LAPORAN PRAKTIKUM
PEMULIAAN TANAMAN
ACARA I BIOLOGI BUNGA
Semester : Genap 2017
Oleh : Dena Nurfalah NIM. A1D015059
Rombongan 3
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Perkawinan silang antar spesies dan dalam spesies memiliki beberapa
perbedaan dalam tingkat keragaman genetik nantinya. Jenis perkawinan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sehingga dalam proses perkawinan dalam
tanaman atau sering disebut dengan penyerbukan diperlukan pengetahuan khusus
mengenai morfologi dan sifat-sifat pada bunga.
Bunga merupakan alat reproduksi seksual pada tumbuhan yang terdiri dari
putik, benang sari dan organ yang lain sebagai pelengkap bunga. Bunga sangat
berperan penting dalam proses pembentukan biji. Tumbuhan memiliki morfologi
bunga yang khas pada setiap spesies. Perbedaan morfologi bunga dapat berupa
kelengkapan bunga, warna mahkota bunga, bentuk mahkota, jumlah mahkota,
jumlah benang sari dan sebagainya.
Tanaman mempunyai bunga yang berbeda satu sama lain. Bunga setiap
tanaman mempunyai karakteristik yang mencirikan tanaman tersebut.
Bagian-bagian bunga adalah kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, tangkai sari,
putik, tangkai putik. Berdasarkan kelengkapannya, bunga ada yang lengkap dan
tidak lengkap. Bunga lengkap adalah bunga yang mempunyai semua bagian bunga
yaitu kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari dan putik. Bunga tidak lengkap
adalah bunga yang tidak memiliki salah satu dari bagian tersebut. Berdasarkan
alat kelaminnya, bunga dibagi menjadi menjadi bunga sempurna dan bunga tidak
sempurna. Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki kedua alat kelamin yaitu
putik dan benang sari. Bunga tidak sempurna adalah bunga yang hanya memiliki
Morfologi bunga yang berbeda-beda pada setiap tumbuhan menyebabkan
pola penyerbukanpun berbeda. Pola variasi genetik di alam sangat ditentukan oleh
mekanisme penyerbukan pada tanaman, Pengamatan terhadap beberapa bunga
dapat diketahui warna, bentuk dan susunan bunganya. Warna, bentuk dan susunan
bunga disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan tersebut sehingga pada bunga
dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan. Biologi bunga perlu dipelajari
untuk mengetahui struktur bunga dan menentukan tipe penyerbukan tanaman
(penyerbukan sendiri atau penyerbukan silang). Pengetahuan ini akan sangat
penting untuk diketahui khususnya bagi pemulia tanaman apabila akan melakukan
persilangan.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan tujuan untuk : 1. Mempelajari struktur bunga
2. Mempelajari tipe persilangan dari tanaman.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan dapat diperoleh tumbuhan baru dari suatu tumbuhan, dengan kata
lain tumbuhan dapat memperbanyak diri atau berkembang biak. Bagian tumbuhan
yang dapat tumbuh menjadi individu baru disebut alat perkembangbiakan. Bagian
tumbuhan yang dapat berkembang biakan sangat bervariasi, oleh sebab itu alat
perkembangbakan dibedakan menjadi dua macam yaitu alat perkembangbiakan
Tumbuhan yang dikembangbiakan dengan biji (generatif), alat
perkembangbiakannya adalah bunga. Bunga merupakan alat bantu dalam
perkembang biakan secara seksual dan merupakan bagian dari tanaman. Bunga
menjadikan tanaman tetap berkembang biak menjadi berbagai macam bentuk
dengan jenis atau spesies yang berbeda-beda. Bunga merupakan organ atau
bagian terpenting dari tumbuhan agar selalu dapat berkembang biak. Bunga
merupakan salah satu alat perkembangbiakan generatif tanaman yang melibatkan
organ tanaman sebagai alat penyerbukan (Sunarto,1997).
Menurut Darjanto (1990) dari penelitian lebih lanjut menunjukan bahwa
bunga dapat terletak di ujung batang atau cabang dan ketiak daun, yang letaknya
sama dengan tempat tunas yang akan tumbuh menjadi cabang. Bunga menurut
bagian-bagian yang dimilikinya terbagi menjadi bunga lengkap dan bunga
sempurna. Berdasarkan kelengkapan alat kelaminnya dibedakan menjadi bunga
sempurna dan bunga tidak sempurna (Tjitrosoepomo, 1996).
