• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEDIA PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MEDIA PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

Kesemrawutan

Di Ruang Publik

SINERGI

REFERENSI TEBING TINGGI DELI

w

w

w

.t

e

b

in

g

t

in

gg

i

ko

ta.go

.i

d

ISS

N 1978 - 8080 N

O

M

O

R 125 T

AHUN 2013 T

AHUN XI 2013

KESEMRAWUTAN SOSIAL

DI SEKITAR KITA

BELENGGU

KESEMRAWUTAN

(2)

KETUA PENGARAH : Ir.Umar Zunaidi Hasibuan, MM

( WaliKota Tebing Tinggi )

WAKIL KETUA PENGARAH :

H. Irham Taufik, SH, M.AP (Wakil WaliKota Tebing Tinggi )

PENGENDALI :

H. Johan Samose Harahap, SH, MSP (Sekdako Tebing Tinggi Deli )

PENANGGUNG JAWAB :

Ir. H. Zainul Halim (Asisten Administrasi Umum )

PIMPINAN REDAKSI :

Ahdi Sucipto, SH (Kabag Adm. Humas PP)

REDAKSI :

Rizal Syam, Khairul Hakim, Juanda

BENDAHARA :

Jafet Candra Saragih

KOORDINATOR LIPUTAN :

Drs Abdul Khalik, MAP

SEKRETARIS REDAKSI :

Dian Astuti

LAYOUT DESAIN GRAFIS

Edi Suardi, S.Sos Aswin Nasution, ST

FOTOGRAFER :

Sulaiman Tejo Chairul Fadhli

KOORDINATOR DISTRIBUSI RIDUAN

LIPUTAN DAN REPORTER :

Wartawan Unit Pemko Tebing Tinggi

Redaksi menerima tulis,photo juga surat berisi saran penyempurnaan dari pembaca dengan melampirkan tanda pengenal (KTP, SIM, Paspor) dan Redaksi berhak

mengubah tulisan sepanjang tidak mengubah isi dan maknanya.

Tulisan dikirim ke alamat redaksi :

Bagian Administrasi Humasy Pimpinan dan Protokol Sekreariat Daerah Kota Tebing Tinggi

SALAM REDAKSI

AMBURADUL. Kata ini identik dengan kondisi serba tidak teratur, semrawut, acak-acakan, dan tak genah. Kata ini, secara psikologis selalu melahirkan ketidak puasan di hati dan pikiran setiap kita. Asosiasi kata ini juga bermakna negatif, di mana kata amburadul selalu disandingkan dengan keadaan pasca kekacauan, kerusuhan serta peperangan.

Kata amburadul berlawanan dengan kata ‘teratur’ yang dimaknai sebagai sua-sana beradab, tenang, tertib, serta menyenangkan. Orang pun akan berpan-dangan, kata amburadul sebagai bentuk dari ketidak beresan suatu suasana, sedangkan teratur sebagai bentuk sebaliknya.

Pembaca budiman…

Edisi Juli kali ini mencoba menganalisis bagaimana sebenarnya kondisi semrawut alias amburadul itu banyak menghiasi keseharian kita. Da artikel yang kami sadur dari internet setidak bisa jadi bahan renungan kita semua soal kata itu. Artikel pertam a berjudul ‘Kesemrawutan Sosial Di Sekitar Kita,’ dan kedua, ‘Belenggu Kesemrawutan.’ Kedua artikel ini kami jadikan sebagai tulisan utama di edisi tengah tahun 2013 ini.

Beberapa tulisan lain juga menghiasi SINERGI kita, misalnya di rubrib pen-ddikan ada tulisan berjudul ‘Remaja Hebat Sadar Internet.’ Ada juga rubric ekonomi yang mencoba mengulas pergeseran lokasi penjualan panganan lemang yang jadi mascot kota Tebingtinggi selama ini. Para penjualan lemang

tidak lagi berkutat di Simpang Chong Afie, tapi sudah bergeser ke perbatasan

kota. Fenomena ini tentu saja menarik untuk di ulas.

Untuk rubrik kesehatan, kami coba memberi pengetahuan kepada pembaca melalui tulisan ‘Khasiat Bawang Putih,’ serta satu tulisan lain yang penting, ‘Teknologi Pengemasan Makanan.’ Tulisan terakhir ditulis seorang mahasiswa S2 jurusan kimia yang berusaha mengingatkan kita tentang bahaya kemasan makanan.

Selain itu, kami tampilkan pula satu sosok yang bisa jadi ibrah, bagaimana dedikasinya terhadap kerja amaliyah yang jarang dilakukan orang, yakni se-bagai bilal mayit. Nama bilal itu Hasanuddin Lubis yang telah bekerja selama 25 tahun mengurus jenazah. Ada pula tulisan di halaman wanita, tentang tips mencegah pernikahan beda agama. Pernikahan beda agama yang diusung se-jumlah artis lewat layar televise meman menggelisahkan, disamping terlarang secara agama juga ditentang oleh UU perkawinan. Ada tipsnya di halaman ini. Pembaca sekalian…

Sebuah opini melengkapi laporan kami, yakni gagasan ‘Kita Harus Melestari-kan Semi Budaya Indonesia.’ Gagasan didalamnya memuat sejumlah pilihan bahwa secara sadar harus ada gerakan pelestarian senia budaya ditengah serbuan budaya asing yang tak sesuai dengan budaya ketimuran kita. Di halaman pluralis, kami menyuguhkan tulisan tentang sejarah ‘lemang singgalang,’ yang banyak penggemarnya di kota Tebingtinggi. Kisah tentang kegigihan pedagang yang berkutata serius dari tahun ke tahun membangun citra lemang yang lezat dan legit.

Pada akhirnya, seluruh tulisan ini kami sajikan semampu kami untuk me-muaskan pembaca sekalian. Pun demikian, penilaian tetap ditangan kita semua. Kami terbuka terhadap saran dan kritik sekalipun. Salam dari meja

REFERENSI TEBING TINGGI DELI

TERBIT SEJAK 16 Juli 2002 SK WALIKOTA TEBING TINGGI NO.480.05/286 TAHUN 2002

(3)

DAFTAR ISI

SINERGI EDISI 127 JULI 2013

4. MOMENTUM

8. SINERGITAS

Amburadul

9. UTAMA

Kesemrawutan Sosial Di Sekitar Kita

Belenggu Kesemrawutan

14. PENDIDIKAN

Menko Kesra Agung Laksono Kunker Ke

Tebing Tinggi

Program Gerakan Penjaringan Anak Putus

Sekolah Diluncurkan

Remaja Hebat Sadar Internet Sehat

17. KESEHATAN

Khasiat Bawang Putih

Teknologi Pengemasan Makanan

21. EKONOMI

Pemko Tebing Tinggi Gelar Opm

Bersubsidi

Lemang Singgalang Ada Sejak Tahun 1958

23. WANITA

Majelis Taklim Al Hidayah Santuni Anak

Yatim

Kota Tebing Tinggi Peroleh Dua

Penghargaan Nasiona

25. HUKUM

Walikota Tebing Tinggi Terima

Penghargaan Dari Institut

Kewarganegaraan Indonesia (IKI)

26. PROFIL

Hasanuddin Lubis 25 Tahun Telah

Men-jadi Bilal Mayit

27. PEMKO KITA

Hut Tebing Tinggi Ke 96 Dan Hut

Bhayangkara Ke 67

Tim Safari Ramadhan Kunjungi Mesjid

Nurul Iman

Calon Haji Asal Tebing Tinggi Di Tepung

Tawari

Safari Ramadhan Di Merjid Al-Ma’ruf

Umar Hasibuan Bagikan Tali Asih Kepada

Anak Yatim

Safari Ramadhan Pemko Tebing Tinggi

Bantu Mesjid As Shomad

Umar Hasibuan Buka Puasa Bersama Alim

Ulama

Umat Budha Tebing Tinggi Serahkan

Rep-lika Ketupat

40. LENSA PEMKO

43. SOSIAL

Pembangunan Dam Bergerak Bajayu Telan

Biaya Rp250 Miliar

47. OPINI

“Kita Harus Melestarikan Seni Budaya

Indonesia”

48. INFO NASIONAL

• BBM Naik Dan Ramadan, Inflasi Mencapai

Angka Tertinggi

50. INFORMASI TEKNOLOGI

Akankah E-Government Memecahkan

Masalah Indonesia?

52. SASTRA

Kenangan 13 Desember 1945

58.

