• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIVERSI DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA OLEH ANAK ( Studi di Polres Mataram )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIVERSI DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA OLEH ANAK ( Studi di Polres Mataram )"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL

DIVERSI DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA OLEH

ANAK

( Studi di Polres Mataram )

OLEH :

I GUSTI BAGUS WIRABUDMAN

D1A 009 262

FAKULAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2017

(2)
(3)

DIVERSI DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA OLEH ANAK ( Studi di Polres Mataram )

Nama : I Gusti Bagus Wira Budiman Nim : D1A 009 262

Fakultas Hukum Unram ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dan kendala diversi dalam penyidikan tindak pidana narkotika oleh anak di POLRES Mataram.Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum empiris.Hasil dari penelitian ini, penyidik selalu

mengedepankan musyawarah dalam proses diversi, serta menemukan tindak penanggulangan dan kendala apa saja yang terjadi dalam proses diversi di POLRES Mataram.

Kata kunci : Diversi, Penyidikan Tindak Pidana Narkotika oleh Anak

DIVERSION IN NON-CHILDREN'S CRIMINAL INVESTIGATION BY CHILDREN (Study at Polres Mataram)

ABSTRACT

This study aims to find out how the implementation and constraints diversi in the investigation of narcotic crime by children in POLRES Mataram.Penelitian used is empirical legal research. The results of this study, investigators always prioritize deliberation in the process of diversion, As well as finding out what countermeasures and constraints are occurring in the diversion process at POLRES Mataram.

Keywords: Diversity, Narcotics Crime Investigation by Children

(4)

Narkotika dan psikotropika merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan, pelayanan kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan,dan pada sisi lain dapat menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila di pergunakan tanpa pengendalian, pengawasan yang ketat dan seksama. 1 Zat-zat narkotika yang semula ditujukan untuk kepentingan pengobatan, namun dengan kepentingan ilmu pengetahuan dan teknologi, jenis-jenis narkotika dapat diolah sedemikian banyak serta dapat pula disalahgunakan fungsinya. 2

Peningkatan pengawasan dan pengendalian sebagai upaya mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika sangat diperlukan, karena kejahatan di bidang ini semakin berkembang baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Tindak pidana narkotika pada umumnya tidak dilakukan oleh perorangan secara berdiri sendiri, tetapi dilakukan secara bersama-sama bahkan dilakukan oleh sindikat yang terorganisasi secara mantap, rapi, dan sangat rahasia.3

Tindak pidana narkotika yang telah berkembang menjadi kejahatan yang bersifat transnasional yang dilakukan dengan menggunakan modus operandi dan teknologi yang canggih, termasuk pengamanan hasil-hasil tindak pidana narkotika.

1MuhammadYamin,Tindak pidana khusus,Cet.1,Pustaka Setia,Bandung,2012,hlm. 163

2Moh. Makaro Taufik,Suhasril,dan Moh. Zakky ,Tindak pidana narkotika , Cet.2,Ghalia Indonesia,Bogor,2005, hlm.19

3

(5)

Perkembangan kualitas tindak pidana narkotika tersebut sudah menjadi ancaman yang sangat serius bagi kehidupan umat manusia, khususnya generasi muda, bahkan dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar lagi bagi kehidupan dan nilai-nilai budaya bangsa. 4

Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan sosial secara utuh, serasi, selaras dan seimbang.5

6

Pembicaraan tentang anak dan perlindungannya tidak akan pernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan,karena anak adalah generasi penerus bangsa dan penerus pembangunan, yaitu generasi penerus yang dipersiapkan sebagai subyek pelaksana pembangunan yang berkelanjutan dan pemegang kendali masa depan suatu Negara, tidak terkecuali Indonesia. Perlindungan anak Indonesia berarti melindungi potensi sumber daya insani dan membangun manusia seutuhnya, menuju masyarakat yang adil dan makmur, materiil spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

Dari penjelasan tentang anak dan perlindungan inilah, sering dihadapkan adanya penyimpangan perilaku dikalangan anak , bahkan terdapat anak yang melakukan perbuatan melanggar hukum, salah satunya adalah penyalahgunaan narkoba.

