• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PEN"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Untuk Melengkapi Sebagai Persyaratan Menjadi Sarjana Pendidikan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENDEKATAN

PEMBELAJARAN CARA AKTIF SISWA KONSEP SISTIM PENCERNAAN

MANUSIA DI KELAS V SD NEGERI 9 TULEHU

Diajukan Oleh: HASAN ALBAKIA

NPM : 201015314

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS DARUSSALAM

(2)
(3)
(4)

Motto

“Sebaik-Baiknya Manusia Adalah Manusia Yang

Bermanfaat Bagi Orang Lain.”

Dan Semuanya Akan Semakin Indah Bila Kita

Tetap

Menjadi Diri Sendiri

Tak Ada Rahasia Untuk Menggapai Sukses

Sukses Itu Dapat Terjadi Karena Persiapan, Kerja

Keras

Dan Mau Belajar Dari Kegagalan

“Sesungguhnya, Dalam Penciptaan Langit Dan

Bumi,

Dan Silih Bergantinya Malam Da Siang Terdapat

Tanda-Tanda

Bagi Orang-Orang Yang Berakal..”

(5)

KATA PENGANTAR / UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat

Anugerah-Nya sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Skripsi ini disusun sebagai karya tulis ilmiah untuk memenuhi sebagai persyaratan

guna memperoleh derajat sarjana S-1 pada Program Studi Pendidikan Biologi,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Darussalam Ambon.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat

bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih

dan penghargaan yang setinggi-tingginya pada Ayah dan Ibu, Suami/istri, Kakak

dan Adik dengan Do’a, pengorbanan bimbingan dan dorongan penuh perhatian

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Dr. Ibrahim Ohorellla, MP., Selaku rector Universitas Darussalam

Ambon, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut

ilmu pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Darussalam

Ambon

2. Bapak Ir. Alwi Smith. M. Si. Selaku Dekan FKIP Universitas Darussalam

Ambon beserta seluruh staf karyawan.

3. Ibu Farida Bahalwan S.Pd. M.Pd., Selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi dengan ikhlas memberikan bimbingan dan layanan dalam

menyelesaikan studi penulis.

4. Ibu Dahlia Badui, S.Pd, M.Pd dan Ibu Yati Tuasamu, S.Pd, M.si., Selaku

pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk

memberikan arahan dan bimbingan serta petunjuk dalam penyususnan skripsi

(6)

5. Seluruh dosen khususnya Program Studi Pendidikan Biologi yang selama

dalam perkuliahan telah banyak membekali penulis ilmu pengetahuan.

6. Ibu Hj. Sawia. Umarella, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri 9 Tulehu, yang

bersedia memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian

di sekolah tersebut.

7. Ibu Dewi Rahayu Lestaluhu, S.Pd, selaku guru wali kelas V dengan segala

keramahan dan pengalamanya dalam membantu penulis melakukan dan

menyelesaiakan penelitian.

8. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2010 Program Studi Pendidikan Biologi.

9. Semua pihak yang tidak disebutkan namanya dalam membantu proses

penyelesaian skripsi ini.

Semoga segala bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis

dalam rangka penelitian dan penyususnan skripsi mendapat balasan dan anugerah

yang lebih mulia dari sisi Allah SWT.

Penulis menyadari keterbatasan dalam penulisan skripsi, untuk itu demi

kesempurnaan hasil penelitian ini, penulis mengharapkan saran dan kritik.

Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat.

Ambon Februari 2015

(7)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN AKTIF SISWA KONSEP SISTIM PENCERNAAN

MANUSIA KELAS V SD NEGERI 9 TULEHU

Hasan Albakia1, Dahlia Badui2, Yati Tuasamu3 ABSTRAK

Penelitian ini berwal dari kenyataan di Sekolah bahwa pembelajaran sering didominasi oleh guru sebagai sumber informasi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan cara aktif siswa konsep sistem pencewrnaan manusia. Hipotesis penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran cara aktif siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa konsep sistem pencernaan manusia pada siswa Kelas V SD Negeri 9 Tulehu.

Penelitian ini menggunakan pendekatan pembelajaran cara aktif siswa yang di laksanakan pada tanggal 01 Desember sampai dengan 31 Desember 2014 , bertempat di SD Negeri 9 Tulehu Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah. Populasi penelitian adalah Siswa kelas V SD Negeri 9 Tulehu yang terdaftar pada tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 1 kelas berjumlah 20 Siwa. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes hasil belajar berupa soal objektif sebanyak 20 butir soal. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif yang kualitatif dengan metode angka persentase.

Dari Hasil penelitian terlihat bahwa menggunakan pendekatan pembelajaran cara aktif siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa dengan KKM 60, menunjukan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 95 % dengan niali 70-83 dan yang tidak tuntas 5% dengan nilai 55, dengan demikian hipotesis yang dikemukakan dapat diterima pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini disebabkan karena pada pendekatan cara aktif siswa mengakibatkan pengetahuan yang diperoleh sebelumya akan bertambah.

Kata Kunci : Pembelajaran aktif siswa, Hasil Belajar IPA, Pencernaan Manusia

1. Mahasiswa Program Studi Biologi 2. Pembimbing I

(8)

RIWAYAT STUDI

Hasan Albakia, dilahirkan di Tulehu pada tanggal 5 Mei 1976 merupakan

anak ke lima dari tujuh bersaudara dari ayahanda Bpk H. La Bani Albakia dan Ibunda Wa Hayati.

Mulai masuk ke dalam dunia pendidikan dengan masuk SD Negeri 1 Waai

pada tahun 1986, kemudian melanjutkan ke jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama (SLTP) Negeri Waai dan lulus pada tahun 1992, kemudian pada tahun

1992 pula melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Tulehu,

dan tamat pada tahun 1995.

Jenjang pendidikan perguruan tinggi dimulai pada tahun 2001 dengan

memasuki Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Ambon Jurusan Tarbiyah

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan lulus pada tahun 2002,

kemudian pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan Strata Satu (S-1) pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Universitas Darussalam Ambo, penulis melakukan penelitian dengan judul :

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………...……… i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ……...……...…...… ii

HALAMAN PERSETUJUAN ……….………...……..…...… iii

KATA PENGANTAR /UCAPAN TERIMA KASIH ……….…… iv

ABSTRAK ………...………..…… vi

RIWAYAT STUDI ………..………...…….…....… vii

DAFTAR ISI ………...…….…….…..……...… viii

DAFTAR TABEL ………...…..….…....… x

DAFTAR GAMBAR ………...…..….…….… xi

DAFTAR LAMPIRAN ……….…………...…...….… xii

BAB.I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ..………..……..…..… 1

1.2. Rumusan Masalah ………..………….….…….….….….. 6

1.3. Tujuan Penelitian ……….………...………. 6

1.4. Manfaat Penelitian ………..………….…...….. 6

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ………..….. 6

1.6. Penjelasan Istilah, ... 7

BAB II . TINJAUAN PUSTAKA. 2.1. Belajar ...………..………...….… 9

2.2. Mengajar ………...………..………….. 10

2.3. Hasil Belajar ...……...…….…..….…..……… 11

(10)

2.5. Landasan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa ... 14

2.6. Pengertia Pendekatan Pembelajaran …………...………...…. 16

2.7. Pendekatan Pembelajaran Mengaktifkan Siswa ... 16

2.8. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Aktif Siswa ………... 17

2.9. Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran Aktif …... 19

2.10. Ruang Lingkup Materi Sistem Pencernaan Manusia ... 20

BAB. III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian ……...………..………...………….. 29

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian….……..….…..………..…...… 29

3.3. Subjek Penelitian ………...………...…… 29

3.4. Variabel Penelitian ………...…….…… 29

3.5. ProsudurPenelitian ………..………...….………...….. 29

3.6. Instrumen Penelitian. ………….………….……...………... 30

3.7 Analisis Data ... 31

BAB. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 32

4.2 Pembahasan ... 38

BAB. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 43

(11)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Interval Skor Pencapaian Hasil Belajar Anak Didik ……… 31

2. Hasil Analisis Pre Tes dan Pos Tes Siklus I Siswa ………... 33

3. Hasil Penilaian Efektivitas Belajar Siswa ………. 35

4. Hasil Penilaian Psikomotor ………... 36

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia

Indonesia yaitu manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi

pekerti luhur, berkepribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, jasmani dan

rohani, (Anonim, 2010). Dalam rangka peningkatan pendidikan Nasional yang

bertujuan menghasilkan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas, perlu

adanya upaya reformasi di bidang pendidikan. Reformasi pendidikan merupakan

restrukturisasi pendidikan yakni untuk memperbaiki pola hubungan sekolah

dengan lingkungan pemerintah, Pola pengembangan dan perencanaan serta

pengembangan manejerialnya, pemberdayaan guru dan restrukturisasi

model-model pembelajaran, (Murphy, 1992 ).

