• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS KPS SIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS KPS SIS"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) SISWA PADA PENERAPAN RAGAM MEDIA DALAM KONSEP HUKUM NEWTON DI SMA

Kamiliyatul Wardiyah1, Wiwik Dwi Rahayu2, Satriadi3, Setya Utari4

1234Jurusan Pendidikan Fisika Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi 229 Bandung 40154

Email: Kamiliyatulwardiyah@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran respon KPS berdasarkan penerapan ragam media pada topik Hukum Newton di SMA. Penelitian deskriptif kualitatif menggunakan populasi kelas X di salah satu di SMA Negeri 1 Lembang yang berjumlah 4 kelas dengan menggunakan sampel 1 kelas yang diperoleh secara random. KPS yang diamati meliputi keterampilan observasi, keterampilan mengenal variabel, keterampilan berhipotesis, keterampilan mengoperasionalkan variabel, dan keterampilan membuat kesimpulan . Analisis dilakukan berdasarkan data yang tertulis dalam LKS dan diolah dengan menggunakan tafsiran persentasi. Hasil penelitian menunjukkan hampir setengahnya siswa telah memiliki keterampilan observasi dan berhipotesis meskipun hipotesis yang diajukan tidak di dukung oleh asumsi, dengan bantuan guru melalui kegiatan demonstrasi dan diskusi siswa mampu mengoperasionalkan variabel penelitian, mengungkapkan cara mengukur variabel bebas dan terikat, namun siswa belum mendapatkan data yang berkualitas dari alat yang di gunakan sehingga siswa masih merasa kesulitan dalam menyimpulkan. Pengembangan ragam media perlu mendapat penekanan cara-cara yang baik untuk mendapatkan data yang berkualitas sehingga data yang ada mampu mendukung siswa dalam membuat kesimpulan yang sesuai.

Kata Kunci: Respon KPS, Ragam Media, Hukum Newton

ABSTRACT

This study aims to obtain an overview of the KPS response based on the application of various media on topic of Newton’s Law in SMA. This qualitative descriptive research uses 4 classes as population with 1 class as the sample by random sampling technique. KPS observed include observation skill, variable recognition skill, hypothesis skill, operational skill variable , and skill to make conclusion. Analysesis done based on data written in LKS and processed by using percentage interpretation. The result of research shows almost half of students have observation and hypothesized skill although hypothesis which is proposed is not supported by assumptions, with the help of teacher through demonstration activities and discussion students are able to operationalize research variables, reveals how to measure free and bound variables, but students have not get quality data from the tools in use so that students still feel difficult in concluding. The development of various media needs to get the emphasis of good ways to get quality data so that the existing data can support students in making the appropriate conclusions.

Keywords: KPS Response, Various Of Media, Newton’s Law

1. Pendahuluan

(2)

2

memerlukan kecakapan; (5) adanya standar mutu atau norma tertentu; dan (6) memerlukan pendidikan profesi.

Guru professional adalah guru yang dapat meningkatkan kemampuan siswanya, baik kognitif maupun non kognitif. Untuk tercapainya tujuan tersebut, guru haruslah kretif dan inovatif dalam melakukan dan menyiapkan pembelajaran. Kasus yang ada dilapangan adalah guru masih cenderung menggunakan metode ceramah daripada memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menemukan sendiri konsep–konsep yang dipelajari (Sucipta: 2014)[1]. Seorang guru harusalah memiliki pengetahuan yang tinggi tentang konsep yang

diajarkan, selain itu juga guru harus tahu bagaimana kemampuan siswanya dalam menerima materi. Dalam proses pembelajaran fisika di sekolah, seorang guru harus mampu memilih serta mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi sekolah (Gancang: 2014)[2].

Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam, atau sains. Dalam memahami setiap konten fisika bukanlah hal yang mudah karena sifatnya yang abstrak atau sulit untuk dinalar. Fisika merupakan ilmu yang bersifat empirik, sehingga pembelajaran fisika sedapat mungkin dimulai dengan atau melibatkan praktikum di laboratorium serta pengamatan gejala atau fenomena alam yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Selain itu, pembelajaran juga harus memperhatikan hakikat fisika sebagai produk, proses, dan sikap (Gancang: 2014). Proses pembelajaran ilmu Fisika akan lebih menarik dan mudah dipahami siswa jika didukung dengan kegiatan praktikum dan eksperimen di laboratorium.