PUISI

/

IKLAN OVOP GRATIS

59. TEPIAN

Bung Hatta

Redaksi JUANDA

Redaksi KHARUL HAKIM Sekretaris Redaksi

DIAN ASTUTI Pimpinan Redaksi

AHDI SUCIPTO.SH

Bendahara JAFET CHANDRA SARAGIH

Redaksi RIZAL SYAM

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

SINERGITAS

Geliat tersebut terlihat dari bertambahnya atau akan dibangunnya pusat perdagan-gan. Jajaran nama besar supermarket semisal Ramayana, Indomaret dan lain-lain terlihat sudah menancapkan kakinya untuk bersaing melayani warga

kota Tebingtinggi ini. Yang menggembirakan, di tengah geliat semangat retail-retail modern tersebut, sejumlah pasar dan pusat perbelanjaan tradisional di kota ini tetap tak berputus asa. Bahkan, pasar ini menjadi pemasok tetap PAD kota Tebingtinggi. Ibarat suple-men, pasar-pasar ini seakan membuat kota Tebingtinggi menjadi dinamis.

Dalam arti sempit, pasar adalah tempat dilakukannya

kegia-tan jual beli berbagai macam barang dan jasa untuk keperluan hidup sehari-hari. Dalam pengertian yang lebih luas, pasar adalah proses berlangsungnya transaksi permintaan dan penawaran atas barang dan jasa. Sedangkan sejarah terbentuknya pasar itu sendiri berawal dari kebiasan masyarakat jaman dahulu yang meng-gunakan sistem barter atas barang yang

dibutuhkannya namun tidak diproduksi sendiri. Untuk melakukan barter, dipilih sebuah tempat yang disepakati bersama. Lama-kelamaan tempat tersebut berubah menjadi pasar. Kegiatan yang dilakukan

disana pun tidak hanya sekedar barter namun sudah berupa kegiatan jual beli dengan menggunakan alat pembayaran berupa uang.

Dalam pasar, konsumen dan produsen kadang bisa berhubungan dengan mudah. namun tidak jarang juga terjadi kesulitan, terutama bila konsumen tidak berhadapan

langsung dengan produsen barang yang dibutuhkannya. Untuk mengatasi hal ini, kemudian dikenal sistem distribusi. Sistem distribusi sangat berhubungan erat dengan pasar. Karen dengan adanya sistem

distri-busi, barang yang tidak dihasil-kan pada wilayah tertentu bisa menyebar dengan rata sehingga bisa memenuhi semua kebutu-han konsumen (pembeli). Salah satu pusat perbelanjaan tradisional yang kini berdiri di tengah kota Tebingtinggi adalah Pasar Gambir. Tapi harus diakui bahwa keadaan pasar ini masih terlihat kurang mempesona. Disana sini pedagang berjualan tanpa aturan. Bahkan terkesan amburadul. Tempat yang telah disediakan -dengan gedung bertingkat- seakan enggan disentuh pedagang. Pemerintah kota masih perlu menambah enerjinya dalam memperhati-kan persoalan yang ada di pasar ini. Tapi yang pasti, pasar tradisional harus dikembangkan dengan prinsip mening-katkan kesejahteraan pedagang. (khairul hakim)

AMBURADUL

(9)

A. Perubahan sosial

Perubahan sosial dapat diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga sosial dalam suatu masyarakat. Perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial itu selanjutnya mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, pola-pola perilaku ataupun sikap-sikap dalam masyarakat itu yang terdiri dari kelompok-kelompok so-sial. Masih banyak faktor-faktor penyebab perubahan sosial yang dapat disebutkan, ataupun mempengaruhi proses suatu perubahan sosial. Kontak-kontak dengan kebudayaan lain yang kemudian mem-berikan pengaruhnya, perubahan pendidi-kan, ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, pen-duduk yang heterogen, tolerasi terhadap perbuatan-perbuatan yang semula diang-gap menyimpang dan melanggar tetapi yang lambat laun menjadi norma-norma, bahkan peraturan-peraturan atau hukum-hukum yang bersifat formal.

Perubahan itu dapat mengenai lingkungan hidup dalam arti lebih luas lagi, mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola keperilakuan, struktur-struktur, organisasi, lembaga-lembaga, lapisan-lapisan masyarakat, relasi-relasi sosial, sistem-sistem komunikasi itu sendiri. Juga perihal kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, kemajuan teknologi dan seterusnya.

Atkinson, (1987 dan Brooten,1978 dalam Nurhidiyah, 2003 : 1), menyatakan defenisi perubahan yaitu: merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau sese-orang berbeda dengan keadaan sebelumn-ya dan merupakan proses sebelumn-yang menyebab-kan perubahan pola perilaku individu atau institusi. Ada empat tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap, perilaku individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa, tentang arakteristiknya, maka pemahaman tentang tingkat-tingkat perubahan dan siklus perubahan akan dapat berguna.

Perubahan sosial merupakan gejala umum

yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.

Perubahan sosial terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, pen-emuan baru, terjadinya konflik atau revo-lusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

Kearah mana perubahan dalam masyarakat bergerak (direction of change) bahwa perubahan tersebut meninggalkan aktor yang diubah. Akan tetapi setelah mening-galkan faktor tersebut, mungkin peruba-han itu bergerak kepada sesuatu yang baru sama sekali, akan tetapi mungkin pola bergerak kearah suatu bentuk yang sudah ada pada waktu yang lampau.

Perubahan sosial bisa terjadi dengan cara: 1. Direncanakan (planned) atau/dan

tidak direncanakan (unplanned). 2. Menuju kearah kemajuan

(progres-sive) atau/dan kemunduran (regres-sive).

3. Bersifat positif atau negatif.

Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto, bentuk-bentuk perubahan sosial dapat terjadi dengan beberapa cara, seperti: 1. Perubahan yang terjadi secara lambat

dan perubahan yang terjadi secara cepat

• Perubahan secara lambat disebut evo-lusi, pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya, tanpa suatu renca-na atau kehendak tertentu. Perubahan terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan kep-erluan, keadaan dan kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.

• Perubahan secara cepat disebut revo-lusi. Dalam revolusi, perubahan yang terjadi direncanakan terlebih dahulu maupun tanpa rencana.

2. Perubahan yang pengaruhnya kecil, dan perubahan yang pengaruhnya besar.

• Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan pada unsur struktur sosial yang tidak bisa membawa pen-garuh langsung atau penpen-garuh yang berarti bagi masyarakat

• Perubahan yang pengaruhnya besar seperti proses industrialisasi pada masyarakat agraris.

3. Perubahan yang dikehendaki dan perubahan yang tidak dikehendaki

• Perubahan yang dikehendaki adalah bila seseorang mendapat kepercayaan sebagai pemimpin

• Perubahan sosial yang tidak dikendaki merupakan perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki serta berlang-sung dari jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat yang tidak diingin-kan.

Kausar menyebutkan ciri-ciri perubahan social sebagai berikut:

1. Tidak ada masyarakat yang berhenti, karena setiap masyarakat akan men-galami perubahan baik cepat ataupun lambat.

2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan dii-kuti oleh perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. 3. Perubahan sosial yang cepat biasanya

diikuti dengan disorganisasi yang ber-sifat sementara, karena berada dalam proses penyesuaian diri, kemudian akan diikuti oleh reorganisasi yang mencakup pemantapan kaidah-kaidah dan nilai baru.

4. Perubahan tidak dapat dibatasi hanya pada bidang-bidang kebendaan saja, karena bidang bidang yang lainnya yang berupa immaterial juga ikut berubah.

KESEMRAWUTAN SOSIAL

DI SEKITAR KITA

(10)

B. Dampak Perubahan sosial

Beberapa akibat dari terjadinya perubahan social antara lain terjadinya Globalisasi, dalam globalisasi ini dapat dilihat dua dampak yakni :

1. Dampak Positif

Dampak positif modernisasi dan globalisa-si tersebut sebagai berikut.

• perubahan Tata Nilai dan Sikap Adan-ya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.

• Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan berkembangn-ya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.Tingkat Kehidupan yang lebih Baik Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan men-ingkatkan taraf hidup masyarakat.

• Dilihat dari globalisasi politik, pemer-intahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerinta-han adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.

• Dari aspek globalisasi ekonomi, terbu-kanya pasar internasional, kan kesempatan kerja dan meningkat-kan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidu-pan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.

• Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk menin-gkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

2. Dampak Negatif

Dampak negatif modernisasi dan glo-balisasi adalah sebagai berikut.

• Pola Hidup Konsumtif Perkembangan industri yang pesat membuat penye-diaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.

• Sikap Individualistik Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.

• Gaya Hidup Kebarat-baratan Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.

• Kesenjangan Sosial Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu den-gan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.

• Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberal-isme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menu-tup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberal-isme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang

• Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena ban-yaknya produk luar negeri (sep-erti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasional-isme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.

• Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya

hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.

• Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan perten-tangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.

• Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

Perubahan social juga dapat berdampak terhadap kesehatan manusia. Ada tiga alur tingkatan pengaruh perubahan sosial dan budaya terhadap kesehatan. Pengaruh ini dari urutan atas ke bawah menunjukkan peningkatan kompleksitas dan pengaruhn-ya bersifat semakin tidak langsung pada kesehatan.