Guru merupakan pihak yang paling sering dituding sebagai orang yang

paling bertanggung jawab terhadap kualitas pendidikan. Tudingan seperti itu tidak

sepenuhnya benar, mengingat masih banyak sekali komponen pendidikan yang

berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Oleh karena itu, banyak pihak menaruh

harapan terhadap guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Guru yang

profesional adalah guru yang memiliki kemampuan professional yaitu

kemampuan untuk dapat (1) merencanakan pembelajaran, (2) melaksanakan

pembelajaran, (3) menilai kemajuan pembelajaran, (4) guru menafsirkan dan

(14)

Sidi (1992), mengemukakan bahwa guru sebagai ujung tombak dalam

upaya peningkatan mutu pendidikan masih perlu ditingkatkan kemampuannya,

mengingat perubahan yang terjadi begitu cepat dan pengetahuan terus

berkembang begitu pesat. Untuk mengatasi kondisi seperti itu dibutuhkan guru

yang pandai meneliti dan sekaligus memperbaiki proses pembelajaran hal ini,

sangat diperlukan karena kemampuan meneliti merupakan cermin guru yang

professional. Guru yang professional akan senantiasa melakukan refleksi atas apa

yang dilakukannya, disinilah letak arti pentingnya penelitian. Dalam kaitan ini,

Sutikno (1986), menyatakan bahwa, mutu sebuah sekolah sangat tergantung pada

konsep yang cerdas, cakap, kreatif dan efektif dari para guru.

Dalam proses pembelajaran perlu memperhatikan unsur-unsur penentu

keberhasilan pembelajaran antara lain, penggunaan penerapan pembelajaran,

karena aspek tersebut sangat strategis dalam menentu upaya peningkatan hasil

hasil belajar siswa. Model pembelajaran dengan pendekatan mengaktifkan siswa

sangat efektif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Hal ini dikarenakan siswa sangat aktif di dalam proses pembelajaran,

Sujana dalam Rusman, (1989), kegiatan pembelajaran yang dilakukan dua orang

pelaku, yaitu guru dan siswa, perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa

adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan

penggunaan pendekatan pembelajaran dengan mengaktifkan siswa. Hubungan

antara guru dengan siswa harus bersifat dinamis dan syarat dengan makna

edukatif. Untuk itu penggunaan pendekatan pembelajaran harus mampu

(15)

belajar. Untuk itu pendekatan pembelajaran harus dirancang dengan baik agar

kegiatan pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal.

Variabel utama dalam kegiatan pembelajaran adalah guru dan siswa.

Tidak akan terjadi kegiatan pembelajaran apabila kedua variabel ini tidak ada.

Berdasarkan hal tersebut, Roy (1998), mengemukakan bahwa ada dua model

dalam kegiatan pembelajaran yaitu: (1) Pendekatan pembelajaran berorientasi

pada guru yaitu pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek dalam

belajar, (2) Pendekatan berorientasi pada siswa yaitu pendekatan pembelajaran

yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dari kedua pendekatan tersebut

dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru dalam

kegiatan belajar dan kegiatan megajar bersifat klasik, dimana guru menempatkan

diri sebagai aktor yang menguasai proses pembelajaran, tidak diberikan

kesempatan kepada siswa untuk berargumentasi. Sedangkan pendekatan

pembelajaran berorientasi pada siswa adalah kegiatan belajar bersifat modern,

pada pendekatan ini siswa memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan

kreativitas dan mengembangkan potensinya melalui aktivitas secara langsung

sesuai dengan minat dan keinginannya.

Kelebihan dari pendekatan pembelajaran aktifkan siswa adalah siswa

terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan secara akademik, sosial, dan Vokasional. Artinya dalam proses

pembelajaran guru harus melibatkan siswa terhadap kegiatan yang diskusi

kelompok dilakukan dalam kegiatan pembelajan. Aktivitas siswa ini tidak hanya

(16)

intelekatualnya. Artinya bagaimana keterlibatan siswa dalam perencanaan

pembelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran. Semakin banyak keterlibatan

siswa dalam aspek tersebut, maka semakin menunjukan kadar pembelajaran aktif

siswa dalam pembelajaran, (Killen, 1998).

Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru

yaitu pembelajaran yang menempatkan diri sebagai orang yang lebih tahu dan

satu-satunya sumber belajar. Selanjutnya pendekatan pembelajaran yang berpusat

pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung. Pada strategi ini peran

guru sangat menentukan baik dalam pilihan isi atau materi pelajaran maupun

penentuan proses pembelajaran Rusman, (2012).

Dengan demikian dapat disimpulkan pendekatan pembelajaran aktif

siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan siswa

dilibatkan langsung dalam aktivitas pembelajaran, sehingga pengetahuan yang

diperoleh dapat bertahan lama. Pembelajaran yang tidak mengaktifkan siswa

biasanya penyerapan materi ajar tidak optimal, karena daya serap anak didik

terhadap materi pelajaran tidak sama, ada cepat dan ada yang lambat, sehingga

pembelajaran seperti ini berorientasi pada pembelajaran individu bukan klasikal

Killen, (1998).

Pendekatan pembelajaran mengaktifkan siswa biasanya disusun

berdasarkan berbagai prinsip atau teori. Joice dalam Rusmn, (1989). Menjelaskan

pendekatan pembelajaran dibagi menjadi empat bagian yaitu: (1) Interaksi sosial,

dalam pendekatan ini siswa dituntut untuk aktif berinteraksi dengan lingkungan

(17)

memilih dan mengembangkan materi yang akan dipelajarinya, (3) Personal, yaitu

menuntut siswa untuk mampu dalam kegiatan pembelajaran, (4) Modifikasi

tingkah laku, yaitu siswa harus mampu mengembangkan kemampuannya melalui

tugas-tugas belajar, pembentukan perilaku aktif dan memanipulasi untuk

kepentingan belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

mengaktifkan siswa sangat strategis dalam pembentukan karasteristik siswa dalam

membentuk jatih dirinya, untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran di

dalam kelas dan di lingkungan dimana siswa berada. Pembelajaran aktif siswa

dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih pembelajaran yang

sesuai dan efesien untuk mencapai tujuan pembelajarannya.

Pendekatan pembelajaran mengaktifkan siswa merupakan salah satu

target penelitian bagi penulis untuk mengangkat pendekatan pembelajaran

mengaktifkan siswa tersebut menjadi pembelajaran yang dapat memotivasi

peserta didik di SD Negeri 9 Tulehu, hal ini menginspirasi penulis, karena selama

proses pembelajaran di SD Negeri 9 Tulehu para guru selalu masih bersifat

klasikal artinya pembelajaran hanya perpusat pada guru. Dalam hubungannya

dengan materi ajar tentang konsep sistim pencernaan manusia, mendorong penulis

untuk mengadakan penelitian ilmiah dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar

(18)

1.2.Rumusan Masalah.

Bertolak dari apa yang dikemukakan di atas, maka penulis dapat

merumuskan permasalahan sebagai berikut, Apakah Model pembelajaran aktif

siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 9 Tulehu pada

konsep sistim pencernaan manusia ?

1.3. Tujuan Penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui

penerapan pembelajaran aktif pada konsep sistim pencernaan manusia di SD

Negeri 9 Tulehu.

1.4. Manfaat Penelitian.

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini anatara lain :

1. Pembelajaran yang menggunakan pembelajaran aktifkan siswa sebagai

bahan informasi bagi peneliti dengan lembaga pendidikan.

2. Sebagai bahan informasi bagi guru dalam memilih pendekatan

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

3. Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan dalam proses

pembelajaran aktif siswa dengan pembelajaran sebelumnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian.

Untuk membatasi ruang lingkup kajian penelitian ini, maka penulis

membatasi masalah-masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk penelitian ini adalah

(19)

2. Aktivitas siswa meliputi, kegiatan bertanya, mendengarkan, mencatat,

praktek, memperhatikan dan mempelajari kembali pelajran IPA pada sub

pokok materi yang diperoleh dari sekolah.