Bunga lengkap mempunyai empat bagian yaitu : kelopak (calyx), mahkota
(corolla), benang sari (stamen), dan putik (pistilum). Bunga dapat dipandang
sebagai suatu batang atau cabang pendek yang bedaun dan telah mengalami
perubahan bentuk kuncup. Kelopak merupakan rangkaian dari daun-daun bunga
pertama dari bawah, yang pada kuncup bunga terletak paling luar. Adapun fungsi
kelopak adalah untuk melindungi bagian-bagian bunga lainnya dari gangguan luar
sebelum kuncup bunga itu mekar. Rangkaian daun bunga yang kedua dari bawah
adalah corolla, yang biasanya lebih halus, lebih lemas, tidak kaku, lebar, dan lebih
dan disebut benang sari. Benang sari adalah bagian bunga yang berfungsi sebagai
alat kelamin jantan pada bunga. Benang sari yang normal mempunyai tangkai sari
(bagian dari benang sari yang biasanya berbentuk silinder dan cukup panjang) dan
kepala sari (bagian dari benang sari yang terletak pada ujung tangkai sari). Dan
rangkaian daun yang keempat disebut putik, yang berada paling ujung dan
berlekatan menjadi empat bunga duduk di atas dasar bunga (receptaculum), yaitu
di ujung tangkai bunga yang biasanya melebar. Putik adalah bagian bunga yang
berfungsi sebagai alat kelamin betina. Putik terdiri atas kepala putik, tangkai
putik (berupa sebuah pipa atau tabung yang panjang dan merupakan tiang
penghubung antara kepala putik dan bakal buah), dan bakal buah yaitu bagian dari
putik yang terletak paling bawah dan duduk di atas dasar bunga (Darjanto, 1984).
Bunga yang menyerbuk sendiri biasanya memiliki mahkota bunga yang
menutupi stamen dan pistil, sehingga serangga tidak dapat mencapainya.
Modifikasi untuk bunga menyerbuk silang sangat beragam. Banyak
spesies, stamen dan pistil matang dalam waktu yang berlainan. Beberapa
bunga stamen dan pistil tertata sedemikian rupa hingga sulit terjadi penyerbukan
sendiri. Mekanisme lain lagi bunga jantan dan betina terpisah pada tanaman yang
berbeda (Kimball, 1987).
Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki putik dan benang sari, atau
dengan kata lain memiliki kedua alat kelamin bunga. Sedangkan bunga tidak
sempurna adalah bunga yang hanya memiliki satu alat kelamin saja antara jantan
atau betina, dengan kata lain memiliki benang sari saja atau putik saja (Soenarto,
Penyerbukan adalah proses perpindahan tepung sari atau kepala sari ke kepala
putik. Apabila perpindahan tersebut terjadi pada satu bunga atau bunga lain pada
satu tanaman, maka disebut dengan penyerbukan sendiri (self pollination). Bila
serbuk sari berasal dari bunga tanamn lain disebut dengan penyerbukan
silang (cross pollination). Baik tanaman yang menyerbuk sendiri maupun tanaman
yang menyerbuk silang memiliki kemungkinan yang sama untuk terjadinnya
penyerbukan yang berkebalikan. Tanamna yang menyerbuk silang memiliki
kemungkinan terjadinnya penyerbukan sendiri sebesar 5%. Begitu juga tanaman
yang menyerbuk sendiri memiliki peluang terjadinya penyerbukan silang sebesar
5%. Terjadinnya penyerbukan silang akan meningkatkan keragaman sifat dan
genotip dari tanaman. Sedangkan penyerbukan sendiri akan meningkatkan
kehomogenitasan dari suatu tanaman (Sunarto, 1997).
III. METODE PRAKTIKUM A. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah bunga yang diamati yaitu
bunga Cabai (Capsicum annum), bunga Pepaya (Carica papaya), bunga Jagung
(Zea mays), bunga Bougenville (Bougenville sp.), dan bunga Sepatu (Hibiscus
rosa sinensis), sedangkan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah loupe,
dan alat tulis.
Prosedur Kerja pada praktikum kali ini adalah :
1. Morfologi bunga dari masing-masing henis tanaman diamati. Apabila perlu
dengan menggunakan loupe untuk mengamati bagian-bagian yang kecil. 2. Bunga digambar lengkap dengan bagian-bagiannya dan keterangannya serta
diberikan gambar literaturnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil
NO. NAMA
LATIN GAMBAR
GAMBAR
LITERATUR (Fahn, 1992)
KETERANGAN
1. Capsicumannum
(Cabai)
1. Mahkota Bunga 2. Kelopak 3. Benang sari 4. Putik
(Menyerbuk sendiri) a.
