• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA DAN KENAKALAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI SMA KRISTEN 2 SURAKARTA 20102011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA DAN KENAKALAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI SMA KRISTEN 2 SURAKARTA 20102011"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA DAN

KENAKALAN SISWA DENGAN PRESTASI

BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI

SMA KRISTEN 2 SURAKARTA

2010/2011

SKRIPSI

Oleh :

RIAS SULISTYOWATI NIM. X8406002

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA DAN KENAKALAN SISWA DENGAN PRESTASI

BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI SMA KRISTEN 2 SURAKARTA

2010/2011

Oleh :

RIAS SULISTYOWATI NIM. X 8406002

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Sosiologi-Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

commit to user

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA DAN KENAKALAN SISWA DENGAN PRESTASI

BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI SMA KRISTEN 2 SURAKARTA

2010/2011

Oleh :

RIAS SULISTYOWATI NIM. X 8406002

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Sosiologi-Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(4)

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Januari 2011

Pembimbing I

Drs. Noor Muhsin Iskandar, MPd NIP. 195112151983011001

Pembimbing II

(5)

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada Hari : Rabu

Tanggal : 19 Januari 2011

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Tentrem Widodo,M.Pd ………...

Sekretaris : Drs. Slamet Subagya,M.Pd ...

Anggota I : Drs. Noor Muhsin Iskandar, MPd ...

Anggota II : Atik Catur Budiati, Sos. MA ...……….

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan

(6)

commit to user

v ABSTRAK

Rias Sulistyowati, HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA DAN KENAKALAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI SMA KRISTEN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakulatas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang antara: (1) bimbingan orang tua dengan prestasi belajar, (2) kenakalan dengan prestasi belajar, dan (3) bimbingan orang tua dan kenakalan dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas XI SMA Kristen 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.

Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional. Populasinya adalah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011, sebanyak 75 siswa. Sampel yang digunakan sebanyak 50 siswa yang terbagi atas 3 kelas. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster sampling Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket dan tes, dan teknik dokumentasi sebagai metode Bantu. Teknik analisis data yang dipakai menggunakan analisis statistik dengan teknik regresi ganda dengan bantuan computer seri program statistik ( SPS–2000 ) edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih.

(7)

commit to user

vi ABSTRACT

Rias Sulistyowati, NIM X 8406002The Relationship of Parental Guidance and Delinquency Students To Sociology Learning Achievement in the XI Graders of SMA Kristen 2 Surakarta in the School Year of 2010/2011.Essay, Surakarta : Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, Januari 2011.

The research aims to find out whether or not there is a relationship between : ( 1 ) parental guidance with academic achievement, ( 2 ) delinquency students with academic achievement, and ( 3 ) parental guidance and deliquenc students and sociology learning achievement in the XI Graders of SMA Kristen 2 Surakarta in the school year of 2010/2011.

Based on the problem and research objective, this research employed a correlational descriptive method. The population was XI graders of SMA Kristen 2 Surakarta in the School Year of 2010/2011 consisted of 75 students. Technique sample used as much 50 students are divided into 3 classes. Sampling technique used was cluster sampling technique of data with statistical computer program series ( SPSS 2000 ) of Sutrisno Hadi and Yuni Parmadiningsih version.

Based on research results : ( 1 ) the relationship between parental guidance and academic achievement sociology students, based on calculations derived rx1y = 0,328 and p = 0.019, it can be concluded there is a positive relationship between parental guidance and academic achievement of sociology with effective aid = 10.775% and Relative contribution = 77.615% accepted. ( 2 ) relationship between student delinquency and academic achievement, of sociology, based on calculation derived rx2y = -0.268 and p = 0.057, then to conclude there is a

negative relationship between delinquency and academic archievement sociology student with Effective Contribution = 3.108% and relative contribution = 22.385% accepted. ( 3 ) relationship between parental guidance and delinquency sociology student learning archievement based on calculations derived Rx(12)y = 0.373 and

(8)

commit to user

vii MOTTO

...Dan aku mengatakan bahwa kehidupan memang kegelapan jika tanpa keinginan; dan semua keinginan adalah buta tanpa pengetahuan; dan semua pengetahuan adalah kosong jika tanpa disertai kerja; dan kerja adalah hampa kecuali jika ada cinta; kerja membuat cinta menjadi nyata...

(9)

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada :

1. Bapak dan Ibu tersayang, yang telah membesarkan serta mendidik dengan penuh cinta kasih.

2. Kakak Roy Tony, Sita dan Ratih terimakasih atas semuanya.

3. Sahabatku Freedom holic dan semua pihak yang dengan senang hati telah memberikan bantuan, motivasi dan semangat.

(10)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan anugerah-Nya sehingga skripsi dengan judul Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua dan Kenakalan Dengan Prestasi Belajar Sosiologi Pada Siswa Kelas XI SMA Kristen 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 akhirnya dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Sosiologi-Antropologi.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Atas segala bentuk bantuannya, penulis berterima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini.

2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd Ketua Program Studi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini. 3. Drs. H MH. Sukarno, M.Pd Ketua Program Pendidikan Sosiologi-Antropologi

Jurusan P. IPS FKIP UNS yang telah berkenan memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Noor Muksin Iskandar, M.Pd Pembimbing I atas segala arahan dan bimbingannya.

5. Atik Catur Budiati, Sos.MA Pembimbing II atas segala arahan dan bimbingannya.

(11)

commit to user

x

7. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan kritik dari pembaca yang budiman sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini.

Surakarta, Januari 2011

(12)

commit to user

xi DAFTAR ISI

JUDUL ... ... i

PENGAJUAN ... ... ii

PERSETUJUAN ... iii

PENGESAHAN. ... iv

ABSTRAK ... ... v

ABSTRACT ... ... vi

MOTTO ... ... vii

PERSEMBAHAN... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN . ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka... 10

1. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar Sosiologi ... 10

2. Tinjauan Tentang Bimbingan Orang Tua. ... 31

3. Tinjauan Tentang Kenakalan Siswa ... 44

B. Kerangka Berpikir ... 75

C. Hipotesis ... 77

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 78

B. Populasi Dan Sampel ... 79

(13)

commit to user

xii

D. Rancangan Penelitian ... 104

E. Teknik Analisis Data ... 110

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 116

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 121

C. Pengujian Hipotesis ... 129

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 134

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 138

B. Implikasi ... 139

C. Saran ... 140

DAFTAR PUSTAKA ... 143

(14)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Uraian waktu penelitian... 78

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Bimbingan Orang Tua. ... 117

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Kenakalan Siswa... 118

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Belajar Sosiologi ... 120

Tabel 5. Uji Normalitas Sebaran Variabel Prestasi Belajar ( Y ) ... 122

Tabel 6. Uji Normalitas Sebaran Variabel Bimbingan Orang Tua ... 123

Tabel 7. Uji Normalitas Sebaran Variabel Kenakalan Siswa. ... 124

Tabel 8. Rangkuman Analisis Linearitas X1Dengan Y... 125

Tabel 9. Rangkuman Analisa Linearitas X2Dengan Y ... 126

Tabel 10. Matriks Interkorelasi... 129

Tabel 11. Koefisien Beta Dan Korelasi Parsial. ... 130

Tabel 12. Rangkuman Analisis Regresi Model Penuh... 131

(15)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir ... 77

Gambar 2. Grafik Histogram Data Variabel Bimbingan Orang Tua ( X1) ... 117

Gambar 3. Grafik Histogram Data Variabel Kenakalan Siswa. ... 119

(16)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi Koesioner / Angket Try Out ... 148

Lampiran 2. Koesioner / Angket Try Out ... 151

Lampiran 3. Data Try Out Analisis Kesahihan Butir ( Validity ) Bimbingan Orang Tua... 162

Lampiran 4. Data Try Out Keandalan Teknik Alpha Cronbach Bimbingan Orang Tua... 164