3. Materi yang digunakan adalah pencernaan manusia pada materi

pelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan pembelajaran aktif

siswa.

1.6. Penjelasan Istilah.

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka

penulis perlu menjelaskan istilah judul sebagai berikut :

1. Hasil belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan,sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya, (Majid, 2009).

2. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat

digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan

pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain,

(Joyce, 1980).

3. Pembelajaran adalah suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen

yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, (Uno, 2007).

4. Sistim pencernaan adalah sustu proses melumatkan makanan yang semula

(20)

5. Pendekatan pembelajaran aktif adalah pembentukan karakteristik siswa

dalam membentuk jati dirinya, untuk berperan aktif dalam pembelajaran

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Belajar.

Para ahli mengemukakan defenisi belajar berbeda-beda, namun terlihat ada

kesepakatan antara mereka yang menjelaskan bahwa belajar mengandung makna

perubahan yang signifikan dalam diri seseorang yang telah melakukan perubahan

akibat belajar.

a. Belajar menurut pandangan Skiner.

Skiner dalam Dimyati dan Mudjiono, (1994) menyatakan bahwa belajar

adalah suatu perilaku pada saat seseorang belajar maka responnya lebih baik.

b. Belajar menurut Gagne.

Menurut GagnedalamDimyati dan Mudjiono, (1994), belajar merupakan

kegiatan yang kompleks, hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar seseoran

memiliki ketrampilan belajar pengetahuan, sikap dan nilai. Adapun tiga

komponen penting menurut Gagne yaitu kondisi eksternal, kondisi internal dan

hasil belajar.

c. Belajar menurut Rogers.

Menurut Roger sdalam Dimyati dan Mudjiono, (1994), pratek

pendidikan menitik beratkan pada segi pengajaran bukan siswa yang belajar.

Pratektersebut ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa yang menghafal

(22)

d. Belajar menurut Piage.

Menurut Piage dalamDimyati dan Mujdiono, (1994), berpendapat bahwa

pengetahuan dibentuk oleh individu, sebab individu melakukan interaksi terus

dengan lingkungan.

Dari beberapa pandangan yang dikemukakan diatas, peserta didik agar

dapat memiliki pengetahuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

proses pembentukan tingkah laku dalam proses belajar terutama pengetahuan pada

kognitif,afektif dan psikomotor.

2.2. Mengajar.

Mengajar merupakan suatu pekerjaan yang cukup rumit karena tidak

sekejap menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tapi melibatkan

berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan terutama bila diinginkan

hasil belajar yang lebih baik.

Hasibuan, (2000), menjelaskan bahwa mengajar merupakan proses

penggunaan perangkat ketrampilan secara terpadu dan epesien. Dengan demikian

komponen-komponen ilmu pengetahuan, penguasaan teknologi, sebegai suatu

seni pemilihan nilai merupakan suatu ketrampilan.

Dengan demikian apabila belajar mengajar digabungkan maka belajar

mengajar adalah pola umum perbuatan guru dan siswa dalam mencapai tujuan,

(23)

2.3. Hasil belajar.

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan

dari satu dengan yang lain. Belajar menunjukan apa yang dilakukan seseorang

sebagai subyek yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar menunjukan apa

yang harus dilakukan oleh seorang guru sebagai pengajar. Dua konsep tersebut

merupakan perpaduan dalam suatu kegiatan interaktif, edukatif. Dari proses

tersebut akan menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar pada hakekatnya adalah

kemampuan yang dimiliki siswa dari hasil proses pembelajaran yang mencakup

tiga ranah yaitu kognitif, efktif dan psikomotor, (Sudjana, 2007).

Bloom dalam Anne, (2006), Mengklasifikasikan hasil belajar secara garis

besar menjadi tiga ranah yaitu:

a. Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual seseorang. Hasil belajar kognitif melibatkan siswa kedalam proses berpikir, memahami,

menetapkan, menganalisa sistematiis dan evaluasi.

b. Ranah efektif berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan dengan sikap, nilai perasaan dan emosi. Tingkatan-tingkatannya aspek ini dimuali dari yang

sederhana sampai kepada tingkatan yang kompleks, yaitu penerimaan,

penanggapan penilaian, pengorganisasian, dan karakterisasi nilai.

c. Ranah Psikomotor berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan dengan sikap gerakan-gerakan otot, tingkatan aspek ini, yaitu gerakan refleksi

ketrampilan pada gerak dasar kemampuan perseptual, kemampuan di bidang

(24)

kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi seperti gerakan ekspresif dan

interpretif.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pelaksanaan

pembelajaran adalah untuk meningkatkan kecakapan siswa terhadap tiga

kecakapan siswa terhadap tiga kecakapan utama, yaitu kecakapan kognitif,

kecakapan efektif, dan kecapan psikomotor. Hal ini ditegaskan pula oleh Sudjana,

(2009), yang menyatakan bahwa ketiga aspek tersebut tidak dapat berdiri

sendiri-sendiri, tetapi merupakan suatu kesatuan, dan harus dipandang sebagai sasaran

hasil belajar.Tirtaraharja, (2005), menegaskan pengembangan dan peningkatan

ketiga ranah harus mendapat porsi yang seimbang, pengutamaan aspek kognitif

dengan mengabaikan aspek efektif hanya menciptakan orang-orang pintar yang

tidak berwatak.

Ketiga kecakapan yang ditingkatkan sesuai dengan standar penilaian yang

digunakan di sekolah atau guru mata pelajaran untuk selanjutnya terwujud pada

apa yang disebut sebagai hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil akhir yang

diperoleh siswa terhadap serangkaian kegiatan evaluasi yang dilakukan guru baik,

evaluasi formatif, tengah semester maupun evaluasi akhir semester.Dimaksudkan

untuk mengukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang

telah diberikan.Berdasarkan nilai yang diperoleh, maka siswa dapat

diklasifikasikan prestasi belajarnya apakah berada pada katagori sangat baik, baik,

(25)

2.4. Pengertian Pembelajaran.

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari bebagai komponen

yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebutmeliputi:

tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat koponen pembelajaran tersebut

harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan pendekatan dan

model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan

pembelajaran, (Rusman, 1989).

Menurut Sanjaya, (2008:127) “Pendekatan dapat diartikan sebagai titik

tolak atau sudut pandang kita terrhadap proses pembelajaran, istilah pendekatan

berujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih

sangat umum.” Berdasarkan kajian terhadap pendapat ini, maka pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu

masalah atau objek kajian. Pendekatan ini akan menentukan arah pelaksanaan ide

tersebut untuk menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau

objek kajian yang akan ditangani.

S Kellen, (1998), mengemukakan bahwa ada dua pendekatan dalam

kegiatan pembelajaran yaitu:

1. Pendekatan pembelajaran Berorientasi pada guru.

Pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru yaitu pembelajaran

yang menempatkan siswa sebagai objek dalam belajar dan kegiatan belajar

bersifat klasik. Dalam pendekatan ini uru menempatkan diri sebagai orang

(26)

Pendekatan pembelajaran berpusat pada guru memiliki ciri bahwa

manejemen dan pengelolaan pembelajaran ditentukan sepenuhnya oleh guru.

Peran siswa pada model ini hanya melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk

guru, siswa hamper tidak mamiliki kesempatan untuk melakukan aktivitas

sesuai dengan minat dan keinginannya.

2. Pendekatan Pembelajaran Berorientasi pada Siswa.

Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa adalah model

pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan kegiatan

belajar yang bersifat modern, pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada

siswa, manejemen, dan kemudian pengelolaannya ditentukan oleh siswa. Pada

pendekatan ini siswa memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan

kreativitas dan mengembangkan potensinya melalui aktivitasnya secara langsung

sesuai dengan minat dan keinginannya.

Pendekatan ini, selanjutnya merununkan strategidiscoverdaninkuiryserta

strategi pembelajaran indukatif, yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Pada pembelajaran ini peran guru lebih menempatkan diri sebagai fasilitator,

pembimbing sehingga kegiatan belajar siswa menjadi lebih terarah.

2.5. Landasan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa.

a. Landasan Filosofit. Sadullah, dalam Rusman, (2007), mengemukakan

bahwa.”Landasan Filsafat progresif berpendapat bahwa pengetahuan yang

benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang, oleh karenanya

(27)

diketahui adalah membekali mereka dengan strategi-strategi pemecahan

masalah yang memungkinkan mereka mengatasi tantangan-tantangan baru

dalam kehidupan dan untuk menemukan kebenaran-kebenaran yang relevan

saat ini.

