SKRIPSI
Skripsi Ini Diajukan Untuk Melengkapi Sebagai Persyaratan Menjadi Sarjana Pendidikan
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN CARA AKTIF SISWA KONSEP SISTIM PENCERNAAN
MANUSIA DI KELAS V SD NEGERI 9 TULEHU
Diajukan Oleh: HASAN ALBAKIA
NPM : 201015314
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DARUSSALAM
Motto
“Sebaik-Baiknya Manusia Adalah Manusia Yang
Bermanfaat Bagi Orang Lain.”
Dan Semuanya Akan Semakin Indah Bila Kita
Tetap
Menjadi Diri Sendiri
Tak Ada Rahasia Untuk Menggapai Sukses
Sukses Itu Dapat Terjadi Karena Persiapan, Kerja
Keras
Dan Mau Belajar Dari Kegagalan
“Sesungguhnya, Dalam Penciptaan Langit Dan
Bumi,
Dan Silih Bergantinya Malam Da Siang Terdapat
Tanda-Tanda
Bagi Orang-Orang Yang Berakal..”
KATA PENGANTAR / UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat
Anugerah-Nya sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Skripsi ini disusun sebagai karya tulis ilmiah untuk memenuhi sebagai persyaratan
guna memperoleh derajat sarjana S-1 pada Program Studi Pendidikan Biologi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Darussalam Ambon.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya pada Ayah dan Ibu, Suami/istri, Kakak
dan Adik dengan Do’a, pengorbanan bimbingan dan dorongan penuh perhatian
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Dr. Ibrahim Ohorellla, MP., Selaku rector Universitas Darussalam
Ambon, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut
ilmu pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Darussalam
Ambon
2. Bapak Ir. Alwi Smith. M. Si. Selaku Dekan FKIP Universitas Darussalam
Ambon beserta seluruh staf karyawan.
3. Ibu Farida Bahalwan S.Pd. M.Pd., Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi dengan ikhlas memberikan bimbingan dan layanan dalam
menyelesaikan studi penulis.
4. Ibu Dahlia Badui, S.Pd, M.Pd dan Ibu Yati Tuasamu, S.Pd, M.si., Selaku
pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan arahan dan bimbingan serta petunjuk dalam penyususnan skripsi
5. Seluruh dosen khususnya Program Studi Pendidikan Biologi yang selama
dalam perkuliahan telah banyak membekali penulis ilmu pengetahuan.
6. Ibu Hj. Sawia. Umarella, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri 9 Tulehu, yang
bersedia memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian
di sekolah tersebut.
7. Ibu Dewi Rahayu Lestaluhu, S.Pd, selaku guru wali kelas V dengan segala
keramahan dan pengalamanya dalam membantu penulis melakukan dan
menyelesaiakan penelitian.
8. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2010 Program Studi Pendidikan Biologi.
9. Semua pihak yang tidak disebutkan namanya dalam membantu proses
penyelesaian skripsi ini.
Semoga segala bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis
dalam rangka penelitian dan penyususnan skripsi mendapat balasan dan anugerah
yang lebih mulia dari sisi Allah SWT.
Penulis menyadari keterbatasan dalam penulisan skripsi, untuk itu demi
kesempurnaan hasil penelitian ini, penulis mengharapkan saran dan kritik.
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat.
Ambon Februari 2015
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN AKTIF SISWA KONSEP SISTIM PENCERNAAN
MANUSIA KELAS V SD NEGERI 9 TULEHU
Hasan Albakia1, Dahlia Badui2, Yati Tuasamu3 ABSTRAK
Penelitian ini berwal dari kenyataan di Sekolah bahwa pembelajaran sering didominasi oleh guru sebagai sumber informasi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan cara aktif siswa konsep sistem pencewrnaan manusia. Hipotesis penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran cara aktif siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa konsep sistem pencernaan manusia pada siswa Kelas V SD Negeri 9 Tulehu.
Penelitian ini menggunakan pendekatan pembelajaran cara aktif siswa yang di laksanakan pada tanggal 01 Desember sampai dengan 31 Desember 2014 , bertempat di SD Negeri 9 Tulehu Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah. Populasi penelitian adalah Siswa kelas V SD Negeri 9 Tulehu yang terdaftar pada tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 1 kelas berjumlah 20 Siwa. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes hasil belajar berupa soal objektif sebanyak 20 butir soal. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif yang kualitatif dengan metode angka persentase.
Dari Hasil penelitian terlihat bahwa menggunakan pendekatan pembelajaran cara aktif siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa dengan KKM 60, menunjukan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 95 % dengan niali 70-83 dan yang tidak tuntas 5% dengan nilai 55, dengan demikian hipotesis yang dikemukakan dapat diterima pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini disebabkan karena pada pendekatan cara aktif siswa mengakibatkan pengetahuan yang diperoleh sebelumya akan bertambah.
Kata Kunci : Pembelajaran aktif siswa, Hasil Belajar IPA, Pencernaan Manusia
1. Mahasiswa Program Studi Biologi 2. Pembimbing I
RIWAYAT STUDI
Hasan Albakia, dilahirkan di Tulehu pada tanggal 5 Mei 1976 merupakan
anak ke lima dari tujuh bersaudara dari ayahanda Bpk H. La Bani Albakia dan Ibunda Wa Hayati.
Mulai masuk ke dalam dunia pendidikan dengan masuk SD Negeri 1 Waai
pada tahun 1986, kemudian melanjutkan ke jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP) Negeri Waai dan lulus pada tahun 1992, kemudian pada tahun
1992 pula melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Tulehu,
dan tamat pada tahun 1995.
Jenjang pendidikan perguruan tinggi dimulai pada tahun 2001 dengan
memasuki Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Ambon Jurusan Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan lulus pada tahun 2002,
kemudian pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan Strata Satu (S-1) pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas Darussalam Ambo, penulis melakukan penelitian dengan judul :
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………...……… i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ……...……...…...… ii
HALAMAN PERSETUJUAN ……….………...……..…...… iii
KATA PENGANTAR /UCAPAN TERIMA KASIH ……….…… iv
ABSTRAK ………...………..…… vi
RIWAYAT STUDI ………..………...…….…....… vii
DAFTAR ISI ………...…….…….…..……...… viii
DAFTAR TABEL ………...…..….…....… x
DAFTAR GAMBAR ………...…..….…….… xi
DAFTAR LAMPIRAN ……….…………...…...….… xii
BAB.I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ..………..……..…..… 1
1.2. Rumusan Masalah ………..………….….…….….….….. 6
1.3. Tujuan Penelitian ……….………...………. 6
1.4. Manfaat Penelitian ………..………….…...….. 6
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ………..….. 6
1.6. Penjelasan Istilah, ... 7
BAB II . TINJAUAN PUSTAKA. 2.1. Belajar ...………..………...….… 9
2.2. Mengajar ………...………..………….. 10
2.3. Hasil Belajar ...……...…….…..….…..……… 11
2.5. Landasan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa ... 14
2.6. Pengertia Pendekatan Pembelajaran …………...………...…. 16
2.7. Pendekatan Pembelajaran Mengaktifkan Siswa ... 16
2.8. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Aktif Siswa ………... 17
2.9. Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran Aktif …... 19
2.10. Ruang Lingkup Materi Sistem Pencernaan Manusia ... 20
BAB. III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian ……...………..………...………….. 29
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian….……..….…..………..…...… 29
3.3. Subjek Penelitian ………...………...…… 29
3.4. Variabel Penelitian ………...…….…… 29
3.5. ProsudurPenelitian ………..………...….………...….. 29
3.6. Instrumen Penelitian. ………….………….……...………... 30
3.7 Analisis Data ... 31
BAB. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 32
4.2 Pembahasan ... 38
BAB. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Interval Skor Pencapaian Hasil Belajar Anak Didik ……… 31
2. Hasil Analisis Pre Tes dan Pos Tes Siklus I Siswa ………... 33
3. Hasil Penilaian Efektivitas Belajar Siswa ………. 35
4. Hasil Penilaian Psikomotor ………... 36
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia yaitu manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
pekerti luhur, berkepribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, jasmani dan
rohani, (Anonim, 2010). Dalam rangka peningkatan pendidikan Nasional yang
bertujuan menghasilkan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas, perlu
adanya upaya reformasi di bidang pendidikan. Reformasi pendidikan merupakan
restrukturisasi pendidikan yakni untuk memperbaiki pola hubungan sekolah
dengan lingkungan pemerintah, Pola pengembangan dan perencanaan serta
pengembangan manejerialnya, pemberdayaan guru dan restrukturisasi
model-model pembelajaran, (Murphy, 1992 ).
