• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Peran Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan pada Anak di Ruang Inap Anak RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Peran Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan pada Anak di Ruang Inap Anak RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Anak

2.1.1. Pengertian Anak

Anak adalah individu yang unik dan bukan orang dewasa mini. Anak juga merupakan harta atau kekayaan orang tua yang tidak dapat dinilai secara ekonomi, tetapi anak adalah masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan kesehatan secara individual. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri (Supartini,2004).

Anak merupakan individu yang berada dalam rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari lahir hingga remaja. Masa pertumbuhan dan perkembangan anak dimulai dari periode prenatal mulai konsepsi sampai lahir, masa bayi lahir sampai usia 1 tahun, masa kanak-kanak usia 1 tahun sampai usia 6 tahun, masa kanak-kanak pertengahan usia 6 tahun sampai 11 tahun atau 12 tahun, dan masa kanak-kanak akhir usia 11 tahun sampai 19 tahun (Wong, 2009).

2.1.2. Pertumbuhan dan perkembangan anak

(2)

lainnya bergantung pada beberapa hal yang mempengaruhinya (Supartini, 2004). Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi dari dalam diri anak tersebut ataupun dari faktor lingkungan. Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak mencakup kecerdasan, pengaruh emosi orang tua terutama ibu dan pengaruh hormonal terutama hormon somatotropik, tiroid dan gonadotropin. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak meliputi kondisi prenatal, pengaruh budaya lingkungan, status sosial dan ekonomi keluarga, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga atau latihan fisik dan posisi anak dalam keluarga.

Wong (2009) menjelaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan merupakan satu kesatuan yang mencerminkan berbagai perubahan yang terjadi selama hidup seseorang. Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah dan ukuran sel pada saat membelah diri dan mensintesis protein baru, meningkatkan hasil ukuran dan berat seluruh atau sebagian sel sedangkan perkembangan adalah perubahan dan perluasan secara bertahap, perkembangan tahap kompleksitas dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, maturasi serta pembelajaran.

(3)

perubahan pada bentuk dan fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan intelektual (Hidayat, 2009).

2.1.3. Prinsip keperawatan anak

Hidayat (2009) menjelaskan bahwa di dalam keperawatan anak terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dan harus dijadikan pedoman untuk memahami filosopi keperawatan anak. Prinsip-prinsip pada keperawatan anak tersebut adalah

1. Anak bukan miniature orang dewasa tetapi individu yang unik. Prinsip ini mengandung arti bahwa tidak boleh memandang anak dari ukuran fisik saja sebagaimana orang dewasa melainkan anak sebagai individu yang unik yang mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan. Pola ini harus dijadikan ukuran, bukan hanya bentuk fisik saja tetapi kemampuan dan kematangan.

(4)

3. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang sakit. Upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak, mengingat anak adalah generasi penerus bangsa.

4. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak.

5. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi, dan meningkatkan kesejahteraan hidup dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum (legal).

6. Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai mahluk biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat.

7. Masa yang akan datang cenderung keperawatan anak berfokus pada ilmu tumbuh kembang sebab ilmu tumbuh kembang ini akan mempelajari aspek kehidupan anak.

2.2. Peran Perawat

2.2.1. Pengertian perawat

(5)

seorang profesional yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan pelayanan atau asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan keperawatan.

Perawat merupakan suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi yang dikatakan sebagai fungsi profesional keperawatan. Fungsi tersebut untuk membantu mengenali dan menemukan kebutuhan pasien yang bersifat segera. Ini merupakan tanggung jawab perawat untuk mengetahui kebutuhan pasien dan membantu memenuhinya (Suwignyo, 2007).

2.2.2. Peran perawat anak

Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran perawat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar profesi keperawatan dan bersifat konstan (Kustanto, 2004).

Menurut Hidayat (2008) mendefinisikan peran perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan. Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan (1989) dibagi menjadi beberapa peran yaitu :

1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan

(6)

menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa merencanakan dan melaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar klien, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Perawat memberikan asuhan keperawatan dengan memfokuskan kebutuhan kesehatan klien secara holistik yang meliputi mengembalikan kesehatan fisik, perkembangan, emosi, spiritual, dan sosial (Potter & Perry, 2005).