2. papayaCarica
(Pepaya)
8.
Bunga merupakan alat bantu dalam perkembangbiakan secara seksual dan
merupakan bagian dari tanaman. Bunga menjadikan tanaman tetap berkembang
biak menjadi berbagai macam bentuk dengan jenis atau spesies yang
berbeda-beda. Bunga merupakan organ atau bagian terpenting dari tumbuhan agar selalu
dapat berkembang biak. Bunga merupakan salah satu alat perkembangbiakan
generatif tanaman yang melibatkan organ tanaman sebagai alat penyerbukan.
Bunga mempunyai fungsi sebagai alat perkembangbiakan atau perkawinan,
perbedaan bentuk dan susunan benang sari dan putik bunga menunjukan
perbedaan golongannya, alat pemikat untuk kelestariannya yaitu bentuknya yang
indah beragam, warnanya yang permai beragam, baunya harum dan sedap wangi,
Bunga (flos) dapat dipandang sebagai suatu batang atau cabang pendek
yang berdaun dan telah mengalami perubahan bentuk. Tempat melekatnya daun
pada batang disebut nodus sedangkan jarak antar daun yang satu dengan yang lain
disebut internodus. Bunga mempunyai bagian-bagian yang utama antara lain :
mahkota (corola), kelopak (calyx), benang sari (stamen) serta putik (pistillum).
Suatu bunga tersusun atas rangkaian bagian-bagian yang bertumpuk. Kelopak
merupakan rangkaian pertama yang terletak paling bawah dan biasanya berwarna
hijau. Di bagian atasnya merupakan berupa mahkota yang tampak lebih halus,
lebih besar, dan lebih indah warnanya. Rangkaian yang ketiga berupa benang sari
yang biasanya masih menggulung. Rangkaian yang keempat yang terletak paling
atas berlekatan menjadi satu adalah putik (Darjanto, 1990).
Menurut Tjitrosoepomo (2005) jika dilihat dari bagian-bagian penyusunnya,
bunga dapat dibedakan menjadi bunga lengkap, bunga tak lengkap, bunga
sempurna dan bunga tak sempurna. Bunga lengkap adalah bunga yang terdiri dari
kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari (androecium) dan putik
(gynaecium). Bunga tak lengkap adalah bunga yang tidak memiliki salah satu
bagian bunga seperti bunga lengkap, misalnya tidak memiliki kelopak.
Bunga sempurn aldalah bunga yang memiliki benang sari (androecium) dan putik
(gynaecium). Bunga tak sempurna adalah bunga yang hanya memiliki salah satu
dari alat kelamin, memiliki benang sari (androecium) atau putik (gynaecium) saja.
Pengetahuan mengenai hal ini sangat diperlukan dalam pemuliaan tanaman utuk
menentukan teknik pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri maupun menyerbuk
Bunga menurut bagian-bagian yang dimilikinya terbagi menjadi bunga
lengkap dan bunga sempurna. Berdasarkan kelengkapan alat kelaminnya
dibedakan menjadi bunga sempurna dan bunga tidak sempurna (Tjitrosoepomo,
1996). Bunga lengkap adalah bunga yang mempunyai semua organ lengkap
meliputi dasar bunga, kelopak, mahkota, benang sari, dan putik, sedangkan bunga
tidak lengkap adalah bunga mempunyai organ tidak lengkap, yakni tidak memiliki
salah satu atau lebih dati organ bunga. (Nasir, 2001). Bunga sempurna
adalah bunga yang memiliki putik dan benang sari, atau dengan kata lain
memiliki kedua alat kelamin bunga. Sedangkan bunga tidak sempurna adalah
bunga yang hanya memiliki satu alat kelamin saja antara jantan atau betina,
dengan kata lain memiliki benang sari saja atau putik saja (Soenarto, 1994).
Biologi bunga adalah ilmu yang penting dalam pertanian. Pengetahuan
mengenai biologi bunga sangat penting khususnya dalam program pemuliaan
tanaman yaitu dalam kegiatan seleksi. Haryudin (2008), pengetahuan tentang
biologi bunga penting diketahui untuk memilih varietas-varietas unggul yang
harus dipertahankan dan varietas yang perlu disingkirkan. Hal ini berguna dalam
memilih tetua persilangan sesuai dengan sifat yang dikehendaki oleh pemulia.