Bahaya penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda merupakan suatu gejala sosial dalam masyarakat yang membawa dampak di segala aspek kehidupan. Anak terlibat

4Ibid.,hlm.174

5

Mohammad Taufik Makarao, Wenny Bukarmo, dan Syaiful Asri, Hukum Perlindungan Anak dan penghapusan Kekerasan dalam rumah tangga,Rineka Cipta,Jakarta,2013,hlm.1

6

(6)

dalam penyalahgunaan narkotika tentunya tidak lahir dengan tiba-tiba, melainkan melalui proses pertimbangan dari organisasi-organisasi kejahatan atau sindikat peredaran narkotika, dimana kejahatan tersebut memang menjanjikan keuntungan yang cukup menggiurkan.

7

Dalam perkembangan masyarakat belakangan ini terdapat beberapa hal yang kian mendorong akselarasi merajalelanya organisasi-organisasi kejahatan atau sindikat peredaran narkotika tersebut untuk memperluas jaringan dan bergerak melintasi Negara atau bersifat internasional, terutamanya yang menyangkut adanya kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi sehingga memudahkan mobilitas manusia di seluruh dunia, disamping itu, karena keuntungan yang menjanjikan tersebut berpengaruh terhadap upaya organisasi-organisasi kejahatan atau sindikat peredaran narkotika untuk memasuki ke semua wilayah dunia dan semua lapisan masyarakat.

Penyalahgunaan narkotika dikalangan anak ini diharapkan pihak kepolisian dan BNN selaku penyidik lebih berhati-hati dalam mengambil suatu tindakan, terutama pada tingkat penyidikan. Diharapkan tindakan yang dilakukan penyidik lebih mengedepankan proses diversi seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

(7)

II. PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Diversi Dalam Penyidikan Tindak Pidana Narkotika Oleh Anak Di POLRES Mataram.

Perlindungan anak merupakan perwujudan adanya keadilan dalam suatu masyarakat, dengan demikan perlindungan anak diupayakan dalam berbagai bidang kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Kegiatan Perlindungan anak membawa akibat hukum, baik dalam kaitannya dengan hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis. Hukum merupakan jaminan bagi kegiatan perlindungan anak dan kepastian hukum perlu diupayakan demi kelangsungan kegiatan perlindungan anak dan mencegah penyelewenangan yang membawa akibat negatif yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan perlindungan anak.

Kekuasaan Penyidikan adalah tahap yang paling menentukan dalam operasionalisasi Sistem Peradilan Pidana Terpadu tersebut dalam rangka tercapainya tujuan dari Penegakan Hukum Pidana, karena pada tahap penyidikanlah dapat diketahui adanya tersangka suatu peristiwa kejahatan atau tindak pidana serta menentukan tersangka pelaku kejahatan atau tindak pidana tersebut sebelum pelaku kejahatan tersebut pada akhirnya dituntut dan diadili di pengadilan serta diberi sanksi pidana yang sesuai dengan perbuatannya. Tanpa melalui proses atau tahapan penyidikan maka secara otomatis, tahapan-tahapan selanjutnya dalam proses peradilan pidana yaitu tahapan-tahapan penuntutan, pemeriksaan di muka pengadilan dan tahap pelaksanaan putusan pidana tidak dapat dilaksanakan.

Penyidikan berarti serangkaian tindakan penyidik, dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang ini untuk mencari dan mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya, sedangkan ”bukti”, dalam ketentuan tersebut di atas adalah meliputi alat bukti

(8)

yang sah dan benda sitaan/barang bukti. Di Indonesia, masalah kewenangan dan ketentuan mengenai ”Penyidikan” diatur di dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang menjadi dasar hukum pidana formil di Indonesia. Ketentuan mengenai aparat yang berwenang untuk melakukan penyidikan, selain diatur di dalam KUHAP, juga diatur di dalam Peraturan Perundang-undangan lain di luar KUHAP.

Tindakan yang dapat dilakukan penyidik adalah penangkapan, penahanan, mengadakan pemeriksaan ditempat kejadian, melakukan penggeledahan, pemeriksaan tersangka dan interogasi, membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP), penyitaan, penyimpanan perkara, melimpahan perkara. Penyidikan yang diterapkan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak harus dipandang sebagaimana layaknya status dan fungsi seorang penyidik menurut KUHAP. Penyidikan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum dilakukan oleh penyidik anak yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian RI atau pejabat yang ditunjuknya.8

Hasil Wawancara Dengan Kanit Ahmad Yani Sat Reskrim Narkoba Polres Mataram menjelaskan bahwa pada tahun 2015 tindak pidana narkotika di kota mataram semakin meningkat. Pada tahun 2016 tindak pidana narkotika di kota mataram mengalami penurunan. Berbanding terbalik dengan itu penyalahgunaan narkotika oleh anak mengalami peningkatan di tahun 2016. Garis besar Pelaksanaan diversi dalam penyidikan tindak pidana narkotika oleh anak di polres mataram adalah : 9

