• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memperbaiki Televisi Rusak Mustamant pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Memperbaiki Televisi Rusak Mustamant pdf"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

Memperbaiki

Televisi Rusak

(2)

Memperbaiki Televisi Rusak

Jl. Riung Arum Raya No. 7 Bandung 40295, Telp. 022-7304606 E-mail: gemabukunusantara@yahoo.co.id

Hak cipta dilindungi undang-undang ada pada Penulis. Hak penerbitan ada pada CV. GEMA BUKU NUSANTARA.

Ketentuan Pidana Pasal 72 UU No. 19 Tahun 2002

1. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau member izin untuk itu dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyakRp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Mustamant

Memperbaiki Televisi Rusak

Cet. 1 - Bandung: Gema Buku Nusantara, 2014. iv + 60 hlm. ; ilus ; 25 cm.

Bibliografi : hlm. 60

(3)

Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Illahi yang telah memberikan kemampuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan buku ini.

Buku ini merupakan pengetahuan praktis tentang tata cara dan pengenalan dasar untuk memperbaiki pesawat televisi yang mengalami kerusakan. Kerusakan pada televisi karena banyak hal, seperti pola tonton masyarakat yang menyebabkan televisi terus-menerus dinyalakan sehingga kemungkinan terjadi kerusakan pada komponennya. Selain itu, ada juga gangguan alam, seperti serangan petir yang menyebabkan terbakarnya salah satu atau sebagian komponen pesawat televisi. Untuk menghindari biaya perbaikan yang tinggi, sebaiknya kita mengenal penyebab kerusakan pada pesawat televisi sendiri. Dengan demikian, kita akan juga banyak belajar tentang rangkaian yang ada dalam pesawat televisi.

Akhir kata, semoga buku ini memberi pengetahuan dasar bagi pembaca. Selamat membaca!

Penulis

(4)

Daftar Isi

Prakata - iii

Bab 1 Sepintas Lalu tentang Televisi - 1

A. Penemuan Televisi - 2

B. Manfaat Televisi - 9

Bab 2 Cara Kerja Televisi - 11

A. Saluran dan Standar Pemancar - 12

B. Blok Rangkaian Televisi - 16

Bab 3 Komponen Televisi - 21

A. Mengenal Komponen Televisi - 22

B. Mengenal Alat untuk Perbaikan Televisi - 25

Bagian 4 Memperbaki Televisi Rusak - 31

A. Masalah Umum Kerusakan Televisi - 32

B. Langkah Perbaikan Kerusakan Televisi - 35

Glosarium - 57 Indeks - 59

(5)

Sepintas Lalu

tentang Televisi

(6)

A. Penemuan Televisi

Pada tahun 1873, seorang operator telegram menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistensi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya ke dalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell).

Kemudian, piringan metal kecil berputar dengan lubang-lubang di dalamnya ditemukan oleh

seorang mahasiswa yang bernama Paul Gottlie Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884

dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920, John Logie Baird

dan Charles Francis Jenkins menggunakan piringan karya Paul Gottlie Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Pada waktu itu, belum ditemukan komponen listrik tabung hampa (Cathode Ray Tube).

Sumber: Eureka, 2007

Paul Gottlie Nipkow perintis dunia televisi.

Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, lebih banyak disebabkan oleh televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Bukan itu saja, melainkan juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan fi nansial bagi riset TV elektronik ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin dan Philo T. Farnsworth

(7)

Sumber: Eureka, 2007

Perkembangan rangkaian televisi berikutnya.

Dengan biaya yang murah dan hasil yang berjalan baik, orang mulai melihat kemungkinan untuk Vladimir Zworykin yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff, Senior Vice President dari RCA ( Radio Corporation of America). Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Selain itu, Philo Farnsworth juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.

Sumber: Eureka, 2007

Perkembangan televisi pada 1934-1935 di Jerman.

(8)

sedikit orang yang mempunyai televisi dan yang mereka punyai umumnya berkualitas seadanya. Pada masa itu, ukuran layar TV hanya sekitar tiga sampai delapan inchi saja sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata, tetapi kompetisi itu ada di sana.

Sumber: Eureka, 2007

Model televisi RCA.

TV RCA, Tipe TT5 1939, RCA dan Zworykin siap untuk program reguler televisinya, dan mereka mendemonstrasikan secara besar-besaran pada World Fair di New York. Antusias masyarakat yang begitu besar terhadap sistem elektronik ini, menyebabkan the National Television Standards Committee [NTSC], 1941, memutuskan sudah saatnya untuk menstandarkan sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Lima bulan kemudian, seluruh stasiun televisi Amerika yang berjumlah 22 buah itu, sudah mengonversikan sistemnya ke dalam standar elektronik baru.

Pada tahun-tahun pertama, ketika sedang resesi ekonomi dunia, harga satu set televisi sangat mahal. Ketika harganya mulai turun, Amerika terlibat Perang Dunia ke II. Setelah perang usai, televisi masuk dalam era emasnya. Sayangnya pada masa itu semua orang hanya dapat menyaksikannya dalam format warna hitam putih.

Sebenarnya CBS sudah lebih dahulu membangun sistem warnanya beberapa tahun sebelum rivalnya, RCA. Akan tetapi, sistem mereka tidak kompatibel dengan kebanyakan TV hitam putih di seluruh negara. CBS yang sudah mengeluarkan banyak sekali biaya untuk sistem warna mereka harus menyadari kenyataan, bahwa pekerjaan mereka berakhir sia-sia. RCA yang belajar dari pengalaman CBS mulai membangun sistem warna menurut formatnya. Mereka dengan cepat membangun sistem warna yang mampu untuk diterima pada sistem warna dan sistem hitam putih. Setelah RCA memamerkan kemampuan sistem mereka, NTSC membakukannya untuk siaran komersial tahun 1953.

(9)

yang lebih baik, tetapi tidak ada suatu lompatan besar yang mampu untuk menggoyang persepsi orang tentang televisi. Semuanya secara perlahan mulai berubah, televisi secara bertahap sudah memasuki era digital.

1. Dunia Televisi di Indonesia

Pada tahun 1962 menjadi tonggak pertelevisian Nasional Indonesia dengan berdiri dan beroperasinya TVRI. Pada perkembangannya, TVRI menjadi alat strategis pemerintah dalam banyak kegiatan, mulai dari kegiatan sosial hingga kegiatan-kegiatan politik. Selama beberapa dekade, TVRI memegang monopoli penyiaran di Indonesia dan menjadi “corong” pemerintah. Sejak awal keberadaan TVRI, siaran berita menjadi salah satu andalan. Bahkan, Dunia dalam Berita dan Berita Nasional ditayangkan pada jam utama. Bahkan, Metro TV menjadi stasiun TV pertama di Indonesia yang fokus pada pemberitaan, layaknya CNN atau Al-Jazeera. Pada awalnya, persetujuan untuk mendirikan televisi hanya dari telegram pendek Presiden Soekarno ketika sedang melawat ke Wina, 23 Oktober 1961.

