• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas IV di SDIT Persis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas IV di SDIT Persis"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

178

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pembelajaran

Think Pair

Share

(TPS) Pada Siswa Kelas IV di SDIT Persis

Kasno

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

ABSTRAK

Penelitian dalam skripsi ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) Persis dianggap membosankan bagi siswa karena cakupan materinya yang cukup luas dan aktifitas dalam proses pembelajaran kebanyakan didominasi oleh guru dan kurang melibatkan keaktifan siswa, selama ini metode mengajar yang sering digunakan oleh guru kurang variatif. Menyikapi permasalahan tersebut, perlu dikembangkan model pembelajaran yang tepat dan efektif. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research) sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data: tes, observasi, dan dokumentasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil ketuntasan belajar klasikal siswa. Pada pelaksanaan pre test (tes awal) hanya 25%, meningkat pada siklus I yakni sebesar 46,43% dan pada siklus II meningkat menjadi 75%. Nilai hasil belajar ini berada pada tingkat keberhasilannya berada pada kriteria yang sangat baik. Hal ini menunjukan peserta didik telah mampu menguasai materi. Sedangkan indikator proses pembelajaran adalah aktifitas pendidik dan peserta didik. Aktifitas pendidik atau peneliti pada siklus I adalah 78,33% kemudian meningkat pada siklus II menjadi 90%. Sedangkan aktifitas peserta didik pada siklus I adalah 73,07%, dan pada siklus II meningkat menjadi 86,54%. Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas pendidik dan peserta didik menunjukkan pada kriteria yang sangat baik.

Kata Kunci: Model Pembelajaran tipe Think Pair Share , Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.

I. PENDAHULUAN

(2)

179 Think Pair Share adalah salah satu model cooperative learning yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Think Pair Share memberikan peluang kepada para siswa untuk mendiskusikan ide-ide yang mereka miliki dalam rangka menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. Model cooperative learning tipe Think Pair Share dilandasi oleh teori belajar kontruktivisme dimana siswa yang harus menemukan, membangun serta bertanggung jawab atas peristiwa belajar dan hasil belajarnya. Arends (dalam Trianto, 2010: 81) menyatakan bahwa Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi di kelas. Cooperative learning tipe Think Pair Share (TPS) relatif lebih sederhana karena tidak menyita waktu yang lama untuk mengatur tempat duduk ataupun mengelompokan siswa.

Tahap-tahap dalam pembelajaran Think Pair Share (TPS) menurut Lyman dalam kokom komala sari (2013: 64) adalah Thinking (berfikir), pairing (berpasangan), sharing (berbagi). Berfikir (Thinking) merupakan tahapan dimana guru

memberikan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu secara mandiri, biasanya guru

(3)

180 Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS melalui menerapan model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) dikelas IV SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) Persis.

II.METODE PENELITIAN

Secara umum penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kenampakan alam serta hubunganya dengan keragaman sosial budaya di kelas IV SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) Persis. Sesuai dengan tujuan penelitian, jenis penelitian yang dipakai adalah Penelitian Tindak Kelas menurut John Elliot, (dalam H.ishak abdulhak & Ugi Suprayogi) yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas ialah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas didalamnya, seluruh prosesnya, telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan profesional. Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap – tahap penelitian tindak kelas yang pelaksanaannya terdiri atas dua siklus. Setiap siklus terdiri atas pengamatan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observsi, dan refleksi.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) Persis Palu, yang berjumlah 28 siswa, yang terdiri 14 siswa laki – laki dan 14 siwa perempuan.

Jenis dan Sumber Data

1) Jenis Data

Data dari penelitian ini adalah data kuantitatif dari hasil pengamatan dan evalusi

berdassrkan tes tertulis. 2) Sumber Data

(4)

181 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini tes adalah alat untuk mengukur hasil evaluasi pembelajaran. Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan – aturan yang tentukan.

Tes hasil belajar adalah sekelompok pertanyaan tugas – tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan untuk mengukur kemajuan siswa. Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini adalah tes terlulis. Menurut Suhadi ( dalam Muclis 2007 : 146) tes adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Siklus 1

Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan melakukan observasi di kelas dan tahap persiapan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi kelas

subyek penelitian, yaitu materi kenampakan alam serta hubungan dengan keragaman sosial budaya. Sebagai pedoman awal pelaksaan penelitian pada tahap persiapan

dilakukan tes awal. Tujuan dilakukan agar peneliti dapat mengetahui kamampuan dasar siswa. Berdasarkan hasil tes awal pada tabel di atas tergambar bahwa dari 28 siswa yang mengikuti tes, 21 siswa atau 75% belum mencapai Kompentasi Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu nilai 74 berdasarkan KTSP SDIT Persis, Sedangkan yang telah mencapai batas tuntas yaitu memperoleh nilai di atas 74 sebanyak 7 siswa atau hanya 25%.

Hasil Evaluasi Tindakan Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus I melalui pembelajaran Think Pair Share (TPS) kegiatan selanjutnya adalah pemberian evaluasi tindakan kelas, secara ringkas hasil analisis tes siklus I dapat dilihat pada tabel 1.