Guru merupakan pihak yang paling sering dituding sebagai orang yang
paling bertanggung jawab terhadap kualitas pendidikan. Tudingan seperti itu tidak
sepenuhnya benar, mengingat masih banyak sekali komponen pendidikan yang
berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Oleh karena itu, banyak pihak menaruh
harapan terhadap guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Guru yang
profesional adalah guru yang memiliki kemampuan professional yaitu
kemampuan untuk dapat (1) merencanakan pembelajaran, (2) melaksanakan
pembelajaran, (3) menilai kemajuan pembelajaran, (4) guru menafsirkan dan
Sidi (1992), mengemukakan bahwa guru sebagai ujung tombak dalam
upaya peningkatan mutu pendidikan masih perlu ditingkatkan kemampuannya,
mengingat perubahan yang terjadi begitu cepat dan pengetahuan terus
berkembang begitu pesat. Untuk mengatasi kondisi seperti itu dibutuhkan guru
yang pandai meneliti dan sekaligus memperbaiki proses pembelajaran hal ini,
sangat diperlukan karena kemampuan meneliti merupakan cermin guru yang
professional. Guru yang professional akan senantiasa melakukan refleksi atas apa
yang dilakukannya, disinilah letak arti pentingnya penelitian. Dalam kaitan ini,
Sutikno (1986), menyatakan bahwa, mutu sebuah sekolah sangat tergantung pada
konsep yang cerdas, cakap, kreatif dan efektif dari para guru.
Dalam proses pembelajaran perlu memperhatikan unsur-unsur penentu
keberhasilan pembelajaran antara lain, penggunaan penerapan pembelajaran,
karena aspek tersebut sangat strategis dalam menentu upaya peningkatan hasil
hasil belajar siswa. Model pembelajaran dengan pendekatan mengaktifkan siswa
sangat efektif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal ini dikarenakan siswa sangat aktif di dalam proses pembelajaran,
Sujana dalam Rusman, (1989), kegiatan pembelajaran yang dilakukan dua orang
pelaku, yaitu guru dan siswa, perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa
adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan
penggunaan pendekatan pembelajaran dengan mengaktifkan siswa. Hubungan
antara guru dengan siswa harus bersifat dinamis dan syarat dengan makna
edukatif. Untuk itu penggunaan pendekatan pembelajaran harus mampu
belajar. Untuk itu pendekatan pembelajaran harus dirancang dengan baik agar
kegiatan pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal.
Variabel utama dalam kegiatan pembelajaran adalah guru dan siswa.
Tidak akan terjadi kegiatan pembelajaran apabila kedua variabel ini tidak ada.
Berdasarkan hal tersebut, Roy (1998), mengemukakan bahwa ada dua model
dalam kegiatan pembelajaran yaitu: (1) Pendekatan pembelajaran berorientasi
pada guru yaitu pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek dalam
belajar, (2) Pendekatan berorientasi pada siswa yaitu pendekatan pembelajaran
yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dari kedua pendekatan tersebut
dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru dalam
kegiatan belajar dan kegiatan megajar bersifat klasik, dimana guru menempatkan
diri sebagai aktor yang menguasai proses pembelajaran, tidak diberikan
kesempatan kepada siswa untuk berargumentasi. Sedangkan pendekatan
pembelajaran berorientasi pada siswa adalah kegiatan belajar bersifat modern,
pada pendekatan ini siswa memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan
kreativitas dan mengembangkan potensinya melalui aktivitas secara langsung
sesuai dengan minat dan keinginannya.
Kelebihan dari pendekatan pembelajaran aktifkan siswa adalah siswa
terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan secara akademik, sosial, dan Vokasional. Artinya dalam proses
pembelajaran guru harus melibatkan siswa terhadap kegiatan yang diskusi
kelompok dilakukan dalam kegiatan pembelajan. Aktivitas siswa ini tidak hanya
intelekatualnya. Artinya bagaimana keterlibatan siswa dalam perencanaan
pembelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran. Semakin banyak keterlibatan
siswa dalam aspek tersebut, maka semakin menunjukan kadar pembelajaran aktif
siswa dalam pembelajaran, (Killen, 1998).
Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru
yaitu pembelajaran yang menempatkan diri sebagai orang yang lebih tahu dan
satu-satunya sumber belajar. Selanjutnya pendekatan pembelajaran yang berpusat
pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung. Pada strategi ini peran
guru sangat menentukan baik dalam pilihan isi atau materi pelajaran maupun
penentuan proses pembelajaran Rusman, (2012).
Dengan demikian dapat disimpulkan pendekatan pembelajaran aktif
siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan siswa
dilibatkan langsung dalam aktivitas pembelajaran, sehingga pengetahuan yang
diperoleh dapat bertahan lama. Pembelajaran yang tidak mengaktifkan siswa
biasanya penyerapan materi ajar tidak optimal, karena daya serap anak didik
terhadap materi pelajaran tidak sama, ada cepat dan ada yang lambat, sehingga
pembelajaran seperti ini berorientasi pada pembelajaran individu bukan klasikal
Killen, (1998).
Pendekatan pembelajaran mengaktifkan siswa biasanya disusun
berdasarkan berbagai prinsip atau teori. Joice dalam Rusmn, (1989). Menjelaskan
pendekatan pembelajaran dibagi menjadi empat bagian yaitu: (1) Interaksi sosial,
dalam pendekatan ini siswa dituntut untuk aktif berinteraksi dengan lingkungan
memilih dan mengembangkan materi yang akan dipelajarinya, (3) Personal, yaitu
menuntut siswa untuk mampu dalam kegiatan pembelajaran, (4) Modifikasi
tingkah laku, yaitu siswa harus mampu mengembangkan kemampuannya melalui
tugas-tugas belajar, pembentukan perilaku aktif dan memanipulasi untuk
kepentingan belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
mengaktifkan siswa sangat strategis dalam pembentukan karasteristik siswa dalam
membentuk jatih dirinya, untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran di
dalam kelas dan di lingkungan dimana siswa berada. Pembelajaran aktif siswa
dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih pembelajaran yang
sesuai dan efesien untuk mencapai tujuan pembelajarannya.
Pendekatan pembelajaran mengaktifkan siswa merupakan salah satu
target penelitian bagi penulis untuk mengangkat pendekatan pembelajaran
mengaktifkan siswa tersebut menjadi pembelajaran yang dapat memotivasi
peserta didik di SD Negeri 9 Tulehu, hal ini menginspirasi penulis, karena selama
proses pembelajaran di SD Negeri 9 Tulehu para guru selalu masih bersifat
klasikal artinya pembelajaran hanya perpusat pada guru. Dalam hubungannya
dengan materi ajar tentang konsep sistim pencernaan manusia, mendorong penulis
untuk mengadakan penelitian ilmiah dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar
1.2.Rumusan Masalah.
Bertolak dari apa yang dikemukakan di atas, maka penulis dapat
merumuskan permasalahan sebagai berikut, Apakah Model pembelajaran aktif
siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 9 Tulehu pada
konsep sistim pencernaan manusia ?
1.3. Tujuan Penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui
penerapan pembelajaran aktif pada konsep sistim pencernaan manusia di SD
Negeri 9 Tulehu.
1.4. Manfaat Penelitian.
Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini anatara lain :
1. Pembelajaran yang menggunakan pembelajaran aktifkan siswa sebagai
bahan informasi bagi peneliti dengan lembaga pendidikan.
2. Sebagai bahan informasi bagi guru dalam memilih pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
3. Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan dalam proses
pembelajaran aktif siswa dengan pembelajaran sebelumnya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian.