2. Perkembangan Teknologi

Dampak berikutnya dari perubahan sosial adalah teknologi. Teknologi sebagai aplikasi dari ilmu pengetahuan manusia tidak dapat dibantah lagi merupakan sumber dan dampak dari perubahan sosial yang besar di dalam masyarakat. Misalnya, ditemukannya teknologi seperti komputer membawa dampak besar bagi kehidupan manusia.

3. Ketertinggalan Budaya atau Cultural Lag

Menurut William F. Ogburn, pertumbu-han kebudayaan tidak selalu sama cepat, akan tetapi ada yang tumbuhnya cepat, adapula yang tumbuhnya lambat. Jadi, ketertinggalan budaya dapat diartikan adanya perbedaan antara taraf kemajuan budaya suatu masyarakat dan juga adanya laju perubahan dari dua unsur budaya yang sebenarnya mempunyai hubungan menjadi tidak sebanding sehingga satu unsur tertinggal oleh unsur lainnya.

(11)

William F. Ogburn membagi kebudayaan dalam dua bentuk:

• Kebudayaan Material: Penemuan dan perubahan teknologi. Perubahan cenderung cepat.

• Kebudayaan Non Materi: Institusi sosial, norma dan nilai. Perubahan cenderung lambat.

Hal-hal di atas merupakan sebagian dari sekian banyak contoh dampak perubahan social.

C. Kesemrawutan Sosial Serta dan Dampaknya

Mempelajari bahasan sebelumnya, terlihat adanya dampak positif dan dampak nega-tive dari perubahan social. Dalam hal ini penulis menyoroti mengenai dampak negative dari perubahan social, yakni semakin banyaknya problematika yang timbul yang mengarah kepada Social Complexity (Kompleksitas/Kerumitan Sosial), dan kerumitan social yang tidak dapat diselesaikan akan menyeret situasi dan kondisi kepada Social Chaos (Kesem-rawutan sosial).

Menurut ahli strategi, dunia telah bergerak pada decade terahir dari situasi "stabilitas krisis" ke "situasi ketidakstabilan kri-sis". Menurut (Russset 1996) , pola-pola perubahan sosial akan menyebabkan kesemrawutan social. Dalam literatur dijelaskan tentang "globalisasi" dipenuhi dengan klise-klise tentang akhir dari negara bangsa , fragmentasi identitas dan sumber ketidak setabilan politik, ekonomi dan ekologi.

Prinsip penting dalam sistem kesem-rawutan adalah bahwa setiap gangguan bagaimanapun kecilnya, pada akhirnya akan mempengaruhi segala sesuatu yang ada pada sistem tersebut. Selanjutnya menurut Russett, bahwa pola-pola peruba-han sosial akan menyebabkan kesemrawu-tan social, hal ini telah terjadi pada saat sekarang, dimana masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah social yang begitu kompleks, sehingga system kehidupan menjadi tak menentu atau semrawut. Realitas kehidupan dimasyarakat seperti

budaya munafik, vested interest atau ter-pisahnya usapan dan perbuatan kelompok elit penguasa, semakin bingungnya norma social mewarnai kehidupan disekeliling kita. Selanjutnya hidup pada transfor-masi masyarakat seperti ini menyebabkan perubahan berpikir radikal, rasionalisme, individulisme, konsumerisme, pluralisme, lebih banyak dimanipulasi dan tidak maknawi, bahkan dilakukan dengan in-timidasi dan ancaman hak asasi manusia.

Perubahan social budaya dan moral turut mewarnai realitas didalam kehidu-pan masyarakat dan hal ini berbenturan dengan nilai-nilai budaya local tradisional. Perubahan social budaya ini berujung pada runtuhnya moral dan etika social masyarakat. Masyarajat sudah kehilangan orientasi, sulit menentukan sikap dan tin-dakan, tidak mampu menjawab bagaimana saya harus hidup dan bertindak. Kelompok perusuh, penjarah, korupsi, pembenu-han, pelecehan sexual , tindak kekerasan, main hakim sendiri, akhir-akhir ini sudah tidak lagi menggunakan buku petunjuk bagaimana harus hidup bermasyarakat.

Harold H. Titus dan Morris Keton, me-nyebutkan bahwa sebuah kesemrawutan (chaos) disebabkan oleh 5 faktor penyebab yaitu:

1. Perubahan dibidang iptek, industrialisasi,urbanisasi, dan pen-gotomatisasian, masmedia, pesawat terbang, computer, tenaga nuklir, dan senjata atom dapat menjadikan kehidupan yang semrawut, walaupun dibalikm itu ada keuntungannya. 2. kekacauan yang meluas serta

pudarn-ya kesepakatan tentang standar nilai susila,berkembangnya cara-cara baru melakukan ketidakadilan, penipuan dan perceraian,pemisahan antara agama dan ekonomi.

3. Semakin berkembangnya pandangan yang salah mengenai martabat ma-nusia dalam ilmu humaniora, kesus-sastraan dan kesenian, penyangkalan/ pelecehan martabat dan pri-badi manusia.

4. Terjadinya krisis hebat dalam kehidu-pan beriman yang merupakan akibat

dari alisasi tarip tinggi, reduksion-isme, positivreduksion-isme, subyektivreduksion-isme, dan rrasionalisme.

5. Lembaga ,politik,ekonomi, ilmu peng-etahuan, pendidikan dan keagamaan yang telah ketinggalan jaman namun tetap mempertahankan diri terhadap perubahan terjadi.

Fakta menunjukkan bahwa chaos so-cial mempunyai dampak negatif yang begitu besar terhadap kehidupan social masyarakat. Dampak negatif yang dit-imbulkannya akan melahirkan konflik-konflik bagi kelangsungan hidup manusia seperti :

1. Konflik norma , yaitu adanya peruba-han norma-norma dalam masyarakat dalam berbagai pola kehidupan se-hingga menyebabkan disorganisasi. 2. Cultural lag, yaitu tidak samanya

perkembangan antara budaya materi, dengan mental orang yang menerima budaya materi tersebut.

3. Terjadinya system yang tidak baik yaitu terjadinya konflik antara manu-sia dengan lingkungannya (baik ling-kungan fisik, sosial, ekonomi, politik, kelestarian alam , dsb)

4. Rentetan peristiwa demi peristiwa yang terjadi saat ini baik yang disak-sikan pada media elektronik maupun yang ada disekitar kehidupan kita, sungguh sangat tidak realistis dan sangat memiriskan hati, juga sangat diluar jangkauan nalar sehat kita. Hal ini menjadikan kesemrawutan yang sangat luar biasa dan berdampak negatif bagi kehidupan bermasyarakat.

A. Suryadi dalam Spiral Dynamics meng-gambarkan secara sederhana suatu kondisi chaos dalam pergulatan hidup seperti usaha menaiki tangga-tangga social (social leader) sambil menyepak tangan orang di tangga di bawahnya dan menarik kaki orang yang ada pada tangga diatasnya, serta mendorong atau mendesak ofrang yang bersama-sama berada di tangga yang sedang diinjaknya, agar ia terjatuh. Mereka

(12)

yang berhasil naik ke tangga yang lebih tinggi disebut the climbers, yang jatuh dari tangga disebut “the down fallers”. Mereka yang tidak ikut menaiki tanggal-tangga so-cial dan hanya menjadi penonton disebut the clingers.

D. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda

Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.

Dari cara berpakaian banyak remaja- re-maja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketingga-lan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.

Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas

dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika diguna-kan secara semestinya tentu kita mem-peroleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan maha-siswa yang menggunakan tidak semes-tinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone. Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng mo-tor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.

Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasion-alisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Pa-dahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme? Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk

mengantisi-pasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.

Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme

Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu : 1. Menumbuhkan semangat

nasional-isme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri. 2. Menanamkan dan mengamalkan

nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.

3. Menanamkan dan melaksanakan aja-ran agama dengan sebaik- baiknya. 4. Mewujudkan supremasi hukum,

menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.

5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, social budaya bangsa.

Dengan adanya langkah- langkah antisipa-si tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat men-gubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa. (Khalik, disadur dari http/:www.dediannuur.blogspot.com)

(13)

Sudah lama

kita berada dalam kehidupan yang bersifat individu-alisme, egois, semau gue dan mau menang sendiri. Rasa kebersamaan, senasib dan sepenanggungan, sirna di bawah ideologi kebendaan, materialistik, hedonisme dan kapitalisme. Akhirnya muncul suatu opini yang selalu mengedepankan MITOS dari pada akal sehat, serta timbul krisis pembe-naran terhadap problem etika sosial yang keliru, seperti contoh orang dihalalkan mencuri atau menjarah, karena kesulitan ekonomi yang melilit, orang bisa seenakn-ya menghina, bahkan membicarakan aib saudaranya, merampas hak orang lain, KO-RUPSI karena merasa memiliki kekuasaan, serta menyalahkan orang lain demi untuk menutupi arogansi kepentingan pribadi, dan masih banyak lagi opini yang menjadi brain image di masyarakat kita saat ini, se-hingga kita dibelenggu oleh kesemrawutan.

