Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 337
RESPON SISWA TERHADAP LKS BERBASIS
PREDICT
OBSERVE EXPLANATION
(POE) PADA SUBMATERI
KEANEKARAGAMAN HAYATI KELAS X
Rafikayuni1, Eka Aryati2, Reni Marlina31,2,3 Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari
Nawawi Pontianak 78124
1e-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap LKS berbasis POE pada submateri keanekaragaman hayati kelas X SMAN 9 Pontianak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan subjek penelitian siswa kelas X MIA 1 SMAN 9 Pontianak tahun ajaran 2016/2017 berjumlah 38 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket respon siswa yang terdiri atas pernyataan positif dan negatif dengan total 25 pernyataan. Hasil analisis angket respon siswa terhadap LKS berbasis POE, persentase total respon sebesar 88 % kategori respon siswa sangat positif. Respon siswa masing-masing dimensi yaitu dimensi kognitif sebesar 87% kategori respon siswa sangat positif, dimensi afektif sebesar 88% kategori respon siswa sangat positif, dan dimensi konatif sebesar 90% juga tergolong kategori respon siswa sangat positif. Kata Kunci: LKS, POE, respon siswa.
Abstract
This research aimed to know students respond about student worksheet base on POE of biodiversity sub-material of the tenth grade of senior high school 9 Pontianak. The method that was used in this research was descriptive with research subject student of tenth grade 1 of senior high school 9 Pontianak academic years of 2016/2017 with total 38 students. Techniques of data collection of this research was questionnaire of students respond consisted of possitive and negative statements amounted to 25 statements. According to the data of students respond analysis as the result about student worksheet base on POE, total persentage of respond 88% respon category very positive. Students respond each dimension that was cognitive dimension 87% respon category very positive, affective dimension 88% respon category very positive, and psychomotoric dimension 90% which was also respon category very positive.
Keywords: student worksheet, POE, students respond.
PENDAHULUAN
Belajar mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berinteraksi di dalamnya. Menurut (Riyana, 2009: 3), komponen-komponen dalam pembelajaran terdiri dari tujuan, materi/bahan ajar, metode dan media, siswa dan guru. Komponen-komponen pembelajaran tersebut harus mampu berinteraksi membentuk sistem yang saling berhubungan, sehingga mampu menciptakan proses pembelajaran yang
Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 338 berkualitas. Salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran tersebut adalah bahan ajar.
Bahan ajar terdiri atas beberapa bentuk yaitu bahan ajar cetak, audio, audio visual, dan interaktif. Salah satu bentuk bahan ajar cetak adalah Lembar Kerja Siswa (LKS), yaitu lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan siswa. Firdaus (Sugianto, 2013: 6) mendefinisikan LKS sebagai lembar kerja yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang mencerminkan keterampilan proses agar siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang perlu dikuasinya. Keterampilan yang dimaksudkan ialah mengamati, mengklasifikasi, berkomunikasi, memprediksi dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Sebagai pendidik profesional guru diharapkan dapat mengembangkan bahan ajar sendiri dalam proses pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik dan lingkungan sosial siswa. Sehingga hal tersebut mendasari dipilihnya pengembangan bahan ajar berupa LKS dalam penelitian ini. LKS dipilih sebagai bahan ajar yang dikembangkan karena LKS merupakan bahan ajar yang sebagian besar sering digunakan disekolah-sekolah pada umumnya.
Menurut Wisudawati (2015: 7-8) banyak sekali konsep-konsep dalam pembelajaran Biologi yang berasal dari kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pengalaman-pengalaman seperti ini, siswa dapat menciptakan atau mengkontruksi pengetahuan mereka sehingga disebut teori kontruktivisme. Perkembangan kurikulum di Indonesia pada tahun 2013 untuk pembelajaran Biologi mengarah pada konsep proses pembelajaran intergrative science. Konsep intergrative science berlandaskan teori konstruktivisme. Hal ini sejalan dengan pendapat Dinanti (2015: 3) model POE merupakan model pembelajaran yang dilandasi oleh teori konstruktivisme yang beranggapan bahwa melalui kegiatan prediksi, observasi, dan menerangkan sesuatu hasil pengamatan, maka struktur kognitif siswa akan terbentuk dengan baik. Sehingga model ini dipilih dalam penelitian ini.