Lampiran 5. Data Try Out Analisis Kesahihan Butir ( Validity ) Kenakalan Siswa. ... 168

Lampiran 6. Data Try Out Uji Keandalan Teknik Alpha Cronbach Kenakalan. 170 Lampiran 7. Data Sebaran Frekuensi dan Histogram ... 172

Lampiran 8. Data Uji Normalitas Sebaran ... 177

Lampiran 9. Data Uji Linearitas . ... 182

Lampiran 10. Data Anareg Model Penuh dan Strewise ... 185

Lampiran 11. Data Kurva fit Bimbingan Orang Tua dan Kenakalan Siswa .. 188

Lampiran 12. Surat Perijinan Skripsi Nomor / H27. 1. 2 / PP/ 2010... 190

Lampiran 13. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ... 191

Lampiran 14. Surat Ijin Permohonan Research / Try Out Nomor 665 / H 27. 1. 2/ PP / 2010 ... 192

Lampiran 15. Surat Ijin Permohonan Research / Try Out Nomor 665 / H 27. 1. 2/ PP / 2010 ... 193

Lampiran 16. Permohonan Ijin Research Nomor 665/H27. 1. 2/PP/ 2010 .... 194

Lampiran 17. Surat Keterangan Bukti Telah Melakukan Research Dari Kepala Sekolah SMA Kristen 2 Surakarta Nomor : 432.7 / 2010. ... 196

Lampiran 18. Pengantar Koesioner / Angket Penelitian. ... 197

(17)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha kepribadian dan kemampuan manusia

seumur hidup baik jasmani dan rohani serta suatu proses budaya untuk

meningkatkan harkat dan martabat manusia. Dilihat dari segi ilmu jiwa,

pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan kehidupan yang merupakan

interaksi antara individu dengan lingkungan sosial sehingga meningkatkan

perkembangan material dan spiritual. Oleh karena itu, upaya untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa menuju pencapaian generasi berkualitas

merupakan tanggung jawab bersama. Dalam Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa :

“Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.( UU Sisdiknas 2003 : 2 )

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memegang

peranan penting dalam menyiapkan generasi penerus. Proses pendidikan di

sekolah dilaksanakan dalam bentuk belajar. Bagi siswa, belajar merupakan

kewajiban yang harus dilaksanakan. Keberhasilan siswa dalam belajar

ditandai dengan prestasi belajar yang tinggi. Tujuan setiap proses

pembelajaran adalah diperolehnya hasil yang optimal. Hal ini dapat dicapai

apabila siswa terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional

dalam belajar.

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan

siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya

seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya

(18)

commit to user

untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar

mengajar berlangsung. Adapun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh

karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang

beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan

menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar

adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam

tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada

suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan

prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi perlu dimiliki oleh

setiap siswa, karena itu modal awal untuk kemajuan anak itu sendiri.

Apabila setiap siswa memiliki semangat belajar yang tinggi, maka hasil

atau tujuan yang diinginkan siswa itu akan tercapai. Orang yang memiliki

semangat belajar tinggi, akan tercermin dari dirinya sehingga lebih

cenderung aktif dalam mengerjakan tugas-tugas menantang. Dalam batas

kemampuannya, memiliki rasa keinginan kuat untuk maju dalam mencapai

taraf keberhasilan dari taraf yang dicapai sebelumnya. Semangat belajar ini

mempunyai hubungan yang sangat erat dengan sikap, perilaku,

keharmonisan keluarga, lingkungan pergaulan siswa, dan bimbingan orang

tua.

Di Indonesia adanya batas kelulusan untuk setiap mata pelajaran dari

tahun ke tahun selalu meningkat, ini membuat pihak sekolah bekerja keras

untuk membantu siswanya mencapai batas kelulusan tersebut. Pihak

sekolah dan orang tua dituntut untuk mengadakan kerjasama guna

meningkatkan prestasi siswa dalam belajar.

Pendidikan tidak hanya terbatas pada saat terjadi interaksi belajar

mengajar di sekolah, akan tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan

(19)

commit to user

ilmu sangat penting, artinya komunikasi sangat besar peranannya dalam

menentukan keberhasilan pendidikan yang bersangkutan. Komunikasi, baik

verbal maupun nonverbal pada dasarnya merupakan salah satu aspek yang

penting dalam proses pendidikan anak, juga merupakan sumber-sumber

rangsangan untuk membentuk kepribadian anak. Apabila komunikasi antara

orang tua dan siswa dapat berlangsung dengan baik, maka masing-masing

pihak dapat saling memberi dan menerima informasi, perasaan dan

pendapat sehingga dapat diketahui apa yang diinginkan, dan konflikpun

dapat dihindari. Keterbukaan melalui komunikasi ini akan menumbuh

kembangkan bahwa siswa dapat diterima dan dihargai sebagai manusia.

Sebaliknya bila tidak ada komunikasi yang baik maka besar kemungkinan

kondisi kesehatan mentalnya mengalami hambatan. Tinggi rendahnya suatu

capaian mutu pendidikan yang dipengaruhi oleh komunikasi antara

orangtua dengan siswa, sering disebut komunikasi pendidikan.

Orang tua yang dimaksud dalam hal ini adalah ayah, ibu, atau orang

yang bertanggung jawab dalam perkembangan kepribadian mereka. Menurut Suherman (2000: 8) menyatakan bahwa “Ada tiga jenis sikap

orang tua dalam keluarga yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang siswa yaitu sikap otoriter, sikap liberal dan sikap demokratis ”. Bimbingan

orang tua merupakan salah satu faktor untuk mencapai prestasi belajar yang

maksimal. Bimbingan orang tua di rumah akan membantu menumbuhkan

semangat belajar siswa. Orang tua juga berperan sebagai pendidik yaitu

bertugas untuk menanamkan nilai-nilai moral dan kehidupan yang akan

menjadi landasan yang kuat bagi tumbuhnya jiwa dan pribadi siswa.

Keluarga merupakan wahana bagi siswa untuk menimba berbagai ilmu

pengetahuan. Melalui bimbingan orang tua siswa mengenal nilai-nilai

moral, mengenal tindakan yang baik dan yang buruk sebelum ia

mengembangkan interaksi sosial di luar lingkungan keluarganya.

(20)

commit to user

disebabkan karena otoritasnya tetapi lebih pada bagaimana

mengkomunikasikan nilai-nilai tersebut yang disesuaikan dengan tingkat

perkembangan intelektualnya.

Bimbingan sangat diperlukan bagi siswa, terutama pada siswa

menginjak remaja seperti siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Mereka

sangat membutuhkan pengawasan dan bimbingan dari orang tua yang ketat.

Di lingkungan kampung Jetis Rt 01 Rw. 02 Gentan Baki Sukoharjo pada

jam-jam wajib belajar di rumah, banyak siswa-siswa sekolah tingkat

lanjutan kurang mendapat pengarahan dari orang tuanya. Ini terbukti

dengan mereka berkeliaran di jalan yang tidak ada manfaatnya. Diilihat dari

prestasi sekolahnya juga terlihat lebih kurang, dibanding dengan

siswa-siswa yang mendapat pengawasan dari orang tuanya. Bimbingan orang tua

sangat dibutuhkan untuk membantu mengarahkan anaknya dalam

memecahkan masalah, mengarahkan waktu belajar dengan baik, membantu

siswa di dalam kesulitan belajar, dan sebagainya.

Bimbingan orang tua sangat dibutuhkan untuk membantu pencapaian

prestasi siswa secara maksimal, hal ini dikarenakan orang tua yang

mengetahui kebutuhan anaknya akan memberikan pengawasan belajar

siswa, pemberian semangat siswa dalam belajar. Orang tua juga harus

berusaha menciptakan suasana belajar yang kondusif dilingkungan

keluarga, karena lingkungan keluarga sangat berpengaruh besar terhadap

semangat belajar siswa di rumah.