Umumnya orang melihat dan mengukur seseorang dari penampilan, atribut, jabatan, simbol, pangkat, status sosial dan posisinya di tengah masyarakat. Hampir seluruhnya dari kita lenyap disitu, sehingga mutunya jadi enteng & hampa. Jika itu olok ukurnya, ikatan persaudaraanpun jadi semu, longgar dan tidak berarti. Semua diukur serba kebendaan dan materialistik. Kita ingin mendekat pada seseorang ka-rena materi dan statusnya. Kita menelpon seseorang dan bersilaturahmi ketika ada kepentingan yang dikejar.

Kepentingan. Kata ini menjadi ”kunci” kemana arah kehidupan kita bergulir. Kebijakan dibuat sedemikian rupa lantaran kepentingan. Celakanya, jika kepentingan dikaitkan dengan pribadi dan kelompok. Tak peduli, apakah kebijakan itu berta-brakan dengan kepentigan orang banyak. Seperti contoh proyek busway, lumpur lapindo, sengketa tanah, serta urusan kaki lima yang selalu dikejar-kejar trantib. Itu-lah yang terjadi hari ini. Rasa MALU kita jadi hilang, lantaran KEPENTINGAN. Jika kepentingan individu dan kelompok lebih dominan, otomatis kepentingan orang

banyak dikorbankan, sehingga kebijakan dibuat tidak manusiawi lagi.

Seperti cerita diatas, bentuk kongkrit belenggu kesemrawutan dari cara berfikir kita, dapat dilihat dalam keseharian seper-ti, kemacetan dijalan, yang disebabkan oleh ketidak teraturan, pelanggaran disiplin, egois, serta sikap mental yang apatis dan kurang perduli terhadap keadaan. Secara tidak langsung belenggu ini, menurunkan nilai kehormatan dan kesadaran sebagai mahluk yang luhur. Belenggu kesemrawu-tan ini terjadi karena di dalam masyarakat kita ada 3 golongan manusia, yaitu : 1. Golongan Pejuang

Golongan orang-orang yang mau bekerja tanpa pamrih, tanpa komentar dan tanpa diperintah serta tanpa diiming-iming, mereka selalu siap ketika dibutuhkan, khususnya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

2. Golongan Pekerja

Golongan orang-orang yang mau bekerja karena ada pamrih, karena mengharap-kan popularitas, pujian serta hanya sibuk mengejar kepentingannya sendiri.

3. Golongan penjahat

Golongan orang-orang yang mengorban-kan kepentingan orang lain, merampas hak rakyat dan tidak perduli orang lain men-derita, demi untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.

Saat ini untuk sementara, menurut survei para ulama, yang terbanyak saat ini adalah golongan pekerja dan penjahat, makanya bangsa kita jadi carut marut, acak adut, bau kentut, karena dirongrong oleh orang-orang yang sibuk mencari pamrih dan popularitas, juga orang-orang yang bahagia serta menari-nari diatas penderitaan orang lain. Sedangkan golongan pejuang hanya sedikit dari total komunitas. Nah !, ter-masuk golongan manakah kita ?.

Apabila kita, kilas balik 62 tahun yang lalu, pada saat pergerakan fisik melawan

impe-rialisme, bangsa Indonesia dapat meraih kemerdekaan dengan senjata konvensional, seperti bambu runcing. Karena pada waktu itu banyak pejuang yang rela mengorban-kan waktu, tenaga, pikiran bahmengorban-kan jiwa raga serta keluarga yang dicintainya, yang mana pengorbanan pejuang tersebutlah yang akhirnya menghantarkan bangsa Indonesia kepintu gerbang kemerdekaan. Allah menciptakan sejarah untuk diingat. Kisah orang-orang dulu ditulis untuk dijadikan pelajaran. Sungguh malang nasib orang-orang yang tak mau belajar dari se-jarah. Ia akan terjerumus dalam kubangan hina. Nasibnya akan diabadikan dalam sejarah dengan ornamen hitam. Berkaca diri. Ya, bisa jadi kita memang harus banyak ngaca. Kita akan melihat diri dan kemampuan kita, termasuk dalam memilih dan menilai. Dalam berkaca mungkin kita tak tahan melihat kead-aan kita sebenarnya. Mata kita mungkin berkaca-kaca, menyesali kekeliruan kita selama ini. Tetapi ingatlah masa lalu kita yang buruk tentu bukan untuk diratapi. Melainkan dijadikan pelajaran untuk per-baikan ke depan. Kita tentu makin sadar, mustahil menyelesaikan problem bangsa ini sendirian. Potensi manusia jadi kecil jika bercerai-berai dan akan besar jika ber-jamaah. Kita akan lemah secara individual, sebaliknya akan kuat secara kolektif, dan kita tidak boleh berharap orang lain me-mecahkan masalah kita.

Pada hakikatnya, setiap orang di Republik ini mampu berbuat sesuatu untuk keluar dari belenggu kesemrawutan ini, sepan-jang kita semua mempunyai niat baik untuk mencari keberkahan dalam setiap upaya yang dilakukan, yang pada akhirnya cahaya kebenaran dan keadilan akan men-jelma dihadapan mata, setelah kita berjalan beberapa lamanya di dalam terowongan kebatilan yang gelap gulita. Semoga Tuhan mengabulkan do’a kita semua...amien. (Khalik, disadur dari Tata Sutabri www. inti.ac.id)

BELENGGU KESEMRAWUTAN

(14)

P E N D I D I K A N

Menko Kesra Agung Laksono Kunker ke Tebing Tinggi

’16 Juta Pelajar di Indonesia Terima BSM’

Menko Kesra Republik Indonesia,

Dr H R Agung Laksono

melaku-kan kunjungan kerja (kunker) ke

Kota Tebingtinggi,

diterima Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan di rumah dinas walikota Jalan Sutomo, Jumat (19/7). Kegiatan itu dalam rangka melakukan Safari Ramadhan 1434 Hijriah serta temu ramah dengan tenaga guru pendidik se Kota Tebingtinggi di GOR Asber Nasution Jalan Gunung Leuser. Tampak hadir dalam rombongan Menko Kesra Agung Laksono antara lain, anggota DPD Parlindungan Purba, Leo Nababan, Dirjen Kementrian Pendidikan, Dirjen Kementrian Kesehatan, serta muspida se-tempat yakni Kapolres Tebingtinggi AKBP Andi Rian Djayadi Sik, Kajari Olopan nainggolan SH, Ketua Pengadilan Agama Tebingtinggi serta para pimpinan SKPD se Kota Tebingtinggi.

Menko Kesra Agung Laksono memapar-kan, kunjungan kerja ke seluruh daerah itu terkait kesejahteraan masyarakat antara lain bantuan BLSM yang telah tersalurkan

87 persen di seluruh tanah air. Program BLSM merupakan kebijakan dari kompen-sasi kenaikan harga BBM, pemerintah tidak menginginkan masyarakat miskin terimbas dengan hal tersebut dan kepada pelajar akan mendapatkan Bantuan Siswa Miskin (BSM) setingkat SD, SMP/MTs dan SMA.

“Sebanyak 16 juta pelajar di seluruh Indo-nesia tercatat akan mendapat BSM. Data yang tercatat itu akan diteruskan ke Dinas Pendidikan di daerah, kemudian akan di-catat oleh Kementrian Pendidikan dan Ke-budayaan Pusat dan terakhir juga tercatat di Kementrian Kordinator Kesejahteraan Rakyat”, katanya.

Agung Laksono juga berharap semua siswa yang mendapatkan bantuan BSM tersebut bisa terus melanjutkan sekolah, diperhi-tungkan hal itu bisa mengurangi jumlah anak putus sekolah. “Saya mengingatkan peran guru yang proaktif untuk mencatat siswanya yang tergolong miskin, mendeka-ti miskin dan sangat miskin dan untuk itu lebih diutamakan bagi masyarakat yang memiliki KPS. Siswa tersebut berhak

men-erima BSM”, ungkap Agung Laksono. Dihadapan Menko Kesra Agung Laksono, Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan memaparkan seputar kesiapan program pendidikan Kurikulum 2013 di kota itu. “Keinginan untuk melaksanakan ada, tetapi masih adanya kendala karena para guru belum mendapatkan diklat, materi buku untuk siswa agar dibagikan dengan cepat, belum semua sekolah SMP, SMA belum dibiaya oleh Kementrian Pen-didikan dan Kebudayaan pada Kurikulum 2013 dan listrik untuk kemajuan peningka-tan belajar siswa serta guru sangat kurang pasokannya”, paparnya.

Dibidang kesehatan, program kesehatan dibiaya oleh Jamkesmas dan juga ditang-gung oleh program Jamkesda. “Kami mengajukan RTLH sebanyak 1.000 di Kota Tebingtinggi dan mengadakan program pengentasan kemiskinan dengan melaku-kan perbaimelaku-kan ekonomi seperti meliputi UMKM, kelompok tani dan kelompok masyarakat”, papar Umar Zunaidi. Disela-sela kegiatan temu ramah tersebut, Menko Kesra Agung Laksono didampingi Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan memberikan bantuan pada pro-gram pendidikan di Kantor Kementrian Agama Kota Tebingtinggi, Dinas Pendidi-kan Kota Tebingtinggi, bantuan kelompok tani, bantuan kepada pelajar berprestasi serta bantuan kepada kelompok tani mela-lui KUR BRI.

