• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air - Penetapan Kadar Aluminium (Al3+) dalam Air Baku dan Reservoir di PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua Secara Spektrofotometri Visible

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air - Penetapan Kadar Aluminium (Al3+) dalam Air Baku dan Reservoir di PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua Secara Spektrofotometri Visible"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satu pun makhluk

hidup yang berada di planet bumi ini, yang tidak membutuhkan air (Suriawiria,

2005).

Air secara alamiah tidak pernah dijumpai dalam keadaan betul-betul murni.

Ketika air mengembun di udara dan jatuh dipermukaan bumi, air tersebut telah

menyerap debu atau melarutkan oksigen, karbon dioksida dan berbagai jenis gas

lainnya. Kemudian air tersebut, baik yang diatas maupun dibawah permukaan

tanah waktu mengalir menuju ke berbagai tempat yang lebih rendah letaknya,

melarutkan berbagai jenis batuan yang dilaluinya atau zat-zat organik lainnya

(Achmad, 2004).

2.1.1 Pengolahan Air

Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan pengelolaan

terhadap air yang akan diperlukan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan

terutama apabila air tersebut berasal dari air permukaan. Pengolahan yang

dimaksud bisa dimulai dari yang sangat sederhana sampai pada pengolahan yang

mahir/lengkap, sesuai dengan tingkat kekotoran dari sumber asal air tersebut.

Semakin kotor semakin berat pengolahan yang dibutuhkan dan semakin banyak

ragam zat pencemar akan semakin banyak pula teknik-teknik yang diperlukan

(2)

pengolahan air adalah menjadi pertimbangan yang utama untuk menentukan

apakah sumber tersebut bisa dipakai sebagai sumber persediaan atau tidak

(Sutrisno, 2002).

Menurut (Sutrisno, 2002), proses pengolahan air minum terdiri dari:

1. Bangunan penangkap air

Bangunan penangkap air ini merupakan suatu bangunan untuk

menangkap/mengumpulkan air dari suatu sumber asal air untuk dapat

dimanfaatkan.

2. Bangunan pengendap pertama

Bangunan pengendap pertama dalam pengolahan air ini berfungsi untuk

mengendapkan partikel-partikel padat dari air sungai.

3. Pembubuhan koagulan

Koagulan adalah bahan kimia yang dibutuhkan pada air untuk membantu

proses pengendapan partikel-partikel kecil yang tak dapat mengendap dengan

sendirinya. Bahan/zat kimia yang digunakan sebagai koagulan adalah

aluminium sulfat, biasanya disebut tawas. Bahan ini paling ekonomis (murah)

dan mudah didapat pada pasaran serta mudah disimpan.

4. Bangunan pengaduk cepat

Unit ini untuk meratakan bahan/zat kimia (koagulan) yang ditambahkan agar

dapat bercampur dengan air secara baik, sempurna dan cepat.

5. Bangunan pembentuk flok

Unit ini berfungsi untuk membentuk partikel padat yang lebih besar supaya

dapat diendapkan dari hasil reaksi partikel kecil (koloidal) dengan bahan/zat

(3)

6. Bangunan pengendap kedua

Unit ini berfungsi mengendapkan flok yang terbentuk pada unit bak pembentuk

flok.

7. Filter (saringan)

Effluent (hasil olahan) dari bak pengendap mengalir ke filter,

gumpalan-gumpalan dan lumpur (flok) tertahan pada lapisan atas filter. Pada saat-saat

tertentu dimana hilangnya tekanan dari air di atas saringan terlalu tinggi, yaitu

karena adanya lapisan lumpur pada bagian atas dari saringan, maka saringan

akan dicuci kembali dengan air bertekanan dari bawah.

8. Reservoir

Air yang telah melalui filter sudah dapat digunakan sebagai air minum. Air

tersebut telah bersih dan bebas dari bakteri dan ditampung pada bak reservoir

untuk diteruskan kepada konsumen.