Keluarga melalui orang tua harus memberikan bimbingan pada

anaknya mengenai pengertian atau pendidikan yang sesuai dengan norma

keluarga, sekolah, masyarakat dan agama. Menurut Yuliani Prestyaningrum

(2006. Solo Pos IX) menyebutkan bahwa:

(21)

commit to user

menjelaskan masalah dengan lebih jelas dan lugas (Solo Pos, 29 Oktober 2006).

Tinggi rendahnya prestasi siswa selain disebabkan oleh bimbingan

orang tua, faktor sosial juga berpengaruh sehingga siswa menjadi sangat

semangat dalam belajarnya. Memasuki usia siswa yaitu masa transisi dari

masa siswa-siswa menuju dewasa dengan rentang umur 14 tahun keatas

biasanya dimulai siswa memasuki bangku SLTA, maka rasa keingintahuan

remaja kadang-kadang kurang disertai berbagai pertimbangan rasional dan

pengetahuan yang cukup akan akibat lanjut dari suatu perbuatan. Fenomena

pergaulan siswa saat ini sudah sangat mengerikan. Hedonisme nyaris

menjadi panutan, sementara norma-norma hidup yang tercipta selalu

dilanggar. Menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah

tujuan utama didalam hidup. Mereka cenderung lebih bersenang-senang,

pesta pora, hidup sebebas-bebasnya, mengikuti hawa nafsu tanpa batas,

sehingga mereka beranggapan bahwa hidup ini hanya sekali dan mereka

ingin menikmati hidup tanpa menghiraukan orang lain disekitarnya.

Keadaan keluarga yang tidak lagi memberikan rasa aman, yang

akhirnya menyebabkan banyak terjadi konflik batin yang serius sehingga

pada umumnya mereka menderita kekalutan mental dengan satu atau dua

ciri penyimpangan seperti kenakalan remaja dengan merancang

kegiatan-kegiatan yang dianggap melanggar norma masyarakat, agama, dan hukum.

Pendapat umum tentang kenakalan adalah tindakan yang melanggar

norma yang biasanya dilakukan oleh siswa. Kenakalan remaja yang

dilakukan sendiri maupun berkelompok, bervariasi dari ringan sampai yang

berat dan sampai dihukum pidana. Kenakalan siswa yang dikategorikan

ringan misalnya membolos sekolah. Di Surakarta misalnya, dari sedikitnya

15 pelajar masih menggenakan seragam jenjang sekolah SMP dan SMA

terkena razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surakarta pada

(22)

commit to user

ditemukan petugas berkeliaran di luar sekolah saat jam pelajaran sekolah

masih berlangsung, para pelajar itu kedapatan bermain play station (PS) dan

ada pula yang sedang asyik di warnet, padahal jam sekolah belum usai, di

seputar Kampus AUB (Universitas Adi Unggul Bhirawa), dan yang lain di

daerah sekitar jalan Adi Sucipto. Sebagian dari mereka kedapatan sedang

main PS.

( Solopos 14 Januari 2010)

Kenakalan siswa yang berat sebagai contoh adalah peristiwa

kenakalan siswa khususnya penyalahgunaan narkoba dan seks bebas oleh

siswa telah sangat menggelisahkan masyarakat dan keluarga-keluarga di

Indonesia.

Hasil survai Badan Narkoba Nasional (BNN) Tahun 2005 terhadap 13.710 responden di kalangan pelajar menunjukkan penyalahgunaan narkoba usia termuda 7 tahun dan rata-rata pada usia 10 tahun. Survai dari BNN ini memperkuat hasil penelitian Prof. Dr. Dadang Hawari pada tahun 1991 yang menyatakan bahwa 97% pemakai narkoba yang ada selama tahun 2005, 28% pelakunya adalah remaja usia 17-24 tahun. Perilaku seks bebas di kalangan remaja juga sudah sangat mengkhawatirkan. Menurut Dr. Boy Abidin, SpOG sebagaimana dipaparkan pada Rubrik Seputar Kita 2008 dalam www.concern.net, angka seks remaja Indonesia telah mencapai 22,6%. Data yang tidak jauh berbeda dipaparkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang menyatakan, sekitar 23 persen remaja usia sekolah SMP dan SMA di Indonesia mengaku sudah pernah melakukan hubungan seks dan 21 persen di antaranya melakukan aborsi.

(Rubrik Sekitar Kita 2008 waktu akses kamis 18 mei 2010 )

Pada dasarnya kenakalan-kenakalan tersebut dilakukan oleh siswa

yang menyebabkan siswa lupa akan belajar, usia remaja yaitu masa transisi

dari masa anak-anak menuju dewasa dengan masa transisi yang mudah

goyah dan mudah terombang-ambing membawa mereka lebih mudah untuk

terpengaruh dengan kegiatan-kegiatan yang mereka anggap menyenangkan.

(23)

commit to user

tidak diterima oleh orang tua dan keluarganya, siswa akan berusaha lari ke

kelompok yang dapat menerima dan merasa mereka aman di dalam

kelompok tersebut. Akibatnya kenakalan tersebut dapat merugikan diri

mereka sendiri sekaligus juga merugikan orang lain. Kenakalan yang

dilakukan siswa itu menyebabkan siswa malas untuk belajar dan nilai-nilai

raport mereka menurun tajam, sehingga pergaulan anak dipersalahkan, ini

disebabkan karena anak kurang dapat membatasi diri dalam membagi

waktu belajar dengan pergaulannya di luar sekolah. Kurangnya perhatian

dan pengawasan dari orangtua pun salah satu faktor penyebab terjadinya

kenakalan siswa dan yang dapat mempengaruhi penurunan dalam prestasi

belajar. Dengan demikian bimbingan orang tua mempunyai pengaruh yang

penting dalam pembentukan sikap ataupun perilaku siswa dan memberikan

semangat belajar dalam prestasi belajar siswa di sekolah. Sehingga tingkah

laku siswa yang menyimpang dapat dicegah sedini mungkin dan siswa

dapat lebih fokus untuk meningkatkan prestasi belajar .

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti merumuskan

judul “Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua dan Kenakalan Siswa

Dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa kelas XI Sma Kristen 2 Surakarta Tahun 2010-2011”

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan suatu

permasalahan sebagai berikut:

1. Adakah hubungan yang signifikan antara bimbingan Orang Tua dengan

Prestasi Belajar Sosiologi Siswa SMA Kristen 2 kelas XI Surakarta?

2. Adakah hubungan yang signifikan antara Kenakalan Siswa dengan

Prestasi Belajar Sosiologi Siswa SMA Kristen 2 kelas XI Surakarta ?

3. Adakah hubungan yang signifikan antara Bimbingan Orang Tua dan

Kenakalan Siswa dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa SMA Kristen

(24)

commit to user

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara Bimbingan Orang Tua

dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kristen 2 kelas XI Surakarta

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara Kenakalan Siswa

dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa SMA Kristen 2 kelas XI

Surakarta

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara Bimbingan Orang Tua

dan Kenakalan Siswa dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa SMA

Kristen 2 kelas XI Surakarta

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara

praktis maupun teoritis yaitu :

1. Manfaat Praktis

a. Sebagai masukan bagi orang tua agar dapat membimbing

siswa dengan pencapaian prestasi belajar sehingga siswa

merasa aman dan semangat dalam belajar.

b. Sebagai masukan orang tua sehingga dapat mengawasi

perkembangan transisi siswa agar tidak terpengaruh pada

kenakalan remaja.

c. Sebagai landasan bagi penelitian lebih lanjut yang ada

hubungannya dengan bimbingan orang tua dan prestasi

belajar siswa.

2. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada

peneliti lain untuk mengembangkan penelitian lain yang

(25)

commit to user

b. Menambah pengetahuan penelitian pada Program Sosiologi

-Antropologi Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta guna menambah

pengetahuan dalam sosiologi khususnya perkembangan

peserta didik dan sosiologi keluarga untuk mengukur tingkat

(26)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Tinjauan Pustaka

Di dalam penelitian kuantitatif, landasan teori memiliki peranan

yang penting, dikarenakan sebagai upaya dalam merumuskan hipotesis

penelitian yang nantinya akan diuji di lapangan. Dalam tinjauan pustaka ini

akan dibahas mengenai bimbingan orang tuakenakalan siswa dan prestasi

belajar sosiologi sebagai permasalahan atau variabel dalam penelitian ini.

1. Tinjauan tentang Prestasi Belajar Sosiologi

a. Mata Pelajaran Sosiologi

Pada dasarnya sosiologi mempunyai dua pengertian dasar yaitu

sosiologi sebagai ilmu dan sosiologi sebagai metode. Sosiologi sebagai

ilmu artinya bahwa sosiologi merupakan kumpulan pengetahuan

tentang masyarakat dan kebudayaanya yang disusun secara sistematis

berdasarkan analisis berpikir yang logis. Sedangkan sebagai metode

artinya bahwa sosiologi adalah cara berpikir untuk mengungkapkan

realitas sosial dan budaya yang ada di dalam masyarakat dengan

prosedur dan teori yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Secara etimologi sosiologi berasal dari kata socius yang berarti

masyarakat atau sosial danlogosberarti ilmu, jadi sosiologi adalah ilmu

sosial atau ilmu tentang masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto (1990:57 ) “ Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial

dan proses-proses sosial, termasuk di dalamnya perubahan-perubahan sosial “.

b. Pengertian Prestasi

Dalam kegiatan belajar mengajar, setelah terjadi proses belajar

mengajar, perlu bagi seorang pendidik untuk mengetahui keberhasilan

(27)

commit to user

proses belajar mengajar tersebut. Seberapa jauh kemampuan siswa

dalam memahami dan menerima berbagai hal yang telah disampaikan

oleh guru. Hasil yang dicapai oleh seorang siswa ditunjukkan dengan

prestasi belajar siswa.Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu

prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “pestasi” yang berarti “hasil usaha”. Untuk itu perlu diketahui berbagai pengertian

prestasi menurut para ahli yang berkaitan dengan prestasi belajar

tersebut sebagai berikut :

Syaiful Bahri Djamarah (1990:19) mengatakan bahwa “Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok.”

Hal ini dapat dijelaskan bahwa prestasi tidak akan pernah

dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam

kenyataannya, untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang

dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang

harus dihadapi untuk mencapainya baik itu secara individual maupun

kelompok. Prestasi merupakan jerih payah yang harus diperjuangkan

baik itu secara individu maupun secara kelompok. Keberhasilan dalam

sebuah aktivitas tertentu menghasilkan prestasi sebagai hasil cipta dan

karsa manusia dalam mendapatkan sesuatu.

Ketut Sukardi (1983 : 26) bahwa “Prestasi adalah suatu

hasil yang maksimal yang diperoleh dalam usaha

mengaktualisasikan dan mempotensikan diri lewat belajar”.

Prestasi merupakan titik kulminasi dalam sebuah kesesuaian dan

perjuangan akan kemenangan dan hasil maksimal. Dalam usaha untuk

mengaktualiasikan diri dan kemampuan menjadikan prestasi adalah

(28)

commit to user

dan usaha panjang inilah akan memacu seluruh potensi diri untuk

memaksimalkan kinerja dan usaha dengan belajar.

Dari pendapat-pendapat tersebut di atas dapat peneliti simpulkan

prestasi bukan datang secara tiba-tiba, namun prestasi adalah akumulasi

upaya dan cipta usaha manusia untuk mendapatkan hasil maksimal

dalam bentuk kerja dan inisiatif usaha baik diciptakan secara individu

maupun diusahakan scara kelompok. Batasan-batasan manusia itu

menjadi sebuah hasil upaya dan usaha manusia dalam mendapatkan

hasil yang terbaik. Potensi diri dan aktualisasi kemampuan dalam

kehidupan dan persaingan itulah menjadikan manusia harus selalu

berusaha menjadi lebih baik dengan segala upaya dalam proses

pembelajaran hidup. Dalam hal ini prestasi adalah suatu hasil,

kemampuan, ketrampilan yang maksimal yang diperoleh dalam usaha

mengaktualisasikan dan mempotensikan diri lewat belajar.

c. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup. Kemampuan

belajar yang dimiliki manusia merupakan bekal yang sangat pokok.

Berdasarkan kemampuan itu, manusia telah berkembang selama

berabad-abad dan telah mengalami perkembangan dengan cara

membuka kesempatan yang luas baginya untuk memperkaya diri dan

mencapai taraf yang lebih tinggi. Masing-masing manusia pun

mengalami banyak perkembangan di berbagai bidang kehidupan.

Perkembangan ini dimungkinkan karena adanya kemampuan untuk

belajar, yaitu mengalami perubahan-perubahan mulai saat lahir sampai

umur tua. Berikut disajikan pendapat beberapa pakar yang berbicara

tentang belajar :

Ngalim Purwanto (2003:84) menyatakan bahwa “ Belajar

(29)

commit to user

laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman “.

Pendapat Ngalim Purwanto mengandung arti bahwa adanya

kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa ditandai dengan adanya

perubahan yang relatif tetap akibat latihan dan pengalaman yang

diperolehnya dalam proses belajar. Belajar merupakan sebuah gejolak

relatifitas kemungkinan-kemungkinan perubahan dan tingkah laku

manusia sebagai dampak dari sebuah perngalaman hidup dan latihan

yang terus menerus.

Sardiman A.M. (1990:23) menyatakan bahwa“ Belajar adalah

rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju

perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti

menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik “

Pendapat dari Sardiman A.M mengandung maksud bahwa

proses belajar melibatkan keseluruhan aspek diri manusia baik

psikologis maupun fisiologis dalam rangka pengembangan dirinya.

Dalam proses pengembangan pribadi seseorang adalah perpaduan

beberapa aspek dalam diri manusia, aspek cipta, rasa, dan karsa. Aspek

itu menjadi perpaduan dalam diri manusia dan selanjutnya menjadi

rangkaian utuh perilaku manusia. Di samping aspek tersebut ada

pengaruh lain yang selalu menjadi penilaian belajar seseorang. Aspek

sikap, pengetahuan, dan juga pola gerak manusia atau kognitif, afektif

dan psikomotorik akan menghantarkan manusia dalam keterpaduan

tiga ranah tersebut untuk memaksimalkan potensi belajar.

Menurut Slameto (1995 : 2) menyatakan bahwa“Belajar ialah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

(30)

commit to user interaksi dengan lingkungannya”.

Pendapat dari Slameto mengandung maksud bahwa proses

belajar yang dilakukan oleh siswa ditandai dengan suatu perubahan

tingkah laku yang dihasilkan dari pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Sebagai pengalaman empiris manusia

dan interaksi dengan lingkungan menjadi sebuah dialektika

pembelajaran bagi manusia.

Dari pendapat-pendapat tersebut di atas pengalaman dan latihan

pada hubungan sebab-akibat merupakan gabungan cantik dari sebuah

pembelajaran yang efektif. Ketergantungan manusia pada lingkungan

juga tidak dapat lepas untuk membentuk pengalaman dan pembelajaran

hidup manusia. Maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

belajar adalah suatu usaha secara sadar yang dilakukan oleh individu

yang menghasilkan perubahan tingkah laku baik sikap, kebiasaan

maupun pengetahuan, sebagai hasil dari pengalaman yang diperoleh

individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, dan proses

perubahan bersifat tetap, dilakukan secara sengaja dan menghasilkan

perubahan yang bersifat permanen.

d. Pengertian Prestasi Belajar

Proses belajar mengajar, perlu bagi seorang pendidik untuk

mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar tersebut. Seberapa

jauh kemampuan siswa dalam memahami dan menerima berbagai hal

yang telah disampaikan oleh guru. Rangkaian kegiatan peserta didik

yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, serta ranah kognitif,

afektif dan psikomotorik adalah sebuah siklus tak terputus dalam

penilaian dan evaluasi prestasi belajar peserta didik. Beberapa ahli

(31)

commit to user

Singgih D. Gunarso (1990:57), mengemukakan bahwa “Prestasi

belajar adalah hasil maksimal yang dicapai seseorang setelah melakukan usaha belajar.”

