• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKSTRAK BENALU TEH (Scurrula oortiana) SEBAGAI BAHAN ANTIVIRUS TERHADAP VIRUS MAREK PADA TELUR AYAM BEREMBRIO SRI MURTINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKSTRAK BENALU TEH (Scurrula oortiana) SEBAGAI BAHAN ANTIVIRUS TERHADAP VIRUS MAREK PADA TELUR AYAM BEREMBRIO SRI MURTINI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EKSTRAK BENALU TEH (Scurrula oortiana)

SEBAGAI BAHAN ANTIVIRUS TERHADAP VIRUS MAREK

PADA TELUR AYAM BEREMBRIO

SRI MURTINI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa disertasi saya dengan judul :

Kajian Ekstrak Benalu Teh (Scurrula oortiana) Sebagai Bahan Antivirus Terhadap Virus Marek Pada Telur Ayam Berembrio

adalah benar-benar asli karya saya dengan arahan komisi pembimbing, bukan has il jiplakan atau tiruan dari tulisan siapapun serta belum diajukan dalam bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi manapun.

Bogor, Nopember 2006

Sri Murtini B 161020011

(3)

iii ABSTRAK

SRI MURTINI. Kajian Ekstrak Benalu Teh (Scurrula oortiana) Sebagai Bahan Antivirus Terhadap Virus Marek Pada Telur Ayam Berembrio . Dibimbing oleh MBM. Malole, Ekowati Handharyani, Tutik Wresdiyati, Retno Murwani dan Bibiana W. Lay.

Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji khasiat antivirus Marek dar i ekstrak benalu teh (Scurrula oortiana) beserta mekanisme yang mendasarinya. Penelitian diawali dengan percobaan untuk mendapatkan rute, dosis dan jenis ayam berembrio (TAB) yang paling cocok digunakan untuk pengujian khasiat ekstrak benalu teh menggunakan TAB. Inokulasi ekstrak benalu teh melalui ruang alantois merupakan rute inokulasi yang paling aman, ditandai dengan tidak ditemukannya kematian embrio dan pertumbuhan embrio yang lebih cepat dibandingkan telur yang diinokulasi melalui rute kantong kuning telur dan membran korioalantois. Ekstrak benalu teh dikategorikan sebagai bahan tidak beracun dengan limited dose diatas 200 mg/butir atau 4000 mg/kg bobot badan. Pemberian ekstrak benalu teh pada berbagai tingkat 0,02 mg/butir – 200 mg/butir menyebabkan penurunan pertumbuhan embrio ayam pedaging tetapi tidak menyebabkan perubahan proporsi bobot organ hati, jantung dan ginjal. Pemberian ekstrak dengan dosis yang setara tidak menyebabkan perubahan yang signifikan pada bobot embrio ayam petelur. Percobaan selanjutnya mempelajari kemampuan imunomodulasi ekstrak benalu teh (S. oortiana) dilakukan pada TAB dari ras petelur White Leghorn Spesifik Pathogen Free (SPF) umur 10 hari yang diberi ekstrak benalu teh dengan dosis 0 mg/butir, 0,1mg/butir, 0,2 mg/butir, serta 0,4 mg/butir. Pada hari ke-21, embrio ditimbang dan dilakukan pengambilan sampel organ timus dan bursa Fabricius untuk pembuatan sediaan histologi dengan pewarnaan Hematoksilin- Eosin (HE). Kemampuan imunomodulasi ekstrak benalu teh diamati dengan menghitung persentase folikel aktif dari masing masing plika pada bursa Fabricius dan persentase luas relatif bagian medula timus perlobus embrio ayam. Pemberian ekstrak benalu teh (S. oortiana) dosis 0,1 sampai 0,4 mg/ butir tidak menyebabkan perubahan yang bermakna terhadap berat relatif organ limfoid embrio ayam seperti timus, limpa dan bursa. Ekstrak benalu teh (S. oortiana) memiliki sifat sebagai imunomodulator bagi embrio ayam yang terbukti dari kemampuannya meningkatkan rataan jumlah folikel limfoid aktif pada tiap plika bursa Fabricius dan luas relatif medula setiap lobus pada timus. Percobaan untuk mempelajari efek antivirus ekstrak benalu teh (S. oortiana) terhadap pertumbuhan virus Marek pada telur ayam berembrio menggunakan TAB White Leghorn SPF sebanyak 45 butir telur yang dibagi menjadi 9 kelompok masing- masing terdiri dari 5 butir. Tiga kelompok diberi masing- masing 0,1 ; 0,2 dan 0,4 mg ekstrak/butir sebelum diinfeksi virus Marek, sedangkan tiga kelompok lainnya diberi ekstrak benalu teh dengan dosis yang sama setelah diinfeksi virus Marek. Satu kelompok kontrol negatif yang tidak diberi ektrak benalu teh dan virus Marek. Satu kelompok kontrol virus yang hanya diberi virus saja dan satu kelompok kontrol benalu yang hanya diberi ekstrak benalu teh sebanyak 0,2 mg/butir. Efek penghambatan pertumbuhan virus Marek pada jaringan dilakukan dengan teknik imunohistokimia