8Maidin Gultom, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia,

PT.Refika, Bandung, 2013

(9)

1. Penangkapan, penangkapan dilakukan 3 x 24 jam dan dapat di perpanjang 3 x 24 jam. Menurut kanit sat narkoba polres mataram waktu penangkapan dilakukan berdasarkan Undang-Undang no 35 tahun 2009 Tentang Narkotika Pasal 76 ayat 1 yang berbunyi : “ pelaksanaan kewenangan penangkapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 huruf g dilakukan paling lama 3 x 24 jam terhitung sejak surat penangkapan diterima penyidik. Namun dalam undang-undang No. 11 Tahun 2012 Tentang sistem peradilan pidana anak pada Pasal 30 ayat 1 yang berbunyi : “penangkapan terhadap anak dilakukan guna kepentingan penyidikan paling lama 24 ( dua puluh empat) jam. Menurut kanit res narkoba AIPTU Ahmad Yani penyidik res narkoba polres mataram lebih mengacu pada undang-undang No. 35 Tahun 2009 Tentang narkotika dalam perihal waktu dalam proses penangkapan. Penahanan. Dilakukan guna kepentingan pemeriksaan, dilakukan apabila anak tersebut telah berumur 14 tahun atau lebih serta diduga melakukan tindak pidana dengan ancaman pidana penjara 7 ( tujuh ) tahun. Dalam masa penahanan guna kepentingan pemeriksaan anak akan di titipkan pada lembaga panti sosial Marsudi Putra Paramita mataram yang melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi kepada anak dan remaja yang berhadapan dengan hukum.

2. Pemeriksaan, pemeriksaan dilakukan oleh penyidik sat res narkoba polres mataram dan didampingi oleh pengacara, pekerja sosial. Serta dilakukan uji LAB. Proses pemeriksaan yang dilakukan oleh penyidik terhadap anak dilakukan bukan dalam rangka proses peradilan pidana, melainkan digunakan sebagai dasar mengambil keputusan oleh penyidik. 3. Setelah selesai dilakukan proses pemeriksaan. Sat narkoba polres mataram mengirim surat ke balai pemasyarakatan ( BAPAS) dengan melampirkan berita acara pemeriksaan ( B.A.P ) untuk dilakukan penelitian terhadap anak (tersangka) yaitu

(10)

penelitian terhadap kehidupan sosial anak tersebut dalam jangka waktu paling lama 3 x 24 jam setelah permintaan penyidik di terima.

3. Setelah penyidik menerima hasil penelitian dari BAPAS kemudian penyidik melakukan program diversi dalam jangka waktu paling lama 30 hari setelah di mulainya diversi. Pada proses diversi penyidik wajib menghadirkan : Angota BAPAS, Pekerja Sosial, Kepala Lingkungan, Orang tua/Wali, BABHINKAMTIBMAS, L.P.A (LEMBAGA Perlindungan Anak.

4. Setelah dilakukan diversi penyidik memperoleh hasil dalam hal diversi berhasil mencapai kesepakatan . Lalu penyidik mengirim hasil diversi ke pengadilan negeri mataram untuk meminta penetapan hasil diversi dari pengadilan. Setelah keluar hasil penetapan diversi dari pengadilan. Maka proses diversi dapat di katakan selesai.

Kendala yang timbul dalam upaya diversi yang dilakukan penyidik dalam penyidikan tindak pidana narkotika oleh anak di polres mataram.

Menurut kanit sat narkoba polres mataram Ahmad Yani, ada beberapa kendala yang timbul dalam proses diversi dalam penyidikan tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh anak. Berikut kendala-kendala yang timbul dalam proses diversi pada polres mataram.10

1. Kurangnya sarana dalam proses penyidikan. Kurangnya sarana ini sangat dirasakan oleh penyidik sat narkoba polres mataram, karena setiap melakukan pemeriksaan terhadap anak penyidik sat narkoba oleh anak melakukan pemeriksaan di tempat yang sama dimana dilakukannya penyidikan terhadap orang dewasa. Tentu hal ini sangat di sayangkan karena tempat pemeriksaan oleh anak harus di bedakan guna menjaga kondisi jiwa anak tersebut agar tidak menjadi trauma akibat dari proses pemeriksaan.

