• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENGOLAHAN LIMBAH MAKALAH INI DI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PENGOLAHAN LIMBAH MAKALAH INI DI"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PENGOLAHAN LIMBAH

MAKALAH INI DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS

MATA KULIAH PERBURUHAN

Diusulkan oleh :

Anton Timur Maulana

1121008

TEKNIK ELEKTRO

SEKOLAH TINGGIO TEKNOLOGI MANDALA

2014

(2)

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas

karunia dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah

SISTEM PERBURUHAN ini. Dalam tugas ini kami mencoba menyusun

Malakah dengan tema.

PENGELOLAAN LIMBAH DAN SANITASI INDUSTRI

“ Perkenankanlah kami

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah banyak membantu kami dalam membuat tugas ini, seperti Dosen

mata kuliah Sistem perburuhan Fakultas Teknik Elektro Sekolah Tinggi

Teknologi Mandala Bandung, yang telah memberikan bimbingan dan

pengetahuan tentang pengelolaan pengelolaan limbah dan sanitasi

industri. Akhirnya kami menyadari apa yang dihasilkan ini jauh dari

sempurna. Oleh karena itu saya mengharapkan berbagai saran maupun

masukan yang kiranya dapat membangun, sehingga dapat berkarya yang

lebih baik di masa yang akan datang. Semoga apa yang

kami persembahkan ini dapat berguna bagi kita semua saat ini maupun

yang akan datang.Terimakasih.

Bandung, Januari 2015

(3)

ABSTRAK

(4)

penyakit melalui pemeliharaan kondisi bersih, sehingga bersifat promotif dan prefentif dan artinya jauh dari kegiatan kuratif.

BAB I

PENDAHULUAN

.

Limbah merupakan benda yang tidak diperlukan dan dibuang, limbah pada umumnya mengandung bahan pencemar dengan konsentrasi bervariasi. Bila dikembalikan ke alam dalam jumlah besar, limbah ini akan terakumulasi di alam sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem Alam. Penumpukan limbah di alam menyebabkan ketidak seimbangan ekosistem tidak dikelolah dengan baik. Dan sekarang Indonesia lagi giat- giat nya membangun untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mengakibatkansegala sector sedang dikelola secara sistematis dan dari semua aktivitas ini jelas menghasilkan limbah buangan karena perubahan masyarakat dari agraris( Mengelola) menjadi industrial ( Menghasilkan, industri pun berkembang karena berbagai kemudahan mulai dari sarana transfortasi struktur jalan menjadi lebih baik mengakibatkan pendistribusian barang lebih cepat.

Dari perkembangan ini membuat dua sisi dampak yang dihasilakan yaitu dampak positif dan negative, dampak positif nya yaitu pertumbuhan ekonomi rakyat semakin berkembang mulai tersedianya lapangan kerja, pola hidup yang berubah, segi , pendapatandan daya beli. Sedangkan dampak negatif nya terjadia penurunan kualitas lingkungan karena sipat masyarakat kita yang menjadi malas disebabkan segala sesuatu bisa di beli dengan uang sipat ini yang sering muncul di masyarakat kita, ketika pekerjaan telah mengatur waktu kehidupan jadi kesadaran mulai berkurang dengan pola hidup mengikuti jaman ( Modern ) berubah mengakibatkan banyak limbah yang dihasilkan dengan pengelolaan yang tidak tepat tidak bercermin lagi kehidupan awal.

LIMBAH B3 DAN MASALAHNYA

(5)

pabrik, rumah tangga, perusahaan, kantor-kantor, sekolah dan sebagainya yang berupa cair, padat bahkan berupa zat gas dan semuanya itu berbahaya bagi kehidupan kita. Tetapi ada limbah yang lebih berbahaya lagi yang disebut dengan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Hal tersebut sebenarnya bukan merupakan masalah kecil dan sepele, karena apabila limbah (B3) tersebut dibiarkan ataupun dianggap sepele penanganannya, atau bahkan melakukan penanganan yang salah dalam menangani limbah B3 tersebut, maka dampak dari Limbah B3 tersebut akan semakin meluas, bahkan dampaknyapun akan sangat dirasakan bagi lingkungan sekitar kita, dan tentu saja dampak tersebut akan menjurus pada kehidupan makhluk hidup baik dampak yang akan dirasakan dalam jangka pendek ataupun dampak yang akan dirasakan dalam jangka panjang dimasa yang akan datang. Kita tidak akan tahu seberapa parah kelak dampak tersebut akan terjadi,namun seperti kata pepatah”Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati”, hal tersebut menjadi salah satu aspek pendorong bagi kita semua agar lebih berupaya mencegah dampak dari limbah B3 tersebut, ketimbang menyaksikan dampak dari limbah B3 tersebut telah terjadi dihadapan kita, dan kita semakin sulit untuk menanggulanginya. Secara garis besar,hal tersebut menjadi salah satu patokan bagi kita,bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan tanggung jawab kita bersama untuk menanggulanginya,khususnya pada masalah limbah (B3) tersebut.

CONTOH JENIS PROSES DAN LIMBAH B3 YANG DIHASILKAN

Jenis limbah B3 menurut sumbernya meliputi:

Limbah B3 dari sumber tidak spesifik (Tabel 1 Lampiran 1 PP 18/1999 Jo. PP 85/1999)

 Limbah B3 dari sumber spesifik (Tabel 2 Lampiran 1 PP 18/1999 Jo. PP

85/1999)

 Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan

buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi (Tabel 3 Lampiran 1 PP 18/1999 Jo. PP 85/1999)

Limbah B3 dari Sumber tidak spesifik yaitu berasal bukan dari proses utamanya, tetapi:

 Kegiatan pemeliharaan alat

 Pencucian

 Pencegahan korosi (inhibitor korosi)

 Pelarut kerak

(6)

Contoh limbah B3 dari sumber tidak spesifik

Limbah B3 dari Sumber Spesifik .

(Tabel 2 Lampiran 1 PP 18/1999 Jo. PP 85/1999)

adalah limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan yang secara spesifik dapat ditentukan berdasarkan kajian ilmiah.

Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi (Tabel 3

(7)

KARAKTERISTIK

Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar (25 °C, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.

Limbah mudah terbakar adalah limbah-limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat sebagai berikut :

(8)

o Limbah yang bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar (25 C, 760 mmHg) dapat mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus.

o Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah terbakar .

o Merupakan limbah pengoksidasi.

Limbah beracun adalah limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pemafasan, kulit atau mulut. Penentuan sifat racun untuk identifikasi limbah ini dapat menggunakan baku mu tu konsentrasi TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure) pencemar organik dan anorganik dalam limbah. Apabila limbah mengandung salah satu pencemar yang terdapat, dengan konsentrasi sama atau lebih besar dari nilai dalam Lampiran II tersebut, maka limbah tersebut merupakan limbah B3. Bila nilai ambang batas zat pencemar tidak terdapat pada Lampiran II tersebut maka dilakukan uji toksikologi.

Limbah yang menyebabkan infeksi. Bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan dari tubuh manusia yang terkena infeksi, limbah dari laboratorium atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular .Limbah ini berbahaya karena mengandung kuman penyakit seperti hepatitis dan kolera yang ditularkan pada pekerja, pembersih jalan, dan masyarakat di sekitar lokasi pembuangan limbah.

Limbah bersifat korosif adalah limbah yang mempunyai salah satu sifat sebagai berikut :

o Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.

o Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja (SAE 1020) dengan laju korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian 55 °C.

o Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12.5 untuk yang bersifat basa.