2. Peran sebagai advokat klien

Peran sebagai advokat dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien. Selain itu juga, berperan untuk mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

(7)

imunisasi melawan penyakit di komunitas merupakan contoh peran perawat sebagai advokat atau pelindung.

3. Peran sebagai edukator

Peran sebagai edukator ini dilakukan oleh perawat dengan menjelaskan tentang status kesehatan dan penyakit yang diderita oleh klien. Sehingga dapat membantu klien untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, agar klien dapat memenuhi kebutuhannya sesuai dengan status kesehatan. Selain itu juga, agar dapat membantu klien untuk memillih apakah melanjutkan proses perawatan atau memeberhentikannya.

The Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organization (JCAHO) (Potter and Perry, 2005) di Amerika Serikat menerapkan standar untuk pendidikan atau pengajaran bagi pasien dan keluarga yaitu

1. Pasien dan keluarga diberi pendidikan atau pengajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman, keterampilan yang diperlukan dalam menunjang rencana asuhan keperawatan.

2. Organisasi merencanakan sumber yang mendukung untuk memberikan pendidikan atau pengajaran bagi pasien dan keluarga

3. Pasien dan keluarga mengetahui kebutuhan dan kesiapan untuk belajar

4. Proses pendidikan atau pengajaran bagi pasien dan keluarga bersifat interdisiplin sesuai dengan recana asuhan

(8)

6. Informasi mengenai instruksi untuk pulang diberikan oleh orang yang bertanggungjawab terhadap kesinambungan perawatan pasien

4. Peran sebagai koordinator

Peran sebagai koordinator ini dilaksanakan dengan cara mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien. Selain itu juga dapat memberikan rasa nyaman kepada klien selama mendapakan perawatan di rumah sakit. Menurut Promtape (2004), advokasi bukan hanya untuk pasien yang kurang mampu melindungi diri sendiri, tetapi juga ditujukan kepada pasien yang membutuhkan advokasi dalam hal penyediaan data yang dibutuhkan dalam mengambil keputusan tentang pengobatan dan proses terapi.

5. Peran sebagai kolaborator

Peran perawat sebagai kolaborator ini dilakukan karena perawat bekerja tidak hanya sendiri melainkan melalui tim kesehatan yang dimana terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain agar dapat mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan kesehatan selanjutnya.

6. Peran sebagai konsultan

(9)

No 38 tahun 2014 pasal 31 ayat 1 menjelaskan wewenang perawat dalam menjalankan tugas sebagai penyuluh dan konselor yang dimana isi yaitu melakukan pengkajian keperawatan secara holistic di tingkat individu dan keluarga serta di tingkat kelompok masyarakat, melakukan pemberdayaan masyarakat, melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat, menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat, dan melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling.

7. Peran pembaharu

(10)

Skema 2.1. Peran Perawat Menurut CHS tahun 1989 2.3. Asuhan Keperawatan

2.3.1. Pengertian Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan merupakan proses dalam suatu kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien atau pasien dengan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan yang bersifat humanistik danberdasarkan pada kebutuhsn yang objektif untuk mengatasi masalah klien (Zaidin, 2002). Menurut Arwani dan Heru (2008) menjelaskan bahwa tujuan dari asuhan keperawatan agar pasien memperoleh pelayanan yang lebih efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan klien sehingga klien merasa puas dan status kesehatan klien meningkat.

Pembaharu Konsultan Kolaborator Koordinator Edukator Pemberi Asuhan

Keperawatan Advokat Klien

(11)

Proses keperawatan adalah satu pendekatan untuk mendapatkan pemecahan masalah yang memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan (Potter & Perry, 2005).

2.3.2. Standar Asuhan Keperawatan

American Nurses Association telah menetapkan Standards for Care

(Standar Asuhan) dan Standards of Professional Performance (Standar Perilaku Profesional). Untuk metode Standards for Care (Standar Asuhan) menyajikan proses lima langkah :

Skema 2.2 Proses Asuhan Keperawatan 2.3.2.1. Standar I : Pengkajian

Pengkajian adalah suatu proses kontinu yang dilakukan semua fase pemecahan masalah dan menjadi dasar untuk pengambilan keputusan. Untuk mendapat pengkajian yang akurat dan koprehensif, perawat harus

Analisis

Pengkajian

Diagnosa

Perencanaan

Implementasi

(12)

mempertimbangkan informasi mengenai latar belakang biofisik, psikologis, sosiokultural, dan spiritual pasien (Wong, 2009).

