• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - MODEL BELIEF ADJUSTMENT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI BERDASARKAN INFORMASI NON AKUNTANSI - Perbanas Institutional Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - MODEL BELIEF ADJUSTMENT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI BERDASARKAN INFORMASI NON AKUNTANSI - Perbanas Institutional Repository"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

13 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini disusun dengan merujuk pada penelitian terdahulu. Berikut penjelasan secara garis besar mengenai penelitian terdahulu dengan persamaan dan perbedaannya yang dapat mendukung penelitian ini.

1. Luciana Spica Almilia dan Supriyadi (2013)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh urutan informasi dan pola penyajian informasi terhadap pengambilan keputusan investasi. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu keputusan investor terhadap penentuan nilai saham perusahaan sedangkan variabel independen dari penelitian ini yaitu pola penyajian informasi dan urutan bukti-bukti. Partisipan pada penelitian eksperimen ini sejumlah 91 orang Mahasiswa/i jurusan Akuntansi Universitas swasta di Surabaya yang telah menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan Manjaemen Investasi Pasar Modal. Desain penelitian eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 2x2, yaitu dengan pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence) dan urutan bukti (good news diikuti

(2)

informasi step by step. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keputusan investasi antara partisipan yang menerima urutan informasi

good news diikuti bad news dibandingkan partisipan yang menerima urutan informasi bad news diikuti good news untuk penyajian informasi end of sequence.

Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini. Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu:

1. Variabel dependen pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan pengambilan keputusan investasi.

2. Variabel independen pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan pola penyajian informasi berupa step by step dan

end of sequence, dan urutan informasi.

3. Partisipan pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan Mahasiswa/i yang telah menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan Manajemen Investasi Pasar Modal atau Manajemen Investasi Portofolio.

4. Grand theory yang digunakan pada penelitian ini sama-sama menggunakan teori Belief Adjustment.

Terdapat pula perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Luciana Spica dan Supriyadi dengan penelitian saat ini, yaitu:

(3)

good news) sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan Desain eksperimen 2x2x2 mixed design (between subject dan within subject) yaitu, pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence) dan urutan bukti

(good news diikuti bad news dan bad news diikuti good news).

2. Jenis informasi yang digunakan pada penelitian terdahulu menggunakan jenis informasi akuntansi saja, sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan jenis informasi nonakuntansi saja.

2. Luciana Spica Almilia, Jogiyanto Hartono, Supriyadi, dan Ertambang Nahartyo (2013)

(4)

news diikuti good news), dan tipe informasi (akuntansi, nonakuntansi, serta kombinasi dari informasi akuntansi dan nonakuntansi). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji t-test. Hasil penelitian ini

menunjukkan “judgment bias”, khususnya efek kekinian akan lebih tinggi ketika

pola penyajian informasi bersifat sekuensial atau bertahap. Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan adanya recency effect dalam pengambilan keputusan investasi apabila informasi disajikan secara step by step dan tidak terjadi efek urutan dalam pengambilan keputusan investasi jika informasi disajikan secara simultan end of sequence.

Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini, adapun persamaannya yaitu:

1. Variabel dependen yang digunakan sama-sama menggunakan pengambilan keputusan investasi.

2. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini sama-sama menggunakan pola penyajian informasi dan urutan informasi.

3. Partisipan pada penelitian ini sama-sama menggunakan Mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan Manajemen Investasi Pasar Modal atau Manajemen Investasi Portofolio.

Adapun terdapat beberapa perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini, yaitu:

(5)

(akuntansi, nonakuntansi, serta kombinasi dari informasi akuntansi dan nonakuntansi), berbeda dengan penelitian saat ini yang menggunakan desain eksperimen 2x2x2 mixed design (between subject dan within subject), yaitu pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence), urutan bukti

(good news diikuti bad news dan bad news diikuti good news), seri informasi (seri informasi panjang dan seri informasi pendek).

2. Jenis informasi yang digunakan, pada penelitian terdahulu menggunakan jenis informasi akuntansi, nonakuntansi, dan kombinasi dari informasi akuntansi dan nonakuntansi, sedangkan pada peneliian saat ini menggunakan jenis informasi nonakuntansi saja.

3. Pada penelitian terdahulu menggunakan web based facilities dimana partisipan akan mengisi kuesioner melalui web yang telah dibuat oleh peneliti, sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan paper and pencil based eksperiment yang kuesionernya akan dibagikan dan diisi secara manual oleh partisipan.

3. Dipankar Gosh dan Anne Wu (2012)

(6)

ini yaitu para analis keuangan. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen dengan desain eksperimen 2x2 between subject design yaitu, pengukuran kinerja (keuangan dan non keuangan) dan tingkat keuntungan (menguntungkan atau tidak menguntungkan). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran kinerja finansial dan non finansial dan kemungkinan yang terjadi berdampak interaktif dengan rekomendasi analis.

Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian tedahulu dengan penelitian saat ini. Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu:

1. Topik yang digunakan pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan topik keputusan investasi.

2. Penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan jenis penelitian eksperimen.

3. Pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan data primer, yaitu data diperoleh langsung dari partisipan.

Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu:

1. Pada penelitian terdahulu menggunakan desain eksperimen between subject design yaitu, pengukuran kinerja (keuangan dan nonkeuangan) dan tingkat keuntungan (menguntungkan atau tidak menguntungkan).

(7)

menggunakan variabel independen pola penyajian informasi, urutan informasi, dan seri informasi.

3. Partisipan penelitian terdahulu yaitu analis keuangan, sedangkan partisipan pada penelitian saat ini yaitu Mahasiswa S1 Akuntansi dan S1 Manajemen di STIE Perbanas Surabaya yang telah menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan Manajemen Investasi Pasar Modal atau Manajemen Investasi Portofolio.

4. Sri Wahyuni dan Jogiyanto Hartono (2012)

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dan Jogiyanto ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai efek pengingat dan anchoring adjustment pengumuman laba. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu evaluasi investor terhadap kinerja perusahaan melalui perkiraan sedangakan variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor perlakuan. Partisipan pada penelitian ini yaitu Mahasiswa Magister dan program Doktor. Penelitian eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 2x3x2 yaitu, pengungkapan laba

(8)

menggunakan nilai patokan atau nilai awal yang diungkapkan dalam pengumuman laba periode saat ini, dan sebaliknya pada rugi periode sebelumnya investor cenderung menilai bahwa kinerjanya buruk.

Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini, adapun persamaannya yaitu, penelitian eksperimen dengan topik yang sama yaitu keputusan investasi. Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu:

1. Partisipan pada penelitian terdahulu adalah Mahasiswa magister dan program Doktor, sedangkan pada penelitian saat ini ada Mahasiswa S1 Akuntansi dan S1 Manajemen di STIE Perbanas Surabaya yang sedang dan/atau telah menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan/atau Manajemen Investasi Pasar Modal atau Manajemen Investasi Portofolio.

2. Variabel independen pada penelitian ini adalah faktor perlakuan sedangkan variabel independen pada penelitian saat ini ada pola penyajian informasi, seri informasi, dan urutan informasi.

5. Robert Pinsker (2011)

(9)

informasi (step by step dan end of sequence) dan Urutan informasi (good news

diikuti bad news dan bad news diikuti good news).

Partisipan pada penelitian ini adalah Mahasiswa University of South Florida sejumlah 127 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain eksperimental 2x2 yaitu, pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence) dan Urutan informasi (good news diikuti bad news dan

bad news diikuti good news). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah ANOVA. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat efek urutan yang membuktikan bahwa terjadi recency effect yang memberikan bobot pada akhir informasi dan nilai rata kondisi sekuensial tidak signifikan daripada nilai rata-rata pada kondisi simultan.

Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini. Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu:

1. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini sama-sama menggunakan pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence)

dan Urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news diikuti good news)

2. Partisipan yang digunakan pada penelitian terdahulu sama-sama menggunakan partisipan Mahasiswa.

(10)

Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Pinsker dengan penelitian saat ini yaitu:

1. Kriteria partisipan yang digunakan adalah Mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan Manajemen Investasi Pasar Modal atau Manajemen Investasi Portofolio.

2. Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian Pinsker menggunakan Desain eksperimen 2x2, yaitu pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence) dan Urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news

diikuti good news) sedangkan pada penelitian ini menggunakan desain eksperimen 2x2x2 mixed design (between subject dan within subject), yaitu pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence) dan urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news diikuti good news), dan seri informasi (seri informasi panjang dan seri informasi pendek.

6. Luciana Spica Almilia (2010)

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menguji pengaruh order effect

dalam pengambilan keputusan investasi. Penelitian ini berusaha untuk mengembangkan penelitian Pinsker (2007) serta Ashton dan Kennedy (2002) dengan menguji pengaruh recency effect pada pola pengungkapan step by step

(11)

(SbS) dan end of sequence (EoS) dan urutan informasi (++-- dan --++). Partisipan pada penelitian ini sejumlah 91 orang Mahasiswa jurusan akuntansi perguruan tinggi swasta di Surabaya. Penelitian eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 2x2 yaitu pola pengungkapan informasi (step by step dan end of sequence) dan urutan informasi (++-- dan --++). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji analisis statistik ANOVA, uji T, dan uji one way

ANOVA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh order effect

dalam pengambilan keputusan investasi, yaitu recency effect, dan tidak adanya pengaruh recency effect pada informasi yang disajikan dengan pola pengungkapan

end of sequence.

Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini, adapun persamaannya yaitu:

1. Variabel dependen pada penelitian terdahulu sama dengan variabel dependen pada penelitian saat ini yaitu keputusan investor terkait penilaian harga saham.