Memaksimalkan potensi diri dalam tujuan mendapatkan hasil

terbaik adalah sebuah usaha yang tidak akan sia-sia. Kemampuan

manusia yang mempunyai kelebihan dan kekurangannya menjadikan

sebuah kekuatan spesial yang diberikan Tuhan. Anugerah itu yang akan

memacu manusia untuk berusaha maksimal untuk mendapatkan

keinginan terbaik.

Sutartinah Tirtonegoro (2001:43) mengemukakan “Prestasi belajar

adalah penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk

simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu”.

Ketercapain peserta didik dalam hitungan angka dan huruf

merupakan kumpulan sebuah penilaian panjang dalam proses belajar

mengajar. Proses yang terakumulasi itulah menjadi sebuah tolak ukur

pendidik dalam menentukan keberhasilan proses mengajar. Proses

bertemunya pendidik dan peserta didik, dalam sebuah pembelajaran

panjang akan mencerminkan sebuah hubungan simbiosis mutualisme

pembelajaran. Keterikatan inilah menjadikan penilaian hati yang

tentunya tak hanya sekedar angka dan huruf. Sikap dan karakter peserta

didik menjadi sebuah ukuran wajib dalam penilai proses pembelajaran.

Syaiful Bahri Djamarah (1990:24) mengemukakan bahwa “Prestasi belajar adalah penilaian tentang kemajuan siswa dalam segala

hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan, kecakapan atau ketrampilan yang dinyatakan sesudah penilaian.”

Dari pendapat-pendapat tersebut di atas hasil usaha maksimal

yang dicapai seseorang setelah melakukan usaha belajar akan

(32)

commit to user

adalah sebuah usaha yang tidak akan sia-sia. Dapat peneliti simpulkan

bahwa prestasi belajar adalah sebagai hasil perubahan yang telah

dicapai seseorang setelah melakukan usaha belajar dalam suatu waktu

tertentu yang dibuktikan dengan keberhasilan menguasai sejumlah

pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran

yang lazimnya dinyatakan dalam bentuk huruf dan angka yang

diperoleh melalui tes.

e. Fungsi dan Kegunaan Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan faktor penting dalam kehidupan

manusia, karena manusia selalu butuh akan pengukuran dan sekaligus

sebagai sarana untuk mengukur kemampuan dirinya. Bagi siswa di

sekolah prestasi merupakan faktor penting bagi siswa untuk mengetahui

sejauh mana ia telah berhasil menguasai materi yang dipelajari. Prestasi

juga berfungsi sebagai alat ukur untuk mengungkapkan kebanggaan dan

kepuasannya terhadap prestasi yang diraihnya.

Adapun fungsi utama dari prestasi belajar menurut Zainal Arifin

(1990 : 3-4) adalah :

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah dikuasai siswa.

2) Prestasi belajar sebagai lambangan pemuasan hasrat ingin tahu.

3) Prestasi belajar sebagai informasi dalam inovasi pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

institusi pendidikan.

5) Prestasi belajar sebagai indikator terhadap daya serap (kecerdasan)

siswa.

Lebih jelasnya dapat peneliti jelaskan maksud dari pernyataan di

atas:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

(33)

commit to user

siswa kita akan mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap

materi yang telah diterimanya dan seberapa banyak pengetahuan

yang telah siswa serap terhadap materi yang telah diterimanya.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

Seberapa besar pemuasan hasrat keingintahuan siswa bisa dilihat

dari prestasi belajar. Adanya hasrat ingin tahu akan mendorong siswa

berusaha secara maksimal sehingga apa yang diperoleh sesuai

dengan apa yang diinginkan dan diusahakan. Keinginan ini

merupakan landasan kebutuhan umum pada manusia, siswa akan

puas jika kebutuhan terpenuhi.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah bahwa prestasi dapat dijadikan pendorong bagi

siswa untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu

pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari sesuatu

institusi pendidikan. Arti indikator intern yaitu apakah kurikulum

yang digunakan oleh institusi pendidikan relevan dengan kebutuhan

masyarakat dan siswa atau tidak. Dengan kata lain prestasi belajar

dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di

masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap

(kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik

merupakan masalah utama dan pertama karena anak didiklah yang

diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah

diprogramkan dalam kurikulum. Dalam hal ini prestasi belajar

mencerminkan apa yang telah diusahakan oleh siswa atau sebagai

gambaran mengenai kemampuan siswa. Sehingga dengan prestasi

(34)

commit to user pelajaran yang telah diajarkan.

Sardiman A.M. (1990:69) mendefinisikan kegunaan prestasi

belajar banyak ragamnya, namun diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar.

2) Prestasi belajar digunakan oleh guru untuk mengukur

kemampuannya dalam memberikan materi kepada anak didiknya.

3) Untuk keperluan diaknostik.

4) Prestasi belajar berfungsi untuk mengetahui kesulitan-kesulitan

yang dialami oleh siswa dalam suatu hal atau bagian pelajaran

tertentu atau untuk mengetahui kesulitan-kesulitan atau hal-hal

yang belum diketahui oleh siswa terhadap pelajaran yang telah

diberikan.

5) Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan.

Dengan mengetahui prestasi belajar siswa maka dapat diketahui

karakteristik siswa dengan segala kelebihan dan kekurangannya,

sehingga dapat membantu siswa dalam berbagai kepentingan yang

berhubung dengan studi dan pilihan pekerjaan.

1) Untuk keperluan seleksi.

Prestasi belajar digunakan untuk mengambil keputusan yang dapat

diterima secara rasional dan dianggap adil. Keadaan ini terutama

akan terjadi dalam hal penerimaan siswa baru.

2) Untuk keperluan penempatan dan penjurusan.

Prestasi belajar berfungsi dalam memberikan pelayanan yang sesuai

dengan ! masing-masing anak, mungkin guru

memandang perlu untuk mengelompokkan siswa menjadi beberapa

kelompok. Dengan adanya kelompok yang sesuai dengan

kemampuannya ini maka guru dapat memberikan perhatian dan

(35)

commit to user 3) Untuk menentukan isi kurikulum.

Prestasi belajar sangat bernilai dan bermanfaat untuk mengambil

keputusan dalam berbagai program pembelajaran dan pengembangan

kurikulum. Program-program pembelajaran disini termasuk

upaya-upaya inovasi baik yang dilakukan oleh institusi maupun atas

inisiatif guru itu sendiri.

4) Untuk menentukan kebijaksanaan sekolah.

Prestasi belajar digunakan untuk mengetahui kualitas dan tingkat

relevansi dan efisiensi suatu sekolah, apakah termasuk sekolah yang

baik atau kurang baik. Selanjutnya akan dapat diambil beberapa

tindakan untuk kepentingan perbaikan terhadap

kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang dialami.

Dari berbagai uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

fungsi prestasi belajar adalah sebagai pendorong bagi anak didik atau

warga belajar dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan sebagai

umpan balik bagi para guru atau tenaga pengajar dalam proses belajar

mengajar. Selain berfungsi sebagai tolak ukur keberhasilan dalam

bidang studi atau materi pembelajaran, prestasi belajar juga berfungsi

sebagai tolak ukur tingkat keberhasilan lembaga pendidikan dalam

menghantar anak didik atau warga belajar menyelesaikan belajar

mereka.