Potter dan Perry (2005) memaparkan bahwa pengkajian adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien. Dalam proses pengkajian mencakup dua langkah : pengumpulan data dari sumber primer (klien) dan sumber sekunder (keluarga, tenaga kesehatan), dan analisis data sebagai dasar untuk diagnosis keperawatan.

PPNI (2005) juga menjelaskan dalam pengkajian perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. Menurut PPNI rasionalnya pengkajian keprawatan merupakan aspek yang penting dalam proses keperawatan yang bertujuan menetapkan data dasar tentang tingkat kesehatan klien yang digunakan untuk merumuskan masalha klien dan rencana tindakan.

(13)

ukuran Fahrenheit atau Celsius pada thermometer atau sentimeter pada pita pengukuran. Ini termasuk contoh data objektif yang dapat diukur (Potter & Perry, 2005).

Data yang didapat dari pengkajian bisa berasal klien, keluarga dan orang terdekat, anggota tim perawatan kesehatan, catatan medis, catatan lainnya, tinjauan literatur, dan pengalaman perawat (Potter & Perry, 2005).

Metode pengumpulan data dalam pengkajian dapat menggunakan: 1. Wawancara adalah pola komunikasi yang dilakukan untuk tujuan spesifik dan difokuskan pada area dengan isi yang spesifik. Tujuan utama wawancara adalah mendapatkan riwayat kesehatan keperawatan, mengidentifikasi kebutuhan kesehatan dan faktor resiko serta menentukan perubahan speifik dalm tingkat kesejahteraan dan pola kehidupan. Dalam melakukan wawancara perawat harus membina hubungan yang baik dengan klien dan membina kepercayaan agar saat melakukan wawancara klien lebih merasa nyaman untuk menceritakan masalah kesehatannya.

(14)

Skema 2.3 Riwayat Kesehatan

3. Pengkajian fisik adalah mengukur tanda-tanda vital dan pengukuran lainnya serta pemeriksaan semua bagian tubuh dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Tetapi sebelum melakukan pengkajian fisik, perawat menyiapkan klien, lingkungan dan peralatan yang

Riwayat

Kesehatan

Fisik dan perkembangan

- Persepsi tentang status kesehatan

(15)

secara spesifik tentang tujuan, peran perawat, peran klien, dan perkiraan waktu yang dibutuhkan.

4. Data diagnostik dan laboratorium merupakan metode terakhir dalam pengkajian. Data laboratorium dapat membantu untuk mengidentifikasi masalah perawatan kesehatan actual atau potensial yang sebelumnya tidak diketahui oleh klien atau pemeriksaan.

Bell (2008) mengatakan bahwa saat perawat merawat pasien harus mengumpulkan data yang relevan berkaitan dengan kesehatan dan situasi klien. Kriteria pengukuran :

1. Data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, penyedia layanan kesehatan lainnya dan masyarakat.

2. Data yang bersangkutandan cukup dikumpulkan menggunakan sesuai dengan bukti teknik penilaian.

3. Prioritas kegiatan pengumpulan data didorong oleh karakteristik pasien berhubungan dengan kondisi langsung dan kebutuhan antisipasi.

4. Model analitis dan alat pemecah masalah yang digunakan.

5. Keputusan dibuat dengan mencocokkan pengetahuan formal dengan temuan klinis.

6. Data yang didokumentasikan harus relevan.

7. Data yang relevan dikomunikasikan kepada penyedia layanan kesehatan lainnya

(16)

1. Metode pengumpulan data yang digunakan dapat menjamin; pengumpulan data yang sistematis dan lengkap, diperbaharuinya data dalam pencatatan yang ada, kemudahan memperoleh data, dan terjaganya kerahasiaan.

2. Tatanan praktek mempunyai system pengumpulan data keperawatan yang merupakan bagian integral dari system pencatatan pengumpulan data klien.