Limbah yang bersifat reaktif adalah limbah-limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat sebagai berikut :

o Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan tanpa peledakan.

o Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air

(9)

o Merupakan limbah Sianida, Sulfida atau Amoniak yang pada kondisi pH antara 2 dan 12,5 dapat menghasi1kan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.

o Limbah yang dapat mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar (25 C, 760 mmHg).

o Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.

PENGELOLAAN YANG SALAH

(10)

berdampak pula pada kerusakan Sistem Hidrologi Air Tanah, Struktur Tanah, Ekosistem dan Kerusakan Fauna dan F l o r a .

M A N A J E M E N L I M B A H B 3

Limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia. Namun, pada limbah B3, selain hasil akhir, cara pengelolaan juga harus memenuhi peraturan yang berlaku. Jadi, untuk berhasil mengelola limbah B3, tidak cukup hanya memenuhi baku mutu limbah B3 saja, cara mengelola seperti pencatatan, penyimpanan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan harus juga memenuhi peraturan yang berlaku. Sekali lagi, dalam limbah B3 cara mengelola adalah suatu hal yang penting untuk diperhatikanLimbah B3 harus ditangani dengan perlakuan khusus mengingat bahaya dan resiko yang mungkin ditimbulkan apabila limbah ini menyebar ke lingkungan. Hal tersebut termasuk proses pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutannya. Pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai dengan karakteristik limbah yang bersangkutan. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa kemasan limbah B3 harus memiliki kondisi yang baik, bebas dari karat dan kebocoran, serta harus dibuat dari bahan yang tidak bereaksi dengan limbah yang disimpan di dalamnya. Mengingat adanya sejumlah bahaya yang dapat ditimbulkan dari limbah industri, maka sebagai upaya untuk meminimalkan sekaligus menghindari efek yang ditimbulkan dari sifat–sifat bahan kimia berbahaya, setiap Informasi tentang dampak yang ditimbulkan sangat perlu untuk diketahui oleh setiap tingkatan operator yang menangani. Salah satu upaya yang dapat dilakukan perusahaan dengan melibatkan para operator pada kegiatan-kegiatan pelatihan. ( CG )

PRINSIP PEMERINTAH

(11)
(12)

produksi, penyimpanan, pengemasan, pemberian simbol dan label, pengangkutan, penggunaan, impor, ekspor dan pembuangannya untuk B3 serta penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, pemanfaatan, dan penimbunan untuk limbah B3. Pentingnya penyusunan Peraturan Pemerintah ini secara tegas juga disebutkan dalam Agenda 21 Indonesia, Strategi Nasional Untuk Pembangunan Berkelanjutan dan sebagai pelaksanaan dari Pasal 58 ayat (2) dan Pasal 59 ayat (7) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.Pengelolaan limbah B3 merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mencakup penyimpanan, sampai penimbunan akhir oleh pengolah limbah B3 dapat diawasi. Setiap mata rantai perlu diatur, sedangkan perjalanan limbah B3 dikendalikan dengan sistem manifest berupa dokumen limbah B3. Dengan sistem manifest dapat diketahui berapa jumlah B3 yang dihasilkan dan berapa yang telah dimasukkan ke dalam proses pengolahan dan penimbunan tahap akhir yang telah memiliki persyaratan lingkungan. Dumping limbah ke darat maupun ke laut merupakan alternatif paling akhir dalam pengelolaan limbah, termasuk dumping beberapa jenis limbah B3. Dumping limbah B3 yang memiliki toksisitas tinggi dilarang dilakukan di laut berdasarkan kajian ilmiah, referensi internasional, maupun konvensi Internasional seperti konvensi dumping London (London Dumping Convention). Larangan dan pembatasan dumping ke laut dimaksudkan untuk melindungi ekosistem laut serta menghindari terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan hidup di laut karena air laut merupakan media yang mudah dan cepat menyebarkan polutan dan/atau zat pencemar. Untuk itu, dumping limbah ke laut hanya dapat dilakukan apabila suatu limbah dihasilkan dari kegiatan di laut dan tidak dapat dilakukan pengelolaan di darat berdasarkan pertimbangan lingkungan hidup, teknis, dan ekonomi. Dumping limbah wajib memenuhi persyaratan jenis dan kualitas limbah serta lokasi sehingga dumping tidak akan menimbulkan kerugian terhadap kesehatan manusia, mahluk hidup lainnya dan lingkungan hidup.

(13)

Jenis perlakuan terhadap limbah B3 tergantung dari karakteristik dan kandungan limbah. Perlakuan limbah B3 untuk pengolahan dapat dilakukan dengan proses sbb:

1. proses secara kimia, meliputi: redoks, elektrolisa, netralisasi, pengendapan, stabilisasi, adsorpsi, penukaran ion dan pirolisa.

2. proses secara fisika, meliputi: pembersihan gas, pemisahan cairan dan penyisihan komponen-komponen spesifik dengan metode kristalisasi, dialisa, osmosis balik, dll.

3. proses stabilisas/solidifikasi, dengan tujuan untuk mengurangi potensi racun dan kandungan limbah B3 dengan cara membatasi daya larut, penyebaran, dan daya racun sebelum limbah dibuang ke tempat penimbunan akhir

4. proses insinerasi, dengan cara melakukan pembakaran materi limbah menggunakan alat khusus Jncinerator dengan efisiensi pembakaran harus mencapai 99,99% atau lebih. Artinya, jika suatu materi limbah B3 ingin dibakar (insinerasi) dengan berat 100 kg, maka abu sisa pembakaran tidak boleh melebihi 0,01 kg atau 10 gr

Tidak keseluruhan proses harus dilakukan terhadap satu jenis limbah B3, tetapi proses dipilih berdasarkan cara terbaik melakukan pengolahan sesuai dengan jenis dan materi limbah.

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH SECARA BIOLOGIS

Aerobik

-

Pertumbuhan tersuspensi (suspended growth)

-

Activated sludgeSequenzing batch reactor

-

Contact stabilization

-

Aerobic digestion

-

Aerated tagoons

-

Parit oksidasi

Anaerobik

(14)

-

Anaerobik digestion

-

Anaerobic contact process

-

Upflow anaerobic sludge – blanked

-

Pertumbuhan melekat

SECARA THERMAL

Proses termal (thermal process) termasuk ke dalam proses pengawetan yang menggunakan energi panas. Tujuan utama proses termal adalah mematikan mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit dan menimbulkan kebusukan pada produk yang dikemas dengan kemasan yang hermetis, seperti kaleng, retort pouch, atau gelas jar. Proses termal merupakan salah satu proses penting dalam pengawetan pangan untuk mendapatkan produk dengan umur simpan yang panjang

Keuntungan pemanasan pada proses termal :

1. Destruksi senyawa beracun (toksin) dan antinutrisi (seperti antitripsin)

2. Meningkatkan cita rasa dan karakteristik sifat organoleptik yang diinginkan (cita rasa dan bau)

3. Meningkatkan daya cerna protein dan gelatinisasi pati

Kerugian penggunaan proses termal baik secara konvenional, HTST (High Temperatur Short Time), UHT (Ultra High Temperatur), maupun teknik proses aseptik mengakibatkan sejumlah destruksi atau kerusakan beberapa atribut mutu. Pembuangan dan penimbunan limbah B3 tujuannya adalah untuk menjadikan limbah B3 menjadi kurang atau tidak B3 sehingga dapat di buang dan ditimbun, produk akhirnya berupa gas yang dihasilkan dari penimbunan limbah dan bisa dimanfaatkan juga hasil gas tersebut tergantung hasil akhirnya ada yang ermanfaat dan ada juga menjadi awal pemicu berbagai penyakit kalau hasil akhirnya tidak memenuhi persyaratan sebelum di timbun dilandfill persyaratan

Persyaratan Lokasi Landfill

Pengolahan limbah B3 dapat dilakukan di dalam lokasi penghasil limbah B3 atau di luar penghasil limbah B3. Untuk pengolahan di dalam lokasi penghasil, lokasi pengolahan disyaratkan :

 Lokasinya merupakan daerah bebas banjir, dan

 Jarak antara lokasi pengolahan dan lokasi fasilitas umum minimal 50 meter.