Biologi bunga merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
pemuliaan tanaman, karena dengan mempelajari biologi bunga para pemulia
tanaman dapat mempelajari berbagai macam struktur bunga, sehingga bisa
diketahui kedudukan benang sari dan putik dari bunga yang bersangkutan. Hal ini
dapat digunakan untuk mengetahui tipe persilangan yang terjadi pada tanaman,
putik dan benang sari adalah hal yang paling penting dalam pemuliaan tanaman.
Apakah putik lebih rendah dari benang sari atau sebaliknya sangat menentukan
tipe penyerbukan tanaman.
Biologi bunga perlu dipelajari untuk menentukan tipe penyerbukan tanaman
(penyerbukan sendiri atau penyerbukan silang). Pengetahuan ini akan sangat
penting untuk diketahui khususnya bagi pemulia tanaman apabila akan melakukan
persilangan. Untuk dapat menyelenggarakan penyerbukan silang buatan dengan
hasil yang baik diperlukan pengetahuan tentang sifat-sifat dari kedua jenis
tanaman yang akan dipersilangkan dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pembungaan, penyerbukan, serta pembentukan buah. Metode pemuliaan tanaman
diharapkan dapat menyelenggarakan penyerbukan silang yang baik.
Bunga cabai biasanya muncul tunggal dan letaknya di ujung (terminal),
panjang tangkai hingga 3 cm dan tangkai buah hingga 8 cm. Bunga cabai
umumnya bersifat tunggal dan tumbuh pada ujung ruas, serta merupakan bunga
sempurna (hermaphrodite). Mahkota bunga berwarna putih atau ungu tergantung
kultivarnya, helaian mahkota bunga berjumlah lima atau enam helai. Setiap bunga
memiliki satu putik (stigma) dengan kepala putik berbentuk bulat. Posisi benang
sari dan putik dalam bunga mempengaruhi penyerbukan. Apabila posisi kepala
putik lebih tinggi dari kotak sari akan terjadi penyerbukan silang dan sebaliknya,
sedangkan apabila putik lebih rendah dari benang sari maka akan terjadi
penyerbukan sendiri. Hal ini yang menyebabkan tanaman cabai pada kultivar
tertentu dapat mengadakan penyerbukan sendiri atau penyerbukan silang
Bunga sepatu termasuk bunga tunggal, bentuknya terompet, terletak di
ketiak daun, kelopaknya berbentuk lonceng, berbagi lima, hijau kekuningan,
mahkota terdiri dari lima belas sampai dua puluh daun mahkota, merah muda,
benang sari banyak, tangkai sari merah, kepala sari kuning, putik bentuk tabung,
dan bunga berwarna merah. Buahnya kecil, lonjong, berdiameter kurang lebih 4
mm, jika masih muda berwarna putih dan jika sudah tua berwarna coklat. Bentuk
biji pipih dan berwarna putih. Akarnya tunggang dan berwarna coklat muda
(Syamsuhidayat, 1991).
Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga
jantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol muncul
dari axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh
apikal di di ujung tanaman. Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari saluran
stylar ovary yang matang pada tongkol. Rambut jagung tumbuh dengan panjang
hingga 30,5 cm atau lebih sehingga keluar dari ujung kelobot. Tanaman jagung
adalah protandry, di mana pada sebagian besar varietas, bunga jantannya muncul
(anthesis) 1-3 hari sebelum rambut bunga betina muncul (silking). Serbuk sari
(pollen) terlepas mulai dari spikelet yang terletak pada spike yang di tengah, 2-3
cm dari ujung malai (tassel), kemudian turun ke bawah. Satu bulir anther melepas
15-30 juta serbuk sari. Serbuk sari sangat ringan dan jatuh karena gravitasi atau
tertiup angin sehingga terjadi penyerbukan silang. Panjang rambut jagung
bergantung pada panjang tongkol dan kelobot. Penyerbukan pada jagung terjadi
bila serbuk sari dari bunga jantan menempel pada rambut tongkol. Hampir 95%
berasal dari serbuk sari tanaman sendiri. Oleh karena itu, tanaman jagung disebut
tanaman bersari silang (cross pollinated crop), di mana sebagian besar dari serbuk
sari berasal dari tanaman lain. Terlepasnya serbuk sari berlangsung 3-6 hari,
bergantung pada varietas, suhu, dan kelembaban. Rambut tongkol tetap reseptif
dalam 3-8 hari. Serbuk sari masih tetap hidup (viable) dalam 4-16 jam sesudah
terlepas (shedding). Penyerbukan selesai dalam 24-36 jam dan biji mulai
terbentuk sesudah 10-15 hari. Setelah penyerbukan, warna rambut tongkol
berubah menjadi coklat dan kemudian kering (Subekti, dkk, 2007).