Kutipan diatas mengandung makna bahwa pendidikan harus dapat

memberikan kemampuan berpikir kritis dan fleksibel, sehingga hasil

pendidikan akan menghasilkan individu yang dapat mengatasi berbagai

permasalahan kehidupan yang hadapi dengan kemampuan mereflesikan

pengalaman belajar dalam memecahkan masalah secara mandiri dan

bertanggung jawab. Kemampuan ini sebagai hasil dari proses pendidikan

diyakini oleh pandangan filsafat progresivisme yang mengharuskan bahwa

pendidikan harus berpusat pada siswa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahawa filsafat progrevisme

belajar adalah bukan proses penerimaan pengetahuan dari guru kepada siswa,

tetapi belajar merupakan pengalaman yang dilakukan secara aktif, baikaktif

secara mental dalam bentuk aktivitas berpikir, maupun aktif secara fisik dalam

bentuk kegiatan-kegiatan Pratik dan melakukan langsung, inilah yang dijadikan

landasan pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa.

b. Landasan Psikologis. Sukmadinata, dalam Rusman, (2003), Psikologi

pendidikan sangat dibutuhkan untuk lebih memahami situasi pendidikan,

interaksiguru, siswa, kemampuan, perkembangan, karakteristik dan

faktor-faktor yang akan melatar belakangi perilaku guru, proses belajar, pengajaran,

(28)

Jadi jelaslah bahwa dalam pendidikan dibuthkan pemahaman secara

menyeluruh terhadap kondisi siswa, sehingga proses pembelajaran dilakukan

pada siswa sesuai dengan tingkat perkembangan, kemampuan dan kebutuhan

siswa. Dengan demikian, dalam proses pendidikan diperlukan pemahaman

psikologi sebagai landasan pelaksanaan pendidikan.

2.6. Pengertian Pendekatan Pembelajaran.

Menurut Well,dalamRusman, (1989), pendekatan pembelajaran adalah

suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum,

merancang bahan-bahan memimbing pelaksanaan pembelajaran di kelas.

Pendekatan pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh

memilih pendekatan penbelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan

pendidikannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran

merupakan rencana pembelajaran jangka panjang dengan pola pilihan sesuai

dengan karateristik siswa dalam rangka upaya peningkatan hasil belajar siswa

sesuai dengan tujuan pendidikan. Dengan dasar pertimbangan, tujuan yang hendak

dicapai, bahan atau materi pembelajaran, peserta didk atau siswa dan hal lain yang

bersifat teknis.

2.7. Pendekatan Pembelajaran Mengaktifkan Siswa.

Pelaksanaan pendekatan pembelajaran mengaktifkan siswa biasanya

disusun berdasarkan prinsip-prinsip belajar. pendekatan pembelajaran berdasarkan

(29)

1. Pembelajaran interaksi sosial, dalam pendekatan ini siswa dituntut untuk aktif

berintraksi dengan lingkungan belajarnya.

2. Pembelajaran pemprosesan informasi, yaitu menuntut siswa untuk aktif dalam

memilih dan mengembengkan materi yang akan dipelajarinya.

3. Pembelajaran personal yaitu, menuntut siswa untuk mampu dalam

mengekspolarasi, memilih dan mengembangkan materi yang akan di

pelajarinya mengabolarasi, dan mengaktualisasikan kemampuannya dalam

kegiatan pembelajaran.

4. Pembelajaran modifikasi tingkah laku, yaitu siswa harus mampu untuk

mengembangkan dan kemampuannya melalui tugas-tugas belajar, serta

pembentukan perilaku, aktif memanipulasi lingkungan untuk kepentingan

belajar, (Joyce, 1980).

2.8. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Aktif Siswa. a. Kelebihan Pendekatan Pembelajaran Mengaktifkan Siswa.

Standar proses mengarahka kepada guru untuk menerapkan suatu

pembelajaran mengaktifkan siswa. Pentingnya pola penerapan tersebut

merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilakukan agar pembelajaran dapat

diselenggarakan secara optimal sebagai usaha-usaha sadar.terencana, usaha

untuk menciptakan suasana dan proses keaktifan, dan usaha untuk dapat

memberdayakan potensi siswa yang berkarakter. Kelebihan dari pada proses

pembelajaran mengaktifkan siswa dapat dilakukan melalui pengembangan

berbagai ketrampilan belajar esensial secara efektif sebagai berikut: (1)

(30)

dan kreatif, (3) rasa ingin tahu, (4) penguasaan teknologi dan informasi, (5)

pengembangan personil dan sosial serta mandiri, Sukmadinata dalam Uno,

(2006).

b. Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Aktifk Siswa.

1. Kemampuan guru.

Guru merupakan faktor utama dalam pembelajaran, pada

pembelajaran mengaktifkan siswa, guru dan siswa berperan sebagai subjek

dalam proses belajar. Peran yang sama ini menuntut kemampuan guru yang

professional sehingga tidak kehilangan peran dalam konteks guru sebagai

subjek belajar. Beberapa hal yang berkaitan dengan guru adalah kemampuan

guru sikap professional guru,kualifikasi dan pengalaman guru.

2. Sarana dan Prasarana Belajar.

Untuk mendukung pembelajaran mengaktifkan siswa memerlukan

dukungan fasilitas atau sarana dan prasarana yang memadai seperti: (1)

ruang kelas yang memadai untuk terjadinya proses pembelajaran yang

menimbulkan aktivitas siswa. (2) terjadinya berbagai fasilitas media dan

sumber belajar. Hal tersebut diperlukan karena proses pembelajaran

mengaktifkan siswa disajikan dengan menggunakan multi media, multi

metode, multi strategi, dan multi model, sehingga siswa dapat belajar

melalui berbagai aktivitas yang disediakan guru melalui berbagai sumber

informasi. Dan media pembelajaran baik didalam kelas maupun di luar

kelas.

(31)

Disamping faktor guru, faktor sarana dan prasarana, juga menentukan

keberhasilan pembelajaran mengaktifkan siswa, perlu ditunjang oleh faktor

lingkungan belajar yang kondisif untuk terjadinya proses belajar yang aktif

dan menentukan lingkungan belajar. Lingkungan belajar yang dimaksud

meliputi lingkungan fisik dan lingkungan psikologis.Sanjaya dalamRusman,

(2012).

2.9. Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran Aktif.

a. Pemilihan Pendekatan Pembelajaran.

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan peserta didik terlibat dalam

sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Oleh karenaitu,

pemilihan pendekatan pembelajaran harus berorientasi pada peserta didik yang

lebih aktif, bukan guru. Keaktifan anak didik tentu mencakup kegiatan fisik

dan mental, individual dan kelompok. Untuk memperoleh hasil yang optimal,

sebaiknya metode yang dipergunakan guru memperhatikan perbedaan

individual peserta didik, baik aspek biologis, intelektual, maupun psikologis.

Dengan pemahaman tentang potensi individual menghendaki pendekatan

pembelajaran yang sepenuhnya bisa melayani perbedaan kemampuan peserta

didik masing-masing. Sehingga semangat peserta didik akan bangkit bila suatu

bahan yang diajarkan sesua dengan kebutuhannya. Sudirman dalam Sutikno,

(2007).

b. Tata Letak Ruangan Kelas.

Tata letak ruangan kelas yaitu: ruang kelas yang memiliki ukuran ideal

(32)

memungkinkan seting tempat duduk siswa untuk ditata secara dinamis sesuai

dengan kebutuhan pembelajaran aktif siswa.

c. Pembentukan Kelompok Belajar.

Pembentukan kelompok belajar dapat menentukan tujuan belajar dan

bekerja secara bersinergi, mengidentifikasi membagi tugas belajar terhadap

masing-masing siswa.

d. Melibatkan Belajar Langsung.

Melibatkan belajar langsung yaitu berbagai pengetahuan secara aktif,

merotasi atau perputaran kelompok unuk menyemarahkan suasana belajar,

bertukar pendapat, bertanggung jawab.

2.10. Ruang Lingkup Materi Sistem Pencernaan Manusia. A. Organ Pencernaan Makanan Pada Manusia

Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ

dimulai dari: Rongga mulut, Kerongkongan, Lambung, Usus halus, Usus

besar, dan Anus. Alat-alat pencernaan pada tubuh kita berfungsi untuk:

- Menghancurkan makanan menjadi bentuk yang halus.

