HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG
HERPES DI DESA SARI MAJU DAERAH LOKALISASI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELITUA
TAHUN 2012
NURANISA
115102121
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul : Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Herpes Di Desa Sari Maju Daerah Lokalisasi Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2012
Nama : Nuranisa
Program studi : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Tahun : 2012
ABSTRAK
Latar belakang : Herpes adalah infeksi pada genital yang disebabkan oleh Herpes Simplex Virus (HSV) dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok dengan dasar eritema dan bersifat rekuerens. Angka kejadian di negara yang sedang berkembang diperkirakan telah menginfeksi 20 juta orang diseluruh dunia. Sebagian yang terjangkiti Herpes diantaranya 7,3 wanita muda dan 4,5 juta pria muda. Penyakit ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual yang salah. Manifestasi klinik dapat dipengaruhi oleh faktor hospes. Di Provinsi Sumatera Utara, 42,1% penduduk pernah mendengar tentang Herpes, namun 14% yang berpengetahuan benar dan yaitu remaja umur 15-20 tahun pernah mendengar Herpes 38,9%. Sedangkan di Puskesmas Delitua 20,8% yang pernah mendengar Herpes, namun berpengetahuan benar tentang Herpes yaitu 18,4% (Riskesdas Provinsi Sumatera Utara).
Tujuan penelitian : Untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan sikap remaja tentang Herpes di desa sari maju daerah lokalisasi wilayah kerja puskesmas Delitua tahun 2012
Metodologi : Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Korelatif dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 44orang. Metode pengambilan sampel secara Total Sampling sehingga besar sampel sebanyak 44 orang.
Hasil : Hasil penelitian diperoleh karakeristik responden berdasarkan golongan umur adalah mayoritas umur 20 tahun sebanyak 14 orang (31,8%), berdasarkan pendidikan SMA sebanyak 23 orang (52,3%), berdasarkan pernah mendengar informasi sebanyak 33orang (75%), berdasarkan sumber informasi diterima dari media eletronik yaitu internet sebanyak 10 orang (22,7%). Mayoritas pengetahuan baik sebanyak 33 orang (75%) dan sikap positif sebanyak sebanyak 22 orang (81,3%). Dan melalui uji Chi Square diperoleh hasil dengan nilai p=0.028, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap remaja tentnag Herpes.
Kesimpulan : Ada hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang Herpes. Dan diharapkan kepada remaja di Desa Sari Maju daerah lokalisasi Wilayah Kerja Puskesmas Delitua agar meningkatkan pengetahuannya melalui beberapa media misalnya dengan membaca majalah kesehatan tentang Herpes ataupun dari media elektronik. Serta penyuluhan tentang Herpes untuk remaja.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah, atas kebesaran dan kuasa-Nya yang telah
memberikan rahmat dan ridho-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah mengenai “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Herpes di Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2012” yang diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Shalawat kita
persembahkan pada Rasulullah salallahu ‘alaihi wassallam.
Dalam Penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Pelaksana Program Studi
D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Dina Indarsita, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,
memberikan arahan, bimbingan, dan masukan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
4. dr. Rina Amelia, MARS selaku penguji I dan Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns,
5. Seluruh dosen, staf, dan pegawai administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
6. Keluarga tercinta, teristimewa kepada Ayahanda Drs.Baharudindan Ibunda
Naframita, kepada adik-adik sayaNurhasanah, Misye Harsita dan Nurasiah yang telah memberikan dukungannya dengan perhatian, pengertian, kasih sayang, cinta, dan do’a.
7. Teman-teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU T.A 2011/2012dan teman satu bimbingn saya yang telah memberikan bantuan, motivasi dan semangat
bagi peneliti dan buat anak D-IV yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya. Penulis menyadari bahwa, penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih sangat jauh dari kategori sempurna, dari itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik
maupun saran dari semua pihak guna kesempurnaan karya tulis ini. Akhir kata, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan.
Medan, Juni2012
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
2. Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif ... 7
3. Cara Mendapatkan Pengetahuan... 8
4. Pengetahuan Remaja tentang Herpes... ... 9
B. Sikap ... ... 10
1. Pengertian Sikap... 10
2. Tingkatan Sikap ... ... 10
3. Pengukuran Sikap Model Likert tahuan Remaja... . 11
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentknya Sikap ... 11
5. Cara pembentukan atau Perubahan Sikap ... 12
6. Sikap Remaja tentang Herpes ... 13
C. Remaja ... ... 13
1. Pengertian Remaja... ... 13
1. Pengertian Herpes ... .. 14
BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep... 19
B. Hipotesis ... 19
C. Defenisi Operasional ... 20
BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian……… ... 21
B. Populasi dan Sampel ... 21
C. Tempat Penelitian………. 21
D. Etika Penelitian ………... 22
E. Alat Pengumpulan Data………... ... 23
F. Prosedur Pengumpulan Data……….... 24
G. Validitas dan Reliabilitas .……… ... 24
H. Pengolahan dan Analisa Data ……… 26
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 28
1. Karakteristik Demografi ... 28
2. Karakteristik Responden ... 28
3. Pengetahuan Remaja ... 29
4. Sikap Remaja ... 32
B. Pembahasan ... 35
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 36
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Berdasarkan Karakteristik Demografi Remaja tentang Herpes di Desa Sari Maju Daerah Lokalisasi Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2012
Tabel 5.2 Distribusi Jawaban Remaja Pada Pertanyaan Pengetahuan tentang Herpes di Desa Sari Maju Daerah Lokalisasi Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2012
Tabel 5.3 Distribusi Pengetahuan Remaja tentang Herpes di Desa Sari Maju Daerah Lokalisasi Wilayah Kerja Puskesmas Delitua tahun 2012
Tabel 5.4 Distribusi Jawaban Remaja Pada Pernyataan Sikap di Desa Sari Maju Daerah Lokalisasi Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2012
Tabel 5.5 Distribusi Sikap Remaja tentang Herpes di Desa Sari Maju Daerah Lokalisasi Puskesmas Delitua Tahun 2012
DAFTAR SKEMA
Skema 1 : Kerangka konsep hubungan dan sikap remaja terhadap Herpes di desa Sari Maju daerah lokalisasi wilayah kerja Puskesmas Delitua
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Sidang KTI
Lampiran 2 : Lembar Penjelasan Menjadi Responden Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan Lampiran 4 : Lembar Kuesioner
Lampiran 5 : Master Data Penelitian Lampiran 6 : Hasil Out Put Data Penelitian
Lampiran 7 : Surat Izin Data Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 8 : Balasan Surat Izin Penelitian
Judul : Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Herpes Di Desa Sari Maju Daerah Lokalisasi Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2012
Nama : Nuranisa
Program studi : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Tahun : 2012
ABSTRAK
Latar belakang : Herpes adalah infeksi pada genital yang disebabkan oleh Herpes Simplex Virus (HSV) dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok dengan dasar eritema dan bersifat rekuerens. Angka kejadian di negara yang sedang berkembang diperkirakan telah menginfeksi 20 juta orang diseluruh dunia. Sebagian yang terjangkiti Herpes diantaranya 7,3 wanita muda dan 4,5 juta pria muda. Penyakit ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual yang salah. Manifestasi klinik dapat dipengaruhi oleh faktor hospes. Di Provinsi Sumatera Utara, 42,1% penduduk pernah mendengar tentang Herpes, namun 14% yang berpengetahuan benar dan yaitu remaja umur 15-20 tahun pernah mendengar Herpes 38,9%. Sedangkan di Puskesmas Delitua 20,8% yang pernah mendengar Herpes, namun berpengetahuan benar tentang Herpes yaitu 18,4% (Riskesdas Provinsi Sumatera Utara).
