• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh KARIL 1 UT PGSD PDGK4506 (soaluasut.blogspot.com)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Contoh KARIL 1 UT PGSD PDGK4506 (soaluasut.blogspot.com)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

MATERI KONSTITUSI MELALUI METODE INTERAKTIF

DENGAN MEDIA GAMBAR DI KELAS VIII B SMP NEGERI 1

MERAWANG

Penelitian mengenai meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII semester I SMP Negeri 1 Merawang Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kompetensi konstitusi dengan menggunakan metode interaktif dan media gambar. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari 2013, yang melatar belakangi penelitian ini adalah guru tidak menggunakan mtode mengajar yang tepat dimana dalam pembelajaran terjadi satu arah, dimana guru mendominasi pembelajaran sedangkan siswa dibiarkan pasif dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga guru akan semakin profesional dalam menjalankan tugasnya dengan menambah pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan refleksi pembelajaran dan penggunaan metode pembelajaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas melalui 3 siklus perbaikan pembelajaran, subjek pelaku pembelajaran adalah guru P Kn kelas VIII, dan subjek penerima tindakan adalah siswa kelas VIII B semester I tahun pelajaran 2012/2013 SMP Negeri 1 Merawang. Data yang dikumpulkan melalui hasil evaluasi, catatan observasi. Dari penelitian didapatkan bahwa nilai rata-rata siswa selama proses perbaikan dari siklus I sampai siklus III mengalami peningkatan mencapai 87,50, dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 72, dan selama perbaikan pembelajaran keaktifan siswa juga mengalami peningkatan pada siklus III mencapai 100 %. Dari hasil pelaksananaan Penelitian Tindakan Kelas, siklus pertama, siklus kedua dan siklus ketiga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode interaktif dan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Merawang kecamatan Merawang Kabupaten Bangka pada mata pelajaran P Kn Kompetensi konstitusi .

Kata Kunci

: Hasil Belajar, Metode Interaktif, Media Gambar.

A. Latar Belakang

(2)

optimal tidak lepas dari peran manusia sebagai faktor penentu dari proses pembangunan. Salah satu upaya dalam rangka memperbaiki kualitas dan potensi sumber daya manusia adalah melalui jalur pendidikan. Dengan pendidikan diharapkan tercapainya kualitas manusia yang mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan dan perkembangan zaman yakni perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, keberhasilan adalah hal utama

yang diupayakan oleh setiap guru. Merupakan kepuasan tersendiri jika kita

memberikan atau menyajikan materi pelajaran kepada siswa dengan waktu yang

sedikit serta alat peraga yang sederhana dapat diterima, dibuktikan dengan

dilakukannya evaluasi pada akhir pelajaran menunjukkan hasil belajar yang

sangat signifikan. Banyak komponen yang mendukung dalam keberhasilan proses

belajar mengajar, di antaranya adalah guru, siswa, metode, ruang kelas dan alat

peraga. Sementara ini yang menjadi komponen utama keberhasilan dalam belajar

adalah guru. Asumsi kebanyakan orang tentang prestasi akan baik dan kurang

baik tersorot hanya kepada guru. Padahal keberhasilan proses belajar mengajar

dipengaruhi oleh banyak hal. Guna mengantisipasi asumsi tersebut, sebagai guru

harus menyikapi dengan tepat.

(3)

objektif yang ditentukan, juga dapat mempengaruhi perubahan sikap, serta keterampilan seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pendidik saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara pendidik dengan peserta didik.

Karakter materi pelajaran harus dipahami benar agar kita memberikan materi

baru dapat diterima dengan cepat. Metode yang tepat diharapkan membantu siswa

dalam penerimaan dan pemahaman terhadap materi pelajaran yang diterimanya.

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dapat dilakukan dengan konteks berbangsa dan bernegara melalui kehidupan sosial lingkungannya, sehingga guru sebagai pendidik dapat menggali potensi yang telah dimiliki oleh siswa melalui lingkungannya sendiri. Dengan demikian pembelajaran tidak akan monoton dan guru tidak akan mendominasi pembelajaran.

Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 1 Merawang, tergolong mata pelajaran yang kurang digemari. Hal ini terlihat dari hasil atau nilai tes yang diperoleh siswa menunjukkan nilai yang kurang memuaskan, sehingga penulis berupaya untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa, dengan mencoba menggunakan metode pembelajaran yang tepat yaitu metode interaktif dengan media gambar pada materi lambang konstitusi.

