• Tidak ada hasil yang ditemukan

153119803-Formulir-Pengkajian-Resiko-Jatuh-Morse.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "153119803-Formulir-Pengkajian-Resiko-Jatuh-Morse.docx"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PROTOKOL PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEJADIAN JATUH PADA PASIEN

I .Definisi

Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seorang mengalami jatuh dengan atau tanpa disaksikan oleh orang lain, tak disengaja / tak direncanakan, dengan arah jatuh ke lantai, dengan atau tanpa mencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor fisiologis (pingsan) atau lingkungan (lantai yang licin).

II. Tujuan

Sebagai suatu proses untuk mencegah kejadian jatuh pada pasien, dengan cara: 1. Mengidentifikasi pasien yang memiliki risiko tinggi jatuh dengan menggunakan “Asesmen Risiko Jatuh”.

2. Melakukan asesmen ulang pada semua pasien (setiap hari)

3. Melakukan asesmen yang berkesinambungan terhadap pasien yang berisiko jatuh dengan menggunakan “Asesmen Risiko Jatuh Harian”

4. Menetapkan standar pencegahan dan penanganan risiko jatuh secara komprehensif

III. Prosedur

1. Perawat yang bertugas akan melakukan skrining risiko jatuh kepada setiap pasien dengan menggunakan “Asesmen Risiko Jatuh Harian”

2. Setiap pasien akan dilakukan asesmen ulang setiap harinya

3. Asesmen ulang juga dilakukan pada pasien yang mengalami perubahan kondisi fisik atau status mental

(2)

IV. Instruksi dalam Melengkapi Asesmen Risiko Jatuh Harian

1. Perawat yang bertugas akan mengevaluasi pasien dengan memberi skor pada setiap kriteria „risiko yang dimiliki pasien. Skor ini akan dipakai untuk menentukan kategori‟ risiko jatuh pada pasien.

2. Pasien akan dikategorikan ke dalam salah satu dari tiga kategori berikut. (lihat Asesmen Risiko Jatuh Harian)

Skor Total Asesmen Risiko Jatuh Risiko Jatuh

0 – 4 Rendah (R)

5 – 8 Sedang (S)

≥ 9 Tinggi (T)

3. Perawat yang bertugas akan mengidentifikasi dan menerapkan “Prosedur Pencegahan Jatuh”, berdasarkan pada:

i. Kategori risiko jatuh

ii. Kebutuhan dan keterbatasan per-pasien

iii. Riwayat jatuh sebelumnya dan penggunaan alat pengaman (safety devices) iv. Asesmen Klinis Harian

4. “Prosedur Pencegahan Jatuh” pada pasien yang berisiko rendah, sedang, atau tinggi harus diimplementasikan dan penggunaan peralatan yang sesuai harus optimal.

5. Dokumentasi / pencatatan

i. Pencatatan dilakukan pada setiap pasien dengan menggunakan Asesmen Risiko Jatuh Harian

ii. Semua pasien dengan kategori risiko sedang dan tinggi akan dilakukan pencatatan status jatuh pada bagian “Rencana Perawatan Interdisiplin” di sub-bagian ”Proteksi”.

6. Komunikasi

i. Saat pergantian jam kerja, setiap perawat yang bertugas akan melaporkan pasien-pasien yang telah menjalani asesmen risiko jatuh kepada perawat jaga berikutnya.

