• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hutang Dan Saham Preferen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hutang Dan Saham Preferen"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

HUTANG DAN SAHAM PREFEREN HUTANG DAN SAHAM PREFEREN

Surat berharga dengan laba tetap dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu jangka Surat berharga dengan laba tetap dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu jangka panjang dan jangka pendek, dengan jaminan dan tanpa jaminan, yang dapat panjang dan jangka pendek, dengan jaminan dan tanpa jaminan, yang dapat diperjualbelikan dan yang tidak dapat diperjualbelikan, berpartisipasi dan tidak diperjualbelikan dan yang tidak dapat diperjualbelikan, berpartisipasi dan tidak berpartisipasi, senior dan junior, dan lain sebagainya.

berpartisipasi, senior dan junior, dan lain sebagainya. A.

A. InsInstrumtrumen-en-insinstrumtrumen pemen pembiaybiayaan huaan hutang jatang jangkngka panjaa panjang,ng, 1.

1. ObObliligagasi si (b(bonond)d)

Surat promes jangka panjang yang simpel. Surat promes jangka panjang yang simpel. 2.

2. HipHipototek ek (m(mortortagagageage))

Pinjaman jangka panjang dengan jaminan harta tak bergerak. Pinjaman jangka panjang dengan jaminan harta tak bergerak. 3.

3. DebeDebentunture (re (obliobligasi gasi tanptanpa jama jaminaninan))

Obligasi jangka panjang yang tidak dijamin dengan harga tak bergerak Obligasi jangka panjang yang tidak dijamin dengan harga tak bergerak tertentu.

tertentu. 4.

4. IInnddenentuturere

Hubungan jangka panjang antara kreditor dan debitor dari sebuah promes Hubungan jangka panjang antara kreditor dan debitor dari sebuah promes  jangka

 jangka panjang panjang ditetapkan ditetapkan dalam dalam suatu suatu dokumendokumen.. 5.

5. WaWali (li (trtrusustetee)e)

untuk memperlancar komunikasi antara pihak emiten dan para pemegang untuk memperlancar komunikasi antara pihak emiten dan para pemegang obligasi yang kadang-kadang bisa berjumlah ribuan orang, diciptakan obligasi yang kadang-kadang bisa berjumlah ribuan orang, diciptakan struktur perwalian (trusteeship) untuk mewakili kepentingan para struktur perwalian (trusteeship) untuk mewakili kepentingan para pemegang obligasi.

pemegang obligasi. 6.

6. PersPersyarayaratan tan opsopsi tarii tarik (cak (call proll provisivision)on)

Perusahaan emiten diberikan hak ntuk menebus kembali obligasinya. Perusahaan emiten diberikan hak ntuk menebus kembali obligasinya. Persyaratan ini secara umum menetapkan bahwa perusahaan harus Persyaratan ini secara umum menetapkan bahwa perusahaan harus membayar jumlah tebusan di atas nilai nominal obligasi, jumlah lebih ini membayar jumlah tebusan di atas nilai nominal obligasi, jumlah lebih ini didefinisikan sebagai premi opsi tarik (call premium).

didefinisikan sebagai premi opsi tarik (call premium). 7.

7. Dana Dana cadangacadangan n pelunaspelunasan an hutang hutang (sinking (sinking fund)fund)

Fasilitas yang secara berkala ditujukan untuk menebus obligasi perusahaan. Fasilitas yang secara berkala ditujukan untuk menebus obligasi perusahaan. 8.

8. HutHutang ang berdberdana ana (fu(funded nded debtdebt))

Hutang berdana tidak lain hanyalah isitilah bidang keuangan, yang artinya Hutang berdana tidak lain hanyalah isitilah bidang keuangan, yang artinya hutang jangka panjang.

hutang jangka panjang.

B.

B. ObliObligasgasi di dengengan an jamijaminan nan (sec(secured ured bonbonds)ds) 1.

(2)

Hipotik senior memiliki klaim yang didahulukan atas aktiva dan laba

perusahaan. Misalnya hipotik senior dari perusahaan kereta api, kalimnya atas tanah dan aktiva perusahaan kereta api menduduki urutan pertama. 2. Hak untuk mengemisikan surat berharga tambahan

Obligasi hipotik dapat diklasifikasikan dalam kaitannya dengan hak untuk menerbitkan obligasi tambahan, yang dijamin dengan aktiva perusahaan yang sama. Yaitu hipotik tertutup, terbuka, dan terbuka yang terbatas. 3. Lingkup hak-gadai (scope of the lien)

Hak gadai ditetapkan terhadap aktiva perusahaan tertentu. Untuk hak gaddai khusus, jaminan hipotik pertama dan hipotik kedua merupakan aktiva perusahaan yang ditentukan secara khusus pula. Sebaliknya, jenis hipotik lain, yaitu hipotik umum (blanket mortagage) dijamin oleh seluruh aktiva tak bergerak yang dimiliki oleh perusahaan.

C. Obligasi tanpa jaminan (unsecured bonds) 1. Debenture

Debenture merupakan salah satu bentuk utama hutang tanpa jaminan, dimana tidak ada hak gadai yang diikatkan ke aktiva tertentu perusahan emiten obligasi. Penggunaan debenture tergantung pada jenis dari

perusahaan yang ada dan kekuatan kredit perusahaan secara umum. Sebuah perusahaan yang memiliki posisi kredit sangat kuat mempunyai kemampuan untuk menerbitkan debenture. Sebaliknya jika posisi kreditnya sangat lemah, sehingga tak ada aktiva yang tersisa untuk ditanggungkan, perusahaan tidak mempunyai pilihan lainnya selain debenture, semua aktivanya telah dibebani.

2. Debenture yang disubordinasi (subordinated debentures)

Hutang bersubordinasi memiliki klaim yang prioritasnya nomor dua setelah hutang bukan subordinasi manakala perusahaan itu dilikuidasi. Debentrure dapat disubordinasi di bawah wesel bayar biasanyapinjaman bank atau dibawah hutang lainnya.

3. Obligasi pendapatan (income bonds)

Diterbitkan pada saat suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan dari sejarah perkembangannya, tidak mungkin mampu memenuhi biaya tetap diwaktu akan datang, secara lebih umum, obligasi pendapatan

(3)

ini merupakan alat hutang yang memberi kelonggaran pada saat laba perusahaan tidak cukup untuk membayar hutangnya.

4. FRN (floating rate notes-suku bungan mengambang)

FRN adalah suatu alat yang dikembangkan untuk mengurangi risiko suku bunga yang tinggi tetapi mudah berubah. Suku bunga FRN ini akan

bervariasi di atas suku bunga jangka panjang atau jangka pendek yang ditetapka departemen keuangan AS. Suku bunga FRN biasanya tetap atau dijamin melebihi jumlah minimum yang ditetapkan untuk pertama kalinya, dan kemudian disediakan cara berkala dengan perkembangan tingkat bungan dari departemen keuangan AS.

D. Nilai obligasi dan fluktuasinya

Bahwa kepekaan harga obligasi terhadap suku bunga bukan tergantung pada periode jatuh temponya saja, tetapi juga pada pola yang pasti dari arus kas yang dijanjikan kepada para investor.

1. Tenggang waktu (duration)

Secara formal adalah sebagai persentase perubahan dari harga sebuah obligasi dalam kaitannya dengan persentase perubahan dari suku bunga,  jadi tenggang waktu dapat dikatakan sebagai ukuran elastisitas harga.

Dimana, = ukuran tenggang waktu untuk obligasi ke-i B = nilai sekarang dari obligasi

= tingkat hasil pengembalian pasar dari obligasi dengan risiko yang sama.

Implikasi tentang waktu bagi para manajer keuangan adalah, mereka perlu memperhatikan tidak hanya saat jatuh tempo obligasi tetapi juga pola arus kas obligasi agar diperoleh penilaian yang akurat dari kepekaan terhadap fluktuasi suku bunga.

E. Biaya hutang jangka panjang

Dalam menghitung nilai obligasi, tarif diskonto yang kita gunakan adalah tingkat hasil pengembalian atas obligasi, yang bagi penerbit obligasi merupakan biaya hutang jangka panjang.

(4)

F. Karakteristik hutang jangka panjang

1. Dalam segi risiko, hutang dipandang lebih menguntungkan dibangding saham biasa atau saham preferen karena hutang memberi prioritas dalam hal laba dan juga dalam hal likuidasi. Hutang juga memiliki masa jatuh tempo yang pasti dan dilindungi oleh akat (covenants) dari indenture. 2. Dalam segi laba, para pemegang obligasi memiliki hasil pengembalian

tetap, kecuali dalam kasus obligasi pendapatan (income bonds) atau surat hutang dengan suku bunga mengambang. Pembayaran bungan tidak

tergantung pada tingkat laba perusahaan atau suku bunga pasar yang sedang berlaku.

3. Dalam segi kendali, pemegang obligasi biasanya tidak memiliki hak suara. G. Keputusan dalam penggunaan hutang jangka panjang

Pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut keputusan tentang penggunaan hutang modal sebagai berikut.

1. Berapa rasio optimal dari total hutang terhadap total aktiva?

2. Berapa bauran terbaik antara hutang jangka pendek dengan hutang jangka panjang?

3. Apakah suku bunga harus tetap atau bervariasi? 4. Apakah hutang harus diberi jaminan atau tidak?

Keempat pertanyaan tersebut tidak mudah untuk dijawab. Suatu perusahaan harus mempunyai struktur modal optimal, atau mungkin jajaran modal yang optimal, dan biaya rata-rata modalnya akan lebih tinggi seandainya

perusahaan tidak menggunakan hutangnya secara optimal.

 Jika suatu perusahaan sedang mempertimbangkan penggalian modal eksternal yang baru dan harus memilih antara hutang atau saham, berarti perusahaan tersebut sedang mengkaji rasio hutangnya dalam kaitan dengan rasio hutang optimal.

Secara umum, kebijakan yang biasa berlaku adalah menggunakan terus hutang jangka pendek. Aktiva seperti ini merupakan strategi dengan risiko rendah karena baik laba operasi maupun suku bunga pasar cenderung naik  jika keadaan perekonomian membaik dan turun jika terjadi resesi. Sebagai

alternatif, penggunaan hutang jangka panjang dan berbungan tetap akan lebih agresif karena laba akan lebih tinggi dalam perekonomian yang baik dan

menurun tajam dalam perekonomian resesi.

Pemilihan antara hutang dengan suku bunga tetap versus gutang dengan suku bunga bervariasi akan mempunyai efek yang sama seperti pemilihan antara

(5)

hutang jangka panjang versus hutang jangka pendek. Hutang dengan suku bunga bervariasi lebih merupakan alat yang konservatif sepanjang suku bunganya berkorelasi positif dengan kondisi-kondisi pasar secara umum. Jika sampai mengalami korelasi negatif antara suku bunga dan laba perusahaan, hutang dengan suku bunga bervariasi akan menjadi strategi hutang yang lebih berisiko.

Pemilihan antara hutang dengan jaminan versus hutang tanpa jaminan biasanya tergantung pada jenis aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Jika aktiva dapat dilikuidasi mendekati nilai pasarnya atau perusahaan tidak terlalu merugi, sebaiknya perusahaan memakai bentuk hutang dengan

 jaminan. Tetapi jika aktiva hanya dinilai tidak melebihi nilai residunya, maka hutang tetap dalam bentuk hutang tanpa jaminan.

H. Hakikat saham preferen

Saham preferen memiliki klaim dan hak di atas hak dan klaim saham biasa, tetapi di bawah obligasi. Keistimewaan saham ini terletak dalam klaim atas laba perusahaan, klaim atas aktiva juka perusahaan mengalami likuidasi, atau posisi yang lebih istimewa dalam hal laba dan aktiva perusahaan. Arus

deviden dari saham preferen.

I. Persyaratan utama emisi saham preferen 1. Prioritas terhadap aktiva dan laba

Saham preferen, biasanya memiliki prioritas yang berkaitan denganlaba dan aktiva perusahaan. Pertama bahwa tanpa persetujuan pemegang saham preferen tidak boleh diterbitkan surat-surat berharga yang

mempunyai hak kalim yang lebih besar atau sama. Yang kedua adalah

adanya laba yang ditahan. Perusahaan harus memiliki jumlah minimum laba ditahan sebelum dividen saham biasa boleh dibagikan.

2. Nilai nominal

Saham preferen biasanya memiliki nilai nominal yang secara kualitas mempunyai arti tersendiri, pertama, nilai nominal itu merupakan jumlah uang yang akan diterima pemegang saham preferen jika perusahaan

mengalami likuidasi. Kedua, dividen saham preferen seringkali dinyatakan dalam suatu persentase dari nilai nominal.

(6)

Dividen kumulatif artinya bahwa seluruh dividen saham preferen yang

belum terlunasi harus diselesaikan sebelum perusahaan membayar dividen saham biasa. Seandanya saham preferen tidak memiliki fasilitas kumulatif, dividen sahamnya mungkin saja tidak dibayarkan selama beberapa tahun. 4. Masalah pertukaran

Sekitar 40 persen dari jumlah keseluruhan saham prefern yang diemisikan selama beberapa tahun terakhir dapat ditukar menjadi saham biasa.

5. Beberapa ketentuan yang kurang umum. a. Hak suara.

b. Berpartisipasi

c. Dana cadangan perlunasan hutang d. Jatuh tempo

e. Fasilitas opsi tarik

f. Tingkat dividen yang luwes 6. Evaluasi saham preferen

Keunggulan saham preferen bagi investor.

a. Saham preferen memberikan hasil yang relatif stabil.

b. Dalam kasus likuidasi, pemegang saham preferen lebih diprioritaskan dibanding pemegang saham biasa.

c. Banyak perusahaan lebih senang menginvestasikan uang ke dalam

saham preferen, karena 85 persen dividen yang dihasilkan tidak terkena pajak.

Kelemahannya.

a. Meskipun para pemegang saham preferen kurang terpengaruh oleh risiko kepemilikan perusahaan.

b. Fluktuasi harga saham preferen lebih besar dibanding harga obligasi. c. Para pemegeang saham preferen tidak mempunyai hak paksa atas

dividen.

d. Jumlah akumulatif dividen yang tertunggak, yang diselesaikan dengan pembayaran kas tidak sebanding dengan jumlah yang terhutang.

7. Pengambilan keputusan untuk penggunaan saham preferen

Sebagai surat berharga campuran, saham preferen ini berada dalam posisi yang menguntungkan antara posisi saham biasa dengan posisi hutang.

Saham preferen dapat memberikan suatu kompromi yang baik. Penggunaan saham ini akan sangat menguntungkan jika perusahaan telah memiliki rasio hutang yang cukup tinggi dinilai dari standar rasio industri yang maksimal.

(7)

Saham preferen juga dapat merupakan bentuk pembiayaan yang

disengangi walaupun pembiayaan melalui jenis hutang ternyata penuh risiko.

8. Alasan adanya berbagai jenis surat berharga

Karena investor yang beragam minat serta kepentingannya akan

mempunyai preferensi yang berbeda pula, dan surat berharga perusahaan dapat memasuki pasar secara luas. Jika dikelola dengan baik, emisi surat berharga yang beranekaragam itu akan memperkecil biaya keseluruhan modal di bawah biaya modal seharusnya yang diperlukan seandainya

perusahaan hanya mengemisikan satu jenis surat hutang dan saham biasa saja.

9. Penarikan kembali hutang atau saham preferen

Hampir seluruh emisi obligasi publik dan emisi saham preferen memiliki fasilitas opsi tarik sehingga, jika diperlukan dapat dilakukan “pakasaan” untuk menarik kembali surat berharga mereka dengan premi opsi tarik. Namun ada dua masalah tambahan yang esensial. Pertama, kita harus mempertimbangkan fakta bahwa penarikan kembali hutang akan sedikit mengubah struktur modal perusahaan karena nilai pasar dari emisi hutang baru melebihi nilai pasar dari hutang yang ada. Masalah yang kedua yaitu hutang yang dapat ditarik sebaiknya tidak dijual dengan harga yang

melebihi harga opsi tarik ditambah premi yang kurang lebih sama dengan biaya penerbitan sewaktu memanfaatkan fasilitas opsi tarik.