- Menyerap zat-zat makanan yang larut sehingga masuk ke dalam darah.

- Mengeluarkan zat-zat dari tubuh yang tidak dapat dicerna.

1. Rongga Mulut.

Dalam rongga mulut terdapat gigi,lidah, dan air ludah(air liur), gigi

berguna untuk mengunyah makanan agar menjadi halus, sesuai fungsinya,

ada tiga macam gigi yaitu gigi seri, gigi taring, dan gigi gerahan, yang

(33)

a. Gigi seri berfungsi memotong makanan, bentu permukaannya

menyerupai mata kapak.

b. Gigi taring berfungsi merobek atau mengoyak makanan, bentuk

permukaannya runcing..

c. Gigi gerahang berfungsi menggilas makanan, bentuk permukaannya

lebar dan bergelombang.

Lidah terletak dibagian dasar rongga mulut. Lidah berfungsi

untuk mengatur letak makanan pada waktu mengunyah, membantu

menelan makanan, dan mengecap rasa makanan. Permukaan lidah kita

dapat mengecap 4 rasa dasar yaitu: manis, pahit, asam, dan asin.

Didalam mulut juga terdapat kelenjar ludah, kelenjar ludah terletak di

bagian bawah lidah dan di daerah pangkal rahang bawah. Kelenjar

ludah atas terletak didekat telinga, kelenjar ludah menghasilkan air

ludah dan enzim amilase (ftialin), enzim amilase berfungsi mengubah

zat tepung menjadi zat gula sehingga makanan yang kita kunya lama

kelamaan terasa manis.

2. Kerongkongan.

Kerongkongan yang menghubungkan antara rongga mulut dengan

lambung.Kerongkongan menyerupai tabung yang pajangnya sekitar 20 cm,

Mulai dari faring (anak tekak) sampai lambung. Di dalam kerongkongan

terjadi gerakan peristaltic yaitu gerakan meramas-ramas yang dilakukan oleh

dinding kerongkongan. Gerakan peristaltic inilah yang mengakibatkan

(34)

3. Lambung.

Lambung disebut perut besar, lambung terletak di dalam rongga perut

sebelah kiri atas, Didalam lambung, makanan yang sudah dikunya dalam

mulut, dilunakan lagi dengan pertolongan getah lambung. Geta lambung

dihasilkan oleh dinding lambung, yang berguna untuk memecahkan

makanan agar mudah diserap oleh pembuluh darah dan membunuh kuman

yang terbawah oleh makanan.

Getah lambung mengandung asam dan enzimsebagai berikut:

a) Enzim pepsin berfungsi, mengubah protein menjadi pepton.

b) Enzim renin berfungsi, mengendapkan protein susu menjadi kasein.

c) Asam klorida berfungsi, membunuh kuman dan mengasamkan

makanan.

4. Usus halus.

Usus halus merupakan usus yang terpanjang dari pencernaan makanan,

panjangnya mencapai 6 sampai 7 meter.Didalam usus halus terdapat berbagai

macam cairan khusus yang membantu pencernaan makanan.Usus halus terdiri

dari tiga bagian yaitu usus 12 jari, usus kosong, dan usus penyerapan.

a. Usus dua belas jari

Panjang usus dua belas jarikira-kira 25 cm atau sama dengan ukuran

panjang dua belas jari tangan orang dewasa. Oleh karena itu disebut usus dua

belas jari. Makanan didalam usus dua belas jari, dicerna lagi dengan bantuan

getah empedu. Getah pankreas yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Getah

(35)

- EnzimAmylase, berfungsi mengubah zat tepung menjadi zat gula.

- Enzim tripsin, berfungsi mengubah protein menjadi asam amino.

- Enzim lipase, berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak.

b. Usus kosong.

Usus kosong terdapat diantara usus dua belas jari dan usus belas

penyerapan. Panjangnya sekitar 2,5 cm. Didalam usus kosong masih terjadi

proses pencernaan kimiawi. Dinding usus kosong mempunyai kelenjar yang

menghasilkan getah pencernaan, tetapi tidak sebanyak di usus dua jari.

c. Usus penyerapan.

Usus penyerapan merupakan tempat penyerapan sari-sari makana.Pada

seluruh permukaan dinding usus, terdapat ujung-ujung pembulu darah yang

berfungsi menyerap sari makan untuk disalurkan keseluruh tubuh melalui

aliran darah.

5 Usus besar

Usus besar terdapat dibagian rongga perut bagian kanan bawah usus

besar terdiri dari usus besar naik, melintang, dan usus besar turun, usus besar

disebut juga umbai cacing. Bagian akhir dari usus besar adalah saluran yang

bermuara di anus. Di dalam usus besar sudah tidak terjadi proses penyerapan sari

makanan, melainkan yang terjadi adalah proses penyerapan air. Disini terdapat

bakteri pembusuk yang berguna bagi tubuh, karena pembusukan ampas makanan

sehingga mudah dibuang menjadi kotoran, kotoran ini keluar dari tubuh melalui

(36)

6 Anus.

Anus merupakan lubang tempat pembuangan fase dari tubuh, sebelum

dibuang lewat anus, fase ditabung terlebih dahulu pada bagian rektum, Apabila

fase sudah siap dibuang maka otot sprinter rectum mengatur pembukaan dan

penutupan anus,

B. Hubungan Makanan Dan Kesehatan. a. Karbohidrat.

Karbohidrat juga disebut hidrat arang contohnya jagung, colat, kentang

mengandung karbohidrat. Kabohidrat dibutuhkan tubuh kita sebagai bahan

bakar akan menghasilkan panas dan tenaga. Olenya itu karbohidrat berguna

untuk menghangatkan tubuh dan menjadi sumber tenaga. Makanan yang

mengandung karbohidrat terdapat pada jenis makanan pokok, misalnya beras,

jagung, kentang, umbi-umbian, ubi kayu, gula pasir, dan cokelat juga

mengandung karbohidrat.

b. Lemak

Lemak di dalam tubuh juga merupakan sumber zat tenaga dan berfungsi

sebaga cadangan makan. Jika persediaan karbohidrat kita sudah habis terpakai,

maka lemak berfungsi sebagai zat tenaga berikutnya. Berdasarkan sumbernya,

lemak ada dua macam yaitu lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati

berasal dari tumbuh-tumbuhan, misalnya kelapa, margarin, kemiri, dan buah

avokad. Lemak hewani berasal dari hewan, misalnya daging, minyak ikan,

(37)

c. Protein.

Protein adalah zat makanan yang berfungsi sebagai zat pembangun,

protein berperang sebagai bahan pembangun sel-sel baru bagi jaringan-jaringan

tubuh yang rusak pada saat kita sakit. Dengan banyak memakan makanan yang

berprotein, maka jaringan tubuh kita yang rusak akibat sakit dengan sedirinya

akan pulih kembali. Protein juga berguna untuk pertumbuhan jasmani.Protin

berasa dari hewan dan tumbuhan, protein berasal dari

tumbuh-tumbuhan disebut protein nabati. Misalnya kacang-kacangan, jagung, tempe,

tahu dan sayur-sayuran berwarna hijau. Protein berasal dari hewan disebut

protein hewani. Misalnya susu, hati ayam, ikan, udang, daging , dan keju.

d. Air

Air merupakan kebutuhan pokok kita sehari-hari, air berguna untuk

melarutkan zat-zat makanan, melancarkan pencernaan makanan, dan mengatur

suhu tubuh. Jika kita keluarkan air, tubuh kita akan menjai lemas dan kurang

bertenaga. Hal ini disebabkan tubuh kita mengeluarkan air, air keluar dari

tubuh kita melalui air seni, keringat, tinja dan melalui udara pada saat kita

bernapas. Pada kondisi nolmal tubuh kita membutuhkan mineral 2,5 liter air

setiap hari. Kebutuhan air setiap orang berbeda, tergantung pada usia dan

pekerjaannya. Air yang kita perlukan adalah air yang jernih, tidak berasa dan

bebas dari kuman penyakit.Biasanya, air tersebut diperoleh dari sumber air

seperti ledeng, mata air, dan sebagian dari bahan pangan.Bahan pangan yang

banyak mengandung air, umumnya berupa sayur-sayuran dan buah, misalnya

(38)

e. Mineral.