No Nama Nilai KKM Daya Serap

Individu

Keterangan

1 Akbar Halomoan 60 74 60% Belum Tuntas

2 Ahmad Ariadi 60 74 60% Belum Tuntas

3 Anastasya Aulia W 100 74 100% Tuntas

4 Andi Moh Alif G 70 74 70% Belum Tuntas

(5)

182

6 Anisa lestari 60 74 60% Belum Tuntas

7 Azzis Rahmadani 80 74 80% Tuntas

8 Bambang Hariyanto 70 74 70% Belum Tuntas 9 Evin Takbirul Fitrah 50 74 50% Belum Tuntas 10 Ilfa Nia Ayudita 100 74 100% Tuntas

11 Indrawati Laminula 70 74 70% Belum Tuntas

12 Melati 70 74 70% Belum Tuntas

13 M. Ardianto 100 74 100% Tuntas

14 M. Azzam 60 74 60% Belum Tuntas

15 M. Ulil Afghoni 100 74 100% Tuntas

16 M. Rizky 60 74 60% Belum Tuntas

17 Nabila Showwab 80 74 80% Tuntas

18 Nuraisyah Basri 100 74 100% Tuntas

19 Rahayu Widyastuti 70 74 70% Belum Tuntas

20 Salwa Islamiah 70 74 70% Belum Tuntas

21 Salman Faris 100 74 100% Tuntas

22 Selvi Apriliawati 60 74 60% Belum Tuntas

23 Saif Rizky 100 74 100% Tuntas

24 Sri Riska Maulani 100 74 100% Tuntas

25 Widya Ayu Septiani 70 74 70% Belum Tuntas 26 Zalza Afri Afriliya 100 74 100% Tuntas

27 Tomi Surya Prasetyo 50 74 50% Belum Tuntas

28 Ikhsan 80 74 80% Tuntas

Jumlah Skor 2130

Rata – Rata 76,07

Skor total peserta = 2130

Nilai rata – rata = 76,07 Jumlah siswa yang tuntas = 13 siswa Jumlah siswa yang tidak tuntas = 15 siswa Ketuntasan klasikal = 46,43%

(6)

183 Refleksi Siklus I

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus I selama kegiatan belajar mengajar berlangsung terdapat kekurangan-kekurangan yang harus direfleksikan pada siklus II sebagai berikut:

a) Dari hasil tes akhir siklus I terlihat bahwa siswa belum sepenuhnya menguasai indikator

b) Masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompok secara berpasangan

Hasil Evaluasi Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I, mmeskipun hasil yang diperoleh sudah memperlihatkan peningkatan nilai, namun peneliti mengupayakan adanya perbaikan – perbaikan seiring tindakan penelitian pembelajaran dengan bimbingan belajar dilanjutkan pada siklus II untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Pada saat penyimpulan materi siklus II ini peneliti memotivasi siswa agar berani berbicara dan mengeluarkan pendapat sehingga siswa kelihatan menjadi lebih aktif.

Dan memperoleh hasil yang lebih baik itu dapat dilihat pada tabel 2.

(7)

184 18 Nuraisyah Basri 100 74 100% Tuntas

19 Rahayu Widyastuti 100 74 100% Tuntas

20 Salwa Islamiah 80 74 70% Tuntas

21 Salman Faris 100 74 100% Tuntas

22 Selvi Apriliawati 60 74 60% Belum Tuntas

23 Saif Rizky 100 74 100% Tuntas

24 Sri Riska Maulani 100 74 100% Tuntas 25 Widya Ayu Septiani 80 74 80% Tuntas 26 Zalza Afri Afriliya 100 74 100% Tuntas 27 Tomi Surya Prasetyo 80 74 80% Tuntas

28 Ikhsan 80 74 80% Tuntas

Jumlah Skor 2340

Rata – Rata 83,57

Skor total peserta = 2130

Nilai rata – rata = 83,57 Jumlah siswa yang tuntas = 21 siswa

Jumlah siswa yang tidak tuntas = 7 siswa Ketuntasan klasikal = 75%

Dari Tabel di atas diketahui bahwa hasil belajar siswa pada siklus II ini ketuntasan belajar 75% (21 siswa yang tuntas) lebih baik dari Siklus I 46,43% (13 siswa yang tuntas). Untuk itu penerapan pembelajaran model Think Pair Share (TPS) mampu meningkatkan ketuntasan belajar siswa kelas IV.

Analisis dan Refleksi

Berdasarkan proses pembelajaran pada siklus II peneliti menganalisa sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa berdasarkan hasil tes akhir siklus II menunjukan peningkatan, terbukti dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa dari 46,43% (tes akhir siklus I) menjadi 75% (tes akhir siklusII)

2. Aktivitas peneliti dan siswa telah menunjukan tingkat keberhasilan pada kriteria baik, oleh karena itu tidak diperlukan pengulangan siklus.

(8)

185 4. Kepercayaan diri siswa meningkat dibuktikan dengan pengendalian kepada teman berkurang sehingga tidak ada yang nyontek dalam menyelesaikan soal-soal evaluasi.