Persyaratan lokasi pengolahan limbah B3 di luar lokasi penghasil adalah :

(15)

 Pada jarak paling dekat 150 meter dari jalan utama/jalan tol dan 50 meter untuk jalan lainnya;

 Pada jarak paling dekat 300 meter dari daerah pemukiman, perdagangan, rumah sakit, pelayanan kesehatan atau kegiatan sosial, hotel, restoran, fasilitas keagamaan dan pendidikan;

 Pada jarak paling dekat 300 meter dari garis pasang naik laut, sungai, daerah pasang surut, kolam, danau, rawan, mata air dan sumur penduduk;

 Pada jarak paling dekat 300 meter dari daerah yang dilindungi (cagar alam, hutan lindung dan lain-lainnya).

Persyaratan limbah masuk landfill harus memenuhi baku mutu uji TCLP, telah melalui proses pengolahan yang tepat, tidak mengandung karakteristik mudah terbakar/ meledak ( flamable ) karena kalau mempunyai bahan yang sangat meledak pasti suatu saat ada bencana dari ledakan tersebut, tidak mengandung bahan organik melebihi 10% , tidak mengandung PCB atau dioksin, radioaktif serta tidak berbentuk cair atau lumpur karena kalau berbentuk cair limbah tersebut akan cepat megalir dan terserap oleh tanah apabila terjadi hujan.

PENUTUP

(16)

BAB III

SANITASI INDUSTRI

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksudmencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahayalainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.Dalam industry pengolahan langkah pemberian sanitizer atau perlakuan fisik yangdapat mereduksi populasi mikroba pada fasilitas dan peralatan pabrik.Sanitizier adalahkondisi bersih kuman atau mikroba yang digunakan dalam industry pangan.Program sanitasidijalankan sama sekali bukan untuk mengatasi kotornya lingkungan atau kotornya pemrosesan bahan, tetapi untuk menghilangkan kontaminan dari makanan atau mesin pengolahan makanan serta mencegah terjadinya kontaminasi kembali dan kontaminasi silang Definisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjaminterwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa definisilainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularannya dan pengendalian lingkungan

1.

Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH, sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

2.

Menurut Ehler & Steel, sanitation is the prevention od diseases by eliminating or controlling the environmental factor which from links in the chain of tansmission.

(17)

Sanitasi industri atau industrial sanitation adalah proses atau usaha kesehatan untuk membuat bersih di lingkungan industri termasuk pencegahan dan pengendalian penyakit akibat kerja dan menular selain itu mencegah kecelakaan kerja, meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja , meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga dapat hidup sehat atau The Promotion of Hygiene and The Prevention of Disease by Maintenance of Sanitary Condition (Webster’s Dictionary, 1978) dalam (Sutomo. AH, 2006). Atau dengan pengertian lain sanitasi industry sebagai kegiatan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemeliharaan kondisi bersih, sehingga bersifat promotif dan prefentif dan artinya jauh dari kegiatan kuratif.

Tujuannya

- Menjamin lingkungan serta tempat kerja yang baik dan bersih sehingga kita bekerja menjadi nyaman.

- Melindungi setiap orang dari faktor –faktor lingkungan yang merugikan kesehatan fisik mental sehingga dalam melakukan pekerjaan tidak mempunyai beban mental yang berakibat pada perilaku ( pekerja ) menggangu proses produktivitas.

- Mencegah timbulnya berbagai penyakit menular terhadap pekerja dan masyarakat sekitar.

- Mencegah terjadinya kecelakaan dan menjamin keselamatan selama proses bekerja.

Kebersihan dalam sanitasi industry meliputi :

- Kebersihan dalam gedung seperti lantai, dingding, atap gedung, mesin, alat-alat untuk bekerja, gudang, tempat menimbun bahan baku, kantin / tempat makan, toilet , musholla dan lai-lain.

- Kebersihan luar gedung seperti halaman, taman, pagar, selokan, area, parker, jalan jalan sekitar pabrik.

Team Sanitasi

- Membagi lingkungan kerja menjadi beberapa unitkerja agar suasanan kerja tidak terlalu sempi dan para pekerja menjadi leluasa

- Mendesign dan melaksanakan sanitari inspection ( mendata semua fasilitas industri yang harus dijaga kebersihannya ).

(18)

Ruang lingkup sanitasi industry meliputi : sektor air bersih dan sanitasi. Terbatasnya ketersediaan air baku menjadi salah satu masalah yang dihadapi dalam penyediaan layanan air bersih di Indonesia. Berdasarkan laporan MDGs 2010 yang diterbitkan oleh Bappenas, jumlah rumah tangga yang memiliki akses terhadap air bersih yang layak sebanyak 47,71% dan rumah tangga yang memiliki akses sanitasi sebanyak 51,19%. Target yang ingin dicapai Indonesia pada tahun 2015 sebesar 68,87% untuk air bersih dan 62,41% untuk sanitasi. Berita acara yang disusun oleh Unicef dan WHO baik pada tahun 2008 maupun 2010 menunjukkan bahwa 80% penduduk Indonesia telah memliki akses terhadap air bersih. Sedangkan laporan ADB meskipun tidak menyebutkan angka, menunjukkan bahwa Indonesia berada pada off track untuk tercapainya MDGs air bersih dan sanitasi. Jika dilihat lebih dalam lagi, semua laporan tersebut menunjukkan rendahnya akses masyarakat Indonesia terhadap air perpipaan, padahal air perpipaan dipandang sebagai air yang memiliki kualitas yang dapat diandalkan dan lebih sehat dibandingkan dengan sumber air lainnya. Apabila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, bisa dikatakan Indonesia masih tertinggal, kecuali jika dibandingkan dengan Kamboja Malaysia misalnya, akses masyarakat terhadap air bersih telah mencapai 100%, dimana 97% berasal dari air perpipaan. Demikian pula dengan Thailand yang akses air bersihnya telah mencapai 98%.

Pembiayaan air bersih dan sanitasi menjadi salah satu penyebab rendah tingkat keterkasesan masyarakat terhadap air bersih. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Water and Sanitation Program (WSP) Bank Dunia, terkait dengan pembiayaan publik untuk sektor air bersih dan sanitasi pada tahun 2006, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara peningkatan PDB di daerah dengan peningkatan alokasi pembiayaan untuk sektor air bersih dan sanitasi.

Ada beberapa sumber air yaitu :

- Sumur Dangkal (sumur timba ) dimana mata air sudah keluar beberapa meter dari galian tanah biasanya di pedesaan mudah di temukan beberapa sumur dangkal tetapi karena perubahan suhu dunia dan pemanasan global sumur dangkal susah sekali di temukan.