2. Variabel independen pada penelitian terdahulu sama dengan variabel independen pada penelitian saat ini yaitu pola pengungkapan step by step

(SbS) dan end of sequence (EoS) dan urutan informasi (++-- dan --++). 3. Partisipan pada penelitian terdahulu sama dengan partisipan pada penelitian

saat ini yaitu Mahasiswa jurusan Akuntansi perguruan tinggi swasta di Surabaya.

(12)

digunakan, desain eksperimen pada penelitian terdahulu yaitu desain eksperimen 2x2, yaitu pola pengungkapan informasi (step by step dan end of sequence ) dan urutan informasi (++-- dan --++). Sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan desain ekperimen 2x2x2 mixed design (between subject dan within subject) yaitu, pola pengungkapan informasi (step by step dan end of sequence) dan urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news diikuti good news), seri informasi (informasi seri panjang, dan informasi seri pendek).

7. Liza Alvia dan Dedhy Sulistiawan (2009)

Penelitian ini menggunakan ide penelitian dari Hogarth dan Einhorn’s (1992) dan dikombinasikan dengan penelitian Lipe dan Salterio (2000) yang kemudian dikembangkan oleh Dilla dan Steinbart (2005). Ide penelitian Hogart

dan Einhorn’s (1992) adalah tentang pengujian efek resensi atau kekinian dalam

(13)

positif) dan faktor pengetahuan (memiliki pengetahuan tentang analisis teknikal dan tidak memiliki pengetahuan tentang analisis teknikal). Sedangkan Variabel dependen pada penelitian ini adalah keputusan investasi. Penelitian ini tergolong penelitian eksperimental yang menggunakan partisipan sebanyak 182 Mahasiswa Jurusan Akuntansi di Universitas Surabaya. Pada penelitian eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 2x2x2, yaitu jenis informasi (fundamental dan teknikal), karakter informasi sekunsial (informasi positif diikuti negatif dan informasi negatif diikuti positif) dan faktor pengetahuan (memiliki pengetahuan tentang analisis teknikal dan tidak memiliki pengetahuan tentang analisis teknikal). Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan uji ANOVA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat efek kekinian atau resensi dalam pengambilan keputusan investasi pada saham ketika informasi nonakuntansi disajikan secara berurutan yang masing-masing bermuatan positif dan negatif. Pada penelitian ini juga menunjukkan terjadinya perbedaan keputusan berbasis analisis teknis antara kelompok yang mendapatkan pengetahuan mengenai analisis teknikal dengan kelompok yang tidak mendapatkan pengetahuan mengenai analisis teknikal, namun tidak terdapat perbedaan keputusan pada kelompok yang tidak mendapatkan pengetahuan.

Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini. Adapun persamaannya yaitu:

(14)

2. Grand theory yang digunakan pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan teori Belief Adjustment

3. Partisipan yang digunakan pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan partisipan Mahasiswa.

4. Informasi yang digunakan sama-sama menggunakan informasi campuran, yaitu bad news dan good news.

Perbedaan penelitian tedahulu dengan penelitian saat ini yaitu:

1. Penelitian terdahulu menggunakan desain eksperimen 2x2x2, yaitu jenis informasi (fundamental dan teknikal), karakter informasi sekunsial (informasi positif diikuti negatif dan informasi negatif diikuti positif) dan faktor pengetahuan (memilki pengetahuan tentang analisis teknikal dan tidak memiliki pengetahuan tentang analisis teknikal) berbeda dengan penelitian saat ini yang menggunakan desain eksperimen 2x2x2 mixed design (between subject dan within subject), yaitu pola pengungkapan informasi (step by step

dan end of sequence), urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news diikuti good news), seri informasi (informasi seri panjang dan informasi seri pendek)

(15)

menempuh Mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan Manajemen Investasi Pasar Modal atau Manajemen Investasi Portofolio

3. Jenis informasi yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah informasi fundamental dan teknikal berbeda dengan penelitian saat ini yang meggunakan jenis informasi nonakuntansi saja.

8. Robert Pinsker (2007)

Penelitian yang dilakukian oleh Robert Pinsker ini bertujuan untuk menguji Model revisi keyakinan, yang menyatakan bahwa individu cenderung lebih merespon informasi yang terakhir ketika pola informasi disajikan secara step by step. Variabel independen pada penelitian ini ada dua yaitu pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence) dan Urutan informasi (good news

diikuti bad news dan bad news diikuti good news) sedangkan variabel dependen penelitian ini adalah revisi kepercayaan (belief revision). Partisipan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa jurusan Akuntansi University of South Florida

sejumlah 129 Mahasiswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain eksperimental 2x2 yaitu pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence) dan Urutan informasi (good news diikuti bad news dan

(16)

Terdapat persamaan dan perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Adapun persamaannya yaitu:

1. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini sama-sama menggunakan pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence)

dan Urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news diikuti good news)

2. Grand theory yang digunakan pada penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang sama-sama menggunakan Belief Adjustment theory.