Tujuan penelitian : Untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan sikap remaja tentang Herpes di desa sari maju daerah lokalisasi wilayah kerja puskesmas Delitua tahun 2012
Metodologi : Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Korelatif dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 44orang. Metode pengambilan sampel secara Total Sampling sehingga besar sampel sebanyak 44 orang.
Hasil : Hasil penelitian diperoleh karakeristik responden berdasarkan golongan umur adalah mayoritas umur 20 tahun sebanyak 14 orang (31,8%), berdasarkan pendidikan SMA sebanyak 23 orang (52,3%), berdasarkan pernah mendengar informasi sebanyak 33orang (75%), berdasarkan sumber informasi diterima dari media eletronik yaitu internet sebanyak 10 orang (22,7%). Mayoritas pengetahuan baik sebanyak 33 orang (75%) dan sikap positif sebanyak sebanyak 22 orang (81,3%). Dan melalui uji Chi Square diperoleh hasil dengan nilai p=0.028, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap remaja tentnag Herpes.
Kesimpulan : Ada hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang Herpes. Dan diharapkan kepada remaja di Desa Sari Maju daerah lokalisasi Wilayah Kerja Puskesmas Delitua agar meningkatkan pengetahuannya melalui beberapa media misalnya dengan membaca majalah kesehatan tentang Herpes ataupun dari media elektronik. Serta penyuluhan tentang Herpes untuk remaja.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Herpes merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Menurut
WHO (2009), terdapat lebih kurang 30 jenis mikroba (bakteri, virus danparasit) yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Herpes dapat juga ditularkan dari ibu keanaknya selama kehamilan dan kelahiran, dan melalui darah serta jaringan tubuh.
Jenis Herpes sangat berpengaruh pada pada tingkat seseorang pada umumnya dan kondisi kesehatan reproduksi pada khususnya karena pada umunya berbagai infeksi dan berkaitan dengan system reproduksi manusia. Bahkan dapat berdampak
kematian, sampai sekarang masih menjadi masalah kesehatan, sosial maupun ekonomi berbagai negara (WHO, 2007).
Menurut WHO 2009 4% kematian para ibu di negara yang sedang berkembang berkaitan dengan penyakit Herpes.diperkiraan telah menginfeksi 20 juta orang di seluruh dunia. Pada tahun 2009 WHO memperkirakan bahwa Herpes telah
menyebabkan kematian lebih dari 15 juta orang sejak ditemukan penyakit Herpes. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan
dalam sejarah. Herpes diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2007 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga
Menurut laporan United Nations Population Fund 2009, Herpes banyak menjangkiti remaja putri. Diperkirakan diseluruh dunia yang terjangkit penyakit Herpes 7,3 wanita muda dan 4,5 juta pria muda. Laporan itu juga menyebutkan
bahwa sebagian kasus baru Herpes menyerang remaja usia 15-24 tahun. Dilaporkan bahwa setiap 50 detik, satu orang remaja terinfeksi Herpes.Setiap hari sekitar 6000 orang berusia 15-24 tahun tercatat sebagai penderita baru. Sebanyak 87 % hidup di
Negara miskin dan berkembang (Muhammad Amin 2010).
Di Indonesia tahun 2008,infeksi herpes sebanyak 37,4 % dikota Surabaya
prevalensi infeksi Herpes 19,8 % sedangkan dikota Jakarta tercatat prevalensi infeksi Herpes 29,8 %. Peningkatan ini terbukti sejak tahun 2003 meningkat 15,4% sedangkan pada tahun 2004 terus menunjukkan peningkatan 18,9%, sementara pada
tahun 2009 meningkat menjadi 22,1%. Kecendrungan meningkatnya penyebaran penyakit ini disebabkan prilakuseksual yang bergonta-ganti pasangan, dan adanya
hubungan seksual pranikah dan diluar nikah yang cukup tinggi.Kebanyakan penderita adalah remaja usia 15-29 tahun, tetapi ada juga bayi yang tertular karena tertular dari ibunya (Lestari, 2008)
Tingginya kasus penyakit Herpes khususnya pada kelompok usia remaja salah satu penyebabnya adalah pergaulan bebas. Sekarang ini dikalangan remaja pergaulan
bebas semakin meningkat terutama di kota-kota besar. Hasil penelitian pada tahun 2009 di 12 kota besar di Indonesia termasuk Denpasar menunjukkan 10-31% remaja yang belum menikah sudah melakukan hubungan seksual. Pakar seks juga spesialis
meningkat. Dari sekitar 5% pada tahun 2006-an, menjadi 20% pada tahun 2009 yang diperoleh dari berbagai penelitian. Kelompok remaja yang masuk kedalam peneltian tersebut umumnya masih bersekolah di Sekolah Menengah Atas (SMA) atau
mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terdapat anak-anak yang duduk ditingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) (Rauf,2008).
Pengetahuan tentang penyakit infeksi Herpes dapat ditingkatkan pemberian
pendidikan kesehatan reproduksi yang dimulai pada usia remaja. Pendidikan kesehatan reproduksi di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahua ntentang organ
reproduksi, tetapi juga mengenai bahaya akibat pergaulan bebas, dan kehamilan yang belum diharapkan atau kehamilan beresiko tinggi (BKKBN, 2009).Oleh karena itu perlu dilakukan bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap remaja terhadap Herpes agar
dapat diketahui apakah diperlukan tambahan pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja dalam upaya menghambat peningkatan insidensi penyakit infeksi Herpes di
kalangan remaja dewasa ini.(BKKBN,2009)
Berdasarkan data yang diperoleh sekitar 10% remaja putri terinfeksi pada usia 15-19 tahun. Kehamilan remaja menyebabkan peningkatkan risiko angka kematian pada
ibu dan bayi lebih tinggi dibandingkan pada wanita yang hamil pada usia 20 tahun. Hal ini terjadi dikarenakan kebanyakan remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat
tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas, yang disebabkan kurangnya informasi tentang pendidikan seks di kalangan remaja, mereka juga tidak memiliki akses pelayanan dan informasi tentang kesehatan reproduksi (Widyastuti, Rahmawati,
Data yang diperoleh dari RSUP H. Adam Malik Medan jumlah pasien yang mengalami Herpes di tahun 2010 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2009 dan 2010. Pada tahun 2009 tercatat sebanyak 672 kasus sedangkan pada tahun 2010 tercatat
sebanyak 723 orang.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Medan tahun 2010 tercatat 111 orang sedangkan di Puskesmas Delitua tercatat 78 kasus. Dan sebagian penderita adalah
remaja putri yaitu sebanyak 20 orang . (Dinkes Medan, 2010).
