• Tidak ada hasil yang ditemukan

IP Address Subneting. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri PTA 2020/2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IP Address Subneting. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri PTA 2020/2021"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

IP Address Subneting

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

(2)

IP Address Subneting

Memahami mengenai IP Address, kelas

jaringan dalam alamat IP, subnet, subnet mask ﹡ Melakukan subneting terhadap IP Address dan VLSM ﹡ IP AddressKelas Jaringan

Subnet dan Subnet Mask ﹡ Proses SubnetingVLSM 2

Tujuan

Materi

(3)
(4)

IP Address

 Identifikasi Terminal  IP Address  32 bits  IP Address  1. Network ID 2. Host ID 4

(5)

Badan Internasional Pengelola IP

 Asia Pasific  APNIC (Asia Pacific Network Information Center

 Tugas :

 Pembagi blok nomor IP

 Pembagi nomor AS (Autonomous System)  ISP Asia Pasific

(6)

Badan Internasional Pengelola IP

 ARIN (America Registry for Internet Number)

 RIPE (Reseaux IP Europeens)

 AFRINIC (African Regional Internet Registry Network Information Center)

 IANA (International Assigned Number Authority)

(7)

IP Address

(8)

IP Address

 Network ID (Net ID/Nomor Network)

 Host ID (Nomor Host/IP Address)

8

Satu Jaringan  Net ID sama tetapi nomor IP tidak sama

(9)

Host Addressing

(10)

IP Address

10

Network ID

(11)

IP Address

11

Alamat dalam jaringan (Network Address)

Network ID

Alamat dari peralatan jaringan  unik

(12)

IP Addressing

(13)

IP Addressing

IP Address kelas A, B dan C  Jaringan besar, medium dan kecil

(14)

IP Addressing

IP Address Kelas D  Multicasting IP Address Kelas E  IETF (Research)

(15)
(16)

Kelas IP Address

16

Class A Class B Class C Class D Class E

IP Address Range :1-126 00000001-01111110 IP Address Range :128-191 10000000-10111111 IP Address Range :192-223 11000000-11011111 IP Address Range :224-239 11100000-11101111 IP Address Range :240-255 11110000-11111111

(17)

Kelas IP Addres

17 Valid Host ID  0 dan 127 (Loopback Address)

Class

A

Valid Host ID  128 dan 191 (Loopback Address)

Class

B

Valid Host ID  191 dan 224 (Loopback Address)

Class

C

(18)

Kelas IP Address

(19)

Klasifikasi Jaringan

(20)

IP Address

(21)

Subnet dan Subnet

Mask

(22)

Sub Netmask / Netmask

 Netmask = IP Address  32 bits

255.0.0.0

255.255.0.0

(23)

Sub Netmask / Netmask

Class A Class B Class C IP  Subnet mask 255.0.0.0 IP  Subnet mask 255.255.0.0 IP  Subnet mask 255.255.255.0

(24)

IP dan Netmask

 Pengalamatan Logik  IP dan Netmask  Perhitungan IP dan Netmask  Network

ID

 Contoh :

 IP : 202.95.151.129

 Netmask : 255.255.255.0

(25)

Network ID (Porsi Network)

 Host dalam jaringan  komunikasi

dengan perangkat dalam satu jaringan  Net ID sama

 Subnet Mask  menentukan Network ID

(26)

Penggunaan Subnet Mask

 Subnet Mask  IP Address (Net ID dan Host ID)

 Net ID dalam Jaringan  Operasi AND

antara Netmask dan IP Address

(27)

Contoh Subnet Mask

 Misal :  IP Address 10.252.240.6  Netmask 255.255.255.0  Maka :  Net ID ? 27

(28)

Contoh Subnet Mask

 Misal :

 IP Address 10.252.240.6 dan Netmask

255.255.255.0

 Konversi menjadi biner dan AND kan

00001010.11111100.11110000.00000110

11111111.11111111.11111111.00000000 AND

00001010.11111100.11110000.00000000

 Net ID : 10.252.240.0

(29)

Contoh Subnet Mask

 Contoh :  IP : 202.95.151.129  Netmask : 255.255.255.0  Maka :  Net ID ?  Host ID ? 29

(30)

Contoh Subnet Mask

 Contoh :  IP : 202.95.151.129  Netmask : 255.255.255.0  Konversi : 11001010.01011111.10010111.10000001 11111111.11111111.11111111.00000000 AND 11001010.01011111.10010111.00000000

 Net ID : 202.95.151.0 dan Host ID : 129

(31)

Pembagian Subnet Mask

(32)