3. Partisipan yang digunakan pada penelitian terdahulu sama-sama menguunakan partisipan Mahasiswa.

Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu, Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah 2x2, yaitu pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence) dan Urutan informasi

(good news diikuti bad news dan bad news diikuti good news). Sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan Desain eksperimen 2x2x2 mixed design (between subject dan within subject), yaitu pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence) dan Urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news diikuti

good news), dan seri informasi (seri informasi panjang dan seri informasi pendek).

9. Robert H. Ashton dan Jane Kennedy (2002)

Penelitian yang dilakukan oleh Ashton dan Kennedy ini bertujuan untuk menguji pengaruh recency effect pada pola pengungkapan step by step

(17)

menggunakan informasi keuangan perusahaan. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini yaitu pola penyajian informasi (step by step, end of sequence, dan self review debiaser) dan urutan informasi (++-- dan --++). Partisipan pada penelitian ini yaitu 135 staff auditor pada KAP Big five yang sedang mengikuti training. Penelitian eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 3x2 yaitu, pola penyajian informasi (step by step, end of sequence,

dan self review debiaser) serta urutan informasi positif diikuti negatif (++--) dan informasi negatif diikuti positif (--++). Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik ANCOVA. Hasil penelitian penelitian ini menunjukkan adanya indikasi efek resensi pada pola penyajian step by step tetapi tidak terjadi pada pola penyajian end of sequence dan debiaser dapat mengurangi tingkat resensi.

Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini, adapun persamaannya yaitu:

1. Pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan variabel independen pola penyajian step by step dan end of sequence.

2. Pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan jenis penelitian eksperimen.

Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu:

(18)

2. Partisipan pada penelitian terdahulu berbeda dengan partisipan pada penelitian saat ini. Partisipan pada penelitian terdahulu adalah staff auditor

pada KAP Big five yang sedang mengikuti training sedangkan partisipan pada penelitian saat ini yaitu Mahasiswa S1 Akuntansi dan S1 Manajemen yang telah menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan Manajemen Investasi Pasar Modal atau Manajemen Investasi Portofolio.

3. Desain eksperimen pada penelitian terdahulu berbeda dengan desain eksperimen pada penelitian saat ini. Pada penelitian terdahulu menggunakan desain eksperimen 3x2, yaitu pola penyajian informasi (step by step, end of sequence, dan self review debiaser) serta urutan informasi (positif diikuti negatif dan informasi negatif diikuti positif), sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan desain eksperimen 2x2x2 mixed design (between subject

dan within subject), yaitu pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence), urutan informasi (good news diikuti bad news dan bad news

diikuti good news), seri informasi (seri informasi panjang dan seri informasi pendek).

10. Jane E. Baird dan Robert C. Zelin (2000)

(19)

pada penelitian ini adalah 92 Mahasiswa Midwestern United states. Penelitian eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 2x2 yaitu urutan informasi (++--,--++), dan jenis informasi (informasi masa lalu dan informasi prediksi masa depan). Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu Uji beda A Mann-whitney Test. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa adanya primacy

terhadap informasi masa lalu dan terjadi primacy terhadap informasi tentang masa depan, dimana hasil penelitian ini mendukung dari hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini, adapun persamaannya yaitu:

1. Sama-sama menggunakan variabel independen end of sequence dan urutan informasi.

2. Partisipan pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini sama-sama menggunakan partisipan Mahasiwa.

Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu:

1. Desain eksperimen pada penelitian terdahulu menggunakan desain eksperimen 2x2, yaitu urutan informasi (++--,--++), dan jenis informasi (informasi masa lalu dan informasi prediksi masa depan) sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan desain eksperimen 2x2x2 mixed design (between subject dan within subject), yaitu pola penyajian informasi (step by step dan end of sequence), urutan informasi (good news diikuti bad news dan

(20)

2. Partisipan Mahasiswa pada penelitian terdahulu menggunakan Mahasiswa

Midwestern United states sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan partisipan Mahasiswa di STIE Perbanas Surabaya yang telah dan/atau sedang menempuh mata kuliah Analisa Laporan Keuangan dan/atau Manajemen Investasi Pasar Modal atau Manajemen Investasi Portofolio.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Model Belief Adjustment

Bayes’ Theorem merupakan Model revisi keyakinan normatif yang paling

dominan sebelum tahun 1988. Bayes’ Theorem pada saat itu menjadi populer karena konsekuensi logis dari probabilitas kondisional dalam revisi keyakinan. Hogarth dan Einhorn (1992) mengajukan dan menguji teori tentang Model keyakinan yang kemudian biasa disebut Model Belief Adjustment. Model ini didasarkan pada asumsi bahwa ketika seseorang memproses informasi secara keseluruhan dan memiliki keterbatasan mengenai kapasitas memori, individu cenderung mengubah keyakinannya melalui proses penyesuaian. Mereka menyatakan ketika individu memperoleh bukti baru maka mereka merevisi kembali keyakinan dengan proses penyesuaian.