5. Kegiatan pembelajaran menunjukan siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran secara berpasangan.

6. Siswa merasa senang dengan penerapan pembelajaran model Think Pair Share (TPS).

7. Respon siswa terhadap model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dari bersifat positif sampai sangat positif.

Dari uraian tahap refleksi pada siklus II di atas, secara umum pada siklus II sudah menunjukan adanya peningkatan partisipasi aktif dari siswa dan adanya peningkatan hasil belajar bagi siswa serta keberhasilan peneliti dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Oleh karena itu tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Pembahasan

Metode pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) pada pembelajaran IPS yang dilakukan dua siklus dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) Persis. Dari semua aktivitas yang dilaksanakan baik aktivitas Guru, siswa, analisis tes hasil belajar siswa, baik siklus I maupun siklus II terjadi peningkatan yang cukup baik.

Dari hasil observasi aktivitas siswa siklus I, diperoleh persentase 46,43% atau berada dalam katagori cukup baik. Dalam hal ini guru yang berperan sebagai motivator hehdaknya lebih kreatif lagi dalam mengelola pembelajaran dan memberi penghargaan, untuk aktivitas siswa siklus II diperoleh persentase 75% dalam katagori baik. Dari hasil tersebut diperoleh gambaran bahwa menggunakan metode Think Pair Share yang diterapkan dalam pembelajaran merupakan salah satu pilihan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS.

IV. PENUTUP

(9)

186 1. Penerapan model pembelajaran model Think Pair Share (TPS) dalam mata pelajaran IPS materi kenampakan alam serta hubungannya dengan kehidupan sosial budaya dilaksanakan dengan langkah-langkah pembelajaran :

a. Peneliti menyampaikan pada siswa.

b. Peneliti mengajukan permaasalahan yang berkaiatan dengan materi,mereka harus memikirkan terlebih dahulu (Think).

c. Setelah waktu dirasa sudah cukup, siswa diminta menyelesaikan tugas bersama teman (Pair). Waktu yang diberikan untuk diskusi sudah selesai. d. Peneliti meminta masing-masing pasangan untuk mempresentasikan di depan

kelas (Share). Karena pasangan kelompok berjumlah 14 pasang peneliti hanya meminta beberapa perwakilan.

e. Peneliti melengkapi dan menjelaskan tentang hasil presentasi siswa. f. Peneliti mengajak siswa mengambil kesimpulan dari pembelajaran.

2. Pererapan model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) dalam mata pelajaran IPS materi kenampakan alam serta hubungannya dengan kehidupan sosial budaya kelas IV di SDIT Persis dapat meningkat hasil belajar. Hal ini dapat diketahui

dari indikator keberhasilah yang berupa nilai hasil belajar peserta didik dan proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan menentukan tingkat hasil belajar peserta didik. Nilai ketuntasan belajar peserta didik yang sebelumnya pada pelaksanaan pre test (tes awal) 25% meningkat siklus I yakni sebesar 46,43% dan pada siklus II meningkat menjadi 75%. Hal ini menunjukan bahwa aktifitas pendidik dan peserta didik menunjukan pada kriteria yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arends (dalamTrianto. (2010). Mendesain model pembelajaran inovatif progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media)

Elliot John (dalam Ishak Abdulhak & Ugi Suprayogi. (2013:162). Penelitian tindakan dalam pendidikan Nonformal. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)

Lyman Frank (dalam dalam Kokom Komalasari (2013: 64).Pembelajaran Kontekstual konsep dan Aplikasi. Bandung: PT REFLIKA ADITAMA)

Referensi

Dokumen terkait

Dari penjelasan di atas dapat diasumsikan bahwa identifikasi etnis orang tua akan mempengaruhi pula kecenderungan orang tua untuk melakukan sosialisasi etnis pada

Sesuai surat Kepala BKN nomor K.26-30N.131-9/74 tanggal 30 Oktober 2017 tentang Penyampaian Hasil SKD CPNS BPKP, peserta SKD CPNS BPKP yang memenuhi nilai ambang batas dapat

RSIA KENARI GRAHA MEDIKA Dapat memberikan pelayanan Rawat Inap tidak hanya untuk Ibu dan Anak tetapi juga untuk Laki - Laki dan Perempuan Dewasa (selain kasus kebidanan). RS

Untuk menduduki peperiksaan kategori yang lebih tinggi, calon-calon mestilah memegang perakuan kekompetenan terkini sekurang- kurangnya 1 tahun dengan sekurang-kurangnya 1

Pada hubungan balok kolom,dengan lebar balok lebih besar daripada lebar kolom, tulangan transversal yang ditentukan pada 23.4(4) harus dipasang pada hubungan tersebut

Kognitif adalah kebolehan individu untuk berfikir, memberi pendapat, memahami, mengingati perkara-perkara yang berlaku di persekitaran masing-masing.Oleh itu,aktiviti yang dilakukan

Pada reaktor dengan durasi pengolahan aerobik selama 31,5 jam- anoksik 31,5 jam dapat dilihat bahwa nilai pH selalu mengalami kenaikan pada fase aerobik dan nilai DO

The Engineering Report describes and evaluates options for integrating OWS Context documents in requests for information based on the National Information Exchange Model