Mineral adalah zat organik dalam jumlah yang tidak sedikit diperlukan

oleh tubuh.Zat organick adalah zat yang tidak berasal dari makhluk

hidup.Mineral diperoleh dari makanan sehari-hari. Jika tubuh kekurngan

mineral, maka kesehatan kita akanterganggu. Didalam tubuh, mineral berfungsi

sebsgsi zat pembangun dan pengatur. Mineral mengandung zat kapur atau

kalsium, zat besi, fosfat, dan yodium.

Beberapa contoh kandunga mineral yang terkandung dalam bahan

makanan, misalnya:

1. Zat kapur atau kalsium banyak terkandung dalam susu, ikan, dan telur.

2. Zat besi banyak terkandung dalam dading, hati, kedelai, dan sayur-sayuran

3. Fosfat banyak terkandung dalam daging, susu, biji-bijian, dan

sayur-sayuran.

4. Yodium banyak terkandung dalam garam beryodium dan ikan laut.

f. Vitamin.

Vitamin dibutuhkan kelompok zat yang berfungsi sebagai zat pengatur.

Vitamin dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tapi mamfaatnya dalam tubuh sangat

penting. Vitamin menjaga tubuh kita agar tetap sehat dan mencegah timbulnya

penyakit. Kekurangan vitamin didalam tubuh menyebabkan seseorang terserang

penyakit. Kekurangan vitamin didalam tubuh disebut avitnosis.Vitamin yang

(39)

C. Menu Makanan Bergizi Seimbang.

Setiap hari kita makan bermacam-macam makanan.Makanan yang baik

adalah makanan yang bergizi seimbang. Makanan bergizi seimbang adalah

makanan yang mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah

yang memadai. Kebutuhan zat gizi setiap orang berbeda.Hal ini tergantung dari

jenis kelamin, jenis pekerjaan berat badan, keadaan jasmani dan iklim. Jika

kebutuhan seseorang akan zat gizi tidak mencukupi atau sebaliknya. Penyakit

akibat salah takaran gizi disebut malnutrisi.

Menyusun menu makanan yan bergizi seimbang terdapat dalam empat

macam makanan seperti :

1. Makanan pokok (misalnya beras, jagung, dan gandung).

2. Sayuran (misalnya bayam, kangkong dan kacang panjang).

3. Lauk pauk (misalnya ikan, daging, telur, dan tempe).

4. Buah-buahan (misalnya papaya, jeruk, manga, dan pisang).

Namun demikian, semua bahan yang dimakan harus dalam keadaan

segar atau tidak rusak, sayuran atau yang tidak segar lagi, akan berkurang nilai

gizinya. Jika kita tidak yakin akan kandungsn zat gizi dalam makanan yang kita

makan, kita perlu minum susu. Susu adalah jenis makanan yang paling lengkap

zat gizinya. Susu dapat dikonsumsikan sebagai makanan empat sehat lima

sempurna. Jadi, menu makan empat sehat lima sempurna adalah makanan yang

(40)

D. Mengolah Bahan Makanan Dengan Benar.

Kebersihan makanan harus kita perhatikan sejak dari saat pengolahan

sampai dengan saat penyajian. Jika kita tidak memperhatikan kebersihan Jika

hendak membeli makanan yang sudah matang, harus memperhatikan cara

penyajiannya, sebaliknya tidak membeli makanan yang dibiarkan terbuka.

Makanan yang dijual dekat tempat pembuangan sampah atau dipinggir jalan.

Jika kita masak sendiri, kita harus memperhatikan makanan itu sejak

pengolahannya, sayur, daging, atau ikan harus dicuci terlebih dulu sebelum

dimasak. Jika memotong bahan-bahan itu dan kemudian dicucinya, maka akan

banyak zat gizi yang terbuang, sayur yang dimakan mentah harus dicuci terlebih

dahulu. Sayur yang dimasak jangan terlalu matang, karena dapat merusak zat,

gizi, sebaliknya, daging harus dimasak sampai matang, terutama daging tersebut

dipanggang atau dibuat sate, kuman penyakit masih hidup dan daging dimasak

tidak matang. Makanan yang telah matang harus disajikan dalam piring yang

bersih. Makanan tersebut harus disimpan dalam lemari yang bersih, kebersihan

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.2. Tipe Penelitian.

Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu

menggambarkan peningkatan hasil belajar dengan pendekatan pembelajaran aktif

siswa konsep sistem pencernaan manusia di kelas V SD Negeri 9 Tulehu.

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 9 Tulehu Kecamatan

Salahutu.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung dari tanggal 01 Desember sampai dengan

31 Desember 2014.

3.4. Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD

Negeri 9 Tulehu yang .berjumlah 20 orang siswa.

3.5. Variabel Penelitian.

Adapun variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

variabel tunggal yaitu hasil belajar konsep sistem pencernaan manusia

melalui pendekatan pembelajaran aktif siswa SD Negeri 9 Tulehu.

3.6. Prosedur Penelitian. 1. Tahap Persiapan.

(42)

1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Menyusun Instrumen Penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Adapun tahap pelaksanaan meliputi :

1). Pemberian instrument tes untuk mengetahui hasil belajar dengan

menggunakan penerapan pendekatan aktif siswa.

2). Pemberian angket kepada siswa untuk mendapatkan data mengenai

pendekatan aktif siswa .

3). Tahap Evaluasi.

a. Menghadirkan dokumentasi perangkat tertulis seperti Rencana

Palaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Instrument Penelitian.

b. Menyediakan jadwal kegiatan dokumentasi di lokasi penelitian.

3.7. Instrumen Penelitian.

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh guru atau

instruktur untuk memperoleh data yang valid. Adapun jenis instrument yang

digunakan dalam kegiatan ini sebagai berikut :

1. Observasi, dipergunakan untuk mengamati perencanaan dan aktivitas

pembelajran, dimana guru sebagai peneliti. Observasi berfungsi untuk

mengenali dan mencatat semua fenomena yang muncul dalam pembelajaran

serta sebagai contoh tindakan. Melalui observasi dapat di prediksi terarah atau

tidaknya pembelajaran pada perubahan yang diharapkan.

2. Tes, instrument untuk mengumpulkan data prestasi belajar peserta didik, baik

(43)

3. Lembaran Kerja Siswa (LKS), dilaksanakan pada waktu kegiatan kerja yang

berisikan soal-soal dan langkah pengerjaan.

3.7. Analisis Data.

Pencapaian hasil belajar siswa dkelompokan dengan perhitungan

frekuensi skor yang sesuai dengan standar skor pencapaian hasil belajar yang

dikemukakan Subiyanto, (1999) sebagai berikut :

Tabel 3.1 Interval Skor Pencapaian Hasil Belajar Anak Didik.

Interval Huruf Keterangan

90 - 100 A Sangat Baik

75 - 89 B Baik

60 - 74 C Cukup

40 - 59 D Buruk

0 - 39 E Sangat Buruk

(Arikunto, 1993)

Untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap penguasaan materi ajar,

digunakan rumus sebagai berikut :

Sumber : Arikunto, 1993.

Skor perolehan

(44)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Dalam proses pembelajaran perlu memperlihatkan unsur-unsur

keberhasilan pembelajaran antaralain, penggunaan pendekatan pembelajaran

karena aspek tersebut sangat strategis dalam menempu upaya peningkatan hasil

belajar siswa. Model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran

mengaktifkan siswa sangat efektif terhadap konsep sistem pencernaan manusia

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 9

Tulehu.

Data hasil penilaian dari hasil belajar dilakukan terhadap pengetahuan,

afektifitas belajar dan penilaian psikomotor, masing-masing hasil penelitian dapat

di uraikan sebagai berikut :

1. Data Hasil Penilaian Kognitif

Untuk mengetahui pemahaman siswa kelas V SD Negeri 9 Tulehu

terhadap hasil belajar aktif konsep sistem pencernaan pada manusia harus

dilakukan pengukuran melalui Pre tes untuk mengukur pemahaman awal

siswa dan pos tes setelah dilakukan proses belajar mengajar dengan

menggunakan media gambar alat pencernaan pada manusia. Data hasil

(45)

Tabel 4.1. Hasil Analisis Pre Tes dan Pos Tes Kelas V SD Negeri 9 tulehu.