(3)

7. Asesmen ulang

i. Semua pasien akan dilakukan asesmen ulang oleh perawat yang bertugas setiap harinya

V. Prosedur Pencegahan Jatuh untuk Semua Pasien 1. Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien

2. Jalur untuk pasien berjalan harus bebas obstruksi dan tidak licin

3. Posisikan tempat tidur rendah (tinggi tempat tidur sebaiknya ≤ 63,5 cm), dan pastikan roda terkunci

4. Tentukan penggunaan paling aman untuk pegangan di sisi tempat tidur. Ingat bahwa menggunakan 4 sisi pegangan tempat tidur dianggap membatasi gerak (mechanical restraint)

5. Pastikan pencahayaan adekuat

6. Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan 7. Bantu pasien ke kamar mandi, jika diperlukan

8. Berikan edukasi mengenai teknik pencegahan jatuh kepada pasien dan keluarganya

VI. Prosedur Pencegahan Jatuh pada Pasien Risiko Sedang dan Tinggi 1. Langsung diterapkan pada saat pasien memasuki ruang perawatan.

i. Berikan tanda di depan kamar pasien untuk identifikasi pasien risiko jatuh

ii. Lokasi kamar tidur berdekatan dengan pos perawat (nurse station) iii. Pastikan sepanjang waktu bahwa posisi tempat tidur rendah dan kedua sisi pegangan tempat tidur terpasang dengan baik

iv. Batasi aktivitas pasien dan berikan tindakan pencegahan pada pasien dan keluarga

v. Perawat mengingatkan keluarga untuk membawa alas kaki dan alat bantu dari rumah (seperti tongkat, alat penopang)

(4)

vii. Pastikan perangkat keselamatan pasien digunakan dan berfungsi dengan baik

VII. Pada Kasus Pasien Jatuh, dengan atau Tanpa Cedera

1. Pada pasien yang mengalami kejadian jatuh, prosedur berikut akan segera dilakukan:

i. Perawat segera memeriksa pasien

ii. Dokter yang bertugas akan segera diberitahua untuk menentukan evaluasi lebih lanjut

iii. Perawat akan mengikuti tatalaksana yang diberikan oleh dokter iv. Pindahkan kamar pasien lebih dekat dengan pos perawat (nurse station)

v. Pemeriksaan neurologi dan tanda vital

vii. Pasien yang diperbolehkan untuk turun dari tempat tidur harus ditemani oleh petugas dalam 24 jam pertama, lalu dilakukan asesmen ulang

viii. Dengan izin dari pasien, keluarga akan diberitahukan jika pasien mengalami kejadian jatuh, termasuk cedera yang ditimbulkan

ix. Kejadian jatuh akan dicatat dalam bagian “Penanganan Keperawatan” di subbagian “Masalah”

x. Pengasuh yang menyaksikan kejadian jatuh atau menemukan pasien jatuh akan mengisi laporan kejadian/insidens dan memberikannya ke perawat yang bertugas

xi. Perawat yang bertugas akan melengkapi “formulir jatuh” dan menyertakannya ke laporan insidens.

xii. Berikan edukasi mengenai risiko jatuh dan upaya pencegahannya kepada pasien dan keluarga

xiii. Risiko jatuh pasien akan dinilai ulang menggunakan “Asesmen Risiko Jatuh Harian”, lalu akan ditentukan intervensi dan pemilihan alat pengaman yang sesuai.

(5)

VIII. Kriteria Penggunaan Tempat Tidur Rendah (Khusus)

1. Pada asesmen awal dengan “Asesmen Risiko Jatuh Harian”, pasien tergolong kategori risiko tinggi

2. Pada asesmen ulang harian, pasien masih berada di kategori risiko tinggi 3. Pasien „jatuh dalam situasi berikut ini:‟

i. Pasien mengalami delirium / disorientasi

ii. Pasien jatuh saat berusaha turun atau naik tempat tidur

IX. Prosedur Menggunakan Tempat Tidur Rendah (Khusus)

1. Pada pasien dengan risiko tinggi, tempat tidur harus berada pada posisi serendah mungkin. Tempat tidur hanya boleh ditinggikan saat pemeriksaan medis, penanganan keperawatan, dan atau saat transfer

2. Bantalan diletakkan di sisi tempat tidur yang sering digunakan pasien untuk turun dari tempat tidur. Pegangan di sisi tempat tidur harus terpasang dengan baik. Catatan: panjang pegangan di sisi tempat tidur < ½ panjang tempat tidur sehingga tidak dianggap sebagai pembatas gerak (mechanical restraint).