(21)

Ashton dan Ashton (1988) menyatakan bahwa Model Belief Adjustment yang dikembangkan oleh Hogarth dan Einhorn telah merepresentasikan sikap individu terhadap bukti.

Pertimbangan individu dalam mengambil keputusan akan bergantung pada urutan atau susunan bukti yang disajikan. Ada beberapa tipe pengaruh susunan salah satunya yaitu primacy effect, primacy effect terjadi apabila pertimbangan yang tidak seimbang dipengaruhi oleh bukti yang disajikan diawal dari pada bukti yang disajikan di akhir. Tipe pengaruh susunan yang lainnya yaitu

recency effect, recency effect yaitu terjadi apabila pertimbangan yang tidak seimbang dipengaruhi oleh bukti yang disajikan di akhir daripada bukti yang disajikan di awal. Hasil penelitian Ashton dan Ashton (1988) menunjukkan bahwa tinjauan keyakinan auditor akan bergantung pada susunan dari urutan bukti yang diterima dan cara bukti tersebut disajikan. Berdasarkan dari hasil temuan ini membuktikan bahwa individu akan mudah mengubah keyakinannya ketika bukti-bukti baru diterimanya.

Pengaruh urutan informasi menurut Model Belief Adjustment

memprediksi apakah terjadinya primacy effect, recency effect, atau no order effect.

Efek yang berbeda dalam Belief Adjustment disebabkan oleh perbedaan tipe urutan dan waktu penyajian bukti. Primacy effect dan recency effect diaplikasikan pada bukti campuran yakni positif dan negatif, sedangkan no order effect

(22)

sebelumnya atau yang disebut dengan recency effect, akibat adanya efek tersebut membuat individu dalam mengambil keputusan cenderung bias karena individu mengambil keputusan hanya didasarkan pada informasi yang diterima terakhir kali bukan dari substansi atau isi dari informasi tersebut. Tuttle et al. (1997) menunjukkan bahwa urutan informasi mempengaruhi pergerakan harga saham. Informasi good news adalah informasi mengenai kinerja perusahaan yang baik, sedangkan informasi bad news adalah informasi mengenai kinerja perusahaan yang buruk. Jika urutan informasi good news diikuti bad news maka individu cenderung downward bias, sedangkan jika urutan informasi bad news dikuti good news maka individu cenderung upward bias. Setiap investor menginginkan kondisi yang memberi berbagai kemudahan, yaitu ketersediaan informasi yang akurat dan pelayanan yang cepat. Dengan kondisi tersebut maka keputusan yang dibuat menjadi akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Ketidakakuratan informasi menyebabkan timbulnya kondisi spekulasi yang jauh lebih tinggi dalam setiap analisis dan menyebabkan mahalnya informasi yang akurat sehingga berakibat pada kondisi pasar yang tidak sehat.

(23)

sebagai informasi nonakuntansi. Sedangkan informasi akuntansi adalah informasi yang berasal dari laporan keuangan perusahaan. Menurut Irham Fahmi (2015) fokus utama dari laporan keuangan adalah informasi informasi mengenai kinerja perusahaan yang tersedia dengan mengukur laba (earning) dan komponenya.

(24)

rujukan melihat kinerja keuangan investor berfokus pada tiga laporan, yaitu: neraca, laporan laba rugi dan saldo laba, dan perubahan posisi keuangan. Ditinjau dari sudut pandang manajemen laporan keuangan yang berisi informasi akuntansi adalah media yang digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja keuangan yang dikelolanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sementara itu, jika ditinjau dari sudut pandang pemakai laporan keuangan khususnya investor informasi akuntansi ini diharapkan dapat digunakan dalam pengambilan keputusan investasi yang rasional.

Menurut Irham Fahmi (2015 : 20) Sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan, Investor sebaiknya tidak hanya berfokus pada tiga laporan keuangan yaitu: neraca, laporan laba rugi dan saldo laba, perubahan posisi keuangan tetapi juga berfokus pada sumber lain yang dapat dijadikan sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan. Sumber lain yang dijadikan pendukung dalam pengambilan keputusan investasi pada penelitian ini yaitu informasi nonakuntansi. Informasi nonakuntansi penting untuk digunakan dalam pengambilan keputusan investasi dikarenakan informasi nonakuntansi berisi tentang prospek perusahaan dimasa depan.