3. Sistem pencatatan berdasarkan proses keperawatan yaitu singkat, menyeluruh, akurat dan berkesinambungan.

4. Praktek mempunyai sistem pengumpulan data keperawatan yang menjadi bagian dari system pencatatan kesehatan klien

5. Ditatanan praktek tersedia system pengumpulan data yang dapat memungkinkan diperoleh kembali bila diperlukan.

6. Tersedia sarana dan lingkungan yang mendukung.

Kriteria proses dalam pengkajian keperawatan menurut PPNI (2005) : 1. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan mempelajari data penunjang (pengumpulan data penunjang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium dan uji diagnosis), serta mempelajari catatan lain.

2. Sumber data adalah klien, keluarga atau orang terkait, tim kesehatan, rekam medis, serta catatan lain.

3. Klien berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.

(17)

respon terhadap terapi, harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal, dan resiko masalah potensial.

Hasil yang didapatkan dalam pengkajian; data dicatat dan dianalisis sesuai standar dan format yang ada, dan data yang dihasilkan akurat, terkini, dan relevan sesuai kebutuhan klien.

2.3.2.2. Standar II : Diagnosis

Diagnosis keperawatan merupakan penganalisisan data pengkajian. Yang dimana sebagai dasar pengembangan rencana intervensi keperawatan dalam rangka mencapai peningkatan, pencegahan, dan penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan klien (PPNI, 2005).

Tahap setelah melakukan pengkajian adalah identifikasi masalah dan diagnosis. Dalam diagnosis perawat harus menginterpretasi dan membuat keputusan tentang data yang dikumpulkan. Lalu mengkategorikan untuk mengidentifasikan area signifikan dan membuat salah satu keputusan : tidak ada data masalah kesehatan disfungsional, tidak ada intervensi yang diindikasikan, ada resiko masalah kesehatan disfungsional, intervensi diperlukan untuk memfasilitasi peningkatan kesehatan, dan data masalah kesehatan fungsional actual, intervensi diperlukan untuk memfasilitasi kesehatan (Wong, 2009).

Perawat merawat klien dengan menganalisa data penilaian dalam menentukan masalah dan perawatan klien (Bell, 2008) :

(18)

2. Diagnosis dan masalah perawatan divalidasi diseluruh interaksi keperawatan dengan pasien, keluarga, penyedia kesehatan lain, masyarakat, dan seluruh sistem kesehatan

3. Diagnosis dan masalah perawatan diprioritaskan dan didokumentasikan dengan cara yang memfalitasi hasil dan mengembangkan atau memodifikasi rencana

(19)

2.3.2.3. Standar III : Intervensi

Perawat harus membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan meningkatkan kesehatan klien. Yang dimana rencana tindakan ini berdasarkan dengan diagnosis keperawatan (PPNI, 2005).

Perawat merawat klien dengan mengembangkan rencana untuk menentukan intervensi yang dapat mencapai hasil. Kriteria pengukuran :

1. Perencanaan yang individual dan mempertimbangkan karakteristik klien dan situasi

2. Rencana tersebut dikembangkan bersama dengan klien, keluarga, dan penyedia layanan kesehatan dengan cara mempromosikan kontribusi masing-masing anggota untuk mencapai hasil

3. Rencana mencerminkan bukti terbaik saat ini

4. Rencana memberikan kontinuitas perawatan, coco kompetensi perawat dengan pasien karakteristik

5. Rencana menetapkan prioritas untuk perawatan

6. Rencana tersebut meliputi strategi untuk promosi dan pemunihan kesehatan pencegahan lebih lanjut sesuai dengan penyakit, cedera, dan semua perban

(20)

bekerjasana dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan, dan perencanaan bersifat indivual (sebagai individu, kelompok, dan masyarakat) sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien. Hasil yang diharapkan untuk intervensi ini; tersusunnya suatu rencana asuhan keperawatan klien, perncanaan mencerminkan penyelesaian terhadap diagnosis keperawatan, perencanaan tertulis dalam format yang singkat dan mudah didapat, dan perncanaan menunjukkan bukti adanya revisi pencapaian tujuan (PPNI, 2005).

2.3.2.4. Standar IV : Implementasi

Tindakan yang dilakukan perawat setelah intervensi adalah implementasi. Implementasi rencana asuhan keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan patisipasi klien dalam tindakan keperawatan berpengaruh pada hasil yang diharapkan (PPNI, 2005).