3. Pada pasien bukan risiko tinggi, pengaturan tinggi tempat tidur tidak boleh melebihi 63,5 cm.

(6)
(7)

FAKTOR RISIKO

Faktor risiko jatuh dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori:

1. Intrinsik: berhubungan dengan kondisi pasien, termasuk kondisi psikologis 2. Ekstrinsik: berhubungan dengan lingkungan

Selain itu, faktor risiko juga dapat dikelompokkan menjadi kategori dapat diperkirakan (anticipated) dan tidak dapat diperkirakan (unanticipated). Faktor risiko yang dapat diperkirakan merupakan hal-hal yang diperkirakan dapat terjadi sebelum pasien jatuh.

(8)

PENCEGAHAN DAN MANAJEMEN JATUH

1. Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien 2. Sediakan pencahayaan yang adekuat

3. Alas kaki anti-licin

4. Berikan instruksi kepada pasien untuk memanggil petugas jika ingin turun dari tempat tidur

5. Beri penjelasan mengenai sistem pemanggilan perawat ke ruangan

6. Sediakan lingkungan yang aman (rapi, tidak licin, kabel-kabel terikat dengan rapi, jalur berjalan bersih dari benda-benda yang tidak perlu)

7. Barang-barang pribadi berada dalam jangkauan

8. Posisikan tempat tidur serendah mungkin dengan roda terkunci

9. Mulai mobilisasi secepat dan sesering yang masih diperbolehkan untuk kondisi pasien

(9)

10. Edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan jatuh

11. Tanda pengenal kepada pasien (gelang berwarna kuning di pergelangan tangan, tulisan/tanda di depan kamar pasien)

12. Perawatan termasuk mobilisasi pasien, menawarkan minum, dan memastikan pasien hangat dan nyaman

TIM MANAJEMEN RISIKO JATUH YANG DISARANKAN

1. Pemimpin teknis

2. Rehabilitasi medik dan fisioterapi 3. Kegiatan sosial

4. Ahli gizi

5. Instalasi Gawat Darurat 6. Farmasi 7. Kepala Perawat PENCEGAHAN JATUH Lingkup  Rumah sakit Tujuan

 Membentuk kerangka konsep dalam menilai faktor risiko jatuh pada pasien, mengurangi risiko jatuh, dan mencegah terjadinya cedera jika pasien jatuh.

Prosedur

1. Asesmen awal / skrining

a. Perawat akan melakukan penilaian dengan Asesmen Risiko Jatuh Morse (lampiran A) dalam waktu 4 jam dari pasien masuk RS dan mencatat hasil asesmen ke dalam komputer

(10)

b. Rencana intervensi akan segera disusun, diimplementasikan, dan dicatat dalam Rencana Keperawatan Interdisiplin dalam waktu 6 jam setelah skrining.

2. Asesmen ulang

a. Setiap pasien akan dilakukan asesmen ulang risiko jatuh setiap: dua kali sehari, saat transfer ke unit lain, adanya perubahan kondisi pasien, adanya kejadian jatuh pada pasien.

b. Penilaian menggunakan Asesmen Risiko Jatuh Morse dan Rencana Keperawatan Interdisiplin akan diperbaharui/dimodifikasi sesuai dengan hasil asesmen

c. Untuk mengubah kategori dari risiko tinggi ke risiko rendah, diperlukan skor < 25 dalam 2 kali pemeriksaan berturut-turut.