Interval Skor

Pre Tes Pos Tes

Kriteria Kualifikasi

F % F %

90 - 100 - - 8 40% Sangat Baik

75 - 89 - - 8 40% Baik

60 - 74 4 20% 3 15% Cukup

40 - 59 16 80% 1 5% Buruk

0 - 39 - - - -

-Jumlah 20 100% 20 100%

Tabel 4.1 diatas dapat menjelaskan bahwa data hasil analisis pre tes dan

post tes menunjukan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 9 Tulehu sebelum

pendekatan pembelajaran cara aktif siswa dalam pembelajaran IPA dengan

konsep sistem pencernaan pada manusia belum ada meningkatkan hasil belajar

yang baik, karena masih banyak siswa yang belum memahami dan mengerti

pembelajaran yang diajarkan guru, terlihat ada 16 siswa yang dinyatakan tidak

tuntas dengan kualifikasi buruk atau dengan presentase 80%, nilai tersebut

belum memenuhi standar KKM 60. Sedangkan 3 siswa lainya dinyatakan

tuntas dengan kulifikasi cukup atau dengan presentase 20%, nilai tersebut

telah memenuhi standar KKM 60.

Data hasil penelitian post tes menunjukan bahwa setelah guru selaku

peneliti menggunakan pendekatan pembelajaran aktif siswa dalam proses

pembelajaran IPA konsep sistem pencernaan pada manusia telah ada

(46)

deengan kualifikasi sangat baik atau dengan presentase 40%, 8 siswa lainya

juga dinyatakan tuntas dengan presentase 40%, 3 siswa lainya juga dinyatakan

tuntas dengan kualifikasi cukup dengan presentase 15%, nilai tersebut telah

memenuhi standar KKM 60. Sedangkan terdapat 1 siswa yang hasil belajar

IPA konsep sistem pencernaan pada manusia dinyatakan tidak tuntas dengan

kualifikasi buruk atau dengan presentase 5%, nilai ini belum memenuhu

standar KKM 60.

2. Data Penilaian Afektifitas Belajar Siswa

Penilaian afektifitas belajar siswa yang dilaksanakan pada siswa

kelas V SD Negeri 9 Tulehu selama proses belajar mengajar IPA berlangsung

yaitu dengan konsep sistem pencernaan pada manusia. Penilaian dilakukan

terhdap sikap dan motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran IPA

berlangsung, dimana guru harus memberikan motivasi dan bisa membimbing

siswa yang mengalami penurunan atau kesulitan belajar. Penilaian Efektifitas

siswa dalam proses pembelajaran IPA konsep sistem pencernaan pada

manusia sangat berkaitan dengan keaktifan siswa yaitu aktif dalam

berkomunikasi, aktif dalam menerima pendapat, aktif dalam bertanya dan

lain-lainya, penilaian ini dilakukan guru dengan menggunakan lembaran

(47)

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Afektif Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 9 Tulehu

Interval Skor

Penilaian Afektif

Kriteria Kualifikasi

F %

90 - 100 2 10% Sangat Baik

75 - 89 5 25% Baik

60 - 74 12 60% Cukup

40 - 59 1 5% Buruk

0 - 39 - -

-Jumlah 20 100%

Berdasarkan data pada table 4.2 diatas, dijelaskan bahwa hasil penilaian

Efektivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 9 Tulehu dengan menggunakan

konsep sistem pencernaan pada manusia terdapat 2 siswa dari 20 orang siswa

yang memiliki hasil belajar dinyatakan tuntas dengan presentase 10 %

memiliki interval skor dengan kriteria kualifikasi sangat baik atau memenuhu

standar KKM 60. 5 siswa memiliki hasil belajar afektif dengan presentase

25 % atau interval skor kriteria kualifikasi baik. 12 siswa memiliki interval

skor kriteria kualifikasi cukup dengan presentase 60%. 1 siswa memiliki

interval skor kriteria kualifikasi buruk dengan persentase 5%.

3. Data Penilaian Psikomotor Siswa

Penilaian psikomotor yang dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri 9

Tulehu selama proses belajar mengajar IPA berlangsung yaitu dengan konsep

(48)

Penilaian dilakukan dalam bentuk peragaan atau menampilkan

gambar-gambar sitem pencernaan yang memerlukan keterampilan atau

psikomotor siswa dalam berbagi kegiatan pembelajaran berlangsung.

Keterampilan atau psikomotor siswa merupakan suatu kegiatan yang

berkaitan dengan penguasaan pemahaman konsep sistem pencernaan pada

manusia. Hasil penilaian psikomotor siswa dilakukan selama siswa

melakukan proses aktifitas pembelajaran. Hasil penilaian psikomotor dapat

disajikan pada table 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Psikomotor Siswa Kelas V SD Negeri 9 Tulehu

Interval

Berdasarkan data table 4.3 diatas, dijelaskan bahwa hasil penilaian

psikomotor siswa kelasV SD Negeri 9 Tulehu dengan menggunakan

konsep sistem pencernaan pada manusia dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran cara aktif siswa terdapat 3 siswa yang memiliki

interval skor kriteria kualifikasi sangat baik dengan presentase 15%, 9

siswa yang memiliki interval skor kriteria kualifikasi baik dengan

presentase 45% atau memenuhi standar KKM 60. 6 siswa lainya memiliki

(49)

standar KKM 60. 1 siswa memiliki interval skor kualifikasi buruk dengan

presentase 5% atau belum memenuhi standar KKM 60, dan 1 siswa

memiliki interval skor kualifikasi sangat buruk dengan presentase 5% atau

belum memenuhi standar KKM 60.

4. Nilai Hasil Belajar

Berdasarkan skor nilai yang dicapai oleh masing-masing siswa terhadap

pengetahuan efektifitas, dan psikomotor maka dapat di hitung dengan

menggunakan rumus.

Berdasarkan rumus diatas maka dilakukan pengelompokan sesuai

frekuensi skor interval dan kriteria kualifikasi. Hasil penelitian dapat di

sajikan pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4. Hasil Analisis Skor Penilaian Kognitif, Afektif, dan

Psikomotor Pada Siswa Kelas V SD Negeri 9 Tulehu

(50)

Berdasarkan data pada tabel 4.4 diatas menunjukan bahwa hasil

penilaian pembelajaran siswa kelas V SD Negeri 9 Tulehu setelah

dilakukan penilaian terhadap pengetahuan tentang sistem pecernaan pada

manusia dan efektifitas belajar serta keterampilan siswa yang diperlihatkan

selama proses belajar mengajar berlangsung memperlihatkan hasil belajar

sesuai dengan kriteria kualifikasi. Terlihat 12 siswa atau 60% memiliki

nilai dengan kualifikasi baik dan 6 siswa atau 30% memiliki nilai dengan

kualifikasi cukup, serta 2 siswa atau 10% memiliki nilai dengan kualifikasi

buruk.

4.2. Pembahasan

Mata pelajaran IPA yang disampaikan dalam kelas V SD Negeri 9 Tulehu

selama proses pembelajaran berlangsung kurang melibatkan siswa. Guru selaku

peneliti lebih banyak bercerama di depan kelas dan terkesan siswa menghafal apa

yang disampaikan oleh guru. Akan tetapi jika guru menggunakan konsep sistem

pencernaan pada manusia dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA

berceramah siswa akan memahami apa yang di sampaikan oleh guru. Meskipun

dengan berceramah siswa akan memahami apa yang disampaikan oleh guru. Hal

ini disebabkan materi sistem pencernaan pada manusia sangat cocok dengan

pembelajaran IPA, serta guru sudah bisa melibatkan siswa untuk mempelajari

mata pelajaaran IPA konsep sistem pencernaan pada manusia. Hal ini terbukti dari

hasil penilaian terhadap pengetahuan siswa melalui pre tes dan post tes

menunjukan bahwa adanya peningkatan hasil belajar konsep sitem pencernaan

(51)

pembelajaran terhadap penguasaan materi pembelajaran oleh siswa terutama pada

saat latihan maupun ujian semester mengalami kesulitan dalam menyelesaikan

soal. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pemahaman materi pelajaran kurang

memadai. Setelah menggunakan pendekatan pembelajara aktif siswa dengan

konsep sitem pencernaan manusia ternyata selain membantu juga meringankan

guru dalam merangkum isi pokok materi yang diajarkan dan juga mempermudah

siswa dalam menguasai dan meahami materi yang diajarkan.

Mata pelajaran IPA merupakan bahan ajar yang disampaikan kepada siswa

kelas V SD Negeri 9 Tulehu dalam mempelajari konsep sistem pencernaan

manusia dengan kemampuan daya pikir siswa. Pada mata pelajaran IPA yang

disampaikan, dimana guru belum memberikan intruksi bagaiamana siswa

melakukan aktivitas baik secara individu maupun kelompok.