Di Provinsi Sumatera Utara , 42,1 % penduduk pernah mendengar tentang
Herpes, namun baru 14 % yang berpengetahuan benar yaitu remaja umur 15-20 tahun pernah mendengar Herpes 38, 9%. Sedangkan di Puskesmas Delitua 20,8% yang pernah
mendengar tentang Herpes, namun yang berpengetahuan benar tentang Herpes yaitu 18,4% (Riskesdas Provinsi Sumatera Utara, 2008).
Survei awal yang peneliti lakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Delitua ,
sebagian remaja mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit Herpes. Dan dari 12 remaja putri hanya empat orang mengetahui pernah mendengar tentang Herpes tetapi tidak mengetahui cara pencegahannya, sedangkan delapan orang lagi tidak tahu tentang
Herpes.
Remaja putri yang ada di Wiayah Kerja Puskesmas Delitua berjumlah 167 orang
Menurut penelitian Surayatni (2008) memperlihatkan adanya hubungan yang kuat antara pengetahuan dan sikap remaja tentang herpes. Penelitian Harman (2004) memperlihatkan pengetahuan ini diperlukan untuk dasar pencegahan Herpes, banyak
perempuan muda yang pengetahuan dasarnya tentang Herpes cara penularan dan pencegahannya kurang sekali. Padahal tanpa mengetahui cara penularan, mustahil dapat melindungi diri dari resiko tertular Herpes. Menurut Notoatmojo (2007), perilaku
seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Herpes di Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan
perumusan masalah yaitu “Apakah Ada Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Herpes di Desa Sari Maju Daerah Lokalisasi Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2012.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Pengetahuan Remaja tentang Herpes di Desa Sari Maju Daerah Lokalisasi Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2012.
b. Untuk mengetahui Sikap Remaja tentang Herpes di Desa Sari Maju Daerah Lokalisasi Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2012.
D. Manfaat penelitian
a. Bagi Pelayanan Kebidanan
Hasil penelitian yang diperoleh dapat menjadi bahan masukan bagi petugas
kesehatan khususnya Bidan dalam rangka meningkatkan pelayanan dankonseling dengan memperhatikan nilai-nilai budaya dan agama.
b. Bagi Responden
Hasil penelitian yang diperoleh dapat menjadi bahan masukan bagi responden dalam rangka mencegah Penyakit Menular Seksual khususnya Herpes. Dan dapat
memberikan berpandangan lebih luas kepada responden tentang tujuan dan manfaat dari Herpes.
c. Bagi Peneliti
Menambah wawasan pengetahuan serta pengalaman dalam penerapan ilmu yang telah di dapat selama perkuliahan terutama tentang kesehatan reproduksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge)
1. Pengertian
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
pancaindera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri
sendiri maupun orang, media massa maupun lingkungan (Notoadmojo, 2003, hal, 121).
2. Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan
(Notoadmodjo, 2003, hal 122) yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
termasuk ke dalam tingkat pengetahuan ini adalah kembali (recall), sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau ransangan yang telah diterima. Oleh
sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyabutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
b. Memahami (comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
Orang yang telah paham secara objek atau materi harus dapat menjelaskan, memberi, memberi contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
d. Analisis (Analisys)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materikedalam
komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluasi)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
3. Cara Mendapatkan Pengetahuan
Menurut (Notoadmodjo, 2005) ada dua cara untuk memperoleh pengetahuan,
a. Cara Tradisional untuk Memeperoleh Pengetahuan
Cara tradisional ini dipakai untuk memperoleh kebeneran pengetahuan, sebelumnya diketemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis.
Cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :
1) Cara coba-salah (Trial and Error)
2) Cara coba-coba dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahakan.
2) Cara kekuasaan atau ototoritas
Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu
pengetahuan.
3) Berdasarkan pengalaman pribadi
Dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
b. Cara Modern Memperoleh Pengetahuan
Cara moderen dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Dilakukan mula-mula dengan mengadakan pengamatan langsung
4.Pengetahuan Remaja tentang Herpes
Ada beberapa penelitian pada remaja yang telah dilaksanakan dalam kaitan dengan Herpes. Rata-rata pengetahuan remaja mengenai Herpes masih kurang (Budiman
dkk.1997, Soeharyo 2001), padahal pengetahuan ini diperlukan untuk dasar pencegahan Herpes, banyak perempuan muda yang pengetahuan dasarnya tentang Herpes cara penularan dan pencegahannya kurang sekali. Padahal tanpa mengetahui cara penularan,
mustahil dapat melindungi diri dari resiko tertular Herpes (Harman, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian sumantri, dkk (2006), tentang pengetahuan dan sikap
remaja tentang Herpes didapatkan hasil pengetahuan kurang tentang Herpes 63,8%, sedangkan pengetahuan baik hanya 33.3%.
Berdasarkan hasil penelitian Sudirman (2010) didapatkan hasil penelitian
pengetahuan remaja tentang Herpes menunjukkan bahwa remaja yang berpengetahuan baik tentang Herpes 32 orang (97%), kurang 1 orang (3%), berpengetahuan kurang
tentang perjalanan dan gejala dari Herpes 32 orang (97%), dan cukup hanya 1 orang (3%), sedangkan yang berpengetahuan tentang faktor resiko infeksi Herpes pada remaja dan tentang pencegahan Herpes didapatkan hasil yang kurang yaitu 100% tidak
berpengetahuan di kelas X-1 SMA Negeri 2 kota Magelang.
B. Sikap
1. Pengertian
2. Tingkatan Sikap
a. Menerima (Receiving)
Dapat diartikan bahwa orang (objek) mau dan memeperhatikan stmulasi yang
diberikan (objek).
b. Merespon (Responding)
Memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
d. Bertanggung Jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
3. Pengukuran Sikap Model Likert
Pengukuran sikap model likert juga dikenal dengan pengukuran sikap dengan skala likert, karena dalam pengukuran sikap juga menggunakan skala (Hidayat, 2007, hal.104).
Dalam menciptakan alat ukur likert juga menggunakan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Subjek yang diteliti disuruh memilih salah satu dari lima
a. Sangat setuju (strogly approve) : 4
b. Setuju (approve) : 3
c. Tidak setuju (Disapprove) : 2
d. Sangat tidak setuju (strogly disapprove) : 1
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap
a. Pengalaman pribadi
Untuk dasar menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi hanya menggunakan kesan yang kuat untuk pembentukan sikap.
b. Orang lain
Seseorang yang kita anggap penting atau seseorang yang berarti khusus dapat
dipercaya akan banyak mempengaruhi sikap terhadap sesuatu.
c. Kebudayaan
Kebudayaan yang mewarnai sikap dan menanamkan garis pengaruh sikap dan
informasi. Adanya informasi memberikan landasan terbentuknya sikap media sebagai.
d. Agama
Agama meletakkan dengan pengertian konsep moral dalam individu.