(15)

Dalam rangka menuntaskan wajib bela-jar (wabela-jar) 9 tahun dan mensukseskan program pendidikan menengah universal, Pemko Tebingtinggi melalui Dinas Pendid-ikan akan meluncurkan Program Gerakan Penjaringan Anak Putus Sekolah (GPAPS) untuk menjaring anak-anak putus sekolah dan rawan putus sekolah.

“Ke depan diharapkan tidak ada lagi warga Kota Tebingtinggi yang tidak berkan SD, SMP, SMA dan SMK atau pendidi-kan kesetaraan”, demikian sebut Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM dalam sambutan tertulis dibacakan Staf Ahli Ismail Budiman SH pada Upacara Pembukaan Tahun Pelajaran 2013/2014 di halaman SMP Negeri 1 Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi.

Menurut walikota, yang perlu menda-patkan perhatian adalah hubungan guru dengan siswa, karena hal itu merupakan factor yang turut menentukan dalam pen-ingkatan kualitas pendidikan. “Bagaimana-pun baiknya bahan ajar yang disajikan dan sempurnanya metode yang dipergunakan, jika hubungan guru dengan siswanya tidak

harmonis akan menyebabkan siswa tidak memperoleh hasil pembelajaran yang memuaskan”, pesan walikota dihadapan ratusan siswa dan para guru SMP Negeri 1 Kota Tebingtinggi.

Keterbacaan kurikulum dan pemahaman strategi belajar mengajar serta penguasaan teknologi informasi menjadi tuntutan yang harus dimiliki oleh guru dan men-jadi bagian yang tidak terpisahkan dari pola kerja guru. “Kepercayaan pemerintah menetapkan beberapa sekolah kita sebagai pelaksana terbatas kurikulum 2013 kiranya diapresiasi oleh warga sekolah dengan sebaik-baiknya sehingga sekolah yang belum terpilih atau belum melaksanakan kurikulum 2013 dapat belajar bagaimana untuk melaksanakannya”, imbuh walikota. Pada kesempatan itu, walikota juga ber-harap agar ke depan pencitraan pendidikan di Kota Tebingtinggi tidak hanya dikenal sebagai kota yang sangat peduli pendidi-kan, tetapi juga sebagai kota juara berbagai perlombaan akademik dan non akademik baik ditingkat propvinsi Sumatera Utara maupun ditingkat nasional.

Selain di SMP Negeri 1 Tebingtinggi, upacara pembukaan tahun pelajaran baru juga dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jalan KL Yos Sudarso dipimpin Sekdako H Johan Samose Harahap yang mengin-struksikan beberapa hal kepada Kadis Pendidikan Kota Tebingtinggi antara lain, supaya setiap sekolah menyediakan kotak saran dan pengaduan, membuat peraturan standar pelayanan minimal serta men-gadakan razia hp dan siswa bolos dengan melibatkan warga sekolah dan aparat kepolisian.

“Kami juga menginstruksikan agar dibuat penilaian kinerja kepala sekolah pada akhir tahun pelajaran berdasarkan jumlah lulusan SD yang diterima di SMP Negeri dan lulusan SMP yang diterima di SMA atau SMK Negeri serta lulusan SMA dan SMK yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri atau dunia kerja dan industri”, imbuh walikota.**(aliyustono).

Program Gerakan Penjaringan Anak Putus

Sekolah Diluncurkan

P E N D I D I K A N

(16)

REMAJA HEBAT SADAR INTERNET SEHAT

Ary Miranda, S.STP

Dalam kehidupan modern, internet merupakan sebuah kebutuhan vital yang sangat diperlukan. Sebagai sebuah portal jaringan komunikasi dan informasi global, keberadaan internet sebagai penyedia berbagai informasi dan pengetahuan turut serta membantu memenuhi sebagian besar kebutuhan hidup manusia.

Dengan memiliki kemampuan dan kemauan dalam menggunakan internet, kita dapat memperoleh segudang manfaat, contohnya saja, kita dapat dengan mudah mencari dan mengakses informasi yang membantu dalam pemenuhan layanan pendidikan, pekerjaan, agama dan kes-ehatan. Di lain sisi kita dapat melakukan kegiatan komunikasi antar sesama, me-nambah relasi pertemanan dengan mudah, serta men-share informasi dengan cepat dan leluasa, melalui berbagai jenis layanan akun yang dapat diakses seperti email, blog dan berbagai situs jejaring sosial lainnya.

Namun sesungguhnya dalam penerapann-ya pada kehidupan npenerapann-yata, tidak selamanpenerapann-ya internet dapat memberikan efek positif atau manfaat bagi si pengguna, terutama apabila tidak digunakan secara bijak. Ka-rena penyediaan konten yang terdapat di dalam layanan internet cenderung bersifat bebas, dan dapat diakses oleh siapa saja, maka tak jarang dijumpai adanya materi-materi yang dikirim dan terkirim dalam internet bersifat negatif, yang mengandung unsur pornografi, sadisme, rasisme, per-judian bahkan unsur diskriminasi sosial, yang berakibat pada disintegrasi moral dan sosial si pengguna, dalam hal ini kalan-gan remaja, sebagai users terbesar dalam penggunaan jasa layanan internet.

Belum lagi dengan adanya ancaman-ancaman terhadap sistem hardware dan software pada komputer, berupa aneka macam program jahat (virus, worm, trojan, malware, spam dan spyware) yang dapat merusak segala bentuk data yang ada di dalam komputer, yang merugikan pengguna.

Berbagai hal negatif tersebut dapat men-gakibatkan menurunnya perkembangan

moral dan psikologi remaja yang apabila, dilakukan tanpa pengawasan dan dibekali pengetahuan yang mendalam terkait peng-gunaan layanan internet secara sehat. Untuk itu ada 5 langakah “SEHAT” yang perlu diperhatikan oleh pengguna, khususnya remaja sebagai generasi muda pengguna internet :

1. Sadar

Sebagai generasi muda, yang merupakan generasi penerus bangsa, yang mana cikal bakal kepribadian kita di masa yang akan datang merupakan cerminan dari apa yag kita lakukan pada saat ini, dorongan akan jiwa muda yang selalu ingin tahu sebai-knya dibatasi dengan tidak terlalu tertarik dan terpengaruh akan situs-situs yang ber-bau pornografi. Remaja dan siswa-siswa didik diharapkan mampu secara sadar dan bertanggung jawab dalam menggunakan internet, tentunya dengan arahan dan pengawasan oleh keluarga dan lingkungan. Bila tidak pintar memilih dan memilah informasi yang diterima dan didapatkan, bukan tidak mungkin hal tersebut akan menjerumuskan kita ke arah perbuatan yang negatif.

2. Etika

Dalam penggunaan layanan internet, dimana didalamnya terdapat banyak sekali konten-konten yang bebas untuk diakses, seringkali kita terjerumus dan lupa diri dalam menerima konten-konten dari sejumlah situs yang bertentangan terhadap nilai, norma dan SARA. Maka dari itu, kita sebagai generasi muda pengguna jasa internet, perlu membentengi diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang sesuai, sehingga dapat membantu kita guna mencegah penggunaan internet yang tidak bertanggung jawab.

3. Hati-hati

Seringkali di dalam mengakses konten-konten layanan internet, kita sering meng-abaikan tingkat keamanan dari konten yang kita akses. Tak jarang konten-konten tersebut berisi ancaman-ancaman virus serta program-program yang justru dapat

merusak sistem yang ada pada gadget yang kita gunakan. Sehingga perlu kiranya kita lebih meningkatkan keamanan, dengan menggunakan software Anti-Spyware, yang dapat difungsikan untuk mendeteksi dan mencegah program-program jahat, yang dapat mengancam data-data penting yang kita miliki.

4. Ajar

Pengetahuan dan pemahaman positif terkait penggunaan internet sehat yang kita dapatkan, sepatutnya untuk kita tularkan kepada rekan-rekan kita, agar semakin banyak orang yang mengerti dan dapat dengan bijak menggunakan jasa lay-anan internet. Dengan begitu secara tidak langsung, kita telah ikut berpartisipasi dalam mengajak masyarakat untuk mulai ber-internet sehat dari sekarang.