(4)

menggunakan antibodi poliklonal anti Marek. Pengamatan terhadap histopatologi dilakukan pada saat embrio umur 20 hari. Pemberian ekstrak benalu teh (S. oortiana) sebelum infeksi virus Marek memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan virus Marek serta kerusakan sel akibat infeksi tersebut. Dosis ekstrak benalu teh 0,2 dan 0,4 mg/butir menunjukan aktifitas penghambatan pertumbuhan virus Marek paling efektif dan kerusakan sel paling rendah. Percobaan terakhir mempelajari mekanisme penghambatan perkembangbiakan virus oleh ekstrak benalu teh. Sebanyak 45 butir TAB White Leghorn SPF dibagi dalam 3 kelompok. Kelompok pertama diinokulasi dengan aquabidest steril dan tidak diberi ekstrak benalu teh maupun virus Marek. Kelompok kedua adalah kelompok kontrol virus hanya diinokulasi virus Marek dengan dosis 103 EID50 tiap butirnya. Kelompok ketiga adalah kelompok perlakuan yang diberi ekstrak benalu teh dengan dosis 0,2 mg/butir dan diinfeksi Marek dosis 103 EID50 tiap butirnya. Ekstrak benalu teh diberikan pada saat TAB umur 10 hari dengan rute pemberian ruang alantois. Virus Marek diinokulasikan 3 hari setelah inokulasi ekstrak benalu teh. Infeksi virus Marek dilakukan dengan rute membran korioalantois (CAM) sebelum dan tiga hari setelah pemberian benalu teh dan 1, 3, 5 serta 7 hari setelah infeksi virus, tiga butir TAB dari masing- masing embrionya dibuka untuk diamati. Pengamatan dilakukan terhadap adanya badan inklusi Marek pada sel-sel di organ hati dengan pewarnaan HE. Adanya imunoreaktivitas terhadap anti iNOS dengan pewarnaan teknik imunohistokimia diamati pada sel makrofag hati dan limfosit pada limpa. Pemberian ekstrak benalu teh (S. oortiana) dapat meningkatkan jumlah sel makrofag hati dan limpa yang mengekspresikan iNOS sebelum dan sesudah infeksi virus Marek. Peningkatan iNOS tertinggi terjadi lima hari setelah infeksi virus Marek. iNOS dapat menghambat replikasi virus Marek yang dibuktikan dengan rendahnya jumlah badan inklusi virus Marek pada kelompok yang jumlah sel dengan imunoreaktivitas terhadap iNOS tinggi. Berdasarkan rangkaian percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak benalu teh mempunyai khasiat antivirus Marek dengan cara meningkatkan jumlah makrofag dan limfosit aktif untuk menghasilkan iNOS yang dapat menghambat perkembangbiakan virus Marek dalam sel pada dosis efektif 0,2 mg/ butir.