(19)

- PDAM adalah perusahaan Sumber air yang di buat dan dikelola oleh dinas pemerintah untuk di kontribusikan kepada masyarakat biasanya masyarakat perkotaan memakai jasa air PDAM.

Air Di Industri Yaitu :

- Untuk Keperluan proses industry biasanya sumber mata air ini dilakukan pengeboran dan pengelolaan oleh sendiri, sebagai bahan baku atau kebutuhannya untuk suatu proses industri, rumahan skala mikro seperti pabrik tahu, agar – agar dll.

- Untuk keperluan rumah tangga sehari hari seperti mandi, mencuci, memasak dll.

Kualitas air adalah suatu ukuran kondisi air dilihat dari karakteristik fisik, kimiawi, dan biologisnya.Kualitas air juga menunjukkan ukuran kondisi air relatif terhadap kebutuhan biota air dan manusia. Kualitas air seringkali menjadi ukuran standar terhadap kondisi kesehatan ekosistem air dan kesehatan manusia terhadap air minum.

- Karakteristik biologis Air merupakan cairan singular, oleh karena kapasitasnya untuk membentuk jaringan molekul 3 dimensi dengan ikatan hidrogen yang mutual. Hal ini disebabkan karena setiap molekul air mempunyai 4 muatan fraksional dengan arah tetrahedron, 2 muatan positif dari kedua atom hidrogen dan dua muatan negatif dari atom oksigen.[18] Akibatnya, setiap molekul air dapat membentuk 4 ikatan hidrogen dengan molekul disekitarnya. Sebagai contoh, sebuah atom hidrogen yang terletak di antara dua atom oksigen, akan membentuk satu ikatan kovalen dengan satu atom oksigen dan satu ikatan hidrogen dengan atom oksigen lainnya, seperti yang terjadi pada es. Perubahan densitas molekul air akan berpengaruh pada kemampuannya untuk melarutkan partikel. Oleh karena sifat muatan fraksional molekul, pada umumnya, air merupakan zat pelarut yang baik untuk partikel bermuatan atau ion, namun tidak bagi senyawahidrokarbon.

- Karakteristik fisik Kualitas air adalah suatu ukuran kondisi air dilihat dari karakteristik fisik Kualitas air juga menunjukkan ukuran kondisi air relatif terhadap kebutuhan biota air dan manusia. Kualitas air seringkali menjadi ukuran standar terhadap kondisi kesehatan ekosistem air dan kesehatan manusia.

- Karakteristik kimia

adalah substansi kimia dengan

rumus kimia

H

2

O

:

satu

molekul

air tersusun atas dua

atom

hidrogen

yang

terikat

secara kovalen

pada satu atom

oksigen

. Air bersifat tidak

berwarna

,

tidak

berasa

dan tidak

berbau

pada kondisi standar, yaitu pada

tekanan

100 kPa (1 bar) and

temperatur

273,15 K (0 °C). Zat kimia

(20)

garam-garam

,

gula

,

asam

, beberapa jenis

gas

dan banyak macam

molekul organik

.

Informasi dan sifat-sifat

Nama sistematis Densitas dan fase

Air 0.998 g/cm³ (cariran pada 20 °C) 0.92 g/cm³ (padatan)

Nama alternative Titik lebur

aqua, dihidrogen monoksida, 0 °C (273.15 K) (32 °F) Hidrogen hidroksida Titik didih

Rumus molekul 100 °C (373.15 K) (212 °F)

H2O Kalor jenis

Massa molar 4184 J/(kg·K) (cairan pada 20 °C)

18.0153 g/mol

Karakteristik Air

Air merupakan sumberdaya alam yang berlimpah di muka bumi, menutupi sekitar 71% dari permukaan bumi. Secara keseluruhan air di muka bumi, sekitar 98% terdapat di Samudera dan laut dan hanya 2% yang merupakan air tawar yang terdapat di sungai, danau dan bawah tanah. Diantara air tawar yang ada tersebut, 87% diantaranya berbentuk es, 12% terdapat di dalam tanah, dan sisanya sebesar 1% terdapat di danau dan sungai. Selain berlimpah keberadaannya di muka bumi, airpun memiliki karakteristik yang khas, menurut Effendi (2007 : 22-23), karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0oC (32o F) – 100o

C, air berwujud cair. Suhu 0oC merupakan titik beku (freezing point)

(21)

b. Berbagai lembaga negara di dunia bersandar kepada data ilmiah dan keputusan politik dalam menentukan standar kualitas air yang diizinkan untuk keperluan tertentu. Kondisi air bervariasi seiring waktu tergantung pada kondisi lingkungan setempat. Air terikat erat dengan kondisi ekologi setempat sehingga kualitas air termasuk suatu subjek yang sangat kompleks dalam ilmu lingkungan. Aktivitas industri seperti manufaktur, pertambangan, konstruksi, dan transportasi merupakan penyebab utama pencemaran air, juga limpasan permukaan dari pertanian dan perkotaan.

c. Air yang dapat digunakan langsung tanpa pengolahan, air harus diberi desinfektan dahulu karena adanya kontaminasi dari bakteri, air harus diolah karena kandungan lumpur, berwarna dan terkontaminasi bakteri, air yang harus memerlukan pengolahan khusus karena sipatnya seperti contohnya air laut, air laut harus terlebih dahulu diolah menjadi air tawar dengan alat khusus biasanya memakai water maker yang berfungsi mengolah air laut menjadi air tawar.

(22)

BAB IV

PEMBUANGAN SAMPAH DAN LIMBAH INDUSTRY

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnyaLimbah menjadi masalah serius terutama di perkotaan. Contohnya limbah pabrik dibuang ke lingkungan sekitar yang mengakibatkan pencemaran udara dan air tanah, selain masalah tersebut terdapat TPA dan TPS yang tidak dikelola dengan baik sehingga menjadi sumber binatang maupun bakteri pembawa penyakit.

Gambar Limbah rumah tangga yang dibuang di pinggir jalan kota.

(23)

pabrik-pabrik industri dan penduduk didaerah perkotaan membuat daya dukung lingkungan untuk menyerap bahan pencemar semakin menurun.

Berdasarkan Sifatnya, Sampah di bedakan menjadi dua jenis yaitu:

1. Sampah organik – dapat diurai (degradable).

2. Sampah anorganik – tidak terurai (undegradable).

1.

Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;

2.

Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.

Jenis – jenis sampah / limbah.

Berdasarkan bentuknya sampah dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan-potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.

Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:

(24)

2. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:

Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali

karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.

Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak

dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.

2.Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

 Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar

mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Untuk mengatasi permasalahan sampah dapat dilakukan pengumpulan , pengangkutan , pemrosesan, pendaur-ulangan , atau pembuangan sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.

Sampah alam

(25)

Sampah manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.

Sampah konsumsi

Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

Limbah radioaktif

Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas ditempat-tempat-ditempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).

Pengolahan dan tahapan pengolahan limbah cair.

Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula. Proses- proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses atau hanya salah satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau faktor finansial.

1. Pengolahan Primer (Primary Treatment)

(26)

Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.

C. Pengendapan

Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel – partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (Floation).

D. Pengapungan (Floation)

Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran kecil (± 30 – 120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel –partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan.

Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan (perairan). Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain yang sulit dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya.

2. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)

Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.

Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment ponds / lagoons) .

a. Metode Trickling Filter

Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan dengan ketebalan ± 1 – 3 m. limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan. Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan

(27)

Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih dperlukan.

c. Metode Treatment ponds/ Lagoons

Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk proses penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih lanjut.

3. Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)

Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman.

Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.

4. Desinfeksi (Desinfection)

(28)

Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.

5. Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)

Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).

pengolahan limbah Padat

1.

Penimbunan Darat ( land filling )Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg ditinggalkan , lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedankan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di bandung kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah).

2. Metode Daur Ulang ( Recycling ))Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang , pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.

3. Metode pembakaran ( Incineration ) adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan.

SYARAT BAK SAMPAH ( keranjang sampah )

1. Kontruksi harus kuat tetapi ringan, mudah diangkat oleh orang.

2. Mudah diisi dan di kosongkan terlebih mudah di bersihkan.

3. Mempunyai tutup dan dalam keadaan bersih wadah tutupnya.

Syarat tempat penampungan sampah

(29)

yang berserakan sehingga mengganggu lingkungandari kesehatan,kebersihan dan estetika-Memudahkan proses pengumpulan sampah dan tidak membahayakan petugas pengumpulan sampah, baik petugas kota maupun dari lingkungan setempat. Dalam operasi pengumpulan sampah, masalah pewadahan memegang peranan yang amat penting. Oleh sebab itu tempat sampah adalah menjadi tanggung jawab individu yang menghasilkan sampah (sumber sampah), sehingga tiap sumber sampah seyogyanya mempunyai wadah/tempat sampah sendiri. Tempat penyimpanan sampah pada sumber diperlukan untuk menampung sampah yang dihasilkannya agar tidak tercecer atau berserakan. Volumenya tergantung kepada jumlah sampah perhari yang dihasilkan oleh tiap sumber sampah dan frekuensi serta pola pengumpulan yang dilakukan. Untuk sampah komunal perlu diketahui/diperkirakan juga jumlah sumber sampah yang akan memanfaatkan wadah komunal secara bersama serta jumlah hari kerja instansi pengelola kebersihan perminggunya. Bila hari kerja 6 (enam) hari dalam seminggu, kapasita penampungan komunal tersebut harus mampu menampung sampah yang dihasilkan pada hari minggu. Perhitungan kapasitasnya adalah jumlah sampah perminggu (7 hari) dibagi 6 (jumlah hari kerja perminggu.

B. PENCEGAHAN DAN PEMBASMIAN

Rodent control

Rodent control adalah suatu cara pemberantasan / pengendalian binatang pengerat khususnya tikus.

Tikus adalah suatu jenis binatang pengerat yang perkembangbiakannya sangat cepat dan sering merugikan manusia karena dalam kehidupan sehari - harinya tikus sering merusak bahan makanan dan peralatan manusia baik di rumah, kantor, gudang, dsb. Tikus juga merusak kabel sehingga dapat

menyebabkan terjadinya hubungan pendek yang bisa mengakibatkan terjadinya kebakaran. Selain itu tikus juga dapat menjadi penular penyakit seperti pes, leptospirosis bagi manusia. Oleh karena itu pengendalian tikus merupakan sesuatu hal yang penting dan perlu dilakukan.

Sekilas mengenai tikus ….

Tikus adalah jenis binatang pengerat yang perkembangbiakannya sangat cepat. Mereka bisa hidup antara 3 - 4 tahun. Pada umumnya 1,5 - 5 bulan tikus siap kawin. Seekor tikus betina bisa beranak antara 6 - 8 ekor dan yang hidup bisa 5 -6 ekor. Masa kehamilan tikus berkisar ± 21 hari dan dalam 1 tahun bisa sampai 4 kali melahirkan.

Tikus mempunyai indra penglihatan yang kurang baik dan yang pasti tikus buta warna, tetapi alat pendengar, alat perasa, dan alat penciumannya sangat tajam. Untuk berjalan dan berlari tikus menggunakan sistem radar dengan menggunakan kumis dan bulunya. Tikus juga termasuk jenis rodent atau pengerat yang mempunyai 4 gigi taring yang sangat tajam yang bisa tumbuh sampai dengan 15 cm dan bila dibiarkan akan patah dan berakibat kematian secara tidak langsung. Maka secara alami tikus akan selalu

mengerat / mengasah giginya pada setiap barang yang dijumpainya seperti: kayu, pipa plastic, kabel listrik, kabel telpon dll.

Tikus merupakan binatang yang sangat cerdik, banyak akal untuk mendapatkan makanannya namun selalu curiga terhadap lingkungan maupun bau manusia. Dalam keadaan lapar tikus akan memakan apa saja yang

(30)

demi sedikit sampai kenyang, tikus juga senang menyimpan makanan, namun tikus tidak menyukai makanan basi.

Bahaya yang dapat ditimbulkan adalah kerugian ekonomis secara langsung dan merupakan vektor penyakit baik bagi manusia maupun binatang

peliharaan. Bentuk kerugian yang ditimbulkan oleh tikus antara lain : 1. Menyusut atau berkurangnya bahan / komoditi

2. Kontaminasi : urine, kotoran, bulu dan bangkainya 3. Merusak wadah, instalasi dan komponen bangunan 4. Merubah bau dan rasa barang yang diserang

5. Merupakan factor penyebar penyakit tertentu.

cara penyebaran penyakit melalui hewan.

C. Metoda pemberantasan tikus

Dalam pemberantasan dan pencegahan tikus dilakukan dengan beberapa cara seperti :

1. Perbaikan lingkungan (Habitat Control) - Sanitasi yang baik

- Bangunan aman tikus (Rodent Proof) - Perbaikan lingkungan

2. Secara biologis (Biologent Control) - Bakteri Salmonella terhadap Ratus - Predator

3. Jebakan

- Perangkap, Lem 4. Repeller

- Gelombang suara - Sinar ultra violet 5. Kimiawi

- Fumigan

- Racun akut (Acute Poison) - Racun kronis (Chronic Poison) - Anti coagulant / rodentisida

(31)

Strategi pengendalian hama adalah perencanaan menyeluruh pengendalian keberadaan dan populasi hama yang menyerang dan menimbulkan permasalahan dalam kegiatan usaha budidaya pertanian. Pemilihan strategi pengendalian hama tergantung pada berbagai aspek yang antara lain karakteristik hama yang menyerang, tanaman yang akan dilindungi, dan prinsip ekonomi. Berdasarkan pengertian tersebut, maka strategi yang bisa dipilih untuk mengendalikan hama adalah sebagai berikut :

1. Strategi tidak melakukan tindakan apa-apa

Pada strategi ini, petani tidak melakukan tindakan apapun dalam mengatasi hama yang menyerang tanaman. Dengan catatan strategi ini dilakukan apabila keberadaan hama tidak sampai mengakibatkan kerusakan ekonomis (berada di bawah ambang ekonomi).

2. Menurunkan jumlah populasi hama

(32)

Mengurangi populasi hama secara perlahan; apabila keseimbangan umum (general equilibrium posisition) hama lebih rendah dibanding ambang ekonominya (AE), dan penurunan populasi secara drastis apabila keseimbangan umum (general equilibrium posisition) terletak sangat dekat atau berada di atas ambang ekonominya. Metode yang dapat digunakan dalam penerapan strategi ini adalah penggunaan pestisida, kultivar resisten, musuh alami, kultivar resisten, modifikasi ekologi, penggunaan pengatur perkembangan serangga (Insect Growth Regulator), pelepasan jantan modul, penggunaan perangkap pembunuh, atau penggunaan bahan kimia yang dapat mengacau aktivitas perkawinan.