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar pada

hakikatnya sama dengan faktor prestasi yang dicapai seorang individu

merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

mempengaruhinya. Pengenalan faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar penting sekali artinya dalam membantu siswa mencapai

prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

(36)

commit to user

pendapat Slameto (2003 : 54) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan

menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang dalam diri individu yang sedang

belajar, meliputi faktor fisiologis, faktor psikologi dan faktor

kelelahan. Penjelasan dari masing-masing faktor tersebut adalah

sebagai berikut :

a. Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis dalam belajar dapat dibedakan lagi menjadi dua

macam, yakni keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan

fungsi fisiologis tertentu. Lebih lanjut dijabarkan sebagai berikut:

1) Keadaan Jasmani

Keadaan jasmani yang dimaksudkan disini adalah berkaitan

dengan kondisi fisik individu belajar, yakni kondisi badan saat

belajar. Keadaan fisik yang yang segar dengan yang tidak

baik, akan berpengaruh tersendiri dalam belajar mengenai

keadaan jasmani. Proses belajar memerlukan nutrisi yang

cukup mengingat proses belajar memerlukan energi, dimana

energi tersebut dihasilkan oleh nutrisi yang dikonsumsi oleh

individu yang bersangkutan. Proses belajar juga akan

dipengaruhi oleh beberapa faktor kesehatan individu yang

sedang belajar, dimana beberapa penyakit yang diderita

sedikit banyak juga akan berpengaruh terhadap belajar. Proses

belajar akan terganggu apabila kesehatannya terganggu,

sehingga akan berpengaruh pula pada hasil belajar yang akan

(37)

commit to user 2) Keadaan Fungsi Fisiologis

Keadaan fungsi fisiologis yang dimaksudkan adalah segala

sesuatu yang berkaitan erat dengan fungsi panca indera.

Fungsi panca indera sangat berpengaruh, terutama fungsi mata

dan telinga mengingat proses belajar melibatkan proses

komunikasi antara guru dengan siswa. Selain itu indera yang

lain juga mempunyai peranan tersendiri dan perlu dijaga

kondisinya, seperti peraba, penciuman, perasa, yang biasanya

sangat bermanfaat dalam mata pelajaran praktikum.

b. Faktor Psikologis

Faktor psikologis merupakan faktor yang berasal dari dalam diri

individu, yang berkaitan erat dengan sisi kejiwaannya. Faktor

psikologis ini lebih lanjut merupakan faktor yang mendorong

mengapa seseorang melakukan perbuatan belajar. Mengenai hal

yang mendorong seseorang belajar, hal-hal yang mempengaruhi

belajar berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang ingin disalurkan

oleh individu dalam kegiatan belajarnya. Dalam pandangan ini

seorang individu belajar karena ingin mengetahui sesuatu, ingin

mencapai kemajuan, ingin membuktikan atau mengaktualisasikan

diri, ingin memperbaiki kegagalan untuk berprestasi,

mendapatkan rasa aman dalam menghadapi suatu masalah

ataupun untuk mendapatkan imbalan dari belajar yang

dilakukannya.

c. Faktor Kelelahan

Kelelahan dapat mempengaruhi belajar, karena apabila jasmani

dan rohani mengalami kelelahan maka sulit sekali untuk

berkonsentrasi, seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja.

Kelelahan jasmani terlihat dari lemah lunglainya tubuh dan timbul

(38)

commit to user

rohani dapat dilihat dari adanya kebosanan sehingga minat dan

dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Faktor ini sering

timbul pada siswa yang membantu orang tuanya untuk mencari

nafkah, sehingga disaat ia harus belajar ia sudah kelelahan dan

menjadikannya malas belajar.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal ialah faktor yang ada di luar individu yang sedang

belajar. Faktor eksternal tersebut dikelompokan menjadi tiga faktor,

yaitu: faktor keluarga, dan faktor lingkungan. Uraian berikut

membahas kedua faktor tersebut.

1) Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga

berupa tingkat pendidikan orang tua, relasi antara anggota

keluarga, perhatian orang tua.

a) Tingkat pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan orang tua sangat mempengaruhi

pandangan anak-anaknya dalam menempuh pendidikan yang

dijalaninya sebab semakin tinggi tingkat pendidikan orang

tua semakin tinggi pula kemampuan untuk membimbing dan

mengarahkan anaknya untuk melakukan aktifitas-aktifitas

tertentu di dalam masyarakat maupun di lingkungan

sekolahnya.

b) Relasi antara Anggota Keluarga

Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah

relasi orang tua dengan anaknya. Demi kelancaran belajar

serta keberhasilan siswa, perlu diusahakan relasi yang baik

di dalam keluarga siswa tersebut. Hubungan yang baik

adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang,

(39)

commit to user

untuk mensukseskan belajar siswa itu sendiri.

c) Perhatian Orang Tua

Orang tua yang banyak memberi perhatian dalam belajar

anaknya tentu akan berhasil mencapai prestasi yang baik,

akan tetapi orang tua yang kurang memberikan perhatian

pada anaknya juga akan mempengaruhi prestasi belajarnya.

2) Lingkungan

Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a) Lingkungan alami, seperti : keadaan suhu, kelembaban udara,

cuaca dan lain sebagainya.

b) Lingkungan sosial, seperti : suasana ramai, kehadiran orang

lain, dan lain sebagainya.

Menurut Slameto (1995:120) Ada beberapa faktor yang

tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar.

Faktor-faktor tersebut adalah: intelegensi, minat, bakat, motif,

kematangan dan kesiapan. Uraian berikut akan membahas

faktor-faktor tersebut, yaitu :

a) Intelegensi

Kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk

menghadapi dan menyelesaikan ke dalam situasi yang baru

dengan cepat dan efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya

dengan cepat. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap prestasi

belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang memiliki tingkat

intelegensi yang tinggi maka lebih berhasil dari pada siswa yang

memiliki tingkat intelegensi rendah.

b) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan

(40)

commit to user

terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak

sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan

sebaik-baiknya, sehingga prestasinyapun akan rendah. Badan

pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan

disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.

c) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru

akan terelisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar

atau berlatih. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai

dengan bakat, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia seneng

belajar dan pasti selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya.

d) Motif

Motif erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai.

Dalam proses belajar harus diperhatikan yang dapat mendorong

siswa agar belajar dengan baik atau mempunyai motif untuk

berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan

melaksanakan kegiatan yang berhubungan atau menunjang

belajar. Motif yang kuat sangat perlu di dalam belajar, untuk

membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan

adanya latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaaan dan pengaruh

lingkungan.

e) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam

pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap

untuk melaksanakan kecakapan baru. Siswa yang sudah (siap)

dapat melaksanakan kecakapan melalui belajar. Jadi kemajuan

baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan

(41)

commit to user f) Kesiapan

Kesiapan adalah ketersediaan untuk member respon atau

reaksi. Ketersediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga

berhubungan dengan kematangan. Kesiapan perlu diperhatikan

dalam proses belajar, karena jika siswa belajar sudah ada

kesiapan, maka hasil belajarnya akan baik.

g) Kemandirian

Kemandirian adalah suatu sikap dimana seseorang mampu

berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Kemandirian

dalam belajar mempengaruhi prestasi belajarnya karena siswa

akan berusaha memecahkan kesulitan belajarnya sendiri, mencari

sumber belajar sendiri sehingga akan dapat menambah ilmunya

yang nantinya akan dapat meningkatkan prestasi.

g. Cara Mengukur Prestasi Belajar

Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, prestasi siswa

dapat diketahui dari hasil evaluasi. Menurut Muhibbin Syah (1995 : 141)” Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”.

Sedangkan menurut Tardif, yang dikutip oleh Muhibbin Syah (1995 : 141) menyebutkan “Evaluasi berarti proses penilaian untuk

menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan criteria yang telah ditetapakan”. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas,

maka dapat dipahami bahwa evaluasi ialah proses penilaian untuk

menggambarkan prestasi belajar siswa dalam pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan dalam sebuah program melalui kegiatan yang

berencana dan berkesinambungan.