Model Belief Adjustment menyatakan bahwa apabila informasi disajikan menggunakan pola penyajian step by step atau berurutan individu akan merevisi keyakinan setelah menerima informasi yang baru. Model Belief Adjustment menyatakan pada seri informasi pendek dan sederhana recency effect

(25)

Primacy effect ini terjadi ketika bukti pertama lebih dipertimbangan daripada bukti yang terakhir.

Pola penyajian informasi pada Model Belief Adjustment ini terdiri dari dua yaitu step by step dan end of sequence. Pola penyajian step by step adalah pola penyajian informasi yang disajikan secara bertahap atau berurutan. Pola penyajian end of sequence adalah pola penyajian informasi yang disajikan secara simultan atau keseluruhan.

Komponen dalam teori Belief Adjustment yang dikembangkan oleh Hogarth dan Einhorn (1992) adalah sebagai berikut:

1. Sequential Process, Hogarth dan Einhorn (1992) telah berargumentasi bahwa penyesuaian terhadap keyakinan pada kenyataannya adalah aktivitas umum yang dilakukan oleh manusia. Proses berurutan adalah asumsi yang mendasari teori Belief Adjustment.

2. Task Variables. Teori Belief Adjustment telah mempertimbangkan tiga variabel tugas, yaitu: kompleksitas tugas, panjangnya seri bukti dan pola penyajian informasi.

a. Kompleksitas tugas adalah fungsi penurunan familiaritas tugas.

b. Panjangnya seri bukti menujukkan jumlah bukti yang akan dievaluasi. Tugas yang mengevaluasi bukti antara dua sampai dengan 12 bukti merupakan seri bukti pendek, sementara jika bukti terdiri dari lebih 17 bukti diklasifikasikan sebagai seri bukti panjang.

(26)

Adjustment yaitu : step by step atau pola penyajian beururtan dan pola penyajian end of sequence atau pola penyajian simultan. Dalam pola penyajian informasi step by step, bukti dievaluasi satu persatu secara berurutan, sedangkan pola penyajian end of sequence seluruh bukti dievaluasi dalam waktu yang bersamaan.

Efek perbedaan yang terjadi pada Model Belief Adjustment ini disebabkan oleh perbedaan dalam tipe, urutan, dan waktu penyajian bukti informasi. Beberapa efek perbedaan tersebut yaitu primacy effect, recency effect,

dan no order effect.

2.2.2 Recency Effect, Primacy Effect dan No Order Effect

Model Belief Adjustment mengklasifikasikan dua kemungkinan efek urutan pada bukti gabungan yaitu recency effect dan primacy effect. Recency effect terjadi ketika bukti terakhir yang diterimanya lebih dipertimbangkan daripada bukti awal.

(27)

Tabel 2.1

EKSPEKTASI EFEK URUTAN BERDASARKAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT

Tabel 2.1 menunjukkan bahwa ketika seperangkat informasi campuran (urutan++-- atau --++) maka prediksi efek urutan yang terjadi adalah:

1. Jika seri informasi pendek, informasi sederhana dan pola penyajian informasi End of sequence terjadi primacy effect.

2. Jika seri informasi panjang, informasi sederhana dan pola penyajian informasi End of sequence terjadi primacy effect.

3. Jika seri informasi pendek, informasi sederhana dan pola penyajian informasi End of sequence terjadi recency effect.

4. Jika seri informasi panjang, informasi sederhana dan pola penyajian informasi End of sequence terjadi recency effect.

(28)

6. Jika seri informasi panjang, informasi kompleks dan pola penyajian informasi End of sequence terjadi primacy effect.

7. Jika seri informasi pendek, informasi kompleks dan pola penyajian informasi step by step terjadi recency effect.

8. Jika seri informasi panjang, informasi kompleks dan pola penyajian informasi step by step terjadi primacy effect.

Tabel 2.1 menunjukkan bahwa ketika seperangkat informasi konsisten (urutan++++ atau ----) maka prediksi efek urutan yang terjadi adalah:

1. Jika seri informasi pendek, informasi sederhana dan pola penyajian informasi End of sequence terjadi primacy effect.

2. Jika seri informasi panjang, informasi sederhana dan pola penyajian informasi End of sequence terjadi primacy effect.

3. Jika seri informasi pendek, informasi sederhana dan pola penyajian informasi step by step tidak terjadi efek urutan

4. Jika seri informasi panjang, informasi sederhana dan pola penyajian informasi step by step terjadi primacy effect.

5. Jika seri informasi pendek, informasi kompleks dan pola penyajian informasi End of sequence terjadi primacy effect.

6. Jika seri informasi panjang, informasi kompleks dan pola penyajian informasi End of sequence terjadi primacy effect.

(29)

8. Jika seri informasi panjang, informasi kompleks dan pola penyajian informasi step by step terjadi primacy effect.

2.3 Kerangka Pemikiran

Pada sub bab penelitian ini akan dijelaskan tentang kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran di bawah ini dibuat untuk mempermudah pemahaman mengenai pengaruh antara variabel dependen dengan variabel independen yang dapat ditunjukkan dengan Gambar 2.1. Pada Gambar 2.1 ini menggambarkan pengujian pengaruh pola penyajian informasi (step by step dan

end of sequence), urutan bukti informasi (++-- dan --++), dan seri informasi (seri informasi panjang dan seri informasi pendek) terhadap pengambilan keputusan investasi.