5. Tertib

Pemakaian jasa layanan internet, yang terkadang tidak mengindahkan waktu, seringkali menjadi bumerang bagi si peng-guna sendiri. Ini kerap kali terjadi pada penggunaan internet untuk bermain game online. Sementara peminat terbesar game online merupakan generasi muda, ini tentu saja mengakibatkan dampak yang cukup buruk. Tidak jarang para remaja sampai bolos dari sekolah, untuk bermain selama berjam-jam. Perlu kiranya ada kontrol dan pengawasan dari guru, orangtua dan ling-kungan, sehingga penggunaan internet un-tuk bermain game online di luar jam-jam yang diperbolehkan bisa diminimalisir.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut sebelum kita berselancar di dunia maya, diharapkan mampu memberikan sedikit pemahaman bagi kita akan pentingnya ber-internet secara sehat, agar tidak merugikan, baik terhadap diri sendiri, keluarga, lingkungan dan orang lain. Mari bersama membangun Indonesia, melalui generasi muda yang sadar akan pentingnya ber-internet dengan tepat. REMAJA HE-BAT SADAR INTERNET SEHAT!!!

(17)

KHASIAT BAWANG PUTIH

Sejak zaman dahulu, bawang

putih telah digunakan orang

untuk bermacam

pengob-atan tertentu. Mengingat

pada sejarah kuno, para

pekerja yang membangun

Piramida Cheops di Mesir,

kabarnya pernah melakukan

mogok kerja, bukan masalah

upah, tetapi hanya

gara-gara kurangnya persediaan

bawang putih.

Menurut mereka, bumbu masakan beraro-ma tajam itu beraro-mampu meningkatkan daya tahan dan kekuatan tubuh mereka ketika bekerja. Kalender dari zaman Hsia yang telah berusia 4000 tahun, juga menyebut-kan bahwa mamenyebut-kan bawang putih mampu menyembuhkan penyakit para pengikut kaisar Huang Ti. Bawang putih juga diper-gunakan sudah lama di negeri Cina untuk menanggulangi panyakit asma, bronchitis dan demam.

Ilmu pengobatan herbal india kuno, bawang putih dapat menguatkan jantung dan melancarkan peredaran darah. Para dokter Yunani juga percaya bahwa bawang putih sangat efektif untuk menyembuhkan infeksi, peradangan dan gangguan perut. Pakar pengobatan Yunani Kuno , Galen (130-200 SM) dari hasil penelitiannya dari pengembangan ilmu kedokteran modern, dijelaskan bahwa bawang putih merupa-kan obat untuk berbagai jenis penyakit serta penawar racun.

Para olahragawan Yunani Kuno meng-gunakan bawang putih sebagai obat kuat

untuk mengikuti pertandingan di Olim-piade. Orang-orang Romawi juga mem-pergunakan bawang putih untuk penawar bisa ular. Pada abad ke-17, para pendeta Perancis yang ikut merawat para korban penyakit berjangkit di Inggris dikatakan mampu bertahan terhadap penyakit, ka-rena mereka banyak makan bawang putih. Pada zaman Romawi Kuno, para prajurit Romawi makan bawang putih untuk kekuatan dan daya tahan tubuh, bahkan mereka membawa bawang putih ketika berperang. Para prajurit Romawi jugalah yang memperkenalkan bawang putih kepada rakyat Negara-negara yang ditak-lukkannya. Walaupun demikian, kaum bangsawan Romawi menganggap bawang putih adalah makanan rakyat kecil kerena baunya yang terlalu tajam.

Telah diketahui bahwa, kadar kolesterol dan lemak berlebihan dapat mengakibat-kan penyumbatan pada pembuluh darah arteriosclerosis yang akan menyebabkan penyakit jantung, serangan jantung dan stroke. Mengkonsumsi lemak yang banyak ditemui pada daging dan produk samp-ingannya, membuat lever memproduksi kolesterol secara berlebihan. Hal-hal lain yang dapat meningkatkan karena kurangnya makanan berserat, terlalu banyak minum kopi, diabetes, serta faktor keturunan.

Ilmu pengobatan Cina kuno telah menge-tahui hal ini sejak berabad-abad yang lalu. Mereka meresepkan bawang putih terha-dap para pasien yang mengalami gejala pening, sakit kepala, telinga berdenging dan kurang daya konsentrasi. Tetapi dalam hal tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh penyakit ginjal, bawang putih tidak berpengaruh. Demikian pula bila tekanan

darah anda normal, bawang putih tidak pula berpengaruh. Namun bawang putih yang mampu melebarkan pembuluh darah, sangat baik untuk perawatan penderita Arterioklerosis.

Bawang putih juga dapat melancarkan da-rah, sehingga menghindarkan penggump-alan darah atau Trombosis, yang merupa-kan penyebab terjadinya serangan jantung serta stroke. Bawang putih berperan mengurangi penggumpalan darah dalam tubuh. Penelitian membuktikan bahwa bila kita menambahkan bawang putih yang ditambahkan pada menu makanan, peng-gumpalan yang spontan itu dapat dicegah, orang yang banyak mengkonsumsi bawang putih, lebih sedikit menderita penyakit jantung.

Para peneliti juga menyatakan memberi banyak bawang putih kepada binatang ternak, bisa menurunkan lemaknya sampai 25%. Sudah jelas bahwa bawang putih yang ditambahkan pada menu makanan akan bisa menurunkan kolesterol dan mengurangi produksi kolesterol oleh lever. Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa bawang putih baik dikonsumsi un-tuk menurunkan kolesterol dan mencegah penyakit jantung. Ini bukan berarti bahwa anda tidak membatasi makan makanan yang banyak mengandung lemak bila ma-kan bawang putih. (ZIKRI SIKUMBANG, BA)

(18)

K E S E H A T A N

A. Pengertian Dan Ruang Lingkup Pengemasan

Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan, dan meru-pakan salah satu cara pengawetan bahan hasil pertanian, karena pengemasan dapat memperpanjang umur simpan bahan. Pengemasan adalah wadah atau pembung-kus yang dapat membantu mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-keru-sakan pada bahan yang dikemas/dibung-kusnya. Sebelum dibuat oleh manusia, alam juga telah menyediakan kemasan un-tuk bahan pangan, seperti jagung dengan kelobotnya, buah-buahan dengan kulitnya, buah kelapa dengan sabut dan tempurung, polong-polongan dengan kulit polong dan lain-lain. Manusia juga mengguna-kan kemasan untuk pelindung tubuh dari gangguan cuaca, serta agar tampak ang-gun dan menarik. Dalam dunia moderen seperti sekarang ini, masalah kemasan menjadi bagian kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama dalam hubungannya dengan produk pangan. Sejalan dengan itu pengemasan telah berkembang dengan pesat menjadi bidang ilmu dan teknologi yang makin canggih.

Ruang lingkup bidang pengemasan saat ini juga sudah semakin luas, dari mulai bahan yang sangat bervariasi hingga model atau bentuk dan teknologi pengemasan yang semakin canggih dan menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas, plastik, gelas, logam, fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi. Namun demikian pemakaian bahan-bahan seperti papan kayu, karung goni, kain, kulit kayu , daun-daunan dan pelepah dan bahkan sampai barang-barang bekas seperti koran dan plastik bekas yang tidak etis dan hiegenis juga digunakan sebagai bahan pengemas produk pangan. Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan botol, kaleng, tetrapak, corrugat-ed box, kemasan vakum, kemasan aseptik, kaleng bertekanan, kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar (active and

intel-ligent packaging) yang dapat menyesuai-kan kondisi lingkungan di dalam kemasan dengan kebutuhan produk yang dikemas. Minuman teh dalam kantong plastik, nasi bungkus dalam daun pisang, sekarang juga sudah berkembang menjadi kotak-kotak katering sampai minuman anggur dalam botol dan kemasan yang cantik berpita merah.

Susunan konstruksi kemasan juga semakin kompleks dari tingkat primer, sekunder, tertier sampai konstruksi yang tidak dapat lagi dipisahkan antara fungsinya sebagai pengemas atau sebagai unit penyimpanan, misalnya pada peti kemas yang dilengkapi dengan pendingin (refrigerated container) berisi udang beku untuk ekspor. Industri bahan kemasan di Indonesia juga sudah semakin banyak, seperti industri penghasil kemasan karton, kemasan gelas, kemasan plastik, kemasan laminasi yang produknya sudah mengisi kebutuhan masyarakat dan dunia industri.

Di samping itu hingga saat ini di pede-saan masih banyak dijumpai masyarakat yang hidup dari bahan pengemas tradis-ional, seperti penjual daun pembungkus (daun pisang, daun jati, daun waru dan sebagainya), atau untuk tingkat industri rumah tangga terdapat pengrajin industri keranjang besek, kotak kayu, anyaman serat, wadah dari tembikar dan lain-lain. Industri kemasan di negara-negara maju telah lama berkembang menjadi peru-sahaan peruperu-sahaan besar yang bergerak dalam usaha produksi bahan atau produk pengemas seperti kaleng (American Can Co), karton (Pulp and Paper Co), plastik (Clearpack), botol plastik PET (Krones), kemasan kotak laminasi (Tetrapak, Com-bibloc), gelas, kertas lapis, kertas alumuni-um dan lain-lain yang produknya diekspor ke berbagai belahan dunia. Industri lain yang berkaitan dengan pengemasan adalah industri penutup kemasan seperti penutup botol (Bericap), industri sealer meachine dan industri pembuat label dan kode pada kemasan.

