commit to user
HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA DAN
KENAKALAN SISWA DENGAN PRESTASI
BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI
SMA KRISTEN 2 SURAKARTA
2010/2011
SKRIPSI
Oleh :
RIAS SULISTYOWATI NIM. X8406002
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA DAN KENAKALAN SISWA DENGAN PRESTASI
BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI SMA KRISTEN 2 SURAKARTA
2010/2011
Oleh :
RIAS SULISTYOWATI NIM. X 8406002
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Pendidikan Sosiologi-Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA DAN KENAKALAN SISWA DENGAN PRESTASI
BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI SMA KRISTEN 2 SURAKARTA
2010/2011
Oleh :
RIAS SULISTYOWATI NIM. X 8406002
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Pendidikan Sosiologi-Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Januari 2011
Pembimbing I
Drs. Noor Muhsin Iskandar, MPd NIP. 195112151983011001
Pembimbing II
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada Hari : Rabu
Tanggal : 19 Januari 2011
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Tentrem Widodo,M.Pd ………...
Sekretaris : Drs. Slamet Subagya,M.Pd ...
Anggota I : Drs. Noor Muhsin Iskandar, MPd ...
Anggota II : Atik Catur Budiati, Sos. MA ...……….
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan
commit to user
v ABSTRAK
Rias Sulistyowati, HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA DAN KENAKALAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI SMA KRISTEN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakulatas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang antara: (1) bimbingan orang tua dengan prestasi belajar, (2) kenakalan dengan prestasi belajar, dan (3) bimbingan orang tua dan kenakalan dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas XI SMA Kristen 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.
Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional. Populasinya adalah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011, sebanyak 75 siswa. Sampel yang digunakan sebanyak 50 siswa yang terbagi atas 3 kelas. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster sampling Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket dan tes, dan teknik dokumentasi sebagai metode Bantu. Teknik analisis data yang dipakai menggunakan analisis statistik dengan teknik regresi ganda dengan bantuan computer seri program statistik ( SPS–2000 ) edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih.
commit to user
vi ABSTRACT
Rias Sulistyowati, NIM X 8406002The Relationship of Parental Guidance and Delinquency Students To Sociology Learning Achievement in the XI Graders of SMA Kristen 2 Surakarta in the School Year of 2010/2011.Essay, Surakarta : Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, Januari 2011.
The research aims to find out whether or not there is a relationship between : ( 1 ) parental guidance with academic achievement, ( 2 ) delinquency students with academic achievement, and ( 3 ) parental guidance and deliquenc students and sociology learning achievement in the XI Graders of SMA Kristen 2 Surakarta in the school year of 2010/2011.
Based on the problem and research objective, this research employed a correlational descriptive method. The population was XI graders of SMA Kristen 2 Surakarta in the School Year of 2010/2011 consisted of 75 students. Technique sample used as much 50 students are divided into 3 classes. Sampling technique used was cluster sampling technique of data with statistical computer program series ( SPSS 2000 ) of Sutrisno Hadi and Yuni Parmadiningsih version.
Based on research results : ( 1 ) the relationship between parental guidance and academic achievement sociology students, based on calculations derived rx1y = 0,328 and p = 0.019, it can be concluded there is a positive relationship between parental guidance and academic achievement of sociology with effective aid = 10.775% and Relative contribution = 77.615% accepted. ( 2 ) relationship between student delinquency and academic achievement, of sociology, based on calculation derived rx2y = -0.268 and p = 0.057, then to conclude there is a
negative relationship between delinquency and academic archievement sociology student with Effective Contribution = 3.108% and relative contribution = 22.385% accepted. ( 3 ) relationship between parental guidance and delinquency sociology student learning archievement based on calculations derived Rx(12)y = 0.373 and
commit to user
vii MOTTO
...Dan aku mengatakan bahwa kehidupan memang kegelapan jika tanpa keinginan; dan semua keinginan adalah buta tanpa pengetahuan; dan semua pengetahuan adalah kosong jika tanpa disertai kerja; dan kerja adalah hampa kecuali jika ada cinta; kerja membuat cinta menjadi nyata...
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan kepada :
1. Bapak dan Ibu tersayang, yang telah membesarkan serta mendidik dengan penuh cinta kasih.
2. Kakak Roy Tony, Sita dan Ratih terimakasih atas semuanya.
3. Sahabatku Freedom holic dan semua pihak yang dengan senang hati telah memberikan bantuan, motivasi dan semangat.
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan anugerah-Nya sehingga skripsi dengan judul Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua dan Kenakalan Dengan Prestasi Belajar Sosiologi Pada Siswa Kelas XI SMA Kristen 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 akhirnya dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Sosiologi-Antropologi.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Atas segala bentuk bantuannya, penulis berterima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini.
2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd Ketua Program Studi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini. 3. Drs. H MH. Sukarno, M.Pd Ketua Program Pendidikan Sosiologi-Antropologi
Jurusan P. IPS FKIP UNS yang telah berkenan memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Noor Muksin Iskandar, M.Pd Pembimbing I atas segala arahan dan bimbingannya.
5. Atik Catur Budiati, Sos.MA Pembimbing II atas segala arahan dan bimbingannya.
commit to user
x
7. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan kritik dari pembaca yang budiman sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini.
Surakarta, Januari 2011
commit to user
xi DAFTAR ISI
JUDUL ... ... i
PENGAJUAN ... ... ii
PERSETUJUAN ... iii
PENGESAHAN. ... iv
ABSTRAK ... ... v
ABSTRACT ... ... vi
MOTTO ... ... vii
PERSEMBAHAN... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN . ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka... 10
1. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar Sosiologi ... 10
2. Tinjauan Tentang Bimbingan Orang Tua. ... 31
3. Tinjauan Tentang Kenakalan Siswa ... 44
B. Kerangka Berpikir ... 75
C. Hipotesis ... 77
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 78
B. Populasi Dan Sampel ... 79
commit to user
xii
D. Rancangan Penelitian ... 104
E. Teknik Analisis Data ... 110
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 116
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 121
C. Pengujian Hipotesis ... 129
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 134
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 138
B. Implikasi ... 139
C. Saran ... 140
DAFTAR PUSTAKA ... 143
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Uraian waktu penelitian... 78
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Bimbingan Orang Tua. ... 117
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Kenakalan Siswa... 118
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Belajar Sosiologi ... 120
Tabel 5. Uji Normalitas Sebaran Variabel Prestasi Belajar ( Y ) ... 122
Tabel 6. Uji Normalitas Sebaran Variabel Bimbingan Orang Tua ... 123
Tabel 7. Uji Normalitas Sebaran Variabel Kenakalan Siswa. ... 124
Tabel 8. Rangkuman Analisis Linearitas X1Dengan Y... 125
Tabel 9. Rangkuman Analisa Linearitas X2Dengan Y ... 126
Tabel 10. Matriks Interkorelasi... 129
Tabel 11. Koefisien Beta Dan Korelasi Parsial. ... 130
Tabel 12. Rangkuman Analisis Regresi Model Penuh... 131
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berpikir ... 77
Gambar 2. Grafik Histogram Data Variabel Bimbingan Orang Tua ( X1) ... 117
Gambar 3. Grafik Histogram Data Variabel Kenakalan Siswa. ... 119
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-kisi Koesioner / Angket Try Out ... 148
Lampiran 2. Koesioner / Angket Try Out ... 151
Lampiran 3. Data Try Out Analisis Kesahihan Butir ( Validity ) Bimbingan Orang Tua... 162
Lampiran 4. Data Try Out Keandalan Teknik Alpha Cronbach Bimbingan Orang Tua... 164
Lampiran 5. Data Try Out Analisis Kesahihan Butir ( Validity ) Kenakalan Siswa. ... 168
Lampiran 6. Data Try Out Uji Keandalan Teknik Alpha Cronbach Kenakalan. 170 Lampiran 7. Data Sebaran Frekuensi dan Histogram ... 172
Lampiran 8. Data Uji Normalitas Sebaran ... 177
Lampiran 9. Data Uji Linearitas . ... 182
Lampiran 10. Data Anareg Model Penuh dan Strewise ... 185
Lampiran 11. Data Kurva fit Bimbingan Orang Tua dan Kenakalan Siswa .. 188
Lampiran 12. Surat Perijinan Skripsi Nomor / H27. 1. 2 / PP/ 2010... 190
Lampiran 13. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ... 191
Lampiran 14. Surat Ijin Permohonan Research / Try Out Nomor 665 / H 27. 1. 2/ PP / 2010 ... 192
Lampiran 15. Surat Ijin Permohonan Research / Try Out Nomor 665 / H 27. 1. 2/ PP / 2010 ... 193
Lampiran 16. Permohonan Ijin Research Nomor 665/H27. 1. 2/PP/ 2010 .... 194
Lampiran 17. Surat Keterangan Bukti Telah Melakukan Research Dari Kepala Sekolah SMA Kristen 2 Surakarta Nomor : 432.7 / 2010. ... 196
Lampiran 18. Pengantar Koesioner / Angket Penelitian. ... 197
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha kepribadian dan kemampuan manusia
seumur hidup baik jasmani dan rohani serta suatu proses budaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia. Dilihat dari segi ilmu jiwa,
pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan kehidupan yang merupakan
interaksi antara individu dengan lingkungan sosial sehingga meningkatkan
perkembangan material dan spiritual. Oleh karena itu, upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa menuju pencapaian generasi berkualitas
merupakan tanggung jawab bersama. Dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa :
“Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.( UU Sisdiknas 2003 : 2 )
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memegang
peranan penting dalam menyiapkan generasi penerus. Proses pendidikan di
sekolah dilaksanakan dalam bentuk belajar. Bagi siswa, belajar merupakan
kewajiban yang harus dilaksanakan. Keberhasilan siswa dalam belajar
ditandai dengan prestasi belajar yang tinggi. Tujuan setiap proses
pembelajaran adalah diperolehnya hasil yang optimal. Hal ini dapat dicapai
apabila siswa terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional
dalam belajar.
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan
siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya
seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya
commit to user
untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar
mengajar berlangsung. Adapun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh
karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang
beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan
menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar
adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam
tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada
suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan
prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi perlu dimiliki oleh
setiap siswa, karena itu modal awal untuk kemajuan anak itu sendiri.
Apabila setiap siswa memiliki semangat belajar yang tinggi, maka hasil
atau tujuan yang diinginkan siswa itu akan tercapai. Orang yang memiliki
semangat belajar tinggi, akan tercermin dari dirinya sehingga lebih
cenderung aktif dalam mengerjakan tugas-tugas menantang. Dalam batas
kemampuannya, memiliki rasa keinginan kuat untuk maju dalam mencapai
taraf keberhasilan dari taraf yang dicapai sebelumnya. Semangat belajar ini
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan sikap, perilaku,
keharmonisan keluarga, lingkungan pergaulan siswa, dan bimbingan orang
tua.
Di Indonesia adanya batas kelulusan untuk setiap mata pelajaran dari
tahun ke tahun selalu meningkat, ini membuat pihak sekolah bekerja keras
untuk membantu siswanya mencapai batas kelulusan tersebut. Pihak
sekolah dan orang tua dituntut untuk mengadakan kerjasama guna
meningkatkan prestasi siswa dalam belajar.
Pendidikan tidak hanya terbatas pada saat terjadi interaksi belajar
mengajar di sekolah, akan tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
commit to user
ilmu sangat penting, artinya komunikasi sangat besar peranannya dalam
menentukan keberhasilan pendidikan yang bersangkutan. Komunikasi, baik
verbal maupun nonverbal pada dasarnya merupakan salah satu aspek yang
penting dalam proses pendidikan anak, juga merupakan sumber-sumber
rangsangan untuk membentuk kepribadian anak. Apabila komunikasi antara
orang tua dan siswa dapat berlangsung dengan baik, maka masing-masing
pihak dapat saling memberi dan menerima informasi, perasaan dan
pendapat sehingga dapat diketahui apa yang diinginkan, dan konflikpun
dapat dihindari. Keterbukaan melalui komunikasi ini akan menumbuh
kembangkan bahwa siswa dapat diterima dan dihargai sebagai manusia.
Sebaliknya bila tidak ada komunikasi yang baik maka besar kemungkinan
kondisi kesehatan mentalnya mengalami hambatan. Tinggi rendahnya suatu
capaian mutu pendidikan yang dipengaruhi oleh komunikasi antara
orangtua dengan siswa, sering disebut komunikasi pendidikan.
Orang tua yang dimaksud dalam hal ini adalah ayah, ibu, atau orang
yang bertanggung jawab dalam perkembangan kepribadian mereka. Menurut Suherman (2000: 8) menyatakan bahwa “Ada tiga jenis sikap
orang tua dalam keluarga yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang siswa yaitu sikap otoriter, sikap liberal dan sikap demokratis ”. Bimbingan
orang tua merupakan salah satu faktor untuk mencapai prestasi belajar yang
maksimal. Bimbingan orang tua di rumah akan membantu menumbuhkan
semangat belajar siswa. Orang tua juga berperan sebagai pendidik yaitu
bertugas untuk menanamkan nilai-nilai moral dan kehidupan yang akan
menjadi landasan yang kuat bagi tumbuhnya jiwa dan pribadi siswa.
Keluarga merupakan wahana bagi siswa untuk menimba berbagai ilmu
pengetahuan. Melalui bimbingan orang tua siswa mengenal nilai-nilai
moral, mengenal tindakan yang baik dan yang buruk sebelum ia
mengembangkan interaksi sosial di luar lingkungan keluarganya.
commit to user
disebabkan karena otoritasnya tetapi lebih pada bagaimana
mengkomunikasikan nilai-nilai tersebut yang disesuaikan dengan tingkat
perkembangan intelektualnya.
Bimbingan sangat diperlukan bagi siswa, terutama pada siswa
menginjak remaja seperti siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Mereka
sangat membutuhkan pengawasan dan bimbingan dari orang tua yang ketat.
Di lingkungan kampung Jetis Rt 01 Rw. 02 Gentan Baki Sukoharjo pada
jam-jam wajib belajar di rumah, banyak siswa-siswa sekolah tingkat
lanjutan kurang mendapat pengarahan dari orang tuanya. Ini terbukti
dengan mereka berkeliaran di jalan yang tidak ada manfaatnya. Diilihat dari
prestasi sekolahnya juga terlihat lebih kurang, dibanding dengan
siswa-siswa yang mendapat pengawasan dari orang tuanya. Bimbingan orang tua
sangat dibutuhkan untuk membantu mengarahkan anaknya dalam
memecahkan masalah, mengarahkan waktu belajar dengan baik, membantu
siswa di dalam kesulitan belajar, dan sebagainya.
Bimbingan orang tua sangat dibutuhkan untuk membantu pencapaian
prestasi siswa secara maksimal, hal ini dikarenakan orang tua yang
mengetahui kebutuhan anaknya akan memberikan pengawasan belajar
siswa, pemberian semangat siswa dalam belajar. Orang tua juga harus
berusaha menciptakan suasana belajar yang kondusif dilingkungan
keluarga, karena lingkungan keluarga sangat berpengaruh besar terhadap
semangat belajar siswa di rumah.
Keluarga melalui orang tua harus memberikan bimbingan pada
anaknya mengenai pengertian atau pendidikan yang sesuai dengan norma
keluarga, sekolah, masyarakat dan agama. Menurut Yuliani Prestyaningrum
(2006. Solo Pos IX) menyebutkan bahwa:
commit to user
menjelaskan masalah dengan lebih jelas dan lugas (Solo Pos, 29 Oktober 2006).
Tinggi rendahnya prestasi siswa selain disebabkan oleh bimbingan
orang tua, faktor sosial juga berpengaruh sehingga siswa menjadi sangat
semangat dalam belajarnya. Memasuki usia siswa yaitu masa transisi dari
masa siswa-siswa menuju dewasa dengan rentang umur 14 tahun keatas
biasanya dimulai siswa memasuki bangku SLTA, maka rasa keingintahuan
remaja kadang-kadang kurang disertai berbagai pertimbangan rasional dan
pengetahuan yang cukup akan akibat lanjut dari suatu perbuatan. Fenomena
pergaulan siswa saat ini sudah sangat mengerikan. Hedonisme nyaris
menjadi panutan, sementara norma-norma hidup yang tercipta selalu
dilanggar. Menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah
tujuan utama didalam hidup. Mereka cenderung lebih bersenang-senang,
pesta pora, hidup sebebas-bebasnya, mengikuti hawa nafsu tanpa batas,
sehingga mereka beranggapan bahwa hidup ini hanya sekali dan mereka
ingin menikmati hidup tanpa menghiraukan orang lain disekitarnya.
Keadaan keluarga yang tidak lagi memberikan rasa aman, yang
akhirnya menyebabkan banyak terjadi konflik batin yang serius sehingga
pada umumnya mereka menderita kekalutan mental dengan satu atau dua
ciri penyimpangan seperti kenakalan remaja dengan merancang
kegiatan-kegiatan yang dianggap melanggar norma masyarakat, agama, dan hukum.
Pendapat umum tentang kenakalan adalah tindakan yang melanggar
norma yang biasanya dilakukan oleh siswa. Kenakalan remaja yang
dilakukan sendiri maupun berkelompok, bervariasi dari ringan sampai yang
berat dan sampai dihukum pidana. Kenakalan siswa yang dikategorikan
ringan misalnya membolos sekolah. Di Surakarta misalnya, dari sedikitnya
15 pelajar masih menggenakan seragam jenjang sekolah SMP dan SMA
terkena razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surakarta pada
commit to user
ditemukan petugas berkeliaran di luar sekolah saat jam pelajaran sekolah
masih berlangsung, para pelajar itu kedapatan bermain play station (PS) dan
ada pula yang sedang asyik di warnet, padahal jam sekolah belum usai, di
seputar Kampus AUB (Universitas Adi Unggul Bhirawa), dan yang lain di
daerah sekitar jalan Adi Sucipto. Sebagian dari mereka kedapatan sedang
main PS.
( Solopos 14 Januari 2010)
Kenakalan siswa yang berat sebagai contoh adalah peristiwa
kenakalan siswa khususnya penyalahgunaan narkoba dan seks bebas oleh
siswa telah sangat menggelisahkan masyarakat dan keluarga-keluarga di
Indonesia.
Hasil survai Badan Narkoba Nasional (BNN) Tahun 2005 terhadap 13.710 responden di kalangan pelajar menunjukkan penyalahgunaan narkoba usia termuda 7 tahun dan rata-rata pada usia 10 tahun. Survai dari BNN ini memperkuat hasil penelitian Prof. Dr. Dadang Hawari pada tahun 1991 yang menyatakan bahwa 97% pemakai narkoba yang ada selama tahun 2005, 28% pelakunya adalah remaja usia 17-24 tahun. Perilaku seks bebas di kalangan remaja juga sudah sangat mengkhawatirkan. Menurut Dr. Boy Abidin, SpOG sebagaimana dipaparkan pada Rubrik Seputar Kita 2008 dalam www.concern.net, angka seks remaja Indonesia telah mencapai 22,6%. Data yang tidak jauh berbeda dipaparkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang menyatakan, sekitar 23 persen remaja usia sekolah SMP dan SMA di Indonesia mengaku sudah pernah melakukan hubungan seks dan 21 persen di antaranya melakukan aborsi.
(Rubrik Sekitar Kita 2008 waktu akses kamis 18 mei 2010 )
Pada dasarnya kenakalan-kenakalan tersebut dilakukan oleh siswa
yang menyebabkan siswa lupa akan belajar, usia remaja yaitu masa transisi
dari masa anak-anak menuju dewasa dengan masa transisi yang mudah
goyah dan mudah terombang-ambing membawa mereka lebih mudah untuk
terpengaruh dengan kegiatan-kegiatan yang mereka anggap menyenangkan.
commit to user
tidak diterima oleh orang tua dan keluarganya, siswa akan berusaha lari ke
kelompok yang dapat menerima dan merasa mereka aman di dalam
kelompok tersebut. Akibatnya kenakalan tersebut dapat merugikan diri
mereka sendiri sekaligus juga merugikan orang lain. Kenakalan yang
dilakukan siswa itu menyebabkan siswa malas untuk belajar dan nilai-nilai
raport mereka menurun tajam, sehingga pergaulan anak dipersalahkan, ini
disebabkan karena anak kurang dapat membatasi diri dalam membagi
waktu belajar dengan pergaulannya di luar sekolah. Kurangnya perhatian
dan pengawasan dari orangtua pun salah satu faktor penyebab terjadinya
kenakalan siswa dan yang dapat mempengaruhi penurunan dalam prestasi
belajar. Dengan demikian bimbingan orang tua mempunyai pengaruh yang
penting dalam pembentukan sikap ataupun perilaku siswa dan memberikan
semangat belajar dalam prestasi belajar siswa di sekolah. Sehingga tingkah
laku siswa yang menyimpang dapat dicegah sedini mungkin dan siswa
dapat lebih fokus untuk meningkatkan prestasi belajar .
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti merumuskan
judul “Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua dan Kenakalan Siswa
Dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa kelas XI Sma Kristen 2 Surakarta Tahun 2010-2011”
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan suatu
permasalahan sebagai berikut:
1. Adakah hubungan yang signifikan antara bimbingan Orang Tua dengan
Prestasi Belajar Sosiologi Siswa SMA Kristen 2 kelas XI Surakarta?
2. Adakah hubungan yang signifikan antara Kenakalan Siswa dengan
Prestasi Belajar Sosiologi Siswa SMA Kristen 2 kelas XI Surakarta ?
3. Adakah hubungan yang signifikan antara Bimbingan Orang Tua dan
Kenakalan Siswa dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa SMA Kristen
commit to user
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara Bimbingan Orang Tua
dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kristen 2 kelas XI Surakarta
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara Kenakalan Siswa
dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa SMA Kristen 2 kelas XI
Surakarta
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara Bimbingan Orang Tua
dan Kenakalan Siswa dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa SMA
Kristen 2 kelas XI Surakarta
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara
praktis maupun teoritis yaitu :
1. Manfaat Praktis
a. Sebagai masukan bagi orang tua agar dapat membimbing
siswa dengan pencapaian prestasi belajar sehingga siswa
merasa aman dan semangat dalam belajar.
b. Sebagai masukan orang tua sehingga dapat mengawasi
perkembangan transisi siswa agar tidak terpengaruh pada
kenakalan remaja.
c. Sebagai landasan bagi penelitian lebih lanjut yang ada
hubungannya dengan bimbingan orang tua dan prestasi
belajar siswa.
2. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada
peneliti lain untuk mengembangkan penelitian lain yang
commit to user
b. Menambah pengetahuan penelitian pada Program Sosiologi
-Antropologi Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta guna menambah
pengetahuan dalam sosiologi khususnya perkembangan
peserta didik dan sosiologi keluarga untuk mengukur tingkat
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Tinjauan Pustaka
Di dalam penelitian kuantitatif, landasan teori memiliki peranan
yang penting, dikarenakan sebagai upaya dalam merumuskan hipotesis
penelitian yang nantinya akan diuji di lapangan. Dalam tinjauan pustaka ini
akan dibahas mengenai bimbingan orang tuakenakalan siswa dan prestasi
belajar sosiologi sebagai permasalahan atau variabel dalam penelitian ini.
1. Tinjauan tentang Prestasi Belajar Sosiologi
a. Mata Pelajaran Sosiologi
Pada dasarnya sosiologi mempunyai dua pengertian dasar yaitu
sosiologi sebagai ilmu dan sosiologi sebagai metode. Sosiologi sebagai
ilmu artinya bahwa sosiologi merupakan kumpulan pengetahuan
tentang masyarakat dan kebudayaanya yang disusun secara sistematis
berdasarkan analisis berpikir yang logis. Sedangkan sebagai metode
artinya bahwa sosiologi adalah cara berpikir untuk mengungkapkan
realitas sosial dan budaya yang ada di dalam masyarakat dengan
prosedur dan teori yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Secara etimologi sosiologi berasal dari kata socius yang berarti
masyarakat atau sosial danlogosberarti ilmu, jadi sosiologi adalah ilmu
sosial atau ilmu tentang masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto (1990:57 ) “ Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial
dan proses-proses sosial, termasuk di dalamnya perubahan-perubahan sosial “.
b. Pengertian Prestasi
Dalam kegiatan belajar mengajar, setelah terjadi proses belajar
mengajar, perlu bagi seorang pendidik untuk mengetahui keberhasilan
commit to user
proses belajar mengajar tersebut. Seberapa jauh kemampuan siswa
dalam memahami dan menerima berbagai hal yang telah disampaikan
oleh guru. Hasil yang dicapai oleh seorang siswa ditunjukkan dengan
prestasi belajar siswa.Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu
prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “pestasi” yang berarti “hasil usaha”. Untuk itu perlu diketahui berbagai pengertian
prestasi menurut para ahli yang berkaitan dengan prestasi belajar
tersebut sebagai berikut :
Syaiful Bahri Djamarah (1990:19) mengatakan bahwa “Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok.”
Hal ini dapat dijelaskan bahwa prestasi tidak akan pernah
dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam
kenyataannya, untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang
dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang
harus dihadapi untuk mencapainya baik itu secara individual maupun
kelompok. Prestasi merupakan jerih payah yang harus diperjuangkan
baik itu secara individu maupun secara kelompok. Keberhasilan dalam
sebuah aktivitas tertentu menghasilkan prestasi sebagai hasil cipta dan
karsa manusia dalam mendapatkan sesuatu.
Ketut Sukardi (1983 : 26) bahwa “Prestasi adalah suatu
hasil yang maksimal yang diperoleh dalam usaha
mengaktualisasikan dan mempotensikan diri lewat belajar”.
Prestasi merupakan titik kulminasi dalam sebuah kesesuaian dan
perjuangan akan kemenangan dan hasil maksimal. Dalam usaha untuk
mengaktualiasikan diri dan kemampuan menjadikan prestasi adalah
commit to user
dan usaha panjang inilah akan memacu seluruh potensi diri untuk
memaksimalkan kinerja dan usaha dengan belajar.
Dari pendapat-pendapat tersebut di atas dapat peneliti simpulkan
prestasi bukan datang secara tiba-tiba, namun prestasi adalah akumulasi
upaya dan cipta usaha manusia untuk mendapatkan hasil maksimal
dalam bentuk kerja dan inisiatif usaha baik diciptakan secara individu
maupun diusahakan scara kelompok. Batasan-batasan manusia itu
menjadi sebuah hasil upaya dan usaha manusia dalam mendapatkan
hasil yang terbaik. Potensi diri dan aktualisasi kemampuan dalam
kehidupan dan persaingan itulah menjadikan manusia harus selalu
berusaha menjadi lebih baik dengan segala upaya dalam proses
pembelajaran hidup. Dalam hal ini prestasi adalah suatu hasil,
kemampuan, ketrampilan yang maksimal yang diperoleh dalam usaha
mengaktualisasikan dan mempotensikan diri lewat belajar.
c. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup. Kemampuan
belajar yang dimiliki manusia merupakan bekal yang sangat pokok.
Berdasarkan kemampuan itu, manusia telah berkembang selama
berabad-abad dan telah mengalami perkembangan dengan cara
membuka kesempatan yang luas baginya untuk memperkaya diri dan
mencapai taraf yang lebih tinggi. Masing-masing manusia pun
mengalami banyak perkembangan di berbagai bidang kehidupan.
Perkembangan ini dimungkinkan karena adanya kemampuan untuk
belajar, yaitu mengalami perubahan-perubahan mulai saat lahir sampai
umur tua. Berikut disajikan pendapat beberapa pakar yang berbicara
tentang belajar :
Ngalim Purwanto (2003:84) menyatakan bahwa “ Belajar
commit to user
laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman “.
Pendapat Ngalim Purwanto mengandung arti bahwa adanya
kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa ditandai dengan adanya
perubahan yang relatif tetap akibat latihan dan pengalaman yang
diperolehnya dalam proses belajar. Belajar merupakan sebuah gejolak
relatifitas kemungkinan-kemungkinan perubahan dan tingkah laku
manusia sebagai dampak dari sebuah perngalaman hidup dan latihan
yang terus menerus.
Sardiman A.M. (1990:23) menyatakan bahwa“ Belajar adalah
rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju
perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti
menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik “
Pendapat dari Sardiman A.M mengandung maksud bahwa
proses belajar melibatkan keseluruhan aspek diri manusia baik
psikologis maupun fisiologis dalam rangka pengembangan dirinya.
Dalam proses pengembangan pribadi seseorang adalah perpaduan
beberapa aspek dalam diri manusia, aspek cipta, rasa, dan karsa. Aspek
itu menjadi perpaduan dalam diri manusia dan selanjutnya menjadi
rangkaian utuh perilaku manusia. Di samping aspek tersebut ada
pengaruh lain yang selalu menjadi penilaian belajar seseorang. Aspek
sikap, pengetahuan, dan juga pola gerak manusia atau kognitif, afektif
dan psikomotorik akan menghantarkan manusia dalam keterpaduan
tiga ranah tersebut untuk memaksimalkan potensi belajar.
Menurut Slameto (1995 : 2) menyatakan bahwa“Belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
commit to user interaksi dengan lingkungannya”.
Pendapat dari Slameto mengandung maksud bahwa proses
belajar yang dilakukan oleh siswa ditandai dengan suatu perubahan
tingkah laku yang dihasilkan dari pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Sebagai pengalaman empiris manusia
dan interaksi dengan lingkungan menjadi sebuah dialektika
pembelajaran bagi manusia.
Dari pendapat-pendapat tersebut di atas pengalaman dan latihan
pada hubungan sebab-akibat merupakan gabungan cantik dari sebuah
pembelajaran yang efektif. Ketergantungan manusia pada lingkungan
juga tidak dapat lepas untuk membentuk pengalaman dan pembelajaran
hidup manusia. Maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
belajar adalah suatu usaha secara sadar yang dilakukan oleh individu
yang menghasilkan perubahan tingkah laku baik sikap, kebiasaan
maupun pengetahuan, sebagai hasil dari pengalaman yang diperoleh
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, dan proses
perubahan bersifat tetap, dilakukan secara sengaja dan menghasilkan
perubahan yang bersifat permanen.
d. Pengertian Prestasi Belajar
Proses belajar mengajar, perlu bagi seorang pendidik untuk
mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar tersebut. Seberapa
jauh kemampuan siswa dalam memahami dan menerima berbagai hal
yang telah disampaikan oleh guru. Rangkaian kegiatan peserta didik
yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, serta ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik adalah sebuah siklus tak terputus dalam
penilaian dan evaluasi prestasi belajar peserta didik. Beberapa ahli
commit to user
Singgih D. Gunarso (1990:57), mengemukakan bahwa “Prestasi
belajar adalah hasil maksimal yang dicapai seseorang setelah melakukan usaha belajar.”
Memaksimalkan potensi diri dalam tujuan mendapatkan hasil
terbaik adalah sebuah usaha yang tidak akan sia-sia. Kemampuan
manusia yang mempunyai kelebihan dan kekurangannya menjadikan
sebuah kekuatan spesial yang diberikan Tuhan. Anugerah itu yang akan
memacu manusia untuk berusaha maksimal untuk mendapatkan
keinginan terbaik.
Sutartinah Tirtonegoro (2001:43) mengemukakan “Prestasi belajar
adalah penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk
simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu”.
Ketercapain peserta didik dalam hitungan angka dan huruf
merupakan kumpulan sebuah penilaian panjang dalam proses belajar
mengajar. Proses yang terakumulasi itulah menjadi sebuah tolak ukur
pendidik dalam menentukan keberhasilan proses mengajar. Proses
bertemunya pendidik dan peserta didik, dalam sebuah pembelajaran
panjang akan mencerminkan sebuah hubungan simbiosis mutualisme
pembelajaran. Keterikatan inilah menjadikan penilaian hati yang
tentunya tak hanya sekedar angka dan huruf. Sikap dan karakter peserta
didik menjadi sebuah ukuran wajib dalam penilai proses pembelajaran.
Syaiful Bahri Djamarah (1990:24) mengemukakan bahwa “Prestasi belajar adalah penilaian tentang kemajuan siswa dalam segala
hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan, kecakapan atau ketrampilan yang dinyatakan sesudah penilaian.”
Dari pendapat-pendapat tersebut di atas hasil usaha maksimal
yang dicapai seseorang setelah melakukan usaha belajar akan
commit to user
adalah sebuah usaha yang tidak akan sia-sia. Dapat peneliti simpulkan
bahwa prestasi belajar adalah sebagai hasil perubahan yang telah
dicapai seseorang setelah melakukan usaha belajar dalam suatu waktu
tertentu yang dibuktikan dengan keberhasilan menguasai sejumlah
pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran
yang lazimnya dinyatakan dalam bentuk huruf dan angka yang
diperoleh melalui tes.
e. Fungsi dan Kegunaan Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan faktor penting dalam kehidupan
manusia, karena manusia selalu butuh akan pengukuran dan sekaligus
sebagai sarana untuk mengukur kemampuan dirinya. Bagi siswa di
sekolah prestasi merupakan faktor penting bagi siswa untuk mengetahui
sejauh mana ia telah berhasil menguasai materi yang dipelajari. Prestasi
juga berfungsi sebagai alat ukur untuk mengungkapkan kebanggaan dan
kepuasannya terhadap prestasi yang diraihnya.
Adapun fungsi utama dari prestasi belajar menurut Zainal Arifin
(1990 : 3-4) adalah :
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai siswa.
2) Prestasi belajar sebagai lambangan pemuasan hasrat ingin tahu.
3) Prestasi belajar sebagai informasi dalam inovasi pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan.
5) Prestasi belajar sebagai indikator terhadap daya serap (kecerdasan)
siswa.
Lebih jelasnya dapat peneliti jelaskan maksud dari pernyataan di
atas:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
commit to user
siswa kita akan mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap
materi yang telah diterimanya dan seberapa banyak pengetahuan
yang telah siswa serap terhadap materi yang telah diterimanya.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
Seberapa besar pemuasan hasrat keingintahuan siswa bisa dilihat
dari prestasi belajar. Adanya hasrat ingin tahu akan mendorong siswa
berusaha secara maksimal sehingga apa yang diperoleh sesuai
dengan apa yang diinginkan dan diusahakan. Keinginan ini
merupakan landasan kebutuhan umum pada manusia, siswa akan
puas jika kebutuhan terpenuhi.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah bahwa prestasi dapat dijadikan pendorong bagi
siswa untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari sesuatu
institusi pendidikan. Arti indikator intern yaitu apakah kurikulum
yang digunakan oleh institusi pendidikan relevan dengan kebutuhan
masyarakat dan siswa atau tidak. Dengan kata lain prestasi belajar
dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di
masyarakat.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik
merupakan masalah utama dan pertama karena anak didiklah yang
diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah
diprogramkan dalam kurikulum. Dalam hal ini prestasi belajar
mencerminkan apa yang telah diusahakan oleh siswa atau sebagai
gambaran mengenai kemampuan siswa. Sehingga dengan prestasi
commit to user pelajaran yang telah diajarkan.
Sardiman A.M. (1990:69) mendefinisikan kegunaan prestasi
belajar banyak ragamnya, namun diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar.
2) Prestasi belajar digunakan oleh guru untuk mengukur
kemampuannya dalam memberikan materi kepada anak didiknya.
3) Untuk keperluan diaknostik.
4) Prestasi belajar berfungsi untuk mengetahui kesulitan-kesulitan
yang dialami oleh siswa dalam suatu hal atau bagian pelajaran
tertentu atau untuk mengetahui kesulitan-kesulitan atau hal-hal
yang belum diketahui oleh siswa terhadap pelajaran yang telah
diberikan.
5) Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan.
Dengan mengetahui prestasi belajar siswa maka dapat diketahui
karakteristik siswa dengan segala kelebihan dan kekurangannya,
sehingga dapat membantu siswa dalam berbagai kepentingan yang
berhubung dengan studi dan pilihan pekerjaan.
1) Untuk keperluan seleksi.
Prestasi belajar digunakan untuk mengambil keputusan yang dapat
diterima secara rasional dan dianggap adil. Keadaan ini terutama
akan terjadi dalam hal penerimaan siswa baru.
2) Untuk keperluan penempatan dan penjurusan.
Prestasi belajar berfungsi dalam memberikan pelayanan yang sesuai
dengan ! masing-masing anak, mungkin guru
memandang perlu untuk mengelompokkan siswa menjadi beberapa
kelompok. Dengan adanya kelompok yang sesuai dengan
kemampuannya ini maka guru dapat memberikan perhatian dan
commit to user 3) Untuk menentukan isi kurikulum.
Prestasi belajar sangat bernilai dan bermanfaat untuk mengambil
keputusan dalam berbagai program pembelajaran dan pengembangan
kurikulum. Program-program pembelajaran disini termasuk
upaya-upaya inovasi baik yang dilakukan oleh institusi maupun atas
inisiatif guru itu sendiri.
4) Untuk menentukan kebijaksanaan sekolah.
Prestasi belajar digunakan untuk mengetahui kualitas dan tingkat
relevansi dan efisiensi suatu sekolah, apakah termasuk sekolah yang
baik atau kurang baik. Selanjutnya akan dapat diambil beberapa
tindakan untuk kepentingan perbaikan terhadap
kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang dialami.
Dari berbagai uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
fungsi prestasi belajar adalah sebagai pendorong bagi anak didik atau
warga belajar dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan sebagai
umpan balik bagi para guru atau tenaga pengajar dalam proses belajar
mengajar. Selain berfungsi sebagai tolak ukur keberhasilan dalam
bidang studi atau materi pembelajaran, prestasi belajar juga berfungsi
sebagai tolak ukur tingkat keberhasilan lembaga pendidikan dalam
menghantar anak didik atau warga belajar menyelesaikan belajar
mereka.
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar pada
hakikatnya sama dengan faktor prestasi yang dicapai seorang individu
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Pengenalan faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar penting sekali artinya dalam membantu siswa mencapai
prestasi belajar yang sebaik-baiknya.
commit to user
pendapat Slameto (2003 : 54) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan
menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang dalam diri individu yang sedang
belajar, meliputi faktor fisiologis, faktor psikologi dan faktor
kelelahan. Penjelasan dari masing-masing faktor tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis dalam belajar dapat dibedakan lagi menjadi dua
macam, yakni keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan
fungsi fisiologis tertentu. Lebih lanjut dijabarkan sebagai berikut:
1) Keadaan Jasmani
Keadaan jasmani yang dimaksudkan disini adalah berkaitan
dengan kondisi fisik individu belajar, yakni kondisi badan saat
belajar. Keadaan fisik yang yang segar dengan yang tidak
baik, akan berpengaruh tersendiri dalam belajar mengenai
keadaan jasmani. Proses belajar memerlukan nutrisi yang
cukup mengingat proses belajar memerlukan energi, dimana
energi tersebut dihasilkan oleh nutrisi yang dikonsumsi oleh
individu yang bersangkutan. Proses belajar juga akan
dipengaruhi oleh beberapa faktor kesehatan individu yang
sedang belajar, dimana beberapa penyakit yang diderita
sedikit banyak juga akan berpengaruh terhadap belajar. Proses
belajar akan terganggu apabila kesehatannya terganggu,
sehingga akan berpengaruh pula pada hasil belajar yang akan
commit to user 2) Keadaan Fungsi Fisiologis
Keadaan fungsi fisiologis yang dimaksudkan adalah segala
sesuatu yang berkaitan erat dengan fungsi panca indera.
Fungsi panca indera sangat berpengaruh, terutama fungsi mata
dan telinga mengingat proses belajar melibatkan proses
komunikasi antara guru dengan siswa. Selain itu indera yang
lain juga mempunyai peranan tersendiri dan perlu dijaga
kondisinya, seperti peraba, penciuman, perasa, yang biasanya
sangat bermanfaat dalam mata pelajaran praktikum.
b. Faktor Psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
individu, yang berkaitan erat dengan sisi kejiwaannya. Faktor
psikologis ini lebih lanjut merupakan faktor yang mendorong
mengapa seseorang melakukan perbuatan belajar. Mengenai hal
yang mendorong seseorang belajar, hal-hal yang mempengaruhi
belajar berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang ingin disalurkan
oleh individu dalam kegiatan belajarnya. Dalam pandangan ini
seorang individu belajar karena ingin mengetahui sesuatu, ingin
mencapai kemajuan, ingin membuktikan atau mengaktualisasikan
diri, ingin memperbaiki kegagalan untuk berprestasi,
mendapatkan rasa aman dalam menghadapi suatu masalah
ataupun untuk mendapatkan imbalan dari belajar yang
dilakukannya.
c. Faktor Kelelahan
Kelelahan dapat mempengaruhi belajar, karena apabila jasmani
dan rohani mengalami kelelahan maka sulit sekali untuk
berkonsentrasi, seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja.
Kelelahan jasmani terlihat dari lemah lunglainya tubuh dan timbul
commit to user
rohani dapat dilihat dari adanya kebosanan sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Faktor ini sering
timbul pada siswa yang membantu orang tuanya untuk mencari
nafkah, sehingga disaat ia harus belajar ia sudah kelelahan dan
menjadikannya malas belajar.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ialah faktor yang ada di luar individu yang sedang
belajar. Faktor eksternal tersebut dikelompokan menjadi tiga faktor,
yaitu: faktor keluarga, dan faktor lingkungan. Uraian berikut
membahas kedua faktor tersebut.
1) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa tingkat pendidikan orang tua, relasi antara anggota
keluarga, perhatian orang tua.
a) Tingkat pendidikan orang tua
Tingkat pendidikan orang tua sangat mempengaruhi
pandangan anak-anaknya dalam menempuh pendidikan yang
dijalaninya sebab semakin tinggi tingkat pendidikan orang
tua semakin tinggi pula kemampuan untuk membimbing dan
mengarahkan anaknya untuk melakukan aktifitas-aktifitas
tertentu di dalam masyarakat maupun di lingkungan
sekolahnya.
b) Relasi antara Anggota Keluarga
Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah
relasi orang tua dengan anaknya. Demi kelancaran belajar
serta keberhasilan siswa, perlu diusahakan relasi yang baik
di dalam keluarga siswa tersebut. Hubungan yang baik
adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang,
commit to user
untuk mensukseskan belajar siswa itu sendiri.
c) Perhatian Orang Tua
Orang tua yang banyak memberi perhatian dalam belajar
anaknya tentu akan berhasil mencapai prestasi yang baik,
akan tetapi orang tua yang kurang memberikan perhatian
pada anaknya juga akan mempengaruhi prestasi belajarnya.
2) Lingkungan
Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a) Lingkungan alami, seperti : keadaan suhu, kelembaban udara,
cuaca dan lain sebagainya.
b) Lingkungan sosial, seperti : suasana ramai, kehadiran orang
lain, dan lain sebagainya.
Menurut Slameto (1995:120) Ada beberapa faktor yang
tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar.
Faktor-faktor tersebut adalah: intelegensi, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan. Uraian berikut akan membahas
faktor-faktor tersebut, yaitu :
a) Intelegensi
Kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk
menghadapi dan menyelesaikan ke dalam situasi yang baru
dengan cepat dan efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya
dengan cepat. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap prestasi
belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang memiliki tingkat
intelegensi yang tinggi maka lebih berhasil dari pada siswa yang
memiliki tingkat intelegensi rendah.
b) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
commit to user
terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak
sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan
sebaik-baiknya, sehingga prestasinyapun akan rendah. Badan
pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan
disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.
c) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru
akan terelisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar
atau berlatih. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai
dengan bakat, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia seneng
belajar dan pasti selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya.
d) Motif
Motif erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai.
Dalam proses belajar harus diperhatikan yang dapat mendorong
siswa agar belajar dengan baik atau mempunyai motif untuk
berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan
melaksanakan kegiatan yang berhubungan atau menunjang
belajar. Motif yang kuat sangat perlu di dalam belajar, untuk
membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan
adanya latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaaan dan pengaruh
lingkungan.
e) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam
pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap
untuk melaksanakan kecakapan baru. Siswa yang sudah (siap)
dapat melaksanakan kecakapan melalui belajar. Jadi kemajuan
baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan
commit to user f) Kesiapan
Kesiapan adalah ketersediaan untuk member respon atau
reaksi. Ketersediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga
berhubungan dengan kematangan. Kesiapan perlu diperhatikan
dalam proses belajar, karena jika siswa belajar sudah ada
kesiapan, maka hasil belajarnya akan baik.
g) Kemandirian
Kemandirian adalah suatu sikap dimana seseorang mampu
berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Kemandirian
dalam belajar mempengaruhi prestasi belajarnya karena siswa
akan berusaha memecahkan kesulitan belajarnya sendiri, mencari
sumber belajar sendiri sehingga akan dapat menambah ilmunya
yang nantinya akan dapat meningkatkan prestasi.
g. Cara Mengukur Prestasi Belajar
Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, prestasi siswa
dapat diketahui dari hasil evaluasi. Menurut Muhibbin Syah (1995 : 141)” Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”.
Sedangkan menurut Tardif, yang dikutip oleh Muhibbin Syah (1995 : 141) menyebutkan “Evaluasi berarti proses penilaian untuk
menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan criteria yang telah ditetapakan”. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas,
maka dapat dipahami bahwa evaluasi ialah proses penilaian untuk
menggambarkan prestasi belajar siswa dalam pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan dalam sebuah program melalui kegiatan yang
berencana dan berkesinambungan.
Muhibbin Syah (1995 : 143) menyebutkan berbagai macam
commit to user 1) Pre Test dan Post Test
2) Evaluasi Prasyarat
3) Evaluasi Diagnostik
4) Evaluasi Formatif
5) Evaluasi Sumatif
Uraian berikut merupakan penjelasan dari macam-macam evaluasi
di atas :
1) Pre Test dan Post test
Kegiatan Pre test dilakukan oleh guru secara rutin sebelum
dimulai penyajian materi pelajaran. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan
disajikan. Post test ialah kegiatan yang dilakukan guru setiap akhir
penyajian materi, tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan
siswa atas materi yang telah diajarkan.
2) Evaluasi Prasyarat
Penilaian ini meliputi sejumlah bahan dengan ajaran atau bahan
yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya untuk
mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari
materi baru yang akan diajarkan.
3) Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai sebuah penyajian Satuan
Pelajaran dngan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian yang belum
dikuasai siswa.
4) Evaluasi Formatif
Evaluasi ini dilakukan pada akhir penyajian Satuan
Pelajaran/modul. Tujuan untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
Hasil diagnosis kesulitan belajar siswa tersebut digunakan sebagai
commit to user 5) Evaluasi Sumatif
Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur kinerja
akademik/prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan
program pengajaran. Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir
semester/akhir tahun ajaran. Hasilnya dijadikan bahan laporan
resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik
tidaknya siswa kekelas yang lebih tinggi.
Penilaian prestasi belajar haruslah mencakup tiga aspek atau
ranah, yakni :
1) Ranah kognitif
2) Ranah afektif
3) Ranah psikomotor
Keterangan dari masing-masing aspek atau ranah adalah
sebagai berikut :
1) Ranah kognitif
Ranah kognitif bertujuan mengarahkan siswa untuk
mengembangkan kemampuan intelektualnya. Sedangkan
kemampuan intelektual secara hirarkis dikelompokan menjadi
lima secara berturut-turut yaitu :
(a) Pengetahuan
Kemampuan ini merupakan hasil belajar yang paling
rendah. Tujuan ini bermaksud agar siswa mengenal
kembali bahan pelajaran yang telah diberikan. Untuk
mengukur hasil belajar ini guru dapat menggunakan
kata-kata operasional seperti mendifinisikan, melukiskan,
mengidentifikasikan.
(b) Pemahaman
Memahami yang dimaksud disini adalah mampu
commit to user
mempelajari materi yang diberikan akan dapat mengerti
apa yang telah diajarkan. Kata-kata operasional yang
dapat digunakan untuk mengukur kemampuan ini antara
lain membedakan, mengestimasi, menerangkan, menarik
kesimpulan, merangkum.
(c) Penerapan
Adalah kemampuan menggunakan informasi yang
telah dipelajari kedalam situasi nyata (realita) atau situasi
baru, termasuk dalam kemampuan ini adalah kemampuan
menggunakan konsep, teori, hukum, prinsip atau
rumus-rumus.
(d) Menganalisis
Analisis merupakan kemampuan yang lebih tinggi
daripada penerapan. Kemampuan analisis adalah
kemampuan untuk mengurai atau menjabarkan menjadi
bagian-bagian, hubungan antara bagian, serta mengenali
kembali organisasi secara keseluruhan. Kata-kata yang
menggambarkan tingkah laku analisis ini antara lain
menguraikan, memisahkan, menjabarkan dan
menurunkan.
(e) Mensitesis
Pada tingkat kemampuan ini siswa memiliki
kemampuan untuk merangkai atau mensintesiskan
bagian-bagian menjadi satu kebulatan yang terorganisasikan yang
bermakna. Termasuk dalam kemampuan ini adalah
menyusun suatu karangan, merencanakan suatu persoalan
atau masalah. Perilaku yang menggambarkan kemampuan
mensintesis ini antara lain mengkatagorisasi,
commit to user merekonstruksi.
(f) Evaluasi
Kemampuan menilai adalah kemampuan untuk
menerapkan ukuran-ukuran atau criteria atau hal yang
akan dinilai. Kata-kata yang menggambarkan perilaku
atau kemampuan ini antara lain menghargai, mengkritik
dan menilai hasil karya.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif berkenan dengan sikap dan nilai yang
bertujuan mengembangkan ketajaman emosi. Tipe hasil
belajar ranah afektif tampak pada siswa dalam berbagai
tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin,
motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas,
kebiasaan belajar dan hubungan sosial.
Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil
belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau
sederhana sampai tingkat yang kompleks.
a) Reciving/attending, yakni semacam kepekaan dalam
menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang
kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll.
Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk
menerima stimulus, control, dan seleksi gejala atau
rangsangan dari luar.
b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan
oleh seseorang terhadap stimulasinya yang datang dari
luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan,
kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang
kepada dirinya.
commit to user
kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam
evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima
nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima
nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.
d) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu
sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan
nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah
dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah
konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan
sebagainya.
e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yaitu
keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki
seseorang, yang mempengaruhikepribadian dan tingkah
lakunya.
3) Ranah Psikomotor
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk
ketrampilan dan kemampuan bertindak individu. Ranah
psikomotor bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan.
Menurut Muhibbin Syah (1995 : 142) kegiatan
evaluasi bertujuan untuk :
a) Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai
oleh siswa dalam kurun waktu proses belajar tertentu.
b) Untuk mengetahui posisi/kedudukan seorang siswa dalam
kelompok kelasnya.
c) Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa
dalam belajar.
d) Untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah
mendayagunakan kapasitas kongnitifnya (kemampuan
commit to user
Penilaian dalam proses belajar mengajar menjadi tolak ukur dalam
sebuah proses panjang pembelajaran tatap muka dan pertemuan dalam
proses belajar pendidik dengan peserta didik yang menghasilkan sebuah
kesimpulan utuh untuk menilai kemampuan dan penerimaan peserta didik.
Keberlangsungan pembelajaran tidak dapat lepas dari proses
penilaian dan penerimaan pengetahuan dan kecakapan. Proses yang
terakumulasi usaha dan kerja keras pembelajaran menjadi sebuah tolak
ukur pendidik dalam menentukan keberhasilan proses mengajar. Proses
yang terakumulasi itulah menjadi sebuah tolak ukur pendidik dalam
menentukan keberhasilan proses mengajar Dalam proses menentukan
inilah prestasi belajar siswa dapat diukur dalam proses penilaian akhir
pembelajaran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan juga bahwa pengukuran
prestasi belajar sosiologi adalah cara mengukur tingkat prestasi siswa yang
dapat memberikan gambaran tentang prestasi rendah, sedang, atau tinggi
yang dapat dicapai oleh seorang siswa terhadap mata pelajaran sosiologi.