Keberhasilan suatu pembelajaran dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti pembelajaran tersebut. Sementara, hasil belajar yang baik harus didukung oleh proses pembelajaran yang berkualitas. Untuk itulah penelitian ini
Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 339 untuk memfasilitasi hal tersebut untuk mengetahui respon siswa terhadap LKS berbasis POE pada submateri keanekaragaman hayati kelas X SMA Negeri 9 Pontianak.
Respon adalah rangsangan-rangsangan yang menyebabkan terjadinya perubahan sikap. Menurut Amir (2015: 16) respon terdiri atas 3 dimensi yaitu dimensi kognitif, afektif dan konatif. Respon kognitif adalah respon yang berhubungan atau persepsi mengenai objek sikap. Secara verbal, pemikiran seseorang dapat diidentifikasi dari ungkapan keyakinan (beliefs) atau sesuatu baik yang cenderung negatif maupun positif. Respon afektif adalah respon yang menunjukkan sikap seseorang dari evaluasi atau perasaan seseorang atas objek dari sikapnya. Respon konatif berhubungan dengan perilaku nyata yang meliputi tindakan atau perbuatan.
METODE
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antarfenomena yang diselidiki (Nazir, 2005: 63). Penelitian ini merupakan penelitian lajutan dari penelitian pengembangan LKS berbasis POE.
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X di SMA Negeri 9 Pontianak tahun ajaran 2016/2017 sebanyak satu kelas tahun ajaran 2016/2017 dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket respon siswa. Angket respon yang dibuat disusun menjadi 25 item pernyataan yang terdiri atas tiga dimensi yaitu dimensi kognitif, afektif dan konatif.
Angket respon ini menggunakan skala likert dengan empat skala penilaian yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju). Langkah-langkah pengolahan data angket respon siswa yaitu:menghitung frekuensi
Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 340 responden yang memilih SS, S, TS, dan STS pada tiap item pertanyaan positif dan item pertanyaan negatif, kemudian menghitung skor total tiap-tiap item dan menghitung persentase perolehan skor total per item dengan rumus:
P= ∑𝑋𝑖∑𝑋𝑥 100% Keterangan :
P : persentase perolehan skor
∑𝑋 : jumlah perolehan skor ( skor total) tiap item ∑𝑋𝑖 : jumlah skor ideal ( skor tertinggi)
85% ≤ RS : Sangat Positif Kriteria Respon 85% ≤ RS : Sangat Positif 70% ≤ RS < 85% : Positif 50% ≤ RS < 70% : Kurang Positif RS < 50% : Tidak Positif Keterangan :
RS = respon siswa terhadap kriteria tertentu (Yamasari, 2010:2).
Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 2 tahap yaitu: tahap persiapan dan tahap pelaksanaan penelitian. Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan antara lain: (1)Mempersiapakan perangkat pembelajaran berupa: silabus, RPP, dan LKS berbasis POE; (2) Menyiapkan lembar angket respon siswa.
Tahap kedua dalam penelitian ini dalah tahap pelaksanaan penelitian (Gambar 1). Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti di satu kelas X di SMA Negeri 9 Pontianak dalam 2 kali pertemuan yaitu 2 jam Pelajaran (2 x 45 menit). Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan antara lain: (1) Siswa bergabung sesuai kelompok masing-masing; (2) Guru mengecek alat dan bahan yang dibawa siswa; (3) Siswa mengerjakan LKS berbasis POE; (4) Siswa melakukan pengamatan objek dan gambar; (5) Setelah mengerjakan LKS berbasis POE pada submateri keanekaragaman hayati, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil; (6) Siswa diminta untuk mengisi angket respon terhadap LKS yang diberikan. Selanjutnya, angket tersebut di analisis oleh peneliti untuk mengetahui hasil respon siswa.
Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 341
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 1 Pelaksanaan Penelitian; (a) LKS Berbasis POE, (b) Siswa Melakukan Pengamatan dan Mengerjakan LKS, (c) Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi, (d) Siswa Mengisi Angket Respon.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan disajikan mengenai hasil penelitian dan analisis data LKS berbasis POE. Data yang dikumpulkan berupa Hasil rekapitulasi respon siswa disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Rekapitulasi Respon Siswa Terhadap LKS Berbasis POE Submateri Keanekaragaman Hayati
Dimensi Indikator Respon Siswa
% Skor (P) Kategori Skor
Kognitif
Kemudahan dalam memahami isi LKS 87 Sangat Positif
Kejelasan petunjuk belajar dan informasi di dalam LKS
85 Sangat Positif
Kesesuaian tampilan LKS 90 Sangat Positif
Rata-rata respon pada dimensi kognitif 87 Sangat Positif
Afektif
Motivasi 90 Sangat Positif
Kemenarikan Sangat Positif
Rasa ingin tahu Sangat Positif
Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 342 Konatif
Kecenderungan untuk melatih tahapan POE
Sangat Positif
Rata-rata respon pada dimensi konatif Sangat Positif
Rata-rata respon secara keseluruhan Sangat Positif
Berdasarkan Tabel 1, rata-rata total persentase respon siswa 88 % dengan kategori respon siswa sangat positif terhadap Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Predict Observe Explanation (POE) pada submateri kenekaragaman hayati dengan persentase masing-masing dimensi sebagai berikut: dimensi kognitif sebesar 87%, dimensi afektif sebesar 88%, dan dimensi konatif sebesar 90%.
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 1 -12 Mei 2017 pada kelas X MIA 1 SMAN 9 Pontianak. LKS Berbasis POE Submateri Keanekaragaman Hayati diujicobakan ke siswa untuk mengetahui respon siswa. Respon adalah rangsangan-rangsangan yang menyebabkan terjadinya perubahan sikap. Respon siswa yang dilihat dalam penelitian ini terdiri atas 3 dimensi yaitu dimensi kognitif, afektif dan konatif.
Respon kognitif yang dimaksud dalam LKS berbasis POE adalah respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila ada perubahan terhadap yang dipahami atau di persepsi oleh khalayak. Hal ini didukung oleh pendapat Amir, respon kognitif adalah respon yang berhubungan atau persepsi mengenai objek sikap. Secara verbal, pemikiran seseorang dapat diidentifikasi dari ungkapan keyakinan (beliefs) atau sesuatu baik yang cenderung negatif maupun positif (Amir, 2015:16). Rata-rata respon siswa pada dimensi kognitif sebesar 87% yang menunjukkan bahwa siswa memberikan respon sangat positif terhadap LKS berbasis POE yang dikembangkan.
Respon kognitif pada penelitian ini terdiri atas tiga indikator yaitu: Kemudahan dalam memahami isi LKS, kejelasan petunjuk belajar dan Informasi, dan Kesesuaian tampilan LKS. Hasil Analisis angket respon pada indikator kemudahan dalam memahami isi LKS diperoleh % skor total sebesar 87 % dengan kategori respon sangat positif.
Pemahaman isi terlihat ketika siswa telah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh respon yang sangat positif. Hal ini menunjukkan LKS berbasis POE mudah dipahami oleh siswa baik itu dari
Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 343 segi bahasa maupun konsep tentang keanekaragaman hayati. Materi LKS berbasis POE juga disusun secara berurutan sehingga siswa mudah untuk memahami isi LKS. Hal ini sejalan dengan pendapat Daryanto (2013:13-14), isi materi diorganisasikan dengan urutan dan susunan yang sistematis, sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran. Indikator kemudahan dalam memahami isi LKS juga didukung oleh komentar seorang siswa yang menyatakan, belajar dengan LKS berbasis POE sangat menyenangkan dan juga mudah dipahami.