B. Fungsi Dan Peranan Kemasan Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi dan melind-ungi produk dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diang-kut dan dipasarkan. Secara umum fungsi pengemasan pada bahan pangan adalah : 1. Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga kekonsumen, agar produk tidak tercecer, terutama untuk cairan, pasta atau butiran; 2. Melindungi dan mengawetkan

produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk;

3. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan;

4. Meningkatkan efisiensi, misalnya : memudahkan penghitungan (satu kemasan berisi 10, 1 lusin, 1 gross dan sebagainya), memudahkan pengiri-man dan penyimpanan. Hal ini pent-ing dalam dunia perdagangan; 5. Melindungi pengaruh buruk dari luar,

Melindungi pengaruh buruk dari produk di dalamnya, misalnya jika produk yang dikemas berupa produk yang berbau tajam, atau produk ber-bahaya seperti air keras, gas beracun dan produk yang dapat menularkan warna, maka dengan mengemas produk ini dapat melindungi produk-produk lain di sekitarnya;

6. Memperluas pemakaian dan pemasa-ran produk, misalnya penjualan kecap dan syrup mengalami peningkatan sebagai akibat dari penggunaan ke-masan botol plastik;

7. Menambah daya tarik calon pembeli; 8. Sarana informasi dan iklan;

9. Memberi kenyamanan bagi pemakai.

(19)

Fungsi ke-6, 7 dan 8 merupakan fungsi tambahan dari kemasan, akan tetapi dengan semakin meningkatnya persaingan dalam industri pangan, fungsi tambahan ini justru lebih ditonjolkan, sehingga penampilan kemasan harus betul-betul menarik bagi calon pembeli, dengan cara membuat :

• Cetakan yang multi warna dan meng-kilat sehingga menarik dan berkesan mewah;

• Dapat mengesankan berisi produk yang bermutu dan mahal;

• Desain teknik dari wadahnya memu-dahkan pemakai;

• Desain teknik wadahnya selalu mengi-kuti teknik mutahir sehingga produk yang dikemasnya terkesan mengikuti perkembangan terakhir.

Di samping fungsi-fungsi di atas, kemasan juga mempunyai peranan penting dalam industri pangan, yaitu :

1. Pengenal jati diri/identitas produk; 2. Penghias produk;

3. Piranti monitor; 4. Media promosi;

5. Media penyuluhan atau petunjuk cara penggunaan dan manfaat produk yang ada di dalamnya;

6. Bagi pemerintah kemasan dapat di-gunakan sebagai usaha perlindungan konsumen;

7. Bagi konsumen kemasan dapat digunakan sebagai sumber informasi tentang isi/produk, dan ini diperlukan dalam mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut atau tidak.

Kemasan juga mempunyai sisi hitam ka-rena sering disalahgunakan oleh produsen untuk menutupi kekurangan mutu atau kerusakan produk, mempropagandakan produk secara tidak proporsional atau menyesatkan sehingga menjurus kepada penipuan atau pemalsuan. Pengemasan bahan pangan juga dapat menambah biaya produksi, dan ada kalanya biaya kemasan dapat jauh lebih tinggi dari harga isinya. Untuk produk yang dikonsumsi oleh kelompok konsumen yang mengutamakan pelayanan, maka hal ini tidak menjadi masalah, akan tetapi untuk produk-produk yang dikonsumsi oleh masyarakat umum maka biaya pengemasan yang tinggi perlu

dihindari. Biaya pengemasan utama sekitar 10-15% dari biaya produk dan biaya ke-masan tambahan sekitar 5-15% dari biaya produk.

C. Klasifikasi Kemasan

Kemasan dapat diklasifikasikan berdasar-kan beberapa cara yaitu :

1. Klasifikasi kemasan berdasarkan frek-wensi pemakaian :

• Kemasan sekali pakai (disposable) , yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah dipakai. Contoh bungkus plastik untuk es, permen, bungkus dari daun-daunan, karton dus minu-man sari buah, kaleng hermetis (kedap udara);

• Kemasan yang dapat dipakai beru-langkali (multitrip), contoh : botol minuman, botol kecap, botol sirup. Penggunaan kemasan secara berulang berhubungan dengan tingkat kontami-nasi, sehingga kebersihannya harus diperhatikan;

• Kemasan atau wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh konsumen (semi disposable), tapi digunakan untuk kepentingan lain oleh konsumen, misalnya botol untuk tempat air minum dirumah, kaleng susu untuk tempat gula, kaleng biskuit untuk tempat kerupuk, wadah jam un-tuk merica dan lain-lain. Penggunaan kemasan untuk kepentingan lain ini berhubungan dengan tingkat toksikasi.

2. Klasifikasi kemasan berdasarkan struk-tur sistem kemas (kontak produk dengan kemasan):

• Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau membung-kus bahan pangan. Misalnya kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe;

• Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok-kelompok kemasan lain. Misalnya kotak karton untuk wadah susu dalam kaleng, kotak kayu untuk buah yang dibungkus, keranjang tempe dan sebagainya;

• Kemasar tersier, kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer, sekunder atau tersier. Kemasan ini digunakan untuk pelind-ung selama pengangkutan. Misalnya

jeruk yang sudah dibungkus, dimas-ukkan ke dalam kardus kemudian di-masukkan ke dalam kotak dan setelah itu ke dalam peti kemas.

3. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekauan bahan kemasan :

• Kemasan fleksibel yaitu bahan ke-masan yang mudah dilenturkan tanpa adanya retak atau patah. Misalnya plastik, kertas dan foil;

• Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari kemasan fleksi-bel. Misalnya kayu, gelas dan logam.

• Kemasan semi kaku/semi fleksibel yaitu bahan kemas yan memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku. Misalnya botol plastik (susu, kecap, saus), dan wadah bahan yang berbentuk pasta.

4. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan:

• Kemasan hermetis (kedap udara/ tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air se-hingga selama masih hermetis wadah ini tidak dapat dilalui oleh bakteri, kapang, ragi dan debu. Misalnya kaleng, botol gelas yang ditutup secara hermetis. Kemasan hermetis dapat juga memberikan bau dari wadah itu sendiri, misalnya kaleng yang tidak berenamel;

• Kemasan tahan cahaya yaitu wa-dah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan hasil fermentasi, karena cahaya dapat mengaktifkan reaksi kimia dan aktivi-tas enzim;

• Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk bahan yang memer-lukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi. Umumnya terbuat dari logam dan gelas.

(20)

5. Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai (perakitan):

• Wadah siap pakai yaitu bahan ke-masan yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna. Contoh : botol, wadah kaleng dan sebagainya;

• Wadah siap dirakit / wadah lipatan yaitu kemasan yang masih me-merlukan tahap perakitan sebelum diisi. Misalnya kaleng dalam bentuk lembaran (flat) dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik. Keuntungan penggunaan wadah siap dirakit ini adalah peng-hematan ruang dan kebebasan dalam menentukan ukuran.

D. Jenis-Jenis Kemasan Untuk Bahan Pangan

Berdasarkan bahan dasar pembuatan-nya maka jenis kemasan pangan yang tersedia saat ini adalah kemasan kertas, gelas, kaleng/logam, plastik dan kemasan komposit atau kemasan yang merupa-kan gabungan dari beberapa jenis bahan kemasan, misalnya gabungan antara kertas dan plastik atau plastik, kertas dan logam. Masing-masing jenis bahan kemasan ini mempunyai karakteristik tersendiri, dan ini menjadi dasar untuk pemilihan jenis kemasan yang sesuai untuk produk pangan. Karakteristik dari berbagai jenis bahan kemasan adalah sebagai berikut : 1. Kemasan Kertas: mudah robek, tidak

dapat untuk produk cair, tidak dapat dipanaskan, fleksibel.

2. Kemasan Gelas: berat, mudah pecah, mahal, non biodegradable, dapat dipanaskan, transparan/translusid, bentuk tetap (rigid), proses massal (padat/cair), dapat didaur ulang. 3. Kemasan logam (kaleng): bentuk

tetap, ringan, dapat dipanaskan, proses massal (bahan padat atau cair), tidak transparan, dapat bermigrasi ke dalam makanan yang dikemas, non biodegradable, tidak dapat didaur ulang.

4. Kemasan plastik: bentuk fleksibel, transparan, mudah pecah, non bio-degradable, ada yang tahan panas, monomernya dapat mengkontaminasi produk.

5. Komposit (kertas/plastik): lebih kuat, tidak transparan, proses missal, pengisian aseptis, khusus cairan, non biodegradable.

Selain jenis-jenis kemasan di atas saat ini juga dikenal kemasan edible dan kemasan biodegradable. Kemasan edible adalah

ke-masan yang dapat dimakan karena terbuat dari bahan-bahan yang dapat dimakan seperti pati, protein atau lemak, sedangkan kemasan biodegradable adalah kemasan yang jika dibuang dapat didegradasi mela-lui proses fotokimia atau dengan menggu-nakan mikroba penghancur.