Model Belief Adjustment yang dikembangankan oleh Hogarth dan Einhorn (1992) memprediksi terdapat dua jenis efek urutan yang kemungkinan dapat terjadi yaitu recency effect dan primacy effect. Prediksi recency effect

(30)

apabila informasi yang disajikan bersifat gabungan pada pola penyajian informasi

end of sequence dan step by step pada informasi sederhana. (2) apabila informasi yang disajikan bersifat gabungan pada pola penyajian end of sequence dan step by step pada informasi kompleks.

(31)

Urutan bukti: good news diikuti bad news Seri informasi: panjang

Skenario 2B Pola penyajian: Step by step

Urutan bukti: bad news diikuti good news Seri informasi: panjang

Skenario 6A Pola penyajian: Step by step

Urutan bukti: good news diikuti bad news Seri informasi: pendek

Skenario 4B Pola penyajian: End of sequence

Urutan bukti: bad news diikuti good news Seri informasi: panjang

Skenario 8A Pola penyajian: End of sequence

Urutan bukti: good news diikuti bad news Seri informasi: pendek

Skenario 8B Pola penyajian: End of sequence

Urutan bukti: bad news diikuti good news Seri informasi: pendek

Skenario 4A Pola penyajian: End of sequence

Urutan bukti: good news diikuti bad news Seri informasi: panjang

Skenario 6B Pola penyajian: Step by step

(32)

Kerangka pemikiran teoritis menjelaskan bahwa Pada skenario 2A, partisipan akan menerima pola penyajian informasi step by step dengan urutan informasi good news diikuti bad news pada seri informasi panjang dan pada skenario 2B partisipan akan menerima pola penyajian step by step dengan urutan informasi bad news diikuti good news pada seri informasi panjang. Berdasarkan Tabel 2.1 yang telah dijelaskan sebelumnya, Pada skenario 2A partisipan akan cenderung memberikan proporsi yang lebih tinggi pada informasi yang diterimanya paling awal (primacy), sama halnya pada skenario 2B bahwa partisipan akan cenderung memberikan proporsi yang lebih tinggi pada informasi yang diterimanya paling awal atau disebut dengan primacy effect.

Pada skenario 6A partisipan akan menerima informasi dengan pola penyajian step by step dengan urutan informasi good news diikuti bad news pada seri informasi pendek dan skenario 6B partisipan akan menerima informasi dengan pola penyajian step by step dengan urutan informasi bad news diikuti good news pada seri informasi pendek. Pada skenario 6A dan 6B partisipan cenderung memberikan proporsi yang lebih tinggi pada informasi yang diterimanya paling akhir (recency) atau disebut juga terjadi recency effect.

(33)

Tabel 2.1 menjelaskan bahwa terjadi primacy effect yaitu, partisipan cenderung memberikan proporsi yang lebih tinggi pada informasi yang diterimanya paling awal.

Pada skenario 8A partisipan akan memperoleh informasi dengan pola penyajian end of sequence, urutan informasi good news diikuti bad news, dan seri informasi pendek. Sedangkan pada skenario 8B partisipan akan memperoleh informasi dengan pola penyajian end of sequence, urutan informasi bad news

diikuti good news, dan seri informasi pendek. Pada skenario tersebut partisipan akan cenderung memberikan proporsi pada informasi yang diterimanya paling awal atau disebut juga primacy effect.

2.4 Hipotesis Penelitian

(34)

recency effect yaitu terjadi apabila pertimbangan yang tidak seimbang dipengaruhi oleh bukti yang disajikan di akhir daripada bukti yang disajikan diawal.

Model Belief Adjustment mengkasifikasikan dua kemungkinan efek urutan pada bukti gabungan yaitu recency effect dan primacy effect. Recency effect terjadi ketika bukti terakhir yang diterimanya lebih dipertimbangkan daripada bukti awal. Primacy effect terjadi ketika bukti pertama lebih dipertimbangkan daripada bukti yang terakhir. Sedangkan no order effect terjadi ketika urutan dari bukti negatif pertama yang diikuti bukti negatif kedua memiliki pengaruh yang sama pada revisi keyakinan jika urutan bukti negatif kedua diikuti bukti negatif pertama dan sebaliknya.