(3)

3 2. Metode

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Eksperimen dengan Analisis Deskriptif. Penelitian ini menggunakan Populasi kelas X di SMA Negeri 1 Lembang yang berjumlah 4 kelas dengan menggunakan 1 kelas sampel penelitian siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 1 Lembang secara random. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Media Pembelajaran dan variabel terikat adalah Kemampuan Proses Saintifik (KPS). Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan Media Pembelajaran dan membagikan Lembar Kerja Siswa untuk mengetahui Kemampuan Proses Saintifik.

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu Tahap Persiapan Penelitian (Studi pendahuluan, Konsultasi dengan pihak sekolah, Mempersiapkan silabus, RPP, sistem media dan LKS). Tahap kedua adalah Tahap Pelaksanaan Penelitian (Memberikan perlakuan, Evaluasi terhadap proses pembelajaran. Tahap ketiga adalah Tahap Akhir Penelitian (Mengolah data, Menarik kesimpulan, Menyusun laporan penelitian). Instrumen penelitian digunakan adalah alat peraga sebagai media dan LKS untuk mengetahui Kemampuan Proses Saintifik.

3. Hasil dan Pembahasan 1. Data Hasil Pengamatan

Dari hasil pengamatan menggunakan sampel Kelas X MIA 4 di SMA Negeri 1 Lembang didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Pengamatan Respon Siswa terhadap Media Pembelajaran No Keterampilan Proses Saintifik/

Respon Siswa

Nilai Hasil

Deskripsi Hasil Pengamatan

1 Observasi 52 Sebagian besar peserta didik sudah

mampu mengobservasi

2 Hipotesis 55 Sebagian besar peserta didik sudah

mampu berhipotesis

3 Prosedur 86 Hampir seluruh peserta didik sudah

mampu merencanakan prosedur percobaan

4 Alat dan Bahan 100 Seluruh peserta didik sudah mampu merencanakan alat dan bahan 5 Mengumpulkan Data 79 Sebagian besar peserta didik sudah

mampu mengumpulkan data 6 Menyimpulkan 34 Sebagian kecil peserta didik sudah

(4)

4 Nilai hasil didapatkan dari

Ʃ Jumlah Jawaban Benar Tiap Aspek x 100% Ʃ Jumlah Keseluruhan Siswa

Adapun interpretasi terhadap persentase yang diperoleh menurut Koentjaraningrat (Suryani, 2005)[4] berikut ini:

Tabel 2. Interpretasi Persentase Jawaban Siswa

Persentase Tafsiran

(5)

5

besar siswa sudah mampu mengumpulkan data percobaan. Keterampilan proses saintifik yang terakhir yaitu keterampilan proses saintifik menyimpulkan, siswa diminta untuk menyimpulkan hasil dari percobaan yang dilakukan dan sebagian kecil yang mampu menyimpulkan hasil percobaan yang dilakukannya.

2. Pembahasan

Keterampilan Proses Saintifik (KPS) adalah pendekatan yang mengarahkan bahwa untuk menemukan pengetahuan memerlukan suatu keterampilan mengamati, melakukan eksperimen, menafsirkan data, mengkomunikasikan gagasan dan sebagainya. Keterampilan siswa seperti mengamati, menghipotesis, merancang alat dan bahan dan menggunakan alat bahan sesuai prosedur, mengukur atau mengambil data dan menyimpulkan hasil eksperimen. Keberhasilan pendidik dalam membimbing siswa adalah siswa mampu melakukan keterampilan-keterampilan dasar (Riska, 2011)[5].

I. Kegiatan Awal

Pada awal pembelajaran sebenarnya siswa sudah memahami konsep Hukum Newton secara umum walaupun pemahaman siswa masih sebatas pemahaman konsep dasar. Pada kegiatan mengamati siswa bisa menentukan berapa besar gaya pada saat mobil diberi dorongan. Sesaat sebelum alat peraga di demonstrasikan kepada siswa, alat peraga terlebih dahulu diuji coba. Akan tetapi hasil dari ujicoba nilai gaya tidak konstan. Hal ini dikarenakan dinamometer digital yang digunakan adalah dinamometer untuk ukuran massa yang lebih besar maka pada saat demonstrasi dinamometer yang digunakan adalah neraca pegas.