Jangkauan Network ID

 Class A  Net ID : 8 bit dan Host ID : 24 bit  Host Class A dalam satu jaringan (2^24) - 2 =

16.777.214 host  2 alamat loopback

(33)

Jangkauan Network ID

 Class B  Net ID : 16 bit dan Host ID : 16 bit  Host Class B dalam satu jaringan (2^16) - 2 =

65.534

(34)

Jangkauan Network ID

 Class C  Net ID : 24 bit dan Host ID : 8 bit

 Host Class C dalam satu jaringan 2^8 = 256  254 host

34

 Broadcast : 1 bit terakhir

(35)

IP Private Address

Koneksi jaringan dengan IP Private ke internet  NAT

IP Private Address  kekurangan alamat IP Publik

(36)

IP Private Address

(37)

IP Private Address

 Automatic Private IP Addressing (APIPA)  IP Address dunia

 IP Private dengan Range IP Address :

169.254.0.1 – 169.254.255.254

 Tidak routing dan deadlock di internet

(38)

Contoh Network Address

(39)
(40)

SubNetting / Sub-network

 Teknik jaringan yang menggunakan 32 bit kode pada IP Address.

 Cara menciptakan jaringan pada IP Class A, B dan C

 Cara mendesain jaringan  mengatur IP Address dan pembatasan host

 Class IP Address  Network ID 8 bit (Class A), Network ID 16 bit (Class B) dan Network ID 24 bit (Class C)

(41)

Subnetting

 IP Address baru  Net ID baru

 Memecah 1 network  network kecil  Jumlah Subnet : (2^n) – 2

n  Jumlah bit yang digunakan (1)

Jumlah host per subnet : (2^m) – 2

m  Jumlah bit yang belum digunakan (0)

(42)

Mengapa

(43)

Alasan Subneting

 Untuk pengalokasian alamat IP yang terbatas  efisien

 Membatasi jumlah host  performansi  Network ID banyak  Host ID sedikit  Memudahkan pengelolaan jaringan  Membantu pengembangan jaringan

(44)

Gambaran Subnetting

(45)

Kasus Subnetting

(46)

Kasus Subnetting

(47)

Subnetting Address

(48)

Subnetting Address

(49)

Contoh Subnetting (1)

IP Address : 130.200.0.0

Subnet Mask :

255.255.224.0  Class

B

 Maka :

 Kelompok IP ? Atau Range IP ?

(50)

Contoh Subnetting (1)

 IP Address : 130.200.0.0

 Subnet Mask : 255.255.224.0  Class B

 Maka :  Subnet Mask : 11111111.11111111.11100000.00000000  Kelompok subnet : 2^5 = 32  130.200.32.0 – 130.200.224.0  broadcast 2 bit 50

(51)

Contoh Subnetting (1)

 Subnet : 32 64 96 128 160 192 224  Kelompok IP : 130.200.32.1 - 130.200.63.254 ==> loopback 130.200.64.1 - 130.200.95.254 130.200.96.1 - 130.200.127.254 130.200.128.1 - 130.200.159.254 130.200.160.1 - 130.200.191.254 130.200.192.1 - 130.200.224.254  130.200.223.254 (broadcast) 51

(52)

Contoh Subnetting (2)

Network ID : 130.200.0.0

Subnet Mask :

255.255.

192.0

 Maka :  Kelompok IP ? 52

(53)

Contoh Subnetting (2)

Network ID : 130.200.0.0

Subnet Mask :

255.255.

192

.0

 Class B

 Maka :  Subnet mask : 11111111.11111111.11000000.00000000  Kelompok subnet : 2^6 = 64 53

(54)

Contoh Subnetting (2)

Subnet :

64 128 192

Kelompok IP :

130.200.

64

.1 - 130.200.127.254 

Loopback

130.200.

128

.1 - 130.200.

192

.254 

broadcast

54

(55)

CIDR (Classless Inter

Domain Routing)

(56)

CIDR (Classless Internet Domain

Routing)

 Alternatif cara klasifikasi alamat IP  Superneting

 Mekanisme routing efisien  membagi alamat IP jaringan dalam class A, B dan C

 Pengembangan alamat IP  penggunaan alamat IP

(57)

CIDR (Classless Inter Domain

Routing)

 Metode ISP  alokasi jumlah IP Address  ISP  ukuran blok (blok size) tertentu

 Contoh kelas B  subnet mask 255.255.0.0 dengan nilai /16

16  jumlah bit 1 dalam subnet mask =

11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0/16

(58)

CIDR (Classless Internet Domain

Routing)

 Contoh : blok IP 192.168.32/28  28 bit yang bernilai 1

 Nilai maksimum : /32  1 byte = 8 bit (4 byte dalam alamat IP)

 Subnet mask terbesar : /30  2 bit sebagai host

(59)

Nilai CIDR

(60)

Contoh CIDR : Subnetting Kelas C

 Kelas C  host 8 bit  Subnet Kelas C

(61)

Cara Subnetting CIDR

 Berapa banyak jumlah subnet yang dibutuhkan?