Muhibbin Syah (1995 : 143) menyebutkan berbagai macam

(42)

commit to user 1) Pre Test dan Post Test

2) Evaluasi Prasyarat

3) Evaluasi Diagnostik

4) Evaluasi Formatif

5) Evaluasi Sumatif

Uraian berikut merupakan penjelasan dari macam-macam evaluasi

di atas :

1) Pre Test dan Post test

Kegiatan Pre test dilakukan oleh guru secara rutin sebelum

dimulai penyajian materi pelajaran. Tujuannya adalah untuk

mengidentifikasi pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan

disajikan. Post test ialah kegiatan yang dilakukan guru setiap akhir

penyajian materi, tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan

siswa atas materi yang telah diajarkan.

2) Evaluasi Prasyarat

Penilaian ini meliputi sejumlah bahan dengan ajaran atau bahan

yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya untuk

mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari

materi baru yang akan diajarkan.

3) Evaluasi Diagnostik

Evaluasi ini dilakukan setelah selesai sebuah penyajian Satuan

Pelajaran dngan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian yang belum

dikuasai siswa.

4) Evaluasi Formatif

Evaluasi ini dilakukan pada akhir penyajian Satuan

Pelajaran/modul. Tujuan untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa.

Hasil diagnosis kesulitan belajar siswa tersebut digunakan sebagai

(43)

commit to user 5) Evaluasi Sumatif

Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur kinerja

akademik/prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan

program pengajaran. Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir

semester/akhir tahun ajaran. Hasilnya dijadikan bahan laporan

resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik

tidaknya siswa kekelas yang lebih tinggi.

Penilaian prestasi belajar haruslah mencakup tiga aspek atau

ranah, yakni :

1) Ranah kognitif

2) Ranah afektif

3) Ranah psikomotor

Keterangan dari masing-masing aspek atau ranah adalah

sebagai berikut :

1) Ranah kognitif

Ranah kognitif bertujuan mengarahkan siswa untuk

mengembangkan kemampuan intelektualnya. Sedangkan

kemampuan intelektual secara hirarkis dikelompokan menjadi

lima secara berturut-turut yaitu :

(a) Pengetahuan

Kemampuan ini merupakan hasil belajar yang paling

rendah. Tujuan ini bermaksud agar siswa mengenal

kembali bahan pelajaran yang telah diberikan. Untuk

mengukur hasil belajar ini guru dapat menggunakan

kata-kata operasional seperti mendifinisikan, melukiskan,

mengidentifikasikan.

(b) Pemahaman

Memahami yang dimaksud disini adalah mampu

(44)

commit to user

mempelajari materi yang diberikan akan dapat mengerti

apa yang telah diajarkan. Kata-kata operasional yang

dapat digunakan untuk mengukur kemampuan ini antara

lain membedakan, mengestimasi, menerangkan, menarik

kesimpulan, merangkum.

(c) Penerapan

Adalah kemampuan menggunakan informasi yang

telah dipelajari kedalam situasi nyata (realita) atau situasi

baru, termasuk dalam kemampuan ini adalah kemampuan

menggunakan konsep, teori, hukum, prinsip atau

rumus-rumus.

(d) Menganalisis

Analisis merupakan kemampuan yang lebih tinggi

daripada penerapan. Kemampuan analisis adalah

kemampuan untuk mengurai atau menjabarkan menjadi

bagian-bagian, hubungan antara bagian, serta mengenali

kembali organisasi secara keseluruhan. Kata-kata yang

menggambarkan tingkah laku analisis ini antara lain

menguraikan, memisahkan, menjabarkan dan

menurunkan.

(e) Mensitesis

Pada tingkat kemampuan ini siswa memiliki

kemampuan untuk merangkai atau mensintesiskan

bagian-bagian menjadi satu kebulatan yang terorganisasikan yang

bermakna. Termasuk dalam kemampuan ini adalah

menyusun suatu karangan, merencanakan suatu persoalan

atau masalah. Perilaku yang menggambarkan kemampuan

mensintesis ini antara lain mengkatagorisasi,

(45)

commit to user merekonstruksi.

(f) Evaluasi

Kemampuan menilai adalah kemampuan untuk

menerapkan ukuran-ukuran atau criteria atau hal yang

akan dinilai. Kata-kata yang menggambarkan perilaku

atau kemampuan ini antara lain menghargai, mengkritik

dan menilai hasil karya.

2) Ranah Afektif

Ranah afektif berkenan dengan sikap dan nilai yang

bertujuan mengembangkan ketajaman emosi. Tipe hasil

belajar ranah afektif tampak pada siswa dalam berbagai

tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin,

motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas,

kebiasaan belajar dan hubungan sosial.

Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil

belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau

sederhana sampai tingkat yang kompleks.

a) Reciving/attending, yakni semacam kepekaan dalam

menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang

kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll.

Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk

menerima stimulus, control, dan seleksi gejala atau

rangsangan dari luar.

b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan

oleh seseorang terhadap stimulasinya yang datang dari

luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan,

kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang

kepada dirinya.

(46)

commit to user

kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam

evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima

nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima

nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

d) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu

sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan

nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah

dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah

konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan

sebagainya.

e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yaitu

keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki

seseorang, yang mempengaruhikepribadian dan tingkah

lakunya.

3) Ranah Psikomotor

Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk

ketrampilan dan kemampuan bertindak individu. Ranah

psikomotor bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan.

Menurut Muhibbin Syah (1995 : 142) kegiatan

evaluasi bertujuan untuk :

a) Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai

oleh siswa dalam kurun waktu proses belajar tertentu.

b) Untuk mengetahui posisi/kedudukan seorang siswa dalam

kelompok kelasnya.

c) Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa

dalam belajar.

d) Untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah

mendayagunakan kapasitas kongnitifnya (kemampuan

(47)

commit to user

Penilaian dalam proses belajar mengajar menjadi tolak ukur dalam

sebuah proses panjang pembelajaran tatap muka dan pertemuan dalam

proses belajar pendidik dengan peserta didik yang menghasilkan sebuah

kesimpulan utuh untuk menilai kemampuan dan penerimaan peserta didik.

Keberlangsungan pembelajaran tidak dapat lepas dari proses

penilaian dan penerimaan pengetahuan dan kecakapan. Proses yang

terakumulasi usaha dan kerja keras pembelajaran menjadi sebuah tolak

ukur pendidik dalam menentukan keberhasilan proses mengajar. Proses

yang terakumulasi itulah menjadi sebuah tolak ukur pendidik dalam

menentukan keberhasilan proses mengajar Dalam proses menentukan

inilah prestasi belajar siswa dapat diukur dalam proses penilaian akhir

pembelajaran.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan juga bahwa pengukuran

prestasi belajar sosiologi adalah cara mengukur tingkat prestasi siswa yang

dapat memberikan gambaran tentang prestasi rendah, sedang, atau tinggi

yang dapat dicapai oleh seorang siswa terhadap mata pelajaran sosiologi.

2.Tinjauan Tentang Bimbingan Orang Tua

a) Pengertian Bimbingan

Dalam mengartikan bimbingan akan dijumpai pengertian yang

berbeda-beda namun pada dasarnya pengertian tersebut sama, sehingga

dapat saling melengkapi antara pengertian satu dengan yang lain.

Bimbingan adalah suatu proses membantu perkembangan individu untuk

mencapai kemampuanya secara maksimal dalam mengarahkan manfaat

yang sebenar-benarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat. Pada

hakikatnya bimbingan orang tua merupakan suatu usaha yang dilakukan

orang tua dalam membantu anaknya menuju suatu kedewasaan. Siswa

(48)

commit to user

orang tua tidaklah selalu terus menerus mendampingi. Ada saat-saat

tertentu dimana siswa harus dilepas dan diberi kebebasan untuk berdiri

sendiri.