(8)

Keputusan pendanaan kembali (refunding decisions)

1. Memilih tingkat diskonto untuk pendanaan kembali obligasi

Pendanaan kembali obligasi yang sering dilakukan pada saat terjadi fluktuasi dalam suku bunga, mungkin akan memberikan manfaat dalam arus kas bagi perusahaan di waktu yang akan datang, karena menurunnya bunga obligasi yang harus dibayar. Jadi, begitu kontrak antara penerbit obligasi dengan investor mengenai penjualan obligasi baru telah

ditandatangni , kita tahu secara pasti bahwa ada penghematan dalam pembayaran bunga.

NPV dari pendanaan kembali obligasi dapat dinyatakan,

Dimana,

 T= tarif pajak penghasilan badan usaha RC = biaya pendanaan kembali

= suku bunga dari obligasi lama

= suku bunga dari obligasi baru D = nilai pari hutang

n= sisa umur dari masa jatuh tempo dari obligasi lama

= hutang tambahan yang dibutuhkan untuk membayar biaya dari pendanaan kembali

2. Pendanaan kembali pada waktu suku bungan naik

Fluktuasi suku bunga yang terlalu besar akan membuka peluang untuk mengadakan pendaan kembali obligasi. Fluktuasi suku bunga dimana suku bunga dapat naik atau turun dipandang sebagai keadaan yang memberikan peluang untuk melakukan pendanaan kembali obligasi. Pada waktu suku

(9)

bunga rendah, kita berpeluang untuk menghemat bunga. Jika suku bunga naik, kita berpeluang membeli obligasi dengan diskonto.

Pengertian umum mengenai kriteria pendanaa kembali apabila suku bunga naik dapat diterangkan lebih jelas dengan menggunakan kerangka dasar yang dikembangkan oleh kalotay,

Simbol mempunyai arti yang sama dengan simbol dalam persamaan

sebelumnya, kecuali p dan M. p adalah harga dari obligasi dengan diskonto yang dinyatakan sebagai rasio desimal dari nilai parinya. M adalah jumlah tahun yang dapat dipakai sebagai dasar amortisasi dari keuntungan kena pajak.

Obligasi dan Valuasinya

Obligasi adalah kontrak jangka panjang dimana peminjam dana setuju untuk membayar bunga dan pokok pinjaman pada tanggal tertentu kepada pemegang obligasi tersebut.

 Jenis obligasi utama ada 4, obligasi pemerintah, obligasi perusahaan, obligasi pemerintah daerah, obligasi luar negeri.

1. Karakteristik utama obligasi

a. Nilai pari (nilai nominal dari suatu obligasi)

b. Tingkat bunga kupon. Ada pembayaran kupon (jumlah bunga yang ditentukan untuk dibayar setiap periodenya, umumnya setiap 6 bulan), dan tingkat bunga kupon (tingkat bunga tahunan yang dinyatakan dalam suatu obligasi), obligasi denga tingkat bunga mengambang (obligasi yang tingkat suku bunganya berfluktuasi sesuai dengan

(10)

dengan kupon nol (obligasi yang tidak membayarkan bunga tahunan tetapi dijual dengan diskon dibawah nilai pari, sehingga memberiikan kompensasi kepada para investornya dalam bentuk apresiasi modal, obligasi dengan diskon penerbitan awal (semua obligasi yang pada awalnya ditawarkan dengan harga dibawah nilai parinya).

c. Tanggal jatuh tempo (tanggal tertentu dimana nilai pari dari suatu obligasi harus dibayar kembali), waktu jatuh tempo awal (jumlah tahun hingga tanggal jatuh tempo sejak obligasi diterbitkan).

d. Provisi penebusan (provisi dalam kontrak obligasi yang memberi pihak penerbitnya hak untuk menebus obligasi dengan syarat-syarat tertentu sebelum tanggal jatuh tempo normal).

e. Dana pelunasan (provisi dalam sebuah kontrak obligasi yang

mengharuskan emiten setiap tahun membayar kembali sebagaian dari obligasi yang diterbitkan).

f. Fitur lain. Obligasi yang dapat dikonversi, waran, obligasi yang dapat dijual, obligasi pendapatan, obligasi indeks.

2. Valuasi Obligasi

Nilai dari setiap aktiva keuangan-saham, obligasi, sewa guna usaha, gedung, apartemen, mesin, hanyalah nilai sekarang dari arus kas yang diperkirakan akan dapat dihasilkan oleh aktiva tersebut.

Dimana, INT = jumlah bunga yang dibayarkan tiap tahunnya. N = jumlah tahun sebelum obligasi jatuh tempo.

Kd = tingkat suku bunga pasar obligasi, M = nilai pari

a. Perubahan nilai obligasi dari waktu ke waktu

Pada saat kupon obligasi diterbitkan, pada umumnya kupon tersebut akan ditentukan pada suatu tingkat yang akan menyebabkan harga pasar obligasi menjadi sama dengan parinya. Suatu obligasi yang baru saja diterbitkan dikenal dengan sebutan penerbitan baru. Setelah berada selama beberapa waktu di pasar , obligasi tersebut akan diklasifikasikan sebagai obligasi yang beredar, atau obligasi juga penerbitan lama.

Obligasi yang baru saja diterbitkan umunya dijual sangat mendekati nilai parinya. Kecuali untuk obligasi dengan tingkat bunga mengambang,

(11)

pembayan kupon berjalan secara konstan. Pemegang obligasi dapat mengalami kerugian modal atau menghasilkan modal, tergantung pada apakah tingkat suku bunga mengalami kenaikan atau penurunan setelah obligasi dibeli.

3. Imbal hasil obligasi

Imbal hasil obligasi akan bervariasi dari hari ke hari tergantung pada kondisi pasar saat ini. Menghitung imbal hasil tersebut dapat dengan 3 cara yang berbeda.

a. Imbal hasil saat jatuh tempo

 Tingkat pengembalian yang diperoleh dari suatu obligasi jika obligasi tersebut dimiliki hingga jatuh tempo.

b. Imbal hasil saat penebusan

 Tingkat pengembalian yang diperoleh dari suatu obligasi jika ditebus sebelum tanggal jatuh temponya

c. Imbal hasil saat ini

Pembayaran bunga tahunan suatu obligasi dibagi dengan harga obligasi saat ini.

4. Obligasi dengan kupon setengah tahunan

Meskipun beberapa obligasi membayarkan bungan secara tahunan, mayoritas sebenarnya membayarkan bungan secara setengah tahunan. Untuk mengevaluasi obligasi setengah tahunan, kita harus memodifikasi model valuasi menjadi sebagai berikut.

5. Menilai tingkat risiko suatu obligasi a. Risiko tingkat suku bunga

Risiko terjadinya penurunan harga suatu obligasi akibat adanya kenaikan tingkat suku bunga.

b. Risiko tingkat investasi kembali

Risiko bahwa adanya penurunan pada tingkat suku bunga akan

mengarah pada terjadinya penurunan pendapatan dari suatu portofolio obligasi.

(12)

c. Membandingkan risiko tingkat suku bunga dan risiko tingkat investasi kembali

Cakrawala investasi adalah jangka waktu yang direncanakan oleh investor untuk memiliki suatu investasi tertentu. Perubahan yang kecil sekalipun pada tingkat suku bunga dapat memberikan dampak yang besar pada harga-harga sekuritas jangka panjang. Konsekuensinya, investor dengan cakrawala investasi yang lebih singkat akan melihat obligasi jangka panjang sebagai investasi berisiko. Sebaliknya, obligasi  jangka pendek cenderung lebih berisiko daripada obligasi jangka

panjang untuk investor yang memiliki cakrawala investasi lebih lama.

6. Risiko gagal bayar

Suatu risiko penting lainnya yang dihubungkan dengan obligasi adalah risiko gagal bayar. Jika emiten mengalami gagal bayar, investor akan menerima jumlah yang lebih kecil daripada pengembalian obligasi yang sebelumnya dijanjikan. Oleh karena itu, investor perlu menilai risiko gagal bayar obligasi terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian.

a. Berbagai jenis obligasi perusahaan. 1. Obligasi hipotek

Obligasi yang dijamin oleh aktiva tetap. Obligasi hipotek pertama memiliki pritoritas yang lebih tinggi/senior daripada klaim obligasi hipotek kedua.

2. Obligasi tanpan jaminan subordinasi

Suatu obligasi yang memiliki klaim atas aktiva hanya setelah utang senior telah dibayar penuh ketika terjadi likuidasi. b. Peringkat obligasi

1. Obligasi layak investasi

Obligasi-obligasi yang berperingkat triple-B atau lebih tinggi. Kebanyakan bank dan investor institusional hanya diizinkan oleh hokum untuk memiliki obligasi layak investasi

2. Obligasi sampah

Obligasi risiko tinggi, imbal hasil tinggi. c. Criteria peringkat obligasi

Perusahaan dengan rasio utang yang lebih rendah, rasio arus kas bebas terhadap utang yang lebih tinggi, tingkat pengembalian dari

(13)

modal diinvestasikan yang lebih tinggi, rasio cakupan EBITDA yang lebih tinggi, dan rasio kelipatan pembayaran bunga (TIE) yang lebih tinggi umumnya akan memiliki peringkat obligasi yang juga lebih tinggi.

d. Pentingnya peringkat obligasi

Pertama karena peringkat obligasi adalah indicator dari risiko gagal bayarnya. Yang kedua, kebanyakan obligasi dibeli oleh investor institusional daripada individual, dan banyak institusi dibatasi hanya beriventasi pada sekuritas yang layak investasi.

e. Perubahan dalam peringkat

Perubahan dalam peringkat obligasi suatu perusahaan akan

mempengaruhi pada baik kemampunannya untuk meminjam modal  jangka panjang maupun biaya modal tersebut. Agen-agen

pemeringkat akan meninjau obligasi yang beredar secara berkala, dimana kadang-kadang agen tersebut meningkatkan atau

menurunkan peringkat suatu obligasi sebagai hasil dari perubahan kondisi yang dialami oleh emitennya.

f. Kepailitan dan reorganisasi

Ketika suatu bisnis menjadi bangkrut, maka artinya bisni itu tidak lagi memiliki cukup uang untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunga dan pokok pinjamannya. Harus diamblik keputusan mengenai apakah akan menutup perusahaan melalui likuidasi atau mengizinkannya melakukan reorganisasi sehingga dapat terus bertahan hidup. Kedua keputusan itu bergantung pada apakah nilai perusahaan setelah reorganisasi kemungkinan akan lebih besar dibandingkan dengan nilai dari berbagai aktiva perusahaan jika aktiva tersebut dijual secara per bagian. Dalam suatu reorganisasi, kreditor

perusahaan akan melakukan negoisasi dengan manajemen mengenai persyaratan-persyaratan dari potensi reorganisasi. Sedangkan

likuidasi terjadi jika perusahaan dipandang telah sulit untuk

diselamatkan. Jika perusahaan terlihat lebih berharga dalam keadaan mati daripada hidup. Apabila pengadilan kepailitan telah

memerintahkan dilakukannya likuidasi, maka semua aktiva

perusahaan akan dijual dank as yang diterima akan didistribusikan sebagaimana telah dinyatakan dalam bab 7 undang-undang

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel 12 diatas berdasarkan indikator butir-butir pertanyaan yang diajukan point pertama mengenai informasi yang digunakan untuk mencari alternatif sebesar 66,67%, kedua

program/kegiatan pada SKPK Pemerintah Kota Sabang mengalami hambatan, karena harus menunggu pengesahan APBK oleh DPRK, baik APBK murni maupun APBK perubahan.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat, rahmat dan talenta-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini

Hutama Karya adalah sebagai sampel dimana perusahaan konstruksi menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), namun berdasarkan PERMENAKER

Berdasarkan garis kontinum untuk Gambar 4, mengenai kualitas jasa/pelayanan dimensi Responsiveness, memperlihatkan bahwa total rata-rata skor kinerja sebesar 3,96

jenis font GeoSlab703 MdCn BT ukuran 44.665 pt maksud penggunaan jenis font ini agar mudah dibaca oleh konsumen baik dari jarak jauh maupun dekat pada saat

Sedangkan pada kelomok perlakuan, kelompok terapi dengan artemisinin menunjukkan kadar TNF-α yang tertinggi .Analisis statistik menggunakan uji Mann-Whitney

Dari percobaan yang dilakukan dengan faktor tahapan reaksi (ET, EET, ENT dan ETN), rasio metanol (15:1 dan 20:1) dan waktu esterifikasi (30 menit dan 60 menit) diperoleh biodiesel