(10)

Maraknya komunitas televisi swasta membawa banyak dampak dalam kehidupan masyarakat, baik positif maupun negatif. Kehadiran mereka pun sering menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat. Pada satu sisi, masyarakat dipuaskan oleh kehadiran mereka yang menayangkan hiburan dan memberikan informasi, tetapi di sisi lain mereka pun tidak jarang menuai kecaman dari masyarakat karena tayangan-tayangan mereka yang kurang bisa diterima oleh masyarakat ataupun individu-individu tertentu. Bagaimanapun juga, televisi telah menjadi sebuah keniscayaan dalam masyarakat dewasa ini. Kemampuan televisi yang sangat menakjubkan untuk menembus batas-batas yang sulit ditembus oleh media masa lainnya. Televisi mampu menjangkau daerah-daerah yang jauh secara geografi s, ia juga hadir di ruang-ruang publik hingga ruang yang sangat pribadi. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar hidup (gerak atau live) yang bisa bersifat politis, informatif, hiburan, pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Oleh karena itu, ia memiliki sifat yang sangat istimewa.

Kemampuan televisi yang luar biasa tersebut sangat bermanfaat bagi banyak pihak, baik dari kalangan ekonomi hingga politik. Bagi kalangan ekonomi, televisi sering dimanfaatkan sebagai media iklan yang sangat efektif untuk memperkenalkan produk pada konsumen. Sementara, bagi kalangan politik, televisi sering dimanfaatkan sebagai media kampanye untuk menggalang massa. Belakangan, televisi pun sering dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai media sosialisasi sebuah kebijakan yang akan diambil kepada masyarakat luas, seperti sosialisasi tentang kenaikan harga BBM dan tarip dasar listrik. Kehadiran televisi banyak memberi pengaruh positif dalam masyarakat, terutama yang terkait dengan kemampuannya untuk menyebarkan informasi yang cepat dan dapat diterima dalam wilayah yang sangat luas pada waktu yang singkat.

(11)

2. Penyiaran Televisi Lokal

Penyiaran saat ini tidak lagi menjadi monopoli Jakarta. Fenomena menjamurnya televisi lokal di berbagai daerah dapat dijadikan indikator telah menyebarnya sumber daya penyiaran. Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), sebuah organisasi tempat bergabungnya televisi lokal yang berdiri pada 26 Juli 2002, hingga saat ini telah menghimpun sebanyak 23 industri televisi lokal. Anggotanya tersebar di berbagai daerah di Indonesia, ada Bandung TV di Bandung, Bali TV di Bali, Riau TV di Pekanbaru Riau, dan berbagai daerah lainnya. Belum lagi keberadaan televisi lokal lainnya yang belum terdata sama sekali.

Dapat dibayangkan betapa ramainya udara Indonesia di masa yang akan datang dengan maraknya televisi lokal yang akan bermunculan. Menggeliatnya perkembangan televisi lokal tidak seindah yang dibayangkan. Televisi lokal yang sudah beroperasi banyak yang berjibaku dengan masalah internalnya, dari persoalan buruknya manajemen, baik manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, hingga pada persoalan sulitnya mendapatkan iklan. Iklan merupakan masalah tersendiri yang cukup membuat gelisah para pengelola sebagian besar televisi lokal. Potret buruknya sistem manajemen sebagian televisi lokal dapat dilihat dalam peristiwa protes karyawan salah satu televisi lokal yang terjadi di tahun 2005. Protes karyawan dilatarbelakangi karena rendahnya upah yang diterima serta tidak adanya kepastian kerja bagi mereka. Tumpuan harapan publik sesungguhnya menaruh harapan begitu tinggi terhadap televisi lokal. Kehadirannya di belantika penyiaran diharapkan dapat memberi alternatif tontonan dan dapat mengakomodasi khazanah lokalitas yang saat ini kurang tertampung dalam tayangan televisi nasional.

(12)

Banyaknya masalah yang dihadapi oleh industri televisi lokal menuntut perhatian dan upaya untuk mengatasinya. Hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab regulator penyiaran, melainkan juga menjadi tanggung jawab pengelola televisi lokal itu sendiri. Dari sudut regulator diharapkan ada regulasi atau kebijakan yang memihak terhadap tumbuhkembangnya televisi lokal.

Pemihakan itu kemudian dituangkan dalam produk peraturan. Dari sisi televisi lokal, harus segera dilakukan upaya, antara lain pertama, televisi lokal harus mampu menciptakan keunikan dari program siaran yang dikelolanya. Apabila hal ini dapat dilakukan, setidaknya televisi lokal dapat membangun posisi tawar di hadapan televisi Jakarta dan dapat meraih pemirsa daerah yang selama ini menjadi penonton loyal televisi lokal. Apabila televisi lokal telah menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri, rasanya cita-cita mewujudkan sistem penyiaran nasional yang berkeadilan bukanlah sebuah impian.

Pada era otonomi daerah, peran media massa makin urgen. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 yang direvisi menjadi Undang-Undang-Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah lebih menitikberatkan pada partisipasi dan kontrol masyarakat serta pemberdayaan institusi lokal. Salah satu upaya yang harus dilakukan demi suksesnya otonomi daerah adalah mengoptimalkan peran institusi lokal nonpemerintah, seperti media massa. Strategi komunikasi yang berkembang pun tidak lagi centrist vertical seperti pada masa Orde Baru. Pada masa itu, media massa hanya menjadi corong komunikator puncak yang duduk di jabatan tertinggi pemerintahan sehingga informasi yang beredar pun hanya untuk kepentingan pemerintahan. Sementara itu, masyarakat diposisikan hanya sebagai komunikan yang dijejali dengan berbagai propaganda. Di Indonesia saat ini sudah berkembang startegi komunikasi two way traffi c yang dalam pandangan Peterson dan Burnett, telah terjadi komunikasi vertikal downward communication dan upward communication.

(13)

B. Manfaat Televisi

Berbicara mengenai masalah televisi, seperti halnya berbicara tentang rumah makan, yaitu tidak lepas dari masalah siapa yang menyajikan, apa yang disajikan, dan siapa yang menikmati sajian tersebut. Meskipun sebagai pemirsa kita dapat memilih mana tontonan yang layak untuk dinikmati dan mana yang tidak, tetapi tetap saja televisi selalu mampu membius perhatian orang yang ada di sekitarnya. Banyak orang yang dengan tanpa sengaja baik sadar ataupun tidak, tiba-tiba saja duduk di hadapan televisi untuk menikmati siaran atau acara yang disajikan.

Sehubungan dengan hal tersebut, banyak pula niat dan rencana yang tiba-tiba saja digagalkan. Sebagai contoh, seorang pelajar yang tengah asyik membaca buku pelajarannya atau sudah siap untuk belajar, tiba-tiba saja menghentikan kegiatannya atau membatalkan niatnya, hanya karena tergelitik untuk menikmati berbagai acara, musik, fi lm, sinetron, gosip atau lawakan yang jelas-jelas tidak lebih bermanfaat daripada tugas dan kewajibannya untuk belajar. Oleh karena itu, sebagian kalangan menyatakan, bahwa menonton televisi itu lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya.

Televisi sebagai salah satu hasil temuan budaya manusia modern, perlu dipergunakan secara benar agar dapat memberikan manfaat. Pemanfaatan Televisi secara benar memungkinkan terciptanya budaya baru atau suatu iklim yang dapat menghubungkan keberadaan makhluk dengan Sang Pencipta. Kebudayaan yang dapat menjadikan manusia menyadari tugas dan kewajibannya, serta memahami peran dan fungsi keberadaan dirinya di tengah masyarakat dan alam semesta ini.

(14)

diulang-ulang penyiarannya, menjadikan sebagian masyarakat berperilaku konsumtif.

(15)

Cara Kerja

Televisi

(16)

A. Saluran dan Standar Pemancar

Sebelum mengetahui prinsip kerja pesawat televisi, ada baiknya kita mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang biasa kita lihat di layar kaca. Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera.