Kata kunci : Benalu teh, Virus Marek, inducible Nitric Oxyde Synthase, telur ayam berembrio (TAB)

(5)

v ABSTRACT

SRI MURTINI. Study on Antiviral Activity of Tea Mistletoe Extract (Scurrula

oortiana) Against Marek’sDisease Virus (MDV). Under supervision of MBM.

Malole, Ekowati Handharyani, Tutik Wresdiyati, Retno Murwani and Bibiana W. Lay

The aim of this research is to study the antiviral activity of tea misletoe extract (Scurrula oortiana ) against Marek’s Disease Virus (MDV) and its possible mechanisms. These studies consist of four experiments. First experiment was designed to evaluate the effect of different inoculation routes, toxicity, dosage levels, and strains of embryonated chicken eggs as media for testing S. oortiana extract antiviral activity. Proper inoculation route was examined by inoculation of the extract at dose level of 0.2 mg/egg into embryonated layer eggs via allantoic cavity, chorio -allantoic membrane, and yolk sac. Effect of toxicity and dose level of tea mistlestoe extract on embryo development was examined in groups of embryonated broiler eggs inoculated with the extract at 0.02 mg, 0.2 mg, 2 mg, 20 mg, or 200 mg per egg. Inoculation of tea mistlestoe extract into allantoic cavity was the safest procedure as indicated by the absence of embryos mortality, and faster embryo growth compared to those of chorio-allantoic membrane and yolk sac- innoculated eggs. S. oortiana extract is classified as non toxic substance with limited dose more than 200 mg/egg or 4000 mg/kg body weight. The extract induced different growth effects when innoculated into embryonated layer or broiler eggs. Administration of the extract at dose levels between 0.02 mg/egg – 200 mg/egg reduced significantly the weight of broiler embryos, but not the relative weights of liver, heart and spleen. Administration of similar dosage in layer embryos did not cause any significant difference in the embryos weight. This study suggests that the study of antiviral activity of tea mistlestoe extract in embryonated chicken eggs should be carried out on embryonated eggs of layer breeds and the extract should be innoculated via allantoic cavity. The second experiment was carried out to investigate the immunomodulatory effect of S. oortiana extract on chicken embryos. Twenty Spesifik Pathogen Free (SPF) 10 days old embryonated White Leghorn eggs were divided into four groups. The first group served as control and they were inoculated with sterile distilled water. The second, third and fourth groups were inoculated with 0,1mg; 0,2 mg; and 0,4 mg S.oortiana extract/egg respectively. S.oortiana extract was inoculated via allantoic cavity. All experimental eggs were incubated at 37oC until day 21 and incubation was terminated before the embryos hatched. The embryos and the lymphoid organs (bursa of Fabricius, thymus and spleen) were weighted. Immunomodulatory effect of tea mistletoe extract was measured by counting the percentage of bursa of Fabricius active lymphoid follicles and the area of thymus medula. The result showed that S. oortiana extract at the dose of 0.1mg/egg, 0.2 mg/egg and 0.4 mg/egg have immunomodulatory effect on chicken embryos indicated by the increase percentage of active lymphoid follicel of bursa Fabricius and increase area of thymus medula. Third study was carried out to investigate the antiviral effects of S. oortiana extract against Marek’s disease virus (MDV). The

(6)

antiviral effect was studied by given embrionated chicken eggs with 0, 0.1, 0.2 and 0.4 mg/egg of S. oortiana extract before and after infection with MDV on day 12. Histopathological examinations were performed on day 20 to determine the number of inclusion bodies, pock formation, and macrophage infiltration, whereas frequency and intensity of viral antigen expression were determined by immunohistochemistry technique . Inoculation of the extract before MDV infection reduce frequency and intensity of viral antigen expression. There were significant differences on antiviral effect and chorioallantoic membrane-epithelial cell destruction in groups given 0.2 and 0.4 mg/egg of S. oortiana extract. The last experiment was carried out to study the mechanism of inhibitory effect of tea mistletoe (S. oortiana) extract on the replication of Marek’s disease virus. Fourty five Spesifik Pathogen Free (SPF) 10 days old embryonated White Leghorn eggs were divided into three groups. The first group served as control and they were inoculated with aquabidestilate sterile. The second group was inoculated with 0,2 mg S. oortiana extract at ten days old and 103 EID50 Marek’s disease virus per egg on day thirteen. Third group served as control virus and they were inoculated with103 EID50 Marek’s disease virus per egg on day thirteen. The embryos were observed before and three days after inoculation with S.