Intervensi pencegahan jatuh

1. Tindakan pencegahan umum (untuk semua kategori): a. Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien

b. Posisikan tempat tidur serendah mungkin, roda terkunci, kedua sisi pegangan tempat tidur tepasang dengan baik

c. Ruangan rapi

d. Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan (telepon genggam, tombol panggilan, air minum, kacamata)

e. Pencahayaan yang adekuat (disesuaikan dengan kebutuhan pasien) f. Alat bantu berada dalam jangkauan (kursi roda)

2. Kategori risiko tinggi: lakukan tindakan pencegahan umum dan hal-hal berikut ini.

a. Beri penanda berupa gelang berwarna kuning yang dipakaikan di pergelangan tangan pasien

b. Kursi Roda

c. Tawarkan bantuan ke kamar mandi / penggunaan pispot (saat pasien bangun pagi), dan secara periodik (saat malam hari)

d. Kunjungi dan amati pasien setiap 6 jam oleh petugas medis e. Nilai kebutuhan akan:

(11)

i. Fisioterapi

ii. Tempat tidur rendah (khusus) Strategi Rencana Keperawatan

1. Strategi umum untuk pasien risiko jatuh, yaitu:

a. Tawarkan bantuan ke kamar mandi (saat pasien bangun pagi), dan secara periodik (saat malam hari)

b. Gunakan 2-3 sisi pegangan tempat tidur c. Jangan ragu untuk meminta bantuan

d. Barang-barang pribadi berada dalam jangkauan

2. Strategi untuk mengurangi / mengantisipasi kejadian jatuh fisiologis, yaitu: a. Berikan orientasi kamar tidur kepada pasien

b. Kurangi suara berisik c. Lakukan asesmen ulang

d. Sediakan dukungan emosional dan psikologis

3. Strategi pada faktor lingkungan untuk mengurangi risiko jatuh, yaitu: a. Kursi Roda berada dalam jangkauan

b. Posisi tempat tidur rendah

c. Lantai tidak silau/memantul dan tidak licin d. Pencahayaan yang adekuat

e. Ruangan rapi

f. Sarana toilet dekat dengan pasien 4. Manajemen Setelah Kejadian Jatuh

a. Nilai apakah terdapat cedera akibat jatuh (abrasi, kontusio, laserasi, fraktur, cedera kepala)

b. Nilai tanda vital

c. Nilai adanya keterbatasan gerak d. Pantau pasien dengan ketat

(12)

f. Laporkan kejadian jatuh kepada perawat yang bertugas dan lengkapi laporan insidens

5. Edukasi pasien/keluarga

a. Pasien dan keluarga harus diinformasikan mengenai faktor risiko jatuh dan setuju untuk mengikuti strategi pencegahan jatuh yang telah ditetapkan. Pasien dan keluarga harus diberikan edukasi mengenai faktor risiko jatuh di lingkungan rumah sakit dan melanjutkan keikutsertaannya sepanjang keperawatan pasien.

i. Informasikan pasien dan keluarga dalam semua aktivitas sebelum memulai penggunaan alat bantu (kursi roda)

ii. Ajari pasien untuk menggunakan pegangan dinding dan kursi roda

(13)

Formulir Pengkajian Resiko Jatuh Morse RSUD SUNGAI BAHAR

Tanggal masuk ruang rawat :... pukul :... Ruang Rawat :... PEMANTAUAN RESIKO JATUH PASIEN DEWASA

NO PENGKAJIAN SKALA Skoring 1 Skoring 2 Skoring

3

Saat Masuk Tgl Tgl

1. Riwayat jatuh: apakah pasien pernah jatuh

dalam 3 bulan terakhir?

Tidak 0

Ya 25

2. Diagnosa sekunder: apakah pasien memiliki

lebih dari satu penyakit?

Tidak 0

Ya 15

3. Alat Bantu jalan:

- Bed rest/ dibantu perawat 0

- Kruk/ tongkat/ walker 15

- Berpegangan pada benda-benda di sekitar

(kursi, lemari, meja)

30 4. Terapi Intravena: apakah saat ini

pasien

terpasang infus?