Saat peneliti memberikan materi tentang konstitusi pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Merawang, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi tersebut. Saat observasi awal, siswa masih belum memahami materi dengan baik. Saat pembelajaran siswa juga kurang bersemangat. Saat ditanya mengapa mereka tidak bersemangat sehingga hasil belajarnya tidak maksimal, siswa mengeluhkan kesulitan mereka dalam memahami materi konstitusi karena alur materi dan soal yang masih sulit mereka pahami dan banyak hafalan.

(4)

memuaskan, oleh karena itu guru harus berusaha agar harapan tersebut dapat terwujud. Dalam rangka mewujudkan harapan itu maka guru perlu mengadakan penelitan tindakan kelas untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan metode interaktif dan media gambar yang dianggap tepat, diupayakan secara terpadu supaya kemampuan siswa dalam menguasi soal konstitusi.

Berdasarkan kondisi di atas, peneliti berasumsi bahwa pembelajaran materi konstitusi akan menarik dan akan meningkatkan kemampuan siswa bila disajikan dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Atas dasar itulah, peneliti tertarik untuk menerapkan metode interaktif dengan media gambar untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi konstitusi. Dengan penggunaan metode ini, diharapkan agar minat siswa belajar Pendidikan Kewarganegaraan akan meningkat sehingga hasil belajar mereka juga akan semakin baik.

Berdasarkan kondisi di atas, peneliti melakukan refleksi diri dengan berdiskusi dengan supervisor 2, dan hasil refleksi penulis didapatkan beberapa kelemahan dalam proses belajar mengajar yaitu, dalam proses belajar mengajar komunikasi hanya terjadi satu arah dimana guru mendominasi sedangkan siswa dibiarkan pasif dalam pembelajaran, dilihat dari materi pembelajaran, ternyata materi dapat disampaikan melalui penggunaan media pembelajaran sehingga siswa akan lebih mudah dalam mencerna materi pelajaran. Dan dengan hasil refleksi tersebut maka penulis menindaklanjutinya dengan melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilakukan sebanyak tiga siklus perbaikan pembelajaran dengan judul : “Upaya meningkatkan hasil belajar P Kn materi Konstitusi melalui metode interaktif dengan media gambar di

kelas VIII B SMP Negeri 1 Merawang”.

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas permasalahan yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah :

a. Dalam proses pembelajaran siswa merasa bosankan. b. Pembelajaran terkesan terburu - buru.

(5)

d. Metode yang digunakan guru kurang sesuai dengan materi yang disampaikan,

e. Kurangnya media dalam pembelajaran.

2. Analisis Masalah

Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi konstitusi masih rendah. Dari hasil refleksi diri dan diskusi dengan supervisor 2 permasalahan yang dapat dianalisis dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, diantaranya :

a. Hasil belajar siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 72,00.

b. Keaktifan belajar siswa masih kurang. c. Metode yang digunakan guru kurang tepat. d. Kurangnya media dalam pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“Bagaimana metode interaktif dengan media gambar dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Merawang Kecamatan Merawang mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tentang konstitusi ?”.

C. Tujuan Penelitan

Adapun yang menjadi tujuan akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

“Untuk mengetahui Bagaimanakah penggunaan metode interaktif dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Merawang Kecamatan Merawang mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tentang konstitusi”.

D. Manfaat Penelitian

(6)

1. Siswa

a. Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan akan menarik dan menyenangkan, sehingga hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Merawang Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka akan meningkat melalui metode interaktif dengan media gambar dalam pembelajaran. b. Hasil belajar dan keaktifan belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1

Merawang Kecamatan Merawang pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tentang konstitusi akan meningkat dengan pembelajaran menggunakan metode interaktif dan media gambar,

2. Guru

a. Memperbaiki kinerja guru pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan,

b. Guru memiliki metode mengajar yang bervariasi terutama pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan,

c. Menjadikan guru lebih berkualitas terutama pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan,

3. Sekolah

Dengan meningkatnya mutu proses belajar mengajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, akan menciptakan lulusan sekolah yang berkarakter bangsa.