(6)

6 II. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti ini siswa melakukan eksperimen Hukum II Newton. Alat yang digunakan untuk melakukan eksperimen ini berupa eksperimen untuk menunjukkan hubungan antar variabel pada konsep Hukum II Newton yakni massa, percepatan dan gaya. Sebelum alat digunakan, alat di ujicoba terlebih dahulu untuk memastikan kesiapan alat pada saat demonstrasi. Kereta yang digunakan kurang sesuai karena keterbatasan untuk tempat massa sistem dan tidak adanya bagian yang dapat dijadikan pengait tali dengan gantungan beban. Oleh karena itu, untuk menunjang berjalannya percobaan disediakan tempat massa. Data dari hasil uji coba sebelum demonstrasi yaitu dengan massa 50 gram dan 100 gram maka didapatkan jarak 68 cm dengan waktu tempuh 0,70 detik dan 0,63 detik. Maka didapatkan lah percepatan 1,42 m/s2 dan 1,5 m/s2.

Gambar 2. Siswa Melakukan Percobaan Hukum II Newton III. Kegiatan Penutup

(7)

7

Gambar 3. Siswa Melakukan Project Lintasan Balap Mobil Dengan Kemiringan Yang Berbeda

Dari ketiga kegiatan yang dilakukan siswa dalam pengamatan ini mendapatkan respon-respon siswa berbeda-beda. Dalam Lembar Kerja Siswa yang dibagikan tiap siswa terdapat enam keterampilan proses sains yakni mengamati/observasi, menghipotesis/memprediksi, merancang prosedur percobaan, merancang alat dan bahan percobaan, mengambil data dan menyimpulkan hasil percobaan.

Menurut Nur Muhammad dan Muchlis Samawi[6] terdapat 8 (delapan) jenis KPS yang meliputi: mengamati, menafsirkan pengamatan, meramalkan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, merencanakan penelitian, berkomunikasi dan mengajukan pertanyaan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan KPS, antara lain:

1. Dalam menyusun strategi mengajar dengan menggunakan KPS, keterampilan-keterampilan proses sains bersama-sama dikembangkan dengan fakta dan konsep-konsep dan prinsip-prinsip sains.

2. Keterampilan-keterampilan proses sains yang telah diuraikan diatas mulai dari mengamati hingga mengajukan pertanyaan tidak perlu merupakan “suatu urutan” yang harus diikuti dalam pembelajaran. Kedelapan proses pembelajaran proses sains tersebut sejumlah keterampilan yang diperkirakan sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah.

(8)

8

tidak perlu sama untuk setiap metode atau pendekatan mengajar yang digunakan guru asal sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik dan materi yang diberikan.

4. Dengan metode ceramah kemungkinan untuk mengembangkan KPS paling sedikit, sedangkan metode memecahkan masalah atau inkuiri bebas kemungkinan yang terbanyak untuk mengembangkan KPS.

5. Dalam satu satuan waktu, misalnya satu semester, seluruh KPS beserta sub KPSnya hendaknya pernah dikembangkan, dan tersebar pada seluruh materi yang harus diberikan dalam satu satuan waktu itu. Pengembangan hendaknya dilakukan semaksimal mungkin sesuai dengan waktu yang tersedia. Juga perlu diperhatikan keseimbangan antara keterampilan-keterampilan proses IPA yang dikembangkan. Jadi jangan hanya

mengembangkan keterampilan proses “Mengamati” saja, tetapi harus dikembangkan pula

keterampilan proses IPA yang lain seperti “Menerapkan Proses” dan lain-lain.

Semiawan dkk[7] mengungkapkan bahwa aspek-aspek dalam KPS terdiri dari Keterampilan:

1. Mengobservasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan dengan melakukan alat-alat indera seperti mata, hidung, telinga, lidah dan kulit. Selain itu, kegiatan menghitung, mengklasifikasi, mengukur, dan mencari hubungan ruang dan waktu juga termasuk dalam keterampilan mengobservasi.