Sikap merupakan pernyataan yang disertai oleh emosi yang berfungsi sebagai pengalaman frustasi mekanisme pertahanan ego. (Azwar, 2007,hal.30).
5. Cara Pembentukan atau Perubahan Sikap
Sikap dapat dibentuk atau berubah melalui 4 macam cara, yakni:
1) Adopsi, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang dan terus-terusan, lama kelamaan secara bertahap kedalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya sikap.
2) Diferensiasi, dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman,
sejalan dengan bertambahnya usia, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terdapatnya objek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula.
3) Intelegensi, tadinya secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang
berhubungan dengan suatu hal tertentu.
4) Trauma, pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan yang meninggalkan kesan
mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman-pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap (azwar, 2007).
5. Sikap remaja tentang Herpes
Dari hasil penelitian Sumantri (2006), sikap responden terhadap informasi yang didapat beraneka ragam mulai dari bersikap takut atau ngeri, berhati-hati, sampai
bersikap tidak terlalu peduli terhadap Herpes.
pengetahuan dan sikap menunjukkan bahwa remaja yang bersikap baik 66%, dan yang bersikap kurang 36,6%
Berdasarkan hasil penelitian Sudirman (2010) didapatkan hasil penelitian sikap
remaja tentang Herpes bahwa remaja yang bersikap sangat positif 24 orang (73%), dan yang bersikap positif 9 orang (27%)di kelas X-1 SMA Negeri 2 kota Magelang.
C. Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja adalah periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa atau masa
usia belasan tahun atau seseorang yang menunjukkan tingkah laku tertentu.
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik,
emosi, psikis. Masa remaja yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa puberitas (Widiastuti.Y, 2009).
Menurut WHO, yang dikutip oleh Sarwono (2006), remaja adalah suatu masa dimana :
1. Individu berkembang dari suatu pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda
seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa.
WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja dan membagi kurun usia tersebut dalam 2 bagian, yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun.
D. Herpes
1. Pengertian
Herpes adalah infeksi pada genital yang disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV) dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok dengan dasar eritema dan bersifat rekuerens.
Epidemiologi ini tersebar kosmopolit menyerang pria dan wanita dengan frekuensi yang tidak berbeda. Infeksi primer oleh virus ves simplek tipe I biasanya dimulai pada usia anak-anak, sedangkan infeksi tipe II biasanya terjadi pada decade II
atau III, dan berhubungan dengan peningkatan aktivitas seksual.
2.Etiologi
Herpes genitalis disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV) atau Herpes virus hominis (HVH), UNNA (1883) yang pertama kali mengetahui bahwa penyakit ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan SHARLITT pada tahun 1940
membedakan antara HSV tipe 1 (HSV-1) dan HSV tipe 2 (HSV-2). Sebagian besar penyebabnya adalah HSV-2, tetapi walaupun demikian dapat juga disebabkan oleh
Secara serologic, biologic sifat dan fsikokimia HSV-1 dan HSV-2 sukar dibedakan. Dari penelitian sereopidemiologik didapat bahwa antibody HSV-1 sudah terdapat pada anak-anak sekitar umur lima tahun , meningkat 70% pada usia remaja dan
97% pada orang tua. Penelitian seroepidemiologik terhadap antibody HSV-2 sulit untuk dinilai berhubung adanya reaksi silang antara respons imun humoral HSV-1 dan HSV-2.
Dari data yang dikumpulkan WHO dapat diambil kesimpulan bahwa antibodi
terhadap HSV-2 rata-rata baru terbentuk setelah melakukan aktivitas seksual. Pada kelompok remaja didapatkan kurang dari 30% pada wanita diatas umur 40 tahun naik
sampai 60%, dan pada pkerja seks wanita (PSW) ternyata antibodi HSV-2 10 kali lebih tinggi daripada orang normal.
3. Gejala klinis
Manifestasi klinik dapat dipengaruhi oleh faktor hospes, pajanan HSV sebelumnya, episode terdahulu dan tipe virus. Masa inkubasi umumnya berkisar antara
3-7 hari, tetapi dapat lebih lama. Gejala yang timbul dapat bersifat berat, tetapi bisa juga asimtomatik terutama bila lesi ditemukan pada daerah serviks. Pada penelitian retrospektif 50-70% infeksi HSV-2 adalah asimtomatik.
Biasanya didahului rasa terbakar dan gatal di daerah lesi yang terjadi beberapa jam sebelum timbulnya lesi. Setelah lesi timbul dapat disertai gejala konstitusi seperti
malaise, demam dan nyeri dasar eritem. Vesikel ini mudah pecah dan menimbulkan erosi multiple. Tanpa infeksi sekunder, penyembuhan terjadi dalam waktu lima sampai tujuh hari dan tidak terjadi jaringan parut tetapi bila ada, penyembuhan memerlukan
Pada infeksi inisial gejalanya lebih berat dan berlangsung lebih lama. Kelenjar limfe regional dapat membesar dan nyeri pada perabaan. Infeksi didaerah serviks, dapat menimbulkan beberapa perubahan termasuk peradangan difus, ulkus multiple sampai
terjadinya ulkus yang besar dan nekrotik. Tetapi dapat juga tanpa gejala klinis. Pada saat pertama kali timbul, penyembuhan memerlukan waktu yang cukup lama, dapat dua sampai empat minggu, sedangkan pada serangan berikutnya penyembuhan akan lebih
cepat. Di samping itu pada infeksi pertama dapat terjadi disuria bila lesi terletak di daerah uretra dan periuretra, sehingga dapat menimbulkan retensi urin. Hal lain yang
menyebabkan retensi urin pada daerah sacral yang menimbulkan mieletis dan radikulitis.
Infeksi rekurens dapat terjadi dengan cepat/lambat, sedangkan gejala yang timbul biasanya lebih ringan, karena telah ada antibodi spesifik dan penyembuhan juga akan
lebih cepat. Sebagaimana telah disebutkan di atas, infeksi inisial dan rekurensi selain disertai gejala klinis dapat juga tanpa gejala. Hal ini dapat dibuktikan dengan
ditemukannya antibodi HSV-2 pada orang yang tidak ada riwayat penyakit herpes genitalis sebelumnya. Adanya antibodi terhadap HSV-1 menyebabkan infeksi HSV-2 lebih ringan. Hal ini memungkinkan infeksi inisial HSV-2 berjalan asimptomatik pada
penderita yang pernah mendapat infeksi HSV-1.