E. KAJIAN PUSTAKA

1. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Dalam persekolahan di negara kita, nama mata pelajaran PKn SMP/SMA pernah muncul dalam kurikulum tahun 1957 dengan istilah Kewarganegaraan yang merupakan bagian dari mata pelajaran Tata Negara. Kemudian, pada tahun 1961 muncul istilah civics dalam kurikulum sekolah di Indonesia. Pada tahun 1968, mata pelajaran civics berubah nama menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) atau Civic Education.

(7)

kurikulum tahun 2004 nama mata pelajaran PPKn berubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Mata pelajaran PKn sangat esensial diberikan di persekolahan di negara kita sebagai wahana untuk membentuk warga negara cerdas, terampil dan berkarakter (National Character Building) yang setia dan memiliki komitmen kepada bangsa dan negara Indonesia yang majemuk. Selain itu, pentingnya mata pelajaran PKn diberikan di sekolah adalah dalam rangka membina sikap dan perilaku siswa sesuai dengan nilai moral Pancasila dan UUD 1945 serta menangkal berbagai pengaruh negatif yang datang dari luar baik yang berkaitan dengan masalah ideologi maupun budaya.

Membahas tujuan PKn tidak bisa dipisahkan dari fungsi mata pelajaran PKn karena keduanya saling berkaitan, di mana tujuan menunjukkan dunia cita, yakni suasana ideal yang harus dijelmakan, sedangkan fungsi adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu, fungsi menunjukkan keadaan gerak, aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan, dan bersifat riil dan konkret.

Sementara itu, mata pelajaran PKn berfungsi sebagai wahana untuk membentuk warga negara cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Permasalahan yang mendasar dalam dunia pendidikan kita adalah berkenaan dengan kualitas, kuantitas, dan relevansi. Berbicara kualitas pendidikan salah satu komponen yang perlu mendapatkan perhatian adalah masalah materi pelajaran yang ada dalam kurikulum, dengan tidak melupakan unsur guru, input/siswa, dan sarana prasarana pendidikan. Khusus yang berkaitan dengan kurikulum, dipandang perlu untuk memberikan berbagai upaya, terutama yang berkaitan dengan pembaharuan atau perubahan sehingga kurikulum yang berkembang dapat memenuhi harapan masyarakat.

2. Konstitusi

(8)

Konstitusi bagi suatu negara merupakan keseluruhan sistem aturan yang menetapkan dan mengatur tata kehidupan kenegaraan melalui sistem pemerintahan negara dan tata hubungan secara timbal balik antara pemerintah negara dan orang seorang yang berada di bawah pemerintahnya.

Konstitusi diartikan juga sebagai hukum dasar, hukum dasar tersebut dapat tertulis dan dapat juga tidak tertulis. Konstitusi atau hukum dasar yang tertulis disebut juga Undang-Undang Dasar, sedangkan konstitusi atau hukum dasar yang tidak tertulis disebut juga konvensi, yakni aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek-praktek penyelengaraan negara meskipun tidak tertulis. Dengan demikian, konstitusi lebih luas dibandingkan dengan Undang-Undang Dasar (UUD), atau UUD merupakan salah satu bagian dari konstitusi.

1. FUNGSI KONSTITUSI

Fungsi konstitusi, dapat ditinjau dari sudut penyelenggaraan pemerintahan atau berdasarkan tujuannya. Ditinjau dari sudut pemerintahan fungsi konstitusi sebagai landasan struktural penyelenggaraan pemerintahan menurut suatu sistem ketatanegaraan yang pasti yang pokok-pokoknya dalam suatu aturan-aturan konstitusi atau UUD-nya.

Sedangkan ditinjau dari sudut tujuannya, fungsi kontitusi adalah untuk menjamin hak-hak anggota warga negara atau masyarakat dari tindakan sewenang-wenang penguasa.

2. ISI ATAU MUATAN KONSTITUSI

Menurut A.A.H. Struycken, UUD sebagai suatu konstitusi yang tertulis merupakan dokumen formal yang memuat:

a) Hasil perjuangan politik bangsa di waktu lampau

b) Tingkatan-tingkatan perkembangan tertinggi ketatanegaraan bangsa c) Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik waktu

sekarang maupun yang akan datang.