Saat ini penggunaan plastik sebagai bahan pengemas menghadapi berbagai persoalan lingkungan, yaitu tidak dapat didaur ulang dan tidak dapat diuraikan secara alami oleh mikroba di dalam tanah, sehingga terjadi penumpukan sampah palstik yang menyebabkan pencemaran dan kerusakan bagi lingkungan. Kelemahan lain adalah bahan utama pembuat plastik yang berasal dari minyak bumi, yang keberadaannya semakin menipis dan tidak dapat diperba-harui. Seiring dengan kesadaran manusia akan persoalan ini, maka penelitian bahan kemasan diarahkan pada bahan-bahan organik, yang dapat dihancurkan secara alami dan mudah diperoleh. Kemasan ini disebut dengan kemasan masa depan (future packaging).

Sifat-sifat kemasan masa depan diharap-kan mempunyai bentuk yang fleksibel na-mun kuat, transparan, tidak berbau, tidak mengkontaminasi bahan yang dikemas dan tidak beracun, tahan panas, biode-gradable dan berasal dari bahan-bahan yang terbarukan. Bahan-bahan ini berupa bahan-bahan hasil pertanian seperti kar-bohidrat, protein dan lemak.

Pemilihan jenis kemasan yang sesuai untuk bahan pangan, harus mempertim-bangkan syarat-syarat kemasan yang baik untuk produk tersebut, juga karakteristik produk yang akan dikemas. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu kemasan agar dapat berfungsi dengan baik adalah : 1. Harus dapat melindungi produk dari kotoran dan kontaminasi sehingga produk tetap bersih;

2. Harus dapat melindungi dari keru-sakan fisik, perubahan kadar air, gas, dan penyinaran (cahaya);

3. Mudah untuk dibuka/ditutup, mudah ditangani serta mudah dalam pen-gangkutan dan distribusi;

4. Efisien dan ekonomis khususnya selama proses pengisian produk ke dalam kemasan;

5. Harus mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang dan mudah dibentuk atau dicetak; 6. Dapat menunjukkan identitas,

infor-masi dan penampilan produk yang jelas agar dapat membantu promosi atau penjualan.

Pemilihan jenis kemasan untuk produk pangan ini lebih banyak ditentukan oleh preferensi konsumen yang semakin tinggi tuntutannya. Misalnya kemasan kecap yang tersedia di pasar adalah kemasan bo-tol gelas, bobo-tol plastik dan kemasan sachet, atau minuman juice buah yang tersedia dalam kemasan karton laminasi atau gelas palstik, sehingga konsumen bebas memilih kemasan mana yang sesuai untuknya, dan masing-masing jenis kemasan mempunyai konsumen tersendiri.

Tingginya tuntutan konsumen terhadap produk pangan termasuk jenis kemasan-nya ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor Demografi (umur), dengan adanya program pengaturan kelahiran dan dengan semakin baiknya tingkat kesehatan maka maka laju pertamba-han penduduk semakin kecil tetapi jumlah penduduk yang mencapai usia tua semakin banyak. Hal ini mempen-garuhi perubahan permintaan akan pangan;

2. Pendidikan yang semakin meningkat, termasuk meningkatnya jumlah wan-ita yang mencapai tingkat pendidikan tinggi (universitas), menyebabkan tuntutan akan produk pangan yang berkualitas semakin meningkat; 3. Imigrasi dari satu negara ke negara

lain akan mempengaruhi permintaan pangan di Negara yang dimasuki. Mis-alnya migrasi kulit hitam ari Afrika dan Asia ke Eropa atau Amerika mempengaruhi jenis produk pangan di Eropa dan Amerika;

4. Pola konsumsi di tiap negara, mis-alnya konsumsi daging sapi di Amerika lebih tinggi daripada di negara-negara Asia.

5. Kehidupan pribadi (lifestyle). Saat ini jumlah wanita yang bekerja sudah leb-ih banyak, sehingga kebutuhan akan makanan siap saji semakin tinggi, dan ini berkembang ke arah tuntutan bagaimana menemukan kemasan yang langsung dapat dimasukkan ke oven tanpa harus memindahkan ke wadah lain, serta permintaan akan single serve packaging juga menjadi mening-kat karena dianggap lebih praktis.

Sumber: dari beberapa sumber. Penulis: Lambas P. Silalahi

Staf Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi

(21)

Untuk meringankan beban

masyarakat kurang mampu

khu-susnya menghadapi lonjakan harga

kebutuhan pokok pasca kenaikan

BBM dan menjelang lebaran Idul

Fitri, Pemerintah Kota Tebingtinggi

melalui Dinas Koperasi UMKM

Perindustrian dan Perdagangan

(Kouperindag) menggelar Operasi

Pasar Murah (OPM) Bersubsidi di

lima wilayah kecamatan dimulai dari

tanggal 16 hingga 29 Juli 2012.

Hari pertama penyaluran Operasi Pasar Murah Rakyat dimulai, Selasa (16/7) di Kantor Kecamatan Rambutan Jalan Gu-nung Leuser Kota Tebingtinggi. Walikota Tebingtinggi melalui Kabag Humas Pemko Ahdi Sucipto mengatakan, penyaluran kupon operasi pasar murah sembilan ba-han pokok bersubsidi kepada masyarakat miskin dan tidak mampu melalui pihak

kelurahan harus benar-benar tepat sasaran. “Seperti pada tahun sebelumnya, tahun ini Pemko Tebingtinggi kembali menggelar OPM bersubsidi kepada lebih kurang 8.000 masyarakat pra sejahtera di kota Tebingtinggi untuk meringankan beban warga kurang mampu menghadapi kenai-kan harga sembako menjelang lebaran, di-harapkan penerima paket murah tersebut benar-benar tepat sasaran”, jelas Walikota Tebingtinggi melalui Kabag Humasy PP Ahdi Sucipto SH.

Kadis Kouperindag HM Yunus Matondang melalui Kabid Perdagangan Dinas Kouper-indag, Fachri disela-sela kegiatan menje-laskan, pembagian paket OPM dilakukan secara terjadwal di lima wilayah kecama-tan di Kota Tebingtinggi. “Untuk warga wilayah Kecamatan Rambutan dilakukan pada tanggal 16 dan 17 Juli 2013 sebanyak 1.895 paket, Kecamatan Tebingtinggi Kota tanggal 18 dan 19 Juli sebanyak 988 paket, Padang Hulu 22 dan 23 Juli sebanyak 1.136 paket, Padang Hilir 24 dan 25 Juli

seban-yak 1.524 paket serta Kecamatan Bajenis tanggal 26 dan 29 Juli 2013 sebanyak 1.889 paket”, paparnya.

Disebutkan bahwa Operasi Pasar Murah Bersubsidi yang diperuntukkan khu-sus kepada warga pra sejahtera di Kota Tebingtinggi lebih kurang berjumlah 8.000 Kepala Keluarga. Sedangkan harga satu paket OPM Bersubsidi dijual Rp 55.000,- berisikan 2 kg tepung terigu, 2 kg gula pasir, 1 kg mentega, 2 liter minyak goreng dan 30 butir telur ayam. “Harga satu paket sembako yang disalurkan kepada warga pra sejahtera tersebut dipasaran harganya sekitar Rp 107.000”, jelas Fachri.

Salah seorang warga penerima paket OPM Bersubsidi, Satimah (48) warga Kelurahan Mekar Sentosa mengaku dirinya merasa terbantu dengan adanya paket sembako bersubsidi yang digelar pemerintah kota tersebut. Dikatakannya, setiap mau menjel-ang lebaran semua harga kebutuhan pokok melambung tinggi, ”Dengan adanya ope-rasi pasar murah sembako bersubsidi dari

Pemko Tebing Tinggi Gelar

OPM Bersubsidi

E K O N O M I

Keterangan gambar :

Gambar

gambar di dapat dari :https://nisabollong.wordpress.com

Referensi

Dokumen terkait

Jurusan PAI Semester 5 Iain Salatiga). Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa pola asuh praktik pemberian makan merupakan faktor risiko stunting , dapat dilihat pada tabel 1 yang menyatakan bahwa pada

Nurjanti L, dkk, 2006, Berkala Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Airlangga Periodical of Dermato – Venereology , Kepekaan Obat Antijamur pada Spesies Candida Uji

Namun penggunaan varietas baru pada suatu lahan dihadapkan kepada sejumlah permasalahan, diantaranya adalah kemampuan adaptasi tanaman yang rendah sehingga sering

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah yang menjadi salah

Dalam artikel ini akan dijelaskan mengenai hak akesibiltas yang merupakan bagian dari hak asasi manusia dan ketersediaan jaminan hukum di Indonesia tentang hak

Karya Tulis Ilmiah pada Program Studi D3 Analis Kesehatan.. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris pengaruh rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap kelengkapan