Indikator respon kognitif kedua yaitu kejelasan petunjuk belajar dan informasi. Petunjuk belajar merupakan petunjuk atau pedoman yang perlu diketahui baik siswa maupun guru meliputi materi yang akan dibahas dalam proses pembelajaran (Dirman, 2014: 82). Hasil Analisis angket respon pada indikator kejelasan petunjuk belajar dan informasi diperoleh % skor total sebesar 85% dengan kategori respon sangat positif.
Hasil respon menunjukkan bahwa petunjuk belajar dalam LKS berbasis POE sudah baik, sehingga siswa mudah untuk memahami dan mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan petunjuk atau arahan didalam LKS berbasis POE pada submateri keanekaragaman hayati. Dengan adanya petunjuk belajar siswa tahu apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya LKS berbasis POE secara berurutan. Hal ini didukung oleh pendapat Sadjati (2016: 44), bahan ajar hendaknya disajikan secara sistematis, tidak meloncat-meloncat alias runut. Sehingga penyajian bahan ajar dapat memudahkan siswa dalam belajar dan menuntun siswa terbiasa untuk berpikir runut.
Indikator respon kognitif ketiga yaitu kesesuaian tampilan LKS. Hasil Analisis angket respon pada indikator kesesuaian tampilan LKS diperoleh % skor total sebesar 90% dengan kategori respon sangat positif. Hal ini menunjukkan bahwa tampilan LKS berbasis POE dari segi penggunaan gambar /foto, tampilan warna yang digunakan, penggunan jenis dan ukuran huruf serta spasi sudah sesuai sehingga siswa mudah memahami materi di dalam LKS berbasis POE. Tampilan LKS berbasis POE sudah menarik sehingga siswa tertarik untuk mengerjakan kegiatan di dalam LKS. Tampilan LKS juga menggunakan kualitas kertas yang baik
Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 344 dan berisi gambar sehingga dengan melihat tampilan dari LKS siswa tertarik untuk membaca isi dari LKS tersebut. Hal ini didukung oleh komentar seorang siswa yang menyatakan LKS berbasis POE terlihat lebih menarik karena berwarna dan dilengkapi dengan gambar sehingga tertarik untuk mempelajarinya.
Penggunaan ilustrasi dalam bahan ajar berfungsi untuk menjelaskan konsep sehingga lebih sederhana, jelas dan mudah dipahami (Sitepu, 2005: 123). Gambar hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah untuk dipahami siswa dan bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca sesuai dengan karakteristik umum siswa (Daryanto, 2013: 14).
Respon afektif berhubungan dengan emosi, sikap, dan menilai seseorang terhadap sesuatu. Hal ini didukung oleh pendapat Amir (2015: 17) respon afektif adalah respon yang menunjukkan sikap seseorang dari evaluasi atau perasaan seseorang atas objek dari sikapnya. Rata-rata respon siswa pada dimensi afektif sebesar 88% yang menunjukkan bahwa siswa memberikan respon sangat positif terhadap LKS berbasis POE yang dikembangkan. Respon afektif dalam penelitian ini terdiri atas tiga indikator yaitu: motivasi, kemenarikan, dan rasa ingin tahu.
Indikator respon afektif pertama yaitu motivasi. Hasil Analisis angket respon pada indikator motivasi diperoleh % skor total sebesar 90 % dengan kategori respon sangat positif. Motivasi sangat positif karena pada LKS berbasis POE dikemas dengan memberikan kata-kata motivasi sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar.
Hal ini didukung oleh pendapat Irham (2016: 62) ada 10 cara dalam meningkatkan motivasi siswa salah satunya yaitu memberikan siswa pengalaman dan cerita tentang kesuksesan dalam belajar, baik menggambarkan kerja keras, kedisiplinan , dan usaha untuk sukses dalam belajar. Sehingga dengan memberikan kata-kata motivasi dalam LKS diharapkan siswa dapat termotivasi untuk belajar. Hal ini diperkuat dengan komentar siswa yang menyatakan LKS berbasis POE dilengkapi gambar dan tulisan sehingga membuat semakin bersemangat untuk melakukan pengamatan dan mengolah data.