 Berapa banyak jumlah valid host yang dibutuhkan persubnet?

 Mana saja subnet yang valid?

 Apa Alamat Broadcast setiap subnet?  Apa Alamat valid host setiap subnet?

(62)

Cara Subnetting CIDR

 Berapa banyak jumlah subnet?

 Rumus : 2^x = jumlah subnet

 x = jumlah bit 1 yang dipinjam untuk subnet

 Contoh : 11000000  subnet : 2^2 = 4

 Berapa banyak jumlah host persubnet?

 Rumus : (2^y) - 2 = jumlah host per -subnet

 y = jumlah bit 0 yang terbentuk

 Contoh : 11000000  subnet : (2^6) - 2 =

62

(63)

Cara Subnetting CIDR

 Menentukan valid subnet dengan tepat

 Rumus : 256 – subnetmask = blok size

 Contoh : 256 – 192 = 64

 64  subnet pertama

Subnet kedua : 64+64 = 128

Subnet ketiga : 128 + 64 = 192 dst

(64)

Cara Subnetting CIDR

 Menentukan Alamat Network

 Dengan membuat semua bit Host menjadi bernilai 0 (biner)

 Angka berikutnya adalah alamat valid Host pertama

 Menentukan Alamat Broadcast

 Dengan membuat semua bit Host menjadi bernilai 1 (biner)

 Angka berikutnya adalah alamat subnet berikutnya

 Alamat Valid Host adalah alamat yang berada di antara Alamat Network dan Alamat Broadcast

(65)

Contoh CIDR

 Alamat Network : 172.16.0.0  Subnet Mask : 255.255.192.0  Maka :  Subnet ?  Host pertama ?  Alamat Broadcast ? 65

(66)

Contoh CIDR

Alamat Class B  Alamat Network 172.16.0.0  Subnet Mask 255.255.192.0  Maka :  11111111.11111111.11000000.00000000  Subnet 192 = (2^2) – 2 = 2  Host (2^14) – 2 = 16.382

 Subnet valid = 256 – 192 = 64; subnet

selanjutnya = 64 + 64 = 128, 128 + 64 = 192

(67)

Solusi Kasus 1

 Subnet 172.16.64.0 - 172.16.128.0  Host pertama 172.16.64.1 - 172.16.128.1  Host terakhir 172.16.127.254 - 172.16.192.254  Broadcast 172.16.127.255 - 172.16.199.255

 Subnet 64.0 atau 172.16.64.0  host pertama 64.1 atau 172.16.74.1 - 172.16.127.254 dan alamat broadcast

172.16.127.255

(68)

Latihan

 Alamat Network 10.0.0.0  Subnet Mask 255.255.0.0  Tentukan :  Subnet ?  Host pertama ?  Alamat Broadcast ? 68

(69)

Jawaban Latihan

 Alamat Class A  Alamat Network 10.0.0.0  Subnet Mask 255.255.0.0  Maka :  Subnet 255 = 11111111  (2^8) – 2 = 254  Host (2^16) – 2 = 65.534

 Subnet valid = 256 – 255 = 1, 2, 3 dan seterusnya

 Subnetnya = 10.1.0.0, 10.2.0.0 sampai 10.254.0.0

(70)

Solusi Kasus 1

 Subnet 10.1.0.0 … 10.254.0.0

 Host pertama 10.1.0.1 … 10.254.0.1

 Host terakhir 10.1.255.254 … 10.254.255.254  Broadcast 10.1.255.255 … 10.254.255.255  Subnet 10.1.0.0  host pertama 10.1.0.1 – 10.254.0.1

dan alamat broadcast 10.1.255.255

(71)

VLSM (Variabel Length

Subent Mask)

(72)

VLSM (Variabel Length Subnet

Mask)

 Memudahkan dalam membuat subnet dengan panjang prefix yang berbeda-beda di berbagai tipe design jaringan

 Protokol VLSM  RIPv2, EIGRP, OSPF, IS-IS

 Mengehmat banyak IP

 Subnet mask berbeda setiap interface router

(73)

VLSM (Variabel Length Subnet

Mask)

 Implementasi pengalokasian blok IP yang dilakukan oleh pemilik network dari blok IP yang diberikan