Menurut Bimo Walgito (1995:4) “bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya,agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.”

Dari pernyataan di atas memiliki makna bahwa bimbingan yang di

berikan dapat dilakukan oleh satu orang maupun kelompok yang

mempunyai tujuan agar dapat memecahkan masalah yang dihadapi

sehingga ia mampu menjalani hidup dengan kesejahteraan. Dengan

memberikan bimbingan siswa mampu menambah pengetahuan,

pengalaman dan informasi yang belum pernah ia ketahui. Untuk itu

diperlukan seseorang atau ahli yang mempunyai kemampuan dalam

memberikan pertolongan supaya dapat membentuk pribadi yang

berkualitas.

Menurut Siti Rahayu Haditono dalam Saring Marsudi et al (2003:33) mengemukakan “bimbingan adalah bantuan dari seseorang kepada orang lain, baik siswa, orang muda, maupun orang tua untuk mengembangkan pandangannya sendiri, membuat keputusan sendiri dan mencari cara pengemasannya sendiri.”

Berdasarkan pernyataan di atas mengandung arti bahwa bimbingan

merupakan proses yang bertujuan untuk membantu individu agar dapat

mandiri. Untuk menjalani suatu kehidupan seseorang harus mendapatkan

bimbingan agar hidupnya terarah. Berbagai pelayanan diberikan

orang-orang supaya mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan

dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka

(49)

commit to user

Sahlan Syafei (2002:17) menyatakan bahwa “Bimbingan

adalah proses untuk membantu siswa untuk mengenal dirinya sendiri dan keluarganya.”

Pernyataan di atas ini memiliki makna bahwa suatu perbuatan yang

dilakukan membimbing adalah suatu bentuk usaha mengantar siswa atau

individu untuk melepaskan diri dan mandiri. Pemberian bantuan dan

pertolongan dalam membimbing dimasukkan supaya individu mampu

memahami dirinya sendiri terhadap lingkungan serta digunakan untuk

memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan apa yang ia

inginkan.

Berdasarkan pengertian bimbingan tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan

kepada seseorang atau kelompok, yang diberikan oleh seseorang yang

mempunyai kemampuan untuk membimbing, batuan itu diberikan

supaya mampu mengenal dirinya sendiri dan keluarganya. Pemberian

bantuan ini diberikan kepada individu atau sekelompok individu yang

membutuhkan bantuan dalam memecahkan masalah yang dihadapi

sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dan bijaksana. Hal ini

dimaksud agar tercapai kemampuan untuk memahami, menerima,

mengarahkan dan merealisasikan dirinya dengan lingkungan.

b) Pengertian Orang Tua

Orang tua bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa saat

berada di rumah. Orang tua dapat membimbing siswa menentukan

pilihan-pilihan dan membuat penyesuaian diri dengan lingkungan yang

bermanfaat bagi kehidupan mereka juga berperan membimbing siswa

untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dalam proses pencarian

(50)

commit to user memecahkan masalah yang di hadapi.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:629) mengatakan bahwa “Orang tua ialah ayah dan ibu kandung.”

Dari peryataan di atas mengandung arti bahwa orang tua adalah

orang dewasa yang telah berhasil membina suatu rumah tangga dan

mendapatkan suatu keturunan seorang anak dari Tuhan. Orang tua adalah

orang yang melahirkan anak-anaknya dan wajib mendidik, membimbing

dan mencukupi kebutuhan hidupnya orang tua menjadi suri teladan

anaknya, dan orang tua berperan menjadi pendidik pertama karena orang

tua sebagai tempat interaksinya anak yang pertama dan bertanggung

jawab untuk mendidik, membimbing dan membinanya.

Thamrin Nasution (1986:1) mengemukakan bahwa “Orang

tua adalah orang yang bertanggung jawab dalam suatu

keluarga atau rumah tangga, yang dalam kehidupannya sehari-hari lazim disebut ibu-bapak”.

Berdasarkan pernyataan di atas ini mengandung arti bahwa orang

tua sangat bertanggung jawab terhadap keluarganya. Orang tua setelah

melahirkan anak ke dunia ini juga telah mengasuh dan membimbing

anaknya dengan cara memberikan contoh yang baik dalam menjalani

kehidupan sehari-hari. Orang tua bisa menjadi suri teladan yang baik,

karena anak selalu menjadikan tingkah laku orang tuanya sebagai

patokan dasar dalam bertindak. Orang tualah menjadi pendidik pertama

dan utama bagi siswa dalam mengarungi kehidupan dan jalan menuju

lingkungan sosial yang lebih luas.

(51)

commit to user

Berdasarkan pengertian di atas yang di maksud dengan orang tua

adalah pendidik yang kodrati bahwa orang tua telah dikaruniai seorang

anak maka secara otomatis orang tua berkewajiban mendidik

putra-putrinya agar berkembang menjadi yang dewasa. Sebagai ayah atau ibu

mereka bertanggung jawab atas semua kehidupan baik pendidikan yang

pertama diterima oleh anak adalah dari orang tua, karena orang tua

berperan sebagai pembentuk kepribadian kehidupan rohani si individu,

dan sebagai penyebab untuk bisa berkenalan dengan alam luar.

Soedomo Hadi (2005:22) ” Orang tua ( ayah dan ibu), menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Orang tua sebagai pendidik adalah kodrati. Dengan kesadaran yang mendalam disertai rasa cinta kasih, orang tua mengasuh dan mendidik anaknya dengan penuh tanggung jawab. Orang tua sering disebut sebagai pendidik kodrat atau pendidik asli, dan berperan dalam lingkungan pendidikan in-formal atau keluarga.”

Berdasarkan pengertian orang tua di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa orang tua adalah orang yang melahirkan dan bertanggung jawab

atas berlangsungnya kehidupan keluarga, yaitu yang bisa disebut bapak

dan ibu. Orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan dan

berlangsungnya kehidupan anak-anaknya. Dalam keluarga terjadi

pendidikan yang pertama oleh siswa, sehingga orang tua berperan

sebagai pembentuk kepribadian kehidupan rohani, dan sebagai penyebab

untuk bisa mengenal lingkungannya.

c) Pengertian Bimbingan Orang Tua

Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan seseorang yang

diberikan oleh seseorang yang diberikan oleh seseorang yang

mempunyai kemampuan untuk membimbing, bantuan itu diberikan

suapaya mampu mengenal dirinya sendiri dan keluarganya. Pemberian

Gambar

Gambar 4. Grafik Histogram Data Variabel Prestasi Belajar .........................
gambar-gambar porno, dan film porno, pemerkosaan, penggelapa
Gambar 1. Paradigma Penelitian
Tabel. 1 : Uraian Waktu Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari studi kasus ini adalah memahami gambaran asuhan keperawatan dengan penerapan teknik relaksasi (nafas dalam) untuk menurunkan tingkat kecemasan pada ibu

- Teknologi nano pada industri penyamakan dapat diterapkan pada proses tanning dengan menggantikan bahan penyamak krom dengan bahan penyamak non krom. dengan ukuran nano

konsep yang akan diterapkan pada desain museum seni rupa.. modern secara lengkap

Kelangsungan khidupan pikiran dari pertalian pikiran satu sama lain, sebagaimana yang ditetapkan oleh Ibnu Sina, sama dengan hasil pemikiran tokoh-tokoh pikir modern seperti

Berdasarkan ketiga tahapan dalam pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan desa wisata di Desa Sukawening dapat dikatakan bahwa masyarakat mulai memiliki semangat dan

Gambaran aktivitas Public Relations dalam sistem terbuka mencakup tiga aspek aktivitas, yaitu (1) penyusunan program komunikasi organisasi yang ditujukan kepada

Kondisi tersebut menjadi daya tarik peneliti untuk melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk menganalisis pola pemasaran produksi padi rawa pasang surut melalui analisis

yang  menyenangkan