2.1.2 Peranan Air dalam Tubuh

Peranan air dalam tubuh menurut Almatsier (2004) mempunyai berbagai

fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu:

1. Sebagai pelarut dan alat angkut

Air di dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida,

asam amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang

diperlukan tubuh seperti oksigen dan hormon-hormon. Di samping itu, air

sebagai pelarut mengangkut sisa-sisa metabolisme, termasuk karbondioksida

(4)

2. Sebagai katalisator

Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologik dalam sel,

termasuk di dalam saluran cerna.

3. Sebagai pelumas

Air sebagai bagian jaringan tubuh di perlukan untuk pertumbuhan.

4. Sebagai pengatur suhu

Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang peranan

dalam mendistribusikan panas di dalam tubuh.

2.1.3 Penggolongan Air

Air pada sumber air menurut kegunaannya digolongkan menjadi:

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara

langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.

2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah

sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.

3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan

peternakan.

4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan

dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri dan listrik negara.

Menurut definisi di atas bila suatu sumber air yang termasuk dalam kategori

golongan A, misalnya sebuah sumur penduduk kemudian mengalami pencemaran

dalam bentuk rembesan limbah cair dari suatu industri maka kategori sumur tadi

bukan golongan A lagi, tapi sudah turun menjadi golongan B karena air sudah

(5)

terlebih dahulu. Dengan demikian air sumur tersebut menjadi kurang/tidak

berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya (Achmad, 2004).

2.1.4 Sumber Air

Air yang ada di permukaan bumi berasal dari beberapa sumber. Berdasarkan letak sumbernya air dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Air hujan

Air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Dalam keadaan murni, air

hujan sangat bersih, tetapi setelah mencapai permukaan bumi, air hujan tidak

murni lagi karena ada pengotoran udara yang disebabkan oleh pengotoran

industri/debu dan lain sebagainya. Maka untuk menjadikan air hujan sebagai

sumber air minum hendaklah pada waktu menampung air hujan jangan dimulai

pada saat hujan mulai turun, karena masih banyak mengandung kotoran

(Sutrisno, 2002).

2. Air permukaan

Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada

umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengaliran.

Dibandingkan dengan sumber lain air permukaan merupakan sumber air yang

tercemar berat. Keadaan ini terutama berlaku bagi tempat-tempat yang dekat

dengan tempat tinggal penduduk. Hampir semua air buangan dan sisa kegiatan

manusia dilimpahkan atau dicuci dengan air dan pada waktunya akan dibuang

ke dalam badan air permukaan. Disamping manusia, flora dan fauna juga turut

mengambil bagian dalam mengotori air permukaan, misalnya oleh

(6)

Air permukaan ada 2 macam yakni:

a. Air sungai

Sungai mempunyai karakteristik umum yaitu debit aliran pengeluaran dan

fluktuasi kualitas air sepanjang tahun, hari bahkan jam. Debit aliran minimum

biasanya terjadi pada akhir periode musim kering. Debit aliran maksimum

yang disertai dengan kualitas air yang buruk biasanya terjadi sesudah hujan

lebat selama periode musim hujan (Joko, 2010).

b. Air rawa/danau

Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan adanya zat-zat organik

yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang

menyebabkan warna kuning coklat. Pada permukaan air akan tumbuh alga

(lumut) karena adanya sinar matahari dan O2 (Sutrisno, 2002).

3. Air tanah

Sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi akan menyerap kedalam

tanah dan akan menjadi air tanah. Air tanah terbagi atas 3 yaitu (Sutrisno,

2002):

a. Air tanah dangkal

Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air permukaan tanah,

lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air

tanah akan jernih. Air tanah dangkal akan terdapat pada kedalaman 15 meter.

Air tanah ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber air minum melalui

sumur-sumur dangkal. Dari segi kualitas cukup baik sedangkan kuantitasnya kurang

(7)

b. Air tanah dalam

Air tanah dalam terdapat pada lapisan rapat air yang pertama dan kedalaman

100-300 meter. Ditinjau dari segi kualitas pada umumnya lebih baik dari air

tanah dangkal, sedangkan kuantitasnya mencukupi tergantung pada keadaan

tanah dan sedikit dipengaruhi oleh perubahan musim.

c. Mata air

Mata air adalah tempat dimana air tanah keluar kepermukaan tanah, keluarnya

air tanah tersebut secara alami dan biasanya terletak di lereng-lereng gunung

atau sepanjang tepi sungai.