Mata pelajaran IPA yang disampaikan oleh guru dengan penggunaan

konsep sitem pencernaan manusia dengar memperlihatkan gambar –gambar yang berkaitan dengsn organ pernapasan manusia. Kelenjar pencernaan makanan, yaitu

bagian dari alat pencernaan makanan yang menghasilakan ezim atau cairan yang

berguna membantu dalam proses pencernaan makanan secara kimiawi. Beberapa

kelaenjar pencernaan diataranya: Kelenjar luda, penghasil cairan luda, enzim

ptyalin, dinding lambung, kelenjar empedu, kelenjar pangkreas dan dinding usus

halus penghasil getah usus.

Didalam mulut, makanan di haluskan oleh gigi dan kelenjar ludah. Dari

mulut, makanan menuju lambung melalui kerongkongan. Makanan yang masuk

(52)

gerakan berupa menekan-nekan dan meremas-remas. Sampai di lambung

makanan diremas, di aduk, dan bercampur dengan getah lambung. Makanan yang

keluar dari lambung telah berupa bubur. Karena itu, makan menjadi mudah

diserap oleh usus. Di usus dua belas jari, makanan masih dicerna. Getah

pangkreas dan garam empedu membantu pencernaan di usus dua belas jari.

Setelah itu, makanan disalurkan ke usus halus. Di usus halus, makanan berupa

sari-sari makanan. Sari makanan di serap melalui jonjot-jonjot usus halus.

Kemudian sari makan itu masuk kedalam darah dan di edarkan keseluruh tubuh.

Hasil analisis pre tes menujukan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 9

Tulehu dengan menggunakan pendekatan pembelajaran cara aktif siswa pada

materi sitem pencernaan manusia belum meningkatkan hasilo belajar yang baik,

karena masih banyak siswa yang belum memahami dan mengerti pembelajaran

yang diajarkan oleh guru, terlihat dari analisis nilai pre tes terdapat 4 siswa dan

dinyatakan tuntas dengan interval skor kriteria kualifikasi cukup atau dengan

presentase 20%, dan 16 siswa lainya dinyatakan tidak tuntas dengan interval skor

kriteria kualifikasi buruk atau presentase 80%. Sedangkan pada analisis post tes

menunjukan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran cara aktif siswa pada materi sitem pencernaan manusia sudah

mengalami peningkatan. Dapat dilihat pada nilai hail akahir terdapat 8 siswa

memiliki interval skor kriteria kualifikasi sangat baik dengan presentase 40%, 8

siswa lainya memiliki interval skor kriteria kualifikasi baik dengan presentase

40%, 3 sisw memiliki interval skor kriteria kualifiukasi cukup dengan presentase

(53)

Sedangkan 1 siswa memiliki interval skor kriteria kualifikasi buruk, nilai tersebut

belum memenuhi standar KKM 60.

Hasil analisis afektif hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 9 Tulehu

dengan menggunakan pendekatan pembelajaran cara aktif siswa materi sitem

pencernaan manusia terlihat pada analisis afektifitas hasil belajar terdapat 2 siswa

yang hasil belajar afektifitasnya mencapai interval skor kriteria kualifikasi sangat

baik atau persentase 10%, 5 siswa yang hasil belajar afektifitasnya mencapai

interval skor kriteria kualifiaksi baik atau persentase 25%, 12 siswa memiliki

hasil belajar afektifitasnya mencapai interval skor kriteria kualifikasi cukup atau

persentase 60%, dan 1 siswa memiliki hasil belajar afektifitasnya mencapai

interval skor kriteria kualifikasi buruk.

Hasil analisis nilai keterampilan atau psikomotor siswa kelas V SD Negeri

9 Tulehu dengan menggunakan proses pembelajaran IPA konsep sitem

pencernaan manusia terlihat pada analais nilai psikomotor hasil belajar terhadap 3

siswa memiliki hasil belajar psikomotor mencapai interval skor kriteria kualifikasi

sanagt baik atau persentase 15%, 9 siswa memiliki hasil belajar psikomotor

mencapai interval skor kriteria kualifikasi baik atau persentase 45%, 6 siswa

memiliki hasil belajar psikomotor mencapai interval skor kriteri kualifikasi cukup

atau persentase 30%, 1 siswa memiliki hasil belajar psikomotor mencapai interval

skor kriteri kualifikasi buruk atau persentase 5%.

Hasil analisis menunjukan bahwa hasil penilaian pembelajarn siswa kelas

V SD Negerim 9 Tulehu setelah dilakukan penilaian terhadap pengetahuan sistem

(54)

perlihatkan selama proses belajar mengajar berlangsung memperlihatkan hasil

belajar sesuai dengan kriteria kualifkasi, hal ini dikarenakan siswa sudah bisa

memahami apa yang disampaikan oleh guru dan telihat dari keaktifan siswa dalam

(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahsan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa dengan mengtgunakan pendekatan pembelajaran cara siswa

aktif dapat meningkatkan hasil belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 9 Tulehu.

Hal ini dapat dilihat dari hasil pre tes dan post tes. Pada pre tes siswa yang

mencapai KKM sebanyak 4 orang (20%) dari 20 orang siswa. Dan setelah

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran cara

aktif siswa yang mencapai KKM menjadi 19 orang (95%) dari 20 orang siswa.

B. SARAN

Telah terbukti peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA

konsep sitem pencernaan pada manusia, maka penulis menyarankan hal-hal

sebagai berikut :

1. Dalam meningkatkan hasil belajar siswa maka perlu adanya

pengembangan guru melalui pelatihan yang diadakan oleh sekolah guna

meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

2. Karena proses ini dapat berguna kepada guru dan siswa, maka diharapkan

proses pembelajaran seperti ini dapat berlangsung secara

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid., 2009Perencanaan Strategi Pembelajaran : Rosada Karya

Bandung.

Anonim, 2010, Garis-garis Besar Program Pembelajaran Mata Pelajaran IPA, Diknas.

Blom, 2006, Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta Bandung.

Burhan, 2002,Ststistik Terapan, Gajah Mada, University Press.

Haryanto, 2007,Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas V, Erlangga, Jakarta

Penerbit Intan Pariwara.

Hasibuan, 2000,Rises Belajar Mengajar, Rosdakarya, Bandun

Killen, 2012, Model-model Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada. Jakarta..

Murphy, 1992, Perencanaan Pembelajaran Studi Kompetensi Guru, Rosadakarya, Bandung.

Roy,1998, Model-Model Pembelajaran, PT. RajaGrapindo

persadaakarta.

Rusman, 2012, Model-Model Pembelajaran, PT RajaGrapindo Persada, Jakarta.

Sutikno,2007, Strategi Belajar Mengajar, PTReefika Additama, Bandung.

Sidi, 1992, SelukBeluk Profesi Guru :Pribumi Mekar, Bandung.

Gambar

Tabel 3.1 Interval Skor Pencapaian Hasil Belajar Anak Didik.
Tabel 4.1. Hasil Analisis Pre Tes dan Pos Tes Kelas V SD Negeri 9 tulehu.
Tabel 4.2  Hasil Penilaian Afektif Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 9 Tulehu
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Psikomotor Siswa Kelas V SD Negeri 9 Tulehu
+6

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi yang dibuat ini juga dapat digunakan untuk melakukan pencarian data barang, customer, supplier serta dapat menghasilkan pencetakkan output berupa data barang dan

Aliran bit dan rekonstruksi sinyal ucapan menghasilkan sinyal rekonstruksi yang paling buruk pada kondisi kanal AWGN dengan SNR = 10 dB (plot hasil rekonstruksi

Compared to those mothers who did not report any complications, those who reported any complication had a higher risk for postpartum depression, and the highest occurred

HUBUNGAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN PT.. STUDIO CILAKI

Dengan demikian dari 18 variabel dengan nilai negatif pelanggan belum memperoleh kepuasan dan baru 1 variabel dengan nilai nol yang mencapai kepuasan pelanggan pada

Dari penjabaran di atas dapat dirumuskan dalam beberapa pertanyaan yang akan ditelaah dalam penelitian ini yakni bagaimana pengaruh dari pajak daerah serta

Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan sebagai obat adalah daun, oleh karena itu cara pengolahan tumbuhan obat dengan cara direbus merupakan hal yang paling

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengguna- an KIT IPA dalam mata pelajaran IPA terhadap peningkatan hasil belajar siswa Kelas V SD.. Variabel dalam penelitian