Objek gambar yang ditangkap lensa kamera akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R = red), hijau (G = green), dan (B = blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi (transmiter). Pada sistem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada awalnya diubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima ( receiver) televisi.

Sumber: Pustekkom, Depdiknas 2007

(17)

Pesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yangdi terima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna dasar R (red), G (green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi.

Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang ditranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio, tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara dipancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi. Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band).

Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM, tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75 khz, melainkan 25 khz.

Apa aluran dan standar pemancar televisi? Kelompok frekuensi yang ditetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (chanel), yang masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) dan dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.

1) VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.

2) VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.

3) UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.

(18)

1. Jenis Sistem Televisi

Sistem pemancar televisi yang kita kenal di antaranya sebagai berikut.

1) NTSC (National Television System Committee)

2) PAL (Phases Alternating Line)

3) SECAM (Sequential Couleur a Memorie)

4) PALB

NTSC digunakan di Amerika Serikat, sistem PAL digunakan di Inggris, sistem SECAM digunakan di Perancis. Sementara itu, Indonesia sendiri menggunakan sistem PALB. Hal yang membedakan sistem tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa dan pembawa suara. Berikut ini sistem televisi dasar di dunia

2. Jenis Layar Televisi

1) Tipe Layar Televisi CRT (Cathode Ray Tube)

(19)

Sumber: Pustekkom, Depdiknas 2007

Layar televisi CRT.

2) Tipe Layar Televisi Plasma

Dalam prinsipnya, layar plasma tersusun atas dua lembar kaca. Di antara keduanya diisi ribuan sel yang ratusan di antaranya berisi gas xenon dan neon. Dua jenis elektroda panjang, address electrode dan transparent display electrode, direntangkan di antara lempengan kaca tersebut. Saat layar plasma dihidupkan, elektroda-elektroda yang saling berpotongan di atas sel itu diberi muatan listrik oleh komputer layar untuk mengionisasi gas dalam sel. Ini berlangsung ribuan kali dalam sepersekian detik. Arus listrik pun melewati gas di dalam sel dan menghasilkan aliran partikel bermuatan listrik yang cepat, yang merangsang atom gas tersebut melepaskan foton ultraviolet.

(20)

Sumber: Pustekkom, Depdiknas 2007

Layar televisi plasma.

Untuk menyeragamkan kekuatan arus listrik yang mengalir melalui sel berbeda, sistem kontrolnya akan menambah atau mengurangi intensitas warna setiap sub pixel. Hal ini untuk menghasilkan ratusan kombinasi merah, hijau, dan biru yang berbeda. Dengan cara ini, sistem kontrol dapat menghasilkan warna dalam spektrum luas, sekira ada 16,77 juta warna bisa dihasilkan sebuah layar plasma. Inilah yang membuat tampilan gambar plasma sangat tajam dan jelas.

B. Blok Rangkaian Televisi

Selain membutuhkan energi listrik untuk memfungsikan semua komponen, pesawat televisi baru dapat berfungsi jika memiliki beberapa rangkaian berikut.

1) Rangkaian Catu Daya (Power Supply)

(21)

oleh garis putih pada PCB dan daerah di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area). Sementara itu, daerah di dalam kotak merah adalah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan tegangan DC ke seluruh rangkaian TV.

Sumber: Pustekkom, Depdiknas 2007

Rangkaian catu daya.

2) Rangkaian Penala

(Tuner)

Rangkaian ini terdiri dari penguat frekuensi tinggi (penguat HF), pencampur (mixer), dan osilator lokal. Rangkaian penala berfungsi untuk menerima sinyal masuk (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya

(22)

3) Rangkaian Penguat

IF (Intermediate

Frequency)

Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal hingga 1.000 kali. Sinyal output yang dihasilkan penala (tuner) merupakan sinyal yang lemah dan yang sangat bergantung pada pada sinyal pemancar, posisi penerima, dan bentang bentang alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain yang tidak dibutuhkan dan meredam

4) Rangkaian Detektor Video

Rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang diredam adalah sinyal suara.

5) Rangkaian Penguat Video

(23)

untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca.

6) Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)

Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah-ubah sehingga output yang dihasilkan menjadi konstan.

Sumber: Pustekkom, Depdiknas 2007

Rangkaian penguat video.

Sumber: Pustekkom, Depdiknas 2007

7) Rangkaian De

eksi

Sinkronisasi

(24)

8) Rangkaian Audio

Suara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini, sinyal pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar.

Sumber: Pustekkom, Depdiknas 2007

(25)

Komponen

Televisi

(26)

A. Mengenal Komponen Televisi

Dalam televisi, terdapat komponen aktif dan pasif. Dua komponen ini memiliki jenis, fungsi, dan karakter.

1. Komponen aktif televisi terdiri atas dioda, transistor, dan Iintegrated Circuit (IC). Dioda terbagi menjadi beberapa jenis, tetapi khusus untuk televisi, dioda yang digunakan adalah dioda penyearah atau rectifi er yang terbuat dari germanium dan silikon, Light Emitting Diode (LED), dan dioda zener.

Sumber: leoserviceelectronic.blogspot.com

Dioda yang dipakai di televisi.

(27)

Integrated circuit (IC) terdiri atas dua jenis, yakni monolitik dan hibrida. Untuk mendeteksi kerusakan pada IC, kita dapat melihat tampilan fi siknya, seperti pecah, terlalu panas, atau tidak mengantarkan panas (kalor).

Sumber: Pustekkom, Depdiknas 2007

Contoh IC pada televisi.

2. Komponen pasif televisi terdiri atas resistor (R), induktor (L), dan kapasitor atau kondensor (C). Nilai resistansi dapat dilihat dengan membaca kode warna atau dengan alat multitester.

Sumber: leoserviceelectronic.blogspot.com

Salah satu resistor pada televisi.

(28)

Kapasitor/ kondensator terdiri dari dua jenis, yaitu kondensator polar dan nonpolar. Perhatikan contoh berikut.

Sumber: www.infoservistv.co.cc

Berbagai induktor pada pesawat televisi.

(29)

B. Mengenal Alat untuk Perbaikan Televisi

Untuk memudahkan pekerjaan, kita perlu menyiapkan alat penting selengkap mungkin. Berikut ini alat dasar yang membantu kerja perbaikan televisi.

1. Solder

Di pasaran dapat dijumpai berbagai macam bentuk solder, ada yang berbentuk pensil dan ada yang berbentuk pistol. Biasanya solder pistol mempunyai dua macam voltase, pada posisi standby biasanya voltase kecil dan apabila ditekan voltase menjadi maksimum. Solder bentuk pensil kebanyakan digunakan untuk pekerjaan yang terus-menerus, sedangkan solder pistol biasanya digunakan untuk pekerjaan yang tidak terus-menerus. Solder dengan berukuran 30 Watt biasanya sudah cukup baik digunakan untuk patri komponen elektronik.

Sumber: leoserviceelectronic.blogspot.com

Solder bentuk pensil dan bentuk pistol

(30)

Beberapa komponen elektronik seperti jenis MOS sangat peka terhadap elektrostatik, ia mudah rusak karena listrik. Ujung solder yang runcing itu merupakan tempat berkumpulnya muatan listrik. Untuk keperluan pematrian komponen jenis MOS, ujung solder harus di-ground. Penggarapan komponen jenis MOS ini umumnya digunakan solder baterai dan tidak menggunakan listrik PLN, sebagai baterai biasanya digunakan NiCd.