oortiana extract, and on day 1st , 3rd , 5th and 7th after inoculation with Marek’s disease virus . Histopathological examinations were performed on every sampling days to determine the number of inclusion bodies, as well as frequency and intensity of iNOS expression by immunohistochemistry technique. The results showed that

S. oortiana extract increased the production of inducible Nitric Oxyde Synthase

(iNOS) on macrophage in the liver and lymphocytes in the spleen before and after infection of Marek’s disease virus . The peak of iNOS production was achieved five (5) days after Marek’s disease virus infection. iNOS was able to inhibit Marek’s disease virus replication as indicated by lower number of inclusion bodies in groups which have higher iNOS expression. These studies provide evidence that tea mislestoe (S. oortiana) extract has an antiviral activity against MDV, and this activity is mediated by an increase in the number of macrophage and lymphocytes to produce iNOS which has the capacity to inhibit replication of the virus in the cell. The effective dose of antiviral activity of tea mistletoe extracts is 0.2 mg/egg.

(7)

vii © Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2006

Hak Cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotokopi,

(8)

KAJIAN EKSTRAK BENALU TEH (Scurrula oortiana)

SEBAGAI BAHAN ANTIVIRUS TERHADAP VIRUS MAREK

SRI MURTINI

DISERTASI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar doktor pada

Program Studi Sains Veteriner

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(9)

ix

Lembar Pengesahan

Judul Disertasi : Kajian Ekstrak Benalu Teh (Scurrula oortiana) Sebagai Bahan Antivirus Terhadap Virus Marek Pada Telur Ayam Berembrio

Nama Mahasiswa : Sri Murtini

NRP : B 161020011

Program Studi : Sains Veteriner

Disetujui : Komisi Pembimbing

Dr M.B.M. Malole Ketua

Prof. Drh. Bibiana W. Lay, MSc., PhD Anggota

Drh. Ekowati Handharyani, MSi., PhD Anggota

Drh.Tutik Wresd iyati, PhD Anggota

Ir.Retno Murwani MSc, MAppSc, PhD Anggota

Ketua Program Sains Veteriner

Drh. Bambang P. Priosoeryanto, MS, PhD

Dekan Sekolah Pasca Sarjana

Prof. Dr.Ir. Khairil A.Notodiputro, MS

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur Alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan disertasi yang berjudul “Kajian Ekstrak Benalu Teh (Scurrula oortiana) Sebagai Bahan Antivirus Terhadap Virus Marek pada Telur Ayam Berembrio “. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan Allah SWT kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai akhir jaman.

Disertasi ini ditulis berdasarkan serangkaian penelitian yang terdiri dari lima percobaan. Kelima percobaan tersebut dilakukan di beberapa laboratorium yaitu Laboratorium Virologi dan Laboratorium Helmintologi Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet (IPHK) untuk percobaan mengembangbiakan virus pada media telur ayam berembrio dan pengujian khasiat ekstrak benalu teh dan pengamatan menggunakan mikroskop dengan video mikrometernya. Laboratorium Patologi Veteriner Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi untuk pembuatan semua blok organdan pewarnaan HE. Laboratorium Histologi Departemen Anatomi Fisiologi dan Farmakologi untuk pewarnaan dengan teknik imunohistokimia dan pemotretan sediaannya. Sebagian penelitian ini merupakan penelitian yang didanai oleh Proyek RUT X “Aplikasi Ekstrak Benalu Teh dan Mengkudu untuk Mengatasi dan Mencegah Penyakit Virus Marek pada Ayam” dibawah pimpinan Ir. Retno Murwani, MSc, MAppSc, PhD

