• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting dan harus dimiliki oleh suatu entitas sebagai dasar keamanan dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. penting dan harus dimiliki oleh suatu entitas sebagai dasar keamanan dan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sistem pengendalian internal merupakan komponen yang sangat penting dan harus dimiliki oleh suatu entitas sebagai dasar keamanan dan pengelolaan operasi pada sebuah entitas. Semua entitas, apa pun itu bentuknya, sudah seharusnya menerapakan sebuah sistem pengendalian internal guna mencapai tujuan-tujuan dari entitas itu sendiri. Ketidakefektifan suatu sistem pengendalian internal akan berdampak pada ketidakefektifan suatu kebijakan dan program yang dibuat, dan akan berpengaruh pada kegagalan entitas dalam mencapai tujuan entitas itu sendiri.

Ketidakefektifan sistem pengendalian internal, dan adanya ketidakpuasan, serta didukung dengan menurunnya kualitas pelayanan, tidak hanya akan melemahkan kemampuan entitas tersebut guna mencapai tujuannya, tetapi juga dapat berakibat pada adanya kecurangan (fraud), kesalahan yang disengaja, adanya kolusi, penggelapan dan korupsi, kehilangan penerimaan, dan berdampak pula pada akuntabilitas entitas itu sendiri.

Kerugian yang signifikan tersebut sering terjadi karena seringkali entitas kurang memperhatikan keefektifan sistem pengendalian internal yang dimilikinya. Sistem pengendalian internal yang efektif dapat digunakan untuk mencegah dan mendeteksi adanya masalah-masalah yang mengarah pada risiko-risiko yang dapat merugikan entitas itu sendiri.

(2)

Tidak efektifnya sistem pengendalian internal dalam perpajakan dapat menimbulkan beberapa masalah perpajakan, seperti penghindaran pajak dan penggelapan pajak. Masalah tersebut merupakan masalah serius yang harus dihadapi oleh pemerintah. Pemerintah mengalami kerugian dengan tidak tercapainya target perpajakan yang diakibatkan oleh kehilangan pendapatan yang seharusnya diperoleh dari pendapatan perpajakannya setiap tahunnya.

Selain adanya masalah-masalah tersebut, masalah utama yang harus di hadapi pemerintah ialah target penerimaan pajak yang seringkali tidak bisa mencapai target penerimaan. Dengan berkembangnya iklim usaha, baik pada sektor industri menengah maupun industri kecil di Indonesia serta jumlah populasi sudah sewajarnya pemerintah dapat meningkatkan potensi penerimaan pajak pada setiap daerah di seluruh Indonesia.

Tidak maksimalnya penerimaan pajak pada setiap daerah tentunya juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak yang di pengaruhi juga oleh adanya sistem administrasi perpajakan yang dianggap belum mumpuni oleh wajib pajak, kurang tegasnya petugas pajak dalam melakukan penagihan pajak, serta ketidaktepatan waktu petugas pajak memberi tuntutan dan hukuman kepada wajib pajak yang melakukan penghindaran pajak dan penggelapan pajak. Hal tersebut menyebabkan pemerintah kehilangan potensi pendapatan pajak yang bisa dicapai akibat pemerintah tidak maksimal melakukan penggalian potensi penerimaan pajak di setiap daerah di Indonesia.

Tidak dipungkiri bahwa sumber penerimaan negara terbesar diperoleh dari penerimaan perpajakan. APBN memiliki peranan penting di dalam

(3)

mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut sudah semestinya pemerintah dapat memaksimalkan potensi penerimaan perpajakan dan dapat secara terus menerus menekan masalah yang dapat menghambat pemerintah dalam menggali potensi penerimaan perpajakannya.