(9)

3. KONSTITUSI YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA

Semenjak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai sekarang, di Indonesia telah berlaku tiga macam UUD dalam empat periode:

1) Periode 18 Agutus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949 berlaku UUD Proklamasi yang kemudian dikenal dengan UUD 1945

2) Periode 27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950 berlaku Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat (UUD RIS)

3) Periode 17 Agutus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959 berlaku Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS 1950)

4) Periode 5 Juli 1959 sampai dengan sekarang berlaku UUD 1945

C. Media Belajar

Proses mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi antara guru dan peserta didik, dimana guru bertindak sebagai pengantar pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Pesan yang dimaksud dalam hal ini adalah isi/materi pelajaran yang dikemas dalam simbol-simbol komunikasi verbal (kata-kata atau tulisan) mupun nonverbal. Namun demikian, komunikasi yang demikian sangat memungkinkan sekali akan mengalami hambatan, artinya tidak selamanya pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan mudah diterima oleh penerima pesan. Bahkan kemungkinan terjadi pesan yang diterima tidak sesuai dengan maksud yang disampaikan. Inilah yang dimaksud dengan kesalahan komunikasi.Banyak hal yang dapat menjadi penyebab kesalahan komunikasi tersebut. Menurut Sanjaya (2008) ada beberapa faktor yang menyebabkan kesalahan komunikasi yaitu:“pertama faktor lemahnya kemampuan pengirim pesan dalam mengomunikasikan informasi, sehingga pesan yang disampaikan tidak jelas diterima, atau mungkin salah menyampaikannya. Kedua, faktor lemahnya kemampuan penerima pesan dalam menerima pesan yang disampaikan, sehingga ada kesalahan dalam menginterpretasi pesan yang disampaikan”.

(10)

untuk mempermudah penyampaian pesan. Inilah hakikat dari Media pembelajaran, dalam konteks komunikasi seperti di atas, fungsi media adalah sebagai alat bantu untuk guru dalam mengomunikasikan pesan, agar proses komunikasi berjalan dengan baik dan sempurna sehingga tidak mungkin lagi ada kesalahan. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti perantara (Winataputra et.al, 2005). “Pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis atau elektronik untuk menangkap maupun proses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal”.

D. Media Gambar

Media gambar yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam kelompok gambar fotografik atau seperti fotografik yang termasuk dalam gambar diam/mati (still pictures), misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat atau objek lainnya yang ada kaitannya dengan isi/bahan pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Menurut Sanjaya (2008) dilihat dari sifatnya maka media gambar temasuk dalam media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara, yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaannya, guru dapat melibatkan pada siswa untuk mencari atau membuat gambar ini. Menurut Anitah (2008) keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran adalah;

1. Dapat menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi lebih realistik.

2. Banyak tersedia dalam buku-buku teks.

3. Mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain.

4. Tidak mahal, bahkan mungkin tanpa mengeluarkan biaya untuk pengadaannya.

5. Dapat dipergunakan pada setiap tahap pembelajaran.

(11)

Metode berasal dari bahasa latin “methodos” yang berarti jalan yang

harus dilalui. Menurut Sudjana (2002) “Metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran, oleh karena ituu peranan metode pengajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode sangat diperlukan oleh guru untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

2. Metode Interaktif

Interaktif didefinisikan sebagai “kemampuan sistem/program yang bisa menanyakan sesuatu pada pengguna (mengadakan tanya jawab), kemudian mengambil tindakan berdasarkan respon tersebut”.

Kata interaktif merupakan kata sifat yang berasal dari kata dasar interasi. Interaksi didefinisiakan oleh Purwodarminto, (1982), sebagai “pengaruh timbal balik atau saling mempengaruhi satu sama lain”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode interaktif adalahmetode pembelajaran yang mengedepankan komunikasi dua arah antara siswa dengan guru, sehingga semua komponen yang ada (siswa dan guru) terliba aktif dalam proses pembelajaran

3. Ruang Lingkup Metode Interaktif

Menurut Surya (2008) mengelompokkan jenis metode dua arah (interaktif) sebagai berikut:

a. Metode Tanya Jawab b. Metode Demonstrasi c. Metode Diskusi d. Metode Penugasan. e. Metode Latihan

(12)

Dijelaskan pula bahwa model “Quantum Teaching ´ didasarkan pada azas utama “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”´serta bertumpu pada 5 (lima) prinsip interaktif, yaitu:

a. Segalanya berbicara b. Segalanya bertujuan

c. Pengalaman sebelum pemberian nama d. Akui setiap usaha

e. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. (Hernawan, 2003).

F. Hasil Belajar

Proses belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam belajar, esensinya adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa dalam upaya mengubah perilaku belajar mengajar di sekolah dasar. Menurut Anitah (2008) hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan, atau penguasaan nilai-nilai (sikap). Menurut para ahli psikologi tidak semua perubahan perilaku dapat digolongkan ke dalam hasil belajar. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar ialah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan), tempat proses mental dan emosional terjadi.

(13)

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas ini adalah SMP Negeri 1 Merawang, Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tempat penulis bertugas. Sedangkan kelas yang dijadikan tempat penelitian adalah kelas VIII A SMP Negeri 1 Merawang, berjumlah 34 orang siswa, terdiri dari 18 orang perempuan dan 16 orang laki-laki yang memiliki kemampuan rendah, sedang dan tinggi

Perbaikan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dilaksanakan di kelas VIII A SMP Negeri 1 Merawang, Kabupaten Bangka dimulai dari tanggal

Dalam membuat laporan prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII A SMP Negeri 1 Merawang, terlebih dahulu disusun secara sistematika sebagai berikut, menentukan tujuan yang terdiri atas:

1) Mendeskripsikan Standar Kompetensi, 2) Mendeskripsikan Kompetensi Dasar,

3) Merumuskan tujuan pembelajaran dan perbaikan pembelajaran. 4) Merancang lembar observasi

(14)

Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas 3 siklus, dengan prosedur pelaksanaannya adalah seperti berikut :

1. Perbaikan Pembelajaran Siklus I a. Perencanaan

Dalam perencanaan Siklus I, peneliti dibantu oleh supervisor 2 terlebih dahulu merumuskan masalah yang terjadi sebelum dilakukan perbaikan, yaitu siswa belum mampu menguasai materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tentang konstitusi. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran Siklus I. 2) Menyiapkan lembar observasi.

3) Menyiapkan lembar evaluasi. 4) Menyiapkan LKS.

b. Pelaksanaan

Proses perbaikan pemelajaran pertama dilaksanakan dengan pertimbangan hasil evaluasi dan observasi pembelajaran pra siklus dengan langkah seperti berikut :

1). Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari siswa kompetensi konstitusi dan siswa menjawab pertanyaan guru 2). Guru menyampaikan informasi tentang materi pelajaran yang akan

disajikan

3). Guru menyajikan media gambar yang telah disiapkan, siswa diminta untuk menjelaskan pengertian konstitusi sesuai kemampuannya masing-masing untuk menterjemahkan gambar dalam bentuk tulisan, siswa diminta menyampaikan hasil kerjanya kepada guru.

4). Siswa dan Guru bersama-sama mengamati dan membahas gambar yang disajikan,

5). Guru mengajukan beberapa gambar baru dan meminta siswa untuk menjelaskan konstitusi dengan memberikan prioritas kepada siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran.

(15)

7). Siswa bersama guru mengamati bersama dan menjelaskan konstitusi sesuai dengan gambar dan membuat kesimpulan tentang materi pelajaran

8). Guru memberikan tugas PR kepada siswa.

c. Observasi

Pengamatan dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan. Pengamatan dilakukan terhadap kinerja guru saat melakukan pembelajaran dan keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung dengan memberikan checklist sesuai dengan kondisi pembelajaran yang sesungguhnya. Pengamatan dilakukan oleh supervisor 2.

d. Refleksi

Refleksi terhadap kinerja siswa dalam menyelesaikan soal tes akhir dan kinerga guru dalam pembelajaran. Dalam kegiatan ini penulis dibantu oleh supervisor 2. adapun hasilnya :

1. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menggunakan media pembelajaran berupa gambar dalam penyampaian materi konstitusi pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Melakukan refleksi terhadap penerapan media gambar untuk mempertimbangkan langkah pembelajaran selanjutnya.

3. Melakukan refleksi terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, dan melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil refleksi, kekurangan yang belum bisa diatasi pada Siklus I akan diperbaiki pada Siklus II.

`2. Perbaikan Pembelajaran Siklus II a. Perencanaan

(16)

konstitusi dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran Siklus II. 2. Menyiapkan lembar observasi.

3. Menyiapkan lembar evaluasi. 4. Menyiapkan lembar kerja siswa.

b. Pelaksanaan

Proses perbaikan pemelajaran pertama dilaksanakan dengan pertimbangan hasil evaluasi dan observasi perbaikan pembelajaran siklus I dengan langkah seperti berikut:

1). Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari siswa Kompetensi konstitusi dan siswa menjawab pertanyaan guru. 2). Guru menyampaikan informasi tentang materi pelajaran yang akan

disajikan

3). Guru menyajikan media gambar yang telah disiapkan, siswa diminta untuk menjelaskan konstitusi sesuai kemampuannya masing-masing untuk menterjemahkan gambar dalam bentuk tulisan, siswa diminta menyampaikan hasil kerjanya kepada guru.

4). Siswa dan Guru bersama-sama mengamati dan membahas gambar yang disajikan,

5). Guru mengajukan beberapa gambar baru dan meminta siswa untuk menjelaskan konstitusi dengan memberikan prioritas kepada siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran.

6). Secara individual siswa mengerjakan evaluasi.

7). Siswa bersama guru mengamati bersama dan menjelaskan konstitusi sesuai dengan gambar dan membuat kesimpulan tentang materi pelajaran

(17)

c. Observasi

Pengamatan dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan. Pengamatan dilakukan terhadap kinerja guru saat melakukan pembelajaran dan keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung dengan memberikan checklist sesuai dengan kondisi pembelajaran yang sesungguhnya. Pengamatan dilakukan oleh supervisor 2.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi mengadakan evaluasi terhadap kinerja siswa dalam menyelesaikan soal tes akhir dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan ini penulis dibantu oleh supervisor 2, adapun hasilnya adalah :

1) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menggunakan media pembelajaran berupa gambar.

2) Melakukan refleksi terhadap penggunaan media pembelajaran dan mempertimbangkan langkah pembelajaran selanjutnya.

3) Melakukan refleksi terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

4) Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil refleksi, kekurangan yang belum bisa diatasi pada Siklus II akan diperbaiki pada Siklus III.

3. Perbaikan Pembelajaran Siklus III a. Perencanaan

Perencaan pembelajaran Siklus III didasarkan pada kekurangan pembelajaran Siklus II. Dalam perencanaan siklus ini, peneliti dibantu oleh supervisor 2 terlebih dahulu merumuskan masalah yang terjadi pada perbaikan pembelajaran Siklus II. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

(18)

3. Menyiapkan lembar evaluasi. 4. Menyiapkan LKS.

b. Pelaksanaan

Proses perbaikan pemelajaran pertama dilaksanakan dengan pertimbangan hasil evaluasi dan observasi perbaikan pembelajaran siklus II dengan langkah seperti berikut:

1). Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari siswa Kompetensi konstitusi dan siswa menjawab pertanyaan guru. 2). Guru menyampaikan informasi tentang materi pelajaran yang akan

disajikan

3). Guru menyajikan media gambar yang telah disiapkan, siswa diminta untuk menuliskan konstitusi sesuai kemampuannya masing-masing untuk menterjemahkan gambar dalam bentuk tulisan, siswa diminta menyampaikan hasil kerjanya kepada guru.

4). Siswa dan Guru bersama-sama mengamati dan membahas gambar yang disajikan,

5). Guru mengajukan beberapa gambar baru yang sama dan meminta siswa untuk menjelaskan konstitusi dengan memberikan prioritas kepada siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran.

6). Secara individual siswa mengerjakan evaluasi yang sama dengan siklus I dan siklus II.

7). Siswa bersama guru mengamati bersama dan menjelaskan konstitusi sesuai dengan gambar dan membuat kesimpulan tentang materi pelajaran

8). Siswa bersama guru membahas soal-soal evaluasi dan membuat kesimpulan tentang materi pelajaran.

c. Observasi

(19)

0

pra siklus siklus I siklus II siklus III

56,18

kondisi pembelajaran yang sesungguhnya. Pengamatan dilakukan oleh supervisor 2.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.

1.Merefleksi proses pembelajaran yang menerapkan media pembelajaran materi Pendidikan Kewarganegaraan.