Dalam melakukan penelitian dan penulisan disertasi ini banyak pihak yang berperan membantu penulis. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Dr. MBM. Malole selaku ketua komisi pembimbing dan ketua Laboratorium Virologi pada saat penulis menempuh program S3, atas saran dan bimbingan selama penulis melakukan penelitian dan penulisan disertasi ini. Terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan juga kepada Dr. Drh. Ekowati Handharya ni, MSi., PhD ; Drh.Tutik Wresdiyati, PhD; Ir.Retno Murwani MSc, MAppSc, PhD dan Prof. Drh. Bibiana W. Lay, MSc., PhD selaku

(11)

xi penelitian, memberikan ilmunya dalam mengerjakan teknik -teknik penelitian dan saran – saran dalam penulisan.

Kepada Dekan Sekolah Pascasarjana, Dekan Kedokteran Hewan dan Ketua serta seluruh pengelola Program Studi Sains Veteriner Institut Pertanian Bogor atas kese mpatan studi yang diberikan. Direktorat Pendidikan Tinggi Departeman Pendidikan Nasional yang telah memberikan beasiswa untuk menempuh Program Pascasarjana melalui BPPS penulis juga sangat berterima kasih.

Seluruh staf pengajar dan teknisi di Laboratorium Virologi, Patologi, Histologi dan Helmintologi terutama Drh. Adi Winarto PhD, Drh I Ketut M.A. MSi, Pak Kasnadi dan M. Enur yang telah membantu dalam kegiatan penelitian ini. Drh. Anita Bunawan, Drh. Farida Camalia Zenal yang membantu dalam melakukan pengamatan penulis mengucapkan beribu terima kasih.

Terima kasih dan penghargaan yang tak terkira saya tujukan khusus kepada suami tercinta drh. Fadjar Satrija MSc PhD atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti program doktor, bantuannya selama melakukan penelitian,dan penulisan disertasi, membimbing dan menjaga anak-anak selama penulis melakukan penelitian. Kepada anak-anak tersayang Esdinawan Carakantara Satrija, Farinda Nurrohmah dan Haliza Nurazizah serta Bulik Tresni yang selalu memberikan dorongan semangat dan keceriaan. Pengorbanan waktu, tenaga dan biaya yang telah mereka berikan sangat berarti dalam penyelesaian studi ini. Kepada Ayah, Ibu, Ibu mertua, serta kakak dan adik-adik terima kasih atas doa yang selalu dipanjatkan.

Kepada Drh. Sugito MS, Drh. M. Samsi MP, dan teman-teman lainnya, terima kasih penulis sampaikan atas persahabatan yang selama ini dijalin. Kepada ketua Departemen dan sejawat di Departemen IPHK yang turut memberikan warna dalam kegiatan penulis sehari- hari. Penulis berharap hasil penelitian dan tulisan ini dapat berguna dan menambah khasanah ilmu pengetahuan baik dibidang penulis maupun bidang ilmu lainnya.

Bogor, Desember 2006 Penulis

(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 20 Nopember 1966, sebagai anak kedua dari lima bersaudara dari bapak Suyatno dan ibu Sumiyem. Penulis menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran Hewan dan Dokter Hewan di IPB pada tahun 1990 dan 1991. Pada tahun 1992-1993 penulis bekerja sebagai Visiting Research Fellows di Department of Microbiology, Royal Veterinary and Agricultural University Copenhagen, Denmark. Tahun1994-1996 penulis bekerja sebagai Praktisi dokter Hewan di Bogor. Sejak tahun 1996 sampai saat ini bekerja sebagai staf pengajar di Bagian Mikrobiologi Medik, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner FKH, IPB. Pada tahun 2001 penulis menyelesaikan Program Magister dari IPB. Pada September 2002 mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan ke program S3 pada Program Studi Sains Veteriner Sekolah Pascasarjana IPB dengan beasiswa dari Direktorat Pendidikan Tinggi melalui program BPPS.