Respon sangat kuat juga dipengaruhi oleh adanya ilustrasi gambar atau foto sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar. Hal ini sependapat dengan Sitepu
Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 345 (2015: 150), lima peranan ilustrasi gambar dalam bahan ajar seperti foto atau gambar adalah menimbulkan minat dan motivasi belajar siswa.
Motivasi belajar yang tinggi tercermin dalam ketekunan yang tidak mudah patah semangat atau pantang menyerah sebelum mendapatkan apa yang diinginkan. Motivasi yang tinggi dapat mengarahkan dan menggiatkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar (Irham, 2016: 57). Hal ini terlihat pada pelaksanaan penelitian siswa sangat antusias dan bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran.
Hasil Analisis angket respon afektif pada indikator kemenarikan diperoleh skor total sebesar 88% dengan kategori respon sangat positif. Respon siswa terhadap kemenarikan sangat positif karena LKS berbasis POE dikemas dengan menarik sehingga tampialan LKS membuat siswa tertarik untuk membacanya. Hal ini didukung oleh pendapat Daryanto (2013:14), elemen-elemen yang menjadi tolak ukur daya tarik bahan ajar yaitu bagian sampul (cover) depan mengkombinasikan warna gambar , bentuk dan ukuran yang serasi. Bagian isi yang menempatkan rangsangan-rangsangan berupa gambar atau ilustrasi, percetakan huruf tebal, miring, garis bawah atau warna. Tugas dikemas sedemikian rupa sehingga menarik. Menurut Sitepu (2015: 22) ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan isi LKS salah satunya adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan kemampuan berbahasa siswa. Hal ini terlihat dari respon siswa yang sangat kuat sehingga siswa tertarik untuk membaca isi LKS berbasis POE. Hal ini sejalan dengan pendapat seorang siswa yang menyatakan, LKS berbasis POE sangat menarik untuk dipelajari, warna gambar dan bagian cover tersebut membuat menarik untuk dipelajari.
Hasil Analisis angket respon afektif pada indikator rasa ingin tahu diperoleh skor total sebesar 88% dengan kategori respon sangat positif. Hal ini menunjukkan LKS berbasis POE menambah rasa ingin tahu siswa untuk mempelajarinya. Hal ini sejalan dengan komentar seorang siswa menyatakan LKS berbasis POE membantu saya untuk menambah wawasan sehingga termotivasi untuk menyelidiki keanekaragaman hayati lebih lanjut lagi. Hal ini menunjukkan melaui rasa ingin tahu siswa dapat terdorong untuk mempelajari lebih lanjut tentang pengetahuan
Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 346 yang diperolehnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurfauziyah (2015: 238), pernyataan guru merupakan salah satu cara menumbuhkan rasa penasaran dan tantangan dalam diri siswa sehingga menimbulkan rasa ingin tahu siswa.
Respon konatif berhubungan dengan perilaku nyata yang meliputi tindakan atau perbuatan. Rata-rata respon siswa pada dimensi konatif sebesar 90% yang menunjukkan bahwa siswa memberikan respon sangat positif terhadap LKS berbasis POE yang dikembangkan. Adapun indikator dalam respon konatif dalam penelitian ini yaitu: Kecenderungan untuk Melatih Tahapan POE.
Kategori respon sangat positif, hal ini menunjukkan LKS berbasis POE menuntun siswa untuk melakukan kegiatan sesuai dengan tahapan yang ada dalam model POE. LKS berbasis POE melatih siswa untuk membuat prediksi, melakukan observasi dan memberikan penjelasan.
Siswa pertama diminta untuk melakukan prediksi awal berdasarkan pengamatan di dalam LKS berdasarkan pengetahuan awal yang mereka peroleh. Kemudian siswa melakukan observasi dan memberikan penjelasan antara hasil prediksi dan observasi apakah sudah sesuai atau tidak. Hal ini sejalan dengan pendapat siswa LKS berbasis POE submateri keanekaragaman hayati melatih untuk membuat prediksi, melakukan pengamatan ,mengolah data dan membuat kesimpulan.