2.Merefleksi hasil belajar siswa melalui penggunaan media pembelajaran dalam proses perbaikan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kompetensi konstitusi. dilihat dari kenaikan nilai rata-rata siswa dalam proses perbaikan pembelajaran pada digrafik 4.1 berikut ini :

Grafik 4.1 :

(20)

20 56,18 dari jumlah siswa 34 orang sehingga proses pembelajaran dikategorikan kurang.

b. Nilai rata-rata pada siklus I guru berusaha memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan metode interaktif dengan media gambar sehingga nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 67,35 dan pembelajaran masih dikategorikan kurang.

c. Dengan menggunakan metode interaktif dengan media gambar pada siklus II peningkatan nilai rata-rata cukup memuaskan menjadi 78,38 dan perbaikan pembelajaran dikategorikan baik.

d. dengan memantapkan penggunaan metode interaktif dengan media gambar peningkatan nilai rata-rata pada siklus III sangat signifikan yaitu 87,50 dan dikategorikan sangat baik, sehingga dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi konstitusi dengan menggunakan metode interaktif dengan media gambar sangat memuaskan.

2. Ketuntasan Belajar Siswa

Untuk persentase siswa yang tuntas mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 72,00 yang dilakukan selama perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil tes tertulis terhadap 34 orang siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Merawang adalah sebagai berikut :

Grafik 4.2 :

(21)

Gambar Grafik 4. 2 :

a. Persentase siswa yang tuntas dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kompetensi konstitusi pada pra siklus adalah 9 orang siswa atau 26,47 % dan yang tidak tuntas adalah 25 orang siswa atau 73,53 % dari jumlah siswa 34 orang siswa dari KKM 72,00 dan dikategorikan kurang. b. Guru berusaha menggunakan metode interaktif dengan media gambar untuk

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi konstitusi melalui perbaikan pembelajaran siklus I. Persentasi ketuntasan siswa meningkat menjadi 11 orang siswa atau 32,35 % dan yang tidak tuntas menjadi 23 orang siswa atau 67,65 % dari jumlah siswa 34 orang dari KKM 72,00 dan masih dikategorikan kurang.

c. Dengan menggunakan metode interaktif dengan media gambar pada siklus II ketuntasan siswa meningkat menjadi 20 orang siswa atau 58,82 % dan tidak tuntas adalah 14 orang siswa atau 41,18 % dari KKM 72,00 dan dikategorikan baik.

d. Dengan pemantapan metode interaktif dengan media gambar dalam proses pembelajaran materi konstitusi pada siklus III terdapat peningkatan ketuntasan belajar siswa yang sangat signifikan yaitu 100 % dan tidak tuntas 0 %. Sehingga dengan menggunakan metode interaktif dengan media gambar kompetensi siswa sangat baik.

3. Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa

(22)

0

pra siklus siklus I siklus II siklus III

25,53

Grafik Keaktifan Belajar dari Pra Siklus sampai Siklus III

Gambar Grafik 4. 3

(23)

c. Pada siklus II dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode interaktif dengan media gambar keaktifan siswa meningkat menjadi 29 orang siswa atau 85,29 % dan yang tidak aktif 5 orang siswa atau 14,71 % dan dikategorikan baik. d. Pada siklus III pemantapan penggunaan metode interaktif dengan media gambar

pada kompetensi konstitusi meningkat drastis yaitu menjadi 100 % dan tidak aktif 0 % sehingga pembelajaran kompetensi konstitusi dengan menggunakan metode interaktif dengan media gambar, keaktifan siswa sangat baik.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian penulis pada Siklus III, siswa telah menunjukkan hasil pembelajaran yang jauh lebih baik jika dibandingkan pada Siklus I, apalagi dibandingkan dengan hasil pembelajaran pada saat pembelajaran sebelum dilaksanakan perbaikan (Pra Siklus). Hal ini disebabkan penulis telah melaksanakan program perbaikan pembelajaran. Pada Siklus I, siswa yang mampu memperoleh nilai di atas kreteria ketuntasan minimal (KKM) 72,00 ke atas sebanyak 11 orang atau 32,35 % dengan nilai rata-rata 67,35. Pada Siklus II, ada 20 orang siswa yang mampu memperoleh nilai di atas kreteria ketuntasan minimal (KKM) 72,00 atau 58,82 % siswa yang tuntas dengan nilai rata-rata 78,38. Pada Siklus III, 34 orang siswa sudah memperoleh nilai di atas kreteria ketuntasan minimal (KKM) 72,00 atau 100 % dengan nilai rata-rata 87,50. Hal ini menjadi indikator bahwa penggunaan metode interaktif dengan media pembelajaran berupa gambar dalam pembelajaran sangat membantu dalam meningkatkan daya serap siswa terhadap materi pelajaran. Dengan demikian, dapat dikatakan seluruh siswa telah mampu menjawab pertanyaan dengan baik.

(24)

pembelajaran berupa gambar dimana siswa diminta lebih aktif, dan pendekatan guru lebih mengarah pada penunjukkan kasih sayang. maka terjadi peningkatan keaktifan belajar siswa pada siklus I, II dan III menjadi 100 % siswa yang aktif.

Perhatian guru terhadap siswa juga meningkat, dimana guru terfokus pada motivasi belajar siswa, dimana siswa semakin senang mengikuti pembelajaran. media gambar yang diberikan guru sudah cukup baik membuat siswa lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran, siswa yang aktif menunjukan gambar konstitusi melalui pengamatan gambar yang di tampilkan guru juga meningkat. Sehingga pada siklus ke III seluruh siswa sudah tuntas yaitu sebanyak 34 orang siswa atau 100 % dengan nilai rata-rata sudah baik sebesar 87,50. Secara keseluruhan kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran sebelum diadakan perbaikan dan setelah ada perbaikan dapat diatasi dengan baik sehingga kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran dapat meningkat.

Kondisi ini menunjukkan bahwa penggunaan metode interaktif dan media pembelajaran berupa gambar dalam pembelajaran sangat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran yang diberikan guru di kelasnya. Jadi, dengan menggunakan metode interaktif dengan media gambar pemahaman siswa bertambah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan pembelajaran dengan menggunakan metode interaktif dan media pembelajaran berupa gambar akan meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran.

KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

(25)

b. Dengan menggunakan metode interaktif dengan media gambar dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kompetensi konstitusi dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Merawang. c. Penyajian pembelajaran dengan menggunakan metode interaktif dengan

media belajar berupa gambar sebagai satuan belajar dan mengajar akan membuat proses pembelajaran lebih efektif dan lebih banyak memberikan realitas dalam belajar siswa.

B Saran Tindak Lanjut

Berdasarkan kesimpulan tersebut, beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya menumbuhkan kreativitas siswa antara lain adalah sebagai berikut.

a. Guru hendaknya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

b. Guru hendaknya menggunakan metode belajar yang variatif dalam menyajikan pembelajaran.

c. Guru hendaknya menggunakan media atau alat peraga yang tepat dalam proses pembelajaran.

e. Guru hendaknya berusaha terus melakukan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2006). Panduan Pengembangan Silabus Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Direktorat Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas. Hernawan, A.H. (2003). Pengembangan Kirukulum dan Pembelajaran. Jakarta:

(26)

Purwodarminto, WJS, (1982) Kamus Besar Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta : Depdikbud,

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta : Prenada Media Group

Sudjana N. (2002). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Remaja Rodaskarya

Gambar

Tabel 3.1.
Grafik Nilai Rata-rata dari Pra Siklus sampai Siklus III
Grafik Ketuntasan Belajar dari Pra Siklus sampai Siklus III
Grafik Keaktifan Belajar dari Pra Siklus sampai Siklus III

Referensi

Dokumen terkait

SOLO dalam soal tes dapat membantu guru untuk mengetahui bagaimana.. siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika

Untuk proses pembelajaran pada pertemuan kelima, yaitu pelaksanaan tes akhir berjalan dengan lancar, siswa begitu tenang dan fokus dalam menjawab soal- soal tes

49 Kinerja Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam Membina Peningkatan Profesionalisme Guru Pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi Multi Kasus Di SDI Surya Buana Dan SD

Sebagai pemantapan materi, guru memberikan Pekerjaan Rumah/PR kepada siswa disetiap akhir pertemuan kemudian di setiap akhir siklus guru memberikan soal tes evaluasi

Sebelum membagikan soal tes, guru dan peneliti bersepakat untuk tidak menyajikan soal open ended karena masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal

1) Tes tertulis pada proses pembelajaran dengan LKPD yang dibagikan guru. 2) Tes tertulis pada akhir pembelajaran berupa tes pilihan ganda sebanyak 10 butir soal yang

Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu tes atau butir- butir soal objektif tes bentuk multiple choice buatan guru penilaian akhir semester I mata

Pada semester akhir tahun 2021 penulis telah menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru SD