Bunga pepaya termasuk bunga majemuk yang tersusun pada sebuah tangkai
atau poros bunga. Tanaman pepaya memiliki tiga jenis bunga, yaitu bunga jantan,
bunga betina, dan bunga hermafrodit. Bunga jantan adalah bunga yang hanya 4
memiliki benang sari saja, sedangkan bunga betina hanya memiliki putik saja.
Bunga jantan tersusun atas malai dengan panjang 25-100 cm, menggantung, dan
tidak bertangkai. Kelopak daunnya berbentuk cawan, berukuran kecil, bergerigi
lima dengan daun mahkota berbentuk terompet yang panjangnya 2.5 cm, memiliki
lima cuping yang memencar berwarna kuning cerah dengan sepuluh utas benang
sari yang tersusun dalam dua lapisan yang bergantian dengan cuping daun
mahkota. Bunga betina memiliki panjang 3.5-5 cm dengan kelopak daun
berbentuk cawan yang panjangnya 3-4 mm dan berwarna hijau-kuning.
Mahkotanya tersusun atas lima daun mahkota yang hampir memisah. Daun
mahkotanya melilit, berdaging dan berwarna kuning. Bakal buahnya bulat telur
sampai lonjong dengan panjang 2-3 cm dan memiliki rongga tengah yang berisi
tidak bertangkai, dan bercelah lima. Bunga hermafrodit terdiri dari dua macam
yaitu tipe elongata dan pentandria. Untuk tipe elongata bungabunganya
berkelompok, bertangkai pendek, memiliki daun mahkota yang sebagian menyatu.
Bunga hermafrodit memiliki sepuluh utas benang sari yang tersusun dalam dua
seri dan bakal buah yang memanjang. Bunga pada tipe pentandria menyerupai
bunga betina dengan lima benang sari. Buah yang berasal dari bunga hermafrodit
bentuknya seperti buah pear,bulat panjang dan beralur. Bunga hermafrodit
pentandria apabila menjadi buah akan berbentuk bulat telur, sedangkan pada
bunga hermafrodit elongata apabila menjadi buah akan berbentuk bulat panjang,
bunga pertama muncul pada saat tanaman berumur sekitar 3-4 bulan (Kalie,
1982).
A. Kesimpulan
1. Bunga mempunyai struktur yaitu kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari
dan putik. Bunga bugenfil termasuk dalam bunga tidak lengkap tetapi
sempurna. Bunga cabai dan bunga sepatu termasuk bunga lengkap dan
sempurna. Bunga jagung termasuk bunga tidak lengkap dan tidak sempurna.
Bunga pepaya terbagi menjadi tiga yaitu bunga jantan, bunga betina dan
hermaprodit.
2. Persilangan tanaman terdiri dari dua tipe yaitu tipe menyerbuk sendiri dan
menyerbuk silang. Bunga bugenfil, bunga cabai dan bunga sepatu adalah
tanaman dengan tipe persilangan menyerbuk sendiri. Bunga jagung adalah
tanaman menyerbuk silang. Bunga cabai dapat menyerbuk sendiri dan
menyerbuk silang.
B. Saran
Contoh bunga yang akan di identifikasi dan digambar harus lebih baik lagi
dan tidak ada bagian tang hilang, sehingga praktikan dapat mengetahui dengan
jelas struktur pada bunga tersebut sesuai aslinya.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1989. Pemuliaan Tanaman. PT. Bina Aksara. Jakarta.
Darjanto dan Satifah, S. 1990. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik Penyerbukan Silang Buatan. PT Gramedia. Jakarta.
Kalie, M. 1982. Bertanam Pepaya. Penebar Swadaya, Jakarta.
Kasim, F. (2002). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Uji Multilokasi Tanaman Jagung. Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, tanggal 21-22 Desember 2002
.
Kimball, J.W. 1987. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Mangoendidjojo. W. 2003. Dasar Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisisus, Yogyakarta.
Nasir. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Direktorat Jenderal. Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Soenarto. 1994. Pemuliaan Tanaman. IKPI, Semarang.
Subekti, N. A., dkk, 2008. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian Tanaman serealia, Maros.
Sunarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. IKIP Semarang Press, Semarang.
Syamsuhidayat. 1991. Inventarisasi Tanaman Obat Indonesia, Edisi Kedua.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta.