• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG - Pengaruh Locus of control (LOC) terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB) pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG - Pengaruh Locus of control (LOC) terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB) pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Di era globalisasi perkembangan perusahaan yang bergerak secara dinamis

membuat para pekerja industri dan organisasi harus bekerja lebih keras.

Perkembangan organisasi atau perusahaan di Indonesia yang secara pesat dapat

dilihat dari segi teknologi yang semakin canggih dan kebutuhan sumber daya

manusia (SDM) semakin bertambah dan meningkatnya permintaan dan kebutuhan

masyarakat akan informasi dan pengetahuan (Sumiyarsih, Mujiasih, Ariati, 2012).

Perusahaan harus dapat unggul dalam setiap bidang agar dapat

mengimbangi perkembangan globalisasi. Memang tidak mudah untuk mencapai

keunggulan dalam suatu persaingan yang terjadi di era modern, untuk mencapai

keunggulan tersebut perusahaan harus bisa meningkatkan kinerja individual

karyawannya, pada dasarnya kinerja individual karyawan pada perusahaan akan

mempengaruhi kinerja pada tim atau kelompok kerja dan pada akhirnya

mempengaruhi totalitas kinerja perusahaan (Daft, 2003). Kinerja karyawan yang

ada di dalam suatu perusahaan memang memiliki peranan yang sangat penting

dalam menentukan unggul atau tidaknya suatu perusahaan. Nawawi (2001)

menyatakan bahwa sukses atau tidaknya organisasi sangat bergantung pada

kinerja dan kemampuan karyawan yang ada didalamnya.

Perilaku karyawan yang mau bekerja diluar deskripsi pekerjaan yang

(2)

2 Organizational Citizenship Behavior (selanjutnya disingkat dengan OCB) (Chien,

2004). Van Dyne, Cumming, and McLean- Parks (1995) menyatakan perilaku

extra-role memiliki persamaan dengan OCB, didefinisikan sebagai perilaku yang

menguntungkan organisasi sebagai perilaku menolong yang dapat mencapai

efektivitas organisasi dan melampaui harapan dari organisasi. OCB juga

dipengaruhi oleh teori besar dari psikologi sosial yang didalamnya terdapat

perilaku prososial (Organ,1988).

Perusahaan tentu sangat membutuhkan karyawan yang mau bekerja lebih

(extra-role) dari yang diharapkan ataupun dari yang telah diwajibkan perusahaan

dalam job description pekerjaan mereka (Bateman & Organ dalam Lovel, 1999) .

PTPN IV Unit Ajamu sebagai Perusahaan juga sangat membutuhkan karyawan

yang mampu bekerja diluar job description yang ditujukan kepadanya. Hal ini

sesuai dengan wawancara dengan salah satu staff SDM

Setiap perusahaan pasti membutuhkan karayawan yang rajin, giat kalo kerja gak tunggu ada perintah atasan sama halnya PTPN IV Unit Ajamu ini butuh karyawan yang bekerja diluar porsi yang dikasi ke mereka jadi tanggung jawab karyawan itu bukan cuma tugasnya aja.

(Komunikasi Personal 23, April 2015)

Organisasi atau perusahaan tidak dapat mengkordinir seluruh perilaku

karyawannya dalam suatu organisasi hanya dengan mengandalkan deskripsi kerja

yang secara formal (George,1990). Perusahaan akan mampu mencapai tujuan,

harapan dan efektifitas apabila karyawan dapat berkontribusi diluar job

(3)

3 perusahaan(Organ, Podsakoff, & MacKenzie, 2006).Pada penelitian yang

dilakukan dengan studi longitudinal dengan sampel 27 karyawan restauran di AS,

Koys dalam Bolino, Turnley, dan Bloodgood (2002)menemukan bahwa OCB

mempunyai pengaruh signifikan pada efektivitas organisasi.

Karyawan yang memiliki perilaku OCB disebut juga sebagai ―Good

Citizen”atau karyawan yang baik (Elfina, 2004).Perilaku OCB patut mendapatkan

perhatian dan penghargaan khusus agar karyawan terus terpacu untuk melakukan

OCB, misalnya dengan mencatat perilaku OCB sebagai bahan pertimbangan

dalam penilaian kinerja karyawan(Davis& Newstrom, 2002). Perilaku OCB yang

terkesan sederhana ini jika dilakukan oleh banyak karyawan secara terus menerus

dalam suatu organisasi akan sangat membantu organisasi meningkatkan

efektivitas organisasi serta melampaui kinerja kompetitor (McFarlin &Sweeney,

2002).

Menurut Organ, dkk (2006) terdapat dimensi-dimensi dalam OCB,yaitu :

altruism (perilaku membantu), courtesy (perilaku memperhatikan dan

menghormati orang lain), conscientiousness (perilaku melakukan usaha melebihi

harapan perusahaan), sportsmanship (perilaku tidak suka protes, mengeluh dan

tidak suka membesarkan masalah), civic virtue (perilaku berpartisipasi aktif

dalam perusahaan), cheerleading (rendah hati), peacemaking (perilaku mencari

solusi dalam masalah perusahaan). Dalam dimensi tersebut menjelaskan bahwa

karyawan yang memiliki perilaku organisasi yang baik akan memiliki sifat

menolong, tekun dalam melakukan pekerjaan, serta bertanggung jawab atas

(4)

4 Salah satu aspek yang mempengaruhi OCB seorang karyawan, yaitu

aspek kepribadian (George dan Brief, 1992). Kepribadian ini juga ikut mewarnai

individual differences pada setiap manusia yang membuatnya unik atau berbeda

dengan orang lain (Furnham, 2002). Kemauan seseorang untuk membantu orang

lain juga dipengaruhi oleh kepribadian dan mood (George dan Brief, 1992).

Kepribadian tipe A dan B pertama kali diperkenalkan oleh Friedman dan Ray

Rosenman. Tipe kepribadian A dan B merupakan salah satu sifat kepribadian

yang mempengaruhi OCB (Yuwono, Suhariadi, Fendy, Handoyo, Seger, Fajriathi,

Muhamad, Septarini, 2005).

Selain tipe kepribadian diatas variabel kepribadian lainnya yang

mempengaruhi OCB adalah Locus of control (Blakely, Gerald L; Srivastava,

Abhishek; Moorman, Robert H, 2005). Locus of control sebagai atribut

kepribadian dimana seorang individu dibedakan berdasarkan derajat keyakinan

dalam mengendalikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup mereka

(Rotter dalam Schultz dan Schultz, 1994).Dalam sebuah penelitian lintas budaya

yang dilakukan terhadap 116 manager China di negara Shanghai dan Tianjin dan

109 manajer di Amerika didapatkan hasil bahwa locus of control yang dimiliki

individu sebagai alasan individu tersebut untuk memunculkan perilaku OCB.

(Blakely, Gerald L; Srivastava, Abhishek; Moorman, Robert H, 2005). Spector

(1982) bahkan secara tegas menyatakan bahwa perilaku menolong dalam

organisasi adalah fungsi dari locus of control yang dimiliki karyawan.

Locus of control terdiri dari locus of control internal dan locus of control

(5)

5 kontrol atau pengawasannya dan selalumengambil peran dalam setiap membuat

dan pengambilan keputusan serta memilki tanggungjawab dalam setiap

perilakunya termasuk dalam locus of control internal, Rotter (dalam Phares,

1992) mengemukakan seseorang yang memiliki locus of control eksternal percaya

bahwa hasil dan perilaku mereka disebabkan faktor dari luar dirinya. Individu

dengan Locus of control eksternal yang lebih dominan akan memunculkan sikap

patuh terhadap keadaan dan lebih mudah dipengaruhi dan tergantung pada

petunjuk orang lain (Serason, 1976 dalam Lina, 1997).

Locus of control merupakan variabel kepribadian yang berhubungan

dengan kontrol belajar, terdiri dari (internalisasi) yangmencerminkan seseorang

mempunyai kontrol pribadi untuk mengendalikan kehidupannya dan bukan

daripada kontrol dengan kekuatan luar individu (Eksternalitas),Locus of control

internal memiliki pengaruh yang besar dilingkungan kerja yang dihubungkan

dengan keyakinan bahwa karyawan memiliki kendali yang dikaitkan dengan

meningkatkan kesejahteraan karyawan lain dengan membantu memecahkan

kesulitan (Spector, 1988; Spector & O'Connell,1994).

Penelitian juga menunjukkan bahwa orang dengan locus of control

internal yang tinggi menunjukkan lebih sedikit stres, motivasi kerja tinggi, dan

lebih mungkin untuk muncul sebagai pemimpin daripada individu dengan locus of

control eksternal( Spector, 1982).Sedangkan locus of control eksternal individu

lebih dipengaruhi oleh kontrol dari luar sehingga individu tersebut tidak memiliki

pengaruh yang besar didalam perusahaan yang dikaitkan dengan OCB, Individu

(6)

6 mereka tidak memberi penguatan terhadap mereka, memberi nilai yang rendah

terhadap segala usaha yang dilakukan, dan mereka juga mempunyai sedikit

keyakinan akan kemungkinan bahwa mereka dapat mengontrol hidupnya pada

masa yang akan datang (Rotter dalam Schultz & Schultz, 1994).

