orang yang mendorongnya.
3. Tujuan Pengajaran IPA di Sekolah Dasar
Sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar, mata
pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik (Depdiknas, 2007:1898):
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam
ciptaannya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam, dan
segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
D. Langkah Pembelajaran IPA Tentang Gaya dengan Metode Eksperimen
Pembelajaran IPA dapat menarik jika siswa ikut mengalami
pembelajaran itu sendiri sehingga siswa mendapatkan pengalaman dan
memberikan tersendiri bagi siswa. Pembelajaran tentang menyimpulkan hasil
percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu
benda dengan metode eksperimen memiliki beberapa keunggulan
diantaranya, siswa dapat ikut aktif di dalam pembelajaran karena siswa dapat
mempraktekkan materi ini dengan media maupun alat peraga yang disediakan
oleh guru maupun siswa. Dengan menggunakan metode eksperimen, siswa
dapat terbantu dalam mempelajari materi tentang menyimpulkan hasil
benda. Siswa juga dapat berinteraksi secara langsung dengan anggota
dalam satu kelompok dalam memecahkan masalah.
Dengan metode eksperimen siswa menjadi lebih tertarik dan
termotivasi serta ikut terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain
memiliki pengetahuan tentang materi yang diajarkan, siswa juga memiliki
pengalaman belajar secara langsung dari proses pembelajaran tersebut.
Sehingga dengan pembelajaran seperti ini, materi akan membekas dalam
ingatan siswa dan menjadi bekal yang bermakna bagi siswa.
E. Hipotesis Tindakan
Dengan menggunakan metode eksperimen, prestasi belajar siswa
kelas IV B SDN Banyuroto I tahun pelajaran 2011/2012 dalam mata pelajaran
IPA tentang menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan
32 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
1. Jenis Metode Penelitian : Penlitian Tindakan Kelas ( PTK )
2. Alur PTK
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan karena :
a. Adanya masalah yang dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru
bahwa praktek yang dilakukannya selama di kelas mempunyai
masalah
b. Kumpulan data dari prakteknya sendiri melalui refleksi diri
c. Dilakukan di dalam kelas sehingga fokus pada kegiatan pembelajaran
d. Bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran
Perbaikan yang dilakukan secara bertahap dan terus menerus selama
kegiatan penelitian dilakukan
e. Dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan yang berupa
perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi dan revisi.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SD Negeri Banyuroto 1 Kecamatan
Sawangan, Kabupaten Magelang
2. Subyek Penelitian
Banyuroto 1 Kecamatan Sawangan
3. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar pada mata
pelajaran IPA tentang materi gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah
gerak suatu benda siswa kelas IV B SD Negeri Banyuroto 1 Sawangan
tahun pelajaran 2011/2012
4. Waktu Penelitian
Pengambilan data dilakukan antara bulan April Tahun Pelajaran
2011/2012.
Jadwal kegiatan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1. Pengumpulan data kondisi awal
2. Observasi
3. Ijin pengambilan data
4. Pengambilan data
5. Analisis data
6. Penyusunan laporan
7. Ujian skripsi
8. Revisi laporan skripsi
C. Rencana Tindakan
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa langkah
harapan. Langkah tersebut diantaranya :
1. Persiapan
a. Permintaan ijin kepada kelapa SD Negeri Banyuroto 1
Permintaan ijin ini dimaksudkan agar kegiatan penelitian dapat
berjalan dengan lancar oleh persetujuan pihak sekolah dan
mendapatkan data yang sesuai.
b. Wawancara
Wawancara disini dimaksudkan untuk mencari informasi
tentang kondisi awal prestasi siswa dan kendala-kendala yang dialami
guru dalam menyampaikan materi belajar. Informasi-informasi
diperoleh dengan hasil wawancara dari guru kelas IV B. Berdasarkan
wawancara tersebut maka didapatkan data nilai siswa kelas IV B.
c. Identifikasi masalah
Setelah diperoleh data hasil wawancara maka peneliti dapat
mengidentifikasi masalah yang terjadi dan menentukan tindak
lanjutnya.
d. Mengkaji kompetensi dan materi pokoknya
Hal tersebut dilakukan dengan merumuskan isi dan materi dari
kompetensi dasar yang bermasalah sehingga diperoleh indikator yang
bermasalah.