Penerimaan perpajakan di Indonesia diperoleh dari akumulasi penerimaan perpajakan di daerah-daerah melalui intansi perpajakan berupa Kantor Pajak Pelayanan Pratama di seluruh daerah Indonesia. Kantor Pelayanan Pajak pratama di setiap provinsi akan di bagi lagi berdasarkan kabupaten pada provinsi tersebut. Melihat besarnya potensi penerimaan perpajakan di Indonesia serta jumlah populasi yang besar di Indonesia, sudah seharusnya pemerintah melakukan pengawasan pada instansi perpajakan dengan menilai sistem pengendalian internal di seluruh daerah di Indonesia. Oleh karena itu dengan sistem pengendalian internal diharapkan dapat meningkatkan potensi penerimaan perpajakan di setiap daerah di Indonesia.

Semakin berkembangnya teknologi dan informasi akan berpengaruh pada struktur organisasi dan fungsi-fungsi organisasi yang dimiliki pada entitas tersebut. Pada bidang perpajakan, diawali dengan adanya upaya reformasi besar-besaran pada administrasi perpajakan. Modernisasi pada administrasi perpajakan dimulai dengan melakukan perubahan struktur organisasi hingga melakukan perubahan pada sistem informasi perpajakan. Reformasi administrasi di bidang perpajakan bertujuan untuk mencapai tingkat kepatuhan sukarela wajib pajak yang tinggi, dan untuk meningkatkan produktivitas petugas perpajakan yang efektif dan efisien.

(4)

Berkembangnya entitas akan berdampak pula pada meningkatnya risiko terjadinya masalah-masalah yang semakin kompleks dan dapat merugikan entitas tersebut di kemudian hari. Oleh karena itu, dewan direksi dan manajemen senior memiliki tanggung jawab utama guna memastikan keefektifan sistem pengendalian internal dalam entitas tersebut. Penelitian ini ditujukan untuk menilai efektivitas sistem pengendalian internal pada unit pengawasan dan konsultasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten Sleman.

Kantor Pelayanan Pajak dibentuk sebagai pelaksana pada pelayanan di bidang perpajakan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktorat Jenderal Pajak di masing-masing wilayah. Dengan adanya reformasi administrasi di bidang perpajakan, Kantor Pelayanan Pajak memiliki struktur organisasi yang berdasarkan pada fungsi, seperti fungsi pelayanan, fungsi pengawasan, fungsi pemeriksaan, fungsi penagihan, dan semua fungsi lainnya. Disamping memiliki struktur organisasi yang didasarkan pada fungsi, Kantor Pelayanan Pajak dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak memanfaatkan perkembangan dan kemajuan teknologi informasi, seperti sistem administrasi yang berbasis Komputer dan penyediaan fasilitas yang memberikan kemudahan dan kenyamanan pada wajib pajak seperti Website,Call Center, e-filing, e-faktur, e-SPT, e-billing, dan sebagainya.

Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi serta modernisasi di bidang administrasi perpajakan, diharapkan bahwa setiap aktivitas dan proses kegiatan akan terukur dan terkontrol. Dan dengan adanya perubahan-perubahan tersebut, hasil yang terukur dan terkontrol itu dapat mendorong tujuan

(5)

Direktorat Jenderal Pajak untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi Wajib Pajak serta meningkatkan penerimaan Negara di bidang perpajakan.

Salah satu instansi yang mewakili pemerintah dalam melakukan penggalian potensi perpajakan di daerah Yogyakarta adalah KPP Pratama Sleman. KPP Pratama Sleman memiliki wilayah kerja yang mencakup seluruh wilayah kabupaten Sleman. KPP Pratama Sleman berfungsi untuk membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan potensi penerimaan perpajakan di Indonesia melalui pencapaian target penerimaan pajak di daerah khususnya pada kabupaten Sleman. KPP Pratama Sleman memiliki struktur organisasi yang sangat kompleks meliputi kepala kantor yang membawahi beberapa seksi seperti, subbagian umum dan kepatuhan internal, kelompok fungsional pemeriksa pajak, seksi pelayanan, seksi pengolahan data dan informasi, seksi pemeriksaan, seksi penagihan, seksi ektensifikasi dan penyuluhan, dan seksi pengawasan dan konsultasi.