Tempat predileksi pada pria biasanya di preputium, glans penis, batang penis,
dapat juga di uretra dan daerah anal (pada homoseks), sedangkan pada skrotum jarang terkena. Lesi pada wanita dapat ditemukan di daerah labia major/minor, klitoris, introitus vaginae, serviks sedangkan pada daerah perianal, bokong, mons pubis jarang
4. Penularan Herpes
Penyakit Herpes ini bisa ditularkan dengan cara setia pada pasangan dan tidak gonta-ganti pasangan. Biasanya luka pada kulit penderita bisa tertular dengan orang lain
walaupun tidak berhubungan seksual
5. Komplikasi
Komplikasi yang paling ditakutkan adalah akibat penyakit ini pada bayi yang
baru lahir. Herpes genitalis pada permulaan kehamilan bisa menimbulkan abortus/malformasi congenital berupa mikroensefali. Pada bayi baru lahir dari ibu yang
menderita Herpes pada waktu kehamilan dapat ditemukan kelainan berupa Hepatitis, Infeksi Berat, Ensefalitis, Keratokonjungtivitis, Erupsi Kulit berupa vesikel Herpetimorfis dan bahkan bisa lahir mati.
Pada orang tua, Hepatitis karena HSV jarang ditemukan, sedangkan Meningitis dan ensefalitis pernah dilaporkan. Pada orang tua Meningitis Herpatika biasanya
disebabkan oleh HSV-2 sedangkan Ensefalitis oleh HSV-1. Disamping itu juga ditemukan hipersentivitas terhadap virus, sehingga timbul reaksi pada kulit berupa eritema eksudativum multiforme. Dapat juga timbul ketakutan dan depresi terutama bila
terjadi salah penanganan pada penderita.
7. Penatalaksanaan
Pengobatan dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu prifilaksis, pengobatan non spesifik dan pengobatan spesifik.
Tindakan Profilaksis
a. Penderita diberi penerangan tentang sifat penyakit yang dapat menular terutama bila sedang terkena serangan, karena itu sebaiknya melakukan absitenensia.
b. Proteksi individual. Digunakan dua macam alat perintang, yakni busa spermisidal dan
kondom. Kombinasi tersebut, bila diikuti dengan pencucian alat kelamin memakai air dan sabun pasca koitus, dapat mencegah transmisi herpes genitalis hampir 100%
(Raab dan Lorincz, 1981). Busa spermisidal secara in vitro ternyata mempunyai sifat virisidal, dan kondom dapat mengurangi potensi virus.
c. Faktor-faktor pencetus sedapat mungkin dihindari
d. Konsultan psikiatrik dapat membantu karena faktor psikis mempunyai peranan untuk timbulnya serangan.
Pengobatan non-spesifik
a. Rasa nyeri dan gejala lain bervariasi, sehingga pemberian analgetika, antipiretik dan antipruritus disesuaikan dengan kebutuhan individual.
c. Antibiotika atau kotrimoksasol dapat diberikan untuk mencegah infeksi sekunder.
Pengobatan Spesifik
Berbagai macam obat antivirus telah dipenuhi untuk dipakai untuk mengatasi
penyakit Herpes genitalis, misalnya Idoksuridin Topical, Sitarabin (Ara-C) dan Vidarabin (Ara-A) secara intravena, Inosipleks (isoprinosin), Interferon. Obat antivirus
yang kini telah banyak dipakai ialah Asiklovir, dan saat ini ada lagi dua macam obat antivirus baru yaitu Valasiklovir dan Famsiklovir.
8. Prognosis
Meskipun kematian yang disebabkan oleh infeksi HSV-2 jarang terjadi, akan tetapi selama belum ada pengobatan yang efektif, perkembangan penyakit sulit diramalkan. Infeksi primer dini yang segera diobati mempunyai prognosis lebih baik,
BAB III
KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep
Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel, baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam, 2008, hal.55).
Kerangka konsep dalam penelitian ini menggambarkan hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Herpes di Desa Sari Maju Daerah Lokalisasi Wilayah Kerja
Puskesmas Delitua Tahun 2012. Pengetahuan Remaja tentang Herpes sebagai variabel independen, sedangkan Sikap Remaja tentang Herpes merupakan variabel dependen. Secara skematis kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Variabel independen Variabel dependen
Skema 1: kerangka konsep B. Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha)
yaitu Ada hubungan antara Pengetahuan dan Sikap tentang Herpes di Desa Maju Daerah Lokalisasi Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2012 .
Pengetahuan Remaja tentang Herpes
C. DefenisiOperasional
N
o. Variabel DefinisiOperasional Alatukur
BAB IV
METODE PENELITIAN A.DesainPenelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional yang mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang ada. Jenis penelitian ini tujuannya untuk menemukan ada atau tidak adanya hubungan, dan apabila ada seberapa erat hubungannya (Arikunto, 2006, hal. 270).
Rancangan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Herpes di Desa Sari Maju Daerah Lokalisasi Wilayah Kerja
Puskesmas Delitua Tahun 2012. B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008,hal.89). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja yang ada
di Desa Sari Maju daerah lokalisasi Wilayah kerja Puskesmas delitua Tahun 2012 yang berjumlah 44 Remaja
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008, hal.81). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara
total sampling, yaitu keseluruhan dari populasi sebanyak 44 Remaja. C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Sari Maju daerah lokalisasi Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2012. Adapun alasan memilih lokasi penelitian ini karena ada daerah lokalisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2012 yang sudah lama ada
sehingga dapat memenuhi kriteria sampel yang diinginkan dan belum pernah diadakan penelitian serupa ditempat ini.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Februari tahun 2012 sampai dengan Juni 2012. Penelitian dilakukan dari pengajuan judul, penelusuran pustaka, melakukan survei awal,
konsultasi dengan dosen pembimbing, pengajuan proposal, pengolahan data, sidang akhir.
D. EtikaPenelitian
Semua penelitian yang menggunakan manusia subjek, harus disertai dengan pernyataan bahwa sudah disetujui oleh komisi etika setempat (Hidayat, 2007, hal. 93).
Menurut Hidayat adapun masalah etika yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut
1. Informed consent, merupakan bentuk persetujuan antara peneliti responden dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
2. Etika dalam penelitian dapat diartikan sebagai pedoman bagi seorang peneliti
untuk melakukan suatu tindakan dalam upaya nya menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan terkait dengan subjek penelitian, prinsip etika penelitian adalah mengatur perlindungan terhadap partisipan dan
consent yaitu kesediaan yang disadari oleh subjek penelitian (responden) secara sosial. Responden yang bersedia dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi responden yang tidak bersedia berhak untuk menolak dan mengundurkan diri.