e. Menyusun rencana siklus
Rencana selanjutnya adalah dengan menentukan rencana
f. Menyiapkan sumber bahan pengajaran
g. Menyusun silabus, RPP dan LKS
h. Membuat kisi-kisi dari soal untuk tes atau evaluasi pada Siklus 1 dan
Siklus II
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus
a. Siklus I (Pertemuan Ke-1)
1) Rencana Tindakan
a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan materi pengertian
gaya dan jenis-jenis gaya (gaya otot dan gaya gesek antara dua
benda)
c) Siswa dibagi dalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari
empat orang
d) Siswa memperhatikan eksperimen tentang pengertian gaya dan
jenis-jenis gaya (gaya otot dan gaya gesek antara dua benda)
e) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang alat dan bahan
yang digunakan serta langkah kerjanya dalam melakukan
kegiatan tersebut
f) Siswa melakukan eksperimen tentang pengertian gaya dan
jenis-jenis gaya (gaya otot dan gaya gesek antara dua benda)
dengan alat dan bahan yang telah disediakan oleh guru secara
kelompok
dikumpulkan
2) Pelaksanaan tindakan
Kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana tindakan
3) Observasi
a) Mengamati kegiatan pembelajaran kemudian mencatat
hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran pada
lembar observasi
b) Memeriksa LKS
4) Refleksi
a) Mengidentifikasikan kendala yang dihadapi, kekurangan
dan temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran
b) Membicarakan dengan teman sejawat atau guru kelas tentang
kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan
lain selama kegiatan pembelajaran
c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk merencakan
kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
b. Siklus I (Pertemuan Ke-2)
1) Rencana tindakan
a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengingat
kembali pelajaran pada pertemuan sebelumnya
b) Siswa masuk dalam kelompok, jumlah dan anggota
c) Siswa diberi tanya jawab tentang materi pada
pertemuan sebelumnya pada setiap kelompok
d) Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang materi jenis-jenis
gaya (gaya magnet, gaya gravitasi, gaya tarik)
e) Siswa memperhatikan demonstrasi tentang materi jenis-jenis
gaya (gaya magnet, gaya gravitasi, gaya listrik) yang dilakukan
oleh guru di depan kelas
f) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang alat dan bahan
yang digunakan serta langkah kerjanya dalam melakukan
kegiatan tersebut
g) Siswa melakukan eksperimen tentang jenis-jemis gaya (gaya
magnet, gaya gravitasi, gaya listrik) dengan alat dan bahan
yang telah disediakan sesuai dengan demonstrasi yang telah
dilakukan oleh guru secara berkelompok.
h) Siswa mengisi lembar kerja dalam kelompok
kemudian dikumpulkan.
i) Siswa mengerjakan soal-soal tes yang sudah disiapkan oleh
guru secara individual
2) Pelaksanaan tindakan
Kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana tindakan
3) Observasi
a) Mengamati kegiatan pembelajaran kemudian mencatat hal-hal
observasi
b) Memerisa LKS
4) Refleksi
a) Mengidentifikasikan kendala yang dihadapi, kekurangan
dan temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran
b) Membicarakan dengan teman sejawat atau guru kelas tentang
kendala yang dihadapi kekurangan dan temuan-temuan lain
selama kegiatan pembelajaran
c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk
merencanakan siklus yang selanjutnya
c. Siklus II (Pertemuan Ke-1)
1) Rencana tindakan
a) Kegiatan diawali dengan apersepsi
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan materi
faktor-faktor yang mempengaruhi gerak benda
c) Siswa dibagi dalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari tiga
orang
d) Salah satu kelompok mendemonstrasikan di depan kelas
dengan materi faktor-faktor yang mempengaruhi gerak
benda sesuai langkah kerja dalam lembar kerja siswa dengan
e) Setelah itu, siswa melakukan eksperimen dengan kelompoknya
dengan alat dan bahan yang telah dipersiapkan sesuai dengan
demonstrasi yang dilakukan oleh siswa
f) Siswa mengisi LKS sesuai dengan kegiatan tersebut
2) Pelaksanaan tindakan
Kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana tindakan
3) Observasi
a) Mengamati kegiatan pembelajaran kemudian mencatat hal-hal
penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran pada lembar
observasi.
b) Memeriksa LKS
4) Refleksi
a) Mengidentifikasikan kendala yang dihadapi, kekurangan
dan temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran
b) Membicarakan dengan teman sejawat atau guru kelas tentang
kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan
lain selama kegiatan pembelajaran
c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dan
merencanakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.