Bukti adanya hubungan antaralocus of control dengan kinerja yang baik

terhadap efektivitas organisasi telah dilaporkan dalam literatur (Hough, 1992;

O'Brien, 1984; Spector, 1982). Sebagai contoh, Hough (1992) menemukan bahwa

locus of control berhubungan positif dengan kinerja pekerjaan karyawan secara

keseluruhan, dan didapatkan hasil bahwa locus of control internallebih baik

daripada locus of control eksternal. Studi juga menunjukkan bahwa individu

dengan locus of controlinternal merasakan harapan tinggi bahwa usaha yang baik

akan mendapatkan kinerja yang baik, dan kinerja yang baik akan menyebabkan

hasil yang dihargai, daripada individu dengan locus of control eksternal (Hattrup

et al, 2005).

Dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa OCB yang dikemukan

oleh Organ, dkk (2006) yang terdiri dari yaitu, helping behavior, sportmanship,

civic virtue dan Conscientiousness berkaitan dengan locus of control karyawan.

Salah satu contoh perilakunya adalah ketika karyawan mau membantu

menemukan problem solving rekan kerjanya yang ada di organisasi dan tetap up

to date dalam perkembangan organisasi (Becker & Kernan; Organ, dalam

(7)

7 Sehingga berdasarkan pemikiran tersebut peneliti ingin meneliti tentang

apakah ada pengaruhLocus of Control terhadap OCB pada Karyawan PTPN IV

Unit Ajamu.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka

peneliti membuat suatu rumusan masalah yaitu ‖Apakah terdapat pengaruhlocus

of control dengan OCB pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhLocus of Control

dengan OCB pada Karyawan PTPN IV Unit Ajamu.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1.4.1. MANFAAT TEORITIS

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data-data empiris mengenai

pengaruhlocus of control dengan OCB dalam ilmu Psikologi Industri dan

Organisasi. Selain itu juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi

peneliti-peneliti lain yang akan meneliti tentang OCB.

1.4.2. MANFAAT PRAKTIS

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap

perusahaan yang diteliti, dalam hal ini khusunya terhadap PTPN IV Unit Ajamu

untuk mengetahui OCB pada karyawannya. Dari penelitian akan diketahui juga

(8)

8 1.5. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Bab I : PENDAHULUAN

Berisikan mengenai latar belakang masalah yang hendak

dibahas, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

Bab II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan mengenai tinjauan kritis yang menjadi acuan dalam

pembahasan permasalahan. Teori-teori yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Locus of Control, dan OCB.

Bab III : METODE PENELITIAN

Berisikan mengenai metode-metode dasar dalam penelitian yaitu

identifikasi variabel, definisi operasional, subjek penelitian,

instrumen dan alat ukur yang digunakan, metode pengambilan

sampel dan metode analisis data.

BaBab IV : ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisis hasil penelitian

secara keseluruhan dari penelitian ini yang dilakukan dengan

menggunakan analisa statistik dengan bantuan program SPSS

versi 17.0 for windows. Kemudian pada bab ini juga akan

(9)

9 hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

Bab V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menguraikan tentang kesimpulan mengenai

pengaruh locus of controlterhadap OCB pada karyawan PTPN IV

Unit Ajamu. Kesimpulan dibuat berdasarkan analisa dan

interpretasi data serta dilengkapi dengan saran- saran bagi

pengembang dan bagi peneliti lain berdasarkan hasil penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu untuk mengurangi impor beras kita perlu juga menekan konsumsi beras per kapita dengan menganekaragamkan makanan yang kita konsumsi bukan menitikberatkan pada

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan

Pasal 10 UU No 36 Tahun 1999 :(1) Dalam penyelenggaraan telekomunikasi dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan persaingan usaha tidak

Menurut peneliti hasil penelitian tentang pelaksanaan pertolongan pertama menunjukkan masyarakat saat menemui kecelakaan lalu lintas, langsung bertindak dan dapat

It means that there was a significant difference of students‟ achievement after implementation was better than before, the questionnaire result showed that the students gave the

kausatif dalam kedua bahasa berdasarkan teori, data, dan literatur yang

Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019, Permenristekdikti Nomor 15

Berdasarkan paparan dan pembahasan menyimpulkan bahwa: 1) makna denotasi yang ada pada iklan adalah adanya hubungan keluarga antara anak dan orang tua khususnya anak dan ayah,