Pada tahun 1990 penulis menikah dengan drh. Fadjar Satrija MSc, PhD dan dikaruniai tiga orang putra - putri masing- masing Esdinawan Carakantara Satrija, Farinda Nurrohmah dan Haliza Nurazizah .

Karya ilmiah yang berjudul The effect of inoculation route routes and various

dose of tea mistletoe (Scurrula oortiana) stem extract on the development of lymphoid follicle of Bursa Fabricius in Chick Embryonated Eggs (CEE) telah disajikan pada

International Symposium on Biomedicines : Biodiversity on Traditional Biomedical for Human Health and Walfare di Bogor tahun 2003. Artikel yang berjudul “Telur Ayam Berembrio Sebaga i Media Uji Khasiat Anti Virus Marek Ekstrak Benalu Teh (Scurrula oortiana) : Pengaruh Rute dan dosis Inokulasi Terhadap Pertumbuhan Embrio” akan diterbitkan pada Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Vol. 11 No.2 tahun 2006 sedangkan artikel yang berjudul “Efek Imunomodulasi Ekstrak Benalu Teh (Scurrula oortiana) Telur Ayam Berembrio” sedang dalam penilaian dewan redaksi dari jurnal yang sama. Karya-karya ilmiah tersebut merupakan bagian dari penelitian

(13)

xiii D A F T A R I S I

Halaman

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR LAMPIRAN xvii

DAFTAR SINGKATAN xix

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 5 TINJAUAN PUSTAKA Benalu Teh 6

Mekanisme Antikanker dari Ekstrak Benalu Teh 12

Penyakit Marek 13

Virus Marek 15

Patogenesa Infeksi Virus Marek 18

Sistem Kekebalan Tubuh terhadap Infeksi Marek pada Unggas 22 Peranan nitric oxide dalam mekanisme pertahanan tubuh 23

Telur Ayam Berembrio 26

Sistem Pertahanan Tubuh Unggas 30

Bursa Fabricius dan Timus 33

PENETAPAN RUTE INOKULASI DAN KAJIAN TOKSISITAS AKUT EKSTRAK BENALU TEH (Scurrula oortiana)

PADA TELUR AYAM BEREMBRIO

Pendahuluan 36

Bahan dan Metode 38

Hasil dan Pembahasan 41

Simpulan 48

EFEK IMUNOMODULASI EKSTRAK BENALU TEH (Scurrula

oortiana) PADA TELUR AYAM BEREMBRIO

Pendahuluan 49

Bahan dan Metode 51

Hasil dan Pembahasan 54

(14)

AKTIVITAS ANTI VIRUS MAREK EKSTRAK BENALU TEHH (Scurrula oortiana) PADA TELUR AYAM BEREMBRIO

Pendahuluan 62

Bahan dan Metode 64

Hasil dan Pembahasan 69

Simpulan 78

EKSPRESI inducible NITRIC OXIDE SYNTHASE (iNOS) PADA SEL-SEL MAKROFAG DAN LIMFOSIT EMBRIO AYAM PASCA PEMBERIAN EKSTRAK BENALU TEH (Scurrula oortiana) DAN INFEKSI VIRUS MAREK

Pendahuluan 79

Bahan dan Metode 83

Hasil dan Pembahasan 87

Simpulan 94 PEMBAHASAN UMUM 95 SIMPULAN UMUM 102 SARAN 103 DAFTAR PUSTAKA 104 LAMPIRAN 114

(15)

xv D A F T A R T A B E L

No. Teks Halaman

1 Kajian khasiat benalu teh yang telah dilakukan oleh para peneliti 11

2 Serotipe dan patotipe dari Virus Marek 18 3 Berbagai penelitian efek antiviral NO yang telah dipublikasi 25 4 Persentase embrio yang bertahan hidup dan berat embrio pada telur

tertunas yang diinokulasi dengan ekstrak benalu teh dan plasebo melalui tiga rute inokulasi