d. Siklus II (Pertemuan ke-2)
a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengulas
kegiatan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan materi bahwa
gaya dapat mengubah suatu benda
c) Siswa dibagi dalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari tiga
orang
d) Salah satu kelompok mendemonstrasikan di depan kelas
tentang materi bahwa gaya dapat mengubah suatu benda sesuai
dengan langkah kerja yang ada di lembar kerja siswa yang
telah dibagikan dengan bimbingan guru
e) Kemudian kelompok lainnya mengikuti melakukan
eksperimen sesuai dengan demonstrasi yang telah dilakukan
oleh salah satu kelompok
f) Siswa mengisi LKS berkaitan dengan kegiatan tersebut
g) Siswa mengerjakan soal-soal tes yang sudah dipersiapkan oleh
guru secara individual
2) Pelaksanaan tindakan
Kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana tindakan
3) Observasi
a) Mengamati kegiatan pembelajaran kemudian mencatat hal-hal
penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran pada lembar
observasi
4) Refleksi
a) Mengidentifikasikan kendala yang dihadapi, kekurangan
dan temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran
b) Membicarakan dengan teman sejawat atau guru kelas tentang
kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan
lain selama kegiatan pembelajaran
c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan untuk memutuskan apakah
siklus akan dilanjutkan atau tidak.
D. Pengumpulan Data Dan Instrumen 1. Peubah
Dalam penelitian ini, peubahnya adalah prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, khususnya tentang menyimpulkan hasil
percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak
suatu benda
2. Indikator
Peningkatan prestasi belajar siswa dalam menyimpulkan hasil percobaan
bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak benda
3. Jenis Data
Data yang diperoleh dan skor ulangan
4. Cara Pengumpulan Data
5. Instrumen
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah soal-soal ulangan
tentang menyimpulkan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat
mengubah gerak suatu benda. Jumlah soal adalah 20 soal yang berupa soal
pilihan ganda (PG) untuk masing-masing siklus dan dideskripsikan dalam
kisi-kisi soal yang telah dibuat.
Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen
Prestasi
Kondisi awal prestasi belajar siswa dan kondisi akhir yang diharapkan
Peubah prestasi belajar
Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 7,5
Kondisi awal
b. Menghitung jumlah skor setiap siswa
c. Menghitung skor rata – rata kelas, dengan rumus :
SR= Jumlah skor seluruh siswa / Jumlah siswa
d. Membandingkan tingkat prestasi pada akhir setiap siklus dengan
kondisi awal, untuk menyimpulkan apakah terjadi peningkatan prestasi
44 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
Dari hasil refleksi siklus I, diketahui bahwa dalam melaksanakan
Perbaikan Pembelajaran guru sudah menerapkan metode eksperimen dengan
baik.Tetapi dalam menerapkan metode eksperimen guru kurang memberikan
motivasi kepada siswa. Peran guru masih terlihat dominan, siswa belum aktif
dalam proses pembelajaran. Tugas yang diberikan guru kepada siswa untuk
menunjukkan bahwa gaya dapat mengubah gerak suatu benda.
Dari langkah perbaikan siklus I diperoleh temuan pada siswa.Yaitu
prestasi siswa dalam proses pembelajaran bertambah. Hasil yang dicapai oleh
siswa lebih meningkat dan sudah banyak siswa yang berani mengutarakan
pendapatnya. Dengan adanya variasi seperti tugas untuk menunjukkan bahwa
gaya dapat mengubah gerak atau bentuk suatu benda menggunakan benda-
benda nyata. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran
pada siklus I dengan menerapkan metode eksperimen dan media nyata cukup
berhasil.
Selanjutnya dari refleksi pada siklus I, peneliti melaksanakan
perbaikan pembalajaran siklus II yang memfokuskan pada penggunaan
metode eksperimen, dengan media nyata.Peran guru tidak terlalu dominan,
Pengaruh yang nyata terlihat dari penggunaan metode eksperimen
dengan media nyata pada siklus II, yaitu prestasi siswa lebih bertambah. Siswa
sudah terlihat aktif dalam proses pembelajaran. Banyak siswa yang sudah
berani mengutarakan pendapatnya untuk menarik kesimpulan dan interpretasi
siswa lebih banyak yang muncul sehingga hasil evaluasi belajar yang dicapai
siswa pun lebih meningkat. Dengan demikian, proses pembelajaran siklus II
secara garis besar sudah berhasil.