Jumlah wajib pajak pada KPP sleman, terutama untuk wajib pajak pribadi belum mencapai potensinya. Melihat kemajuan dan luasan geografi dari kabupaten Sleman, sudah seharusnya pada tahun berikutnya diharapkan potensi jumlah wajib pajak aktif kabupaten Sleman akan meningkat. Seksi pengawasan dan konsultasi memiliki peranan yang sangat penting terhadap pencapaian tujuan KPP Pratama kabupaten Sleman. fungsi ini memiliki tugas untuk melakukan pengawasan terhadap kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak; membimbing atau menghimbau kepada wajib pajak dan konsultasi perpajakan; melakukan penyusunan profil wajib pajak; menganalisis kinerja wajib pajak; merekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan intensifikasi; melakukan usulan

(6)

pembetulan ketetapan pajak; serta melakukan evaluasi hasil banding. Berdasarkan tugas tersebut, KPP Pratama Sleman membagi unit pengawasan dan konsultasi menjadi 4 bagian, yaitu Seksi Pengawasan dan Konsultasi I hingga Seksi Pengawasan Konsultasi IV.

KPP Pratama Sleman diberikan target penerimaan pajak oleh pemerintah setiap tahun guna menggali penerimaan pajak di daerah. KPP Pratama Sleman bertanggung jawab untuk menggali potensi penerimaan pajak di seluruh wilayah Kabupaten Sleman. Pencapaian penerimaan perpajakan tidak lepas dari peran penting seksi pengawasan dan konsultasi dalam mewujudkan tujuan KPP Pratama Sleman.

Berdasarkan hal tersebut, tugas-tugas yang di miliki oleh seksi pengawasan dan konsultasi memiliki pengaruh secara langsung terhadap pengumpulan penerimaan perpajakan di Kabupaten Sleman. Dengan dilakukannya proses pengawasan dan evaluasi terhadap seksi pengawasan dan konsultasi ini, diharapkan dapat mengurangi masalah–masalah yang terjadi selama diterapkannya sistem ini maupun setelah berjalannya program tersebut. Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut ialah melakukan penerapan sistem pengendalian internal (SPI) yang diharapkan bisa memperbaiki efektivitas operasi seksi pengawasan dan konsultasi.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai sistem pengendalian internal seksi pengawasan dan konsultasi sebagai studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

(7)

1.2Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang dijelaskan tersebut, dapat dirumuskan bahwa masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini ialah penerapan sistem pengendalian internal dan keefektifan penerapan sistem pengendalian internal sehubungan dengan pencapaian tujuan KPP Pratama Sleman dalam penerimaan target perpajakan dengan berdasarkan kesesuaian panduan penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) pada seksi pengawasan dan konsultasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten Sleman Yogyakarta.

1.3Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, penulis membuat pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Apakah sistem pengendalian internal yang disusun untuk seksi pengawasan dan konsultasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten Sleman sudah memadai dan lengkap?

2. Apakah komponen-komponen pengendalian sudah sesuai dengan panduan penerapan Peraturan Pemerinta Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)?

3. Apakah fungsi Sistem Pengendalian Internal untuk seksi pengawasan dan konsultasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten Sleman sudah berjalan dengan efektif?

(8)

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah:

1. Memperoleh gambaran dan pemahaman mengenai desain sistem pengendalian internal yang memadai terhadap pelaksanaan aktifitas seksi pengawasan dan konsultasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten Sleman.

2. Menilai, menganalisis serta memberikan rekomendasi yang diperlukan terhadap keefektifan fungsi sistem pengendalian internal terhadap pelaksanaan aktifitas seksi pengawasan dan konsultasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten Sleman.

1.5Manfaat Penelitian

Penelitian studi kasus ini sangat bermanfaat dan berguna bagi peneliti dalam mendapatkan gambaran secara langsung praktik sistem pengendalian internal yang baik pada instansi pemerintah. Penelitian ini sangat menarik untuk diteliti berkenaan dengan berlangsungnya penerapan pengendalian internal pada instansi pemerintah dalam pencapaian tujuan untuk pelayanan masyarakat yang baik.