(11)

2. Kurangnya tenaga ahli.Kurangnya tenaga ahli yang dimiliki oleh penyidik sat narkoba polres mataram. Sejauh ini personel penyidik sat narkoba polres mataram dalam melakukan pemeriksaan terhadap anak selalu merangkap. Artinya sat narkoba polres mataram belum memiliki personel khusus untuk melakukan pemeriksaan terhadap anak. Sehingga penyidik sat narkoba polres mataram belum memahami akan pentingnya mempunyai pengetahuan seperti psikologi, psikiatri, sosiologi serta pemahaman akan keharusan mencintai anak dan berdedikasi dan dapat menyelami jiwa anak dan mengerti kemauan anak guna menjaga suasana kekeluargaan dalam proses pemeriksaan dan dalam pasal 26 ayat ( 3 ) Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak juga menyebutkan syarat untuk dapat ditetapkan sebagai penyidik anak meliputi : Telah berpengalaman sebagai penyidik, Mempunyai minat, perhatian, dedikasi, dan memahami masalah anak; dan, Telah mengikuti pelatihan teknis tentang peradilan anak.

Menurut Kanit SAT Narkoba Ahmad Yani upaya penanggulangan dari kendala tersebut, penyidik selalu melibatkan pekerja sosial yang memahami permasalahan tentang anak, sedangkan dalam upaya menanggulangi masalah prasarana menurut Kanit SAT Narkoba Ahmad Yani penyidik mengalihkan tempat pemeriksaan serta tempat berlangsungnya diversi ke gedung serba guna yang terdapat di POLRES MATARAM 11.

Menurut kanit sat narkoba Ahmad Yani hanya dua kendala tersebut yang terjadi dalam faktor internal dari SAT Narkoba POLRES Mataram, dan sejauh ini dapat di tangani oleh personel SAT Narkoba POLRES Mataram. Bahkan menurut kanit sat narkoba polres mataram ahmad yani. Kendala yang lebih besar yang dapat terjadi yaitu kendala dari factor eksternal yaitu seperti : Anak pengguna narkoba tidak insyaf, kurangnya perhatian

(12)

khusus dari orang tua/wali terhadap anak, kurangnya perhatian masyarakat terhadap anak yang sudah terlibat dalam kasus narkoba.

Ahmad Yani mengungkapkan bahwa kendala yang di khawatirkan tersebut merupakan kendala sesungguhnya dalam proses diversi. Karena apabila kendala tersebut terjadi maka kecendrungan anak dalam melakukan pengulangan tindak pidana narkotika semakin besar, dan apabila ini terjadi maka proses diversi tidak dapat di lakukan. Karena persyaratan diversi seperti yang tertuang dalam undang-undang No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Pada Pasal 7 (2) yang berbunyi :“ Diversi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan dalam hal tindak pidana yang dilakukan : Diancam dengan pidana penjara di bawah 7 tahun, dan, bukan merupakan pengulangan tindak pidana

Menurut kanit SAT Narkoba POLRES Mataram Ahmad Yani untuk mencegah hal-hal tersebut terjadi, penyidik memberikan penekanan terhadap orang tua/wali anak tersebut serta pengarahan yang spesifik saat proses diversi dilakukan. Untuk memberikan pengawasan yang ketat terhadap anak apabila anak tersebut telah di kembalikan kepada orang tua.

Selaras dengan pernyataan Ahmad Yani, DW orang tua dari pelaku Tindak Pidana Narkotika oleh anak menyatakan penyidik mengarahkan dirinya sebagai orang tua/wali secara spesifik untuk memberikan perhatian khusus bagi anak yang terlibat kasus Tindak Pidana Narkotika. DW mengambil inisiatif untuk memindahkan anaknya ke lingkungan pondok pesantren untuk mencegah pengaruh lingkungan sebelumnya yang dianggap membawa pengaruh buruk bagi anaknya. Hal ini dilakukannya sebagai upaya untuk

(13)

mencegah anaknya agar tidak mengulang kembali perbuatan yang telah dilakukan anaknya.12

(14)

III. PENUTUP

1. Pelaksanaan Divesi dalam Tindak Pidana Narkotika oleh Anak di POLRES Mataram sejauh ini Penyidik selalu mengedepankan proses Diversi terhadap anak yang menjadi pelaku Tindak Pidana Narkotika,dimana dalam pelaksanaan Diversi tersebut penyidik selalu menggunakan proses musyawarah dengan melibatkan para pihak, baik pihak BAPPAS, Pekerja Sosial, dan Orang tua atau Wali. Pelaksanaan diversi dalam penyidikan Tindak Pidana Narkotika Oleh Anak di POLRES Mataram dapat dikatakan berjalan dengan baik.