3. Dalam upaya mencapai informed consent tersebut, etika penelitian juga mengatur tentang adanya anonimitas dan kerahasiaan. Peneliti menjanjikan bahwai dentitas
subjek penelitianakan dirahasiakan dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen, tetapi dengan menggunakan inisial. Data-data yang
diperoleh dari responden juga hanyadigunakan untuk kepentingan penelitian. 4. Anonymiti (tanpa nama)
5. Kerahasian (confidentialiti)
Sama halnya dengan penelitian ini, sebelum melakukan penelitian peneliti harus terlebih dahulu mengajukan permohonan izin penelitian kepada Ketua Program D IV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan Kepada Kepala Puskesmas Delitua . Sedangkan kepada responden, peneliti menjelaskan manfaat dan tujuan serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan terjadi selama
dan sesudah pengumpulan data. Untuk menjaga kerahasian, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar kuisioner. Data-data yang diperoleh
semata-mata digunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan serta tidak akan dipublikasi pada pihak lain.
E. Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa formulir data demografi, kuesioner pengetahuan dan sikap remaja tentang Herpes yakni:
Data karakteristik yang harus dilengkapi oleh responden meliputi : umur, tingkat pendidikan, dan sumber informasi.
b) Kuesioner pengetahuan
Kuesioner penelitian pengetahuan remaja tentang Herpes dibuat oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja
tentang Herpes dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban multiple choice, bila jawaban benar diberi nilai 1 dan bila jawaban salah diberi nilai 0.
c) Kuesioner penelitian sikap remaja tentang Herpes dibuat oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka untuk mengetahui gambaran sikap remaja tentang Herpes dengan
menggunakan kuesioner yang berisi 10 pertanyaan sikap dengan menggunakan skala likert dengan berupa pernyataan positif dan negatif dengan pilihan jawaban
sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pertanyaan dibagi atas pernyataan positif dan pernyataan negatif:
Pernyataan positif:
1) Sangat setuju : nilai 4
2) Setuju : nilai 3
3) Tidak setuju : nilai 2 4) Sangat tidak setuju : nilai 1 Pernyataan negatif:
1) Sangat setuju : nilai 1
3) Tidak setuju : nilai 3 4) Sangat tidak setuju : nilai 4
F. Prosedur Pengumpul Data
Pengumpulan data dilakukan peneliti selama lima bulan terhitung pada bulan Februari s/d Juni 2012, setelah terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Program Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara) dan kemudian permohonan izin penelitian yang telah diperoleh dikirimkan ketempat penelitian (Puskesmas Delitua). Peneliti menentukan
responden berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Setelah mendapatkan responden, peneliti menjelaskan pada responden tentang tujuan, manfaat dan proses pengisian kuesioner. Kemudian, responden diminta untuk
menandatangani surat persetujuan atau dengan memberikan persetujuan secara verbal atau lisan. Selanjutnya, responden diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan oleh
peneliti dan diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada yang tidak dimengerti.
Saat responden mengisi lembaran kuesioner, peneliti mendampingi responden sehingga tidak terjadi manipulasi atas jawaban responden. Setelah semua responden
mengisi kuesioner yang dibagikan, maka selanjutnya peneliti memeriksa kelengkapan dan mengumpulkan data untuk dianalisa.
G.Validitas dan Reliabilitas
pada landasan teori. Selanjutnya instrumen ini akan dikonsultasikan dengan ahli atau pakarnya (Sugiyono, 2009, hal.352).
Sedangkan uji reabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama pula. Uji reabilitas dilakukan pada 10 responden di Puskesmas Delitua yang mempunyai kriteria yang sama
dengan sampel penelitian, kemudian data diolah menggunakan program SPSS dengan mencari nilai reabilitas cronbach’s alfa. Apabila nilai cronbach’s alfa lebih dari 0.6 maka dinyatakan reliabel. Untuk pengetahuan didapat nilai cronbarch alfa 0.698, sedangkan pertanyaan tentang sikap nilai cronbarch alfa 0.758.
H. Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Semua data yang telah terkumpul dilakukan analisa data dengan memeriksa
2. Analisis data
Metode statistik untuk analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah : a. Statistik Univariat
Analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase tiap variabel yang diteliti. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel independen yaitu pengetahuan pelajar dan variabel dependen yaitu sikap remaja di Desa Sari Maju daerah lokalisasi Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2012
b. Statistik Bivariat
Statistik bivariat adalah suatu prosedur yang digunakan untuk menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel (Arikunto, 2006, hal 271). Pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik Chi Square (x2), dengan nilai kemaknaan (α = 0,05). Pedoman dalam menerima hipotesis : apabila
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan “Pengetahuan dan Sikap remaja tentang Herpes di Desa Sari Maju Daerah Lokalisasi Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2012” terhadap 44 Remaja tentang Herpes di Puskesmas Delitua
Tahun 2012 diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan golongan umur adalah mayoritas umur 20 tahun sebanyak 14 orang (31,8%), berdasarkan pendidikan SMA sebanyak 23 orang (52,3%).. Pada
tabel 5.1 dapat dilihat distribusi karakteristik remaja dibawah ini. Tabel 5.1
Distribusi Berdasarkan Karakteristik Demografi Remaja Tentang Herpes di di Desa Sari Maju Daerah Lokalisasi Wilayah Kerja
Puskesmas Delitua Tahun 2012
2. Pengetahuan Remaja
Pengetahuan Remaja adalah apa yang diketahui remaja tentang Herpes. Pengetahuan dikategorikan baik, cukup dan kurang. Setelah peneliti memberikan
20 pertanyaan tentang Herpes. Pertanyaan tentang pengertian penyakit Herpes mayoritas dijawab dengan benar yaitu 37 orang. Sedangkan pertanyaan yang banyak dijawab salah yaitu pertanyaan tentang manfaat mempelajari tentang
Herpes yaitu 25 orang.
Berdasarkan hasil pengkategorian pengetahuan remaja , di dapat dari 44
orang remaja lebih banyak yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 28 orang (63,6%), tetapi masih ada 16 orang (36,4%) yang memiliki pengetahuan kurang. Distribusi kategori pengetahuan remaja dapat dilihat pada tabel 5.2 di
bawah ini.
Tabel 5.2
Distribusi Pengetahuan Remaja Tentang Herpes di Desa Sari Maju Daerah Lokalisasi Wilayah Kerja
PuskesmasDelituaTahun 2012
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 28 63,6
Kurang 16 36,4
Total 44 100
3. Sikap remaja
di dapat data dari 44 orang remaja lebih banyak bersikap positif yaitu sebanyak 26 orang (59,1%) dan bersikap negatif sebanyak 18 orang (40,9%). Hasil pengkategorian sikap remaja dapat dilihat pada tabel 5.3 di bawah ini.