42

5 Berat telur, embrio,albumin dan kuning telur serta volume cairan alantois TAB sebelum diberi ekstrak benalu teh

44

6 Rataan berat relatif organ embrio ayam yang diberi berbagai tingkat dosis ekstrak benalu teh

45

7 Rataan berat embrio dan bobot relatif organ embrio ayam umur 21 hari setelah diinokulasi dengan berbagai tingkat dosis ekstrak benalu teh

54

8 Rataan persentase folikel aktif pada tiap plika Bursa Fabricius embrio ayam yang diberi berbagai tingkat dosis ekstrak benalu teh

56

9 Kelompok dan jenis perlakuan pada percobaan uji penghambatan ekstrak benalu teh terhadap perkembangan virus Marek

66

10 Perubahan histopatologis pada membran korioalantois (CAM) embrio ayam yang diinfeksi virus Marek dan diberi ekstrak benalu teh

70

11 Perubahan histopatologis pada bursa Fabricius embrio ayam yang diinfeksi virus Marek dan diberi ekstrak benalu teh

72

12 Rataan jumlah sel epitel CAM yang menunjukan kerusakan serta imunoreaktivitas embrio ayam yang diinfeksi virus Marek dan diberi ekstrak benalu teh

74

13 Perbandingan jumlah badan inklusi Marek pada sel hati dan jumlah sel makrofag dengan reaktivitas NO lemah dan kuat dari ketiga kelompok embrio hari ke-5 dan ke-7 pasca infeksi virus Marek

(16)

D A F T A R G A M B A R

Gambar Teks Halaman

Gambar 1 Benalu teh dari genus Scurrula 7

Gambar 2 Struktur virus Marek 17

Gambar 3 Organisasi genom dari virus Marek 17

Gambar 4 Patogenesa infeksi virus Marek 20

Gambar 5 Reaksi NO dengan protein atau H2O2 dan membentuk ONOO

-24

Gambar 6 Perkembangan embrio dan bagian-bagiannya pada umur 5 dan 10 hari masa inkubasi

28

Gambar 7 Rataan bobot embrio ayam yang diberi berbagai tingkat dosis ekstrak benalu teh

46

Gambar 8 Rataan persentase luas relatif medula timus pada tiap lobus embrio ayam yang diberi berbagai tingkat dosis ekstrak benalu teh

57

Gambar 9 Fotomikrograf bursa Fabricius ayam dengan pewarnaan HE. Folikel limfoid pada masing- masing kelompok yang diberi ekstrak benalu teh dosis 0; 0,1 ; 0,2 dan 0,4 mg tiap butirnya

58

Gambar 10 Fotomikrograf timus embrio ayam dengan pewarnaan HE. Perbandingan luas lobus dari masing- masing timus kelompok yang diberi ekstrak benalu teh dosis 0 ; 0,1 ; 0,2 dan 0,4 mg tiap butirnya

59

Gambar 11 Pock yang terbentuk pada membran korioalantois (CAM) setelah diinfeksi virus Marek

69

Gambar 12 Fotomikrograf membran korioalantois (CAM) dari embrio yang diberi dan tanpa ekstrak benalu teh serta diinfeksi virus Marek dengan pewarnaan HE

(17)

xvii D A F T A R G A M B A R

Gambar Teks Halaman

Gambar 13 Fotomikrograf jaringan bursa Fabricius embrio dengan pewarnaan imunohistokimia terhadap virus Marek. Imuno-reaktivitas positif terhadap antibodi Marek pada kelompok K+ dan imunoreaktvitas negatif pada kelompok K-

72

Gambar 14 Fotomikrograf jaringan bursa Fabricius embrio dengan pewarnaan imunohistokimia terhadap virus Marek.

73

Gambar 15 Persentases sel yang menunjukan adanya imunoreaktivitas lemah terhadap iNOS pada sel makrofag

88

Gambar 16 Persentases sel yang menunjukan adanya imunoreaktivitas kuat terhadap iNOS pada sel makrofag

88

Gambar 17 Persentase sel yang menunjukan adanya imunoreaktivitas lemah terhadap iNOS pada sel limpa

90

Gambar 18 Persentase sel yang menunjukan adanya imunoreaktivitas kuat terhadap iNOS pada sel limpa

90

Gambar 19 Fotomikrograf jaringan hati embrio ayam yang diwarnai secara imunohistokimia terhadap iNOS

92

Gambar 20 Hipotesa mekanisme kerja ekstrak benalu teh dalam menghambat replikasi virus Marek pada TAB

(18)

D A F T A R LAMPIRAN

Lampiran Teks Halaman

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histopatologi 114

Lampiran 2 Prosedur Pewarnaan Hematoksilin Eosin

115

Lampiran 3 Prosedur Pewarnaan Imunohistokimia dengan Antibodi antimarek

116

Lampiran 4 Prosedur Pewarnaan Imunohistokimia dengan Antibodi anti iNOS

117

Lampiran 5 Naskah Publikasi I :

Murtini S, Murwani R, Satrija F, Malole MBM. 2006. Penetapan rute dan dosis inokulasi pada telur ayam berembrio sebagai media uji khasiat ekstrak benalu teh (Scurrula oortiana). Jurnal Ilmu Ternak

dan Veteriner 11 : 137-143.

(19)

xix DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Kepanjangan

APC Antigen presenting cell BSA Bovine Serum Albumin BNF Buffer Neutral Formalin

CD Cluster-determinant DOC Day-old-chick

DNA Asam deoksi ribonukleat HE Hematoksilin-Eosin

ED Effective Dose IgG Imunoglobulin G IgM Imunoglobulin M IFN-? Gamma interferon

IL-1 Interleukin 1 IL-2 Interleukin 2 LD50 Lethal Dose 50% MDV Marek disease virus

vvMdv Very virulent Marek’s disease virus MHC Major Histocompatibility Complex

NADPH Nicotinamide-adenine -dinucleotide phosphate NO Nitric Oxide

eNOS Endotelial Nitric Oxide synthase iNOS Inducible Nitric Oxide synthase nNOS neuronal Nitric Oxide synthase mRNA Messenger Ribonucleotide Acid

RT Reverse Transcriptase TAB Telur ayam berembrio TGFβ Tumor growth factor β TNF-α Tumor-nekrosis faktor - α

SPF Spesific Pathogen Free TH1 Sel T helper 1

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian desain produk inovasi mempunyai efisiensi perakitan yang tinggi dan biaya yang dikeluarkan juga rendah dibandingkan desain produk awal, yaitu sebagai berikut

Terkait dengan penelitian yang telah dilakukan, puisi karya Agil Rahardik Vianto pilihan kata-katanya murni menggunakan bahasa Indonesia yang mudah dipahami oleh

serta untuk mewujudkan sebuah tempat suci yang nyaman Karena Allah Swt Semata sehingga kehusyu’an dalam beribadah bisa terlaksanakan dengan sempurna, maka kami

Dapat juga dikatakan dengan bahasa lain bahwa keputusasaan adalah prakondisi manusia sebelum menuju tahap eksistensi religius yang sebenarnya.. Memang pada dasarnya

(2011), Filsafat Pendidikan: Mazhab-Mazhab Filsafat Pendidikan, Yogyakarta: Ar Ruzz Media.. (2006), The Twenty Greatest Philosophy Books, London: Continuum

Penelitian berlangsung pada dua siklus, pada siklus pertama keterampilan berpikir peserta didik meningkat menjadi 3 (8,5%) peserta didik dengan kategori kritis sekali, 8

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan anugerah-Nya sehingga skripsi dengan judul Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua dan Kenakalan

Untuk mengetahui pengaruh citra merk Honda terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Vario oleh konsumen. Untuk mengetahui pengaruh iklan dan citra merk Honda terhadap