Oleh karena itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi instansi dan akademi.

1 Bagi Instansi

Hasil penelitian ini dapat memberikan saran dan rekomendasi terkait penerapan sistem pengendalian internal yang baik dalam pelaksanaan aktifitas unit pengawasan dan konsultasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten Sleman.

(9)

2 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan literatur bagi peneliti selanjutnya yang akan meniliti lebih lanjut tentang penerapan sistem pengendalian internal pada instansi pemerintah.

1.6 Sistematika Penelitian

Penelitian ini disusun secara sistematis agar diperoleh suatu bentuk pembahasan yang terstruktur. Adapun sistematika penelitian disusun sebagai berikut.

BAB 1 PENDAHULUAN

Bagian ini meuraikan rencana penelitian yang dijabarkan kedalam latar belakang penelitian, rumusan masalah,tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika hasil penelitian.

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU

Bagian ini membahas mengenai teori-teori utama yang digunakan serta berhubungan dengan permasalahan untuk digunakan oleh peneliti sebagai dasar analisis data dan pembahasan kasus.

BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN DAN LATAR BELAKANG KONTEKSTUAL OBJEK PENELITIAN

Bagian ini menguraikan metode dan alasan menggunakan metode penelitian kualitatif, subyek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik menganalisis data. Bagian ini juga menjelaskan secara deskriptif tentang objek penelitian dan aplikasi

(10)

teori atau konsep yang diterapkan pada objek penelitian untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik mengenai karakteristik objek penelitian terkait dari teori dan konsep yang digunakan di bab tinjauan literatur.

BAB 4 ANALISIS DATA DAN DISKUSI HASIL INVESTIGASI KASUS Bagian ini berisi temuan dalam investigasi di lapangan yang menggambarkan fakta-fakta yang dapat menjawab tujuan penelitian. Bagian ini juga menjelaskan analisis dan diskusi mengenai temuan investigasi kasus yang akan menjawab dan menjelaskan rumusan masalah.

BAB 5 RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI

Bagian ini berisi ringkasan dan simpulan dari analisis permasalahan yang ada. Pada bab ini membahas keterbatasan penelitian dari sudut pandang keilmuan dan efektivitas. Bab ini akan memberikan informasi dan saran yang dijadikan pertimbangan bagi sebuah organisasi.

Referensi

Dokumen terkait

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan

pendidikan rumah tangga miskin di Kelurahan Binuang Kampung Dalam Kecamatan Pauh Kota Padang, 2) Pekerjaan rumah tangga miskin di Kelurahan Binuang Kampung Dalam

Pandangan tersebut muncul dalam pemberitaan surat kabar Merdeka karena (1) latar pembentukan BFO setelah pelaksanaan konferensi federal 27 Mei; (2) anggota BFO yang

Kesimpulan yang diperoleh dari teori perkembangan remaja di atas adalah untuk merencanakan dan membangun suatu bangunan yang diperuntukan bagi para remaja kita harus terlebih

KAITAN GLASGOW COMA SCORE AWAL DAN JARAK WAKTU SETELAH CEDERA KEPALA SAMPAI DILAKUKAN OPERASI PADA PASIEN PERDARAHAN SUBDURAL AKUT DENGAN GLASGOW OUTCOME SCALE.. PENELITI

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa masing-masing variabel penelitian yang terdiri dari pergantian manajemen, opini audit,

Gaya kepemimpinan yang ada pada seorang pemimpin dalam suatu perusahaan atau organisasi mempunyai perbedaan dalam penerapan gaya kepemimpinannya masing-masing, yang

Salah satu cacing yang dapat menyerang kuda adalah cacing Nematoda Cacing nematoda yang biasa teridentifikasi pada saluran pencernaan kuda antara lain: cacing