2. Timah Patri

Ada berbagai jenis timah patri terjual di toko-toko elektronik, biasanya timah patri untuk keperluan pematrian komponen elektronik berbentuk seperti kawat. Bahan patri yang baik digunakan untuk komponen elektronik adalah jenis alloy yang terdiri atas bahan perak dan timah. Bahan alloy itu berbentuk buluh panjang yang berisi bahan organik berupa pasta yang disebut rosin.

Alloy yang terdiri atas campuran 60 % perak dan 40% timah akan meleleh pada suhu 190C, sedangkan alloy eutetic yang terdiri atas 63% perak dan 37% timah mempunyai titik leleh sekitar 180C. Kedua jenis ini digunakan untuk patri komponen elektronik.

Sumber: mindoroschooloftechnology.com

Saat menyolder, kita perlu mengenal timah dan pastanya.

(31)

Untuk keperluan sehari-hari digunakan timah patri rosin 60/40 berbentuk kawat dengan diameter 1 MM atau 0.85 MM. Selain timah patri, dalam pekerjaan patri mematri sering diperlukan pasta patri, digunakan untuk memudahkan patri menempel, misalnya pada pematrian kawat atau terminal. Olesan pasta juga berfungsi untuk mencegah oksidasi pada waktu barang yang dipatri itu dipanasi.

Cara mematri atau menyolder harus memperhatikan hal berikut.

1) Sewaktu akan digunakan, solder ditunggu hingga panasnya mencukupi dan ujung solder dibersihkan dahulu dengan spons. Untuk solder yang baru, ujung solder dilapisi terlebih dahulu dengan timah patri, sehingga tipis dan merata.

2) Bahan yang akan disolder harus bersih, bebas dari lemak, karat atau kotoran lainya. Komponen terletak erat pada PCB dan PCB harus erat pula, sehingga tidak goyang sewaktu dipatri.

3) Tempat yang akan disolder dipanasi terlebih dahulu dengan ujung soler sehingga cukup panas kemudian dengan ujung solder tetap menempel pada barang yang dipatri, tempelkan timah patri sehingga meleleh dengan jumlah secukupnya. Ditunggu sebentar sehingga patri terlihat mengepyar, akhirnya timah patri ditarik dan kemudian solder ditarik pula. Ditunggu beberapa saat sampai timah mengeras dan tidak boleh goyang. Disini sering terjadi kesalahan ialah timah patri ditempel dahulu di ujung solder, baru dibawa ke tempat yang akan dipatri. Prosedur ini sama sekali tidak dianjurkan, karena kedua barang yang akan dipatri harus sama-sama dalam keadaan panas, baru patri dilelehkan di atasnya.

4) Untuk pematrian komponen semi-conductor, diusahakan proses pemanasan sesingkat mungkin, yakni dengan menunggu terlebih dahulu solder mencapai panas yang cukup tinggi sebelum ditempelkan. Apabila perlu body komponen dibungkus dengan kain basah sehingga panas dari kaki komponen tidak menjalar ke body komponen.

(32)

3. Penyedot Timah

Dalam kegiatan patri-mematri sering diperlukan penyedot timah, misalnya untuk pencabutan komponen yang harus diganti. Kecuali dengan sedotan timah, menghilangkan patrian dapat dilakukan dengan dengan cara kapiler misalnya dengan kawat kasa halus atau dengan ujung kawat serabut.

4. Avo Meter atau Multimeter

Alat lain yang harus tersedia pada meja kerja adalah avometer atau sering disebut pula multimeter atau multitester. Fungsi utamanya adalah untuk mengukur Ampere, Voltage, dan OHM (resistansi). Sebagai penunjuk besaran, avometer ada yang menggunakan jarum dan ada yang menggunakan display angka. Alat ini dilengkapi dengan dua kabel penyidik yang berwarna masing-masing merah dan hitam. Untuk dapat bekerja, avometer memerlukan sumber listrik berupa baterai. Dalam penyimpanan yang cukup lama, baterai ini harus dilepaskan.

Sumber: leoserviceelectronic.blogspot.com

Avo meter manual dan digital.

Pada umumnya, avometer terdapat tombol-tombol sebagai berikut.

1) Saklar Jangkah, yakni digunakan untuk memilih jenis besaran yang diukur dan jangkah pengukuran.

(33)

3) Tombol Nol, yakni digunakan setiap pengukuran resistansi, tombol Nol diatur sehingga jarum menunjukkan tepat pada angka nol.

4) Kabel Penyidik, yakni terdiri atas kabel merah dipasang pada lubang plus dan kabel hitam dipasang pada lubang minus atau lubang common.

Pada penggunaan alat ini perlu selalu diperhatikan pemilihan jangkah yang tepat. Kesalahan pemilihan jangkah dapat mengakibatkan kerusakan avometer, misalnya pengukuran voltase dengan jangkah pada OHM, maka akibatnya akan fatal. Apabila besaran yang diukur tidak dapat diperkirakan sebelumnya, harus dibiasakan memilih jangkah tertinggi. Setiap selesai pengukuran, dibiasakan meletakkan jangkah pada posisi off atau vdc angka tertinggi.

Sumber: leoserviceelectronic.blogspot.com

Jarum avo meter dan kabel deteksi.

5. Obeng

Berbagai jenis obeng yang diperlukan untuk memperbaiki televisi, di antaranya obeng minus (-) dan obeng plus (+), obeng untuk membuka berbagai jenis sekrup, obeng trim minus (-) dan trim (+) berguna untuk menyetel nilai komponen putar. Obeng trim terbuat dari bahan nilon untuk mencegah terjadinya induksi saat digunakan.

6. Tang

(34)

7. Pinset

Pinset umumnya digunakan untuk menjepit komponen apabila diperlukan.

8. Kuas

(35)

Memperbaiki

Televisi Rusak

(36)

A. Masalah Umum Kerusakan Televisi

Berbicara tentang penyebab kerusakan yang mungkin terjadi pada pesawat televisi, terkadang banyak teknisi yang begitu dihadapkan pada sebuah kerusakan televisi langsung beraksi dengan multimeter dan soldernya. Padahal, teknik seperti ini salah besar. Bisa jadi setelah kita menganalisis sampai sekian lama dan tidak menemukan penyebab kerusakan, barulah menyadari bahwa hanya ada satu kerusakan sepele, steker putus misalnya.

Sumber: jakartacity.olx.co.id

Mengenali kerusakan televisi harus teliti.

Ada beberapa indikasi yang bisa dijadikan tanda kerusakan pesawat televisi, yakni sebagai berikut.

(37)

2. Pendengaran, kita dapat mendengar bunyi tik tik dan suara tidak normal dari fl yback atau transformator, Elko meledak saat beroperasi atau adanya suara desisan dari tudung tegangan tinggi pada tabung.

3. Penciuman, minyak yang bocor dari kondensator dapat menghasilkan bau yang kuat begitu juga dengan resistor atau dioda yang terbakar. Atau pula, adanya bau ozon yang tercium di sekitar fl yback—dapat mangindikasikan adanya kebocoran tegangan tinggi.

4. Sentuhan, kita dapat menggunakan jari untuk menganalisis suatu kerusakan. Hanya saja kita harus sedikit berhati-hati. Pastikan kita selalu mencabut stop kontak sebelum melakukan aksi ini. Mengukur normal atau tidaknya panas transistor power, misalnya cukup berbahaya jika dilakukan pada saat unit masih dalam keadaan on. Pastikan juga kita tidak menyentuh tanah pada saat menyentuh komponen yang sensitif terhadap listrik statis, seperti IC Micom atau eeprom.