Penelitian yang dilakukan oleh Luciana Spica dan Supriyadi (2013) menyatakan bahwa terdapat perbedaan keputusan investasi antara partisipan yang menerima urutan informasi good news diikuti bad news dibandingkan partisipan yang menerima urutan informasi bad news diikuti good news untuk penyajian informasi step by step. Pada penelitian Luciana Spica et al. (2013) menunjukkan bahwa adanya recency effect dalam pengambilan keputusan investasi apabila informasi disajikan secara step by step. Hasil penelitian Ashton dan Ashton (1988) menunjukkan bahwa tinjauan keyakinan auditor bergantung pada susunan dari urutan bukti yang diterima dan cara bukti tersebut disajikan. Berdasarkan dari hasil temuan ini membuktikan bahwa individu mudah mengubah keyakinannya ketika bukti-bukti baru di terimanya.

(35)

H1: Terdapat perbedaan pengambilan keputusan investasi antara partisipan yang menerima informasi good news diikuti bad news dibandingkan partisipan yang menerima informasi bad news diikuti good news pada pola penyajian step by step dan seri informasi panjang.

Berdasarkan teori Model Belief Adjustment, jika seri informasi pendek, informasi kompleks dan pola penyajian informasi step by step maka terjadi

recency effect. Ashton dan Kennedy (2002) menunjukkan adanya indikasi efek resensi pada pola penyajian step by step tetapi tidak terjadi pada pola penyajian

end of sequence dan self review debiaser dapat mengurangi tingkat resensi. Pinsker (2007) juga menyimpulkan bahwa ketika seperangkat informasi dengan seri pendek secara konsisten positif (negatif) yang diungkapkan secara sekuensial, dibandingkan dengan pengungkapan simultan, revisi kepercayaan pada keputusan harga saham secara signifikan lebih besar dalam kondisi sekuensial. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan rancangan eksperimental maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

H2: Terdapat perbedaan pengambilan keputusan investasi antara partisipan yang menerima informasi good news diikuti bad news dibandingkan partisipan yang menerima informasi bad news diikuti good news pada pola penyajian step by step dan seri informasi pendek.

(36)

Sedangkan dalam hal pengetahuan seseorang cenderung menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam pengambilan sebuah keputusan. Penelitian yang dilakukan oleh Luciana Spica (2010) menyatakan, ketika investor melakukan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investor cenderung memulai dengan keyakinan awal kemudian melakukan revisi atas keyakinan tersebut. Revisi atas keyakinan tersebut didasarkan pada kekuatan dan arah dari bukti audit yang telah didapat. Akan tetapi seringkali pertimbangan atas revisi keyakinan tersebut bukanlah esensi ataupun substansi dari bukti melainkan urutan dari bukti. Demikian pula pada hasil penelitian Pinsker (2011) yang mengemukakan bahwa terdapat efek urutan yang membuktikan bahwa terjadi recency effect yang memberikan bobot pada akhir informasi dan nilai rata-rata kondisi sekuensial tidak signifikan daripada nilai rata-rata pada kondisi simultan.

H3: Terdapat perbedaan pengambilan keputusan investasi antara partisipan yang menerima informasi good news diikuti bad news dibandingkan partisipan yang menerima informasi bad news diikuti good news pada pola penyajian end of sequence dan seri informasi panjang.

(37)

Menurut Bazerman (1994) Pertimbangan investor untuk pengambilan keputusan investasi didasarkan pada tahapan yang sistematis dan akurat. Namun, adanya bounded rationality menyebabkan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan cenderung menggunakan strategi heuristik, yaitu penyederhanaan proses pengambilan keputusan. Baird dan Zelin (2000) membuktikan pada penelitiannya bahwa terjadi efek primacy pada informasi masa lalu dan terjadi efek primacy pada informasi masa depan dimana hasil tersebut mendukung penelitiannya. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan rancangan eksperimental maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

Gambar

Tabel 2.1 menunjukkan bahwa ketika seperangkat informasi campuran
Tabel 2.1 menunjukkan bahwa ketika seperangkat informasi konsisten
Gambar 2.1
Tabel 2.1 yang telah dijelaskan sebelumnya, Pada skenario 2A partisipan akan
+2

Referensi

Dokumen terkait

The purpose of this case study is to analyze effect of the condensing turbine load on secondary circuit and to present a Cycle-Tempo simulation based on investigation of

Program pemberdayaan yang terkait pengelolaan persampahan antara lain program PNPM Mandiri Perkotaan dan PNPM Mandiri Pedesaan, serta program-program lainnya

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus

Cipta Karya, yang meliputi beberapa aspek antara lain:.. Strategi peningkatan DDUB oleh kabupaten/kota dan provinsi; 1). Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik fisikokimia jelly drink mentimun yang ditambahkan penstabil gelatin, karaginan, serta kombinasinya

Ketika merancang user interface mobile application sangat penting untuk mengerti tiap-tiap task yang penting sehingga dapat mengoptimalkan rancangan user interface yang akan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu dan suhu nitridasi ion dengan teknik plasma lucutan pijar ( glow discharge ) terhadap kekerasan permukaan bahan

[r]