2. Kemampuan berhipotesis merupakan kemampuan yang mendasar dalam kerja ilmiah. Hipotesis sendiri adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan berdasarkan teori-teori/fakta-fakta yang ada. Kebenaran suatu hipotesis diuji melalui sebuah eksperimen. Oleh karena itu, suatu hipotesis ada kalanya benar dan ada kalanya tidak. 3. Merencanakan penelitian (eksperimen) meliputi kemampuan dalam menentukan alat dan

bahan yang akan digunakan dalam penelitian, langkah kerja, melakukan pengamatan dan pengukuran (pengambilan data), menganalisis hasil data dan cara menarik kesimpulan. 4. Mengendalikan variabel adalah kemampuan untuk mengontrol faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil penelitian. Pengendalian variabel sering dianggap kegiatan yang paling sulit dilakukan, tetapi sebenarnya tergantung dari jenis penelitiannya itu sendiri. 5. Menginterpretasi (menafsirkan data)meliputi kemampuan menghimpun hasil pengamatan

(9)

9

6. Menyusun kesimpulan sementara (inferensi) sering dilakukan oleh para ilmuwan ketika melakukan penelitian. Dengan melakukan inferensi, kita akan termotivasi untuk melanjutkan penelitian lebih mendalam, karena biasanya inferensi akan menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih mendorong seseorang untuk menemukan jawabannya. Inferensi bukanlah kesimpulan akhir, tapi hanya untuk sementara waktu berdasarkan penemuan yang sudah ada sebelum penelitian selesai dilakukan.

7. Meramalkan merupakan kemampuan membuat prediksi atau perkiraan menggunakan pola-pola tertentu terhadap sesuatu yang mungkin terjadi sebelum dilakukan pengamatan. Meramalkan dalam sains tentu berbeda dengan meramalkan secara magis, karena meramalkan dalam sains tidak berdasarkan hal-hal yang sifatnya tahayul, tetapi berdasarkan teori/fakta yang sudah ada sebelumnya.

8. Menerapkan disini dalam artian menerapkan konsep untuk menyelesaikan masalah tertentu atau untuk menjelaskan suatu peristiwa baru. Jika seorang siswa memiliki kemampuan untuk menerapkan konsep sains dalam kehidupan sehari-harinya, maka dengan sendirinya ia telah menjadi sosok yang mandiri dan teguh dalam menghadapi problema hidup.

9. Mengkomunikasikan merupakan kemampuan dalam menjelaskan hasil pengamatan, menjelaskan grafik, tabel dan diagram, menyusun dan menyampaikan laporan, melakukan diskusi tentang hasil penelitian.

Dalam pengamatan respon siswa pada setiap aspek keterampilan berbeda-beda. Berikut respon siswa pada setiap aspek keterampilan proses sains:

1. Mengobservasi (Mengamati)

(10)

10

Gambar 4. Pertanyaan Yang Diajukan Siswa 2. Menghipotesis (Memprediksi)

Pada keterampilan menghipotesis sebagian siswa sudah mampu untuk memprediksi hasil dari percobaan Hukum II Newton sebelum memulai percobaan. Pada saat siswa melakukan hipotesis sedikit kesulitan dalam memahami arti dari hipotesis. Akan tetapi untuk tahap awal melakukan hipotesis siswa sudah bisa dikatakan baik untuk melakukan hipotesis. Berikut gambar hipotesis siswa sebelum melakukan percobaan

Gambar 5. Hipotesis Yang Diajukan Siswa 3. Merancang Prosedur Percobaan

(11)

11

Gambar 6. Prosedur/Langkah-langkah Percobaan 4. Merancang Alat dan Bahan

Pada keterampilan merancang alat dan bahan yang akan digunakan seluruh siswa mampu merancang alat dan bahan mana saja yang akan dalam melakukan percobaan Hukum II Newton. Bahkan siswa sudah mampu mengidentifikasi nama-nama alat seperti katrol, massa dan penggaris sebagai skala. Dan siswa juga mengetahui fungsi dari alat dan bahan tersebut.