Hasil perolehan data sebelum perbaikan, perbaikan siklus I dan
perbaikan siklus II pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diperoleh dari
data nilai kelas IV B.
Keterangan :
- Jumlah nilai dari 20 siswa : 134
- Rata-rata : 6,7
- Siswa yang memperoleh nilai tuntas : 8
- Siswa yang memperoleh nilai tidak tuntas : 12
- Persentase siswa yang nilainya tuntas : 40%
- Persentase siswa yang nilainya tidak tuntas : 60%
Lebih jelasnya berikut ini disajikan diagram batang tentang hasil
Mengetahui
Kepala SDN Banyuroto
AM. Rahmad Abadi,S.Pd
NIP.19670720 199301 1 1001
Peneliti
Supyantinah
NIM. 101132048
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
4 5 6 7 8 9
Gambar 1. Diagram Batang Hasil Evaluasi
sebelum Perbaikan
TABEL 1
ANALISIS NILAI HASIL EVALUASI MATA PELAJARAN IPA PADA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
No Nama Siswa Nilai T / TT
1 Jefri 6 TT
2 Riyanto 9 T
3 Andri 8 T
4 Alvi 8 T
5 Asih 5 TT
6 Astriana 7 TT
7 Danang 5 TT
8 Dimas 8 T
9 Dedi 8 T
10 Fina 7 TT
11 Leny 8 T
12 Saras 8 T
13 Selvita 8 T
14 Siti 8 T
15 Budi S 8 T
16 Zainal 7 TT
17 Yanah 7 TT
18 Alivia 9 T
19 Anja 6 TT
20 Hida 8 T
Jumlah Nilai 148 12
Rata- rata 7,4
Persentase 60%
Keterangan:
- Siswa yang memperoleh nilai tuntas : 12
- Persentase siswa yang nilainya tuntas : 60%
- Persentase siswa yang nilainya tidak tuntas : 40%
Data yang diperoleh dari analisis hasil evaluasi pada perlakuan
perbaikan pembelajaran Siklus I adalah dari 20 siswa, yang mendapat nilai
5 sebanyak 2 siswa, yang mendapat nilai 6 sebanyak 2 siswa, yang
mendapat nilai 7 sebanyak 4 siswa, yang mendapat nilai 8 sebanyak 10
siswa, dan yang mendapat nilai 9 sebanyak 2 siswa.
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan diagram batang tentang
data hasil analisis nilai berdasarkan tabel diatas :
Mengetahui
Kepala SDN Banyuroto
AM. Rahmad Abadi,S.Pd
NIP.19670720 199301 1 1001
Peneliti
TABEL 2
ANALISIS HASIL EVALUASI MATA PELAJARAN IPA PADA PERBIAKAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
No Nama Siswa Nilai T/TT
1 Jefri 6 TT
2 Riyanto 9 T
3 Andri 8 T
4 Alvi 9 T
5 Asih 5 TT
6 Astriana 8 T
7 Danang 5 TT
8 Dimas 8 T
9 Dedi 8 T
10 Fina 8 T
11 Leny 8 T
12 Saras 8 T
13 Selvita 8 T
14 Siti 9 T
15 Budi S 8 T
16 Zainal 8 T
17 Yanah 8 T
18 Alivia 9 T
19 Anja 8 T
20 Hida 8 T
Jumlah nilai 156 17
Persentase 85%
Keterangan:
- Siswa yang memperoleh nilai tuntas : 17
- Persentase siswa yang memperoleh nilai tuntas : 85%
- Persentase siswa yang memperoleh nilai yang tidak tuntas : 15%
Dari analisis hasil evaluasi pada pelaksaan perbaikan pembelajaran
siklus II, diperoleh data jumlah siswa yang memperoleh nilai 5 sebanyak 2
siswa, yang memperoleh nilai 6 sebanyak 1 siswa, yang memperoleh nilai
8 sebanyak 13 siswa, yang memperoleh nilai 9 sebanyak 4 siswa.
Untuk lebih jelasnya data diatas disajikan dalam bentuk diagram
batang sebagai berikut:
0 2 4 6 8 10 12 14
4 5 6 7 8 9
Gambar 3. Diagram Batang Hasil Evaluasi
Mata Pelajaran IPA pada Perbaikan Siklus II
Gambar 3. Diagram Batang Hasil Evaluasi Mata Pelajaran IPA pada