E. Pemberantasan nyamuk secara teknis.

- Mengalirkan air yang tergenang seperti didalam kaleng kaleng bekas atau tempat sampah atau wadah ,mencegah air berhenti (Selokan) harus mengalir dalam waktu yang lama.

- Membuat parit sedemikian rupa hingga dasar parit menyempit.

- Mengalirkan air selokan/parit secara vertikalke bawah denghan memasangpipa didalamrawa rawa tersebut.

- Memberantas larva dengan mengalirkan minyak ke atas air, untuk menghalangi asupan oksigen dan udara oleh larva

- Memperbaiki dan memelihara aliran sungai

- Penyemprotan dengan DDT

- Pemberantasan secara alamiah dengan menggunakan sejenis ikan gabus atau ikan cupangyang memakan larva nyamuk.

- Memasang kawat-kawat kasa pada rumah-rumah dan memasang lampupada tempat tidur.

F. Beberapa contoh vector seperti nyamuk, lalat, kecoa dan kutu.

Lalat merupakan sejenis serangga yang boleh terbang. Lalat makan dengan memuntahkan air liurnya keluar dan menyerap kembali makanan yang separuh hadam masuk kedalam perutnya melalui belalainya.Lalat merupakan sejenis serangga yang mampu menyebarkan penyakit, disebabkan cara

(33)

Terdapat berbagai jenis lalat, antaranya

adalah:-1. Lalat rumah atau biasanya dikenali sebagai lalat sahaja.

2. Lalat Kandang biasanya dipanggil Stomoxys calcitrans yang menghisap darah mamalia.

3. Lalat tsetse Dari Kamus Dewan -(sétsi) = lalat ~ sj lalat drpd genus Glossina yg berasal dr Afrika, biasanya menghisap darah manusia dan binatang dan menyebarkan penyakit tidur.

4. Lalat kudaPada kuda - gigitan lalat bisa sangat menyakitkan. Tidak seperti serangga yang menembus kulit, lalat kuda-memiliki bagian mulut yang bekerja seperti pisau mini, yang mereka gunakan untuk memangkas membuka kulit dengan gerakan seperti gunting

5. Lalat askar hitam lihat Wiki English ...Black Soldier Fly (Hermetia illucens)

Kecoa, lipas atau coro adalah insekta dari ordo Blattodea yang kurang lebih terdiri dari 3.500 spesies dalam 6 familia. Kecoa terdapat hampir di seluruh belahan bumi, kecuali di wilayah kutub.Di antara spesies yang paling terkenal adalah kecoa Amerika, Periplaneta americana, yang memiliki panjang 3 cm, kecoa Jerman, Blattella germanica, dengan panjang ±1½ cm, dan kecoa Asia, Blattella asahinai, dengan panjang juga sekitar 1½ cm. Kecoa sering dianggap sebagai hama dalam bangunan, walaupun hanya sedikit dari ribuan spesies kecoa yang termasuk dalam kategori ini.

KUTU

Kutu Orang/Kutu kepala adalah sejenis parasit penghisap darah yang biasanya hidup dibahagian kepala. Kutu betina mampu bertelur enam biji sehari. Telur ini selalunya melekat dengan kuat pada rambut. Telur-telur ini akan

menetas selepas lebih kurang 8 hari.Kutu kepala merebak dengan cepat melalui sentuhan terus dengan rambut yang bermasalah. Ia juga melompat ke kepala melalui berus atau sikat rambut, topi, bantal dan tuala.

Kutu busuk atau bangsat atau kepinding atau tinggi atau disebut juga tumila adalah serangga parasit dari keluarga Cimicidae. Kutu busuk dikenal sebagai spesies yang meminum darah manusia dan hewan berdarah panas lainnya. Kutu busuk senang tinggal di rumah manusia, khususnya pada tempat tidur. Kutu busuk biasa tinggal dan bertelur di lipatan tempat tidur atau bantal dan tempat-tempat tersembunyi lainnya. Kutu busuk bisa menggigit tanpa disadari korbannya, biasanya ia akan agresif pada malam hari. ia akan

menimbulkan bekas gigitannya yang berupa bentol dan terasa gatal serta panas pada korbannya. Serangga parasit ini bisa menimbulkan penyakit ruam-ruam, efek psikologis, dan gejala alergi. Hewan ini beraroma tidak sedap dan sangat menyengat di hidung.

Kutu Tikus Xenopsylla cheopis

(34)

Berwarna coklat emas dengan kamuflase di dalam bulu inang mereka,Tubuh sangat kecil (2-2,5 mm) yang terdiri dari kepala, dada, dan perut, Tidak seperti kutu lainnya, mereka tidak memiliki genal dan pronotal, Memiliki 8 bagian perut yang terlihat, Memiliki kaki besar yang, mampu lompat dari sarang ke sarang lainnya, Siklus hidup empat tahap: telur, larva, pupa, dewasa, Jenis kutu ini berbeda dari yang lain, memiliki sebutir telur yang sangat besar, Biasanya Telur menetas dalam kurun waktu antara 2-12 hari, Tahap larva biasanya berlangsung 9-15 hari, tetapi dapat terus hingga 200 hari jika kondisi memungkinkan, Selama tahap perubahan pupa suhu dan kelembaban sangat mempengaruhi

pembangunan dan dapat menghambat munculnya dari kepompong, Larva dan dewasa yang telah makan menghindari cahaya, dewasa yang belum makan tertarik pada cahaya, Kaki panjang mereka bisa melompat 100 kali panjang mereka, Dewasa memakan darah rattus Rattus (tikus hitam) dan mamalia lainnya, termasuk manusia.

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan makanan. Dalam pengelolaan makanan ada 6 prinsip yang harus di perhatikan yaitu:

Keadaan bahan makanan

(35)

perdagangan yang begitu luas. Salah satu upaya mendapatkan bahan makanan yang baika dalah menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber tidak jelas (liar) karena kurang dapat dipertanggung jawabkan secara kualitasnya.

Cara penyimpanan bahan makanan

Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan makanan yang tidak segera diolah terutama untuk katering dan penyelenggaraan makanan RS perlu penyimpanan yang baik, mengingat diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan sanitasi.

2. Tenaga pengolah makanan / Penjamah Makanan

Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai penyajian. Dalam proses pengolahan makanan, peran dari penjamah makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan ini mempunyai peluang untuk menularkan penyakit. Banyak infeksi yang ditularkan melalui penjamah makanan, antara lain Staphylococcus aureus ditularkan melalui hidung dan tenggorokan, kuman Clostridium perfringens, Streptococcus, Salmonella dapat ditularkan melalui kulit. Oleh sebab itu penjamah makanan harus selalu dalam keadan sehat dan terampil.

3. Cara pengolahan makanan

Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP (good manufacturing practice).

Cara pengangkutan makanan yang telah masak

(36)

shunya dalam keadaan panas 60 C atau tetap dingi 4 C. (lebih lengkap, klik disini)

Cara penyimpanan makanan masak

Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tempat penyimpanan makanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada suhu dingin. Makanan yang mudah membusuk sebaiknya disimpan pada suhu dingin yaitu < 40C. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan dalam suhu -5 s/d -10C.

Cara penyajian makanan masak

Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan tersebut terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan bersih, petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa menjaga kesehatan dan kebersihan pakaiannya.

Pengertian Keracunan Makanan

Keracunan makanan adalah gastroenteritis akut yang disebabkan oleh konsumsi dari bahan makanan atau minuman yang mengandung mikroorganisme patogen atau racun mereka atau jenis zat kimia beracun. Insiden keracunan makanan adalah umum di antara hostel, hotel, menyusui komunal, dan selama musim festival. Kisah biasa adalah, tiba-tiba mengalami gejala serupa dalam kelompok orang dengan riwayat asupan terakhir dari makanan dari sumber yang sama.

Bakteri dapat menyebabkan terjadinya keracunan makanan melalui 2 cara. Beberapa bakteri dapat menginfeksi usus, yang menyebabkan terjadinya peradangan & kesulitan untuk menyerap nutrisi & air, sehingga timbul diare. Bakteri jenis lain dapat menghasilkan senyawa kimia dalam makanan (sering disebut dengan toksin) yang berbahaya bagi sistem pencernaan manusia. Saat termakan, senyawa kimia tersebut dapat menimbulkan mual, muntah, kegagalan ginjal bahkan kematian.

Salmonella adalah bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya keracunan makanan dengan gejala mual, muntah, diare berat & sakit kepala serta nyeri persendian (beberapa minggu kemudian). Pada orang dengan kekebalan tubuh yang bermasalah (seperti pada penderita gagal ginjal, penderita HIV/AIDS atau mereka yang menjalani kemoterapi), salmonella dapat menyebabkan penyakit yang membahayakan jiwa. Bakteri tersebut biasanya masuk kedalam tubuh melalui makanan yang tidak dimasak hingga matang (seperti pada telur, unggas, makanan laut ataupun produk susu).

(37)

Gejala gastroenteritis yang disebabkan oleh salmonella termasuk mual, kram perut dan diare. Pada kasus yang parah, ada lendir dan darah pada tinja. Gejala awal biasanya muncul 12 sampai 24 jam setelah menelan makanan yang terkontaminasi. Keracunan ini biasanya tidak serius dan berlangsung selama dua sampai lima hari. Namun, salmonellosis bisa berakibat fatal pada bayi, lansia dan pasien yang sakit parah. Pada kasus yang sangat jarang, salmonella bisa menembus aliran darah sehingga menyebabkan artritis, penyakit jantung, infeksi tulang dan masalah perut jangka panjang.

Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus termasuk bakteri gram positif, non motil, berbentuk kokus yang anaerob fakultatif dan tidak membentuk spora. Suhu pertumbuhannya berkisar antara 7°C- 48°C dengan pertumbuhan optimal terjadi pada suhu 35-40°C. Bakteri ini tumbuh pada kisaran pH 4,0-9,3. Nilai pH optimalnnya 7,0-7,5. Kisaran nilai pH untuk pembentukan enterotoksin lebih sempit dan toksin yang diproduksi lebih sedikit pada pH di bawah 6,0. Habitat bakteri ini adalah di kulit dan pernapasan (WHO, 2006). Staphylococcus aureus menyebabkan infeksi pada luka, menyebabkan rasa panas dan bisul-bisul. Bakteri ini juga salah satu penyebab umum pada keracunan makanan. Sumber bakteri Staphylococcus aureus dapat berasal dari tangan, rongga hidung, mulut dan tenggorokan pekerja. Hal ini menjadi kritis jika pekerja yang sedang sakit tenggorokan dibiarkan bekerja

Keracunan Makanan Secara Kimiawi

Keracunan makanan secara kimiawi disebabkan terdapatnya bahan kimia beracun dalam makanan. Keracunan tersebut dapat berasal dari bahan kimia pertanian, yang sengaja dipergunakan untuk kegiatan produksi. Penggunaan pembasmi rumput dan insektisida sangat penting untuk memperoleh hasil yang baik, tetapi beberapa dari senyawa ini dapat membahayakan jika digunakan tidak sesuai dengan aturan karena dapat bersifat toksis jika dikonsumsi dalam dosis yang tinggi

Kimia racun dalam makanan

Kadang-kadang keracunan makanan melibatkan kimia racun yang diproduksi dalam makanan tertentu yang tidak semestinya disimpan atau di bawah dimasak.Scombroid keracunan terjadi karena besar pelepasan histamin kimia dari ikan ketika itu dimakan.Hal ini dapat mengakibatkan reaksi alergi parah dengan pembengkakan wajah, gatal-gatal, sesak nafas dan kesulitan menelan. Hal ini dapat mengakibatkan kematian akibat tersedak.

HCCP

Physical Hazards

(38)

penanganan makanan lokal. Ini adalah wilayah yang pasti terhindar dari bahaya pengelompokan dan analisis sebagai bahaya fisik yang berbeda akan memiliki likelihood yang berbeda tetapi lebih penting konsekuensi yang berbeda atau keparahan.

Sebuah contoh yang sangat sederhana akan keparahan pelanggan

mengkonsumsi produk yang memiliki rambut di dalamnya akan sangat berbeda dengan jika pelanggan makan produk Anda yang berisi kaca. Melihat ini secara logis, rambut dan kaca akan di ujung-ujung rating keparahan sehingga

karenanya harus dinilai dan dinilai secara terpisah.

E. FASILITAS KEBERSIHAN

Menurut UU No. 23 Tahun 1992 h.17 tentang kesehatan. Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Bila ditinjau lebih jauh

kesehatan pada dasarnya menyangkut masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Ruang lingkup dan jangkauannya sangat luas, sehingga terjadi perubahan orientasi nilai dan pemikiran mengenai upaya pemecahan kesehatan. Berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 Bab 5 tentang upaya penyembuhan bahwa upaya kesehatan yang hanya berupa pada upaya penyembuhan secara

(39)

pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan

(rehabilitatif) yang bersifat menyeluruh terpadu dan berkesinambungan. Selain itu upaya yang telah dan akan diadakan adalah pengawasan terhadap mutu lingkungan tempat-tempat umum. Hal ini sesuai dengan pendapat Suparlan (1988) h.2. “Tempat-tempat umum merupakan tempat dimana orang banyak berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara insidental maupun terus menerus.” Karena banyaknya orang yang berkumpul pada tempat-tempat umum tersebut maka dapat mempercepat proses berlangsungnya penyebaran

penyakit. Maka dari itu di tempat kerja wajib tersedia

 tempat mandi yang terbilang untuk safety bila terjadi apa-apa, tempat cuci mukadan tangan, tersedia sabun dan handukserta tempat

sampahuntuk membuang kotoran.

 Tenaga kerja yang bekerja dengan bahan yang beracunharus tersedia fasilitas cuci tangandan muka yang bersi, berventilasi yang baikdan dengan penerangan yang cukup.

 Jika pekerja menggunakan pakaian kerja selama bekerja maka harus tersedia tempat bertukarpakaian yang cukup bersihdan luas dengan fasilitas tempat mandi dan WC.

 Harus tersedia tempat penyimpanan pakaian bersih dan pakaian kerja yang kotor.

 Harus tersedia WC yang memenuhi persyaratan serta wash fountaindalam kondisi darurat.

Beberapa pasal sesuai Peraturan menteri perburuhan No.7 th 1964 syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja.

Pasal 2 setiap bangunan perusahaan harus memenuhi syarat syaratuntuk :

- Menghindari bahaya kebakaran dan kecelakaan

- Menghindari kemungkinan bahaya keracunan penularan penyakit atau timbulnya penyakit.

- Memajukan kebersihan dan ketertiban.

- Mendapat penerangan yang cukup dan memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan.

- Mendapat suhu yang layak dan peredaran udara yang cukup.

- Menghindarkangangguan debu, gas, uap dari bau yang tidak menyenagkan.

(40)

- Halaman harus bersih, teratur, rata dan tidak becekdan cukup luas untuk kemungkinana perluasan.

- Jalan dihalaman tidak boleh berdebu.

- Untuk keperluan aliran air harus cukup saluran yang kuat dan bersih.

- Saluran air yang melintasi halaman harus tertutup.

- Sampah yang terbuang lainnya harus terkumpul pada suatu tempat yang rapid an tertutup.

- Pada waktunya sampah itu harus di buang ke tempat pembuangan sampah atau dibakar pada tempat yang aman.

- Tempat pengumpulan sampah tidak boleh menjadi sarang lalat atau nyamuk dan hewan yang membawa penyakit.

Pasal 4

- Gedung harus kuat bagiannya dan tidak boleh ada bagian yang mungkin rubuh.

- Tangga harus kuat buatannya, aman dan tidak boleh licin dan harus cukup luas.

- Lantai, dingding, loteng dan atap harus selalu berada dalam keadaan terpelihara dan bersih.

- Dingding dan loteng serta bagian-bagian lainnya harus dikapuri paling sedikit sekali dalam 5 tahun.

- Dingding yang dicat harus dicuci paling sedikit 1 kali setahun, sehingga selalu terlihat bersih.

- Lantai harus dibersihkan pada waktu-waktu tertentu, sehingga selalu dalam terlihat bersih.

Pasal 6 ( WC dan Kakus )

- Harus terpisah antara laki-laki dan perempuan

- Harus dapat penerangan yang cukup

- Jumlah yang memenuhi persyaratan. Untuk 1 - 15 Orang pekerja = 1 WC

- Untuk 16 - 30 Orang pekerja = 2 WC

- Untuk 31 - 45 Orang pekerja = 3 WC

(41)

- Untuk 61 - 80 Orang pekerja = 5 WC

- Untuk 81 - 100 Orang pekerja = 6 WC

- Kakus yang bersih adalah kakus yang memenuhi syarat- syarat sebagai berikut :

- Tidak Boleh berbau

- Tidak boleh ada kotoran yang terlihat

- Lantai dingding dan WC harus terlihat bersih, tidak ada kotoran yang terlihat.

- Tidak boleh ada lalat, nyamuk atau serangga yang lain.

- Harus selalu tersedia air yang bersihyang cukup untuk dipergunakan.

- Harus dapat dibersihkan dengan mudah.

- Paling sedikitnya harus dibersihkan 2-3 X sehari.

F. TATA RUMAH TANGGA DAN PEMELIHARAAN.

- Tata rumah tangga yang baik tidak hanya bebas dari ceceran dan serakan barang ditempat kerja dan jalan lalu lalang.

- Namun harus juga terjaga kebersihan dingding, kebersihan lampu dan menciptakantempat kerja “a better place to work”.

- Gedung harus kuat dan tidak boleh ada yang dapat roboh.

- Halaman harus bersih, teratur, tidak becek dan cukup lapang.

- Dingding dan jendelanya harus bersih dan cukup pertukaran udara.

- Langit-langit dan lampu harus bersih.

- Atap tidak boleh ada yang bocor/berlubang.

- Saluran air bersih, tertutup dan tidakmampet.

- Lantai tidak licin, bersih tidak berlubang.

- Meja, kursi, lemari dalam keadaan bersih dan teratur.

- Mesin dan peralatan terawat.

- Penataan barang pada tempat yang semestinya dan bersih teratur.

(42)

- Sertifikasi dari standar lingkungan dan hygiene perusahaan kesehatan dan keselamatan kerja ( ISO 14000, ISO 18000)

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan

Banyak tempat di muka bumi saat ini kondisi lingkungannya sangat buruk dan sebagian besar dalam

kondisi yang kritis.penurunan kualitas lingkungan dapat kita jumpai di berbagai belahan

bumi,terutama di tempat-tempat dimana eksploitasi sumber daya alam sudah tidak

mengindahkan kelestarian lingkungan dan pengelolaan yang tidak bertanggung jawab.

Masalah degradasi lingkungan yang diakibatkan oleh eksploitasi sumberdaya yang berlebihan

dan masalah ketersediaan dan kebutuhan sumberdaya alam bagi manusia yang ada di planet bumi

merupakan persoalan-persoalan yang menjadi perhatian dari ilmu geologi khususnya geologi

lingkungan.

B.

Saran

Dari beberapa inti penjelasan uraian materi tersebut bahwasanya masyarakat harus mampu memilah

dan memilih mana limbah yang masih dapat digunakan kembali agar dapat berdaya guna dan memiliki

nilai ekonomis,yang paling utama adalah lingkungan tetap terjaga kebersihannya dan derajat

kesehatan masyarakat dapat tercapai setinggi mungkin. penulis mengajak kita semua, mari

mulai dari sekarang tanamkan perilaku hidup sehat,kita terapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

Makalah ini akan membahas tentang pengelolahan limbah dengan tata cara

yang baik dan benar. Diharapkan dengan dilaksanakan pembelajaran ini dapat

dikembangkan manajemen limbah, khususnya limbah Padat, Cair, Gas, serta

berbahaya dan beracun.

B.Rumusan Masalah

Bagaimana Cara Menanggulangi Limbah Padat? 2. Apa saja Masalah Lingkungan yang disebabkan

oleh Limbah Padat? 3. Masalah Apa saja yang di Timbulkan oleh Limbah Padat?

C.Tujuan

Adapun tujuan yang ingin di capai dari pengolahan limbah padat adalah agar

terciptanya lingkungan yang sehat dan limbah yang di olah dapat berdaya guna kembali dan

memilikinilai yang ekonomis.

BAB II PEMBAHASAN A.

Limbah Padat dan Sanitasi Lingkungan

(43)

pertanian saat ini menjadi masalah yang serius dan harus ditangani oleh pemerintah kota

maupun oleh masyarakat itu sendiri.masalah penanganan limbah padat (sampah) di perkotaan

telah membuat dinas kebersihan kota semakin kewalahan didalam menangani dan mengelola

Gambar

Gambar Limbah rumah tangga yang dibuang di pinggir jalan kota.

Referensi

Dokumen terkait

Fakta empiris yang terjadi di Departemen Human Resouces PT Vale Indonesia Tbk adalah sebagian karyawan yang kurang menyadari bahwa pentingnya knowledge management dalam

Terdapat pengaruh nyata dan interaksi ekstrak daun lidah buaya dan sirih dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans sehingga menyebabkan perbedaaan besar

Berdasarkan hasil pembahasan terkait dengan kehidupan masyarakat yang tinggal di daerah gosong sungai ( bars ) dan aspek - aspek budaya sebagai pembentuk karakter lanskap

+ Hindari Kontak dengan Darah yang terin7eksi HIV 5ara yang paling $#$# $nt$k #en$larkan HIV adalah #elal$i kontak dengan darah dari orang yang terin7eksi HIV0 Trans7$si% ata$

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoptimasikan konsentrasi doping Al2O3 clan pengaruh suhu substrat serta waktu deposisi terhadap lapisan tipis ZnO:AI

PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TAHUN PAJAK

IPA sangat identik dengan pembelajaran praktik akan tetapi di SD Tegalrejo 02 kelas 3 dalam pembelajaran materi perubahan sifat benda akibat diletakkan diudara

Teknik analisi data yang digunakan (1) analisi kontribusi digunakan untuk menjawab masalah pertama yaitu seberapa besar kontribusinya pajak penerangan jalan unum terhadap pajak