Untuk membatasi ruang lingkup kajian penelitian ini, maka penulis
membatasi masalah-masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk penelitian ini adalah
2. Aktivitas siswa meliputi, kegiatan bertanya, mendengarkan, mencatat,
praktek, memperhatikan dan mempelajari kembali pelajran IPA pada sub
pokok materi yang diperoleh dari sekolah.
3. Materi yang digunakan adalah pencernaan manusia pada materi
pelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan pembelajaran aktif
siswa.
1.6. Penjelasan Istilah.
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka
penulis perlu menjelaskan istilah judul sebagai berikut :
1. Hasil belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan,sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya, (Majid, 2009).
2. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat
digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain,
(Joyce, 1980).
3. Pembelajaran adalah suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen
yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, (Uno, 2007).
4. Sistim pencernaan adalah sustu proses melumatkan makanan yang semula
5. Pendekatan pembelajaran aktif adalah pembentukan karakteristik siswa
dalam membentuk jati dirinya, untuk berperan aktif dalam pembelajaran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Belajar.
Para ahli mengemukakan defenisi belajar berbeda-beda, namun terlihat ada
kesepakatan antara mereka yang menjelaskan bahwa belajar mengandung makna
perubahan yang signifikan dalam diri seseorang yang telah melakukan perubahan
akibat belajar.
a. Belajar menurut pandangan Skiner.
Skiner dalam Dimyati dan Mudjiono, (1994) menyatakan bahwa belajar
adalah suatu perilaku pada saat seseorang belajar maka responnya lebih baik.
b. Belajar menurut Gagne.
Menurut GagnedalamDimyati dan Mudjiono, (1994), belajar merupakan
kegiatan yang kompleks, hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar seseoran
memiliki ketrampilan belajar pengetahuan, sikap dan nilai. Adapun tiga
komponen penting menurut Gagne yaitu kondisi eksternal, kondisi internal dan
hasil belajar.
c. Belajar menurut Rogers.
Menurut Roger sdalam Dimyati dan Mudjiono, (1994), pratek
pendidikan menitik beratkan pada segi pengajaran bukan siswa yang belajar.
Pratektersebut ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa yang menghafal
d. Belajar menurut Piage.
Menurut Piage dalamDimyati dan Mujdiono, (1994), berpendapat bahwa
pengetahuan dibentuk oleh individu, sebab individu melakukan interaksi terus
dengan lingkungan.
Dari beberapa pandangan yang dikemukakan diatas, peserta didik agar
dapat memiliki pengetahuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses pembentukan tingkah laku dalam proses belajar terutama pengetahuan pada
kognitif,afektif dan psikomotor.
2.2. Mengajar.
Mengajar merupakan suatu pekerjaan yang cukup rumit karena tidak
sekejap menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tapi melibatkan
berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan terutama bila diinginkan
hasil belajar yang lebih baik.
Hasibuan, (2000), menjelaskan bahwa mengajar merupakan proses
penggunaan perangkat ketrampilan secara terpadu dan epesien. Dengan demikian
komponen-komponen ilmu pengetahuan, penguasaan teknologi, sebegai suatu
seni pemilihan nilai merupakan suatu ketrampilan.
Dengan demikian apabila belajar mengajar digabungkan maka belajar
mengajar adalah pola umum perbuatan guru dan siswa dalam mencapai tujuan,
2.3. Hasil belajar.
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan
dari satu dengan yang lain. Belajar menunjukan apa yang dilakukan seseorang
sebagai subyek yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar menunjukan apa
yang harus dilakukan oleh seorang guru sebagai pengajar. Dua konsep tersebut
merupakan perpaduan dalam suatu kegiatan interaktif, edukatif. Dari proses
tersebut akan menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar pada hakekatnya adalah
kemampuan yang dimiliki siswa dari hasil proses pembelajaran yang mencakup
tiga ranah yaitu kognitif, efktif dan psikomotor, (Sudjana, 2007).
Bloom dalam Anne, (2006), Mengklasifikasikan hasil belajar secara garis
besar menjadi tiga ranah yaitu:
a. Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual seseorang. Hasil belajar kognitif melibatkan siswa kedalam proses berpikir, memahami,
menetapkan, menganalisa sistematiis dan evaluasi.
b. Ranah efektif berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan dengan sikap, nilai perasaan dan emosi. Tingkatan-tingkatannya aspek ini dimuali dari yang
sederhana sampai kepada tingkatan yang kompleks, yaitu penerimaan,
penanggapan penilaian, pengorganisasian, dan karakterisasi nilai.
c. Ranah Psikomotor berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan dengan sikap gerakan-gerakan otot, tingkatan aspek ini, yaitu gerakan refleksi
ketrampilan pada gerak dasar kemampuan perseptual, kemampuan di bidang
kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi seperti gerakan ekspresif dan
interpretif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pelaksanaan
pembelajaran adalah untuk meningkatkan kecakapan siswa terhadap tiga
kecakapan siswa terhadap tiga kecakapan utama, yaitu kecakapan kognitif,
kecakapan efektif, dan kecapan psikomotor. Hal ini ditegaskan pula oleh Sudjana,
(2009), yang menyatakan bahwa ketiga aspek tersebut tidak dapat berdiri
sendiri-sendiri, tetapi merupakan suatu kesatuan, dan harus dipandang sebagai sasaran
hasil belajar.Tirtaraharja, (2005), menegaskan pengembangan dan peningkatan
ketiga ranah harus mendapat porsi yang seimbang, pengutamaan aspek kognitif
dengan mengabaikan aspek efektif hanya menciptakan orang-orang pintar yang
tidak berwatak.
Ketiga kecakapan yang ditingkatkan sesuai dengan standar penilaian yang
digunakan di sekolah atau guru mata pelajaran untuk selanjutnya terwujud pada
apa yang disebut sebagai hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil akhir yang
diperoleh siswa terhadap serangkaian kegiatan evaluasi yang dilakukan guru baik,
evaluasi formatif, tengah semester maupun evaluasi akhir semester.Dimaksudkan
untuk mengukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang
telah diberikan.Berdasarkan nilai yang diperoleh, maka siswa dapat
diklasifikasikan prestasi belajarnya apakah berada pada katagori sangat baik, baik,
2.4. Pengertian Pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari bebagai komponen
yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebutmeliputi:
tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat koponen pembelajaran tersebut
harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan pendekatan dan
model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, (Rusman, 1989).
Menurut Sanjaya, (2008:127) “Pendekatan dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang kita terrhadap proses pembelajaran, istilah pendekatan
berujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum.” Berdasarkan kajian terhadap pendapat ini, maka pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu
masalah atau objek kajian. Pendekatan ini akan menentukan arah pelaksanaan ide
tersebut untuk menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau
objek kajian yang akan ditangani.
S Kellen, (1998), mengemukakan bahwa ada dua pendekatan dalam
kegiatan pembelajaran yaitu:
1. Pendekatan pembelajaran Berorientasi pada guru.
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru yaitu pembelajaran
yang menempatkan siswa sebagai objek dalam belajar dan kegiatan belajar
bersifat klasik. Dalam pendekatan ini uru menempatkan diri sebagai orang
Pendekatan pembelajaran berpusat pada guru memiliki ciri bahwa
manejemen dan pengelolaan pembelajaran ditentukan sepenuhnya oleh guru.
Peran siswa pada model ini hanya melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk
guru, siswa hamper tidak mamiliki kesempatan untuk melakukan aktivitas
sesuai dengan minat dan keinginannya.
2. Pendekatan Pembelajaran Berorientasi pada Siswa.
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa adalah model
pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan kegiatan
belajar yang bersifat modern, pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada
siswa, manejemen, dan kemudian pengelolaannya ditentukan oleh siswa. Pada
pendekatan ini siswa memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan
kreativitas dan mengembangkan potensinya melalui aktivitasnya secara langsung
sesuai dengan minat dan keinginannya.
Pendekatan ini, selanjutnya merununkan strategidiscoverdaninkuiryserta
strategi pembelajaran indukatif, yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Pada pembelajaran ini peran guru lebih menempatkan diri sebagai fasilitator,
pembimbing sehingga kegiatan belajar siswa menjadi lebih terarah.