2. Kendala atau kekurangan yang terdapat dalam SAT Narkoba POLRES Mataram seperti kurangnya sarana (tempat dilakukannya proses pemeriksaan) dalam proses penyidikan, dan kurangnya tenaga ahli, dapat di tanggulangi oleh personel penyidik SAT Narkoba POLRES Mataram dengan cara mendatangkan pekerja sosial atau LPA(Lembaga Perlindungan Anak ) untuk mendampingi anak dan penyidik dalam proses pemeriksaan dan diversi yang berlangsung di POLRES Mataram serta mengalihkan tempat pemeriksaan, dan tempat berlangsungnya diversi ke gedung serbaguna yang terdapat di POLRES Mataram, sehingga diversi terhadap anak dalam tindak pidana narkotika selalu berhasil dan sejauh ini kekuatiran terhadap kendala eksternal yang ada dalam proses diversi terhadap anak tidak pernah terjadi, karena penyidik selalu memberikan penekanan dan pengertian kepada para pihak dalam hal ini orang tua/wali.

Peran penyidik dalam proses diversi dalam penyidikan tindak pidana narkotika oleh anak lebih ditingkatkan kembali, diharapkan penyidik lebih profesional dalam melakukan penyidikan terhadap anak dan penyidik Sat Res Narkoba POLRES Mataram memberikan penyuluhan tentang bahaya dari narkotika di daerah-daerah yang rentan terhadap penyalahgunaan narkotika oleh anak.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Adi,Koesno.Diversi Tindak Pidana Narkotika Anak.Setara Press,Malang, 2015.

Amiruddin; Asikin,Zainal.Pengantar Metode Penelitian Hukum. RajawaliPers. Jakarta,2013

Gultom, Maidin. Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia. Refika aditama. Bandung,2013

Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum.Kencana.Jakarta,2011

Muhammad, Abdulkadir.Hukum dan Penelitian Hukum. P.T. Citra Aditya.Bandung,2004

Nashriana.Perlindungan Hukum Pidana bagi Anak di Indonesia. Rajawali. Jakarta,2011

Taufik,Makro Moh; Suhasril; Zakky.Tindak pidana narkotika.Ghalia Indonesia.Bogor,2005

Taufik,Makro Moh; Bukarmo; Wenny; Asri,Syaiful.Hukum Perlindungan Anak dan penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Rineka Cipta.Jakarta 2013

Yamin,Muhammad. Tindak pidana khusus.Pustaka Setia.Bandung 2012

B. Peraturan-Peraturan

Indonesia,Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

(16)

C. Hasil Wawancara

Hasil Wawancara dengan AIPTU Ahmad Yani selaku Kanit Idik Satuan Reserse Narkoba POLRES Mataram pada tanggal 24 Oktober 2016 dan 26 Oktober 2016, 27 desember 2016 di POLRES Mataram

Hasil Wawancara dengan DW Orang tua dari anak pelaku Tindak Pidana Narkotika pada tanggal 28 Desember 2016

Referensi

Dokumen terkait

STANDAR BIAYA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2014 ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN KONSTRUKSI.. Upah

Mu’in” karangan Syaikh Imam Zainudin Abdul Aziz Al Mailabari dan sumber data sekunder berupa buku-buku pendukung yang terkait dengan perwakilan perwalian, data

ketiga fungsi tersebut dapat berfungsi positif atau negatif tergantung dari tujuan pembuat film itu sendiri karena pada dasarnya para pembuat film terutama film-film Holywood

Rekayasa Nilai ( Value Engineering ) adalah suatu teknik dalam merencanakan suatu produk dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menghilangkan biaya – biaya yang tidak perlu

Oleh karena itulah, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menge- tahui perbedaan hasil kualitas hidup antara berbagai metode manajemen nyeri pada pasien nyeri

www.acdpindonesia.wordpress.com Hari Senin, Tanggal 19 Mei 2014, Pukul 11.00.. dididik untuk menguasai ilmu matematika dan fisika dengan metode yang mudah. Sehingga mereka

BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Perancangan Perancangan Wisata dukasi Etnobotani Karst Pantai Utara Lamongan dengan pendekatan Green Architecture menggunakan integrasi islam

Untuk menyuguhkan tontonan yang mampu mengulas lebih dalam suatu kebudayaan dan memberikan pengetahuan yang lebih luas, Penulis memilih program dokumenter dalam