2.2 Kandungan Bahan Kimia

Kandungan bahan kimia air menurut Sutrisno (2002), air mempunyai sifat

melarutkan bahan kimia. Air rumusnya adalah : H2O + X, dimana X merupakan

zat-zat yang dihasilkan air buangan oleh aktivitas manusia selama beberapa tahun.

Dengan bertambahnya aktivitas manusia, maka faktor X tersebut dalam air akan

bertambah dan merupakan masalah. Faktor X merupakan zat-zat kimia yang

mudah larut dalam air dan dapat menimbulkan masalah sebagai berikut:

a. Toksisitas

b. Reaksi-reaksi kimia yang menyebabkan:

1. Pengendapan yang berlebihan.

2. Timbulnya busa yang menetap, yang sulit untuk dihilangkan.

3. Timbulnya respon fisiologis yang tidak diharapkan terhadap rasa.

(8)

Zat-zat kimia yang larut dalam air yang dapat menganggu bahkan

membahayakn kesehatan manusia antara lain arsen, barium, cadmium, chromium,

lead (timah hitam), merkuri, nitrat, selenium, perak, sulfat, besi, aluminium,

tembaga, chloride dan fluor (Sutrisno, 2002).

2.2.1 Aluminium

Aluminium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa, bubuknya

berwarna abu-abu. Ia melebur pada suhu 6590C. Bila terkena udara, objek-objek

aluminium teroksidasi pada permukaannya, tetapi lapisan oksida ini melindungi

objek dari oksida lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan

logam ini, pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer

(Svehla, 1985).

Ciri-ciri aluminum antara lain:

a. Aluminium merupakan logam yang berwarna perak-putih.

b. Aluminium dapat dibentuk sesuai dengan keinginan karena memiliki sifat

plastisitas yang cukup tinggi.

c. Merupakan unsur metalik yang paling berlimpah dalam kerak bumi setelah

silisium dan oksigen.

Aluminium merupakan unsur terbanyak ketiga dalam kerak bumi.

Kebanyakan aluminium yang dibawa air terdapat sebagai partikel-partikel mineral

mikroskopik yang tersuspensi. Konsentrasi dari aluminium yang terlarut dalam air

kurang dari 1,0 mg/l (Achmad, 2004).

Aluminium disimbolkan dengan Al. Aluminium terdapat pada golongan III

(9)

logam-logam golongan III A cendrung kurang reaktif dan kurang bersifat logam

dibandingkan dengan golongan I A dan II A. golongan III A juga bisa disebut

logam pasca transisi karena terdapat setelah jajaran unsur-unsur transisi (Achmad,

2004).

Satu-satunya status oksidasi aluminium yang penting dalam kimia akuatik

adalah status 3+. Karena aluminium bukan merupakan anggota unsur transisi,

semua garam sederhananya tidak berwarna. Kebanyakan senyawa aluminium,

kecuali oksida dan hidroksida, larut dalam air. Larutan berair dari garam

aluminium sangat terhidrolisis dan karena itu bersifat asam (Lagowski, 2012).

Menurut parning (2002), beberapa penggunaan aluminium yaitu:

a. Untuk logam campuran, aluminium dicampurkan dengan logam-logam lain

untuk menghasilkan logam campuran yang kuat dan ringan. Misalnya,

magnalium yaitu campuran 90% Al dan 10% Mg, digunakan untuk

konstruksi pesawat terbang.

b. Aluminium dipakai untuk kabel listrik dan alat masak di dapur karena

merupakan konduktor listrik dan panas.

c. Aluminium tahan karat dan tidak beracun sehingga dipakai sebagai bahan

pembuatan peralatan dapur seperti panci dan sendok. Aluminium disebut

tahan karat bukan berarti tidak mengalami oksidasi. Sebenarnya, aluminium

lebih mudah teroksidasi (berkarat) dibandingkan dengan besi. Akan tetapi,

oksida Al2O3 yang terbentuk mampu melapisi logam aluminium bagian

(10)

d. Pada proses termit campuran Al dan Fe2O3 digunakan untuk mengelas atau

menyambung besi baja karena reaksi antara aluminium dengan oksida

logam akan menghasilkan kalor yang cukup untuk melebur besi.