2.Tinjauan Tentang Bimbingan Orang Tua
a) Pengertian Bimbingan
Dalam mengartikan bimbingan akan dijumpai pengertian yang
berbeda-beda namun pada dasarnya pengertian tersebut sama, sehingga
dapat saling melengkapi antara pengertian satu dengan yang lain.
Bimbingan adalah suatu proses membantu perkembangan individu untuk
mencapai kemampuanya secara maksimal dalam mengarahkan manfaat
yang sebenar-benarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat. Pada
hakikatnya bimbingan orang tua merupakan suatu usaha yang dilakukan
orang tua dalam membantu anaknya menuju suatu kedewasaan. Siswa
commit to user
orang tua tidaklah selalu terus menerus mendampingi. Ada saat-saat
tertentu dimana siswa harus dilepas dan diberi kebebasan untuk berdiri
sendiri.
Menurut Bimo Walgito (1995:4) “bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya,agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.”
Dari pernyataan di atas memiliki makna bahwa bimbingan yang di
berikan dapat dilakukan oleh satu orang maupun kelompok yang
mempunyai tujuan agar dapat memecahkan masalah yang dihadapi
sehingga ia mampu menjalani hidup dengan kesejahteraan. Dengan
memberikan bimbingan siswa mampu menambah pengetahuan,
pengalaman dan informasi yang belum pernah ia ketahui. Untuk itu
diperlukan seseorang atau ahli yang mempunyai kemampuan dalam
memberikan pertolongan supaya dapat membentuk pribadi yang
berkualitas.
Menurut Siti Rahayu Haditono dalam Saring Marsudi et al (2003:33) mengemukakan “bimbingan adalah bantuan dari seseorang kepada orang lain, baik siswa, orang muda, maupun orang tua untuk mengembangkan pandangannya sendiri, membuat keputusan sendiri dan mencari cara pengemasannya sendiri.”
Berdasarkan pernyataan di atas mengandung arti bahwa bimbingan
merupakan proses yang bertujuan untuk membantu individu agar dapat
mandiri. Untuk menjalani suatu kehidupan seseorang harus mendapatkan
bimbingan agar hidupnya terarah. Berbagai pelayanan diberikan
orang-orang supaya mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan
dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka
commit to user
Sahlan Syafei (2002:17) menyatakan bahwa “Bimbingan
adalah proses untuk membantu siswa untuk mengenal dirinya sendiri dan keluarganya.”
Pernyataan di atas ini memiliki makna bahwa suatu perbuatan yang
dilakukan membimbing adalah suatu bentuk usaha mengantar siswa atau
individu untuk melepaskan diri dan mandiri. Pemberian bantuan dan
pertolongan dalam membimbing dimasukkan supaya individu mampu
memahami dirinya sendiri terhadap lingkungan serta digunakan untuk
memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan apa yang ia
inginkan.
Berdasarkan pengertian bimbingan tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan
kepada seseorang atau kelompok, yang diberikan oleh seseorang yang
mempunyai kemampuan untuk membimbing, batuan itu diberikan
supaya mampu mengenal dirinya sendiri dan keluarganya. Pemberian
bantuan ini diberikan kepada individu atau sekelompok individu yang
membutuhkan bantuan dalam memecahkan masalah yang dihadapi
sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dan bijaksana. Hal ini
dimaksud agar tercapai kemampuan untuk memahami, menerima,
mengarahkan dan merealisasikan dirinya dengan lingkungan.
b) Pengertian Orang Tua
Orang tua bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa saat
berada di rumah. Orang tua dapat membimbing siswa menentukan
pilihan-pilihan dan membuat penyesuaian diri dengan lingkungan yang
bermanfaat bagi kehidupan mereka juga berperan membimbing siswa
untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dalam proses pencarian
commit to user memecahkan masalah yang di hadapi.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:629) mengatakan bahwa “Orang tua ialah ayah dan ibu kandung.”
Dari peryataan di atas mengandung arti bahwa orang tua adalah
orang dewasa yang telah berhasil membina suatu rumah tangga dan
mendapatkan suatu keturunan seorang anak dari Tuhan. Orang tua adalah
orang yang melahirkan anak-anaknya dan wajib mendidik, membimbing
dan mencukupi kebutuhan hidupnya orang tua menjadi suri teladan
anaknya, dan orang tua berperan menjadi pendidik pertama karena orang
tua sebagai tempat interaksinya anak yang pertama dan bertanggung
jawab untuk mendidik, membimbing dan membinanya.
Thamrin Nasution (1986:1) mengemukakan bahwa “Orang
tua adalah orang yang bertanggung jawab dalam suatu
keluarga atau rumah tangga, yang dalam kehidupannya sehari-hari lazim disebut ibu-bapak”.
Berdasarkan pernyataan di atas ini mengandung arti bahwa orang
tua sangat bertanggung jawab terhadap keluarganya. Orang tua setelah
melahirkan anak ke dunia ini juga telah mengasuh dan membimbing
anaknya dengan cara memberikan contoh yang baik dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Orang tua bisa menjadi suri teladan yang baik,
karena anak selalu menjadikan tingkah laku orang tuanya sebagai
patokan dasar dalam bertindak. Orang tualah menjadi pendidik pertama
dan utama bagi siswa dalam mengarungi kehidupan dan jalan menuju
lingkungan sosial yang lebih luas.
commit to user
Berdasarkan pengertian di atas yang di maksud dengan orang tua
adalah pendidik yang kodrati bahwa orang tua telah dikaruniai seorang
anak maka secara otomatis orang tua berkewajiban mendidik
putra-putrinya agar berkembang menjadi yang dewasa. Sebagai ayah atau ibu
mereka bertanggung jawab atas semua kehidupan baik pendidikan yang
pertama diterima oleh anak adalah dari orang tua, karena orang tua
berperan sebagai pembentuk kepribadian kehidupan rohani si individu,
dan sebagai penyebab untuk bisa berkenalan dengan alam luar.
Soedomo Hadi (2005:22) ” Orang tua ( ayah dan ibu), menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Orang tua sebagai pendidik adalah kodrati. Dengan kesadaran yang mendalam disertai rasa cinta kasih, orang tua mengasuh dan mendidik anaknya dengan penuh tanggung jawab. Orang tua sering disebut sebagai pendidik kodrat atau pendidik asli, dan berperan dalam lingkungan pendidikan in-formal atau keluarga.”
Berdasarkan pengertian orang tua di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa orang tua adalah orang yang melahirkan dan bertanggung jawab
atas berlangsungnya kehidupan keluarga, yaitu yang bisa disebut bapak
dan ibu. Orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan dan
berlangsungnya kehidupan anak-anaknya. Dalam keluarga terjadi
pendidikan yang pertama oleh siswa, sehingga orang tua berperan
sebagai pembentuk kepribadian kehidupan rohani, dan sebagai penyebab
untuk bisa mengenal lingkungannya.
c) Pengertian Bimbingan Orang Tua
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan seseorang yang
diberikan oleh seseorang yang diberikan oleh seseorang yang
mempunyai kemampuan untuk membimbing, bantuan itu diberikan
suapaya mampu mengenal dirinya sendiri dan keluarganya. Pemberian