2.5. Landasan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa.
a. Landasan Filosofit. Sadullah, dalam Rusman, (2007), mengemukakan
bahwa.”Landasan Filsafat progresif berpendapat bahwa pengetahuan yang
benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang, oleh karenanya
diketahui adalah membekali mereka dengan strategi-strategi pemecahan
masalah yang memungkinkan mereka mengatasi tantangan-tantangan baru
dalam kehidupan dan untuk menemukan kebenaran-kebenaran yang relevan
saat ini.
Kutipan diatas mengandung makna bahwa pendidikan harus dapat
memberikan kemampuan berpikir kritis dan fleksibel, sehingga hasil
pendidikan akan menghasilkan individu yang dapat mengatasi berbagai
permasalahan kehidupan yang hadapi dengan kemampuan mereflesikan
pengalaman belajar dalam memecahkan masalah secara mandiri dan
bertanggung jawab. Kemampuan ini sebagai hasil dari proses pendidikan
diyakini oleh pandangan filsafat progresivisme yang mengharuskan bahwa
pendidikan harus berpusat pada siswa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahawa filsafat progrevisme
belajar adalah bukan proses penerimaan pengetahuan dari guru kepada siswa,
tetapi belajar merupakan pengalaman yang dilakukan secara aktif, baikaktif
secara mental dalam bentuk aktivitas berpikir, maupun aktif secara fisik dalam
bentuk kegiatan-kegiatan Pratik dan melakukan langsung, inilah yang dijadikan
landasan pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa.
b. Landasan Psikologis. Sukmadinata, dalam Rusman, (2003), Psikologi
pendidikan sangat dibutuhkan untuk lebih memahami situasi pendidikan,
interaksiguru, siswa, kemampuan, perkembangan, karakteristik dan
faktor-faktor yang akan melatar belakangi perilaku guru, proses belajar, pengajaran,
Jadi jelaslah bahwa dalam pendidikan dibuthkan pemahaman secara
menyeluruh terhadap kondisi siswa, sehingga proses pembelajaran dilakukan
pada siswa sesuai dengan tingkat perkembangan, kemampuan dan kebutuhan
siswa. Dengan demikian, dalam proses pendidikan diperlukan pemahaman
psikologi sebagai landasan pelaksanaan pendidikan.
2.6. Pengertian Pendekatan Pembelajaran.
Menurut Well,dalamRusman, (1989), pendekatan pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum,
merancang bahan-bahan memimbing pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Pendekatan pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh
memilih pendekatan penbelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan
pendidikannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran
merupakan rencana pembelajaran jangka panjang dengan pola pilihan sesuai
dengan karateristik siswa dalam rangka upaya peningkatan hasil belajar siswa
sesuai dengan tujuan pendidikan. Dengan dasar pertimbangan, tujuan yang hendak
dicapai, bahan atau materi pembelajaran, peserta didk atau siswa dan hal lain yang
bersifat teknis.
2.7. Pendekatan Pembelajaran Mengaktifkan Siswa.
Pelaksanaan pendekatan pembelajaran mengaktifkan siswa biasanya
disusun berdasarkan prinsip-prinsip belajar. pendekatan pembelajaran berdasarkan
1. Pembelajaran interaksi sosial, dalam pendekatan ini siswa dituntut untuk aktif
berintraksi dengan lingkungan belajarnya.
2. Pembelajaran pemprosesan informasi, yaitu menuntut siswa untuk aktif dalam
memilih dan mengembengkan materi yang akan dipelajarinya.
3. Pembelajaran personal yaitu, menuntut siswa untuk mampu dalam
mengekspolarasi, memilih dan mengembangkan materi yang akan di
pelajarinya mengabolarasi, dan mengaktualisasikan kemampuannya dalam
kegiatan pembelajaran.
4. Pembelajaran modifikasi tingkah laku, yaitu siswa harus mampu untuk
mengembangkan dan kemampuannya melalui tugas-tugas belajar, serta
pembentukan perilaku, aktif memanipulasi lingkungan untuk kepentingan
belajar, (Joyce, 1980).
2.8. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Aktif Siswa. a. Kelebihan Pendekatan Pembelajaran Mengaktifkan Siswa.
Standar proses mengarahka kepada guru untuk menerapkan suatu
pembelajaran mengaktifkan siswa. Pentingnya pola penerapan tersebut
merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilakukan agar pembelajaran dapat
diselenggarakan secara optimal sebagai usaha-usaha sadar.terencana, usaha
untuk menciptakan suasana dan proses keaktifan, dan usaha untuk dapat
memberdayakan potensi siswa yang berkarakter. Kelebihan dari pada proses
pembelajaran mengaktifkan siswa dapat dilakukan melalui pengembangan
berbagai ketrampilan belajar esensial secara efektif sebagai berikut: (1)
dan kreatif, (3) rasa ingin tahu, (4) penguasaan teknologi dan informasi, (5)
pengembangan personil dan sosial serta mandiri, Sukmadinata dalam Uno,
(2006).
b. Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Aktifk Siswa.
1. Kemampuan guru.
Guru merupakan faktor utama dalam pembelajaran, pada
pembelajaran mengaktifkan siswa, guru dan siswa berperan sebagai subjek
dalam proses belajar. Peran yang sama ini menuntut kemampuan guru yang
professional sehingga tidak kehilangan peran dalam konteks guru sebagai
subjek belajar. Beberapa hal yang berkaitan dengan guru adalah kemampuan
guru sikap professional guru,kualifikasi dan pengalaman guru.
2. Sarana dan Prasarana Belajar.
Untuk mendukung pembelajaran mengaktifkan siswa memerlukan
dukungan fasilitas atau sarana dan prasarana yang memadai seperti: (1)
ruang kelas yang memadai untuk terjadinya proses pembelajaran yang
menimbulkan aktivitas siswa. (2) terjadinya berbagai fasilitas media dan
sumber belajar. Hal tersebut diperlukan karena proses pembelajaran
mengaktifkan siswa disajikan dengan menggunakan multi media, multi
metode, multi strategi, dan multi model, sehingga siswa dapat belajar
melalui berbagai aktivitas yang disediakan guru melalui berbagai sumber
informasi. Dan media pembelajaran baik didalam kelas maupun di luar
kelas.
Disamping faktor guru, faktor sarana dan prasarana, juga menentukan
keberhasilan pembelajaran mengaktifkan siswa, perlu ditunjang oleh faktor
lingkungan belajar yang kondisif untuk terjadinya proses belajar yang aktif
dan menentukan lingkungan belajar. Lingkungan belajar yang dimaksud
meliputi lingkungan fisik dan lingkungan psikologis.Sanjaya dalamRusman,
(2012).
2.9. Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran Aktif.
a. Pemilihan Pendekatan Pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan peserta didik terlibat dalam
sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Oleh karenaitu,
pemilihan pendekatan pembelajaran harus berorientasi pada peserta didik yang
lebih aktif, bukan guru. Keaktifan anak didik tentu mencakup kegiatan fisik
dan mental, individual dan kelompok. Untuk memperoleh hasil yang optimal,
sebaiknya metode yang dipergunakan guru memperhatikan perbedaan
individual peserta didik, baik aspek biologis, intelektual, maupun psikologis.
Dengan pemahaman tentang potensi individual menghendaki pendekatan
pembelajaran yang sepenuhnya bisa melayani perbedaan kemampuan peserta
didik masing-masing. Sehingga semangat peserta didik akan bangkit bila suatu
bahan yang diajarkan sesua dengan kebutuhannya. Sudirman dalam Sutikno,
(2007).
b. Tata Letak Ruangan Kelas.
Tata letak ruangan kelas yaitu: ruang kelas yang memiliki ukuran ideal
memungkinkan seting tempat duduk siswa untuk ditata secara dinamis sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran aktif siswa.
c. Pembentukan Kelompok Belajar.
Pembentukan kelompok belajar dapat menentukan tujuan belajar dan
bekerja secara bersinergi, mengidentifikasi membagi tugas belajar terhadap
masing-masing siswa.
d. Melibatkan Belajar Langsung.
Melibatkan belajar langsung yaitu berbagai pengetahuan secara aktif,
merotasi atau perputaran kelompok unuk menyemarahkan suasana belajar,
bertukar pendapat, bertanggung jawab.
2.10. Ruang Lingkup Materi Sistem Pencernaan Manusia. A. Organ Pencernaan Makanan Pada Manusia
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ
dimulai dari: Rongga mulut, Kerongkongan, Lambung, Usus halus, Usus
besar, dan Anus. Alat-alat pencernaan pada tubuh kita berfungsi untuk:
- Menghancurkan makanan menjadi bentuk yang halus.
- Menyerap zat-zat makanan yang larut sehingga masuk ke dalam darah.
- Mengeluarkan zat-zat dari tubuh yang tidak dapat dicerna.
1. Rongga Mulut.
Dalam rongga mulut terdapat gigi,lidah, dan air ludah(air liur), gigi
berguna untuk mengunyah makanan agar menjadi halus, sesuai fungsinya,
ada tiga macam gigi yaitu gigi seri, gigi taring, dan gigi gerahan, yang
a. Gigi seri berfungsi memotong makanan, bentu permukaannya
menyerupai mata kapak.
b. Gigi taring berfungsi merobek atau mengoyak makanan, bentuk
permukaannya runcing..
c. Gigi gerahang berfungsi menggilas makanan, bentuk permukaannya
lebar dan bergelombang.
Lidah terletak dibagian dasar rongga mulut. Lidah berfungsi
untuk mengatur letak makanan pada waktu mengunyah, membantu
menelan makanan, dan mengecap rasa makanan. Permukaan lidah kita
dapat mengecap 4 rasa dasar yaitu: manis, pahit, asam, dan asin.
Didalam mulut juga terdapat kelenjar ludah, kelenjar ludah terletak di
bagian bawah lidah dan di daerah pangkal rahang bawah. Kelenjar
ludah atas terletak didekat telinga, kelenjar ludah menghasilkan air
ludah dan enzim amilase (ftialin), enzim amilase berfungsi mengubah
zat tepung menjadi zat gula sehingga makanan yang kita kunya lama
kelamaan terasa manis.
2. Kerongkongan.
Kerongkongan yang menghubungkan antara rongga mulut dengan
lambung.Kerongkongan menyerupai tabung yang pajangnya sekitar 20 cm,
Mulai dari faring (anak tekak) sampai lambung. Di dalam kerongkongan
terjadi gerakan peristaltic yaitu gerakan meramas-ramas yang dilakukan oleh
dinding kerongkongan. Gerakan peristaltic inilah yang mengakibatkan
3. Lambung.
Lambung disebut perut besar, lambung terletak di dalam rongga perut
sebelah kiri atas, Didalam lambung, makanan yang sudah dikunya dalam
mulut, dilunakan lagi dengan pertolongan getah lambung. Geta lambung
dihasilkan oleh dinding lambung, yang berguna untuk memecahkan
makanan agar mudah diserap oleh pembuluh darah dan membunuh kuman
yang terbawah oleh makanan.
Getah lambung mengandung asam dan enzimsebagai berikut:
a) Enzim pepsin berfungsi, mengubah protein menjadi pepton.
b) Enzim renin berfungsi, mengendapkan protein susu menjadi kasein.
c) Asam klorida berfungsi, membunuh kuman dan mengasamkan
makanan.
4. Usus halus.
Usus halus merupakan usus yang terpanjang dari pencernaan makanan,
panjangnya mencapai 6 sampai 7 meter.Didalam usus halus terdapat berbagai
macam cairan khusus yang membantu pencernaan makanan.Usus halus terdiri
dari tiga bagian yaitu usus 12 jari, usus kosong, dan usus penyerapan.
a. Usus dua belas jari
Panjang usus dua belas jarikira-kira 25 cm atau sama dengan ukuran
panjang dua belas jari tangan orang dewasa. Oleh karena itu disebut usus dua
belas jari. Makanan didalam usus dua belas jari, dicerna lagi dengan bantuan
getah empedu. Getah pankreas yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Getah
- EnzimAmylase, berfungsi mengubah zat tepung menjadi zat gula.
- Enzim tripsin, berfungsi mengubah protein menjadi asam amino.
- Enzim lipase, berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak.
b. Usus kosong.
Usus kosong terdapat diantara usus dua belas jari dan usus belas
penyerapan. Panjangnya sekitar 2,5 cm. Didalam usus kosong masih terjadi
proses pencernaan kimiawi. Dinding usus kosong mempunyai kelenjar yang
menghasilkan getah pencernaan, tetapi tidak sebanyak di usus dua jari.
c. Usus penyerapan.
Usus penyerapan merupakan tempat penyerapan sari-sari makana.Pada
seluruh permukaan dinding usus, terdapat ujung-ujung pembulu darah yang
berfungsi menyerap sari makan untuk disalurkan keseluruh tubuh melalui
aliran darah.
5 Usus besar
Usus besar terdapat dibagian rongga perut bagian kanan bawah usus
besar terdiri dari usus besar naik, melintang, dan usus besar turun, usus besar
disebut juga umbai cacing. Bagian akhir dari usus besar adalah saluran yang
bermuara di anus. Di dalam usus besar sudah tidak terjadi proses penyerapan sari
makanan, melainkan yang terjadi adalah proses penyerapan air. Disini terdapat
bakteri pembusuk yang berguna bagi tubuh, karena pembusukan ampas makanan
sehingga mudah dibuang menjadi kotoran, kotoran ini keluar dari tubuh melalui
6 Anus.
Anus merupakan lubang tempat pembuangan fase dari tubuh, sebelum
dibuang lewat anus, fase ditabung terlebih dahulu pada bagian rektum, Apabila
fase sudah siap dibuang maka otot sprinter rectum mengatur pembukaan dan
penutupan anus,
B. Hubungan Makanan Dan Kesehatan. a. Karbohidrat.
Karbohidrat juga disebut hidrat arang contohnya jagung, colat, kentang
mengandung karbohidrat. Kabohidrat dibutuhkan tubuh kita sebagai bahan
bakar akan menghasilkan panas dan tenaga. Olenya itu karbohidrat berguna
untuk menghangatkan tubuh dan menjadi sumber tenaga. Makanan yang
mengandung karbohidrat terdapat pada jenis makanan pokok, misalnya beras,
jagung, kentang, umbi-umbian, ubi kayu, gula pasir, dan cokelat juga
mengandung karbohidrat.
b. Lemak
Lemak di dalam tubuh juga merupakan sumber zat tenaga dan berfungsi
sebaga cadangan makan. Jika persediaan karbohidrat kita sudah habis terpakai,
maka lemak berfungsi sebagai zat tenaga berikutnya. Berdasarkan sumbernya,
lemak ada dua macam yaitu lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati
berasal dari tumbuh-tumbuhan, misalnya kelapa, margarin, kemiri, dan buah
avokad. Lemak hewani berasal dari hewan, misalnya daging, minyak ikan,
c. Protein.
Protein adalah zat makanan yang berfungsi sebagai zat pembangun,
protein berperang sebagai bahan pembangun sel-sel baru bagi jaringan-jaringan
tubuh yang rusak pada saat kita sakit. Dengan banyak memakan makanan yang
berprotein, maka jaringan tubuh kita yang rusak akibat sakit dengan sedirinya
akan pulih kembali. Protein juga berguna untuk pertumbuhan jasmani.Protin
berasa dari hewan dan tumbuhan, protein berasal dari
tumbuh-tumbuhan disebut protein nabati. Misalnya kacang-kacangan, jagung, tempe,
tahu dan sayur-sayuran berwarna hijau. Protein berasal dari hewan disebut
protein hewani. Misalnya susu, hati ayam, ikan, udang, daging , dan keju.
d. Air
Air merupakan kebutuhan pokok kita sehari-hari, air berguna untuk
melarutkan zat-zat makanan, melancarkan pencernaan makanan, dan mengatur
suhu tubuh. Jika kita keluarkan air, tubuh kita akan menjai lemas dan kurang
bertenaga. Hal ini disebabkan tubuh kita mengeluarkan air, air keluar dari
tubuh kita melalui air seni, keringat, tinja dan melalui udara pada saat kita
bernapas. Pada kondisi nolmal tubuh kita membutuhkan mineral 2,5 liter air
setiap hari. Kebutuhan air setiap orang berbeda, tergantung pada usia dan
pekerjaannya. Air yang kita perlukan adalah air yang jernih, tidak berasa dan
bebas dari kuman penyakit.Biasanya, air tersebut diperoleh dari sumber air
seperti ledeng, mata air, dan sebagian dari bahan pangan.Bahan pangan yang
banyak mengandung air, umumnya berupa sayur-sayuran dan buah, misalnya
e. Mineral.
Mineral adalah zat organik dalam jumlah yang tidak sedikit diperlukan
oleh tubuh.Zat organick adalah zat yang tidak berasal dari makhluk
hidup.Mineral diperoleh dari makanan sehari-hari. Jika tubuh kekurngan
mineral, maka kesehatan kita akanterganggu. Didalam tubuh, mineral berfungsi
sebsgsi zat pembangun dan pengatur. Mineral mengandung zat kapur atau
kalsium, zat besi, fosfat, dan yodium.
Beberapa contoh kandunga mineral yang terkandung dalam bahan
makanan, misalnya:
1. Zat kapur atau kalsium banyak terkandung dalam susu, ikan, dan telur.
2. Zat besi banyak terkandung dalam dading, hati, kedelai, dan sayur-sayuran
3. Fosfat banyak terkandung dalam daging, susu, biji-bijian, dan
sayur-sayuran.
4. Yodium banyak terkandung dalam garam beryodium dan ikan laut.
f. Vitamin.
Vitamin dibutuhkan kelompok zat yang berfungsi sebagai zat pengatur.
Vitamin dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tapi mamfaatnya dalam tubuh sangat
penting. Vitamin menjaga tubuh kita agar tetap sehat dan mencegah timbulnya
penyakit. Kekurangan vitamin didalam tubuh menyebabkan seseorang terserang
penyakit. Kekurangan vitamin didalam tubuh disebut avitnosis.Vitamin yang
C. Menu Makanan Bergizi Seimbang.
Setiap hari kita makan bermacam-macam makanan.Makanan yang baik
adalah makanan yang bergizi seimbang. Makanan bergizi seimbang adalah
makanan yang mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah
yang memadai. Kebutuhan zat gizi setiap orang berbeda.Hal ini tergantung dari
jenis kelamin, jenis pekerjaan berat badan, keadaan jasmani dan iklim. Jika
kebutuhan seseorang akan zat gizi tidak mencukupi atau sebaliknya. Penyakit
akibat salah takaran gizi disebut malnutrisi.
Menyusun menu makanan yan bergizi seimbang terdapat dalam empat
macam makanan seperti :
1. Makanan pokok (misalnya beras, jagung, dan gandung).
2. Sayuran (misalnya bayam, kangkong dan kacang panjang).
3. Lauk pauk (misalnya ikan, daging, telur, dan tempe).
4. Buah-buahan (misalnya papaya, jeruk, manga, dan pisang).
Namun demikian, semua bahan yang dimakan harus dalam keadaan
segar atau tidak rusak, sayuran atau yang tidak segar lagi, akan berkurang nilai
gizinya. Jika kita tidak yakin akan kandungsn zat gizi dalam makanan yang kita
makan, kita perlu minum susu. Susu adalah jenis makanan yang paling lengkap
zat gizinya. Susu dapat dikonsumsikan sebagai makanan empat sehat lima
sempurna. Jadi, menu makan empat sehat lima sempurna adalah makanan yang
D. Mengolah Bahan Makanan Dengan Benar.
Kebersihan makanan harus kita perhatikan sejak dari saat pengolahan
sampai dengan saat penyajian. Jika kita tidak memperhatikan kebersihan Jika
hendak membeli makanan yang sudah matang, harus memperhatikan cara
penyajiannya, sebaliknya tidak membeli makanan yang dibiarkan terbuka.
Makanan yang dijual dekat tempat pembuangan sampah atau dipinggir jalan.
Jika kita masak sendiri, kita harus memperhatikan makanan itu sejak
pengolahannya, sayur, daging, atau ikan harus dicuci terlebih dulu sebelum
dimasak. Jika memotong bahan-bahan itu dan kemudian dicucinya, maka akan
banyak zat gizi yang terbuang, sayur yang dimakan mentah harus dicuci terlebih
dahulu. Sayur yang dimasak jangan terlalu matang, karena dapat merusak zat,
gizi, sebaliknya, daging harus dimasak sampai matang, terutama daging tersebut
dipanggang atau dibuat sate, kuman penyakit masih hidup dan daging dimasak
tidak matang. Makanan yang telah matang harus disajikan dalam piring yang
bersih. Makanan tersebut harus disimpan dalam lemari yang bersih, kebersihan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2. Tipe Penelitian.
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu
menggambarkan peningkatan hasil belajar dengan pendekatan pembelajaran aktif
siswa konsep sistem pencernaan manusia di kelas V SD Negeri 9 Tulehu.
3.3. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 9 Tulehu Kecamatan
Salahutu.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung dari tanggal 01 Desember sampai dengan
31 Desember 2014.
3.4. Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD
Negeri 9 Tulehu yang .berjumlah 20 orang siswa.
3.5. Variabel Penelitian.
Adapun variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel tunggal yaitu hasil belajar konsep sistem pencernaan manusia
melalui pendekatan pembelajaran aktif siswa SD Negeri 9 Tulehu.
3.6. Prosedur Penelitian. 1. Tahap Persiapan.
1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Menyusun Instrumen Penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Adapun tahap pelaksanaan meliputi :
1). Pemberian instrument tes untuk mengetahui hasil belajar dengan
menggunakan penerapan pendekatan aktif siswa.
2). Pemberian angket kepada siswa untuk mendapatkan data mengenai
pendekatan aktif siswa .
3). Tahap Evaluasi.
a. Menghadirkan dokumentasi perangkat tertulis seperti Rencana
Palaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Instrument Penelitian.
b. Menyediakan jadwal kegiatan dokumentasi di lokasi penelitian.
3.7. Instrumen Penelitian.
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh guru atau
instruktur untuk memperoleh data yang valid. Adapun jenis instrument yang
digunakan dalam kegiatan ini sebagai berikut :
1. Observasi, dipergunakan untuk mengamati perencanaan dan aktivitas
pembelajran, dimana guru sebagai peneliti. Observasi berfungsi untuk
mengenali dan mencatat semua fenomena yang muncul dalam pembelajaran
serta sebagai contoh tindakan. Melalui observasi dapat di prediksi terarah atau
tidaknya pembelajaran pada perubahan yang diharapkan.
2. Tes, instrument untuk mengumpulkan data prestasi belajar peserta didik, baik
3. Lembaran Kerja Siswa (LKS), dilaksanakan pada waktu kegiatan kerja yang
berisikan soal-soal dan langkah pengerjaan.
3.7. Analisis Data.
Pencapaian hasil belajar siswa dkelompokan dengan perhitungan
frekuensi skor yang sesuai dengan standar skor pencapaian hasil belajar yang
dikemukakan Subiyanto, (1999) sebagai berikut :
Tabel 3.1 Interval Skor Pencapaian Hasil Belajar Anak Didik.
Interval Huruf Keterangan
90 - 100 A Sangat Baik
75 - 89 B Baik
60 - 74 C Cukup
40 - 59 D Buruk
0 - 39 E Sangat Buruk
(Arikunto, 1993)
Untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap penguasaan materi ajar,
digunakan rumus sebagai berikut :
Sumber : Arikunto, 1993.
Skor perolehan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dalam proses pembelajaran perlu memperlihatkan unsur-unsur
keberhasilan pembelajaran antaralain, penggunaan pendekatan pembelajaran
karena aspek tersebut sangat strategis dalam menempu upaya peningkatan hasil
belajar siswa. Model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran
mengaktifkan siswa sangat efektif terhadap konsep sistem pencernaan manusia
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 9
Tulehu.
Data hasil penilaian dari hasil belajar dilakukan terhadap pengetahuan,
afektifitas belajar dan penilaian psikomotor, masing-masing hasil penelitian dapat
di uraikan sebagai berikut :
1. Data Hasil Penilaian Kognitif
Untuk mengetahui pemahaman siswa kelas V SD Negeri 9 Tulehu
terhadap hasil belajar aktif konsep sistem pencernaan pada manusia harus
dilakukan pengukuran melalui Pre tes untuk mengukur pemahaman awal
siswa dan pos tes setelah dilakukan proses belajar mengajar dengan
menggunakan media gambar alat pencernaan pada manusia. Data hasil
Tabel 4.1. Hasil Analisis Pre Tes dan Pos Tes Kelas V SD Negeri 9 tulehu.
Interval Skor
Pre Tes Pos Tes
Kriteria Kualifikasi
F % F %
90 - 100 - - 8 40% Sangat Baik
75 - 89 - - 8 40% Baik
60 - 74 4 20% 3 15% Cukup
40 - 59 16 80% 1 5% Buruk
0 - 39 - - - -
-Jumlah 20 100% 20 100%
Tabel 4.1 diatas dapat menjelaskan bahwa data hasil analisis pre tes dan
post tes menunjukan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 9 Tulehu sebelum
pendekatan pembelajaran cara aktif siswa dalam pembelajaran IPA dengan
konsep sistem pencernaan pada manusia belum ada meningkatkan hasil belajar
yang baik, karena masih banyak siswa yang belum memahami dan mengerti
pembelajaran yang diajarkan guru, terlihat ada 16 siswa yang dinyatakan tidak
tuntas dengan kualifikasi buruk atau dengan presentase 80%, nilai tersebut
belum memenuhi standar KKM 60. Sedangkan 3 siswa lainya dinyatakan
tuntas dengan kulifikasi cukup atau dengan presentase 20%, nilai tersebut
telah memenuhi standar KKM 60.
Data hasil penelitian post tes menunjukan bahwa setelah guru selaku
peneliti menggunakan pendekatan pembelajaran aktif siswa dalam proses
pembelajaran IPA konsep sistem pencernaan pada manusia telah ada
deengan kualifikasi sangat baik atau dengan presentase 40%, 8 siswa lainya
juga dinyatakan tuntas dengan presentase 40%, 3 siswa lainya juga dinyatakan
tuntas dengan kualifikasi cukup dengan presentase 15%, nilai tersebut telah
memenuhi standar KKM 60. Sedangkan terdapat 1 siswa yang hasil belajar
IPA konsep sistem pencernaan pada manusia dinyatakan tidak tuntas dengan
kualifikasi buruk atau dengan presentase 5%, nilai ini belum memenuhu
standar KKM 60.
2. Data Penilaian Afektifitas Belajar Siswa
Penilaian afektifitas belajar siswa yang dilaksanakan pada siswa
kelas V SD Negeri 9 Tulehu selama proses belajar mengajar IPA berlangsung
yaitu dengan konsep sistem pencernaan pada manusia. Penilaian dilakukan
terhdap sikap dan motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran IPA
berlangsung, dimana guru harus memberikan motivasi dan bisa membimbing
siswa yang mengalami penurunan atau kesulitan belajar. Penilaian Efektifitas
siswa dalam proses pembelajaran IPA konsep sistem pencernaan pada
manusia sangat berkaitan dengan keaktifan siswa yaitu aktif dalam
berkomunikasi, aktif dalam menerima pendapat, aktif dalam bertanya dan
lain-lainya, penilaian ini dilakukan guru dengan menggunakan lembaran
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Afektif Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 9 Tulehu
Interval Skor
Penilaian Afektif
Kriteria Kualifikasi
F %
90 - 100 2 10% Sangat Baik
75 - 89 5 25% Baik
60 - 74 12 60% Cukup
40 - 59 1 5% Buruk
0 - 39 - -
-Jumlah 20 100%
Berdasarkan data pada table 4.2 diatas, dijelaskan bahwa hasil penilaian
Efektivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 9 Tulehu dengan menggunakan
konsep sistem pencernaan pada manusia terdapat 2 siswa dari 20 orang siswa
yang memiliki hasil belajar dinyatakan tuntas dengan presentase 10 %
memiliki interval skor dengan kriteria kualifikasi sangat baik atau memenuhu
standar KKM 60. 5 siswa memiliki hasil belajar afektif dengan presentase
25 % atau interval skor kriteria kualifikasi baik. 12 siswa memiliki interval
skor kriteria kualifikasi cukup dengan presentase 60%. 1 siswa memiliki
interval skor kriteria kualifikasi buruk dengan persentase 5%.
3. Data Penilaian Psikomotor Siswa
Penilaian psikomotor yang dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri 9
Tulehu selama proses belajar mengajar IPA berlangsung yaitu dengan konsep
Penilaian dilakukan dalam bentuk peragaan atau menampilkan
gambar-gambar sitem pencernaan yang memerlukan keterampilan atau
psikomotor siswa dalam berbagi kegiatan pembelajaran berlangsung.
Keterampilan atau psikomotor siswa merupakan suatu kegiatan yang
berkaitan dengan penguasaan pemahaman konsep sistem pencernaan pada
manusia. Hasil penilaian psikomotor siswa dilakukan selama siswa
melakukan proses aktifitas pembelajaran. Hasil penilaian psikomotor dapat
disajikan pada table 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Psikomotor Siswa Kelas V SD Negeri 9 Tulehu
Interval
Berdasarkan data table 4.3 diatas, dijelaskan bahwa hasil penilaian
psikomotor siswa kelasV SD Negeri 9 Tulehu dengan menggunakan
konsep sistem pencernaan pada manusia dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran cara aktif siswa terdapat 3 siswa yang memiliki
interval skor kriteria kualifikasi sangat baik dengan presentase 15%, 9
siswa yang memiliki interval skor kriteria kualifikasi baik dengan
presentase 45% atau memenuhi standar KKM 60. 6 siswa lainya memiliki
standar KKM 60. 1 siswa memiliki interval skor kualifikasi buruk dengan
presentase 5% atau belum memenuhi standar KKM 60, dan 1 siswa
memiliki interval skor kualifikasi sangat buruk dengan presentase 5% atau
belum memenuhi standar KKM 60.
4. Nilai Hasil Belajar
Berdasarkan skor nilai yang dicapai oleh masing-masing siswa terhadap
pengetahuan efektifitas, dan psikomotor maka dapat di hitung dengan
menggunakan rumus.
Berdasarkan rumus diatas maka dilakukan pengelompokan sesuai
frekuensi skor interval dan kriteria kualifikasi. Hasil penelitian dapat di
sajikan pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4. Hasil Analisis Skor Penilaian Kognitif, Afektif, dan
Psikomotor Pada Siswa Kelas V SD Negeri 9 Tulehu
Berdasarkan data pada tabel 4.4 diatas menunjukan bahwa hasil
penilaian pembelajaran siswa kelas V SD Negeri 9 Tulehu setelah
dilakukan penilaian terhadap pengetahuan tentang sistem pecernaan pada
manusia dan efektifitas belajar serta keterampilan siswa yang diperlihatkan
selama proses belajar mengajar berlangsung memperlihatkan hasil belajar
sesuai dengan kriteria kualifikasi. Terlihat 12 siswa atau 60% memiliki
nilai dengan kualifikasi baik dan 6 siswa atau 30% memiliki nilai dengan
kualifikasi cukup, serta 2 siswa atau 10% memiliki nilai dengan kualifikasi
buruk.
4.2. Pembahasan
Mata pelajaran IPA yang disampaikan dalam kelas V SD Negeri 9 Tulehu
selama proses pembelajaran berlangsung kurang melibatkan siswa. Guru selaku
peneliti lebih banyak bercerama di depan kelas dan terkesan siswa menghafal apa
yang disampaikan oleh guru. Akan tetapi jika guru menggunakan konsep sistem
pencernaan pada manusia dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA
berceramah siswa akan memahami apa yang di sampaikan oleh guru. Meskipun
dengan berceramah siswa akan memahami apa yang disampaikan oleh guru. Hal
ini disebabkan materi sistem pencernaan pada manusia sangat cocok dengan
pembelajaran IPA, serta guru sudah bisa melibatkan siswa untuk mempelajari
mata pelajaaran IPA konsep sistem pencernaan pada manusia. Hal ini terbukti dari
hasil penilaian terhadap pengetahuan siswa melalui pre tes dan post tes
menunjukan bahwa adanya peningkatan hasil belajar konsep sitem pencernaan
pembelajaran terhadap penguasaan materi pembelajaran oleh siswa terutama pada
saat latihan maupun ujian semester mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
soal. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pemahaman materi pelajaran kurang
memadai. Setelah menggunakan pendekatan pembelajara aktif siswa dengan
konsep sitem pencernaan manusia ternyata selain membantu juga meringankan
guru dalam merangkum isi pokok materi yang diajarkan dan juga mempermudah
siswa dalam menguasai dan meahami materi yang diajarkan.
Mata pelajaran IPA merupakan bahan ajar yang disampaikan kepada siswa
kelas V SD Negeri 9 Tulehu dalam mempelajari konsep sistem pencernaan
manusia dengan kemampuan daya pikir siswa. Pada mata pelajaran IPA yang
disampaikan, dimana guru belum memberikan intruksi bagaiamana siswa
melakukan aktivitas baik secara individu maupun kelompok.
Mata pelajaran IPA yang disampaikan oleh guru dengan penggunaan
konsep sitem pencernaan manusia dengar memperlihatkan gambar –gambar yang berkaitan dengsn organ pernapasan manusia. Kelenjar pencernaan makanan, yaitu
bagian dari alat pencernaan makanan yang menghasilakan ezim atau cairan yang
berguna membantu dalam proses pencernaan makanan secara kimiawi. Beberapa
kelaenjar pencernaan diataranya: Kelenjar luda, penghasil cairan luda, enzim
ptyalin, dinding lambung, kelenjar empedu, kelenjar pangkreas dan dinding usus
halus penghasil getah usus.
Didalam mulut, makanan di haluskan oleh gigi dan kelenjar ludah. Dari
mulut, makanan menuju lambung melalui kerongkongan. Makanan yang masuk
gerakan berupa menekan-nekan dan meremas-remas. Sampai di lambung
makanan diremas, di aduk, dan bercampur dengan getah lambung. Makanan yang
keluar dari lambung telah berupa bubur. Karena itu, makan menjadi mudah
diserap oleh usus. Di usus dua belas jari, makanan masih dicerna. Getah
pangkreas dan garam empedu membantu pencernaan di usus dua belas jari.
Setelah itu, makanan disalurkan ke usus halus. Di usus halus, makanan berupa
sari-sari makanan. Sari makanan di serap melalui jonjot-jonjot usus halus.
Kemudian sari makan itu masuk kedalam darah dan di edarkan keseluruh tubuh.
Hasil analisis pre tes menujukan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 9
Tulehu dengan menggunakan pendekatan pembelajaran cara aktif siswa pada
materi sitem pencernaan manusia belum meningkatkan hasilo belajar yang baik,
karena masih banyak siswa yang belum memahami dan mengerti pembelajaran
yang diajarkan oleh guru, terlihat dari analisis nilai pre tes terdapat 4 siswa dan
dinyatakan tuntas dengan interval skor kriteria kualifikasi cukup atau dengan
presentase 20%, dan 16 siswa lainya dinyatakan tidak tuntas dengan interval skor
kriteria kualifikasi buruk atau presentase 80%. Sedangkan pada analisis post tes
menunjukan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran cara aktif siswa pada materi sitem pencernaan manusia sudah
mengalami peningkatan. Dapat dilihat pada nilai hail akahir terdapat 8 siswa
memiliki interval skor kriteria kualifikasi sangat baik dengan presentase 40%, 8
siswa lainya memiliki interval skor kriteria kualifikasi baik dengan presentase
40%, 3 sisw memiliki interval skor kriteria kualifiukasi cukup dengan presentase
Sedangkan 1 siswa memiliki interval skor kriteria kualifikasi buruk, nilai tersebut
belum memenuhi standar KKM 60.
Hasil analisis afektif hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 9 Tulehu
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran cara aktif siswa materi sitem
pencernaan manusia terlihat pada analisis afektifitas hasil belajar terdapat 2 siswa
yang hasil belajar afektifitasnya mencapai interval skor kriteria kualifikasi sangat
baik atau persentase 10%, 5 siswa yang hasil belajar afektifitasnya mencapai
interval skor kriteria kualifiaksi baik atau persentase 25%, 12 siswa memiliki
hasil belajar afektifitasnya mencapai interval skor kriteria kualifikasi cukup atau
persentase 60%, dan 1 siswa memiliki hasil belajar afektifitasnya mencapai
interval skor kriteria kualifikasi buruk.
Hasil analisis nilai keterampilan atau psikomotor siswa kelas V SD Negeri
9 Tulehu dengan menggunakan proses pembelajaran IPA konsep sitem
pencernaan manusia terlihat pada analais nilai psikomotor hasil belajar terhadap 3
siswa memiliki hasil belajar psikomotor mencapai interval skor kriteria kualifikasi
sanagt baik atau persentase 15%, 9 siswa memiliki hasil belajar psikomotor
mencapai interval skor kriteria kualifikasi baik atau persentase 45%, 6 siswa
memiliki hasil belajar psikomotor mencapai interval skor kriteri kualifikasi cukup
atau persentase 30%, 1 siswa memiliki hasil belajar psikomotor mencapai interval
skor kriteri kualifikasi buruk atau persentase 5%.
Hasil analisis menunjukan bahwa hasil penilaian pembelajarn siswa kelas
V SD Negerim 9 Tulehu setelah dilakukan penilaian terhadap pengetahuan sistem
perlihatkan selama proses belajar mengajar berlangsung memperlihatkan hasil
belajar sesuai dengan kriteria kualifkasi, hal ini dikarenakan siswa sudah bisa
memahami apa yang disampaikan oleh guru dan telihat dari keaktifan siswa dalam
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahsan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa dengan mengtgunakan pendekatan pembelajaran cara siswa
aktif dapat meningkatkan hasil belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 9 Tulehu.
Hal ini dapat dilihat dari hasil pre tes dan post tes. Pada pre tes siswa yang
mencapai KKM sebanyak 4 orang (20%) dari 20 orang siswa. Dan setelah
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran cara
aktif siswa yang mencapai KKM menjadi 19 orang (95%) dari 20 orang siswa.
B. SARAN
Telah terbukti peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA
konsep sitem pencernaan pada manusia, maka penulis menyarankan hal-hal
sebagai berikut :
1. Dalam meningkatkan hasil belajar siswa maka perlu adanya
pengembangan guru melalui pelatihan yang diadakan oleh sekolah guna
meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
2. Karena proses ini dapat berguna kepada guru dan siswa, maka diharapkan
proses pembelajaran seperti ini dapat berlangsung secara
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid., 2009Perencanaan Strategi Pembelajaran : Rosada Karya
Bandung.
Anonim, 2010, Garis-garis Besar Program Pembelajaran Mata Pelajaran IPA, Diknas.
Blom, 2006, Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta Bandung.
Burhan, 2002,Ststistik Terapan, Gajah Mada, University Press.
Haryanto, 2007,Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas V, Erlangga, Jakarta
Penerbit Intan Pariwara.
Hasibuan, 2000,Rises Belajar Mengajar, Rosdakarya, Bandun
Killen, 2012, Model-model Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada. Jakarta..
Murphy, 1992, Perencanaan Pembelajaran Studi Kompetensi Guru, Rosadakarya, Bandung.
Roy,1998, Model-Model Pembelajaran, PT. RajaGrapindo
persadaakarta.
Rusman, 2012, Model-Model Pembelajaran, PT RajaGrapindo Persada, Jakarta.
Sutikno,2007, Strategi Belajar Mengajar, PTReefika Additama, Bandung.
Sidi, 1992, SelukBeluk Profesi Guru :Pribumi Mekar, Bandung.