Aluminium adalah metal yang dapat dibentuk dan karena banyak digunakan,

sehingga terdapat banyak di lingkungan dan didapat pada berbagai jenis makanan.

Sumber alamiah aluminium terutama adalah bauxit dan cryolit. Industri kilang

minyak, peleburan metal, serta lain-lain industri pengguna aluminium merupakan

sumber buatan.

Aluminium menjadi faktor resiko di lingkungan kerja tertentu, seperti

pertambangan di mana dapat ditemukan terlarut dalam air. Banyak orang belum

yakin apakah aluminium ini beracun. Tetapi, dalam dosis tinggi dapat

menimbulkan luka pada usus. Aluminium yang terbentuk debu akan diakumulasi

di dalam paru-paru. Aluminium juga dapat menyebabkan iritasi kulit, selaput

lendir dan saluran pernapasan (Slamet, 1994).

Aluminium dapat terakumulasi dalam tanaman dan menyebabkan masalah

kesehatan bagi hewan yang memakan tanaman tersebut. Konsentrasi aluminium

yang tinggi juga ditemukan dalam danau yang telah berubah menjadi asam. Di

danau seperti ini jumlah ikan dan amfibi menurun akibat reaksi ion aluminium

dengan protein dalam insang ikan dan embrio katak. Konsentrasi aluminium yang

tinggi tidak hanya menimbulkan efek pada ikan tetapi juga pada burung dan

hewan lainnya yang mengkonsumsi ikan. Konsekuensi bagi burung yang

mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi aluminium adalah cangkang telur

(11)

lingkungan negatif lainnya adalah bahwa ion aluminium dapat bereaksi dengan

fosfat membuat kadar fosfat dalam air yang diperlukan organisme air menjadi

turun (Risky, 2012).

2.3 Spektrofotometri Tampak (Visible)

Sinar ultraviolet mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm,

sementara sinar tampak mempunyai panjang gelombang 400-750 nm. Warna sinar

tampak dapat dihubungkan dengan panjang gelombangnya. Sinar putih

mengandung radiasi pada semua panjang gelombang di daerah sinar tampak. Sinar

pada panjang gelombang tunggal (radiasi monokromatik) dapat dipilih dari sinar

putih (sebagai contoh dengan alat prisma). Disebutkan juga warna komplementer,

yang mempunyai makna sebagai berikut: jika salah satu komponen warna putih

dihilangkan (biasanya dengan absorbsi) maka sinar yang dihasilkan akan nampak

sebagai komplemen warna yang diserap tadi. Jadi jika warna biru (450 sampai

480 nm) dihilangkan dari sinar putih tersebut (atau warna biru diabsorbsi) maka

radiasi yang dihasilkan adalah warna kuning (Rohman, 2007).

Table 2.1 Hubungan antara warna dengan panjang gelombang sinar tampak

Gambar

Table 2.1 Hubungan antara warna dengan panjang gelombang sinar tampak

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Sub Bidang Hubungan Antar Lembaga melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pelayanan penyelenggaraan pemerintahan daerah, dan masyarakat NTB

KB PAUD JATENG KOTA SEMARANG TAHUN AJARAN 2015 / 2016.. Nama Lembaga

Led terdiri dari delapan buah yang disusun dengan secara common katoda, di mana led tersebut berfungsi sebagai indicator cahaya yang mengindikasikan pintu tersebut dalam keadaan

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda

Dalam perkembangan dunia hiburan khususnya acara musik, yang sangat pesat memerlukan suatu media atau wadah yang dapat menjadi sarana berkumpulnya suatu acara yang dapat berkesan

Sedangkan tujuan khususnya adalah rnengetahui aktivitas mahasiswa IPB; mengetahui tingkat pengetahuan gizi mahasiswa IPB; mengetahui persepsi rnahasiswa IPB yang

Dengan kegiatan membaca teks, siswa mampu mengolah informasi menjadi bentuk pertanyaan tentang manfaat bendungan dalam bahasa Indonesia lisan dan tulisan menggunakan kosakata

Universitas Sumatera Utara... Universitas