(38)

1) Sebelum memperbaiki ke langkah yang lebih jauh, pertama-tama kita melakukan pengecekan bagian yang paling mudah dijangkau. Periksalah AC Cord (cek AC/stop kontak), lihat kondisi AC Cord-nya, apakah masih bagus atau sudah hangus terbakar.

2) Periksa kabel AC Cord dan kabel stop kontaknya. Apakah masih baik kondisinya atau putus. Jika putus, ganti dengan yang baru atau sambung dengan solatif yang aman.

3) Setelah langkah di atas dilakukan dan dipastikan semua kondisi part (bagian) tersebut baik, maka mau tidak mau kita harus membongkar unitnya. Pastikan AC Cord sudah tercabut dari jala-jala listrik PLN. Bongkar tutup belakang unitnya yang terdiri dari 6-9 baut (bergantung pada jenis dan merk televisi) menggunakan obeng plus (+).

4) Setelah tutup belakang (back cover) terbuka, kita melakukan pengecekan fi sik komponennya. Khususnya, pengecekan pada bagian SMPS (Switching Module Power Supply) yang letaknya di bagian primer dekat trafo. Bagian ini biasanya terdiri dari fuse, mosfet, dioda, elcho, resistor, kapasitor, dan induktor (coil). Periksa fi siknya apakah ada yang terbakar, putus, gosong, dan hal lainnya.

5) Lepas komponen yang fi siknya rusak dengan menggunakan solder dan desolder (atraktor). Sebelum komponen yang dilepas akan diganti dan jika fi sik komponen tidak ada yang mencurigakan, lakukan langkah yang selanjutnya.

6) Lepaskan dan periksalah komponen mosfet pada bagian primer (komponen yang diberi pendingin) dengan menggunakan multimeter (avo meter). Jika diketahui ada kerusakan pada komponen tersebut, segera ganti dengan yang baru.

7) Sebelum komponen baru penggantinya dipasang, langkah selanjutnya adalah mengecek semua komponen selain mosfet, antara lain resistor, dioda, kapasitor, elcho, transistor, dan fi xed coil.

8) Gantilah semua komponen yang rusak, kemudian pasang semua kompenen yang baru kecuali mosfet, cek, dan teliti solderan serta penempatan komponen penggantinya.

(39)

10) Jika kondisi diodanya masih baik, langkah berikutnya mengecek tegangan gate start mosfet test point (tp) dan gate ini biasanya terletak pada lubang untuk kaki komponen mosfet yang pinggir dan bukan ground. Tegangan normal gate 5 Volt DC.Tidak boleh lebih ataupun 0 Volt. Pengecekan tegangan gate harus hati-hati, karena tegangan pada elco fi lter setelah dioda bridge-nya besar meskipun tegangan DC dan ini lebih berbahaya daripada tegangan AC.Jika tegangan pada gate mosfet yang diukur tidak sebesar 5 Volt, baik terlalu lebih maupun sebesar kira-kira 2 Volt. Cek transistor dan diodanya (komponen yang lainnya).

11) Setelah dipastikan tegangan gate start mosfet normal, barulah kita memasang mosfet yang baru.

12) Langkah berikutnya, kita mengecek pemasangan komponen baru, apakah sudah sesuai dengan komponen yang lama atau ada solderan yang kurang kuat.

13) Setelah komponen terpasang semua, saatnya kita mencoba hasil perbaikan. Letakkan probe merah multimeter ke tegangan B+ dan probe hitam ke ground. Range multi di atas 150 Volt. Alangkah baik dan amannya resistor penghubung tegangan B+ dengan rangkaian horizontal dilepas dahulu. Hal ini bertujuan agar saat tegangan B+ terlalu besar, rangkaian horizontalnya tidak rusak. Hubungkan AC cord ke jala-jala PLN sebentar saja, lihat penunjukan multimeternya apakah tegangannya sudah tepat 115 Volt.

13) Jika sudah tepat tegangan B+ dan tegangan yang lainnya, pasang resistor yang tadi dilepas dan jika tidak ada kerusakan pada komponen yang lain, pesawat televisi kita akan kembali normal.

B. Langkah Perbaikan Kerusakan Televisi

(40)

Jika memperhatikan pola menonton masyarakat kita, pagi hari sampai sore hari di dominasi oleh anak-anak, remaja, dan kaum ibu. Sedangkan malam hari hingga mendekati subuh, didominasi oleh remaja dan kaum pria dewasa. Jadi bisa ditarik kesimpulan, televisi yang ada hampir di setiap rumah penduduk hampir 24 jam menyala /hidup.

Dengan memperhatikan hal-hal di atas, televisi rentan akan kerusakan. Karena panas yang dihasilkan oleh rangkaian televisi [yang begitu panjang] mengakibatkan komponen rangkaian televisi cepat rusak. Ditambah lagi dari gejala alam seperti petir/ kilat yang menyambar antenna dan kualitas dari komponen itu sendiri.

Bagi tenaga terampil khususnya di bidang elektronik, hal ini dapat merupakan peluang usaha untuk membuka jasa servis/reparasi pesawat televisi. Oleh karena itu, peluang usaha ini harus diimbangi dengan pengetahuan dan keterampilan elektronik yang memadai.

Agar mempermudah pencarian daerah kerusakan pesawat televisi, rangkaian televisi perlu di blok-blokkan menurut fungsi kerjanya. Rangkaian televisi, dari televisi 14”– 39”, umumnya dapat di blok-blokkan menjadi sembilan bagian

Sumber: www.tempo.com

(41)

1. Blok Rangkaian Power

2. Blok Rangkaian Degaussing

3. Blok Rangkaian Program

4. Blok Rangkaian Tuner

5. Blok Rangkaian Suara

6. Blok Rangkaian Croma, IF dan Oscillator

7. Blok Rangkaian CRT

8. Blok Rangkaian Horizontal

9. Blok Rangkaian Vertikal

Rangkaian Blok Power dapat dikenali melalui kabel yang akan digunakan untuk dihubungkan ke arus listrik/stop kontak atau melalui saklar on-off pesawat televisi serta melalui trafo switching.

Sumber: www.infoservistv.co.cc

Rangkaian power pada pesawat televisi.

Kerusakan:

(42)

Rusaknya ketiga jenis komponen utama ini sering menyebabkan komponen di sekitarnya menjadi ikut rusak atau terbakar, terutama komponen resistor <restand>. Penyebab rusaknya ketiga jenis komponen utama ini bisa akibat hal berikut.

1) Naiknya tegangan listrik

2) Jatuhnya tegangan DC 250 Volt – 300 Volt rangkaian power.

Perbaikan:

Periksalah kabel power dengan multimeter, apakah kabel masih baik. Dilanjutkan dengan memeriksa saklar on-off pesawat televisi. Setelah tahap ini, periksalah pada rangkaian power apakah ada komponen yang terbakar/hangus. Pada umumnya, komponen utama yang mengoperasikan rangkaian power ada tiga jenis, yakni:

1) Transistor

2) IC

3) Mosfet

Sumber: www.infoservistv.co.cc

(43)

Juga jatuhnya tegangan DC power ini bisa disebabkan oleh rusaknya dioda /silicon bridge perata tegangan rangkaian power.

Perbaikan:

Gejala ini bisa disebabkan oleh kering atau bocornya kapasitas elko power yang berkapasitas 100uF s.d. 220uF 400-450 Volt yang menyebabkan tegangan DC turun menjadi sekitar 170 Volt ke bawah.

Sumber: www.infoservistv.co.cc

Naik-turunnya listrik menyebabkan kerusakan komponen.

Sumber: www.infoservistv.co.cc

(44)

Rusaknya IC regulator power atau IC regulator umpan balik (biasanya memiliki empat buah kaki,masing-masing mempunyai dua kaki di sisi-sisinya). Lemah atau keringnya elko yang berhubungan dengan kaki basis transistor komponen utama. Gulungan trafo switching short atau terbakar. Patah atau putusnya jalur rangkaian power yang disebabkan oleh panas. Timah solderan retak/usang .

Selain itu, rangkaian power bisa tidak bekerja, karena membesarnya nilai tahanan/resistor yang men-start komponen utama. Biasanya bernilai antara 100K ohm s.d. 220K ohm 1-2 watt. Pada lain hal, turunnya tegangan DC power 250– 300 Volt menjadi 150-180 Volt DC yang dikarenakan oleh lemahnya elko utama power, dapat menyebabkan gambar bergelombang seperti ombak.

Apabila rangkaian power bekerja dengan baik, akan menghasilkan tegangan output DC sekitar 97 s. d. 115 Volt untuk televisi 14” s.d. 21” (standarnya 103 Volt) dan 129 Volt untuk televisi 29”.

Apabila tegangan output naik mencapai 150 Volt ke atas, gantilah elko-elko yang berkapasitas kecil di rangkaian power atau periksalah trimpot (trimer potensiometer) adjust regulator tegangan, mungkin berubah nilai hambatannya atau telah rusak/putus.

Blok Rangkaian Degaussing, kumparan degaussing berfungsi untuk menghilangkan tumpukan warna pada sisi-sisi layar yang disebabkan oleh magnetan bumi/ magnet liar. Kata populernya rangkaian degaussing berfungsi sebagai pembuang magnetan. Blok rangkaian ini dapat dikenali dari kumparan yang melingkari tabung televisi yang terbungkus/ terisolasi berwarna hitam. Kumparan ini bekerja hanya sesaat ketika televisi dihidupkan. Lebih kurang selama 7 detik.

Sumber: www.infoservistv.co.cc

(45)

Komponen yang mengontrol kerja kumparan degaussing ini disebut PTC. Letaknya tidak jauh dari soket kabel kumparan degaussing.

Sumber: www.infoservistv.co.cc

Komponen pengontrol kumparan degaussing.

Kerusakan PTC menyebabkan kumparan degaussing tidak bekerja. Tanda-tanda PTC rusak apabila diguncang-guncang akan ada seperti pecahan batu di dalamnya. Tindakan awal sebelum menyabut PTC dari rangkaian televisi, matikan pesawat televisi tanpa kabel power terhubung ke stop kontak. Sentuhlah body/ badan dari PTC. Apabila terasa cukup panas/hangat, berarti PTC bekerja. Jika

Sumber: www.infoservistv.co.cc

(46)

tidak terasa panas, periksalah solderan di kaki PTC. Jika solderan di kaki PTC baik, berarti kerusakan ada di PTC-nya. Di lain hal, tumpukan warna di sisi-sisi layar ini bisa juga disebabkan oleh pemasangan kumparan defl eksi/yoke yang tidak tepat. Cobalah maju dan mundurkan posisi yoke sehingga tumpukkan warna tadi hilang. Berhati-hatilah ketika memaju-mundurkan yoke ini. Usahakan tangan jangan menyentuh body dari tabung/lensa sebab sengatan listriknya cukup lumayan terasa. Jadi, agar lebih aman gunakanlah alas kaki.

Blok Rangkaian Program, blok program dapat ditandai melalui tombol channel yang ada pada depan kabinet pesawat televisi . Jalur/kabel dari tombol channel ini akan menuju ke rangkaian blok program. Blok program berfungsi sebagai pengontrol kerja . Difungsikan sebagai pengontrol: channel, volume, tuning, [search], timer, on-off, kalender, game, sistem warna [bright, contras, colour, dan sharp].

Pengontrol kerja ini biasanya berbentuk sebuah IC [Integrated Circuit], mempunyai banyak kaki/pin [24 s.d. 54] dan terkadang selalu berpasangan dengan IC memory [8 s.d. 16 pin].

Sumber: www.infoservistv.co.cc

Pengontrol kerja ini biasanya berbentuk sebuah IC [Integrated Circui].

(47)

Kerusakan 1:

Tidak dapat start/hidup padahal tegangan output DC power normal.

Kerusakan 2:

Kontrol tombol depan [P+ , P- , V+ , V- , Video, dan menu] tidak bekerja pada semestinya. Misalnya, kita ingin memindah program, ternyata volume yang bertambah.

Perbaikan:

Hal ini bisa disebabkan oleh rusaknya IC memory atau IC program. Bisa juga tidak adanya tegangan kerja 5 Volt yang mendukung kerja IC. Hal yang sering dijumpai kerusakan ada pada IC memory. Oscillator Crystal yang memberikan denyut frekuensi kerja IC program, juga bisa menyebabkan hal ini [frekuensi oscillator crystal-nya berubah/ lemah ].

Sumber: www.infoservistv.co.cc

(48)

Perbaikan:

Kerusakan ini disebabkan tidak baiknya tombol/tuts switch program. Gantilah tombol/tuts ini.

Sumber: www.infoservistv.co.cc

Tombol/tuts switch program.

Kerusakan 3:

(49)

Perbaikan:

Kerusakan ini disebabkan oleh lemah/habisnya baterai 3 Volt pendukung kerja IC memory/program. Gejala ini pernah dijumpai pada televisi merek Thomson keluaran lama. Selain itu, kerusakan bisa disebabkan oleh rusaknya IC memory, tetapi yang sering dijumpai kerusakan IC memory menyebabkan televisi tidak mau start/hidup.

Blok Rangkaian Tuner. Tuner berfungsi sebagai penerima/ penangkap sinyal gelombang radio [ siaran]. Untuk mengenalinya sangat mudah karena blok rangkaian tuner ini akan berhubungan langsung dengan kabel antena.

Sumber: www.infoservistv.co.cc

Blok rangkaian tuner.

Kerusakan:

(50)

Perbaikan:

1) Periksa kebel antena terlebih dahulu dengan multimeter, skala x 1Ω, biasanya berkisar antara 12Ω -25Ω.

2) Periksa tegangan kerja tuner tersebut.

3) Sentuhlah kaki IF tuner dengan multimeter [kabel hitam], dan kabel merah lekatkan ke ground [heatsink], skala meter x1Ω. Jika noise/raster pada layer berubah-ubah mengikuti irama sentuh tadi, dapat dipastikan rangkaian penguat IF [croma , IF, dan Osc.] bekerja dengan baik. Selanjutnya, fokus penganalisisan terhadap tuner.

4) Jika tegangan kerja tuner telah benar seperti +B , AGC, dan seterusnya, tiliklah tegangan VT [vine tuning] tuner. Lakukan program searching siaran. Ukurlah tegangan VT tuner, tegangan ini akan bergerak naik dari 0-33 Volt. Jika ini terjadi dan sinyal siaran belum dapat, bisa dipastikan tuner telah rusak.

5) Sebaliknya, jika tegangan VT tuner tidak berubah, ikutilah/ telusurilah jalur dari kaki VT tuner, akan didapati transistor pengatur/driver tegangan VT tuner tersebut. Dari transistor ini dapat diketahui pula sumber tegangan 33 Volt-nya , biasanya akan ada dioda zener pembatas tegangan 33 Volt-nya. Periksalah kondisi transistor ini.

6) Kemudian, jika transistor pengatur/driver tegangan VT tuner ini kondisinya baik, tegangan 33 Volt-nya ada, tetapi tegangan VT tuner tetap tidak berubah dari 0-33 Volt, periksalah kaki basis transistor tersebut dengan skala meter 2,5 Volt DC.

(51)

Kerusakan khusus:

Pada tuner yang rusak, bisa dijumpai tegangan VL,VH, danVU tidak pada semestinya. Misalnya, hal berikut ini.

1) Pada channel UHF= VL:0 volt , VH:0 volt , VU:12 volt [ 10 – 12 volt ]

2) Pada channel VHF= VL:0 volt , VH:12 volt , VU:0 volt

3) Pada channel LHF= VL:12 volt , VH:0 volt , VU:0 volt

Jika tegangan pada kaki channel-channel tuner tersebut tidak sesuai dengan prinsip kerja di atas, dapat menyebabkan siaran televisi berubah-ubah [tetapi bukan nomor/display channel programnya.

Blok Rangkaian CRT, blok ini berfungsi sebagai penguat akhir sinyal warna/ gambar [video out] dan letaknya ada di belakang leher tabung televisi.

Sumber: www.infoservistv.co.cc

(52)

Kerusakan 1:

Layar berwarna merah, biru, atau hijau dibarengi dengan garis-garis putih seperti garis-garis-garis-garis buku.

Kerusakan 2:

Layar normal, tetapi gambar kurang fokus.

Perbaikan:

Kerusakan ini disebabkan oleh rusaknya transistor penguat akhir RGB [video out]. Bisa juga disebabkan oleh rusaknya tabung/layar televisi [katoda merah , biru , atau hijau telah aus].

Perbaikan:

(53)

Perbaikan:

Hal ini bisa disebabkan oleh pengaturan tegangan bias transistor penguat akhir [video out] yang tidak tepat. Pengatur ini biasanya berupa trimpot [trimer potensiometer], atau dari pengaturan adjust warna IC program [dibuka dari menu set-up]. Selain itu bisa disebabkan oleh timah solderan yang longgar. Untuk mendapatkan pengaturan warna dasar yang tepat, lakulanlah hal berikut.

Sumber: www.infoservistv.co.cc

Soket CRT.

Kerusakan 3:

Gambar normal tetapi warna di layar tampak salah satu warna primer [merah, biru, dan hijau] lebih dominan.

Catatan:

(54)

1) Aturlah colour atau warna gambar sampai nol [menjadi tidak berwarna].

2) Aturlah tegangan bias transistor penguat akhir [video out] melalui trimpot tadi, sampai didapatkan warna dasar layar menjadi hitam putih. Jika layar telah menjadi hitam putih, berarti pengaturan bias transistor penguat akhir telah benar.

Perbaikan:

Gejala ini disebabkan oleh tidak adanya tegangan 180 Volt dari fl yback ke rangkaian CRT. Biasanya hal ini disebabkan oleh kering/ lemahnya elko perata tegangan 180 Volt-nya, yang turun menjadi 140 Volt sampai sama dengan tegangan output power [103 Volt]. Bisa juga hal itu disebabkan oleh short/rusaknya screen lensa [G2 katode]. Atau juga pengatur tegangan screen pada badan/body

fl yback telah rusak [harus diganti dengan fl yback baru].

Kerusakan 4 :

Layar putih dibarengi dengan garis-garis buku.

Kerusakan 5:

(55)

Perbaikan:

Gejala ini bisa disebabkan oleh tidak menyalanya lampu fi lament /heater lensa. Jika lampu ini tidak menyala, periksalah tegangannya. Biasanya teganganan berkisar antara 3 Volt s.d. 5 Volt AC dan bersumber dari fl yback. Jika tegangan pada kaki lampu fi lament ini ada, tetapi lampu fi lament tetap tidak menyala, berarti lampu

fi lament telah putus dan harus diganti dengan lensa baru.

Blok Rangkaian Vertikal, blok ini berfungsi untuk membuka layar bagian atas dan bagian bawah. Untuk mengenali daerah ini, kita dapat memeriksa kabel kumparan defl eksi [yoke] atau sering juga disebut sanggul. Kabel yoke ini ada empat, yakni dua ke rangkaian horizontal dan dua lagi ke rangkaian vertikal.

Kerusakan 1:

Gambar normal, tetapi bagian atas layar berkurang antara 1 cm s.d. 3 cm.

Sumber: www.infoservistv.co.cc

Blok rangkaian vertikal.

Perbaikan:

(56)

Kerusakan 2:

Gambar normal, tetapi bagian bawah layar berkurang antara 1 cm s.d. 3 cm.

Perbaikan:

Gejala ini juga disebabkan lemah atau keringnya komponen elko rangkaian vertikal, biasanya bernilai 100uF/35 Volt, 10uF/35 Volt, 2,2uF/35 Volt dan letaknya tidak jauh dari kaki IC vertikal.

Pada lain hal [televisi keluaran Toshiba], pernah dijumpai kerusakan bukan elko di sekitar IC rangkaian vertikal, melainkan elko di rangkaian ”Croma, IF, dan Osc” serta memiliki nilai 1uF/35 Volt.

Cara Mendeteksinya :

Hidupkan televisi, lihat melalui cermin, sentuh-sentuhlah kaki-kaki IC ”Croma, IF dan Osc” dengan menggunakan multimeter skala 10 Volt DC [mengukur tegangan di setiap kaki IC ”Croma , IF, dan Osc”]. Perhatikan layar televisi, apabila pada salah satu kaki IC yang disentuh atau diukur tadi menunjukkan tanda-tanda layar berubah lebarnya, perhatikan jalur di kaki IC tersebut, akan dijumpai elko yang bernilai 1uF/50 Volt.

Pada kasus kerusakan lain, pernah dijumpai [televisi keluaran Fuji], kerusakan ada pada tegangan 33 Voltnya [untuk mengatur tegangan VT tuner], dioda zenernya tidak rusak, tetapi tegangannya tidak mencapai 33 Volt.

(57)

Kerusakan 3:

Gambar normal, tetapi layar bagian atas dan bawah berkurang.

Kerusakan 4:

Layar gelap dan hanya ada cahaya putih memanjang horizontal atau datar.

Perbaikan:

Gejala ini juga disebabkan oleh lemah atau keringnya komponen elko vertikal. Biasanya, elko output rangkaian vertikal [elko yang menuju kabel yoke]. Jika rangkaian vertikal memakai stellan trimpot V.Size, stel atau aturlah trimpot ini atau diganti dengan yang baru.

Perbaikan:

Gejala ini disebabkan oleh rusaknya komponen IC vertikal atau tidak adanya tegangan +B rangkaian vertikal [24 Volt]. Hal ini bisa juga

Catatan:

(58)

1. Persiapkan dan Alat Merakit Pesawat Televisi

Dari keterampilan pengenalan dasar merawat televisi, dapat kita kembangkan dengan cara merakit televisi sendiri. Berikut ini langkah yang harus disiapkan, yakni menyiapkan alatnya yang terdiri atas:

1) Timah (Tenol)

2) Atraktor (Penyedot Timah)

3) Solder

4) Obeng

5) Lem, dan

6) Mur/baut

Sumber: student.eepis-its.edu

Alat yang digunakan untuk merakit televisi.

Apa saja bahan yang dibutuhkan dalam perakitan televisi? Kita perlu memperhatikan hal berikut.

1) Rangkaian atau mesin televisi berwarna yang harganya berkisar 170 ribu s.d. 220 ribu.

2) Tabung televisi baru atau bekas asal masih bisa berfungsi normal.

3) Soket RGB 7 pin (sebenarnya ini tidak diperlukan, berhubung mesin televisi yang di beli memiliki 12 pin, sedangkan CRT-nya memiliki 7 pin, sehingga kita harus mengganti soketnya menjadi 7 pin).

4) Kalau semua peralatan dan bahan sudah siap, kita mulai merakit saja. Kemarin yang sempat kesulitan pada Rangkaian RGB-nya yang soketnya 12 pin, sedangkan di CRT nya hanya 7 pin, solusinya kita harus melihat mesin televisi yang lama untuk menyesuaikan katoda-katodanya, tetapi mesin yang lama sudah tidak ada. Kita berpikir keras, sehingga akhirnya dengan menggunakan ilmu ’tukang servis’ bukan ilmunya orang teknis. Langsung saja kita beli soket 7 pin, kemudian coba dipasang, dan hasilnya kalau tidak rusak warnanya berarti normal.

Rangkaian yang perlu dirakit, di antaranya sebagai berikut. 1) Memasang konektor soket RGB ke CRT.

(59)

3) Pastikan pada rangkaian, mana konektor horizontal dan vertikalnya, untuk lebih jelas bisa melihat gambar skema rangkaianya.

4) Jika kita memasang terbalik konektor defl eksi vertikal maka ketika televisi dinyalakan gambarnya akan berbalik atas-bawah, sedangkan ketika memasang terbalik konektor defl eksi horizontal maka gambarnya akan terbalik kanan-kiri.

5) Terakhir adalah memasang katub A2 (Anoda 2) bentuknya seperti kop yang dipasang di bagian atas CRT. Hal ini berfungsi transmisi tegangan tinggi antara 20 Kv - 40 Kv, sehingga kita harus lebih berhati-hati.

6) Langkah terakhir, periksa ulang semua konektor yang menghubungkan antarkomponen dan pastikan semuanya terpasang rapi dan benar.

7) Setelah yakin, silakan kita mencoba untuk mengujinya.

Sumber: student.eepis-its.edu

Mesin televisi tampak atas.

(60)

Sumber: student.eepis-its.edu

Tabung televisi (CRT).

Sumber: student.eepis-its.edu

Soket RGB 7 pin.

Sumber: student.eepis-its.edu

Pesawat televisi hasil rakitan sendiri walaupun kualitas gambar belum sempurna.

Catatan:

Sebenarnya ada yang belum normal dengan gambarnya karena gambar terlalu panjang atas bawah. Mengapa demikian? Hal ini ada sedikit masalah pada rangkaian vertikalnya. Biasanya, pada televisi ada pengaturan untuk posisi X dan Y atau kalau tidak ada, biasanya di rangkaianya ada kapasitor variabel untuk mengatur posisi X dan Y, tetapi pada mesin ini semua pengaturan itu tidak ada.

(61)

Glosarium

ampere

(sering disingkat A) satuan ukur yang digunakan untuk menyatakan arus listik

abampere

satuan ukur arus elektromagnetik, misalnya 1 abampere = 10 ampere

AC

(alternating current) atau arus bolak-balik

AC amperemeter amperemeter arus tukar

accumulator

suatu alat yang terdiri dari sel-sel sekunder yang digunakan untuk

menyimpan aliran listrik yang kemudian aliran listrik tersebut dialirkan pada alat-alat yang memerlukannya

AC/DC receiver

pesawat penerima AC/DC

AC voltmeter

voltmeter arus bolak-balik

Accostic

suatu ilmu yang mempelajari tentang gelombang suara

A/D

(analog to digital) atau perubahan koversi sinyal analog menjadi sinyal digital

adaptor

(62)

arus listrik

proses perpindahan elektron dari titik positif ke titik negatif

diac

komponen elektronik semikonduktor yang dapat melangsungkan arus listrik secara dua arah dengan pengaturan keadaan polaritas

dioda

dua elektroda

komponen elektronika

elemen terkecil dari rangkaian elektronika yang tidak dapat berdiri sendiri seperti resistor, transistor, dan lain-lain

PCB

Printed Circuit Board atau papan rangkaian tercetak

TV LCD

TV LCD bekerja dengan memproduksi gambar hitam dan berwarna dengan melakukan seleksi cahaya yang dipancarkan oleh serangkaian lampu

teknologi CCFLs (Cold Cathode Fluorescent Lamps) di belakang layar

TV Plasma

Plasma Display Panel (PDP) atau di Indonesia banyak dikenal sebagai TV Plasma merupakan salah satu jenis teknologi TV layar datar yang

memungkinkan produsen untuk memproduksi TV layar datar ukuran besar secara massal dengan harga yang ekonomis

Volt

satuan untuk tegangan listrik

Watt

(63)

Indeks

A

ABL (automatic brightness level) 18

Al-Jazeera 5

Asosiasi Televisi Lokal Indonesia 7

avometer 28, 29

C

Charles Francis Jenkins 2 CNN 5

CRT (Cathode Ray Tube) 14

D integrated circuit (IC) 22

J

John Logie Baird 2

K

komponen semikonduktor 22 komunitas televisi 6

M

Metro TV 5

modulator frekuensi (FM) 20

N

National Television Standards Committee 4

P

Paul Gottlie Nipkow 2 Philo T. Farnsworth 2

R

(64)

Nashshar, F.M. 2008. Pengenalan Dasar Komponen Pesawat Televisi. Bandung: Eureka Dwiraga.

Sofyan. 2008. Mencari dan Memperbaiki Kerusakan pada TV Berwarna. Jakarta: Kawan Pustaka.

Sumanto. 2007. Pengetahuan Bahan-Bahan Mesin dan Listrik. Yogyakarta: Andi.

Gambar

Gambar normal tetapi warna di layar tampak
gambar terlalu panjang atas bawah. Mengapa demikian? Hal ini ada Sebenarnya ada yang belum normal dengan gambarnya karena sedikit masalah pada rangkaian vertikalnya

Referensi

Dokumen terkait

LED tersebut menyala jika UPS dicolokkan ke dalam sumber tegangan dengan hubungan kabel yang tidak benar.. Lihat Penyelesaian Masalah pada

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, serta uraian – uraian yang telah dikemukakan, maka dapat diambil kesimpulan yaitu : dengan input

Menyampaikan usulan program dan kegiatan prioritas tahun 2018 dengan mengacu kepada 11 Prioritas Pembangunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 melalui RKPDJabar Online 2101

Namun, jika laju kedatangan pelanggan tersebut meningkat mengikuti suatu fungsi pangkat, maka model yang sesuai untuk kasus ini adalah proses Poisson periodik dengan tren

Analisis rantai nilai industry digunakan untuk memastikan bahwa perusahaan berada di jalur rantai nilai yang kompetitif dibandingkan pesaingnya. Hal ini dapat dilihat dari biaya

Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini menunjukan bahwa peran keluarga memiliki hubungan yang signifikan dengan kesiapan remaja putri menghadapi menstruasi

8 Florjančič, Vukovič 1998: Kadrovska funkcija – mamagement, Založba moderna organizacija, Kranj, str 44 9 Ibidem, str 44, 56 Janja Martinčič: Analiza absentizma in fluktuacije

Menganalisis hubungan frekuensi konsumsi susu, jumlah konsumsi susu, total protein, protein hewani, kalsium susu dan non susu dengan tinggi badan serta