Tabel 5.3
Distribusi Sikap Remaja Tentang Herpes di Desa Sari Maju Daerah Lokalisasi Wilayah KerjaPuskesmasDelituaPadangsidimpuan Tahun
2012
Sikap N Persentase (%)
Positif 26 59,1
Negatif 18 40,9
Jumlah 44 100
4. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Herpes
Pengetahuan dan sikap remaja tentang Herpes menunjukkan bahwa yang memiliki kategori baik dengan sikap positif sebanyak 20 orang (71.24%), dan yang memiliki kategori baik dengan sikap negatif ada 8 orang (28,57%). Hasil
analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95% dan df = 1 di dapatkan adanya hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dan sikap remaja tentang Herpes (p value 0,028 atau p< 0,05). Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=4,167, artinya remaja yang pengetahuannya kurang mempunyai peluang 4,2 kali bersikap negatif dibanding
Tabel 5.4
Hasil Analisis Chi-Square Antara Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Herpes di Wilayah Puskesmas DelituaTahun 2012
variabel
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti akan membahas untuk menjawab
pertanyaan penelitian tentang pengetahuan dan sikap remaja tentang Herpes di Puskesmas Delitua Tahun 2012. Pembahasan yang peneliti maksud disini adalah untuk mengetahui hubungan Pengetahuan dan Sikap remaja tentang Herpes di
Desa Sari Maju daerah lokalisai Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2012 1. Pengetahuan Remaja
Berdasarkan pernyataan diatas, maka tingkat pendidikan remaja dapat mempengaruhi pengetahuan remaja tentang Herpes. sehingga remaja yang lebih banyak berpendidikan SMA dapat mempengaruhi pengetahuan remaja menjadi
baik tentang Herpes.
Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar (2007), pendidikan adalah persyaratan utama untuk membangun masyarakat berbasis pengetahuan dan
pendidikan mempengaruhi pengetahuan.
Menurut pendapat Lukman dan Hendra (2008), bahwa informasi akan
memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika dia mendapatkan informasi yang baik, maka akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Dan menurut
pendapat Azwar (2007), pengetahuan dapat diperoleh dari informasi. 2. Sikap Remaja
Berdasarkan distribusi sikap remaja di Puskesmas Delitua lebih banyak yang bersikap positif yaitu sebanyak 26 orang (51,9%), dan yang memiliki sikap negatif yaitu 18 orang (40,9%).
Melihat pernyataan diatas, maka tingkat pendidikan dapat mempengaruhi sikap remaja tentang Herpes. Sehingga remaja yang berpendidikan SMP lebih
banyak yang bersikap baik.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Sholehah (2008), bahwa orang yang memiliki pendidikan terakhir kurang dari SMA memiliki peluang 2,15 untuk
bersikap negatif terhadap Herpes.
Hal ini sesuai dengan pendapat azwar (2007), bahwa pendidikan meletakkan
menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap serta memahami dasar pengertian dan konsep. Dan pendidikan adalah persyaratan utama untuk membangun masyarakat berbasis pengetahuan dan pendidikan mempengaruhi
pengetahuan dalam pembentukan sikap.
3. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Rremaja tentang Herpes
Berdasarkan hasil analisis hubungan pengetahuan dan sikap remaja tentang
Herpes di Wilayah Kerja Puskesmas Delitua di peroleh data bahwa adanya hubungan yang signifikan (p = 0,00 atau p<0,0285) antara pengetahuan dan sikap
remaja tentang Herpes.
Pengetahuan dan sikap remaja tentang Herpes menunjukkan bahwa yang memiliki kategori baik dengan sikap positif sebanyak 20 orang (71,24%), dan
yang memiliki kategori baik dengan sikap negatif ada 8 orang (28,57%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2007),
pengetahuan yang baik akan mendorong seseorang untuk bersikap baik pula, karena melalui pengetahuan, subjek akan membentuk dan mengambil sikap yang sesuai dengan pengetahuan yang telah ia dapat. Melihat hasil penelitian dan
pendapat Notoadmodjo, penelitian maka pengetahuan remaja yang baik tentang Herpes dapat mempengaruhi sikap remaja menjadi positif, begitu pula sebaliknya
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian dari hasil tinjauan Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja
Tentang Herpes di Wilayah Kerja Puskesmas Delitua tahun 2012 melalui penyebaran kuesioner
yang telah diisi oleh remaja di Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2012 , maka penulis
dapat menyimpulkan dan memberikan saran-saran yang dapat ditemukan disini:
A. Kesimpulan
1. Mayoritas responden dengan pengetahuan baik yaitu sebanyak 28 orang (63,6%), dan minooritas berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 16 orang (36,4%).
2. Mayoritas responden mempunyai sikap positif yaitu sebanyak 26 orang (59,1%), dan minoritas berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 18 orang (40,9%).
3. Adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang Herpes dengan nilai p=0,028.
B. Saran
1. Diharapkan kepada remaja agar meningkatkan pengetahuannya melalui
beberapa media misalnya dengan membaca majalah-majalah kesehatan tentang
Herpes ataupun dari media elektronik yang memberikan berita-berita kesehatan
tentang Herpes.
2. Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar lebih sering memberikan pelayanan
kesehatan berupa penyuluhan tentang Herpes kepada remaja Puskesmas Delitua.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :Rineka Cipta. Arum, S., Sujiyatni, (2009). Panduan Lengkap Pelayanan Penyakit Herpes Terkini,
Jogjakarta : Mitra Cendika.
Azwar, S., (2007). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, edisi 2, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
BKKBN, (2005). Kebijakan Program Pokok dan Kegiatan Bidang Kespro 2005-2009. Jakarta.
Burns, A,. et al. (2009). Kesehatan Reproduksi Perempuan dan Yang Tepat Untuk Anda. Yogyakarta : Perpustakaan Nasonal.
Dempsey, P. (2002). Riset Keperawatan. Jakarta:EGC
Everett, S., (2007). Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta : ECG. Handayani, S., (2010). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka
Rihama.
Hidayat, (2010), Metode Penelitian Kebidanan Tehnik Analisis Data. Cetakan ke empat, Jakarta : salemba Medika.
Machfoedz, I., (2009). Metodelogi Penelitian. Yogyakarta : Fitramaya.
Maulana, Darmasta. Rusdiatin, Ivana ( 2007, november). Hubungaan pengetahuan dan sikap remaja terhadap herpes di rumah sakit rajawali citra potorono
banguntapan bantul 2007.
Notoadmojo, S, ( 2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan, Edisi 3, Jakarta : Rineka Cipta
Notoadmojo, S, (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu prilaku. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Selemba Medika
Otto, S. (2003). Buku Saku Keperawatan. Jakarta : EGC
Sarwono, (2007). Ilmu Kebidanan Cetakan ke Sembilan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiraharjo.
Sugiono, (2008). Metode penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R & D. Bandung: Alfabetaa
Suwardi. Suyanti( 2011, juli). Pengaruh pemberian konseling pada remaja terhadap penyakit menular seksual Medan. Retrived From
Roberts CL,et al.(2009, desember). Us national library of medicine national instutes ofhealth, tren induksi dari persalinan.
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN
Asalamualaikum Wr.Wb
Dengan hormat,
Nama saya Nuranisa, sedang menjalani pendidikan di program di D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Herpes di SMA di Puskesmas
Delitua Medan Tahun 2012”.
Herpes adalah infeksi pada genital yang disebabkan oleh herpes simplex virus
(HSV) dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok dengan dasar eritema dan bersifat rekuerens.