Gambar 7. Alat Dan Bahan Yang Akan Digunakan Pada Percobaan 5. Mengambil Data

(12)

12

Gambar 8. Hasil Data Yang Diperoleh Siswa Dalam Percobaan 6. Menyimpulkan

Pada keterampilan menyimpulkan ini siswa memiliki respon rendah dibandingkan dengan keterampilan-keterampilan lainnya bahkan presentase siswa yang merespon keterampilan menyimpulkan ini 37%. Sebagian besar siswa menyimpulkan berdasarkan proses dalam percobaan yang mereka amati bukan berdasarkan hasil dari percobaan. Jadi siswa menyimpulkannya seperti “apabila benda diam akan diam dan apabila bergerak akan bergerak lurus”.

(13)

13 4. Kesimpulan

Berdasarkan data dan pembahasan maka kesimpulan yang didapat adalah (1) Dari segi alat peraga, alat peraga atau demonstrasi cukup baik walaupun ada beberapa alat yang mengalami kendala atau kurang sesuai seperti dinamometer digital, kereta yang digunakan dalam kegiatan eksperimen dan lintasan balap mobil. (2) Dari ketiga kegiatan terdapat 6 aspek keterampilan yang diamati maka respon siswa pada setiap aspek keterampilan tersebut baik walaupun ada beberapa aspek keterampilan yang respon siswa nya rendah seperti pada keterampilan menyimpulkan.

5. Saran

(14)

14 Daftar Pustaka

[1]Saroja, Gancang, dkk. 2014. Pemanfaatan Alat Peraga Untuk Proses Pembelajaran Fisika di

SLTA (Studi Persepsi Guru-Guru Fisika SLTA di Kabupaten Lombok Timur). ERUDIO, Vol. 2, No. 2, Desember 2014 ISSN: 2302-9021. Malang. FMIPA Universitas Brawijaya.

[2[Sucipta, A. A. G, dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Heuristik Vee Terhadap Pemahaman

Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa SMA. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA (Volume 4 Tahun 2014). Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha.

[3]Juhji. 2016. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri Terbimbing.

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA (JPPI) Vol. 2, No. 1, Juni 2016, Hal. 58-70 e-ISSN 2477-2038. Serang. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Sultan Maulana Hasanuddin.

[4]Suryani. 2005. Komunikasi Terapeutik: teori dan praktik. Jakarta : EGC.

[5]Dewi, Riska Sartika. 2011. Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains Terhadap Keterampilan

Proses Sains Siswa Pada Konsep Suhu dan Kalor. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. [6]Bambang, Suhartawan dkk. 2004. Mengoptimalkan Pendekatan Keterampilan Proses IPA Dalam

Pembelajaran Di Laboratorium. Jurnal Pendidikan & Pengajaran. Vol. 2, No. 2 Agustus 2004: 109-122 Hal. 110-112.

[7]Semiawan, Conny. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia.

Gambar

Tabel 1. Hasil Pengamatan Respon Siswa terhadap Media Pembelajaran
Gambar 5. Hipotesis Yang Diajukan Siswa
Gambar 6.  Prosedur/Langkah-langkah Percobaan
Gambar 9. Salah Satu Jawaban Siswa Yang Mampu Melakukan Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 13 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Ciamis,

PPL ini akan berhasil apabila perencanannya dan pelaksanaannya dilakukan dengan kerjasama antara semua pihak yang terkait, yaitu pihak STAIN Bengkalis (panitia

Untuk mengetahui bentuk kurva regresinya maka dilakukan scatter plot terhadap variabel-variabel yang diasumsikan mempengaruhi kepuasan pelayanan kesehatan, dari

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil , kecuali dengan jalan perniagaan ( tijarah ) yang ‘Antaa. radhdhiin di

Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi kerusakan lingkungan yang ada di kawasan karst, menghitung valuasi ekonomi dari dampak lingkungan dengan cara menghitung

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan, pengetahuan ibu hamil yang paling banyak dengan presentasi baik berjumlah 39 responden

Siswa mampu memahami operasi bentuk aljabar, konsep persamaan dan pertidaksamaan linear, persamaan garis, himpunan, relasi fungsi, sistem persamaan linear,

Jika f’ (x) terdeferensial pada x maka turunannya disebut turunan tingkat dua atau