Dengan pembelajaran menggunakan LKS berbasis POE melatih siswa untuk berdiskusi melalui pengamatan langsung sehingga kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan. Dengan adanya LKS berbasis POE juga dapat mengatasi kekurangan dalam penggunaan LKS. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurdin dan Andriantoni (2016: 117-118), salah satu cara mengatasi kekurangan dalam penggunaan LKS adalah menambah kegiatan-kegiatan yang menstimulus siswa untuk aktif baik bertanya kepada guru maupun menjawab pertanyaan guru. Sehingga kegiatan-kegiatan di dalam LKS POE dapat membantu siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
Hal ini didukung oleh Sitepu (2015: 33), proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 347 Kognitif, 87 Afektif, 88 Konatif, 90 85 86 87 88 89 90 91 % Res p o n Sis w a
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Siswa juga perlu dilatih untuk terampil dalam menuangkan pikiran/gagasan dan perasaan secara runtut dan logis melalui berbagai jenis bentuk tulisan.
Berdasarkan Gambar 2, rata-rata persentase respon siswa pada masing-masing dimensi secara berurutan sebagai berikut dimensi kognitif sebesar 87% dengan kategori respon sangat positif, dimensi afektif sebesar 88 % dengan kategori respon sangat positif dan dimensi konatif sebesar 90 % dengan kategori respon sangat positif.
Gambar 2 Rata-Rata Respon Siswa
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Predict Observe Explanation (POE) pada submateri keanekaragaman hayati Kelas X SMA memiliki total persentase respon sebesar 88% kategori respon siswa sangat positif terhadap LKS berbasis POE dengan respon siswa masing-masing dimensi secara berturut-turut yaitu dimensi kognitif sebesar 87%, dimensi afektif sebesar 88%, dan dimensi konatif sebesar 90%.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M.T. 2015. Merancang Kuesioner (Konsep dan Panduan untuk Penelitian Sikap, Kepribadian & Perilaku. Jakarta: Prenadamedia Group.
Daryanto. 2013. Menyusun Modul: Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam Mengajar. Yogyakarta: Gava Media.
Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 348 Dinanti, R., Yanthi, N., & Ineu, N. 2015. The Application Of POE (Prediction Observation
Explanation) To Increase The Students’ Understanding Of The Light Concept.
Journal Antologi UPI. 1(4): 3-10.
Gregory, R.J. 2013. Tes Psikologi Sejarah, Prinsip, dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga. Irham, M. 2016. Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses
Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor:Ghalia Indonesia.
Nurdin, S. & Adriantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Depok: Rajagrafindo Persada.
Nurfauziyah, S., Marjono, & Sugiharto, B. 2015 Penerapan Guided Inquiry untuk Meningkatkan Rasa Ingin Tahu Siswa pada Pembelajaran Biologi di Kelas XI IPA SMA AL Muayyad Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015.
Riyana, C. 2009. Komponen-Komponen Pembelajaran. Jakarta: Riyana Press. Sadjati, I.M. 2016. Hakikat Bahan Ajar. (Online). (respository.ut.ac.id/4157/I/
IDIK4009-MI.pdf/, diakses tanggal 9 Februari 2017).
Sitepu, B.P. 2005. Memilih Buku Pelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur. 4(4): 113-126.
Sitepu, B.P. 2015. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugianto. 2013. Pengembangan LKS Berbasis Keterampilan Proses Sains pada Tema Fotosintesis untuk Meningkatkan Kemampuan Kerja Ilmiah. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Wisudawati, A.W. 2015. Metode Pembelajaran IPA. Jakarta:Bumi Aksara.
Yamasari, Y. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT yang Berkualitas. Seminar Nasional Pascasarjana X ITS. Surabaya. (online).(http://salamsemangat.files.wordpress.com/2010/05/ pengembang-an-matematika-berbasis-tik.pdf/, diakses tanggal 5 juni 2017).