Epidemiologi ini tersebar kosmopolit menyerang pria dan wanita dengan frekuensi yang tidak berbeda. Infeksi primer oleh virus ves simplek tipe I biasanya dimulai pada usia anak-anak, sedangkan infeksi tipe II biasanya terjadi pada decade II
atau III, dan berhubungan dengan peningkatan aktivitas seksual.
Herpes genitalis disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV) atau Herpes virus hominis (HVH), UNNA (1883) yang pertama kali mengetahui bahwa penyakit ini dapat
ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan SHARLITT pada tahun 1940 membedakan antara HSV tipe 1 (HSV-1) dan HSV tipe 2 (HSV-2). Sebagian besar
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan dan Sikap Remaja Tentang Herpes di Puskesmas Delitua Medan Tahun 2012. Saya akan memberikan kuisioner yang telah saya susun sesuai kriteria yang saya temukan.
Partisipasi siswa bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan di rahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini saudari tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila saudari membutuhkan
penjelasan, maka dapat menghubungi saya :
Nama : Nuranisa
Alamat : jln.jamin ginting gg Dipanegara No 67
No HP : 085271161172
Terima kasih saya ucapkan kepada ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu penegtahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini di harapkan ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.
Medan, 2012
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (PSP) (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama :
Umur : Jenis kelamin : Alamat :
Telah mendapat penjelasan dan memahami mengenai segala yang akan dilakukan terhadap saya. Dengan ini saya menyatakan setuju untuk diikutsertaan sebagai subjek dalam penelitian ini. Demikian surat persetujuan ini dibuat dalam keadaan dan
tanpa paksaan.
Medan, 2012
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG HERPES DI DESA SARI MAJU DAERAH LOKALISASI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
DELI TUA MEDAN TAHUN 2012
Kode :
Tanggal :
A. DATA DEMOGRAFI
Karakteristik responden no responden : (diisi oleh peneliti)
Petunjuk pengisian :
1. Semua pertanyaan harus diberi jawaban
2. Isi pertanyaan dengan memberi tanda checklist
3. Setiap pertanyaan dijawab dengan satu jawaban yang sesuai menurut anda 4. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti
Kuesioner data demografi :
Jenis kelamin :
Umur :
Suku :
Kelas :
Pekerjaan orang tua :
Ayah :
A. Pengetahuan
1. Apa yang dimaksud dengan Herpes? a. Penyakit Menular Seksual
b. Suatu penyakit yang tidak bisa menular
c. Salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan bias menularkan kepada orang lain
2. Salah satu tujuan mempelajaripenyakit Herpes?
a. Untuk mendapat informasi dan mengetahui carapencegahan
b. Untuk memperdalam ilmu sosial
c. Untuk mendekatkan diri tentang penyakit Herpes 3. Siapa yang menjadi sasaran dalam pencegahan herpes?
a. Remaja b. Anak-anak
c. Lansia
4. Salah satu manfaat mempelajari penyakit Herpes bagi remaja adalah ? a. Untuk menghindari atau mencegah penyakit Herpes yang berulang kali
dengan jarak waktu yang dekat b. Untuk mengakhiri penyakit Herpes
c. Untuk pengetahuan resiko kehamilan pada remaja
5. Alat kontrasepsi yang bermanfaat untuk menghindari kita dari infeksi
menular seksual (IMS) khususnya Herpes adalah ?
c. Pil
6. Apa tanda dan gejala penyakit Herpes?
a. Didahului rasa terbakar dan gatal di daerah lesi yang terjadi beberapa jam
sebelum timbulnya lesi b. Demam sepanjang hari
c. Batuk-batuk berdahak dengan waktu lama
7. Apa yang menyebabkan penyakit Herpes? a. Bakteri
b. Parasit c. Virus
8. Apa nama virus yang menyebabkan penyakit Herpes? a. Virus Flu
b. Herpes simplex virus (HSV) c. Virus klamidia
9. Bagaimana penularan penyakit Herpes ?
a. Kontak hubungan seksual b. Pakaian bersama
c. Makan dan minum secara bersama-sama 10.Usia yang rentanterkena Herpes?
a. 15-20 tahun/ remaja
b. >10 tahun
c. Semua kaktegori usia
11.Apa usaha dalam pencegahan Herpes?
b. Pemeriksaan penyakitketurunan c. Pemeriksaankehamilan
12.Program penyuluhanbisa dilaksanakan oleh ?
a. Tenagakesehatan b. Tenagasukarela c. Karyawan
13.Masainkubasi penyakit Herpesadalah ? a. 1 tahun
b. 6 bulan c. 3-7 hari
14.Yang tidak termasuk penangangan penyakit Herpes?
a. Penggunaan alat kontasepsi sebelum nikah b. Pendidikan sex ( sex education)
c. Konseling
15.Pemeriksaan yang dilakukan pada penyakit herpes adalah? a. Pemeriksaan umum
b. Pemeriksaan gigi
c. Pemeriksaan laboratorium
16. Bagiantubuh yang menyebabkan penularanadalah ? a. Kepala
b. Alat Kelamin c. Kulit
b. Benjolan c. Kering
18. Siapa yang akan beresiko Herpes adalah ?
a. Siapa saja kontak dengan orang yang demam
b. Siapasaja yang sering berganti pasangan dalam hubungan seksual c. Siapasaja yang infeksi Tetanus
19. Bagaiman pengobatan dalam menangani penyakit Herpes adalah ? a. Sesuai anjuran dokter OBGIN
b. Sesuai anjuran Perawat c. Sesuai obat-obatan
20. Bagaimana cara pencegahan dari penyakit Herpes tersebu tadalah ? a. Mengenali pasangan
B. Sikap
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya merasa pengendalian terhadap Herpes dalah suatu bentuk usaha yang baik
2 Saya mau mengikuti program penyuluhan Herpes karna dapat memberinformasi
3 Saya mengajak anggota keluarga saya untuk mengikuti penyuluhan Herpes
4 Dalam memdengarkan penyuluhan saya akan mengetahui secara jelas tentang Herpes
5 Saya megetahui dampak negative dari herpes tersebut
6 Mengendalikan diri agar tidak melakukan hubungan seksual yang tidak wajar
7 Melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui kondisi kesehatan
8 Saya menyarankan orang sekeliling saya menghindari Herpes
9 Orang yang sudah terinfeksi Herpes seharusnya dijauhi masyarakat
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nuranisa
TTL : Pekanbaru/ 21 Desember 1988
Agama : Islam
Nama Ayah : Drs. Baharudin Nama Ibu : Naframita
Anak Ke : 1 dari 4 bersaudara
Alamat : Jln. Pembangunan II No 04 Kelapapati Darat Bengkalis Riau Pendidikan Formal :
Tahun 1995 - 2001 : SD N 070 Bengkalis Riau Tahun 2001 - 2004 : SMP N I Bengkalis Riau Tahun 2004 - 2007 : SMA N 1 Bengkalis Riau Tahun 2007- 2010 : Poltekes Kemenkes Riau