 Sifatnya local dan tidak dikenal di internet  Bentuk lain teknik subnetting 

banyaknya host yang dibuat, banyak jaringan  subnet maupun class

(74)

Keuntungan Subnetting VLSM

 Mengurangi lalu lintas jaringan  Optimatisasi kerja jaringan

 Pengelolaan yang sederhana

 Membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang jauh

 Menghemat ruang alamat

(75)

Subnetting Tanpa VLSM

(76)

Subnetting dengan VLSM

(77)

Kasus

 Jaringan perkantoran IP Address Class C dengan alamat network 192.168.32.0

 Jaringan dibagi 5 subnet per divisi masing-masing divisi tidak terkait  Rincian host per divisi adalah :

 Subnet 1 : 50 host

 Subnet 2 : 50 host

 Subnet 3 : 50 host

 Subnet 4 : 30 host

(78)

Solusi Subnetting

 Subnetting 255.255.255.192  4 subnet dengan tiap subnet 64 host (11000000)  Kasus  5 subnet

 Subnet 255.255.255.224  8 subnet tiap subnet maksimal 32 host (11100000)

 Kasus  50 host untuk 3 subnet dan 30 host untuk 2 subnet

(79)

Solusi VLSM

 Alamat network 192.168.32.0  Class IP C

 Subnet mask default  255.255.255.0

 Maka :  192.168.32.0  11000000.10101000.00100000.00000000  255.255.255.0  11111111.11111111.11111111.00000000 79

(80)

Langkah Subnetting VLSM

1. Netmask untuk 3 divisi yang jumlah client 50 host. Teknik subnetting CIDR 

netmask 255.255.255.192 dengan maksimal host 62  2^6 = 64  192.168.32.0  11000000.10101000.00100000.00000000  255.255.255.192  11111111.11111111.11111111.11000000 80

(81)

Langkah Subnetting VLSM

 Jumlah subnet : 2^2 = 4

 Jumlah host tiap subnet : (2^6) – 2 = 62 host

 Blok subnet : 256 – 192 = 64 atau 2^6 = 64

0 64 128 192

(82)

Langkah Subnetting VLSM

82 Subnet 1 2 3 4 192.168.32.0 192.168.32.64 192.168.32.128 192.168.32.192 Host Pertama 192.168.32.1 192.168.32.65 192.168.32.129 192.168.32.193 Host Terakhir 192.168.32.62 192.168.32.126 192.168.32.190 192.168.32.254 Broadcast 192.168.32.63 192.168.32.127 192.168.32.191 192.168.32.255 Maksimal Host 62 62 62 62

(83)

Langkah VLSM

 Teknik Subnetting network ID 192.168.32.192  Maka :  192.168.32.192  11000000.10101000.00100000.11000000  255.255.255.192  11111111.11111111.11111111.11000000 83

(84)

Langkah VLSM

 30 client  (2^x) – 2 = 30 2^x = 32 x = 5  30 host  (2^5) - 2 = 30  Netmask : 255.255.255.224  11111111.11111111.11111111.11100000  Blok subnet : 256 – 224 = 32 192 224 84

(85)

Langkah VLSM

85 Subnet 4 5 192.168.32.192 192.168.32.224 Host Pertama 192.168.32.193 192.168.32.225 Host Terakhit 192.168.32.222 192.168.32.254 Broadcast 192.168.32.223 192.168.32.255 Maksimal Host 30 30

(86)

Thanks!

Any questions?

Referensi

Dokumen terkait

Dengan manfaat tersebut kami mencoba untuk mempergunakan kulit mangga yang sering dianggap oleh banyak orang sebagai barang yang tak berguna atau sampah menjadi

dengan pemberian elisitor pada konsentrasi 0,5% (g/ v) dengan waktu pemanenan 36 jam yaitu sebesar 303,475±5,602 ug/gBK(tabel 1).Daritabeltersebut dapat dilihat bahwa pemberian

Pada perencanaan pengembangan jaringan distribusi di Kecamatan Cipondoh akan dibuat dua skenario pengembangan dimana pada skenario pertama akan dilakukan optimasi pada

Dalam Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan

1. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba 2. Nyeri bersamaan dengan demam 3. Pengobatan kiste ovarii yang besar biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan bedah.

Kemampuan DPRD dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya, Peraturan Kepala Daerah, APBD,

Dari analisa di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kantor Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang sudah diberikan wewenang tentang kebijakan Elektronik Kartu

Apabila sensor aktif, maka slave akan mengirimkan data ke receiver master dan master akan menerima data dari slave untuk kemudian ditampilkan pada LCD dan