Fase implementasi dimulai saat perawat menempatkan intervensi ke dalam tindakan dan mengumpulkan umpan balik mengenai efeknya. Umpan balik muncul kembali dalam bentuk observasi dan komunikasi serta member dasar data untuk mengevaluasi hasil intervensi keperawatan. Tahap implementasi, keamanan, dan kenyamanan psikologi pasien berkenaan dengan asuhan atraumatik tetap harus diperhatikan.

Bell (2008) mengatakan bahwa perawat yang merawat klien harus mengimplementasikan rencana, mengkoordinasikan, pemberian perawatan. Kriteria pengukuran :

(21)

2. Pasien dan keluarga berpartisipasi dalam pelaksanaan rencana sesuai dengan tingkat partisipasi mereka dan pengambilan keputusan

3. Intervensi yang responsive tentang keunikan klien dan keluarga dengan menciptakan sebuah belas kasih dan terapeutik lingkungan dengan tujuan untuk mempromosikan kenyamanan dan mencegah penderitaan

4. Rencana dan modifikasi yang diterapkan akan didokumentasikan 5. Kolaborasi untuk melakukan rencana tersebut terjadi penyedia pasien, kelurga, kesehatan, dan system kesehatan

6. Rencana memfasilitasi pembelajaran bagi klien, keluarga, staf perawat, anggota lain dari kesehatan, dan masyarakat termasuk namun tidak terbatas pada pengajaran kesehatan promosi kesehatan

(22)

mengenai konsep dan keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan yang digunakannya, dan mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon klien. Hasil yang diharapkan untuk implementasi; terdokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien secara sistematik dan dengan mudah diperoleh kembali, tindakan keperawatan dapat diterima klien, dan ada bukti-bukti yang terukur tentang pencapaian tujuan.

2.3.2.5. Standar V : Evaluasi

Perawat melakukan evaluasi untuk melihat perkembangan kesehatan klien terhadap tindakan yang diberikan. Selain itu, untuk melihat pencapaian tujuan sesuai rencana yang telah ditetapkan dan merevisi data dasar dan perencanaan (PPNI, 2005).

Evaluasi adalah langkah terakhir dalam proses pembuatan keputusan. Perawat mengumpulkan, menyotir, dan menganalisis data untuk menetapkan apakah tujuan telah tercapai, rencana memerlukan modifikasi, atau alternatif baru harus dipertimbangkan. Tahap evaluasi memenuhi proses keperawatan atau berperan sebagai dasar untuk pemilihan alternatif lain untuk intervensi dalam pemecahan masalah spesifik.

Bell (2008) mengatakan bahwa perawat merawat pasien dengan mengevaluasi pencapaian. Kriteria pengukuran :

1. Evaluasi sistematis dan berkelanjutan menggunakan teknik berbasis bukti dan instrument

(23)

3. Efektifitas evaluasi intervensi untuk mencapai hasil yang diinginkan terjadi 4. Evaluasi terjadi dalam jangka waktu yang tepat setelah intervensi dimulai 5. Data penelitian berkelanjutan yang digunakan untuk merevisi diagnosis, hasil dan rencana yang diperlukan

6. Hasil evaluasi akan didokumentasikan

(24)

2.3.2.6. Standar VI : Dokumentasi

Potter and Perry (2005) menjelaskan bahwa setiap perawatan kesehatan, dokumentasi adalah salah satu yang paling penting. Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang. Pendokumentasian yang baik tidak hanya mencerminkan kualitas perawatan tetapi juga membuktikan pertanggunggugatan setiap anggota tim perawatan dalam mencerminkan perawatan.

Referensi

Dokumen terkait

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH..

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH..

Jalan Raya, Jalan Lingkungan, termasuk perawatannya (22001) Kecil.. 2.a Bidang Pekerjaan Sub

Pendaftaran dan pengamhrilan Dokumen Pengadaan dilakukan langsung di tempat pendaftaran per Paket

Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Klaten Tahun Anggaran

3.1 Menjelaskan kegiatan persiapan membaca permulaan (cara duduk wajar dan baik, jarak antara mata dan buku, cara memegang buku, cara membalik halaman

While current production cost advantages of external procurement are relatively easy to specify on the basis of given information, future costs associated with asset speci®city

[r]