Tidak 0

Ya 20

5. Gaya berjalan/ cara berpindah: - Normal/ bed rest/ immobile (tidak dapat bergerak sendiri)

0

- Lemah (tidak bertenaga) 10

- Gangguan/ tidak normal (pincang/

diseret) 20

6. Status Mental

- Pasien menyadari kondisi dirinya 0 - Pasien mengalami keterbatasan daya

ingat 15

Total Nilai Paraf & Nama Petugas yang Menilai

BERDASARKAN PENILAIAN Skala Morse/ Morse Falls Scale (MFS) NRM :

Nama :

Jenis kelamin : Usia :

(14)

Keterangan:

Tingkatan Risiko Nilai MFS Tindakan

Tidak berisiko 0 - 24 Perawatan dasar

Risiko rendah 25 - 50 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar Risiko tinggi ≥ 51 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh risiko tinggi

Formulir Pengkajian Resiko Jatuh untuk Pediatri NRM :Nama :

Jenis kelamin : Usia :

(15)

RSUD SUNGAI BAHAR

Tanggal masuk ruang rawat :... pukul :... Ruang Rawat :... SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY UNTUK PEDIATRI

parameter kriteria nilai skor

Usia < 3 tahun 3 – 7 tahun 7 – 13 tahun ≥ 13 tahun 4 3 2 1 Jenis kelamin Laki-laki

Perempuan

2 1 Diagnosis Diagnosis neurologi

Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, dsb.) Gangguan perilaku / psikiatri Diagnosis lainnya 4 3 2 1 Gangguan

kognitif Tidak menyadari keterbatasandirinya Lupa akan adanya keterbatasan Orientasi baik terhadap diri sendiri

3 2 1

Faktor

lingkungan Riwayat jatuh / bayi diletakkan ditempat tidur dewasa Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempat tidur bayi / perabot rumah

Pasien diletakkan di tempat tidur Area di luar rumah sakit

4 3 2 1 Respons terhadap: 1. Pembedaha n/ sedasi / anestesi 2. Penggunaa n medikamen tosa Dalam 24 jam Dalam 48 jam

> 48 jam atau tidak menjalani pembedahan/sedasi/anestesi Penggunaan multipel: sedatif, obat hipnosis, barbiturat, fenotiazin, antidepresan, pencahar, diuretik, narkose

Penggunaan salah satu obat di atas

Penggunaan medikasi lainnya / tidak ada medikasi

3 2 1 3 2 1

(16)

Skor asesment risiko jatuh: (skor minimum 7, skor maksimum 23) • Skor 7-11: risiko rendah

• Skor ≥ 12: risiko tinggi

Formulir Pengkajian Resiko Jatuh Pada Lansia

ONTARIO MODIFIED STRATIFY - SYDNEY SCORING RSUD SUNGAI BAHAR

Tanggal masuk ruang rawat :... pukul :... Ruang Rawat :... ONTARIO MODIFIED STRATIFY - SYDNEY SCORING

Tanggal : Nama :

No.Rekam Medik :

Parameter Skrining Jawaba Keterangan Skor

NRM : Nama :

Jenis kelamin : Usia :

(17)

n Nilai Riwayat

jatuh

apakah pasien datang ke rumah sakit karena jatuh?

Ya /

tidak

Salah satu jawaban ya = 6 jika tidak, apakah pasien

mengalami jatuh dalam 2 bulan terakhir ini?

Ya/ tidak Status

mental apakah pasien delirium? (tidak dapat membuat keputusan, pola pikir tidak terorganisir, gangguan daya ingat)

Ya/

tidak Salah satu jawaban ya = 14

apakah pasien disorientasi? (salah menyebutkan waktu, tempat, atau orang)

Ya/ tidak apakah pasien mengalami

agitasi? (ketakutan, gelisah, dan cemas)

Ya/ tidak Penglihatan apakah pasien memakai

kacamata?

Ya/ tidak

Salah satu jawaban ya = 1 apakah pasien mengeluh

adanya penglihatan buram? Ya/tidak apakah pasien mempunyai

glaukoma, katarak, atau degenerasi makula?

Ya/ tidak Kebiasaan

berkemih apakah terdapat perubahan perilaku berkemih? (frekuensi, urgensi, inkontinensia, nokturia) Ya/ tidak ya = 2 Transfer (dari tempat tidur ke kursi dan kembali ke tempat tidur)

mandiri (boleh menggunakan

alat bantu jalan) 0 jumlahkan nilai transfer dan mobilitas. Jika nilai total 0-3, maka skor = 0. jika nilai total 4-6, maka skor = 7 memerlukan sedikit bantuan

(1 orang) / dalam pengawasan

1 memerlukan bantuan yang

nyata (2 orang) 2

tidak dapat duduk dengan seimbang, perlu bantuan total

3

Mobilitas mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan) 0 berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal / fisik) 1 menggunakan kursi roda 2

Imobilisasi 3

total skor

Keterangan skor: 0-5= risiko rendah 6-16 = risiko sedang

(18)

RSUD

Sungai Bahar

PROSEDUR

PENCEGAHAN RESIKO PASIEN JATUH

Nomer Dokumen

Revisi ke : 0 Halaman 1/2

(19)

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONAL

(S P O)

Tgl diterbitkan : Direktur RSUD Sungai Bahar (dr. Aang Hambali) NIP .198010042011011007 Pengertian Merupakan proses pencegahan pasien jatuh selama dalam masa

perawatan di rumah sakit.

Tujuan 1. Sebagai acuan dalam mengevaluasi resiko pasien jatuh

2. Mengambil tindakan untuk mengurangi resiko cidera bila sampai jatuh

3. Terpeliharanya mutu pelayanan 4. Menjaga keselamatan pasien .

Kebijakan 1. SK Direktur tentang Keselamatan pasien Rumah Sakit Umum Daerah Sungai Bahar

Prosedur A. Persiapan Alat

1. Status Rekam Medis Pasien

2. Tanda resiko pasien jatuh (gelang kuning )

3. Form pengkajian resiko jatuh (skala jatuh morse ) 4. Form pengkajian Humpty Dumpty untuk anak-anak

5. Form pengkajian resiko jatuh pada Lansia (Omtario Modified Stratify- Sydney Scoring)

6. Form dokumentasi informasi pasien jatuh B. Pelaksanaan Tindakan

I. Tindakan pencegahan umum (untuk semua pasien rawat inap ) 1. Ucapkan salam

2. Sebutkan nama dan peran anda

3. Informasikan pada pasien /keluarga pasien tentang kegiatan pengkajian resiko jatuh yang akan dilakukan beserta tujuannya.

4. Kaji tingkat resiko pasien jatuh sesuai format pengkajian resiko jatuh .

5. Tentukan tingkat resiko pasien jatuh ringan, sedang, tinggi 6. Informasikan pada pasien /keluarga pasien tentang tindakan

yang dilakukan untuk mencegah resiko jatuh sesuai format dokumentasi pemberian informasi resiko pasien jatuh

7. Orientasikan pasien dan keluarga terhadap lingkungan ruang perawatan dan petugas yang merawat.

8. Atur posisi tempat tidur senyaman mungkin

9. Pasang pengaman tempat tidur dikedua sisi terutama untuk pasien resiko sedang dan tinggi

10. Kunci roda tempat tidur (sesuaikan fasilitas tempat tidur ) 11. Dekatkan semua kebutuhan pasien (Kursi Roda, dan

barang-barang yang dibutuhkan oleh pasien )

12. Berikan pencahayaan yang kuat sesuai dengan kebutuhan pasien

13. Lakukan pemantauan terhadap obat-obat yang digunakan 14. Berikan edukasi pada pasien dan keluarga .

(20)

15. Ucapkan terimakasih setelah selesai melakukan kegiatan pencegahan dan sampaikan semoga lekas sembuh.

II. Untuk pasien yang beresiko jatuh (risiko sedang dan tinggi ) 1. Lakukan semua pencegahan umum

2. Pasang tanda risiko pasien jatuh (gelang kuning )

3. Libatkan pasien dan keluarga dalam pencegahan risiko jatuh 4. Berikan informasi risiko jatuh pada pasien dan keluarga 5. Dokumentasikan pemberian informasi pada formulir

dokumentasi informasi pasien jatuh.

6. Beritahu pasien untuk meminta bantuan saat ambulasi 7. Observasi secara teratur kenyamanan pasien

8. Kaji ulang risiko jatuh tiap shift

9. Komunikasikan risiko pasien jatuh saat timbang terima pasien antar shift

10. Dokumentasikan semua kegiatan pencegahan risiko jatuh pada catatan kegiatan.

III. Untuk pasien setelah kejadian jatuh 1. Perawat segera memeriksa pasien

2. Laporkan dokter jaga untuk menentukan evaluasi lebih lanjut 3. Perawat melaksanakan terapi dari dokter jaga

4. Dilakukan pemeriksaan neurologi dan tanda-tanda vital. 5. Pasien diperbolehkan turun dari tempat tidur dengan seijin

perawat dan didampingi oleh keluarga untuk 24 jam pertama kemudian dilakukan asessmen ulang.

6. Kunjungi dan amati pasien setiap 6 jam oleh petugas medis 7. Beritahu keluarga bahwa pasien telah mengalami kejadian

jatuh dan kemungkinan cedera yang mungkin timbul

8. Catat kejadian jatuh di Tim keselamatan Pasien Rumah Sakit 9. Keluarga atau orang yang mengetahui kejadian jatuh mengisi

laporan kejadian dan memberikan kepada perawat dan meneruskan ke Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

10. Perawat melengkapi formulir jatuh dan menyertakan ke laporan kejadian.

11. Berikan edukasi mengenai risiko jatuh dan pencegahan kepada pasien dan keluarga.

12. Resiko jatuh pasien akan dinilai ulang dengan menggunakan “ Assesmen Risiko Jatuh Harian “ kemudian ditentukan intervensi dan pemilihan alat pengaman yang sesuai.

Unit Terkait 1. UGD

2. Ruang Rawat Inap 3. Unit Care Intensive 4. Unit Rawat Jalan

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Adanya pemahaman terkait asesmen risiko jatuh tidak menjamin perawat untuk selalu patuh melaksanakan asesmen risiko jatuh pada pasien dikarenakan oleh adanya

Berdasarkan pernyataan dari hasil wawancara informan diatas hambatan dalam pelaksanaan pencegahan risiko pasien jatuh pelaksanaan asesmen risiko pasien jatuh di

$nformasikan kepada pasien dan keluarga pasien tentang kegiatan asesmen awal atau pengkajian awal risiko jatuh yang akan dilakukan beserta

PENGERTIAN Asesmen risiko jatuh pada dewasa adalah sebuah proses untuk menumukan adanya risiko terjadi kejadian jatuh pada pasien yang berumur diatas

5.Untuk asesmen ulang, pasien yang beresiko tinggi akan diskrining setiap 2 kali sehari, saat transfer ke unit lain, adanya perubahan kondisi fisik atau status mental pasien

Untuk asesmen ulang, pasien yang beresiko tinggi akan diskrining setiap 2 kali sehari, saat transfer ke unit lain, adanya perubahan kondisi fisik atau status mental

Setiap pasien yang yang sudah diidentifikasi dan dari hasil asesmennya dianggap berisiko di wajibkan untuk menggunakan gelang warna kuning (gelang pasien risiko

b Intervensi jatuh risiko tinggi : Edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan jatuh dan memasang gelang risiko jatuh pada tangan pasien c Petugas menjelaskan tujuan pemasangan